surat perintah penghentian penyidikan (sp3) …

13
1

Upload: others

Post on 15-Nov-2021

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) …

1

Page 2: SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) …

2

1. Home /

2. Archives /

3. Vol 1 No 01 (2012)

Published: 2012-12-12

Articles

EKSEKUSI PUTUSAN ARBITRASE ASING DI INDONESIA DIKAJI DARI UNDANG-UNDANG

NOMOR 30 TAHUN 1999 (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Agung Nomor 01

K/Pdt.Sus/2010)

Ni Putu Rossica Sari, Dewa Nyoman Rai Asmara Putra, Nyoman A Martana

o PDF

“INSIDER TRADING“DALAM KEGIATAN PASAR MODAL MENURUT UNDANG-UNDANG

NOMOR 8 TAHUN 1995

I.B PRIYANTA PUTRA, NI KETUT SUPASTI DARMAWAN, I KETUT WESTRA

o PDF

PERKAWINAN NYEBURIN BERBEDA AGAMA DITINJAU DARI HUKUM ADAT BALI (Studi

Kasus Di Banjar Dakdakan, Desa Pakraman Kelaci Kelod, Kabupaten Tabanan)

I WAYAN PUTRO ADNYANA, I WAYAN WINDIA, I KETUT SUDANTRA

o PDF

EKSISTENSI SAKSI MAHKOTA KAITANNYA DENGAN SPLITSING DALAM PEMBUKTIAN

PERKARA PIDANA

Sang Ayu Ditapraja Adipatni, I Wayan Sutarajaya, I Wayan Bela Siki Layang

o PDF

KEDUDUKAN DPRD KABUPATEN JEMBRANA DALAM PENGAWASAN TERHADAP

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Page 3: SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) …

3

Ni Putu Wilda Karismawati, I Gede Yusa, I Wayan Suarbha

o PDF

SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) DALAM PERKARA TINDAK PIDANA

KORUPSI

Etik Jamsianah, I Gede Artha, Ni Nengah Adiyaryani

o PDF

PERANAN TIM LIKUIDASI DALAM RANGKA LIKUIDASI BANK

I MADE DARMADI YOGA, A.A. Gede Agung Dharmakusuma, Desak Putu Dewi KASIH

o PDF

PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI MEDIASI OLEH PARA PIHAK DI PENGADILAN NEGERI

DENPASAR DALAM PERKARA PERDATA

I GUSTI AYU DIAN NINGRUMI, DEWA NYOMAN RAI ASMARAPUTRA, NYOMAN A. MARTANA

o PDF

IMPLEMENTASI PERIZINAN PEREDARAN OBAT NARKOTIKA DI KOTA DENPASAR

Nyoman Setiawan Adiwijaya, I Gusti Ngurah Wairocana, Cokorda Dalem Dahana

o PDF

PERLINDUNGAN KORBAN DAN SAKSI DALAM PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

YANG BERAT ( UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK

ASASI MANUSIA )

I Gede Sadia Dwi Ratmaja, I Ketut Keneng, I Ketut Sudjana

o PDF

PERAN DINAS TENAGA KERJA DALAM MENCEGAH TERJADINYA MASALAH TKI DI LUAR

NEGERI

Soraya Taufik, Dewa Gede Rudy, I Made Dedy Priyanto

Page 4: SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) …

4

o PDF

1 PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN TERHADAP KASUS PENCEMARAN LINGKUNGAN

OLEH LIMBAH SABLON DI KABUPATEN BADUNG

Anom Eka Kusyadi, I Gusti Ngurah Wairocana, Putu Gede Arya Sumerthayasa

o PDF

PENYELESAIAN SENGKETA KEPEGAWAIAN AKIBAT TERKENA SANKSI BAGI PEGAWAI

NEGERI SIPIL

I Made Adi Sucipta Yadnya, Cok Istri Anom Pemayun, I Ketut Suardita

o PDF

PENERAPAN “ASAS TIDAK ADA EKSTRADISI UNTUK KEJAHATAN POLITIK” TERHADAP

PENOLAKAN PERMINTAAN EKSTRADISI

Ketut Gede Sonny Wibawa, I Dewa Gede Palguna, Anak Agung Sri Utari

o PDF

PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI PASAR MODAL

(STUDI KASUS PT BANK LIPPO Tbk)

Dewa Ayu Budiartini, Dewa Gde Rudy, Ni Putu Purwanti

o PDF

PERANAN DAN EFEKTIFITAS MEDIASI SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

LINGKUNGAN HIDUP DI BALI

Komang Tri Darmayanti, I Ketut Tjukup, I Nyoman Satyayudha Dananjaya

o PDF

KEKUATAN SURAT ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERSIDANGAN DITINJAU

DARI HUKUM ACARA PIDANA

Yudhistira Yudhistira, I Dewa Nyoman Sekar, I Ketut Sudjana

o PDF

Page 5: SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) …

5

PERAN SERTA MASYARAKAT DAERAH BANTARAN SUNGAI BADUNG DALAM

PENANGANAN DAN PENGELOLAAN SAMPAH DI WILAYAH KOTA DENPASAR

Ida Bagus Ade Wihendra, I Gusti Ngurah Wairocana, Cokorda Dalem Dahana

o PDF

PENGATURAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK DAERAH

DAN RETRIBUSI DAERAH DI KOTA DENPASAR

I Gede Agus Yuliarta, I Gusti Ngurah Wairocana, I Ketut Sudiarta

o PDF

PEMBERIAN SANKSI ADMINISTRASI DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS

PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI

I Made Arya Junantara, Cok Istri Anom Pemayun, Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati

o PDF

Page 6: SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) …

6

KEDUDUKAN DPRD KABUPATEN JEMBRANA DALAM PENGAWASAN

TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

oleh

Ni Putu Wilda Karismawati

I Gede Yusa

I Wayan Suarbha

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana

Abstract

Parliament is element of the regional administration, the council has three functions,

legislative, budgetary, and oversight. oversight function is not described in the

oversight of the financial management area, so this area of financial management

oversight becomes blurred if being on legislation or oversight function.

Key words : Oversight, Parliament, Management, Financial local

I. PENDAHULUAN

Otonomi Daerah adalah terdapatnya keleluasaan Pemerintah Daerah untuk

mengatur dan menyelenggarakan sendiri pemerintahan atas dasar “prakarsa,

kreativitas, dan peran serta masyarakat dalam rangka mengembangkan dan

memajukan daerahnya”.1 Dasar hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan

didaerah adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, yang mana dalam Pasal 41 menetapkan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota

mempunyai 3 fungsi yaitu:

a. Legislasi

1 Syaiful Rahman, 2004, Pembangunan dan Otonomi Daerah, Yayasan Pancur Siwah, Jakarta, h.

103

Page 7: SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) …

7

b. Anggaran

c. Pengawasan

Hal ini sama dengan Pasal 292 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang

MPR, DPR, DPD, DPRD.

Fungsi pengawasan dipertegas dalam Pasal 293 Undang-Undang Nomor 27

Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa salah satu tugas dan wewenang DPRD adalah

melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah dan APBD.

Berdasarkan Pasal 41 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 jo. Pasal 292 dan

293 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 ternyata tidak mengatur mengenai fungsi

pengawasan terhadap pengelolaan keuangan daerah. Hal ini menunjukkan adanya

kekosongan norma terkait dengan fungsi pengawasan DPRD terhadap pengelolaan

keuangan daerah. Dengan Kata lain apakah Pengawasan terhadap pengelolaan

keuangan daerah menjadi kewenangan legislasi atau kewenangan pengawasan atau

kedua-duanya dari DPRD.

II. Isi Makalah

2.1.Metode

Dalam metode penelitian diuraikan tentang jenis penelitian. Jenis Penelitian yang

digunakan adalah penelitian hukum normatif yang berangkat dari kekosongan norma

terkait dengan Pasal 41 Undang-Undang 32 Tahun 2004 jo. Pasal 292 dan Pasal 293

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009. Untuk itu pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan perundang-undangan dengan bahan hukumnya meliputi bahan

hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Teknik

Page 8: SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) …

8

pengumpulan bahan hukum penelitian ini dilakukan dengan studi pustaka terhadap

bahan-bahan hukum, baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, maupun

bahan hukum tersier. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan analisa secara

kualitatif.

2.2 Hasil dan Pembahasan

Kekosongan norma terkait dengan pengawasan DPRD terhadap pengelolaan

keuangan daerah dalam Pasal 41 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah jo. Pasal 292 dan Pasal 293 Undang-Undang Nomor 27 Tahun

2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD ditemukan jawabannya dalam PP Nomor

58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan keuangan Daerah Pasal 132 yang mana dalam PP

tersebut telah menjelaskan kekosongan norma yang ada pada Undang-Undang 32

Tahun 2004 dan Undang-Undang 27 Tahun 2009, bahwa fungsi pengawasan yang

dimiliki oleh DPRD berkaitan pula dengan pengawasan terhadap pengelolaan

keuangan daerah yang diwujudkan dengan APBD.

Dasar Hukum Pengelolaan Keuangan daerah di Dikabupaten Jembrana terdiri dari

beberapa Peraturan Perundang-Undangan yaitu :

a. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;

b. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

c. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah;

Page 9: SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) …

9

d. Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah;

e. Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah;

f. Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 8 Tahun 2012 tentang Perubahan

atas Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan

Keuangan Daerah.

Kepala daerah (Bupati Kabupaten Jembrana) adalah pemegang kekuasaan

pengelolaan keuangan daerah dan bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan

daerah sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan daerah Kabupaten Jembrana.

Dalam pengelolaan keuangan daerah ini, sebenarnya tercakup beberapa peran

penting dari beberapa organ pemerintah yaitu :2

a. Organ Pemerintah yang memegang pimpinan dibidang keuangan;

b. Pejabat yang menjalankan pengurusan umum serta pejabat yang ditunjuk

menjalankan pengurusan.

c. Wilayah berlakunya sistem pengurusan dan pertanggungjawaban keuangan;

d. Institusi pengawasan pengelolaan keuangan.

Kewenangan pengelolaan keuangan berada pada kekuasaan kepala daerah

sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 tahun

2004 menyatakan bahwa “Kepala Daerah adalah pemegang kekuasaan pengelolaan

2 Bachrul Amiq, 2010, Aspek Hukum Pengawasan Pengelolaan Keuangan Daerah, LaksBang,

Yogyakarta, h. 26

Page 10: SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) …

10

keuangan daerah”. Bupati Jembrana selaku kepala daerah merupakan pemegang

kekuasaan atas pengelolaan keuangan daerah menetapkan pejabat-pejabat tertentu

dan para bendahara untuk melaksanakan pengelolaan keuangan daerah. Para

pengelola keuangan daerah Kabupaten Jembrana tersebut adalah :3

1. Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah

Sekretaris daerah Kabupaten Jembrana selaku koordinator pengelolaan keuangan

daerah berkaitan dengan peran dan fungsinya dalam membantu kepala daerah

menyusun kebijakan dan mengoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan

termasuk pengelolaan keuangan Daerah. Di Kabupaten Jembrana Koordinator

Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu Sekretaris Daerah Kabupaten Jembrana yang

terdiri dari 1 (satu) orang.

2. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah adalah (PPKD) merupakan kepala Satuan

Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah (SKPKD) yang mempunyai tugas melaksanakan

pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah (BUD). Di

Kabupaten Jembran Bendahara Umum Daerah berjumlah 1 orang.

3. Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang

Pejabat Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan

anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya.

3 Ahmad Yani, 2008, Hubungan Kewenangan Antara Pemeruntah Pusat dan Pemerintah Daerah

di Indonesia, Jakarta, h.361-368

Page 11: SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) …

11

Pejabat pengguna barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang

milik daerah.

4. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) SKPD

PPTK adalah pejabat pada unit SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa

kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya. Dikabupaten Jembrana

setiap SKPD memiliki beberapa PPTK sesuai dengan kebutuhan kegiatan yang

dilakukan oleh SKPD tersebut.

5. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

PPK SKPD adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada

SKPD. Pejabat Penatausahaan keuangan (SKPD) tidak boleh merangkap sebagai

pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah, bendahara, PPTK.

Setiap SKPD di Kabupaten Jembrana Memiliki 1 PPK.

6. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran

Bendahara penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima,

menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang

pendapatan daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD. Bendahara

pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,

membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk

keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.

Undang-Undang Nomor 27 tahun 2009, menyatakan bahwa DPRD merupakan

sebuah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah Provinsi/Kabupaten/Kota. Sebagai unsur

Page 12: SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) …

12

penyelenggaraan pemerintahan didaerah, DPRD mempunyai fungsi legislasi,

anggaran, dan pengawasan.

Tujuan dari pengawasan yang dilakukan DPRD khususnya DPRD Kabupaten

Jembrana adalah untuk menjamin keterwakilan masyarakat jembrana, dimana rakyat

yang diwakili oleh DPRD dapat melakukan pengawasan sebagai perwujudan dari

kehidupan demokrasi. Dengan Pengawasan yang dilakukan oleh DPRD diharapkan

dapat membangun sebuah early warning system atau sistem penanda bahaya apabila

terjadi kejanggalan atau penyimpangan dalam proses pengelolaan tata pemerintahan

daerah, sehingga dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Ruang lingkup pengawasan yang dilakukan oleh DPRD Kabupaten Jembrana

setidaknya meliputi 3 (tiga) yaitu :

a. Pengawasan terhadap Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana

b. Pengawasan terhadap Pelaksanaan APBD Kabupaten Jembrana

c. Pengawasan terhadap Peraturan /Keputusan Bupati Jembrana

Menetapkan agenda dalam pengawasan merupakan langkah pertama yang harus

ditempuh dalam melakukan pengawasan. Dalam agenda ini berisikan kerangka peran

DPRD dalam menjalankan fungsi pengawasan yang dimilikinya.

III. Penutup

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pengawasan DPRD terhadap

pengelolaan keuangan daerah adalah :

Page 13: SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) …

13

1. Kepala daerah adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah. dalam

pengelolaan keuangan daerah kepala daerah memiliki hak untuk menyerahkan

kewenangannya kepada para pejabat pengelola keuangan daerah.

2. Pengawasan terhadap pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh DPRD berada

pada fungsi legislasi dan fungsi pengawasan terkait dengan keberadaan Perda

kabupaten Jembrana tentang APBD

Daftar Bacaan

Rahman ,Syaiful, 2004, Pembangunan dan Otonomi Daerah, yayasan Pancur Siwah,

Jakarta.

Yani ,Ahmad, 2008, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah di Indonesia, RajaGrafindo, Jakarta.

Amiq, Bachrul, 2010, Aspek Hukum Pengawasan Pengelolaan Keuangan Daerah

Dalam Perspektif Penyelenggaraan Negara yang Bersih, LaksBang Pressindo,

Yogyakarta.

Undang-Undang

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125.

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Susunan dan Kedudukan MPR,

DPR, DPD, dan DPRD, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 123.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.