sudden deafness

28
Dita Az-Zahra Suprapto - 0910312032 Revan Aliantino - 1010313068 Clinical Science Session

Upload: dita-azzahra-suprapto

Post on 28-May-2017

271 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sudden Deafness

Dita Az-Zahra Suprapto - 0910312032Revan Aliantino - 1010313068

Clinical Science Session

Page 2: Sudden Deafness

1.1 Latar BelakangSudden Deafness ( Tuli Mendadak ) tuli yang terjadi secara tiba-tiba, sensorineural , unilateral, namun penyebabnya tidak dapat langsung diketahui

Tuli Mendadak penurunan pendengaran sensorinueral 30dB atau lebih di tiga frekuensi berturut – turut dalam waktu kurang (<) dari 3 hari

Page 3: Sudden Deafness

Sudden Deafness 15.000 kasus pertahun diseluruh dunia, 4000 kasus terjadi di Amerika Serikat

Jumlah kasus tuli mendadak diperkirakan lebih tinggi daripada yang dilaporkan karena beberapa pasien pendengarannya kembali normal sebelum mendapat tindakan medis,

Terjadi pada semua umur, namun jarang pada anak

Page 4: Sudden Deafness

Kasus di poli THT-KL RSUP DR.M.DJAMIL Padang periode Agustus 2010 – Agustus 2011 berkisar 37 pasien

Diagnosis tuli mendadak berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan audiometri

Penanganan harus dilakukan sedini mungkin karena dapat mengakibatkan tuli permanen

Page 5: Sudden Deafness

1.2 Batasan MasalahReferat ini membahas mengenai definisi ,

epidemiologi , etiologi, patogenesis, diagnosis, dan tata laksana dari tuli mendadak

1.3 Tujuan PenulisanUntuk mengetahui lebih dalam mengenai tuli

mendadak1.4 Manfaat PenulisanPenulisan referat ini bermanfaat dalam

menambah pengetahuan di bidang THT-KL 1.5 Metode PenulisanMetode penulisan yang digunakan adalah tinjauan

pustaka yang merujuk ke berbagai literatur

Page 6: Sudden Deafness

2.1 Anatomi Telinga

Page 7: Sudden Deafness

2.1.1 Telinga Luar

Page 8: Sudden Deafness

2.1.2 Telinga TengahBatas – batas telinga tengah :Batas luar : membran timpani

Batas depan : tuba eustachius

Batas bawah : vena jugularis

Batas belakang : aditus ad antrum ,kanalis fasialis pars verticalis

Batas atas : tegmen timpani

Batas dalam : kanalis semisirkularis horizontal, kanalis fasialis, oval window, round window, oval round , promontorium

Page 9: Sudden Deafness
Page 10: Sudden Deafness

2.1.3 Telinga Dalam

Page 11: Sudden Deafness
Page 12: Sudden Deafness
Page 13: Sudden Deafness

2.3 Definisi Tuli Mendadak Tuli mendadak tuli yang terjadi secara tiba-tiba,

sensorineural, penyebabnya tidak langsung dapat diketahui, unilateral

Syarat gangguan pendengaran sensorineural yang lebih besar dari 30 dB lebih dari 3 frekuensi yang berdekatan yang terjadi dalam periode 3 hari

Tuli mendadak dimasukkan ke dalam keadaan darurat otologi kerusakannya terutama di daerah koklea dan biasanya bersifat permanen walaupun bisa kembali normal atau mendekati normal

Page 14: Sudden Deafness

2.4 Etiologi & Faktor Predisposisi Tuli Mendadak

a.Etiologi Virusb.Etiologi Vaskuler ( Iskemia Koklea )c.Ruptur membran labirind.Penyakit autoimun pada telinga dalam

e.Obat – obat ototoksik

Page 15: Sudden Deafness

Faktor predisposisi tuli mendadak :a.Konsumsi alkoholb.Kelelahanc.Penyakit metabolik (diabetes melitus, hiperlipidemia)

d.Penyakit kardiovaskular e.Stressf. Umurg.Kehamilan

Page 16: Sudden Deafness

Terdapat 4 teori penyebab terjadinya tuli mendadak :

a. Infeksi viral labirinb.Gangguan vaskular labirinc. Ruptur membran intrakokleard.Penyakit telinga dalam yang berhubungan

dengan imun

Page 17: Sudden Deafness

- Kejadian hilangnya pendengaran dapat bersifat tiba-tiba , berangsur – angsur, hilang secara stabil atau terjadi secara cepat dan progresif

- Kehilangan pendengaran bisa bersifat fluktuatif

- Sering disertai dengan keluhan sensasi penuh pada telinga

- Bisa terdapat tinitus dan vertigo

Page 18: Sudden Deafness

Menurut AAO-HNS ( American Academy of Otolaryngology Head and Neck Surgery ) guideline , langkah PERTAMA diagnosis tuli mendadak adalah membedakan TULI SENSORINEURAL dan TULI KONDUKTIF

Tuli Konduktif abnormalitas telinga luar, membran timpani, telinga tengah atau tulang pendengaran

Tuli Sensorineural abnormalitas koklea, saraf auditorik , dan impuls neural ke korteks auditorik di otak

Page 19: Sudden Deafness

ANAMNESIS :- Onset dan proses terjadinya ketulian

berlangsung tiba-tiba, progresif cepat atau lambat, fluktuatif/ stabil

- Persepsi subjektif pasien mengenai derajat ketulian

- Sifat ketulian ( unilateral / bilateral )- Gejala penyerta ( sensasi penuh pada

telinga, tinitus , vertigo , otalgia, otorea, keluhan neurologis dan keluhan sistemik )

- Riwayat trauma- Riwayat konsumsi obat yang bersifat

ototoksik- Pekerjaan dan pajanan terhadap kebisingan

Page 20: Sudden Deafness

PEMERIKSAAN FISIK :

Page 21: Sudden Deafness

PEMERIKSAAN PENUNJANG :a.Audiometri audiometri nada murni,

audiometri tutur ( speech audiometry ) dan audiometri impedans ( Timpanometri dan pemeriksaan refleks akustik )

b.Pemeriksaan laboratorium c.Pemeriksaan Auditory Brainstem Respons

(ABR) d.MRI

Page 22: Sudden Deafness
Page 23: Sudden Deafness
Page 24: Sudden Deafness

2.9.1 Kortikosteroid Sistemik Prednison oral 1 mg / kgBB / hari dosis

tunggal Dosis max : 60 mg/ hari selama 10-14 hari

2.9.2 Kortikosteroid intratimpani 2.9.3 Terapi oksigen hiperbarik2.9.4 Terapi farmokologi lainnya vasodilator, antivirus , trombolitik ,

antioksidan

Page 25: Sudden Deafness

Prognosis tergantung pada beberapa faktor :a.Usiab.Derajat gangguan pendengaranc. Metode pengobatan yang digunakand.Waktu memulai pengobatan Bila lebih dini ( dalam 7 hari pertama )

prognosis baik a.Ada / tidaknya gejala vestibular

Page 26: Sudden Deafness

Keluhan tuli merupakan suatu kegawatdaruratan otologi yang memerlukan penanganan segera agar tidak menimbulkan ketulian permanen .

Tuli mendadak tuli yang terjadi secara tiba-tiba, sensorineural, penyebabnya tidak langsung dapat diketahui, unilateral

Gangguan pendengaran sensorineural yang lebih besar dari 30 dB lebih dari 3 frekuensi yang berdekatan yang terjadi dalam periode 3 hari

Page 27: Sudden Deafness

Sebagian besar kasus, penyebabnya idiopatik

Riwayat penyakit , pemeriksaan fisik, tes penala , dan pemeriksaan audiometri sangat diperlukan untuk membantu diagnosis dan menentukan derajat ketulian

Pengobatan yang umum digunakan adalah terapi kortikosteroid baik oral maupun intratimpani , selain itu digunakan terapi okesigen hiperbarik dan terapi farmakologis lainnya

Page 28: Sudden Deafness

Semakin cepat pengobatan , maka semakin besar kemungkinan untuk sembuh

Penyembuhan dapat sebagian atau lengkap , tetapi dapat juga tidak sembuh