susunan redaksi transportasi online memberikan dampak positif dengan mempermudah masyarakat kota...

84

Upload: others

Post on 01-Feb-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ISSN : 2599 - 1744

VOL. 2 NO. 1, Desember 2018

SUSUNAN REDAKSI

Penanggung Jawab Walikota Pematangsiantar

Pimpinan Redaksi Robert Tua Siregar, Ph.D

Anggota Dewan Redaksi Dr. Pinondang Nainggolan, SE, M.SiDr. Marto Silalahi, M.SiDr. Marisi Butarbutar, SE, MMJonni Sitorus, ST, M.PdBinsar Tison Gultom, S.Pd, M.Sc

Penyunting Arolina Sidauruk, SH, M.Si (BAPPEDA Kota Pematangsiantar)Ivan D. Silitonga, SE (BAPPEDA Kota Pematangsiantar)Deswidya Sukrisna Hutauruk, S.Pd, M.Si (Universitas Efarina)Chintani Sihombing, S.Pd, M.Pd (Universitas Efarina)

Mitra Bebestari Vol. 2 No. 1, Desember 2018Prof. Dr. Sanggam Siahaan, M.Hum (Universitas HKBP Nommensen)

Dr. Chandra Situmeang, SE, MSM, M.Pd, Ak, CA (Universitas Negeri Medan)Ervina Sectioresti Sigalingging, S.Psi, M.Psi (Universitas Pelita Harapan)

Dian Perayanti Sinaga, S.Si, M.Sc (Universitas Simalungun)Porman Juanda Marporami Mahulae, ST (Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara)Dumora Jenny Margaretha Siagian, ST (Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara)

Alamat Redaksi :Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Pematangsiantar

Jl. Merdeka No. 4 PematangsiantarTel/Fax . (0622) 27919

Website : www.pematangsiantarkota.go.idEmail : [email protected]

Kebijakan adalah jurnal yang diterbitkan oleh Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah KotaPematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai bidang untuk memberikan referensi/inputdalam pengambilan kebijakan di Kota Pematangsiantar. Kebijakan terbit enam bulan sekali dalam satu tahunyakni bulan Juni dan Desember. Kebijakan pertama kali terbit Desember 2017 dengan Nomor ISSN 2599-1744 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pusat Nasional ISSN No : 0005.25991744/JI.3.1/SK.ISSN/2017.12tanggal 7 Desember 2017

KEBIJAKAN

i

ISSN : 2599 - 1744

VOL. 2 NO. 1, Desember 2018

PENGANTAR REDAKSI

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan perkenanNya, JurnalKebijakan pada Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah KotaPematangsiantar Vol. 2 No. 1, Desember Tahun 2018 ini dapat diterbitkan. Jurnal Kebijakanini memuat hasil penelitian dan pengkajian dari para akademisi perguruan tinggi, peneliti danAparatur Sipil Negara (ASN) yang ada di Kota Pematangsiantar.

Dalam penerbitan Volume 2 (dua), Nomor 1 (satu), Desember 2018 ini redaksimenyajikan 7 (tujuh) karya tulis ilmiah yang membahas Penerapan Pendekatan Ilmiah(Scientific Approach) dalam Pembelajaran Bahasa Inggris di Tingkat SMP KotaPematangsiantar, Manajemen Pengelolaan Sampah di Kota Pematangsiantar, AnalisisKeberadaan Ruang Terbuka Publik terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat di KotaPematangsiantar, Efisiensi dan Dampak Transportasi Online terhadap Kesempatan Kerja,Pendapatan dan Kebijakan Kota Pematangsiantar, Disparitas Kualitas Pelayanan antara BecakSiantar dan Go-Jek dalam Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat di Kota Pematangsiantar,Model Pengembangan Manajemen Pembangunan Kelurahan, serta Pengaruh dan ManfaatPenggunaan Kartu BPJS Kesehatan di Kalangan Masyarakat Khususnya di KotaPematangsiantar. Karya Tulis Ilmiah tersebut dianggap layak untuk diterbitkan setelahmendapatkan masukan dan proses review dari Mitra Bebestari dan disetujui oleh DewanRedaksi.

Diharapkan Karya Tulis Ilmiah yang dituangkan dalam Jurnal Kebijakan edisi kali inimampu memberikan sumbangan pengetahuan dan wawasan baru bagi para pembuatkeputusan di Pemerintah Kota Pematangsiantar. Redaksi mengucapkan terimakasih kepadasemua pihak yang telah membantu sehingga Jurnal Kebijakan ini dapat diterbitkan.

Semoga jurnal ini dapat memberikan tambahan informasi untuk peningkatan ilmupengetahuan bagi para pembaca. Terimakasih.

Salam Redaksi

KEBIJAKAN

ii

VOL. 2 NO. 1, Desember 2018 ISSN : 2599 - 1744

Lembar abstrak ini boleh diperbanyak/di-copy tanpa izin dan biaya

Sanggam Siahaan

Penerapan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach)Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Di Tingkat SMPKota Pematangsiantar

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2018, Vol. 2 No. 1. Halaman 1 - 10

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikandan Kebudayaan telah menetapkan proses pembelajaranyang diterapkan di sekolah harus berbasis pendekatanilmiah (scientific approach). Hal ini merupakan sesuatuyang baru khususnya dalam pengajaran Bahasa Inggrissebagai bahasa asing. Sebagai sebuah trend baru dalamdunia pendidikan Indonesia, peneliti tertarik untukmenemukan pemahaman, penerapan, dan kendala yangdihadapi guru dalam menerapkan pendekatan ilmiahdalam pembelajaran bahasa Inggris di tingkat SMP KotaPematangsiantar. Penelitian ini merupakan jenis studikasus yang menerapkan metode analisa kualitatif. Denganmemanfaatkan observasi, open-ended questionnaire, dandokumen sebagai teknik pengumpulan data, penelitimenemukan bahwa masih banyak guru yang tidakmemahami secara utuh konsep dasar pendekatan ilmiahwalaupun telah mengikuti pelatihan dari pemerintah.Proses pembelajaran dikelas masih didominasi oleh guru.Siswa lebih berperan sebagai pendengar dan peniru. Siswabelajar bukan karena ingin tahu melainkan karena disuruhguru. Pemahaman dan penerapan pendekatan ilmiah dalampembelajaran Bahasa Inggris tidak sinergis. Beberapa gurumemahami prosedur penerapan langkah 5M namun tidakmenerapkannya dalam proses pembelajaran di kelas. Halini disebabkan berbagai kendala yang dihadapi guru dikelas terkait efisiensi waktu, kelengkapan peralatanbelajar, maupun kesiapan siswa untuk belajar. Sarankepada kepala sekolah, stakeholder, dan pemerintahsetempat agar dapat meminimalisir kesulitan yangdihadapi guru dalam penerapan pendekatan ilmiahsehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan sekolahyang nantinya mampu mewujudkan lahirnya generasibangsa yang kreatif, aktif, inovatif, dan berkarakter.

Kata kunci : 5M, pendekatan ilmiah dan pembelajaranbahasa Inggris.

Ira Modifa

Manajemen Pengelolaan Sampah Di KotaPematangsiantar

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2018, Vol. 2 No. 1. Halaman 11 - 24

Sampah secara umum didefenisikan sebagai sisa kegiatanmanusia sehari-hari dan/atau proses alam yang berbentukpadat maupun cairan. Sampah merupakan tempatkehidupan berbagai mikroorganisme penyebab penyakitdan juga sebagai media pemindah dan penyebar penyakit(vektor). Karenanya, sampah harus dikelola dengan baikagar tidak mengganggu atau mengancam kesehatanlingkungan dan masyarakat. Pengelolaan sampahseharusnya meliputi pengumpulan, pengangkutan sampaidengan pemusnahan atau pengolahan sampah sedemikianrupa sehingga sampah tidak lagi mengganggu kesehatanmasyarakat dan lingkungan hidup. Pengelolaan sampah diKota Pematangsiantar juga masih bertumpu padapendekatan akhir (end-of-pipe), dimana sampahdikumpulkan, diangkut dan dibuang ke tempat pemrosesanakhir sampah (TPA). Kondisi TPA Tanjung Pinggir saatini sudah dapat dikatakan memprihatinkan dan buruksecara lingkungan. Kajian ini dijalankan denganmempelajari faktor – faktor penyebab dan pendukung tatakelola sampah di Kota Pematangsiantar kepada subjekatau pelaku langsung dari pengelolaan sampah KotaPematangsiantar. Metode penelitian yang akan dilakukanterdiri dari metode kepustakaaan (library research), studilapangan (field research), studi kasus (case research), dananalisis SWOT pengelolaan sampah di KotaPematangsiantar. Diharapkan dengan penelitian iniPengelolaan sampah akan terintegrasi dan dapatmenstimulasi kreativitas dan inovasi dari masyarakatsehingga meningkatkan kesehatan dan kesejahteraanwarga. Ditemukan potensi–potensi dan cara–cara inovatiflainnya untuk mendorong tata kelola sampah yang lebihbaik dimasa yang akan datang sehingga KotaPematangsiantar bisa mencapai salah satu kota denganpredikat Zero Waste City.

Kata kunci : sampah, 3R, kesadaran lingkungan, inovasidan zero waste city

Pinondang Nainggolan

Analisis Keberadaan Ruang Terbuka Publik TerhadapPeningkatan Ekonomi Masyarakat Di KotaPematangsiantar

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2018, Vol. 2 No. 1. Halaman 25 - 38

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberadaanruang terbuka publik dan pengaruh ruang terbuka publikterhadap peningkatan ekonomi masyarakat di KotaPematanmgsiantar dengan studi kasus pada RTP LapanganH. Adsam Malik, RTP Taman Bunga/Lapangan Merdekadan RTP Siantar Square. Jumlah sampel yang digunakan

KEBIJAKAN

sebanyak 90 orang yang terdiri dari 60 orang respondenpedagang dan 30 orang responden pengunjung ataukonsumen. Model yang digunakan untuk analisis dataadalah metode deskriptif dan metode kuantitatif denganpersamaan regressi berganda. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa keberadaan ruang terbuka publikLapangan H. Adam Malik dan RTP Siantar Square belumtertata dengan baik, sehingga pengunjung kurang merasapuas. Sedangkan RTP Taman Bunga/Lapangan Merdekasudah lebih baik. Keberadaan RTP pada tiga zona dapatmeningkatkan ekonomi masyarakat. Jenis produk, waktubuka usaha setiap hari berpengaruh signifikan terhadappendapatan masyarakat pengelola usaha kuliner,sedangkan lama pengalaman berusaha tidak signifikan.Pemerintah Kota Pematangsiantar perlu menerbitkanperaturan baru tentang penggunaan ruang terbuka,melakukan penataan ruang terbuka publik serta pembinaanterhadap para pedagang kuliner sehingga dapat lebihprofesional dalam mengelola usaha sekaligus sebagaisumber utama penghasilan masyarakat.

Kata kunci : keberadaan ruang terbuka publik, aktivitasekonomi dan pendapatan masyarakat.

Binsar Tison Gultom

Efisiensi Dan Dampak Transportasi Online TerhadapKesempatan Kerja, Pendapatan Dan Kebijakan KotaPematangsiantar

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2018, Vol. 2 No. 1. Halaman 39 - 50

Munculnya transportasi online telah menjadi suatufenomena baru saat ini hampir di seluruh kota di Indonesiatermasuk Kota Pematangsiantar. Hal tersebut dikarenakantransportasi online mempunyai keunggulan baik dari segibiaya perjalanan, waktu tempuh perjalanan dankemudahan untuk memperoleh akses pengemudi.Transportasi online memberikan dampak positif denganmempermudah masyarakat Kota Pematangsiantar dalammobilitas perjalanan, mengurangi pengeluaran masyarakatpada biaya transportasi, serta menambah lowonganpekerjaan bagi masyarakat Kota Pematangsiantar yangmenganggur untuk bekerja sebagai pengemudi ojekonline. Namun kehadiran transportasi online tersebut diKota Pematangsiantar pada dasarnya mendapat penolakandari pemilik transportasi konvensional yang sebelumnyatelah ada sebelum kehadiran transportasi online. Untukitulah sebagai sebuah trend baru dalam dunia transportasiIndonesia khususnya di Kota Pematangsiantar, penelititertarik untuk menemukan sejauhmana efisiensi dandampak transportasi online terhadap kesempatan kerja,pendapatan dan kebijakan Kota Pematangsiantar.Penelitian ini merupakan penelitian yang menerapkananalisa kualitatif. Creswell (2012: 465) memaparkanbahwa penelitian studi kasus adalah untuk menjelaskandan mengungkapkan kasus secara keseluruhan dankomprehensif. Pada dasarnya dari serangkaian studi dananalisa kehadiran transportasi online telah memberikandampak yang positif dan memberikan kemudahan kepadamasyarakat Kota Pematangsiantar. Transportasi onlinejuga telah mengurangi tingkat pengangguran dimasyarakat dan menambah pendapatan masyarakat diKota Pematangsiantar. Oleh karena itulah diperlukanadanya kebijakan atau regulasi untuk mengaturkeseluruhan transportasi konvensional dan transportasi

online sehingga saling terintegrasi dan dapat mengurangikonflik yang terjadi.

Kata kunci : transportasi online, transportasi konvensional,kesempatan kerja dan kebijakan

¹ Marisi Butarbutar 2Acai Sudirman, dan 3 Efendi

Disparitas Kualitas Pelayanan Antara Becak Siantar DanGo-Jek Dalam Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat DiKota Pematangsiantar

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2018, Vol. 2 No. 1. Halaman 51 - 58

Munculnya transportasi online berbasis aplikasi sepertiGo-Jek dan Grab dirasakan telah berdampak signifikanterhadap transportasi konvensional seperti Becak Siantar.Persaingan ini menimbulkan persepsi di masyarakattentang disparitas dalam hal kualitas pelayanan yangditawarkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahuigambaran disparitas kualitas pelayanan yang ditawarkanoleh Becak Siantar dan Go-Jek. Objek penelitian padaBecak Siantar dan Go-Jek. Metode penelitianmenggunakan penelitian lapangan dan kepustakaan.Teknik pengumpulan data melalui observasi, dokumentasidan wawancara dengan data yang bersifat kualitatif yangbersumber dari data primer dan sekunder. Teknik analisismenggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.Disparitas kualitas pelayanan dapat digambarkan daribeberapa dimensi berupa realibility, responsiveness,competence, access, courtesy, communication, credibility,security, understanding or knowing the customer dantangibles. Untuk keseluruhan disparitas kualitas pelayanantransportasi Becak Siantar dan transportasi Go-Jek ditinjaudari beberapa dimensi masih belum optimal, sehinggadibutuhkan regulasi yang mewakili kedua transportasiserta perlu upaya yang konkret dari Pemerintah KotaPematangsiantar dan Organisasi Perangkat Daerah terkaituntuk mengoptimalkan keberadaan dari Becak Siantar danGo-Jek. Disarankan bagi Pemerintah KotaPematangsiantar sebaiknya merancang suatu sistem yangmengkolaborasikan pelayanan Becak Siantar dan Go-Jeksehingga tidak terjadi ketimpangan sosial antar keduatransportasi tersebut.

Kata kunci : disparitas, kualitas pelayanan dan transportasi

Marto Silalahi

Model Pengembangan Manajemen PembangunanKelurahan

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2018, Vol. 2 No. 1. Halaman 59 - 64

Rencana kerja pemerintahan dan pembangunan adalahdokumen pemerintahan yang mengartikulasikankebutuhan masyarakat kedalam program dan kegiatanpemerintahan. Kemampuan mengadministrasikankebutuhan masyarakat menjadi modal besar mempercepatdan mempermudah tercapainya rencana kerjapemerintahan dan pembangunan. Kesesuaian datakebutuhan dan data sumber daya kewilayahan menjadihasil atau output dari musyawarah pembangunan. Dimensi

skala prioritas menjadi saringan penting dalammenentukan program dan kegiatan yang bersesuaiandengan data dan informasi tersebut. Musyawarahpembangunan (musrenbang) menjadi dasar utamamenerjemahkan kebutuhan dan harapan masyarakatkedalam program dan kegiatan pemerintahan danpembangunan Kelurahan. Metode penelitian yangdigunakan adalah metode kualitatif deskriptif analitikberdasarkan kepada pendapat para ahli yang berkompeten.Dimana partisipasi masyarakat menjadi energi besar dalammensukseskan keberhasilan pencapaian target atau tujuanpembangunan itu sendiri. Oleh karena itu penguatansumber daya kelurahan baik optimalisasi kinerjapemerintahan kelurahan, keberdayaan organisasikelurahan dan partisipasi pemangku kelurahan lainnyasangatlah penting dalam sinergisasi kinerja organisasipemerintahan kelurahan dan keberdayaan masyarakatyang sesuai dengan harapan, tuntutan dan kebutuhanmasyarakat kelurahan.

Kata kunci : manajemen pembangunan kelurahan danpartisipasi masyarakat

Arolina Sidauruk

Pengaruh Dan Manfaat Penggunaan Kartu BPJSKesehatan Di Kalangan Masyarakat Khususnya Di KotaPematangsiantar

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2018, Vol. 2 No.1. Halaman 65 - 72

Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS)merupakan badan hukum yang dibentuk untukmenyelenggarakan program jaminan sosial. Sehinggadengan adanya jaminan sosial ini resiko keuangan yangdihadapi oleh seseorang diambil alih oleh lembaga yangmenyelenggarakan jaminan sosial. Untuk itu diadakansuatu penelitian sederhana yang menyangkut kesehatanmasyarakat. Tujuan penelitian ini dilakukan untukmengetahui seberapa besar pengaruh dan manfaatpenggunaan kartu BPJS Kesehatan di kalanganmasyarakat khususnya masyarakat Kota Pematangsiantar.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian inibersifat kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatupenelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatufenomena dalam konteks sosial alamiah denganmengedepankan proses interaksi komunikasi yangmendalam antara peneliti dengan fenomena yang ditelitiMeleong (1993). Instrumen penelitian menggunakankuesioner dan melakukan wawancara. Jumlah sampel 80orang responden. Hasil penelitian menunjukkan mayoritasmenerima BPJS dengan minat baik sebanyak 35responden (43,75%), yang berpendidikan SMA dan S1sebanyak 22 responden (27,5%), yang bekerja sebagaiPNS/Non PNS sebanyak 23 responden (28,75%), sumberinformasi yang diperoleh dari petugas kesehatan 80responden (100%). Berdasarkan hasil penelitian tersebutdisarankan hendaknya masyarakat dapat meningkatkankesehatan dengan ikut serta memanfaatkan program dankeberadaan BPJS yang mampu mempengaruhi danmembawa manfaat bagi masyarakat KotaPematangsiantar.

Kata kunci : jaminan sosial, meningkatkan kesehatan, danminat baik

VOL. 2 NO. 1, Desember 2018 ISSN : 2599 - 1744

Lembar abstrak ini boleh diperbanyak/di-copy tanpa izin dan biaya

Sanggam Siahaan

Implementation Of Scientific Approach In EnglishLearning At Junior High Level In Pematangsiantar

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2018, Vol. 2 No. 1. Halaman 1 - 10

Indonesian Government initiated by Ministry of Educationand Culture decided that all learning process i must bebased on scientific approach. It is a newly – implementedpolicy especially in English learning as a foreignlanguage. As a new change in Indonesian Education,researchers are interested in finding teachers’understanding, appropriate implementation andconstraints on how teachers carry out scientific approachin English Learning at Junior High Level inPematangsiantar. Case study is a tool to analyze the data.Applying observation, open-ended questionnaire anddocument analysis as data collection technics, researchersfind that there are still a lot of teachers that do notunderstand basic concept of Scientific Approachthoroughly although they have had a series of training andcoaching from the Ministry. Teachers are still dominantactor in learning process in a classroom. Students take arole as listeners and imitators as they learn only to fulfillteachers’ expectation, and not their own. Scientificapproach understanding and appropriate implementationin English Learning does not work synergically. Severalteachers have good understanding on scientific approachwith 5M procedure and yet implemented during learningprocess in the classrooms. This happens because there arevarious obstacles during the implementation of ScientificApproach in a classroom, for instance time efficiency, lackof learning materials and students’ learning preparedness.Reducing the teachers’ obstacles in implementingscientific approach in the classrooms is proposed toschool heads, stakeholders and local governments.Therefore, education quality that comes from scientificapproach learning process may create creative, innovativeand specialized-character future generations.

Keywords : 5M, scientific approach and englishlearnining

Ira Modifa

Waste Management In Pematangsiantar

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2018, Vol. 2 No. 1. Halaman 11 - 24

Waste Management is defined as remains produced byhuman daily activities and/or natural process in the formof solid/compact and liquids. Waste is known as a life-home of microorganism that may cause some diseases andcreate a disease intermediary and vector. Therefore, wastehas to be well-managed in order to not causing andthreatening social sanitary measures. Waste Managementin Pematangsiantar is still focusing on end-of-pipe, inwhich waste is collected, transported to and disposed in alandfill. Prerequisite of Tanjung Pinggir as a landfill isstill concerning and disappointing. This study is trying tofind causing and supporting factors directly from subjectsand actors who deal with waste management inPematangsiantar. Library research, field research, casestudy and SWOT are the methods applied in this study.This research is expected to produce an integrated wastemanagement and to stimulate innovation and inspirationfrom society on how to manage waste properly.Consequently, social welfare and social sanitation isachievable target for waste management. Creative mannerand innovation in dealing with waste hopefully could beidentified in order to generate Pematangsiantar as a ZeroWaste City.

Keywords : waste, 3R, environmental awareness,innovation and zero waste city

Pinondang Nainggolan

An Analysis In The Existence Of Public Sphere To SocialEconomic Growth In Pematangsiantar

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2018, Vol. 2 No. 1. Halaman 25 - 38

The purpose of this research is to analyze the existence ofPublic Sphere and its influence to the growth of socialeconomy in Pematangsiantar, with Haji Adam Malik,Taman Bunga/Merdeka and Siantar Square Public Sphereas case studies. There are 90 people as sample, consists of60 traders and 30 visitors. Data analysis model applied inthis research is descriptive and quantitative methods withdouble linier regression. The result of this research showsthat the existence of Adam Malik and Siantar SquarePublic Sphere is not well-managed and as a result visitorshave not yet been satisfied. However, TamanBunga/Lapangan Merdeka Public Sphere is better thanthe other two mentioned earlier. The existence of publicsphere in the three zones may increase social economy.Variety of products and opening hours significantlyinfluence to the income of culinary business. On the otherhand, business experience does not give significantinfluence. Pematangsiantar Local Government is requiredto enact new regulation regarding public sphere practices

KEBIJAKAN

and functions, well-managed public sphere andadvancement of culinary business and trades. As a result,the policies may increase professionalism in managementand generate income growth to the business sectors.

Keywords : existence public sphere, economic activity andpeople’s income.

Binsar Tison Gultom

Online Transportation Efficiency And Impact On JobOpportunities, Incomes And Policies In Pematangsiantar

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2018, Vol. 2 No. 1. Halaman 39 – 50

The emerge of online transportation is an interesting andactual event that occurs in every part of Indonesiaparticularly in Pematangsiantar. The reason behind thephenomenon is that online transportations haveoutstanding quality in terms of expenses, time enduranceand easy access. Online transportation contributes topositive impact on providing people in Pematangsiantaran easy-travel mobility, reducing transportation cost andincreasing job opportunities. Basically, onlinetransportation had a rejection from the owners ofconventional transportations, the existing regulated modeof public transportation. As a new trend in transportationindustry, the researcher is interested to investigate onlinetransportation’s efficiency and impact on jobopportunities, incomes and policies in Pematangsiantar.Qualitative Analysis is conducted during the research.Creswell (2012:465) stated that case study may be able toexplain and reveal the case study comprehensively.Basically, a series of study and analysis on the emerge ofonline transportation conclude that online transportationmay give positive impact and easy-accessed transportationto the people in Pematangsiantar. Online transportation isnot only reducing unemployment rate but also increasingsocial income. Therefore, there is an immediate need toenact policies or regulations that are able to arrange bothconventional and online transportation in order to getcross-integrated and reduce conflicts.

Keywords : online transportation, conventionaltransportation, job opportunities and policies

¹ Marisi Butarbutar, ² Acai Sudirman and ³ Efendi

Quality Disparity Between Siantar Pedicap And Go-Jek InFulfilling Social Needs In Pematangsiantar

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2018, Vol. 2 No. 1. Halaman 51 - 58

The emerge of online Transportation based on onlineapplication like Go-Jek and Grab give significant impacton conventional transportation such as Siantar pedicaps.The competition results quality disparity in service basedon social perception between Siantar pedicaps and Go-Jek. The research objects are Siantar pedicaps and Go-Jek. Field research and Library research areimplemented. Observation, documentation and intervieware tools to get primary and secondary data. QualitativeDescriptive Analysis is undertaken. The disparity ofservice of quality might be described in several

dimensions such as realibility, responsiveness,competence, access, courtesy, communication, credibility,security, understanding or knowing the customer dantangibles. The disparities in service quality betweenSiantar pedicaps and Go-jek in several aspects are yetoptimum. As a result, several regulations represent bothtransportation modes need to be produced andPematangsiantar Local Government has obligation toperform tangible actions, particularly governmentagencies that deal with transportation issues. A systemdesigned not only to accommodate Siantar Pedicaps’ andGo-Jek’s interest but also to collaborate in terms ofservice.

Keywords : disparity, service quality and transportation

Marto Silalahi

The Model Of Village Management Development

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2018, Vol. 2 No. 1. Halaman 59 - 64

Work plan design in governance and development is aformal government document that articulates society’sneeds into program and measure. The ability to managethe need of society is one of governance instruments toaccelerate in achieving development target.Appropriateness between the necessity and regional-baseddata sources will result in deliberative and socialconvention. Priority scaling is an important filter todetermine program and measure that agree with regional-based data and information. People-centered developmentconsultation becomes an important basic-data sources toevolve social needs and expectancy into village’s programand measure. Descriptive-analytic method examinescompetent experts’ ideas and explanations. Socialparticipation is the influential consideration to makedevelopment target and goals achievable. As a result, tostrengthen village resources; village governanceperformance, village organization empowerment, otherstakeholders important factors is essential to make workplan design in governance and development well-implemented.

Keywords : village development management and socialparticipation

Arolina Sidauruk

Influence And Benefits Of Utilizing BPJS Health InsuranCars In Pematangsiantar

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2018, Vol. 2 No.1. Halaman 65 - 72

Health Social Insurance Company is a legal body thathas responsible to carry out social security program.The social security program will bear the social riskand consequently will take over financial risk fromsociety. The purpose of this study is to see how large theinfluence and what benefits of BPJS Health insurancecould offer to the society in Pematangsiantar. Qualitativeresearch is applied at this study. Qualitative research isscientific research that has intention to understand aphenomenon in a nature of social context by focusing on

intensive interaction process between researcher and theresearched phenomenon (Meleong 1993). Researchinstrument are questionnaire and interviewing. There are80 people as respondents. The research shows that themajority of BPJS recipients that are satisfied (having goodintentions) are 35 respondents (43,75%), Senior High andBachelor degree are 22 respondents (27,5%), working aspublic officials and non-public officials 23 respondents(28,75%). Information source that are health officers are80 respondents (100%). Based on the results, it suggeststhat society may be able to intensify healthy livingstandard by participating in the social security program.Furthermore, BPJS may influence and create benefits tothe people of Pematangsiantar.

Keywords : social security, health acceleration and goodpurpose

ISSN : 2599 - 1744

VOL. 2 NO. 1, Desember 2018

KEBIJAKAN

DAFTAR ISI

Penerapan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) 1 - 10Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Di Tingkat SMPKota Pematangsiantar(Sanggam Siahaan)

Manajemen Pengelolaan Sampah Di Kota Pematangsiantar 11 - 24(Ira Modifa)

Analisis Keberadaan Ruang Terbuka Publik Terhadap 25 - 38Peningkatan Ekonomi Masyarakat Di Kota Pematangsiantar(Pinondang Nainggolan)

Efisiensi Dan Dampak Transportasi Online Terhadap 39 - 50Kesempatan Kerja, Pendapatan Dan KebijakanKota Pematangsiantar(Binsar Tison Gultom)

Disparitas Kualitas Pelayanan Antara Becak Siantar Dan Go-Jek 51 - 58Dalam Pemenuhan Kebutuhan MasyarakatDi Kota Pematangsiantar(1 Marisi Butarbutar, 2 Acai Sudirman dan 3 Efendi)

Model Pengembangan Manajemen Pembangunan Kelurahan 59 - 64(Marto Silalahi)

Pengaruh Dan Manfaat Penggunaan Kartu BPJS Kesehatan 65 - 72Di Kalangan Masyarakat Khususnya Di Kota Pematangsiantar(Arolina Sidauruk)

iii

PENERAPAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH)DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI TINGKAT SMP

KOTA PEMATANGSIANTAR

(IMPLEMENTATION OF SCIENTIFIC APPROACH IN ENGLISHLEARNING AT JUNIOR HIGH LEVEL IN PEMATANGSIANTAR)

Sanggam Siahaan

Staf Pengajar Universitas HKBP Nommensen PematangsiantarJl. Asahan No.4 Pematangsiantar

[email protected]

Diterima : 1 Oktober 2018; Direvisi 16 November 2018; Disetujui 4 Desember 2018

ABSTRAK

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkanproses pembelajaran yang diterapkan di sekolah harus berbasis pendekatan ilmiah (scientificapproach). Hal ini merupakan sesuatu yang baru khususnya dalam pengajaran Bahasa Inggrissebagai bahasa asing. Sebagai sebuah trend baru dalam dunia pendidikan Indonesia, penelititertarik untuk menemukan pemahaman, penerapan, dan kendala yang dihadapi guru dalammenerapkan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran bahasa Inggris di tingkat SMP KotaPematangsiantar. Penelitian ini merupakan jenis studi kasus yang menerapkan metode analisakualitatif. Dengan memanfaatkan observasi, open-ended questionnaire, dan dokumen sebagaiteknik pengumpulan data, peneliti menemukan bahwa masih banyak guru yang tidak memahamisecara utuh konsep dasar pendekatan ilmiah walaupun telah mengikuti pelatihan daripemerintah. Proses pembelajaran dikelas masih didominasi oleh guru. Siswa lebih berperansebagai pendengar dan peniru. Siswa belajar bukan karena ingin tahu melainkan karena disuruhguru. Pemahaman dan penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran Bahasa Inggris tidaksinergis. Beberapa guru memahami prosedur penerapan langkah 5M namun tidakmenerapkannya dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini disebabkan berbagai kendala yangdihadapi guru di kelas terkait efisiensi waktu, kelengkapan peralatan belajar, maupun kesiapansiswa untuk belajar. Saran kepada kepala sekolah, stakeholder, dan pemerintah setempat agardapat meminimalisir kesulitan yang dihadapi guru dalam penerapan pendekatan ilmiah sehinggadapat meningkatkan kualitas pendidikan sekolah yang nantinya mampu mewujudkan lahirnyagenerasi bangsa yang kreatif, aktif, inovatif, dan berkarakter.

Kata kunci : 5M, pendekatan ilmiah dan pembelajaran bahasa Inggris.

ABSTRACT

Indonesian Government initiated by Ministry of Education and Culture decided that all learningprocess i must be based on scientific approach. It is a newly – implemented policy especially inEnglish learning as a foreign language. As a new change in Indonesian Education, researchersare interested in finding teachers’ understanding, appropriate implementation and constraintson how teachers carry out scientific approach in English Learning at Junior High Level inPematangsiantar. Case study is a tool to analyze the data. Applying observation, open-endedquestionnaire and document analysis as data collection technics, researchers find that there arestill a lot of teachers that do not understand basic concept of Scientific Approach thoroughlyalthough they have had a series of training and coaching from the Ministry. Teachers are stilldominant actor in learning process in a classroom. Students take a role as listeners andimitators as they learn only to fulfill teachers’ expectation, and not their own. Scientific

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar [email protected]

approach understanding and appropriate implementation in English Learning does not worksynergically. Several teachers have good understanding on scientific approach with 5Mprocedure and yet implemented during learning process in the classrooms. This happensbecause there are various obstacles during the implementation of Scientific Approach in aclassroom, for instance time efficiency, lack of learning materials and students’ learningpreparedness. Reducing the teachers’ obstacles in implementing scientific approach in theclassrooms is proposed to school heads, stakeholders and local governments. Therefore,education quality that comes from scientific approach learning process may create creative,innovative and specialized-character future generations.

Keywords : 5M, scientific approach and english learnining

PENDAHULUANSejak tahun pelajaran 2013-2014,

pemerintah secara terbatas mulai melaksanakanKurikulum 2013 khususnya bagi sekolah-sekolah yang memenuhi persyaratan danditetapkan secara selektif. Salah satu kuncisukses yang menentukan keberhasilanimplementasi kurikulum 2013 adalahkreativitas guru, karena guru merupakan faktorpenting yang besar pengaruhnya, bahkan sangatmenentukan berhasil tidaknya peserta didikdalam belajar, khususnya dalam menerapkanimplementasi pendekatan ilmiah dalam prosespembelajaran di kelas.

Sebagai bagian yang tidak terpisahkandari kurikulum 2013, pendekatan ilmiahtentunya sudah tidak asing lagi bagi para gurudi sekolah. Walaupun demikian, kenyataannya,pendekatan ilmiah masih kontroversialkhususnya dalam pembelajaran Bahasa Inggris.Metode ataupun pendekatan yang berlakudalam pembelajaran bahasa memiliki konsepdan teknik pelaksanaan yang berbeda denganpendekatan ilmiah. Beberapa metode ataupunpendekatan yang telah diterapkan dalampembelajaran Bahasa Inggris adalah sepertiyang dikemukakan oleh Larsen-Freeman(2000), Richards and Rodgers (2001), danBrown (2007), yaitu: Grammar-TranslationMethod, Direct Method, Audio-Lingual Method,Silent Way, Desuggestopedia, Total PhysicalResponse, Community Language Learning,Communicative Language Teaching, NaturalApproach, Cooperative Language Learning,dan Task-Based Language Teaching. Sehinggamodel pembelajaran ilmiah ini membingungkanbagi para guru Bahasa.

Dalam standar proses pembelajarandengan pendekatan saintifik meliputi langkah-langkah: mengamati, menanya, mencoba,mengasosiasi, mengkomunikasikan, danmencipta. Kenyataannya masih banyak guruyang menghadapi kesulitan untuk menerapkan

langkah-langkah tersebut sesuai dengan matapelajaran yang diajarkan. Hal ini menunjukkanbahwa guru belum dapat memahami denganbaik konsep tentang langkah-langkahpembelajaran tersebut (berdasarkan hasilpenelitian Budianto, 2014; Azizah, 2015;Wahyudin dan Sukyadi, 2015; dan Zaim, 2017).Penelitian ini dilakukan untuk menelusuri:a. level pemahaman guru-guru Bahasa Inggris

terhadap penerapan pendekatan ilmiahdalam pembelajaran Bahasa Inggris untuktingkat SMP di Kota Pematangsiantar.

b. penerapan pendekatan ilmiah dalampembelajaran Bahasa Inggris untuk tingkatSMP di Kota Pematangsiantar.

c. kendala yang dihadapi guru ketikamenerapkan pendekatan ilmiah dalampembelajaran Bahasa Inggris untuk tingkatSMP di Kota Pematangsiantar serta memberisolusi terhadap kendala-kendala tersebut.

Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnyagenerasi penerus bangsa yang produktif, kreatif,inovatif, dan berkarakter. Dengan kreativitas,anak-anak bangsa mampu berinovasi secaraproduktif untuk menjawab tantangan masadepan yang semakin rumit dan kompleks.Meskipun demikian, keberhasilan Kurikulum2013 dalam menghasilkan insan yang produktif,kreatif, dan inovatif, serta dalam merealisasikantujuan pendidikan nasional untuk membentukwatak dan peradaban bangsa yang bermartabatsangat ditentukan oleh berbagai faktor (kuncisukses). Kunci sukses tersebut antara lainberkaitan dengan kepemimpinan kepalasekolah, kreativitas guru, aktivitas pesertadidik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar,lingkungan yang kondusif akademik, danpartisipasi warga sekolah.

Salah satu kunci sukses yangmenentukan keberhasilan implementasikurikulum 2013 adalah kreativitas guru, karenaguru merupakan faktor penting yang besarpengaruhnya, bahkan sangat menentukan

Kebijakan 2 (1) (2018) : 1 - 102

berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar,khususnya dalam menerapkan pendekatanilmiah yang merupakan fokus kajian dalampenelitian ini.

Ada beberapa alasan berkenaan denganperlunya pemberlakuan Kurikulum 2013, yaitu:a. butuh penekanan agar materi pelajaran

sesuai dengan tahap perkembangan pesertadidik. Selama ini hal tersebut kurangmendapat stressing sehingga masih seringterjadi adanya materi yang mengabaikantahap perkembangan anak.

b. perlunya pembelajaran yang mampumengembangkan kreativitas siswa. Selamaini pembelajaran yang memberi ruangkepada siswa untuk mengembangkankreativitas belum mendapat tempat.

c. masih sangat diperlukannya pendidikankarakter. Selama ini kurikulum yangsebelumnya sudah melaksanakan pendidikankarakter, namun hasilnya belum maksimal.

Jadi pertimbangan utama pemberlakuanKurikulum 2013 adalah faktor psikologis (yaitupenyesuaian materi pelajaran dengan teoriperkembangan anak, pentingnya penguatanaspek afeksi), dan faktor sosial budaya(berkenaan dengan masalah yang dihadapimasyarakat makin kompleks yangmembutuhkan manusia-manusia yang kreatif-inovatif).

Hakikat Pendekatan Ilmiah (ScientificApproach)

Pendekatan ilmiah merupakanpendekatan yang dikembangkan dari metodeilmiah (scentific method) yang pada awalnyabanyak digunakan dalam pembelajaran ilmualam (sains). Bernard (1995) menyatakanbahwa pada dasarnya metode ilmiah

mendorong siswa melakukan berbagaipengalaman belajar melalui observasi danmenjelaskan hasil pengamatannya. Metode inimemudahkan guru dalam memperbaiki prosespembelajaran yaitu dengan memecah prosesmenjadi langkah-langkah yang terperinci yangmemuat instruksi bagi siswa sehingga dapatmelaksanakan kegiatan belajar. Prosespembelajaran pada kurikulum 2013,sebagaimana yang tercantum didalamPermendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentangstandar proses, menggunakan pendekatanilmiah. Metode ilmiah pada pembahasan diatasmenjadi dasar dari pengembangan kurikulum2013 di Indonesia (Atsnan & Gazali, 2013: 54).

Walaupun pendekatan ilmiah ini sudahcukup lama menjadi trend di pembelajaranSains, namun merupakan sesuatu hal yang barubagi mata pelajaran yang lainnya, khususnyadalam pembelajaran Bahasa Inggris. Beberapapenelitian telah dilakukan secara berkelanjutanuntuk menelusuri penerapan pendekatan ilmiahini dalam pembelajaran Bahasa Inggris, seperti:Budianto (2014), Wahyudin & Sukyadi (2015),Azizah (2015), dan Zaim (2017). Relevansitemuan mereka menunjukkan bahwa konsepdan strategi penerapan pendekatan ilmiah masihbelum jelas bagi banyak guru Bahasa Inggris.Hal tersebut tentunya disebabkan oleh berbagifaktor yang dapat bersumber dari diri gurutersebut, siswa, atau bahkan dari sekolah secaramenyeluruh.

Langkah-Langkah Pendekatan IlmiahSesuai dengan yang tertera di dalam

Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013lampiran IV ada lima langkah penerapanpendekatan ilmiah (dikenal dengan singkatan5M) yaitu:

a. Mengamati (observasi)Metode mengamati mengutamakan

kebermaknaan proses pembelajaran(meaningfulllearning). Metode ini memilikikeunggulan tertentu, seperti menyajikan mediaobyek secara nyata, peserta didik senang dantertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metodemengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhanrasa ingin tahu peserta didik. Sehingga prosespembelajaran memiliki kebermaknaan yangtinggi. Dalam kegiatan mengamati, guru

hendaknya membuka secara luas dan bervariasikesempatan kepada peserta didik untukmelakukan pengamatan melalui kegiatan:melihat, menyimak, mendengar, dan membaca.Guru memfasilitasi peserta didik untukmelakukan pengamatan, melatih mereka untukmemperhatikan (melihat, membaca,mendengar) hal yang penting dari suatu bendaatau objek. Adapun kompetensi yangdiharapkan adalah melatih kesungguhan,ketelitian, dan mencari informasi.

Mengamati MenanyaMengumpul

kanInformasi

Menalar Mengkomunikasikan

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 3Penerapan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Di TingkatSMP Kota PematangsiantarSanggam Siahaan

b. MenanyaDalam kegiatan menanya, guru membuka

kesempatan secara luas kepada peserta didikuntuk bertanya mengenai apa yang sudahdilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlumembimbing peserta didik untuk dapatmengajukan pertanyaan-pertanyaan tentanghasil pengamatan objek yang konkrit sampaikepada yang abstrak berkenaan dengan fakta,konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebihabstrak. Pertanyaan yang bersifat faktualsampai kepada pertanyaan yang bersifathipotetik. Pada situasi tertentu, mungkin siswabelum mampu mengemukakan pertanyaan,maka sangat dibutuhkan bantuan guru untukmengajukan pertanyaan hingga peserta didikmampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlahpertanyaan. Melalui kegiatan bertanyadikembangkan rasa ingin tahu peserta didik.Semakin terlatih dalam bertanya maka rasaingin tahu semakin dapat dikembangkan.Pertanyaan tersebut menjadi dasar untukmencari informasi yang lebih lanjut danberagam dari sumber yang ditentukan gurusampai yang ditentukan peserta didik, darisumber yang tunggal sampai sumber yangberagam. Adapun kompetensi yang diharapkandalam kegiatan ini adalah mengembangkankreativitas, rasa ingin tahu, kemampuanmerumuskan pertanyaan untuk membentukpikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas danbelajar sepanjang hayat.c. Mengumpulkan Informasi

Kegiatan “mengumpulkan informasi”merupakan tindak lanjut dari bertanya.Kegiatan ini dilakukan dengan menggali danmengumpulkan informasi dari berbagai sumbermelalui berbagai cara. Untuk itu peserta didikdapat membaca buku yang lebih banyak,memperhatikan fenomena atau objek yang lebihteliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Darikegiatan tersebut terkumpul sejumlahinformasi. Aktivitas mengumpulkan informasidilakukan melalui eksperimen, membacasumber lain selain buku teks, mengamatiobjek/kejadian, aktivitas wawancara dengannarasumber dan sebagainya. Adapunkompetensi yang diharapkan adalahmengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,menghargai pendapat orang lain, kemampuanberkomunikasi, menerapkan kemampuanmengumpulkan informasi melalui berbagai carayang dipelajari, mengembangkan kebiasaanbelajar dan belajar sepanjang hayat.

d. MenalarKegiatan menalar adalah memproses

informasi yang sudah dikumpulkan baik darihasil kegiatan mengumpulkan/eksperimenmaupun hasil dari kegiatan mengamati dankegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahaninformasi yang dikumpulkan dari yang bersifatmenambah keluasan dan kedalaman sampaikepada pengolahan informasi yang bersifatmencari solusi dari berbagai sumber yangmemiliki pendapat yang berbeda sampai kepadayang bertentangan. Kegiatan ini dilakukanuntuk menemukan keterkaitan satu informasidengan informasi lainya, menemukan pola dariketerkaitan informasi tersebut. Adapunkompetensi yang diharapkan adalahmengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taataturan, kerja keras, kemampuan menerapkanprosedur dan kemampuan berpikir induktif sertadeduktif dalam menyimpulkan.

Aktivitas menalar dalam kontekspembelajaran pada Kurikulum 2013 denganpendekatan ilmiah banyak merujuk pada teoribelajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif.Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujukpada kemampuan mengelompokkan beragamide dan mengasosiasikan beragam peristiwauntuk kemudian memasukannya menjadipenggalan memori. Selama mentransferperistiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalamantersimpan dalam referensi dengan peristiwalain. Pengalaman-pengalaman yang sudahtersimpan di memori otak berelasi danberinteraksi dengan pengalaman sebelumnyayang sudah tersedia.e. Mengkomunikasikan

Pada pendekatan ilmiah guru diharapkanmemberi kesempatan kepada peserta didikuntuk mengkomunikasikan apa yang telahmereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukanmelalui menuliskan atau menceritakan apa yangditemukan dalam kegiatan mencari informasi,mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasiltersebut disampikan di kelas dan dinilai olehguru sebagai hasil belajar peserta didik ataukelompok peserta didik tersebut. Kegiatan“mengkomunikasikan” dalam kegiatanpembelajaran adalah menyampaikan hasilpengamatan, kesimpulan berdasarkan hasilanalisis secara lisan, tertulis, atau medialainnya.

METODEDesain Penelitian

Kebijakan 2 (1) (2018) : 1 - 104

PemahamanPendekatan Ilmiah

Analisa Data Wawancara

Kesimpulan

Kendala PenerapanPendekatan Ilmiah

PelaksanaanPembelajaran

Analisa DataObservasi

Penentuan Sampel Sekolah

Observasi Wawancara

Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan jenis studikasus yang menerapkan analisa kualitatif.Creswell (2012: 465) memaparkan bahwapenelitian studi kasus adalah untuk menjelaskandan mengungkapkan kasus secara keseluruhandan komprehensif. Dengan demikian, kasus

dapat didefinisikan secara praktis sebagai suatufenomena yang harus diteliti dandiinterpretasikan sebagai satu kesatuan yangutuh dan komprehensif pada setiap variabelinformasi yang terdapat di dalamnya. Alurpenelitian yang digunakan sebagai berikut:

Lokasi dan Sumber Data PenelitianPenelitian ini dilakukan di 2 (dua)

sekolah SMP Negeri di Kota Pematangsiantar,Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Dalampenelitian ini, sumber data dibagi dalam duakategori, yaitu sumber data primer dan sumberdata sekunder.

Sumber data primer dalam penelitian iniadalah data yang diperoleh dari guru-guru yangmengajar Bahasa Inggris di kedua SMPtersebut. Guru yang dijadikan sebagai sumberprimer adalah sepuluh (10) guru Bahasa Inggrisyang telah mengajar paling sedikit selama 10tahun (guru senior). Sedangkan data sekundermerupakan data kelengkapan dari data primeryaitu rancangan pelaksanaan pembelajaran(RPP) guru Bahasa Inggris yang berbasisKurikulum 2013, materi pelajaran, dan bukupelajaran yang digunakan di kelas.

Teknik Pengumpulan DataUntuk mengumpulkan data terkait

penerapan pendekatan ilmiah dalam pengajaran(masalah penelitian no. 2), penelitimenggunakan teknik observasi non partisipatifyaitu untuk menjaga keaslian data, makapeneliti tidak akan ikut berpartisipasi didalamkelas melainkan dengan menggunakanhandycam untuk merekam keseluruhan prosespengajaran yang dilakukan guru di kelas. Dari

10 guru yang menjadi subjek penelitian ini,hanya 5 orang guru yang bersedia untukdirekam pada saat proses pembelajaranberlangsung, 5 orang lagi tidak bersedia.

Sementara untuk data tentangpemahaman dan kendala yang dihadapi guruterhadap penerapan pendekatan ilmiah (masalahpenelitian no. 1 dan 3), teknik yang digunakanadalah pengisian angket terbuka (open endedquestionnaire) oleh para guru. Seluruh subjek(10 orang guru) bersedia untuk mengisi angketini.

Teknik Analisa DataSetelah data dikumpulkan, peneliti

menganalisa data tersebut dengan mengikutiprosedur yang diusulkan oleh Miles andHuberman (1994: 10) sebagai berikut:a) Mereduksi data

- Membaca keseluruhan informasi- Memberi kode (mengklasifikasikan)

pada data penelitianb) Menampilkan dan mendeskripsikan data

- Membuat suatu uraian terperincimengenai data observasi dan angket

- Menetapkan pola pengajaran danmencari hubungan antara dataobservasi dan angket

c) Membuat kesimpulan

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 5Penerapan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Di TingkatSMP Kota PematangsiantarSanggam Siahaan

- Melakukan interpretasi danmengembangkan generalisasi naturaldari kasus

HASIL DAN PEMBAHASANPemahaman Guru terhadap PendekatanSaintifik

Berdasarkan data angket, beberapa gurusudah cukup mampu menjelaskan masing-masing kegiatan dalam pendekatan saintifiksecara terpisah, namun secara utuh konseppendekatan saintifik tersebut belum dipahami.Proses pembelajaran yang mereka rumuskantidak terkait antara satu kegiatan dengankegiatan lainnya. Beberapa fakta yangditemukan dari angket adalah sebagai berikut:a) 5 dari 10 guru menyatakan bahwa pada

saat kegiatan mengamati, siswa melakukanrole play (bermain peran) dan mengerjakantugas sesuai format. Hal ini sangatbertentangan dengan konsep mengamatiyang sebenarnya dimana siswa seharusnyadiberikan kesempatan secara mandirimenggunakan panca inderanya untukmengamati sehingga menimbulkan rasaingin tahu terhadap materi pelajaran.Kegiatan role play sebaiknya dilakukanpada saat mengkomunikasikan, danmengerjakan tugas pada saat kegiatanmenalar.

b) 7 dari 10 guru memiliki pemahamanbahwa di fase menanya yang menjadipenanya adalah guru bukan siswa,sementara siswa berperan untuk menjawabpertanyaan yang diajukannya. Konsepmenanya yang dimaksudkan dalam

pendekatan ilmiah adalah berhubungandengan mengamati. Berdasarkan apa yangdiamati maka akan timbul berbagaipertanyaan di alam pikir siswa. Hal inilahyang harus dimotivasi guru sehingga siswaberani dan percaya diri mengemukakanapa yang ada di dalam pikiran mereka.

c) Seluruh guru yang menjadi respondenangket menyatakan bahwa dalam kegiatanmengumpulkan informasi, siswa diberikesempatan untuk mencari data terkaitpengucapan yang benar maupun tekstulisan dari buku baik buku paket maupunsumber lain.

d) Hanya 4 dari 10 guru yang memahamikegiatan menalar dengan tepat, yaitumembimbing atau mendampingi siswadalam mengolah informasi yang telahmereka temukan di kegiatan sebelumnyamelalui kegiatan mengelompokkanataupun membandingkan data.

e) 9 dari 10 guru menyatakan bahwa siswadiberi kesempatan untuk menyajikan hasildiskusi dalam bentuk presentasi, bermainperan, ataupun mengumpulkan hasiltulisan.

f) Dari uraian kelima kegiatan yang merekarumuskan, tidak satupun yangmenunjukkan keterkaitan antara kegiatanmengamati hingga mengkomunikasikan.

Penerapan Pendekatan Saintifik dalam ProsesPembelajaran

Secara umum, deskripsi pola pengajaranyang diterapkan guru pada saat pembelajaranberlangsung adalah sebagai berikut:

TahapPembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Pembuka Menyapa siswa Menyapa guru

Inti

1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan penjelasan guru2. Melatih pengucapan 2. Meniru pengucapan3. Mengajukan pertanyaan secara

lisan3. Menjawab pertanyaan secara lisan

4. Memberikan tugas secara individuatau kelompok

4. Mengerjakan tugas secara individuataupun kelompok

5. Menyuruh siswa bermain peranmempraktekkan sebuah dialog

5. Bermain peran di depan kelas denganmembaca teks

PenutupMemberi tugas rumah Mencatat tugasMenyuruh salah seorang siswamenutup dengan doa

Berdoa

a. Tahap Pembuka Pada tahap pembuka, guru menyapasiswa dan direspon dengan sapaan oleh siswa.

Kebijakan 2 (1) (2018) : 1 - 106

b. Tahap IntiBerdasarkan hasil pengamatan melalui

rekaman video, model pembelajaran yangditerapkan guru bukanlah pendekatan ilmiahmelainkan pembelajaran konvensional dimanaguru lebih banyak menggunakan alokasi waktupembelajaran. Keberadaan siswa dalam prosespembelajaran di kelas lebih pasif dibandingguru.

Beberapa guru telah menggunakan mediaslide yang ditampilkan dari in-focus pada saatmenjelaskan materi. Penjelasan guru tersebutsesekali diiringi dengan melatih pengucapansiswa terhadap sebuah kosa kata yang sukardiucapkan. Pertanyaan juga diajukan pada saatguru menjelaskan. Dalam hal ini guru yangbertanya dan siswa menjawab pertanyaan yangdiajukan guru tersebut.

Pada saat siswa mengerjakan tugas secaraindividu maupun kelompok, guru terkesanmembiarkan siswa belajar sendiri bahkan adayang meninggalkan kelas pada saat siswanyaberdiskusi sehingga kelas menjadi ribut. Siswa,sebelum kelas berakhir, diminta untukmempraktekkan dialog yang sesuai materidengan cara bermain peran (role play). Dalamkegiatan mempraktekkan ini, siswa membacapercakapan yang telah mereka tuliskan di bukusebelumnya, bukan dengan berdialog langsung.c. Tahap Penutup

Setelah pengajaran selesai, gurumemberikan tugas rumah dan meminta salahseorang siswa untuk menutup pelajaran dengandoa.

Berdasarkan hasil pengamatan melaluirekaman video, model pembelajaran yangditerapkan guru bukanlah pendekatan ilmiahmelainkan pembelajaran konvensional, dimanaguru lebih banyak menggunakan alokasi waktupembelajaran. Keberadaan siswa dalam prosespembelajaran di kelas lebih pasif dibandingguru.

Beberapa guru telah menggunakan mediaslide yang ditampilkan dari in-focus pada saatmenjelaskan materi. Penjelasan guru tersebutsesekali diiringi dengan melatih pengucapansiswa terhadap sebuah kosa kata yang sukardiucapkan. Pertanyaan juga diajukan pada saatguru menjelaskan. Dalam hal ini guru yangbertanya dan siswa menjawab pertanyaan yangdiajukan guru tersebut.

Pada saat siswa mengerjakan tugas secaraindividu maupun kelompok, guru terkesanmembiarkan siswa belajar sendiri bahkan ada

yang meninggalkan kelas pada saat siswanyaberdiskusi sehingga kelas menjadi ribut.

Siswa, sebelum kelas berakhir, dimintauntuk mempraktekkan dialog yang sesuaimateri dengan cara bermain peran (role play).Dalam kegiatan mempraktekkan ini, siswamembaca percakapan yang telah merekatuliskan di buku sebelumnya, bukan denganberdialog langsung.

Kendala yang Dihadapi GuruBerdasarkan hasil angket, kendala yang

dihadapi guru pada saat penerapan pendekatansaintifik adalah sebagai berikut:1. Waktu yang dialokasikan untuk bahasa

Inggris tidak cukup efisien untukmenerapkan kelima langkah pendekatanilmiah.

2. Kurangnya fasilitas pendukung belajar siswadi sekolah. Fasilitas tersebut berupa buku-buku pendamping buku paket seperti LKS,kamus, maupun buku teks lainnya yangberbahasa Inggris.

3. Kemauan siswa untuk belajar masih minim.Kebanyakan siswa menunggu jawaban dariguru daripada berusaha mencari jawabandari tugas yang diberikan. Masih banyaksiswa yang tidak percaya diri untukmengemukakan pertanyaan atau pendapat.

Pemahaman guru yang tidak menyeluruhterhadap pendekatan saintifik ini dapatmenyebabkan siswa tidak dapat merekonstruksimateri yang mereka pelajari menjadi sebuahpengetahuan yang dapat mereka terapkan dalamkehidupan sehari-hari. Seperti yang telahdiungkapkan pada bab sebelumnya bahwaproses pembelajaran dalam pendekatan ilmiahbertitik tolak dari rasa ingin tahu siswa terhadapsebuah materi sehingga menghasilkan berbagaipertanyaan yang harus diprosesnya menjadisebuah pengetahuan baru bagi siswa tersebut.Kegiatan diskusi kelompok yang seringditerapkan pada saat pembelajaran harusdidampingi oleh guru agar kegiatan tersebutdapat membuahkan hasil yang bermanfaat bagianak didiknya. Timbulnya berbagai masalahyang dihadapi siswa pada saat berdiskusiseharusnya menjadi fokus tugas guru yangutama.

Proses pembelajaran inti harusmenyentuh tiga ranah, yaitu sikap,pengetahuan, dan keterampilan. Dalam prosespembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranahsikap menggamit transformasi substansi ataumateri ajar agar peserta didik tahu tentang

Penerapan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Di TingkatSMP Kota PematangsiantarSanggam Siahaan

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 7

“mengapa”. Ranah keterampilan menggamittransformasi substansi atau materi ajar agarpeserta didik tahu tentang “bagaimana”. Ranahpengetahuan menggamit transformasi substansiatau materi ajar agar peserta didik tahu tentang“apa”. Hasil akhirnya adalah peningkatan dankeseimbangan antara kemampuan untukmenjadi manusia yang baik (soft skills) danmanusia yang memiliki kecakapan danpengetahuan untuk hidup secara layak (hardskills) dari peserta didik yang meliputi aspekkompetensi sikap, keterampilan, danpengetahuan.

Gambar: Integrasi Keterampilan, Pengetahuan,dan Sikap

Dengan proses pembelajaran yangdemikian maka diharapkan hasil belajarmelahirkan peserta didik yang produktif,kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatansikap, keterampilan, dan pengetahuan yangterintegrasi.

KESIMPULANKesimpulan penelitian ini adalah sebagai

berikut:1. Masih banyak guru yang tidak memahami

secara utuh konsep dasar pendekatansaintifik walaupun telah mengikuti pelatihandari pemerintah.

2. Proses pembelajaran dikelas masihdidominasi oleh guru. Siswa lebih berperansebagai pendengar dan peniru. Siswa belajarbukan karena ingin tahu melainkan karenadisuruh guru.

3. Pemahaman dan penerapan pendekatansaintifik dalam pembelajaran Bahasa Inggristidak sinergis. Beberapa guru memahamiprosedur penerapan pendekatan tersebut

namun tidak menerapkannya dalam prosespembelajaran di kelas. Hal ini disebabkanberbagai kendala yang dihadapi guru dikelas terkait efisiensi waktu, kelengkapanperalatan belajar, maupun kesiapan siswauntuk belajar.

SARAN1. Agar pendekatan ilmiah dapat diterapkan

dengan efektif di kelas, maka perludirumuskan sebuah strategi penerapanmelalui penelitian grounded theory sehinggahasilnya dapat disosialisasikan melaluipelatihan mendalam kepada para guruBahasa Inggris khususnya diPematangsiantar.

2. Kepala sekolah, stakeholder maupunpemerintah setempat sebaiknya meyediakanfasilitas pendukung pembelajaran BahasaInggris dengan pendekatan ilmiah seperti :- Pengadaan infokus permanen di setiap

kelas sehingga guru dapatmenggunakannya untuk menampilkangambar dan video sebagai pemicumunculnya rasa ingin tahu dan semangatbelajar siswa.

- Pengadaan buku-buku teks BahasaInggris pendamping buku pegangansiswa, berupa buku cerita, ensiklopedia,kamus, dan buku teks lainnya. Dalammelaksanakan kegiatan mengumpulkaninformasi dan menalar, keberadaan bukupendamping tersebut akan sangatmembantu siswa belajar.

- Pengadaan jaringan wifi yang dilengkapidengan sistem firewall di sekolah agardapat digunakan guru dan siswakhususnya saat mengumpulkan informasiyang terkait sebagai perbandingandengan materi yang diajarkan. Denganadanya jaringan wifi, maka sebaiknyalarangan penggunaan gadget saat belajardihapuskan. Untuk mencegahpenggunaan yang tidak sesuai, maka gurudiharapkan harus mampu memonitorkerja siswa pada saat menggunakan aksesinternet.

DAFTAR PUSTAKAAtsnan, M. F. & R. Y. Gazali. 2013. Penerapanpendekatan scientific dalam pembelajaranMatematika SMP kelas VII materi bilangan(pecahan). Prosiding Seminar NasionalMatematika dan Pendidikan Matematika UNY,Yogyakarta.

Kebijakan 2 (1) (2018) : 1 - 108

Azizah, S. 2015. Implementasi pendekatanscientific dalam pengajaran Bahasa InggrisKurikulum 2013 di SMPN 1 Pamekasan.OKARA, 2 : 181-200.

Bernard, R. B. 1995. Research Methods inAnthropology: Qualitative and QuantitativeApproaches. 2nd edition. Walnut Creek, CA:Altamira Press.

Brown, H. D. 2007. Principles of LanguageLearning and Teaching. 5th Edition. New York: Pearson Education.

Budianto, D.E. 2014. Teacher’s pedagogicalcompetence in the implementation of 2013English Curriculum (Abstract). Paper presentedin International Postgraduate Colloquium ofResearch in Education (IPCORE). Bandung.

Creswell, J. W. 2012. Educational Research:Planning, Conducting, and EvaluatingQuantitative and Qualitative Research. 4thedition. Boston : Pearson Education.

Komariah, E. 2016. The implementation ofscientific approach in teaching writing:Teacher’s teaching performance and classroomactivities. Proceedings of the 1st EEIC inconjunction with the 2nd RGRS-CAPEUbetween Sultan Idris Education University andSyiah Kuala University. Banda Aceh. Hal : 164-168

Larsen-Freeman, D. 2000. Techniques andPrinciples in Language Teaching. 2nd Edition.Oxford : Oxford University Press.

Miles, M. B., and Huberman, A. M. 1994.Qualitative data analysis : An expandedsourcebook. London: SAGE

Moleong, L. J. 2010. Metodologi PenelitianKualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanNomor 65 Tahun 2013 tentang Standar ProsesKurikulum 2013.

Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanNomor 81A Tahun 2013 lampiran IV tentangImplementasi Kurikulum Pedoman UmumPembelajaran.

Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanNomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaranpada Pendidikan Dasar dan PendidikanMenengah.

Richards, J. C.,& Rodgers, T. S.2001.Approaches and Methods in LanguageTeaching. 2nd Edition. Cambridge : CambridgeUniversity Press.

Suharyadi. 2013. Exploring “scientificapproach” in English language teaching.Prosiding 2 Seminar Nasional Exchange ofExperiences TEQIP. Malang. Hal : 1348-1355

Wahyudin, A. Y. &D. Sukyadi.2015. A closerlook at the implementation of the curriculum2013 in Indonesia : Should the scientificapproach be used in EFL classroom? RJES. 2(2) : 56-70.

Zaim, M. 2017. Implementing scientificapproach to teach English at senior high schoolin Indonesia. Asian Social Science. 13 (2) : 33-40

Penerapan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Di TingkatSMP Kota PematangsiantarSanggam Siahaan

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 9

Kebijakan 2 (1) (2018) : 1 - 1010

This page is intentionally left blank

MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTAPEMATANGSIANTAR

(WASTE MANAGEMENT IN PEMATANGSIANTAR)

Ira Modifa

Staf Pengajar Pascasarjana Universitas SimalungunJl. Sisingamangaraja, No. 9 Pematangsiantar

[email protected]

Diterima : 5 Oktober 2018; Direvisi 21 November 2018; Disetujui 4 Desember 2018

ABSTRAK

Sampah secara umum didefenisikan sebagai sisa kegiatan manusia sehari-hari dan/atau prosesalam yang berbentuk padat maupun cairan. Sampah merupakan tempat kehidupan berbagaimikroorganisme penyebab penyakit dan juga sebagai media pemindah dan penyebar penyakit(vektor). Karenanya, sampah harus dikelola dengan baik agar tidak mengganggu atau mengancamkesehatan lingkungan dan masyarakat. Pengelolaan sampah seharusnya meliputi pengumpulan,pengangkutan sampai dengan pemusnahan atau pengolahan sampah sedemikian rupa sehinggasampah tidak lagi mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. Pengelolaan sampahdi Kota Pematangsiantar juga masih bertumpu pada pendekatan akhir (end-of-pipe), dimanasampah dikumpulkan, diangkut dan dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah (TPA). KondisiTPA Tanjung Pinggir saat ini sudah dapat dikatakan memprihatinkan dan buruk secaralingkungan. Kajian ini dijalankan dengan mempelajari faktor-faktor penyebab dan pendukung tatakelola sampah di Kota Pematangsiantar kepada subjek atau pelaku langsung dari pengelolaansampah Kota Pematangsiantar. Metode penelitian yang akan dilakukan terdiri dari metodekepustakaaan (library research), studi lapangan (field research), studi kasus (case research), dananalisis SWOT pengelolaan sampah di Kota Pematangsiantar. Diharapkan dengan penelitian iniPengelolaan sampah akan terintegrasi dan dapat menstimulasi kreativitas dan inovasi darimasyarakat sehingga meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan warga. Ditemukan potensi-potensi dan cara-cara inovatif lainnya untuk mendorong tata kelola sampah yang lebih baikdimasa yang akan datang sehingga Kota Pematangsiantar bisa mencapai salah satu kota denganpredikat Zero Waste City.

Kata kunci : sampah, 3R, kesadaran lingkungan, inovasi dan zero waste city.

ABSTRACT

Waste Management is defined as remains produced by human daily activities and/or naturalprocess in the form of solid/compact and liquids. Waste is known as a life-home ofmicroorganism that may cause some diseases and create a disease intermediary and vector.Therefore, waste has to be well-managed in order to not causing and threatening social sanitarymeasures. Waste Management in Pematangsiantar is still focusing on end-of-pipe, in whichwaste is collected, transported to and disposed in a landfill. Prerequisite of Tanjung Pinggir as alandfill is still concerning and disappointing. This study is trying to find causing and supportingfactors directly from subjects and actors who deal with waste management in Pematangsiantar.Library research, field research, case study and SWOT are the methods applied in this study.This research is expected to produce an integrated waste management and to stimulateinnovation and inspiration from society on how to manage waste properly. Consequently, socialwelfare and social sanitation is achievable target for waste management. Creative manner andinnovation in dealing with waste hopefully could be identified in order to generatePematangsiantar as a Zero Waste City.

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar [email protected]

Keywords : waste, 3R, environmental awareness, innovation and zero waste city

PENDAHULUANSalah satu yang menjadi permasalahan

ialah masalah penurunan kualitas lingkungankhususnya akibat sampah. Sampah dewasa inimasih menjadi permasalahan yang sulitdipecahkan akibat besarnya volume sampah,meningkatnya standar pola hidup masyarakat,keterbatasan lahan untuk pembuangan akhir,teknik pengelolaan sampah yang masihkonvensional dan rendahnya prioritaspemerintah untuk pengelolaan sampah. Selainitu, perubahan pola hidup masyarakat dewasaini juga mempengaruhi timbulan sampah kotayang semakin sulit dikendalikan. Pola dan gayahidup makanan cepat saji instan seringkalimenghasilkan sampah namun tidak diikutidengan keinginan untuk mengelola ataumemanfaatkan kembali sampah yang ada.Masyarakat cenderung egois dan merasa bahwasampah bukan merupakan tanggung jawabbersama.

Gambaran kondisi permasalahan sampahdi atas juga merupakan gambaran statistiksampah di Kota Pematangsiantar. Pengelolaansampah pada saat ini di Pematangsiantar bolehdikatakan belum optimal. Dinas LingkunganHidup Kota Pematangsiantar sudah memilikidan menjalankan berbagai program yang cukupbaik dan terencana ditengah keterbatasan saranadan penunjang serta anggaran yang ada.

Permasalahan sampah telah menjadipermasalahan nasional dan daerah, khususnyaKota Pematangsiantar. Perlu adanya sistempengelolaan yang dilakukan secarakomprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir.Selain itu diperlukan kepastian hukum,kejelasan tanggungjawab dan kewenanganpemerintah, baik pemerintah daerah, serta peranserta masyarakat. Sehubungan dengan itu perludirumuskan beberapa permasalahan sebagaiberikut:1. Bagaimana potensi sampah dapat dikurangi

di Kota Pematangsiantar.2. Bagaimana keefektifan program sosialisasi

dan edukasi tentang pengelolaan sampahyang dilakukan Pemerintah KotaPematangsiantar.

3. Bagaimana partisipasi masyarakat tentangPengelolaan Sampah berbasis ramahlingkungan di Kota Pematangsiantar.

4. Metoda atau inovasi apa yang bisadiaplikasikan di Kota Pematangsiantar di

dalam menangani dan mengelola sampahkota untuk mencapai status Zero waste city.

Menurut istilah lingkungan, sampahadalah bahan yang tidak mempunyai nilai atautidak berharga untuk maksud biasa dan utamadalam pembuatan atau pemakaian barang(Hendargo, 1994). Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 18 tahun 2008mendefenisikan sampah adalah sisa kegiatanmanusia sehari-hari dan/atau proses alam yangberbentuk padat. Lebih jauh dijelaskan bahwapengelolaan sampah didefenisikan sebagaikegiatan yang sistematis, menyeluruh, danberkesinambungan yang meliputi pengurangandan penanganan sampah dimana kegiatanpengurangan meliputi pembatasan timbulansampah, pendauran ulang sampah danpemanfaatan kembali sampah. Sejalan dengankebijakan Pemerintah dalam menanganimasalah persampahan dengan mengacu padaPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan StrategiNasional Pengembangan PengelolaanPersampahan terutama yang berkaitan dengankebijakan pengurangan sampah sejak darisumbernya dengan program unggulan 3R.Dengan demikian maka perlu dilakukan analisisdalam pengolahan sampah di KotaPematangsiantar dengan menggunakan sistem3R, yaitu :1. Reduce (R1)

Reduce atau reduksi sampah merupakanupaya untuk mengurangi timbulan sampahdi lingkungan sumber dan bahkan dapatdilakukan sejak sebelum sampah dihasilkan.

2. Reuse (R2)Reuse berarti menggunakan kembali bahanatau material agar tidak menjadi sampah(tanpa melalui proses pengolahan).

3. Recycle (R3)Recycle berarti mendaur ulang suatu bahanyang sudah tidak berguna (sampah) menjadibahan lain setelah melalui prosespengolahan.

Dengan segala permasalahannya,pembangunan kota tidak hanya memberikandampak positif namun juga dampak negatifsalah satunya kepada lingkungan. Berbagaitragedi dan bencana lingkungan akibat kelalaianmanusia memaksa manusia untuk bersikap arifdan bijaksana dalam memanfaatkan lingkungan.Dari isu–isu perkotaan muncul suatu proses

Kebijakan 2 (1) (2018) : 11 - 2412

penciptaan lingkungan perkotaan yang baikmerupakan upaya penerapan prinsip–prinsipberkelanjutan dalam perencanaan lingkunganperkotaan.- Kota berkelanjutan (sustainable city).

Menurut Salim (1986), pembangunan kotaberkelanjutan adalah suatu proses dinamisyang berlangsung secara terus menerus danmerupakan respon terhadap tekananperubahan ekonomi, lingkungan dan sosial.Proses dan kebijakannya tidak sama padasetiap kota.

- Kota hijau (green city). Kota yang didesaindengan mempertimbangkan dampakterhadap lingkungan, dihuni oleh orang–orang yang memiliki kesadaran untukmeminimalisir penggunaan energi, air,makanan dan pembuangan limbah/sampah.Kota hijau juga menjamin kesehatanlingkungan, mensinergikan lingkunganalami dan buatan berdasarkan perancangankota yang berpihak kepada lingkungan.Kementerian Pekerjaan Umum danPerumahan Rakyat menyatakan kota hijaumerupakan kota yang dibangun dengan tidakmengikis atau mengorbankan asset kota,melainkan terus memupuk semua kelompokasset meliputi manusia, lingkungan, sumberdaya alam, dan kualitas sarana perkotaan.

METODEMetode penelitian ini didasarkan pada

penelitian yang akan dilakukan terdiri dari :1. Penelitian kepustakaaan (library research),

yaitu penelitian yang berdasarkan acuanteori yang berkaitan dengan Sampah danpengelolaannya yang diambil dari buku–buku, jurnal–jurnal, artikel maupun data–data pendukung dari dinas terkait.

2. Studi lapangan (field research), yaitupenelitian langsung ke objek penelitian,sumber data dan informasi, masyarakat baiksecara survey, quistioner, wawancara dandilengkapi dengan bukti visual yang diambildibeberapa sampel penelitian yang berfungsiuntuk menguatkan hasil penelitian.

3. Studi kasus (case research), yaitu studiterhadap penelitian sejenis baik secaraliteratur maupun studi lapangan.

4. Analisis SWOT pengelolaan sampah di KotaPematangsiantar.SWOT adalah metode perencanaan strategisyang digunakan untuk mengevaluasikekuatan (strengths), kelemahan

(weaknesses), peluang (opportunities), danancaman (threats) dalam suatu kajian.

HASIL DAN PEMBAHASANKota Pematangsiantar merupakan kota

perantara dari berbagai daerah sekitarnya. Halini menjadi catatan penting bahwapembangunan Kota Pematangsiantar harusmemperhatikan faktor estetis, kebersihan dankenyamanan sehingga posisi yang strategissebagai gerbang antar kabupaten bisa membawadampak yang positif bagi kota maupunmasyarakatnya.

Pertumbuhan penduduk KotaPematangsiantar setiap tahunnya diperkirakansekitar 2,2 % dengan kepadatan 2.96 kk/km2.Seiring dengan pertumbuhan penduduk itu,maka aktivitas manusia juga meningkat dengansendirinya. Adanya kegiatan sosial,perdagangan, pendidikan, kesehatan, pertaniandan bahkan industri tentu saja berdampak besarpada lingkungan dan berdampak pada konflikpemanfaatan ruang kota antar sektor.

Selain lonjakan penduduk danperkembangan aktifitas yang mengikutinya,pola hidup bersih dan sehat belum menjadi gayahidup mayoritas Kota Pematangsiantar.Masyarakat belum menunjukkan kepedulianyang tinggi terhadap lingkungan. Produksisampah kegiatan masyarakat yang terusmeningkat tidak sejalan dengan pengetahuandan keinginan masyarakat untuk melakukanpengolahan sampah secara swadaya.

Pemanfaatan alam dan sumber-sumbernya sering sekali tidak dibarengi dengankepeduliaan untuk menjaga keasrian dankeindahan lingkungan yang ada di seputar KotaPematangsiantar. Oleh sebab itu, sejalan dengantujuan dan sasaran pemerintah pusat danprovinsi yang termuat dalam RenstraKementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanandan Renstra Dinas Lingkungan Hidup Provinsiserta RPJMD Kota Pematangsiantar, makaDinas Lingkungan Hidup Kota Pematangsiantarmempunyai visi “Kota Pematangsiantar Bersihdan Hijau Tahun 2022”.

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 13Manajemen Pengelolaan Sampah Di Kota PematangsiantarIra Modifa

1. Proyeksi Timbulan Sampah dan Kebutuhan Sarana Prasarana Pengelolaan di Pematangsiantar

Kecamatan Keterangan StandardJumlah Penduduk (jiwa)

2018 2022 2027 2032 2037

SiantarMarihat

Jumlah Jiwa 19.534 20.981 22.536 24.205 25.998

Domestik 2L/Org/Hari 39.068 41.962 45.072 48.410 51.996

Sarana Umum/Sosial 0.5L/Org/Hari 9.767 10.491 11.268 12.103 12.999

Komersial/lain-lain 0.25L/Org/Hari 4.884 5.245 5.634 6.051 6.500

Jumlah Timbulan Sampah(L/hari) 53.719 57.698 61.974 66.564 71.495

Kebutuhan Sarana (Unit)Keb. Bak/TongSampah 1 Unit/50l 1.074 1.154 1.239 1.331 1.430

Keb. GerobakSampah

1Unit/1,2m3 45 48 52 55 60

Kebutuhan TPSS 1 Unit/1m3 54 58 62 67 71Kebutuhan TrukSampah 1 Unit/6m3 9 10 10 11 12

SiantarMarimbun

Jumlah Jiwa 15.961 17.120 18.363 19.697 21.127

Domestik 2L/Org/Hari 31.922 34.240 36.726 39.394 42.254

Sarana Umum/Sosial 0.5L/Org/Hari 7.981 8.560 9.182 9.849 10.564

Komersial/lain-lain 0.25L/Org/Hari 3.990 4.280 4.591 4.924 5.282

Jumlah Timbulan Sampah 43.893 47.080 50.498 54.167 58.099Kebutuhan Sarana (Unit)

Keb. Bak/TongSampah 1 Unit/50l 878 942 1.010 1.083 1.162

Keb. GerobakSampah

1Unit/1,2m3 37 39 42 45 48

Kebutuhan TPSS 1 Unit/1m3 44 47 50 54 58Kebutuhan TrukSampah 1 Unit/6m3 7 8 8 9 10

SiantarSelatan

Jumlah Jiwa 18.233 19.390 20.620 21.928 23.319

Domestik 2L/Org/Hari 36.466 38.780 41.240 43.856 46.638

Sarana Umum/Sosial 0.5L/Org/Hari 9.117 9.695 10.310 10.964 11.660

Komersial/lain-lain 0.25L/Org/Hari 4.558 4.848 5.155 5.482 5.830

Jumlah Timbulan Sampah 50.141 53.323 56.705 60.302 64.127Kebutuhan Sarana (Unit)

Keb. Bak/TongSampah 1 Unit/50l 1.003 1.066 1.134 1.206 1.283

Kebijakan 2 (1) (2018) : 11 - 2414

Kecamatan Keterangan StandardJumlah Penduduk (jiwa)

2018 2022 2027 2032 2037Keb. GerobakSampah

1Unit/1,2m3 42 44 47 50 53

Kebutuhan TPSS 1 Unit/1m3 50 53 57 60 64Kebutuhan TrukSampah 1 Unit/6m3 8 9 9 10 11

SiantarBarat

Jumlah Jiwa 37.951 40.619 43.474 46.530 49.800

Domestik 2L/Org/Hari 75.902 81.238 86.948 93.060 99.600

Sarana Umum/Sosial 0.5L/Org/Hari 18.976 20.310 21.737 23.265 24.900

Komersial/lain-lain 0.25L/Org/Hari 9.488 10.155 10.869 11.633 12.450

Jumlah Timbulan Sampah 104.365 111.702 119.554 127.958 136.950Kebutuhan Sarana (Unit)

Keb. Bak/TongSampah 1 Unit/50l 2.087 812 869 931 996

Keb. GerobakSampah

1Unit/1,2m3 87 34 36 39 42

Kebutuhan TPSS 1 Unit/1m3 104 112 120 128 137Kebutuhan TrukSampah 1 Unit/6m3 17 19 20 21 23

SiantarUtara

Jumlah Jiwa 49.556 52.699 56.041 59.595 63.374

Domestik 2L/Org/Hari 99.112 105.398 112.082 119.190 126.748

Sarana Umum/Sosial 0.5L/Org/Hari 24.778 26.350 28.021 29.798 31.687

Komersial/lain-lain 0.25L/Org/Hari 12.389 13.175 14.010 14.899 15.844

Jumlah Timbulan Sampah 136.279 144.922 154.113 163.886 174.279Kebutuhan Sarana (Unit)

Keb. Bak/TongSampah 1 Unit/50l 2.726 2.898 3.082 3.278 3.486

Keb. GerobakSampah

1Unit/1,2m3 114 121 128 137 145

Kebutuhan TPSS 1 Unit/1m3 136 145 154 164 174Kebutuhan TrukSampah 1 Unit/6m3 23 24 26 27 29

SiantarTimur

Jumlah Jiwa 41.042 43.636 46.393 49.325 52.442

Domestik 2L/Org/Hari 82.084 87.272 92.786 98.650 104.884

Sarana Umum/Sosial 0.5L/Org/Hari 20.521 21.818 23.197 24.663 26.221

Komersial/lain-lain 0.25L/Org/Hari 10.261 10.909 11.598 12.331 13.111

Jumlah Timbulan Sampah 112.866 119.999 127.581 135.644 144.216

Manajemen Pengelolaan Sampah Di Kota PematangsiantarIra Modifa ©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 15

Kecamatan Keterangan StandardJumlah Penduduk (jiwa)

2018 2022 2027 2032 2037Kebutuhan Sarana (Unit)

Keb. Bak/TongSampah 1 Unit/50l 2.257 2.400 2.552 2.713 2.884

Keb. GerobakSampah

1Unit/1,2m3 94 100 106 113 120

Kebutuhan TPSS 1 Unit/1m3 113 120 128 136 144Kebutuhan TrukSampah 1 Unit/6m3 19 20 21 23 24

SiantarMartoba

Jumlah Jiwa 41.343 44.121 47.086 50.250 53.626

Domestik 2L/Org/Hari 82.686 88.242 94.172 100.500 107.252

Sarana Umum/Sosial 0.5L/Org/Hari 20.672 22.061 23.543 25.125 26.813

Komersial/lain-lain 0.25L/Org/Hari 10.336 11.030 11.772 12.563 13.407

Jumlah Timbulan Sampah 113.693 121.333 129.487 138.188 147.472Kebutuhan Sarana (Unit)

Keb. Bak/TongSampah 1 Unit/50l 2.274 2.427 2.590 2.764 2.949

Keb. GerobakSampah

1Unit/1,2m3 95 101 108 115 123

Kebutuhan TPSS 1 Unit/1m3 114 121 129 138 147Kebutuhan TrukSampah 1 Unit/6m3 19 20 22 23 25

SiantarSitalasari

Jumlah Jiwa 29.143 31.143 33.280 35.563 38.004

Domestik 2L/Org/Hari 58.286 62.286 66.560 71.126 76.008

Sarana Umum/Sosial 0.5L/Org/Hari 14.572 15.572 16.640 17.782 19.002

Komersial/lain-lain 0.25L/Org/Hari 7.286 7.786 8.320 8.891 9.501

Jumlah Timbulan Sampah 80.143 85.643 91.520 97.798 104.511Kebutuhan Sarana (Unit)

Keb. Bak/TongSampah 1 Unit/50l 1.603 1.713 1.830 1.956 2.090

Keb. GerobakSampah

1Unit/1,2m3 67 71 76 81 87

Kebutuhan TPSS 1 Unit/1m3 80 86 92 98 105Kebutuhan TrukSampah 1 Unit/6m3 13 14 15 16 17

Sumber : Masterplan Sampah Kota Pematangsiantar, 2017

2. Analisis SWOT Pengelolaan Sampah KotaPematangsiantar

2.1. Dinas Lingkungan Hidup KotaPematangsiantar

Kebijakan 2 (1) (2018) : 11 - 2416

Kekuatan (Strength – S) Kelemahan (Weakness – W)

1. Peraturan per Undang–Undanganmengenai Lingkungan Hidup danpengelolaan sampah berbasis ramahlingkungan.

2. Visi, Misi dan Target Pemerintah KotaPematangsiantar bahwa 2020, KotaPematangsiantar akan bebas sampah

3. Prestasi Adipura yang beberapa kalisudah diperoleh dan sedang dalam prosesuntuk mendapat kategori lebih tinggi.

4. Program kerja dari DLH Pematangsiantaryang sudah cukup baik dan hampir sudahmemenuhi syarat–syarat yang diaturdidalam per undang–undangan.

5. Letak geografis Pematangsiantar yangberada di posisi strategis kabupaten dankota sekitarnya, sangat berpotensi untukproduksi hasil olahan sampah yaitukompos maupun olahan daur ulanglainnya.

1. Lemahnya penegakan hukum terhadapperaturan per Undang–Undangan lingkunganhidup, sehingga para pihak yang menjadiprodusen sampah kurang disiplin danbertanggung jawab terhadap sampahnya.Penegakan hukum terhadap pelakupembuangan sampah dan limbah secara tidakbertanggung jawab sebenarnya sudah diaturdidalam per Undang–Undangan dan hukumanatas pelanggarannya cukup berat.

2. Rencana kerja strategis tahunan PemerintahKota Pematangsiantar sering kali tidakberafiliasi dengan program perbaikanlingkungan. Komitmen dan usaha dari parapihak untuk mengkampanyekan target Zerowaste city 2020 nampak masih jauh darimaksimal.

3. Beberapa tahun terakhir ini, kategori Adipurayang diperoleh Kota Pematangsiantar belumkategori terbaik dikarenakan beberapapersyaratan penting mencakup program,sarana dan prasarana pengelolaan lingkunganhidup dan pelaksanaannya masih belummemenuhi standar.

4. Dari hasil pengamatan, masih banyakkelemahan yang terjadi di tata kelolaorganisasi maupun program dari DinasLingkungan Hidup. Diantaranya adalah:

a. kompetensi staff/petugas masih belumsesuai dengan tupoksi jabatan sehinggamenyebabkan ketidaktahuan ataupunkurangnya pemahaman untuk melakukanprogram lebih baik.

b. Program–program yang diciptakan denganprematur tanpa pembelajaran dan persiapanyang baik. Contohnya program BankSampah. Delapan Bank sampah didirikanmulai tahun 2014 dengan APBD yang tidaksedikit. Namun akibat kurangnyapemahaman dan komitmen pendampingan,maka sekarang bank sampah yang adakebanyakan tidak berfungsi ataupun belummaksimal.

5. Belum memadainya anggaran APBD KotaPematangsiantar untuk program–programperbaikan lingkungan khususnya programManajemen pengelolaan sampah yang lebihbaik berakibat minimnya sarana dan prasaranapengelolaan sampah tersebut.

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 17Manajemen Pengelolaan Sampah Di Kota PematangsiantarIra Modifa

Peluang (Opporturnities – O) Ancaman (Threats – T)

1. Pertumbuhan Ekonomi KotaPematangsiantar Semakin Baik.

2. Sektor Perdagangan dan Jasa MasihMendominasi Struktur Ekonomi KotaPematangsiantar.

3. Pola sosial budaya kekerabatan danpendidikan masyarakat KotaPematangsiantar juga menjadi peluanglebih mudahnya edukasi pengelolaansampah yang lebih baik dikalanganmasyarakat.

4. Adanya berbagai pusat kegiatan sepertipendidikan, perdagangan, jasa, perbankandan kesehatan berpeluang untukterjalinnya program–program kerjasamadidalam perbaikan lingkungan khususnyadi dalam program pengelolaan sampah.

5. Pematangsiantar sekarang ini beradaditengah kota/kabupaten yang akansangat berkembang dari sisi ekonomimaupun pariwisata. Pembangunanpelabuhan Sei Mangke dan ditetapkannyaToba the Monaco of Asia merupakankekuatan sekaligus kelemahan bagiPematangsiantar. Sebagai kota perantara,bila pemerintah Kota Pematangsiantartanggap akan potensi ini, perlu diadakanpembenahan program–program kerjayang benar–benar strategis termasukpenataan wilayah yang berbasis perbaikanlingkungan sehingga bisa menghasilkankemajuan untuk Pematangsiantar. Namunsebaliknya bila pemerintah kurangtanggap dan melihat potensipengembangan, maka KotaPematangsiantar tidak tertutupkemungkinan menjadi kota singgah sajatanpa adanya sumbangan pendapatanyang berarti.

1. Tingkat Inflasi Yang Fluktuatif

2. Sektor perdagangan dan jasa seringkalimenjadi produsen sampah kota. Bila tidakdiberlakukannya peraturan Per Undang–Undangan dengan ketat, maka hasil produksiperdagangan dan jasa bisa menjadi ancamantimbulan sampah seperti apa yang terjadiselama ini.

3. Ciri hidup kekotaan yang cenderung egois dantidak peduli sudah mulai menghinggapi sosialmasyarakat Kota Pematangsiantar. Terlebihperubahan gaya hidup masyarakat yangmengarah pada pola instan menyebabkanpertumbuhan timbulan sampah yang cukupmengancam lingkungan KotaPematangsiantar.

4. Minimnya anggaran dan pengembangankapasitas dari pelaku pendampinganmasyarakat membuat banyak program yangbaik dari pengelolaan sampah menjadi tidakefektif. Ketidakmaksimalan peran serta inimalah bisa menimbulkan kerugian yang buruk.

5. Pemerintah Kota Pematangsiantar perlumenggandeng para pihak untuk memperbaikilingkungan. Ancamannya, bila pemerintahjustru sangat permisif terhadap pelaku usahauntuk merusak lingkungan maka pengelolaanlingkungan hidup khususnya penanganansampah Kota Pematangsiantar akan semakinsulit dilakukan.

Sumber : Data Primer (Diolah)

2.2. Kecamatan & Kelurahan

Kekuatan (Strength – S) Kelemahan (Weakness – W)

1. Ada 11 bank sampah di masing–masingkecamatan dengan peralatan yangawalnya cukup baik yang merupakananggaran program pengelolaan sampahmulai tahun 2014 – sekarang.

2. Adanya anggaran langsung ke kecamatan

1. Bank sampah yang ada banyak yang tidak aktifakibat berbagai faktor. Kondisi gedung danperalatan yang sudah dihibahkan, menurutpengamatan peneliti banyak yang sudah tidaklagi optimal dan berfungsi dengan baik akibatkerusakan dan bahkan tidak difungsikan.

Kebijakan 2 (1) (2018) : 11 - 2418

dan kelurahan untuk pengangkutan darisumber pertama sampah (warga, industri,dagang, dll) ke TPSS sehinggapengangkutan bisa dilakukan setiap hari.

3. Sudah terbentuknya 10 orang perkelurahan sebagai tenaga pengerakmasyarakat yang sudah dilatih untukbekerja mendampingi masyarakatdidalam program–program perbaikanlingkungan khususnya dalam pengelolaansampah. Perlunya edukasi, motivasi danreward yang baik akan mendorongFasilitator masyarakat ini lebih bergairahuntuk mendampingi masyarakat didalamprogram perbaikan lingkungan.

4. Program 3R sudah beberapa kalidisampaikan dan diberi pelatihan kepadawarga sehingga bila program diulang dandikemas dengan lebih baik, maka akanmemudahkan pengelolaan sampah yanglebih baik dimasa yang akan datang.

2. Rendahnya kesadaran warga akan lingkungandan pengelolaan sampah sehingga seringditemukan sampah–sampah yang sembarangandibuang.

3. Rendahnya keinginan masyarakat untukmengelola sampah menjadi pupuk atau olahanyang bermanfaat demi mengurangi timbulansampah kota.

4. Kondisi TPSS yang sangat minim danmayoritas sudah tidak lagi utuh akibat dirusaksecara sengaja ataupun kurang pemeliharaan.

5. Minimnya anggaran untuk program–programinovatif dan menarik yang bisa menarik minatmasyarakat untuk mulai mengolah sampah darisumbernya.

6. Minimnya sarana dan prasarana untukmanajemen pengelolaan sampah di tingkatkecamatan.

Peluang (Opporturnities – O) Ancaman (Threats – T)

1. Bank sampah induk yang merupakanprogram pengembangan dan percontohan,dapat menjadi peluang baik bagikecamatan-kecamatan lainnya untukkembali menghidupkan bank sampahyang sudah tidak lagi aktif.

2. Kerjasama dengan para pihak antara laininvestor, perbankan, universitas dan lain-lain dapat diberdayakan untuk membuatprogram-program inovatif baik dari sisipenguatan, penyediaan sarana-prasaranamaupun program-program pendanaanyang mampu menarik minat masyarakatuntuk mengolah sampah dari tingkatsumber atau warga.

1. Timbulan sampah yang diangkut setiap harioleh petugas kecamatan, jumlahnya semakinmeningkat setiap hari. Perubahan gaya hidupdan peningkatan jumlah penduduk akanberbanding lurus dengan timbulan sampahsehingga hal ini bisa menjadi ancaman seriusbagi kerusakan lingkungan dan kesehatanmasyarakat.

Sumber : Hasil diskusi, Data Primer (Diolah)

2.3. Pemulung dan Pengusaha Barang Bekas

Kekuatan (Strength – S) Kelemahan (Weakness – W)

1. Visi, Misi dan Target PemerintahPematangsiantar bahwa 2020, KotaPematangsiantar akan bebas sampah.

2. Faktanya, dengan memulung sampah,55% responden menjadikan kegiatanmemulung sebagai sumber utamakehidupan sementara 45% lainnyamenjadikan kegiatan memulung sebagai

1. Kondisi TPA Tanjung PinggirPematangsiantar saat ini bisa dikatakan sangattercemar. Tingkat pencemaran udara, air dandarat terlihat sangat massive. Perlu dilakukantindakan yang serius untuk mengurai timbunansampah yang tidak terkontrol lagi. Bilamelihat kondisi timbulan sampah yang ada danminimnya program untuk mengelola sampah

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 19Manajemen Pengelolaan Sampah Di Kota PematangsiantarIra Modifa

tambahan pencaharian ekonomi keluarga.

3. Asumsi sederhana bahwa pengelolaansampah masih mampu memberikanpenghasilan tambahan bagi sebahagianorang. Memilah barang–barang yangmasih layak jual kepada pengepul,menjadi harapan hidup bagi parapemulung.

Namun dari analisa sederhanasebelumnya, didapati pemilahan danpengolahan lebih lanjut dari sampahsebenarnya mampu memberikanpendapatan ekonomi yang jauh lebihbaik.

4. Rata–rata hasil pilahan sampah olehpemulung masih ditampung olehpengepul untuk dapat dijual kembali kekota besar atau pabrik yang mendaurulang atau mengolah kembali sampahtersebut. Misalnya sampah plastik akandiolah kembali menjadi biji plastik, danlain–lain.

5. 100 % pemulung bersedia untukdiberikan penyuluhan dan pelatihan untukmemanfaatkan sampah dan mengolahnyadengan metode 3R. Bila 100 % pemulungyang ada juga sudah bersedia untukmengolah sampah menjadi lebih bernilai,maka tidak mustahil dimasa akan datangtimbulan sampah akan semakin berkurangbahkan target Pematangsiantar Zerowaste 2020 dapat tercapai. Diperlukanrespond yang positif untuk melanjutkankajian ini menjadi Rencana KerjaPemerintah Kota Pematangsiantar danmemasukkan anggaran daerah untukkegiatan ini.

dengan lebih baik, mustahil Pematangsiantarmencapai Zero waste 2020.

2. Angka responden yang mengantungkanharapan hidup utama dari kegiatan memulungsampah sekaligus menjadi kelemahan yangmenggambarkan betapa sulitnya kehidupkanmasyarakat.

3. Akibat kurangnya edukasi dan pemahamanpotensi pengelolaan sampah, pemulungmayoritas hanya mampu mengurai 10 % daritotal sampah yang masuk setiap hari. Merekahanya mengambil apa yang layak jual tanpadiolah kembali, misalnya kertas, buku–buku,kardus, botol minuman, kaca, ban dan besi.Sebaliknya meninggalkan sampah basahseperti sampah rumah tangga dan restoransebab tidak melihat nilai ekonomis darisampah jenis organik tersebut.

4. Hanya 10 % yang pernah mendengar tentangsampah yang dapat diolah kembali misalnyamenjadi kompos, atau hasil daur ulangkembali. Walaupun begitu, hanya respondentersebut yang mengatakan memanfaatkansampah organik untuk makan ternak ataupundiambil untuk menjadi pupuk. Sisanya 90%mengatakan belum pernah mendengar tentangpotensi pengolahan 3R untuk menambahpenghasilan keluarga mereka. Hal inidisebutkan karena mereka belum pernahmendengar sosialisasi tersebut oleh pihakterkait.

5. Diperlukan komitmen, kegigihan dan usahatanpa lelah untuk mampu mengedukasimasyarakat khususnya kalangan pemulunguntuk mau terlibat didalam proses pemilahandan pemanfaatkan sampah 3R.

Peluang (Opporturnities – O) Ancaman (Threats – T)

1. Sudah terbentuknya 10 orang perkelurahan sebagai tenaga penggerakmasyarakat yang sudah dilatih untukbekerja mendampingi masyarakat didalamprogram–program perbaikan lingkungankhususnya dalam pengelolaan sampah.Perlunya edukasi, motivasi dan rewardyang baik akan mendorong Fasilitatormasyarakat ini lebih bergairah untukmendampingi masyarakat didalamprogram perbaikan lingkungan.

2. Penggunaan kompos sebagai pupuk

1. Kegiatan pembuangan sampah di TPAsungguh merupakan ancaman kesehatan danpolusi bagi mahluk hidup. Studi terhadapdampak TPA bagi lingkungan sekitarnya,bukanlah studi yang jarang dilakukan. Hampirsemua penelitian membuktikan bahwa mahlukhidup khususnya manusia yang sehari–harimencari nafkah atau hidup disekitar TPA,akan mengalami masalah kesehatan danpenurunan daya tahan. Dibutuhkan kerjasamadan bantuan kesehatan bagi masyarakat yanghidup disekitar TPA.

Kebijakan 2 (1) (2018) : 11 - 2420

organik berpeluang besar untuk menjadipilihan terbaik tanaman masyarakatmaupun perkebunan. Penggunaan pupukkimia dewasa ini semakin dihindari sebabmengandung berbagai bahan yangmembahayakan manusia. Selain itudampak terhadap tanah dan lingkunganakibat pemakaian pupuk kimia bisa sangatmerugikan. Sebaliknya, gaya hidup sehatdewasa ini sedang menjadi trend.Masyarakat sudah semakin peduli dengankesehatan dan cenderung mengkonsumsimakanan yang lebih sehat. Oleh sebab itusayuran, buah dan makanan organiklainnya sedang menjadi gaya hidup yangsangat baik dijadikan peluang bisnis.

Hasil penjualan kompos organik baikpadat maupun cairan, bila dilakukandengan dukungan produksi dan pemasaranyang baik, akan mampu menjadi peluangemas bagi pengelolanya. Sementara hasilpenjualan bahan makanan menggunakanpupuk organik, biasanya jauh lebih mahaldan dicari dibanding yang mengunakanpupuk kimia.

2. Setiap program yang dibuat khususnya untukkegiatan pemulung sampah, perlumempertimbangkan keberlangsungannya.Sebab bila sifatnya hanya dadakan dantergesa–gesa, justru akan menjadi kerugianmaterial yang besar. Contoh kasus adalahgagalnya beberapa proyek bank sampah yangdibuat oleh Pemerintah Kota Pematangsiantar.

KESIMPULANBerdasarkan data–data, observasi,

survey, wawancara maupun analisa terhadapberbagai faktor dan para pihak yang terlibatmaka dari penelitian Manajemen PengelolaanSampah di Kota Pematangsiantar dapat ditarikkesimpulan sebagai berikut :1. Kota Pematangsiantar sebagai kota yang

pernah menerima penghargaan Adipurabeberapa tahun ini mengalami kemundurandalam pengelolaan kebersihan dan kesehatanlingkungan. Perkembangan kota danpeningkatan jumlah penduduk, tidaksebanding dengan pembangunaninfrastruktur kota, sehingga dengan semakinpadatnya masyarakat di suatu wilayahInfrastruktur yang ada tidak lagi mampudalam mendukung pengelolaan kebersihankesehatan lingkungan. Hal tersebutmenyebabkan berbagai persoalan–persoalanlingkungan dan kebersihkan yang cukupmenganggu.

2. Pertumbuhan penduduk, perubahan gayahidup masyarakat yang mengarah kepadagaya hidup cepat saji ataupun instan sertakemundurkan nilai–nilai hidupbermasyarakat, dibuktikan telahmempengaruhi tingkat polusi dan timbulan

sampah kota. Masyarakat semakin tidakpeduli dan egois untuk melihat persoalansampah di sekitarnya dan menganggapsampah bukan menjadi tanggung jawabmasyarakat melainkan tanggung jawabpemerintah. Hal ini tentu menjadi persepsiatau pandangan yang salah. Kebersihanlingkungan dan kota seharusnya adalahmerupakan tanggung jawab masyarakatsebagai produsen sampah denganpemerintah sebagai pengelolala. Di berbagailiteratur dan contoh studi, telah dibuktikanhanya ketika masyarakat bisa berperan aktifdan peduli akan persoalan sampah kota,maka manajemen pengelolaan sampah kotaakan terselesaikan.

3. Pemerintah sebagai pengelola utamamanajemen sampah Kota Pematangsiantar,sudah memiliki berbagai program yangcukup baik. Namun alokasi dana sumberdaya manusia yang kompeten dibidangpersampahan, serta program–program yanginteraktif masih sangat minim.

SARANDalam rangka mendukung Visi Kota

Pematangsiantar yaitu “Mewujudkan KotaPematangsiantar Mantap, Maju, dan Jaya”

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 21Manajemen Pengelolaan Sampah Di Kota PematangsiantarIra Modifa

maka berikut saran dan usulan kegiatan yangberkaitan dengan Manajemen PengelolaanSampah di Kota Pematangsiantar:1. Dinas Lingkungan Hidup Kota

Pematangsiantara. Struktur Organisasi

- Diperlukan staf yang paham dansesuai dengan bidang pendidikan danpengalaman dibidang lingkunganhidup khususnya dalam pengelolaansampah.

- Diperlukan staf khusus yangmenangani pemberdayaan BankSampah bekerja sama dengan parapihak, khususnya mendorongmasyarakat paham akan manfaat banksampah dan memilah sampahnya darirumah tangga maupun sumberlangsung lainnya.

- Penghargaan yang lebih bagi petugaslapangan pengelolaan sampah KotaPematangsiantar. Belajar daripengalaman DKI Jakarta yangmenciptakan pasukan pembersihsampah dan memberi reward sertapenghargaan yang lebih dari biasanya,ternyata mampu menimbulkansemangat dan kebanggaan bagi tenagalapangan pengelolaan sampah.

b. Anggaran- Bila ingin mencapai target Zero waste

2020, Pemerintah KotaPematangsiantar harus bisamengalokasikan dana yang lebih besarbagi investasi usaha–usahapengelolaan sampah berkelanjutan.

- Berafiliasi ataupun menjalinkerjasama dengan pengusaha,perkebunan, dunia pendidikanmaupun perbankan untukmenciptakan program–program hibahataupun program kerjasama lainnyayang memberi manfaat ekonomi danjangka panjang dalam upayapengelolaan sampah KotaPematangsiantar.

- Menganggarkan sarana pewadahandan pengangkutan sampah yang lebihbaik. Hasil pengamatan selama kajianini berlangsung, didapati sarana danprasarana serta armada angkutansampah Kota Pematangsiantar masihjauh dari baik. Tanpa sarana danprasarana yang baik, program ZeroWaste 2020 tentu sulit dilakukan.

c. Peraturan Per Undang–UndanganUndang–Undang lingkungan hidupsebenarnya sudah cukup komprehensifuntuk diimplementasikan, namun sesuaidengan hasil penelitian yang dijalankanini, didapati penegakan hukum ataspelanggaran Undang-UndangLingkungan Hidup sering diabaikan.

2. Tempat Pembuangan Sampah Terpadu(TPST) dan Tempat Pembuangan Akhir(TPA).

Menurut studi literatur, beberapa kotaatau bahkan negara yang sukses di dalampenangangan sampah kota yang lebih baik ialahmenciptakan kantong–kantong pembuangansampah terpadu. TPST sendiri sebenarnyafungsinya hampir mirip dengan bank sampah.Fungsi TPST ialah mengurai sampah terlebihdahulu supaya timbulan sampah di TPAmenurun jumlahnya. Di Kota Pematangsiantar,disarankan pemerintah kota dapatmenggandeng kecamatan–kecamatan untukmembuat TPST atau mengaktifkan kembalibank sampah.

Untuk TPA sendiri rencanapengembangan TPA Kota Pematangsiantardisesuaikan dengan lokasi yang telah ditetapkandi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah KotaPematangsiantar yaitu di Kecamatan SiantarMartoba yaitu bekas lahan PTP III dengansistem sanitary controll landfill seluas 5 Ha.Dimana perlu adanya peningkatan kualitassarana dan prasarana operasional TPA karenapembangunannya belum mencapai 100%.

TPA dibeberapa daerah bahkan didesainmenjadi tempat edukasi, tempat wisata danlain–lain, sehingga TPA tidak lagi menjadimomok lingkungan atau penyakit. Bukan hanyaperbaikan TPA sesuai teknis/standar kelayakanyang sesuai dengan Undang-Undang, juga yangdiperlukan inovasi-inovasi untuk merubah TPA.3. Bank Sampah dan Kegiatan Memulung

Sampah di TPADari hasil kajian baik secara literatur,

studi kasus maupun observasi langsung, dapatdisimpulkan rencana pengembangan danpembangunan terhadap Bank Sampah yang adadi Kota Pematangsiantar adalah sebagai berikut:a. Menggandeng pihak pengelola bank sampah

untuk bekerjasama dalam upayapengurangan timbulan sampah.

b. Melakukan sosialisasi awal bersamapengelola bank sampah untuk memberikanpengenalan dan pengetahuan dasarmengenai bank sampah kepada masyarakat.

Kebijakan 2 (1) (2018) : 11 - 2422

Wacana yang disampaikan antara laintentang bank sampah sebagai programnasional, pengertian bank sampah dansistem bagi hasil dalam sistem bank sampah.Penjelasan harus menonjolkan berbagai sisipositif sistem bank sampah, sehingga wargatergerak untuk ikut berpastisifasi dalammelaksanakan bank sampah.

c. Setelah warga sepakat untuk melaksanakansistem bank sampah, maka perlu dilakukanpertemuan lanjutan. Tujuannya untukmemberi penjelasan detail tentangstandarisasi sistem bank sampah,mekasnisme kerja bank sampah dankeuntungan sistem bank sampah.

d. Pengesahan bank sampah sebagai badanyang sah, dan memberikan Izin Usaha Mikrodan Kecil (IUMK) dari Kecamatan.Tujuannya agar bank sampah yang sudahmengantongi surat izin IUMK bisamendapat bantuan berbentuk Kredit UsahaRakyat (KUR) maupun pembiayaan dariLPDB (Lembaga Pembiayaan DanaBergulir) dari Kementerian Koperasi danUKM.

e. Bersama menghadapi tantangan yangmungkin muncul saat penerapan banksampah, organisasi masyarakat maupunpemerintah kota harus tetap melakukanpendampingan selama sistem berjalan.

f. Membuat rencana jangka panjang dalammengembangkan bank sampah berupa unitsimpan pinjam, unit usaha sembako,koperasi, pinjaman usaha danpengembangan kerjasama antar instansiguna pemanfaatan dan pemasaran hasilpengomposan dan kerajinan tangan.Perluasan fungsi bank sampah ini bisadisesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

g. Memberikan penyuluhan kesehatan danmendorong masyarakat untuk tidak hidupdisekitar TPA dan mendorong pemulunguntuk tidak hanya memanfaatkan sampahanorganik melainkan juga turut terlibat didalam usaha pengolahan sampah organik.

DAFTAR PUSTAKAAkhtar, H. dan Soetjipto H. P, 2014. PeranSikap dalam Memediasi Pengaruh PengetahuanTerhadap Perilaku Minimisasi Sampah PadaMasyarakat Terban, Yogyakarta. JurnalManusia dan Lingkungan, 21 (3) : 386-392.

Asteria, Donna dan Heruman, Heru. Banksampah sebagai alternatif strategi pengelolaan

sampah berbasis masyarakat di TasikmalayaJurnal manusia dan lingkungan, Vol . 23, No.1,Maret 2016 : 136-141

Keraf, A. Sonny, 2006. Etika Lingkungan.Penerbit buku kompas, Jakarta.

Purba, H.D, Meidiana, C, dan Adrianto, D.W,2014. Waste Management Scenario throughCommunity Based Waste Bank: A Case Studyof Kepanjen District, Malang Regency,Indonesia. International Journal ofEnvironmental Science and Development, 5 (2): 212-216.

Sugandy, DR. Ir Aca dan Hakim, Ir Rustam.2007. Prinsip Dasar kebijakan pembangunanberkelanjutan berwawasan lingkungan. PenerbitBumi aksara, Jakarta.

Zulkifli, Arif, 2014. Pengelolaan kotaberkelanjutan. Penerbit Graha Ilmu,Yogyakarta.

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 23Manajemen Pengelolaan Sampah Di Kota PematangsiantarIra Modifa

Kebijakan 2 (1) (2018) : 11 - 2424

This page is intentionally left blank

ANALISIS KEBERADAAN RUANG TERBUKA PUBLIK TERHADAPPENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT

DI KOTA PEMATANGSIANTAR

(Studi Kasus Ruang Terbuka Publik Lapangan H. Adam Malik, TamanBunga/Lapangan Merdeka dan Siantar Square)

(AN ANALYSIS IN THE EXISTENCE OF PUBLIC SPHERE TOSOCIAL ECONOMIC GROWTH IN PEMATANGSIANTAR)

(H. Adam Malik Public and Taman Bunga/Merdeka and Siantar Square Public SphereCase Study)

Pinondang Nainggolan

Staf Pengajar Pascasarjana Universitas SimalungunJl. Sisingamangaraja No. 9 Pematangsiantar

[email protected]

Diterima : 9 Oktober 2018; Direvisi 22 November 2018; Disetujui 4 Desember 2018

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberadaan ruang terbuka publik dan pengaruh ruangterbuka publik terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di Kota Pematanmgsiantar denganstudi kasus pada RTP Lapangan H. Adsam Malik, RTP Taman Bunga/Lapangan Merdeka danRTP Siantar Square. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 90 orang yang terdiri dari 60 orangresponden pedagang dan 30 orang responden pengunjung atau konsumen. Model yang digunakanuntuk analisis data adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif dengan persamaan regressiberganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan ruang terbuka publik Lapangan H.Adam Malik dan RTP Siantar Square belum tertata dengan baik, sehingga pengunjung kurangmerasa puas. Sedangkan RTP Taman Bunga/Lapangan Merdeka sudah lebih baik. KeberadaanRTP pada tiga zona dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Jenis produk, waktu buka usahasetiap hari berpengaruh signifikan terhadap pendapatan masyarakat pengelola usaha kuliner,sedangkan lama pengalaman berusaha tidak signifikan. Pemerintah Kota Pematangsiantar perlumenerbitkan peraturan baru tentang penggunaan ruang terbuka publik, melakukan penataan ruangterbuka publik serta pembinaan terhadap para pedagang kuliner sehingga dapat lebih profesionaldalam mengelola usaha sekaligus sebagai sumber utama penghasilan masyarakat.

Kata kunci : keberadaan ruang terbuka publik, aktivitas ekonomi dan pendapatan masyarakat.

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the existence of Public Sphere and its influence to thegrowth of social economy in Pematangsiantar, with Haji Adam Malik, Taman Bunga/Merdekaand Siantar Square Public Sphere as case studies. There are 90 people as sample, consists of 60traders and 30 visitors. Data analysis model applied in this research is descriptive andquantitative methods with double linier regression. The result of this research shows that theexistence of Adam Malik and Siantar Square Public Sphere is not well-managed and as a resultvisitors have not yet been satisfied. However, Taman Bunga/Lapangan Merdeka Public Sphere isbetter than the other two mentioned earlier. The existence of public sphere in the three zones mayincrease social economy. Variety of products and opening hours significantly influence to theincome of culinary business. On the other hand, business experience does not give significant

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar [email protected]

influence. Pematangsiantar Local Government is required to enact new regulation regardingpublic sphere practices and functions, well-managed public sphere and advancement of culinarybusiness and trades. As a result, the policies may increase professionalism in management andgenerate income growth to the business sectors.

Keywords : existence public sphere, economic activity and people’s income.

PENDAHULUANPerkembangan kota ditandai dengan

perkembangan penduduk yang semakin pesatserta aktivitas ekonomi yang semakin banyakdan beraneka ragam. Perkembangan kemajuanekonomi perkotaan dapat dilihat darimunculnya gedung-gedung bertingkat, pasarswalayan yang besar (mall/plaza), juga pasarskala menengah seperti mini market yangmenawarkan berbabagai jenis produk denganmenerapkan media online (e-electronic system),yang tentunya hal ini mengakibatkan ruangterbuka publik semakin sempit.

Pesatnya perkembangan penduduk dikotaakan menimbulkan persolan baru yaitupersoalan yang menyangkut tingkat persainganekonomi antar masyarakat, persaingan lokasi,persaingan usaha, persaingan kualitas yangpada akhirnya berdampak kepada persolanpendapatan.

Begitu pula dengan pembangunangedung yang semakin pesat di kota, akanmembuat suatu kota terasa semakin sesak,sementara luas wilayah suatu kota sudahtertentu (terbatas), kenyataan serupa itumengakibatkan masyarakat sering atau terpaksamemanfaatkan ruang terbuka publik untukmelaksanakan aktivitas ekonomi terutamapedagang kecil kuliner. Van dalam Rahmiati,dkk (2013), ruang terbuka publik merupakanunsur yang penting suatu kota karenamempunyai fungsi-fungsi penting yang menjadikebutuhan suatu kota yaitu memberikankontribusi penting dalam meningkatkan kualitaslingkungan, sebagai tempat rekreasi yangberbarengan dengan ruang terbuka hijau, sebagitempat olah raga (jogging track), saranabersosialisasi, tetapi juga berfungsi sebagaitempat peningkatan aktivitas ekonomimasyarakat terutama usaha mikro kecil (UMK).

Aktivitas ekonomi dengan memanfaatkanruang terbuka publik di Kota Pematangsiantarmengalami perkembangan yang pesat.Pengamatan pendahuluan pada Lapangan H.Adam Malik, Taman Bunga dan Siantar Sqarememperlihatkan di sekitar ruang terbuka publikdi Kota Pematangsiantar, usaha skala kecildengan berbagai jenis produk yang ditawarkan

cukup banyak dan setiap tahun semakinbertambah. Begitu pula masyarakat pengunjungyang menikmati layanan tersebut juga cukupramai sambil menikmati alam bebas yang segar,bersosialisasi serta aktifitas olah raga. Olehkarena begitu antusiasnya warga masyarakatuntuk menikmati ruang terbuka publik dengansegala aktivitas yang ada didalamnya, makakeberadaan pedagang kecil pada ruang terbukapublik tidak terelakkan dan bahkan sangatdibutuhkan karena usaha tersebut dapatmembantu perekonomian masyarakat kecilsebagai sumber utama penghasilan dansekaligus sebagai lapangan pekerjaan sertamemberikan pelayanan kepada parapengunjung. Meskipun keberadaan pedagangkecil sering menimbulkan masalah kemacetanjalan dan juga masalah kebersihan lingkungankota, namun karena tidak ada tempat lain yangtersedia bagi mereka maka pemanfaatan ruangterbuka publik merupakan alternatif yangdianggap lebih tepat.

Stephen Carr, dkk (1992) melihat ruangterbuka publik sebagai ruang bersama, tempatmasyarakat melakukan aktivitas fungsional danritualnya dalam suatu ikatan komunitas, baikkehidupan sehari-hari maupun dalam perayaanberkala yang telah ditetapkan sebagai sesuatuyang terbuka, tempat masyarakat melakukanaktivitas pribadi dan kelompok.

Sementara Van (1983) mengatakanbahwa ruang terbuka publik merupakan fasilitasyang memberikan kontribusi penting dalammeningkatkan kualitas lingkungan pemukimandan merupakan unsur yang sangat pentingdalam kegiatan rekreasi. Dari beberapapendapat diatas dapat diambil kesimpulanbahwa ruang terbuka publik merupakan ruangkota yang dapat digunakan sebagai tempatmelaksanakan aktivitas masyarakat, baikaktivitas ekonomi, aktivitas sosial, rekreasimaupun olahraga serta aktivitas lainnya yangbeguna bagi masyarakat.

Penyediaan ruang terbuka publikmempunyai makna bagi keberadaan suatu kotaserta penduduk yang berdiam didalamnya.Makna aktivitas pada pada suatu ruang

Kebijakan 2 (1) (2018) : 25 - 3826

(Gehl,1987) dapat dibagi kedalam 3 macamkegiatan, yaitu:a. Aktivitas utama (necessary activities), yaitu

kegiatan rutin yang dilakukan karenakeharusan untuk memenuhi suatu kebutuhantertentu. Lingkungan yang baik adalahlingkungan yang dapat menampung danmewadahi semua kegiatan yang dibutuhkan.

b. Aktivitas pilihan (optional activities), yaitukegiatan yang dilakukan ketika adakesempatan atau waktu yang tepat. Biasanyakegiatan ini dilakukan pada situasilingkungan yang cukup menyenangkan dantidak ada aktivitas yang lain yang lebihmendesak.

c. Aktivitas sosial (social activities), yaitukegiatan yang melibatkan interaksi denganpihak lain disekitarnya. Kegiatan inicederung tidak terencana dalampelaksanaannya karena adanya aktifitasutama dan aktivitas pilihan.

Secara umum, tujuan ruang terbukapublik (Carr, dkk, 1992) adalah:a. Kesejahteraan rakyatb. Peningkatan visual (visual enhancement)c. Keberadaan ruang terbuka publik disuatu

kota akan meningkatkan kualitas visual kotamenjadi lebih manusiawi, harmonis danindah.

d. Peningkatan lingkungan (environmentalenhancement)

e. Penghijauan pada suatu ruang terbuka publiksebagai sebuah nilai estetika juga paru-parukota yang memberikan udara segar ditengah-tengah polusi.

f. Pengembangan ekonomi (economicdevelopment) adalah tujuan yang umumdalam penciptaan dan pengembangan ruangterbuka publik.

g. Peningkatan kesan (image enhancement)Ruang terbuka publik umumnya

mempunyai kondisi fisik fungsional, yangmempengaruhi interaksi sosial, kenyamanandan keamanan, yang pada akhirnya dapatmenarik orang untuk berkunjung ke setting areaterbuka (Lang, 2003). Interaksi sosial melaluiterbentuknya pengguna ruang publik,intensifnya pengguna ruang dan adanyaaktivitas yang beragam baik aktivitas ekonomimaupun aktivitas sosial dapat menjelaskanbagaimana ruang publik bermakna bagimasyarakat.

Caar (1992), tipe dan karakter ruangterbuka publik, yaitu:

a. Taman Umum (Public Park): tamannasional (National Park), taman pusat kota(downtown park), Taman lingkungan(neighbornhood), taman kecil ( mini park).

b. Lapangan dan Plaza (Squares and Plaza):lapangan pusat kota (central squares), plazapengikat (corporate plaza), peringatan(memorial).

c. Pasar (markets)d. Jalan (streets): pedestrian sisi jalan

(pedestrian sidewalk), mall pedestrian(Pedestrian Mall), Mall transit (transitMall), jalur lambat (Traffict restricted), gangkecil kota (town trail).

e. Tempat bermain (play ground): Tempatbermain (play ground), halaman sekolah(school yard).

f. Ruang komunitas (Community sapace)g. Jalan hijau dan jalan taman (Green ways &

park ways)h. Atrium/pasar didalam ruang (Atrium indoor

market place): atrium, pasar/pusatperbelanjaan didalam kota (market place/Downtown shopping ceter)

i. Ruang dilingkungan rumah (found/neighborhood space)

Ruang terbuka publik adalah ruang tidakterbangun yang memiliki berbagai macamfungsi bila dipandang dari beberapa aspek(Amelia, 2012), yaitu:a. Aspek Sosial, ruang terbuka publik

berfungsi sebagai sarana interaksi sosialmasyarakat dengan lingkungan sosialsekitarnya dan sebagai tempat masyarakatuntuk menampung wadah aktivitas dalambersosialisasi satu sama lain baik samakerabat bahkan orang yang tidak dikenal.

b. Aspek Ekonomi, ruang terbuka publik dapatberfungsi sebagai lahan penjualan bagipedagang-pedagang dikarenakan ramainyaaktivitas yang ada diruang terbuka publikyang mampu menampung aktivitas-aktivitasdagang yang banyak disekitarnya.

c. Aspek Budaya, ruang terbuka publik yangdapat menampung acara-acara yangmenonjolkan kebudayaan.

d. Aspek Politik, ruang terbuka publik sebagaitempat pergelaran acara-cara negara sertamenyampaikan aspirasi masyarakat sepertipemilu dan demonstrasi.

e. Aspek Ekologis, ruang terbuka publiksebagai sarana untuk menciptakankebersihan, kesehatan, keserasian, maupunkeindahan lingkungan. Selain itu berfungsi

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 27Analisis Keberadaan Ruang Terbuka Publik Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat Di KotaPematangsiantarPinondang Nainggolan

juga tempat untuk mendapatkan udara segardan menyerap air hujan.

f. Aspek Arsitektural, ruang terbuka publikberfungsi sebagai sarana penghubung suatutempat dengan tempat yang lainnya danberfungsi sebagai pembatas diantara massabangunan, pelembut arsitektur bangunan.

Usaha kecil, menurut Undang-UndangNomor 9 tahun 1995, didefinisikan sebagaikegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasilpenjualan tahunan maksimalRp.1.000.000.000,- dan memiliki kekayaanbersih, tidak termasuk tanah dan bangunantempat usaha paling banyak Rp. 200.000.000,-Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik(BPS), usaha kecil identik dengan industri kecildan industri rumah tangga. Selanjutnya dalamPasal 1 Undang-Undang Republik Indonesiatahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, danMenengah, bahwa yang dimaksud denganusaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyatyang berskala kecil dan memenuhi kriteriakekayaan bersih atau hasil penjualan tahunanserta kepemilikan sebagaimana diatur dalamundang-undang ini.

Usaha kecil (termasuk pedagang kakilima) merupakan sektor usaha yang telahmembuktikan mampu bertahan dalam kondisikrisis. Hal ini disebabkan antara lainkemampuan beradaptasi dengan perubahanlingkungan yang terjadi dengan relatif tinggi.Selain itu kemampuan bertahan usaha keciljuga disebabkan tingginnya kandungan lokalpada faktor produksi, baik pada penggunaanbahan baku maupun permodalan, dandisamping itu juga, usaha kecil berbasis padakebutuhan dasar masyarakat (Ryskayanto danSulistiowaty, 2008). Usaha kecil tidak kalahpentingnya karena kemampuan usaha kecildalam menyerap tenaga kerja, meningkatkanjumlah unit usaha, dan mendukung pendapatanrumah tangga. Oleh karena kedudukan usahakecil ditengah-tengah kehidupan iklim usahatelah mendapat tempat yang mantap. Selainbanyak menyerap tenaga kerja dan ikutmemperlancar kegiatan perekonomian negaradan usaha kecil mampu berdampingan denganusaha besar. Usaha kecil dapat juga berfungsisebagai ujung tombak bagi usaha besar denganmenyalurkan dan menjual hasil usaha besarkepada konsumen.

Penelitian ini bertujuan untukmengetahui bagaimana keberadaan ruangterbuka publik di Kota Pematangsiantar danbagaimana pengaruh keberadaan ruang terbuka

publik terhadap ekonomi masyarakat di KotaPematangsiantar.

METODEJenis penelitian yang dilakukan adalah

penelitian deskriptif dengan studi kasus padatiga lokasi yaitu RTP sekitar Lapangan H.Adam Malik, RTP sekitar TamanBunga/Lapangan Merdeka dan RTP SiantarSquare. Jenis data yang dibutuhkan dalampenelitian ini adalah data kualitatif dankuantitatif baik bersifat primer maupunsekunder. Data kualitatif, yaitu data tentanglokasi, jenis aktivitas, jenis usaha, kebijakanpemerintah dalam pengelolaan ruang terbukapublik serta data lainnya yang dianggapberhubungan. Data kuantitatif, yaitu datapenghasilan pedagang, waktu, harga, jenisproduk. Teknik pengumpulan data dalammemperoleh data yang terkait dengan penelitianini digunakan teknik observasi, wawancara, dankuessioner serta studi kepustakaan.

Adapun jenis variabel yang akan yangdigunakan dalam penelitian ini adalah : 1).Keberadaan ruang terbuka publik, yangmeliputi lokasi, jenis kegiatan; 2).Perkembangan usaha meliputi jenis produkyang ditawarkan (unit); 3). Lama berusahasetiap hari (jam); 4). Lama/pengalaman sebagaipengelola usaha di RTP (tahun), 5).Penghasilan atau pendapatan dari usaha (Rp);6). Biaya produksi (Rp). Metode pengambilansampel dilakukan dengan menggunakanPurposive Random Sampling, dan berstrata(tratified random sampling) yaitu teknikpengambilan sampel yang dilakukan secarasengaja dan dipilih berdasarkan tujuanpenelitian. Jumlah sampel yang diambilsebanyak 90 orang yang terbagi atas 60responden untuk pelaku usaha dan 30responden untuk konsumen.

Untuk menganalisis data sesuai denganpermasalahan dan tujuan penelitian inidigunakan :1. Metode analisis deskriptif

Metode analisis data dengan metodedeskriptif yaitu dengan cara mentabulasikandata baik kualitatif maupun kuantitatifsehingga dapat memberikan gambaranumum (mendeskripsikan) tentang objekyang sedang diteliti.

2. Metode analisis kuantitatifMetode analisis kuantitatif yaitu metoderegeresi berganda. Model awal yangmerupakan fungsi produksi :

Kebijakan 2 (1) (2018) : 25 - 3828

Y = f ( X1, X2, X3, …….Xn )Model persamaan regresi berganda:Y = ao + b1 X1 + b2X2 + b3 X3Dengan,Y = pengasilan usaha ekonomi padaruang terbuka publik (Rp./hari); X1 = jenis/macam dagangan yang ditawarkan (unit);X2 = lama waktu jam per hari mengelolausaha (jam); X3 = masa/periode menggelutiusaha (tahun); b1, b2, b3 = keofisienregressi; ao = konstanta.

HASIL DAN PEMBAHASANBerhubung karena begitu luasnya ruang

terbuka publik di Kota Pematangsiantar, makayang menjadi objek penelitian ini adalah ruangterbuka publik sekitar Lapangan H. AdamMalik, Lapangan Merdeka sekitarnya dan ruangterbuka publik Siantar Square.

Analisis Deskriptif Ruang Terbuka PublikSekitar Lapangan H. Adam Malik- Analisis Keberadaan RTP Sekitar Lapangan

H. Adam MalikLokasi RTP Lapangan H. Adam Malik

sebagai fungsi pedestarian cukup strategis,berada di inti kota dan mudah terjangkau olehmasyarakat, baik dengan menggunakankendaraan umum kendaraan pribadi (mobil dansepeda motor), ataupun berjalan kaki.Kemudahan menjangkau lokasi ini membuatmasyarakat banyak berkunjung untuk

menikmati udara bebas, besantai, dan olahraga.Lapangan H. Adam Malik dapat diakses dengancepat melalui jalan M. H. Sitorus, jalan H.Adam Malik, jalan Kartini, jalan Sutomo, jalanMerdeka maupun jalan Sudirman.

Dari pengamatan dilokasi, bahwaLapangan H. Adam Malik sebagai fungsipedestarian kurang terawat, dimana rumputbanyak yang mati, tanaman pohon kurangterurus, ruang Harungguan kurang terawat.Ketersediaan sarana dan prasarana relatifkurang, diantaranya tempat duduk jumlahnyasangat terbatas, kamar mandi dan toilet untukpengunjung tidak ada, dan meskipun ada padaruang Harungguan, namun tidak dibuka setiaphari untuk umum. Begitu pula dengankebersihan lokasi yang kurang dimanadiberbagai lokasi selalu dijumpai sampahpelastik. Dari aspek penggunaan di sekitarLapangan H. Adam Malik sangat kurangtertata, pedagang sering bebas memasukilapangan, trotoar jalan yang digunakan untukusaha dagang seperti dagang jagung bakar danminuman, tempat parkir di depan kantor DPRDdigunakan untuk usaha kuliner dengan kondisiyang kurang mendukung keindahan kota, danjalan digunakan untuk tempat mainan anak-anak (odong-odong). Kenyataan serupa inimengakibatkan terganggunya para pejalan kakiuntuk menikmati aktivitasnya.

Tabel 1 : Jawaban Responden Tentang Keberadaan RuangTerbuka Publik Lokasi Lapangan H. Adam Malik

Pendapat konsumen Frekuensi %Memuaskan 2 20Sedang 2 20Kurang memusakan 6 60Jumlah 10 100Sumber : Hasil Wawancara dengan Responden, Lapangan H. Adam Malik

Data pada tabel 1. menunjukkan bahwa60 % responden merasa kurang puas ataskeberadaan ruang terbuka publik disekitarLapangan H. Adam Malik, 20 % respondenmerasa sedang dan 20 % responden merasapuas. Terkait dengan permasalahan yang sudahdisebutkan, maka pihak Pemerintah KotaPematangsiantar perlu membuat peraturan yangjelas tentang pemakaian ruang terbuka publik disekitar Lapangan H. Adam Malik, dan jugamencari lokasi yang lebih tepat bagi parapedagang kuliner sekaligus memberikanpembinaan kepada para pelaku usaha .

- Analisis Ekonomi RTP Sekitar Lapangan H.Adam Malik

Aktivitas ekonomi disekitar RTPLapangan H. Adam Malik adalah usaha dagangskala kecil seperti usaha kecil kuliner, jagungbakar, permainan odong-odong dan sebagianpedagang mainan anak-anak. Usaha Kulineryang mengambil tempat di sisi Lapangan H.Adam Malik, tepatnya di depan kantor DPRDKota Pematangsiantar melaksanakanaktivitasnya pada sore–malam hari bahkansampai dini hari, dari jam 18.00–3.00 pagi.Kios tempat usaha mereka adalah kios darurat

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 29Analisis Keberadaan Ruang Terbuka Publik Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat Di KotaPematangsiantarPinondang Nainggolan

bertutup/beratap pelastik seadanya sehinggamerusak keindahan Kota Pematangsiantar.Masalah yang sering mereka alami adalahapabila cuaca yang buruk, dimana jika musimturun hujan maka kios mereka basah diterpahujan dan membuat para pengunjung tidaknyaman. Namun dengan lokasi yang cukupstrategis dan ramai dikunjungi masyarakatmaka hasil penjualan mereka cukup lumayanuntuk membiayai keluarga.

Hasil wawancara dengan salah seorangresponden, bahwa rata-rata hasil usaha kulinerperhari mencapai Rp. 664.000,- dengan biayayang dikeluarkan sebesar Rp. 376.500,-sehingga mereka mempunyai penghasilan

sebesar Rp. 287.500,- perhari. Penghasilan dariusaha kuliner sangat dipengaruhi jenis produkmakanan dan minuman yang ditawarkan, lamawaktu berdagang serta pengalaman berdagang.Dilihat dari kualitas produk makanan-minumanyang disajikan, masih tergolong kualitas rendah(tidak ada yang istimewa) karena diprosesdengan seadanya, sehingga kepuasan konsumenatas produk relatif rendah. Sistem pemasarandengan manual dan belum menggunakanteknologi digital (online). Namun demikianbahwa usaha kuliner di RTP Lapangan H.Adam Malik dapat meningkatkan penghasilandan sekaligus lapangan pekerjaan.

Tabel 2 : Pendapat Responden Pelaku Usaha Tentang Peningkatan PendapatanPendapatan Frekuensi (F) %

Meningkat 8 80Biasa saja 2 20Sumber : Data Primer, diolah

Data pada tabel 2. memperlihatkanbahwa 80 % responden pedagang pada RTPsekitar Lapangan H. Adam Malik menyatakanpenghasilannya meningkat, sedangkan 20 %mengatakan biasa saja.

Dengan melihat kenyataan iniPemerintah Kota Pematangsiantar perlumelakukan pembinaan terhadap para pelakuusaha kuliner untuk dapat lebih profesionaldalam menawarkan produk yang lebih baik,penataan lokasi dengan menjaga kebersihanlingkungan. Hal yang lebih penting adalah demikeindahan Kota Pematangsiantar pemerintahkota perlu mencari tempat yang baru bagi usahakuliner yang disertai pemberian kartu ijinberdagang.

Analisis Deskriptif Ruang Terbuka PublikSekitar Taman Bunga/Lapangan Merdeka.- Analisis Keberadaan RTP Taman

Bunga/Lapangan MerdekaArea Taman Bunga/Lapangan Merdeka

Kota Pematangsiantar yang merupakan RuangTerbuka Hijau Publik (RTHP) adalahmerupakan bahagian dari RTP, lokasinyaberdampingan dengan RTP Lapangan H. AdamMalik. Lokasi yang strategis yang beradadisekitar jalan Merdeka – jalan Sudirman danSiantar Hotel, mudah ditempuh dengankendaraan bis kota, mobil, sepeda motormaupun dengan jalan kaki. Taman Bungasebagi ruang pedestarian dipenuhi dengan

berbagai jenis pohon yang rindang membuatudara yang sejuk, begitu pula dengan tempatolah raga yang didalamnya tersedia jalanmelintang, batu pijak refleksi, lampupenerangan yang cukup serta tempat duduk darisemen. Ketersediaan sarana dan prasaranaserupa itu digunakan untuk tempat bersantaisambil menghirup angin segar di inti kota,tempat olahraga dan tempat becengkeramadengan keluarga maupun kerabat (fungsipedestarian). Pengunjung ke TamanBunga/Lapangan Merdeka cukup ramaiterutama pada sore hari dan hari libur untukmelaksanakan aktivitas olah raga. Jumlahpengunjung yang lebih ramai adalah pada hariSabtu dan hari Minggu serta hari-hari liburumum. Seiring dengan jumlah pengunjung yangcukup banyak pada RTH TamanBunga/Lapangan Merdeka mendorong parapedagang kecil memasuki tempat ini dengancara menjajakan barang dagangannya sepertimakanan-minuman maupun mainan anak-anakdengan tempat yang berpindah-pindah. Hasilpenelitian menunjukkan 70 % responden puasdengan keberadaa RTP Taman Bunga, 30 %merasa sedang.

Kebijakan 2 (1) (2018) : 25 - 3830

Tabel 3 : Jawaban Responden Atas Keberadaan RuangTerbuka Publik Taman Bunga/Lapangan Merdeka

Pendapat konsumen Frekuensi %Memuaskan 7 70Sedang 3 30Kurang memusakan - -Jumlah 10 100Sumber : Hasil Wawancara dengan Responden

Akan tetapi dilihat dari pengelolaan, RTPTaman Bunga/Lapangan Merdeka tergolongmasih kurang. Sebagian infrastruktur sudahmulai rusak dan tidak terawat, pepohonan danbunga kurang terawat. Kebersihan lokasikurang terjaga atau jorok, hal ini disebabkanseringnya masuk para pedagang asongan untukmenjajakan barang dagangannya untukmelayani para pengunjung tanpamemperhatikan kebersihan taman yangmengakibatkan tejadinya perserakan sampah.Pedagang kecil yang sering menempatkandagangannya pada pinggir jalan membuat arealparkir tidak teratur dan meimbulkan kemacetan.Selain itu, ada dari pengunjung yangmenggunakan areal taman untukmembentangkan tikar sambil duduk-dudukbahkan tidur diatas tikar meskipun hal itudilarang pihak pengelola taman mengakibatkanpemandangan kurang baik/kurang nyaman.

Terkait dengan situasi pada RTP TamanBunga/Lapangan Merdeka, demi menjaminkeindahan taman sebagai ruang terbuka hijau,kenyamanan pengunjung maka pihakPemerintah Kota Pematangsiantar perlumenerbitkan peraturan baru tentangpemanfaatan ruang terbuka hijau publik,penataan taman dan sekaligus penyediaansarana dan prasarana yang dibutuhkanpengungjung, seperti tempat sampah yangcukup, kamar mandi dan toilet yang tidak jauhserta tempat parkir yang aman.- Analisis Ekonomi RTP Taman

Bunga/Lapangan MerdekaAktivitas ekonomi pada RTP Taman

Bunga/Lapangan Merdeka adalah usaha kulinerdan sebagaian pedagang mainan anak-anak.Sebagian pedagang kecil ada yang mengambiltempat pada pinggiran jalan atau pinggirantaman dan ada yang memasuki taman dengancara menjajakan barang dagangannya dengantempat yang berpindah-pindah, meskipun halini tidak mendapat ijin (dilarang). Namun usahaini terpaksa dilakukan demi kebutuhankeluarga.

Jumlah pengunjung yang cukup banyakmerupakan konsumen atas produk makanan-minuman yang ditawarkan pedagang kecil. Halini menunjukkan bahwa pedagang kecil cukupdibutuhkan pada ruang terbuka publik. Hasilpenjualan yang cukup lumayan membuat parapedagang kecil bertahan dan malah semakinbertambah.

Hal yang berbeda dengan para pedagangusaha kuliner disepanjang jalan Merdekadalam, tepatnya kios yang berhadapan denganGedung Juang dan Gedung PerpustakaanUmum, dimana kios yang mereka tempatimerupakan tempat yang permanen meskipunmereka belum mendapat kartu ijin berjualan(KIB). Tempat cukup starategis untukberdagang karena terletak diantara SiantarHotel dan jalan Merdeka dan berdampingandengan Taman Bunga, sehingga jumlahpengunjung relatif ramai terutama pada saathari libur atau sore hingga malam hari. Lokasiyang relatif bersih dan area relatif luas sertapenataan tempat yang relatif tertata dan tidakdilewati para pengendara sepeda motormembuat tempat ini nyaman bagi parapengunjung sehingga merasa betah dan nyamanuntuk menikmati hidangan yang ditawarkandengan harga yang terjangkau.

Hasil wawancara dengan salah seorangpedagang, bawa produk makanan-minumanyang ditawarkan beraneka jenis hingga 16 jenis,dan waktu berdagang setiap hari rata-rata 10jam (11.00-21.00). Penghasilan rata-rata setiaphari mencapai Rp.763.000,- dengan tingkatkeuntungan sebesar Rp.331.500,-. Tingkatkeuntungan sebesar rata-rata Rp. 331.500,- perhari, meskipun relatif terbatas, namun menurutpengakuan pedagang sudah dapat menutupikehidupan keluarga. Nilai penjualan adalahdipengaruhi jenis produk yang ditawarkan,lama melaksanakan aktivitas, serta pengalamanmelaksanakan aktivitas yang sama. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa 70 % respondenpedagang kuliner pada RTP Taman Bungadapat meningkatkan penghasilan sedangkan 30% mengaku biasa saja.

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 31Analisis Keberadaan Ruang Terbuka Publik Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat Di KotaPematangsiantarPinondang Nainggolan

Tabel 4 : Pendapat Responden Pelaku Usaha Tentang Peningkatan PendapatanPendapatan Frekuensi %

Meningkat 7 70Biasa saja 3 30Sumber : Data Primer, diolah.

Selain penghasilan dalam bentuk materi,dampak positif lain yang dapat diterimamasyarakat dari keberadaan RTP adalah adanyalapangan kerja baru yang dapat menyeraptenaga kerja sehingga dapat memberikanpeningkatan pendapatan bagi masyarakat.

Hasil penelitian menyimpulkan bawakeberadaan ruang terbuka publik disekitarTaman Bunga/Langan Merdeka dapatmemberikan manfaat bagi peningkatankesejahteraan masyarakat dilihat daripendapatan pedagang maupun kesempatankerja.

Analisis Deskriptif Ruang Terbuka PublikSiantar Square- Analisis Keberadaan RTP Siantar Square

Siantar Square berada pada jalan Viharamerupakan tempat yang cukup strategis karenaberada diantara jalan Sutomo dengan jalan Paneyang merupakan jalan yang cukup ramaidilewati orang sepanjang hari, berdekatandengan Pasar Horas Jaya dan berdekatan jugarumah sakit umum dr. Djasamen Saragih serta

jalan menuju Vihara Avalokitesvara di jalanPane dan dekat dengan inti kota.

Di lokasi ini telah tersedia beberapafasilitas yang disediakan pemerintah yaitu kiostempat para pedagang kuliner, jalan yang cukuplebar sekitar 15 meter yang terbagi dua dengantrotoar tengah jalan untuk tanaman pohon danbunga, lampu penerangan jalan yang cukupterang. Akan tetapi pengamatan di lapanganbahwa kondisi jalan yang sudah mulaiberlobang serta trotoar tengah jalan sudah rusakmembuat lokasi kurang kondusif. Kondisibangunan kios sudah semakin buruk sementarapara pengguna kios kurang merawat, misalnyamencat bangunan sehingga kelihatan kumuh.Pedagang semakin memperluas lokasi dagangdengan cara menempatkan meja didepan kiossehingga jalan semakin sempit. Kamar mandidan wc/toilet yang terbatas dan hanya ada satudan jaraknya cukup jauh. Keadaan seperti itumembuat pengunjung kurang puas ataskeberadaan ruang terbuka publik pada SiantarSquare.

Tabel 5 : Jawaban Konsumen Atas Keberadaan Ruang Terbuka Publik Siantar SquarePendapat konsumen Frekuensi %

Memuaskan 3 30Sedang 5 50Kurang memusakan 2 20

Jumlah 10 100Sumber : Hasil Wawancara dengan Responden

Tabel 5. memperlihatkan bahwa 30 %responden konsumen yang berkunjung ke ruangterbuka publik Siantar Square merasa puas ataskeberadaan ruang terbuka publik SiantarSquare, 50 % menyatakan sedang dan 20 %menyatakan kurang memuaskan. Jumlahpengunjung ke lokasi Siantar Square cukupramai, terutama pada hari Sabtu dan hariMinggu atau pada hari libur umum, hal inimenunjukkan masyarakat sangat membutuhkanlokasi untuk bisa duduk bersantai bersamakeluarga atau kerabat sambil menikmatimakanan-minuman dengan situasi yangnyaman.- Analisi Ekonomi Pada RTP Siantar Square

Aktivitas ekonomi pada RTP SiantarSquare umumnya adalah pedagang kuliner.Pedagang kuliner menempati kios yangdibangun pemerintah sebanyak 180 kios.Pedagang telah memperoleh Alas Hak ataslokasi dan telah memperoleh Kartu IjinBerdagang (KIB). Perolehan Alas Hak dankartu ijin berusaha (KIB) membuat pedaganglebih nyaman mengelola usahanya karena ijinKIB cukup lama yaitu 30 tahun.

Para pedagang menawarkan berbagaijenis makanan dan minuman dengan harga yangterjangkau. Ketersediaan berbagai jenismakanan mulai dari nasi dengan berbagai jenis,ikan dengan berbagai jenis, makanan miedengan berbagai jenis, buah-buahan maupun

Kebijakan 2 (1) (2018) : 25 - 3832

berbagai jenis minuman menjadi daya tariktersendiri bagi konsumen karena dapat memilihjenis kebutuhannya sesuai seleranya. Dari aspekpenghasilan, berdasarkan wawancara denganresponden pengelola usaha, bahwa usahadagang di RTP Siantar Square merupakansumber penghasilan yang cukup menjanjikanbagi para pedagang kecil dan menjadi sumberutama penghasilan keluarga.

Hasil wawancara dengan salah seorangresponden pedagang kuliner bahwa rata-ratapenjulan per hari pada usaha kuliner RTPSiantar Square sebesar Rp. 1.562.000,- denganlaba yang diterima pedagang sebesar

Rp.520.500,- per hari. Besarnya penerimaanpedagang sebenarnya bervariasi setiap hari atautidak sama, apalagi pada hari sabtu dan hariminggu. Jenis produk yang ditawarkan adasebanyak 16 jenis dengan waktu berjualan 12jam. Penghasilan pedagang kuliner, meskipunbelum tergolong tinggi, tetapi sudah cukupmemadai memenuhi kebutuhan rumah tanggaatau dapat meningkatkan kesejahteraankeluarga sekaligus sebagi penampung tenagakerja. Hasil penelitian menemukan bahwa 90 %pedagang kuliner RTP Siantar Squaremenyatakan penghasilannya meningkat danhannya 10% responden mengatakan biasa saja.

Tabel 6 : Pendapat Responden Pelaku Usaha Tentang Peningkatan Pendapatan

Pendapatan Frekuensi %Meningkat 9 90Biasa saja 1 10Sumber : Data Primer, diolah.

Dibalik jumlah pengunjung yang ramai,namun pengunjung di RTP Siantar Squaresering menimbulkan masalah terutama tentangkebersihan lingkungan. Sebagian parapengunjung kurang memperhatikan kebersihanlingkungan dengan membuang sampahsembarangan, sementara tempat pembuangansampah tidak tersedia dengan cukup. Begitupula dengan penataan kios serta kebersihannyayang kurang diperhatikan para pedagangsehingga keadaan ini akan mengurangi tingkatkepuasan konsumen. Jalan semakin sempitakibat usaha yang semakin mengambil bagianjalan keluar membuat pengunjung kurangnyaman. Sebagai tempat yang cukup ramaimendapat kunjungan dari masyarakat, juga parapengamen yang silih berganti menghampiripara pendatang/para pengunjung, membuatsuasana sering kurang kondusif dan merasaterganggu. Begitu pula kendaraan yang bebasmasuk lokasi dengan menelusuri jalan yangsemakin sempit membuat suasana kurang

nyaman dan kurang mendukung atas fungsiutama ruang terbuka publik.

Analisis KuantitatifData hasil kuessioner dari 60 responden

pada tiga lokasi studi kasus, selanjutnya datadiolah dengan metode analisis regresi berganda.

Dengan menggunakan program SPSS 2.1dapat diketahui pengaruh usaha pada RuangTerbuka Publik dengan variabel jenis produk(X1), lama (jam) buka usaha dalam satu hari(X2), tahun lama usaha (X3) terhadappendapatan masyarakat pengelola usaha (Y),sebagaimana :- Analisis Kuantitatif Pengaruh RTP

Terhadap Peningkatan Ekionomi Rakyat.Dengan menggunakan program SPSS 2.1

diperolah hasil analisis regresi berganda untukmengetahui pengaruh variabel jenis produk(X1), lama (jam) dalam satu hari (X2), tahunlama usaha/pengalaman (X3) terhadappendapatan masyarakat pengelola usaha (Y),sebagaimana pada tabel berikut :

Tabel 7. Perhitungan Regresi Berganda Coefficients

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -283073,008 136931,169 -2,067 ,043Jenis 68457,605 14425,535 ,539 4,746 ,000Waktu 53293,448 23692,658 ,247 2,249 ,028Lama 26665,912 13966,878 ,165 1,909 ,061Dependent Variable: Hasil

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 33Analisis Keberadaan Ruang Terbuka Publik Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat Di KotaPematangsiantarPinondang Nainggolan

Model SummaryModel R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,847a ,717 ,702 308946,19188a. Predictors: (Constant), Lama, Waktu, Jenis

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1Regression 13554778362513,717 3 4518259454171,23

847,33

8 ,000b

Residual 5345073970819,608 56 95447749478,922Total 18899852333333,324 59

a. Dependent Variable: Hasilb. Predictors: (Constant), Lama, Waktu, Jenis

Berdasarkan tabel 7. diperoleh persamaan regresi, sebagai berikut :Y = - 283073,008 + 68457,605 X1 + 53293,448 X2 + 26665 X3Thit : ( -2,067 ) ( 4,746 ) ( 2,249 ) ( 1,909 )R2 = 0,717Fhit : 47,338

Persamaan regresi mengimformasikan bahwa:a. Secara parsial terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan jenis produk yang ditawarkandengan pendapatan pelaku usaha kulinerpada ruang terbuka publik di KotaPematangsiantar (sig < 0,05). Artinyaapabila produk yang ditawarkan semakinberaneka jenis maka pendapatan masyarakatpelaku usaha meningkat.

b. Secara parsial lama jam kerja (waktumelaksanakan usaha) berpengaruh positifdan signifikan terhadap pendapatanmasyarakat pelaku usaha bisnis (sig < 0,05) ,artinya apabila jam waktu buka usahaditingkatkan maka pendapatan pelaku usahaakan meningkat.

c. Secara parsial terdapat pengaruh yang positifantara lama tahun usaha terhadappendapatan pelaku usaha pada RuangTerbuka Publik namun tidak signifikan (sig> 0,05).

d. Secara simultan bahwa secara bersama-samavariabel banyak jenis produk yangditawarkan (X1), lama jam buka usaha (X2)dan Lama tahun berusaha (X3) berpengaruhpositif dan signifikan terhadap penerimaanpelaku usaha, dimana Fhit = 47,338 dengansignifikan, Sig 0,000 < 0,05).

e. Koefisien determinasi (R2 ) = 0,717 x 100 %= 71,7 %, artinya sebesar 71,7 % variasibanyak jenis produk (X1), jam lama bukausaha perhari (X2) dan tahun lama berusaha(X3) dapat menjelaskan variasi pendapatanpelaku usaha pada Ruang Terbuka Publik di

Kota Pematangsiantar, selebihnya 28,3 %dipengaruhi variabel lain yang tidak ikutditeliti.

Hasil analisis regresi yang menunjukkanbahwa jenis produk yang ditawarkan pedagangberpengaruh positif terhadap pendapatan,dimana setiap adanya tambahan jenis produkyang ditawarkan diharapkan dapatmeningkatkan pendapatan pedagang dengancatatan harus sesuai dengan kebutuhankonsumen. Untuk ini pedagang harus jeli untukmembuat kajian akan produk yang disukaimasyarakat seperti misalnya berbagai jenismakanan dari ikan laut (seafood).

Hasil pengamatan dilokasi, bahwajumlah jenis produk dan kualitas produkmakanan-minuman di tiga lokasi studi kasus,ternyata tidak sama. Pada lokasi sekitarLapangan H. Adam Malik pedagangmenawarkan makanan-minuman yang jenisnyalebih sedikit dan kualitas produknya relatiflebih rendah jika dibandingkan dengan yangditawarkan pada lokasi RTP di sekitar TamanBunga/Lapangan Merdeka maupun di SiantarSquare. Pedagang kuliner pada RTPLapagangan H. Adam Malik kurang profesionalditambah dengan kios yang sederhana (keretadorong) dengan atap dari pelastik) serta tempatyang tidak permanen, sehingga kurang sesuaidengan kriteria ruang terbuka pulik. Begitu puladengan waktu, karena lokasi yang ditempatimerupakan areal parkir depan kantor DPRDdan sebagian dengan menggunakan trotoarjalan, pedagang kuliner menggunakan waktu

Kebijakan 2 (1) (2018) : 25 - 3834

dari sore jam 18.00 hingga larut malam jam1.00-3.00. Keadaan ini mempengaruhi tingkatpendapatan pedagang. Hal yang berbedadengan pedagang kuliner pada ruang terbukapublik sekitar Taman Bunga/LapanganMerdeka yang sudah mendapat tempatpermanen yang merupakan kios yangdisediakan pemerintah. Pedagang menawarkanberbagai jenis makanan-minuman yangdikerjakan secara baik. Dan juga waktumelakukan aktivitas dagang lebih lama darisiang, sore hingga malam hari dan bahkansebagian sampai dini hari. Jenis produk yanglebih banyak dan dikelola dengan lebih baikditambah dengan waktu yang lebih lamaberdampak terhadap penghasilan parapedagang.

Disamping faktor jenis produk, waktujam melakukan aktivitas berjualan adalah halyang sangat penting, karena semakin banyakwaktu untuk berjualan melayani parapengunjung maka tingkat penghasilan juga akansemakin besar. Hasil olahan data yangmenunjukkan bahwa lama waktu bejualan perhari, berpengaruh positif dan signifikanterhadap penghasilan pelaku usaha kuliner. Parapengunjung kelokasi ruang terbuka publik ditiga kasus penelitian menggunakan waktu yangpanjang, sebagian pedagang melakukanaktifitas hingga 12 jam, dan sebagian antara10–12 jam. Waktu yang panjang untukberoperasi membuat ruang terbuka publik KotaPematangsiantar lebih hidup.

Dilihat dari lama mengelola usaha(pengalaman berusaha), bahwa dengan semakinlama tahun mengelola suatu usaha, makakemampuan untuk mengembangkan usahasemakin kuat. Namun pengalaman tidakmenjadi suatu jaminan untuk memajukan suatuusaha sehingga memperoleh hasil yang lebihbesar. Hasil olahan data memperlihatkan bahwalama mengelola usaha kuliner tidakberpengaruh signifikan terhadap penghasilanpedagang. Lama usaha tanpa diikuti denganpeningkatan sumberdaya manusia maupunmodal usaha maka tidak akan membuatperubahan yang lebih baik, untuk itu perludilakukan pelatihan kewirausahaan bagi pelakuekonomi/usaha kuliner yang berada pada ruangtebuka publik, agar menjadi wirausahaan yangmampu berinovasi.

Meskipun ada perbedaan yang nyataantara pedagang kuliner di ketiga lokasi, namunhasil analisis regresi menunjukkan bahwa jenisproduk, waktu melakukan aktitivitas setiap hari

berpengaruh signifikan terhadap penghasilanpedagang kuliner di tiga lokasi pengamatan,akan tetapi lama/pengalaman tidak signifikanterhadap penghasilan. Guna untukmeningkatkan pendapatan pedagang kecilkuliner pada ruang terbuka publik, parapedagang sebaiknya berbenah diri untuk lebihprofesional dalam mengelola usahanya denganmenerapkan konsep strategi pemasaran 4P(Kotler, 2000), sehingga usaha serupa ini dapatsemakin berkembang dan menjadi kebanggaanKota Pematangsiantar.

KESIMPULANBerdasarkan hasil analisis data dan

pembahasan maka dapat diambil beberapakesimpulan sebagai berikut :1. Ruang terbuka publik di Kota

Pematangsiantar terutama pada ruangterbuka publik sekitar Lapangan H. AdamMalik, Taman Bunga/Lapangan Merdekadan Siantar Square merupakan ruang yangcukup berarti bagi kehidupan masyarakatuntuk melaksanakan berbagai aktivitassosial maupun aktivitas ekonomi, namunkeberadaannya belum cukup memuaskanmasyarakat. Hal itu dapat dilihat darifasilitas yang kurang, lokasi tempat yangkurang terawat, kebersihan yang kurang,kamar mandi dan wc/toilet yang tidaktersedia, mengakibatkan pengunjung kurangmendapat kenyamanan akan keberadaanruang terbuka publik.

2. Dari aspek ekonomi, bahwa keberadaanRTP di tiga lokasi yaitu RTP sekitarLapangan H. Adam Malik, TamanBunga/Lapangan Merdeka dan SiantarSquare dapat meningkatkan ekonomimasyarakat khususnya pedagang kulineryang menawarkan aneka jenis produkmakanan dan minuman dengan harga yangterjangkau masyarakat pengunjung.

3. Bahwa variabel jenis produk, maupunwaktu/lama melaksanakan aktivitasperdagangan setiap hari mempunyaipengaruh yang signifikat terhadappeningkatan ekonomi pedagang kuliner.Sementara lama pedagang untuk mengelolausaha dagang tidak berpengaruh signifikanterhadap peningkatan ekonomi masyarakat.

SARANGuna untuk meningkatkan kualitas

keberadaan ruang terbuka publik danpengaruhnya terhadap ekonomi masyarakat di

Analisis Keberadaan Ruang Terbuka Publik Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat Di KotaPematangsiantarPinondang Nainggolan

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 35

Kota Pematangsiantar, diberikan beberapa sarankebijakan, yaitu:1. Bagi Pemerintah Kota Pemaatangsiantar:

a. Pemerintah Kota Pematangsiantar perluberkolaborasi dengan DPRD kota untukmenyusun aturan (regulasi) yang menjadiacuan tentang pemanfaatan ruang terbukapublik terutama para pedagang sehinggakeberadaan ruang menciptakankeindahan kota, menarik, dan nyamanbagi masyarakat.

b. Pemerintah perlu mencari tempat baruserta membangunnya sebagaipengembangan ruang terbuka publik kedaerah yang lebih pinggir di kecamatan-kecamatan, dan juga pada pinggiranaliran sungai yang dapat menjadidestinasi wisata air di KotaPematangsiantar.

c. Pemerintah bekerjasama denganmasyarakat pedagang perlu memperbaikifasilitas publik yang sudah rusakdiantaranya jalan dan trotoar jalan yangsudah rusak, kamar mandi dan toilet yangtumpat dan jorok, tong sampah, sertatempat duduk.

d. Perlu membangun dan menambahfasilitas kebutuhan publik yaitu Kamarmandi dan toilet, menambah tempatduduk dilokasi terbuka, membanguntempat peneduh yang berkanopi sebagaitempat peneduh pada saat hujan.

e. Pemerintah bekerja sama denganpendidikan tinggi perlu melakukanpembinaan yang rutin terhadap parapedagang pada ruang terbuka publik,terutama dalam kaitannya denganmarketing mix (product, price,promotion, place) agar mereka menjadiberjiwa entrepreneurs untukmengembangkan usahanya yangberdampak kepada peningkatanpenghasilan.

2. Bagi Pelaku Usaha Ekonomi:a. Perlu menata kios dan lokasi tempat

usaha terutama kebersihan, sehinggamenjadi lokasi yang menarik bagi parakonsumen dan nyaman untukmenikmatinya.

b. Perlu menjaga sekaligus meningkatkankualitas menu makanan-minuman yangberaneka jenis untuk ditawarkan kepadapihak konsumen/pengunjung denganmenerapkan konsep bauran pemasaran(Marketing Mix), sehingga menjadi

faktor penentu terhadap peningkatanpendapatan.

c. Oleh karena jam berkunjung ke lokasiadalah sepanjang hari, maka parapedagang perlu mengatur jam kerja (lamawaktu beroperasi) pada pagi, siang, soredan malam hari untuk melayanikonsumen, demi untuk meningkatkanpenghasilan masyarakat pelaku usaha.

d. Keramahan, kesopanan, dan kerapianpelaku usaha (pedagang) perludiperhatikan sebagai faktor penarik bagikonsumen, sebab ruang terbuka publikadalah bagian dari objek wisata.

DAFTAR PUSTAKAAmelia, Herdini dkk, (2012). TingkatKeberhasilan Ruang Terbuka Publik padaPerumahan Setia Budi Indah, KesuksesanRuang Terbuka, Medan, Departemen ArsitekturFakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik (BPS). KotaPematangsiantar, Berbagai Edisi.

Carr, stephen, dkk. (1992). Public space.Australia : cambridge university.

Carr, S, dkk,(1992) Environment and BehaviorSeries, Public Space, Australia. Press Syndicateof Univercity of Camberra

Carr,S. (1992). Public Space. New York:Cambridge University Press

Carmona dkk, (2003). Public Space UrbanSpace: The Dimension of Urban Design,Arcitedtural Press ; London

Chris D. Prasetijaningsih (2014), Inovasi Kota,Penerbit: Graha Ilmu

Christaller. Daidjoeni (1992).Teori CentralPlace and Urban Base. Bandung : PenerbitAlumni

Darmawan, E. (2005).Analisa Ruang PublikArsitektur Kota. Semarang : PenerbitUniversitas Dipenogoro

Desti Rahmiati. (2013). Pengaruh PerubahanFungsi Ruang Terbuka Publik TerhadapKualitas Kawasan Permukiman Di Sekitarnya.Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung.

Kebijakan 2 (1) (2018) : 25 - 3836

Gehl, J (1987). Life Between Buildings: UsingPublic Space. New York : Van NostrandReinhold.

Grey, G.W (1996). The Urban Forest: TheComprenhensive Mangement. New York : JohnWiley & son.

H. Rahardjo Adisasmita, (2005). Dasa-DasarEkonomi Wilayah. Penerbit: Graha Ilmu,Yogyakarta.

Krier, R. (1979). Urban Space. New York :Rizzoli

Lang, J. (1987):The Built Environment SocialBehavior: Architecture DeterminismRexamined Viair. Cambridge : The WIT Press.

Singgih Wibowo (2008). Pedoman MengelolaUsaha Kecil. Edisi Revisi, Penerbit : PenebarSwadaya, Jakarta

Philip Kotler dan Amstrong (2000), Dasar-Dasar Pemasaran, Terjemahan AlexanderSindoro, Prehallindo, Jakarta,

Lynch, K, 1990, The Image of the City,Cambridge : MIT Press, MA

Undang–Undang RI Nomor 26 Tahun 2007tentang Penataan Ruang. Dirjen PenataanRuang. Jakarta.

Rooden, F.C. Van,1983, Greenspace in Cities,landscape, Butterworrths, London

Riskayanto dan Sulistiowaty (2008).Dererminan Penyaluran Kredit Pada UsahaMikro Kecil dan Menengah (UMKM) MelaluiBPR.

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 37Analisis Keberadaan Ruang Terbuka Publik Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat Di KotaPematangsiantarPinondang Nainggolan

Kebijakan 2 (1) (2018) : 25 - 3838

This page is intentionally left blank

EFISIENSI DAN DAMPAK TRANSPORTASI ONLINE TERHADAPKESEMPATAN KERJA, PENDAPATAN DAN KEBIJAKAN

KOTA PEMATANGSIANTAR

(ONLINE TRANSPORTATION EFFICIENCY AND IMPACT ON JOBOPPORTUNITIES, INCOMES AND POLICIES IN PEMATANGSIANTAR)

Binsar Tison Gultom

Staf Pengajar Universitas EFARINA PematangsiantarJl. Sudirman No. 8 Pematangsiantar

[email protected]

Diterima : 12 Oktober 2018; Direvisi 23 November 2018; Disetujui 4 Desember 2018

ABSTRAK

Munculnya transportasi online telah menjadi suatu fenomena baru saat ini hampir di seluruh kotadi Indonesia termasuk Kota Pematangsiantar. Hal tersebut dikarenakan transportasi onlinemempunyai keunggulan baik dari segi biaya perjalanan, waktu tempuh perjalanan dan kemudahanuntuk memperoleh akses pengemudi. Transportasi online memberikan dampak positif denganmempermudah masyarakat Kota Pematangsiantar dalam mobilitas perjalanan, mengurangipengeluaran masyarakat pada biaya transportasi, serta menambah lowongan pekerjaan bagimasyarakat Kota Pematangsiantar yang menganggur untuk bekerja sebagai pengemudi ojekonline. Namun kehadiran transportasi online tersebut di Kota Pematangsiantar pada dasarnyamendapat penolakan dari pemilik transportasi konvensional yang sebelumnya telah ada sebelumkehadiran transportasi online. Untuk itulah sebagai sebuah trend baru dalam dunia transportasiIndonesia khususnya di Kota Pematangsiantar, peneliti tertarik untuk menemukan sejauhmanaefisiensi dan dampak transportasi online terhadap kesempatan kerja, pendapatan dan kebijakanKota Pematangsiantar. Penelitian ini merupakan penelitian yang menerapkan analisa kualitatif.Creswell (2012: 465) memaparkan bahwa penelitian studi kasus adalah untuk menjelaskan danmengungkapkan kasus secara keseluruhan dan komprehensif. Pada dasarnya dari serangkaianstudi dan analisa kehadiran transportasi online telah memberikan dampak yang positif danmemberikan kemudahan kepada masyarakat Kota Pematangsiantar. Transportasi online juga telahmengurangi tingkat pengangguran di masyarakat dan menambah pendapatan masyarakat di KotaPematangsiantar. Oleh karena itulah diperlukan adanya kebijakan atau regulasi untuk mengaturkeseluruhan transportasi konvensional dan transportasi online sehingga saling terintegrasi dandapat mengurangi konflik yang terjadi.

Kata kunci : transportasi online, transportasi konvensional, kesempatan kerja dan kebijakan

ABSTRACT

The emerge of online transportation is an interesting and actual event that occurs in every part ofIndonesia particularly in Pematangsiantar. The reason behind the phenomenon is that onlinetransportations have outstanding quality in terms of expenses, time endurance and easy access.Online transportation contributes to positive impact on providing people in Pematangsiantar aneasy-travel mobility, reducing transportation cost and increasing job opportunities. Basically,online transportation had a rejection from the owners of conventional transportations, theexisting regulated mode of public transportation. As a new trend in transportation industry, theresearcher is interested to investigate online transportation’s efficiency and impact on jobopportunities, incomes and policies in Pematangsiantar. Qualitative Analysis is conducted duringthe research. Creswell (2012:465) stated that case study may be able to explain and reveal the

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar [email protected]

case study comprehensively. Basically, a series of study and analysis on the emerge of onlinetransportation conclude that online transportation may give positive impact and easy-accessedtransportation to the people in Pematangsiantar. Online transportation is not only reducingunemployment rate but also increasing social income. Therefore, there is an immediate need toenact policies or regulations that are able to arrange both conventional and onlinetransportation in order to get cross-integrated and reduce conflicts.

Keywords : online transportation, conventional transportation, job opportunities and policies

PENDAHULUANTransportasi online menjadi sebuah

fenomena baru pada masyarakat dan menjaditren. Transportasi online memberikankemudahan kepada masyarakat KotaPematangsiantar dalam melakukan mobilitasperjalanan. Transportasi online yang hadir diKota Pematangsiantar seperti taksi online danojek online. Selain memberikan kemudahan dankeuntungan kepada masyarakat hadirnyatransportasi online semenjak akhir tahun 2017memberikan sebuah permasalahan baru dimasyarakat khususnya dibidang usahatransportasi (angkutan).

Transportasi online yang ada di Indonesiatermasuk ke dalam Transportation NetworkCompanies (TNC). TNC adalah sebuahperusahaan yang menyediakan jasa transportasidengan bermitra ataupun sebagai pemiliktunggal dengan menggunakan aplikasi onlineenabled dengan bekerja menghubungkanpenumpang dengan pengemudi. Pengemudimenggunakan kendaraan pribadi. TNC adalahmodel bisnis sharing economy yaitumempertemukan konsumen yang memilikisumber daya kendaraan pribadi serta memilikiketrampilan mengemudi dengan konsumenyang membutuhkan jasa transportasi untukmenghantarkan konsumen (manusia danbarang) dengan biaya transaksi yang lebihekonomis.

Transportasi online mempunyaikeunggulan baik dari segi biaya perjalanan,transparansi biaya perjalanan, waktu tempuhperjalanan dan kemudahan untuk memperolehakses pengemudi. Transportasi onlinememberikan dampak positif yaitu Pertama,mempermudah masyarakat Pematangsiantardalam mobilitas perjalanan. Kedua, mengurangipengeluaran masyarakat pada biayatransportasi. Ketiga, menambah lowonganpekerjaan bagi masyarakat KotaPematangsiantar yang menganggur untukbekerja sebagai pengemudi ojek online.

Di lain sisi, penolakan juga terjadi dimasyarakat dengan hadirnya transportasi online

terkhusus sopir angkutan dan para pemilik(pengusaha) transportasi konvensional. Adapunbeberapa dasar penolakan yaitu tidak mengikutiperaturan ketika masuk dalam pasar jasatransportasi (uji KIR, pemasangan stiker,penggunaan SIM A Umum), kedua transportasionline memonopoli pasar jasa transportasidikarenakan tidak memiliki trayek, ketiga tidakmendapatkan keuntungan terhadap pendapatandaerah karena terbebas dari pembayaran pajak.

Untuk mengkaji permasalahan di atasdibutuhkan kajian Efisiensi dan DampakTransportasi Online Terhadap KesempatanKerja, Pendapatan dan Kebijakan KotaPematangsiantar.

Berdasarkan uraian masalah di atasKajian penelitian ini merumuskan masalah,sebagai berikut :1. Bagaimana tingkat efisien transportasi

online dibandingkan dengan angkutankonvensional ?

2. Bagaimana dampak transportasi onlineterhadap pengurangan pengangguran di KotaPematangsiantar ?

3. Bagaimana tingkat pendapatan masyarakatterkhusus pengemudi transportasi online ?

4. Bagaimana kebijakan Pemerintah KotaPematangsiantar menyikapi perkembangantransportasi online ?

Transportation Network Companies (TNC)Transportatioan Network Companies

(TNC) menerapkan sistem sharing economydalam proses bisnis operasionalnya. Sharingeconomy adalah mempertemukan pihak yangmemiliki sumber daya (kendaraan pribadi sertaketerampilan mengemudi) dengan konsumenyang membutuhkan pelayanan transportasidengan biaya yang lebih murah dan ekonomis.Sharing economy memiliki prinsip efisiensi,dan menumbuhkan lapangan kerja.

Sharing economy menjadikan sumberdaya yang awalnya tidak produktif menjadiproduktif dengan memberikan pendapatankepada pemilik kendaraan. Menurut Wallsten(2015) sharing economy mengubah fenomena

Kebijakan 2 (1) (2018) : 39 - 5040

asset individu yang tidak terpakai menjadisumber daya yang produktif.

Dengan sharing economy memungkinkansetiap orang dapat menikmati sebuah layanankendaraan walaupun orang tersebut tidakmemiliki kendaraan pribadi melalui penyewaan.Secara ekonomis asset yang awalnya tidakmenghasilkan pendapatan menjadi memberikankeuntungan dan konsumen mendapatkan jasadari pengelolaan asset pribadi (kendaraan).

Selanjutnya sharing economymenjadikan masyarakat yang menganggur dansetengah menganggur dapat berkurang denganmemanfaatkan kemampuan asset untukmengemudi kendaraan dalam transportasionline. Sharing economy menghasilkan nilaiyaitu upah dari konsumen dengan bersediamembayar dari pemanfaatan asset yang tidakproduktif.

Kemunculan Transportasi online telahmemberikan respon dari jasa penggunaantransportasi lainnya yang beroperasi secarakonvensional. Seharusnya yang dilakukantransportasi konvensional adalah meningkatkankualitas pelayanan baik dari segi kenyamanandan keamanan.

Ride SharingRide Sharing ialah sebuah perjalanan

tunggal atau berulang dengan jadwal yang tidaktetap, yang diselenggarankan dalam satu waktu,dengan pengkonfirmasian perjalanan beberapamenit sebelum berangkat atau jauh sebelumperjalanan dijadwalkan.

Ride sharing sebenarnya sudah menjadisalah satu solusi untuk mengatasi permasalahantransportasi dibanyak kota besar (Rogers, 2015;Fraiberger & Sundararajan, 2015). Ride sharingadalah konsep yang menekankan pada sharingatau berbagi kendaraan dengan orang laindengan tujuan untuk mendapatkan cara yanglebih ekonomis dalam bepergian (Ride Hunt,2015).

Untuk mendukung berjalannya RideSharing teknologi yang digunakan adalahsebagai berikut:1. Alat komunikasi Smartphone.2. Koneksi jaringan internet yang terus

terhubung dengan pengemudi yang menjalinkomunikasi pada saat penjemputan user(pemakai) dan sampai kepada user beradapada tujuan yang dituju.

3. Global Positioning System (GPS)mendukung penetapan lokasi penjemputandan arah tujuan pengantaran.

4. Penyimpanan data user (konsumen) danpengemudi, menyimpan data catatanpengemudi dan data pengemudi (jenis dannomor kendaraan serta nama dan fotopengemudi).

5. Penilaian, memungkinkan konsumen untukmengevaluasi pengemudi sehingga dapatmeningkatkan pelayanan kepada konsumen.

6. Transaksi keuangan dapat berupa cash dannon tunai.

Kualitas Layanana. Reliabilitas (reliability), meliputi dua aspek

utama, yaitu konsistensi kinerja(performance) dan sifat dapat dipercaya(dependability). Hal ini berarti perusahaanmampu menyampaikan jasanya secara benarsejak awal (right the first time), memenuhijanjinya secara akurat dan andal (misalnya,menyampaikan jasa sesuai dengan jadwalyang disepakati), menyimpan data (record)secara tepat dan mengirimkan tagihan yangakurat.

b. Responsivitas atau daya tanggap(responsiveness), yaitu kesediaan dankesiapan para karyawan untuk membantupara pelanggan dan menyampaikan jasasecara cepat. Beberapa contoh diantaranya:ketepatan waktu layanan, pengiriman sliptransaksi secepatnya, kecepatanmenghubungi kembali pelanggan, danpenyampaian layanan secara cepat.

c. Kompetensi (competency), yaitu penguasaanketerampilan dan pengetahuan yangdibutuhkan agar dapat menyampaikan jasasesuai dengan kebutuhan pelanggan.Termasuk di dalamnya adalah pengetahuandan keterampilan karyawan kontak,pengetahuan dan keterampilan personildukungan operasional, dan kapabilitas risetorganisasi.

d. Akses (access), yaitu meliputi kemudahanuntuk dihubungi atau ditemui(approachability) dan kemudahan kontak.Hal ini berarti lokasi fasilitas jasa mudahdijangkau, waktu mengantri atau menunggutidak terlalu lama, saluran komunikasiperusahaan mudah dihubungi (contohnyatelepon, surat, e-mail, fax, dan seterusnya),dan jam operasi nyaman.

e. Kesopanan (courtesy), yaitu meliputi sikapsantun, respek, atensi, dan keramahan parakaryawan kontak (seperti resepsionis,operator telepon, bell person, teller bank danlain-lain.)

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 41Efisiensi Dan Dampak Transportasi Online Terhadap Kesempatan Kerja, Pendapatan Dan Kebijakan KotaPematangsiantarBinsar Tison Gultom

f. Komunikasi (communication), artinyamenyampaikan informasi kepada parapelanggan dalam bahasa yang mudahmereka pahami, serta selalu mendengarkansaran dan keluhan pelanggan. Termasukdidalamnya adalah penjelasan mengenaijasa/layanan yang ditawarkan.

g. Kredibilitas (credibility), yaitu sifat jujurdan dapat dipercaya. Kredibilitas mencakupnama perusahaan, reputasi perusahaan,karakter pribadi karyawan kontak, daninteraksi dengan pelanggan (hard sellingversus soft selling approach).

Perluasan Kesempatan KerjaPengertian angkatan kerja adalah

penduduk yang telah memasuki usia kerja. Baikseseorang itu telah bekerja, belum bekerja atausedang mencari pekerjaan. Berdasarkanketentuan pemerintah Indonesia, pendudukyang telah berusia minimal 15 tahun hingga 65tahun termasuk penduduk yang sudahmemasuki usia kerja.a. Bukan angkatan kerja, bukan angkatan kerja

adalah penduduk usia produktif yang tidakbersedia bekerja atau belum bekerja. Misal,pelajar dan mahasiswa yang masihbersekolah.

b. Angkatan kerja, angkatan kerja adalahpenduduk usia produktif yang sudahmempunyai pekerjaan atau sedang mencaripekerjaan.

Tenaga kerja adalah setiap orang yangmampu melakukan pekerjaan gunamenghasilkan barang atau jasa untuk memenuhikebutuhan sendiri maupun masyarakat. Untukmengetahui banyaknya jumlah angkatan kerjayang dapat diserap oleh pasar kerja, biasanyadipakai suatu ukuran yang dinamakan tingkatpartisipasi angkatan kerja (TPAK). BesarnyaTPAK dapat dihitung menggunakan rumusberikut.

TPAK = jumlah angkatan kerja : jumlahtenaga kerja × 100%

TPAK dinyatakan dalam ukuran persen.Untuk kepentingan analisis lebih lanjut, TPAKdapat dipilah berdasarkan kepentingannya.Misalnya, berdasarkan jenis kelamin, kelompokusia, dan lapangan pekerjaan.

Kesempatan kerja dapat diartikan sebagaipermintaan tenaga kerja, yaitu suatu keadaanyang menggambarkan adanya kesempatan kerjayang siap diisi oleh penawar kerja (pencari

kerja). Oleh karena itu, terjadi hubungan antarapermintaan tenaga kerja dan penawaran tenagakerja di pasar tenaga kerja. Di Indonesia,jumlah penduduk yang besar mengakibatkankelebihan tenaga kerja (pencari pekerjaan) yangtidak sesuai dengan permintaannya.Kesempatan kerja yang tidak seimbang denganangkatan kerja menyebabkan terjadinyapengangguran.

Pengangguran adalah angkatan kerjayang tidak bekerja atau sedang mencaripekerjaan. Pengangguran akan merugikannegara dan akan memberatkan keluarga karenakebutuhannya menjadi beban keluarga yangsudah bekerja. Indikator beban ini disebutDependency Ratio, yang dihitung dengan cara:

Dependency Ratio (DR) = penduduk luarusia kerja : penduduk usia kerja

Makin tinggi tingkat Dependency Ratio (DR),makin buruk tingkat beban yang harusditanggung setiap penduduk produktif.

Fungsi permintaan tenaga kerjadidasarkan pada teori bahwa berapapenambahan tenaga kerja dari setiappenambahan usaha baru yang dinamakanmarjinal. Dengan adanya penambahan tenagakerja maka menghasilkan penambahanpenerimaan marjinal atau marjinal revenue(MR).

MR = VMPPL = MPPL . P

Penerimaan marjinal merupakan besarnyatambahan hasil dikalikan dengan harga per unit.

Elastisitas Tenaga KerjaElastisitas permintaan tenaga kerja yaitu

persentase perubahan kesempatan kerja dalamjangka pendek karena perubahan satu persentingkat upah. Permintaan tenaga kerja di atasbersifat elastis karena memiliki elastisitas lebihdari satu dalam nilai absolut. Besar kecilnyaelastisitas permintaan tergantung dari substitusitenaga kerja dengan faktor produksi lain,elastisitas permintaan terhadap barang yangdihasilkan, proporsi biaya tenaga kerja terhadapseluruh biaya produksi, dan elastisitaspenawaran dari faktor produksi pelengkaplainnya.

Penduduk yang bekerja terserap dantersebar diberbagai sektor seperti pertanian,keuangan, perdagangan dan lain sebagainya.Tiap sektor mengalami laju pertumbuhan yang

Kebijakan 2 (1) (2018) : 39 - 5042

berbeda. Laju pertumbuhan yang berbedatersebut mengakibatkan dua hal. Pertama,terdapat perbedaan laju peningkatanproduktivitas kerja di masing-masing sektor.Kedua, secara berangsur-angsur terjadiperubahan sektoral, baik dalam penyerapantenaga kerja maupun dalam kontribusinyaterhadap pendapatan nasional. Perbedaan lajupertumbuhan pendapatan regional dankesempatan kerja tersebut, juga menunjukkanperbedaan elastisitas masing-masing sektoruntuk penyerapan tenaga kerja. Elastisitaskesempatan kerja (E) yaitu perbandingan lajupertumbuhan kesempatan kerja ∆N/N denganlaju pertumbuhan ekonomi ∆Y/Y. Elastisitastersebut dapat dinyatakan untuk keseluruhanperekonomian atau masing-masing sektor atausubsektor.

Perubahan pendapatan dalam suatusektor perekonomian akan berpengaruhterhadap penyerapan tenaga kerja. Hubunganantara pertumbuhan pendapatan denganpenyerapan tenaga kerja dinyatakan denganelastisitas permintaan tenaga kerja.

Analisis KebijakanAnalisis kebijakan dikemukakan oleh

Dunn (2000:44), yang menyatakan bahwasecara umum analisis kebijakan dapat dikatakansebagai suatu aktivitas intelektual dan praktisyang ditujukan untuk menciptakan, secara kritismenilai dan mengkomunikasikan pengetahuantentang dan di dalam proses kebijakan.”An approach and methodology for design andidentification ofpreceable alternatives inrespect to complex policy issues” (suatupendekatan dan metodologi untuk mendesaindan menemukan alternatif-alternatif yangdikehendaki berkenaan dengan sejumlah isuyang kompleks).

“That kind of systematic, analytical, scholarly,creative study whose primary motivation is toproduce well-supported recommendation foraction dealing with concrete problems” (sejenisstudi yang sistematis, berdisiplin, analitis,cerdas, dan kreatif yang dilakukan denganmaksud untuk menghasilkan rekomendasi yangandal berupa tindakan-tindakan dalammemecah masalah yang kongkrit).

METODEPenelitian ini dilakukan di Kota

Pematangsiantar, dimana Kota Pematangsiantarmerupakan salah satu wilayah yangperkembangan transportasi onlinenya terusberkembang baik pengemudi dan pemakainya(konsumen).

Penelitian ini dilakukan dengan metodesurvey maka data utama yang dilakukandiambil dari data primer dan sebagaipendukung tambahan adalah studi literaturpublikasi jurnal terkait, data BPS KotaPematangsiantar, Dinas Perhubungan, Textbook dan Jurnal Ilmiah. Data primerdikumpulkan dari responden wawancara yaitupengemudi transportasi online dan konsumenserta dari hasil pengamatan simulasi yangdilakukan peneliti.

Metode penarikan sampel adalahpurposive (judgement) sampling yaitupemilihan sampel berdasarkan beberapakarakteristik yang cocok untuk menjawabtujuan penelitian. Sampel yang menjadiresponden dalam penelitian ini adalahpengemudi ojek online dan konsumen. Metodepurposive sampling dilakukan denganmemegang prinsip representasi dari setiappopulasi.

Tabel 1. Jumlah Sampel PenelitianNo Sampel Jumlah

(Orang)Tujuan Analisis

1 Pengemudi Gojek 20 Analisis efisiensi dan pendapatan2 Pengemudi Grab 10 Analisis Pendapatan3 Pengemudi Angkot 5 Kontrol dalam analisis efisiensi4 OPD 3 Analisis Kebijakan

Analisis rata-rata waktu perjalanan, rata-rata waktu tunggu dan biaya perjalanan. Untukdapat mengukur tingkat efisiensi gojek onlinedalam transportasi umum, maka dilakukandengan mengobservasi dan memperbandingkankinerja atau tingkat efisiensi gojek online

dengan Angkot. Indikator kinerja atau tingkatefisiensi tersebut diukur dengan :a. kecepatan perjalanan antara gojek dengan

angkot yang ditinjau berdasarkan kecepatanrata-rata kendaraan dari tempat penjemputan

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 43Efisiensi Dan Dampak Transportasi Online Terhadap Kesempatan Kerja, Pendapatan Dan KebijakanKota PematangsiantarBinsar Tison Gultom

konsumen hingga ke tujuan, hal ini jugadikenal sebagai observasi waktu perjalanan

b. keunggulan, yang mengacu pada rata-ratawaktu menunggu dan

c. beban penumpang yang mengacu padaongkos/biaya perjalanan.

1. Analisis Elastisitas Tenaga Kerja terhadapTNCApabila nilai elastisitas lebih besar dari satuberarti laju permintaan tenaga kerja lebihbesar dari laju pertumbuhan ojek onlinesehingga kesempatan kerja menjadibertambah.

2. Rank SpearmanUntuk melihat kuat atau tidak hubunganantara pertumbuhan TNC ojek onlinedengan permintaan tenaga kerja dilakukanperhitungan Rank Spearman. Adapunperhitungan korelasi Rank Spearman, adalahsebagai berikut :

3. Analisis Pendapatan Pengemudi Sebelumdan Sesudah Menjadi PengemudiTransportasi Online.Analisis ini bertujuan untuk melihatkesejahteraan yang didapatkan oleh tenagakerja setelah menjadi pengemudi ojekonline dengan menghitung danmembandingkan pendapatan sebelum dansesudah menjadi pengemudi ojek online.Pendapatan dari ojek online ialahpenerimaan yang diterima dari penumpangditambah bonus yang diperoleh dariperusahaan TNC kemudian dikurangi biayatotal

Pd = (TR + B) – TC

4. Analisis KebijakanSetiap jenis analisis harus menyajikan danmenginformasikan data yang menjadi dasardalam pengambilan kebijakan. Analisiskebijakan digunakan menguji kebijaksanaandengan pemecahan masalah ke dalamkomponen-komponen serta mensintesis atasalternatif-alternatif yang baru. Aktivitasmeliputi wawancara terhadap problem atauisu dengan mengevaluasi program yangsudah selesai.

Tabel 2. Tiga Pendekatan Analisis KebijakanPendekatan Pertanyaan Pokok Tipe InformasiEmpiris Apakah sesuatu itu ada? (fakta-fakta) PenandaanEvaluatif Berapa nilai sesuatu ? (nilai-nilai) EvaluatifNormatif Apa yang harus dilakukan ? (tindakan) Anjuran

Sumber : Analisis Kebijakan, William N. Dunn (2000)

HASIL DAN PEMBAHASANEfisiensi Transportasi Online danTransportasi Umum

Setelah dilakukan 5 rute dalam analisisyang menggambarkan perjalanan mengelilingiKota Pematangsiantar dengan menggunakantransportasi online dan Angkutan Kota(Angkot) dengan waktu yang bersamaan.Simulasi dilakukan untuk membandingkanindikator kinerja transportasi online denganAngkot antara lain lama waktu menunggu, lamawaktu perjalanan, dan biaya perjalanan.- Lama Waktu Menunggu

Pengamatan dari perhitungan lama waktumenunggu dilakukan secara bersamaan yaitumulai dari pemesanan transportasi onlinemelalui aplikasi di smartphone dan lama waktumenunggu Angkot pada titik (lokasi) yangsama. Perhitungan dimulai sampai transportasionline dan Angkutan Kota (Angkot) tiba padatitik (lokasi) penjemputan.

Kebijakan 2 (1) (2018) : 39 - 5044

Gambar 1. Grafik Lama Waktu Menunggu

Sumber : Data Primer hasil observasi

Dari hasil perhitungan lama waktumenunggu penjemputan transportasi onlinelebih lama jika dibandingkan dengan Angkot.Disebabkan karena dalam memilih pengemudipada transportasi online ditentukan olehserver/sistem yang bekerja. Server bekerjasecara acak. Ketika penumpang mendapatkanpengemudi melalui server, dibutuhkan lagiwaktu dalam komunikasi (telephone)menentukan titik (lokasi) jemput penumpang.Sedangkan penumpang Angkot selalumendapatkan kendaraan yang lebih dekat.

Berdasarkan hasil observasi dari 5 (lima)rute tersebut, rata-rata lama waktu menungguojek online sebesar 7.6 menit dengan lamawaktu menunggu paling singkat sebesar 5.3menit. Kesimpulan terhadap perhitungan lamawaktu menunggu antara ojek online denganAngkutan Kota (Angkot) ialah bahwa Angkutan

Kota (Angkot) 150 % lebih singkat/cepat daripada ojek online.- Lama Waktu Perjalanan

Perhitungan lama waktu perjalanan ojekonline dan Angkot dilakukan secara bersamaan.Perhitungan tersebut dimulai ketika pengamatmulai melakukan perjalanan dari titik lokasimenunggu atau penjemputan. Setelahmelakukan pemesanan maka perhitungan lamawaktu perjalanan ojek online dan Angkotdimulai hingga ojek online dan Angkutan Kota(Angkot) tiba dititik lokasi tujuan ataupemberhentian.

Berdasarkan perhitungan lama waktuperjalanan di 5 (lima) rute yang telah ditentukanmaka dapat ditunjukkan ojek online memilikilama waktu perjalanan yang lebih singkat ataucepat jika dibandingkan dengan Angkutan Kota(Angkutan Kota).

Gambar 2. Lama Waktu Yang Dibutuhkan (Hitungan Dalam Menit)

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 45Efisiensi Dan Dampak Transportasi Online Terhadap Kesempatan Kerja, Pendapatan Dan Kebijakan KotaPematangsiantarBinsar Tison Gultom

Lama waktu perjalanan oleh AngkutanKota kepada penumpang lebih panjang jikadibandingkan dengan ojek online karena ojekonline dapat menghindari kemacetan dijalananKota Pematangsiantar. Sedangkan, AngkutanKota (Angkot) tidak dapat menghindar darikemacetan dijalanan Kota Pematangsiantar.Kemudian, berdasarkan hasil observasi, penelitimenemukan empat alasan penyebab mengapaAngkot memiliki lama waktu perjalanan yanglebih panjang dibandingkan dengan ojek onlineyaitu:

Pertama, ditengah perjalanan Angkotakan berhenti di SPBU untuk mengisi bahanbakar hal ini juga mengakibatkanmemperpanjang lama waktu perjalanan. Kedua,Angkot berhenti ditengah perjalanan untukmencari penumpang sehingga memperpanjanglama waktu perjalanan. Ketiga, penumpangdipaksa untuk pindah Angkot karena supirAngkot beralasan bahwa penumpang hanyasedikit dan akan merugikan pemilik angkotsehingga supir akan kembali berputar ketitikawal untuk mencari penumpang yang lebihbanyak. Keempat, Angkutan kota berhenti disetiap pull angkutan kota (pemberhentian).- Biaya Perjalanan.

Perhitungan biaya perjalanan ojek onlinedan Angkot dilakukan secara berbeda.Keunggulan dari ojek online ialah konsumendapat melihat biaya perjalanan dari titik awalhingga titik akhir pemberhentian langsung padaaplikasi ojek online yang terdapat dalamsmartphone setelah melakukan proses

pemesanan, sehingga konsumen memilikipilihan melanjutkan perjalanan atau menggantilayanan ojek online ke TNC lain yang lebihmurah.

Konsumen tidak mengetahui berapa totalbiaya perjalanan Angkutan Kota (Angkot) darititik awal hingga titik akhir pemberhentian yangharus dikeluarkan, karena transparansi biayatidak diberitahukan oleh supir/pengemudiAngkutan Kota (Angkot). Kemudian,konsumen juga tidak mengetahui total biayaperjalanan karena untuk sampai ke titik akhirpemberhentian harus menaiki lebih dari satuAngkutan Kota (Angkot) sehingga total biayaperjalanan tidak bisa diduga sebelumnya.

Pembayaran total biaya perjalanan ojekonline dilakukan setelah konsumen telahsampai pada titik akhir pemberhentian dan totalbiaya perjalanan sesuai dengan nilai yang telahtercantum pada saat proses pemesanan.Kemudian, selain pembayaran secara cashkonsumen juga dapat melakukan pembayarantotal biaya perjalanan ojek online secara debitmenggunakan kartu rekening atau saldo yangtelah disimpan sebelumnya yang sering disebutGoPay.

Pembayaran biaya perjalanan Angkutankota dilakukan setelah pemberhentian sebelummelanjutkan menaiki Angkutan Kota (Angkot)lainnya untuk sampai ke titik akhirpemberhentian. Kemudian, pembayaran biayaperjalanan Angkutan Kota (Angkot) dilakukansecara cash dan tidak dapat dilakukan secaradebit.

Gambar 3. Biaya Yang Dikeluarkan Untuk Menempuh Perjalanan (Dalam Rupiah)

Kebijakan 2 (1) (2018) : 39 - 5046

Biaya rata-rata perjalanan mengelilingiKota Pematangsiantar menggunakan AngkutanKota (Angkot) berdasarkan hasil observasiyaitu sebesar Rp. 4.000,-. Denganmenggunakan ojek online biaya perjalananpaling murah sebesar Rp. 4.000,- dan biayaperjalanan paling mahal sebesar Rp. 15.000,-- Dampak Ojek Online Terhadap Kesempatan

Kerja.Transportation Network Companies

(TNC) ojek online dalam pengoperasianusahanya membutuhkan tenaga kerja sebagaipengemudi sehingga dengan adanya TNC ojekonline di Kota Pematangsiantar terciptalapangan kerja baru bagi penduduk KotaPematangsiantar. TNC ojek online pertamayang hadir di Kota Pematangsiantar yaitu Gojektelah mampu menyerap tenaga kerja sebesarrata-rata 900-1000 tenaga kerja, per hari.(Sumber : Greenlight Kantor GojekPematangsiantar).

Dari hasil perhitungan menjelaskanbahwa peningkatan pertumbuhan TNC ojekonline di Kota Pematangsiantar sebesar 1 %dapat meningkatkan permintaan tenaga kerjapengemudi ojek online di Kota Pematangsiantarsebesar 32 %.

Menurut keterangan wawancarapimpinan kantor Gojeck di Pematangsiantarialah rata-rata jumlah orang yang mendaftarmenjadi pengemudi Gojeck di KotaPematangsiantar setiap harinya adalah sebesar40 orang, maka jika dihitung jumlah orang yangmendaftar menjadi pengemudi Gojeck tiapminggunya ialah sebesar 200 orang (Senin-Jumat).

Jika dihitung jumlah orang yangmendaftar sebagai pengemudi Gojeck di KotaPematangsiantar selama tahun 2017 makadidapatkan hasil estimasi sebesar 2500 orang.Sedangkan, untuk total jumlah orang yangmendaftar sebagai pengemudi Gojeck di KotaPematangsiantar hingga tahun 2018 ialahterdapat sebesar 3500 orang. Maka,peningkatan jumlah orang yang mendaftarmenjadi pengemudi Gojeck pada tahun 2017hingga 2018 ialah sebesar 800 – 1000 orangatau sebesar 35 %.

Ojek online akan bermanfat apabilapendapatan yang diterima oleh pengemudi lebihbesar dari pada pendapatan pada pekerjaansebelumnya. Pendapatan mengemudikan ojekonline yang lebih besar dari pada pendapatanpada pekerjaan sebelumnya, menjadi penyebabterjadinya mobilitas tenaga kerja. Pendapatan

mengemudikan ojek online yang lebih besardari pada pendapatan pada pekerjaansebelumnya, membuat kesejahteraanpengemudi dan keluarganya menjadimeningkat. Pendapatan dari ojek online ialahpenerimaan yang diterima dari penumpangditambah bonus yang diperoleh dari perusahaanTNC kemudian dikurangi biaya total.

Peneliti melakukan survei terhadap 30orang pengemudi ojek online di KotaPematangsiantar, 30 orang tersebut terdiri dari20 pengemudi Gojek, 10 pengemudi Grab.Tiap-tiap TNC ojek online mempunyai sistemkomisi dan bonus yang berbeda-beda untukpengemudinya. Namun, untukbiaya/pengeluaran yang dikeluarkan olehpengemudi ojek online agar bisa menarikpenumpang tergolong sama yaitu pengeluaranuntuk Bahan Bakar Minyak (BBM). Sehingga,pendapatan pengemudi ojek online ialah upahdari penumpang ditambah dengan bonus yangdiberikan oleh perusahaan TNC, setelahdijumlahkan kemudian dikurangi dengan biayaBBM.

Pekerjaan pengemudi sebelum menjadipengemudi ojek online beragam, namunmayoritas pengemudi memiliki pekerjaansebelum menjadi pengemudi ojek online artinyamereka aktif berkerja atau sedang berkuliah.Usia pengemudi yang peneliti temui beragam,mulai dari usia 20 tahun seperti pengemudiyang masih berstatus mahasiswa hinggapengemudi yang berumur 50 tahun, namunmayoritas pengemudi yang peneliti temuiberusia 30-40 tahun.

Pengemudi yang peneliti temui adalahpengemudi yang berjenis kelamin laki-laki,peneliti tidak menjumpai pengemudi berjeniskelamin perempuan, namun berdasarkan datayang peneliti dapat, pengemudi ojek online jugadiisi oleh pekerja berjenis kelamin perempuan.Pengemudi ojek online yang peneliti temuibekerja lebih dari 6 jam tiap hari untuk mencaridan menarik penumpang. Sharing Economyyang diterapkan oleh ojek online membuatpengemudi terbebas dari waktu bekerja.Pengemudi dapat bekerja sesuai dengan waktuyang mereka inginkan. Sharing Economy inijuga memungkinkan pengemudi untuk memilikipekerjaan disamping bekerja sebagaipengemudi ojek online sehingga pendapatanyang dimiliki pengemudi menjadi lebih besar.

Analisis dampak ojek online terhadapkesejahteraan pengemudi ojek online, dilakukanmenggunakan pendekatan analisis pendapatan

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 47Efisiensi Dan Dampak Transportasi Online Terhadap Kesempatan Kerja, Pendapatan Dan Kebijakan KotaPematangsiantarBinsar Tison Gultom

sebelum dan sesudah menjadi pengemudi ojekonline, namun sebelum membahas dampak ojekonline terhadap kesejahteraan pengemudi ojekonline, terdapat gambaran umum mengenaipendapatan ojek konvensional sebelum dansesudah adanya ojek online dan persepsi ojekkonvensional terhadap kehadiran ojek online.- Pendapatan Seluruh Pengemudi Ojek

Online.Analisis dampak ojek online terhadap

kesejahteraan pengemudi ojek online, dilakukanmenggunakan pendekatan analisis pendapatansebelum dan sesudah menjadi pengemudi ojekonline. Responden yang dipilih sebagai sampelialah berjumlah 30 orang yang ditemui diTerminal Parluasan Pematangsiantar dan sekitarkampus Universitas HKBP NommensenPematangsiantar yang terdiri dari 20 orangpengemudi Gojek, 10 orang pengemudi Grab.Penentuan responden menggunakan teknikpenentuan sample Purposive Sampling.

Berdasarkan data primer hasil surveipendapatan 30 orang pengemudi ojek onlineyang peneliti analisis dapat diketahui bahwa,rata-rata pendapatan 30 pengemudi ojek onlinetersebut atau rata-rata pendapatan yang didapatdari bekerja sebagai pengemudi ojek onlineialah sebesar Rp. 4,850,000,-. Sedangkan, rata-rata pendapatan 30 pengemudi pada pekerjaansebelumnya atau rata-rata pendapatan yangdidapat dari bekerja pada pekerjaan sebelumnyaialah sebesar Rp. 3,800,500,-. Sehingga, dapatdiketahui bahwa persentase peningkatanpendapatan setelah bekerja sebagai pengemudiojek online ialah sebesar 42 %.

Analisis Kebijakan- Empiris

Keberadaan ekonomi digital akanditandai dengan semakin maraknyaperkembangan bisnis atau transaksiperdagangan yang memanfaatkan internetsebagai media komunikasi, kolaborasi, dankooperasi antar perusahaan ataupun individu.Pada dasarnya, sistem yang dibangun olehekonomi digital sangat signifikan berbedadengan sistem ekonomi yang selama ini dikenaloleh masyarakat luas. Terlebih lagi, ekonomidigital ternyata dianggap lebih mampumenjawab permasalahan ekonomi saat ini.

Salah satu bentuk jasa digital yangbelakangan mewarnai kehidupan masyarakatIndonesia adalah transportasi online.Kehadirannya semakin lama semakin krusialdan semakin tidak bisa dipisahkan dengan

kehidupan masyarakat di kota-kota besar. Olehkarena itu, pembahasan kali ini ingin mencobamelihat peluang transportasi online dalammenjawab tantangan transportasi yang saat iniberkembang di Pematangsiantar.1. Konstitusi mengamanatkan dalam Pasal 34

ayat (3) bahwa Negara bertanggung jawabatas penyediaan fasilitas pelayanankesehatan dan fasilitas pelayanan umum.Fasilitas pelayanan umum ini termasuk didalamnya adalah transportasi publik.

2. Hasil analisis efisiensi (waktu, ketepatan,dan efisiensi serta efektifitas) transportasionline memberikan kemudahan kepadamasyarakat.

3. Berangkat dari prinsip kebebasan dalambergerak (freedom of mobility), transportasionline diciptakan untuk menjawab tantangansistem transportasi yang efektif untukmembantu mobilitas masyarakat.

4. Hasil analisis dampak ekonomi (kesempatankerja, peningkatan pendapatan) memberikandampak yang signifikan dan positif.

- EvaluatifAda tiga alasan penolakan terhadap

keberadaan transportasi online :Pertama, Undang-Undang Nomor 22

Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan AngkutanJalan (UU No. 22/2009) dan PeraturanPemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentangAngkutan Jalan (PP No. 74/2014) hanya diaturbahwa pengangkutan orang dengan kendaraanumum dilakukan dengan menggunakan mobilbus atau mobil penumpang. Transportasi onlinedianggap ilegal karena perundang-undanganyang mengatur dengan transportasi tidakmengatur kendaraan bermotor roda duatermasuk ke dalam salah satu moda transportasipublik.

Kedua, keberadaan transportasi onlineberpotensi mematikan bisnis transportasikonvensional yang sudah ada sebelumnya(angkutan kota, becak, ojek konvensional).

Ketiga, transportasi online menjadikansebuah masalah baru dengan kesemberautanojek online.“yang iyanya, pengemudi sembaranganmenempatkan sembarangan posisi sepedamotornya, kadang di depan trotoar”…narasumber 1.- Anjuran

Permasalahan yakni di satu sisitransportasi yang “ilegal” itu dibutuhkanmasyarakat, di sisi lain hukum belum mengaturdan harus diakui penegakan hukum yang sudah

Kebijakan 2 (1) (2018) : 39 - 5048

ada selama ini lemah. Oleh karena itudiperlukan anjuran :1. Menyusun kebijakan alternatif yakni melalui

pembaharuan payung hukum sistemtransportasi publik di Kota Pematangsiantar.

2. Dinas Perhubungan menentukan regulasirasio perbandingan jumlah penduduk denganjumlah pengemudi (driver) danmerekomendasikan aturan tersebut kepadapihak perusahaan transportasi online.

3. Untuk mengatasi persoalan rumitnyatransportasi publik, Pemerintah Kota (DinasPerhubungan) perlu menciptakan sistemtransportasi publik yang berkelanjutandengan cara melakukan revitalisasi dalamsemua aspek yang berkaitan dengantransportasi publik.

4. Pemerintah Kota (Dinas Perhubungan)sebaiknya segera membuat regulasi untukmengatur keberadaan transportasi onlineagar dapat memberikan Pendapatan AsliDaerah (PAD) kepada Kota Pematangsiantarmelaui kewajiban perizinan tidak hanyaperizinan dari pusat, membuat aturan pajak(state revenue) di setiap daerah seperti KotaPematangsiantar.

5. Kemudahan, kenyamanan transportasi,keamanan dan efektifiktas dalampenggunaan transportasi online menjadisalah satu tolak ukur dalam perubahanlayanan transportasi publik di KotaPematangsiantar khususnya transportasikonvensional (angkot dan becak).

6. Preferensi tambahan masyarakat dalammemilih jenis transportasi yang berbedaseperti transportasi online menjadikansebuah roda perekonomian yang baru dalammenambah pendapatan masyarakat.

KESIMPULANSetelah melakukan serangkaian studi

dan menghasilkan hasil analisa dan pembahasanmaka dapat diambil kesimpulan sebagaiberikut:1. Kehadiran tranportasi online memberikan

dampak yang positif dan kehadirannyasangat memberikan kemudahan kepadamasyarakat.

2. Transportasi online mengurangi tingkatpengangguran di masyarakat dan menambahpendapatan masyarakat di KotaPematangsiantar.

3. Kebijakan transportasi di KotaPematangsiantar belum mengakomodirtransportasi online, menjadikan tansportasi

online menjadi illegal di masyarakatwalaupun kemanfaatannya sangat dirasakanmasyarakat.

SARANDari beberapa kesimpulan yang

dikemukakan di atas, dapat disarankan kepadapara pengambil kebijakan dalam hal inikhususnya Pemerintah Kota Pematangsiantaruntuk hal-hal sebagai berikut:1. Pemerintah Kota Pematangsiantar melalui

OPD terkait Dinas Perhubunganmenentukan regulasi rasio perbandinganjumlah penduduk dengan jumlah pengemudi(driver) dan merekomendasikan aturantersebut kepada pihak perusahaantransportasi online.

2. Menghilangkan kesan “illegalnya”tranportasi online, pemerintah dengan OPDterkait melakukan tahapan yang samasebagaimana proses tansportasikonvensional dengan uji KIR, pemasanganstiker, dan penandaan (stiker) padakendaraan transportasi online.

3. Perlunya Peraturan Daerah (Perda) untukmengatur keseluruhan transportasikonvensional dan transportasi onlinesehingga saling terintegrasi dan dapatmengurangi konflik dikarenakan monopolitranportasi online.

4. Agar Pemerintah mendapatkankeuntungan/Pendapatan Asli Daerah (PAD)dengan hadirnya transportasi online,pemerintah menyusun aturan MOU kepadapihak perusahaan transportasi online.Mencari peluang bagaimana mekanismeyang disepakati agar Pemerintah mendapatPAD misalnya : penarikan retribusi atausejenisnya.

5. Adanya upaya yang serius dari Pemerintahuntuk menindak setiap pelanggaraan aturanpada regulasi transportasi konvensional, agarimage transportasi konvensional tidaktergerus oleh kehadiran transportasi online.

DAFTAR PUSTAKAAbbas, Salim. 2004. Manajemen Transportasi.Jakarta : Raja Grafindo Persada

Fraiberger & Sundararajan. (2015). Peer to PeerRental Markets in The Sharing Economy.

Kota Pematangsiantar Dalam Angka, BPS KotaPematangsiantar 2018

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 49Efisiensi Dan Dampak Transportasi Online Terhadap Kesempatan Kerja, Pendapatan Dan KebijakanKota PematangsiantarBinsar Tison Gultom

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan AngkutanJalan.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014tentang Angkutan Jalan.

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 98Tahun 2013 tentang Standar PelayananMinimal Angkutan Orang dengan KendaraanBermotor Umum dalam Trayek.

Ride Hunt. (2015). Apa itu Ride Sharing?.Tersedia di http://www.ridehunt.id/apa-itu-ride-sharing.

http://wartaekonomi.co.id/read/2015/09/18/73020/pemerintah-diminta-buat-aturan-tentang-ojek-online.html

William N. Dunn (2000), Analisis KebijakanPublik. PT. Hanindita Graha Widya.Yogyakarta.

Yamit, Zulian. 2005. Manajemen KualitasProduk dan Jasa. Edisi pertama, cetakankeempat. Yogyakarta : Ekonisia

Kebijakan 2 (1) (2018) : 39 - 5050

DISPARITAS KUALITAS PELAYANAN ANTARA BECAK SIANTARDAN GO-JEK DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN MASYARAKAT

DI KOTA PEMATANGSIANTAR

(QUALITY DISPARITY BETWEEN SIANTAR PEDICAP AND GO-JEK INFULFILLING SOCIAL NEEDS IN PEMATANGSIANTAR)

¹ Marisi Butarbutar, ² Acai Sudirman dan ³ Efendi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Sultan Agung PematangsiantarJl. Surabaya No.19 Pematangsiantar

[email protected]

Diterima : 17 Oktober 2018; Direvisi 15 November 2018; Disetujui 4 Desember 2018

ABSTRAK

Munculnya transportasi online berbasis aplikasi seperti Go-Jek dan Grab dirasakan telahberdampak signifikan terhadap transportasi konvensional seperti Becak Siantar. Persaingan inimenimbulkan persepsi di masyarakat tentang disparitas dalam hal kualitas pelayanan yangditawarkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran disparitas kualitas pelayanan yangditawarkan oleh Becak Siantar dan Go-Jek. Objek penelitian pada Becak Siantar dan Go-Jek.Metode penelitian menggunakan penelitian lapangan dan kepustakaan. Teknik pengumpulan datamelalui observasi, dokumentasi dan wawancara dengan data yang bersifat kualitatif yangbersumber dari data primer dan sekunder. Teknik analisis menggunakan teknik analisis deskriptifkualitatif. Disparitas kualitas pelayanan dapat digambarkan dari beberapa dimensi beruparealibility, responsiveness, competence, access, courtesy, communication, credibility, security,understanding or knowing the customer dan tangibles. Untuk keseluruhan disparitas kualitaspelayanan transportasi Becak Siantar dan transportasi Go-Jek ditinjau dari beberapa dimensimasih belum optimal, sehingga dibutuhkan regulasi yang mewakili kedua transportasi serta perluupaya yang konkret dari Pemerintah Kota Pematangsiantar dan Organisasi Perangkat Daerahterkait untuk mengoptimalkan keberadaan dari Becak Siantar dan Go-Jek. Disarankan bagiPemerintah Kota Pematangsiantar sebaiknya merancang suatu sistem yang mengkolaborasikanpelayanan Becak Siantar dan Go-Jek sehingga tidak terjadi ketimpangan sosial antar keduatransportasi tersebut.

Kata kunci : disparitas, kualitas pelayanan dan transportasi

ABSTRACT

The emerge of online Transportation based on online application like Go-Jek and Grab givesignificant impact on conventional transportation such as Siantar pedicaps. The competitionresults quality disparity in service based on social perception between Siantar pedicaps and Go-Jek. The research objects are Siantar pedicaps and Go-Jek. Field research and Library researchare implemented. Observation, documentation and interview are tools to get primary andsecondary data. Qualitative Descriptive Analysis is undertaken. The disparity of service ofquality might be described in several dimensions such as realibility, responsiveness, competence,access, courtesy, communication, credibility, security, understanding or knowing the customerdan tangibles. The disparities in service quality between Siantar pedicaps and Go-jek in severalaspects are yet optimum. As a result, several regulations represent both transportation modesneed to be produced and Pematangsiantar Local Government has obligation to perform tangibleactions, particularly government agencies that deal with transportation issues. A system designed

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar [email protected]

not only to accommodate Siantar Pedicaps’ and Go-Jek’s interest but also to collaborate in termsof service.

Keywords : disparity, service quality and transportation

PENDAHULUANDalam kehidupan sehari-hari kegiatan

transaksi jual beli tidak dapat dipisahkan dariaktifitas kehidupan masyarakat. Perkembanganusaha yang kontemporer telah diwarnai denganberbagai macam persaingan di segala bidang.Melihat kondisi tersebut menyebabkan pelakuusaha semakin dituntut untuk mempunyaistrategi yang tepat dalam memenuhi target sertasasaran kepuasan konsumen. Salah satuperkembangan yang semakin ketat adalahperkembangan di sektor jasa transportasikhususnya di Kota Pematangsiantar.Transportasi merupakan salah satu saranaperhubungan yang sangat penting dalam segalahal aktivitas manusia. Semakin berkembangsarana transportasi, maka akan semakin mudahterjalin hubungan antar manusia.

Sektor transportasi dikenal sebagai salahsatu mata rantai jaringan distribusi barang danpenumpang yang telah berkembang sangatdinamis serta berperan didalam menunjangpembangunan politik, ekonomi, sosial budayamaupun pertahanan keamanan. Kegunaantransportasi berperan vital dalam membantupenyaluran barang dan jasa jika dilihat dari eramodernisasi saat ini, dimana segala sesuatu halharus cepat dan juga tepat sasaran. Layanantransportasi online atau angkutan bersamaadalah layanan transportasi perorangan dimanapelanggan dapat memesan tumpangan (mobil,sepeda motor, dan lain-lain) melalui aplikasiseluler dan pengemudi dapat menanggapipesanan melalui aplikasi (Wallsten, 2015).

Beberapa tahun terakhir, Indonesiamengalami transformasi dalam hal transportasi.Perkembangan teknologi yang semakin moderntelah menambah dunia transportasi diIndonesia. Hal ini terlihat dari bermunculannyamodel transportasi berbasis online pada kota-kota besar di Indonesia. Kehadiran transportasionline juga dirasakan oleh masyarakat KotaPematangsiantar pada saat ini. Munculnyatransportasi online berbasis aplikasi seperti Go-Jek dan Grab dirasakan telah berdampaksignifikan terhadap transportasi konvensionalseperti angkutan umum, Becak Siantar, danojek pangkalan. Maraknya kehadirantransportasi online tidak terlepas dari adanyakebutuhan angkutan transportasi yang lebih

aman, cepat, nyaman, dan terjangkau bagimasyarakat sehingga mengakibatkan eksistensiBecak Siantar semakin berkurang jumlahnya.

Akselerasi perpindahan penggunaantransportasi konvesional terhadap transportasionline menimbulkan gesekan-gesekan yangcukup krusial bagi kedua transportasi tersebutsebagai sesama penyedia layanan transportasi.Tentunya ini menjadi polemik tersendiri bagipemerintah kota dan juga masyarakat dalammerespon keberadaan transportasi online.Tendensi masyarakat pada saat ini umumnyamenginginkan kualitas pelayanan transportasiyang sifatnya aman, cepat dan nyaman sertaharga yang kompetitif mengakibatkanperubahan gaya hidup yang serba instan danfleksibel. Oleh karena itu, dengan adanyatransportasi online yang beroperasi di KotaPematangsiantar dapat memberikan beberapamanfaat seperti pengemudi dan pelanggan dapatmengetahui lokasi masing-masing secaraakurat, pelanggan dapat melihat informasipengemudi dan kendaraan, dan pelanggan dapatdengan mudah menemukan transportasi untukpergi ke tempat lain (Farin, 2016).

Intensitas kualitas pelayanan yang baiktransportasi online telah mengakibatkantransportasi konvensional seperti Becak Siantarkesulitan untuk menyeimbangkan kualitaspelayanan yang ditawarkan. Berdasarkan hasilpenelitian Syafrino (2017), bahwa transportasionline sebagai layanan yang memudahkanmasyarakat Indonesia dalam melakukanmobilitas perjalanan. Sedangkan pada hasilpenelitian Lintang, dkk. (2016), menyatakanbahwa perilaku sopir bentor (becak mesin)dikatakan tidak sopan karena ada beberapayang tidak ramah, sering meminta ongkos lebih,dan tidak tertib dalam mematuhi lalu lintassehingga membahayakan penumpang.

Oleh karena itu, sebagai upaya untukmeneliti lebih lanjut mengenai fenomenakualitas pelayanan yang ditawarkan masing-masing transportasi, maka penulismenggunakan 10 dimensi sebagai manifestasidari kualitas pelayanan yang meliputi reability,responsiveness, competence, access, courtesy,communication, credibility, security,understanding or knowing the customer, dantangibles (Berry dan Parasuraman dalam

Kebijakan 2 (1) (2018) : 51 - 5852

Priansa, 2017:56). Adapun yang menjadi pokokbahasan dalam penelitian ini adalah :bagaimana gambaran disparitas kualitaspelayanan Becak Siantar dan Go-Jek dalampemenuhan kebutuhan masyarakat di KotaPematangsiantar. Tujuan penelitian untukmengetahui disparitas kualitas pelayanan BecakSiantar dan Go-Jek dalam pemenuhankebutuhan masyarakat Kota Pematangsiantaryang ditinjau dari 10 dimensi kualitaspelayanan. Semoga dengan adanya penelitianini, Pemerintah Kota Pematangsiantar danMasyarakat dapat mengetahui disparitaskualitas pelayanan antara Becak Siantar danGo-Jek dan sebagai salah satu instrumen bahanpertimbangan dalam hal pembuatan keputusanmaupun kebijakan yang berkaitan dengantransportasi konvensional dan online.

METODEObjek penelitian pada Becak Siantar dan

Go-Jek. Metode penelitian ini menggunakanmetode kualitatif. Desain penelitianmenggunakan desain penelitian lapangan dankepustakaan. Teknik pengumpulan data yangdigunakan berupa observasi, wawancara, dandokumentasi. Data yang dikumpulkan bersifatkualitatif yang bersumber dari data primer dansekunder. Teknik analisis yang digunakanadalah teknik analisis deksriptif kualitatif.Selanjutnya lokasi penelitian berada di KotaPematangsiantar tepatnya pada kawasan TamanBunga Jalan Merdeka dan persimpangan JalanDiponegoro dan Jalan Surabaya. Observasi danwawancara dilaksanakan pada hari sabtu danminggu tanggal 29 dan 30 September 2018.Populasi dalam penelitian adalah masyarakatKota Pematangsiantar. Sedangkan sampel yangdigunakan adalah masyarakat yang pernahmenggunakan layanan jasa Becak Siantar danGo-Jek yang ditentukan melalui kegiatan hasilwawancara. Karena keterbatasan waktupenelitian dan biaya, maka tidak seluruhmasyarakat yang ada di Kota Pematangsiantardapat diwawancarai.

HASIL DAN PEMBAHASANGambaran Singkat Becak Siantar dan Go-Jek

Birmingham Small Arm (BSA) atau yanglebih dikenal dengan Becak Siantar adalahsepeda motor pabrikan Inggris yang diciptakanuntuk kendaraan perang. BSA masuk ke negerirema ripah loh jenawi pada masa peralihantentara Jepang ke tentara sekutu (Belanda-

Inggris). BSA kemudian menyebar di setiapjajahan Belanda. BSA mulai masuk tahun 1958atas inisiatif orang-orang Siantar. Orang Siantarmendatangkannya dari pulau Jawa: Surabayadan Jakarta. Motor BSA diangkutmenggunakan kapal tampomas II(https://ezrareihardianzz.blogspot.com).

BSA atau Becak Siantar berbeda denganbecak-becak lain di Indonesia yang memilikikekhasan. Becak di jawa umumnya dikayuholeh manusia sementara Becak Siantar ditarikdengan sepeda motor. Becak motor Siantarlebih unggul karena ditarik motor besar tuabermesin 350 CC dan 500 CC. Becak Siantarsudah dapat dijadikan salah satu situspurbakala, karena sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992, setiap bendapeninggalan sejarah di atas 50 tahun dapatdinyatakan cagar budaya dan wajib dilindungipemerintah (https://id.wikibooks.org/wiki).

PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa atauyang lebih dikenal dengan Go-Jek merupakansebuah perusahaan teknologi asal Indonesiayang melayani angkutan melalui jasa ojek.Perusahaan ini didirikan pada tanggal 13Oktober tahun 2010 oleh Nadiem Makarimdengan jumlah pengemudi sebanyak 20 orang.Pada saat itu, Go-Jek masih mengandalkan callcenter untuk menghubungkan penumpangdengan pengemudi Go-Jek dan pada tanggal 7Januari 2015, Go-Jek akhirnya meluncurkansebuah aplikasi berbasis android dan IOS untukmenggantikan sistem pemesanan yangmenggunakan jarigan terpusat seperti callcenter (https://id.wikipedia.org/wiki).

Saat ini Go-Jek telah tersedia di 50 kotadi Indonesia dan telah hadir juga di KotaPematangsiantar pada tahun 2017 bulanAgustus. Selain Go-Ride, aplikasi Go-Jek jugamenawarkan beberapa fitur layanan seperti Go-Food untuk pesan dan antar makanan darirestoran favorit, Go-Send untuk mengantarpaket dengan cepat, Go-Mart dan Go-Shopuntuk belanja tanpa harus ke luar rumah. Selainpembayaran dapat dilakukan secara tunai,aplikasi Go-Jek juga menawarkan metodepembayaran berupa Go-Pay yang menawarkandiskon dan rewards menarik setelah selesaimelakukan transaksi (https://www.go-jek.com).

Disparitas Kualitas Pelayanan TransportasiKonvensional dan Transportasi Online

Sebagai landasan dalam penelitian ini,maka penulis menggunakan beberapa teorisebagai indikator keseluruhan mengenai

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 53Disparitas Kualitas Pelayanan Antara Becak Siantar Dan Go-Jek Dalam Pemenuhan KebutuhanMasyarakat Di Kota Pematangsiantar¹ Marisi Butarbutar, ² Acai Sudirman dan ³ Efendi

kualitas pelayanan. Menurut Jasfar (2005:47),bahwa kualitas pelayanan adalah “bagaimanatanggapan konsumen terhadap jasa yangdikonsumsi atau yang dirasakannya”. Pendapatlain mengenai kualitas pelayanan disampaikanoleh Kotler dan Keller (2009:36), kualitaspelayanan (service) merupakan semua tindakanatau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihakke pihak lain yang pada intinya berwujud dantidak menghasilkan kepemilikan apapun.

Untuk mengukur disparitas kualitaspelayanan yang ditawarkan oleh transportasikonvensional yakni Becak Siantar dantransportasi online yakni Go-Jek, makadigunakan beberapa dimensi dari kualitaspelayanan sebagai ukuran untuk menilai danmembandingkan pelayanan yang ditawarkan.Menurut Bery dan Parasuraman dalam Priansa(2017:56), menyatakan kualitas layanan jasaterdiri dari sepuluh dimensi, yaitu:1. Realibility, terdiri dari konsistensi kerja

dan kemampuan untuk dipercaya.2. Responsiveness, yaitu kemampuan atau

kesiapan seorang karyawan untukmemberikan jasa yang dibutuhkankonsumen.

3. Competence, kemampuan dan pengetahuanyang dibutuhkan karyawan dalammemberikan jasa.

4. Access, meliputi kemudahan untukdihubungi dan ditemui.

5. Courtesy, meliputi sikap sopan santun,respek, perhatian dan keramahan.

6. Communication, memberikan informasikepada konsumen dalam bahasa yangmudah dipahami.

7. Credibility, sifat jujur dan dapat dipercaya.8. Security, aman dari bahaya, resiko dan

keragu-raguan.9. Understanding or Knowing the Customer,

usaha untuk memahami kebutuhankonsumen.

10. Tangibles, bukti fisik dari jasa berupafasilitas fisik, peralatan yang digunakan,representasi fisik.

Berdasarkan gambaran dari kualitaspelayanan di atas, adapun sepuluh dimensi yangmenjadi pembahasan dalam penelitian inimeliputi reability, responsiveness, competence,access, courtesy, communication, credibility,security, understanding or knowing thecustomer, dan tangibles.

Untuk dimensi reability yang dimilikipengemudi Becak Siantar berdasarkanpengalaman dari beberapa masyarakat sebagai

pengguna jasa menilai konsistensi daripengemudi Becak Siantar terutama dalam segiwaktu masih perlu diperbaiki kembali. Rata-rata ketepatan waktu saat menggunakan BecakSiantar masih belum bisa menyaingi ketepatanwaktu pada saat menggunakan Go-Jek. Jikapada jarak tempuh yang sama, pada umumnyaGo-Jek lebih cepat beberapa menit daripadaBecak Siantar. Hal ini tentunya menjadi bahanevaluasi bagi pengemudi Becak Siantar untukmengatasi kendala tersebut agar dapatmempertahankan kepercayaan dari konsumen.

Selanjutnya pada dimensi responsivenessdari pengemudi Becak Siantar cenderungbelum serius dalam hal penanganan keluhandari penumpang. Mayoritas pengguna jasa yangada di lapangan memberikan penilaian bahwareaksi pengemudi becak Siantar dalammenanggapi keluhan penumpang masih terlalulambat. Rata-rata pengemudi Becak Siantarmasih belum peka terhadap apa yang menjadikeinginan dan kebutuhan dari penumpang.Kondisi ini justru tidak terjadi pada saatpenumpang menggunakan Go-Jek. Parapengemudi Go-Jek mayoritas memberikansapaan dan memiliki reaksi yang cepat jika adaorderan masuk dari penumpang, baik itu berupalayanan antar jemput orang, makanan, barangmaupun layanan lainnya.

Pada dimensi competence yangdiperlihatkan serta dimiliki oleh masing-masingpengemudi transportasi baik pengemudi BecakSiantar maupun pengemudi Go-Jek memilikiperbedaan yang cukup mencolok dalamketerampilan pencarian lokasi. Rata-ratakemampuan pengemudi Becak Siantarmengandalkan pengalaman selama berkendarauntuk mengingat lokasi yang pernah merekalewati sedangkan pengemudi Go-Jek selainmengandalkan pengalaman, mereka jugamengandalkan teknologi berupa google mapssebagai alat untuk pencarian lokasi atau tempatuntuk menjemput dan mengantar penumpang.

Selanjutnya pada dimensi access yangdimiliki oleh kedua transportasi tersebutmemiliki perbedaan yang cukup signifikan. Halini terbukti dari kemampuan penumpang untukmencari dan memesan Becak Siantar masihmengalami beberapa kendala. Hampir semuaBecak Siantar berada di pangkalannya masing-masing sehingga penumpang yang berada jauhdari lokasi tersebut mengalami kesulitan untukmenggunakan Becak Siantar tersebut. Kondisiini justru tidak dialami penumpang ketikamereka menggunakan Go-Jek untuk berpergian

Kebijakan 2 (1) (2018) : 51 - 5854

ke suatu tempat. Aplikasi Go-Jek memilikisistem navigasi yang baik sehingga mampumenjangkau titik lokasi dari penumpang akan dijemput maupun diantar.

Kemudian jika ditinjau dari dimensicourtesy yang diukur dengan indikator sopansantun dan integritas, dapat dijelaskan bahwauntuk sikap sopan santun berdasarkanpengalaman beberapa nara sumber memilikicitra yang positif. Kebanyakan dari pengendaraBecak Siantar telah berumur 40 tahun ke atassehingga merefleksikan sikap seorang orang tuayang memiliki etika sopan santun dalamberbicara pada saat melayani. Sedangkan untukpengemudi Go-Jek dalam kesehariannyamemberikan pelayanan memiliki sopan santundan sikap perhatian yang cukup baik.Berdasarkan hasil wawancara dari beberapapenumpang menjelaskan sikap perhatian yangdiperlihatkan oleh pengendara Go-Jek saatberkendara berorientasi pada kepuasan.Kepuasan penumpang merupakan kuncikeberhasilan seorang pengemudi Go-Jek dalammelayani penumpangnya.

Dari dimensi communication yangdirasakan beberapa penumpang Becak Siantarmenyatakan pengalaman yang bervariasi.Beberapa waktu lalu, ketika penumpang inginmenggunakan Becak Siantar mengalami hal-halyang kurang menyenangkan. Misalnya ketikapenumpang bertanya tentang tarif harga danmelakukan negosiasi harga menuju suatu titiklokasi tertentu, reaksi dari pengemudi BecakSiantar terkadang membalasnya dengan nadabicara yang tinggi jika penumpang menolakharga yang ditawarkan oleh pengemudi BecakSiantar. Keadaan ini justru berbanding terbalikjika penumpang menggunakan Go-Jek, dimanarata-rata dari pengemudi Go-Jek menggunakankesesuaian nada bicara yang formal dan bahasayang digunakan juga mudah dimengerti.

Ditinjau dari aspek credibility padapengemudi Becak Siantar masih kurangoptimal. Berdasarkan pengalaman dari beberapapenumpang yang telah pernah menggunakanjasa transportasi Becak Siantar menyatakanbahwa, pengemudi Becak Siantar kurangobjektif dalam penjelasan harga. Harga yangditawarkan terkadang terlalu tinggi dan tidakrelevan dengan lokasi yang akan ditempuh.Sedangkan Go-Jek berdasarkan pengalamanbeberapa penumpang menyatakan bahwakredibilitas dan objektivitas harga yangdibayarkan kepada pengemudi Go-Jek dapat

dipercaya dan sesuai dengan harga yangditawarkan oleh sistem aplikasi.

Selanjutnya jika ditinjau dari aspeksecurity untuk kedua transportasi tersebutmemiliki pendapat yang berbeda-bedaberdasarkan pengalaman dari penumpang.Keamanan bertransaksi pada saat menggunakanBecak Siantar sudah cukup baik meskipun adabeberapa hal yang semestinya perluditingaktkan lagi sebagai bahan evaluasi bagipengemudi Becak Siantar dan pemerintah KotaSiantar, yakni perlu adanya mekanismepembayaran yang aman dan nyaman bagipenumpang saat melakukan transaksi yaituberupa voucher atau kartu pembayaran yangdapat di isi ulang. Disisi lain mekanismepembayaran transaksi dari aplikasi Go-Jeksudah menggunakan sistem pembayaran non-tunai berupa dompet digital yang diberi namaGo-Pay sehingga konsumen tidak mestilangsung memberikan uang dalam bentuk tunaiguna membayar upah jasa setelah menggunakanGo-Jek.

Untuk dimensi understanding or knowingthe customer yang diperlihatkan olehpengemudi Becak Siantar dalam memahamikebutuhan konsumen khususnya kebutuhanmengenai atensi pribadi dari pengemudi kepadapenumpang masih belum maksimal. Padaumumnya pengemudi Becak Siantar jarangberkomunikasi dengan penumpang ketikaberada di kendaraan. Fenomena ini justrumenjadi keunggulan dari pengemudi Go-jek,yaitu kemampuan serta kepekaan mereka dalammemberikan perhatian kepada penumpangdalam bentuk komunikasi yang terjalin denganbaik. Kepekaan dari pengemudi Go-Jek dalammemahami kebutuhan penumpang menjadikanGo-Jek sebagai pilar prioritas penggunaantransportasi umum yang bersifat online.

Kemudian pada dimensi tangibles yangdigunakan oleh masing-masing pengemuditransportasi terlihat bahwa pengemudi BecakSiantar dari segi kebersihan kendaraan dankelayakan kendaraan masih perlu diperhatikanserta ditingkatkan kembali. Aspek kelayakankendaraan menjadi bahan evaluasi krusial bagipengemudi, disebabkan karena rata-rata usiadari kendaraan Becak Siantar sudah di atas 20tahun pemakaian. Padahal untuk aspekkeselamatan dalam berkendaraan perlumemperhatikan kelayakan usia kendaraan yangingin digunakan. Kondisi ini justru menjadiperhatian khusus bagi Go-Jek yang akanmenjalin mitra dengan pengemudi Go-Jek.

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 55Disparitas Kualitas Pelayanan Antara Becak Siantar Dan Go-Jek Dalam Pemenuhan KebutuhanMasyarakat Di Kota Pematangsiantar¹ Marisi Butarbutar, ² Acai Sudirman dan ³ Efendi

Salah satu syarat untuk menjadi mitra Go-Jekadalah kelayakan kendaraan yang mewajibkansetiap kendaraan yang digunakan haruskeluaran terbaru minimal tahun 2011 ke atas.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulismencoba mengemukakan evaluasi terkaitkualitas pelayanan transportasi konvensionalyaitu Becak Siantar dan transportasi onlineyaitu Go-Jek yang ditinjau dari beberapadimensi. Untuk meningkatkan performa daripengemudi Becak Siantar mengenai ketepatanwaktu dalam pelayanan sebaiknya perlu adanyasistem yang mengatur keberadaan BecakSiantar sebagai salah transportasi wisata yangterhubung dengan dinas kepariwisataan danpemerintah kota agar Becak Siantar yangberoperasi dapat juga melayani wisatawan lokalmaupun internasional. Sedangkan pada Go-Jeksebaiknya tetap mempertahankan maupunmeningkatkan kecepatan waktu pelayanankepada konsumen. Kemudian dalam halpenanganan keluhan dari konsumen, sebaiknyapengemudi Becak Siantar sebagai salah satuicon kesayangan Kota Pematangsiantar dapatmemperhatikan kembali aspek kesigapan danrespon yang cepat dalam melayani masyarakatmaupun wisatawan. Sedangkan padapengemudi Go-Jek tetap mempertahankan dayatanggap dan reaksi yang cepat pada saatmemberikan maupun menjelaskan fitur layanan.

Untuk mengoptimalkan kemampuan daripengemudi Becak Siantar tentang pencarianlokasi, perlu adanya rancangan suatu sistemyang mengetahui dan mengatur posisi darimasing-masing pengemudi becak. Sistem inisebaiknya terkoneksi dengan dinaskepariwisatawan dan pemerintah kota untukmemantau pergerakan dari Becak Siantar padasaat beroperasi sehingga ketika ada wisatawanyang datang ke Kota Pematangsiantar, makaBecak Siantar dapat digunakan sebagai modeltransportasi wisata. Sedangkan pada Go-Jeksebaiknya tetap mempertahankan kualitaskemampuan dari mitranya yaitu pengemudi Go-Jek dengan stimulus berupa peningkatan jumlahbonus. Selanjutnya untuk pencarian lokasi dariBecak Siantar masih mengandalkanpengalaman selama menjadi seorangpengemudi becak. Keterbatasan dari lokasikeberadaan Becak Siantar mengakibatkanmasyarakat yang ingin menggunakan BecakSiantar mengalami kesulitan untukmenemukannya sehingga perlu adanyadorongan kepada pemerintah kota memfasilitasiruang untuk berkumpulnya Becak Siantar yang

terintegrasi dengan pemerintah kota sehinggamempermudah dalam mengkoordinasikannya.Sedangkan pada Go-Jek sudah cukup baikdalam pencarian lokasi dikarenakanmengandalkan sistem navigasi yang terdapatpada aplikasi sehingga mampu menjelaskankeberadaan dari pemesan meskipun seringterjadi kegagalan sistem pada saat prosespencarian.

Berdasarkan sikap sopan santun dansikap perhatian yang ditunjukkan olehpengemudi Becak Siantar sudah baik. Hal inisesuai fakta di lapangan yang dinyatakanbeberapa nara sumber mengenai keprilakuanyang ditunjukkan oleh pengemudi BecakSiantar memenuhi ekpektasi dari penumpang.Sedangkan pada pengemudi Go-Jek juga sudahbaik dalam hal pemberian layanan yangditunjukkan dengan perilaku sopan santun sertaperhatian kepada penumpang. Selanjutnyakomunikasi yang tidak sinkron sering terjadiantara pengemudi Becak Siantar denganmasyarakat. Hal ini disebabkan karena tidakadanya kesepakatan mengenai harga sehinggamengakibatkan timbulnya interpolasi yangnegatif dari kedua pihak tersebut. Oleh karenaitu, sebaiknya perlu adanya dorongan kepadapemerintah untuk merancang aturan mengenaiketentuan tarif harga yang proposional sehinggatidak terjadi interpolasi yang negatif antarapengemudi Becak Siantar dengan masyarakat.Sedangkan komunikasi dari pengemudi Go-Jekkepada masyarakat sebagai penumpang terjalinsudah baik. Fakta di lapangan menjelaskanbahwa, rata-rata pengemudi Go-Jekmenggunakan gaya komunikasi yang santunpada saat berbicara.

Disparitas kredibilitas pengemudi BecakSiantar dengan pengemudi Go-Jek berdasarkanketerangan beberapa sumber menjelaskanbahwa mayoritas pengemudi Becak Siantarmenjelaskan fitur layanan dalam hal ini adalahharga tidak objektif dengan jarak tempuh lokasiyang akan dikunjungi. Penetapan harga yangsepihak menyebabkan penumpang engganuntuk menggunakan Becak Siantar meskipunmerupakan salah satu transportasi yang sudaheksis dari dulu. Perbedaan kualitas pelayananyang ditunjukkan oleh pengemudi Go-Jek padadasarnya merupakan kewajiban yang harusdilaksanakan ketika melayani penumpang.Kredibilitas seorang pengemudi Go-Jek akandinilai oleh penumpang dan selanjutnya akandiberikan penilaian di dalam aplikasi sesuaiyang terjadi di lapangan. Dari segi keamanan

Kebijakan 2 (1) (2018) : 51 - 5856

menggunakan Becak Siantar berdasarkan faktadi lapangan sudah cukup baik. Pada umumnyamasyarakat yang menggunakan Becak Siantarmerasakan keamanan dan kenyamana ketikaberada di atas kendaraan. Namun demikian,tidak bisa disangkal bahwa kemajuan teknologiyang begitu pesat mengharuskan beberapatransportasi umum yang ada di kota-kota besarmenggunakan pembayaran dalam bentuk non-tunai. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakandari pemerintah kota merancang suatu konseppembayaran satu pintu, dimana penumpangdapat melakukan pembayaran non-tunai dalambentuk karcis atau dompet digital. Disisi lainkeamanan pembayaran menggunakan Go-Jeksudah menggunakan pembayaran non-tunaiberupa Go-Pay. Setiap konsumen yang akanmelakukan pembayaran atas Go-Jek dapatmembayar dengan Go-Pay dan kadang-kadangakan memperoleh diskon ketika ada promo daripihak Go-Jek.

Untuk aspek usaha memahami kebutuhankonsumen yang ditunjukkan oleh keduatransportasi ini sudah cukup baik. PengemudiBecak Siantar pada umumnya memilikikemampuan memberikan atensi kepadapenumpang saat dikendaraan. Kelebihan dariBecak Siantar untuk aspek ini adalah setiappenumpang memiliki kebebasan untuk memilihpengemudinya. Sedangkan pada pengemudiGo-Jek memiliki ketepatan dalampertanggungjawaban informasi kepadapenumpang, meskipun setiap penumpang tidakmemiliki akses untuk memilih pengemudi Go-Jek yang sesuai dengan keinginan dan harapandari mereka. Kemudian untuk dimensi buktifisik yang ditampilkan oleh kedua transportasiini memiliki disparitas yang cukup dominan.Berdasarkan hasil pengamatan di lapanganmenggambarkan kondisi kelengkapan seragamdan kebersihan kendaraan masih belumkonsisten. Kondisi ini justru menjadi perhatiankhusus bagi pemerintah Kota untuk menanganidan membenahi para pengemudi Becak Siantaragar memperhatikan aspek bukti fisik lebihintensif.

Perbedaan yang ditunjukkan Go-Jeksebagai salah satu transportasi pendatangdengan kelengkapan seragam, kebersihankendaraan, dan kelayakan kendaraan yangmaksimal menjadikan Go-Jek sebagai salahsatu primadona transportasi yang palingdiminati oleh penumpang.

KESIMPULANGambaran disparitas kualitas pelayanan

Becak Siantar dan Go-Jek dalam pemenuhankebutuhan masyarakat Kota Pematangsiantarmasih belum terlaksana dengan cukup baik.Berdasarkan hasil pembahasan dapatdisimpulkan bahwa belum optimalnya kualitaspelayanan yang diberikan Becak Siantar danGo-Jek jika ditinjau dari 10 dimensi kualitaspelayanan. Secara keseluruhan pengemudiBecak Siantar masih belum objektif dalampenjelasan tarif harga dan akses untukmemperoleh atau menemukan Becak Siantarmasih sulit ditemukan bagi masyarakat yangtinggal di pinggiran kota. Selanjutnya untukGo-Jek sendiri masih mengalami beberapakendala dalam hal pemahaman kebutuhankonsumen yang terbatas pada sistem sehinggamasyarakat tidak punya akses untuk memilihpengemudinya, kemudian ditambah lagi seringterjadinya sistem yang error di aplikasi padasaat proses pemesanan.

SARANUntuk mengatasi disparitas yang

berdampak negatif terhadap kepercayaanmasyarakat serta untuk mengoptimalkankualitas pelayanan kedua transportasi tersebut,sebaiknya pemerintah Kota Pematangsiantarperlu mendesain sebuah sistem yang dapatmengkolaborasikan kedua transportasi tersebutdalam melayani masyarakat sehinggaperbedaan kualitas pelayanan antara keduatransportasi ini tidak terlalu signifikan.Misalnya aturan pemberlakuan secara umumdan wajib penggunaan transportasi BecakSiantar kepada setiap pegawai Aparatur SipilNegara yang ada di Kota Pematangsiantar pada

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 57Disparitas Kualitas Pelayanan Antara Becak Siantar Dan Go-Jek Dalam Pemenuhan KebutuhanMasyarakat Di Kota Pematangsiantar¹ Marisi Butarbutar, ² Acai Sudirman dan ³ Efendi

saat berangkat kerja dan pulang kerja di hari-hari tertentu.

DAFTAR PUSTAKAFarin, N. J, Rimon, M. N. A. A., Momen, S.,Uddin, M. S, & Mansoor, N. 2016. Aframework for dynamic vehicle pooling andride-sharing system. In ComputationalIntelligence (IWCI), International Workshop on(pp. 204-208). IEEE.

Jasfar, Farida. 2005. Manajemen JasaPendekatan Terpadu. Bogor : Ghalia Indonesia.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran.Edisi Ketiga belas. Jilid 1 Jakarta : PT Indeks.

Kotler, Philip dan Kevin lane Keller. 2009.Manajemen Pemasaran. Jilid 2, Edisi Ketigabelas. Jakarta : Erlangga.

Lintang, Tessa Viola, Suryadi Suparjo danHendriek H. Karongkong. 2016. EvaluasiPelayanan Transportasi Bentor Di KotaKotamobagu Berdasarkan Persepsi Pengguna.Jurnal Unsrat. Universitas Sam Ratulangi.Manado.

Nasution, Nur. 2005. Manajemen MutuTerpadu (Total Quality Management). Bogor:Ghalia Indonesia.

Priansa, Donni Juni. 2017. Perilaku Konsumendalam Persaingan Bisnis Kontemporer.Bandung: Alfabeta.

Syafrino, Aprima. 2017. Efisiensi Dan DampakOjek Online Terhadap Kesempatan Kerja danKesejahteraan. Skripsi. Institut PertanianBogor. Bandung.

Tjiptono, Fandy, 2014. Pemasaran Jasa. EdisiPertama. Yogyakarta: Andi.

Tjiptono, Fandy dan Gregorious Chandra 2016.Service, Quality, & Satisfication. EdisiKeempat. Yogyakarta : Andi.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentangBenda Cagar Budaya.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentangPelayanan Publik.

Wallsten, S. (2015). The Competitive Effects ofthe Sharing Economy : how is Uber ChangingTaxis. Technology Policy Institute, 22.

https://ezrareihardianzz.blogspot.com/2014/11/sejarah-motor-bsa-masuk-kesiantar.html(Diakses: 2 Oktober 2018)

https://id.wikipedia.org/wiki/GO-JEK (Diakses: 2 Oktober 2018)

https://www.go-jek.com/blog/kini-go-jek-telah-hadir-di-25-kota-baru-di-indonesia (Diakses: 2Oktober 2018)

https://id.wikibooks.org/wiki. (diakses 2Oktober 2018)

Kebijakan 2 (1) (2018) : 51 - 5858

MODEL PENGEMBANGAN MANAJEMEN PEMBANGUNANKELURAHAN

(THE MODEL OF VILLAGE MANAGEMENT DEVELOPMENT)

Marto Silalahi

Dosen Kopertis Wilayah Sumatera Utara dpk STIE Sultan Agung PemantangsiantarJl. Surabaya No. 19 Pematangsiantar

[email protected]

Diterima : 23 Oktober 2018; Direvisi 21 November 2018; Disetujui 4 Desember 2018

ABSTRAK

Rencana kerja pemerintahan dan pembangunan adalah dokumen pemerintahan yangmengartikulasikan kebutuhan masyarakat kedalam program dan kegiatan pemerintahan.Kemampuan mengadministrasikan kebutuhan masyarakat menjadi modal besar mempercepat danmempermudah tercapainya rencana kerja pemerintahan dan pembangunan. Kesesuaian datakebutuhan dan data sumber daya kewilayahan menjadi hasil atau output dari musyawarahpembangunan. Dimensi skala prioritas menjadi saringan penting dalam menentukan program dankegiatan yang bersesuaian dengan data dan informasi tersebut. Musyawarah pembangunan(musrenbang) menjadi dasar utama menerjemahkan kebutuhan dan harapan masyarakat kedalamprogram dan kegiatan pemerintahan dan pembangunan Kelurahan. Metode penelitian yangdigunakan adalah metode kualitatif deskriptif analitik berdasarkan kepada pendapat para ahliyang berkompeten. Dimana partisipasi masyarakat menjadi energi besar dalam mensukseskankeberhasilan pencapaian target atau tujuan pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu penguatansumber daya kelurahan baik optimalisasi kinerja pemerintahan kelurahan, keberdayaan organisasikelurahan dan partisipasi pemangku kelurahan lainnya sangatlah penting dalam sinergisasi kinerjaorganisasi pemerintahan kelurahan dan keberdayaan masyarakat yang sesuai dengan harapan,tuntutan dan kebutuhan masyarakat kelurahan.

Kata kunci : manajemen pembangunan kelurahan dan partisipasi masyarakat

ABSTRACT

Work plan design in governance and development is a formal government document thatarticulates society’s needs into program and measure. The ability to manage the need of societyis one of governance instruments to accelerate in achieving development target. Appropriatenessbetween the necessity and regional-based data sources will result in deliberative and socialconvention. Priority scaling is an important filter to determine program and measure that agreewith regional-based data and information. People-centered development consultation becomes animportant basic-data sources to evolve social needs and expectancy into village’s program andmeasure. Descriptive-analytic method examines competent experts’ ideas and explanations.Social participation is the influential consideration to make development target and goalsachievable. As a result, to strengthen village resources; village governance performance, villageorganization empowerment, other stakeholders important factors is essential to make work plandesign in governance and development well-implemented.

Keywords : village development management and social participation

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar [email protected]

PENDAHULUANPembangunan daerah memiliki paling

tidak tiga tahapan yang dilakukan yaituperencanaan pembangunan daerah, pelaksanaandan pengawasan program dan kegiatanpembangunan. Skala prioritas pembangunandesa/kelurahan (bagian tidak terpisahkan dariprioritas pembangunan daerah) disusunberdasarkan kepada pembangunan yang belumdilaksanakan pada tahun sebelumnya dankebutuhan pembangunan yang bersifatmendesak dan segera harus dilaksanakan karenasituasi dan kondisi tertentu.

Pada tahapan perencanaan, pelaksanaandan pengawasan, keberadaan faktor masukanakan menambah kualitas dan daya saingprogram dan kegiatan pembangunan yangbersesuaian dengan hasil musyawarahpembangunan daerah. Menerjemahkankebutuhan masyarakat tergambar darikeseluruhan kegiatan musyawarahpembangunan desa/kelurahan baik tingkatrukun tetangga, rukun warga maupun tingkatdesa/kelurahan. Lokasi dan fokus analisa danpembahasan kegiatan pemerintahan,pembangunan dan kemasyarakatan menjadiindikator utama dalam menyusun rencana kerjapemerintahan kelurahan.

Kegiatan mengadministrasikan seluruhdata dan informasi sumber daya kewilayahan(misalnya pemerintahan kelurahan) akanmembangun sistem pemerintahan danpembangunan yang terpadu dan terintegrasi.Ketersediaan data dan informasi sumber dayakewilayahaan akan mempermudah menyusunrencana kerja pemerintahan dan pembangunanbaik kelurahan maupun pembangunan daerah.

Perkembangan kebutuhan masyarakat,perkembangan organisasi pemerintahankelurahan, pertumbuhan penduduk sertadinamika perubahan peraturan adalah faktorpenentu keberhasilan penyusunan rencana kerjapemerintahan, pembangunan dankemasyarakatan. Rencana kerja pemerintahandan pembangunan adalah dokumenpemerintahan yang mengartikulasikankebutuhan masyarakat kedalam program dankegiatan pemerintahan. Kemampuanmengadministrasikan kebutuhan masyarakatmenjadi modal besar mempercepat danmempermudah tercapainya rencana kerjapemerintahan dan pembangunan. Kesesuaiandata kebutuhan dan data sumber dayakewilayahan menjadi hasil atau output darimusyawarah pembangunan. Dimensi skala

prioritas menjadi saringan penting dalammenentukan program dan kegiatan yangbersesuaian dengan data dan informasi tersebut.Musyawarah pembangunan (musrenbang)menjadi dasar utama menerjemahkan kebutuhandan harapan masyarakat kedalam program dankegiatan pemerintahan dan pembangunanKelurahan. Sebagai subjek dan objek kegiatanmusyawarah pembangunan, maka partisipasimasyarakat menjadi energi besar mensukseskankeberhasilan pencapaian target atau tujuankehadiran pembangunan itu sendiri.

Berkaitan dengan partisipasi masyarakatdalam pembangunan, Prety (Syahyuti, 2006:30)mengatakan bahwa “Ada tujuh karakteristiktipologi partisipasi, yang berturut-turut semakindekat kepada bentuk yang ideal, yaitu :1. Partisipasi pasif atau manipulatif. Ini

merupakan bentuk partisipasi yang palinglemah. Karakteristiknya adalah masyarakatmenerima pemberitahuan apa yang sedangdan telah terjadi.

2. Partisipasi informatif. Di sini masyarakathanya menjawab pertanyaan-pertanyaanuntuk proyek, namun tidak berkesempatanuntuk terlibat dan mempengaruhi proseskeputusan.

3. Partisipasi konsultatif. Masyarakatberpartisipasi dengan cara berkonsultasi,sedangkan orang luar mendengarkan, sertamenganalisis masalah dan pemecahannya.

4. Partisipasi insentif. Masyarakat memberikankorbanan dan jasa untuk memperolehimbalan insentif berupa upah, walau tidakdilibatkan dalam proses pembelajaran ataueksperimen-eksperimen yang dilakukan.

5. Partisipasi fungsional. Masyarakatmembentuk kelompok sebagai bagianproyek, setelah ada keputusan-keputusanutama yang disepakati.

6. Partisipasi interaktif. Masyarakat berperandalam proses analisis untuk perencanaankegiatan dan pembentukan atau penguatankelembagaan.

7. Mandiri (self mobilization). Masyarakatmengambil inisiatif sendiri secara bebas(tidak dipengaruhi pihak luar) untukmerubah sistem atau nilai-nilai yang merekajunjung.

Musyawarah pembangunan daerah padahakekatnya adalah sarana komunikasi yangdilakukan pemerintah dengan masyarakat dalamkontektual perencanaan, pelaksanaan danpengawasan berbagai program dan kegiatandaerah. Sinergisasi komunikasi tersebut akan

Kebijakan 2 (1) (2018) : 59 - 6460

menghasilkan kualitas pelayanan pemerintahanyang unggul (The Publik Service Excellence).

Kegiatan musyawarah pembangunandaerah merupakan tahapan awal dalammenggumpulkan data dan informasi berkaitandengan kebutuhan pemangku kepentingandaerah. Merencanakan program dan kegiatanmerupakan operasionalisasi memenuhikebutuhan. Berkaitan dengan perencanaanpembangunan, Wrihatnolo dan Riant(2006:121) mengatakan bahwa ”Perencanaanpembangunan adalah produk kebijakan publik.Kebijakan publik tidak akan memberikandampak jika tidak ditindaklanjuti dalam bentukimplementasi. Oleh karena itu, implementasiperencanaan pembangunan adalah penting agartujuan perencanaan pembangunan dapattercapai.”

Perencanaan pembangunan tingkatkelurahan dikelola organisasi kelurahan yangmerupakan perangkat kecamatan dan lembagakemasyarakatan kelurahan Pasal 25 (1) danPasal 27 (2) Peraturan Pemerintah Nomor 17Tahun 2018 tentang Kecamatan. Optimalisasikinerja pelayanan kelurahan terprogram danterdokumentasikan dalam organisasi dan tatakerja organisasi kelurahan, yang dipimpinseorang Lurah Pasal 229 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah yang berbunyi“Kelurahan dipimpin oleh seorang kepalakelurahan yang disebut Lurah selaku perangkatkecamatan dan bertanggungjawab kepadaCamat”. Untuk melaksanakan tugaspemerintahan dan pembangunan kelurahan,kerja sama kelurahan dan lembaga menjadipersyaratan utama.

Aspirasi dan masukan masyarakat dalamkegiatan musyawarah pembangunan daerahmenjadi data dan informasi kebutuhanmasyarakat dan selanjutnya dikomunikasimelalui rencana kerja pembangunan daerah.Berkenaan dengan perencanaan pembangunan,Sjafrizal (2015 : 130) mengatakan bahwa”Untuk dapat lebih terjaminnya pelaksanaansuatu perencanaan pembangunan diperlukanbeberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu: (1) Perencanaan harus berorientasi padapelaksanaan dan tidak window dressing; (2)Perencanaan tersebut harus dapat selaludisesuaikan dengan perubahaan sosial ekonomi;(3) Menjaga keterkaitan antara perencanaan danpenganggaran; (4) Menggembangkan kapasitasdan kualitas tenaga perencana; dan (5)

Melakukan optimalisasi peran sertamasyarakat.”

Kinerja pelayanan maksimal organisasikelurahan menjadi motor penggerak darikeberhasilan pembangunan daerah khususnyapembangunan sarana dan prasarana lokalkelurahan dan pemberdayaan masyarakattingkat kelurahan. Musyawarah pembangunankelurahan sebagai sarana komunikasi programdan kegiatan kelurahan dengan aspirasi dankebutuhan masyarakat, sehingga keberdayaankegiatan musrenbang menjadi daya dorong dandaya pengungkit kinerja pembangunankelurahan. Keberadaan sumber pembiayaankegiatan pembangunan kelurahan mendapatkandukungan dari APBD sesuai dengan PeraturanPemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentangKecamatan Pasal 30 ayat (1).

Kapasitas dan kapabilitas sumber dayaaparatur kelurahan menjadi gelanggangpertarungan antara peningkatan kepercayaanmasyarakat (The Public Trust) dengan Kinerjamaksimal program dan kegiatan kelurahan (TheExcellent Services). Produktivitas kuantitas dankualitas program dan kegiatan dihasilkankinerja maksimal kelurahan. Keberadaan faktorkualitas sumber daya manusia, strukturorganisasi, teknologi, pimpinan dan masyarakatdan bentuk kepemimpinan Joedono (dalamTjokroamidjojo, 1996 : 28) merupakan faktoryang mempengaruhi kinerja pelayananpemerintahan kelurahan.

METODEUntuk mendapatkan informasi dan bahan

berkaitan dengan keberadaan musyawarahpembangunan kelurahan, maka dilakukanpenelitian kualitatif deskriptif. Penelitian inimenggunakan metode penelitian kualitatifdeskriptif analitik berdasarkan kepada pendapatahli yang berkompeten. Metode teori dasar(Grounded Theory) dan konten analisis(Content Analysis) serta mengkombinasikandengan norma perundangan, digunakan untukmenemukan fenomena utama dari keberadaanmusyawarah pembangunan kelurahan ataumemperkuat teori yang digunakan dalammenganalisa keberadaan musyawarahpembanguan kelurahan itu, kemudian dibuatkankesimpulan yang menjadi dasar membentukprinsip dasar dalam suatu teori.

HASIL DAN PEMBAHASANPembangunan kelurahan merupakan

bagian integral dari pembangunan daerah

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 61Model Pengembangan Manajemen Pembangunan KelurahanMarto Silalahi

karena kegiatan pembangunan kelurahandilakukan oleh pemerintah Kelurahan.Kehadiran pembangunan kelurahan merupakangambaran kebutuhan masyarakat pada suatukurun waktu tertentu. Berkaitan denganpelayanan yang dilakukan organisasi, Albertdan Zemke (dalam Ratminto dan Winarsih,2005 : 79) mengatakan bahwa “Organisasi yangbergerak di bidang pelayanan yang sangatberhasil memiliki tiga faktor, yaitu 1) Strategipelayanan yang baik; 2) Sumber daya manusiayang melayani; dan 3) Sistem pelayanan yangbaik.” Pembangunan kelurahan membutuhkansumbangan dan partisipasi seluruh pemangkukeberhasilan pembangunan. Sebagai objek dariproduk pembangunan kelurahan, keberdayaanmasyarakat dalam memberikan masukan,sarana dan pendapat dalam forum musyawarahpembangunan menjadi elemen penting. Dayakreativitas dan profesionalitas aparaturkelurahan untuk menyusun rencana programdan kegiatan menjadi pendorong keberhasilanpembangunan kelurahan.

Penetapan skala prioritas kegiatanpembangunan kelurahan membutuhkan faktorCapacity, Equity, Empowerment, Sustainabilitydan Interdependence (Bryant danWhite,1989:94). Pembangunan sarana danprasarana kelurahan serta pemberdayaanmasyarakat di kelurahan menjadi skala prioritasdalam pembangunan kelurahan sesuai denganamanat Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun2018 tentang Kecamatan Pasal 30.

Meningkatkan kapasitas dan kapabilitasmasyarakat menjadi objek dari kegiatanpembangunan kelurahan. Pemerintah kelurahanmenjalankan kinerja pemerintahannya denganmaksimal sesuai dengan norma perundanganyang berlaku (misalnya Undang-UndangNomor 23 Tahun 2014 dan PeraturanPemerintah Nomor 17 Tahun 2018). Mengelolasumber daya kewilayahan menjadi sumber dayapembangunan kelurahan. Membangunkelurahan membutuhkan dukungan danpartisipasi masyarakat. Sebagai organisasipemerintahan dibawah Pemerintah kecamatan,maka kehadiran profesionalitas dankeberdayaan kelurahan menjadi saranamendekatkan dan memaksimalkan program dankegiatan pemerintahan. Manajemenpembangunan kelurahan menjadi saranamengoptimalisasikan dalam mewujudnyatakankebutuhan masyarakat dan pemangkukepentingan kelurahan lainnya.

Berkaitan dengan merencanakanpembangunan, Wrihatnolo dan Riant (2006 :2230) mengatakan bahwa “Lima hal pokokyang dipegang dalam membuat perencanaanpembangunan”, yaitu : (1) Harus ada prioritas.Manajemen adalah masalah prioritas. Kita harusmeletakkan waktu sebagai sumber daya palingpenting karena tidak dapat ditarik kembali; (2)Memahami proses perencanaan pembangunanitu sendiri. Proses berarti sekuensi yangmerupakan isu lanjutan dari manajemen; (3)Memanfaatkan prinsip ekonomi. Prinsip inimerupakan translasi dari konsep reinventinggovernment. Birokrasi pembangunan yang barutidak lagi boleh berpikir dan bertindak ke arahbudget maximizer, sebagai ciri khas perilakubirokrasi; (4) Rencana pembangunan harus doable atau dapat dilakukan dalam kurun waktuyang tersedia, dukungan politis, strategis, danteknis dan rentang kendali yang tersedia; (5)Pembangunan merupakan kebijakan publikyang unggul. Jika perencanaan pembangunanmemberikan harapan kepada rakyat untukmembangun hari esok secara mandiri,perencanaan pembangunan itu adalah kebijakanpublik yang unggul.

Merencanakan pembangunan kelurahandengan maksimal didasarkan kebutuhan,aspirasi dan harapan masyarakat sebagaimanahasil dari musyawarah pembangunan kelurahan.Sebagai kuasa pengguna anggaran (Pasal 30Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018tentang Kecamatan), Kepala kelurahanmemiliki kewenangan merencanakanpembangunan sarana dan prasarana kelurahandan melakukan kegiatan pemberdayaanmasyarakat kelurahan dengan tetapberkomunikasi dengan pemerintah kecamatan(Pasal 25 Peraturan Pemerintah Nomor 17Tahun 2018 tentang Kecamatan).

Berkaitan dengan pembangunan,Kuncoro (2004:63) mengatakan bahawaPembangunan suatu daerah haruslah mencakuptiga inti nilai, yaitu : (1) Ketahanan(Sustenance). Kemampuan untuk memenuhikebutuhan pokok (pangan, papan, kesehatan,dan proteksi) untuk mempertahankan hidup; (2)Harga diri (Self Esteem). Pembangunanharuslah memanusiakan orang dan (3) Frerdomfrom servitude. Kebebasaan bagi setiap individusuatu negara untuk berpikir, berkembang,berperilaku, dan berusaha untuk berpartisipasidalam pembangunan.

Manajemen pembangunan kelurahanberhubungan dengan program dan kegiatan

Kebijakan 2 (1) (2018) : 59 - 6462

yang berkaitan dengan masalah prioritas.Sebagaimana amanat Peraturan PemerintahNomor 17 Tahun 2018, skala prioritas dalampembangunan kelurahan adalah pembangunansarana dan prasarana kelurahan danpemberdayaan masyarakat. Identifikasi skalaprioritas tersebut dibahas dan dimusyawarahkandalam forum musrenbang kelurahan. Tematikpembahasan sarana dan prasarana kelurahandalam musrenbang kelurahan dapat berbentukpembangunan kantor kelurahan dan ruanganrapat/ruangan diskusi masyarakat,pembangunan ruang publik/masyarakat (sepertiLapangan Merdeka), pembangunan TPS(tempat pembuangan sampah sementara),pembangunan jalan setapak dan parit pasangandisetiap rukun tetangga dan rukun warga, dansebagainya. Tematik pembahasanpemberdayaan masyarakat kelurahan dalammusrenbang kelurahan dapat berbentukkegiatan gotong-royong, mendorong usahakecil dan menengah keekonomian, mendorongkerja bakti lingkungan, mendorong kegiatanpendidikan anak usaha dini, dan sebagainya.

Identifikasi skala prioritas sarana danprasarana kelurahan dan pemberdayaanmasyarakat kelurahan menjadi bahan diskusimusyawarah pembangunan kelurahan.Membahas pembangunan kelurahan harusmemperhatikan manajemen pembangunankelurahan sehingga efektifitas dan efesiensikegiatan pembangunan tercapai denganmaksimal. Keberadaan sumber dana yangdibutuhkan menjadi motor penting dalammenyusun rencana anggaran biaya kegiatanpembangunan, seperti pembangunan gedungpertemuan misalnya.

Manajemen pembangunan berhubungandengan pembangunan kebijakan publik yangunggul. Untuk mengoperasionalisasikanprogram dan kegiatan pembangunan, makakeberadaan kinerja maksimal pemerintahankelurahan menjadi kebutuhan dan keharusan.Untuk mengoperasikan Pasal 30 Ayat (3)Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018,maka keberadaan organisasi pemerintahkelurahan membutuhkan penguatan strukturalorganisasi sehingga penyusunan rencana kerjapembangunan kelurahan dapat memenuhiharapan dan kebutuhan rakyat.

Berkaitan dengan manajemenpembangunan, Lopulisa dan Alam (dalamSafi’i, 2009 : 54) mengatakan bahwa“Pembangunan daerah akan terpusat kepadausaha-usaha pembangunan berbasis masyarakat

(community base development), masyarakatdipandang sebagai economic entry.”Kemampuan menerjemahkan kebutuhan danharapan masyarakat kedalam program dankegiatan pembangunan kelurahanmembutuhkan keberdayaan organisasikelurahan dalam menjalankan tugas dankewenangan pemerintahan, pembangunan dankemasyarakatan. Fokus dan lokuspembangunan kelurahan dimaksudkan danditujukan kepada penguatan pembangunanberbasis masyarakat khususnya kegiatanekonomi usaha kecil dan menengah.Mensejahterakan masyarakat melalui maksimalrencana program dan kegiatan pembangunan,merupakan tugas dan fungsi serta kewenanganpemerintahan. Untuk tingkatan kelurahankegiatan pembangunan membutuhkanpartisipasi masyarakat dan pemangkukepentingan kelurahan.

KESIMPULANMendekatkan dan memaksimalkan

kebutuhan dan harapan masyarakat adalah tugasdan kewenangan organisasi pemerintahansebagaimana amanat norma perundangan yangberlaku. Kehadiran pembangunan kelurahanmenjadi jawaban tuntutan, aspirasi dan harapanmasyarakat dan pemangku kepentingankelurahan lainnya. Bagaimanamengaktualisasikan program dan kegiatanpembangunan sarana prasarana danpemberdayaan masyarakat kelurahanmerupakan tema pembahasan dalam kegiatanmusyawarah pembangunan kelurahan.

Sinergisasi kinerja organisasipemerintahan kelurahan dan keberdayaanmasyarakat akan membuahkan program dankegiatan pembangunan yang sesuai denganharapan, tuntutan dan kebutuhan masyarakatkelurahan. Membangun sarana dan prasaranakelurahan dan memberdayakan menjadi fokusdan lokus rencana pembangunan kelurahan.Penentuan skala prioritas pembangunankelurahan harus mempertimbangkan sinergisasisemua pemangku kepentingan kelurahan.

SARAN1. Dalam rangka penguatan kinerja

pembangunan, maka diperlukan adanyapenguatan sumber daya kelurahan baikoptimalisasi kinerja pemerintahan kelurahan,keberdayaan organisasi kelurahan danpartisipasi pemangku kelurahan lainnya.

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 63Model Pengembangan Manajemen Pembangunan KelurahanMarto Silalahi

2. Penguatan Pemerintahan Kelurahanmerupakan grand strategi kebijakan programdan kegiatan pembangunan sarana-prasaranadan pemberdayaan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKABryant, Coralie dan Louise G.White. 1989.Manajemen Pembangunan Untuk NegaraBerkembang. Jakarta : LP3ES.

Dwiyanto, Agus (editor), 2006. MewujudkanGood Governance melalui Pelayanan Publik.Jogjakarta : UGM Pres.

Gibson, James L, John F. Ivanceich and JamesH. Donnelly, JR. 1996. Organisasi, Perilaku,Struktur dan Proses. Terjemahan NunukAdriani. Jakarta : Bina Aksara.

Istianto HP, Bambang. 2011. ManajemenPemerintahan dalam Perspektif PelayananPublik. Jakarta : Mitra Wacana Media.

Mahmudi. 2005. Manajamen Kinerja SektorPublik. Jogjakarta : UPP AMP YKPN.

Ratminto dan Winarsih.2005. ManajemenPelayanan. Jogjakarta : PT. Pustaka Pelajar

Safi”i. H.M. 2009. Perencanaan PembangunanDaerah. Averroes Press.

Sadyohutomo, Mulyono. 2008. ManajemenKota dan Wilayah. Realita dan Tantangan.Jakarta : Bumi Aksara.

Sjafrizal. 201. Perencanaan PembangunanDaerah Dalam Era Otonomi Daerah : Jakarta :Rajawali Press.

Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi SuatuPengantar. Jakarta : PT Radjagrafindo Persada.

Sumodiningrat, Gunawan. 2000. StrategiPembangunan dan Kemiskinan. Jakarta :Penerbit Rineka Cipta.

Supriatna, Tjahja. 1997. Birokrasi,Pemberdayaan dan Pengentasan kemiskinan.Bandung : Humaniora Press.

Syahyuti, 2006. Konsep Penting dalamPembangunan Pedesaan dan Pertanian. Jakarta :Bina Rena Pariwara.

Tjokroamidjojo, Bintoro. 1996. PerencanaanPembangunan. Jakarta : Toko Gunung Agung.

Wrihatnolo, Randi R dan Riant NugrohoDwidjowijoto. 2007. ManajemenPemberdayaan. Sebuah Pengantar dan PanduanUntuk Pemberdayaan Masyaakat. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018tentang Kecamatan

Kebijakan 2 (1) (2018) : 59 - 6464

PENGARUH DAN MANFAAT PENGGUNAAN KARTU BPJSKESEHATAN DI KALANGAN MASYARAKAT KHUSUSNYA DI KOTA

PEMATANGSIANTAR

(INFLUENCE AND BENEFIT OF UTILIZING BPJS HEALTHINSURANCE CARD IN PEMATANGSIANTAR)

Arolina Sidauruk

Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota PematangsiantarJalan Merdeka No. 4 Pematangsiantar

[email protected]

Diterima : 29 Oktober 2018; Direvisi 27 November 2018; Disetujui 4 Desember 2018

ABSTRAK

Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) merupakan badan hukum yang dibentuk untukmenyelenggarakan program jaminan sosial. Sehingga dengan adanya jaminan sosial ini resikokeuangan yang dihadapi oleh seseorang diambil alih oleh lembaga yang menyelenggarakanjaminan sosial. Untuk itu diadakan suatu penelitian sederhana yang menyangkut kesehatanmasyarakat. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh danmanfaat penggunaan kartu BPJS Kesehatan di kalangan masyarakat khususnya masyarakatKota Pematangsiantar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif.Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatufenomena dalam konteks sosial alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasiyang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti Meleong (1993). Instrumenpenelitian menggunakan kuesioner dan melakukan wawancara. Jumlah sampel 80 orangresponden. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas menerima BPJS dengan minat baiksebanyak 35 responden (43,75%), yang berpendidikan SMA dan S1 sebanyak 22 responden(27,5%), yang bekerja sebagai PNS/Non PNS sebanyak 23 responden (28,75%), sumberinformasi yang diperoleh dari petugas kesehatan 80 responden (100%). Berdasarkan hasilpenelitian tersebut disarankan hendaknya masyarakat dapat meningkatkan kesehatan denganikut serta memanfaatkan program dan keberadaan BPJS yang mampu mempengaruhi danmembawa manfaat bagi masyarakat Kota Pematangsiantar.

Kata kunci : jaminan sosial, meningkatkan kesehatan dan minat baik

ABSTRACT

Health Social Insurance Company is a legal body that has responsible to carry out socialsecurity program. The social security program will bear the social risk and consequentlywill take over financial risk from society. The purpose of this study is to see how large theinfluence and what benefits of BPJS Health insurance could offer to the society inPematangsiantar. Qualitative research is applied at this study. Qualitative research is scientificresearch that has intention to understand a phenomenon in a nature of social context byfocusing on intensive interaction process between researcher and the researched phenomenon(Meleong 1993). Research instrument are questionnaire and interviewing. There are 80 peopleas respondents. The research shows that the majority of BPJS recipients that are satisfied(having good intentions) are 35 respondents (43,75%), Senior High and Bachelor degree are 22respondents (27,5%), working as public officials and non-public officials 23 respondents(28,75%). Information source that are health officers are 80 respondents (100%). Based on theresults, it suggests that society may be able to intensify healthy living standard by participating

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar [email protected]

in the social security program. Furthermore, BPJS may influence and create benefits to thepeople of Pematangsiantar.

Keywords : social security, health accelaration and good purpose

PENDAHULUANMenurut Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2004 tetang Sistem Jaminan SosialNasional dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun2011 tentang Badan Penyelenggara JaminanSosial, BPJS merupakan lembaga hukumnirlaba untuk perlindungan sosial dalammenjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhikebutuhan dasar hidup layak dan sekaligusdibentuk untuk menyelenggarakan programjaminan sosial di Indonesia. BPJS sendiri yangterdiri dari dua bentuk yaitu BPJS Kesehatandan BPJS Ketenagakerjaan. BerdasarkanUndang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentangBadan Penyelengara Jaminan Sosial, BPJS akanmenggantikan sejumlah lembaga jaminan sosialyang ada di Indonesia yaitu lembaga asuransijaminan kesehatan (PT. Askes), dan TabunganDana Asuransi Pegawai Negeri (PT. Taspen),asuransi Sosial Angkatan Bersenjata RepublikIndonesia (PT. Asabri) dan lembaga jaminansosial ketenagakerjaan (PT. Jamsostek).

Transformasi PT. Askes serta PT.Jamsostek menjadi BPJS yang telah dilakukansecara bertahap pada tanggal 1 Januari 2014,PT. Askes menjadi BPJS, untuk selanjutnyapada tahun 2015 giliran PT. Jamsostek menjadiBPJS Ketenagakerjaan. Badan PenyelenggaraJaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan BPJSKetenagakerjaan yang dahulu bernamaJamsostek merupakan program pemerintahdalam kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional(JKN) yang diresmikan pada tanggal 31Desember 2013. Untuk Badan PenyelenggaraJaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mulaiberoperasi sejak tanggal 1 Januari 2014,sedangkan Badan Penyelenggara JaminanSosial (BPJS) Ketenagakerjaan mulaiberoperasi sejak 1 Juli 2015. BadanPenyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)merupakan Badan Usaha Milik Negara yangditugaskan khusus oleh pemerintah untukmenyelenggarakan jaminan pemeliharaankesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia,terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, PenerimaPensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, perintiskemerdekaan beserta keluarganya dan BadanUsaha lainnya ataupun rakyat biasa.

Kesehatan adalah suatu keadaan fisik,mental, dan sosial kesejahteraan dalam kondisi

baik, bukan hanya ketiadaan penyakit ataukelemahan. Pembangunan kesehatan pada saatini masih dihadapkan pada permasalahan belumoptimalnya akses, keterjangkauan, dan mutupelayanan kesehatan antara lain disebabkanoleh sarana pelayanan kesehatan Rumah Sakit,Puskesmas, dan jaringannya yang belumsepenuhnya dijangkau oleh masyarakat,terutama bagi penduduk miskin, terkait denganadanya permasalahan dalam hal biaya dan jugajarak pelayanan kesehatan yang belum bisadijangkau. Untuk saat ini, Pemerintahmenghimbau seluruh penduduk Indonesia wajibmenjadi peserta jaminan kesehatan yangdikelola oleh BPJS, Program ini diharapkandapat menaungi seluruh masyarakat, yang manamasyarakat dapat dilindungi dengan asuransikesehatan.

METODEMetode penelitian yang dilakukan adalah

metode penelitian kualitatif yang mempunyaiarti suatu penelitian yang ditujukan untukmendiskripsikan dan menganalisis fenomena,peristiwa, aktifitas, sosial, sikap, kepercayaan,persepsi, pemikiran orang secara individualmaupun kelompok. Beberapa deskripsidigunakan untuk menemukan prinsip-prinsipdan menjelaskan yang mengarah padapenyimpulan. Sedangkan data yang digunakanadalah data primer dari hasil wawancara denganpengguna kartu BPJS diseputaran KotaPematangsiantar. Objek penelitian adalahbeberapa orang pasien yang berobat danmenggunakan kartu BPJS di Puskemas Kartini,Rumah Sakit Tentara dan Vita Insani yangbertujuan untuk mengetahui “Pengaruh danManfaat Penggunaan Kartu BPJS Kesehatan diKalangan Masyarakat Khususnya Masyarakatdi Kota Pematangsiantar.”

HASIL DAN PEMBAHASANPenelitian ini dilakukan dengan

wawancara dari beberapa orang pasien yangberobat dan menggunakan kartu BPJS diPuskemas Kartini, Rumah Sakit Tentara danVita Insani. Adapun hasil penelitian yangdilakukan berjudul “Pengaruh dan ManfaatPenggunaan Kartu BPJS Kesehatan diKalangan Masyarakat Khususnya di Kota

Kebijakan 2 (1) (2018) : 65 - 7266

Pematangsiantar” yang dituangkan secara sederhana ke dalam tabel 1. berikut :

Tabel 1. Komposisi Jumlah Kepesertaan BPJS Kesehatan di Kantor BPJS Cabang PematangsiantarNo Kabupaten/Kota Jiwa %1 Kabupaten Simalungun 477.933 54,702 Kabupaten Tobasa 116,214 13,303 Kabupaten Samosir 86.595 9,914 Kota Pematangsiantar 193.056 22,09

Jumlah 873.798 100

Sesuai dengan data yang diperoleh darikantor BPJS Cabang Pematangsiantar bahwapengguna kartu JKN-BPJS di Pematangsiantarsebesar 873.798 jiwa, dari total Wilayah kerjaBPJS Cabang Pematangsiantar yaitu KabupatenSimalungun, Kabupaten Toba Samosir,Kabupaten Samosir dan Kota Pematangsiantar.

Komposisi jumlah kepesertaan BPJSKesehatan di Kota Pematangsiantar mencapai193.056 jiwa dari atau 22,09%. UntukKabupaten Simalungun jumlah peserta BPJSKesehatan mencapai 477.933 jiwa atau 54,70%.Di Kabupaten Toba Samosir, jumlahkepesertaan BPJS Kesehatan mencapai 116,214jiwa atau 13,30 %, sedangkan di KabupatenSamosir jumlah peserta mencapai 86.595 jiwaatau 9,91%. BPJS Kesehatan senantiasaberkomitmen tinggi untuk selalumengoptimalkan potensi yang ada dalammenghasilkan kualitas pelayanan yang bukanhanya sesuai dengan standar tetapi juga dapatmemenuhi tuntutan dan harapan pesertabekerjasama dengan provider. Terhitung hinggaJuli 2017, Kantor BPJS CabangPematangsiantar telah bermitra dengan 144Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)yang terdiri atas 84 Puskesmas, 11 dokterpraktik perorangan dan 49 Klinik Pratama.Selain itu, BPJS Kesehatan CabangPematangsiantar juga telah bekerjasama dengan25 Fasilitas Kesehatan Rujukan TingkatLanjutan (FKRTL) yang terdiri atas 14 rumah

sakit, 4 apotek dan satu instalasi farmasi serta 6optik. Selain komitmen dalam bentukpembiayaan serta perluasan akses pelayananmelalui penyediaan fasilitas kesehatan, kedepan diharapkan peran pemerintah daerah jugamakin dioptimalkan, baik dari sisi kualitas danmutu pelayanannya, sehingga derajat kesehatanmasyarakat semakin meningkat, bersama-samamemperkuat regulasi terkait kepatuhanpengusaha dan masyarakat dalam kepesertaanJKN-KIS.

Untuk memperoleh data dalam penelitianini, penulis mempersempit objek penelitiandengan memberikan kuesioner dan wawancaradari sudut pandang yang sederhana, sepertiberapa jumlah pengguna kartu BPJS yangberpendidikan SLTA dan Sarjana (S1), berapabanyak jumlah PNS dan Non PNS yang setiamemakai BPJS, kemudian berapa banyak yangmenerima/menolak keberadaan kartu BPJSsebagai alat pembayar untuk menanggulangibiaya pengobatan pasien. Hal ini dilakukanuntuk mengetahui seberapa besarkah pengaruhdan manfaat penggunaan kartu BPJS dimasyarakat Kota Pematangsiantar, khususnyayang berobat di Puskesmas Kartini, RumahSakit Vita Insani dan Rumah Sakit Tentara.

Adapun penerima BPJS dengan minatbaik dalam usaha meningkatkan kesehatanmasyarakat di Puskesmas Kartini, Rumah SakitVita Insani dan Rumah Sakit Tentara di KotaPematangsiantar adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Karasteristik Responden Pengguna BPJS Kota Pematangsiantar(Puskesmas Kartini, Rumah Sakit Vita Insani dan Rumah Sakit Tentara)

No. Karasteristik Responden JumlahResponden %

1 Pendidikan SMA, S1 (sarjana) 22 27,52 Pekerjaan PNS/Non PNS 23 28,753 Berminat menerima/menolak 35 43,75

Jumlah 80 100

Berdasarkan tabel 2. di atas dapat dilihatbahwa dari 80 orang responden mayoritas

responden memiliki minat yang baik terhadapprogram BPJS sebanyak 35 responden atau

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 67Pengaruh Dan Manfaat Penggunaan Kartu BPJS Kesehatan Di Kalangan Masyarakat Khususnya DiKota PematangsiantarArolina Sidauruk

43,75 % dan jumlah responden denganpekerjaan PNS/Non PNS sebanyak 23responden atau 28,75% dengan tingkatpendidikan SMA dan S1 sebanyak 22responden atau 27,5 % dari jumlah yangbersumber dari informasi yang didapat. Hal inidapat dikatakan sangat mempengaruhi danmempunyai manfaat bagi pengguna kartu BPJSKesehatan di kalangan masyarakat khususnyadi Kota Pematangsiantar. Menurut asumsipeneliti, pekerjaan tidak terlalu berpengaruhterhadap kesehatan masyarakat, ini mungkindisebabkan oleh variabel lain dalam penelitianseperti yang menyangkut pendidikan.

Selain hasil wawancara dan penilitiandilapangan, sering timbul beberapapermasalahan antara lain :a. Bagaimana sistem rujukan diberlakukan?b. Bisakah berobat di luar kota memakai

BPJS?c. Apakah bisa tanpa rujukan?d. Apakah bisa klaim ke BPJS ?e. Apakah bisa mengganti Faskes I?

- Bagaimana sistem rujukan diberlakukan?Satu hal yang paling sering dikeluhkan

peserta BPJS Kesehatan adalah sistem rujukanberjenjang yang diterapkan di dalamnya. Hal initerkesan sangat rumit dan sedikit menyulitkanbagi peserta, terutama bagi yang telah terbiasadengan layanan asuransi kesehatan dariperusahaan asuransi swasta. Jika dalampenggunaan asuransi kesehatan swasta(mandiri) bisa berobat sesuka hati di klinik ataurumah sakit pilihan kita, hal tersebut tidakberlaku bagi pengguna BPJS Kesehatan. BPJSmenerapkan sistem rujukan bagi peserta yangingin mendapatkan layanan kesehatan. Dimulaidari Fasilitas Kesehatan I (Faskes I), sepertipuskesmas, klinik, dan dokter keluarga. Padadasarnya, hampir semua peserta akanmenggunakan Puskesmas sebagai Faskes Imereka. Sebab layanan ini yang cukup mudahditemukan. Pemilihan Faskes I juga cukupterbatas dan sering kali menyulitkan. Pesertahanya boleh memilih satu Faskes I sajameskipun BPJS telah memiliki kerja samadengan banyak Faskes I. Lokasi Faskes I jugakerap menjadi masalah. Sebab bisa saja pesertaberada/tinggal di lokasi yang berjarak sangatjauh dari lokasi Faskes I terdekat.

- Bisakah berobat diluar kota memakai BPJS?Bagi kita yang sedang berada di luar

kota, entah itu sedang liburan atau sedang ada

kegiatan lain ternyata ada anggota keluargayang tiba-tiba sakit. Apakah bisa menggunakanlayanan BPJS Kesehatan, sedangkanpengobatan dilakukan di luar kota? Jawabannya: Bisa. BPJS Kesehatan merupakan jaminankesehatan milik Pemerintah yang memilikisegudang manfaat bagi pesertanya. Seluruhkeperluan biaya kesehatan masyarakatIndonesia yang menjadi peserta BPJSKesehatan akan ditanggung oleh pihak BPJSKesehatan jika melalui prosedur yang benar.Bagaimana jika menggunakan BPJS kesehatandi luar kota? serta Persyaratan menggunakanBPJS Kesehatan di luar kota.

Pertama-tama kita akan ditanyakannomor BPJS Kesehatan kita (baik anak ataukeluarga lain) serta menunjukkan Kartuidentitas (KTP). Selanjutnya kita diberikanwaktu maksimal 3×24 jam untuk melengkapipersyaratan lainnya seperti :a) Fotocopy kartu BPJS kesehatan yang sedang

sakitb) Fotocopy Kartu Keluarga (KK)

Sebagai catatan, sebaiknya ketika kitaakan bepergian, selalu lah bawa kartu BPJSKesehatan dan fotocopy Kartu Keluarga (KK).Hal ini untuk mempermudah kita ketika adaanggota keluarga yang sakit. BadanPenyelenggara Jaminan Sosial atau BPJSKesehatan mewajibkan seluruh pesertaJaminan Kesehatan Nasional-Kartu IndonesiaSehat (JKN-KIS) untuk menggunakan sistemrujukan online mulai 1 September 2018.Penggunaan sistem ini dilakukan demimembuat proses rujukan oleh peserta lebihcepat dan bisa didata dengan tepat waktu,sehingga kalau didata secara keseluruhan akanbanyak pasien yang berobat di Rumah SakitVita Insani atau Rumah Sakit dari luar daerahyang memang kedua Rumah Sakit tersebuttelah mempunyai kesepakatan dalam halpenanganan pasien pengguna kartu BPJSKesehatan.

- Apakah Bisa tanpa Rujukan?BPJS Kesehatan kini tengah berupaya

agar sistem rujukan online sudah bisadigunakan di seluruh fasilitas kesehatan mitrabadan ini. Jadi, tak perlu khawatir jika masihditemukan sistem rujukan manual, karena inimasih berlaku. Saat ini sistem masih dalammasa transisi. Rujukan manual dalam bentukkertas (hardcopy) masih berlaku, namunrujukan online juga sudah berjalan secarabertahap di sebagian fasilitas kesehatan. Sistem

Kebijakan 2 (1) (2018) : 65 - 7268

rujukan online program Jaminan KesehatanNasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS)yang diselenggarakan BPJS Kesehatan inisudah berjalan. Fasilitas Kesehatan TingkatPertama (FKTP) yang sudah terhubung jaringaninternet bisa menerapkan sistem rujukan onlineper 21 Juni 2018. Sistem rujukan onlinesesungguhnya sudah disiapkan sejak lama olehBPJS Kesehatan. Namun implementasi sistemtersebut bergantung pada kesiapan infrastrukturmasing-masing fasilitas kesehatan.

- Apakah Bisa Klaim ke BPJS ?Jawabannya bisa. Ada beberapa hal yang

harus kita lakukan untuk memperoleh KlaimBPJS yang sudah kita gunakan antara lain :a) Mengunjungi faskes terdekat.

Perlu diketahui, untuk menggunakan BPJSkesehatan kita tidak bisa langsung pergi kerumah sakit melainkan harus mendatangidahulu faskes 1 untuk berobat. Faskes atauklinik, puskesmas atau dokter keluargayang bekerja sama dengan BPJS, faskesakan memutuskan apakah kita hanya perludirawat di sana atau perlu dirujuk ke rumahsakit, alasannya adalah fasilitas yangdimiliki puskesmas atau klinik tersebuttidak memadai untuk melakukan perobatandari penyakit yang di derita orang tersebut.Hal ini dapat berubah ketika pasien beradadalam keadaan darurat sehingga kitamemerlukan penanganan cepat dari dokterahli yang memiliki fasilitas lengkap, padakasus demikian kita dapat langsung pergike rumah sakit yang bekerjasama denganBPJS kesehatan.

b) Meminta surat rujukan.Jika kondisi kita tidak memungkinkanuntuk melakukan perobatan di faskestersebut, maka kita akan dirujuk ke rumahsakit dengan fasilitas yang lebih lengkap,hal ini penting untuk kita ketahui, mintasurat rujukan dan simpan karena surat itupenting saat kita pindah ke rumah sakit,pengajuan rujukan akan ditolak oleh pihakrumah sakit ketika kita tidak membawasurat tersebut.

c) Persyaratan lain.Selain surat rujukan, ada persyaratan lainyang wajib dibawa saat ke rumah sakit.yaitu: Kartu BPJS Asli beserta fotocopy,fotocopy KTP, fotocopy kartu keluarga,fotocopy surat rujukan dari klinik ataupuskesmas tempat kita pertama berobat.

d) Datang lebih awal.

Setiap rumah sakit yang bekerjasamadengan BPJS kesehatan akan mengalamipenumpukan pasien setiap harinya. Jadikedatangan kita diusahakan pagi hari,jangan siang apalagi sore hari, karenaantrian akan sangat panjang sehingga kitatidak dapat dirawat pada hari tersebutkarena pendaftaran sudah ditutup

.- Apakah Bisa Mengganti Faskes I ?

BPJS Kesehatan memberlakukan sistemberobat berjenjang, dimana peserta BPJS yangmengalami gangguan kesehatan dapat berobatsecara gratis jika mengikuti prosedur yangberlaku yaitu peserta diharuskan berobat kefasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertamauntuk mendapatkan penanganan medis. Jikafaskes 1 tidak dapat menangani masalahkesehatan kita, maka kita berhak mendapatkanrujukan ke faskes lanjutan. Faskes 1 merupakanfasilitas kesehatan pertama yang dapatdigunakan peserta untuk berobat, biasanyafaskes yang telah bekerjasama dengan BPJSadalah Klinik, Puskesmas. Faskes 1 tertulispada kartu peserta BPJS, pemilihan faskesditentukan oleh peserta pada saat pertama kalimelakukan pendaftaran.

Apabila faskes tingkat 1 yang dipilihpeserta tidak sesuai dengan keinginan danberencana untuk menggantinya. Peserta BPJSdiperbolehkan mengganti faskes yang telahdipilih sebelumnya dengan faskes yang baru,faskes yang dapat dipilih merupakan faskesterdekat dengan alamat domisili kita. Disisilain, ada juga permasalahan yang sering kitahadapi ketika menggunakan kartu BPJS,contohnya dalam hal ini pembelian kacamata.Untuk pengurusan klaim kacamata sangat rumitmenurut pasien pengguna kartu BPJS. Adakesan pemeriksaan dokter ahli mata dirumahsakit yang dihunjuk asal jadi sebab menurutpandangan mereka, bahwa seluruh pasien sudahterlebih dahulu memeriksakan mata ke opticyang memang sudah mempunyai fasilitaskomputer, sehingga pemeriksaan mata hanyasebagai syarat dan ceremonial saja.

Sebagai tambahan informasi bahwaBPJS Kesehatan menargetkan pada tahun 2019seluruh penduduk Indonesia sudah dilindungidengan Jaminan Kesehatan Nasional, denganperkiraan populasi penduduk pada waktu itutelah mencapai 257 juta jiwa. BPJS Kesehatansecara kontinuitas melakukan sosialisasiprogram, sehingga jaminan kesehatan bisamenjangkau warga yang tinggal di daerah

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 69Pengaruh Dan Manfaat Penggunaan Kartu BPJS Kesehatan Di Kalangan Masyarakat Khususnya DiKota PematangsiantarArolina Sidauruk

kepulauan. Diharapkan seluruh perusahaandapat mendaftarkan kepesertaan JaminanKesehatan karyawannya kepada BPJSKesehatan. Sebab program ini wajib sesuaidengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun2013, tentang Perubahan atas PeraturanPresiden Nomor 12 Tahun 2013 tentangJaminan Kesehatan.

KESIMPULANSetelah dilakukan penelitian dan

pembahasan tentang “Pengaruh dan manfaatpenggunaan kartu BPJS Kesehatan di kalanganmasyarakat khususnya di KotaPematangsiantar” dapat disimpulkan sebagaiberikut :

Bahwa BPJS Kesehatan memberikanjaminan kepada pesertanya dalam bentukpelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh(komprehensif) berdasarkan kebutuhan mediksesuai dengan standar pelayanan medik.Fasilitas kesehatan BPJS Kesehatan ini terdiridari fasilitas kesehatan tingkat pertama danfasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan.Dimana pada fasilitas kesehatan tingkatpertama adalah tempat pertama yang harusdidatangi oleh peserta BPJS Kesehatan jikaingin berobat, diantaranya yaitu klinik,puskesmas, praktik dokter, praktik dokter gigidan rumah sakit kelas D yang setara.

Jika kondisi peserta yang berobat masihberlanjut dan butuh penangan lebih lanjut, makapeserta akan dirujuk ke fasilitas kesehatantingkat lanjutan yaitu rumah sakit umum, rumahsakit khusus maupun klinik spesialis. Dimanadari hasil pengukuran kualitas jasa padapelayanan BPJS Kesehatan dapat disimpulkanbahwa pelayanan BPJS Kesehatan sudah cukupmemuaskan pesertanya dengan bentuk-bentukpelayanan yang diberikan oleh petugas BPJSKesehatan baik perawat maupun dokter yangbertugas.

Hal-hal yang membuat peserta puas akanpelayanan BPJS Kesehatan diantaranya adalahdengan disediakannya fasilitas-fasilitas yangbaik serta kelengkapan sarana dan prasarana,menanamkan kepedulian, ketegasan dalammenangani keluhan peserta, memberikanpelayanan kesehatan dengan cepat tanggapdengan menumbuhkan rasa percaya pesertaterhadap kehandalan petugas serta memberikanjaminan pelayanan kepada peserta terhadappengetahuan dan keterampilan yang dimilikioleh petugas. Badan Penyelenggara JaminanSosial yang disingkat BPJS merupakan badan

hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakanprogram jaminan sosial. BPJS yang terdiri dariBPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.BPJS Kesehatan adalah badan hukum yangdibentuk untuk menyelenggarakan programjaminan kesehatan.

Dari 80 responden menjawab bahwa Adapengaruh dan manfaat BPJS terhadap minatmasyarakat Kota Pematangsiantar dalam upayapeningkatan kesehatan khususnya di PuskemasKartini, Rumah Sakit Tentara dan Vita InsaniKota Pematangsiantar.

Pekerjaan sebagai PNS dan non PNSbelum begitu mempengaruhi keberadaan BPJSapalagi ditinjau dari segi penghasilannya.

Ada pengaruh terhadap minat masyarakatdalam upaya peningkatan kesehataan denganmenerima/menolak penggunaan kartu BPJS.

SARANBerdasarkan hasil penelitian, peneliti

memberikan beberapa saran sebagai berikut :Kepada petugas kesehatan yang bekerja

di beberapa Puskesmas, Rumah sakit khususnyaPuskesmas Kartini, Rumah Sakit Vita Insanidan Rumah Sakit Tentara Kota Pematangsiantaragar dapat mensosialisasikan Program BPJSdan meningkatkan pelayanan kesehatan kepadamasyarakat yang menggunakan fasilitas BPJS.

Kepada responden agar mampumempersiapkan diri dalam menanggulangiberbagai kekurangan baik masalah adminstrasimaupun mengatasi kendala-kendala yangmungkin saja bisa terjadi dalam pelaksanaannyadi lapangan.

Kepada penulis selanjutnya agar dapatlebih menggali masalah-masalah yang terjadidimasyarakat pada umumnya, pelayanankesehatan di Puskesmas Kartini, Rumah SakitVita Insani dan Rumah Sakit Tentara padakhususnya. Penulis harus mampu meneliti danmempertimbangkan faktor-faktor lain yangdapat mempengaruhi dan apakah manfaat BPJSdalam upaya peningkatan kesehatan masyarakatdapat dinikmati secara keseluruhan.

DAFTARPUSTAKABPJS Kesehatan, 2014.”Panduan praktis GateKeeper concept Faskes BPJS Kesehatan”2014.“Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan”

2014.“Panduan Layanan Bagi Peserta BPJSKesehatan”

Bungin, M Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif.

Kebijakan 2 (1) (2018) : 65 - 7270

Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Dwidjowojoto, R.N. 2006. Kebijakan PublikUntuk Negara Berkembang. Jakarta : ElekMedia Komputindo

http://www. fileskripsi.com /2012/11/apakah-definisi-pelayanan-kesehatan.html pada tanggal11 Desember 2013 pukul 20:45

http://www.depkesri.com/2012/12 pada tanggal12 Desember 2013 pukul 21:05

http://fk.uns.ac.id/static/materi/EkonomiKesehatan.

Prof Bhisma Murti. pdf pada tanggal 6 Oktober2014 pukul 21:00

Idrus, Muhammad. 2009. Metode PenelitianIlmu Sosial (Pendekatan Kualitatif danKuantitatif). Jakarta : Erlangga

Indiahono, Dwiyanto.2009. PerbandinganAdministrasi Publik. Yogyakarta : Gava Media

Kapusrengun BPPSDM KesehatanKementerian Kesehatan RI. 2014. “PemenuhanTenaga Kesehatan Dalam Jaminan KesehatanSJSN”

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia“Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan KesehatanNasional (JKN) dalam Sistem Jaminan SosialNasional”

Moleong, Lexy. 2006. Metode PenelitianKualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Nawawi, Hadari. 1992. Manajemen SumberDaya Manusia. Yogyakarta : Gajah MadaUniversity Press.

Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan SosialKesehatan Nomor 1 Tahun 2014 tentangPenyelenggaraan Jaminan Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentangPelayanan Kesehatan Pada Jaminan KesehatanNasional.

Putra, Fadillah. 2003. Paradigma Kritis dalamStudi Kebijakan Publik : Perubahan dan inovasikebijakan Publik dan Ruang Partisipasi

Masyarakat dalam Proses Kebijakan Publik.Yogyakarta : Pustaka Pelajar dan UniversitasSunan Giri Surabaya

Singarimbun, Masri. 2012. Metode PenelitianSurvay. Jakarta : PT. Pustaka LP3NS LukmanOffset

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan SosialNasional

©2018 Bappeda Kota Pematangsiantar 71Pengaruh Dan Manfaat Penggunaan Kartu BPJS Kesehatan Di Kalangan Masyarakat Khususnya DiKota PematangsiantarArolina Sidauruk

Kebijakan 2 (1) (2018) : 65 - 7272

This page is intentionally left blank

Pedoman Penulisan Naskah Ilmiah Kebijakan

Kebijakan adalah jurnal yang diterbitkan olehBadan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantaryang berisikan karya tulis ilmiah dalamberbagai bidang untuk memberikanreferensi/input dalam pengambilan kebijakan diKota Pematangsiantar. Kebijakan terbit enambulan sekali dalam satu tahun yakni bulan Junidan Desember. Kebijakan pertama kali terbitDesember 2017 dengan Nomor ISSN 2599-1744 Berdasarkan Surat Keputusan KepalaPusat Nasional ISSN No. :0005.25991744/JI.3.1/SK.ISSN/2017.12tanggal 7 Desember 2017.

Naskah yang akan diterbitkan dalam jurnalKebijakan Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantarharus memenuhi ketentuan berikut :

1. naskah berupa karya asli yang belum pernahdipublikasikan di tempat lain dan tidaksedang diajukan ketempat lain.

2. naskah ditulis dalam bahasa Indonesiasesuai kaidah-kaidah bahasa Indonesia yangdisempurnakan.

3. komponen utama naskah setidak-tidaknyamemuat hal-hal sebagai berikut :a. Judul, ditulis dengan jelas

menggambarkan isi tulisan.b. Identitas Penulis, dimuat di bawah judul

tulisan, memuat nama, nama instansi,alamat korespondensi dan e-mail.

c. Abstrak, ditulis dalam Bahasa Indonesiadan Bahasa Inggris beserta katakuncinya, Abstrak ditulis dalam 1 alineaberisi masalah, tujuan penelitian, hasildan saran/usulan.

d. Pendahuluan, isi pendahuluan di dalamkarya tulis ilmiah berisi penjelasan padatdan ringkas tentang latar belakangpenelitian, studi pustaka yangmendukung dan relevan, serta tujuanpenelitian.

e. Metode Penelitian, berisikan disainpenelitian yang digunakan,populasi/sampel atau subjek/objek,sumber data, instrumen, analisis danteknisk analisis yang digunakan.

f. Hasil dan Pembahasan, hasil adalahtemuan penelitian yang disajikan apaadanya tanpa pendapat penulis,pembahasan adalah argumentasi penulistentang temuan penelitian sertarelevansinya dengan penelitian terdahulu.Pembahasan hasil penelitian diarahkanpada ranah kebijakan untuk semuadisipilin ilmu.

g. Kesimpulan dan Saran, berisikankesimpulan penelitian merupakaninformasi penting dan singkat mengenaihasil penelitian yang telah dilakukan. Didalam kesimpulan penulis memberikanpenjelasan apakah hasil akhir penelitiantersebut sama atau berbeda daripenelitian sebelumnya. Kemudianpenulis memberikan saran, sepertipenelitian tersebut dapat dilanjutkan dimasa depan untuk mengetahui hasil yanglebih sempurna, atau hasil penelitiandapat diaplikasikan untuk kepentinganumum.

h. Tabel dan Gambar, tabel, gambar dangrafik dapat terbaca dengan jelas sertadiberi penjelasan yang memadai, mudahdipahami dan proporsional.

i. Daftar Pustaka, daftar referensi,kutipan yang dituliskan dalam karya tulisdiletakkan di dalam daftar pustaka.Daftar pustaka penelitian sesuai denganacuan model Harvard (Harvard Style).

Contoh penulisan Daftar Pustaka :BukuIwantono, S. 2010. Kiat SuksesBerwirausaha: Strategi Baru MengelolaUsaha Kecil dan Menengah. Jakarta: PT.Grasindo

Hadi, S. 1996. Metodologi Research I.Dalam: Zaluchu, F. MetodologiPenelitian Kesehatan. Yogyakarta: AndiOffset, hal 81-92

Artikel dari JurnalLolong, Dina Bisara. 2011. AnalisisKematian Ibu dan Neonatal .JurnalEkologi Kesehatan 10 (3), hal 298-304.

Bagian di dalam BukuBaliinger, A dan Clark, M. 2001. Nutrisi,Pengendalian Nafsu Makan dan Penyakit.Dalam: Payne-James, J. dkk. editor.Dukungan Arti fisial bagi Praktik Klinik.Edisi kedua. London: GreenwichMedical, hal 225-239.

LaporanKomisi Eropa. 2004. LaporanPendahuluan terhadap Implementasi dariStrategi Pemasaran Internal 2003-2006.Luxemburg: Unit Publikasi KomisiEropa.

KonferensiFiedelius, H.C. 2000. Miopi danPenurunan Visual: Aspek Global. Dalam:Lin, L.L.K dkk. editor. MiopiaTerbarukan II: Prosiding KonferensiInternasional ke-7. Taipei, 17-20Nopember 1998. Tokyo: Springer, hal.31-37.

TesisGarcia-Sierra, A. 2000. InvestigasiPenyebab Ca-Serviks pada Wanita UsiaSubur di Perkotaan. Tesis Ph.D,Universitas Indonesia.

Jurnal Artikel Elektronik (yangdiunduh)Gouy, J, Kapa, J, Mokae, A & Levante,T. 2010. Parting with the past: is PapuaNew Guinea poised to begin a newchapter towards development? PacificEconomic Bulletin (Online) Edisi 8. Dari:https://www.humanrights.gov.au/news/stories/freedoms-PNG.pdf (Diakses 17September 2014).

Web Page (yang dibaca)The Guardian. 2013. Bikie crackdown:gangs could be banned from security andgym jobs (Online). Dari:http://www.theguardian.com/world/2013/oct/16/bikie-crackdown-we-will-crush-

them-says-queensland-attorney-general-jarrod-beijie-says(Diakses: 17 September 2014).

4. Prosedur NaskahNaskah yang masuk hendaknya diterimapaling lama 1 (satu) bulan sebelum waktupenerbitan untuk di-review oleh DewanRedaksi dan reviewer oleh Mitra Bebestari.Naskah diserahkan dalam 2 (dua) mediayaitu hardcopy dan softcopy yang keduanyaharus memuat isi yang sama. Nama file,judul dan nama penulis naskah dituliskanpada label CD. Pengiriman naskah ke alamatredaksi melalui surat elektronik ke:[email protected]

Atau melalui pos ke:

Dewan Redaksi KEBIJAKANBadan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah KotaPematangsiantar Bidang MonitoringPenelitian dan PengembanganJl. Merdeka No. 4 Pematangsiantar