tbc

43
TBC TBC ( ( Tuberculosis Tuberculosis ) )

Upload: romzikerenz

Post on 26-Sep-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tbc

TRANSCRIPT

  • TBC
    ( Tuberculosis )

  • Tuberkulosis adalah penyakit infeksi granulomatosa kronis
    Etiologi : Mycobacterium Tuberculosis

  • BAKTERIOLOGI

    Mikobakterium tuberkulosis mempunyai sifat-sifat yaitu :
    1. berbentuk batang,
    2. tidak membentuk spora,
    3. aerob,
    4. tahan asam,
    5. panjang 2-4/ dan lebar 0,3-1,5/
    6. tidak bergerak dan suhu optimal pertumbuhan pada 37C

  • Gejala sistemik/umum
    1. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam.
    2. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
    3. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
    4. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
    5. Perasaan tidak enak (malaise), lemah

  • Gejala khusus
    1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
    2. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
    3. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
    4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang

  • MASALAH TBC

    Masalah tuberkulosis di Indonesia prevalensinya tidak pernah turun
    1. Sbg penyebab kematian nomor 1
    penyakit infeksi.
    2. Indonesia : 3, Cina : 1, India : 2
    Banyak penderita tidak tuntas/
    selesai dalam pengobatan
    Sbg Sumber Penularan

  • Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TB. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal. Seratus tahun yang lalu, satu dari lima kematian di Amerika Serikat disebabkan oleh tuberkulosis.

  • Penegakan Diagnosis

    Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.Pemeriksaan fisik.Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).Pemeriksaan patologi anatomi (PA).Rontgen dada (thorax photo).Uji tuberkulin
  • Pemeriksaan bakteriologik terdiri atas 5 macam

    1. Sediaan mikroskopikBahan berupa pus, jaringan kulit dan jaringan kelenjar getah bening. Pada pewarnaan dengan Ziehl Neelsen, atau modifikasinya, jika positif kuman tampak berwarna merah pada dasar yang biru.
  • 2. Kultur
    kultur dilakukan pada media Lowenstein-Jensen, pengeraman pada suhu 37. Jika positif koloni tumbuh dalam waktu 8 minggu. Kalau hasil kultur positif, berarti pasti kuman tuberkulosis.

  • 3. Binatang percobaan
    Dipakai marmot, percobaan tersebut memerlukan waktu 2 bulan

  • 4. Tes biokimia
    Ada beberapa macam, misalnya tes niasin dipakai untuk membedakan jenis human dengan yang lain. Jika tes niasin positif berarti jenis human.
    5. Percobaan resistensi

  • MANIFESTASI KLINIS

    Inokulasi tuberkulosis primer (tuberkulosis chancre)Kompleks lesi primer meliputi kulit dan nodus limfatikus terutama pada bayi dan anak-anak. Jalan masuk basil), luka tuberkel adalah paru-paru (6kecil, kuku yang terbuka, atau luka tusuk
  • Tuberkulosis kutis miliaris

    Tipe ini biasanya terjadi pada bayi dan anak-anak (6) dengan status imunokompromise (2). Fokus infeksi terdapat secara khusus pada paru-paru atau selaput otak. Ruam berupa eritema berbatas tegas, papul, vesikel, pustul, skuama atau purpura yang menyeluruh.

  • Skrofuloderma
    Tuberkulosis kutis murni sekunder yang terjadi secara pekontinuitatum dari jaringan di bawahnya, misalnya kelenjar getah bening, otot dan tulang (3). Skrofuloderma terjadi terutama pada anak-anak (2) dan dewasa muda pada bagian kulit yang berada diatas nodus limfatikus dan daerah yang kelihatan tulangnya (6). Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan. Dimulai dengan infeksi sebuah kelenjar yang selanjutnya menjadi berkembang menjadi periadenitis. Beberapa kelenjar kemudian dapat meradang, sehingga membentuk suatu kantong kelenjar klier packet. Pada stadium selanjutnya terjadi perkejuan dan perlunakan, mencari jalan keluar dengan menembus kulit diatasnya, dengan demikian terbentuk fistel

  • Tuberkulosis kutis verukosa
    Tipe ini terjadi terutama pada orang dewasa, anak-anak dan individu yang resisten terhadap terjadinya inokulasi eksternal basil tuberkel (3,6). Infeksi terjadi secara eksogen, jadi kuman masuk ke dalam kulit, oleh sebab itu tempat predileksinya pada tungkai bawah dan kaki, tempat yang lebih sering mendapat trauma (1,3,4). Gambaran klinis biasanya berbentuk bulan sabit akibat penjalaran secara serpiginosa, yang berarti penyakit menjalar ke satu jurusan diikuti penyembuhan di jurusan yang lain. Ruam terdiri atas papul-papul lentikuler di atas kulit yang eritematosa. Pada bagian yang cekung terdapat sikatriks

  • Tuberkulosis kutis gumosa
    Tuberkulosis ini terjadi akibat penjalaran secara hematogen, biasanya dari paru. Kelainan kulit berupa infiltrat subkutan, berbatas tegas yang menahun, kemudian melunak dan bersifat destruktif (1). Pada awalnya kulit berwarna normal dan lama-kelamaan menjadi merah kebiruan (5). Lesi tersebar berbentu makula dan papul berukuran kecil atau lesi berwarna kemerahan. Kadang-kadang vesikuler dan terdapat krusta

  • Tuberkulosis kutis orifisialis
    Pada umumnya terjadi pada pasien dengan penyakit tuberkulosa pada organ-organ dalam (2). Sesuai dengan namanya maka lokasinya di sekitar orifisium. Pada tuberkulosis paru dapat terjadi ulkus di mulut, bibir atau di sekitarnya. Pada tuberkulosis saluran cerna, ulkus dapat ditemukan di sekitar anus. Pada tuberkulosis saluran kemih, ulkus dapat ditemukan di sekitar orifisium uretra eksternum. Ulkus berdinding tergaung, kemerahan, hemoragik, purulen dan sekitarnya livid

  • Lupus vulgaris
    Lupus vulgaris merupakan bentuk yang sering dan mengenai terutama pada bagian yang sering terpapar misalnya pada wajah dan ekstremitas

  • MANIFESTASI PADA MULUT

    Tuberkulosis Rongga MulutTuberkulosis rongga mulut (oral tuberculosis) dapat primer, tetapi umumnya merupakan mani- festasi sekunder tuberkulosis paru, (Eng, et al., 1996, cit Von Arx, Husain, 2001). Pada umum- nya lesi tuberkulosis terletak di lidah, kadang- kadang juga di gusi, dasar mulut, palatum, bibir, mukosa bukal. Di lidah dapat menyebabkan makroglosia dan memberi kesan glossitis(2).
  • Pada TB rongga mulut dijumpai pembesaran
    kelenjar limfe daerah preaurikular, trismus, trakheitis dan laringitis

  • Tipe lesi tuberkulosis rongga
    mulut adalah granuloma,
    fissure, glossitis dan ulkus

  • Gambaran klinis lesi ulkus TB rongga mulut
    bervariasi ; umumnya :
    1. Tidak berbatas jelas
    2. Terdapat granulasi pada dasar lesi.
    3. Tidak selalu nyeri

  • Diagnosis banding ulkus TB rongga mulut
    meliputi RAU (Recurrent Aphthous Ulceration),
    traumatic ulcer, syphilitic ulcers dan keganasan
    termasuk squamous cell carcinoma primer,
    limfoma. Oleh karena itu biopsi/pemeriksaan
    histopatologi sangat penting

  • Jika histopatologis berbentuk granulomatosa,
    diagnosis banding adalah sarkoid, Crohn's dise-
    ase, reaksi benda asing, sifilis tersier, dan Sindrom Melkersson-Rosenthal

  • Diperlukan juga pemeriksaan sputum untuk mencari Mycobacterium tuberculosis dan pemeriksaan radiologi

  • PENGOBATAN
    Prinsip pengobatan tuberkulosis kutis sama dengan tuberkulosis paru. Untuk mencapai hasil yang baik hendaknya diperhatikan syarat-syarat yaitu pengobatan harus dilakukan secara teratur tanpa terputus agar tidak cepat terjadi resistensi dan pengobatan harus dalam kombinasi.

  • Pemilihan obat tergantung pada keadaan ekonomi penderita, berat-ringannya penyakit, dan adakah kontraindikasi. Dosis INH (H) pada anak 10 mg/Kg BB, pada orang dewasa 5mg/Kg BB, dosis maksimum 400 mg sehari. Rifampisin (R) 10 mg/kg BB paling lama diberikan 9 bulan. Bila digunakan Z hanya selama 2 bulan, kontraindikasinya penyakit hepar. Pirazinamid (Z) 25 mg/kg BB, streptomisin (S) 15 mg/kg BB, dosis maksimun streptomisin 90 gram. Ethambutol (E) 15 mg/kg BB

  • Pada pengobatan tuberkulosis terdapat 2 tahapan, yaitu tahapan awal (intensif) dan tahapan lanjutan. Tujuan tahapan awal adalah membunuh kuman yang aktif membelah sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya dengan obat yang bersifat bakterisidal. Tahapan lanjutan ialah melalui kegiatan sterilisasi membunuh kuman yang tumbuh lambat

  • Obat antituberkulosis yang ada di Indonesia:
    dosis, cara pemberian dan efek sampingnya

    Nama obat Dosis Cara pemberian Efek samping utama

    INH 5-10 mg/kg BB per os, dosis tunggal neuritis perifer

    Rifampisin10 mg/kg BB per os, dosis tunggal
    waktu lambung kosong gangguan hepar

    Pirazinamid20-35 mg/kg BB per os dosis terbagi gangguan hepar

    Etambutol bulan I/II 25 mg/ per os, dosis tunggal gangguan N II
    Kg BB,berikutnya
    15 mg/kg BB

    Streptomisin 25 mg/kg BB per inj gangguan N VIII

  • Terima Kasih