“studi penyidikan terhadap tindak pidana kealpaan

72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN YANG MENYEBABKAN MATINYA ORANG YANG DILAKUKAN OLEH PENGEMUDI KENDARAAN UMUM” (STUDI KASUS DI POLRES KLATEN) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun oleh: DWI NOPIANTO E.1106022 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: phungliem

Post on 14-Jan-2017

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

“STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN YANG MENYEBABKAN MATINYA ORANG YANG DILAKUKAN

OLEH PENGEMUDI KENDARAAN UMUM”

(STUDI KASUS DI POLRES KLATEN)

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat

Sarjana dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas

Maret Surakarta

Disusun oleh:

DWI NOPIANTO

E.1106022

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang yang secara terus

menerus berusaha meningkatkan pembangunan diberbagai bidang sesuai dengan

kemajuan dan perkembangan jaman, pembangunan tersebut diperuntukkan dapat

memberikan kemakmuran dan kesejahteraan lahir dan batin kepada seluruh rakyat

Indonesia, tujuan ini dapat terlaksana apabila seluruh warga Negara mempunyai

kesadaran untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, salah satu bentuk untuk

mencapai tujuan tersebut setiap warga Negara hendaknya berperilaku sesuai dengan

peraturan yang berlaku baik dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa yang

mewujudkan dengan tingkah laku sesuai dengan norma yang berlaku. Selain itu,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga memegang peran sangat penting

dan berpengaruh didalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pembangunan

nasional Indonesia, yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

yang merata baik materiil dan spiritual. Berdasarkan tujuan pembangunan nasional

tersebut diatas, dapat dilihat bahwa pelaksanaan pembangunan bukan saja

diwujudkan dalam bentuk fisik saja akan tetapi juga diarahkan pada kesadaran hukum

dalam masyarakat, sehingga masyarakat dapat menghayati hak dan kewajibannya

sebagai warga Negara Republik Indonesia.

Masyarakat yang tinggi kesadarannya hak dan kewajiban hukumnya, tidak

mudah dipermainkan dengan sewenang-wenang oleh aparat penegak hukum, pada

setiap saat mempertahankan hak-hak asasinya dari setiap penyalahgunaan wewenang

dan setiap saat mempertahankan hak-hak asasi dari setiap penyalahgunaan wewenang

dan setiap saat pula rela memikul tanggung jawab yang diwajibkan hukum kepada

dirinya ”.

Sebagai tindak lanjut membangun hukum diperlukan tatanan hukum yang

bersumber pada nilai - nilai dasar yang hidup dan berkembang dalam masyarakat

Page 3: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Indonesia dengan lebih memperhatikan perlindungan terhadap hak asasi manusia dan

rasa keadilan yang tubuh didalamnya. Hukum sebagai kaidah sosial yang berlaku

dalam masyarakat tidak lepas dari rangkaian sistem nilai yang berlaku dalam

masyarakat, dimana pada saat yang sama ia merupakan pencerminan dan penjabaran

nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat itu.

Di samping itu pula dibidang perhubungan, khususnya lalu lintas jalan raya,

masih banyak permasalahan yang timbul yaitu kecelakaan, kemacetan, dan ketidak

teraturan lalu lintas, hal tersebut disebabkan karena peningkatan jumlah kendaraan

tidak sepadan dengan kondisi jalan. Sudah banyak usaha-usaha yang dilakukan oleh

pemerintah dengan membangun sarana dan prasarana jalan, membuat jalan tol,

membangun jalan yang menghubungkan daerah satu ke daerah lain, serta

memperbaiki jalan-jalan dikota sampai pada jalan-jalan pelosok desa, selain itu juga

adanya peningkatan pelayanan jasa angkutan jalan yang sesuai dengan perkembangan

dan kepadatan arus lalu lintas, dengan demikian secara fisik perkembangan

pembangunan jalan raya terus berjalan tanpa mengkesampingkan pembinaan secara

terus menerus yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang terhadap pelayanan

jasa angkutan.

Dengan adanya pertambahan jumlah kendaraan yang semakin hari semakin

meningkat dan perkembangan arus lalu lintas yang semakin padat, tentu akan

membawa pengaruh dan dampak yang kurang baik bagi para pengguna jalan raya.

Akibat-akibat dari Kecelakaan lalu lintas yakni :

“Perilaku para pemakai jalan dalam mematuhi aturan lalu lintas harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya demi kelancaran dan kemampuan pemakai jalan, kesopan santunan pemakai jalan merupakan kunci pokok terciptanya kenyamanan dan kelancaran lalu lintas “.

Perkembangan lalu lintas tersebut serta kurang kesadaran hukum masyarakat

pengguna jalan, maka didalam kehidupan sehari hari sering dijumpai, banyak para

kendaraan bermotor yang belum siap mental, dalam arti para pengemudi kurang

perhitungan dan sering berbuat ugal- ugalan dijalan raya sangat menentukan

keselamatan bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Dengan sikap mental yang

Page 4: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kurang baik serta kurangnya kesadaran hukum masyarakat terhadap peraturan lalu

lintas dan dorongan berperilaku yang kurang baik dalam mengemudikan

kendaraannya, misalnya tidak mengindahkan tanda-tanda maupun rambu-rambu lalu

lintas di jalan,selain itu juga kurang perhatian terhadap petunjuk-petunjuk yang telah

ada di jalan raya, menuju lalu lintas yang tertib:

“Rambu-rambu lalu lintas maupun marka jalan yang dipasang untuk memberikan informasi dan perintah, tujuannya agar tercipta keamanan, ketertiban dan kelancaran para pengguna jalan“.

Hal tersebut banyak di jumpai di jalan-jalan wilayah kabupaten klaten,

khususnya banyak yang dilakukan oleh pengemudi kendaraan umum dengan alasan

mengejar uang setoran, interval atau jarak waktu dengan kendaraan umum lainnya

sangat dekat dan sebagainya, pengemudi tersebut saat berjalan sering tidak

memperhatikan keselamatan diri sendiri maupun keselamatan orang lain. Pada saat

dijaga polisi biasanya para pengemudi tersebut tidak melakukan pelangaran dan

cenderung berjalan dengan pelan-pelan, tetapi apabila tidak ada polisi maka para

pengemudi kendaraan tersebut berjalan seenaknya sendiri tanpa memperhatikan

pengguna jalan lainnya. Suatu contoh: melanggar lampu traffic light, mendahului

dijalan tikungan atau jembatan, yang sering terjadi di wilayah klaten dan juga sering

terjadi kecelakaan lalu lintas yaitu mendahului di perlintasan rel kereta api.

Jajaran pihak kepolisian wilayah klaten khususnya satuan lalu lintas sudah

berupaya dan bekerja semaksimal mungkin untuk menekan angka kecelakaan lalu

lintas yang terjadi yaitu dengan cara: memberikan penyuluhan dan pembinaan

kepada para pengemudi kendaraan umum, mengadakan razia atau penindakan

terhadap kendaraan umum yang melakukan pelanggaran dengan cara ditilang dan

sebagainya. Dengan maksud agar para pengemudi tersebut jera dan tidak mengulangi

pelanggaran lagi.

Faktor utama terjadinya kecelakan lalu lintas ada pada diri pengemudi sendiri,

yaitu rasa ingin menang antara lain ingin mendahului tanpa mengindahkan aturan-

aturan lalu lintas dan keselamatan diri sendiri maupun keselamatan bagi orang lain.

Banyak pengemudi kendaraan umum yang bersifat egois, dengan perasaan egois yang

Page 5: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

tidak terkontrol atau tidak dapat terkendali dan berubah menjadi emosional, timbul

keinginan untuk mengejar dan mendahului. Maka ia menambah kecepatan sehingga

terjadi kejar-kejaran atau dahulu mendahului, segala akal sehat dan pertimbangan

keselamatan tidak diperhitungkan lagi.

Hal demikian bukan hal baru lagi dikalangan para pengguna atau pemakai

jalan umum, khususnya dikalangan para pengemudi kendaraan umum yang sedang

mengemudikan kendaraan yang kurang memperhatikan keselamatan diri sendiri

maupun keselamatan orang lain. Sering kali selalu tampak dimata kewaspadaan

terhadap ancaman bahaya kecelakaan semakin lemah, disiplin berlalu lintas menurun

dan kemungkinan menyangkut keselamatan orang lain sesama para pemakai jalan.

Pada umumnya yang menjadi faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu

lintas antara lain disebabkan oleh faktor manusia, kendaraan, cuaca atau alam serta

jalan atau lingkungan, faktor manusia merupakan penyebab utama terjadinya

kecelakan lalu lintas dijalan raya, keadaan demikian mendorong tinggi rendahnya

angka kecelakaan lalu lintas khususnya di wilayah kabupaten klaten, sebagai mana

penjelasan kapolres klaten, Kepala Satuan Lalulintas Ajun Komisaris Dedy Nicolas

Arifianto, Senin (18/1) pada jumpa pers tutup tahun 2009, terdapat angka kecelakaan

lalu lintas sebagai berikut :

“Selama tahun 2009 jumlah kecelakaan lalu lintas yang dilaporkan sebanyak 219 (dua ratus Sembilan belas) kejadian, dengan koban tewas 28 (dua puluh delapan) orang, luka berat 44 (empat puluh empat) orang, luka ringan 415 (empat ratus lima belas) orang “.

Hal ini bisa terjadi karena adanya kecerobohan atau kurang hati-hatian

pengemudi kendaraan bermotor tersebut, dalam kitab undang-undang hukum pidana,

masalah kealpaan pengemudi yang berakibat korban meninggal dunia tercantum

dalam ketentuan Pasal 359 KUHP. Berdasarkan kententuan Pasal 359 KUHP

tersebut, semakin jelas bahwa hukum pidana sangat diperlukan dalam upaya

menanggulangi masalah kecelakaan lalu lintas, dijalan raya umum, karena ada

kemungkinan peristiwa kecelakaan lalu lintas mendatangkan kerugian yang tidak

sedikit, baik kerugian jiwa, badan dan harta benda.

Page 6: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Gambaran yang diungkapkan diatas dan berdasarkan pengamatan sehari-hari,

sebenarnya harus diakui bahwa kecelakaan lalu lintas jalan raya tidak semakin

berkurang dari hari ke hari, akan tetapi akan semakin bertambah baik kejadiannya

maupun korban yang diakibatkannya. Beberapa kasus kecelakaan lalu lintas yang

pernah terjadi diwilayah kabupaten klaten yang dilakukan oleh pengemudi kendaraan

umum khususnya bus, menurut pengamatan warga masyarakat disekitar tempat

kejadian, pengemudi tersebut dianiaya dan dipukuli bahkan kendaraannya sampai

dirusak ataupun dibakar. Apalagi korbannya orang disekitar tempat kejadian sehingga

emosi dan melakukan tindakan anarkis kepada kendaraan maupun pengemudinya.

Hal inilah yang mendorong penulis tertarik untuk meneliti dan memikirkan

bagaimana peran hukum pidana dalam menangani perkara kecelakaan lalu lintas yang

berakibat matinya orang lain, mengingat begitu penting dan rawannya masalah lalu

lintas serta akibat yang ditimbulkan, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul ”STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA

KEALAPAAN YANG MENYEBABKAN MATINYA ORANG YANG

DILAKUKAN OLEH PENGEMUDI KENDARAAN UMUM”. (STUDI KASUS

DI POLRES KLATEN)

B. RUMUSAN MASALAH

Kealpaan yang mengakibatkan matinya orang lain dianggap sebagai tindak

pidana tentunya perbuatan tersebut harus dirumuskan sebagai tindak pidana dalam

Undang-Undang hal ini sesuai dengan asas legalitas yang dianut dalam hukum

pidana, maka penulis sekaligus sebagai pembahas timbul pertanyaan dari dalam diri

penulis untuk mencapai permasalahan :

1. Bagaimana proses penyidikan tindak pidana kealpaan yang menyebabkan

matinya orang lain yang dilakukan oleh pengemudi kendaraan umum?

2. Kendala-kendala apa sajakah yang dihadapi penyidik satuan lalu lintas (lantas)

polres klaten dalam menangani perkara tersebut?

Page 7: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang masalah dan sesuai dengan permasalahan yang

ada, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Tujuan Obyektif

a. Untuk memperoleh data yang lengkap dan jelas sebagai bahan-bahan yang

berhubungan dengan obyek yang diteliti guna menyusun penulisan hukum

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Kesarjanaan dibidang

Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Mengkaji penyidikan tindak pidana kealpaan yang menyebabkan matinya orang

lain yang dilakukan oleh pengemudi kendaraan umum.

c. Mengkaji kendala-kendala yang dihadapi penyidik satuan lalu lintas polres

klaten dalam menangani perkara tersebut.

d. Untuk memperoleh perluasan dan wawasan penulis dibidang hukum serta

pemahaman aspek hukum dalam teori dan praktek dalam lapangan hukum

khususnya perkara pidana kealpaan yang menyebabkan matinya orang lain.

2. Tujuan Subyektif

a. Menyusun skripsi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana

dalam ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Mengetahui kesesuaian antara teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan

kenyataan praktek dilapangan.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

a. Merupakan salah satu sarana bagi penulis untuk mengumpulkan data sebagai

bahan penyusunan penulisan hukum guna melengkapi persyaratan untuk

mencapai gelar kesarjanaan dibidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Dapat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran bagi para penegak

hukum khususnya yang berkaitan dengan proses penyidikan tindak pidana

Page 8: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

kecelakaan lalu lintas yang terjadi diwilayah kabupaten klaten, khususnya yang

dilakukan pengemudi kendaraan umum.

c. Memberikan masukan pemikiran dan manfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan khusus dibidang hukum pidana.

d. Untuk mendalami teori-teori yang telah penulis peroleh selama menjalani

kuliah strata satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada instansi pemerintah

khususnya Kepolisian Resort Klaten, dalam penanganan kasus kecelakaan lalu

lintas dan angkutan jalan.

b. Dengan penulisan hukum ini diharapkan dapat meningkatkan dan

mengembangkan kemampuan penulis dalam bidang hukum sebagai bekal untuk

terjun ke dalam masyarkat.

c. Guna mengembangkan penalaran dan membentuk pola pikir yang dinamis

sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang

diperoleh.

d. Memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti.

e. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberi masukan kepada

semua pihak yang membutuhkan pengetahuan terkait masalah yang diteliti

dapat dipakai sebagai sarana yang efektif dan memadai dalam upaya

penyelesaian perkara pidana kealpaan yang menyebabkan matinya orang lain

yang dilakukan oleh pengemudi kendaraan umum.

E. METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah ilmu untuk mengungkapkan dan menerangkan

gejala-gejala sosial dalam kehidupan manusia, dengan mempergunakan prosedur

kerja yang sistematis, teratur, tertib, dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah,

sedangkan metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki

Page 9: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek penelitian pada saat

sekarang berdasarkan fakta-fakta sebagaimana keadaan sebenarnya.

Adapun metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian hukum sosiologis atau

empiris yaitu penelitian yang pada awalnya yang diteliti adalah data sekunder yang

kemudian dilanjutkan dengan penelitian data primer dilapangan atau terhadap

masyarakat (Soerjono Soekanto, 2006 : 52-53).

2. Sifat Penelitian

Dilihat dari segi sifatnya, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu

suatu penelitian yang dimaksudkan untuk memberi data seteliti mungkin tentang

manusia atau gejala-gejala lainnya. (Soerjono Soekanto, 2006 : 10) Metode

penelitian jenis ini dimaksudkan untuk memecahkan masalah yang ada pada waktu

sekarang dengan jalan mengumpulkan data dan menyusun atau

mengklasifikasikannya seterusnya menganalisa dan menginterprestasikan untuk

kemudian diperoleh suatu hasil.

3. Lokasi Penelitian

Untuk kepentingan identifikasi dan analisa akan dilaksanakan pengumpulan

data dengan mengadakan penelitian di Polres Klaten

4. Jenis Data

Data yang digunakan untuk menyusun penulisan hukum ini dapat

digolongkan sebagai berikut :

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber primer atau sumber

utama yang berupa fakta atau keterangan yang diperoleh secara langsung dari

sumber data yang bersangkutan, yakni dari Polres Klaten.

Page 10: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan yang meliputi bahan-

bahan dokumenter, tulisan ilmiah dan sumber-sumber tertulis lainnya. Dapat

ditambahkan pendapat dari Soerjono Soekanto bahwa data-data sekunder ini

antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian

yang berwujud laporan, buku harian dan seterusnya. (Soerjono Soekanto, 2006 :

12)

5. Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu data atau keterangan yang diperoleh dari

semua pihak yang terkait langsung dengan permasalahan yang menjadi obyek

penelitian.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka,

termasuk didalamnya literatur, peraturan perundang - undangan, dokumen -

dokumen, tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti

(Soerjono Soekanto, 2006 : 11).

c. Sumber Data Tertier

Sumber data tersier yaitu bahan yang memberi petunjuk atau penjelasan

terhadap bahan primer dan sekunder. Ini biasanya diperoleh dari media internet,

kamus ensiklopedia dan sebagainya (Soerjono Soekanto, 2006 : 113).

6. Teknik Pengumpulan Data

Guna memperoleh data yang sesuai dan mencakup permasalahan yang penulis

teliti, maka melakukan studi lapangan dan studi kepustakaan yaitu:

a. Studi Lapangan

Merupakan suatu penelitian dengan penelitian secara langsung terjun

kelapangan untuk mendapat data-data dan keterangan-keterangan yang

diperlukan. Teknik yang dipakai dalam pengumpulan data melalui penelitian

Page 11: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

lapangan adalah wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data

keterangan yang diperoleh dengan mengadakan tanya jawab memakai daftar

pertanyaan kepada obyek yang diteliti.

Jenis wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara yang telah

ditentukan pelaksanaannya, telah diatur catatan-catatan dan keterangan-

keterangan pertanyaan yang telah ditentukan pokok permasalahannya serta

membatasi aspek-apek dari masalah yang diperiksa.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

menginventariskan dan mempelajari bahan-bahan yang berupa peraturan

perundangan-undangan, buku-buku, tulisan-tulisan, dan dokumen-dokumen

lainnya yang berhubungan dengan obyek penelitian. Dalam setiap penelitian

disamping metode yang tepat dan alat pengumpulan data yang relevan.

Kecermatan dalam memilih dan menyusun teknik serta alat pengumpulan data

sangat berpengaruh obyektifitas hasil penelitian.

7. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya

kedalam suatu pola, kategorisasi, dan satuan uraian dasar. Mengingat data yang

terkumpul adalah data kualitatif, maka dalam mengolah data dan menganalisisnya.

Peneliti menggunakan analisis data kualitatif dan analisis data interaktif. Menurut

Soerjono Soekanto, yang dimaksud dengan analisis data kualitatif adalah suatu

cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analitis, yaitu apa yang

dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan, dan juga perilaku nyata yang

diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. (Soerjono Soekanto, 1986 : 250).

Dalam proses analisis terdapat tiga komponen utama, dimana ketiga

komponen tersebut saling berkaitan dan menentukan hasil akhir analisis. Adapun

tiga komponen tersebut adalah :

a. Reduksi Data

Page 12: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang

merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari

fieldnot. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian.

b. Sajian Data

Sajian data merupaka suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi

dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dialkukan.

Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat, juga dapat meliputi berbagai

jenis matriks, gambar atau skema, jaringan kerja kaitan kegiatan dan juga tabel

sebagai pendukung narasinya.

c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses

pengumpulan data berakhir. Kesimpulan tersebut perlu diverifikasi agar matang

dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan (HB. Sutopo, 2002 : 91-93).

Menurut HB. Sutopo skema cara kerja data interaktif tersebut adalah

sebagai berikut (HB. Sutopo, 2002 : 96).

Gambar 2 Model Analisis Interaktif

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Simpulan atau

verifikasi

Page 13: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Aktifitas yang dilakukan dengan proses siklus antara komponen-

komponen tersebut menghasilkan data yang benar-benar mewakili dan sesuai

dengan permasalahan yang diteliti, maka hasilnya disajikan secara deskriptif,

yaitu dengan jalan menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai dengan

permasalahan yang diteliti dan data-data yang diperoleh.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai keseluruhan isi penulisan

hukum ini dapat dibagi menjadi empat bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai Latar Belakang Masalah,

Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode

Penelitian, dan Sistematika Penulisan Hukum.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini dikemukakan tentang Kerangka Teori dan Kerangka

Pemikiran dari permasalahan yang dibahas dalam penelitian hukum

ini. Kerangka teori akan diuraikan mengenai Tinjauan umum

tentang Penyidik Dan Penyelidik, yang meliputi Pengertian

Penyidik dan Penyelidik, Tugas dan Wewenang Penyidik dan

Penyelidik. Dilanjutkan dengan uraian mengenai Tinjauan umum

tentang Tindak Pidana Kealpaan, yang meliputi Pengertian Tindak

Pidana, Pengertian Tindak Pidana Kealpaan, dan Pengertian Tindak

Pidana Kealpaan yang Menyebabkan Matinya Orang Lain.

Dilanjutkan dengan uraian mengenai Tinjauan umum tentang

Pengemudi Kendaraan Umum, yang meliputi Pengertian

Pengemudi Kendaraan Umum.

Page 14: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan, yang

merupakan bagian pokok dari keseluruhan penulisan hukum yang

membahas, menguraikan, dan menganalisa rumusan permasalahan

penelitian yang meliputi :

a. Proses penyidikan tindak pidana kealpaan yang menyebabkan

matinya orang lain yang dilakukan oleh pengemudi kendaraan

umum?

b. Kendala - kendala apa yang dihadapi penyidik satuan lalu lintas

(lantas) polres klaten dalam menangani perkara tersebut?

BAB IV : PENUTUP

Dalam bab ini terdiri dari dua sub bab yaitu simpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Tentang Penyidik dan Penyelidik

a. Pengertian Penyidik dan Penyelidik

Dalam KUHAP Pasal 1 memberikan definisi dari penyidik yaitu pejabat

Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu

yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan

penyidikan.

Sedangkan penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal

dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta

mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak

pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.

Oleh karena itu, secara kongkrit dapat dikatakan bahwa penyidikan

dimulai sesudah terjadinya tindak pidana untuk mendapatkan keterangan-

keterangan tentang :

1) Tindak pidana apa yang telah dilakukannya

2) Kapan tindak pidana itu dilakukan

3) Dimana tindak pidana itu dilakukan

4) Dengan apa tindak pidana itu dilakukan

5) Bagaimana tindak pidana itu dilakukan

6) Mengapa tindak pidana itu dilakukan

7) Siapa pelakunya

Page 16: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Dalam KUHAP Pasal 1 juga diberikan definisi tentang penyelidik dan

penyelidikan. Penyelidik adalah pejabat Polisi Negara Republik Indonesia yang

diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan.

Sedangkan pengertian penyelidikan adalah serangkaian tindakan

penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai

tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan

menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.

Proses penyidikan perkara kecelakaan lalu lintas sebagaimana dalam

buku TPTKP ( Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara ) lantas dan sketsa

pada dasarnya adalah terdiri atas beberapa kegiatan antara lain :

1) Kegiatan Prapenyidikan yaitu berupa kegiatan :

a) Penerimaan laporan.

b) Persiapan mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP).

c) Mendatangi Tempat Kejadian perkara (TKP).

2) Kegiatan Penanganan TKP yaitu berupa kegiatan

a) Tindakan pertama di TKP

(1) Pengamanan dan penutupan TKP.

(2) Menolong korban.

b) Pengolahan dan pemeriksaan TKP

(1) Pemotretan TKP.

(2) Mencari dan mengumpulkan barang bukti.

(3) Menggambarkan dan mengukur TKP.

(4) Mencari keterangan saksi.

c) Kegiatan lanjutan yaitu berupa :

(1) Perbuatan berita acara.

(2) Rekontruksi.

(3) Pengiriman berkas perkara ke penuntut umum atau kejaksaan

atau dihentikan demi hukum.

Page 17: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

b. Wewenang Penyidik dan Penyelidik

Dalam pasal 7 ayat (1) KUHAP disebutkan mengenai wewenang dari

penyidik yaitu antara lain :

1) Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak

pidana

2) Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian

3) Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal

diri tersangka

4) Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan

5) Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat

6) Mengambil sidik jari dan memotret seorang

7) Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau

saksi

8) Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan

pemeriksaan perkara

9) Mengadakan penghentian penyidikan

10) Mengadakan tindakan lain menurut hokum yang bertanggung jawab

Dalam pasal 5 ayat (1) huruf a KUHAP dijelaskan juga mengenai

wewenang dari penyelidik yaitu antara lain :

1) Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak

pidana

2) Mencari keterangan dan barang bukti

3) Menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta

memeriksa tanda pengenal diri

4) Mengadakan tindakan lain menurut hokum yang bertanggung jawab.

Selain wewenang yang telah disebutkan dalam pasal 5 ayat (1) huruf a

KUHAP penyidik atas perintah dapat melakukan tindakan yang berupa :

1) Penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan, dan

penyitaan

Page 18: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2) Pemeriksaan dan penyitaan surat

3) Mengambil sidik jari dan memotret seorang

4) Membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik

.

2. Tinjauan Tentang Tindak Pidana Kealpaan

a. Pengertian Tindak Pidana

Tindak pidana memiliki pengertian yaitu perbuatan yang dilakukan setiap

orang atau subyek hukum yang berupa kesalahan dan bersifat melanggar

hokum ataupun tidak sesuai dengan perundang-undangan.

Pengertian tentang tindak pidana juga dikemukakan oleh beberapa ahli.

Menurut Simons memberikan definisi mengenai tindak pidana yaitu kelakuan

yang diancam dengan pidana yang bersifat melawan hokum yang berhubungan

dengan kesalahan dan dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab.

Menurut Van Hamel tindak pidana adalah kelakuan manusia yang

dirumuskan dalam undang-undang, melawan hokum, yang patut dipidana dan

dilakukan dengan kesalahan.

Menurut Vos tindak pidana adalah suatu kelakuan manusia yang oleh

perundang-undangan diberi pidana, jadi suatu kelakuan manusia yang pada

umumnya dilarang dan diancam pidana.

Sedangkan menurut Wirjono Projodikoro tindak pidana adalah suatu

perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan pidana, sedangkan menurut

Moeljatno, perbuatan pidana adalah suatu perbuatan yang pelakunya dapat

dikenakan pidana, bagi yang melanggar perbuatan tersebut. Jadi perbuatan yang

dapat dikenakan pidana dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

1) Perbuatan yang dilarang oleh undang-undang

2) Orang yang melanggar larangan itu

Page 19: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Tindak pidana memiliki dua unsur yaitu unsur dalam perumusan dan

unsur diluar perumusan. Unsur dalam perumusan terdiri dari :

1) Unsur obyektif :

a) Perbuatan ( aktif atau pasif )

b) Akibat

c) Melawan hukum

d) Syarat tambahan

e) Keadaan

2) Unsur Subyektif :

a) Kesalahan :

(1) Sengaja

(2) Kealpaan

b) Keadaan

Sedangkan unsur diluar perumusan terdiri dari :

1) Secara melawan hukum

2) Dapat dipersalahkan

3) Dapat dipertanggung jawabkan

Selain adanya unsur-unsur yang telah disebutkan diatas tindak pidana

mempunyai ruang lingkup yang luas. Ruang lingkup tindak pidana yaitu antara

lain :

1) Tindak pidana terhadap Negara

2) Tindak pidana terhadap Negara sahabat atau kepala Negara sahabat

3) Tindak pidana tentang pelaksanaan hak dan kewajiban Negara

4) Tindak pidana terhadap kekuasaan atau penguasa umum

5) Tindak pidana sehubungan dengan tugas-tugas peradilan

6) Tindak pidana terhadap angkatan perang

7) Tindak pidana jabatan

8) Tindak pidana terhadap masyarakat

9) Tindak pidana asusila

Page 20: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

10) Tindak pidana terhadap perasaan kepatutan

11) Tindak pidana terhadap ketertiban umum

12) Tindak pidana membahayakan keamanan umum bagi orang atau barang

13) Tindak pidana pemalsuan uang

14) Tindak pidana pemalsuan merk dan meterai

15) Tindak pidana pemalsuan surat

16) Tindak pidana terhadap pelayaran

17) Tindak pidana terhadap penerbangan dan sarana penerbangan

18) Tindak pidana terhadap pribadi

19) Tindak pidana terhadap kemerdekaan pribadi seseorang

20) Tindak pidana terhadap kehormatan seseorang

21) Tindak pidana terhadap hak seseorang secara khusus terhadap harta

benda

b. Pengertian Tindak Pidana Kealpaan

Kata culpa mempunyai arti yang seluas-luasnya yaitu meliputi kesalahan

pada umumnya, culpa dalam arti sempit yaitu merupakan bentuk kesalahan

yang berupa kealpaan atau sembrono atau teledor, syarat utama dapat

dipidananya orang harus ada kesalahan, kesalahan yang dimaksud adanya sifat

melawan hukum, kemampuan bertanggung jawab, serta hubungan batin antara

si pelaku dengan perbuatannya dapat berbentuk kesengajaan dan kealpaan yang

merupakan yang merupakan bentuk kesalahan.

Hubungan batin atau sikap yang berupa kesengajaan itu ada apabila si

pelaku mengetahui atau membayangkan akibat perbuatannya yang dilarang

disamping itu ada sikap batin yang berupa kealpaan, suatu akibat yang timbul

karena seseorang berbuat dan berkurang hati-hati atau sembrono dapat

dikatakan kurang menduga-duga atau berbuat dalam keadaan alpa.

Page 21: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Dalam undang-undang tidak dijelas apa yang dimaksud dengan kealpaan

kesalahan atau kealpaan menurut ilmu pengetahuan mempunyai 2 (dua) syarat

sebagai berikut :

1) Perbuatan yang dilakukan merupakan perbuatan kurang hati-hati atau

kurang waspada.

2) Pelaku harus dapat membayangkan timbulnya akibat karena perbuatan

yang dilakukannya dengan kurang hati-hati itu. Penentuan kesalahan

ditentukan bahwa meskipun pelaku dapat membayangkan akibat yang

mungkin terjadi karena perbuatan itu, akan tetapi ia tidak melakukan

tindakan- tindakan untuk mencegah timbulnya akibat.

Dalam KUHP buku II Pasal-Pasal yang memuat tentang unsur-unsur

kealpaan yaitu antara lain :

1) Pasal 359 KUHP, memuat tentang kealpaan yang menyebabkan matinya

orang lain.

2) Pasal 360 KUHP, memuat tentang kealpaan yang menyebabkan luka-

luka.

Alasan pembuat undang-undang mengancam pidana yaitu suatu perbuatan

yang mengandung unsur kesengajaan, diketemukan suatu keterangan mengenai

kealpaan yaitu :

“Adanya keadaan yang sedemikian membahayakan keamanan orang

atau barang atau mendatangkan kerugian terhadap seorang yang

sedemikian besarnya dan tidak dapat diperbaiki lagi, sehingga undang-

undang bertindak terhadap kekurang penghati-hati atau sikap sembrono

atau teledor yang menyebabkan keadaan tadi “.

1) Unsur Kealpaan

Dalam pasal 359 KUHP merumuskan sebagai berikut : “Barang

siapa karena salahnya menyebabkan matinya orang dihukum penjara

selama-selamanya lima tahun atau kurungan selama-selama satu tahun”.

Page 22: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Adapun unsur Pasal tersebut adalah sebagai berikut :

a) Unsur subyektif : a. Barang siapa.

b. Karena salahnya.

b) Unsur obyektif : Menyebabkan matinya orang.

c) Ancaman hukum : a. Maksimal lima tahun penjara.

b. Maksimal satu tahun kurungan.

Dalam Pasal 360 (1) KUHP merumuskan sebagai berikut :

“Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang lain luka berat

dihukum dengan hukuman kurungan selama-lamanya satu tahun“.

Adapun unsur-unsur Pasal 360 tersebut adalah sebagai berikut :

a) Unsur subyektif : a. Barang siapa.

b. Karena salahnya.

b) Unsur : Menyebabkan orang luka berat.

c) Ancaman hukuma : a. Maksimal lima tahun penjara;

b. Maksimal satu tahun kurungan.

Dalam Pasal 360 (2) KUHP merumuskan sebagai berikut :

“Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang lain luka

sedemikian rupa sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak

dapat menjalankan jabatannya atau pekerjaanya sementara, dihukum

dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 bulan (Sembilan bulan) atau

kurungan selama lamanya 6 bulan (enam bulan) atau denda setinggi

tingginya tiga ratus rupiah “.

Pasal tersebut mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

a) Unsur sobyektif : a. Barang siapa.

b. Karena salahnya.

b) Unsur obyektif : a. Menyebabkan orang lain luka hingga

Page 23: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

sakit sementara dan tidak dapat menjalankan jabatannya atau pekerjaannya.

c) Ancaman hukuman : a. Maksimal Sembilan bulan penjara;

b. Maksimal enam kurungan.

Terhadap masalah kealpaan dalam KUHP tidak diberikan

penjelasan mengenai pengertian akan tetapi banyak ahli hukum pidana

yang membahasnya, ada yang mengatakan bahwa persoalan sekitar

culpa ini antara lain mengenai dasar dan dipandang perlu dipidananya

kealpaan yang tidak di sadari, Van Homel mengatakan bahwa kealpaan

mengandung dua syarat yaitu:

a) Tidak mengadakan penduga-duga sebagaimana diharuskan oleh

hukum, mengenai tidak mengadakan penduga-duga ada dua

kemungkinan yaitu :

(1) Pelaku berpikir bahwa akibat tidak akan terjadi karena

perbuatannya, pada hal pandangan itu mungkin tidak benar.

Misal : Seorang pengemudi bus berjalan dengan

kecepatan tinggi bermaksud mendahului sepeda motor yang

berjalan didepannya, sedangkan dari arah yang berlawanan ada

sebuah mobil kijang yang berjalan dengan kecepatan tinggi pula,

menurut pengemudi bus tadi, masih ada jarak cukup untuk

mendahului sepeda motor yang berjalan didepannya, akan tetapi

mobil kijang yang datang dari arah berlawanan juga berjalan

dengan kecepatan tinggi pula, disini pengemudi bus tadi karena

keyakinannya tidak akan terjadi sesuatu, maka ia memberanikan

diri untuk mendahului sepeda motor tersebut, ternyata

perhitungan pengemudi bus tadi tidak benar sehingga terjadi

Page 24: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

tabrakan dengan mobil kijang yang berjalan dari arah

berlawanan.

Mengenai kemungkinan akan terjadi tabrakan sebenarnya

telah diketahui oleh pengemudi kendaraan bus, tetapi karena

keyakinannya bahwa tidak akan terjadi sesuatu maka

perbuatannya melanggar sepeda motor itu ia lakukan, seharusnya

pengemudi bus sadar bahwa perbuatannya dapat mengakibatkan

kecelakaan lalu lintas, karena ia tahu sewaktu akan mendahului

sepeda motor ada mobil kijang yang datang dari arah berlawanan

yang berjalan dengan kecepatan tinggi, keadaan demikian ini

dikatakan bahwa dalam diri si pelaku terdapat kealpaan yang

disadari (bewuste culpa).

(2) Bahwa pelaku sama sekali tidak mempunyai pikiran bahwa

akibat yang dilarang mungkin timbul karena perbuatannya

Misal : Seorang pengemudi mobil yang belum bisa

mengemudikan mobilnya dan belum memiliki SIM (Surat Izin

Mengemudi) yang sesuai dengan mobil yang dikemudikannya,

tiba-tiba ada seorang perempuan tua yang sedang berjalan

didepannya menyeberang jalan dari arah sebelah kiri ke kanan

jalan, kemudian ia terkejut dan bingung akhirnya menabrak

pejalan kaki tersebut.

Kejadian tersebut sebelumnya tidak terlintas sama sekali

dalam pikirannya yaitu kemungkinan akan menabrak pejalan

kaki tesebut, padahal seharusnya kemungkinan ia mengetahui,

sehingga ia harus mengemudikan mobil dengan orang yang

sudah pandai dan memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) yang

sesuai dengan mobil yang dikemudikannya, dalam hal ini

merupakan kealpaan yang tidak disadari (Onbewuste culpa).

Page 25: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Dalam kemungkinan yang pertama, kekeliruannya terletak pada

salah satu pikiran atau salah satu pandangan yang seharusnya

disingkiri, sedangkan dalam kemungkinan yang kedua

kekeliruannya terletak pada tidak mempunyai pikiran sama

sekali bahwa akibat mungkin akan timbul sewaktu-waktu dimana

menjumpai situasi yang sangat berbahaya.

b) Tidak mengadakan penghati-hatian sebagaimana diharuskan oleh

hukum, untuk menentukan apakah seseorang berbuat tidak

mengadakan penghati-hatian, sebagaimana ditentukan oleh hukum,

maka pertama harus menggunakan kriteria yang telah ditemukan

yaitu :

(1) Menentukan bahwa seseorang apakah telah berbuat denga hati-

hati atau tidak hati-hati harus dilihat, apakah setiap orang yang

tergolong pelaku dalam hal yang sama telah berbuat yang sama

pula, atau akan berbuat lain.

(2) Dengan menggunakan ukuran lain yaitu apakah orang-orang

golongan pelaku dalam hal ini yang sama apakah akan berbuat

yang lain atau tidak. Setelah melihat kasus diatas dengan

menggunakan ukuran norma penghati-hatian atau penduga-duga,

maka perlu juga diperhatikan segala keadaan dari keadaan

pribadi si pelaku dan keadaan lain yang mempengaruhi kasus

tersebut, jadi segala keadaan yang dapat dipengaruhi si pelaku

harus diteliti dengan seksama.

Maksud dari pembentuk undang-undang hukum pidana

ini, bukanlah memberikan nestapa atau pidana pada perbuatan

itu, melainkan memberikan pengajaran agar supaya hati-hati dan

tidak mengulangi perbuatannya lagi.

Page 26: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

2) Bentuk Kealpaan

Suatu pengertian apabila tidak disertai dengan segala sesuatu

masalah yang melatar belakangi maka dapat membuat ketidak jelasan

pengertian itu sendiri. Lebih-lebih masalah kealpaan dalam perumusan

Pasal 359 KUHP dan Pasal 360 KUHP yang banyak mengandung

pemikiran dan perhatian tersendiri dalam usahanya untuk

memecahkannya, dengan demikian nantinya akan dapat diketahui

dengan jelas tinjauan yuridis, teoritis dan segi praktisnya serta dengan

suatu harapan dapat kiranya mengurangi dan mengatasi suatu persoalan

yang kini semakin bertambah besar dan sulit seperti dalam kenyataan

sekarang ini.

Pada uraian berikut ini adalah mengenai bentuk kealpaan yaitu

meliputi sebagai berikut :

a) Kealpaan yang disadari (bewoste schuld)

Yaitu apabila pelaku didalam melakukan perbuatan dapat

menyadari, dapat membayangkan atau dapat menduga tentang apa

yang dilakukan beserta akibatnya yang terjadi (kecelakaan) akan

tetapi meskipun demikian ia percaya berharap serta berusaha untuk

mencegah timbulnya suatu akibat itu, namun akibat itu terjadi juga.

b) Kealpaan yang tidak disadari (onbewuste schuld)

Yaitu apabila pelaku melakukan perbuatan disadari atau tidak

disadari diperhitungkan adanya kemungkinan akan timbul suatu

akibat yang dilarang dan diancam dengan undang-undang, padahal

Page 27: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

seharusnya ia memperhitungkan sebelumnya akan timbul suatu

akibat, seharusnya pelaku dapat membayangkannya.

Keduanya dapat digambarkan sebagai seorang pembuat delik

yang telah membayangkan akibat yang dilarang dan ia telah berusaha

menghalangi akibat yang terjadi, akan tetapi walaupun demikian

akibatnya telah timbul juga, pada kealpaan yang tidak disadari,

terhadap si pembuat dalam berbuat tidak membayangkan akibat yang

timbul, padahal seharusnya ia membayangkannya.

Agar dapat mengetahui dan menentukan bahwa seseorang

telah berbuat alpa sangatlah sulit, sebab tidaklah mungkin diketahui

bagaimana sikap batin seseorang yang sesungguhnya, maka haruslah

ditetapkan dari luar bagaimana seharusnya ia berbuat dengan

mengambil ukuran sikap batin orang pada umumnya apabila ada

dalam situasi yang sama dengan si pembuat, yang dimaksud orang

pada umumnya ini berarti bahwa tidak boleh orang yang paling

cermat dan paling hati-hati, untuk adanya pemidanaan maka

diperlukan adanya kekurang penghati-hatian yang cukup besar, jadi

harus ada kelpaan yang sangat berat bukannya kealpaan ringan.

Kealpaan seeorang dapat ditentukan dengan melihat

peristiwa-peristiwa yang terjadi yang harus memegang ukuran

adanya kealpaan adalah hakim, jadi hakimlah yang harus menilai

sesuatu perbuatan dengan ukuran norma penghati-hatian atau

penduga-duga, seraya memperhitungkan didalamnya segala keadaan

dan keadaan pribadi pembuat untuk menentukan kekurang penghati-

hatian dari si pembuat dapat digunakan ukuran apakah ada kewajiban

ini dapat diambil dari ketentuan perundang-undangan dengan jalan

memperhatikan segala keadaan dan apakah yang seharusnya

Page 28: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dilakukan olehnya, kalau ia tidak melakukan apa yang seharusnya ia

lakukan maka hal itu menjadi dasar untuk dapat mengatakan bahwa

ia telah berbuat alpa.

Undang-Undang telah mewajibkan seseorang untuk berbuat

sesuatu atau tidak berbuat sesuatu, misalnya dalam peraturan lalu

lintas ada ketentuan bahwa dipersimpangan jalan apabila bersamaan,

maka kesadaraan yang ada sebelah kiri harus didahulukan, dan

seseorang pengendara dalam hal ini berbuat lain dari apa yang telah

ditetapakan dalam Undang-Undang maka jika perbuatannya

mengakibatkan tabrakan dan menimbulkan luka berat dan matinya

orang lain maka ia dapat dikatakan karena kealpaannya menyebabkan

matinya orang lain dan luka berat (Pasal 359 dan 360 KUHP).

c. Pengertian Tindak Pidana Kealpaan yang Menyebabkan Matinya Orang (

Pasal 359 KUHAP )

Dalam ketentuan Pasal 359 KUHP disebutkan barang siapa karena

kealpaannya menyebabkan matinya orang lain, dihukum dengan hukuman

penjara selama-lamanya lima tahun atau hukuman kurungan selama-lamanya

satu tahun.

Sudah lama dirasakan perlu adanya tindakan tegas terhadap keteledoran

orang yang menyebabkan matinya orang lain atau luka berat khususnya

terhadap pengemudi kendaraan umum (bus umum) yang setiap harinya

membawa penumpang atau jiwa orang banyak karena kelalaiannya atau

sifatnya kurang mengindahkan nilai jiwa manusia yang menyebabkan

terjadinya kecelakaan lalu lintas, rupanya ancaman hukuman penjara selama-

lamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun tidaklah cukup

merupakan kekangan, sering dirasakan tidak setimpal dengan perbuatan yang

dilakukan, sehingga ancaman itu harus diperberat.

Page 29: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Penentuan kesalahan ditentukan bahwa meskipun pelaku dapat

membayangkan akibat yang mungkin terjadi karena perbuatan itu akan tetapi ia

tidak melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah timbulnya akibat, jadi

kematian tersebut diakibatkan karena kekurangan penghati-hatian (Teguh

Prasetya, 2001 : 59).

Unsur-unsur dalam Pasal 359 KUHP yaitu :

1) Unsur Subyektif : karena kealpaannya.

2) Unsur Obyektif : karena menyebabkan orang mati.

Alpa dapat juga berarti sembrono atau teledor dan dapat berarti atau

dikatakan seseorang berbuat dengan kurang hati-hati atau kurang menduga-

duga, apabila kealpaan yang terjadi mengenai kecelakaan lalu lintas dijalan raya

yang berhubungan dengan perbuatan yang dilakukan karena kealpaan Pasal 359

KUHP tersebut misalnya: seseorang telah mengemudikan mobil secara

sembrono atau kurang hati-hati sehingga menabrak pejalan kaki sampai mati,

maka dalam hal ini harus diselidiki masalah-masalah yang meliputi :

1) Kondisi mobil : rem, stir, dan sebagainya.

2) Kondisi kesehatan bagi pengemudi : sehat, sakit, ngantuk, mabuk.

3) Kecepatan mobil saat terjadi kecelakaan.

Kecepatan tersebut dapat untuk mengetahui apakah si pembuat dapat

dikatakan alpa atau kurang hati-hati mengemudikan mobilnya dilihat dari

apakah ia melakukan penduga-duga sebegaimana diharuskan oleh hukum dan

apakah ia melakukan penghati-hati sebagaimana diharuskan oleh hukum.

3. Tinjauan Tentang Pengemudi Kendaraan Umum

a. Pengertian Pengemudi Kendaraan Umum

Pengemudi adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas jalannya

kendaraan dijalan umum dengan segala akibat hukum yang ditimbulkannya bila

Page 30: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

terjadi peristiwa kecelakaan lalu lintas atas diri penumpangnya maupun

terhadap pihak yang berada diluar kendaraan yang dikemudikan yang menjadi

korban akibat kelaleannya.

Pengemudi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang Nomor 22

Tahun 2009 yaitu orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan

yang telah memiliki Surat Izin Mengemudi.

Sedangkan didalam yang lama sebelum diperbaharui menjadi Undang-

Undang Nomor 22 tahun 2009 tidak dijelaskan tentang definisi tetapi hal

tersebut dapat dijelaskan bahwa pengemudi kendaraan umum adalah orang

yang mengemudikan kendaraan bermotor, dan kendaraan tersebut disediakan

untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.

Disini pengemudi sebagai pekerjaan atau profesinya didalam hukum

pidana orang tersebut masuk dalam pengertian “menjalankan pekerjaanya”

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 361 KUHP yang merumuskan yaitu “Jika

kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu

jabatan atau pencarian, maka pidana ditambah dengan sepertiga dan yang

bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencarian dalam mana

dilakukan kejahatan dan hakim dapat memerintahkan supaya putusannya

diumumkan”.

Pengemudi kendaraan bermotor di jalan diwajibkan memiliki surat izin

mengemudi. Hal ini dijelaskan dalan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009

Tentang LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN didalam pasal 77 ayat ( 1

) yang menyatakan bahwa “Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan

Bermotor di Jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis

Kendaraan Bermotor yang dikemudikan”.

Page 31: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Surat izin mengemudi untuk pengemudi kendaraan bermotor ini terdiri

dari 2 ( dua ) jenis ( Pasal 77 ayat ( 2 ) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009

Tentang LALU LINTAS JALAN DAN ANGKUTAN UMUM ), yaitu :

1) Surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor Perseorangan

2) Surat Izin Mengemudi Kendaraan Umum

Untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi ini calon pengemudi harus

memiliki kompetensi mengemudi yang dapat diperoleh melalui pendidikan dan

keterampilan yang diberikan Pemerintah yang dilaksanakan oleh Pemerintah

Daerah masing-masing yang dilaksanakan berdasarkan norma, standar,

prosedur, dan criteria yang ditetapkan oleh Menteri yang membidangi sarana

dan prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Kepala Kepolisian Negera

Republik Indonesia. Sedangkan untuk pengemudi Kendaraan Umum untuk

mendapatkan Surat Izin Mengemudi, ccalon pengemudi wajib mengikuti

pendidikan dan pelatihan pengemudi kendaraan umum. Pendidikan dan

pelatihan yang diperuntukkan bagi pengemudi keendaraan umum ini hanya

dapat diikuti apabila sebelumnya pengemudi sudah memiliki Surat Izin

Mengemudi untuk kendaraan bermotor perseorangan.

Dalam praktek sehari-harinya pengemudi kendaraan umum ini

mengemudikan kendaraan seperti bus umum, truk umum, angkutan umum dan

lainnya yang intinya meminta jasa kepada para pengguna yang berupa imbalan

sejumlah uang. Karena sifat pekerjaan yang seperti itu, maka pengemudi

kendaraan umum memiliki resiko yang lebih tinggi apa bila menjadi penyebab

dari terjadinya kecelakaan lalu lintas, hal ini disebabkan karena beberapa factor,

yaitu sebagai berikut :

1) Dikejar setoran atau memenuhi target setoran;

2) Jadwal keberangkatan antara kendaaraan umum lainnya terlalu dekat

sehingga terjadi kejar-kejaran;

3) Berebut dalam mencari penumpang dan lain-lain.

Page 32: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Surat Izin Mengemudi berdasarkan Pasal 77 ayat ( 2 ) Undang-undang

Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LALU LINTAS JALAN DAN ANGKUTAN

JALAN dibagi menjadi dua jenis yaitu Surat Izin Mengemudi untuk kendaraan

bermotor perseorangan dan Surat Izin Mengemudi kendaraan bermotor umum.

Surat Izin Mengemudi untuk kendaraan bermotor perseorangan

digolongkan menjadi 5 golongan antara lain :

1) Surat Izin Mengemudi A berlaku untuk mengemudikan mobil

penumpang dan barang perseorangan dengan jumlah berat yang

diperbolehkan tidak melebihi 3.500 ( tiga ribu lima ratus kilogram );

2) Surat Izin Mengemudi B I berlaku untuk mengemudikan mobil

penumpang dan barang perseorangan dengan jumlah berat yang

diperbolehkan lebih dari 3.500 ( tiga ribu lima ratus ) kilogram;

3) Surat Izin Mengemudi B II berlaku untuk mengemudikan kendaraan

alat berat, kendaraan penarik, atau kendaraan bermotor dengan

menarik kereta tempelan atau gandengan perseorangan dengan berat

yang diperbolehkan untuk kereta tempelan atau gandengan lebih dari

1.000 ( seribu ) kilogram

4) Surat Izin Mengemudi C berlaku untuk mengemudikan Sepeda Motor;

5) Surat Izin Mengemudi D berlaku untuk mengemudikan kendaraan

khusus bagi penyandang cacat.

Untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi untuk kendaraan bermotor

perseorangan setiap orang harus memenuhi persyaratan usia, administrative,

kesehatan, dan lulus ujian. Hal ini didasarkan pada Pasal 81 ayat ( 1 ) Undang-

undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LALU LINTAS JALAN DAN

ANGKUTAN UMUM yang selanjutnya dijelaskan didalam Pasal 81 ayat ( 2 ),

( 3 ), ( 4 ), ( 5 ).

Syarat usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat ( 1 ) ditentukan

paling rendah sebagai berikut :

Page 33: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

1) Usia 17 ( tujuh belas ) tahun untuk Surat Izin Mengemudi A, Surat Izin

Mengemudi C, dan Surat Izin Mengemudi D;

2) Usia 20 ( dua puluh ) tahun untuk Surat Izin Mengemudi B I;

3) Usia 21 ( dua puluh satu ) tahun untuk Surat Izin Mengemudi B II

Syarat administrative sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat ( 1 )

meliputi :

1) Identitas diri berupa Kartu Tanda Penduduk

2) Pengisian formulir permohonan

3) Rumusan sidik jari

Syarat kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat ( 1 )

meliputi :

1) Sehat jasmani dengan surat keterangan dari dokter

2) Sehat rohani dengan surat lulus tes psikologis

Sedangkan syarat lulus ujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat

( 1 ) meliputi :

1) Ujian teori

2) Ujian praktik

3) Ujian ketrampilan melalui simulator

Selain persyaratan yang telah disebut dalam Pasal 81 ayat ( 2 ), ( 3 ), ( 4 ),

dan ( 5 ) juga terdapat syarat yang lain yang tertuang dalam ayat ( 6 ) yaitu

dalam hal pengajuan permohonan :

1) Surat Izin Mengemudi B I harus memiliki Surat Izin Mengemudi A

sekurang-kurangnya 12 ( dua belas ) bulan

2) Surat Izin Mengemudi B II harus memiliki Surat Izin Mengemudi B I

sekurang-kurangnya 12 ( dua belas ) bulan.

Surat Izin Mengemudi untuk kendaraan bermotor umum digolongkan

menjadi 3 golongan antara lain :

Page 34: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

1) Surat Izin Mengemudi A berlaku untuk mengemudikan mobil

penumpang dan barang perseorangan dengan jumlah berat yang

diperbolehkan tidak melebihi 3.500 ( tiga ribu lima ratus kilogram );

2) Surat Izin Mengemudi B I berlaku untuk mengemudikan mobil

penumpang dan barang perseorangan dengan jumlah berat yang

diperbolehkan lebih dari 3.500 ( tiga ribu lima ratus ) kilogram;

3) Surat Izin Mengemudi B II berlaku untuk mengemudikan kendaraan

alat berat, kendaraan penarik, atau kendaraan bermotor dengan

menarik kereta tempelan atau gandengan perseorangan dengan berat

yang diperbolehkan untuk kereta tempelan atau gandengan lebih dari

1.000 ( seribu ) kilogram.

Untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi kendaraan bermotor umum

setiap orang yang mengajukan permohonan harus memenuhi persyaratan usia

dan persyaratan khusus.

Persyaratan usia ini dijelaskan dalam Pasal 83 ayat ( 2 ) Undang-undang

Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LALU LINTAS JALAN DAN ANGKUTAN

UMUM, ditentukan paling rendah sebagai berikut :

1) Usia 20 ( dua puluh ) tahun untuk Surat Izin Mengemudi A umum;

2) Usia 22 ( dua puluh dua ) tahun untuk Surat Izin Mengemudi B I

umum

3) Usia 23 ( dua puluh tiga ) tahun untuk Surat Izin Mengemudi B II

umum

Persyaratan khusus dijelaskan dalam Pasal 83 ayat ( 3 ) Undang-undang

Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN,

sebagai berikut :

1) Lulus ujian teori yang meliputi pengetahuan mengenai :

a) Pelayanan angkutan umum;

b) Fasilitas umum dan fasilitas social;

c) Pengujian Kendaraan Bermotor;

Page 35: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

d) Tata cara mengangkut orang dan/atau barang

e) Tempat penting di wilayah domisili

f) Jenis barang berbahaya

g) Pengoperasian peralatan keamanan

2) Lulus ujian praktik, yang meliputi :

a) Menaikkan dan menurunkan penumpang dan/atau barang di

terminal dan di tempat tertentu lainnya

b) Tata cara mengangkut orang dan/atau barang

c) Mengisi surat muatan

d) Etika pengemudi kendaraan bermotor umum

e) Pengoperasian peralatan keamanan

Page 36: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

B. Kerangka Pemikiran

1. Bagan Kerangka Pemikiran

Tindak Pidana Kealpaan Yang Menyebabkan Matinya Orang Lain Yang Dilakukan Oleh Pengemudi Kendaraan Umum

Pasal 310 ayat (1), (2), (3), (4) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

Penyidik

penyidikan

Proses Penyidikan Kendala-Kendala Yang dihadapi Penyidik

Page 37: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2. Keterangan

Salah satu tindak pidana yang terjadi di Indonesia adalah tindak pidana

kealpaan. Di Indonesia tindak pidana kealpaan pengaturannya terdapat dalam

Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

Pasal 310 ayat (1), (2), (3), dan (4). Dalam penulisan ini penulis mengkaji proses

pemeriksaannya yang berada di Polres Klaten. Dalam pemeriksaan tersebut penyidik

dari Polres melakukan penyidikan sebelum diadakan penyidikan lebih lanjut dan olah

Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang dilakukan oleh penyidik, Polisi Lalu Lintas dan

tim identifikasi untuk turun ke lapangan guna mengetahui kejadian yang sebenarnya

dan mengamankan barang bukti dari pihak tersangka maupun korban.

Setelah itu tim penyidik membuat laporan BAP dan itu setelah kalau sudah

dinyatakan P21 dan ACC oleh Kasatlantas baru berkas tersebut dilimpahkan ke

Pengadilan Negeri. Dalam penyidikan, penyidik juga memiliki kendala-kendala

dalam melakukan penyelidikan.

Page 38: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB. III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. PROSES PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALAPAAN YANG

MENYEBABKAN MATINYA ORANG YANG DILAKUKAN OLEH

PENGEMUDI KENDARAAN UMUM

HASIL PENELITIAN

Untuk membahas bagaimana proses penyidikan tindak pidana kealpaan

yang menyebabkan matinya orang lain yang dilakukan oleh pengemudi kendaraan

umum, berikut ini yang dilakukan oleh penyidik Polres Klaten sebagai berikut

A. Kasus Posisi

Pidana kecelakaan lalu lintas antara Kbm Bus PO. Langusng Jaya No.

Pol. AD-1733-BF yang dikemudikan oleh tersangka : SUMARYONO alias

KIPLI, umur : 33 tahun, Agama : Islam, Pekerjaan : Pengemudi, Alamat : Dk.

Manjung Rt 03 / 01 Ds. Manjung Kec. Sawit Kab. Boyolali, kecelakaan yang

mengakibatkan korban Pengemudi Spm Honda H-3481-HV Nama:

DALIMIN mengalami luka pada pelipis kanan sobek, dahi benjol, hidung

keluar darah, kaki kanan lecet, korban meninggal dunia di tempat kejadian,

Pengemudi Spm Yamaha AD-2617-EC Nama : SRIYONO mengalami luka

pada kaki kanan / kiri patah, tangan kiri patah, kepala sobek, korban tidak

sadarkan diri dirawat di RSI Klaten akhirnya korban meninggal dunia dalam

perawatan di RSI Klaten, Pengemudi Som Honda H-2279-KY Nama :

INDAYATI, mengalami luka pada kepala bagian belakang sobek, kaki kanan

/ kiri lecet, tangan kanan / kiri lecet, sadar dan opname di RSI Klaten,

Pengemudi Kbm Toyota KT-1610-AC, Nama : AHMAD ARISON

mengalami luka pada dahi lecet, telinga kanan lecet, punggung kanan nyeri,

sadar dan rawat jalan, Penumpang Kbm Toyota KT-1610-AC Nama ;

NETTY, 31 tahun, mengalami luka pada dahi lecet, hematum, pelipis mata

kanan lecet, kaki kiri lecet, sadar dan dirawat di RSI Klaten selanjutnya

Page 39: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

korban dirujuk ke RS Islam Surakarta, Pengemudi Spm AD-6678-JL Nama;

WARSITO mengalami luka pada kaki kiri lecet, kaki kanan memar, tangan

kanan dan kiri lecet, sadar dan rawat jalan, Pengemudi Spm Honda AD-2061-

ML Nama ; ASTUTI NINGRUM mengalami luka pada tangan kiri lecet,

tangan kanan patah, sadar dan opname di RS. PKU Muhammadiyah

Delanggu, Pengemudi Spm Honda AD-5954-KY Nama ; TRIYANTO

mengalami luka pada tangan kanan lecet, kaki kanan sobek, sadar dan rawat

jalan, Penumpang Bus Nama ; QORI DZULFAHMI, 16 tahun, mengalami

luka pada tangan kanan lecet, punggung nyeri, korban sadar dan rawat jalan,

Penumpang Bus Nama ; DWI ASTRANI, 30 tahun, mengalami punggung

nyeri, sadar, dan rawat jalan. Kejadian pada hari Senin tanggal 22 Pebruari

2010 sekitar jan 07.00 wib di Jalan Raya antara Solo – Klaten, tepatnya

disimpang empat Kepoh Kec. Delanggu Kab. Klaten.

B. Identitas Tersangka

Nama : SUMARYONO alias KIPLI

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 21 November 1976

Umur : 33 Tahun

Kebangsaan : Indonesia

Tempat Tinggal : DK. Manjung Rt. 03 / 01 DS. Manjung Kec.

Sawit Kab. Boyolali

Agama : Islam

Pekerjaan : Pengemudi

C. Kronologi Kejadian

Semula Kendaraan bermotor Bus Langsung Jaya No. Pol. AD-1733-

BF berjalan dari arah Solo menuju kearah Klaten, Sepeda motor Honda Supra

Fit H-2279-KY berjalan dari arah Juwiring atau arah kiri jalan dilihat dari

Page 40: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

arah Solo bermaksud menyebrang jalan kearah Solo trafight light menyala

hijau, setelah sampai di tempat kejadian perkara kendaraan bermotor Bus

menerobos lampu trafight light yang menyala merah dengan kecepatan tinggi,

sehingga menyerempet sepeda motor tersebut, selanjutnya kendaraan

bermotor Bus membanting stir kekanan kemudian menabrak median jalan,

tiang trafight light, dan menabrak kendaraan bermotor Toyota KT-1610-AC

yang berhenti pada lajur jalan arah Klaten-Solo saat trafight light menyala

merah, setelah itu laju kendaraan bermotor Bus masih berjalan kemudian

menabrak sepeda motor Honda H-3481-HV dan sepeda motor Yamaha AD-

6678-JL, serta tiang penerangan jalan, karena kendaraan bermotor Toyota

KT-1610-AC terdorong serong kebelakang membentur sepeda motor Honda

AD-5954-KY, sepeda motor Honda AD-2061-ML dan sepeda motor Yamaha

AD-2617-EC, maka terjadilah kecelakaan lalu lintas beruntun.

D. Dasar

1) Laporan Polisi No. Pol : LP / 32/ II / 2010 / Lantas, tanggal 22 Pebruari

2010

2) Sket Gambar TKP dan BA TKP (Berita Acara Tempat Kejadian Perkara)

E. Fakta-Fakta

1. Hasil pemeriksaan di TKP pada hari Senin tanggal 22 Pebruari 2010,

didapati bahwa :

a. Korban penumpang Bus Langsung Jaya dan para pengemudi sepeda

motor maupun pengemudi mobil sedan masih berada di TKP

selanjutnya diantar ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu

dan Rumah Sakit Islam Klaten, menggunakan mobil Ambulance dari

RS. PKU Muhammadiyah Delanggu dan menggunakan kendaraan dari

warga masyarakat yang menolongnya.

b. Barang bukti yang berupa Bus PO. Lansung Jaya No. Pol. AD-1733-

BF, Kbm Sedan KT-1601-AC, Spm Honda H-2279-KY, Spm Yamaha

AD-2617-EC, Spm Honda H-3481-HV, Spm Yamaha AD-6678-JL,

Page 41: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Spm Honda AD-2061-ML, Spm Honda AD-5954-KY, tiang lampu

trafight light dan tiang lampu penerangan jalan masih berada di TKP

dan belum berubah posisi dari tempat semula pada saat kejadian,

selanjutnya semua barang bukti tersebut diamankan di Pos lalu lintas

Sungkur Polres Klaten.

c. Kondisi jalan beraspal baik, lurus, datar, lebar, pada simpang empat,

terdapat lampu trafight light dan zebra cross, marka jalan garis warna

putih putus-putus, terdapat median jalan / trotoar sebagai pemisah

antara jalur jalan yang dari arah Solo dan dari arah Klaten, cuaca cerah

pada pagi hari sekitar jam 07.15 wib, disekitar tempat kejadian terdapat

ceceran darah korban dan goresan bekas jatuhnya sepeda motor serta

adanya bekas tapak ban / rem bus Langsung Jaya, terdapat pecahan

kaca bus dan kaca mobil sedan, disebelah kiri dan kanan tempat

kejadian terdapat ruko-ruko dan pemukiman penduduk, sebagai titik

bantu pengukuran menggunakan tiang kawat telepon yang dekat dengan

TKP

2. Penangkapan :

Tersangka SUMARYONO alias KIPLI pada tanggal 23 Pebruari

2010, sekitar jam 09.30 wib, ditangkap didaerah Purworejo berdasarkan

Surat Perintah Penangkapan No. Pol. SP. Kap / 01 / II / 2010 /LL, tanggal

23 Pebruari 2010, karena sesaat setelah kejadian tersangka melarikan diri

meninggalkan tempat kejadian sehingga diadakan pencarian dan ketemu

didaerah Purworejo lalu ditangkap dan dibawa ke Sat Lantas Polres Klaten

untuk proses selanjutnya.

3. Penahanan :

Tersangka SUMARYONO alias KIPLI sejak tanggal 23 Pebruari

2010 ditahan di Rumah Tahanan Negara Polres Klaten, berdasarkan Surat

Perintah Penahanan No. SP. Han/02/II/2010, tanggal 23 Pebruari 2010,

selanjutnya penahanan terhadap tersangka dimintakan perpanjangan

Page 42: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

penahanan kepada Kepala Kejaksaan Negeri Klaten selama 40 hari,

dengan Surat Nomor B/95/95/III/2010/ll, tanggal 08 Maret 2010 dan telah

mendapat perpanjangan penahanan, Surat Nomor 33/Rt.3/Ep.1/03/2010,

tanggal 09 Maret 2010.

4. Penggeledahan :

Tersangka SUMARYONO alias KIPLI tidak dilakukan

Penggeledahan.

5. Penyitaan

Pada hari Senin tanggal 22 Pebruari 2010, telah disita barang bukti

yang berupa :

a. Satu unit Kbm Bus Langsung Jaya No. Pol. AD-1733-BF berikut

STNKnya

b. Sim B I Umum No. Sim. 7611120511717 An. SUMARYONO

c. Satu unit Kbm Toyota KT-1610-AC beserta STNKnya

d. Sim A No. Sim. 820514430756 An. AHMAD ARISON

e. Satu unit Spm Honda No. Pol. H-2279-KY beserta STNKnya

f. Sim C No. Sim. 771114430728 An. INDIYATI

g. Satu unit Spm Honda No. Pol. H-3481-HV beserta STNKnya

h. Sim C No. Sim. 630214430476 An. DALIMIN

i. Satu unit Spm Yamaha No. Pol. AD-6678-JL beserta STNKnya

j. Sim C No. Sim. 881114430278 An. WARSITO

k. Satu unit Spm Yamaha No. Pol. AD-2617-EC beserta STNKnya

l. Satu unit Spm Honda No. Pol. AD-2061-ML beserta STNKnya

m. Sim C No. Sim. 900814430236 An. ASTUTI NINGRUM

n. Satu unit Spm Honda No. Pol. AD-5954-KY beserta STNKnya

o. Sim C No. Sim. 850814430893 An. TRIYANTO

p. Satu tiang lampu trafight light dan tiang lampu penerangan jalan.

Page 43: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Penyitaan dilakukan dalam keadaan yang sangat mendesak dan

berdasarkan Surat Perintah Penyitaan No. Pol. B / 32 / II / 2010 / Lantas,

tanggal 22 Pebruari 2010, selanjutnya dimintakan persetujuan penyitaan

dari Ketua Pengadilan Negeri Klaten No. Pol : B / 32 / III / 2010 / Lantas,

tanggal 08 Maret 2010, dan telah mendapatkan Persetujuan Penyitaan dari

Ketua Pengadilan Negeri Klaten.

F. Keterangan Saksi-saksi

1. Saksi Ke 1 (Satu) : Nama : HARJONO, Umur : 29 tahun, Agama : Islam,

Pekerjaan : Kernet, Alamat : Dk. Cinderejo Lor Rt 01/05 Gilingan Kec.

Banjarsari, Surakarta.

Menerangkan :

Saksi saat dimintai keterangan oleh polisi dalam keadaan tangan

kiri masih agak sakit akibat dari kecelakaan lalu lintas tersebut, namun

saksi bersedia memberikan keterangan dalam perkara kecelakaan lalu

lintas antara Bus PO. Langsung Jaya No. Pol. AD-1733-BF yang

dikemudikan oleh SUMARYONO alias KIPLI dengan sepeda motor

Honda Supra Fit No. Pol.nya saksi tidak tahu dan dengan tiang lampu

trafight light serta tiang lampu penerangan jalan serta dengan mobil sedan

dan beberapa sepeda motor yang No. Pol. Tidak tahu.

Sebelumnya saksi mengenal dengan pengemudi Bus Langsung

Jaya yang bernama SUMARYONO alias KIPLI tetapi tidak ada hubungan

keluarga dengan saksi, sedangkan dengan para korban kecelakaan tersebut

saksi tidak mengenal. Sebelum kejadian kondisi kesehatan saksi dan sopir

Bus dalam keadaan sehat, tidak mengantuk dan tidak mabuk. Saksi tahu

kejadian tersebut karena saksi adalah selaku kernet Bus Langsung Jaya

yang terlibat dalam kecelakaan tersebut, saat kejadian saksi duduk dipintu

depan sebelah kiri menghadap kearah depan.

Pada saat kejadian Bus Langsung Jaya mengangkut penumpang

sekitar 12 orang termasuk saksi dan pengemudi bus, menjelang kejadian

Page 44: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

bus Langsung Jaya berjalan dari arah Solo menuju kearah

Klaten/Yogyakarta, sepeda motor Honda Supra Fit berjalan dari arah kiri

jalan menyebrang jalan kekanan, sedangkan mobil sedan dan beberapa

sepeda motor yang lainnya pada saat itu berjalan dari arah berlawanan atau

dari arah Klaten menuju kearah Solo pada jalur yang berbeda. Saksi

mengaku pertama kali melihat Honda Supra Fit yang menyebrang jalan

dari kiri kekanan pada jarak sekitar 8 ( delapan ) meter, seketika itu saksi

bilang “Awas” kepada sopir bus. Reaksi sopir bus saat itu langsung

mengerem sambil menghindar kekanan, namun tidak sampai dan masih

membentur sepeda motor tersebut selanjutnya bus berjalan kekanan naik

ke median jalan / trotoar, selanjutnya bus menabrak tiang lampu trafight

light kemudian menabrak mobil lain dan beberapa sepeda motor yang

berjalan dari arah Klaten selanjutnya bus menabrak tiang lampu

penerangan jalan hingga jatuh terguling / miring kekiri.

Menjelang kejadian bus berjalan pada lajur sebelah kanan dengan

kecepatan sekitar 80 km/jam, lampu trafight light pada simpang empat

tersebut sebelumnya menyala kuning, namun saat jarak bus sekitar 5 ( lima

) meter, lampu trafight light menyala merah tetapi bus tetap melaju

kencang. Saksi tidak mendengar suara klakson dari bus. Menurut saksi bus

Langsung Jaya tidak kejar-kejaran dengan bus Antar Jaya, memang benar

bahwa pada saat itu setelah lampu trafight light simpang Empat Kepoh

dari arah Solo, ada bus Antar Jaya yang menaikkan penumpang,

kemungkinan pada saat itu bus Langsung Jaya berusaha mendahului bus

Antar Jaya yang sedang berhenti tersebut untuk mengejar penumpang lain

yang ada dijalur depannya sehingga bus Langsung Jaya menerobos lampu

merah.

Sebelum kejadian saksi menumpang bus Langsung Jaya yang

dikemudikan SUMARYONO alias KIPLI berjalan dari arah solo menuju

kearah Klaten dengan kecepatan sekitar 80 km/jam, menjelang tempat

kejadian pada simpang Empat Kepoh, lampu trafight light yang dari arah

Page 45: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

solo menyala kuning namun pengemudi bus Langsung Jaya tidak

mengurangi kecepatan / mengerem untuk berhenti, tetapi justru memacu

laju bus, setelah jarak antara bus dengan lampu trafight light sekitar 5 (

lima ) meter lampu trafight light menyala merah namun bus tetap berjalan

kencang, bersamaan dengan itu dari kiri jalan ada sepeda motor Honda

Supra Fit yang menyebrang jalan kekanan. Pengemudi bus berusaha

mengerm sambil menghindar kekanan namun tidak sampai sehingga

membentuk motor Honda Supra Fit tersebut, kemudian busa berjalan

kekanan roda sebelah kanan naik ke median jalan / trotoar dan menabrak

tiang lampu trafight light selanjutnya bus menabrak mobil sedan dan

sepeda motor lain yang ada dilajur jalan yang dari arah Klaten, selanjutnya

bus menabrak tiang lampu penerangan jalan hingga terguling / miring.

Untuk perlengkapan bus sebelum kejadian spidometernya tidak

berfungsi sejak 2 ( dua ) tahun yang lalu, klakson dapat berfungsi, spion

ada dua, lampu-lampu komplit berfungsi, rem bai, kondisi ban baik, ban

serepnya tidak ada karena sedang bocor, menurut saksi penyebab

kecelakaan tersebut adalah kurang hati-hatinya pengemudi bus Langsung

Jaya karena yang bersangkutan pada saat akan melintasi simpang empat

dan melihat lampu trafight light menyala kuning tidak segera mengurangi

kecepatan bus untuk berhenti tetapi justru menambah kecepatan, sehingga

terjadi kecelakaan tersebut, saksi telah membenarkan sket gambar TKP

yang dibuat Polisi dan telah memberikan semua keterangannya.

2. Saksi Ke 2 ( dua ) : Nama : TRIYANTO, Umur : 25 tahun, Agama : Islam,

Pekerjaan : Swasta, Alamat : Dk. Brongkol Rt 02/01 Ds. Jatipuro Kec.

Trucuk Kab. Klaten.

Menerangkan :

Saksi pada waktu pemeriksaan mengaku masih agak sakit, namun

bersedia untuk dimintai keterangan dalam perkara kecelakaan lalu lintas

antara Bus Langsung Jaya No. Pol.nya saksi kurang tahu dengan sepeda

motor Honda Supra Fit yang dikemudikan oleh seorang perempuan,

Page 46: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

kemudian bus Langsung Jaya menabrak median jalan, lampu trafight light,

tiang lampu penerangan jalan, kendaraan sedan warna hitam dan 6 ( enam

) sepeda motor termasuk Honda Supra Fit No. Pol AD-5954-KY yang

dikemudikan oleh saksi.

Saksi mengemudikan sepeda motor berjalan dari arah Klaten

menuju kearah Solo. Bus Langsung Jaya berjalan dari arah solo menuju

kearah klaten. Sepeda motor Honda Supra Fit berjalan dari arah mana

menuju kemana saksi tidak tahu. Pada saat itu arus lalu lintas dari arah

klaten berhenti karena lampu trafight lightnya menyala merah, sehingga

saksi dan mobil sedan serta sepeda motor yang lainnya berhenti. Menurut

saksi lampu trafight light pada simpang empat terdiri dari tiga fase yaitu

apabila dari arah solo dan dari arah klaten menyala hijau, dari arah

juwiring serta dari arah bowan menyala merah, kemudian apabila dari arah

klaten menyala hijau yang dari arah solo, juwiring, dan bowan menyala

merah, selanjutnya apabila yang dari arah klaten dan solo menyala merah

sehingga yang dari arah juwiring dan bowan menyala hijau.

Semula saksi mengemudikan sepeda motor Honda Supra Fit

berjalan dari arah klaten menuju arah solo, menjelang tempat kejadian

lampu trafight light menyala merah. Pada saat itu sudah ada beberapa

kendaraan yang berhenti disitu baik roda dua maupun roda empat. Saksi

juga ikut berhenti disamping kiri mobil sedan. Setelah saksi berhenti

sekitar 5 ( lima ) detikan, dari arah belakang ada sepeda motor yang

menyusul masuk lewat sela-sela samping kanannya, kemudian sepeda

motor tersebut berhenti didepan mobil sedan, tiba-tiba saksi mendengar

suara benturan keras, saksi menoleh kekanan atas dan melihat bahwa bus

Langsung Jaya naik ke median jalan dan menabrak tiang lampu

penerangan jalan kemudian bus menimpa mobil sedan tersebut,

selanjutnya mobil sedan terdorong dan mengenai beberapa sepeda motor

yang berhenti disamping kirina termasuk sepeda motor yang dikemudikan

saksi. Saksi tidak sempat terjatuh karena terhimpit oleh mobil sedan dan

kendaraan cerry yang ada disamping kiri saksi, setelah itu bus terguling.

Page 47: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Dengan adanya kejadian kecelakaan tersebut saksi akan minta gani

rugi kepada pihak bus atas kerusakan sepeda motor serta beaya pengobatan

di Rumah Sakit serta ganti rugi selama saksi tidak dapat bekerja, menurut

saksi kecelakaan tersebut disebabkan oleh pengemudi bus karena

mengemudikan bus dengan ugal-ugalan, terbukti bus sampai bisa naik ke

median jalan/trotoar. Kalau bus berjalan tidak dengan kecepatan tinggi

tidak mungkin bus sampai naik ke Median jalan. Saksi telah membenarkan

sket gambar TKP yang dibuat polisi dan telah membenarkan semua

keterangannya.

3. Saksi Ke 3 ( Tiga ) : Nama : AHMAD ARISON, SSTP, M.Si, Umur : 28

tahun, Agama : Islam, Pekerjaan : PNS, Alamat : Dk. Bero Rt 01/11 Ds.

Bero Kec. Trucuk Kab. Klaten

Menerangkan :

Saksi pada saat diperiksa mengaku sehat dan bersedia dimintai

keterangan dalam perkara kecelakaan lalu lintas antara bus Langsung Jaya

No. Pol.nya saksi tidak tahu yang dikemudikan oleh SUMARYONO alias

KIPLI kecelakaan dengan mobil Sedan Toyota Great Corolla No. Pol KT-

1610-AC yang dikemudikan saksi dan kecelakaan dengan beberapa sepeda

motor.

Sebelum kejadian bus Langsung Jaya berjalan dari arah solo

menuju kearah klaten pada lajur sebelah kanan, sedangkan mobil sedan

yang dikemudikan oleh saksi berjalan dari arah klaten menuju kearah solo

pada lajur yang berbeda termasuk beberapa sepeda motor tersebut.

Sebelum terjadi kecelakaan tersebut mobil sedan sudah berhenti 2-3

detikan dilajur kanan atau dibelakang mobil isuzu panther karena lampu

trafight light pada simpang empat menyala warna merah. Untuk beberapa

sepeda motor tersebut berhenti dimana saksi mengaku kurang

memperhatikan, karena perhatian saksi pada saat itu mengarah ke lampu

trafight light yang ada ditengah-tengah median jalan.

Menjelang kejadian saksi tidak mendengar suara klakson dari bus

Langsung Jaya. Saksi juga tidak mendengar suara gesekan ban/rem dari

Page 48: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

bus yang berbunyi kik-kik-kik begitu. Menurut saksi kecepan bus

menjelang kejadian sekitar 90 km/jam. Saksi tidak tahu persis pada saat itu

lampu trafight light yang dari arah solo menyala warna apa. Namun

menurut saksi pada lajur sebelah kiri pada saat itu sudah ada sepeda motor

dan mobil yang berhenti dan dari arah klaten lampu trafight light menyala

merah. Saksi mengaku tahu bila setelah simpang empat dari arah solo ada

bus Antar Jaya yang berhenti menaikkan penumpang. Saksi juga tidak

melihat bahwa dari arah juwiring pada saat itu ada sepeda motor yang

berjalan menyebrang jalan dari kiri ke kanan.

Terjadinya benturan antara bus dengan mobil sedan berada dijalur

jalan yang dari arah klaten, karena posisi mobil sedan pada saat itu

berhenti dijalur jalan yang dari arah klaten, sedangkan terjadinya benturan

dengan sepeda motor saksi kurang tahu persis. Saksi mengaku tidak tahu

type benturannya, karena saat saksi melihat bahwa dari arah solo ada bus

Langsung Jaya yang naik ke median jalan saksi langsung memejamkan

mata, tetapi saksi mendengar adanya suara benturan beberapa kali. Setelah

saksi membuka mata, saksi tertegun melihat istri saksi yang keluar dari

mobil. Posisi akhir setelah kejadian mobil sedan bergeser kebelakang dari

tempat semula, namun masih tetap dijalur jalan yang dari arah klaten. Bus

Langsung Jaya berhenti miring kekiri atas median jalan roda sebelah kanan

berada diatas sedangkan untuk posisi jatuhnya beberapa sepeda motor dan

pengemudinya jatuh dimana saksi mengaku kurang memperhatikan.

Akibat dari kecelakaan tersebut saksi mengalami luka pada

punggung terkelupas, pipi kanan bengkak, telinga kanan bagian belakang

lecet, kaki kanan/kiri lecet, tangan kanan lecet, sadar dan dirawat jalan,

istri saksi nama NETTY mengalami dahi sobek dan bengkak, pelipis

kanan sobek, kelopak mata sobek, punggung lecet, kaki kanan/kiri lebam,

sadar dab dirawat di PKU Muhammadiyah Delanggu, kemudian korban

dirujuk ke RSI Surakarta opname selama 5 ( lima ) hari menghabiskan

biaya sekitar Rp. 6.000.000,- ( enam juta rupiah ), untuk korban-korban

yang lainnya mengalami luka pada bagian mana saksi kurang tahu.

Page 49: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Menurut informasi yang diterima saksi ada korban yang meninggal dunia,

mobil sedan rusak parah/ringsek, kaca depan/belakang pecah, body

depan/belakang pesok, bus mengalami kerusakan pada kaca pecah,

kerusakan yang lainnya bagaimana saksi mengaku kurang memperhatikan.

Untuk kerusakan beberapa sepeda motor bagaimana saksi kurang

memperhatikan satu persatu. Tiang lampu trafight light dan tiang lampu

penerangan jalan patah/roboh.

Dengan adanya kecelakaan tersebut saksi merasa dirugikan, karena

mobil saksi rusak parah, saksi juga trauma atas kejadian tersebut. Istri

saksi masih merasakan pusing, pandangan mata apabila digunakan untuk

membaca masih kabur dan apabila digunakan berpikir agak berat kepala

masih sakit. Dalam hal ini saksi akan mengajukan tuntutan untuk beaya

perbaikan kerusakan mobil dan beaya perawatan saksi dan istri saksi

akibat dari kecelakaan tersebut. Menurut saksi penyebab dari kecelakaan

tersebut adalah kurang hati-hatinya pengemudi supir bus Langsung Jaya

karena menerobos lampu merah. Saksi telah membenarkan sket gambar

TKP yang dibuat polisi dan telah membenarkan semua keterangannya.

4. Saksi ke 4 ( empat ) : Nama : ASTUTI NINGRUM, Umur : 19 tahun,

Agama : Islam, Pekerjaan : Mahasiswi, Alamat : Dk. Jobolan Rt 02/02 Ds.

Tambak Boyo Kec. Pedan Kab. Klaten.

Menerangkan :

Tangan kanan saksi masih sakit akibat dari kecelakaan tersebut,

namun saksi bersedia dimintai keterangan dalam perkara kecelakaan lalu

lintas antara Bus Langsung Jaya No. Pol.nya berapa saksi tidak tahu yang

dikemudikan oleh seorang laki-laki kecelakaan dengan sepeda motor dan

dengan mobil sedan No. Pol.nya berapa saksi tidak tahu dengan tiang

lampu trafight light dengan tiang lampu penerangan jalan serta dengan

Honda Vario No. Pol.nya AD-2061-ML yang dikemudikan oleh saksi dan

juga dengan beberapa sepeda motor.

Saksi masih tercatat sebagai Mahasiswi UMS Surakarta, Fakultas

Ilmu Kesehatan Semester IV. Sebelumnya saksi tidak kenal dengan

Page 50: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

mereka yang terlibat dengan kecelakaan tersebut. Saksi mengalami sendiri

kejadian tersebut karena saksi adalah selaku pengemudi sepeda motor

Honda Vario No. Pol AD-2061-ML yang menjadi korban dalam

kecelakaan tersebut.

Sebelum kejadian bus Langsung Jaya berjalan dari arah solo

menuju kearah klaten pada lajur sebelah kanan. Saksi berjalan dari arah

klaten menuju kearah solo. Menjelang kejadian sepeda motor yang

dikemudikan saksi berhenti dibelakang mobil Isuzu Panther yang juga

berhenti pada lajur kanan karena lampu trafight light yang dari arah klaten

menyala merah dan dibelakang saksi ada mobil sedan yang berhenti pula.

Sedangkan untuk beberapa sepeda motor saat itu berjalan dari mana

menuju kemana saksi mengaku kurang memperhatikan, karena perhatian

saksi ke lampu trafight light yang menyala merah.

Pada saat itu saksi mengaku sudah berhenti pada simpang empat

tersebut sekitar 2-3 detikan, karena lampu trafight light menyala merah.

Menjelang kejadian saksi tidak mendengar suara gesekan ban/rem dari

bus. Menurut saksi kecepatan bus Langsung Jaya pada saat itu sekitar 90

km/jam. Pada saat itu lampu trafight light dari arah klaten menyala merah

sehingga menurut saksi lampu dari arah solo juga menyala merah.

Sebelumnya saksi kurang memperhatikan kalau dari arah juwiring ada

sepeda motor yang berjalan menyebrang jalan kekanan kearah solo. Saksi

juga kurang memperhatikan saat itu dari arah solo pada lajur kiri ada

sepeda motor yang berhenti.

Terjadinya benturan antara bus Langsung Jaya dengan mobil sedan

dan dengan sepeda motor yang dikemudikan saksi berada dijalur jalan

yang dari arah klaten, karena posisi mobil sedan dan sepeda motor yang

dikemudikan saksi berhenti dijalur jalan yang dari arah klaten, sedangkan

dengan beberapa sepeda motor yang lainnya ada dimana saksi kurang tahu.

Type benturannya bagaimana saksi juga tidak tahu karena pada saat itu

saksi mengaku terpaku. Posisi akhir setelah kejadian saksi jatuh dijalur

jalan yang dari arah klaten. Sepeda motor saksi dan mobil sedan jatuh

Page 51: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

dimana saksi mengaku tidak tahu, karena setelah kejadian saksi ditolong

oleh warga masyarakat dibawa ke PKU Muhammadiyah Delanggu.

Akibat dari kecelakaan tersebut saksi mengalami luka pada tangan

kanan patah, sadar dirawat di PKU Muhammadiyah Delanggu kemudian

dirujuk ke RSI Klaten opname selama 4 ( empat ) hari menghabiskan

beaya Rp. 11.000.000,- ( sebelas juta rupiah ), penumpang mobil sedan

mengalmai luka pada kepala berdarah, luka lainnya saksi tidak tahu.

Korban sadar dirawat di PKU Muhammadiyah Delanggu kemudian

dirujuk ke RS Yarsis Solo. Untuk korban yang lainnya mengalami luka

bagian mana saksi tidak tahu. Menurut informasi ada korban yang

meninggal dunia. Saksi juga tidak tahu kerusakan bus, mobil sedan dan

beberapa sepeda motor maupun tiang lampu penerangan jalan dan tiang

lampu trafight light.

Dengan adanya kejadian tersebut saksi merasa susah, karena

menjadi sakit, sepeda motornya juga rusak. Dalam hal ini saksi akan

mengajukan tuntutan kepada puhak bus untuk beaya pengobatan dan beaya

perbaikan kerusakan sepeda motornya. Menurut saksi penyebab dari

kecelakaan tersebut adalah kurang hati-hatinya pengemudi bus Langsung

Jaya, karena mengemudikan bus dengan kencang dan menerobos lampu

merah. Saksi telah membenarkan sekt gmbar TKP yang dibuat Polisi dan

telah membenarkan semua keterangannya.

5. Saksi Ke 5 ( lima ) : Nama : WARSITO, Umur : 22 tahun, Agama : Islam,

Pekerjaan : Karyawan, Alamat : Dk. Klepu Rt 04/02 Ds. Klepu Kec. Ceper

Kab. Klaten.

Menerangkan :

Saksi mengaku sehat dan bersedia dimintai keterangan dalam

perkara kecelakaan lalu lintas antara bus Langsung Jaya No. Pol.nya

berapa saksi tidak memperhatikan kecelakaan dengan Honda Supra Fit

yang dikemudikan oleh seorang perempuan. Selanjutnya bus menabrak

median jalan, tiang lampu trafight light, lampu penerangan jalan,

Page 52: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

kendaraan sedan dan kira-kira 5 ( lima ) sepeda motor termasuk Yamaha

Zupiter AD-6678-JL yang dikemudikan saksi.

Saksi lulus SLTA, sebelumnya saksi tidak kenal dengan mereka

yang telibat dalam kecelakaan tersebut. Saksi mengalami sendiri kejadian

tersebut karena saksi adalah selaku pengemudi sepeda motor Yamaha

Zupiter AD-6678-JL yang menjadi korban kecelakaan tersebut. Saat

kejadian saksi mengemudikan sepeda motor tersebut sendirian. Saksi

memakai helm pengaman. Saksi sudah sering melewati jalur jalan tempat

kejadian. Saat kejadian saksi membawa STNK sepeda motor tersebut,

saksi juga sudah memiliki Sim C yang dikeluarkan Polres Klaten dan

masih berlaku.

Semula saksi mengemudikan sepeda motor Yamaha Yupiter

berjalan dari arah Klaten menuju Solo. Sebelum kejadian saat mendekati

simpang empat kepoh lampu trafight light dari arah klaten menyala warna

merah. Pada saat itu didepan saksi sudah ada kendaraan yang berhenti baik

roda empat maupun roda dua dijalur kanan dan kiri. Posisi saksi berhenti

disamping kanan mobil sedan. Saat saksi berhenti tiba-tiba saksi melihat

bus Langsung Jaya berjalan diatas median jalan saksi mengaku panic.

Selanjutnya bus menimpa mobil sedan, setelah tertimpa bus mobil sedan

terdorong kekiri dan mendorong beberapa sepeda motor yang berhenti

didekat mobil sedan tersebut, termasuk sepeda motor yang dikemudikan

oleh saksi sehingga terjatuh kocar-kacir, akhirnya kendaraan bus terguling

setelah itu saksi lari karena takut apabila bus meledak.

Akibat dari kecelakaan tersebut saksi mengalami luka pada lutut

kaki kiri lecet dan bengkak, sadar rawat jalan di PKU Muhammadiyah

Delanggu dan menghabiskan beaya sekitar RP 150.000,- ( seratus lima

puluh ribu rupiah ). Saksi sudah dapat menjalankan aktifitas lagi meskipun

lutut kaki kirinya masih terasa nyeri. Untuk luka pengemudi sedan dan

pengemudi sepeda motor lainnya saksi mengaku tidak memperhatikan.

Mobil sedan rusak parah, bus rusak parah, tiang lampu trafight light dan

Page 53: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

tiang lampu penerangan jalan ambruk dan rusak untuk kerusakan sepeda

motor yang dikemudikan saksi bagaimana saksi tidak memperhatikan.

Dengan adanya kejadian tersebut saksi sudah dibantu beaya berobat

sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ) namun saksi masih

minta untuk beaya perbaikan sepeda motor. Menurut saksi penyebab dari

kecelakaan tersebut adalah pengemudi bus Langsung Jaya pada saat

mengemudikan kendaraan ugal-ugalan, terbukti bus sampai naik ke

median jalan. Kalau bus tidak berjalan dengan kecepatan tinggi tidak

mungkin naik ke median jalan. Saksi telah membenarkan sket gambar

TKP yang dibuat Polisi dan telah membenarkan semua keterangannya.

6. Saksi ke 6 ( enam ) : Nama : QORI DZULFAHMI, Umur : 16 Tahun,

Agama : Islam, Pekerjaan : Pelajar, Alamat : Dk. Ngabeyan Timur Rt

01/01 Ds. Tlobong Kec. Delanggu Kab. Klaten.

Menerangkan :

Saksi masih merasakan nyeri pada punggung akibat dari

kecelakaan tersebut, namun saksi bersedia dimintai keterangan dalam

perkara kecelakaan lalu lintas antara Langsung Jaya No. Pol.nya berapa

saksi tidak tahu yang dikemudikan oleh seorang laki-laki menabrak tiang

lampu trafight light dan tiang lampu penerangan jalan serta dengan sepeda

motor dan mobil sedan.

Saksi masih tercatat sebagai siswa kelas III SMK Negeri 1 Sawit

Boyolali. Sebelumnya saksi tidak kenal dengan mereka yang terlibat dalam

kecelakaan tersebut. Saksi mengalami sendiri kejadian tersebut karena

saksi adalah salah satu korban penumpang bus Langsung Jaya yang terlibat

dalam kecelakaan tersebut.

Sebelumnya bus Langsung Jaya berjalan dari arah solo menuju

kearah klaten pada jalur sebelah kanan. Sedangkan mobil sedan dan

beberapa sepeda motor berjalan dari arah klaten menuju kearah solo,

namun pada saat itu posisi mobil sedan dan beberapa sepeda motor sudah

berhenti kemungkinan lampu trafight light menyala merah namun untuk

trafight light yang dari arah solo menyala apa saksi kurang

Page 54: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

memperhatikan. Saksi tidak tahu bahwa dari arah kiri saat itu ada sepeda

motor yang menyebrang jalan. Menurut saksi pada saat itu disebelah kiri

jalan sudah ada sepeda motor yang berhenti dijalur kiri. Menjelang

kejadian saksi tidak mendengar suara klakson dari bus tetapi mendengar

suara gesekan ban/rem dari bus. Saat itu bus juga berusaha menghindar

kekanan tetapi menghindari apa saksi mengaku tidak tahu.

Sebelum kejadian saksi naik bus Langsung Jaya dari depan Pasar

Delanggu bermaksud ke klaten untuk mengikuti PKL. Menjelang tempat

kejadian pada simpang empat kepoh saksi melihat bahwa kendaraan yang

dari arah klaten sudah dalam posisi berhenti kemungkinan lampu trafight

light menyala merah. Pada saat itu dilajur jalan sebelah kiri dari arah solo

juga ada sepeda motor yang berhenti namun bus Langsung Jaya tetap

berjalan dan naik ke median jalan selanjutnya bus menabrak tiang lampu

trafight light hingga miring kekiri selanjutnya bus membentur mobil sedan

dan sepeda motor yang berhenti dijalur jalan yang dari arah klaten.

Setelah kejadian saksi segera keluar dari bus lewat kaca jendela

sebelah kanan, kemudian saksi menepi kekiri selanjutnya diantar oleh

petugas ke PKU Muhammadiyah Delanggu. Akibat dari kecelakaan

tersebut saksi mengalami luka pada tangan kanan lecet, badan nyeri,

punggung memar, sadar dan rawat jalan. Saksi menghabiskan beaya

berapa saksi mengaku tidak tahu.

Dengan adanya kejadian tersebut saksi merasa trauma sehingga

saksi berharap untuk beaya pengobatan selama dirawat dirumah sakit

ditanggung oleh pihak bus. Dari pihak bus belum kerumah saksi dan

belum memberikan bantuan. Menurut saksi penyebab dari kecelakaan

tersebut adalah kurang hati-hatiannya pengemudi bus Langsung Jaya

karena menerobos lampu merah hingga terjadi kecelakaan tersebut. Saksi

telah membenarkan sket gambar TKP yang dibuat polisi dan telah

membenarkan semua keterangannya.

Page 55: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

7. Saksi Ke 7 (Tujuh) : Nama : INDAYATI, Umur : 32 tahun, Agama :

Islam, Pekerjaan : Swasta, Alamat : Dk. Ngalas RT 02/04 Ds. Jetis Kec.

Delanggu Kab. Klaten

Menerangkan :

Saksi mengaku sehat dan bersedia dimintai keterangan dalam

perkara kecelakaan lalu lintas antara Bus Langsung Jaya No. Pol. nya saksi

tidak tahu yang dikemudikan oleh seorang laki-laki kecelakaan dengan

sepeda motor Supra Fit No. Pol. H-2279-KY yang dikemudikan oleh saksi

kecelakaan dengan tiang lampu trafight light dan dengan tiang lampu

penerangan jalan serta dengan mobil sedan dan dengan sepeda motor lain.

Saksi lulus SLTA, sebelumnya saksi tidak kenal dengan mereka

yang terlibat kecelakaan tersebut. Saksi mengalami sendiri kejadian

tersebut karena saksi adalah pengemudi Honda Supra Fit H-2279-KY yang

menjadi korban dalam kecelakaan tersebut. Saksi mengemudikan sepeda

motor tersebut sendirian. Sebelumnya saksi mengemudikan sepeda motor

berjalan dari arah juwiring menuju ke arah solo. Kondisi kesehatan saksi

sehat tidak ngantuk dan tidak mabuk. Honda Supra Fit tersebut milik saksi.

Saat kejadian saksi membawa STNK sepeda motor tersebut. Saksi juga

sudah memiliki sim C.

Saksi mengatakan bahwa sebelum menyebrang jalan, lampu trafight

light dari arah juwiring menyala merah sehingga saksi berhenti. Setelah

lampu trafight light yang dari arah juwiring menyala hijau saksi lalu

menyebrang jalan kekanan kearah solo. Pada saat itu saksi melihat bahwa

dari arah solo pada lajur kiri sudah ada kendaraan berhenti, sehingga

lampu trafight light dari arah solo dan dari arah klaten tentunya menyala

merah karena sudah ada kendaraan yang berhenti. Saksi mengaku melihat

bus Langsung Jaya berjalan kencang pada lajur sebelah kanan dalam jarak

sekitar 10 (sepuluh) meteran. Posisi saksi saat itu sudah berada ditengah-

tengah jalan sehingga langsung terserempet oleh bus tersebut sehingga

terjatuh. System pengaturan lampu trafight light pada simpang empat

kepoh tersebut ada berapa fase saksi tidak tahu.

Page 56: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Pada saat menjelang kejadian saksi tidak mendengar suara klakson

dari bus. Saksi juga tidak mendengar suara rem/gesekan ban dari bus. Arus

lalu lintas pada saat kejadian ramai, cuaca cerah pada pagi hari sekitar jam

07.15 wib. Kondisi jalan beraspal baik, lurus, datar, lebar pada simpang

empat terdapat lampu trafight light, marka jalan garis putus-putus, jalan

satu arah, terdapat median jalan/trotoar sebagai pemisah jalur yang dari

arah solo dan klaten. Disekitar tempat kejadian ada tidaknya ceceran darah

korban saksi kurang memperhatikan. Ada tidaknya pecahan kaca bus dan

kaca mobil sedan saksi tidak tahu. Ada tidaknya bekas rem bus saksi

kurang memperhatikan. Kanan kiri kejadian terdapat ruko.

Terjadinya benturan antara bus Langsung jaya dengan Honda Supra

Fit yang dikemudikan saksi berada di kanan as/marka jalan dilihat dari

arah solo. Sedangkan antara bus dengan mobil sedan dan dengan beberapa

sepeda motor yang lainnya.

Sebelum kejadian saksi mengemudikan Honda Supra Fit berjalan

dari arah juwiring menuju kearah Kepoh Delanggu. Sesampainya

disimpang empat kepoh lampu trafight light dari arah juwiring menyala

merah sehingga saksi berhenti disekitar 5 (lima) detikan. Setelah lampu

trafight light menyala hijau saksi berjalan menyebrang jalan kekanan

menuju kearah solo. Sesampainya ditengah jalan saksi melihat dari arah

solo pada lajur kanan dating bus Langsung Jaya dengan kecepatan tinggi

dan langsung menyermpet sepeda motor yang dikemudikan saksi hingga

terjatuh kekiri. Kemudian bus berjalan kekanan naik ke median

jalan/trotoar dan menabrak tiang lampu trafight light. Selanjutnya bus

oleng dan menabrak mobil sedan dan sepeda motor yang ada dijalur jalan

yang dari arah klaten.

Akibat dari kecelakaan tersebut saksi mengalami luka pada kepala

dan kaki kiri sobek, kaki kanan bengkak, sadar opname di RSI Klaten

selama 3 hari menghabiskan beaya sekitar Rp 1.250.000,- ( satu juta dua

ratus lima puluh ribu rupiah ). Korban yang lain mengalami luka pada

bagian mana saksi tidak tahu. Menurut informasi yang diterima saksi ada

Page 57: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

korban yang meninggal dunia. Untuk kerusaksn sepeda motor, bus, mobil

sedan, lampu trafight light dan lampu penerangan jalan saksi mengaku

tidak tahu.

Dengan adanya kejadian tersebut dari pihak pengurus bus sudah

dating kerumah saksi dan sudah memberikan bantuan beaya pengobatan

sebesar Rp 1.250.000,- (satu juta dua ratus lima puluh riobu rupiah) dan

akan memperbaiki kerusakan sepeda motor milik saksi. Saksi merasa

susah namun saksi tidak akan menuntut karena sudah dibantu. Menurut

saksi penyebab kecelakaan tersebut adalah pengemudi bus Langsung Jaya

karena menerobos lampu merah. Saksi telah membenarkan sket gambar

dan telah membenarkan semua keterangannya.

G. Keterangan Terdakwa

Nama : SUMARYONO alias KIPLI, Umur : 33 Tahun, Agama : Islam,

Pekerjaan : Pengemudi, Alamat : Dk. Manjung Rt 03/01 Ds. Manjung

Kec. Sawit Kab. Boyolali.

Menerangkan :

Tersangka mengaku masih merasa sakit pada badannya akibat dari

kecelakaan tersebut namun bersedia dimintai keterangan dalam perkara

kecelakaan lalu lintas antara Bus PO.Langsung Jaya No. Pol. AD-1733-BF

yang dikemudikan oleh tersangka kecelakaan dengan sepeda motor Honda

Supra Fit No. Pol.nya berapa tersangka kurang tahu yang dikemudikan

oleh seorang perempuan juga kecelakaan dengan tiang lampu trafight light

dan dengan mobil sedan serta dengan beberapa sepeda motor lain

jumlahya berapa tersangka mengaku tidak tahu.

Tersangka lulus SLTA, tersangka mengaku belum pernah di

Hukum. Tersangka mengaku pernah terlibat kecelakaan sekitar tahun 1994

di Ciputat korbannya luka-luka. Tersangka sering melewati jalur jalan

tempat kejadian tersebut. Saat dimintai keterangan oleh Penyidik Sat

Lantas Polres Klaten tersangka tidak perlu didampingi oleh Pengacara

Page 58: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

ataupun Penasihat Hukum akan tetapi dijawab dan hadapi sendiri.

Sebelumnya tersangka tidak kenal dengan para korban yang terlibat

dengan kecelakaan tersebut. Menjelang kejadian kondisi kesehatan

tersangka baik/sehat tidak ngantuk dan tidak mabuk.

Menjelang kejadian tersangka mengemudikan Bus Langsung Jaya

berjalan dari arah solo menuju kearah Klaten / Jogja. Saat kejadian

tersangka didampingi oleh kernet bus nama HARJONO. Pada saat itu bus

mengangkut sebanyak sekitar 15 ( lima belas ) orang penumpang termasuk

tersangka dan kernet bus. Tersangka mengaku dapat mengemudikan bus

kurang lebih sekitar 14 ( empat belas ) tahun. Tersangka bekerja pada

PO.Langsung Jaya kurang lebih 4 (empat) bulan namun tersangka

mengemudikan bus Langsung Jaya yang terlibat kecelakaan tersebut

kurang lebih baru satu minggu. Saat kejadian tersangka sudah memiliki

Sim B 1 Umum yang dikeluarkan oleh Polda Metro Jaya dan masih

berlaku sampai tanggal 21 Nopember 2012. Bus Langsung Jaya yang

dikemudikan tersangka tersebut milik PO.Langsung jaya. Saat kejadian

tersangka membawa STNK bus tersebut.

Tersangka berangkat dari terminal solo sekitar jam 06.33 wib

melanjutkan perjalanan ke Kartosuro kemudian kearah Klaten. Menjelang

kejadian tersangka melihat sepeda motor yang menyebrang jalan kekanan

tersangka tidak membunyikan klakson karena lupa. Tersangka tidak

menghindar kekiri karena disebelah kiri jalan ada banyak orang.

Tersangka mengaku berusaha mengerem sambil menghindar kekanan

namun karena kecepatan bus antara 80-90 km/jam perseneling masuk gigi

5 (lima) sehingga bus tidak dapat berhenti seketika. Sebelumnya lampu

trafight light pada simpang empat kepoh delanggu/ dari arah solo menyala

warna kuning tersangka berusaha mengejar lampu kuning dan saat jarak

sekitar 5 (lima) meter lampu menyala merah namun bus tetap berjalan.

Menurut tersangka apabila lampu menyala kuning dari hijau agar pemakai

jalan/kendaraan siap-siap untuk berhenti. Tersangka pada saat itu tidak

Page 59: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

melihat bahwa disebelah kiri/pada lajur kiri ada sepeda motor yang

berhenti.

Terjadinya benturan antara bus Langsung Jaya dengan sepeda

motor yang menyebrang jalan berada disebelah kanan as jalan dilihat dari

arah solo. Sedangkan antara bus dengan mobil sedan dan dengan sepeda

motor yang lainnya berada dijalur jalan yang dari arah klaten. Type

benturannya bus pada demper depan kiri membentur ban depan sepeda

motor yang menyebrang jalan namun bus membentur mobil sedan dan

sepeda motor lainnya kena pada bagian mana tersangka mengaku tidak

tahu. Karena setelah bus menabrak tiang lampu trafight light

penadangannya sudah gelap dan tidak ingat apa-apa. Posisi akhir setelah

kejadian sepeda motor yang menyerang jalan dan pengemudinya jatuh

kekiri jalan dilihat dari arah solo. Bus Langsung Jaya posisi miring kekiri

diatas median jalan/trotoar. Sedangkan posisi mobil sedan dan sepeda

motor yang lainnya termasuk pengemudinya jatuh dimana tersangka tidak

memperhatikan.

Setelah kejadian tersangka langsung keluar dari bus namun

tersangka tidak ikut membantu menolong korban karena badan tersangka

merasa sakit kemudian tersangka menuju ke Puskesmas Delanggu untuk

diperiksa namun karena tidak membawa uang sehingga tidak jadi periksa.

Kemudian tersangka naik Bus ke terminal Yogyakarta dan berganti ladi

naik Bus Harno menuju Purworejo ketempat nenek saksi nama SASTRO

SARJONO yang beralamat di Dk/Ds. Sindorejan Kec. Purworejo Kab.

Purworejo menginap satu malam dan pagi harinya yaitu hari selasa tanggal

23 Pebruari 2010 sekitar jam 09.30 wib tersangka ditangkap oleh Polisi

dijalan depan rumah nenek tersangka. Selanjutnya tersangka dibawa ke

Polres Klaten untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Akibat dari kecelakaan lalu lintas tersebut tersangka mengalami

luka pada lutut kaki kanan dan kiri lecet, kaki kiri memar, pinggul terasa

Page 60: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

sakit dan tidak berobat, kernet dan penumpang bus luka atau tidak

tersangka mengaku tidak tahu, pengemudi sepeda motor dan mobil sedan

mengalami luka pada bagian mana tersangka juga tidak tahu. Menurut

informasi yang diterima oleh tersangka akibat dari kecelakaan tersebut ada

korban yang meninggal dunia. Bus Langsung Jaya rusak pada kaca depan

belakang dan samping kiri pecah, body depan pesok, solar tumpah diaspal

jalan, mobil sedan dan sepeda motor rusak pada bagian mana tersangka

mengaku tidak tahu, tiang lampu trafight light dan tiang lampu penerangan

jalan roboh.

Dengan adanya kejadian tersebut tersangka belum menengok

korban dan belum memberikan bantuan kepada pihak korbannya.

Tersangka merasa susah dan merasa bersalah karena saat mengemudikan

bus Langsung jaya dan melihat lampu trafight light disimpang empat

kepoh menyala kuning setelah warna hijau tersangka tidak segera

mengurangi kecepatan/mengerem untuk persiapan berhenti tetapi justru

menambah kecepatan sehingga saat lampu trafight light menyala merah

bus masih tetap berjalan. Saat tersangka melihat bahwa didepannya dari

sebelah kiri jalan ada sepeda motor yang menyebrang jalan kekanan

tersangka berusaha mengerem dan menghindar kekanan tetapi masih

membentur sepeda motor tersebut hingga terjadi kecelakaan beruntun yang

mengakibatkan korban jiwa. Dalam perkara ini nantinya tersangka akan

menghadirkan saksi yang meringankan tersangka yaitu kernet bus yaitu

Sdr. HARJONO. Dalam pemeriksaan dihadapan Penyidik Sat Lantas

Polres Klaten tersangka tidak merasa ditekan atau dipaksa oleh Pemeriksa.

Tersangka telah membenarkan sket gambar TKP yang dibuat Polisi dan

telah membenarkan semua keterangannya.

Page 61: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

PEMBAHASAN

Secara kwalitatif analisis ditarik dari sampel kasus perkara kecelakaan lalu

lintas korban meninggal dunia yang dilakukan oleh tersangka SUMARYONO

alias KIPLI tersebut diatas, baik dilihat dari format paparan perkara yang

bersumber dari laporan Polisi No. Pol : LP / 32 / II / 2010 / Lantas, tamggal 22

Pebruari 2010, maupun dari berkas perkara No. Pol : BP / 04 / III / 2010 / LL,

tanggal 18 Maret 2010, kiranya dapat dilakukan analisis dimana kepentingan

penelitian yang focus terpenuhinya pelanggaran delik sebagaimana diatur dalam

Pasal 310 ayat (1), (2), (3), (4) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang

Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan yang dilakukan oleh pengemudi kendaraan

umum.

Dari Pasal 310 ayat (1) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang

Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan dijelaskan bahwa setiap orang yang

mengemudikan kendaraan bermotor yang karena kelalaiannnya mengakibatkan

kecelakaan lalu lintas dengan kerusakan kendaraan dan atau barang.

Berdasarkan pada Pasal 310 ayat (1) Undang-undang Nomor 22 Tahun

2009 tersebut terdapat unsur-unsur sebagai berikut, yaitu :

1) Setiap Orang

Dengan berdasarkan fakta-fakta, keterangan saksi, keterangan ahli,

dan tersangka SUMARYONO alias KIPLI serta didukung dengan adanya

barang bukti yang telah disita, maka sebagai subyek hukum yang dapat

mempertanggung jawabkan perbuatannya adalah tersangka pengemudi bus

PO. Langsung Jaya No. Pol. AD-1733-BF yang bernama SUMARYONO

alias KIPLI, umur : 33 tahun, agama : islam, pekerjaan : pengemudi,

kewarganegaraan : Indonesia, alamat : Dk. Manjung Rt 03/01 Ds. Manjung

Kec. Sawit Kab. Boyolali.

2) Karena Kelalaiannya Mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan

Kerusakan Kendaraan dan atau Barang

Page 62: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Berdasarkan fakta-fakta dan keterangan-kerangan baik dari saksi

maupun tersangka yang ada dan berdasarkan pada barang bukti, maka unsur

ini telah terpenuhi yaitu pada hari Senin tanggal 22 Pebruari 2010, sekitar jam

07.00 wib dijalan Raya antara Solo-Klaten, tepatnya disimpang empat kepoh

Kec. Delanggu Kab. Klaten atau setidak-tidaknya masih termasuk wilayah

Hukum Pengadilan Negeri Klaten, pada saat tersangka SUMARYONO alias

KIPLI mengemudikan kendaraan bermotor bus PO. Langsung Jaya No. Pol.

AD-1733-BF.

Berdasarkan hal tersebut tersangka melakukan kelalaian yang berupa

mengemudikan bus berjalan dengan kecepatan tinggi sekitar 90 km/jam, pada

hal lingkungan sekitarnya pemukiman penduduk dan toko-toko. Menjelang

tempat kejadian sekitar jarak 50 (lima puluh) meter dengan TKP, lampu

trafight light dari arah solo menyala kuning dari hijau dan tersangka tidak

segera mengurangi kecepatan/mengerem bus yang dikemudikannya untuk

berhenti, tetapi justru memacu bus dengan kecepatan tinggi agar tidak

terhalang oleh lampu merah. Saat melihat lampu trafight light menyala merah

tersangka juga tidak mengerem bus untuk berhenti, tetapi justru memacu bus

dan menerobos lampu merah tersebut. Saat melihat sepeda motor Honda

Supra Fit H-2279-KY yang menyebrang jalan kekanan / dari arah juwiring

kearah Solo karena lampu trafight light dari arah juwiring menyala hijau

tersangka mengaku terkejut / kaget dan tidak sempat membunyikan klakson.

Meskipun tersangka sudah berusaha mengerem sambil menghindar kekanan

namun tidak sampai / tidak mampu dan masih membentur sepeda motor

tersebut. Selanjutnya bus berjalan kekanan tak terkendali menabrak median

jalan, tiang lampu trafight light, sepeda motor Honda AD-2061-ML, mobil

sedan KT-1610-AC, sepeda motor Honda H-3481-HV, dan sepeda motor

Yamaha AD-2617-EC, setelah tertabrak bus kendaraan bermotor sedan KT-

1610-AC terdorong kekiri belakang membentur sepeda motor Yamaha AD-

6678-JL dan sepeda motor Honda AD-5954-KY yang berhenti disampingnya

karena lampu menyala merah. Selanjutnya bus membentur tiang lampu

penernagan jalan dan terguling / miring kekiri. Setelah kejadian tersangka

Page 63: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

tidak segera menolong korban, tetapi justru melarikan diri meninggalkan

tempat kejadian. Pada saat kejadian tersangka juga sedang menjalankan suatu

jabatan atau pencaharian sebagai sorang pengemudi.

Dengan adanya kecelakaan lalu lintas tersebut akibat yang

ditimbulkan dari kelalaian tersebut mengakibatkan kerusakan kendaraan dan

atau barang diantaranya tiang lampu trafgiht light dan tiang lampu

penerangan jalan yang patah / roboh, kaca lampu trafight light dan kaca

lampu penerangan jalan pecah. Mobil sedan rusak parah / ringsek, bodi

pesok, kaca depan, belakang dan samping kanan / kiri pecah. Sepeda motor

Honda H-2279-KY rusak pada totok depan pecah, slebor depan pecah, tedeng

kanan / kiri pecah, skok depan bengkok, palk roda depan / belakang bengkok.

Sepeda motor Yamaha AD-2617-EC rusak pada totok lampu depan pecah,

spidometer pecah, porok depan bengkok, palk roda depan bengkok. Sepeda

motor Honda H-3481-HV rusak pada spidometer pecah, stang patah, skok

depan patah, slebor depan pecah, knalpot pesok, palk roda depan bengkok,

selebor belakang pecah. Sepeda motor Yamaha AD-6678-JL rusak pada totok

depan pecah, tedeng kanan / kiri pecah, skok depan dan porok depan

bengkok. Sepeda motor Honda AD-2061-ML rusak pada tedeng kanan / kiri

pecah, porok depan dan skok depan bengkok. Sepeda motor Honda AD-5945-

KY rusak pada spidometer pecah, totok depan pecah, lampu belakang pecah.

Bus Langsung Jaya rusak pada demper depan pesok, kaca depan samping kiri

dan belakang pecah, bodi samping kiri tergores dan pesok, gardan patah.

Selain dari Pasal 310 ayat (1) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009

tersangka juga melanggar Pasal 310 ayat (2) Undang-undang Nomor 22 Tahun

2009 yang berbunyi setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor

yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban

luka ringan dan kerusakan kendaraan dan atau barang.

Page 64: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 310 ayat (2) Undang-undang

Nomor 22 Tahun 2009 ini antara lain :

1) Setiap Orang

Dengan berdasarkan fakta-fakta, keterangan saksi, keterangan ahli,

dan tersangka SUMARYONO alias KIPLI serta didukung dengan adanya

barang bukti yang telah disita, maka sebagai subyek hukum yang dapat

mempertanggung jawabkan perbuatannya adalah tersangka pengemudi bus

PO. Langsung Jaya No. Pol. AD-1733-BF yang bernama SUMARYONO

alias KIPLI, umur : 33 tahun, agama : islam, pekerjaan : pengemudi,

kewarganegaraan : Indonesia, alamat : Dk. Manjung Rt 03/01 Ds. Manjung

Kec. Sawit Kab. Boyolali.

2) Karena Kelalaiannya Mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan Korban

Luka Ringan dan Kerusakan Kendaraan dan atau Barang

Dalam hal ini tersangka melakukan kelalaian yang berupa

mengemudikan bus berjalan dengan kecepatan tinggi sekitar 90 km/jam, pada

hal lingkungan sekitarnya pemukiman penduduk dan toko-toko. Menjelang

tempat kejadian sekitar jarak 50 (lima puluh) meter dengan TKP, lampu

trafight light dari arah solo menyala kuning dari hijau dan tersangka tidak

segera mengurangi kecepatan/mengerem bus yang dikemudikannya untuk

berhenti, tetapi justru memacu bus dengan kecepatan tinggi agar tidak

terhalang oleh lampu merah. Saat melihat lampu trafight light menyala merah

tersangka juga tidak mengerem bus untuk berhenti, tetapi justru memacu bus

dan menerobos lampu merah tersebut. Saat melihat sepeda motor Honda

Supra Fit H-2279-KY yang menyebrang jalan kekanan / dari arah juwiring

kearah Solo karena lampu trafight light dari arah juwiring menyala hijau

tersangka mengaku terkejut / kaget dan tidak sempat membunyikan klakson.

Meskipun tersangka sudah berusaha mengerem sambil menghindar kekanan

namun tidak sampai / tidak mampu dan masih membentur sepeda motor

tersebut. Selanjutnya bus berjalan kekanan tak terkendali menabrak median

Page 65: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

jalan, tiang lampu trafight light, sepeda motor Honda AD-2061-ML, mobil

sedan KT-1610-AC, sepeda motor Honda H-3481-HV, dan sepeda motor

Yamaha AD-2617-EC, setelah tertabrak bus kendaraan bermotor sedan KT-

1610-AC terdorong kekiri belakang membentur sepeda motor Yamaha AD-

6678-JL dan sepeda motor Honda AD-5954-KY yang berhenti disampingnya

karena lampu menyala merah. Selanjutnya bus membentur tiang lampu

penernagan jalan dan terguling / miring kekiri. Setelah kejadian tersangka

tidak segera menolong korban, tetapi justru melarikan diri meninggalkan

tempat kejadian. Pada saat kejadian tersangka juga sedang menjalankan suatu

jabatan atau pencaharian sebagai sorang pengemudi.

Dengan adanya kelalaian dari tersangka SUMARYONO alias KIPLI

mengakibatkan korban luka ringan diantaranya adalah pengemudi Honda

Supra Fit Sdri. INDAYANTI mengalami luka pada kepala bagian belakang

sobek, kaki kanan / kiri lecet, tangan kanan / kiri lecet, sadar dan opname di

RSI Klaten, sesuai VER No. 19/III/Vis/2010, tanggal 11 Maret 2010 yang

dikeluarkan Dokter RSI Klaten. Pengemudi kendaraan bermotor Sedan KT-

1610-AC Nama : AHMAD ARISON mengalami luka pada dahi lecet,

punggung terasa nyeri, telinga kanan lecet, sadar, obat jalan, sesuai VER No :

191/VIS/IV.5.AU/G/2010, tanggal 27 Pebruari 2010 yang dikeluarkan oleh

Dokter PKU. Muhammadiya Delanggu. Penumpang mobil Sedan Nama :

NETTY mengalami luka pada dahi lecet dan hematum, pelipis mata kanan

lecet, kaki kiri lecet, sadar dirawat di PKU Muhammadiya Delanggu

selanjutnya dirujuk ke RSI Surakarta, sesuai VER No :

192/VIS/IV.5.AU/G/2010, tanggal 27 Pebruari 2010 yang dikeluarkan Dokter

PKU Muhammadiyah Delanggu dan VER No : 0576/A-6/DIRMED/III/2010,

tanggal 11 Maret 2010 yang dikeluarkan Dokter RSI Surakarta. Pengemudi

sepeda motor Honda AD-5954-KY Nama : TRIYANTO, mengalami luka

pada tangan kanan lecet, kaki kanan sobek, sadar, dan obat jalan, sesuai VER

No.193/VIS/IV.5.AU/G/2010, tanggal 27 Pebruari 2010 yang dikeluarkan

Dokter RS. PKU Muhammadiyah Delanggu. Penumpang bus Langsung Jaya

Page 66: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Nama : QORI DZULFAHMI mengalami luka pada, tangan kanan lecet,

punggung terasa nyeri, sadar, dan rawat jalan, sesuai VER No.

194/VIS/IV.5.AU/G/2010, tanggal 27 Pebruari 2010 yang dikeluarkan oleh

Dokter PKU Muhammadiyah Delanggu. Penumpang bus Nama : DWI

ASTRIANI mengalami luka pada punggung, sadar, dan obat jalan, sesuai

VER No. 19/III/Vis/2010, tanggal 11 Maret 2010 yang dikeluarkan Dokter

RSI Klaten. Pengemudi sepeda motor Yamaha AD-6678-JL Nama :

WARSITO mengalami luka pada kaki kiri lecet, kaki kanan memar, tangan

kanan dan kiri lecet, sadar dan obar jalan. Pengemudi bus Langsung Jaya

Nama : SUMARYONO alias KIPLI mengalami luka pada lutut kanan / kiri

lecet, kaki kiri memar, pinggul terasa sakit, sadar dan tidak berobat. Kernet

bus Nama : HARJONO tidak mengalami sesuatu.

Sedangkan kerusakan yang berupa kendaraan dan atau barang

diantaranya tiang lampu trafgiht light dan tiang lampu penerangan jalan yang

patah / roboh, kaca lampu trafight light dan kaca lampu penerangan jalan

pecah. Mobil sedan rusak parah / ringsek, bodi pesok, kaca depan, belakang

dan samping kanan / kiri pecah. Sepeda motor Honda H-2279-KY rusak pada

totok depan pecah, slebor depan pecah, tedeng kanan / kiri pecah, skok depan

bengkok, palk roda depan / belakang bengkok. Sepeda motor Yamaha AD-

2617-EC rusak pada totok lampu depan pecah, spidometer pecah, porok

depan bengkok, palk roda depan bengkok. Sepeda motor Honda H-3481-HV

rusak pada spidometer pecah, stang patah, skok depan patah, slebor depan

pecah, knalpot pesok, palk roda depan bengkok, selebor belakang pecah.

Sepeda motor Yamaha AD-6678-JL rusak pada totok depan pecah, tedeng

kanan / kiri pecah, skok depan dan porok depan bengkok. Sepeda motor

Honda AD-2061-ML rusak pada tedeng kanan / kiri pecah, porok depan dan

skok depan bengkok. Sepeda motor Honda AD-5945-KY rusak pada

spidometer pecah, totok depan pecah, lampu belakang pecah. Bus Langsung

Jaya rusak pada demper depan pesok, kaca depan samping kiri dan belakang

pecah, bodi samping kiri tergores dan pesok, gardan patah.

Page 67: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Dalam hal ini tersangka juga melanggar Pasal 310 ayat (3) Undang-

undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

yang berbunyi setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang

karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban

luka berat.

Dari Pasal 310 ayat (3) Undang-undang Nomor 22 Tahun t2009

tersebut terdapat unsur-unsur yaitu sebagai berikut :

1) Setiap Orang

Dengan berdasarkan fakta-fakta, keterangan saksi, keterangan ahli,

dan tersangka SUMARYONO alias KIPLI serta didukung dengan adanya

barang bukti yang telah disita, maka sebagai subyek hukum yang dapat

mempertanggung jawabkan perbuatannya adalah tersangka pengemudi bus

PO. Langsung Jaya No. Pol. AD-1733-BF yang bernama SUMARYONO

alias KIPLI, umur : 33 tahun, agama : islam, pekerjaan : pengemudi,

kewarganegaraan : Indonesia, alamat : Dk. Manjung Rt 03/01 Ds. Manjung

Kec. Sawit Kab. Boyolali.

2) Karena Kelalaiannya Mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan Korban

Luka Berat

Dari kasus kecelakaan lalu lintas tersebut terdapat korban luka berat

sebagai akibat dari adanya kelalalian tersangka SUMARYONO alias KIPLI

adalah pengemudi sepeda motor Honda No. Pol. AD-2061-ML Nama :

ASTUTI NINGRUM mengalami luka pada tangan kiri lecet, tangan kanan

patah, sadar dan opname di PKU Muhammadiyah Delanggu, selanjutnya

dirujuk ke RSI Klaten, sesuai VER No : 190/VIS/IV.5.AU/G/2010, tanggal

27 Pebruari 2010 yang dikeluarkan Dokter RS. PKU Muhammadiyah

Delanggu dan VER No : 25/III/Vis/2010, tanggal 08 Maret 2010 yang

dikeluarkan Dokter RSI Klaten.

Selain itu tersangka juga melanggar Pasal 310 ayat (4) Undang-

undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

Page 68: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

yang berbunyi “Dalam kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang

mengakibatkan orang lain mati”.

Dalam hal ini korban mati / meninggal dunia yang diakibatkan oleh

kelalalian SUMARYONO alias KIPLI diantaranya adalah pengemudi sepeda

motor Honda Mega Pro H-3481-HV Nama : DALIMIN, mengalami luka pada

dahi benjol, kaki kanan lecet, pelipis kanan sobek, hidung dan mulut keluar darah,

korban meninggal dunia ditempat kejadian, hal ini seseuai VER No :

14/III/VIS/2010, tanggal 8 Maret 2010 yang dikeluarkan oleh Dokter Dinas

Kesehatan Kab. Klaten. Pengemudi sepeda motor Yamaha AD-2617-EC Nama :

SRIYONO mengalami luka pada kaki kanan dan kiri patah, tangan kiri patah,

kepala sobek, tidak sadar dirawat di RSI Klaten akhirnya korban meninggal dunia

dalam perawatan di Rumah Sakit Islam Klaten, sesuai VER No : 22/II/Vis/2010,

tanggal 27 Pebruari 2010 yang dikeluarkan oleh Dokter RSI Klaten.

Berdasarkan dari fakta-fakta atau bukti-bukti yang ada dalam analisa kasus

diatas, maka terhadap tersangka SUMARYONO alias KIPLI, umur : 33 tahun,

agama : Islam, pekerjaan : Pengemudi, Kewarganegaraan : Indonesia, alamat : Dk.

Manjungan Rt 03/01 Ds. Manjung Kec. Sawit Kab. Boyolali, patut diduga keras

sebagai penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas ini.

2. KENDALA YANG DIHADAPI PENYIDIK DALAM PENANGANAN

PERKARA KECELAKAAN LALU LINTAS.

Di bawah ini hasil wawancara penulis dengan, Bapak SUYANTO, SH

selaku penyidik di Satuan Lalu lintas Polres Klaten yang menangani perkara

kecelakaan lalu lintas dijalan raya Solo-Klaten tepatnya disimpang empat kepoh,

Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten diatas, adapun kendala yang dihadapi

sebagai berikut :

1. Kurangnya personil / petugas yang menangani perkara kecelakaan lalu lintas

baik anggota operasionalnya yang berada dilapangan maupun anggota

penyidik/pemeriksa yang menangani perkara kecelakaan lalu lintas tersebut,

sehingga akan menjadi kendala ataupun hambatan dalam setiap penanganan

perkara kecelakaan lalu lintas, terlebih lagi apabila terjadi suatu peristiwa

Page 69: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

kecelakaan lalu lintas yang waktunya hampir bersamaan dengan lokasi yang

berjauhan sehingga akan mengakibatkan keterlambatan apabila personil /

petugasnya terbatas / kurang

2. Sarana dan prasarana dalam tugas penanganan TKP Laka Lantas, misalnya

mobil ambulance sampai saat ini Polres Klaten belum memiliki mobil

ambulance untuk membawa korban kerumah sakit bila terjadi kecelakaan

terdapat korban jiwa.

3. Dalam proses penahanan tersangka sempat melarikan diri setelah kejadian

sehingga perlu dilakukan pencarian terhadap tersangka yang melarikan diri ke

daerah purworejo.

4. Kendala hukum, putusan yang dijatuhkan oleh hakim dalam perkara

kecelakaan lalu lintas dengan korban meninggal dunia ataupun luka berat

dipandang sangat ringan bila dibandingkan dengan kerugian yang

diakibatkan, suatu missal : melanggar Pasal 310 ayat (1), (2), (3), dan (4)

Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan

Jalan yang berakibat korban meninggal dunia, putusan pengadilan hanya

enam bulan penjara, bahkan ada juga yang putusannya percobaan. Polisi

dituntut professional dan cepat dalam melaksanakan tugas penegakan hukum,

tetapi tuntutan tersebut kadang-kadang sulit untuk dilaksanakan dan

berseberangan dengan hati nurani. Hal ini akan menjadi hambatan maupun

kendala dalam proses penegakan hukum.

Page 70: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

BAB.IV

PENUTUP

A. SIMPULAN

1. Proses penyidikan perkara kecelakaan lalu lintas meliputi beberapa tahap

yaitu menerima laporan dari masyarakat, mendatangi TKP (Tempat Kejadian

Perkara), membuat laporan tertulis yang berupa laporan Polisi, Sket gambar

TKP dan Berita Acara di TKP, melaporkan kejadiannya kepada pemimpin.

Proses penyidikan meliputi pengiriman SPDP (Surat Perintah

Dimulainya Penyidikan) kepada Jaksa Penuntut Umum, pemanggilan

terhadap saksi-saksi dan tersangka, penyitaan barang bukti dan dimintakan

penetapan dari Ketua Pengadilan Negeri, penangkapan, penahanan dan

penggeledahan terhadap tersangka, permintaan visum ex repertum ke rumah

sakit, pembuatan resume, pemberkasan dan penyerahan berkas perkara ke

Jaksa Penuntut Umum pada tahap pertama, pelimpahan tersangka dan barang

bukti ke Jaksa Penuntut Umum pada tahap ke dua.

Dari hasil penyidikan yang dilakukan oleh penyidik berkesimpulan

bahwa adanya tindak pidana yang dilakukan oleh tersangka SUMARYONO

alias KIPLI, karena terpenuhinya unsur-unsur yang dirumuskan dalam Pasal

310 ayat (1), (2), (3), dan (4) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

2. Kendala yang dihadapi penyidik dalam proses penyidikan yaitu meliputi :

a. Kurangnya personil/petugas Polri khususnya unit Satuan Lalu lintas dalam

penanganan perkara kecelakaan lalu lintas, apabila terjadi kecelakaan lalu

lintas yang tempat/lokasinya berjauhan dan waktunya hamper bersamaan,

maka perlu personil/petugas yang cukup dan siap pakai, sehingga tidak

terjadi keterlambatan dalam penanganannya.

b. Kuranganya sarana dan prasarana tugas dalam penanganan TKP

kecelakaan lalu lintas khususnya mobil ambulance untuk membawa

korban kerumah sakit.

Page 71: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

c. Dalam penahanan tersangka sempat melarikan diri setelah terjadinya

kecelakaan sehingga perlu dilakukan pencaharian terhadap tersangka.

d. Terlalu ringan/rendahnya putusan Pengadilan terhadap perkara kecelakaan

lalu lintas yang melanggar Pasal 310 ayat (1), (2), (3), dan (4) Undang-

undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

yang berakibat korban meninggal dunia, sehingga pengemudi tidak jera

dan cenderung untuk melakukan pelanggaran lagi

Page 72: “STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

B. SARAN

Dalam penyusunan penutup penulisan ini, disampaikan sumbang saran

berdasarkan kesimpulan pokok permasalahan dengan harapan dapat

meningkarkan pelayanan hukum kepada masyarakat yaitu :

1. Guna memperlancar dan mempercepat proses penyidikan yang memerlukan

alat bukti yang cukup, maka kekurangan-kekurangan yang ada sekarang ini

khususnya dibidang penanganan segera dipenuhi, berupa penambahan

personil/petugas dalam penanganan laka lantas, peningkatan ketrampilan

personil dalam olah TKP, meningkatkan kegiatan forum silaturohmi

kambtibnas untuk meraih partisipasi masyarakat dalam membantu Polri

dalam penanganan perkara kecelakaan lalu lintas dengan sukarela

memberikan pertolongan dan kesaksia, sehingga dapat terpenuhinya proses

penyidikan.

2. Kekurangan sarana dan prasarana transportasi khusunya mobil ambulance

mohon kepada pimpinan Polri maupun Pemerintah Daerah ataupun pihak-

pihak lain untuk memberikan dukungan dan pertisipasinya dalam pengadaan

sarana transportasi guna mendukung kelancaran dalam tugas penanganan

perkara kecelakaan lalu lintas.

3. Guna membuat jera dan tidak melakukan pelanggaran lagi, bagi para

pengemudi khususnya pengemudi kendaraan umum (bus umum) apabila

terjadi kecelakaan lalu lintas yang berakibat korban meninggal dunia ataupun

luka berat, mohon kepada Hakim untuk memberikan hukuman ataupun

putusan yang berat sesuai dengan kesalahannya/kesalahan yang

dilakukannya.