takehome pak bambang
DESCRIPTION
trtryTRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya sektor privat
(pribadi/perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan mempengaruhi
daya beli atau kemampuan belanja dari sektor privat. Agar tidak terjadi gangguan yang serius
terhadap jalannya perusahaan, maka pemenuhan kewajiban perpajakan harus dikelola dengan
baik.
Pada umumnya perencanaan pajak merujuk kepada upaya penghematan dalam
membayar pajak agar utang pajaknya berada dalam jumlah serendah mungkin tetapi masih
dalam bingkai peraturan perpajakan. Sebelum membuat suatu perencanaan pajak perusahaan
terlebih dahulu harus memiliki pemahaman yang mendalam terhadap undang-undang dan
peraturan perpajakan yang selalu mengalami perubahan. Perencanaan pajak ini bukanlah
suatu tindakan yang ilegal ataupun melanggar hukum karena perencanaan pajak yang
dilakukan perusahaan merupakan kegiatan menggunakan berbagai pilihan yang telah
disediakan oleh undang-undang perpajakan guna menghemat pembayaran pajak.
. Dalam praktik bisnis, umumnya pengusaha mengidentikkan pembayaran pajak
sebagai beban, sehingga akan berusaha untuk meminimalkan beban tersebut dan
mengoptimalkan laba. Beberapa alternatif pembiayaan pembelian aktiva tetap adalah
pembiayaan secara tunai, kredit atau secara leasing. Pembiayaan tunai merupakan salah satu
jenis pembiayaan dengan memanfaatkan kas atau uang tunai yang dapat dipakai oleh suatu
perusahaan. Kecendrungan yang terjadi selama ini adalah pembiayaan secara tunai dilakukan
untuk pembelian peralatan atau barang modal yang nilai harga perolehannya tidak terlalu
besar.
Alternatif pembelian barang modal secara leasing ini tetap menarik minat para pelaku
usaha karena dengan adanya beberapa pertimbangan yang dianggap menguntungkan dari
pada dengan meminjam atau kredit pada pihak bank. Keuntungan pembiayaan dengan sistem
sewa guna usaha atau leasing antara lain karena adanya pembiayaan jangka panjang atau
menengah.
Perencanaan pajak (tax planning) adalah upaya untuk menghemat pajak dengan cara
merekayasa agar beban pajak serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada.
Tindakan tersebut legal karena penghematan pajak hanya dilakukan dengan memanfaatkan
hal-hal yang tidak diatur.
Dalam pembiayaan secara tunai, jumlah yang digunakan dalam menghitung
penghasilan kena pajak adalah biaya penyusutan yang ditentukan oleh metode penyusutan
dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan. Sedangkan pembelian
melalui kredit, merupakan jumlah yang boleh dibebankan sebagai biaya dalam rangka
menghitung penghasilan kena pajak adalah sebesar biaya penyusutan, biaya bunga atas
pinjaman pada bank, ditambah biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan dan untuk
penyelesaian administrasi kredit bank. Besarnya biaya penyusutan antara lain ditentukan oleh
masa manfaat (umur ekonomis) dan metode penyusutan yang telah ditetapkan oleh peraturan
perpajakan.
Berdasarkan ketentuan perpajakan yang ditetapkan pemerintah, leasing dapat
digunakan sebagai penghematan pengeluaran pajak. Besarnya penghematan pajak pada
leasing dilakukan dengan menghitung jumlah biaya yang dapat dikurangkan dalam rangka
menghitung penghasilan kena pajak. Dengan leasing, biaya yang dapat dikurangkan adalah
seluruh lease fee dan biaya penyusutan sebesar nilai opsi.
Biaya yang harus dikeluarkan tiap bulan beserta bunga apabila dijumlahkan, maka
biaya leasing akan lebih mahal dibandingkan dengan pembelian secara tunai, tetapi
penghematan pajaknya jauh lebih besar kerena semua lease fee dapat dibiayakan dan jangka
waktu sewa guna usaha (lease term) lebih pendek dari umur ekonomis. Berdasarkan
pencatatan aktiva tetap pada neraca akan timbul suatu penyusutan yang pada akhirnya akan
mempengaruhi pengenaan pajak.
PT. Patrisea Sarana Mandiri merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi beton
siap pakai (readymix). Mixer truck merupakan sarana transportasi utama dalam kegiatan
operasi perusahaan untuk mengirimkan beton siap pakai ke pelanggan. Seiring dengan
semakin meningkatnya volume produksi perusahaan dari tahun ke tahun, maka perusahaan
membutuhkan truk baru untuk mengangkut produksi mereka ke konsumen karena kapasitas
truk yang ada saat ini tidak mencukupi kebutuhan perusahaan.
PEMBAHASAN
PT. Patrisea Sarana Mandiri Dalam kegiatan operasinya, perusahaan menggunakan
mixer truck untuk mengirimkan beton siap pakai (readymix concrete) ke pelanggan. Oleh
karena itu, PT. Patrisea Sarana Mandiri sebaiknya melakukan evaluasi terhadap alternatif-
alternatif pembiayaan terlebih dahulu sebelum menambah mixer truck sebagai barang modal
utama kegiatan operasi. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat menentukan cara pembelian
aktiva tetap mana yang paling efisien dalam penghematan pajak perusahaan.
Deskripsi data untuk pembelian truk oleh PT. Patrisea Sarana Mandiri adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Deskripsi
No Data Keterangan
1 Jenis barang Truk Mixer merk Hunday2 Jumlah 3 unit3 Harga tiap unit Rp 2.520.000.000,004 Umur aset 8 tahun (UU PPh )5 Metode Penyusutan Saldo Menurun6 Bunga leasing 15% per tahun7 Bunga kredit 13,5 per tahun (fixed rate)8 Tingkat diskonto 12% per tahun9 Beban asuransi 5% dari harga peolehan truk10 Tarif PPh 25% (UU PPh pasal 29)
Alternatif Pembelian Tunai
Pembelian truk secara tunai dilakukan dengan menggunakan dana sendiri dari PT.
Patrisea Sarana Mandiri dan hanya melibatkan dua orang yaitu pembeli dan supplier.
Pembelian truk diasumsikan tidak mendapatkan potongan pembelian. Harga perolehan untuk
sebuah truk adalah sebesar Rp 7.560.000.000. Biaya yang dapat dibebankan sebagai biaya
untuk menghitung penghasilan kena pajak adalah sebesar biaya penyusutannya.
Tabel 2. Biaya Penyusutan Fiskal pada Alternatif Pembelian TunaiTahun Tarif Nilai Buku Biaya Saldo
Penyusutan1 8/36 7.560.000.000 1.680.000.000 5.880.000.0002 7/36 5.880.000.000 1.470.000.000 4.410.000.0003 6/36 4.410.000.000 1.260.000.000 3.150.000.0004 5/36 3.150.000000 1.050.000.000 2.100.000.000
5 4/36 2.100.000000 840.000.000 1.260.0000006 3/36 1.260.000000 630.000.000 630.000.0007 2/36 630.000.000 420.000.000 210.000.0008 1/36 210.000000 210.000.000 0
TOTAL 7.560.000.000Sumber : Data diolah
Alternatif Pembelian Kredit Bank
Salah satu alternatif yang dapat digunakan PT. Patrisea Sarana Mandiri dalam
pembiayaan aktiva tetap adalah dengan melalui kredit bank. Jika perusahaan melakukan
pembelian melalui kredit bank maka jumlah yang boleh dibebankan sebagai biaya dalam
rangka menghitung penghasilan kena pajak adalah sebesar biaya penyusutan, biaya bunga
atas pinjaman pada bank, ditambah dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk administrasi
kredit bank.
Dalam menganalisis alternatif pembelian truk melalui kredit bank terdapat beberapa
asumsi yang dilakukan PT. Patrisea Sarana Mandiri , yaitu sebagai berikut:
1. Suku bunga kredit yang berlaku adalah 13,5% pertahun atau 1,125% perbulan
diasumsikan tetap (fixed rate).
2. Jangka waktu pinjaman selama tiga tahun. Pembayaran angsuran akan dilakukan di akhir
bulan, sehingga terdapat 36 kali periode pembayaran selama tiga tahun.
3. Pembayaran angsuran pinjaman dilakukan dengan metode anuitas, kecuali pada periode
pembayaran terakhir disesuaikan dengan saldo yang tersisa akibat adanya pembulatan
dalam perhitungan.
4. Besarnya biaya provisi sebesar Rp. 1.000.000,00.
Untuk mengetahui besarnya biaya bunga kredit bank, diperlukan perhitungan besarnya
pembayaran angsuran kredit bank untuk setiap periode selama masa kredit. Sebagai langkah
pertama dilakukan perhitungan present value interest factor annuity (PVIFA) sebagai berikut:
PVIFA,i,n = 1-(1+ί)-n
ί
PVIFA,1,125%,36 = 1(1+1,125%)-36
1,125%
= 29,46785127
Dengan demikian pembayaran angsuran kredit setiap periode adalah sebagai berikut:
α= PVPVIF,ί,n
= 7.560.000.000,-29,46785127
= Rp.256.550.772,25
Berdasarkan hasil perhitungan pembayaran angsuran diatas menunjukkan
bahwa besarnya angsuran setiap periode adalah sebesar Rp.256.550.772,25
Tabel 3. Biaya Penyusutan Fiskal pada Alternatif Pembelian Kredit Bank
Tahun Tarif Nilai Buku Biaya SaldoPenyusutan
1 8/36 7.560.000.000 1.680.000.000 5.880.000.0002 7/36 5.880.000.000 1.470.000.000 4.410.000.0003 6/36 4.410.000.000 1.260.000.000 3.150.000.0004 5/36 3.150.000000 1.050.000.000 2.100.000.0005 4/36 2.100.000000 840.000.000 1.260.0000006 3/36 1.260.000000 630.000.000 630.000.0007 2/36 630.000.000 420.000.000 210.000.0008 1/36 210.000000 210.000.000 0
TOTAL 7.560.000.000Sumber : Data diolah
Alternatif Pembelian Leasing dengan Hak Opsi
Bentuk leasing yang akan dilakukan PT. Patrisea Sarana Mandiri adalah financial lease
dengan hak opsi, dimana pada akhir masa periode kontrak leasing, lessee memiliki hak untuk
membeli aktiva yang di leasing sebesar nilai sisanya. Ketentuan yang terdapat dalam
alternatif leasing adalah:
1. Pembelian aktiva tetap dengan nilai kontrak leasing senilai Rp. 2.520.000.000 dengan
uang muka sebesar 20 % OTR. Nilai uang muka tersebut merupakan ketentuan minimal
yang ditetapkan oleh perusahaan leasing.
2. Besarnya biaya asuransi yang ditentukan oleh lessor adalah sebesar 5% dari OTR. Biaya
ini akan dibebankan merata selama masa pinjaman, sehingga pembayaran tiap periode ..
3. Jangka waktu leasing adalah selama 3 tahun atau 36 bulan. Pembayaran sewa dilakukan
tiap bulan pada akhir bulan. Jumlah pembayaran sewa ditentukan sama setiap periode
dengan cara anuitas , kecuali pembayaran terakhir disesauikan sisa saldo dan bunga
pinjaman .
4. Besarnya nilai sisa (residual value) sama dengan simpanan jaminan yaitu 20% dari harga
perolehan aktiva tetap .
Besarnya pembayaran sewa tiap periode adalah sebagai berikut:
Nilai Leasing = Harga Perolehan – Uang Muka
=Rp 7.560.000.000 – (20% x Rp 7.560.000.000)
=Rp 7.560.000.000- Rp.1.512.000.000
=Rp.6.048.000.000
PVIFA,i,n = 1-(1+ί)-n
ίPVIFA,1,25%,36 = 1(1+1,25%)-36
1,25% = 28,84726737
Dengan demikian pembayaran angsuran leasing setiap periode adalah sebagai berikut:
α= PV
PVIF,i,n
α= 6.048.000.000
:28,84726737
= 209.655.906,83
Berdasarkan hasil perhitungan pembayaran angsuran diatas menunjukkan bahwa besarnya angsuran setiap periode adalah sebesar Rp209.655.906,83
Tabel 4. Biaya Penyusutan Fiskal pada Alternatif Pembelian Leasing dengan Hak OpsiTahun Tarif Nilai Buku Biaya Saldo
Penyusutan Tahun pertama sampai dengan tahun ketiga tidak ada penyusutan karna leassing Nilai Opsi 1.512.000.000
4 8/36 1.512.000.000 336.000.000 1.176.000.0005 7/36 1.176.000.000 294.000.000 882.000.0006 6/36 882.000.000 252.000.000 630.000.0007 5/36 630.000.000 210.000.000 420.000.0008 4/36 420.000.000 168.000.000 252.000.0009 3/36 252.000.000 126.000.000 126.000.00010 2/36 126.000.000 84.000.000 42.000.00011 1/36 42.000.000 42.000.000 0
Total 1.512.000.000Sumber : Data diolah
Jika perusahaan menggunakan alternatif leasing dengan hak opsi biaya penyusutan
baru boleh diakui setelah masa leasing dengan hak opsi berakhir. Masa leasing adalah tiga
tahun, sehingga biaya penyusutan baru boleh diberlakukan pada tahun ke empat selama
delapan tahun yang berakhir pada tahun ke sebelas. Pengakuan terhadap besarnya biaya
penyusutan sebesar nilai residual aktiva tetap yang bersangkutan. Nilai residual menurut
fiskus adalah nilai aktiva tetap pada akhir masa leasing yang telah disepakati oleh lessor
dengan lessee pada awal masa leasing.
Perbandingan Pengehematan PajakPemilihan terhadap alternatif pembelian guna mendatangkan penghematan pajak akan
dilakukan pada alternatif yang memiliki deductible expense paling besar. Hal ini dikarenakan
komponen deductible expense yang maksimum berakibat pada Penghasilan Kena Pajak
menjadi berkurang begitupun dengan Pajak Penghasilan menjadi kecil. Perbandingan untuk
menentukan alternatif yang paling menguntungkan dilakukan dengan menggunakan nilai
present value untuk masing-masing komponen deductible expense. Hal ini dilakukan guna
mendapatkan informasi tentang besarnya penghematan pajak yang diperoleh saat ini (dengan
mempertimbangkan time value of money).
Berdasarkan deductible expense yang ditetapkan oleh peraturan perpajakan yang
berlaku untuk masing-masing alternatif pembelian, maka dapat dihitung penghematan pajak
(tax saving) pada tabel berikut ini:
Tabel 5. Perbandingan Penghematan Pajak antara Tiga Alternatif Pembelian
KETERANGANALTERNATIF PEMBELIAN
TUNAI KREDIT BANK LEASINGDeductible Expense:Angsuran Pokok 7.547.612.646B. Bunga 1.783.827.801 1.499.612.646B. Penyusutan 7.560.000.000 7.560.000.000 1.512.000.000B. Eksekutori 378.000.000 378.000.000 378.000.000B. Provisi - 3.000.000 30.240.000Jumlah D.E. 7.938.000.000 9.724.827.801 10.967.465.292Tarif PPh (25%) 1.984.500.000 2.431.206.950 2.741.866.323Tax Saving:Leasing terhadap kredit 310.659.373Leasing terhadap tunai 757.366.323
Sumber: Data diolah
Dari tabel 5. diatas menunjukkan bahwa angka terbesar diperoleh dari alternatif
pembelian melalui leasing dengan hak opsi. Dari hasil perhitungan diatas diperoleh angka
untuk indikator pajak penghasilan (25%) berdasarkan deductible expense untuk menentukan
tax saving dari alternatif pembelian leasing dengan hak opsi adalah sebesar Rp 2.741.866.323
sedangkan alternatif kredit bank menghasilkan angka sebesar Rp 2.431.206.950 serta
pembelian tunai sebesar Rp 1.984.500.000
Hasil dari leasing tersebut digunakan sebagai perbandingan menghitung besarnya
penghematan pajak antara alternatif satu dengan yang lainnya. Berdasarkan perbandingan
yang dilakukan berkaitan dengan penghematan pajak, maka sebaiknya perusahaan memilih
alternatif pembelian melalui leasing dengan hak opsi. Hal ini dikarenakan ada penghematan
sebesar Rp310.659.373jika dibandingkan dengan pembelian melalui kredit bank dan
penghematan sebesar Rp 757.366.323jika dibandingkan dengan pembelian tunai.
alternatif pembelian melalui leasing dengan hak opsi akan mendatangkan
penghematan pajak yang paling tinggi dari ketiga alternatif pembelian tersebut. Hal ini
dikarenakan pengaruh biaya yang dapat dikurangkan dalam rangka menghitung Penghasilan
Kena Pajak perusahaan untuk alternatif pembelian melalui leasing dengan hak opsi lebih
besar akibat biaya bunga, angsuran pokok, biaya administrasi, biaya asuransi serta biaya
penyusutan boleh dibiayakan, sedangkan untuk alternatif kredit bank hanya biaya
administrasi, biaya asuransi, biaya bunga dan biaya penyusutan yang dapat dibiayakan dan
untuk pembelian tunai biaya yang dapat dibiayakan hanyalah biaya penyusutan.
Oleh karena itu, sebaiknya alternatif pembelian untuk truk mixer yang digunakan
perusahaan adalah menggunakan cara leasing dengan hak opsi karena akan mendatangkan
penghematan pajak (tax saving) yang paling besar.
Kesimpulan dan Saran
Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa alternatif pembelian truck
mixer menggunakan leasing dengan hak opsi menghasilkan penghematan pajak yang lebih
besar dibandingkan dengan alternatif pembelian tunai maupun kredit bank dimana pada
alternatif leasing dengan hak opsi, deductible expense-nya sebesar Rp. 10.967.465.292 yang
terdiri dari biaya bunga, angsuran pokok, biaya penyusutan, biaya administrasi dan biaya
eksekutori (asuransi) yang menghasilkan tax saving sebesar Rp2.741.866.323
Pada alternatif pembelian melalui kredit bank, deductible expense sebesar Rp.
9.724.827.801 terdiri dari biaya bunga bank, biaya penyusutan, biaya administrasi dan biaya
eksekutori (asuransi) dengan tax saving sebesar Rp. 2.431.206.950. Sedangkan pada alternatif
pembelian tunai, biaya yang dapat dikurangkan pada laba bruto hanya sebesar Rp.
7.938.000.000 yang berasal dari biaya penyusutan saja dan tax saving yang didapat hanya
sebesar Rp1.984.500.000
PT. Patrisea Sarana Mandiri sebaiknya memilih untuk menggunakan alternatif
pembelian melalui leasing dengan hak opsi untuk memperoleh aktiva tetap karena alternatif
ini menghasilkan tax saving yang paling besar dibandingkan dengan alternatif pembelian
lainnya. Perusahaan sebaiknya lebih memahami ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam
aturan perpajakan khususnya mengenai biaya-biaya yang boleh dikurangkan atau tidak boleh
dikurangkan dari penghasilan bruto untuk mempermudah perusahaan dalam melakukan
perencanaan pajak.
DAFTAR PUSTAKA
Benyamin,Daniel . 2013 Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap
Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing
Kartika , Antarestia . 2012 Penerapan Perencanaan Pajak dalam Keputusan Pembelian Mixer
Truck Kaitannya dengan Penghematan Pajak (Studi Kasus pada PT. Duta Bangsa Mandiri,
Pasuruan)
Suhfi,Anhar . Implementasi tax planning untuk menghematPajak penghasilan terutang
perusahaan Pada pt bukit asam (persero) tbk
UJIAN AKHIR – PROGRAM PROFESI AKUNTANSI
TAKE HOME
MANAJEMEN PERPAJAKAN
Oleh
DIAN PUJI PUSPITA SARI 14314032
Program Pendidikan Profesi Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
2014/2015