studi penyesuaian estimasi cumulative incidence ... filesumber: depkes dan who, 2008) latar belakang...
TRANSCRIPT
Studi Penyesuaian Estimasi
Cumulative Incidence
Tuberkulosis di Eks Karesidenan
Surakarta
Bhisma Murti
IHEPS, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret,dan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta
Latar Belakang...Case Detection Rate
di Tingkat Provinsi di Indonesia 2006
• Case Detection Rate di beberapa provinsi tidak mencapai target 70 persen
Sumber: Depkes dan WHO, 2008)
Latar Belakang...Case Detection Rate
di Jawa Tengah 1999 sd 2007
• Case Detection Rate di Jawa Tengah tidak mencapai target 70 persen
Sumber: Dinkes Provinsi Jateng, 2011
Latar Belakang...CDR di Boyolali,
Sukoharjo, dan Surakarta, pada 2006,
2007, 2008
• Case Detection Rate di beberapa provinsi tidak mencapai target 70 persen
Penyebab CDR Rendah
• CDR rendah tidak selalu berarti kinerja program pengendalian TB buruk
• Salah satu penyebab rendahnya CDR adalah penerapan estimasi cumulative incidence kasus TB yang seragam di seluruh Indonesia, yaitu 107 kasus/100,000 penduduk, untuk semua provinsi, kota, kabupaten dan kecamatan.
Masalah Penelitian
• Apakah kepadatan penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat digunakan sebagai prediktor untuk menyesuaikan estimasi cumulative incidenceTB?
• Berapa besar pengaruh determinan sosio-ekonomi demografi tersebut terhadap cumulative incidence TB?
Kerangka Konsep
• Prinsip epidemiologi: Penyakit pada populasi tidak didistribusikan secara random, melainkan dipengaruhi oleh faktor penyebab atau faktor risiko tertentu
PDRB per kapita
Insidensi TB
Ko-infeksi HIV-TB
Metode PenelitianPengaruh determinan sosio-ekonomi kepadatan penduduk dan pendapatan per kapita dianalisis dengan model regresi linier ganda:
Y = b0 + b1X1 + b2X2
Y = Cumulative incidence TB di tingkat kecamatanX1 = Kepadatan penduduk di tingkat kecamatan (0: low; 1: high)X2 = Pendapatan masyarakat (PDRB per kapita) di tingkat
kecamatan (0: high; 1: low)
Sampel penelitian:
Sragen= 13 kecamatanSukoharjo= 10 kecamatanSurakarta= 5 kecamatanTotal= 28 kecamatan
Efek Densitas Terhadap Cumulative
Incidence TB
Efek PDRB Per Kapita Terhadap
Cumulative Incidence TB
Efek Densitas dan PDRB per Kapita
Terhadap Estimasi Cumulative Incidence TB
Tabel 1 Hasil analisis regresi linier ganda tentang efek densitas penduduk dan PDRB per kapita terhadap Cumulative Incidence (kasus baru dalam setahun/ 100,000 penduduk awal tahun)Prediktor Koefisien
regresi (β)p Confidence Interval 95%
Batas bawah Batas Atas
Intersep 42.62 40.27 44.98
Densitas penduduk <=1500 orang/ km2
3.66 0.024 0.52 6.80
PDRB per kapita >=Rp15 juta per tahun
-2,87 0.042 -5.61 -0.12
N observasi= 28 kecamatanAdjusted R2= 33.4%P= 0.002
Ringkasan Penyesuaian Estimasi
Cumulative Incidence
Tabel 2 Ringkasan estimasi Cumularive Incidence TB
Densitas penduduk PDRB per Kapita Estimasi Cumulative Incidence (kasus baru per 100,000 penduduk)
Rendah (<1500 orang/ km2) Tinggi (>= Rp 15 juta) 39.76
Tinggi (<= 1500 orang/ km2) Rendah (<Rp 15 juta) 46.29
Rendah (<1500 orang/ km2) Rendah (<Rp 15 juta) 42.62Tinggi (<= 1500 orang/ km2) Tinggi (>= Rp 15 juta) 43.42
Kesimpulan dan Implikasi Kebijakan
Kesimpulan:
• Densitas penduduk dan income per kapita (PDRB) mempengaruhi estimasi cumulative incidence tuberkulosis
Implikasi bagi kebijakan:
• Estimasi cumulative incidence (dan prevalensi) di tingkat provinsi, kabupaten/ kota, dan kecamatan, perlu memperhitungkan faktor sosio-demografi, seperti densitas dan income per kapita