teknik perhitungan zakat
TRANSCRIPT
DASAR-DASAR PENGHITUNGAN ZAKAT
A. Rumusan Harta Yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya
Para fuqoha mengklasifikasikan harta wajib zakat ditinjau dari berbagai sudut pandang, yang
paling populer dikalangan fuqoha adalah klasifikasi berdasarkan klasifikasinya; zakat emas
dan perak, zakat hasil pertanian, zakat binatang ternak, zakat perdagangan dan zakat harta
galian termasuk pertambangan. Dalam perkembangannya ulama kontemporer menambahkan
beberapa katagori seperti zakat madu dan produk hewani, zakat barang tambang dan hasil
laut, zakat investasi harta tidak bergerak, zakat pendapatan rutin dari hasil profesi dan zakat
saham serta obligasi.(Dr Yusuf Qorodhowy, 1969)
Sebagian ulama kontemporer mengklasifikasikan harta yang wajib dikeluarkan zakatnya
dengan pendekatan aspek liquidas kekayaan yaitu pada dua katagori; Harta yang tetap, tidak
bergerak, seperti hasil yang dihasilkan dari tanah pertanian dan harta yang bergerak, seperti
ternak, emas, perak dan uang. Untuk katagori yang pertama zakat dikeluarkan dari hasilnya
saja tidak memasukkan unsur asalnya, hasil pertanian misalnya zakat hanya dikenakan atas
hasilnya tidak memasukkan unsur asalnya yaitu nilai tanah, demikian halnya dengan harta
hasil galian. Sementara katagori kedua zakat dikenakan atas hasil dan harta asalnya, seperti
pertambahan emas atau uang maka zakatnya atas emas atau uang secara keseluruhan,
demikian halnya dengan zakat perniagaan dikenakan atas modal dan hasilnya. Penjelasan rinci
akan hal tersebut akan dibahas kemudian.
Klasifikasi diatas dipandang dari sisi potensi zakat. Sedangkan dari sisi tarifnya Rasulullah
saw menentukan untuk harta yang tidak bergerak zakatnya sebesar 5% sampai 20% dari hasil
yang dihasilkan, sedangkan untuk harta yang bergerak Rasulullah saw menetapkan tarip 2.5 %
dari seluruh asset yang dimiliki.
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
Dengan demikian para ulama kotemporer mencoba untuk menentukan standar yang dapat
digunakan untuk mengkalsifikasikan harta kekayaan, maka harta kekayaan dapat
dikatagorikan pada asset bergerak atau harta bergerak; ialah asset atau kekayaan yang dapat
dipindahkan atau dibawa, seperti uang, perdagangan, atau ternak. Sementara asset tidak
bergerak adalah yang tidak mungkin untuk dipindahkan tanpa merubah bentuk, seperti tanah,
bangunan ataupun pepohonan, dalam hal ini zakat hasil pertanian dan hasil galian
dikatagorikan zakat dari harta yang tidak bergerak dengan mempertimbangkan unsur asalnya
yaitu tanah meskipun pada hakikatnya hasil pertanian dan hasil galian atau rikaz merupakan
barang yang dapat dipindahkan.
Para fuqoha mengelompokkan harta “perdagangan” pada u`rudh tijarah (komoditi yang akan
diperjual belikan) dikatagorikan sebagai asset bergerak dan “u`rudh qoniyyah” (komoditas
yang berkaitan dengan perdagangannya tapi tidak diniatkan untuk diperjualbelikan) pada harta
yang tidak bergerak. Hal tersebut karena:
a. Harta perdagangan adalah harta yang dipersiapkan untuk diperdagangkan dan
disimpan sebagai inventory perdagangan
b. Sementara Qoniyyah ialah barang dagangan yang tidak dipersiapkan untuk
diperdagangkan dan tidak untuk disimpan sebagai inventory perdagangan.
Qoniyyah adalah merupakan “barang tersimpan” yang pada asalnya tidak diniatkan untuk
diperdagangkan kemudian berubah menjadi barang dagangan. Maka para fuqoha ketika
membedakan antara harta perniagaan dengan qoniyyah, mereka mengikuti dua prinsip;
a. Didasarkan pada, asumsi apakah barang yang dijual tersebut pada mulanya diniatkan
sebagai barang dagangan atau bukan?
b. Didasarkan pada asumsi apakah tersimpannya barang tersebut menunggu terjual
dengan mendapatkan keuntungan atau untuk disimpan tanpa ada tujuan untuk dijual,
tapi ternyata dikemudian hari dijual? Jika barang tersebut memang diniatkan dan
dibelinya untuk dijual kembali maka hal tersebut termasuk kategori “urudh tijaroh”
harta perdagangan, sedangkan apabila hal tersesebut pada awalnya bukan untuk dijual
dan tidak ada niat untuk dijual belikan tapi kemudian barang tersebut dijual, hal
tersebut diistilahkan oleh ulama sebagai “Al qoniyyah” (Qorodhowy, 1969,)
1. Rumusan Tarif Zakat
Tarif zakat harta bergerak berkisar dari 1.25 % sampai 2.5%. Sementara tarif zakat untuk
harta yang tidak bergerak berkisar antara 5%, 10% sampai 20% sesuai dengan usaha yang
telah dilakukannya. Tapi pada umumnya tarif zakat atas uang dan perdagangan adalah 2,5
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 2 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
% dihitung dari keseluruhan asset sedangkan pada pertanian dan hasil manfaat
kebiasaannya 10%. Apabila dilakukan suatu perhitungan bahwa nilai zakat dengan tarif
2,5 % dari asset akan sama dengan nilai zakat 10% dari hasil netto apabila pemilik asset
tersebut meraih keuntungan 33,5 % dari assetnya. Misalnya nilai asset sebesar $ 1000,
apabila nilai keuntungannya sebesar 33,5 % maka nilai assetnya adalah $ 1333 dan nilai
zakatnya adalah 2,5 % X $ 1333 = 33,3, dan nisbah nilai zakat atas nilai keuntungan
adalah 33,3 : 333 X 100 = 0,1 atau 10% Sedangkan nilai asset netto minus zakat adalah
1300. Hal tersebut sesuai dengan pendapat para fuqoha yang membolehkan pengambilan
keuntungan sebesar sepertiga dari modal ( Dr Abdu Samii` Al Mishry, Attijarah Fil Islam,
menuqil dari Ihya Ulumuddin Imam Al Ghazaly, Dr Kamal A`thiyyah An Nadhariyyah Al
Muhasabiyyah fi al Fikr Al Islamy, vol 3 Muhasabah Az Zakah )
B. Nishab Zakat
Hitungan Nishab dalam Konteks Sekarang
Diantara Syarat diwajibkannya zakat adalah nishab zakat, yaitu sampainya nilai harta pada
kadar tertentu yang telah ditentukan, dan apabila harta tersebut belum mencapai batas tadi
maka tidak ada kewajiban zakat baginya, sebagaimana sabda Rasulullah saw : Tidak ada zakat
kecuali bagi orang yang benar-benar kaya.
1. Nishab Zakat Pertanian
Dari Jabir, dari Rasulullah SAW “… Tidak wajib bayar zakat pada kurma yang kurang dari 5
awsuq” (HR Muslim). Dari hadist ini dijelaskan bahwa nishab zakat pertanian adalah 5
awsuq.” Awsuq jamak dari wasaq.
Dr Yusuf Qaradhawi dalam kitab Fikih Zakat mengungkapkan dengan rinci mengenai
hitungan ini dan kesimpulannya adalah; 1 wasaq = 60 sha’, sedangkan 1 sha’ = 2,176 kg,
maka 5 wasaq adalah 5 x 60 x 2,176 = 652,8 kg . 1
Dalam menentukan ukuran wasaq para ulama sepakat bahwa satu wasaq adalah 60 sha’
sebagaimana yang diungkapkan oleh para ulama terdahulu seperti Al Jauhary dalam
Shihhahnya, Yahya Ibnu Adam dan Abu Yusuf dalam khoroj Abu Suja' dalam Iqna' dan yang
1 Dr Yusuf Qaradhawi, Fikih Zakat, vol 1: 372-273
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 3 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
lainnya. 2 Tapi yang jadi akar perbedaan pendapat mengenai ukuran satu wasaq adalah ketika
menetukan berapa ukuran satu sho'.
Dr Ahmad Duraiwisy menjelaskan dengan rinci yang kesimpulannya adalah ada dua pendapat
mengenai ukuran sha’ pendapat pertama adalah pendapat Abu Yusuf, dari Madzhab Hanafi,
juga pendapat Madzhab Maliky, Syafii' dan Hambaly, yang mengatakan bahwa satu sha’
Rasulullah SAW adalah setara dengan empat mud dan satu mud setara dengan 1,33 (satu
sepertiga) liter Baghdady, maka satu sha’ setara dengan lima sepertiga liter Baghdady.
Pendapat kedua adalah pendapat Abu Hanifah dan Muhammad Bin Hasan yang mengatakan
satu mud sama dengan dua liter sehingga ukuran satu sha’ menurut Abu Hanifah adalah
delapan liter Baghdady.3 Inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat dalam
ukuran wasaq dalam satuan kilo gram. Dan pendapat pertama adalah pendapat yang paling
kuat diantara pendapat-pendapat lainnya mengenai nishab, demikian diungkapkan Qaradhawi.
2. Nishab Emas
Dr Qaradhawi menjelaskan dengan panjang lebar mengenai nishab emas sebagaimana
riwayat-riwayat yang ada bahwa nishab emas adalah 20 dinar atau mitsqol dan dalam
kajiannya Qaradhawi menyimpulkan berdasarkan data-data ilmiah bahwa 1 dinar = 4,25
gram, maka nishab emas adalah : 20 X 4,25 gram = 85 gram. Sedangkan nishab perak
adalah 200 dirham, dan 1 dirham = 2,975 gram, maka nishab perak adalah 200 X 2,975
gram = 595 gram.4 Dr Subhy Sholih menambahkan bahwa ukuran mitqol dan dinar adalah
ukuran yang tetap baik di zaman jahiliyah maupun di masa Islam dan mungkin dapat kita
jadikan sebagai ukuran standar.
Para arkeolog menemukan uang peninggalan masa pertengahan Islam dan mendapatkan
bahwa uang dinar peninggalan khalifah Abdul Malik Bin Marwan (th 80 H) timbangannya
adalah 4,25 gram. Oleh sebab itu selama ukuran mitsqol sama dengan dinar maka sekitar
itulah timbangannya.5
2 Dr Ahmad Yusuf Duraiwisy, Ahkam As Suuq Fil Islam Wa Atsaruha Fil Iqtishod Al Islamy, 117, Dr Subhi Sholih, An Nudhum Al Islamyah, 422.3 Ibid, Dr Ahmad Duraiwisy, p : 110-1114 Ibid, vol 1 hal 257-2615 Dr Subhi Sholih, p : 428
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 4 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
Kebanyakan ulama kontemporer menggunakan standar emas sebagai pedoman zakat
uang karena relatif stabil dibanding dengan perak. Sidang Mu’tamar Kajian Islam di
Cairo telah memutuskan bahwa nishab untuk uang yaitu senilai dengan 85 gram emas,
dan hal tersebut berlaku untuk zakat perdagangan, perusahaan, saham dan harta
investasi yang diambil manfaatnya dan penghasilan profesi.6 Demikian halnya fatwa
Majlis Ulama Indonesia yang menjadikan standar emas senilai 85 gram emas untuk zakat
penghasilan.
Adapun nishab binatang `ternak sebagaimana yang ditetapkan oleh Rasulullah SAW untuk
kambing 40 ekor, sapi 30 ekor dan unta 5 ekor selanjutnya mengikuti jadwal yang telah
ditentukan oleh Rasulullah SAW.
C. Berlalu Satu Tahun (Haul)
Rasulullah saw bersabda : “Tidak ada kewajiban zakat atas harta sehingga telah berlalu
atasnya satu tahun” (Abu Daud). Haul adalah syarat yang paling penting dalam zakat harta
yang berjalan atau bergerak seperti; peternakan, uang, perdagangan, perusahaan, dan
sebagainya. Zakat untuk kekayaan seperti diatas dikenakan atas modal dan hasilnya. Adapun
zakat untuk harta yang tidak bergerak atau tetap seperti pertanian; perkebunan, madu dan
harta galian, dikenakan hanya dari hasilnya dan tidak berlaku syarat haul.
1. Kapan dimualainya perhitungan tahun
Ustman ibnu Affan r.a. pernah menyerukan kepada kaum muslimin ketika bulan
Muharram tiba “Bulan ini adalah bulan kalian membayar zakat kalian, siapa yang
memiliki hutang hendaklah dibayarnya sehingga kalian daapat menunaikan kewajiban
zakat harta kalian”. Tapi sebagian ulama memberikan kebebasan untuk menentukan
perhitungan tahun tersebut, yang penting genap satu tahun dengan tidak
mempermasalahkan harus dimulai pada bulan Muharram.
2. Penggunaan tahun qomariyyah atau syamsiyah
Pada Mu’tamar zakat tahun tahun 1984 M/1404 H telah disepakati bahwa bulan Syamsiah
waktunya lebih panjang dibanding tahun qomariyah dengan perbandingan sebelas hari,
maka pengguna tahun Syamsiah harus memperhitungkan perbedaan tersebut. Akibatnya
nishab zakat (perusahaan misalnya) yang menggunakan hitungan Syamsiah 365 hari,
tidak dengan tarif 2.5%, akan tetapi menjadi 2,578, yaitu 2,5 x 365/354
6 Keputusan Muktamar kedua Pusat kajian Islam Cairo pada poin b.
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 5 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
PERHITUNGN ZAKAT HARTA TIDAK BERGERAK
A. Zakat Pertanian
Karakteristik zakat pertanian
1- Dikeluarkan langsung dari hasil pemanfaatan tanah, sama ada hasilnya buah-buahan
makanan pokok atau hasil lainnya yang dihasilkan oleh bumi, sesuai dengan
pendekatan kaidah dan dalil yang umum.
2- Zakat hasil pertanian tidak mengenal haul, dikeluarkan langsung ketika dipanen.
3- Zakat dikeluarkan dari hasil netto setelah dikurangi semua beban biaya dan mencapai
nishab.
4- Zakat hasil pertanian pada asalnya dikeluarkan dari hasilnya dan boleh dengan
nilainya.
5- Diupayakan untuk segera dikeluarkan zakatnya sesuai firman Allah “ Dan tunaikan
haknya (zakatnya) pada hari dipanennya “
6- Apabila sulit diketahui berapa nilai biaya yang dihabiskan maka boleh di taksir antara
seperempat sampai sepertiga sebagaimana hadist Rasulullah SAW. “Apabila kalian
telah selesai panen ambillah zakatnya, dan biarkan sepertiganya, kalau tidak
seperempatnya” H R Ahmad
Tarif zakat pertanian sebagaimana yang diungkapkan Rasulullah SAW adalah: 10 % dari hasil
pertanian yang menggunakan air hujan dan 5% bagi yang menggunakan pengairan buatan.
Ketika kita akan menghitung zakat pertanian maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
Bahwa nishab zakat bagi hasil pertanian adalah 653 kg dalam keadaan kering
Biaya-biaya pertanian yang dikenakan, dikurangkan atas hasil pertanian tersebut kecuali
biaya pengairan kalau pengairan tersebut menelan biaya. Hal tersebut jika tanahnya adalah
milik pribadi, tapi jika tanah tersebut adalah merupakan tanah sewaan maka biaya sewa
tanah dimasukkan dalam cost “biaya” pertanian tersebut.
Hutang-hutang yang berkaitan dengan biaya pertanian juga dikurangkan atas hasil
pertanian, sedangkan hutang pribadi tidak.
Biaya pengairan tidak dimasukkan dalam bagian biaya yang menjadi pengurang hasil
pertanian, karena biaya tersebut adalah termasuk variabel yang menjadikan perubahan
tarif zakat.
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 6 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
Bagi tanah yang disewa, maka zakat pertanian dikenakan atas si penyewa, karena zakat
dikenakan atas hasil bukan atas tanah, sedangkan bagi si pemilik tanah dikenakan zakat
manfaat atas harta.
Bila tanaman dan buah-buahan itu dihasilkan dari kontrak bagi hasil antara pemilik tanah
dengan petani yang melaksanakannya, maka kewajiban zakatnya ditanggung sesuai
persentasi masing-masing pihak jika mencapai nisab
B. Zakat Rikaz (harta galian) dan barang tambang, juga hasil laut
Karakteristik
1- Zakat yang ditunaikan langsung ketika mendapatkannya sama ada hasil tersebut dari
hasil galian maupun dari dasar laut, termasuk dalam hal ini adalah hasil ekplorasi
kekayaan laut.
2- Zakat ini tidak mengenal kaidah haul sebagaimana disepakati oleh hampir mayoritas
ulama.
3- Jumhur ulama mensyaratkan nishab.
4- Boleh dengan barangnya boleh dengan nilainya sesuai harga pasar.
Landasan hukumnya adalah Hadits Rasulullah saw:
Artinya:”Dari Abu Huraira ra, bahwa Rasulullah saw bersabda:”Pada rikaz zakatnya 1/5
(Mttafaqun ‘alaihi).
Arti Rikaz
Ulama berbeda pendapat pada definisi rikaz dan terdapat dua pendapat :
1- Jumhur Ulama seperti, Imam Malik, As-Syafi’I dan Ahmad berpendapat
bahwa rikaz adalah harta yang terpendam dalam perut bumi dari kekayaan
masyarakat jahiliyah.
2- Abu Hanifah berpendapat bahwa rikaz mencakup semua kekayaan dalam perut
bumi termasuk barang tambang.
Pendapat jumhur ulama dikuatkan oleh hadits lain riwayat Jamaah dari Abu Hurairah ra,
artinya:”Binatang yang jatuh maka orang tidak bertanggung jawab terhadap lukanya. Jika
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 7 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
seseorang terjatuh pada sumur (galian) maka yang membuatnya tidak bertanggung jawab, dan
barang tambang adalah bebas dari pada rikaz zakatnya 1/5.
Hadits ini memisahkan antara barang tambang dengan rikaz.
Jumhur ulama sepakat bahwa besar zakat yang harus dikeluarkan pada rikaz adalah 1/5 atau
20%, baik rikaz itu di negeri Islam atau bukan. Dan mereka juga sepakat tidak mensyaratkan
haul.
3- Syarat-Syarat Zakat Rikaz
Jumhur ulama berpendapat bahwa rikaz adalah kekayaan yang terpendam dari penunggalan
masyarakat jahiliyah. Adapun madzhab Syafi’I mensyaratkan bahwa rikaz adalah kekayaan
pada tanah tak bertuan. Adapun jika mendapatkan do masjid atau di jalan maka disebut
luqotoh. Jika mendapatkan di tanah yang ada pemiliknya, dan pemilik tersebut yang
mendapatkannya maka dia yang berhak.
Apabila orang lain yang mendapatkannya sedangkan pemilik tanah mengaku miliknya maka
pemilik tanah yang berhak, jika tidak untuk yang mendapatkannya.
Madzhab Syafi’I mengkhususkan rikaz emas dan perak saja, sedangkan madzhab yang lain
mencakup barang lainnya seperti tembaga, besi dll. Madzhab Syafi’I juga menentukan nishab
sedangkan yang lainnya tidak. Mustahikin pada rikaz menurut madzhab Syafi’I sama dengan
mustahikin zakat, sdangkan jumhur ulama menganggap mustahikin pada rikaz dianalogikan
ke harta fa’I.
4- Barang Tambang
Abu Hanifah menggabungkan barang tambang dengan rikaz dan wajib zakatnya 20% tanpa
mensyaratkan haul. Dan mustahikin dianalogikan ke harta fa’I. Barang tambang yang
disamakan dengan rikaz menurut Abu Hanifah adalah barang tambang keras seperti besi,
tembaga, emas dll.
Sedangkan jumhur ulama tidak memasukkan barang tambang pada rikaz walaupun mereka
sepakat bahwa barang tambang wajib dikeluarkan zakatnya. Mereka juga sepakat
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 8 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
mustahikin sama dengan mustahikin zakat. Mereka juga mensyaratkan nishab tanpa
mensyaratkan haul.
Madzhab Syafi’I mewajibkan zakat rikaz pada emas dan perak saja begitu juga pada
barang tambang. Madzhab Syafi’I sependapat dengan Madzhab Malik, mereka
menentukan wajib zakat 2,5% pada zaakt barang tambang. Tetapi jika tidak ada beban
operasional, zakat 20%. Sedangkan mazhab Hambali menentukan bahwa barang tambang
yang wajib dizakati adalh mencakup barang tambang cair seperti minyak, bensin dll dan
besar wajib zakatnya 2,5%.
Melihat perkembangan dunia modern sekarang ini pertambangan tidak membedakan
jenisnya baik padat maupun cair, baik emas emas ataupun perak atau yang lainnya. Maa
pendapat yang kuat adalah pendapat madzhab Ahmad yang tidak membeda-bedakan
barang tambang.
Jumhur ulama membedakan antara rikaz dan barang tambang pada besarnya zakat yang
harus dikeluarkan disebabkan karena pada barang tambang membutuhkan beban tenaga
dan biaya operasional yang besar untuk mengeksplorasi dan mengolahnya, sedangkan rikaz
tidak. Kalaupun membutuhkan biaya tidak sebesar pada barang tambang.
Kepemilikan barang tambang ada pada negara walaupun tanah tempat terdapat barang
tambang tersebut milik pribadi ada swasta. Pendapat ini diyakini oleh madzhab Malik.
Kesimpulan pendapat yang dapat diambil dari Zakat Rikaz dan Barang Tambang adalah
1. Zakat Rikaz berbeda dengan Zakat Barang Tambang.
2. Zakat Barang Tambang mencakup semua jenis barang tambang padat maupun cair.
3. Zakat Rikaz dan Barang Tambang tidak mensyaratkan nishab dan haul.
4. Tarif Zakat Rikaz 20% dan Zakat Barang Tambang 2,5% kecuali jika mendapatkanya
ada kemiripan dengan rikaz.
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 9 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
5. Mustahikin Zakat Rikaz dan Barang Tambang sama dengan mustahikin zakat yang
lainnya.
Kekayaan Laut
Para ulama madzhab tidak mewajibkan hasil kekayaan laut dikeluarkan zakatnya, tetapi
pendapat tersebut sekarang tidak relefan lagi, karena dari laut orang dapat memperoleh
kekayaan yang mungkin lebuh besar dibanding dari sumber lain. Maka kekayaan laut, seperti;
mutiara, berlian, ambar dll lebih tepat jika dianalogikan kepada barang tambang. Demikian
juga halnya dengan binatang laut dengan berbagai macam jenis dianalogikan kepada barang
tambang dari segi tarif, nishab dan waktu pengeluaran zakatnya.
ZAKAT HARTA BERGERAK (Zakat atas hasil dan modal)
A. Zakat Binatang Ternak
1. Unta
Nishab Kadar Zakat
1 – 4 Tidak ada zakat
5 – 9 seekor kambing
10 – 14 dua ekor kambing
15 – 19 tiga ekor kambing
20 – 24 empat ekor kambing
25 – 35 unta betina 1 tahun
36 – 45 unta betina 2 tahun
46 – 60 unta betina 3 tahun
61 – 75 unta betina 4 tahun
76 – 90 2 unta betina 2 tahun
91 – 120 2 unta betina 3 tahun
2. Sapi
Nishab Kadar Zakat
1 - 29 Tidak ada zakat
30 – 39 anak sapi
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 10 dari 42 halaman
Setiap tambahan 50 unta, seekor unta 3 tahun dan 40 unta seekor unta 2 tahun
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
40 – 59 sapi satu tahun
60 – 69 sapi usia 2 tahun
70 – 79 2 ekor anak sapi
80 – 89 anak sapi & sapi 2 thn
90 – 99 2 sapi 2 tahun
100 – 109 3 anak sapi
110 – 119 2 anak sapi & sapi
usia 2 tahun
3. Kambing
Nishab Kadar Zakat
1 - 39 Tidak ada zakat
40 – 120 seekor kambing
121 – 200 2 ekor kambing
201 – 299 3 ekor kambing
300 – 399 4 ekor kambing
Selanjutnya setiap pertambahan 100 ekor seekor kambing
4. Kuda
Kuda tunggangan dan yang dipergunakan tidak dikenakan zakat.
Kuda yang diperjual belikan, dianggap sebagai asset perdagangan, maka termasuk
pada zakat perdagangan 2,5 %
Kuda yang diternak dengan maksud investasi, kebanyakan ulama mengatakan
tidak dikenai zakat. Imam Abu Hanifah berpendapat dikenai zakat sebesar 1 dinar
(4,25 gram emas) dengan nishob 5 ekor jika kuda Arab selain kuda Arab 2,5 %
dari nilai kuda tersebut. Dr Yusuf Qordhowi berpendapat 2,5 % dari nilai kuda-
kuda tersebut dengan nishab 5 ekor tanpa membedakan kuda Arab dan
lainnya.Binatang Ternak Lainnya
Bintang ternak lainnya (selain yang telah disebutkan dan ada nashnya) menurut
sebahagian ulama dikenakan zakat dengan alasan dalil yang umum.
Mengenai nishab dan kadarnya ulama berbeda pendapat
o Nishabnya adalah senilai dengan emas 85 gram dan besarnya zakat 2,5 %
dikiaskan pada harta kekayaan.
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 11 dari 42 halaman
Kemudian setiap pertambahan 30 ekor seekor anak sapi dan 40 ekor seekor sapi usia 2 tahun
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
o Dr. Yusuf Qordhowi berpendapat, nishabnya adalah dianalogikan pada nilai 5
ekor unta atau 40 ekor kambing. Kadarnya 2.5 % Zakat Uang
Zakat Uang (Emas, Perak Dan Mata Uang)
Karakteristik Zakat Emas dan Uang
1- Zakat ditunaikan langsung atas kekayaan yang katagorikan emas termasuk
mata uang dan barang-barang yang terbuat dari emas dan perak.
2- Zakat mengikuti kaidah haul
3- Zakat ditunaikan dalam bentuk uang lebih utama karena pada asalnya yang
dizakati dikatagorikan sebagai objek yang memiliki nilai.
Definisi uang
Yang dimaksud dengan uang ialah semua jenis uang kertas dan uang logam yang berlaku di
tempat pengumpulan zakat atau pun di negeri lain.
Kewajiban zakat uang
Kewajiban zakat uang telah ditetapkan dalam Alquran, hadis dan ijmak. Allah swt. berfirman,
"Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan
Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang
pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahanam, lalu dibakar dengannya
dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta
bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari)
apa yang kamu simpan itu." (Q.S. At-Taubah:34-35)
Adapun dalam hadis telah dinyatakan dalam sabda Rasulullah saw., "Harta yang telah
dibayarkan zakatnya tidak lagi dinamakan harta simpanan (kanzun)." (H.R. Hakim yang
disahihkan oleh Zahabi) Dan sabda Nabi saw. lain yang berbunyi, "Tidak seorang pemilik
emas dan perak pun yang tidak melaksanakan haknya (zakatnya) kecuali pada hari kiamat
nanti emas dan perak tersebut akan dijadikan lempengan-lempengan api yang dipanaskan
dalam neraka Jahanam kemudian akan disetrikakan ke sisi tubuhnya, keningnya dan
punggungnya." (H.R. Muslim)
Sepanjang masa, para ulama fikih telah sepakat atas kewajiban menunaikan zakat emas dan
perak serta kekayaan mata uang lain yang dikiaskan dan mempunyai hukum yang sama
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 12 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
dengan kedua jenis logam mulia itu. Lembaga Fikih Islam yang berkantor pusat di Jedah
telah menetapkan dalam surat keputusan no. 9, priode ke-3 yang berbunyi: (Uang kertas juga
dianggap sebagai kekayaan uang yang memiliki harga (daya beli) sepenuhnya sehingga
berlaku padanya hukum syariat yang ditetapkan terhadap emas dan perak, seperti riba, zakat,
transaksi silim dan lain-lain).
Nisab zakat uang
Harta kekayaan yang akan dikeluarkan zakatnya itu harus mencapai nisab, yaitu batas
minimal yang telah ditetapkan syariat Islam di mana bila kurang dari batas tersebut tidak
wajib dizakati namun jika telah mencapai batas tersebut, maka wajib dizakati.
Nisab emas dan mata uang emas lainnya ialah sebanyak 20 misqal, yaitu sama dengan 85
gram emas murni. (1 misqal = 4,25 gram)
Sedangkan nisab perak serta mata uang perak lainnya adalah 200 dirham, atau sama dengan
595 gram perak murni. (1 dirham = 2,975 gram)
Dalam muktamarnya yang ke-2, Lembaga Riset Islam telah mengambil suatu keputusan yang
berbunyi: (Nisab kekayaan uang logam, mata uang, giral serta komoditas perdagangan
dihitung berdasarkan harga nisab emas. Yang telah mencapai harga 20 misqal emas, maka
harus dibayarkan zakatnya karena nilai emas lebih stabil dibandingkan yang lainnya).
Untuk mengetahui harga pasaran 1 misqal emas yang berlaku sekarang dapat ditanyakan
kepada para spesialis yang ahli dalam bidang ini.
Para ahli ekonomi Islam memberikan alasan lain mengapa nisab emas, dijadikan standar
dalam menentukan nisab zakat uang. Yaitu karena emas merupakan logam mulia yang
dijadikan jaminan untuk uang yang dikeluarkan suatu negara dan atas dasar harga emas itulah
nilai uang kertas dihitung sehingga emas merupakan mata uang internasional sekaligus
standar menilai mata uang dunia walaupun harganya terkadang mengalami perubahan sesuai
dengan kondisi pasar.
Menurut mazhab Hanafiah emas dapat digunakan untuk melengkapi nisab perak yang ada,
yaitu harganya bukan bendanya. Sehingga dihitung harga emas yang ada sesuai perbandingan
dengan nisabnya kemudian dihitung pula harga perak yang ada, bila sudah mencapai nisab,
maka harus dizakati. Karena pengertian "kaya" telah terwujud dengan memiliki nilai sebesar
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 13 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
nisab. Begitu juga halnya dengan komoditas perdagangan lain harus digabungkan dengan
emas dan perak yang ada untuk melengkapi nisab. Nisab uang, baik uang kertas dan uang
logam, dihitung berdasarkan emas, yaitu yang sama dengan harga 85 gram emas murni. Yang
dimaksud dengan emas murni ialah yang masih berupa batangan dengan kadar karat 99,9%
sesuai dengan harga pada waktu mencapai haul di negeri si pembayar zakat.
Adapun emas yang tidak murni harus dikurangi sesuai dengan berat campurannya.
Dalam emas 18 karat (6/24 = 1/4), umpamanya, harus dikurangi seperempat, kemudian
selebihnya dizakati. Dan dalam emas 21 karat (3/24 = 1/8), umpamanya, seperdelapan harus
dikurangi, kemudian selebihnya dizakati. Demikian pula cara penghitungan perak tidak
murni.
Syarat kewajiban zakat emas, perak dan uang
Zakat uang, emas dan perak itu hanya wajib apabila telah memenuhi syarat-syaratnya sesuai
dengan yang telah dijelaskan sebelumnya.
Tarif zakat emas, perak dan uang
Tarif yang wajib dibayarkan dari zakat emas, perak dan uang ialah sebesar 1/40 (2,5%).
Zakat Perhiasan, Barang Emas Dan Perak
Perhiasan wanita yang dikhususkan untuk pemakaian pribadi tidak wajib dizakati selama
tidak melebihi batas yang wajar di antara kaum wanita lain yang berada dalam status sosial
yang sama. Sedangkan perhiasan yang melebihi batas kewajaran, harus dibayar zakatnya
karena itu sama dengan menimbun dan menyimpan harta. Seorang wanita juga harus
membayar zakat perhiasan yang sudah tidak ia pakai lagi karena sudah lama atau sebab
lainnya.
Kedua perhiasan di atas zakatnya dihitung berdasarkan berat emas dan perak murni, tanpa
mempertimbangkan mahal murahnya perhiasan tersebut karena desain bentuk atau batu
permata serta aksesoris lain yang menghiasinya.
Lain halnya dengan emas dan perak yang ada di tangan para pedagang, dalam hal ini yang
dijadikan dasar dalam penghitungan zakatnya adalah harga keseluruhan berikut batu-batu
permata yang ada.
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 14 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
Perhiasan Emas Dan Perak Yang Haram Dipakai Harus Dizakati
Perhiasan emas yang haram dipakai tetapi dimiliki oleh kaum lelaki harus dikeluarkan
zakatnya, seperti gelang dan jam tangan. Begitu juga wanita yang memakai perhiasan kaum
lelaki harus membayarkan zakatnya karena haram bagi dirinya. Adapun cincin perak tidak
dikenakan kewajiban zakat karena halal dipakai kaum lelaki.
Singkatnya, seluruh perhiasan emas dan perak yang haram dipakai, wajib dizakati bila telah
mencapai nisab dengan sendirinya atau pun dengan cara digabungkan dengan yang lain.
Sebagaimana kekayaan yang berupa uang harus digabungkan dengan emas dan perak untuk
melengkapi nisabnya begitu juga komoditas dagang harus disatukan dengan kekayaan lainnya
agar mencapai nisab.
Kesimpulan
Uang adalah harta yang bergerak yang dapat digunakan sebagai alat tukar dan alat simpanan.
Dalam menghitung zakat uang hendaknya diperhatikan kaidah-kaidah berikut :
1. Zakat uang mencakup zakat emas dan perak, berbagai mata uang juga termasuk rekening
yang ada di bank dalam semua bentuknya dan piutang lancar dan surat-surat berharga
lainnya.
2. Perhiasan emas yang dipakai tidak dikenakan zakat menurut kebanyakan fuqoha.
3. Zakat piutang ditunaikan setelah cair.
4. Semua perhiasan yang memiliki nilai seperti intan berlian dikenakan zakat karena nilainya
yang cukup tinggi melebihi emas.
5. Nishabnya adalah 85 Gram emas
B. Zakat Penghasilan
Zakat penghasilan ialah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan kita atau pendapatan yang
didapatkan dari hasil kerja kita, Para ulama kontemporer dalam menentukan tarif zakat profesi
juga berbeda, pendapat yang masyhur adalah pendapat Muhammad Abu Zahrah, Abdurahman
Hasan, Abdul Wahhab Khollaf, Yusuf Qaradhawi, Syauqy Shahatah dan yang lainnya sepakat
bahwa tarif zakat penghasilan profesi adalah 2,5 %.
Dalam hal ini Qaradhawi menegaskan ”Adapun penghsilan yang didapatkan dari pekerjaan
seperti penghasilan para pegawai atau orang yang memiliki profesi tertentu maka zakat yang
wajib dikeluarkannya adalah 2,5% saja, hal tersebut berdasarkan pada keumuman nash yang
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 15 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
mewajibkan zakat uang 2,5%. Tidak dibedakan apakah penghasilan itu didapatkan sebagai
maal mustafad yang didapatkan seketika setelah selesai pekerjaan atau yang mengikuti
kaidah haul (seperti gaji atau upah prinsipnya adalah gaji tahunan tetapi karena kebutuhan
di-split perbulan). Selain itu juga berdasarkan prinsip Islam bahwa jerih payah menentukan
ukuran kewajiban. Terakhir adalah berdasarkan pada apa yang telah dilakukan oleh para
pendahulu kita seperti Ibnu Mas’ud, Muawiyah dalam kasus pemotongan zakat atas gaji para
pegawai dan apa yang juga dilakukan oleh Umar Bin Abdul Aziz. Maka dalam hal ini
menganalogikan penghasilan kerja dan profesi pada al u’thiyyah lebih dekat dibanding
menganalogikan pada hasil pertanian.”
Adapun dalam kasus kontemporer menganalogikan hasil manfaat seperti penyewaan rumah
dan semisalnya pada pertanian memang tepat karena dia hanya mengambil manfaat dari aset
yang tetap miliknya dengan demikian tarifnya adalah antara 5-10 %. Dengan dasar tersebut
sesuai dengan kaidah jerih payah menentukan kadar kewajiban, maka jerih payah pekerja
dibanding orang yang memiliki asset yang disewakan lebih besar, oleh sebab itu berimplikasi
pada tarif, sehingga pekerja tarifnya lebih rendah dibanding dengan orang yang hanya
mendapatkan hasil dari pemanfaatan asset.7
Pendapat lainnya adalah sebagaimana yang diungkapkan di atas adalah dengan
menganalogikan pada hasil pertanian maka zakatnya adalah 5%. 8 Di antaranya adalah
pendapat Dr Muhammad Said Abdus Salam dalam bukunya ”Al Muhasabah Fil Islam”
(Akuntansi dalam Islam).9
Senada dengan pendapat di atas Muhammad Ahmad Jaadu juga berpendapat bahwa zakat atas
penghasilan profesi adalah 5% - 10% dan kemudian beliau merinci hal tersebut ;
Telah dikemukakan sebelumnya pada sesi terdahulu kesimpulan penulis bahwa nilai zakat
penghasilan, upah dan profesi sama senilai kewajiban zakat pertanian dan buah-buahan.
Dan telah ditetapkan kalau nilai zakat pertanian berkisar antara 5%, 10% sebagaimana
dijelaskan hadits Rasulullah SAW. dan ditempuh para sahabat, tabi'in serta para ahli fikih.
7 Lihat Qaradhawi, fikih zakat, vol 1: 519-5208 Dr Husain Syahatah, At Tathbiiq al mua’shir liz zaakh, hal;2039 Dr Muhammad Kamal Al A’thiyyah, Dalil az Zakah, hal 22, dan Haalah Tathbiqiyyah fi muhasabati az zakah, hal 71
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 16 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
Dan para ahli fikih telah menjelaskan mengenai nilai zakat dengan terperinci, di mana
mereka menyimpulkan bahwa hikmah adanya perbedaan nilai zakat dalam zakat pertanian
dan buah-buahan antara 5-10%. Hal itu kembali kepada tingkat perbedaan kerja keras
dalam mengairi tanamannya, dengan asumsi bahwa unsur pengairan merupakan unsur
primer dalam kehidupan tanaman. Terkadang air bisa didapatkan dengan mudah tanpa
harus bekerja keras. Seperti pengairan lewat hujan, sungai atau mata air. Maka kewajiban
zakatnya sebesar 10% dari hasil pertanian dan buah-buahan. Adapun kalau pengairannya
dengan menyemprotkan sendiri, maka nilainya 5% disebabkan besarnya kerja keras yang
diupayakannya dalam proses pengairan itu.
Salah seorang ulama muslim kontemporer menyimpulkan bahwa apabila pertanian dan
buah-buahan itu diairi dengan hujan dan sekaligus dengan menyemprot sendiri, atau satu
saat menyemprot sendiri dan di waktu yang lain dengan air hujan, maka nilai zakatnya di
sini menggunakan nilai pertengahan antara 5% dan 10% yaitu sebesar 7,5%. 10
Dalam hal ini, penyusun al Mughni 11mengatakan, "Apabila ia mengairi tanaman dengan
kerja keras selama setengah tahun dan setengah tahun lagi tanpa kerja keras -yaitu dengan
menyemprot sendiri dan air hujan- maka zakatnya 7,5%. Ibnu Qudamah mengatakan,
"Kami tidak tahu ada pertentangan padanya, karena setiap salah seorang darinya apabila ia
mendapatkan (hujan) di sepanjang tahun maka ia harus menunaikan kewajibannya dan
apabila ia mendapatkan setengah tahun, maka yang wajib adalah setengahnya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis dengan berpegang pada kaidah-kaidah
sebelumnya mengenai batasan nilai zakat pertanian dan buah-buahan mengusulkan
volume nilai zakat penghasilan, upah dan profesi seperti berikut ini :
1- Kelompok pekerja yang dibebani kewajiban zakat sebesar 10% yaitu kelompok yang
tidak mengeluarkan kerja keras yang besar dalam mendapatkan penghasilan, upah dan
imbalan profesinya.
2- Kelompok yang dibebani kewajiban zakat sebesar 7,5%, yaitu kelompok yang
menengah kerja kerasnya dalam mendapatkan penghasilan, upah dan gajinya. Atau
10 Lihat hal itu dalam : Dr. Yusuf Qaradhawi, ibid, jld. 1, hal. 378.11 Ibnu Qudamah, al Mughni, ibid, jld.2, hal. 799.
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 17 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
tengah-tengah antara kerja otot dan kerja otak.
3- Kelompok yang dibebani kewajiban zakat 5%, yaitu kelompok yang kerja ototnya
lebih dominan dari pada kerja otak. 12
Dari berbagai pendapat di atas, pendapat ketiga perlu mendapatkan perhatian kajian yang
lebih mendalam, karena kajian tersebut adalah berdasarkan kajian analistis perbandingan
antara pajak penghasilan dengan zakat penghasilan menurut konsep pajak dan konsep Islam,
sehingga menghasilkan ijtihad seperti di atas.
Sedangkan pendapat pertama yaitu pendapat kebanyakan ulama kontemporer seperti Dr
Muhammad Abu Zahrah, Dr Abdul Wahhab Khollaf, Dr Yusuf Qaradhawi, Dr Syauqy
Syahatah, Husain Syahatah, Dr Abu Sattar Abu Ghodah, Dr Yusuf kamal, Dr Muhammad
Kamal A’thiyyah dan beberapa ulama lainnya adalah pendapat mayoritas ulama kontemporer
dan telah disepakati oleh Al Haiah Asy Syari’yyah Al A’lamiyyah liz zakah” (Badan Syariah
zakat internasional).13 Juga merupakan fatwa Majlis Ulama Indonesia dalam keputusan
fatwanya no 3 tahun 2003.
Meskipun telah ada Fatwa Majlis Ulama Indonesia mengenai ketentuan nishab namun untuk
kasus Indonesia ada beberapa pendapat yang muncul mengenai nishab dan kadar zakat
profesi, yaitu :
1. Menganalogikan secara mutlak kedua kategori di atas dengan hasil pertanian, baik
nishab maupun kadar zakatnya. Dengan demikian, nishab-nya adalah senilai dengan hasil
pertanian yaitu 653 kg gabah, tarifnya 5%, dan dikeluarkan setiap menerima hasil tersebut.
2. Menganalogikan secara mutlak kedua kategori di atas dengan zakat emas. Nishab-nya 85
gram emas. Kadar zakatnya 2,5% dan dikeluarkan setiap menerima atau penghitungannya
diakumulasikan dibayar di akhir tahun. Sebagaimana fatwa Majlis Ulama Indonesia.
3. Menganalogikan nishab zakat upah kerja/gaji dengan nishab zakat hasil pertanian.
Nishab-nya senilai 653 kg gabah dan dikonversi ke dalam makanan pokok, yaitu beras dengan
penyusutan 20% dari gabah. Dari penyusutan ini diperkirakan hasilnya menjadi 520 kg beras.
12 Dr Muhammad Ahmad Jaadu, makalah Seminar Implementasi Zakat Di Era Modern, hal, 30-3113 Dr Husain Syahatah, At Tathbiiq Al Mua’shir Liz Zakah, hal 203
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 18 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
Sedangkan, kadar zakatnya dianalogikan dengan emas yakni 2,5%. (Sebagaimana hasil
kajian Dewan Syariah Dompet Dhuafa).
4. Sama dengan pendapat ketiga yaitu menganalogikan nishab zakat upah kerja dengan
nishab zakat hasil pertanian yaitu senilai 653 kg beras bukan gabah dengan tidak
mengkonversi dari gabah keberas dengan penyusutan 20% dengan alasan bahwa dalam
riwayatnya hasil pertanian mencakup gandum dan kurma dengan takaran yang sama
sedangkan kurma adalah makanan yang siap dimakan, dengan alasan tersebut maka batasan
nishab adalah 653 kg beras bukan gabah karena dibandingkan gabah beras lebih mudah
prosesnya untuk dikonsumsi. (diantara kajian PKS - Pusat Konsultasi Syariah)
Pendapat ketiga dan keempat adalah berdasarkan qiyas atas kemiripan (syabbah) terhadap
karakteristik harta zakat yang telah ada, yakni :
a. Model memperoleh harta penghasilan (profesi) mirip dengan panen (hasil pertanian).
Dalam hal ini, maka harta ini dapat di-qiyas-kan ke dalam zakat pertanian berdasarkan
nishab 653 kg gabah atau beras dan waktu pengeluaran zakatnya (setiap kali panen).
b. Model bentuk harta yang diterima sebagai penghasilan berupa uang. Oleh sebab itu,
untuk harta ini dapat di-qiyas-kan dalam zakat harta (simpanan/kekayaan) berdasarkan
kadar zakat yang harus dibayarkan (2,5 %). Dengan demikian, hasil profesi seseorang
apabila telah memenuhi ketentuan wajib zakat, maka wajib baginya untuk menunaikan
zakat.
Model penganalogian tersebut tidak asing di kalangan ulama salaf, seperti saat para ulama
menganalogikan hamba sahaya. Di satu sisi, hamba sahaya dianalogikan dengan hewan untuk
menetapkan boleh/tidaknya mereka diperjualbelikan. Namun di sisi lain, hamba sahaya
dianalogikan dengan manusia mukallaf ketika mereka harus malaksanakan beberapa taklif,
seperti shalat dan puasa.
Dalam hal ini pendapat keempat yang kami ambil sebagai pegangan perhitungan. Ini
berdasarkan pertimbangan maslahah bagi muzakki dan mustahik. Maslahah bagi mustahik
adalah apabila dianalogikan dengan pertanian, baik nishab dan kadarnya. hal ini akan
memberatkan muzakki karena tarifnya adalah 5%, tapi maslahat untuk mustahik. Sementara
itu, jika dianalogikan dengan emas, baik kadar dan nishab-nya, maka hal ini akan
mengurangi maslahah bagi mustahik karena tingginya nishab akan semakin mengurangi
jumlah orang yang sampai pada nishab. Oleh sebab itu, pendapat ketiga adalah pendapat
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 19 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
pertengahan yang memperhatikan maslahah kedua belah pihak (muzakki dan mustahik).
Sedangkan pendapat keempat adalah pendapat yang lebih maslahah untuk muzakki dan
mustahik. Di bawah ini simulasi dari keempat pendapat yang ada :
No Nishab Tarif Simulasi Penghasilan Zakatnya
1 Pertanian 5% 653 x Rp 1.500 = Rp 979.500 Rp 979.500 x 5% = Rp 48.975
2 Emas 2.5% 85 x Rp 150.000 = Rp 12.750.000 /
12 = Rp 1.062.500
Rp 1.062.500 x 2.5 %=Rp
26.562.5
3 Pertanian konversi 2.5% 520 x Rp 4000 = Rp 2.080.000 Rp 208.000 x 2.5 % = Rp 52.000
4 Pertanian siap saji 2.5% 653x Rp 4000 = Rp 2.612.000 Rp 261.200 x 2.5% = Rp 65.300
Asumsi :
Harga gabah Rp 1.500, harga emas Rp 150.000, harga beras Rp 4.000.
Dari tabel simulasi di atas bisa kita dapatkan bahwa nilai nishab bagi pendapat pertama
adalah Rp 979.500 dengan nilai zakat yang harus dikeluarkan Rp 48.975, dan pendapat kedua
nilai nishab Rp 1.062.500 dengan nilai zakat Rp 26.562.5, pendapat ketiga nishab Rp
2.080.000 dengan nilai zakat Rp 52.000 dan pendapat terakhir nishabnya Rp 2.612.000
dengan nilai zakat Rp 65.300.
Apabila kita buat perbandingan simulasi dengan nilai penghasilan misalnya Rp 5.000.000
maka nilai zakatnya adalah : Pendapat pertama Rp 250.000, sedangkan untuk pendapat kedua,
ketiga dan keempat Rp 125.000. Ini menunjukkan bahwa hanya pendapat pertama yang
mencolok perbedaannya karena tarif yang 5% sedangkan pendapat lainnya sama yaitu 2,5%
yang membedakan adalah hanya batas minimumnya saja.
Dengan simulasi ukuran nishab dan tarif diatas kita bisa simpulkan bahwa dalam
perekonomian Indonesia yang tidak stabil ini maka pihak badan atau lembaga zakat atau
lembaga yang memiliki kewenangan fatwa mengeluarkan standar nishab dengan indeks harga
resmi yang berlaku baik indeks harga emas yang akan dijadikan standar untuk nishab bagi
yang menggunakan standar emas, atau indeks harga gabah atau beras untuk menentukan
nishab bagi yang menjadikan gabah atau beras sebagai standar.
Zakat Profesi dari Netto atau Bruto ?
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 20 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
Masalah yang menjadi perdebatan pada praktek penunaian zakat adalah masalah "apakah
zakat ditunaikan dari penghasilan netto (bersih) atau brutto (kotor) ? dan kalau netto apa yang
dapat mengurangi?. Masalah ini nampaknya menjadi masalah yang menjadi perdebatan di
kalangan ulama.
Dalam bahasa fikihnya apakah ada hal-hal yang dapat menjadi pengurang harta wajib zakat,
dengan bahasa fikihnya adalah "al fadhlu a'n alhawaaijul ashliyyah" atau "Az ziyadah a'la al
haajah al ashliyyah" (kelebihan dari stándar kebutuhan hidup). Syarat ini sebenarnya tidak
lepas dalam pembahasan nishab, bukan masalah yang berdiri sendiri demikian para ulama
menyimpulkan, misalnya ulama Hanafiyah dalam kebanyakan rujukannya menyebutkan
bahwa di antara syarat harta yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah apabila harta tersebut
mencapai nishab setelah dikurangi kebutuhan hidupnya dengan alasan bahwa zakat
diwajibkan kepada orang yang memiliki harta dan subtansinya adalah karunia yang diberikan
menjadi penyebab kondisi diri yang baik.14 Mereka juga berpendapat "Orang yang sibuk
untuk memenuhi kebutuhan stándar hidupnya dianggap orang yang tidak memiliki apapun."
Ibnu Malik menambahkan "Siapa yang memiliki "darahim" uang dan mencapai nishab
dengan niat akan dibelanjakan untuk kebutuhan hidupnya, maka dia tidak diwajibkan zakat
meskipun telah sampai haul".Tapi Ibnu Najim membantah pendapat tersebut dengan
pendapatnya "Zakat diwajibkan atas dasar pendapatan baik diniatkan untuk dibelanjakan
ataupun untuk diinvestasikan". 15
Atas dasar pemikiran di atas, maka kebanyakan ulama berpendapat bahwa zakat ditunaikan
setelah dikurangi kebutuhan hidup standar, atau kebutuhan hidup yang pokok meliputi
sandang, pangan dan papan, oleh sebab itu persyaratan yang diungkapkan oleh para ulama
adalah kebutuhan pokok bukan kebutuhan secara umum.
Dalam hal ini Dr Yusuf Qaradhawi mengomentari, "Perlu digarisbawahi bahwa kebutuhan di
sini adalah kebutuhan pokok (al haajah al ashliyyah) karena kalau kebutuhan tidak dibatasi
dengan kebutuhan pokok sesungguhnya kebutuhan manusia sangatlah banyak bahkan
mungkin tidak ada habisnya, apalagi di era sekarang ini yang seantiasa membutuhkan
kebutuhan-kebutuhan pelengkap yang juga dianggap sebagai kebutuhan prinsip. Oleh sebab
itu, tidak setiap kebutuhan yang diinginkan dianggap sebagai kebutuhan pokok, karena
14 Dr Qaradhawi, Fikih Zakat, vol 1, p : 153, lihat Kementrian Wakaf dan Urusan Islam Kuwait, Al Mausuuah Al Fikihiyyah, vol 23, p: 242 dalam materi zakat.15 Ibid Mausuah Fikihiyyah, Kementrian Wakaf dan Urusan Islam Kuwait, vol 32 :242
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 21 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
seandainya anak Adam ini diberi dua lembah yang berisi emas pasti akan meminta yang
ketiga. Akan tetapi yang dimaksud dengan kebutuhan pokok di sini adalah kebutuhan yang
tanpanya manusia sulit mempertahankan eksistensinya, seperti kebutuhan pangan, sandang,
dan perumahannya sebagaimana juga kebutuhan konsumsi intelektualnya dan penunjang
profesinya."16
Dr Yusuf Qaradhawi menjelaskan argumentasi para ulama mengapa zakat secara umum
ditunaikan dengan syarat dikurangi kebutuhan pokok?
Pertama, beliau mengungkapkan dalil yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad yang dishahihkan
oleh Ahmad Syakir dalam takhrij-nya " ا��م غ ن�ي ظ�ه(ر ع�ن( الص�د�ق�ة" إ ن " yang artinya
"Shodaqoh itu (zakat) hanya dibebankan kepada orang yang memiliki kecukupan harta".
Dalam riwayat lain disebutkan " � � ص�د�ق�ة� ال غ ن�ي ظ�ه(ر ع�ن( إ ال " Tidak ada shadaqah
(zakat) kecuali dibebankan kepada orang yang memiliki kecukupan harta".
Imam Bukhori dalam shahihnya meriwayatkan dengan mua'llaq (tanpa menyebutkan sanad)
dalam kitab Al Washoya dan menjadikan lafadz riwayat di atas sebagai salah satu judul dalam
kitab zakat, beliau berkata dalam bab " � � ص�د�ق�ة� ال �ص�د�ق� و�م�ن( غ ن�ي ظ�ه(ر ع�ن( إ ال و�ه"و� ت
، �اج; ت و( م"ح(� "ه" أ ه(ل
� �ج"و(ن� أ تا و( ، م"ح(� (ه أ �ي (ن; ع�ل (ن" ، د�ي �لد�ي �ح�قG ا �ن( أ "ق(ض�ى أ م ن� ي
" الص�د�ق�ة
Artinya, "Tidak ada shadaqah (zakat) kecuali dibebankan kepada orang yang memiliki
kecukupan harta, orang yang berzakat akan tetapi dia butuh, atau keluarganya
membutuhkan, atau dia punya hutang, dan hutang harus lebih diutamakan untuk ditunaikan
dibanding zakat." Al hafidz
Ibnu Hajar dalam menjelaskan judul ini mengomentari seolah-olah Imam Bukhori bermaksud
menjelaskan hadits di atas bahwa syarat muzakki adalah dirinya tidak dalam keadaan
membutuhkan atau keluarga yang wajib dinafkahinya. 17
Dalil berikutnya adalah firman Allah Taa'la : "ف(و�(لع ا ق"ل �(ف ق"و(ن "ن ي م�اذ�ا ��ك "و(ن ل� أ �س( . ي
"Mereka bertanya apa yang harus diinfakkan (zakat) katakanlah "al a'fuw" (kelebihan harta).
16 Ibid, vol 1 : 15217 Ibid, vol 1 : 154, dinukil dari Ibnu Hajar, Fahul Bari, vol 3 : 189
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 22 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
Dari Ibnu Abbas berkata al a'fuw adalah kelebihan harta setelah menafkahi keluarga. Ibnu
Katsir berkata demikian halnya riwayat tersebut diriwayatkan pula oleh Ibnu Umar, Mujahid,
A'tho, I'krimah, Said Bin Jubair, Muhammad Bin Kaa'b, Al Hasan, Qotadah, Al Qoosim,
Saalim, A'tho al Khurasany, Rabi' Bin Anas dan yang lainnya mereka menafsirkan makna al
a'fuw dengan kelebihan.
Dan kesimpulan Qaradhawi "Dengan demikian maknanya adalah bahwa hikmah Allah SWT
menjadikan harta yang wajib dizakati adalah harta yang berlebih dari kebutuhan pokok, yaitu
kebutuhan dirinya keluarganya dan yang dia tanggung nafkahnya, dan kebutuhan dirinya
harus lebih didahulukan dari kebutuhan orang lain demikian kebutuhan keluarganya dan yang
ditanggungnya. Syariah tidak mewajibkan untuk menginfakkan kebutuhannya. Selanjutnya,
Dr Yusuf Qaradhawi menukil Al Hasan dalam menafsirkan ayat di atas "Tidak boleh
seseorang menginfakkan hartanya, kemudian akhirnya dia meminta-minta".18
Dari penjelasan di atas Dr Yusuf Qaradhawi menyimpulkan mengenai penunaian zakat
penghasilan profesi, "Kami memilih pendapat zakat atas gaji dan penghasilan profesi lainnya
dan yang kami anggap pendapat yang paling kuat adalah tidak dikeluarkan zakatnya kecuali
dari penghasilan bersih."
Dengan demikian, pendapat kami adalah zakat dikeluarkan dari pendapatan bersih setelah
dikurangi hutang, dan kebutuhan pokoknya dan orang yang wajib dinafkahinya, karena
kebutuhan pokok adalah suatu yang menjadi penopang hidup yang mesti dipenuhi dan zakat
hanya ditunaikan atas kelebihan dari kebutuhan pokoknya sebagaimana telah kami jelaskan
pada penjelasan sebelumnya. Demikian halnya bagi yang memiliki profesi yang memerlukan
cost seperti praktek dokter, pengacara dan yang semisalnya, semua cost-nya dikurangkan atas
pendapatannya dianalogikan pada hasil pertanian sebagaimana pendapat A'tho dan yang
lainnya "kurangkan semua biaya dan baru keluarkan zakatnya".19
Dari kesimpulan Dr Yusuf Qaradhawi menyebutkan bahwa di samping kebutuhan pokok yang
dikurangkan hutang juga menjadi pengurang, tapi hutang seperti apa yang dapat
dikurangkan ?
18 Ibid, vol 1 : 154-15519 Ibid, vol 1: 517
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 23 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
Para ulama yang sepakat bahwa hutang dapat mengurangi harta zakat ialah hutang yang
tertunaikan sebagaimana pendapat Abu Ubaid yaitu hutang yang ril. Beberapa riwayat
menunjukkan bahwa hutang adalah bagian yang dapat mengurangi harta yang wajib dizakati.
Abu Ubaid meriwayatkan dari Saaib Bin Yaziid dia berkata : "Saya mendengar Utsman Bin
Affan berkata : "Ini adalah bulan kalian menunaikan zakat, siapa yang berhutang hendaklah
dia menunaikan hutangnya sehingga kemudian kalian keluarkan zakatnya". Dalam riwayat
lain Imam Malik menyebutkan : " Siapa yang memiliki hutang hendaklah dia tunaikan
hutangnya dan kemudian zakati sisanya".
Adapun hutang yang dapat dikurangkan adalah hutang bulan berjalan atau tahun berjalan,
adapun hutang jangka panjang tidak dapat dikurangkan nilai bukunya.20
Contoh dan Pembahasan :
Pada harta penghasilan profesi wajib zakat, misalnya punya hutang cicilan rumah senilai Rp
300 juta rupiah yang dicicil dalam lima tahun, pertahunnya adalah Rp 60 juta per bulannya Rp
5 juta, maka hutang yang dapat dikurangkan adalah Rp 60 juta pada tahun berjalan jika
zakatnya diakumulasikan pertahun, atau Rp 5 juta perbulan hutang yang dapat dikurangkan
dari penghasilan profesinya. Mengingat bahwa hanya kebutuhan pokoklah yang dapat
mengurangi penghasilan kena zakat, maka hutang yang dapat mengurangi juga adalah hutang
yang berkaitan dengan kebutuhan pokok, seperti hutang cicilan rumah, karena rumah adalah
kebutuhan pokoknya. Jika hutangnya adalah cicilan pembelian vila atau rumah yang kesekian,
maka hal tersebut tidak dapat mengurangi harta penghasilan yang kena zakat, atau hutang
cicilan kendaraan yang menjadi kebutuhan pokok penunjang kinerjanya dalam mencari
nafkah, maka hal tersebut dapat mengurangi harta penghasilannya, adapun cicilan kendaraan
yang berikutnya tidak dapat mengurangi penghasilan kena zakatnya.
Dalam menentukan batas kebutuhan pokok adalah masalah yang relative karena setiap orang
berbeda tingkat kebutuhan pokoknya. Tapi setiap pemerintahan dalam suatu negara biasanya
telah mentukan standar kebutuhan minimum atau biasa disebut dengan standar konsumsi
perkapita perbulan.
Penghitungan Zakat Penghasilan Berdasarkan Standar Bank Dunia
20 Baitu Zakah, Kuwait, Muhasabah Zakat, www.alIslam.net
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 24 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
Standar bank dunia untuk kebutuhan konsumsi perkapita perorang adalah $ 2 US atau sekitar
Rp 18.000 perhari, berarti perbulan Rp 540.000. Apabila rata-rata keluarga Indonesia adalah
berjumlah 4 orang; suami istri dan dua anak maka minimum penghasilan yang mencukupi
kebutuhan hidup adalah Rp 2.160.000 (dua juta seratus enam puluh ribu rupiah). Apabila
asumsi zakat penghasilan adalah penghasilan bersih setelah dikurangi kebutuhan pokok dan
menggunakan standar nishab emas, maka hanya pekerja yang minimum berpenghasilan Rp
3.222.500 (tiga juta dua ratus dua puluh dua ribu lima ratus ribu rupiah) ke atas yang
diwajibkan membayar zakat. Hal tersebut adalah dengan asumsi nishab emas dikali harga
emas hari ini (asumsi Rp 150.000) dibagi duabelas bulan ditambah kebutuhan minimum
standar bank dunia dengan empat jumlah keluarga maka hasilnya adalah 85 x Rp150.000 =
Rp 12.750.000 / 12 = Rp 1.062.500 + Rp 2.160.000 = Rp 3.222.500.
Penghitungan Zakat Penghasilan Berdasarkan Standar Hidup di Amerika
Dr Mahmud Abu Suud yang dalam artikelnya Contemporary Zakat21 ketika menjelaskan
nishab zakat penghasilan dengan studi kasusnya di Amerika, beliau menjelaskan bahwa
nishab diambil dari apa yang telah ditentukan oleh pemerintah yaitu batas orang mendapat
subsidi baik untuk perorangan maupun untuk keluarga.
Dalam contohnya, beliau menyebutkan bahwa yang ditentukan pemerintah saat itu adalah
pendapatan pertahun untuk keluarga dengan rata-rata keluarga 4 orang adalah $ 10999 dan
untuk yang hidup sendiri $ 5160 dan pertambahan bagi setiap satu anggota keluarga adalah $
1600. Selanjutnya, beliau membuat simulasi nishab dengan jumlah keluarga tertentu:
Jumlah
Keluarga
Batas Kebutuhan
Minimum
Metode Kalkulasinya
2 orang $ 7799 $ 10999 - $ 3200
3 orang $ 9399 $ 10999 - $ 1600
4 orang $ 10999 Base perhitungan Social Security AS
5 orang $ 12599 $ 10999 + $ 1600
6 orang $ 14199 $ 10999 + $ 3200
21 Dr Mahmud Abu Suud, Contemporary Zakat, p : 56 dalam Zakat Accountuing, bahan kuliah Post Graduate International Islamic University.
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 25 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
7 orang $ 15799 $ 10999 + $ 4800
Dari tabel di atas, Mahmud Abu Suud menjadikan batas minimum kebutuhan sebagai base
bagi nishab dan beliau berijtihad "Zakat should be paid from incomes that exceed the proverty
level as explained above (( (لف�ق(ر �ح ا Gد . We suggest to add 10 % to the government figures an
consider the total zakat"22 (zakat harus dikeluarkan dari penghasilan yang berlebih dari batas
kemiskinan yang dalam istilah Arabnya disebut dengan had al faqr. Tapi kami berpendapat
untuk menambahkan 10% dari batasan yang telah ditentukan pemerintah sebagai batas nishab)
Penghitungan Zakat Penghasilan Berdasarkan Standar Hidup di Sudan
Kasus Sudan dalam menghitung nishab zakat penghasilan patut menjadi bahan kajian dan
perbandingan sebagai hasil ijtihad kontemporer. Muhammad Ibrahim Muhammad dari Diwan
Zakat Sudan dalam makalahnya " و�د�ان� الس� ي ف � ة � ي �ق ي ب �ط� ت � �ة ح�ال �ة �كا الز �ع ج�م ي ف � ة � ي �ل �م ع ات� �ق�� ي ب �ط� Praktek -- ت
Penghimpunan Zakat Studi Kasus Sudan. Dalam ijtihad-nya, Sudan menggabungkan antara
realitas ketidakcukupan penghasilan atau gaji pegawai untuk menutupi kebutuhan hidupnya
dengan standar nishab emas, dengan pola perhitungan : Nilai Nishab emas dengan mata uang
Sudan adalah 11475 Pound, sedangkan rata-rata kebutuhan minimum per keluarga per tahun
adalah 11328 Pound, dari dua data di atas kemudian digabungkan atau ditambahkan maka
perhitungannya adalah :
Kebutuhan asasi 11328 / 12 = 944
Standar emas 11475/ 12 = 956
Nisab penghasilan perbulan 1900 Pound
Penghitungan Zakat Penghasilan Berdasarkan Standar Hidup di Indonesia
Untuk kasus Indonesia penentuan batas minimum konsumsi perkapita berbeda-beda
standarnya di antara yang paling sering dipergunakan adalah :
Standar Pertama, Batas konsumsi yang dipergunakan oleh Dirjen Pajak dalam menentukan
kebutuhan hidup yang kemudian menjadi pengurang penghasilan kena pajak atau yang lebih
dikenal dengan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak). Perhitungannya adalah Rp 13,2 juta
rupiah untuk pribadi yang lajang. Jika menikah, ditambahkan Rp 1,2 juta. Jika memiliki
22 Ibid, p 37
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 26 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
tanggungan anak ditambahkan Rp 1,2 juta per anak. Maksimal jumlah anak adalah 3 anak.
Jika istri punya usaha ditambahkan Rp 13,2 juta.
Dari data di atas, bahwa kebutuhan hidup seorang lajang per bulannya adalah Rp 1.100.000.
Jika memiliki istri ditambah Rp 100.000. Jika memiliki tanggungan anak ditambah per
anaknya Rp 100.000. Jadi, jika seseorang dengan satu istri dan dua anak maka konsumsi
perbulan yang bisa dikurangkan sebagai penghasilan tidak kena pajak adalah Rp 1.400.000
(satu juta empat ratus ribu rupiah).
Standar Kedua, Dibuat BPS (Biro Pusat Statistik) untuk kebutuhan perkapita daerah kota
adalah Rp 392.496. Sedangkan untuk pedesaan Rp 210.391. Jika rata-rata keluarga Indonesia
4 orang, maka kebutuhan per keluarga adalah Rp 1.569.984 atau dibulatkan menjadi Rp
1.570.000 (satu juta lima ratus tujuh puluh ribu rupiah).
Perbedaan di antara dua standar batas minimum kebutuhan adalah sekitar Rp 170.000
Starndar- standar di atas, dapat membantu kita untuk menentukan batas kebutuhan hidup
minimum yang dapat dikurangkan dari penghasilan.
Sebagai simulasi, apabila kita menggunakan ijtihad yang dilakukan di Sudan dengan kasus
Indonesia dengan menggunakan standar kebutuhan PTKP maka batas minimum penghasilan
kena zakat apabila memiliki istri dan dua anak adalah :
Batas minimum kebutuhan Rp 1.400.000
Nishab emas perbulan Rp 1.062.500 (asumsi Rp 150.000 per gram dengan 85 gram)
Nishab penghasilan Rp 2.462.500
Zakatnya 2,5% Rp 2.462.500 x 2,5% = Rp 61.562,5
Dalam simulasi ini tidak ada lagi pemotongan yaitu brutto.
Sedangkan jika kita menggunakan asumsi dikurangi kebutuhan minimum dalam simulasi ini
digunakan standar PTKP dan nishab emas maka hasilnya adalah sama dengan contoh di atas
bahwa orang yang berpenghasilan Rp 2.462.500 ke atas yang wajib zakat. Tetapi nilai
zakatnya kemudian yang berbeda karena dalam kasus ini adalah Rp 2.462.500 – 1.400.000
(kebutuhan hidup) = Rp 1.062.500 (batas minimum nishab emas perbulan) maka zakatnya
adalah 2,5% dari netto Rp 1.062.500 yaitu Rp 26.562,5
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 27 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
Jika kita membuat simulasi dengan dikurangi kebutuhan pokok maka hasilnya adalah
No Nishab Tarif Simulasi Penghasilan Zakatnya
1 Pertanian 5% Rp 979.500 + Rp 1.400.000 =
Rp 2.379.500
Rp 979.500 x 5% = Rp
48.975
2 Emas 2.5% Rp 1.062.500 + Rp 1.400.000 =
Rp 2.462.500
Rp 1.062.500 x 2.5 % =
Rp 26.562,5
3 Pertanian konversi 2.5% Rp 2.080.000 + Rp 1.400.000 =
Rp 3.480.000
Rp 208.000 x 2.5 % = Rp
52.000
4 Pertanian siap saji 2.5% Rp 2.612.000 + Rp 1.400.000 =
Rp 4.012.000
Rp 261.200 x 2.5% = Rp
65.300
Dari simulasi di atas, dengan asumsi dikurangi kebutuhan minimum, maka nilai nishab
menjadi bertambah. Untuk pendapat pertama nishabnya menjadi Rp 2.379.500 dari Rp Rp
979.500. Sedangkan untuk pendapat kedua menjadi Rp 2.462.500 dari Rp 1.062.500. Untuk
pendapat ketiga Rp 3.480.000 dari Rp 2.080.000. Dan untuk pendapat keempat menjadi Rp
401.200 dari Rp 2.612.000.
Dari pendapat-pendapat di atas, ada jalan tengah yang dapat diambil dengan memperhatikan
berbagai macam pendapat yang berbeda; apakah zakat dari netto atau dari brutto, apakah
zakat penghasilan dianalogikan pada hasil pertanian atau pada emas? Dan dari sisi maslahat
bagi muzakki dan mustahik, di samping unsur semangat menggemarkan untuk beribadah
dengan tetap menjaga izzah (kemuliaan) diri, maka penulis lebih cenderung pada pendapat
yang lebih maslahat yaitu mengeluarkan zakat dari brutto dengan mengacu pada pendapat
yang keempat yaitu dengan nishab minimum Rp 2.612.000 dengan asumsi harga beras Rp
4.000. Atau pendapat yang kedua dengan ditambahkan faktor kebutuhan hidup standar BPS
sehingga nilai nishabnya adalah Rp 2.632.485 atau dibulatkan menjadi Rp 2.633.000.
Nilai di atas adalah nilai yang hampir sama apabila kita menggunakan standar Bank Dunia
dalam menentukan standar kemiskinan dengan rata-rata keluarga Indonesia yaitu 4 orang dan
batas minimum penghasilan tersebut adalah batas yang moderat untuk Indonesia tidak tinggi
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 28 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
dan tidak juga rendah. Artinya, penghasilan yang lumayan, adapun ketika seseorang yang
penghasilannya di bawah nilai tersebut ingin mengeluarkan zakat maka dapat diarahkan
sebagai infak yang penunaiannya sukarela, bisa lebih kecil dari persentase zakat atau mungkin
lebih tinggi.
Apabila zakat penghasilan telah ditunaikan pada setiap bulannya maka di akhir tahun, ia tidak
wajib lagi menunaikan zakat penghasilannya karena telah ditunaikan. Demikian pendapat
Qaradhawi, "Apabila seorang muslim telah menunaikan zakat penghasilannya ketika dia
memperolehnya maka dia tidak wajib lagi untuk menunaikannya di akhir tahun hal tersebut
agar tidak terjadi double zakat terhadap penghasilan yang sama"23
MENGHITUNG ZAKAT PENGHASILAN
Pertama : Tentukan waktu megeluarkan zakat, perbulan ketika mendapatkan penghasilan
atau diakumulasikan di akhir tahun.
Kedua : Tentukan ijtihad metodologi penganalogian dalam menetukan nishab dan tarif juga
netto atau bruto misalnya dalam contoh ini menggunakan pendapak keempat dari pendapatan
brutto
Ketiga : Hitunglah pendapatan brutto dengan dikalikan tarif zakat dalam contoh ini tarifnya
adalah 2,5% dengan syarat di atas nishab.
Simulasi
Misalnya seseorang memiliki penghasilan :
Gaji tetap Rp 4.000.000
Pendapatan lainnya Rp 1.000.000
Pendapatan total Rp 5.000.000
Nishab (Rp 2.612.000)
Zakatnya adalah Rp 5.000.000 x 2,5 % = Rp 125.000
Contoh diatas dengan asumsi nishab zakat setara dengan 653 kg beras dari brutto
Dengan asumsi yang sama dikurangi kebutuhan pokok yang riil dengan asumsi 1 istri 3 anak
dengan menggunakan standar BPS.
Gaji tetap Rp 4.000.000
Pendapatan lainnya Rp 1.000.000
23 Dr Qaradhawi, Fikih Zakat, vol 1, p : 518, Dr Wahbah Zuhaily fikihul Islamy wa adillatuh, vol 2
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 29 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
Pendapatan total Rp 5.000.000
Kebutuhan pokok (Rp 1.962.480) per orang Rp 392.496
Nishab (Rp 2.612.000)
Zakatnya adalah Rp 5.000.000 – Rp 1.962.480 = Rp 3.037.520 x 2,5% = Rp 75.938.
Apabila menggunakan nishab emas dengan asumsi yang sama, maka hasilnya akan sama,
karena hasil pengurangannya di atas nishab emas Rp 1.062.500
Yang akan berbeda hasilnya adalah jika asumsi pendapatan berkurang atau faktor pengurang
bertambah misalnya :
Gaji tetap Rp 3.000.000
Pendapatan lainnya Rp 1.000.000
Pendapatan total Rp 4.000.000
Kebutuhan pokok (Rp 1.962.480) per orang Rp 392.496
Nishab (Rp 2.612.000) asumsi nishab dengan 653 kg beras
Zakatnya adalah Rp 4.000.000 – Rp 1.962.480 = Rp 2.037.520
Maka, tidak ada zakat karena di bawah nishab.
Dengan contoh yang sama dengan menggunakan nishab emas.
Gaji tetap Rp 3.000.000
Pendapatan lainnya Rp 1.000.000
Pendapatan total Rp 4.000.000
Kebutuhan pokok (Rp 1.962.480) per orang Rp 392.496
Nishab (Rp 1.062.500)
Zakatnya adalah Rp 5.000.000 – Rp 1.962.480 = Rp 2.037.520 X 2,5% = Rp 75.938. karena
di atas nishab.
Dari contoh-contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa menentukan ijtihad penganalogian
dalam menetukan nishab akan berpengaruh pada pendapatan yang rendah tapi tidak akan ada
pengaruh pada pendapatan yang tinggi bahkan zakatnya akan sama.
1. Dengan cara mengakumulasikan pendapatan tiap bulan yang mencapai nihsab, kemudian
ditunaikan zakatnya pada akhir tahun.
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 30 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
2. Atau ditunaikan pada tiap bulan ketika kita mendapatkannya.
3. Tarifnya adalah 2,5%, Sedangkan nishabnya adalah 520 kg beras dengan asumsi
pendapatan kotor.
4. Utang jangka panjang yang dicicil tiap bulan dapat menjadi pengurang penghasilan .
Zakat Perdagangan dan Perusahaan Zakat Perusahaan
Atas dasar ijtihad di atas, maka hasil keputusan pada Seminar Zakat di Kuwait tanggal 3 April
1984 tentang Zakat Perusahaan dinyatakan bahwa zakat perusahaan ditunaikan apabila
kondisi-kondisi sebagai berikut terpenuhi :
1. Adanya peraturan yang mengharuskan pembayaran zakat perusahaan tersebut.
2. Anggaran Dasar perusahaan memuat hal tersebut.
3. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) mengeluarkan keputusan yang berkaitan dengan
hal itu.
4. Kerelaan para pemegang saham menyerahkan pengeluaran zakat sahamnya kepada Dewan
Direksi perusahaan. 24
Dalil Zakat Perusahaan
Para ulama menjadikan riwayat "al khulthoh" ( ل�ط��ة� �ل�خ� atau pembauran harta (ا
kekayaan sebagai landasan atau dalil bagi zakat perusahaan. Prinsip tersebut tidak
asing dilakukan dizaman Rasulullah SAW pada pembauran ternak, yaitu pembauran
ternak yang dimiliki oleh dua orang lebih.
Dalam hal ini ulama membagi dua bentuk khulthoh. Pertama adalah khulthoh isytirak
atau khulthoh a'yaan yaitu masing-masing pesero tidak diketahui berapa bagian saham
yang dimiliki. Misalnya, ada tiga puluh kambing yang mereka beli berdua tanpa
menentukan berapa bagian masing-masing dari kambing tersebut tapi kambing
tersebut mereka miliki bersama. Kedua adalah khulthoh jiwaar yaitu setiap pesero
mengetahui bagian masing-masingnya tapi mereka berdua menyatukan
kepemilikannya dalam satu manajemen pengelolaan.25
24 Taushiyyat Wa Fatawa Al Mu'tamar Al Awwal Li Azzakat, al Muna'qod fi al Kuwait, 29 rajab 1404, 30 April 1984. dalam fatwa no 125 Fikih Zakat, vol 1: 217 dinukil dari Raudhoh Imam Nawawi, 2: 170
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 31 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
Para ulama berbeda pendapat mengenai khulthoh pada ternak apakah menimbulkan
dampak pada penunaiaan zakat atau tidak ? Kebanyakan ulama menyatakan bahwa
khulthoh berdampak pada nishab dan zakat kecuali ulama Hanafiyyah.26 Artinya, jika
ada dua orang pesero dalam ternak masing-masing 30 ekor kambing, jika digabungkan
maka jumlah kambingnya menjadi 60 dan sudah mencapai nishab, namun jika dipisah
masing-masing tidak kena zakat karena belum mencapai nishab. Dari pendapat ulama
di atas, zakat harus dikeluarkan dari harta khulthoh sekalipun apabila dipisah belum
mencapai nishab.
Hal tersebut berdasarkan pada riwayat
ة�ق�دالص �ة�ي�ش�خ عم�ت�ج�م �ن�ي�ب �قر�ف�ي�ال�و قر�ف�ت�م �ن�ي�ب �ع�م�ج�ي�ال�و
Artinya : Jangan menyatukan yang asalnya terpisah dan jangan memisahkan yang sudah
menyatu karena takut membayar shadaqah (zakat)27
Dalil ini pula yang dijadikan sandaran fatwa zakat perusahaan pada Mu'tamar I di
Kuwait, dan pendapat Qaradhawi mengenai hal ini. Madzhab Syafii' adalah madzhab
yang memperluas cakupan prinsip khulthoh bukan hanya pada ternak saja, tapi pada
khulthoh yang lainnya seperti pertanian dan uang.
Dan pendapat di atas, dapat kita jadikan sebagai prinsip bagi perlakuan perseroan dan
semisalnya dalam menentukan hukum zakat dengan mengunakan prinsip syakhshiyyah
wahidah yaitu badan tersendiri dalam pengelolaan harta tersebut, jika memang
manajemen zakat membutuhkan hal tersebut untuk semakin memudahkan prosedur
dan praktek manajemen zakat sehingga dapat memperkecil skala kerja dan efesiensi
biaya.28 Dan dalam istilah hukum syakhshiyyah wahidah yang diistilahkan oleh
Qaradhawi adalah syakhshiyyah i'tibariyyah.
Analogi (Qiyas) pada Zakat Perusahaan
Zakat perusahaan pada umumnya dianalogikan pada zakat perusahaan hal tersebut
sesuai dengan pendapat Muktamar Zakat Internasional, dan berdasarkan pada
26 Ibid, 1 : 21827 Hadist Riwayat Imam Bukhory, 6813, Imam Baihaqy, 7557, Ibnu Majah, 1873, 1877, Imam Ad Daarimy, 1683, Ad Daaruqutny, 1972 dan Mustadrok Imam Al Hakim28 Ibid, vol 1: 221, Dr Sulthon, Az Zakat Ahkam Wa Tathbiiq, 62
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 32 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
pendapat ulama. Di antaranya adalah Abu Ishaq Asy Syatibi, “Hukumnya adalah
seperti hukum zakat perdagangan, karena dia memproduksi dan kemudian
menjualnya, atau menjadikan apa yang diproduksinya sebagai komoditas
perdagangannya, maka dia harus mengeluarkan zakatnya tiap tahun dari apa yang dia
miliki baik berupa stok barang yang ada ditambah nilai dari hasil penjualan yang ada,
apabila telah mencapai nishabnya.”
Prinsip penghitungan zakatnya tentunya mengacu pada prinsip penghitungan zakat
perdagangan atau perniagaan yaitu berdasarkan pada riwayat Maimun Bin Muhran yang
diriwayatkan oleh Abu Ubaid dalam kitabnya Al Amwal :
(ك� ح�ل�ت( إ ذ�ا �ي �اة" ع�ل ك �(ظ"ر( الز �ان� ف�ان (د�ك� م�اك ن �ق(د] م ن( ع و( ن� ض] أ �(ع ع�ر �ي (ب (م�ة� ف�ق�و_م(ه" ل ل د ق ي �ق``( الن
�ن� و�م�ا (ن] م ن( كا �ء�ة] ف ي د�ي (ه" م�ال ب "م� ف�اح(س ح( ث �(ه" اط(ر �ن� م ن (ك� م�اكا �ي (ن م ن� ع�ل "م� ال`د�ي ك_ ث �ا ز �م`
��ق ي .ب
Artinya : Apabila telah sampai waktu penunaiaan zakat (berlalu haul) maka lihatlah uang
yang ada padamu atau persediaan barang dagangan, dan nilailah dengan uang dan piutang
yang ada pada orang lain. Hitunglah, kemudian dikurangi hutangmu pada orang kemudian
zakatilah sisanya.
Dasar Filosofi Zakat Perusahaan
Para ulama kontemporer menganalogikan zakat perusahaan kepada zakat
perdagangan, karena dipandang dari aspek legal dan ekonomi, kegiatan sebuah
perusahaan intinya berpijak pada kegiatan trading atau perdagangan.
Hal tersebut dikuatkan oleh keputusan seminar zakat di Kuwait, tanggal 3 April 1984
tentang zakat perusahaan sebagai berikut:
Zakat perusahaan disamakan dengan perdagangan apabila kondisi-kondisi sebagai
berikut terpenuhi :
1. Adanya peraturan yang mengharuskan pembayaran zakat perusahaan tersebut.
Dalam hal ini aspek legal di Indonesia adalah
UU 38 Th 1998 Pasal 14 ayat (3) UU 38
Zakat yang telah dibayarkan kepada BAZ atau LAZ dikurangkan dari
laba/pendapatan sisa kena pajak dari wajib pajak yang bersangkutan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 33 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
UU PPH 17 / th 2000 Pasal 9 ayat (1)
a . Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak
dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan
g . harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali
zakat atas penghasilan yang nyata-nyata dibayarkan oleh Wajib Pajak
orang pribadi pemeluk agama Islam dan atau Wajib Pajak badan dalam
negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam kepada badan amil zakat
atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerita;
Penjelasan pasal 9 huruf g
Berbeda dengan pengeluaran hibah, pemberian bantuan, sumbangan dan
warisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b,
yang tidak boleh dikurangkan dari Penghasilan Kena Pajak, zakat atas
penghasilan boleh dikurangkan dari Penghasilan Kena Pajak. Zakat atas
penghasilan yang dapat dikurangkan tersebut harus nyata-nyata dibayarkan
oleh Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama Islam dan atau Wajib Pajak
badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam kepada badan
amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
Pemerintah sebagaimana diatur dalam Undang-undang nomor 38 Tahun
1999 tentang Pengelolaan Zakat, dan sepanjang berkenaan dengan
penghasilan yang menjadi Objek Pajak dapat dikurangkan dalam
menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak pada tahun zakat tersebut
dibayarkan.
2. Sebaiknya Anggaran Dasar perusahaan mencantumkan hal tersebut.
3. RUPS mengeluarkan keputusan yang berkaitan dengan hal itu.
4. Kerelaan para pemegang saham menyerahkan pengeluaran zakat sahamnya
kepada dewan direksi perusahaan.
Dasar Prinsip Syariah yang diterapkan
Pendapat ini berdasarkan prinsip usaha bersama yang diterangkan dalam hadis Nabi
saw. tentang zakat binatang ternak yang penerapannya digeneralisasikan oleh beberapa
madzhab fikih dan yang disetujui pula dalam Muktamar Zakat I. Idealnya perusahaan
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 34 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
yang bersangkutan itulah yang membayar zakat jika memenuhi keempat kondisi yang
disebutkan di atas. Jika tidak, maka perusahaan harus menghitung seluruh zakat
kekayaannya kemudian memasukkan ke dalam anggaran tahunan sebagai catatan yang
menerangkan nilai zakat setiap saham untuk mempermudah pemegang saham
mengetahui berapa zakat sahamnya, sebagai dasar pembayaran zakatnya. (fatwa zakat
kontemporer).
Mengingat penganalogian zakat perusahaan kepada zakat perdagangan maka pola
penghitungan, nishob dan syarat-syarat lainnya juga mengacu pada zakat perdagangan;
nishab senilai 85 gram emas, mencapai haul, tarifnya 2,5% Dasar penghitungan zakat
perdagangan adalah mengacu pada suatu riwayat yang diterangkan Oleh Abu Ubaid
dalam kitab Al Amwal “Apabila telah sampai batas waktu untuk membayar zakat,
perhatikanlah apa yang engkau miliki baik uang (kas) ataupun barang yang siap
diperdagangkan (persediaan), kemudian nilailah dengan nilai uang. Demikian pula
piutang. Kemudian hitunglah hutang-hutangmu dan kurangkanlah atas apa yang
engkau miliki”
Langkah aplikatif menghitung zakat perusahaan
Menentukan dan menilai harta (asset) yang dikenai zakat secara syariah.
Dari kaidah yang diriwayatkan oleh Abu Ubaid telah disimpulkan oleh para ulama
bahwa harta yang dikenai zakat dalam perusahaan adalah aktiva lancar. Sumber data
untuk memenentukan dan menilai harta yang dikenai zakat adalah neraca (balance
sheet) dengan penyesuaian-penyesuaian sebagai berikut:
Jenis aktiva lancar Ketentuan dan penyesuaian yang diperlukan
Kas Kena zakat.
Bank Kena zakat setelah disisihkan unsur bunga.
Surat Berharga Kena zakat dengan nilai sebesar harga pasar
Piutang Kena zakat kecuali yang benar-benar tidak dapat ditagih.
Persediaan Semua persediaan; baik yang ada di gudang, di show room, di perjalanan,
maupun di distributor dalam bentuk konsinyasi; barang jadi; barang dalam
proses produksi; atau masih berupa bahan baku termasuk harta kena zakat
dan semua dinilai dengan harga pasar sesuai makna hadits riwayat Jabir
Bin Zaid “Nilailah dengan harga pada hari jatuhnya kewajiban zakat
kemudian keluarkan zakatnya. (Al Amwal Abu Ubaid Bin Salam).
Perlengkapan Perlengkapan yang kena zakat adalah perlengkapan yang merupakan
komponen barang yang diproduksi. Adapun perlengkapan yang bukan
merupakan komponen barang yang diproduksi tidak termasuk harta kena
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 35 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
zakat, tetapi di golongkan pada “qoniyyah”.
Adapun nilai yang digunakan adalah sebesar harga pasar.
Biaya dibayar dimuka Tidak termasuk harta yang kena zakat.
.
Aktiva tetap pada perusahaan tidak termasuk harta yang dikenai zakat karena
Rasulullah SAW hanya memerintahkan untuk mengeluarkan zakat atas harta yang
siap diperjualbelikan. Dari Samurah Bin Jundub, berkata : … Sesungguhnya Nabi
SAW telah memrintahkan kami untuk mengeluarkan zakat dari apa yang kami
siapkan untuk diperjual belikan (Baihaqi dan Abu Daud)
Menentukan dan menilai kewajiban yang mengurangi harta (asset) kena zakat.
Dari kaidah yang diriwayatkan oleh Abu Ubaid telah disimpulkan oleh para ulama
bahwa kewajiban yang mengurangi harta yang dikenai zakat dalam perusahaan adalah
hutang jangka pendek. Sebagaimana harta yang dikenai zakat, sumber data untuk
menentukan dan menilai kewajiban yang dapat mengurangi harta yang dikenai zakat
adalah neraca (balance sheet) dengan penyesuaian-penyesuaian sebagai berikut
Jenis Hutang
Jangka Pendek
Ketentuan dan penyesuaian yang diperlukan
Hutang usaha Termasuk sebagai pengurang dengan nilai sebesar nilai buku.
Wesel bayar Termasuk sebagai pengurang dengan nilai sebesar nilai
nominal.
Biaya yang masih
harus dibayar
Termasuk sebagai pengurang dengan nilai sebesar nilai buku.
Hutang pajak Termasuk sebagai pengurang tanpa ditambah denda atau
bunga.
Pendapatan
diterima di muka
Nilainya ditaksir atas dasar nilai yang tercatat dalam kontrak tanpa
ditambah atau dikurangi. Adapun ketentuan hukumnya dibedakan
sebagai berikut:
1. Bila pendapatan yang telah diterima tersebut adalah
imbalan dari harga barang yang belum diserahkan dan
barang tersebut tidak termasuk dalam harta kena zakat,
maka tidak boleh sebagai pengurang. Sedangkan Apabila
barang tersebut termasuk dalam harta kena zakat, maka
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 36 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
termasuk sebagai pengurang.
2. Bila pendapatan yang telah diterima tersebut merupakan
pembayaran dari jasa yang belum diberikan maka
pendapatan tersebut termasuk pengurang harta yang kena
zakat.
Hutang Bank Termasuk sebagai pengurang dengan nilai sebesar nilai buku.
Hutang Bunga Tidak termasuk sebagai pengurang.
Hutang jangka
panjang yang jatuh
tempo
Termasuk sebagai pengurang sebesar nilai buku
. Menghitung nilai zakat dengan kadar yang telah ditentukan
3.a. Rumusan Tarif Zakat Perusahaan
Sesuai tarif zakat perdagangan maka tarif zakat perusahaan adalah 2,5%. Besar tarif
tersebut adalah untuk haul yang menggunakan tahun Qomariyah. Apabila tahun buku
menggunakan tahun Syamsiyah maka tarif zakatnya perlu penyesuaian. Pada Mu’tamar zakat
tahun 1984 M/1404 H telah disepakati bahwa bulan Syamsiah waktunya lebih panjang
dibanding tahun qomariyah sekitar sebelas hari. Oleh karena itu pengguna tahun Syamsiah
harus memperhitungkan perbedaan tersebut. Akibatnya, tarif zakat perusahaan yang
menggunakan hitungan Syamsiah (365 hari) menjadi 2,578% yaitu 2,5% x 365/354 tidak
dengan tarif 2.5%.
3.b. Nishob Zakat Perusahaan
Nishob zakat perusahaan adalah senilai dengan nishob emas yaitu senilai 85 gram emas.
Dengan demikian selisih antara nilai harta yang kena zakat (poin 1) dikurangi nilai
kewajiban yang mengurangi harta kena zakat (poin 2) sekurang-kurangnya harus senilai
85 gram emas.
3.c. Menghitung zakat yang harus ditunaikan
Selisish pengurangan dari poin 1 dengan poin 2 atau aktiva lancar dikurangi kewajiban
lancar di kali 2,5 % atau 2,578 ialah nilai zakat yang harus ditunaikan.
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 37 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
3.d. Contoh Penghitungan Nilai Zakat Perusahaan
Neraca PT ABC per 31 Desember 2006 menyajikan informasi sebagai berikut:
PT ABC
NERACA
Per 31 Desember 2006
(Dalam jutaan rupiah)
AKTIVA Rp KEWAJIBAN DAN EKUITAS Rp
AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Kas 5.670 Hutang Usaha 46.340
Bank 17.100 Hutang Gaji 1.300
Piutang Usaha 20.000 Hutang Bunga 600
Persediaan 65.800 Pendapatan Diterima Dimuka 2.400
Biaya Dibayar Dimuka 2.350 Total Kewajiban Jangka Pendek 50.640
Total Aktiva Lancar 110.920
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 35.000
AKTIVA TETAP
Kendaraan 26.500 EKUITAS
Akumulasi Penyusutan (23.850) Modal Saham 27.930
Nilai Buku 2.650
TOTAL AKTIVA 113.570 TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS 113.570
Informasi Tambahan:
1. Seluruh Piutang Usaha termasuk dalam kategori lancar.
2. Harga pasar persediaan per 31 Desember 2006 adalah Rp 75.000.000.000,00
3. Akumulasi penerimaan bunga bank konvensional sampai dengan 31 Desember 2006 sebesar Rp
50.000.000,00
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 38 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
Berdasarkan informasi di atas zakat PT ABC dapat dihitung sebagai berikut:
Harta Kena Zakat
Kas Rp 5.670.000.000
Bank
(Rp 17.100.000.000 – Rp 50.000.000) 17.050.000.000
Piutang Usaha 20.000.000.000
Persediaan 75.000.000.000
Jumlah Rp 117.720.000.000
Kewajiban yang mengurangi harta kena zakat
Hutang Usaha Rp 46.340.000.000
Hutang Gaji 1.300.000.000
Pendapatan Diterima Dimuka 2.400.000.000
Jumlah Rp 50.040.000.000
Selisih Rp 67.680.000.000
Zakat: 2,578% x Rp 67.680.000.000 Rp 1.745.000.000
Ketentuan lainnya
Zakat yang wajib ditunaikan dapat dibayar dengan uang atau barang.
Penghitungan ini berlaku pada perusahaan perseorangan maupun badan.Contoh 2
Neraca perusahaan Karomah (dalam
ribuan rupiah)Aktiva Pasiva
Aktivalancar Kewajiban lancar
Kas 200.000 biaya harus dibayar 30.000
Bank 100.000 Wesel bayar 300.000
Piutang 300.000 Hutang Bank 200.000
wesel tagih 200.000 Cadangan penyusutan 15.000
Biaya pendirian 15.000 Cadangan piutang 7.000
Biaya penerbitan surat berharga 10.000 Cadangan potongan disetujui 8.000
Biaya dibayar dimuka 2.000 Hutang kepada pensuplai 620.000
Penghasilan Accrual 8.000 Hutang pajak 10.000
1190.000
Investasi Surat berharga 100.000
Investasi obligasi 15.000 Modal dan hasil
Persediaan 1200.000 Modal saham 20.000 1000.000
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 39 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
Bahan baku 300.000 Cadangan umum 115.000
Bahan dalam proses 400.000 Surplus cadngan 35.000 150.000
Persedian akhir 500.000
2150.000 Laba Rugi 100.000
Laba tahun berjalan 200.000
Aktiva Tetap Saham 650.000
Goodwiil 50.000 Cad penyusutan bangunan 80.000
Lahan 180.000 Cadangan penyusutan mesin 250.000
Bangunan 250.000 Cadangan penyus kendaraan 80.000
Mesin 700.000 Cadangan penyus furniture 50.000
Kendaraan 300.000 2560.000
Furniture 120.000
1600.000
Total Aktiva 3750.000 3750.000
Dengan menggunakan prinsip Aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar maka zakat yang
harus dibayarkan adalah 2.150.000.000 – 1.190.000.000 = 960.000.000 (Assset yang wajib
dizakati)960.000.000 x 2.5% = 24.000.000 (Zakat Yang dibayarkan)Apabila ketentuan zakat
perusahaan dipenuhi maka nilai diatas adalah nilai zakat yang harus dibayarkan oleh
perusahaan, tapi jika perusahaan tidak membayarkan zakatnya diharapkan perusahaan
menghitungkan zakat per sahamnya yaitu dengan membagi Zakat yang harus dibayarkan per
jumlah saham maka penghitungan zakat per sahamnya adalah:Zakat yang harus dibayarkan/
jumlah saham 24.000.000/20.000 = 1200 (Zakat per lembar saham)Jika dibandingkan dengan
deviden per saham adalah :Laba yang dibagikan (Deviden)/ jumlah saham adalah
100.000.000/20.000 = 5000Jika perusahaan tidak membayarkan zakatnya maka kewajiban
zakat jatuh pada pemilik saham, karena salah satu syarat zakat perusahaan adalah
disepakatinya oleh para pemilik saham yang diwakili oleh RUPS. Dari kasus diatas maka
zakat yang dibayarkan per saham jika diambil dari deviden maka nilai deviden yang diterima
setelah zakat adalah 5000 – 1200 = 3800 per sahamZakat Sebagai Pengurang Pendapatan
Kena PajakDalam aturan yang berlaku di Indonesia bahwa zakat yang dibayarkan kepada
Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
dapat menjadi pengurang atas pendapatan kena pajak, hal tersebut berdasarkan pada :1. UU
38 Th 1998 Pasal 14 ayat (3) UU 38 yang menyatakan :Zakat yang telah dibayarkan kepada
BAZ atau LAZ dikurangkan dari laba/pendapatan sisa kena pajak dari wajib pajak yang
bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. UU PPH 17 / th
2000 Pasal 9 ayat (1) yang menyatakan :a . Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena
Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan....g .
harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali zakat atas penghasilan yang nyata-nyata
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 40 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
dibayarkan oleh Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama Islam dan atau Wajib Pajak
badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam kepada badan amil zakat
atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemeritah;Penjelasan pasal 9
huruf g Berbeda dengan pengeluaran hibah, pemberian bantuan, sumbangan dan warisan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, yang tidak boleh
dikurangkan dari Penghasilan Kena Pajak, zakat atas penghasilan boleh dikurangkan dari
Penghasilan Kena Pajak. Zakat atas penghasilan yang dapat dikurangkan tersebut harus nyata-
nyata dibayarkan oleh Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama Islam dan atau Wajib Pajak
badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam kepada badan amil zakat atau
lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah sebagaimana diatur dalam
Undang-undang nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, dan sepanjang berkenaan
dengan penghasilan yang menjadi Objek Pajak dapat dikurangkan dalam menghitung
besarnya Penghasilan Kena Pajak pada tahun zakat tersebut dibayarkan. Berdasarkan
ketentuan di atas, maka pada praktiknya zakat yang dibayarkan kepada Badan Amil Zakat
atau Lembaga Amil Zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah dapat menjadi
pengurang terhadap pendapatan kena pajak. Dirjen Pajak telah menyediakan kolom khusus
untuk zakat dalam isian SPT (Surat Pajak Tahunan) sebagai komponen pengurang atas
pendapatan kena pajak.Zakat Atas Obligasi, Saham dan Surat Berharga
1. Obligasi
Hukum jual beli obligasi adalah haram menurut syariat Islam karena mengandung unsur
suku bunga riba yang diharamkan dan juga termasuk kategori penjualan utang kepada
yang tidak berwenang yang tidak dibolehkan. Meskipun jual beli obligasi itu diharamkan
karena mengandung unsur riba, namun si pemilik tetap berkewajiban membayar zakat dari
total nilai nominal obligasi yang dia miliki dengan cara menggabungkannya dengan
kekayaan yang lain dalam pertimbangan nisab dan haul, kemudian membayar 2,5% dari
jumlah keseluruhan, tanpa suku bunga. Suku bunga yang diharamkan itu harus
dinafkahkan untuk kepentingan bakti sosial dan maslahat umum, di luar pembangunan
mesjid dan pencetakan Al Qur’an dan lain-lain.
2. Saham dan Surat Berharga
Kebanyakan ulama membolehkan kepemilikan atas saham karena hal tersebut adalah
merupakan gambaran kepemilikan kita atas asset perusahaan tersebut, sementara
kepemilikan obligasi yang mengandung unsur riba tidak diperbolehkan.
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 41 dari 42 halaman
Fiqh Zakat Highlight Indonesia Magnificence of Zakat
Pada dasarnya suatu perusahaan ketika akan membagi deviden harus menghitung
zakatnya. Jika perusahaan yang kita miliki sahamnya tidak mengeluarkan zakat
perusahaannya maka pemilik saham tersebut harus mengeluarkan zakat saham yang
dimilikinya dengan memperhatikan kaidah-kaidah berikut:
a. Jika kepemilikan saham tersebut dengan tujuan untuk mendapatkan hasilnya dan
investasi maka tarif yang dikenakan adalah 10% dari deviden dianalogikan pada zakat
pertanian.
b. Tapi jika pemilik saham tersebut dengan niat jual beli, maka tarif zakatnya dikenakan
2,5 % dari asset yang dimiliki berikut deviden dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1) Zakat dihitung dengan panduan laporan keuangan perusahaan tersebut yaitu
equity per jumlah saham sebelum pembagian deviden untuk mengetahui harga
saham
2) Jika tidak mendapatkan data laporan keuangan perusahaan maka untuk
mengetahui nilai saham adalah dengan harga pasar yang berlaku pada hari dimana
zakat telah wajib (sampai batas haul) ditambah dengan deviden yang didapat
dengan tarif 2,5%
3) Sedangkan obligasi yang halal dihitung berdasarkan nilai pasar kemudian
ditambah keuntungan dengan tarif 2,5 %
4) Keputusan Mu’tamar Zakat 1404 H menyatakan jika si pemilik saham tidak
dapat mengetahui harga pasarnya yang mengakibatkan dia tidak dapat
memperkirakan nilai zakatnya maka zakatnya adalah 10% dari deviden yang
didapat dianalogikan pada zakat pertanian.
Wallahu a’lam bish shawab
Teknik Penghitungan Zakat Halaman 42 dari 42 halaman