teknik pewarnaan tekstil dengan bahan warna alami …

17
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA VOLUME 2 NOMOR 4 NOVEMBER 2017 Hal: 10-26 10 TEKNIK PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN BAHAN WARNA ALAMI DAN TEPUNG KANJI CAIR PADA KAIN KATUN Aulia Irhami, Mukhirah, Fikriah Noer Program Studi Pendidikan Vokasional Kesejahteraan Keluarga Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh, Indonesia Email: [email protected] ABSTRAK Warna sangat mempengaruhi kehidupan manusia, tidak hanya panca indra manusia dan kejiwaan manusia tapi, merubah, menambah/ menciptakan sesuatu menjadi lebih indah. Hal tersebut juga mempengaruhi manusia mengenai tekstil dalam hal mengapresiasikan warna sebagai bentuk seni pada bahan kain, teknik pewarnaan tekstil pada kain umumnya dikenal dan dilakukan dengan metode pencelupan berupa jumputan, batik , dan teknik sprayer yang berarti penyemprotan. Ada banyak teknik pewarnaan lain pada kain sesuai kretifitas masa kini dengan tujuan menambah nilai seni atau bahan produksi lainnya. Salah satunya yang menjadi percobaan adalah dengan menggunakan perantara tepung kanji untuk merintangi corak sebagai inspirasi dari seni lukis pada kertas yang juga memanfaatkan pewarna alami sebagai tantangan pewarnaan pada jenis kain katun yang umumnya digunakan prakstis untuk diwarnai. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Untuk mengetahui efek yang dihasilkan dari teknik pewarnaan tekstil menggunakan bahan alami dan tepung kanji cair, 2) Untuk mengetahui corak yang ditimbulkan dengan perbandingan dari masing-masing hasil dengan teknik pewarnaan, dan 3) Untuk mengetahui hasil warna menggunakan keenam sampel ekstraksi setelah fiksasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan objek penelitian pada kain katun jenis Toyobo, katun Ima, dan Aikon dengan ukuran 15cmx15cm sebagai hasil pertama. Pengambilan data diperoleh dari eksperimen, dan dokumentasi yang dilakukan oleh penulis. Teknik pewarnaan kain menggunakan bahan alami dan tepung kanji cair pada katun melalui tetesan zat warna menggunakan pipet tetes atau pipet filler yang menghasilkan efek yang dilihat dari kondisi kain menjadi kaku, warna yang memudar, selain itu corak yang ditimbulkan menghasilkan bentuk akar yang menjalar seperti lumut, sedikit berubah disebabkan daya serap zat warna alam yang dipadu dengan kain katun yang umumnya menjadi salah satu kain yang mampu menyerap warna alam, dan sebagai hasil penelitian ini penulis menerapkan dalam bentuk kerajinan lukisan desain ilustrasi yang menggambarkan hasil corak pada bagian bawah gaun dengan ukuran 30cmx40cm . Kata Kunci : Teknik, Pewarnaan, Bahan Alami, Tepung Kanji, Kain ABSTRACT Color greatly affects human life, not only the human senses and human psyche but, changing, adding/creating something becomes more beautiful. It also affects humans about textiles in terms of appreciating color as an art form on fabric, textile dyeing techniques on fabrics generally known and performed by dyeing methods such as tye dye, batik, and sprayer techniques which means spraying. There are many other staining techniques on the fabric according to the present day cretifra- cy with the aim of adding value to art or other production

Upload: others

Post on 30-Oct-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TEKNIK PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN BAHAN WARNA ALAMI …

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME 2 NOMOR 4 NOVEMBER 2017 Hal: 10-26

10

TEKNIK PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN BAHAN WARNA ALAMI DAN

TEPUNG KANJI CAIR PADA KAIN KATUN

Aulia Irhami, Mukhirah, Fikriah Noer

Program Studi Pendidikan Vokasional Kesejahteraan Keluarga

Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh, Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAK

Warna sangat mempengaruhi kehidupan manusia, tidak hanya panca indra manusia dan

kejiwaan manusia tapi, merubah, menambah/ menciptakan sesuatu menjadi lebih indah. Hal

tersebut juga mempengaruhi manusia mengenai tekstil dalam hal mengapresiasikan warna

sebagai bentuk seni pada bahan kain, teknik pewarnaan tekstil pada kain umumnya dikenal dan

dilakukan dengan metode pencelupan berupa jumputan, batik , dan teknik sprayer yang berarti

penyemprotan. Ada banyak teknik pewarnaan lain pada kain sesuai kretifitas masa kini dengan

tujuan menambah nilai seni atau bahan produksi lainnya. Salah satunya yang menjadi

percobaan adalah dengan menggunakan perantara tepung kanji untuk merintangi corak sebagai

inspirasi dari seni lukis pada kertas yang juga memanfaatkan pewarna alami sebagai tantangan

pewarnaan pada jenis kain katun yang umumnya digunakan prakstis untuk diwarnai. Penelitian

ini bertujuan untuk 1) Untuk mengetahui efek yang dihasilkan dari teknik pewarnaan tekstil

menggunakan bahan alami dan tepung kanji cair, 2) Untuk mengetahui corak yang ditimbulkan

dengan perbandingan dari masing-masing hasil dengan teknik pewarnaan, dan 3) Untuk

mengetahui hasil warna menggunakan keenam sampel ekstraksi setelah fiksasi. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan objek penelitian pada kain

katun jenis Toyobo, katun Ima, dan Aikon dengan ukuran 15cmx15cm sebagai hasil pertama.

Pengambilan data diperoleh dari eksperimen, dan dokumentasi yang dilakukan oleh penulis.

Teknik pewarnaan kain menggunakan bahan alami dan tepung kanji cair pada katun melalui

tetesan zat warna menggunakan pipet tetes atau pipet filler yang menghasilkan efek yang dilihat

dari kondisi kain menjadi kaku, warna yang memudar, selain itu corak yang ditimbulkan

menghasilkan bentuk akar yang menjalar seperti lumut, sedikit berubah disebabkan daya serap

zat warna alam yang dipadu dengan kain katun yang umumnya menjadi salah satu kain yang

mampu menyerap warna alam, dan sebagai hasil penelitian ini penulis menerapkan dalam

bentuk kerajinan lukisan desain ilustrasi yang menggambarkan hasil corak pada bagian bawah

gaun dengan ukuran 30cmx40cm .

Kata Kunci : Teknik, Pewarnaan, Bahan Alami, Tepung Kanji, Kain

ABSTRACT

Color greatly affects human life, not only the human senses and human psyche but, changing,

adding/creating something becomes more beautiful. It also affects humans about textiles in

terms of appreciating color as an art form on fabric, textile dyeing techniques on fabrics

generally known and performed by dyeing methods such as tye dye, batik, and sprayer

techniques which means spraying. There are many other staining techniques on the fabric

according to the present day cretifra- cy with the aim of adding value to art or other production

Page 2: TEKNIK PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN BAHAN WARNA ALAMI …

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME 2 NOMOR 4 NOVEMBER 2017 Hal: 10-26

11

materials. One of the experiments is to use a starch flour to interfere with the style as an

inspiration from painting on paper which also utilizes natural dyes as a coloring challenge on

the type of cotton cloth commonly used for coloring. This research aims to 1) To know the

effect of textile dyeing technique using natural ingredients and liquid starch flour, 2) To know

the pattern caused by the comparison of each result with the coloring technique, and 3) To

know the result of the color using the sixth sample extraction after fixation. The method used

in this research is experimental method, with the object of research on cotton cloth type

Toyobo, cotton Ima, and Aikon with size 15cmx15cm as the first result. Data retrieval was

obtained from experiments, and documentation performed by the author. Fabric dyeing

technique using natural ingredients and liquid starch flour in cotton through dye droplets using

a dropper or dropper pipette that produces the effect seen from the condition of the fabric

becomes stiff, the color fades, in addition to the pattern generated resulting in the form of roots

that spread like moss, slightly changed due to the absorption of natural dyestuff combined with

cotton cloth that is generally one of the fabrics that is able to absorb the natural color, and as

the result of this research the writer apply in the form of illustration design painting illustration

depicting the pattern on the bottom of the dress with size 30cmx40cm.

Keywords: Technique Coloring, Natural Materials, Tapioca Liquid Flour, Fabrics

PENDAHULUAN

Terinspirasi dari pewarnaan diatas

kertas dalam pelajaran kesenian anak kelas

3-4 sekolah dasar, pewarnaan tersebut

menggunakan media perantara tepung kanji

yang dicairkan namun menghasilkan corak

menjalar seperti lumut atau akar. Jika

diterapkan dalam sebuah media maka

bentuk itu bisa menggambarkan sebuah

motif. Menurut Chodijah (2001:22): motif

adalah corak yang terdapat pada bahan

misalnya corak bentuk bunga, binatang,

bola-bola, bergaris-garis atau kotak. Selain

itu Bentuk tersebut memiliki nilai seni

yang menarik untuk sebuah hasil

pewarnaan dan hasil pewarnaan tersebut

bisa dijadikan sebagai sebuah pajangan

lukisan. Pewarnaan menggunakan tepung

kanji yang dimaksudkan adalah pewarnaan

diatas kertas dilumuri tepung kanji yang

telah dilarutkan dalam air panas hingga

menjadi cairan kental, kemudian diwarnai

dengan teknik membubuhi titik-titik tetesan

warna pada kertas tersebut baik

menggunakan jari-jari tangan, lidi dan alat

lainnya, lalu jadilah titik-titik tetesan warna

tersebut membentuk motif menjalar seperti

akar sehingga terdapat corak-corak yang

tidak beraturan namun mempunyai nilai

seni tersendiri.

Purnamawati S (2010:11)

menyatakan: Tepung kanji merupakan

tepung/bahan yang terbuat dari

singkong/cassava. Bedasarkan

hubungannya dengan pembuatan

lem/perekat, kanji juga dapat diolah

menjadi cairan yang sedikit lebih cair dari

lem.Hasil dari olahan itulah yang

digunakan sebagai media pewarnaan pada

kertas dan bisa menciptakan corak seperti

Page 3: TEKNIK PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN BAHAN WARNA ALAMI …

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME 2 NOMOR 4 NOVEMBER 2017 Hal: 10-26

12

akar dipermukaan kertas dengan berbagai

warna seolah menjadi lukisan.

Warna yang digunakan dapat

dikombinasikan dengan menggunakan

warna yang lain baik dua maupun tiga

warna. Warna yang dimaksudkan dalam

teknik pewarnaan diatas, dapat

dimanfaatkan dari pewarna buatan maupun

alami seperti dari ekstrak kunyit, cabai,

kopi dan lain-lain. Teknik pewarnaan diatas

kanji tersebut sebelumnya pernah dipelajari

oleh penulis pada mata pelajaran desain

busana kelas II, Sekolah Menengah

Kejuruan. Setelah menghasilkan corak

yang bagus untuk ukuran sebuah lukisan,

karya tersebut dapat dipajang sebagai

hiasan dinding dalam bentuk desain

ilustrasi atau lukisan abstrak.

Penulis memilih teknik pewarnaan

tersebut karena jenis teknik pewarnaan

tersebut belum pernah diterapkan pada

media kain sebelumnya dengan

memanfaatkan larutan kanji cair. Selain itu

pemilihan kain dengan jenis katun karena

kain katun tersebut memiliki serat alami

yang dapat menyerap warna dengan baik.

Menurut Poespo (2005:69) : Kain katun

adalah bahan yang paling ekonomis dari

segala bahan alami, sehingga kebanyakan

tipe katun pada kenyataannya 100%

memiliki serat katun salah satunya yaitu

dari serat kapas. Kain katun punya

karakteristik sebagai bahan yang selalu

berubah-ubah atau tidak tetap, sehingga

sifat dan penampilannnya pun susah

diketahui, tetapi katun tenunan punya sifat

sebagai bahan yang kaku, bertekstur

kusam, dan kuat.

Namun dikarenakan penggunaan

kanji sebagai cairan untuk mendapatkan

corak, maka kain tersebut tidak mengalami

proses fiksasi. Fiksasi yang biasanya

dilakukan pada kain yang diwarnai dengan

warna alami merupakan sebuah metode

untuk penguncian warna agar warna alami

tersebut dapat bertahan, biasanya

menggunakan campuran bahan kimia

berupa, tawas, kapur dan tunjung. Noor

Fitrihana (2007:5) mengatakan: proses

fiksasi (fixer) yaitu proses penguncian

warna setelah bahan dicelup dengan zat

warna alam agar warna memiliki ketahanan

luntur yang baik.

Bahan–bahan kimia tersebut dapat

juga digunakan dalam beberapa proses

pewarnaan alami salah satunya saat

mengambil ekstraksi atau pada saat teknik

pewarnaan dengan cara meneteskan zat

warna pada kain.

Penerapan teknik pewarnaan

tersebut akan dilakukan melalui proses

penelitian yang menggunakan pewarna

alami dengan melakukan eksperimen yang

sebelumnya belum pernah dilakukan dalam

pewarnaan menggunakan objek kertas atau

kain dengan warna sintetis. Penulis

menggunakan teknik yang sama dengan

Page 4: TEKNIK PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN BAHAN WARNA ALAMI …

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME 2 NOMOR 4 NOVEMBER 2017 Hal: 10-26

13

memanfaat warna yang berbeda dari

eksperimen awal yaitu pewarna dari ekstrak

bahan alami. Berdasarkan permasalahan

yang peneliti telah kemukakan diatas, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul berjudul “Teknik Pewarnaan

Tekstil dengan Bahan Alami Menggunakan

Kanji Cair pada Kain Katun”

Berdasarkan uraian diatas, maka

yang menjadi rumusan masalah adalah

bagaimana teknik pewarnaan tekstil dengan

bahan alami dan tepung kanji yang

dicairkan pada kain katun.

Adapun yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah :

1.1.1 Untuk mengetahui efek tekstur dan

warna yang dihasilkan pada kain dari

teknik pewarnaan kain dengan ekstraksi

warna alami menggunakan perantara

kanji cair

1.1.2 Untuk mengetahui corak yang

ditimbulkan dari teknik tetes pada

bahan kertas dan tekstil

1.1.3 Untuk mengetahui warna yang

dihasilkan setelah fiksasi dari enam

sampel warna alami yang diambil.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

metode eksperimen. Adapun uji percobaan

dalam penelitian ini adalah kain dengan

teknik pewarnaan menggunakan kanji.

Noor Juliansyah (2011:111) menyatakan:

Metode eksperimen dapat didefenisikan

sebagai metode sistematis guna

membangun hubungan yang mengandung

fenomena sebab akibat.

Penelitian eksperiment merupakan

metode inti dari model pendekatan

kuantitatif .Jenis penelitian ini bersifat

deskriptif yang bertujuan untuk

mendeskripsikan sifat atau karakteristik

dari suatu gejala, peristiwa, kejadian yang

terjadi saat ini.Penelitian deskriptif

memusatkan perhatian kepada masalah

actual dan penelitia berusaha

mendeskripsikan peristiwa dan kejadian

yang menjadi pusat perhatian tanpa

memberikan perlakukan khusus.

Metode eksperimen yang

merupakan metode dalam kondisi buatan

penulis dengan mencari tujuan atas hasil

dari percobaan peneliti itu sendiri. Desain

penelitian pada metode eksperimen ini pada

tahap awal bersifat pre-eksperiment.

Menurut Navel (2012): Desain pre-

eksperiment merupakan jenis desain yang

digunakan untuk melakukan studi

pendahuluan sebelum dilakukan

eksperimen sebenarnya.Percobaan

dilakukan sesuai langkah-langkah yang

telah direncanakan sebelumnya.Dalam

metode eksperimen ini peneliti hanya

melakukan proses/teknik, menguraikan

perbandingan dalam memperoleh hasil

akhir yang diterapkan dalam tahap

ekperimen.

Page 5: TEKNIK PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN BAHAN WARNA ALAMI …

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME 2 NOMOR 4 NOVEMBER 2017 Hal: 10-26

14

Objek pada penelitian ini adalah

sampel kain katun yang terdiri atas 3 jenis

kain katun untuk mengetahui kuantitas

warna melalui proses fiksasi dan

penggunaan kanji sebagai perintang corak

diatas kain. Ukuran masing-masing kain

diperkirakan 15cmx15cm atau lebih.Jenis

kain katun yang digunakan bermacam

berdasarkan karakter kain untuk percobaan

diantaranya katun Toyobo, Katun Ima dan

Katun Aikon.

Kain katun Aikon merupakan jenis

polycatoon produksi baru yang kita temui

dipasaran memiliki karateristik lembut,

tebal serat tidak terlalu terlihat, halus dan

lembut, agak kaku dan tidak tipis. Katun

Ima merupakan bagian jenis katun Jepang

polos. Katun Ima memiliki cirri-ciri

seratnya kasar secara horizontal,

permukaan timbul dari arah serat tersebut,

warna lebih putih terang, dan bahannya

tipis. Jenis katun ini dapat menyerap warna

dengan baik. Katun doyobo atau toyobo

merupakan jenis katun yang baru-baru ini

beredar dipasar tekstil. Jenis katun yang

merupakan bagian dari katun Jepang ini

memiliki karakteristik lebih tebal dan

berbeda dari katun lainnya yang juga

bersifat lembut dan mampu menyerap air.

Diihat dari penggunaannya, dalam sebuah

artikel blog Susi (2016) menyebutkan :

karakteristik kain toyobo bersifat adem,

tidak mudah kusut, nyaman dan tebal.

Data dikumpulkan berdasarkan

teknik observasi, dokumentasi dan

eksperimen kemudian dianalisis dengan

pemaparan secara naratif tentang hasil

pengamatan uji eksperiment yang diteliti

dalam bentuk uraian. Analisis

mendeskripsikan teknik, efek dan corak

yang menjadi hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan dalam penelitian yaitu (1)

Untuk mengetahui efek yang dihasilkan

dari teknik pewarna tekstil alami

menggunakan kanji cair (2) Untuk

mengetahui corak yang ditimbulkan dengan

perbandingan dari teknik tetes dan bahan

lain dalam pewarnaan yang digunakan (3)

Untuk mengetahui warna yang dihasilkan

dari fiksasi keenam warna alami yang

digunakan.

Efek yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah dengan melihat hasil

warna pada kain dan tekstur kain setelah

mengering. Adapun hasil efek yang

ditimbulkan berdasarkan teknik pewarnaan

yang terinspirasi dari finger painting

menggunakan teknik pointless dengan

metode statiska fluida (fluida statis/diam)

yaitu dengan mengendapkan cairan

pewarna dalam perantara pipet dibawah

tekanan udara untuk diteteskan diatas kain

yang telah dilumuri kanji sebagai perantara

perintang corak atau motif. Definisi fluida

statis menurut Bagus (2015) adalah zat alir

Page 6: TEKNIK PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN BAHAN WARNA ALAMI …

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME 2 NOMOR 4 NOVEMBER 2017 Hal: 10-26

15

yang berada dalam kondisi diam dan tidak

bergerak Adapun langkah-langkahnya

sebagai berikut :

1. Menyediakan semua bahan dan alat

untuk teknik pewarnaan tekstil

menggunakan pewarna alami dan tepung

kanji pada kain katun

2. Lapisi papan atau meja dengan plastik

bening. Kemudian lentangkan kain yang

telah mengalami proses mordanting

sebelum melumuji kanji yang dicairkan.

Melapisi papan dengan plastik bening dan

meletakkan kain sebelum melumuri kanji

3. Lumuri kanji yang telah dicairkan keatas

permukaan kain dengan menggunakan

sendok sebanyak 2-3 sendok makan.

Kemudian diratakan sebaiknya dengan

rol. Boleh juga menggunakan tangan

agar mudah mengetahui permukaan kain

yang dilumuri kanji merata atau tidak.

hal ini dapat mempengaruhi

merintangnya corak dari cairan warna

yang diteteskan. Hasil kanji cairpun

tidak boleh terlalu kental juga tidak

boleh terlalu cair.

Melumuri kanji diatas kain dan meratakan kanji

4. Mengambil ekstraksi zat warna untuk

meneteskan warna alami tersebut keatas

kain dengan melakukan proses statiska

fluida, menahan cairan warna yang akan

diteteskan tersebut sampai keatas

permukaan

Mengambil pewarna alami dan meneteskan

zat warna keatas kain

5. Cairan yang telah diteteskan

menimbulkan corak yang mirip seperti

lumut atau akar. Menahan cairan warna

dalam pipet kemudian melepas jari-jari

yang semula menutupi bagian atas pipet

dan dilakukan secara berulang

Meneteskan zat warna tersebut keatas kain

dengan menahan zat warna dalam pipet

Berdasarkan pengambilan warna

tersebut, maka hasil corak yang muncul

menjadi bentuk yang memiliki nilai

tersendiri.Zat warna yang telah diambil

dikeluarkan diatas kain, namun tidak boleh

melepaskan pipet tersebut terlebih

Page 7: TEKNIK PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN BAHAN WARNA ALAMI …

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME 2 NOMOR 4 NOVEMBER 2017 Hal: 10-26

16

dahulu.Ini dilakukan agar diantara bentuk

corak yang telah muncul terdapat lingkaran

ditengahnya membuat corak tersebut

menjadi jelas.

Hasil pewarnaan dalam keadaan basah

Hasil pewarnaan dalam keadaan kering

Perubahan warna yang terjadi pada

bahan penelitian ini dikarenakan kurangnya

kekuatan warna oleh ekstrak alami,

sehingga warna tersebut ketika mengering

mengalami perubahan lain, hal ini dapat

dilihat pada uraian sebelumnya. Objek

beserta warna dan corakmenjadi berbeda

baik dalam keadaan basah maupun kering

yang terdapat pada kain tersebut. Selain itu

pewarna alami memang memiliki beberapa

kelemahan, seperti yang dinyatakan Noor

Fitrihana, (2007:2): Salah satu kendala

pewarnaan tekstil menggunakan zat warna

alam adalah ketersediaan bahannya yang

tidak siap pakai sehingga diperlukan

proses-proses khusus untuk dapat dijadikan

larutan pewarna tekstil. Oleh karena itu zat

warna alam sering dianggap kurang praktis

penggunaannya.Meskipun zat warna telah

didukung oleh penggunakan bahan-bahan

yang telah dilarutkan seperti tawas dan

kapur, namun penggunaan bahan tersebut

pada akhirnya hanya bisa digunakan

sebagai variasi warna yang mengalami

perubahan dari warna asli tanpa campuran

dari bahan-bahan tersebut.

Hasil teknik pewarnaan diatas

menggunakan ekstraksi kayu secang

dengan penambahan bahan sintetis kapur

dan kunyit dengan penambahan tawas yang

dikombinasikan.Selain untuk mengetahui

tingkat kecerahan warna, beberapa pada

tujuan ini juga perlu melihat perbandingan

yang dihasilkan sebelumnya yang

diterapkan pada kertas, yang menggunakan

pewarna tekstil atau alami.Terdapat

perbedaan efek dari warna yang digunakan.

(a) (b)

a) Perbandingan pewarnaan pada kertas

menggunakan kanji cair dan cat lukis b)

Pewarnaan pada kerta menggunakan kanji

cair dan pewarna alami dari kayu

Page 8: TEKNIK PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN BAHAN WARNA ALAMI …

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME 2 NOMOR 4 NOVEMBER 2017 Hal: 10-26

17

Gambar diatas menunjukkan beberapa

perbedaan dengan beberapa penerapan

pewarnaan pada bahan-bahan sebelumnya

yang digunakan, diantaranya hasil

pewarnaan pada bahan kertas

menggunakan pewarna cat lukis,

pewarnaan pada kertas menggunakan

pewarna alami, mengingat sebelumnya

pewarna alami juga digunakan dalam

teknik melukis. Seperti yang disebutkan

Ega Shintia (2017:1-2) :Proses penggunaan

zat pewarna alami dalam teknik melukis

sudah dilakukan oleh nenek moyang secara

turun menurun. Zat pewarna alami tersebut

akan diproses dengan dilarutkan pada

minyak zaitun dan air dengan teknik

melukis.

Kemudian dilanjutkan dengan

percobaan pewarnaan pada kain

menggunakan pewarna alami juga. Pada

hasil penelitian, warna yang muncul diatas

kain dalam keadaan basah maupun kering

memiliki perbedaan.Warna yang dari

memanfaatkan ekstraksi bahan alami

sebelumnya memiliki pigmen yang jelas,

namun setelah mengering dan melalui

tahap-tahap lain, warna dalam bentuk corak

yang ditimbulkan menjadi pudar atau

berbeda dari sebelumnya. Sedangkan

tekstur kain berdasarkan pengamatan

setelah mengering menjadi lebih kaku

disebabkan penggunaan kanji cair yang

bersifat kental.

Untuk mendapatkan corak penulis

menggunakan teknik pewarnaan

menggunakan kanji dengan berbagai

kombinasi variasi warna-warna alam dari

ekstraksi bahan alami pada kain katun.

beberapa hasil corak yang dengan

memanfaatkan beberapa warna alami dan

variasinya berdasarkan penambahan bahan

campuran sintetis yang diterapkan pada 3

jenis katun untuk mengetahui

perbedaannya diantaranya pada 1) katun

Aikon yaitu campuran warna ekstraksi

daun Ketapang (tunjung berwarna hitam

)+daun suji (penambahan kapur siri

berwarna hijau tua), ekstraksi Kunyit

(penambahan tawas berwarna kuning

kecoklatan)+warna ekstraksi kayu Secang

(penambahan tunjung menjadi hitam), 2)

katun Ima dengan warna ekstraksi dari

Kunyit (penambahan kapur menjadi kuning

kemerahan)+ekstrak daun Ketapang

(penambahan tawas menjadi hijau

kekuningan), ekstrak kayu Secang

(penambahan tawas menjadi merah

tua)+ekstrak kulit Manggis (penambahan

tunjung menjadi hitam), ekstrak Kunyit

(penambahan tunjung menjadi

coklat)+daun Suji (penambahan tawas

menjadi hijau tua), 3) Katun Toyobo

dengan paduan warna ekstrak daun Suji

(penambahan tawas menjadi hijau tua) +

ekstraksi kulit manggis (penambahan

tunjung menjadi hitam), ekstraksi daun

Ketapang (penambahan kapur siri menjadi

Page 9: TEKNIK PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN BAHAN WARNA ALAMI …

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME 2 NOMOR 4 NOVEMBER 2017 Hal: 10-26

18

hijau kekuningan)+ekstraksi kayu Secang

(penambahan tunjung menjadi hitam).

Jika pada kertas yang tekstur justru

mengendapkan warna tapi menimbukan

corak persis seperti lumut maka, pada kain

yang justru menyerap warna menimbulkan

corak yang berbeda. Hal ini disebabkan

pemilihan objek adalah berbagai macam

jenis kain katun yang meiliki zat warna

alami dan menggunakan pewarna alami

sebagai zat warna .

Corak hasil eksperimen pada kain

menggunakan pewarna alami yang

ditimbulkan menjadi samar dan tidak

membentuk lumut sepenuhnya yang

disebabkan karakter warna alami sangat

menyerap pada kain yang terbuat dari serat

alami juga yaitu katun.

Gambar: 29 Gambar: 30

Pada gambar 29, hasil corak

pewarnaan menggunakan kanji cair dan

ekstraksi alami dari daun Ketapang

penambahan bahan sintetis tunjung (hitam)

dan ekstraksi daun Suji penambahan bahan

sintetis kapur siri (hijau tua) pada katun

Aikon. Bila diperhatikan corak yang

muncul justru berasal dari ekstraksi

ketapang, sedangkan corak dari daun Suji

justru samar. Hal ini disebabkan ekstraksi

zat warna daun suji tidak halus sempurna

meskipun ada penambahan tawas, tunjung

atau kapur.

Selanjutnya pada gambar 30, hasil

corak pewarnaan menggunakan kanji cair

dan ekstraksi alami dari kunyit

penambahan bahan sintetis/fiksasi tawas

(kuning kecoklatan) dengan ekstraksi kayu

Secang penambahan tunjung (hitam) pada

katun Aikon.Pada hasil tersebut zat warna

ekstraksi dari kunyit dapat membentuk

corak sedangkan zat warna dari kayu

Secang hanya menyerapi, tidak mengikuti

corak dari kunyit tersebut.

Gambar: 31 Gambar 32

Selain itu pada gambar 31 hasil

corak pewarnaan menggunakan kanji cair

dan ekstraksi alami dari kunyit

penambahan kapur (kuning kemerahan)

ekstraksi daun Ketapang dengan

penambahan tawas (hijau kekuningan) pada

katun Ima. Pada hasil tersebut zat warna

dari ekstraksi kunyit dapat membentuk

corak sedangkan daun ketapang menjadi

samar. Kemudian pada gambar 32, hasil

corak pewarnaan manggis sedikit

membentuk corak, sedangkan corak zat

warna dari ekstraksi kayu secang hanya

menyerap kedalam kain tanpa mengikuti

corak dari warna ekstraksi kulit manggis

tersebut.

Page 10: TEKNIK PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN BAHAN WARNA ALAMI …

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME 2 NOMOR 4 NOVEMBER 2017 Hal: 10-26

19

Gambar: 33 Gambar: 34

Pada gambar 33 hasil corak

pewarnaan menggunakan kanji cair pada

katun Ima menjelaskan bahwa kedua zat

warna dapat membentuk corak namun

menimbulkan warna diluar corak.Hal ini

sebabkan oleh daya serap warna kunyit

yang kuat.

Pada gambar 34 hasil corak

pewarnaan menggunakan kanji cair dan

ekstraksi alami dari kulit Manggis

penambahan tunjung (hitam) dengan

ekstraksi daun suji penambahan bahan

sintetis tawas (tanpa perubahan/hijau tua)

pada katun toyobo menjelaskan bahwa

kedua corak tidak membentuk dengan baik

yang disebabkan oleh larutan ekstraksi

yang tidak sempurna.

Gambar: 35

Gambar 35 hasil corak pewarnaan

menggunakan kanji cair dan ekstraksi alami

dari daun Ketapang dengan penambahan

kapur siri (hijau kekuningan) dengan

ekstraksi kayu Secang dengan penambahan

tunjung (hitam) pada katun Toyobo.Kedua

ekstraksi dengan penambahan bahan

campuran kimia dapat menhasilkan warna

yang kuat namun saat diteteskan tidak

menimbulkan corak yang baik.

Berdasarkan uraian penjelasan

diatas penulis menyimpulkan bahwa warna

yang kuat menimbulkan corak pada

penggunaan kanji diperoleh dari zat warna

kunyit, ketapang dan suji.Pada pembuatan

hasil penulis tetap menggunakan ketiga

jenis kain yaitu toyobo, ima dan aikon.

Selanjutnya pada tujuan untuk

mengetahui warna yang dihasilkanAda

enam sample yang digunakan dalam

penelitian ini diantaranya memanfaatkan

ekstraksi daun ketapang, daun suji, kayu

secang, kulit manggis, kunyit dan pinang.

Ke enam ekstrak tersebut menjadi

bahan warna alami dengan menguji hasil

warna pada kain katun melalui fiksasi

menggunakan bahan tunjung, tawas dan

kapur siri.Berikut hasil warna pada sampel

kain melalui metode pencelupan kedalam

ekstraksi warna alam yang telah

dicampurkan bahan fiksasi seperti tunjung,

Tawas dan kapur sirih.

Page 11: TEKNIK PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN BAHAN WARNA ALAMI …

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME 2 NOMOR 4 NOVEMBER 2017 Hal: 10-26

20

Table : warna yang dihasilkan setelah

fiksasi 6 sample warna pada kain

Ekstraksi warna yang digunakan

yaitu, ekstraksi daun Ketapang, ekstraksi

daun Suji, ekstraksi kulit Manggis,

ekstraksi kayu Secang, ekstraksi rimpang

Kunyit dan ekstraksi Pinang.

Berdasarkan hasil penelitian untuk

beberapa tujuan diantaranya: mengetahui

efek, corak dan hasil warna, kain yang

mengalami pewarnaan menggunakan kanji

cair tersebut belum bisa digunakan sebagai

produksi bahan kain, tetapi sebagai wujud

dari penggunaan berbagai warna alami

yang menimbulkan corak yang unik, maka

jenis pewarnaan pada kain menggunakan

kanji cair dan memanfaatkan warna alam

tersebut dapat diterapkan dalam bentuk

pajangan dinding.

Sebelumnya penulis telah

memerhatikan dan juga memilih ekstraksi

yang menimbulkan corak terbaik pada kain

diantaranya ekstraksi daun Ketapang

dengan penambahan tunjung (hitam),

ekstrak kunyit dengan penambahan kapur

siri (kuning kemerahan ), kunyit dengan

penambahan tunjung tidak terlalu banyak

(coklat), daun Ketapang dengan

penambahan tawas (hijau kekuningan), dan

daun suji tanpa penambahan bahan

campuran atau penggunaan tawas (hijau

tua).

Secara keseluruhan ekstraksi yang

tidak digunakan adalah ekstraksi pinang

disebabkan oleh kurangnya pigmen

meskipun telah menggunakan bahan

fiksasi. Kurangnya pigmen pinangpun

diketahui dari ekstraksi asli pinang tanpa

penambahan bahan fiksasi dengan warna

asli coklat pudar atau bening. jadi untuk

menghasilkan sebuah karya penulis

menggunakan ekstraksi dengan pigmen

yang kuat dalam pewarnaan. Penulis

mengaplikasikan lukisan tersebut dalam

bentuk desain ilustrasi dengan melihat hasil

warna yang dihasilkan pada bentuk

jatuhnya busana desain, melihat bentuk

corak dan warnanya.

Table sebelumnya menunjukan

hasil warna pada sample kain katun

melakukan pencelupan menggunakan

bahan fiksasi dan warna alami diantaranya,

ekstraksi daun Ketapang dengan

penambahan tawas menghasilkan warna

kuning kehijauan, ektraksi daun Suji tidak

menghasilkan warna dengan penggunaan

semua bahan fiksasi. Daun suji memang

sulit menghasilkan warna pada kain, karena

pada umumnya penggunaan ekstraksi daun

Suji hanya dipakai pada pengolahan

makanan.

Ekstraksi Kayu secang fiksasi

menggunakan tunjung menhasikan warna

ungu, fiksasi menggunakan tawas menjadi

merah muda, dan fiksasi menggunakan

kapur siri tidak memaparkan warna yang

Page 12: TEKNIK PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN BAHAN WARNA ALAMI …

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME 2 NOMOR 4 NOVEMBER 2017 Hal: 10-26

21

jelas dalam arti tidak menghasilkan warna.

Kemudian ekstraksi kulit manggis setelah

fiksasi tidak menghasilkan warna, ekstraksi

pinang fiksasi kapur siri menhasilkan

warna coklat namun agak pudar, ekstraksi

kunyit fiksasi dengan kapur siri

menghasilkan warna coklat kuning

kecoklatan.

Dapat disimpulkan bahwa beberapa

ekstraksi menghasilkan warna, dan

beberapa ekstraksi tidak menghasilkan

warna yang jelas setelah fiksasi diantaranya

adalah daun suji, pinang dan manggis.

Ketiga warna tersebut belum cukup efektif

dalam penerapan pewarnaan, salah satunya

teknik jumputan, sedangkan ketiga warna

lainnya yakni secang, kunyit dan ketapang

menimbulkan warna yang jelas tergantung

proses pengolahan. Namun beberapa dari

ekstraksi tersebut dapat digunakan dalam

hasil dari teknik pewarnaan yang lain salah

satunya pembuatan desain ilustrasi.

Sebagai salah satu alternatif dalam

menghasilkan karya dengan teknik

pewarnaan menggunakan kanji dengan cara

meneteskan zat warna, penulis

mengaplikasikan pewarnaan ini dalam

bentuk pajangan desain ilustrasi.

Salah satu kerajinan yang bisa

diterapkan oleh penulis dalam memanfaat

bahan, alat dan teknik dalam penelitian ini

adalah sebuah lukisan dengan tampilan

desain ilustrasi yang terletak pada bentuk

samar dari desain yang digambarkan.

Soekarno dan Basuki Lanawati (2004:3)

menguraikan desain ilustrasi busana adalah

: Desain busana yang tidak menampilkan

detail busana dengan jelas, tetapi lebih

menekankan kepada jatuhnya pakaian

tubuh, siluet, keindahan dan keluwesan

desain.

Hal ini menjelaskan bahwa dari

hasil berdasarkan pewarnaan tersebut dapat

mengkreasikan pewarnaan dengan cairan

kanji pada titik-titik tertentu yang menjadi

focus dalam sebuah desain termasuk bentuk

lengan dan jatuhnya pakaian. Selain itu

bentuk corak juga menjadi daya tarik

tersendiri sebagai hiasan pada desain yang

menjadi pendukung dalam sebuah ilustrasi

busana. Berikut hasil kerajinan berupa

pajangan dinding dari teknik pewarnaan

tekstil menggunakan bahan alami dan janji

cair, dengan mengaplikasikan pewarnaan

tersebut dalam bentuk desain ilustrasi.

Page 13: TEKNIK PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN BAHAN WARNA ALAMI …

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME 2 NOMOR 4 NOVEMBER 2017 Hal: 10-26

22

Hasil pewarnaan yang di aplikasikan pada

desain ilustrasi menggunakan kanji cair dan

ekstraksi alami dari daun suji kapur (hijau tua

/tanpa perubahan) dan daun ketapang

penambahan tunjung (hitam) pada katun toyobo

Hasil pewarnaan yang di aplikasikan pada

desain ilustrasi menggunakan kanji cair dan

ekstraksi alami dari kunyit penambahan

kapur (kuning kemerahan) dan daun

ketapang penambahan tunjung (hitam) pada

Katun ima

Page 14: TEKNIK PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN BAHAN WARNA ALAMI …

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME 2 NOMOR 4 NOVEMBER 2017 Hal: 10-26

23

Hasil pewarnaan yang di aplikasikan pada

desain ilustrasi menggunakan kanji cair dan

ekstraksi alami dari kunyit penambahan

tawas (kuning terang) dan kunyit

penambahan tunjung(coklat) pada katun

aikon

Penggunaan warna yang digoreskan

dengan teknik tertentu bisa memanfaatkan

salah satunya warna alam atau penggunaan

media lain untuk menciptakan kreasi dalam

menimbulkan corak atau hiasan pada

desain yang dikerjakan. Pada desain diatas

dapat dijelaskan bahwa penggunaan warna

tersebut diperoleh dengan meneteskan dan

memadukan ekstraksi suji dan kunyit,

selain itu terciptanya corak dihasilkan dari

penggunaan kanji cair yang telah diratakan

dipermukaan kain.

Hasil eksperimen pewarnaan menggunakan

warna alami dan tepung kanji cair pada kain

katun

Hasil penelitian dalam bentuk

pajangan desain ilustrasi diperoleh sebagai

wujud eksperimen akhir menggunakan

teknik pewarnaan tersebut yang

sebelumnya belum pernah

dilakukan.Secara keseluruhan hasil

Page 15: TEKNIK PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN BAHAN WARNA ALAMI …

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME 2 NOMOR 4 NOVEMBER 2017 Hal: 10-26

24

pewarnaan belum bisa diciptakan dalam

bentuk bahan kain karena hasil percobaan

ini tidak bisa bertahan dalam penguncian

warna, selain itu kendala kualitas kain

berbeda-beda kadang sulit menemukan

jenis katun yang sama dipasaran, warna

ekstraksi yang terbatas, dan hasil corak

tidak sama (abstrak).

Hal ini mengalihkan penulis untuk

menciptakan sebuah karya lain dalam yang

masih berkaitan dalam pewarnaan, yaitu

dalam bentuk pajangan desain ilustrasi

busana. Ketiga objek hasil pewarnaan

diberi penambahan hiasan paet kemudian

dibingkai untuk hasil berupa pajangan

dinding desain ilustrasi busana yang

memanfaatkan warna alami dan tepung

kanji.

KESIMPULAN

1. Berbagai macam teknik pewarnaan

untuk bahan tekstil yang umumnya

digunakan melalui metode pencelupan

untuk bahan dasar, atau jumputan, spray,

dan batik untuk mendapatkan warna

sebagai hiasan pada kain. dalam teknik

pewarnaan secara umum ada banyak

teknik salah salah satunya dengan teknik

penetesan zat warna dengan

mengendapkan zat warna dalam

perantara pipet yaitu metode fluida stasis

ke permukaan kain yang telah dilumuri

kanji yang dicairkan. Efek yang

dihasilkan pada kain diantaranya

kualitas kain pada bagian yang dilumuri

kanji menjadi kaku, cairan warna saat

mengering mengalami perubahan

menjadi sedikit pudar, dan mengalami

kelunturan zat warna disebabkan

penggunaan kanji yang menghalangi

pewarnaan kain menggunakan ekstraksi

zat warna alam.

2. Corak yang dihasilkan mengalami

perbedaan diantara keadaan kain setelah

diwarnai basah dan ketika mengering.

Corak atau bentuk dari warna yang telah

diteteskan menjadi samar dan sedikit

diluar bentuk seperti akar menjalar yang

diinginkan penulis. Namun dapat diatasi

dengan pengulangan penetesan zat

warna yang disesuaikan bentuk corak

pertama serta kombinasi warna yang

ditambahkan.

3. Beberapa ekstraksi menghasilkan warna

setelah fiksasi diantaranya daun

ketapang dengan fiksasi tawas berwarna

kuning kehijauan, kayu secang fiksasi

tunjung menghasilkan warna ungu, dan

kunyit fiksasi menggunakan kapur siri

mengahsilkan warna kuning kecoklatan.

Sedangkan ekstraksi lainnya belum

menghasilkan warna dengan

maksimal.Setelah melakukan ekperimen

teknik pewarnaan tekstil dengan bahan

alami dan tepung kanji cair pada kain

katun, secara keseluruhan pewarnaan

hampir memuaskan namun tidak dapat

dijadikan bahan produksi kain,

Page 16: TEKNIK PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN BAHAN WARNA ALAMI …

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME 2 NOMOR 4 NOVEMBER 2017 Hal: 10-26

25

disebabkan penggunaan tepung kanji

yang notabennya menghalangi

pewarnaan, warna alami yang tidak

begitu kuat, pengulangan warna untuk

menyesuaikan corak dan daya serap/

terima jenis kain katun yang berbeda

juga memperngaruhi pewarnaan.

Pemilihan katun yang digunakan pada

akhirnya adalah jenis katun Toyobo, Ima

dan Aikon yang diwujudkan dalam hasil

kerajinan berupa lukisan sederhana yang

menggambarkan ilustrasi busana dengan

warna-warna alami yang dikreasikan.

SARAN

1. Kepada mahasiswa konsentrasi tata

busana jurusan PKK FKIP Unsyiah,

tentunya mempelajari bagian-bagian

dari ruang lingkup ilmu tentang busana,

baik dari mengenal bahan tekstil,

pewarnaannya, bahkan pembuatannya,

selain itu ruanglingkup busana juga

mempelajari tentang pembuatan busana

yang dilatar belakangi sebuah model

atau sketsa yang bisa diwujudkan dalam

bentuk jadi busana melalui proses –

proses tertentu. Pembuatan sketsa

ilustrasi salah satunya menjadi daya

tarik dalam sebuah karya yang bisa

diterapkan dimana saja, memanfaatkan

bahan apa saja, hingga menciptakan

suatu pajangan yang memiliki nilai

seni. Oleh karena itu untuk mahasiswa

agar lebih dapat mengembangkan

sebuah kreasi yang belum banyak

diminati atau diketahui sebagai inovasi

–inovasi lain dalam menciptakan karya

nyata salah satunya desain lukisan

dengan memanfaatkan bahan sekitar

seperti yang telah dilakukan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Aprianto Bagus. 2015. Pengertian dan

Defenisi Fluida Statis. (online)

http://bagusaprianto1010.blogspot.

com/2015/11/pengertian-dan

definisi-fluida-statis.html. Diakses

pada tanggal 28 des 2017

Chodijah dan Alim Zaman. 2001. Desain

Mode Tingkat Dasar. Jakarta :

Carina Indah Sarana

Ega Shintia GP. 2017. Eksplorasi Serbuk

Pwarna Alami Sebagai Media dalam

Melukis. Unesa: Surabaya

Poespo Goet. 2005. Pemilihan Bahan

Tekstil. Yogyakarta. Kanisius

Purnamawati.S. 2010. Kue-kue

Istimewa dari Singkong. Surabaya :

SIC

Juliansyah Noor. 2011. Metodologi

Penelitian. Jakarta :Kencana

Prenada Media Group

Soekarno dan Basuki Lanawati.2004.

Panduan Membuat Ilustrasi

Busana. Jakarta : PT Kawan

Pustaka

Susi. 2016. Gamis dari Kain Toyobo.

(online) http://www.rumah-jahit

haifa.html/2016/12/diakses pada

tanggal 8 Agustus 2017

Page 17: TEKNIK PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN BAHAN WARNA ALAMI …

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME 2 NOMOR 4 NOVEMBER 2017 Hal: 10-26

26

Navel Mangale. 2012. Metode Penelitian

Eksperimen. (online)http://

wordpress.com

/2012/02/27/diakses pada tanggal

15 Januari 2017

Noor Fitrihana. 2017. Jurnal. Teknik

Eksplorasi Zat Pewarna Alam dari

Tanaman Disekitar

Kita untuk Pencelupan Bahan Tekstil. Fakultas Teknik PKK UNY Yogyakart