taxus sumatrana (miquel) de laubenfels dan …
TRANSCRIPT
Berita Biologi 10(3) - Desember 2010
ENDOFIT Taxus sumatrana (Miquel) de Laubenfels DAN POTENSINYADALAMMEMPRODUKSISENYAWABIOAKTIFSEBAGAISUMBERANTIOKSIDAN1
[Endophytes of Taxus sumatrana (Miquel) de Laubenfels and Its Potential on ProducingBioactive Compound as Antioxidant Agent]
Harmastini SukimanPusat Penelitian Bioteknologi-LIPI
Jin Raya Jakarta-Bogor Km 46 Cibinong 16911email: [email protected]
ABSTRACTTaxus sumatrana (Miquel) de Laubenfels is known as an endanger forest tree species grown at Kerinci National Park in Jambi,Indonesia. This plant was known potential on producing taxol. Taxol is a bioactive compound, could be used as antibacterial agentand recently confirmed to cure cancer cells. For the first time in 1960, Arthur Barclay found the taxol compound from Taxus sp.(pacific yew). However to isolate the bioactive compound, huge amount of tree biomass is needed. Research on endophytesmicrobes which are isolated from inner tissue of Taxus sp. declared that those microbes have potential on producing antioxidantagent for drug discovery. Isolation and conservation of endophytes and selecting its potential is promising the novel of findingnew drug that may be effective for treating the newly developing diseases in human. Fifteen isolates of Taxus endophytes have beensuccessfully studied on their ability on producing antioxidant. The results showed that endophytes fungus isolates TsC-17, isolatedfrom Taxus sumatrana grown in Cibodas Botanical Gardens-LIPI, could produce extracellular bioactive compound which performedactivity of suppressing free radical, is significantly better compared to intracellular bioactive compound eventhough it is not ashigh as in vitamin C. The activity of suppressing free radical resulted from bioactive compound of endophyte fungus isolates TsC-17 was 20% for intracellular bioactive compound, while it was 60% for extracellular bioactive compound and 90% for vitamin C.
Kata kunci/ keywords: Taxus sumatrana, endofit/endophytes, taxol
PENDAHULUAN
Gaya hidup modern dapat meningkatkan resikotimbulnya berbagai penyakit misalnya kebiasaanmerokok, konsumsi minuman beralkohol yangberlebihan dan asupan makanan berlemak. Kondisilingkungan yang semakin buruk karena berbagai polusiudara, juga dapat mengakibatkan terbentuknya radikalbebas yang beresiko bagi kesehatan manusia. Di dalamtubuh, radikal bebas akan menyebabkan timbulnyareaksi berantai yang dapat merusak makromolekulpembentuk sel, sehingga sel menjadi rusak, mati ataubermutasi. Hal ini merupakan salah satu penyebabberbagai penyakit degeneratif, seperti kanker danpenuaan dini sel. Proses reaksi berantai tersebutsebenarnya dapat dihambat oleh zat antioksidan yangbersifat menetralkan radikal bebas. Saat ini,antioksidan dari bahan alam banyak diteliti oleh paraahli kimia dan kesehatan karena perannya yang dapatmenetralkan dan melawan radikal bebas danmenghambat terjadinya oksidasi pada sel tubuh.Dengan demikian antioksidan alami dapat mengurangiterjadinya kerusakan sel (Winarsih, 2007).
Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapatmemberikan elektron (electron donors) kepada
senyawa yang bersifat oksidan (radikal bebas)sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut bisadihambat. Antioksidan adalah zat yang dapatmenetralisir radikal bebas (free radical scavenger),
sehingga atom-atom molekul yang mempunyai elektronyang tidak berpasangan dapat berpasangan danmenjadi stabil (Strobel, 2004).
Sejauh ini pemanfaatan sumber daya hayatiterutama tumbuhan obat dilakukan dengan caraeksplorasi fitokhemis. Kelemahan cara ini,untukmendapatkan senyawa bioaktif yang akan dijadikanobat diperlukan biomasa tumbuhan yang cukupbanyak. Namun dengan ditemukannya mikrobaendofitik penghasil metabolit sekunder yangberpotensi, maka penelitian dengan memanfaatkanmikroba endofit mulai banyak dikembangkan.
Mikroba endofit adalah mikroba yang hidup didalam jaringan tumbuhan dan dalam siklus hidupnyadapat membentuk koloni tanpa membahayakantumbuhan inangnya (Song, 1998). Mikroba ini bidupbersimbiosis mutualistik dengan tumbuhan inangnya.
Mikroba endofit diisolasi dari jaringantumbuhan dapat ditumbuhkan pada medium tumbuh
xDiterima: 5 Juli 2010 - Disetujui: 04 Agustus 2010
349
Sukiman - Endofit Taxus sumatrana - Potensinya dalam Memproduksi Senyawa Bioaktif
artifisial. Di dalam medium tersebut mikroba endofitakan menghasilkan metabolit yang hampir sama dengansenyawa aktif yang berasal dari tumbuhan inangnya(Strobel ef a/., 1998).
Indonesia adalah negara yang kaya akansumber daya alam yang memiliki biodiversitastumbuhan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan dankesehatan manusia. Dari sekian banyak tumbuhanberpotensi obat, tanaman Kayu Taji, Taxus sumatrana
(Miquel) de Laubenfels (Taxaceae) yang terdapat diSumatera telah banyak diteliti dalam kemampuannyamenghasilkan senyawa taxol yang bersifat anti kanker,cepalomanin, 7-ep/-10-deasetiltaksol, dan 7-epi-lO-
deasetil cepalomanin (Kitagawa, 1995) (Gambar 1).
Taxol dan derivatnya merupakan senyawaantikanker pertama yang dihasilkan oleh mikrobaendophytes. Pada awal tahun 1990, penelitian tentangisolasi mikroba endofit dari tanaman yew belumberhasil, namun beberapa tahun kemudian penemuanisolat endofit penghasil taxol yakni Taximyces
andreanae ditemukan di Taxus brevifolia (Strobel et
al., 1993) walaupun spesies jamur endofit yang seringditemukan di dalam tanaman yew adalah Pestalotiopsis
spp. (Strobel, 2002a; Strobel, 2002b; Lie et al., 1996,Strobel et al., 1996). Peneliti lain yang juga mengisolasiendofit penghasil taxol melaporkan bahwa taxol dapatdihasilkan oleh jamur Tubercularia sp., Sporormia
minima dan Trichoterium sp. (Shen et al., 2003) yangdiisolasi dari Taxus mairei (chinese yew). Beberapa
senyawa bioaktif yang dihasilkan oleh mikrobaendofitik adalah taxol, cryptocin, cryptocandin,jesterone, oocydin pseudomycin dan asam ambuic(Strobel, 2002a).
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajaripotensi mikroba endofit asal tanaman Taxus sumatrana
(Miquel) de Laubenfels, dalam menghasilkan senyawabioaktif yang berpotensi sebagai antioksidan.
BAHANDANMETODEMikroorganisme
Penelitian ini menggunakan 15 isolat kapangendofit dari tanaman Taxus sumatrana (Miquel) deLaubenfels, yang merupakan koleksi LaboratoriumMikrobiologi, Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI,Cibinong. Ke-15 isolat kapang tersebut diisolasi daritanaman Taxus sumatrana yang ditanam di daerahCibodas.
Isolasi mikroba endofit dilakukan denganmetode tanam langsung (direct seed), yaitu denganmenempelkan belahan ranting atau cabang tanamanyang telah disterilisasi permukaan di atas mediumselektif. Medium yang telah berisi potongan batangtumbuhan kemudian diinkubasi pada suhu 30°C danmikroba endofit yang muncul dari bagian tengah batangyang kemudian dipisahkan untuk selanjutnyadimurnikan (Tanaka etal., 1999).
Masing-masing isolat kapang endofit koleksiyang sudah murni diremajakan dengan cara
0 ^H,
fclH
P t r VHCf 1
Taksol
Cepalomanin
7-ep/-10-deasetiltaksol
7-ep/-1 Odeastilcepalomanin
H3C
H3C
0
1H
R
Ph
YPh
HJ
1
CH3
CH3
R2
Ac
Ac
H
H
\ /i i " IVOHOBz 1
R3
OH
OH
H
H
OAc
R4
H
H
OH
OH
Gambar 1. Struktur senyawa taxol dan isomer-isomernya
350
Berita Biologi 10(3) - Desember 2010
menumbuhkan pada media PDA (Potato Dextrose
Agar).
Produksi biomasa sel kapang endofitProduksi biomasa kapang endofit dilakukan
dengan cara menumbuhkan kapang tersebut padamedia PDB (Potato Dextrose Broth). Spora kapangmurni dari agar miring diberi sedikit air steril kemudianlarutan yang sudah mengandung spora kapangdiinokulasikan ke dalam media PDB dan selanjutnya.diinkubasi pada suhu kamar dengan pengocokkan padakecepatan 120 rpm selama 14 hari. Biomasa kapangdipanen dengan penyaringan kertas saring dankemudian filtrat diekstraksi dengan etil asetat.Sementara itu biomasa kapangnya dikeringkan dalamoven pada suhu 60-70°C dan selanjutnya jugadiekstraksi dengan etil asetat. Hasil ekstrak dipekatkanmenggunakan evaporator kemudian ditimbang.
Identifikasi kandungan senyawa dengan KLTIdentifikasi senyawa dilakukan sebagai tahap
awal untuk mengetahui apakah isolat tersebutmengandung senyawa kimia. Fase etil asetat daribiomasa dan filtrat yang telah diuapkan ditotolkan padafase diam silikagel GF2M. Fase gerakyang digunakanadalah «-heksan : etil asetat (2:1) dan kloroform :metanol (5:1). Bercakyangtimbul pada lempeng KLTdiamati pada sinar UV pada panjang gelombang (X.)254 nm dan 365 nm, kemudian disemprot dengan seriumsulfat 1 % dan dipanaskan dalam oven pada suhu 110°Cselama 5 menit. Bercak yang diperoleh dibandingkandengan bercak blanko, yaitu ekstrak PDB dengan etilasetat tanpa kapang. Bercak isolat yang memiliki Rfyang berbeda dengan blanko dipilih untuk diteliti lebihlanjut.
Produksi biomasa sel kapang endofit untuk pengujianaktivitas antioksidan
Produksi biomasa sel kapang endofit untukkeperluan pengujian aktivitas antioksidan dilakukandengan menginokulasi 1 liter media PDB dengansuspensi biomasa kapang endofit yang berumur 7 haridengan cara membuat suspensi kapang disiapkandengan cara menambahkan sejumlah air steril ke dalamisolat murni dalam agar miring PDA dan selanjutnyasebanyak 4 ml diinokulasikan ke dalam 1 liter PDB.
Media yang telah diinokulasi dengan suspensi kapangkemudian diinkubasi dengan kecepatan 120 rpm di atasshaker selama 14 hari pada suhu 20-25°C.
Hasil fermentasi kapang selanjutnya diekstraksisetelah terlebih dahulu diukur pH-nya dengan etilasetat (1:1) sebanyak 3 kali menggunakan corongpisah, lalu didiamkan hingga terpisah fase etil asetatdan fase air. Fase etil asetat dikumpulkan dan diuapkanhingga diperoleh ekstrak kering.
Uji aktivitas antioksidanUji aktivitas antioksidan dilakukan dengan
metode peredaman radikal bebas dengan reagen DPPH(1,1 -difenil-2-pikrilhidrazil). Pembuatan larutan 1 mMDPPH ditimbang secara seksama lebih kurang 39,5 mgDPPH (BM 394,2), kemudian dilarutkan dalam 100,0 mLmetanol proanalisis, dikocok sampai homogen danditempatkan dalam botol gelap.Lima mg ekstrak sampelditimbang secara seksama dan dilarutkan dalam 5 mLmetanol (1000 bpj), kemudian dipipet 125 ul, 250 ul, 625ul, 1250 ul, 2000 ul ke dalam labu tentukur 5 mL.Tiaplabu tentukur ditambahkan 1 mL larutan DPPH 1 mMdan metanol sampai 5 mL kemudian dihomogenkan.Hasilnya diperoleh larutan dengan konsentrasi masing-masing 5 ppm, 10 ppm, 25 ppm, 50 ppm, 100 ppm. Segerainkubasikan selama 30 menit pada suhu 37°C. Serapanlarutan diukur pada panjang gelombang 515 nm.Sebagai kontrol digunakan vitamin C.
Pembuatan kurva pertumbuhan kapangKurva pertumbuhan kapang dibutuhkan untuk
mengetahui umur kapang yang optimal dalammenghasilkan senyawa bioaktif. Sebanyak 2 mLsuspensi spora isolat kapang terpilih diinokulasikanke dalam 100 mL media PDB dan diinkubasi pada suhu25°C dengan pengocokan pada kecepatan 120 rpmselama 20 hari. Setiap 4 hari sekali dilakukanpengambilan sampel untuk mengetahui pertumbuhanisolat kapang tersebut. Hasil fermentasi kapangkemudian disaring dengan kertas saring dandikeringkan dalam oven pada suhu 60-70°C, kemudianbiomasa kapang ditimbang bobotnya untuk selanjutnyadibuat kurva pertumbuhan antara waktu sampling danbobot biomasanya.
351
Sukiman - Endofit Taxus sumatrana - Potensinya dalam Memproduksi Senyawa Bioaktif
HASILKarakterisitik morfologi isolat kapang endofittanaman Taxus sumatrana
Pengamatan isolat kapang endofit meliputidiameter dan permukaan koloni, terbentuknya zonapertumbuhan, terbentuknya spora/konidia, warnamiselium, perubahan yang terjadi pada media danterdapatnya hifa-hifa baik steril maupun fertil.
Karakteristik morfologi kapang endofit yangdiisolasi dari tanaman Taxus sumatrana dapat dilihatpada Tabel 1.
Seleksi kapang endofit yang menghasilkan senyawabioaktif yang bersifat antioksidanFermentasi kapang endofit
Pemanenan biomasa kapang dilakukan pada harike-14 setelah proses fermentasi. Pada hari ke-14senyawa metabolit sekunder yang dieksresikan kemedia tumbuh (ekstraseluler) ataupun yang disimpandi dalam jaringan tubuh (intraselular) diperkirakan telahmemproduksi kedua metabolit sekunder ini dapatdipanen dengan cara penyaringan hasil fermentasi,kemudian filtrat (ekstraseluler) dan biomasa(intraseluler) diekstraksi dengan pelarut etilasetat.Hasil penimbangan ekstrak dari filtrat dan biomassahasil bioproduksi kapang endofit Taxus sumatrana
dapat dilihat pada Tabel 2.
Dari 15 isolat kapang koleksi Pusat PenelitianBioteknologi LIPI yang difermentasikan terlihat bahwaisolat TsC-17, TsC-18 dan TsC-29 merupakan isolat
yang cukup tinggi menghasilkan biomasa kapang yatr0,0112,0,0194 dan 0,0173 gram. Kapang endofit asLtanaman Taxus ini kemudian dianalisis dengan KLTdan uji aktifitas antioksidan dengan metodipenangkapan radikal bebas menggunakan pereaksDPPH (l,l-difenil-2-pikrilhidrazn).
Analisis kromatografi lapis tipis (KLT) untuk semurnetilasetat hasil bioproduksi endofit Taxus sumatraw
Hasil analisis KLT menunjukkan bahwa sister:pelarut w-heksan: etilasetat (2:1) adalah sistem elueiyang lebih baik dibandingkan dengan pelarut klorofonr:metanol(5:1). Hasil pemisahan senyawa aktifdengarn-heksan : etil asetat menunjukkan adanya bercai(spot) yang jelas dan terpisah dari beberapa senyawj.kimia. Hasil KLT dengan menggunakan kedua jeniscampuran eluen tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
Uji aktivitas antioksidan dengan metode
penangkapan radikal bebas menggunakan DPPH
(l,l-difenil-2-pikrilhidrazil)Hasil uji antioksidan terhadap semua ekstrak
(filtrat maupun biomasa) menunjukkan bahwa hampirsemua ekstrak filtrat mempunyai daya aktivitasmeredam radikal bebas lebih besar dari ekstrak biomasa.kecuali untuk ekstrak biomasa dari TsC-10, TsC-12 danTsC-28. Sedangkan secara keseluruhan, hampir semuaekstrak mempunyai daya aktivitas meredam radikalbebas di bawah 50%, kecuali hasil bioproduksi endofitTsC-17 sebesar 61,353%. Sehingga selanjutnyafermentasi skala besar hanya dilakukan untuk isolatmikroba endofit TsC-17 untuk memperoleh IC;o, kurva
Tabel 1. Karakteristik morfologi kapang endofit dari Taxus sumatrana
No
1
Kode Isolat
TsC2
Permukaan Bagian Atas
Diameter: 83Konidia/Spora : tidak adaWama miselium: putih
Permukaan Miselium : menyebar, agakterkonsentrasi di bagian tengah
Permukaan Bagian Bawah
Wama Miselium : bagian tengahkekuningan, bagian pinggir putihPermukaan Miselium : menyebar
Perubahan Media : tidak ada
Keterangan : T: Taxuss : sumatranaC : Cibodas
352
Berita Biologi 10(3) - Desember 2010
lanjutan Tabel 1. Karakteristik morfologi kapang endofit dari Taxus sumatrana
No Kode Isolat
TsC3
TsC5
TsC6
TsC7
Permukaan Bagian Atas
Diameter : 74Konidia/Spora : tidak adaWama miselium : putih
Permukaan Miselium : sedikit menebal,menyebar rata
Diameter: 71Konidia/Spora : tidak ada
Wama miselium : putih tipisPermukaan Miselium : agak kasar
menyebar
Diameter: 80Konidia/Spora : tidak adaWama miselium : putih
Permukaan Miselium : rata menyebar
Diameter: 68Konidia/Spora : tidak adaWama miselium : putih
Permukaan Miselium : menyebar tetapitidak rata, memiliki pola tertentu
Wama Miselium : putih kekuninganPermukaan Miselium : menyebar
Perubahan Media : tidak ada
Wama Miselium : bagian tengah adawama coklat sedikit, putih
Permukaan Miselium : menyebarPerubahan Media : tidak ada
Wama Miselium : putih kekuninganPermukaan Miselium : rata menyebar
Perubahan Media : tidak ada
Wama Miselium : bagian tengah sedikitjingga, putih ada bintik hitam
Permukaan Miselium : menyebar denganpola tertentu
Perubahan Media : tidak ada
pertumbuhannya dan identifikasi senyawa metabolitsekunder yang dihasilkan isolat tersebut.
Data yang menunjukkan hasil uji aktivitasantioksidan pada isolat-isolat kapangendofit Taxus
sumatrana terdapat pada Tabel 3.
Dari hasil skrining tersebut diperoleh bahwa
pada kapang TsC-17 dapat menghasilkan senyawabioaktif yang memiliki daya peredam radikal bebaspaling besar dibanding isolat-isolat kapang lainnya.
Kurva pertumbuhan kapang endofit TsC-17Kurva pertumbuhan dilakukan untuk
353
Sukiman - Endofit Taxus sumatrana - Potensinya dalam Memproduksi Senyawa Bioaktif
lanjutan Tabel 1. Karakteristik morfologi kapang endofit dari Taxus sumatrana
No Kode Isolat
TsC8
TsC 10
TsC 12
TsC 13
Permukaan Bagian Atas
Diameter: 69Konidia/Spora : tidak adaWama miselium : putih
Permukaan Miselium : tidak rata, menyebar
Diameter: 74Konidia/Spora : tidak adaWama miselium : putih
Permukaan Miselium : kasar, tidak rata,menyebar
Diameter: 71Konidia/Spora: tidak ada
Warna miselium : putih, ada sedikit hijauPermukaan Miselium : tidak rata, menyebar
Diameter: 78Konidia/Spora : tidak ada
Wama miselium : putih hijauPermukaan Miselium : ada penebalan,
menyebar
Permukaan Bagian Bawah
Wama Miselium : bagian sebelum tengahmembentuk garis jingga, putih
Permukaan Miselium : rata, menyebarPerubahan Media : tidak ada
Wama Miselium : bagian yang tua coklatjingga, pinggir putih
Permukaan Miselium : rata, pinggir tidakteratur
Perubahan Media : tidak ada
Wama Miselium : membentuk garistumbuh coklat, hijau putih bagian pinggir
Permukaan Miselium : rata menyebarPerubahan Media : tidak ada
Wama Miselium : bagian tengah kuningmuda, pinggir putih
Permukaan Miselium : rata menyebarPerubahan Media : tidak ada
mengetahui waktu optimum yang diperlukan untumenghasUkan senyawa bioaktif kapang endofit TsC-17. Hasil pengamatan data kurva pertumbuhan isolatTsC-17 selama 20 hari ditunjukan pada Tabel 4 danGambar5.
Fase pertumbuhan kapang ditentukan olehwaktu pertumbuhannya. Hari ke-0 sampai hari ke-4kapang TsC-17 mengalami fase adaptasi (fase lag),
kapang beradaptasi dengan lingkungan tumbuhnya.Setelah mampu beradaptasi dengan lingkungannya,kapang akan mulai tumbuh. Kapang mengalami fasepertumbuhan (fase log) dari hari ke-4 sampai hari ke-12, pada fase ini terlihat adanya peningkatan jumlahsel. Setelah hari ke-12 sampai hari ke-14 kurvapertumbuhan menunjukkan bahwa kapang mulaimemasuki fase stasioner. Pada fase ini sel tidak
354
Berita Biologi 10(3) - Desember 2010
lanjutan Tabel 1. Karakteristik morfologi kapang endofit dari Taxus sumatrana
No Kode Isolat Permukaan Bagian Atas
Diameter: 62Konidia/Spora : tidak ada
Waraa miselium : hijau muda, putihPermukaan Miselium : tidak rata
Diameter: 76Konidia/Spora: tidak ada
Warna miselium : putih, coklat-hijauPermukaan Miselium : sedikit
bergelombai
Diameter: 88Konidia/Spora: tidak adaWarna miselium : putih
Permukaan Miselium: rata
Diameter: 82Konidia/Spora: tidak adaWarna miselium : putih
Permukaan Miselium : hamper rata
Diameter: 57Konidia/Spora: tidak ada
Warna miseiium : putih hijauPermukaan Miselium : tidak rata
Permukaan Bagian fiawah
Wama Miseiium : hijau hitamPermukaan Miselium : rata, memiliki pola
pertumbuhanPerubahan Media : tidak ada
Warna Miselium : putih-kuningPermukaan Miselium : rata, ada pola
pertumbuhanPerubahan Media: tidak ada
Warna Miselium : putihPermukaan Miselium: rata
Perubahan Media : tidak ada
Warna Miseiium : putih kekuninganPermukaan Miselium : rata, ada pola
pertumbuhanPerubahan Media : tidak ada
Wama Miselium : hitam hijauPermukaan Miselium: rataPerubahan Media : tidak ada
Permukaan Bagian Atas Permukaan Bagian Bawah
Diameter : 71Konidia/Spora : tidak adaWama miselium : putih
Permukaan Miselium : rata
Waraa Miselium : putih jinggaPermukaan Miselium: rata
Perubahan Media : tidak ada
355
Sukiman - Endofit Taxus sumatrana - Potensinya dalam Memproduksi Senyawa Bioaktif
Tabel 2. Hasil penimbangan ekstrak dari filtrat (ekstraseluler) dan biomasa (intraseluler) hasil bioproduksikapang endofit Taxus sumatrana
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kode Isolat
TsC2
TsC3
TsC5
TsC6
TsC7
TsC8
TsCIO
TsC 12
TsC 13
TsC 15
Filtrat/Biomasssa
FBFBFBFBFBFBFBFBFBFB
Berat (mg)
0,00520,00620,00250,01050,00100,06790,00730,05820,00770,04360,01010,04030,00610,03580,01090,03670,00210,00470,00240,0120
No
11
12
13
14
15
Kode Isolat
TsC 17
TsC 18
TsC 27
TsC 28
TsC 29
Filtrat/Biomasssa
FBFBFBFBFB
Berat (g)
0,00330,01120,00580,01940,00720,00570,00630,00290,00590,0173
Keterangan: T : Taxuss : sumatrana
C : Cibodas
F : FiltratB : Biomassa
HP*IF I B ZF 2B 3F 3B 4F 4B 5F 5B 6F 6B B 0 7F 7B 8F SB 9F 9B 10F 10B 11F IB 12F 12B 13F 13B 14F 14B 15F 15B
Gambar 2. Kromatogram KLT senyawa kimia hasil bioproduksi kapang endofit Taxus sumatrana (kloroform-metanol = 5:1)
Keterangan :Lempeng : silika gel F254
Penyemprot : Serium sulfat 10%Eluen : A. n-heksan : etilasetat = 2 : 1
B. kloroform : metanol = 5 : 1: Filtrat; B = Biomassa
( : spot terlihat pada UV 366 nm) : spot terlihat pada UV 254 nmGambar 3 : Hasil KLT dengan eluen kloroform : metanol = 5 : 1Gambar 4 : Hasil KLT dengan eluen n-heksan : etilasetat = 2 : 1
IF
IB
2F
2B
3F
3B
4F
4B
5F
5B
TsC-2 filtratTsC-2
biomassaTsC-3 filtrat
TsC-3biomassa
TsC-5 filtratTsC-5
biomassaTsC-6 filtrat
TsC-6biomassa
TsC-7 filtratTsC-7
biomassa
6F
6B
7F
7B
8F
SB
9F
9B
10F
10B
TsC-8 filtratTsC-8
biomassaTsC-10 filtrat
TsC-10biomassa
TsC-12 filtratTsC-12
biomassaTsC-13 filtrat
TsC-13biomassa
TsC-15 filtratTsC-15
biomassa
11F
11B
12F
12B
13F
13B
14F
14B
15F
15B
TsC-17 filtratTsC-17
biomassaTsC-18 filtrat
TsC-18biomassa
TsC-27 filtratTsC-27
biomassaTsC-28 filtrat
TsC-28biomassa
TsC-29 filtratTsC-29
biomassa
356
Berita Biologi 10(3) - Desember 2010
IF IB 2F 2B 3F 3B 4F 4B 5F 5B 6F 6B BO 7F 7B 8F 8B 9F 9B 10F 10D 11F 11B Bp 12F 12B 13F 13B 14F 14B 15F 1SB
Gambar 3. Kromatogram KLT senyawa kimia hasil bioproduksi kapang endofit Taxus sumatrana («-heksan-etilasetat = 2:1)
Keterangan :
Lempeng : silika gel F254
Penyemprot : Ser ium sulfat 10%
Eluen : A. n-heksan : etilasetat = 2 : 1
B . kloroform : metanol = 5 : 1
: F i l t r a t ; B = Biomassa
£ : spot terlihat pada UV 366 nm
) : spot tertihat pada UV 254 nm
Gambar 3 : Hasi l KLT dengan eluen kloroform : metanol = 5 : 1
Gambar 4 : Hasi l KLT dengan eluen n-heksan : etilasetat = 2 : 1
IF
IB
2F
2B
3F
3B
4F
4B
5F
5B
TsC-2 filtratTsC-2
biomassaTsC-3 filtrat
TsC-3biomassa
TsC-5 filtratTsC-5
biomassaTsC-6 filtrat
TsC-6biomassa
TsC-7 filtratTsC-7
biomassa
6F
6B
7F
7B
8F
8B
9F
9B
10F
10B
TsC-8 filtratTsC-8
biomassaTsC-10 filtrat
TsC-10biomassa
TsC-12 filtratTsC-12
biomassaTsC-13 filtrat
TsC-13biomassa
TsC-15 filtratTsC-15
biomassa
11F
11B
12F
12B
13F
13B
14F
14B
15F
15B
TsC-17 filtratTsC-17
biomassaTsC-18 filtrat
TsC-18biomassa
TsC-27 filtratTsC-27
biomassaTsC-28 filtrat
TsC-28biomassa
TsC-29 filtratTsC-29
biomassa
memperbanyak diri lagi, laju pembiakan berkurang danakan terbentuk spora karena menyusutnya nutriendalam media. Fase ini diasumsikan akan terjadi sekresisenyawa bioaktif keluar sel (ekstraselular) sementarasenyawa aktif yang intraselular akan tetap beradadidalam sel tersebut.
Uji antioksidan dengan metode peredaman radikalbebas menggunakan DPPH hasil bioproduksiTsC-17
Ekstrak dari filtrat dan biomasa isolat kapangendofit TsC-17 diuji aktivitas antioksidannya dandibandingkan dengan vitamin C. Adapun metode yangdipakai adalah metode peredaman radikal bebasmenggunakan reagen DPPH. Hasil uji aktivitasantioksidan dari vitamin C dan tiap fraksi dari isolatkapang TsC-17 dapat dilihat pada Gambar 6.
Pada uji aktivitas antioksi dan isolat kapang TsC-17 terlihat bahwa senyawa bioaktif yang diekskresikan
(ekstraselular) oleh kapang isolat menunjukkanaktivitas peredaman radikal bebas yang lebih baikdibandingkan dengan senyawa bioaktif yang tidakdiekskresikan (intraselular), walaupun demikian hasilsenyawa bioaktif tersebut tidak memiliki aktivitas lebihbaik dari vitamin C.
PEMBAHASANKapang endofit yang diisolasi dari tanaman
Taxus sumatrana menunjukkan jenis koloni yangberbeda-beda. Pertumbuhan dalam media PDAmemberikan karakter-karakter khusus sehingga bisamerupakan karakter spesifik bagi j enis kapang tersebut.Isolat TsC-17 mempunyai karakter koloni denganpinggiran yang bergelombang, spora berwarna putihkuning dan setelah agak tua akan berwarna hijaukecoklatan. Produksi senyawa aktif ekstraselular tidakmenyebabkan perubahan warna media.
357
Sukiman - Endofit Taxus sumatrana - Potensinya dalam Memproduksi Senyawa Bioaktif
Tabel 3. Hasil uji aktivitas peredaman radikal bebas untuk semua ekstrak hasil bioproduksi kapang endofitTaxus sumatrana
No
1.
2.
No
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kode Isolat
TsC 2 F
B
TsC 3 F
B
KodeIsolat
TsC 5 F
B
TsC 6 F
B
TsC 7 F
B
TsC 8 F
B
TsC 10 F
B
TsC 12 F
B
TsC 13 F
B
TsC 15 F
B
Absorban
1,9563,9478,9756,9425,9899,9875,7895,8059,7962,8509,8496,8624
Rerata
1,9599
1,9733
1,7972
1,8543
AbsorbanBlangko
2,0238
2,1205
Inhibisi
(%)
3,1567
2,4761
15,2464
12,5536
Absorban
1,98291,98521,98552,06392,06352,06371,86601,86901,87141,99372,00491,99702,06832,07842,07642,08112,08922,09222,05372,06142,06472,06272,06592,08612,10442,11402,11412,07492,09352,09292,13012,12952,11891,58251,58921,58771,36811,37291,37401,59381,63381,59371,74001,74901,75161,98642,04522,0621
Rerata
1,9845
2,0637
1,8688
1,9985
2,072
2,087
2,0599
2,0716
2,1108
2,0871
2,1262
1,5865
1,3717
1,6071
1,7469
2,0312
AbsorbanBlangko
2,1813
2,1813
2,1813
2,1813
2,1813
2,1813
2,1205
2,1205
Inhibisi
(%)
9,0221
5,3913
14,3263
8,3803
3,985
3,290
5,5654
5,0291
2,2320
4,3185
2,5260
27,2681
35,3124
24,2113
17,6185
4,2113
No
11.
12.
13.
14.
15.
Kode Isolat
TsC 17 F
B
TsC 18 F
B
TsC 27 F
B
TsC 28 F
B
TsC 29 F
B
Absorban
0,84650,84120,81531,58991,69871,75021,9899,9017,8831,9573,9461,9382,3486,3530,3547,7267,7372,7425,9756,9955,9914,9358,9869,9917,9246,9096,9096,9617,9753
1,9799
Rerata
0,8347
1,6796
1,9249
1,9472
1,3521
1,7355
1,9875
1,9715
1,9146
1,9723
AbsorbanBlangko
2,1205
2,0238
2,0238
2,0238
2,0238
Inhibisi( " • • I
Ml.d.Vifi
20,7923
4,8915
3,7832
34,7268
14,2455
1,7937
2,5842
5,3958
2,5447
Tabel 4. Hasil penimbangan bobot massa isolatkapang TsC-17 selama 20 hari
No.12.3.4.5.6.
Hari ke-048121620
pH4,664,614,514,424,405,53
Bobot Biomassa (g)0,00000,11030,20190,25870,25800,2483
Gambar 4. Kurva pertumbuhan isolat kapang TsC-17
358
Berita Biologi 10(3) - Desember 2010
Tabel 5. Hasil uji aktivitas peredaman radikal bebasdariVitaminC
Tabel 6. Hasil uji aktivitas peredaman radikal bebasdari Filtrat kapang TsC-17
No
1
2
3
4
5
Konscntrasi(ppm)
3
6
9
12
15
Blangko
Absorban
1,83621,86441,89081,41491,42211,42410,97290,97410,97500,40130,40270,40420,08290,08300,08312,11392,12012,1138
Rerata
1,8638
1,4204
0,9740
0,4027
0,0830
2,1159
Persen hambatan(%)
11,9146
32,8702
53,9676
80,9679
96,0773
IC»(ppm)
8,2848
No
1
2
3
4
5
Konsentrasi(ppm)
5
10
25
50
100
Blangko
Absorban
2,10112,10192,10572,00312,00751,99931,87121,89011,99121,34211,34551.33650,81240,81290,83012,11392,12012,1138
Rerata
2,1029
2,0033
1,9175
1,3414
0,8184
2,1159
PersenHambatan
(%)
0,6144%
5,3216%
9,3766 %
36,6038 %
61,3214%
ICs,(ppm)
79,7506
Tabel 7. Hasil uji aktivitas peredaman radikal bebasdari biomassa kapang TsC-17
No
1
2
3
4
5
Konscntrasi(ppm)
5
10
25
50
100
Blangko
Absorban
2,10872,10832,10492,08042,07982,07892,01872,01982,02131,89351,88931,89151,65781,66081,65932,11392,12012,1138
Rerata
2,1073
2,0797
2,0199
1,8914
1,6593
2,1159
Ptrstnhambatan
0,4065 %
1,7109%
4,5371 %
10,6101 %
21,5794%
227,3848
Untuk melihat adanya produksi senyawabioaktif, metoda khromatografi lapis tipis (KLT)merupakan metoda yang cukup efisien untukditerapkan. Selain itu pemilihan pelarut yang cocok jugasangat menentukan hasil yang optimal. Walaupunmetode KLT ini mempunyai tingkat pemisahan yangrendah, tetapi dapat digunakan sebagai ujipendahuluan dalam mengidentifikasi senyawa kimiadan pemilihan sistem pelarut untuk analisakromatografi kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi(KCKT).
c
am b
ats
XC
Per
se
120
100
80-
60
40 -
y
20 }0-h-»-
5
Uji Antioksidan
/
10 25 50
Konsentrasi (ppmj
TsC-17
/ -
i
100
-•-Fi l t rat
-*— Biomassa
* Vitamin C
Gambar 5. Kurva hasil uji aktivitas peredamanradikal bebas dari isolat kapang TsC-17
Uji aktifitas meredam radikal bebasmenunjukkan bahwa kapang TsC-17 mampumenghasilkan senyawa antioksidan hingga lebih dari61.35 %. Sementara kapang-kapang yang lain masihdibawah50%.
Kapang endofit TsC-17 mampu menghasilkansenyawa antioksidan cukup signifikan yakni padakonsentrasi 100 ppm, persen hambatan 21.5794 %dengan nilai IC50 227.3848 ppm sementara vitamin Cpada 100 ppm persen hambatannya adalah 61.3214 %dengan nilai IC^ 79.7506. . ... -
359
Sukiman - Endofit Taxus sumatrana - Potensinya dalam Memproduksi Senyawa Bioaktif
KESMPTJLAN
Kapang endofitik yang diisolasi dari tanaman
Taxus sumatrana mempunyai potensi dalam
menghasilkan berbagai senyawa bioaktif yang bersifat
antioksidan dan antimikroba. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa endofit yang diisolasi dari tanaman
Taxus dapat dikembangkan sebagai sumber obat baru.
Senyawa bioaktif yang dieksresikan
ekstraselular dari kapang endofitik TsC-17 memiliki
aktivitas sedang dalam uji aktivitas antioksidan metode
peredaman radikal bebas dengan menggunakan reagen
DPPH walaupun masih lebih rendah dibandingkan
dengan kemampuan vitamin C.
UCAPANTERIMAKASIH
Ucapan terima kasih khususnya kami sampaikan
kepada Dr Partomuan Simanjuntak atas bantuannya
dalam memberikan bimbingan dan konsultasi dalam
Bidang Analisis Biokimia. Terimakasih juga kami
sampaikan kepada Vito S Simanjuntak atas
asistensinya. Akhirnya ucapan terima kasih kami
tujukan kepada rekan-rekan di Laboratorium
Mikrobiologi Tanah, Sylvia Lekatompessy, Tiwit
Widowati, Lisye Nurjanah, Nuriyanah dan
Bustanusalam yang telah membantu selama kegiatan
penelitian ini berlangsung.
DAFTARPUSTAKAKitagawa I, Mahmud, T Kobayashi, M Roemantyo and H
Shibuya.1995. Taxol and its related taxoids fromthe needles of Taxus sumatrana. Chemical PharmacyBullettin 43(2), 365-367.
Lampe JW. 1999. Health effects of vegetables and fruit:Assessing mechanism of action in human experimentalstudies. American Journal of Clinical Nutrition,
70(Suppl), 475S-490S.Phongpaichit S, J Nikom, Rungjindamai, J Sakayaroj,
TN Hutadilok, V Rukachaisirikul and KKirtikara. 2007. Biological activities of extracts fromendophytic fungi isolated from Garcinia plants.Immunology and Medical Microbiology 51(3), 517-525.
Shen Y, YL Pan, KL Lo, SS Wang, YT Chang, LT Wangand YC Lin. 2003. New taxane diterpenoids fromTaiwanese Taxus sumatrana. Chemical PharmacyBullettin 7, 867-869.
Song Y. 1998. Isolation and cultivation of endophytic fungi.Asian Network on Microbial Researcher, 255- 258.
Strobel G, and D Long. 1998. Endophytic microbes embodypharmaceutical potential. Asni News 63(5), 263.
Strobel GA, A Stierle, D Stierle and WM Hess. 1993.Taxol formation in yew - Taxus. Plant Science 92, 1-2.
Strobel GA. 2002a. Microbial Gift from Rain forest.Canadian Journal of Plant Pathology 24, 14-20.
Strobel GA. 2002b. Rain Forest Endophytes and BioactiveProduct. Critical Review in Biotechnology 22(4), 315-333.
Strobel GA and B Daisy. 2003. Bioprospecting for microbialendophytes and their natural products. Microbiologyand Molecular Biology Review 67(4), 491-502.
Srobel GA, X Yang, J Sears, R Kramer, RS Sidhu, WMHess.1996. Taxol from Pestalotiopsis micropore, anendophytic fungus of Taxus wallachiana . Microbiology;142, 435-440.
Strobel GA, B Daisy, U Castillo, J Harper. 2004. NaturalProduct from endophytic microorganisms. Journal of.Natural .Product., 67,257-268.
Tanaka M, H Sukiman, M Takebayashi, K Saito, MSPrana, TK Prana, and F Tomita. 1999. Isolation ofEndophytes from plants in Southeast Asia and Japan,and their identification by 18SrRNA gene. In: Annnualreport of ICBiotech 1999, in press.
Winarsi H. 2007. Antioksidan alami dan radikal bebas.Yogyakarta: Penerbit Kanisius; Hal 11-7, 49, 77-81.
360