teknologi obat herbal

15
Penetapan Kadar Sari, Penetapan Susut Pengeringan, Penetapan Kadar Tanin, Penetapan Kadar Minyak Atsiri Kelompok : I-5 Praktikan : Egie Meyska Putri (1120069), Stephanie A. H (1120285), Alfonsa Theresia Sujaya (1120347), Winner Khrist Wandhy Pattirane (1120392), Novalia Tungka (1120404) A.PENDAHULUAN Latar belakang 1. Penetapan Kadar Sari Penetapan kadar sari merupakan suatu metode secara kuantitatif yang digunakan untuk menentukan jumlah total suatu senyawa yang terkandung dalam tanaman obat dengan bantuan pelarut tertentu. Penetapan ini dilakukan pada simplisia yang belum terdapat penetapan secara biologi maupun kimiawi secara tepat. Kunyit (Curcuma domestica) Makroskopik : Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuning-kuningan. Warna : kuning-jingga sampai coklat kuning-jingga Aroma : aromatik khas Rasa : mirip rempah dan agak pahit Kadar abu : 3-7 % Kadar sari larut etanol : Kadar sari larut air : 12 % Pasir kasar : 1 % Kadar minyak atsiri : 5 % 2. Penetapan Susut Pengeringan Susut pengeringan merupakan pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperatur 105 o C selama 30 menit atau sampai

Upload: meyskaegie

Post on 10-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

TEKNOLOGI OBAT HERBALSEMOGA BERMANFAAT

TRANSCRIPT

Page 1: TEKNOLOGI OBAT HERBAL

Penetapan Kadar Sari, Penetapan Susut Pengeringan, Penetapan Kadar Tanin, Penetapan Kadar Minyak Atsiri

Kelompok : I-5Praktikan : Egie Meyska Putri (1120069), Stephanie A. H (1120285), Alfonsa Theresia

Sujaya (1120347), Winner Khrist Wandhy Pattirane (1120392), Novalia Tungka (1120404)

A.PENDAHULUAN

Latar belakang

1. Penetapan Kadar Sari Penetapan kadar sari merupakan suatu metode secara kuantitatif yang digunakan untuk

menentukan jumlah total suatu senyawa yang terkandung dalam tanaman obat dengan bantuan pelarut tertentu. Penetapan ini dilakukan pada simplisia yang belum terdapat penetapan secara biologi maupun kimiawi secara tepat.

Kunyit (Curcuma domestica)Makroskopik : Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuning-kuningan.

Warna : kuning-jingga sampai coklat kuning-jingga Aroma : aromatik khas Rasa : mirip rempah dan agak pahit Kadar abu : 3-7 % Kadar sari larut etanol : Kadar sari larut air : 12 % Pasir kasar : 1 % Kadar minyak atsiri : 5 %

2. Penetapan Susut Pengeringan Susut pengeringan merupakan pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperatur 105oC selama 30 menit atau sampai konstan, yang dinyatakan dalam porsen. Dalam hal khusus (jika bahan tidak mengandung minyak menguap/atsiri dan sisa pelarut organik)

3. Penetapan Kadar Tanin Tanin adalah senyawa phenolic yang larut dalam air. Dengan berat molekul antara 500-3000 dapat mengendapkan protein dari larutan. Secara kimia tannin sangat komplek dan biasanya dibagi kedalam dua grup, yaitu hydrolizable tannin dan condensed tannin. Hydrolizable tannin mudah dihidrolisa secara kimia atau oleh enzim dan terdapat di beberapa legume tropika seperti Acacia Spp. Sifat fisik dari tanin adalah sebagai berikut :1)      Jika dilarutkan kedalam air akan membentuk koloid dan memiliki rasa asam dan sepat2)      Jika dicampur dengan alkaloid dan glatin akan terjadi endapan3)      Tidak dapat mengkristal4)      Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitikCara Identifikasi dan Dampak Senyawa Tannin :

Page 2: TEKNOLOGI OBAT HERBAL

1)      Diberikan larutan FeCl3 berwarna biru tua / atau hitam kehijauan 2)      Ditambahkan Kalium Ferrisianida atau  amoniak berwarna coklat3)      Diendapkan dengan garam Cu, Pb, Sn, dan larutan Kalium Bikromat berwarna coklatKandungan kimia dalam teh:

1) Polifenol Teh. Polifenol pada teh yang paling beken adalah katekin dan flavanol. Senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh dan juga ampuh untuk mencegah berkembangnya sel kanker dalam tubuh.

a) Katekin. Katekin adalah senyawa yang paling banyak menjadi perhatian diantara sejumlah polifenol yang tersedia dalam teh.

b) Flavanol. Komposisi kimia flavanol sangat mirip dengan katekin. Flavanol pada teh terdiri dari kaemmferol dan mirisetin. Flavanol merupakan satu di antara sekian banyak antioksidan alami yang terdapat dalam tanaman pangan.

2) Karbohidrat. Karbohidrat yang terdapat pada daun teh mulai dari gula sederhana hingga yang kompleks. Karbohidrat yang penting diantaranya sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Keseluruhan karbohidrat yang dikandung teh adalah 0,75% dari berat kering daun.3) Substansi Pektin. Substansi pektin yang paling banyak adalah pektin dan asam pektat. Besarnya bervariasi, yaitu antara 4,9-7,6% dari berat kering daun.4) Alkaloid-Kafein. Alkoloid utama dalam daun teh adalah kafein. Kafein memberi rasa yang menggigit. Terlalu banyak kafein tidak baik untuk tubuh. Akan tetapi, kafein tidak seluruhnya buruk. Kafein adalah zat penyegar yang mampu merangsang kerja sistem saraf pusat. Kafein akan bereaksi dengan katekin atau hasil oksidasinya sehingga membentuk senyawa yang menentukan kesegaran (briskness) dari seduhan teh.6) Protein dan Asam-asam Amino (Theanin). Daun teh mengandung protein yang dirasakan sangat besar peranannya dalam pembentukan aroma pada teh. Diketahui bahwa perubahan utama selama proses pelayuan teh hitam adalah pembongkaran protein menjadi asam-asam amino. Asam amino bersama karbohidrat dan katekin akan membentuk senyawa aromatis. Asam amino yang banyak berpengaruh dalam hal ini adalah theanin, alanin, fenil alanin, valin, leusin, dan isoleusin. Sekitar 50% dari total asam amino bebas dalam teh adalah theanin.7) Substansi Resin. Aroma teh juga tergantung pada minyak esensial dan resin. Sebagai bahan kimia, resin sukar dibedakan dengan minyak esensial dan terpene.kandungan resin besarnya 3% dari berat kering daun. Peranan resin yang lain adalah menaikkan daya tahan tanaman teh terhadap kondisi beku.

4. Penetapan Kadar Minyak Atsiri Merupakan minyak dari tanaman yang komponennya secara umum mudah menguap sehingga banyak yang menyebut minyak terbang. Minyak atsiri disebut juga etherial oil atau minyak eteris karena bersifat sepeti eter. Dalam bahasa internasional biasa disebut essential oil (minyak essen) karena bersifat khas sebagai pemberi aroma/bau (esen). Definisi ini dimaksudkan untuk membedakan minyak lemak dengan minyak atsiri yang berbeda tanaman penghasilnya.Sifat minyak atsiri sendiri antara lain :

1. Dapat didestilasi.2. Tidak meninggalkan noda. 3. Tidak tersabunkan.4. Tidak tengik.5. Tidak mengandung asam.

Page 3: TEKNOLOGI OBAT HERBAL

Tujuan Praktikum :

1. Tujuan praktikum Penetapan Kadar Sari Menetapkan parameter standarisasi dan presentase kadar sari dari simplisia yaitu kunyit (Curcuma domestica)

2. Tujuan praktikum Penetapan Kadar Susut Pengeringan Menentukan jumlah total senyawa yang tersari

3. Tujuan praktikum Penetapan Kadar TaninMemahami dan mengerti cara penetapan kadar tanin serta mampu menetapkan kadar tanin dalam suatu simplisia

4. Tujuan praktikum Penetapan Kadar Minyak Atsiri Mempraktekkan cara penyulingan dan menetapkan kadar minyak atsiriuntuk menetapkan minyak atsiri dalam suatu simplisia yaitu temulawak (Curcuma xanthorrizha)

B.METODE PRAKTIKUM

ALAT DAN BAHANAlat : timbangan analitik; labu bersumbat 200 ml; labu ukur 100ml&250ml; cawan porselin; corong gelas; kertas saring; pengaduk gelas; pipet ukur 20 ml; water bath; oven; pipet tetes; filler; Krus tang; krus porselin; eksikator; beaker glass 100ml,500ml,1L; pipet volume 25ml; Erlenmeyer 1L; papan tetes; buret; serangkaian alat destilasi Stahl.Bahan : Rimpang Kunyit, aquadem, kloroform, etanol 95%, KMnO4 0,1 N, Asam Indigo sulfonat LP, Besi (III) ammonium sulfat, Rimpang Temulawak, HCL encer, Etanol 90% P,Eter P

SKEMA KERJA

a. Penetapan Kadar Sari

Keringkan serbuk simplisia di udara

Timbang 0,5 g serbuk

Maserasi selama 24 jam dengan Etanol 95% menggunakan labu bersumbat

Kocok berkali-kali selama 6 jam pertama, kemudian biarkan 18 jam

Saring ke dalam labu ukur 100 ml, tambahkan pelarut yang sama ad 100 ml

Uapkan 20 ml filtrat ad kering dalam cawan porselen yang tela ditara

Panaskan sisa pada suhu 1050C,masukkan eksikator 5’, ulangi selama 2x percobaan hingga bobot tetap

Page 4: TEKNOLOGI OBAT HERBAL

b. Penetapan susut pengeringanPanaskan botol timbang bertutup pada suhu penetapan selama 30’ dan ditara

Timbang seksama 1-2 g serbuk simplisia “Rimpang kunyit”. Ratakan zat dalam botol ad lapisan setebal 5-10 mm

Keringkan pada suhu penetapan 105˚C selama 10’,masukkan eksikator selama 5’, tutup dibuka, timbang dengan timbangan analitik ,ad bobot tetap

Ulangi percobaan sebanyak 3 kali

c. Penetapan Kadar TaninTimbang seksama 2 g serbuk simplisia “Daun Teh”

Panaskan dengan 50 ml air mendidih di atas tangas airselama 10’ sambil diaduk

Diamkan selama beberapa menit

Tuangkan melalui segumpal kapas (kertas saring) ke dalam labu ukur 250 ml

Sari sisa dengan air mendidih, saring larutan ke dalam labu ukur yang sama

Ulangi penyaringan beberapa kali ad larutan bila di+ besi (III) ammonium sulfat tidak menimbulkan warna biru gelap

Dinginkan cairan, tambahkan air ad 250 ml

Timbang asam oksalat 0,1 N, larutkan dalam air ad 150 ml, titrasi dengan larutan KMnO4

Pipet 25 ml larutan ke dalam erlenmeyer 1000 ml

Tambahkan 750 ml air dan 25 ml asam indigo sulfonat LP

Titrasi dengan KMnO4 0,1 N ad larutan berwarna kuning emas

Lakukan titrasi blanko

d. Penetapan kadar minyak atsiri

Page 5: TEKNOLOGI OBAT HERBAL

Pasang alat destilasi Stahl

Cuci buret dengan etanol & eter, bebas lemakkan dengan HCl, bilas dengan air hingga bebas asam. Timbang bahan yang akan diperiksa “Temulawak”, masukkan

dalam labu

Tambahkan +/- 300 ml air

Isi buret dengan 0,2 ml xylena P

Isi buret penuh dengan air (sampai 1/3 pipa dan sejajar dengan pipa tengah)

Panaskan dengan tangas udara selama 6 jam

Setelah penyulingan selesai, biarkan selama 15’

Catat volume minyak atsiri pada buret

Hitung kadar minyak atsiri dalam % v/b

C. HASIL PRAKTIKUM1. Penetapan Kadar Sari

CawanBobot kosong

(A)

Penimbangan I (B)

Penimbangan II (C)

B-A C-A

I 52,4954 g 52,6576 g 52,6553 g 0,1622 g 0,1599 g

II 65,3953 g 65,5585 g 65,5563 g 0,1632g 0,161 g

III 71,4087 g 71,5775 g 71,5510 g 0,1688g 0,1432g

Ketentuan Bobot tetap < 0,5 mg / 1 g

Berat Kadar Sari = 5,3282 gram% KS 1 = ((0,1599 x 5) / 5,3282) X 100% = 15,01 %% KS 2 = ((0,161 x 5) / 5,3282) X 100% = 15,11 %% KS 3 = ((0,1432 x 5) / 5,3282) X 100% = 13,35 %*mean ± SD = 13,50% - 15,47%

Identifikasi bobot tetap Ambang

1. ((0,1622-0,1599)x1000)mg= 2,3 mg (0,5x0,1622)mg=0,0811 mg2. ((0,1632-0,161)x1000)mg= 2,2 mg (0,5x0,1632)mg=0,0816 mg3. ((0,1688-0,1432)x1000)mg= 25,6mg (0,5x0,1688)mg=0,0844 mg *bobot tetap > dari nilai ambang

Page 6: TEKNOLOGI OBAT HERBAL

2. Penetapan Susut Pengeringan

CawanBobot kosong

(A)

Penimbangan I (B)

Penimbangan II (C)

Selisih (g)

I 23,1020g 0,9154 g 0,9136 g 0,0018 g

II 21,1503g 0,9206g 0,9193 g 0,0013g

III 19,9124 g 0,9198g 0,9177 g 0,0021 g

Perhitungan hasil% SP 1 = ((1,0033-0,9136) / 1,0033) X 100% = 8,9405 %% SP 2 = ((1,0137-0,9193) / 1,0137) X 100% = 9,3124 %% SP 3 = ((1,0128-0,9177) / 1,028) X 100% = 9,5870 %*mean : 9,2799%SD : 0,32466%RSD : 3,49643531

Identifikasi bobot tetap Ambang

1. (0,0018x1000)mg= 1,8 mg (0,5x0,9154)mg=0,4577 mg2. (0,0013x1000)mg= 1,3 mg (0,5x0,9206)mg=0,4603 mg3. (0,0021x1000)mg=2,1 mg (0,5x0,9198)mg=0,4599 mg*bobot tetap > dari nilai ambang

3. Penetapan Kadar TaninData penimbangan

BT + asamoksalat = 13,4769 gBT kosong =12,8464 g

Asamoksalat = 0,6305 g

N asamoksalat = g/Mr x 1000/v x ekiv= 0.6305/126,07 x 1000/100 x 2= 0,100023796 N

V.asamoksalat N.asamoksalat V.titran N.titran

10,0 0,100023796 0,00 – 9,75 0,102588508

10,0 0,100023796 0,00 – 9,60 0,104191454

10,0 0,100023796 0,00 - 9,75 0,102588508

SD = 9,254613147 x 10-4

X = 0,103122823 N% KV = 0,90 %

Page 7: TEKNOLOGI OBAT HERBAL

Data Penetapankadar

NoVol.sampel

(ml)

Vol. titran(ml)

(a)

Vol.blanko(ml)(c)

Vol. KMnO4(ml)

(a-c)

N titran N sampel

1 25,00,00 – 3,55

0,00 – 1,40 2,150,103122823 0,00886902778

2 25,00,00 – 3,60

0,00 – 1,40 2,200,103122823 0,00907528424

3 25,00,00 - 3,55

0,00 – 1,40 2,150,103122823 0,00886902778

SD = 1,190811593 . 10-4

X = 8,93777932 . 10-4

% KV = 1,33 %

Data perhitungan0,1 N KMnO4 ~ 0,004157 g Tanin1 ml KMnO4 0,103122823 x gr tanin x = 0,103122823 /0,1 x 0,004157 g

Tanin = 0,004286815752 grKadar Sampel (Tanin) 1. kadartanin = Z x 10 x 0,004157 x Wx 100 %

Bobotawal = 2,15 x 10 x 0,004157 x 1,03122823 x 100

2,1280 = 4,331134336 % = 4,33 %

2. kadartanin = 2, 20 x 10 x 0,004157 x 1,03122823x 1002,1280

= 4,43185839 % = 4.43 %3. kadartanin = 2,15 x 10 x 0,004157 x 1,03122823x 100

2,1280 = 4,331134336 % = 4,33 %

Kadar tanin rata-rata = 4,364709021 % = 4,36 %

4. Penetapan Kadar MinyakAtsiri % kadar minyak atsiri = (vol.minyak atsiri pada buret / berat bahan) x 100%

= (0,07 ml / 10 gram) x 100 %= 0,7 %

Page 8: TEKNOLOGI OBAT HERBAL

D.PEMBAHASAN

Penetapan kadar sari

Berdasarkan literatur (MMI) kadar sari kunyit yang terlarut dalam etanol sebanyak 10% dan pada percobaan kami diperoleh kadar sari X rata-rata sebesar 14,49% , SD sebesar 0,988534268 dan RSD sebesar 6,822 % .Hasil yang kita peroleh dibandingkan dengan literatur berbeda karena waktu yang terbatas untuk mencari pelarut organik yang dapat melarutkan dengan baik senyawa yang akan diisolasi dan harus mempunyai titik didih yang tinggi pula sehingga tidak mudah menguap serta tahap perlakuan pengovenan yang kurang ( hanya 2 kali). Dan dalam praktikum yang kami lakukan, belum didapatkan bobot tetap.

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah maserasi. simplisia terlebih dahulu dimaserasi selama ± 24 jam dengan etanol (95 %). Hal ini bertujuan agar zat aktif yang ada pada simplisia dapat terekstraksi dan tertarik oleh pelarut tersebut. Maserasi merupakan metode perendaman sampel dengan pelarut organik, umumnya digunakan pelarut organik dengan molekul relatif kecil dan perlakuan pada temperatur ruangan, akan mudah pelarut terdistribusi ke dalam sel tumbuhan.Metode maserasi ini sangat menguntungkan karena pengaruh suhu dapat dihindari, suhu yang tinggi kemungkinan akan mengakibatkan terdegradasinya senyawa-senyawa metabolit sekunder. Pemilihan pelarut yang digunakan untuk maserasi akan memberikan efektivitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam dalam pelarut akibat kontak langsung dan waktu yang cukup lama dengan sampel.

Penetapan susut pengeringan

Susut pengeringan adalah kadar bagian yang menguap dari suatu zat, kecuali dinyatakan lain, suhu penetapan adalah 105oC. Dari metode penetapan susut pengeringan, dapat diketahui kadar air dan senyawa yang menguap pada simplisia. Semakin besar % susut pengeringan, maka semakin besar kandungan air dan senyawa yang mudah menguap pada simplisia contohnya kandungan minyak atsiri. Makin besar kandungan air, maka semakin banyak pula kandungan mikroba, fungi, maupun serangga yang hidup pada simplisia tersebut, yang dapat menyebabkan mutu simplisia menjadi rendah. Oleh karena itu, dilakukan pengeringan untuk menghilangkan kandungan air yang terdapat dalam simplisia.

Pada percobaan penetapan susut pengeringan, digunakan simplisia kunyit yang telah digerus terlebih dahulu dan dimasukkan ke dalam krus porselin. Bobot bahan pada krus porselin akan semakin berkurang dengan adanya pemanasan, hal ini disebabkan karena kandungan air dan senyawa dalam simplisia semakin sedikit setelah pemanasan dengan oven. Saat percobaan, krus porselin dan simplisia dipanaskan dalam oven 105oC selama 10 menit , tutup krus dalam keadaan terbuka, agar proses penyusutan simplisia dapat berlangsung dengan baik dan panas oven menembus ke dalam simplisia, sehingga kadar air dalam simplisia mudah menguap. Saat pendinginan dilakukan dalam eksikator selama 5 menit dengan krus porselin dalam keadaan terbuka. Jika pendinginan dilakukan diudara bebas akan berakibat simplisia tersebut akan menyerap air kembali dari udara

Page 9: TEKNOLOGI OBAT HERBAL

yang nantinya akan membuat penambahan bobot simplisia. Karena simplisia tersebut bersifat higroskopis.

Dalam praktikum ini masih belum didapatkan bobot tetap yang mungkin disebabkan oleh beberapa hal antara lain: suhu yang kurang konstant pada saat pemanasan, waktu pemanasan yang kurang lama. Simplisia yang diberi perlakuan seharusnya ada 3 krus porselain, dikarenakan adanya kesalahan praktikan, salah satu krus porselain tersebut tumpah, sehingga tidak dapat diberi perlakuan karena nantinya akan mempengaruhi data pada bobot simplisia tersebut.

Dari hasil praktikum, didapat % rata-rata susut pengeringan sebesar 9,2799%. Menurut pustaka, kadar susut pengeringan rimpang kunyit tidak lebih dari 8%. Jadi kadar susut pengeringan yang didapat dalam praktikum kami belum memenuhi standar.

Penetapan kadar taninSimplisia yang digunakan yaitu daun teh yang dipanaskan dengan air mendidih

untuk memperoleh ekstrak secara berulang-ulang sehingga tidak didapat kandungan tanin. Cara untuk mengidentifikasi sudah tidak adanya kandungan tanin yaitu dengan menggunakan FeCl3 yang diteteskan pada papan tetes yang sudah berisi sedikit ampas teh. Bila mengandung tanin, maka larutan akan berwarna biru kehitaman, bila tidak mengandung tanin warna tidak menunjukkan biru kehitaman. Setelah menunjukkan hasil negatif, dilanjutkan dengan titrasi menggunakan KMnO4 yang telah dibaku dengan asam oksalat. Pada titrasi ini ditambahkan asam indigo sulfonat yang berfungsi sebagai indikator untuk melihat perubahan warna. Titik akhir titrasi yaitu terjadi perubahan warna dari biru ke kuning keemasan. Pada titrasi ini perlu dilakukan titrasi blanko terlebih dahulu untuk mengurangi kesalahan titrasi. Karena kurang tajamnya warna TAT dari simplisia yang dititrasi, saat pembakuan diperlukan penambaham H2SO4 yang berguna sebagai suasana asam. Pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi, di mana suhu pemanasan antara 60-70oC dan tidak boleh sampai mendidih karena asam oksalat dapat terurai.

Pada percobaan penetapan kadar tanin, berat awal simplisia yang ditimbang yaitu 2 gramgram lalu diekstraksi dengan menggunakan air panas sebanyak 3 kali. % Kadar tanin yang kami peroleh yaitu sebesar 4,36%, sedangkan pada literatur % kadar tanin dalam teh yaitu 8,16–26,13% (Jacobs, 1959). Jadi, dapat dikatakan bahwa kadar tanin yang kami peroleh tidak sesuai dengan ketentuan literatur.

Penetapan kadar minyak atsiriPada saat praktikum penetapan kadar minyak atsiri,simplisia yang digunakan adalah

Lada Hitam dalam bentuk serbuk, hal ini bertujuan agar sel-sel pada bahan akan pecah hingga keluarnya cairan dari bahan akan lebih mudah. Pada percobaan yang kami lakukan campur bahan yang diperiksa (simplisia lada hitam) dalam labu alas bulat yang telah diisi dengan batu didih. Kemudian ditambahkan air sebanyak 300ml. Bersamaan dengan itu pasang alat destilasi stahl dan dicuci denga etanol (3x) untuk membersihkan lemak-lemak yang larut dalam etanol, eter (1x), danHCl P (1x) yang berfungsi untuk menghilangkan lemak yang tidak larut etanol di dalam alat.Kemudian dibilas dengan air sampai tidak ada sisa HCl dalam alat Stahl.Selanjutnya isi buret dengan air hingga penuh (sampai 1/3 pipa dan sejajar dengan pipa tengah). Panaskan dengan tangas udara selama

Page 10: TEKNOLOGI OBAT HERBAL

45 menit dihitung dari tetesan pertama minyak atsiri karena untuk mendapatkan minyak atsiri di perlukan pemanasan suhutinggi (>100oC) setelah penyulingan selesai, biarkan selama 10 menit agar didapatkan volume yang stabil, catat volume minyak atsiri pada buret.Hitung kadar minyak atsiri dalam % v/b .Dari pratikum kami, didapatkan hasil destilasi minyak atsiri sebesar 0,7%. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, antaralain :terdapatnya sedikit air pada tangasudara yang menyebabkan adanya letupan – letupan pada tangas udara sehingga proses destilasi tidak berjalan dengan baik dan ada juga factor keterbatasan waktu pada praktikum.

A. KESIMPULAN

Kadar dalam percobaan penetapan kadar sari yang kami peroleh dalam percobaan yang kami lakukan adalah sebesar 12,29% dan masih belum mencapai bobot tetap.

Kadar susut pengeringan dalam percobaan susut pengeringan yang kami peroleh dari percobaan yang kami lakukan adalah sebesar 7,175%. Menurut pustaka, kadar susut pengeringan rimpang kunyit tidak lebih dari 8%. Jadi kadar susut pengeringan yang didapat dalam praktikum masih memenuhi standar.

Kadar tannin dalam percobaan penetapan kadar tanin yang kami peroleh dari percobaan yang kami lakukan adalah sebesar 17,37%. Sedangkan pada literatur % kadar tanin dalam teh yaitu 8,16 – 26,13% (Jacobs, 1959). Jadi, dapat dikatakan bahwa kadar tanin yang kami peroleh sesuai dengan ketentuan literatur.

Kadar minyak atsiri dalam percobaan penetapan kadar minyak atsiri yang kami peroleh dari percobaan yang kami lakukan adalah sebesar 1,3%, hasil yang kami dapatkan kurang dikarenakan adanya keterbatasan waktu.

VI. DAFTAR PUSTAKA DepKes RI. 1977. Materia Medika Indonesia Jilid I dan IV. Tanaman obat Keluarga. Jakarta. PT.Intisari Mediatama. 1999 Dalimartha Setiawan. Altas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus Agriwidya

1999 Darwis SN 1991. Tumbuhan Obat Famili Zingiberaceae. Bogor : Puslitbang tanaman

industri