tugas analisis obat herbal

20
 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang paling penting untuk setiap manusia. Salah satu penyakit yang sering dialami manusia adalah diare, yang disebabkan oleh bakteri karena pola hidup yang kurang baik. Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi rotavirus. Rotavirus adalah virus yang umum dan menular yang menyebabkan muntah dan diare. Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar (Hidayat, 2011). Diare bisa disebabkan oleh bakteri. Beberapa bakteri penyebab diare diantaranya adalah Shigella, Escherichia coli, Salmonella, atau Campylobacter jejuni, serta bakteri penyebab iritasi usus seperti Staphylococcus aureus. Obat diare merk “D, yang diproduksi oleh PT SOHO Industri Pharmasi, hadir di market pasar obat diare sejak 15 Maret 2 000. Sejak awal  perkembangannya, Obat D memposisikan diri sebagai obat diare alami. Komposisi alami obat D terdiri dari ekstrak daun jambu biji, kunyit, biji Jali, buah Mojokeling, dan kulit buah Delima. Obat D merupakan salah satu obat herbal terstandar yang diformulasi khusus oleh perusahaan Indonesia dengan mengutamakan local content  dari bahan herbal Indonesia. Sejak diluncurkan di pasaran, obat D dengan cepat dapat diterima oleh konsumen Indonesia. Hal ini mungkin disebabkan karena bahan-bahan alami yang digunakan oleh obat D sebenarnya merupakan bahan baku tradisional herbal Indonesia yang telah digunakan secara turun-temurun dan dipercaya telah terbukti efektif dapat mengatasi masalah diare (Sosrowinoto, 2011). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa obat diare merk D merupakan salah satu obat herbal terstandar di Indonesia yang menggunakan bahan-bahan alami sebagai komposisinya. Oleh karena itu,

Upload: anetherabbit

Post on 08-Oct-2015

324 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

obat herbal diapet

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar BelakangKesehatan merupakan hal yang paling penting untuk setiap manusia. Salah satu penyakit yang sering dialami manusia adalah diare, yang disebabkan oleh bakteri karena pola hidup yang kurang baik. Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi rotavirus. Rotavirus adalah virus yang umum dan menular yang menyebabkan muntah dan diare. Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar (Hidayat, 2011). Diare bisa disebabkan oleh bakteri. Beberapa bakteri penyebab diare diantaranya adalah Shigella, Escherichia coli, Salmonella, atau Campylobacter jejuni, serta bakteri penyebab iritasi usus seperti Staphylococcus aureus.Obat diare merk D, yang diproduksi oleh PT SOHO Industri Pharmasi, hadir di market pasar obat diare sejak 15 Maret 2000. Sejak awal perkembangannya, Obat D memposisikan diri sebagai obat diare alami. Komposisi alami obat D terdiri dari ekstrak daun jambu biji, kunyit, biji Jali, buah Mojokeling, dan kulit buah Delima. Obat D merupakan salah satu obat herbal terstandar yang diformulasi khusus oleh perusahaan Indonesia dengan mengutamakan local content dari bahan herbal Indonesia. Sejak diluncurkan di pasaran, obat D dengan cepat dapat diterima oleh konsumen Indonesia. Hal ini mungkin disebabkan karena bahan-bahan alami yang digunakan oleh obat D sebenarnya merupakan bahan baku tradisional herbal Indonesia yang telah digunakan secara turun-temurun dan dipercaya telah terbukti efektif dapat mengatasi masalah diare (Sosrowinoto, 2011).Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa obat diare merk D merupakan salah satu obat herbal terstandar di Indonesia yang menggunakan bahan-bahan alami sebagai komposisinya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui komposisi obat diare merk D beserta khasiat komposisinya.

1.2Rumusan Masalah1. Bagaimana komposisi dan deksripsi simplisia dalam obat diare merk D ?2. Apa khasiat dari masing-masing komposisi obat diare merk D ?

1.3Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui komposisi dan deskripsi simplisia dalam obat diare merk D sebagai salah satu obat herbal terstandar di Indonesia2. Untuk mengetahui khasiat dari masing-masing komposisi obat diare merk D

1.4Manfaat Penulisan1. Memperoleh pengetahuan tentang komposisi dan deskripsi simplisia dalam obat diare merk D sebagai salah satu obat herbal terstandar di Indonesia2. Memperoleh pengetahuan tentang khasiat dari masing-masing komposisi obat diare merk D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1Obat Diare DObat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional dibuat atau diramu dari bahan tumbuh-tumbuhan, bahan hewan, sediaan sarian (galenik), atau campuran bahan-bahan tersebut. Obat tradisional secara turun - temurun telah digunakan untuk kesehatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional telah digunakan oleh berbagai aspek masyarakat mulai dari tingkat ekonomi atas sampai tingkat bawah, karena obat tradisional mudah didapat, harganya yang cukup terjangkau dan berkhasiat untuk pengobatan, perawatan dan pencegahan penyakit (BPOM, 2005).Obat Herbal Terstandar merupakan obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun keterampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik (uji pada hewan) dengan mengikuti standar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis. Kriteria Obat Herbal Terstandar antara lain: Aman, Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau pra-linik, bahan baku yang digunakan telah mengalami standarisasi, dan memenuhi persyaratan mutu.Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria: Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/praklinik Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi Memenuhi persyaratan mutu yang berlakuObat D merupakan salah satu obat herbal terstandar yang diformulasi khusus oleh perusahaan Indonesia dengan mengutamakan local content dari bahan herbal Indonesia. Sejak diluncurkan di pasaran, obat D dengan cepat dapat diterima oleh konsumen Indonesia. Hal ini mungkin disebabkan karena bahan-bahan alami yang digunakan oleh obat D sebenarnya merupakan bahan baku tradisional herbal Indonesia yang telah digunakan secara turun-temurun dan dipercaya telah terbukti efektif dapat mengatasi masalah diare (Sosrowinoto, 2011).

Khasiat dan kegunaan obat D : Membantu mengurangi frekuensi buang air besar Mengobati mencret dan memadatkan kembali feses yang cair Mengatasi rasa mulasAturan Pemakaian : Dewasa dan anak-anak : sehari 2x @ 2 kapsul Penderita akut : 2x @ 2 kapsul per jamKomposisi Obat Diare D antara lain : Ekstrak Psidii folium 23,55 % Ekstrak Curcumae domesticate rhizome 12,5% Ekstrak Coix lacrima jobi semen 18 % Ekstrak Chebulae fructus 23 % Ekstrak Granati pericarpium 23 %(SOHO, 2014)

2.2Komposisi dan Deskripsi Simplisia dalam Obat Diare D2.2.1Psidii folium (Daun Jambu Biji)1. Morfologi Tanaman

Nama latin : Psidium folium, L., Psidium guajava, LNama Lokal : Psidium guajava (Inggris/Belanda), Jambu Biji (Indonesia); Jambu klutuk, Bayawas, tetokal, Tokal (Jawa); Galiman (Batak); Jambu klutuk, Jambu Batu (Sunda); Jambu bender (Madura); Sotong (Bali).Jambu biji (Psidium guajava) tersebar meluas sampai ke Asia Tenggara termasuk Indonesia, sampai Asia Selatan, India dan Srilangka. Jambu biji termasuk tanaman perdu dan memiliki banyak cabang dan ranting, batang pohonnya keras. Permukaan kulit luar pohon Jambu biji berwarna coklat dan licin. Apabila kulit kayu Jambu biji tersebut dikelupas, akan terlihat permukaan batang kayunya basah. Bentuk daunnya umumnya bercorak bulat telur dengan ukuran yang agak besar. Bunganya kecil-kecil berwarna putih dan muncul dari balik ketiak daun. Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai pada ketinggian 1200 meter diatas permukaan laut. Pada umur 2-3 tahun Jambu biji sudah mulai berbuah. Bijinya banyak dan terdapat pada daging buahnya. Daun jambu biji merupakan daun tunggal, bertangkai pendek, panjang tangkai daun 0,5 sampai 1 cm, helai daun berbentuk bundar telur agak menjorong atau bulat memanjang, panjang 5 - 13 cm, lebar 3 cm 6 cm, pinggir daun rata agak menggulung ke atas, permukaan atas agak licin, warna hijau kelabu, kelenjar minyak tampak sebagai bintik-bintik berwarna gelap dan bila daun direndam tampak sebagai bintik-bintik yang tembus cahaya, ibu tulang daun dan tulang cabang menonjol pada permukaan bawah, bertulang (berpenulangan) menyirip, warna putih kehijauan (Anonim, 1980).2. Klasifikasi TanamanKingdom: PlantaeDivisi: MagnoliophytaKelas: MagnoliopsidaOrdo: MyrtalesFamili: MyrtaceaeGenus: Psidium L.Spesies: Psidium guajava, L.

3. Komposisi Kimia Daun Jambu biji mengandung total minyak 6% dan Minyak Atsiri 0,365%, Resin 3,15 %, Tannin 8,5%, dan lain-lain. Komposisi utama minyak atsiri yaitu pinene limonene, menthol, terpenyl acetate, isopropyl alcohol, longicyclene, caryophyllene, bisabolene, caryophyllene oxide, copanene, farnesene, humulene, selinene, cardinene dan curcumene. Minyak atsiri dari daun Jambu biji juga mengandung nerolidiol, sitosterol, ursolic, crategolic, dan guayavolic acids (Anonim, 1980).Daun Jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tannin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. P. guajava secara kimia dicirikan antara lain oleh kandungan senyawa-senyawa flavonoid, tanin, dan triterpenoid (Achmad, 2009).4. Khasiat TanamanBagian dari jambu biji yang digunakan untuk mengobati diare pada umumnya adalah bagian daun. Daun jambu biji mengandung tannin dan zat lain seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak daun jambu biji dalam etanol, aseton, dan air dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare yaitu Staphylococcus aureus dan E. Coli.Hasil penelitian menunjukkan ekstrak air daun jambu biji memiliki efek anti-diare melalui 3 aktivitas yaitu anti-amoeba, anti-bakteri dan anti-spasmodik. Ekstrak etanol daun jambu biji juga menunjukkan aktivitas anti-bakteri terhadap enterobakteria. Ekstrak air, ekstrak heksan dan ekstrak metanol daun jambu biji semuanya menunjukkan aktivitas spasmolitik invitro. Ekstrak etanol daun jambu biji menghambat kontraksi spontan ileum dan menghambat sekresi asetilkolin lambung. Kandungan kuersetin, dan glikosida kuersetin dalam daun jambu biji terbukti menghambat kontraksi ileum melalui efek antagonistik kalsium (Depkes RI, 1995).Daun jambu biji (Psidii folium) secara turun temurun sudah lama dikenal sebagai obat diare. Cara penggunaan daun jambu biji sebagai obat diare yaitu daun Jambu biji segar seberat 30g ditambah segenggam tepung beras dan air 1-2 gelas direbus, minum airnya 2 kali sehari. Cara lainnya kunyah 3 lembar daun jambu biji muda yang segar dengan sedikit garam lalu ditelan, lakukan 2 kali sehari (Depkes RI, 2000)

2.2.2Curcumae domestica rhizomae (Rimpang Kunyit)1. Morfologi Tanaman

Nama Latin : Curcumae domestica Val., Curcuma domesticae rhizomaeNama Lokal : Curcuma, indian saffron, yellow ginger (Inggris); Kunyit (Indonesia); koneng (Sunda); kunir (Jawa); Hunik (Batak); Kunyi (Makassar)Jenis Curcuma domestica Val, C. domestica Rumph, C. longa Auct, u C. longa Linn, Amomum curcuma Murs. Ini merupakan jenis Kunyit yang paling terkenal dari jenis Kunyit lainnya. Tanaman Kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun agak lunak. Daun tunggal, bentuk bulat telur memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih atau kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuning-kuningan (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).2. Klasifikasi TanamanKingdom: PlantaeDivisi: SpermatophytaKelas: MonocotyledoneaeOrdo: ZingiberalesFamili: ZingiberaceaeGenus: CurcumaSpesies: Curcuma domestica Val

3. Komposisi KimiaKunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat yang disebut kurkuminoid. Kurkuminoid terdiri atas :- Kurkumin : RI = R2 = OCH3 dengan kandungan 10 %- Desmetoksikurkumin : R1 = OCH3, R2 = H dengan kandungan 1-5%- Bisdesmetoksikurkumin : R1 = R2 = H, berupa minyak atsiri (terdiri dari keton sesquiterpan, turmeron, tumeon 60%, zingiberen 25%, feladeren, sabinen, borneol, dan sineil). Selain itu, kunyit juga mengandung lemak 13%, karbohidrat 3%, protein 30%, pati 8%, vitamin C 45 %55%, garam-garam mineral (zat besi, fosfor, kalsium), saponin, flavanoid, damar, tanin, dan poliferol.Beberapa kandungan kimia dari rimpang kunyit yang telah diketahui yaitu minyak atsiri sebanyak 6% yang terdiri dari golongan senyawa monoterpen dan sesquiterpen (meliputi zingiberen, alfa dan beta-turmerone), zat warna kuning yang disebut kurkuminoid sebanyak 5% (meliputi kurkumin 50-60%, monodesmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin), protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C. Dari ketiga senyawa kurkuminoid tersebut, kurkumin merupakan komponen terbesar. 4. Khasiat TanamanDi daerah Jawa, Kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan kesemutan. Manfaat utama tanaman kunyit, yaitu: sebagai bahan obat tradisional, bahan baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan. Di samping itu rimpang tanaman Kunyit itu juga bermanfaat sebagai antiinflamasi, antioksidan, antimikroba, pencegah kanker, antitumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).Beberapa penelitian secara in vitro dan in vivo menunjukkan, kunyit memunyai aktivitas sebagai antiinflamasi (antiperadangan), aktivitas terhadap peptic ulcer, antitoksik, antihiperlipidemia, dan aktivitas antikanker. Ekstrak kurkuma juga dapat mencegah hepatotoksisitas yang diinduksi senyawa kimia CCl4 (karbontetraklorida) dengan mekanisme berikatan dengan protein dan reseptor pada permukaan membran sel menggantikan senyawa toksik dan mencegah kerusakan sel. Ekstrak kurkuma dapat menurunkan semua komposisi lipid (trigliserida, pospolipid dan kolesterol) pada aorta, dan kadar trigliserida pada serum secara ex vivo. Kurkumin dapat menghambat agregasi platelet (PAF) yang distimulasi mediator endogen seperti faktor agregasi platelet dan asam arakhidonat melalui penghambatan produksi tromboxan (TXA2) dan memblok pelepasan second messenger Ca2+. Kunyit dapat mencegah kanker usus dengan cara menginhibisi enzim-enzim lipid peroksidase dan siklooksigenase-2 yang merupakan implikasi perkembangan kanker dan menginduksi enzim glutation S-transferase. Induksi siklooksigenase-2 dihubungkan dengan produksi prostaglandin (hormon pengatur gerakan otot). Kunyit juga menunjukkan aktivitas sebagai antioksidan yang dihubungkan dengan mekanisme pemadaman singlet O2 yang dapat merusak DNA, namun sifat antioksidan ini bukan sebagai penghambatan superoksida anion atau radikal bebas hidroxil.Serbuk kunyit yang diberikan secara oral pada 116 pasien dengan kondisi dispepsia, flatulen, dan asam lambung menunjukkan respon yang membaik secara signifikan dibanding kelompok kontrol. Pasien menerima 500 mg serbuk obat empat kali sehari selama tujuh hari, uji klinik yang diukur adalah efek obat pada tukak peptik yang menunjukkan, rimpang kunyit meningkatkan penyembuhan tukak dan menurunkan sakit pada bagian perut.Secara tradisional, kunyit sering digunakan sebagai obat diare dan sakit perut. Cara penggunaannya yaitu : Mencret : Rimpang kunyit 1/2 jari; Rasuk angin 1/2 sendok teh; Ketumbar 3 biji; Buah kayu ules 1 biji; daun trawas 1 helai, Campuran ditumbuk; ditambah air 115 ml dan dididihkan; kemudian disaring, Diminum pagi dan sore; tiap kali minum 100 ml Sakit perut : Kunyit dibakar 1 jari; Kulit batang pulosari 1 jari; Ketumbar 7 biji; Seluruh tanaman patikan cina 1 genggam; Air 1 cangkir, Campuran ditumbuk; ditambah air dan dididihkan sampai diperoleh secangkir; disaring, Bayi umur 5-7 bulan; 1 sendok teh/jam; Anak umur 1-2 tahun; diminum 2 kali sehari; 2 sendok makan; Dewasa; sehari minum 3 kali; 1/2 cangkir (Depkes RI, 2000)

2.2.3Coix lacrima jobi semen (Biji Jali)1. Morfologi Tanaman

Nama latin : Coix lacryma-jobi L., Semen coicisNama lokal : Coix seed, adlay, job's tears (Inggris); Yi yi ren (China); Jali (Indonesia); cingkeru, lingkih-lingkih, anjalai bareh, sipiluit, jelim, lahya, togua (Sumatra); hanyere, hanjeli, jali-jali, jali watu (Jawa); kemangge (Nusa Tenggara); jelei, luwong (Kalimantan); bukehang (Sulawesi)Jali (Coix lacryma-jobi L.), merupakan sejenis tumbuhan biji-bijian (serealia) tropika dari suku padi-padian atau Poaceae. Asalnya adalah Asia Timur dan Malaya namun sekarang telah tersebar ke berbagai penjuru dunia. Beberapa varietas memiliki biji yang dapat dimakan dan dijadikan sumber karbohidrat dan juga obat. Bulir yang masak terbungkus struktur yang keras, berbentuk oval dan berwarna putih. Jali telah banyak dibudidayakan, tetapi dapat ditemukan tumbuh liar di hutan, sawah, ladang, dan tanah kosong yang terlantar. Tumbuh pada tanah lembap dan terkena cahaya Matahari dari dataran rendah sampai 1.000 m dpl. Bagian yang sering digunakan adalah biji. Bentuk biji jali bbulat atau elips panjang, panjang 4-8 mm, lebar 3-6 mm. Bagian luar berwarna putih, lembut, dengan testa berwarna kuning coklat. Permukaan dorsal : bergelombang. Permukaan ventral : luas dengan alur longitudinal yang dalam tekstur keras, putih, mengandung amilum, berbau, sedikit berasa manis (Dalimartha, 2008).2. Klasifikasi TanamanKingdom: PlantaeDivisi: MagnoliophytaKelas: LiliopsidaOrdo: PoalesFamili: PoaceaeGenus: CoixSpesies: Coix lacrima-jobi

3. Komposisi KimiaBiji mengandung mengandung sitosterol, coixol, coixonelide, coicin, coixan, vit A, vit B, vit C, asam amino, trigliserida, dan sakarida.Akar mengandung coixol, asam palmitate, asam stearat, stigmasterol, dan sitosterol, potassium chlorida, glukosa, asam amino, tajin, phytin, dan vitamin B. Daun mengandung alkaloid.4. Khasiat TanamanJali sudah lama dikenal sebagai tanaman obat. Kegunaan Jali antara lain diindikasikan untuk tumor pada saluran cerna, kanker paru, serviks, dan korioepitelioma. Juga diindikasikan untuk pengobatan bengkak (edema), beri-beri, diare karena limpa lemah, abses paru, bronkitis, pleuritis (radang pleura), hidrotoraks (penimbunan cairan dalam rongga pleura), radang usus buntu (apendikitis akut), reumatism seperti sakit otot (mialgia), sakit tulang (ostalgia), sakit sendi (arthralgia), kutil (warts) dan eksim.Cara penggunaan biji Jali secara tradisional yaitu Rebus 10--30 g biji jali, kemudian minum air rebusan sekaligus. Lakukan selama 2--4 minggu (Dalimartha, 2008).2.2.4Granati pericarpium (Kulit Buah Delima)1. Morfologi Tanaman

Nama Latin : Punica granatum, L; Granati pericarpiumNama Lokal : Pomegranate (Inggris); Delima (Indonesia); Glima (Aceh); Dalimo (Batak); Delima (Jawa); Dhalima (Madura).Buah delima berbentuk bulat, diameter 5-12 cm, warna kulitnya seragam seperti hijau keunguan, putih, coklat kemerahan, atau ungu kehitaman. Kadang terdapat bercak-bercak yang agak menonjol berwarna lebih tua. Dikenal 3 macam Delima yaitu Delima putih, Delima merah, dan Delima ungu. Berasal dari Timur Tengah, tersebar di daerah sub tropik sampai tropik, dari dataran rendah sampai di bawah 1.000 m. Tanaman ini menyukai tanah gembur yang tidak terendam air, dengan air tanah yang tidak dalam (Raina, 2011).2. Klasifikasi TanamanKingdom: PlantaeDivisi: SpermatophytaKelas: DicotyledonaeOrdo: MyrtalesFamili: PunicaceaeGenus: PunicaSpesies: Punica granatum, L

3. Komposisi KimiaDalam 100g buah delima mengandung 12% vitamin C dan 16% vitamin K, serta polyphenols, seperti ellagitannins dan flavonoids. Biji buah delima mengandung banyak serat dan mikronutrien. Selain itu, buah delima mengandung punicic acid (65.3%), palmitic acid (4.8%), stearic acid (2.3%), oleic acid (6.3%), and linoleic acid (6.6%). Tanin mengandung kurang lebih 20% alkaloida yang terdiri dari peletrina, metil-peletrina, psudo-peletrina, metil iso-peletrina, iso-peletrina.4. Khasiat TanamanKhasiat buah delima untuk kesehatan sudah dikenal sejak dulu. Menurut American Journal of Clinical Nutrition (2003) seseorang yang minum 200 ml/hari selama satu minggu berturut-turut akan meningkatkan aktivitas antioksidan sekitar 9%. Zat ini sangat bermanfaat untuk mencegah dan mengobati berbagai jenis penyakit kanker. Majalah Time edisi Desember 2003 juga pernah mengupas habis khasiat biji Delima. Dalam 100 g biji buah Delima terkandung 259 mg kalium, 63 kal energi metabolis dan 30 mg Vitamin C. Disebutkan pula kalau buah ini memiliki kandungan Flavonoid yang cukup tinggi. Flavonoid merupakan jenis antioksidan kuat, yang amat berperan dalam menurunkan radikal bebas, sehingga bisa memberi perlindungan terhadap penyakit jantung dan kanker kulit. Khasiat sari buah Delima selain mengobati penyakit kanker juga untuk mengobati penyakit cacing dan diare (kulit akar dan kulit batangnya mengandung Alkaloid peliterin). Kulit akar, kulit batang, kulit buah mengandung zat penyamak tannin yang berkhasiat mengecilkan pori-pori, antiseptik, dan hemostatik atau keputihan. Kadar tannin tertinggi terdapat pada kulit akar 28 %, sedangkan kulit buah 26 % (Anggi, 2008).2.2.5Chebulae fructus (Buah Mojokeling)1. Morfologi Tanaman

Nama Latin : Chebulae fructusNama Lokal : Ke Zi (China); Buah Maja, Buah Majakeling, Buah Mojokeling (Indonesia).Sifat sifat : Pahit, asam dan sedikit berasa, netral secara alami, tropistic terhadap paru-paru terbuka dan saluran usus besar, menjadi asam dan astringent (Anggi, 2008).

Indikasi :1. Pengobatan batuk dengan mengurangi pori pada paru-paru. Sering digunakan bersama herbal yang mengobati batuk seperti Radix Codononsis Pilosulae, Radix Astragali seu Hedysari, Radix Ophiopogonis, Fructus Schisandrae, Semen Armeniacae Amarum.2. Diare yang kronis dan disentri untuk tipe penurunan limfa dan ginjal. Sering digunakan dengan herbal Radix Codonpsis Pilosulae, Rhizoma Atractylodis Macrocephalae, Cortex Cinnamomi. Untuk diare kronik digunakan bersama herbal seperti Radix Aucklandiae, Rhizoma Coptidis (Anggi, 2008).

.

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKAAchmad, S. A., Hakim E.H., Makmur L., Syah Y.M., Juliawati. L.D.,Mujahidin. D. 2009, Tumbuh-Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I, ITB, Bandung.Anonim, 2012, ISO Indonesia, volume 46, Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta.Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, JakartaAnonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik IndonesiaAnonim, 2009, Tabloid Wanita Indonesia, edisi 995, Tanggal 09-Februari-2009.Azwar, S. 2005, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka PelajarBudiyanto, K.A.M.H., 2004, Mikrobiologi Terapan, Edisis I, Cetakan ketiga, Universitas Muhammadiyah, Malang.Dalimartha, S. 2008, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 5, Pustaka Bunda, Jakrta.Hidayat, A.A.A., 2008, Ilmu Kesehatan Anak, Slemba medika, Surabayahttp://anggi05.wordpress.com/category/obat/, 15:17, Diakses Tanggal 28 Januari 2012Irianto, K. 2008, Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme, Jilid 1, Yrama Widya, Bandung Jawetz, Melnick, dan Adelberg, 2008, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi revisi, EGC, JakartaNotoatmodjo dan Sukidjo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT. Rineka CiptaRaina, M.H. 2011, Tanaman Obat Untuk Kesehatan, absolut, Yogyakarta.Syamsulhidayat, S.S. dan Hutapea, J. R., 1991, Investaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid I, Badan Litbangkes, Depkes Republik Indonesia, JakartaSoetarto, E.S., Suharti, S.Y., Nastiti dan Sembiring L, 2008, Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar, Universitas Gadjah Mada, YogyakartaSosrowinoto, P.R., 2011, Jurnal Analisa Variabel Demografi di dalam Pemasaran Obat Anti-Diare Diapet dalam Kompetisi Industri Obat Anti-Diare Di Indonesia, Universitas Gadja Mada, Yogyakarta.Waluyo, L. 2005, Mikrobiologi Umum, Edisi I cetakan kedua, Universitan Muhammadiyah, MalangWijoyo, S. D., Kustriyanto, dan Rachmawati, Y.T., 2008, Jurnal Pemanfaatan Ekstrak Bongkol Pisang Klutuk (Musa brachycarpa), Universitas Gadjah Mada, YogyakartaDepartemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995) : Materi Medika Indonesia, Jilid VI. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.Depkes RI 2000. Acuan Sediaan Herbal. Jakarta: PT. Indofarma20