tatacara penulisan naskah publikasi 1. 3
TRANSCRIPT
TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI
1. Naskah Publikasi
1. Naskah Publikasi diketik dalam kertas HVS 80 Gram ukuran kuarto (A4).
2. Margins Top 2cm, Left 2cm, Bottom 2cm, Right 2cm
3. Pengetikan
Jenis Huruf
a. Judul tidak boelh lebih dari 20 kata. Penulisan judul hurif Kapital, jenis huruf time new
roman font 14.
b. Judul berjalan maksimal 50 huruf.
c. Logo UNISM berukuran 4cmx4cm.
d. Naskah Publikasi diketik dengan huruf, Times New Roman, font size 12 kecuali catatan
kaki (font size 10), line spacing 2 (double), spacing before dan after 0 pt.
e. Naskah diketik dengan komputer memakai aplikasi olah kata, misal Ms. Word.
f. Jarak Baris
Jarak antara baris satu dengan yang lain dibuat spasi 2 spasi kecuali kutipan langsung
yang panjangnya lebih dari 5 baris, intisari, catatan kaki dan daftar pustaka
menggunakan spasi tunggal atau satu spasi. Khusus untuk kutipan langsung diketik agak
menjorok kedalam dengan 5 ketukan. Naskah ditulis maksimal 15 halaman.
4. Abstrak
Merupakan ulasan singkat mengenai permasalahan penelitian yang dilakukan, tujuan dari
penelitian, pendekatan atau metode yang digunakan, hasil-hasil penelitian yang penting,
dan simpulan utama dari hasil penelitian.
a. Abstrak ditulis dengan spasi tunggal (1 spasi) menggunakan bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris. Maksimum penulisan 250 kata yang tidak memiliki referensi dan tidak
mengandung angka, singkatan, akronim atau pengukuran kecuali sangat penting.
b. Abstrak harus dimulai dengan pengenalan yang jelas dari dua atau tiga kalimat
menyebutkan latar belakang penelitian.
c. Selanjutnya, menyatakan tujuan penelitian, metode, hasil penelitian dengan penekanan
pada temuan yang unik atau temuan baru yang disajikan secara informatif dan faktual.
d. Berikan satu atau dua kalimat untuk membahas temuan atau prospek.
e. Diakhiri dengan simpulan dari hasil penelitian.
f. Pengacuan pada pustaka, gambar, dan tabel tidak dibolehkan.
g. Penulisan abstrak diikuti maksimal 6 kata kunci (keyword), untuk kata kunci yang
berbahasa inggris dicetak miring, dan kata yang pertama pada setiap kata kunci harus
yang paling penting berdasarkan urutan abjad.
h. Pada setiap kata kunci di tulis dengan huruf besar pada awal kata kunci pertama.
i. Abstrak dibuat ke dalam 2 versi bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
dengan penulisan Italic.
5. Daftar Pustaka
Setidaknya 50% daftar Pustaka primer (jurnal artikel).
Literatur Review Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD………………………..
1
PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI IUD:
LITERATUR REVIEW
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
Anjela Kasemi
NIM: 111944419123434
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2020
Literatur Review Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD………………………..
2
Pembimbing I
Pembimbing II
Nama dan gelar
NIK. …..
Nama dan gelar
NIK. ….
HALAMAN PENGESAHAN
PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI IUD:
LITERATUR REVIEW
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
Anjela Kasemi
NIM: 111944419123434
Telah Disahkan Oleh Pembimbing Pada Tanggal 30 Juli 2020
Literatur Review Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD………………………..
1
PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI IUD:
LITERATUR REVIEW
Anjela Kasemi¹*, Nurul Hidayah2, Dwi Sogi Sri Redjeki3
¹Diploma Tiga Kebidanan Fakultas Kesehatan Univeritas Sari Mulia
²Prodi Profesi Bidan, Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
*Email: [email protected] Telfon: 0899**********
ABSTRAK
Latar Belakang: Keluarga berencana (KB) memungkinkan pasangan usia subur untuk
mengantisipasi kelahiran, mencapai jumlah anak yang mereka inginkan, dan mengatur jarak dan
waktu kelahiran mereka. IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik fleksibel dipasang dalam rahim.
Tujuan: Mengetahui Pengetahuan Ibu tentang Kontrasepsi IUD.
Metode: Pada penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur review dengan menggunakan
beberapa sumber jurnal atau artikel yang di pilih berdasarkan kriteria yang telah di tetapkan. Hasil
dari 11 jenis litertur review terdapat 5 jurnal mengatakan pengetahuan ibu tentang kontrasepsi IUD
Baik, 2 jurnal mengatakan pengetahuan ibu cukup, dan 3 jurnal lainnya terdapat bahwa pengetahuan
ibu juga sangat berhubungan dengan dukungan dari lingkungan.
Kesimpulan: Pendidikan, lingkungan, serta usia sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan
seseorang terhadap sesuatu salah satunya pengetahuan tentang IUD.
Kata kunci: Kontrasepsi IUD dan Gambaran Pengetahuan.
ABSTRACT
Background: Family planning (KB) allows age couples to give birth, reach the number of children
they want, and adjust the distance and time of their birth. IUD (Intra-Uterine Device) or
Contraception in the Uterus (IUD) is a contraceptive device made of plastic that is installed in the
uterus.
Purpose: The purpose of this journal review is to find out the description of your mother's knowledge
about IUD contraception.
Method: This research uses a literature review study approach using several journal sources or
articles that are selected based on the criteria that have been set. The results of 11 types of review
litertur there are 5 journals said that the mother's knowledge about IUD contraception is good, 2
journals said that the mother's knowledge is sufficient, and 3 other journals found that the mother's
knowledge is also very related to environmental support.
Conclusion: Education, environment, and age greatly affect the level of one's knowledge of
something, one of which is knowledge of the IUD.
Keywords: IUD contraception and knowledge description.
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………
2
Pendahuluan
Menurut UU no 52 tahun 2009,
keluarga berencana (KB) merupakan upaya
mengatur kelahiran anak, usia ideal
melahirkan, kehamilan, melalui promosi,
perlindungan dan bantuan sesuai hak
reproduksi untuk tercapainya keluarga yang
berkualitas (UUD RI, 2009). Keluarga
berencana (KB) dapat memungkinkan
pasangan usia subur untuk mengantisipasi
kelahiran, dan mengatur jarak dan waktu
kelahiran,mencapai jumlah anak yang mereka
ingini. Hal ini dapat dicapai melalui
penggunaan metode kontrasepsi dan tindakan
infertilitas (World Healt Organisasi, 2016).
Program pengendalian pertumbuhan
penduduk tersebut dapat di wujudkan dengan
menyusun beberapa kebijakan salah satunya
adalah peningkatan pemakaian kontrasepsi
yang lebih efektif serta efesien untuk jangka
waktu panjang. Sasaran program KB
merupakan Pasangan Usia Subur (PUS) yang
dititik beratkan pada kelompok Wanita Usia
Subur (WUS) berada pada kisaran 15-49 tahun
(Kemenkes RI, 2014). Tingginya laju
pertambahan penduduk di indonesia
menjadikan pemerintah berupaya terus
menekan laju pertumbuhan penduduk dengan
program Kelurga Berencana (KB).
Indonesia merupakan negara
berkembang dengan penduduk terbesar
keempat dunia dengan penduduk 2.376 juta
jiwa. Pertumbuhan laju penduduk (LPP)
sebesar 1,49% jumlahnya terus akan
bertambah sekitar 3,5 juta jiwa setiap tahunnya
(BKKBN, 2015). Penggunaan kontrasepsi
sangat berperan besar dalam
meminimalisirkan angka kelahiran dan
peledakan penduduk di indonesia, terutama
kontrasepsi IUD karena kontrasepsi tersebut
dapat digunakan dalam waktu jangka panjang
dan kontrasepsi tersebut adalah kontrasepsi
non hormonal.
Ada beberapa macam metode
kontasepsi atau alat kontrasepsi berupa
Kontrasepsi Sederhana meliputi Metode,
Couitus Interuptus, Metode Kalender, Metode
Lendir Serviks,Amenorhoe Laktasi (MAL)
Metode suhu basal badan, dan lendir servik
dan kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu
kondom,dan Simptotermal perpaduan antara
suhu basal diafragma, cup serviks dan
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………
3
spermisida, Metode kontrasepsi hormonal ada
dua yaitu suntik/injeksi dan pil, dan Metode
Kontrasepsi Mantap adalah(MOP) Metode
Oprasi Pria, dan Metode Operasi Wanita
(MOW), serta Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) atau IUD. (Handayani, 2010).
IUD (Intra Uterine Device) Alat
Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) yaitu alat
kontrasepsi yang terbuat dari plastik fleksibel
yang dipasang dalam rahim. Kontrasepsi yang
paling cocok untuk ibu setelah melahirkan dan
ibu yang menyusui tidak menekan produksi
ASI adalah Alat Kontarsepsi Dalam Rahim
(AKDR) atau Intra Uterine Device (IUD),
suntikan KB yang 3 bulan, mini pil dan
kondom (BKKBN, 2014).
Permasalah utama yang ada pada saat
ini yaitu masih yaitu rendahnya pengguna KB
Intra Uterine Device (IUD), Sedangkan
pengguna jenis KB yang lainnya meningkat.
Jumlah penggunaan IUD yang masih rendah
disebabkan oleh bermacam faktor. Menurut
Suparyanto, (2012) dalam artikelnya
mengatakan beberapa faktor yang
menyebabkan rendahnya penggunaan
kontrasepsi IUD antara lain Faktor internal,
takut, Pengalaman,pemahaman yang salah
mengenai IUD, pendidikan Pasangan Usia
Subur (PUS) yang rendah, rish dan malu, dan
adanya penyakit. Faktor eksternal,
pemasangan IUD yang terlihat di prosudur itu
rumit, pengaruh dan pengalaman akseptor IUD
lainnya, sosial budaya, ekonomi dan
pekerjaan.
Menurut WHO, tahun 2018 hampir 380
juta pasangan menjalankan program Kelurga
Berencana, dan 65-75 juta diantaranya di
negara berkembang yang menggunakan
kontrasepsi hormonal yaitu, pil KB. Tetapi 5%
dari jumlah pengguna tersebut tidak
melakukan konsumsi secara teratur sehingga
sangat beresiko tinggi terjadi kehamilan
(Kemenkes RI, 2018).
Data dari BKKBN (Badan Koordinasi
Kelurga Berenca Nasional) menunjukan
bahwa jumlah peserta KB baru menurut
metode kontrasepsi tahu 2018 yaitu IUD
36.601 (6,87%), MOW 7.867(1,48%), MOP
547 (0,10), implant 51.843 (9,73%), kondom
27.997 (5,25%), suntik 278.333 (52,21%) dan
pil 129.880 (24,36%). Berdasarkan data
tersebut di ketahui bahwa 3 pola penggunaan
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………
4
kontrasepsi di indonesia masih didominasi
oleh kontrasepsi hormonal dan bersifat jangka
pendek (BKKBN (2018): Dalam Kemenkes
RI, 2018).
Menurut hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Fitri Nadia (2019) dengan judul
Pengetahuan PUS Tentang Kontrasepsi IUD di
Wilayah Kerja Puskesmas Sukalaksana Kota
Tasikmalaya Tahun 2019 menunjukan bahwa
pengetahuan PUS termasuk kategori kurang
yaitu 67 orang (68,3%). Puskesmas
Sukalaksana Diharapkan lebih
mengintensifkan kegiatan program
penyuluhan Kesehatan Ibu dan Anak, terutama
dalam menyampaikan informasi tentang
metode kontrasepsi KB IUD khususnya
mengenai keuntungan dan kerugian serta efek
sampingnya sehingga informasi seputar alat
kontrasepsi khususnya KB IUD lebih sering
disampaikan untuk dapat dipahami dan
dimengerti oleh Akseptor KB.
Menurut penelitian yang di lakukan
oleh Ahmad Syahlani, Dwi Sogi Sri Redjeki,
dan Rini(2013) dengan judul hubungan
penggunaan kontrasepsi hormonal dan
pengetahuan ibu tentang perawatan organ
reproduksi dengan kejadian keputihan si
wilayah kerja puskesma pekauman Terdapat
hubungan antara penggunaaan pengetahuan
ibu tentang perawatan organ reproduksi dan
kontrasepsi hormonal dengan kejadian
keputihan. Penelitian menyarankan untuk
petugas kesehatan dapat menjelaskan kepada
akseptor KB efek samping penggunaan
kontrasepsi hormonal dan dapat menjelaskan
cara perawatan organ reproduksi.
Berdasarkan data yang didapatkan dari
Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, mulai dari
tahun 2016 sampai tahun 2018 ditemukan 1
Puskesmas yang tidak ada pengguna
kontrasepsi IUD yaitu puskesmas kelayan
dalam (Dinkes Kota Banjarmasin, 2018).
Berdasarkan studi pendahuluan yang di
lakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan
Dalam tanggal 4 februari 2020 peneliti
mewawancarai 6 orang akseptor KB, dari
wawancara tersebut ada 4 orang yang
mengatakan kurang mengetahui informasi
tentang kontrasepsi IUD dan 2 orang lainnya
cukup mengetahui seperti keuntungan dari
pemakaian.
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………
5
Bahan dan Metode
Metode penelitian menggunakan literature
review. Metode literature reviewmerupakan
bentuk penelitian yang dilakukan melalui
penelusuran dengan membaca berbagaisumber
baik buku, jurnal, dan terbitan- terbitan lain
yang berkaitan dengan topik penelitian,untuk
menjawab isu atau permasalahan yang ada
(Neuman, 2011).
Hasil
Hasil review jurnal berdasarkan
karakteristik umur, tingkat pendidikan dan
pekerjaan. Sebanyak 10 jurnal yang didaptkan
yaitu 5 jurnal mengatakan tingkat pengetahuan
ibu baik, 4 jurnal mengatakan tingkat
pengetahuan ibu cukup baik, dan 1 jurnal
lainnya mengatakan bahwa adanya hubungan
antra dukungan suami dan dalam pemilihan
kontrasepsi IUD.
Pembahasan
Pengetahuan Tentang Kontrasepsi IUD
Menurut jurnal kesehatan histolok
dengan judul penelitian yaitu Gambaran
pengetahuan wanita usia subur tentang
kontrasepsi IUD. Hasil yang didapatkan pada
penelitian ini yaitu pengetahuan pasangan usia
subur mengenai keluarga berencana didesa
kalirijo kabupaten pasawaran tahun 2015
dengan kategori cukup baik, karena
berdasarkan pengolahan data di peroleh hasil
kategori pengetahuan kurang baik adalah
dengan pendidikan rendah.Hal ini sejalan
dengan teori yang menyatakan bahwa
pengetahuan adalah hasil dari rasa ingin tahuan
melalui beberapa proses seperti sensoris pada
mata dan telinga terhadap objek tertentu (
Donsu, 2016). Berdasarkan hasil dari
penelitian dan teori, rendah tingginya
pengetahuan seseorang ter, karena gantung
pada keinginan diri sendiri terhadap sesuatu
tertentu.
Menurut jurnal keperawatan dengan
judul Gambaran tingkat pengetahuan dalam
pemilihan alat kontrasepsi IUD pada PUS.
Hasil yang didapatkan Pengetahuan usia subur
di walayah bandung kulon tergolong
baik,karena berdasarkan pengolahan data di
peroleh hasil kategori pengetahuan baik adalah
usia yang diatas 35 tahun.
Hal ini sejalan dengan teori yang
menyatakan usia mempengaruhi pola pikir
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………
6
seseorang. Bertembahnya usia akan semakin
berkembang pola pikir serta daya tangkap
sesorang sehingga pengetahuan yang di
peroleh akan semakin banyak.
Berdasarkan hasil dari penelitian dan
teori usia mempengaruhi pola pikir seseorang.
Seseorang mempunyai pengetahuan yang baik
tentang kontrasepsi IUD maka akan lebih
memilih memekai IUD, dan sealiknya.
Berdasarkan penelitian yang berjudul
Gambaran pengetahuan ibu multipara tentang
kontrasepsi IUD. Hasil yang didapatkan yaitu
cukup, hal ini alasan mereka tidak
menggunakan KB IUD karena di pengaruhi
oleh beberapa faktor prilaku dimana faktor
perilaku seseorang atau masyarakat ditentukan
oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan
tradisi
Hal ini sejalan denga teori yang
membahas faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu pendidikan, sosial budaya,
sumber informasi, lingkungan, pengalaman
dan usia. (Fitriani dalam Yuliana, 2017)
Dapat disimpulkan bahwa lingkungan
seseorang dapat mempengaruhi beberapa
pilihan seperti pemilihan tentang kontrasepsi.
Berdasarkan penelitian yang berjudul
Studi diskriptif tingkat pengatahuan ibu
tentang kontrasepsi IUD. Hasil yang
didapatkan tingkat pengetahuan ibu sebagian
besar tergolong baik dengan 49 responden.
Karena berdasarkan kategori penelitian berupa
baik, cukup dan kurang hasilnya menunjukan
pengetahuan responden baik.
Hal ini sejalan dengan teori yanng
membahas tentang karakteristik yaitu baik
jawaban benar 76-100 %, cukup jawaban benar
56-75%, dan kurang bila jawban benar <56%.
(Arikunto, 2010).
Dapat di simpulkan bahwa tingkat
pendidikan, umur, dan pekerjaan sangat
mempengaruhi tingkat pengetahuan kusus nya
pada pemilihan kontrasepsi.
Berdasarkan penelitian yang berjudul
gambaran pengetahuan usia subur tentang
kontrasepsi IUD. Hasil yang didapatkan pada
penelitian ini yaitu WUS pengetahuan tentang
IUD sebagian besar responden memiliki
pengetahuan baik. Karena sudah penelitian ini
menggunakan karakteristik baik, cukup,
kurang yang menunjukan pada hasil tingkat
pengetahuan.
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………
7
Hal ini sejalan dengan teori yanng
membahas tenang kategori yaitu baik jawaban
benar 76-100 %, cukup jawaban benar 56-
75%, dan kurang bila jawban benar <56%.
(Arikunto, 2010)
Dapat di simpulkan bahwa tingkat
pendidikan, umur, dan pekerjaan sangat
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang
kusus nya pada pemilihan kontrasepsi.
Berdasarkan penelitian yang berjudul
hubungan pengetahuan dan dukungan suami
dengan pemilihan alat kontrasepsi dalam rahim
(akdr) pada PUS. Hasil yang didapatkan yaitu
dari dukungan suami terdapat hubugan
bermakna antara tingkat pengetahuan dan
pengguna AKDR dan tidak terdapat hubungan
dukungan suami dan pengguna AKDR.
Menurut Fitria dalam Yuliana (2017)
peningkatan pengetahuan tidak mutlak di
dapatkan melalui pendidikan formal maupun
nonformal. Pengetahuan seseorang terhadap
objek mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan negatif. Kedua aspek ini
menentukan sikap seseorang terhadap objek
tertentu.
Dapat di simpulkan, dukungan suami
berupa informasi yang didapatkan tentang
kontrasepsi baik dari orang lain atau media
masa sangat mempengaruhi tingkat
pengetahuan ibu.
Berdasarkan penelitian yang berjudul
Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan
pemakaian IUD di rumah bersalin. Hasil yang
didapatkan yaitu tidak ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan ibu dengan
pemakaian IUD. Penelitian ini lebih
memilihkontrasepsi yang baik untuk dirinya
sendiri yang cocok dan di sepakati oleh suami.
Hal ini sejalan dengan teori
pengetahuan seseorang terhadap objek itu
berbeda-beda. (Yuliana, 2017). Keadaan
menunjukan bahwa semakin rendah
pengetahuan ibu tentang IUD, maka
pemakaian IUD semakin sedikit. Sebaliknya
semakin tinggi pengetahuan ibu tentang IUD,
semakin tinggi pula pemakaian IUD. Tetapi
tidak menutup kemungkinan jika pengetahuan
ibu tentang IUD baik, tidak menutup
kemungkinan pula ibu ingin memakai IUD
dikarenakan terdapat beberapa faktor yaitu, ibu
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………
8
takut dengan pemasangannya, atau tidak ada
dukungan oleh suami atau keluarga.
Penelitian yang berjudul gambaran
tingkat pengetahuan dan sikap akseptor
keluarga berencana mengenai alat kontrasepsi
IUD. Hasil yang didapatkan yaitu, tingkat
pengetahuan dan sikap akseptor keluarga
berencana mengenai alat kontrasepsi IUD di
puskesmas colomadu II karang anyar
tergolong baik. Alasannya karena didukung
dengan penyuluhan beberapa mengenai
kontrasepsi IUD dan pendidikan rsponden
yang sebagian besar SMA, yang ana ibu yang
memiliki pendidikan menengah cendrung
lebih memilih alat kontrasepsi IUD, karena
asumsi responden kontrasepsi IUD adalah alat
kontrasepsi yang tingkat efektivitas nya tinggi.
Sejalan dengan teori yang mana salah
satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan
yaitu pendidikan dimana semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin mudah
seseorang menerima informasi. (Fitria dalam
Yuliana, 2017)
Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
tentang kontrasepsi IUD dapat di pengaruhi
oleh pendidikan seperti penyuluhan.
Berdasarkan penelitian yang berjudul
pengetahuan wanita usia subur (WUS) dengan
penggunaan alat kontrasepsi IUD, dimana
hasil yang didapatkan yaitu adanya hubungan
pengetahuan WUS tentang alat kontrasepsi
IUD. Hal ini disebabkan beberapa faktor yang
diliat dari pendidikan responden dengan
pendidikan SMP, pendidikan berhubungan
dengan banyaknya informasi yang di peroleh
semakin tinggi pendidikan informasi yang
diterima semakin banyak.
Sejalan dengan teori bahwa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan
dimana semakin tinggi pendidikan seseorang
maka semakin mudah seseorang menerima
informasi. (Fitria dalam Yuliana, 2017)
Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
selalu berhubungan dengan keputusan
seseorang dalam memilih hal tertentu, salah
satunya dalam pemilihan kontrasepsi.
Berdasarkan penelitian yang berjudul
Factors Affecting The Participation Of
Husband To be acceptors of contraception In
BPM N Banjarmasin dimana Sali dari
penelitian ini yaitu tidak ada pengaruh
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………
9
partisipasi suami terhadap pekerjaan, usia
pendidikan dan pendapatan.
Berdasarkan penelitian yang berjudul
David Kolb Learning Styles Influence on the
Achievement of Students at Midwifery Care in
Pregnancy dimana hasil dari penelitian
tersebut adalah tidak ada pengaruh gaya
belajar konvergen dan akomodator terhadap
prestasi siwa kebidanan care dalam kehamilan
di akademi kebidanan sari mulia banjarmasin.
Berdasarkan penelitian yang berjudul
Effectiveness Of Education For Knowledge
Use Of Genitalia Antiseptics For Adolescents
dimana hasil dari penelitian tersebut adalah
diketahui yang diberi pendidikan tentang
genetalia antiseptik aebagian besar putih dari
hasil responden memiliki hasil yang diberikan
sebelumnya
Berdasarkan penelitian yang berjudul
hubungan pengetahuan tentang kontrasepsi
dan dukungan suami dengan pemilihan
kontrasepsi IUD, dimana hasil dari penelitian
ini menunjukan bahawa pengetahuan tentang
kontrasepsi mempunyai hubungan yang
signifikan dengan pemilihan kontrasepsi IUD
serta dukungan suami mempunyai hubungan
signifikan dengan pemilihan kontrasepsi IUD.
Karena ibu yang berpengetahuan tinggi
cendrung lebih memilih kontrasepsi IUD dari
pada yang berpengatahuan rendah,
dikarenakan telah mengetahui kontrasepsi IUD
dengan baik. Dari sisi dukungan suami,
dukungan suami adalah dorongan yang
diberikan suami beruopa dukungan moril dan
materil dalam hal mewujudkan suatu rencana
yang dalam hal ini adalah pemilihan
kontrasepsi.
Menurut Fitri dalam Yuliana (2017)
lingkungan adalah suatu di sekitar individu
baik lungkungan sosial, fisik, maupun
biologis. Lingkungan mempengeruhi proses
masuknya pengetahuan kedalam individu yang
berada di lingkungan tersebut.
Maka dapat disimpulkan bahwa
dukungan suami sangat berpengaruh terhadap
pemilihan berupa kontrasepsi.
Ucapan Terimakasih
Terimakasih kepada Universitas Sari
Mulia yang telah mengijinkan saya untuk
melakukan penelitian menggunakan metode
review jurnal dan terimakasih juga pada
pembimbing 1 dan 2 Nurul Hidayah, SST.,
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………
10
M.Kes dan Dr. RR. Hj. Dwi Sogi Sri Redjeki,
S.KG., M.Pd yang telah membimbing dalam
melakukan penelitian review jurnal ini.
Daftar Pustakan
Arikunto, S. (2010). Manajemen Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto. S (2011). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
BKKBN. 2013. Pemantauan Pasangan Usia
Subur Melalui Mini Survei Indonesia.
Jakarta: BKKBN.
BKKBN. 2014. Pelayanan
Kontrasepsi.Jakarta: BKKBN
BKKBN. 2015. Profil Kependudukan dan
Pembangunan di Indonesia. Jakarta:
BKKBN.
Darmayanti. R, Damayanti. A, Alhariz. A.
2019. Gambaran Tingkat Pengetahuan
Dalam Alata Kontrasepsi (IUD). J.
Keperawatan. [Internet] 7:2 Tersedia
Pada:
http://jik.stikesalifah.ac.id/index.php/j
urnalkes/article/view/23. [Diakses
oktober 2015].
Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. 2017.
Profil Kesehatan Kota Banjarmasin
Tahun 2018. Banjarmasin: Dinas
Kesehatan Kota Banjarmasin
Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. 2019.
Survei Demografikelurga Berencana
Di Banjarmasi. Banjarmasin: Dinkes
Kota Banjarmasin.
Donsu, J,D,T. 2016. Metodologi Penelitian
Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.
Donsu, J.D.T., 2017. Psikologi Keperawatan.
Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRES
Glasier, A., Gebbie, A. (2012). Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
(Terjemahan: Brahm Pendit). Jakarta:
EGC
Handayani Sri. 2010. Pelayanan Keluarga
Berencana.Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan
Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Pustaka Rihama.
Isnaini. N, Susilawati. 2019. Pengetahuan
wanita usia subur (WUS) Dengan
Penggunaan Alat Kontrasepsi intra
uterine device (IUD) Di BPS Yanti
Sanen Bandar Lampung. J. Kebidanan.
[Internet] 5: 167-171
Kemantrian Kesehatan Republik Indonesia.
2018. Angka Kematian Ibu dan Bayi di
Indonesia. Jakarta: Direktorat
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia
Kementerian kesehatan republik
Indonesia.2018. Data dan informasi
profil kesehatan Indonesia tahun 2017.
Kemenkes
Mei. L, Tania. 2018. Hubungan Pengetahuan
Ibu Dengan Memakai IUD Di Rumah
Bersalin. [Internet]J. Kesehatan.
[Internet] 7(7):2 Tersedia Pada:
http://jik.stikesalifah.ac.id/index.php/j
urnalkes/article/view/23. [Diakses
oktober 2017].
Mularsih. S, Munawaroh. L, Ellina. D.
Hubungan Pengetahuan Dukungan
Suami Dengan Pemilihankontrasepsi
dalam rahim (AKDR) Pada Pasangan
Usia Subur (PUS). J. Kebidanan.
[Internet] 7(2):144-154. Tersedia Pada
http://jurnal.unimus.ac.id/index.pho/ju
r_bid
Nursalam,(2012).KonsepPenerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
KeperawatanPedoman Skripsi, Tesis
Dan Instrumen Penelitian
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………
11
Keperawatan. Jilid I.Jakarta : Salemba
Medika.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S.2014. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S, 2015, Metode Penelitian
Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, Taufan, dan kawan-kawan. 2014.
Buku Ajar Obstetri dan Mahasiswa
Kebidanan.Yogyakrta: Nuha Medika
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pendekatan Praktis :
Jakarta : SalembaMedika.
Palimbo, A. Seri, R. dan Audina, D. 2015.
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Hamil Dengan Kecemasan Proses
Persalinan Di Bpm Hj. Maria Olfah. J.
Mahasiswa Progran Studi D IV Bidan
Pendidik. [Internet]. 1(1): 32-38.
Tersedia pada:
http://ojs.dinamikakesehatan
.unism.ac.id.
Proverawati A, Islaely A.D, dan Aspuah S.
2010. Panduan Memilih
Kontrasepsi.Yogyakarta: Nuha Medika
Rahmawati. D, Solikhah. S. 2017. Gambaran
Pengetahuan wanita usia subu (WUS)
Tentang Kontrasepsi IUD. Media Ilmu
Kesehatan. 6:2
Rahmawati. D, Shanti. A. 2019. Studi
Diskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Kontrasepsi IUD. J.
Kebidanan. [Internet] XI: 02 Tersedia
pada: http://ojs.dinamikakesehatan
.unism.ac.id.
Riyanto, A (2011). Aplikasi Metodologi
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta.
Numed.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Administratif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiono. Arief dan Edi, U. (2016). Analisa
Laporan Keuangan. Jakarta: PT.
Grasindo.
Sulistyawati, A. (2011). Pelayanan Keluarga
Berencana. Jakarta: Salemba Medika
Sulistyawati, A. .(2013).Pelayanan Keluarga
Berencana.Jakarta : Salemba Medika.
Syahlani, A. Redjeki, D.S.S, Dan, Rini. 2013.
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi
Hormonal Dan Pengetahuan Ibu
Tentang Perawatan Organ Reproduksi
Dengan Kejadian Keputihan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman
Banjarmasin. J. MahasiswaProgram
Studi Ilmu Keperawatan STIKES Sari
Mulia Banjarmasin, Program Studi
DIV Bidan Pendidik STIKES Sari
Mulia Banjarmasin, dan Akademi
Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin
[Internet] Tesedia pada:
http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.
id.
Redjeki, D.S.S Dwi, S.S, Hestiyana, N, dan
Herusanti, R. (2016) Faktor-Faktor
Penyebab Pernikahan Dini Di
Kecamatan Hampang Kabupaten
Kotabaru. J. Mahasiswa STIKES Sari
Mulia Banjarmasin AKBID Sari Mulia
Banjarmasin. [Internet] Tersediapada:
http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.
id.
Redjeki, D.S.S. Rochyanto, A. H. 2017.
Effectiveness Of Education For
Knowledge Use Of Genitalia
Antiseptics For Adolescents. J.
Advances in Economics, Business and
Management Research. 45. [Internet]
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………
12
Tersedia pada :
http://creativecommons.org/licenses/b
y-nc/4.0/
Redjeki, D.S.S, Ulfa, M. I. 2017.Factors
Affecting The Participation Of
Husband To be acceptors of
contraception In BPM N Banjarmasin.
J. Advances in Health Science
Research. 2. [Internet] Tersedia pada:
http://creativecommons.org/licenses/b
y-nc/4.0/
Redjeki, D.S.S . Sari, A. Kumaladewi, F. 2017.
David Kolb Learning Styles Influence
on the Achievement of Students at
Midwifery Care in Pregnancy. J.
Advances in Social Science, Education
and Humanities Research. 100.
[Internet] Tersedia pada :
http://creativecommons.org/licenses/b
y-nc/4.0/
Wijayanti, B. I. 2016. Hubungan Pengetahuan
Tentang Kontrasepsi dan Dukungan
Suami dengan Pemilihan Kontrasepsi
IUD. Jurnal KeMaDaSKa.2
Yuviska. A. I, 2015. Gambaran Pengetahuan
Wanita Usia Subur Tentang
Kontrasepsi IUD. J. kesehatan holistik.
9:167-170. Tersedia Pada:
http://jik.stikesalifah.ac.id/index.php/j
urnalkes/article/view/23. [Diakses
oktober 2017].pada :
http://creativecommons.org/licenses/b
y-nc/4.0/
Redjeki, D.S.S, Ulfa, M. I. 2017.Factors
Affecting The Participation Of
Husband To be acceptors of
contraception In BPM N Banjarmasin.
Advances in Health Science Research.
2. Tersedia pada:
http://creativecommons.org/licenses/b
y-nc/4.0/
Redjeki, D.S.S . Sari, A. Kumaladewi, F. 2017.
David Kolb Learning Styles Influence
on the Achievement of Students at
Midwifery Care in Pregnancy.
Advances in Social Science, Education
and Humanities Research. 100.
Tersedia pada :
http://creativecommons.org/licenses/b
y-nc/4.0/
Wijayanti, B. I. 2016. Hubungan Pengetahuan
Tentang Kontrasepsi dan Dukungan
Suami dengan Pemilihan Kontrasepsi
IUD. Jurnal KeMaDaSKa.2
Yuviska. A. I, 2015. Gambaran
Pengetahuan Wanita Usia Subur
Tentang Kontrasepsi IUD. Jurnal
kesehatan holistik. 9:167-170.
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………
13
Tabel 1. Review Jurnal atau Artikel
No. Author
(Tahun)
Bahasa Sumber
Artikel
Tujuan Metode Penelitian Hasil/Temuan
1. Darmayanti R,
dkk 2019
Indonesia Google
Secholar
Penelitian ini bertujuan
mengetahui gambaran
pengetahuan wanita usia subur tentang
kontrasepsi IUD
Diskriptif Pengetahuan usia subur
di walayah Bandung
Kulon tergolong baik dengan prosentase
sebagian besar 26
responden (66,6%)
2. Yuviska. A 2015
Indonesia Google Secholar
Penelitian ini adalah diketahui gambaran
pengetahuanwanita usia
subur tentang kontrasepsi intra
uterine device (IUD)
Diskriptif Hasil analisa data dalam penelitian ini
menunjukan bahwa
pengetahuan pasangan usia subur tentang
keluarga berencana di
desa kalirejo kabupaten pesawaran tahun 2015
sebagian besar dengan
kategori cukup banyak yaitu 26 responden
(41,27%).
3. Wijayanti. B 2016
Indonesia Garuda Restekbrin
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan
tentang kontrasepsi dan
dukungan suami dalam pemilihan kontrasepsi
IUD
Observasional analitik
Hasil penelitian menujukan bahawa
pengetahuan tentang
kontrasepsi mempunyai hubungan yang
signifikan dalam
pemilihan kontrasepsi IUD (p=0,007).
Dukungan suami
mempunyai hubungan yang signifikan dalam
pemilihan kontrasepsi
IUD (p=0,007)
4. Kusumawati. A,
D dkk 2017
Indonesia Google
Secholar
Mendeskripsikan
Karaketristik dan
Tingkat Pengetahuan
Akseptor KB
Diskriptif kuantitatif Akseptor IUD terbanyak
pada Umur >35 tahun 47
Responden (94,0%),
berpendidikan SD atau
SMP 36 responden
(72,0%), pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) 34
responden (68,0%),
paritas multipara 50 responden (100%),
tingkat pengetahuan
cukup 37 responden (74,0%), dan tingkat
pengetahuan cukup
sebanyak 37 responden (74.0%), yang
berpengetahuan kurang
sebanyak 9 responden (18.0%), dan yang baik
sebanyak 4 responden
(8.0%)
5. Rahmawati. R,
dkk 2019
Indonesia Google
Secholar
Untuk mengetahui
gambaran pengetahuan
wanita usia subur (WUS) tentang
kontrasepsi IUD
Deskriptif dan
Kuantitatif
Berdasarkan tingkat
pengetahuan WUS
tentang kontrasepsi IUD dikategorikan tingkat
pengetahuan baik
sebanyak 49 responden (70,0%), tingkat
pengetahuan cukup
sebanyak 14 responden (20,0%), dan tingkat
pengetahuan kurang
sebanyak 7 responden (10,0%)
6. Prasetyo. N
2017
Indonesia Google
Secholar
Untuk mengetahui
gambaran tingkat
pengetahuan dan sikap akseptor Keluarga
Berencana tentang alat
kontrasepsi IUD
Diskriptif Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
tingkat pengetahuan dan sikap akseptor Keluarga
Berencana tentang alat
kontrasepsi IUD di
Puskesmas Colomadu II
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………
14
Baturan Colomadu
Karanganyar tergolong
baik.
7. Winarni. M dan
Tania 2017
Indonesia Google
Secholar
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui
gambaran hubungan tingkat pengetahuan ibu
dengan pemakaian IUD
Kuantitatif Menunjukan ibu yang
memiliki pengetahuan
baik sebanyak 80 responden (92,0%) dan
yang memiliki
pengetahuan cukup sebanyak 4 responden
(4,6%) dan yang
memiliki pengetahuan sebanyak 3 responden
(3,4%) sedangkan ibu
yang menggunakan IUD sebanyak 19 responden
(21,8%) dan yang tidak
menggunakan NON IUD 68 responden
(78,2%). Hasil uji
statistic menunjukan
bahwa tidak ada
hubungan yang
signifikan antara pengetahuan ibu dengan
pemakaian IUD (Nilai p
= 0,345).
8. Isnaini. N dan
Susilawati 2015
Indonesia Google
Secholar
Penelitian ini bertujuan
untuk pengetahuan
wanita usia subur (WUS) dengan
penggunaan alat
kontrasepsi intra uterine devices (IUD)
Kuantitatif pengetahuan pasangan
usia subur tentang
keluarga berencana di Desa Kalirejo
Kabupaten Pesawaran
Tahun 2015 sebagian besar dengan kategori
cukup baik sebanyak 26
responden (41,27%).
9. Rahmawati. D dan Solikhah. S
2017
Indonesia dan Inggris
Google Secholar
The aim of this study is to know the knowledge
of women fertile about
contraception in
community health
center Danurejan 1
Yogyakarta
Kuantitatif dan Diskriptif
The result of this research shows that
based on level
knowledge WUS about
contraception of IUD be
categorized the level of
knowledge as good is 50 responden (68.5%). In
the category of enough
of knowledge was 21 respondents ( 28.8%)
and lack of knowledge
as lack is 2 respondents (2.7%).
10. Mularsih. S, dkk
2018
Indonesia
dan Inggris
Garuda
Restikbrin
Terdapat berbagai
faktor yang mempengaruhi antara
lain tingkat
pengetahuan dan dukungan suami
DiskriptiAnalitik Tingkat pengetahuan
baik sebanyak 14 responden (20,6 %),
sedang 36 responden
(52,9 %), buruk 18 responden (26,5 %).
Suami yang memberi
dukungan sebanyak 49
responden (72,1 %) dan
yang tidak mendukung
19 responden (27,9 %). Responden yang
memakai AKDR
sebanyak 62 resonden (91,2 %) dan non AKDR
6 respon (8,8 %). Uji
bivariat menggunakan uji chi square diperoleh
p value = 0,000 (p <
0,05) pada tingkat pengetahuan dan p =
0,175 (p > 0,05) pada
dukungan suami Terdapat hubungan
bermakna antara tingkat
pengetahuan dengan penggunaan AKDR dan
tidak terdapat hubungan
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………
15
antara dukungan suami
dengan penggunaan
AKDR
11. Redjeki, D.S.S
dan Rochyanto,
A. H 2017
Bahasa
Inggris
Secholar
Bertujuan untuk
mengetahui tingkat
ifektifitas sebelum dan sesudah di berikan
pendidikan tentang
penggunaan alat kelamin antiseptik
Desain Pra-
Eksperimental
Penelitian ini
menunjukan bahwa dari
penelitian efektivitas pengetahuan I kategori
pengetahuan cukup
berjumlah 70 siswa perempuan (73%),
sedangkan pengetahuan
siswa kurang 14 (14%) dan kategorik baik
berjumlah 14 siswa
perempuan (14%). Ada perbedaan efektivitas
sebelum dan sesudah
pendidikan
12. Redjeki, D.S.S, dkk 2017
Bahasa inggris
Google Secholar
Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar
deverger dan asimilator
pada prestasi siswa kebidanan
Kuantitatif Hasil gaya belajar dari 111 responden
menunjukan bahwa
tingkat tertinggi adalah gaya belajar diverger
13. Redjeki, D.S.S,
dkk 2017
Bahasa
inggris
secholar
Mengetahui faktor yang
mempengaruhi partisipasi suami
menjadi aksebtor
kontrasepsi
Survey analitik
dengan pendekatan crostional
Usia tertinggi adalah 25-
50 tahun 31 orang (63,3%) berdasarkan
pendidikan 22 orang
(44,9%) berpendidikan menengah, berdasarkan
pekerjaan 44 orang
(89,8%) responden bekerja,berdasarkan
pengetahuan 19 orang
(38,8%)cukup berpengetahuan. Ada
pengaruh usia dengan
partisipasi (p=0,041) pENGruh pendidikan
dengan partisipasi
(p=0,041) tidak ada
pengaruh pekerjaan
dengan partisipasi
(p0,041)
ANALISIS KADAR SULFAT SO42- PADA AIR MINUM YANG MENGANDUNG
TAWAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
Darni
NIM: 11194761920005
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2020
Pembimbing I
Pembimbing II
Nama dan gelar
NIK. …..
Nama dan gelar
NIK. ….
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS KADAR SULFAT SO42- PADA AIR MINUM YANG
MENGANDUNG TAWAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
Anjela Kasemi
NIM: 111944419123434
Telah Disahkan Oleh Pembimbing Pada Tanggal 30 Juli 2020
Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……
1
ANALISIS KADAR SULFAT SO42- PADA AIR MINUM
YANG MENGANDUNG TAWAS DENGAN MENGGUNAKAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis
Darni1*, Rahmadhani1, Tuti Alawiyah1
1Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
Banjarmasin,
*correspondence author: Telepon: 0815******
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang: Tawas adalah senyawa aluminium sulfat yang terdiri dari garam rangkap sulfat
yang mempunyai ion logam. Memiliki rumus kimia [Al2(SO4)3.18H2O]. Kadar maksimum sulfat
yang diperbolehkan terkandung pada air minum diatur oleh Permekes RI
No:492/Menkes/Per/IV/2010 sebesar 250 mg/l.
Tujuan: Untuk mengetahui kadar sulfat pada sampel air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat
Desa Lok Buntar.
Metode: Penelitian menggunakan Observasional Analitik Rancangan Cohort Prospektif. Populasi
penelitian masyarakat Desa Lok Buntar yang menggunakan tawas sebagai penjernih air yang
digunakan sebagai air minum. Sampel penelitian yaitu air minum yang yang dimasak mengandung
sulfat (tawas) di Desa Lok Buntar. Diambil dengan purposive sampling. Analisis data menggunakan
regresi linier untuk mengetahui kadar.
Hasil: Kadar sulfat SO42- pada volume 150 L didapat 53,184 mg/l, pada volume 100 L yaitu 42,162
mg/l, pada volume 50 L didapatkan kadar 40,266 mg/l. Ha ≠ 0 terdapat kadar SO42- didalam air
minum pada titik pengambilan sampel di volume 150 L, 100 L dan 50 L
Simpulan: Adanya kadar sulfat SO42- di titik pengambilan sampel di volume 150 L yaitu 53,184
mg/l, 100 L yaitu 42,162 mg/l dan 50 Lyaitu 40,266 mg/l.
Kata Kunci: Air Minum, Kadar Sulfat SO42-, Spektrofotometri UV-Vis.
Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……
2
Pendahuluan
Kalimantan Selatan provinsi yang
memiliki banyak sungai, menurut badan
statistik Provinsi Kalimantan Selatan dari 13
kabupaten/ kota memiliki 67 sungai.
Kabupaten banjar memiliki 7 sungai salah
satunya sungai martapura (Hartuno et al, 2014).
Air adalah sumber kebutuhan utama
bagi kehidupan. Sebagian besar air 70 %
terdapat di dalam tubuh, sehingga air yang
terdapat di dalam tubuh harus memenuhi
kualitas dan kuantitas untuk dapat diminum.
Air sebagai komponen penting bagi tubuh yaitu
mengangkut nutrisi dan oksigen ke dalam sel-
sel tubuh, mengatur sistem regulasi suhu tubuh,
membantu proses pencernaan, pelumas cairan
sendi dan sebagai tempat produksi energi
(Penggalih et, al, 2016).
Sulfat diatur oleh pemerintah sebagai
standar kadar pada air minum yang diatur oleh
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No:492/Menkes/Per/IV/2010 tentang
persyarakat kualitas air minum yang
mengandung unsur Sulfat SO42- kadar
ABSTRACT
Background: Alum is an aluminum sulfate compound consisting of sulfate double salts which has
metal ions. Has the chemical formula [Al2(SO4)3.18H2O]. The maximum level of sulfate that is
allowed to be contained in drinking water is regulated by the Republic of Indonesia Regulation
No.492/Menkes/Per/IV/2010 of 250 mg/l.
Objective: To find out sulfate levels in drinking water samples consumed by Lok Buntar Village
community.
Method: The study used an Analytical Observational Prospective Cohort Design. The population
of the Lok Buntar Village research population is alum use as a water purifier that is used as
drinking water. The research sample is boiled drinking water containing sulfate (alum) in Lok
Buntar Village. Taken by purposive sampling. Data analysis using linear regression to determine
levels.
Results: SO42- sulfate levels at volume of 150 L obtained 53.184 mg/l, at a volume of 100 L that is
42.162 mg/l, at a volume of 50 L obtained levels of 40.266 mg/. Ha ≠ 0 there are SO42- levels in
drinking water at the sampling point at volumes of 150 L, 100 L and 50 L.
Conclusion: The presence of SO42- sulfate levels at the sampling point at a volume of 150 L is
53.184 mg/l, 100 L is 42.162 mg/l and 50 L is 40.266 mg/l.
Keywords: Drinking Water, SO42- Sulfate Levels, UV-Vis Spectrophotometry.
Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……
3
maksimum yang diperbolehkan adalah 250
mg/l. Apabila 150 L air sungai yang digunakan
maka kadar batas maksimum yaitu sulfat 37,5g.
kandungan sulfat konsentrasi tertinggi pada air
minum dapat menyebabkan diare (Hardiarti, D,
2015). Menurut penelitian Widyanigsih (2015)
bahan yang digunakan sebagai koagulan pada
proses pengendapan pada air bertujuan untuk
menjernihkan air adalah tawas. Tawas sering
digunakan karena paling murah, mudah
didapatkan serta mudah penyimpanannya (Fitri,
N, 2017).
Spektrofotometri UV-Vis adalah suatu
gabungan antara dua sumber cahaya yang
berbeda, sumber cahaya tampak (Visible) dan
sumber cahaya UV. Spektrofotometer UV-Vis
adalah suatu metode dengan sinar dari sumber
radiasi diteruskan menuju monokromator.
Cahaya dari monokromator diposisikan terpisah
melalui sampel dengan sebuah cermin berotasi.
Detektor menerima cahaya dari sampel secara
bergantian dan berulang-ulang. Sinyal yang
dihasilkan dari detektor yaitu sinyal listrik yang
akan diproses diubah ke digital dan dilihat
hasilnya. Analisis dilakukan dengan komputer
yang sudah terprogram (Hasmawati, 2017).
Berdasarkan studi pendahuluan di Desa
Lok Buntar Kecamatan Sungai Tabuk
Kabupaten Banjar dengan wawancara secara
langsung dan acak pada masyarakat dari 30
masyarakat yang diwawancarai terdapat 27
masyarakat yang menggunakan tawas sebagai
air minum dengan persentase 90%.
Masyarakat di Desa Lok Buntar
Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar
mempunyai permasalahan yaitu tidak adanya
distribusi air bersih di desa tersebut. sehingga
untuk minum, mencuci, mandi dan sebagainya
berasal dari air sungai. Salah satu alternatif
yang di lakukan masyarakat untuk
memanfaatkan sungai sebagai sumber
kebutuhan adalah dengan cara memasukan
bahan kimia yaitu tawas kedalam tampungan
air yang akan digunakan untuk konsumsi
sehari-hari. Sehingga peneliti tertarik untuk
meneliti kadar dari sulfat yang biasa
masyarakat sebut adalah tawas dengan
menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis.
Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……
4
Bahan dan Metode
Jenis penelitian ini adalah observasional
analitik menggunakan rancangan cohort
prospektif (Saryono, 2011). Sebab dari
penelitian ini yaitu penambahan sulfat (Tawas)
pada air minum dengan pengambilan setiap
volume pada suatu titik sampel apakah
mengakibatkan kadar sulfat meningkat atau
tetap ataupun rendah pada air minum. Sampel
penelitian ini adalah air minum yang dimasak
mengandung sulfat (tawas) di Desa Lok Buntar
Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar
diambil sebanyak 3 titik pengambilan pada
penampungan air yang mengandung tawas yaitu
pada air 150 L, 100L dan 50 L dengan 3 kali
replikasi pada masing-masing volume titik
pengambilan sampel. adalah Alat yang
digunakan pada penelitian ini adalah
Spektrofotometri UV-Vis, alat pemanas, corong,
labu ukur, gelas ukur 100 mL, gelas piala, pipet
volumetrik. pipet ukur, timbangan analitik, kaca
arloji, labu semprot, Oven, desikator dan
timbangan analitik (SNI, 2005).
Bahan yang digunakan pada penelitian
ini adalah. asam klorida (HCI), asam nitrit
(HNO2) pekat. Aquades, kertas saring bebas
sulfat, barium klorida, BaCl2.2H2O, natrium
sulfat Anhidrat, Na2SO4, larutan buffer A dan
larutan buffer B (SNI, 2005).
Pengambilan sampel dilakukan dengan
3 titik pengambilan pada penampungan air
sebanyak 150 ml yang dimasukkan didalam
botol yang dimasak atau dipanaskan untuk
dianalisis dengan Spektrofotometri UV-Vis.
sampel pertama diambil pada bagian atas
tampungan air yang berisi 150L air yang
mengandung sulfat (Tawas) 1 sendok makan
dengan volume pengambilan sampel sebanyak
150 ml sebagai titik pertama. Sampel kedua
diambil dengan pengurangan volume 50 L dari
150 L air menjadi 100 L sebagai titik kedua
dengan pengambilan volume sampel sebanyak
150 mL. Kemudian sampel ketiga dengan
pengurangan volume dari 100 L menjadi 50 L
yang digunakan pada sampel ketiga pada titik
ketiga tersebut yang diambil sebanyak 150 ml
air minum pada penampungan yang masak
Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……
5
kemudian dimasukkan kedalam botol. Semua
sampel dari ketiga titik sampel yang di ambil
kemudian masing-masing sampel di bagi
menjadi 3 bagian yaitu masing-masing 50 ml
untuk mempermudah saat pengujian replikasi
pada sampel tersebut. Sebelum dianalisis pada
spektrofotometri UV-Vis, terlebih dahulu
dimasak untuk dijadikan suatu sampel
penelitian kemudian dilakukan analisis dengan
menggunakan Spektrofotometri UV-Vis.
Prosedur kerja sulfat (SO42-). Pembuatan
larutan standar: Larutan baku sulfat 100 mg/L
dipipet sebanyak 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30 dan 40
mL kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur
100 mL. Selanjutnya ditambahkan air suling
sampai tanda tera sehingga diperoleh
konsentrasi sulfat 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30 dan 40
mg/L (Amina, 2019).
Pembuatan kurva kalibrasi:
Spektrofotometer dioptimalkan sesuai petunjuk
alat untuk pengujian kadar sulfat, selanjutnya
larutan standar dipindahkan kedalam erlemeyer
250 mL dan ditambahkan 20 ml larutan buffer.
Setelah homogen ditambahkan 0,2 g sampai
dengan 0,3 g barium klorida, diaduk.
Pengukuran dilakukan dengan spektrofotometer
UV-Vis pada panjang gelombang 420 nm
setelah beberapa menit penambahan barium
klorida (Amina, 2019). Sebanyak 50 ml larutan
uji dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL
dan ditambahkan 20 mL larutan buffer. Setelah
homogen ditambahkan 0,2 g sampai dengan
0,3g barium klorida, diaduk. Dilakukan
pengukuran dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 420 nm setelah beberapa
menit penambahan barium klorida. Dilakukan
analisis duplo (Amina, 2019).
Analisis data pada penelitian ini terlebih
dahulu data tersebut dimasukkan ke dalam
regresi liner kurva kalibrasi untuk mengetahui
kadar dari sulfat pada air minum dengan
menggunakan rumus:
y= bx + a
y: absorbansi
x: kosentrasi
a: koefisien regresi (slope)
b: tetapan regresi (intersep)
(Manurung, M & Irma, F, A, 2010).
Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……
6
Hasil
Tabel 1. Kurva Baku Sulfat
Konsentrasi Absorbansi
0 ppm 0,0000
5 ppm 0,0457
10 ppm 0,0799
15 ppm 0,1390
20 ppm 0,1807
25 ppm 0,2370
30 ppm 0,2756
40 ppm 0,3850
(Sumber Baristand, 2020)
Kurva baku sulfat tersebut dimasukkan
kedalam kalkulator, data yang dimasukkan
adalah hubungan antara konsentrasi dan
absorbansi sehingga didapatkan nilai a = -0,006
(intercept (potongan garis), b = 0,009 slope
(kemiringan), r = 0,998 (koefisien korelasi)
Gambar 1. Kurva baku hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi
Hasil kadar sulfat ini didapatkan dari
hasil analisis sampel air minum menggunakan
instrumen Spektofotometri UV-Vis pada
serapan panjang gelombang 420 nm. Sampel
yang dianalisis diperolah dari ketiga titik
pengambilan sampel yaitu 150 L, 100 L dan 50
L pada bejana penampungan masyarakat yang
dipanaskan dan ditambahkan (tawas) sulfat
sebagai penjernih air.
Tabel 2. Hasil Uji Sulfat Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-
Vis
No Sampel Replikasi Absorba
nsi
Kadar
(Mg/l)
Rata-
rata
(Mg/l)
1. 150 L
1 0,0407 51, 888
53,184 2 0,0476 59,555
3 0,0373 48,111
2. 100 L
1 0,3797 42,855
42,162 2 0,3868 43,633
3 0,0300 40
3. 50 L
1 0,0294 39,333
40,266 2 0,0313 41,444
3 0,0302 40,022
(Sumber Baristand, 2020)
Data pada tabel 2 disajikan dalam
bentuk grafik untuk melihat hubungan antara
titik pengambilan sampel terhadap kadar sulfat
pada gambar 2.
Gambar 2. Grafik hubungan antara kadar sulfat terhadap titik
pengambilan sampel
Berdasarkan perhitungan konsentrasi
diatas didapatkan kurva yang menurun yang
menunjukan kadar pada sampel 1 volume 150 L
yaitu 53,184 mg/l, sampel 2 volume 100 L
42,162 mg/l, sampel 3 volume 50 L yaitu
40,266 mg/l.
00,0457
0,07990,139
0,18070,237
0,2756
0,385
y = 0,0096x - 0,0063R² = 0,9976
-0,1
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
53,184
42,16240,266
y = 0,1292x + 32,286R² = 0,8574
0
10
20
30
40
50
60
0 50 100 150
Kad
ar
Sampel
Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……
7
Pembahasan
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
melihat kadar sulfat yang dikonsumsi oleh
masyarakat Desa Lok Buntar, atau yang lebih
dikenal dengan sebutan tawas. Penelitian ini
juga melihat apakah terdapat kadar sulfat pada
titik pengambilan sampel volume 150 L, 100 L
dan 50 L pada wadah penampungan air yang
dikonsumsi oleh masyarakat Desa Lok Buntar.
Pengambilan sampel pada ketiga titik tersebut
karena tawas memiliki prinsip pengendapan
atau koagulasi dan flokulasi yang
memungkinkan ada atau tidaknya kadar sulfat
Ketika tawas dimasukkan kedalam air
sebagai koagulan akan terjadi proses hidrolisis
yang sangat dipengaruhi oleh nilai pH dari
proses limbah, mudah larut dalam air dan
kelarutannya tergantung dari jenis logam dan
temperatur (Syaiful, M, et al, 2014).
Reaksi tawas dalam air yaitu:
aluminium sulfat mengalami penguraian
Al2(SO4)3 → 2 Al3+ + 3SO42-, air juga akan
mengalami penguraian karena penambahan
tawas H2O → H+ + OH- setelah penguraian
kedua tersebut maka terbentuk reaksi 2Al3+ +
6OH- → 2Al(OH)3, selain itu akan dihasilkan
3SO42- + 6H+
→ 3H2SO4 (Indriyati, 2008).
Sampel yang diambil berdasarkan
kriteria yang ditentukan oleh peneliti yaitu
berdasarkan titik volume pengambilan sampel
150 L, 100 L dan 50 L. Pada masing-masing
titik pengambilan sampel tersebut di ambil
sebanyak 150 ml air penampungan bejana
kemudian dibagi menjadi 3 bagian air karna
dilakukan pengulangan sampel (replikasi).
Penelitian pengambilan sampel pada ketiga titik
sampel tersebut dilakukan dalam waktu 17 hari
di Desa Lok Buntar Kecamatan Sungai Tabuk
Kabupaten Banjar. Pengambilan sampel
tersebut dilakukan di salah satu rumah warga
pada RT 04 Desa Lok Buntar. Pada sampel
pertama titik volume 150 L diambil pada hari
pertama yaitu 2 jam setelah memasukkan
(tawas) sulfat. Menurut masyarakat Desa Lok
Buntar, air setelah penambahan tawas baru bisa
digunakan setelah 2 jam penambahan tawas dan
melalui proses pemanasan. Pada sampel kedua
titik volume pengambilan yaitu pada 100 L di
Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……
8
ambil pada hari ke 9. Kemudian sampel ketiga
titik volume 50 L pada hari ke 17. Pengurangan
volume pada bejana tersebut disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat menggunakan air
seperti biasanya. Setelah dilakukan
pengambilan sampel maka dilakukan
pemanasan air karna air tersebut menyesuaikan
dengan kondisi di masyarakat bahwa dilakukan
pemasakan air atau dimasak.
Pengamatan secara visual didapatkan
bahwa air yang diambil dari penampungan pada
titik 150 L memiliki warna jenih kekuning-
kuningan, sedangkan pada titik pengambilan
sampel pada penampungan 100 L dan 50 L
memiliki warna jernih. Tetapi perbedaan warna
tersebut tidak terlalu jauh antara 150 L dengan
100 L dan 50 L karena sampel yang diambil
pada volume 150 L dimasukkan tawas 2 jam
sebelum pengambilan sampel sehingga air
tersebut jernih kekuning-kuningan. Berdasarkan
penelitian Hasmawati (2017), bahwa prinsip
kerja tawas adalah koagulasi dan flokulasi yaitu
proses penambahan senyawa kimia bertujuan
untuk menggabungkan semua partikel yang
sulit mengendap sehingga memiliki kecepatan
pengendapan yang lebih cepat. Sehingga pada
penelitian setelah penambahan tawas 2 jam
pada penampungan bejana pada pengambilan
sampel pada volume 150 L jernih dan
kekuning-kuningan. Rasa pada sampel dari
ketiga volume 150 L, 100 L dan 50 L
mempunyai rasa sedikit asam. Untuk bau
sampel dari ketiga titik pengambilan yaitu tidak
berbau. Kemudian sampel tersebut dilakukan
uji kadar sulfat di Badan Penelitian Dan
Pengembangan Industri Balai Riset Dan
Standarisasi Industri Banjarbaru menggunakan
Spektrofotometri UV-Vis.
Analisis kadar sulfat pada penelitian ini
menggunakan menggunakan instrumen
Spektrofotometri UV-Vis karena ion sulfat
cukup sulit dihilangkan dari air, sehingga ion
sulfat tersebut dapat terpisah harus mengunakan
metode membran elektrodialisis. Untuk
mendeteksi ion sulfat tersebut dapat
menggunakan metode kuantitatif. Uji yang
dilakukan pada metode kuantitatif adalah
menggunakan instrumen alat Spektrofotometri
Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……
9
UV-Vis pada panjang gelombang 420 nm.
Sehingga pengujian yang dilakukan untuk
melihat kadar dari sulfat adalah menggunakan
instrumen spektrofotometri UV-Vis. Tetapi
pada pengujian kuantitatif pada larutan sampel
sulfat dilakukan penambahan larutan barium
klorida 3 gram bertujuan untuk meningkatkan
sensitifitas pada alat spketrofotometri UV-Vis
dan menambah peningkatkan pemisahan ion
sulfat terhadap air. SO4 2- + BaCl2 ➔ BaSO4 +
2Cl- (Erviana, et al, 2018).
Batasan maksimal sulfat dalam air menurut
Permenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010
tentang kualitas air bersih adalah 250 mg/l
untuk air yang dikonsumsi oleh manusia. Salah
satu alasan dalam ilmu kefarmasian untuk
meminimalkan kadar sulfat di dalam tubuh
adalah sangat berpengaruh pada tubuh kita
sendiri apabila kadar tersebut melebihi batas
maksimal penggunaan secara terus menerus.
Menurut penelitian tandiarrang et al (2016)
untuk meminimalkan kadar Sulfat SO42- karena
dapat menyebabkan rasa tidak enak pada air
minum tersebut dan mempunyai potensi
menimbulkan sakit perut. Pembuatan kurva
baku terlebih dahulu melakukan pembuatan 8
seri larutan untuk mendapatkan konsentrasi
yang diinginkan. Didapatkan nilai absorbansi
pada setiap pembacaan pada spektrofotometri
UV-Vis yaitu pada konsentrasi 0 ppm
pembacaan absorbansi yaitu 0,0000, 5 ppm
yaitu 0,0475 ppm, 10 ppm yaitu 0,0799, 15
ppm yaitu 0,1390, 20 ppm yaitu 0,1807, 25
ppm yaitu 0,2370, 30 ppm yaitu 2756 ppm, 40
ppm yaitu 0,3850. Setelah didapatkan nilai
absorbansi maka dimasukkan kedalam
kalkulator untuk melihat nilai a, b, r. menurut
penelitian Winahyu, D, S, et al. 2019.
Bahwa apabila kuefisien korelasi (r)
mendekati 1 maka taraf kepercayaan sangat
kuat dan kurva yang terbentuk linier. Pada
penelitian yang dilakukan didapatkan nilai a
intercept (potong garis) yaitu -0,006 b slope
(kemiringan) yaitu 0,009 dan untuk nilai r
(kuefisien korelasi) yaitu 0,998 menunjukan
bahwa koefisien korelasi pada kurva baku sulfat
taraf kepercayaan sangat kuat, baik dan kurva
baku terbentuk dengan linier sehingga dapat
Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……
10
digunakan dalam penentuan sampel. Grafik
kurva baku sulfat hubungan antara konsentrasi
dan absorbansi yang dilihat pada panjang
gelombang 420 nm menunjukan garis linier
karena semakin tinggi konsentrasi maka
semakin tinggi pula absrobansi yang didapatkan
karena semakin tinggi kadar absorbansi pada
larutan seri yang dibuat maka molekul-molekul
sulfat yang terdapat dalam larutan seri semakin
banyak, sehingga molekul-molekul tersebut
menyerap cahaya pada panjang gelombang 420
nm semakin banyak. Menurut penelitian Amrin
& Ardilla (2013) bahwa banyaknya sinar yang
diserap sebanding dengan banyaknya suatu
atom-atom pada sampel uji yang menyerap.
Sehingga absorbansi dan konsentrasi yang
didapatkan berbanding lurus, semakin tinggi
dan liner terhadap garis kurva.
Hasil penelitian pada analisis kadar
sulfat menggunakan spektrofotometri UV-Vis
pada panjang gelombang 420 nm diperolah
nilai absorbansi (y) kemudian dimasukkan
kedalam perhitungan regresi liner yaitu y= bx +
a, sehingga di dapatkan kadar pada masing-
masing sampel. kadar pada titik pertama yaitu
150 L pada bejana dengan pengulangan
sebanyak tiga kali replikasi replikasi pertama
51,888 mg/l, replikasi kedua 59,555 mg/l,
replikasi ketiga 48,111 mg/l diperoleh rata-rata
dari ketiga replikasi tersebut yaitu 53,184 mg/l.
Pengambilan sampel kedua pada volume bejana
100 L didapatkan kadar pada replikasi pertama
yaitu 42,855 mg/l, replikasi kedua 43,633 mg/l,
replikasi ketiga 40 mg/l, didapatkan rata-rata
kadar pada titik pengambilan sampel pada
volume bejana 100 L ketiga ini yaitu 42,162
mg/l. Kemudian pada titik sampel ketiga pada
volume bejana 50 L didapatkan hasil replikasi
pertama 39,333 mg/l, replikasi kedua yaitu
41,444 mg/l, replikasi ketiga 40,022 mg/l,
didapatkan rata-rata kadar pada sampel ketiga
yaitu 40,266 mg/l. Pada penelitian semua
replikasi sampel dilakukan pengenceran 10 ml
aquadest kecuali pada titik pengambilan sampel
volume 100 L pada replikasi 1 dan 2 tidak
dilakukan pengenceran. Sehingga nilai
absrobansi yang didapatkan jauh lebih besar,
tetapi setelah dilakukan perhitungan konsentrasi
Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……
11
sulfat kadar yang didapatkan tidak terlalu jauh
bedanya dengan yang lain, karena pada saat
perhitungan konsentrasi masing masing
replikasi pada sampel apabila dilakukan
pengenceran maka konsentrasi tersebut dikali
10 karena dilakukan pengenceran, apabila
sampel replikasi tersebut tidak dilakukan
pengenceran maka hasil konsentrasi tersebut
tidak di kali 10. Sehingga hasil yang didapatkan
tidak terlalu jauh antara replikasi yang satu
dengan yang lain walaupun absorbansi tersebut
sangat jauh perbedaannya. Hasil tersebut
menunjukan semakin lama waktu dan semakin
kecil titik volume pengambilan sampel maka
semakin rendah kadar sulfat yang diperolah.
Karena menurut Hasmawati (2017) bahwa zat
koagulan yang bermuatan positif akan terjadi
pengikatan butiran dengan koloid air yang
bermuatan negatif yang cukup besar sehingga
mudah diendapkan sehingga terjadi larutan
jernih pada air. Oleh karena itu pada penelitian
ini sulfat SO42- bermuatan negatif sehingga
tidak terjadi pengendapan sehingga kadar sulfat
pada bagian atas kadarnya tinggi. sehingga
sulfat bagian atas pada volume 150 L pada
bejana kadarnya lebih besar dari pada volume
100 L dan 50 L. Hal tersebut juga didukung
dengan penelitian ini bahwa masyarakat Desa
Lok Buntar merasakan bahwa air minum yang
mereka konsumsi tersebut masih ada rasa asam
dan rasa yang tidak enak walaupun tampungan
air yang berisi tawas tersebut didiamkan selama
beberapa hari tetapi masih merasakan asam dan
rasa tidak enak, hal tersebut menandakan bahwa
adanya senyawa sulfat didalam air tersebut.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang kualitas
air bersih adalah kadar sulfat yaitu 250 mg/l,
pada penelitian yang dilakukan dari ketiga titik
pengambilan sampel 150 L titik pertama, 100 L
titik kedua, 50 L titik ketiga masih dibawah
ambang batas ketentuan, karena masyarakat
disana menggunakan tawas sedikit yang
dimasukkan kedalam bejana tampungan air 150
L dan waktu yang digunakan untuk air bisa
dikonsumsi juga lama sehingga kadar yang
diperoleh rendah. Kadar sulfat paling rendah
didapat pada sampel ketiga pada volume 50 L.
Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……
12
Pada volume 50 L titik ketiga tersebut waktu
yang digunakan pada pengambilan sampel 17
hari setelah penambahan tawas. Pada penelitian
ini tujuan dilakukannya replikasi adalah untuk
melihat hubungan ketiga replikasi tersebut
apakah sesuai atau tidak dan memberikan bukti
yang lebih valid pada hasil penelitian. Pada
pengujian yang dilakukan dilihat bahwa hasil
yang diperoleh dari masing-masing sampel
angka yang didapatkan tidak terpaut jauh antara
replikasi yang satu dengan yang lain, sehingga
dikatakan bahwa replikasi yang dilakukan
adalah valid dan sesuai sehingga dapat di rata-
ratakan dari ketiga replikasi tersebut dalam satu
sampel. Walaupun parameter sulfat menurut
Permenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010
tidak berhubungan langsung dengan kesehatan
tetapi disarankan untuk meminimalkan kadar
sulfat karena dapat menyebabkan rasa tidak
enak dan potensi menimbulkan sakit perut.
Berdasarkan data di Puskesmas Sungai Tabuk
bahwa angka kejadian sakit perut (diare) sangat
rendah pada Desa Lok Buntar, sehingga sesuai
antara tingkat kejadian diare pada Desa Lok
buntar dengan kadar sulfat dibawah ambang
batas Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.492/Menkes/Per/IV/2010 pada air minum
yang mengandung tawas (Puskesmas Sungai
Tabuk, 2020).
Berdasarkan hasil perhitungan
didapatkan hasil kadar pada sampel pada
sampel kesatu volume 150 L yaitu 53,184 mg/l,
sampel kedua volume 100 L yaitu 42,162 mg/L,
sampel ketiga volume 50 L yaitu 40,266 mg/l
menyatakan bahwa hipotesis yaitu Ha ≠ 0 yang
artinya terdapat kadar SO42- didalam air minum
pada titik pengambilan sampel di volume 150
L, 100 L dan 50 L.
Ucapan Terima Kasih
Saya ucapkan terimakasih kepada Apt.
Rahmadani, M.Farm selaku Pembimbing I dan
Apt. Tuti Alawiyah, S.Farm., MM selaku
Pembimbing II yang senantiasa telah
memberikan masukan dan bimbingan dalam
penyusunan dan perbaikan penulisan skripsi
dan naskah publiksi. Kepada seluruh
masyarakat Desa Lok Buntar Kecamatan
Sungai Tabuk Kabupaten Banjar.
Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……
13
Daftar Pustaka
Agusti, A, N. 2019. Analisis logam timbal dan
tembaga terhadap daya serap rumput
laut Gracilaria sp. Sebagai biosorben
[Skripsi]. Banda Aceh: Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry.
Agustini, Sri. 2017. Harminisasi standar
nasional [sni] air minum dalam kemasan
dan standar internasional. Majalah
Teknologi Agro Industri (Tegi). 9(2):
30-39.
Amina. 2019. Uji kadar sulfat pada air minum
dalam kemasan (AMDK) secara
spektrofotometri uv-vis. Jurnal Sains
dan Teknologi. 1(1): 35-38.
Amrin & Ardilla, D. 2013. Analisis besi (Fe)
dan aluminium (Al) dalam tanah
lempeng secara spektrofotometri
serapan atom. Prosiding semirata. 17-
22.
Erviana, et al. 2018. Analisis kuantitatif
kandungan sulfat dalam aliran air dan
air danau di kawasan Jakabaring Sport
City Palembang. Jurnal Ilmu Kimia dan
Terapan. 2(2).
Fitri, N. 2017. Sintesis kristal tawas
[Kal(SO4)2.12H2O] dari limbah kaleng
bekas minuman [Skripsi]. Makassar:
Universitas Islam Negeri Alaluddin.
Hasmawati. 2017. Pemanfaatan tawas sintetik
dari kaleng bekas sebagai koagulan pada
air [skripsi]. Makassar: Universitas
Islam Negeri Alaluddin.
Hardiarti, D. 2015. Penentuan kadar sulfat pada
air mineral kemasan gelas yang beredar
di pontianak dengan metode sm. Ed. 21
th. 2005. Prosiding Semirata. 57-63.
Hartuno Teddy et al. 2014. Desain water
treatment menggunakan karbon aktif
dari cangkang kelapa sawit pada proses
pengolahan air bersih di sungai
martapura. Program Studi Teknologi
Industri Pertanian Fakultas Pertanian
39(3): 136-143.
Indriyati. 2008. Proses pengolahan limbah
organik secara koagulasi dan flokulasi.
Jurnal Pusat Teknologi Lingkungan.
4(2): 125-130.
Ismayanda, M, H. 2011. Produksi aluminium
sulfat dari koalin dan asam sulfat dalam
reaktor berpengaduk menggunakan
proses kering. Jurnal Rekayasa Kimia
dan Lingkungan. 8(1): 47-52.
Manurung. M & Irma, F, A. 2010. Kandungan
aluminium dalam kaleng bekas dan
pemanfaatannya dalam pembuatan
tawas. Jurnal Kimia. 4(2): 180-186.
Natoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Penggalih et, al. 2016. Pengaruh perbedaan
intensitas latihan atlet sepeda terhadap
berat badan dan body water. Journal Of
Physical Education, Sport, Health and
Recreations. 5(1): 29-35.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No
492/MENKES/PER/IV/2010.
Persyaratan Air Minum. Jakarta:
Menteri Kesehatan RI.
Saepudin, M. 2011. Metodologi Penelitian
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Trans
Info Media.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia
Press.
Standar Nasional Indonesia. 2004. Cara Uji
Sulfat SO42- Secara turbidimetri.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Standar Nasional Indonesia. 2005. Cara Uji
Kadar Aluminium (AI) dengan
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……
14
Syaiful, M, et al. 2014. Efektivitas alum dari
kaleng miniuman bekas sebagai
koagulasi untuk penjernih air. Jurnal
Teknik Kimia. 20(4). 39-45.
Tandiarrang et, al. 2016. Studi perbandingan
penggunaan tawas (Al2(SO4)3) dan
Kapur padam (Ca(OH)2) pada
pengolahan air asam tambang di PT.
Kaltim Diamond Coal Kecamatan Loa
Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara
Kalimantan Timur. Jurnal Teknologi
Mineral FT Unmul. 4(1): 23-30.
Widyaningsih, T, S. 2015. Pemanfaatan daun
kelor (moringa oleifera) dan tawas
sebagai bahan penjernih air sumur gali.
Jurnal Rekayasa Lingkungan. 15(2):1-
11.