teori dorothy johnson

39
ANALISA DAN EVALUASI TEORI DOROTHY E. JOHNSON “BEHAVIORAL SYSTEM MODELTugas Kelompok Mata Ajar Sains Keperawatan Disusun Oleh Kelompok 2: AINIL YUSRA ANITA IRA AGUSTINA HENDRY KISWANTO JOSEP KRISTIAN LUBIS MAITA SARAH SHINTA DEWI ATSENO SYATRIA WATI WILDA FAUZIA 1

Upload: rahmat-ali-putra

Post on 19-Feb-2016

599 views

Category:

Documents


62 download

DESCRIPTION

nursing research

TRANSCRIPT

Page 1: teori Dorothy Johnson

ANALISA DAN EVALUASI

TEORI DOROTHY E. JOHNSON “BEHAVIORAL SYSTEM MODEL”

Tugas Kelompok Mata AjarSains Keperawatan

Disusun Oleh Kelompok 2:

AINIL YUSRAANITA IRA AGUSTINAHENDRY KISWANTO

JOSEP KRISTIAN LUBISMAITA SARAH

SHINTA DEWI ATSENOSYATRIA WATIWILDA FAUZIA

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARAMEDAN, 2014

1

Page 2: teori Dorothy Johnson

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang

dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep

keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau

model keperawatan. Teori ini sendiri merupakan sekelompok konsep yang

membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu

proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah

diobservasi, tetapi kurang absolut (kurang adanya bukti) secara langsung.

Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam

keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari

struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk

mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat di tempat mereka bekerja dalam batas

kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan

dalam menentukan model praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai

kondisi dan situasi tempat perawat tersebut bekerja. Mengingat dalam model

praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti; adanya keyakinan dan

nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai

dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan

semua pasien. Oleh karena itu suatu teori perlu di analisis dan di evaluasi terus-

menerus agar berdayaguna dalam memandu perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan seperti teori yang di kembangkan oleh Dorothea Johnson tentang

Model Sistem Perilaku.

Pengembangan dan perluasan pengetahuan perawat untuk meningkatkan

keterampilan perawat akan menjadi hal yang cukup penting dalam proses- proses

keperawatan yang akan dilakukan, terutama teori- teori dan konseptual

keperawatan yang akan memberikan panduan terhadap hal praktek, pendidikan

dan penelitian keperawatan.

2

Page 3: teori Dorothy Johnson

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Menganalisa dan mengevaluasi Model Teori Menurut Dorothy Johnson.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui Bibliografi D. Johnson

b. Antecendent (sesuatu) yang mendahului pengetahuan dari keperawatan dan

adjunctive (tambahan) disiplin yang digunakan dalam pengembangan teori?

c. Teori dijelaskan dengan baik?Apakah ruang lingkup teori?

d. Gambarkan konsep dan proporsi teori tersebut.

e. Philosophical claims yang menjadi dasar dari teori tersebut? Apakah mereka

menjelaskan secara eksplisit?

f. Internal Consistency yang menjadi dasar dari teori tersebut dibahas dalam

kaitannya dengan kejelasan konsep, konsistensi bahasa, dan konsistensi

struktur dari teori tersebut?

g. Parsimony dari teori tersebut?

h. Testability teori dalam kaitannya dengan observability dan terukurnya

konsep?

i. Adakah empirical adequancy telah dibahas dalam kaitannya dengan

kesesuaian dengan empirical evidene?

j. Kecukupan pragmatis dari teori untuk praktik klinis telah dibahas?

3

Page 4: teori Dorothy Johnson

BAB IIPEMBAHASAN

A. Bibliografi Dorothy Johnson

Dorothy Johnson lahirkan di Savannah, Georgia, pada 1919. Dia seorang

Sarjana Muda Dalam Ilmu Pengetahuan Keperawatan dari Universitas Vanderbilt,

Nashville, Tennesse, dan tentang ilmu kesehatan dari Harvard. Dia memulai

penerbitan idenya tentang keperawatan segera setelah wisuda dari Vanderbilt.

Pengalaman profesional johnson meliputi: sebagian besar mengajar, meskipun

dia adalah seorang staf perawat di dewan kesehatan Chatham Savanah pada tahun

1943-1949 . Dia adalah seorang instruktur dan asisten profesor di keperawatan

pediatrik universitas keperawatan di Vanderbilt dari tahun 1949 hingga pensiun

pada tahun 1978. Johnson adalah seorang Asisten profesor keperawatan anak,

seorang rekan profesor keperawatan, dan seorang profesor keperawatan di

Universitas California di Los Angeles.

Pada tahun 1955 dan 1956 , Johnson adalah penasehat keperawatan

pediatrik ditugaskan pada sekolah Cristian Medis perguruan tinggi keperawatan di

Vellore, India Selatan. Dari tahun 1965 sampai tahun 1967, ia menjabat sebagai

ketua pada Komite Asosiasi Perawat California yang mengembangkan spesialisasi

klinis. Publikasi Johnson termasuk empat buku, lebih dari 30 artikel dalam

majalah dan banyak makalah, laporan, procedingsan (laporan rapat) dan monograf

(karya ilmiah).

Dari sekian banyak penghargaan yang ia terima, Johnson paling bangga

terhadap penghargaan dari mahasiswa fakultas pascasarjana pada tahun 1975. Dia

meninggal pada bulan Februari 1999 pada usia 80 tahun, dia senang bahwa model

sistem behavioralnya telah ditemukan, berguna dalam memajukan pengembangan

suatu teori yang berbasis keperawatan dan telah digunakan sebagai model untuk

praktik keperawatan secara institusi, tapi ia melaporkan bahwa sumber kepuasan

terbesarnya berasal dari karir produktif dari murid-muridnya.

4

Page 5: teori Dorothy Johnson

B. Pedoman Analisis dan Evaluasi Teori Berdasarkan Kriteria Fawcett

1. Antecendent (sesuatu) yang mendahului pengetahuan dari keperawatan

dan adjunctive (tambahan) disiplin yang digunakan dalam pengembangan

teori?

Model Sistem Perilaku Johnson bersumber dari keyakinan Nightingale

bahwa tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu mencegah atau

menyembuhkan penyakit atau cedera (Loveland - Cherry & Wilkerson , 1983) .

Ilmu dan seni keperawatan harus fokus pada pasien sebagai individu dan bukan

pada penyakit spesifik yang sesungguhnya (Johnson, 1992). Johnson melaporkan

bahwa model sistem perilaku didasarkan pada tubuh pengetahuan yang sudah ada

sebelumnya yang dikembangkan selama bertahun-tahun oleh para peneliti dari

suatu disiplin ilmu.

Johnson menggunakan keilmuan perilaku dalam psikologi, sosiologi dan

etnologi untuk mengembangkan teorinya. Johnson sangat bergantung pada teori

sistem dan menggunakan konsep-konsep dan definisi dari Rapoport, Chinn, dan

Buckley (Johnson, 1980). Struktur teori sistem perilaku terpola setelah satu model

sistem; sistem didefinisikan sebagai ringkasan bagian-bagian yang berfungsi

untuk membentuk suatu kesatuan yang menyeluruh. Dalam tulisan-tulisannya,

Johnson mengkonsepkan seseorang sebagai suatu sistem perilaku dimana hasil

fungsinya adalah perilaku yang diamati. Sebuah analogi untuk model sistem

perilaku adalah teori sistem biologi, di mana seseorang dipandang sebagai sistem

biologis yang terdiri dari bagian-bagian biologis dan penyakit adalah hasil dari

gangguan sistem biologi.

Johnson mencatat bahwa, seseorang adalah suatu sistem perilaku dan pola

respon spesifik seseorang dari suatu keseluruhan yang terorganisir dan

terintegrasi. Sama seperti pengembangan pengetahuan tentang seluruh sistem

biologis diawali dengan bagian-bagian pengetahuan, pengembangan pengetahuan

sistem perilaku berfokus pada respon perilaku spesifik. Pengembangan model

sistem perilaku dari perspektif filosofis, Johnson (1980) menulis bahwa

keperawatan memberikan kontribusi dengan memfasilitasi fungsi perilaku efektif

pada pasien sebelum, selama, dan setelah sakit. Dia menggunakan konsep dari

disiplin lain, seperti pembelajaran sosial, motivasi, stimulasi sensorik, adaptasi,

5

Page 6: teori Dorothy Johnson

modifikasi perilaku, proses perubahan, ketegangan dan stres untuk memperluas

teorinya untuk praktek keperawatan.

2. Teori dijelaskan dengan baik? Apakah ruang lingkup teori?

Teori keperawatan Dorothy E Johnson disebut dengan behavioral system

theory (teori  sistem tingkah laku). Model Dorothy Johnson (1980, 1990) adalah

sintesis dari teori dan konsep ilmu perilaku dan biologi, yang terintegrasi ke

dalam kerangka kerja sistematis, seperti yang tertuang dalam buku Nursing

Theories in Practice yakni the study of the output of the intraorganismic

structures and processes as they are coordinate and articulated, and as they

respond to changes in sensory stimulation (output dari struktur dan proses-proses

intra-organismik yang dikoordinasi dan di artikulasikan serta bersifat responsive

terhadap perubahan-perubahan dalam sensori stimulasi).

3. Gambarkan konsep dan proporsi teori tersebut

Model Johnson ini berfokus pada teori mengenai perilaku sosial manusia

yang kurang lebihnya banyak dipengaruhi oleh kehadiran langsung dan tidak

langsung makhuk sosial lainnya.

1. Sistem (System)

Menurut Dorothy E. Johnson, sistem merupakan keseluruhan yang berfungsi

berdasarkan atas ketergantungan bagian-bagiannya (a system is whole that

functions as whole by virtue of the interdependence of its part). Johnson

mendefinisikan sistem tersebut berdasarkan definisi sistem Rapoport pada

tahun 1968.

2. Perilaku (Behavior)

Johnson mendefinisikan perilaku didasarkan pada pernyataan-pernyataan dari

para ahli perilaku dan biologi. Definisi dari perilaku tersebut adalah output dari

struktur dan proses-proses intra-organismik yang dikoordinasi dan di

artikulasikan serta bersifat responsive terhadap perubahan-perubahan dalam

sensori stimulasi (the study of the output of the intraorganismic structures and

processes as they are coordinate and articulated, and as they respond to

changes in sensory stimulation).

6

Page 7: teori Dorothy Johnson

3. Sistem Perilaku (Behavioral System)

Sistem perilaku mencakup pola, perulangan, dan cara-cara bersikap untuk

mengungkapkan maksud tertentu. Pola sistem perilaku ini akan membentuk

unit fungsi yang terorganisasi dan terintegrasi dalam menentukan dan

membatasi interaksi antara seseorang dengan lingkungannya dan menciptakan

hubungan seseorang dengan objek, peristiwa, serta situasi di lingkungannya

(this system determines and limits the interactions between the person and his

or her environment, and establishes the relationship of the person to the

objects, events, and situations in the environment).

Sebagai sistem perilaku, manusia selalu berusaha untuk mencapai

keseimbangan atau stabilitas dengan cara mengatur dan beradaptasi agar

mencapai keberhasilan pada beberapa tingkatan suatu fungsi dengan efisien

dan efektif.

4. Subsistem (Subsystem)

Subsistem adalah sistem didalam suatu sistem dimana sistem berada pada lebih

dari satu tingkat. Behavioral system memiliki banyak target untuk dicapai,

sehingga sistem tersebut terbagi dalam subsistem-subsistem yang memiliki

target masing-masing. Subsistem merupakan bagian dari sistem yang kompleks

dengan tujuan khusus sendiri dan dapat dipertahankan hubungannya dengan

subsistem lain atau lingkungannya selama subsistem itu tidak terganggu. Tujuh

subsistem yang diidentifikasi oleh Johnson bersifat terbuka, terhubung dan

saling berkaitan (interrelated). Aktivitas subsistem ini dikendalikan langsung

oleh motivasi sehingga dapat berubah secara terus-menerus karena

perkembangan psikologi manusia atau kedewasaan (maturation), pengalaman

hidup (life experience), dan pembelajaran (learning). Sistem tersebut akan

menunjukkan adanya lintas budaya (cross culturally) dan hal tersebut di

kendalikan atau di kontrol oeh berbagai factor yaitu factor biologis, psikologis,

dan sosiologi.

Tujuh elemen subsistem yang di jelaskan oleh Johnson yaitu attachment-

affiliative, ketergantungan (dependency), pola makan (ingestive), eliminasi

(eliminative), seksualitas (sexual), pencapaian (achievement), dan penyerangan

(aggressive). Berikut akan dijelaskan ketujuh elemen tersebut, yaitu:

7

Page 8: teori Dorothy Johnson

a. Subsistem attachement-affiliative

Subsistem hubungan kasih sayang (attachement-affiliative) adalah perilaku

yang terkait dengan pengembangan dan pemeliharaan hubungan

interpersonal dengan orang tua, teman sebaya, figure otoritas. Hal tersebut

dapat membangun rasa memiliki dan hubungan kekerabatan dengan orang

lain termasuk perilaku kasih sayang, interpersonal, dan keterampilan

berkomunikasi. Subsistem attachement-affiliative mungkin merupakan yang

paling kritis, karena subsistem ini membentuk landasan untuk semua

organisasi sosial. Pada tingkatan umum, hal itu memberikan kelangsungan

(survival) dan keamanan (security). Sebagai konsekuensinya adalah inklusi

sosial, kedekatan (intimacy) dan susunan serta pemeliharaan ikatan sosial

yang kuat.

b. Subsistem ketergantungan (dependency)

Pada hakikatnya, manusia tidak akan pernah terlepas dari manusia yang

lain. Manusia yang satu dengan yang lain saling memberi dan juga dengan

lingkungannya seling memberi dan menerima. Subsistem dependency

membantu untuk mengembangkan perilaku yang memerlukan respon

pengasuhan. Dalam mengembangkan perilaku tersebut, dibutuhkan suatu

konsekuensi yaitu bantuan persetujuan, perhatian atau pengenalan, dan

bantuan fisik. Namun dalam pengembangannya, ditemukan hambatan-

hambatan yaitu salah satunya perilaku yang bergantung total kepada orang

lain. Subsistem ketergantungan ini sangat penting adanya untuk suatu

komunitas agar saling tercipta interaksi untuk membantu satu dengan yang

lainnya.

c.  Subsistem biologis

Subsistem biologis terdiri dari ingestion dan eliminasi (eliminative)  yang

berkaitan dengan kapan, bagaimana, apa, berapa banyak, dan dengan

kondisi apa kita makan, dan dengan kondisi apa kita keluarkan. Ingesti

(ingestion) merupakan perilaku yang terkait dengan asupan sumber daya

yang diperlukan dari lingkungan eksternal, termasuk makanan, cairan,

informasi, benda, untuk tujuan perkembangun hubungan yang efektif

dengan lingkungan. Sedangkan eliminasi (eliminative)  merupakan perilaku

8

Page 9: teori Dorothy Johnson

yang terkait dengan pelepasan produk-produk yang tidak dibutuhkan.

Respon-respon ini dikaitkan dengan sosial dan psikologis seperti halnya

pertimbangan biologis.

d. Subsistem seksual (sexual)

Subsistem seksual yaitu perilaku yang terkait dengan identitas, gender atau

spesifik untuk tujuan memastikan kesenangan (gratification) atau prokreasi

(procreation) dan pengetahuan serta perilaku yang kongruen dengan seks

biologis. Sistem respon ini dimulai dengan perkembangan identitas jenis

kelamin dan  perilaku-perilaku berdasar prinsip jenis kelamin.

e.  Subsistem agresif

Agresif dalam subsistem ini adalah perilaku yang berhubungan dengan

ancaman aktual atau potensial dalam lingkungan untuk tujuan menjamin

kelangsungan hidup manusia. Subsistem agresif terdiri dari dua komponen

yaitu perlindungan (protection) dan pemeliharaan (preservation). Hal

tersebut mengikuti garis pemikiran ahli ethologi seperti Lorenz dan

Feshback.

f.  Subsistem achievement

Achievement merupakan perilaku yang terkait dengan penguasaan diri

sendiri dan lingkungan untuk tujuan menghasilkan efek yang diinginkan

termasuk kegiatan pemecahan masalah, pengetahuan tentang kekuatan dan

kelemahan pribadi. Subsistem achievement berusaha memanipulasi

lingkungan. Fungsinya mengontrol atau menguasai aspek pribadi atau

lingkungan pada beberapa standar kesempurnaan. Cakupan perilaku prestasi

termasuk kemampuan intelektual, fisikis, kreatif, mekanis dan sosial.

5. Equilibrium

Jhonson menyatakan bahwa equilibrium merupakan konsep kunci dalam tujuan

khusus keperawatan. Hal ini didefenisikan sebagai suatu stabilitas tetapi lebih

atau kurang kekal (fana), dan menyatakan dimana individu berada dalam

keselarasan dengan dirinya dan dengan lingkungannya.

6. Tension

9

Page 10: teori Dorothy Johnson

Konsep tension didefenisikan sebagai penegangan dan dapat dipandang sebagai

hasil akhir dari suatu gangguan dalam equilibrium, disebabkan karena

disequilibrium dan merupakan sumber potensi perubahan.

7. Stressor

Rangsangan internal atau eksternal yang dihasilkan tension dan hasil dalam

ketidakstabilan (instability) disebut stressor. Stressor bisa jadi positif dan

negative, mungkin bisa endogenous atau exogenous. Menurut Johnson, stressor

internal terdiri dari faktor biologis, psikologis, dan sosial. Sistem hubungan

terbuka (the open linked) meliputi psikologi, personality, dan sistem kelompok

kecil (keluarga) dan sistem sosial.

Teori sistem perilaku Johnson mengupas dua komponen utama: pasien dan

perawatan. Pasien merupakan sistem perilaku dengan tujuh subsistem yang saling

berkaitan. Setiap subsistem dapat digambarkan dan dianalisa dalam hal-hal

persyaratan-persyaratan struktur dan fungsi. Empat elemen struktural yang telah

diidentifikasi termasuk : (1) dorongan (drive) atau tujuan (goal); (2) set, 10

Sumber: Tamilarasi & Kanimozhi (2009)

Page 11: teori Dorothy Johnson

kecenderungan betindak (predisposition); (3) pilihan (choice), alternatif untuk

bertindak; (4) perilaku (action/behavior). Menurut Lobo (2002), Johnson

mengembangkan empat asumsi pada struktur dan fungsi pada setiap subsistem:

1. Tujuan (goal). Tujuan dinilai dari bentuk perilaku yang terjadi dan

konsekuensi untuk mencapainya. Tujuan akhir dalam setiap sistem adalah

sama pada semua individu tetapi metode yang digunakan mungkin berbeda.

2. Set. Setiap individu mempunyai predisposisi untuk mencapai tujuan, hal yang

pasti lebih baik dengan hal lainnya. Johnson menjelaskan bahwa setiap

individu akan membandingkan pilihan yang sesuai dan memilih yang paling

diinginkan.

3. Pilihan (choice). Setiap subsistem mempunyai pilihan yang sesuai. Pilihan

berkembang sebagai kematangan individu dan juga lebih matang pada

individu. Johnson menekankan bahwa tindakan yang dipilih individu untuk

mencapai tujuannya mungkin tidak dapat diterima atau mungkin tidak sesuai

norma masyarakat.

4. Perilaku (action/behavior). Subsistem membuat hasil yang dapat diamati,

dimana perilaku individu mengizinkan perawat untuk menuliskan tindakan

individu dalam mencapai sebuah tujuan.

Setiap subsistem agar dapat mencapai keadaan optimal memerlukan adanya

perlindungan (protection), pengasuhan (nurturance), dan stimuli (stimulation).

Ketiga hal ini disebut sebagai persyaratan fungsional (functional requirement).

Sistem dan subsistem cenderung memelihara diri sendiri (Self-Maintaining) dan

mengekalkan diri sendiri (Self Perpetuating) selama kondisi eksternal dan internal

sesuai dan dapat diprediksi. Jika kondisi-kondisi dan sumber daya penting

terhadap kebutuhan fungsi mereka tidak cocok atau interrelationship antar

subsistem tidak harmonis, akan menghasilkan perilaku disfungsional. Respon-

respon subsistem dibangun melalui motivasi, pengalaman, dan proses belajar serta

dipengaruhi oleh faktor-lakior biologis, psikologis dan sosial. Sistem perilaku

berusaha untuk mencapai keseimbangan dengan adaptasi terhadap stimulan

lingkungan dan internal. Kondisi ketidakstabilan dalam sistem perilaku

menghasilkan kebutuhan terhadap intervensi perawatan. Identifikasi sumber

masalah dalam sistem mengarahkan tindakan perawatan yang cocok yang

11

Page 12: teori Dorothy Johnson

menghasilkan pemeliharaan atau pemulihan keseimbangan sistem perilaku.

Perawatan dilihat sebagai kekuatan regulator eksternal yang bertindak unfuk

memulihkan keseimbangan sistem perilaku.

Dapat disimpulkan bahwa konsep utama dalam model system perilaku

Dorthy E. Jhonson adalah :

1. Manusia memiliki dua sistem utama, sistem biologis dan sistem perilaku.

Pengobatan dan penyembuhan berkofus pada sistem biologis, keperawatan

berfokus pada sistem perilaku.

2. Masyarakat berkaitan dengan lingkungan di mana individu berada. Menurut

Johnson perilaku individu dipengaruhi oleh kejadian-kejadian dalam

lingkungan.

3. Kesehatan adalah respon adaptif dari fisik, mental, emosional, dan sosial

terhadap rangsangan internal dan eksternal dalam rangka menjaga stabilitas

dan kenyamanan.

4. Keperawatan memiliki tujuan utama yaitu untuk mendorong keseimbangan

dalam diri individu, dimana fokus utama adalah menjaga keseimbangan dalam

sistem perilaku ketika penyakit terjadi pada seorang individu.

4. Philosophical claims yang menjadi dasar dari teori tersebut? Apakah mereka

menjelaskan secara eksplisit? (asumsi-asumsi yang disampaiakan)

1. Perawatan (nursing)

Perawatan, seperti yang dipandang Johnson, adalah tindakan eksternal untuk

memberikan organisasi perilaku pasien ketika pasien dalam kondisi strres dengan

memakai mekanisasi pengaturan yang berkesan atau dengan penyediaan

sumberdaya. Seni dan ilmu, memberikan eksternal baik sebelum dan selama

gangguan keseimbangan system dan karenanya membutuhkan pengetahuan

tentang order, disorder dan control. Aktivitas perawatan tidak bergantung pada

wewenang medis tetapi bersifat pelengkap (komplementer) bagi medis/

pengobatan.

2. Orang (person)

12

Page 13: teori Dorothy Johnson

Johnson memandang manusia sebagai system perilaku dengan pola,

pengulangan dan cara bersikap dengan maksud tertentu yang menghubungkan

dirinya dengan lingkungannya. Pola-pola respon spesifik manusia membentuk

keseluruhan yang terorganisasi dan terintegrasi. Person adalah system dari bagian-

bagian interpendent yang membutuhkan beberapa aturan dan pengaturan untuk

menjaga keseimbangan.

Johnson lebih jauh menganggap bahwa behavioral system adalah penting

untuk manusia dan apabila ada tekanan yang kuat atau ketahanan yang rendah

mengganggu keseimbangan sistem perilaku , integritas manusia terancam. Usaha-

usaha manusia untuk menbangun kembali keseimbangan membutuhkan

pengeluaran energi yang luar biasa, yang menyisakan sedikit energi untuk

membantu proses-proses biologis dan penyembuhan.

3. Kesehatan (health)

Johnson memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit dipahami

(elusive) dan dinamis, yang dipengaruhi oleh factor-faktor biologis, psikologis

dan social. Kesehatan menjadi suatu nilai yang diinginkan oleh para pekerja

kesehatan dan memfokuskan pada person bukanya penyakit.

Kesehatan direfleksikan oleh organisasi, interaksi, saling ketergantungan

subsistem-subsistem dari system perilaku. Manusia berusaha mencapai

keseimbangan dalam system ini yang akan mengarah ke perilaku fungsional.

Keseimbangan yang kurang baik dalam persyaratan struktural atau fungsional

cenderung mengarah ke memburuknya kesehatan. Ketika system membutuhkan

sejumlah energi minimum untuk pemeliharaan , suplai energi yang lebih besar

yang tersedia mempengaruhi proses biologi dan penyembuhan.

4. Lingkungan

Dalam teori Johnson, lingkungan terdiri dari seluruh factor yang bukan

bagian system perilaku individu tetapi hal itu mempengaruhi system, dan dapat

dimanipulasi oleh perawat untuk mencapai kesehatan yang menjadi tujuan pasien.

Individu menghubungkan dirinya untuk berinteraksi dengan lingkungan-nya.

System perilaku berusaha menjaga equilibrium dalam respon terhadap factor

lingkungan dengan mengatur dan adaptasi terhadap kekuatan yang menyertainya.

Gaya lingkungan yang kuat secara berlebihan mengganggu keseimbangan system

13

Page 14: teori Dorothy Johnson

perilaku dan mengancam stabilitas seseorang jumlah energi yang tidak tentu

dibutuhkan supaya system membangun kembalieqilibrium dalam menghadapi

tekanan-tekanan berikutnya. Ketika lingkungan stabil, individu dapat melanjutkan

dengan perilaku-perilaku yang baik.

5. Analisa konsep teori Johnson

Menurut Gonzalo (2011), Analisa yang dapat dijabarkan dari teori behavior

Dorothy Johnson, yaitu:

1. Model perilaku Johnson jelas dalam menjabarkan kerangka Individu-orientasi.

Tidak mempertimbangkan secara luas keluarga, kelompok dan masyarakat.

2. Dalam modelnya, fokusnya adalah dengan apa perilaku orang tersebut

menciptakan konsep yang lebih selaras dengan aspek psikologis.

3. Mengkategorikan perilaku yang berbeda dengan focus intervensi keperawatan

pada tujuh subsistem. Pada gilirannya kualitas pelayanan yang diberikan oleh

perawat dapat berkurang karena dukungan perawatan kecil dalam melihat

individu sebagai sistem adaptif secara keseluruhan.

6. Parsimony dari teori tersebut?

Kekuatan dari teori behavior yang dikembangkan oleh Johnson yaitu:

1. Memberikan kerangka acuan bagi perawat terhadap perilaku klien tertentu.

2. Model perilaku Johnson dapat digeneralisasi di seluruh umur dan lintas

budaya.

Kelemahan teori behavior yang dikembangkan oleh Johnson yaitu:

1. Johnsons tidak jelas memaparkan hubungan antara konsep dan subsistem.

2. Definisi yang kurang jelas untuk hubungan timbal balik dan antara subsistem

membuat sulit untuk melihat seluruh sistem perilaku sebagai suatu entitas.

3. Kurangnya keterkaitan yang jelas antara konsep sehingga menimbulkan

kesulitan dalam mengikuti logika kerja Johnson.

(Gonzalo, 2011)

14

Page 15: teori Dorothy Johnson

8. Adakah empirical adequancy telah dibahas dalam kaitannya dengan

kesesuaian dengan empirical evidene?

Beberapa konsep Johson diidentifikasi dan didefinisikan dalam teorinya

menunjukkan bahwa ketegangan menghasilkan perubahan perilaku dan

manifestasi dari ketegangan dengan seorang individu tergantung pada faktor

internal dan eksternal. Konsep Johnson dari stres yaitu, bahwa stres adalah suatu

proses di mana ada interaksi antara berbagai rangsangan yang mungkin positif

dalam bahwa mereka hadir, atau negatif dalam sesuatu yang diinginkan atau

dibutuhkan tidak hadir. Memandang stres sebagai kesatuan dimanifestasikan oleh

sindrom tertentu yang terdiri dari semua perubahan yang nonspesifik diinduksi

dalam sistem biologis.

Struktur teori system perilaku di polakan sesudah model system; system

dinyatakan terdiri dari bagian yang berkaitan untuk melakukan fungsi bersama-

sama untuk membentuk keseluruhan. Dalam tulisannya, Johnson

mengkonseptualkan manusia sebagai system perilaku dimana fungsinya pada

observasi perilaku adalah teori system biologi, yang menyatakan bahwa manusia

merupakan system biologi yang terdiri dari bagian biologi dan penyakit adalah

hasil gangguan system biologi. Pengembangan teori dari sebuah perspektif

filosofis, Johnson menuliskan bahwa perawatan merupakan konstribusi

penyediaan fungsi perilaku efektif pada pasien sebelum, selama dan sesudah

penyakit.

Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan

pendekatan sistem perilaku, dimana individu dipandang sebagai sistem perilaku

yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di lingkungan

internal maupun di lingkungan eksternal juga memiliki keinginan dalam mengatur

dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkannya.

Model dari Johnson mempunyai tujuh subsistem yang saling tergantung.

Gangguan yang terjadi pada subsistem dapat mengganggu subsistem lainya.

Masing-masing subsistem mempunyai fungsi yang unik atau tugas khusus yang

penting untuk suatu performa terintegrasi dari keseluruha subsistem dan masing-

15

Page 16: teori Dorothy Johnson

masing mempunyai struktur dan fungsi. Masing-masing subsistem mempunyai

suatu set respons atau kecenderungan perilaku yang telah ditetapkan dan

diarahkan kepada tujuan atrau dorongan yang umum. Respons-respons tersebut

dibentuk melalui kematangan,pengalaman, dan pembelajaran. Respons

dipengaruhi oleh factor-faktor psikososial. Seiring waktu , respons dapat

dimodifikasi,tetapi suatu pola respons berulang yang dapat diamati terus berlanjut.

Teori behavior Johnson telah berkembang luas, bukti pengembangannya

yaitu banyak terlihat dari hasil-hasil penelitian. Salah satunya contoh penelitian

yang telah dituangkan kedalam sebuah jurnal sebagai berikut:

Judul : Upaya meningkatkan perilaku pasien dalam tatalaksana diabetes mellitus

dengan pendekatan teori model behavioral system dorothy e. johnson

(Changing the Patient’s Behavior in Diabetes Mellitus Management by

Application Dorothy E. Johnson’s Behavioral System Model)

Penulis: Nur Aini, Widati Fatmaningrum, Ah. Yusuf

Metode Penelitian : Penelitian eksperimen dengan rancangan Randomized

Control Group Pretest Posttest Design

Populasi & sampel : Populasi yaitu adala pasien diabetes mellitus di Poli Diabet

Rumkital Dr. Ramelan Surabaya sejumlah 40 orang pada

bulan Mei 2010. Sampel sebanyak 13 orang untuk masing-

masing kelompok perlakuan dan control diperoleh melalui

teknik simple random sampling.

Kesimpulan : Pemberian motivasi dan edukasi dapat memperbaiki perilaku

pasien dalam tatalaksana diabetes mellitus melalui

peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik. Selanjutnya

apabila perilaku pasien sudah baik maka gula darah akan

stabil.

9. Kecukupan pragmatis dari teori untuk praktik klinis telah dibahas?

Perawat masa kini dituntut untuk menggunakan metode pendekatan

pemecahan masalah (problem solving approach) didalam memberikan asuhan

keperawatan kepada klien. Metode ini dilaksanakan dengan cara menggunakan

proses keperawatan dalam semua aspek keperawatan. Untuk dapat menerapkan

16

Page 17: teori Dorothy Johnson

proses keperawatan maka perawat harus mempunyai pengetahuan dan

keterampilan, tindakan diagnosa keperawatan, memformulasi rencana, dan

melaksanakan tindakan keperawatan secara membuat evaluasi.

1. Pengkajian

Komponen yang perlu dikaji dalam tahap ini adalah yang berkaitan dengan

7 subsistem yang telah ditetapkan oleh Johnson yaitu :

a. Subsistem Keterikatan (Attachment-Affiliation): berfokus pada hubungan dan

kehadiran orang lain dalam sistem sosial dimana klien berada.

b. Subsistem Ketergantungan (Dependency): berfokus pada bagaimana cara klien

menyampaikan apa yang dibutuhkannya kepada/dari orang lain di

lingkungannya sehingga orang lain bisa membantunya memenuhi kebutuhan

tersebut.

c. Subsistem Seksualitas (Sexuality): berfokus pada pola dan perilaku seksual

d. Subsistem Agresif (Aggressive): mengandung pertanyaan tentang bagaimana

cara klien melindungi dirinya dari ancaman dan bagimana ia menjaga

keamanan diri.

e. Subsistem Eliminasi: mencakup eleminasi yaitu mengkaji pola buang air besar

dan buang air kecil pada klien serta keadaan social yang mendukung proses

tersebut

f. Subsistem Ingesti: mengkaji pola intake cairan dan makanan pada klien,

termasuk lingkungan social dimakan makanan dan minuman tersebut dicerna.

g. Subsistem Pencapaian (Achievement): berfokus pada bagaiman cara individu

memanfaatkan lingkungannya untuk mencapai tujuan tertentu.

Grubb menyusun alat pengkajian berdasarkan subsistem dari model sistem

perilaku Johnson, ia menambahkan satu subsistem baru yaitu subsistem restoratif

adalah suatu sistem yang bertujuan untuk mengurangi kelelahan dan/atau

mencapai status keseimbangan dengan cara mengisi dan menganti distribusi

energi diantara subsistem; meredistribusi energi. Subsistem ini berfokus pada

pemenuhan kebutuhan sehari-hari (ADLs).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan bisa muncul dari masalah keperawatan yang

bersumber pada subsistem atau antar subsistem. Diagnosis lebih mengarah pada

17

Page 18: teori Dorothy Johnson

subsistem dibandingkan berfokus pada masalah. Johnson dalam tulisan ilmiahnya

tidak pernah menyebutkan pengklasifikasin diagnosis secara langsung.

Pengklasifikasian ini dilakukan oleh Gruup, ia mengklasifikasikan empat

diagnosis untuk menggambarkan gangguan pada atau antar subsistem yaitu :

a. Insufisiensi (Ketidakcukupan), terjadi saat subsistem tidak berfungsi atau tidak

berkembang sesuai kapasitas maksimal karena tidak memadainya persyaratan

fungsional (perlindungan-asuhan-stimulus), gangguan ini terjadi pada

subsistem.

b. Disceprancy (Ketidaksesuaian), terjadi ketika perilaku tidak sesuai dengan

konsep tujuan. Keganjilannya adalah adanya ketidakcocokan antara tindakan

dan tujuan dari subsistem walaupun set dan choice kemungkinan berpegaruh

kuat terhadap tindakan yang tidak efektif tersebut.

c. Gangguan yang ditemukan pada lebih dari satu subsistem diklasifikasikan

sebagai Incompatibility (Ketidakcocokan), disebut demikian ketika terjadi

konflik dari dua atau lebih subsistem perilaku dalam situasi yang sama

sehingga merugikan individu.

d. Dominance (Dominasi), terjadi saat salah satu subsistem perilaku digunakan

lebih dominan dari yang lain, sehingga merugikan subsistem lainnya. Area ini

juga di yakini oleh Johnson sebagai sesuatu yang akan terus berkembang.

3. Perencanaan

Rencana tindakan keperawaan harus diawali dari penyelesaian masalah di

subsistem dengan berorientasi pada tujuan fungsional keseimbangan system

perilaku secara keseluruhan. Jika dikaitkan dengan diagnosis keperawatan

perencanaan tindakan merupakan suatu hal yang agak rumit karena sedikitnya

input klien pada penyusunannya. Rencana tindakan berfokus pada tindakan

perawat untuk memodifikasi perilaku klien. Tindakan ini bertujuan untuk

menciptakan homeostasis pada subsistem berdasarkah hasil pengkajian perawat

tentang goal, set, choice serta perilaku klien yang bisa diamati. Rencana tindakan

terdiri atas perlindungan, pengasuhan dan stimuli pada subsistem.

4. Impelementasi

Implementasi yang dilakukan oleh perawat mengambarkan kekuatan

eksternal dalam memanipulasi subsistem sehingga kembali dalam keadaan

18

Page 19: teori Dorothy Johnson

seimbang, model keperawatn Johnson berfokus dan bertujuan untuk

mengembalikan keseimbangan subsistem. Implementasi berfokus pada

pencapaian tujuan tindakan keperawatan yang telah ditentukan.

5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan tindakan untuk mencapai

keseimbangan pada subsistem yang bermasalah. Data dasar harus ada untuk

mengevaluasi apakah klien telah kembali pada perilaku dasarnya. Jika terjadi

penyimpangan seperti pada pengkajian maka jika klien telah kembali ke perilaku

dasarnya perawat harus mampu mengobservasi hal tersebut. Evaluasi dari

implementasi bisa terlaksana dengan baik apabila tujuan tindakan telah

dirumuskan dengan jelas sebelum dilakukannya implementasi.

19

Page 20: teori Dorothy Johnson

BAB IIISTUDI KASUS

A. KASUS

Seorang laki-laki berusia 67 tahun datang ke rumah sakit untuk berobat

setelah mengalami nyeri hebat pada abdominal dan juga pada pembuluh darahnya

(lebam/biru) setelah terbentur dengan kursinya. Pasien ini mempunyai riwayat

penyakit DM tipe II dan hipertensi. Gulanya 187mg/dl, TD 188/100 mmHg, tinggi

160 cm dan berat badan 60 kg. Pasien mengkonsumsi obat-obatan antihipertensi,

anticoagulant, antiinflamasi, dan antidiabetik. Enam (6) minggu Terakhir ini

pasien mengalami acute cerebral vascular accident (CVA) yang menyebabkan

lengan dan kaki kanan mati rasa dan paralisis partial, kehilangan perasaan

(expressive aphasia) dan ganguan menelan. 4 minggu pasien dirawat dan mampu

berjalan dengan jarak yang pendek dengan sebuah tongkat dan bantuan. Dia

lemah dan gampang lelah. Dia mendapat obat acetaminophen untuk lengan

kanannya yang merupakan terapi dan sebelum tidur. Dia khawatir tentang

kelanjutan terapinya dan mengindikasikan perhatian tentang hilangnya janjinya

dengan ahli ortopedik yang mengevaluasi lengan kanannya. Dia menyatakan

bahwa makanan tidak berasa seperti biasanya (pencicipan terganggu) dan tidak

ada nafsu makan. Dengan dukungan dari keluarganya, dia makan dengan porsi

kecil.

Pasien sudah menikah 45 tahun yang lalu dan mempunyai 2 orang anak. Dia

sebagai pemimpin di gereja dan komunitas sosial. Keluarga dan temannya

mengunjungi dia selama di rumah sakit. Dia sangat senang ketika ada yang

mengunjunginya, akan tetapi jika tidak ada pengunjung, dia duduk diam diruang

gelap dan tertidur. Dia menangis pada saat keluarganya memeluknya untuk

meninggalkannya.

B. PENYELESAIAN KASUS

1. Pengkajian Perilaku (Behavioral Assessment)

Menggunakan teori system tingkah laku, kita membantu menyelesaikan

masalah. Menilai pola tingkah laku yang berlangsung saat ini melalui 7 subsistem

20

Page 21: teori Dorothy Johnson

tingkah laku, berdasarkan data di atas kita mendapatkan bahwa ada pada

subsistem :

a. Achievement : pasien menerima beberapa perkembangan kedewasaannya. Dia

mengulang kembali bagaimana melakukan aktivitas sehari-hari, berjalan,

berbicara, keterampilan kognitif-motor seperti membaca, menulis, dan

berbicara.

b. Attachment-affiliative : pasien sudah menikah dengan dua anak yang

memberikan dukungan, mempunyai banyak teman dan kontak sosial yang baik

ketika mengunjunginya

c. Aggressive-protective : pasien cemas tentang perjalanan istrinya ke rumah sakit

malam hari dan apabila tidak makan dengan baik ketika tinggal dengannya di

rumah sakit

d. Dependency : dia mengalami stroke, mengakibatkan penurunan fungsi lengan

dan kaki sebelah kanan, yang mempunyai efek terhadap mobilitas dan kegiatan

sehari-harinya. Dia berpotensi untuk jatuh, ketidakmampuan untuk merasakan

nyeri pada lengan atau kakinya, dan lemah. Istrinya mengambil alih peran

tanggung jawab keuangan dan keseimbangan dirumah.

e. Ingestive : sejak stroke, pasien mengalami penurunan nafsu makan. Dia

kehilangan 8 kg dalam 6 minggu. Belajar untuk menelan. Pasien mencoba

untuk makan sendiri dengan tangan kiri tetapi butuh bantuan untuk memotong

makanan.

f. Eliminative : pasien mampu buang air kecil tanpa kesulitan tetapi menyediakan

alat untuk berjalan ke kamar mandi. Pasien mengalami konstipasi ketika

asupan makanan dan cairan berkurang

g. Sexual : ada perubahan dalam hubungan seksual dengan istrinya akibat nyeri

yang dirasakan, keterbatasan menggunakan sisi kanan, dan lemah.

2. Pengkajian lingkungan

Mengkaji faktor lingkungan internal dan eksternal yang menciptakan

tension dan ancaman keseimbangan dan kestabilan sistem behavior. Hospitalisasi

dan test diagnostic menambah stress. Stroke menghasilkan gangguan beberapa

fisik dan kognitif yang mempengaruhi ketergantungan, perawatan diri, belajar,

21

Page 22: teori Dorothy Johnson

kematangan, dan sosialisasi. Hospitalisasi pada saat ini dapat membatalkan atau

menurunkan prognosis fisik pasien dan rehabilitasi bicara. Pasien membutuhkan

bantuan untuk bergerak didalam lingkungan rumah sakit.

Pasien dan istrinya aktif di gereja dan berpartisipasi di beberapa aktivitas

sosial. Selama sakit, dirawat, dan lemah telah menurunkan kemampuan pasien

untuk berpartisipasi di kegiatan sebelumnya. Meskipun dalam melakukan

aktivitas sehari-hari pasien dapat menggerakkan sisi kirinya dan menggunakan

tongkat, tetapi dia masih butuh bantuan.

3. Komponen struktural

a. Tujuan (Goal/drive) : pasien memperlihatkan motivasi untuk test

diagnostic dan kembali ke rumah. Dia berusaha untuk melakukan program

rehabilitasi berobat jalan. Istrinya memberikan dukungan positif baginya.

b. Set : jelas bahwa pasien dibiasakan untuk membuat keputusan diri sendiri

dan menjadi seorang pemimpin. Dan juga jelas bahwa dia dibiasakan

untuk memastikan bahwa istrinya nyaman dengan keputusan yang

diambil.

c. Choice : meskipun pasien setuju melakukan test diagnostic, dia tidak

mengalami nyeri yang berkepanjangan dan pendarahan sejak dirawat.

Sehingga dia fokus ke tujuan rehabilitasi.

d. Actions : pasien bersosialisasi dengan pengunjungnya dan keluarganya

dengan aktif dalam berbicara. Permintaan bantuannya hanya untuk

kebutuhan fisik dan kognitif. Dia minta doa dari keluarga dan teman-

temannya untuk dukungan spiritual terhadap penyakitnya.

4. Kebutuhan fungsional (functional requirements)

Pasien membutuhkan bantuan luar untuk tiga kebutuhan fungsionalnya yaitu

perlindungan (protection), pengasuhan (nurturing), dan stimulasi.

Ketidakmampuannya merasakan disisi kanannya dan gangguan mobilitasnya

meningkatkan potensial nyeri. Protective atau perlindungan disediakan seperti

pegangan tangan (palang). Pasien membutuhkan bantuan untuk menyediakan

makanan tetapi yang bisa menggunakan tangan kiri untuk makan dan minum.

22

Page 23: teori Dorothy Johnson

Sosialisasi dan kepuasan pada fasilitas rehabilitasi rawat jalan merupakan metode

penting untuk stimulasi pasien. Stimulasi juga dapat disediakan oleh teman dan

keluarganya.

5. Perawatan

Tindakan keperawatan adalah kekuatan regulasi eksternal yang harus

melindungi, merangsang dan memelihara untuk menjaga organisasi dan integrasi

atau sistem perilaku pasien. Tindakan keperawatan ini harus fokus pada

penyediaan penjelasan uji diagnostik yang akan dilakukan pasien beserta hasil uji

tesnya. Identifikasi makanan favorit dan dorongan mencegah sembelit akan sangat

dibutuhkan oleh pasien. Perawat harus memberi advokasi tentang kesehatan fisik

dan terapi wicara untuk merangsang kemampuan fungsional dan memperkuat

perilaku pasien serta untuk mengurangi ketergantungan pasien terhadap

kebutuhan. Ini akan sama penting dengan terus mendorong sosialisasi pasien

dengan teman-teman dan keluarganya. Pasien dan istrinya akan membutuhkan

dukungan dan pengajaran untuk mengidentifikasi metode beradaptasi dan

mengelola sistem ketidakseimbangan dan ketidakstabilan serta mengidentifikasi

tindakan yang akan meningkatkan perilaku untuk menciptakan keseimbangan

sistem dan stabilitas.

23

Page 24: teori Dorothy Johnson

BAB IVPENUTUP

A. KESIMPULAN

Dorothy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk

membantu individu menfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk

mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari

dua system yaitu sitem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk

masyarakat adalah system eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku

seseorang. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespons adaptif baik fisik,

mental, emosi dan sosialo terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan

harapan dapat memelihara kesehatannya.

Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu keseimbangan individu

terutama koping atau cara pemecahan masalah yang dilakukan ketika ia sakit.

Menurut Johnson ada empat tujuan asuhan keperawatan kepada individu yaitu

agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, mampu

beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan

orang lain atau produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang

dialaminya.

B. SARAN

Pemahaman yang lebih terperinci lagi mengenai Teori Behavior Johnson

dapat kita temukan dengan melakukan pegamatan perilaku manusia serta

penelitian-penelitian yang berhubungan dengan perilaku untuk mencegah,

mengatasi dan menghindari suatu penyakit.

24

Page 25: teori Dorothy Johnson

DAFTAR PUSTAKA

Aini, N., Fatmaninggrum W., & Yusuf, A.(2011). Upaya meningkatkan perilaku

pasien dalam tatalaksana diabetes mellitus dengan pendekatan teori model

behavioral system dorothy e.Johnson. Jurnal Ners Volume 6. Diperoleh

pada tanggal 14 November 2014 di

journal.lib.unair.ac.id/index.php/jn/article/download/579/579

Gonzalo. (2011). Theoretical foundations of nursing. Diperoleh pada tanggal 14

November 2014 di http://nursingtheories.weebly.com/dorothy-

johnson.html

Lobo, M (2002). Behavioral System Model: Dorothy E. Johnson in: George, J.

Nursing theories: the base for professional nursing practice. Ed 5th. Upper

River Saddle: Pearson Education

Tamilarasi, B. dan Kanimozhi, M. (2009). Improving quality of life in breast

cancer

survivors : theoretical approach. The nursing journal of india. Vol C No.

12. Diperoleh pada tanggal 17 November 2014 di

http://www.tnaionline.org/dec-09/7.htm

Tomey, A., M. & Alligood, M., R. (2006). Nursing theory and their work. Sc.

Louis: Mosby, Inc.

25