studi penurunan tanah kelempungan yang diperkuat dengan lapisan geotekstil

12
“STUDI PENURUNAN TANAH KELEMPUNGAN YANG DIPERKUAT DENGAN LAPISAN GEOTEKSTIL” I. Maricar 1 , A. Suprapti 1 , N. Rustika 2 ABSTRAK Bangunan di atas tanah yang lunak sering menggunakan lapisan pasir di bawah pondasi dangkalnya. Cara ini dapat meningkatkan daya dukung pondasi namun daya dukung ini masih harus dibatasi untuk menghindari kemungkinan penurunan jangka panjang yang merugikan. Penurunan lapisan pasir sendiri dapat ditanggulangi dengan memasang perkuatan berupa lapisan-lapisan geotekstil di dalamnya. Sebuah model dibuat di laboratorium untuk mempelajari efektifitas lapisan-lapisan geotekstil ini terhadap peningkatan daya dukung. Model pondasi lingkaran dengan lebar 13 cm model pondasi yang terletak pada lapisan pasir dan lapisan pasir yang diperkuat geotekstil. Lapisan pasir diperkuat dengan geotekstil dengan kedalaman letak 1/3 ØB, perkuatan satu lapis geotekstil dengan kedalaman letak 2/3 ØB serta perkuatan dengan dua lapis geotekstil. Hasil percobaan menunjukkan dengan satu lapis geotekstil pada jarak kedalaman 1/3 ØB kekuatan meningkat sebesar 107,70% dibanding tanah lunak, dengan satu lapis geotekstil pada jarak kedalaman 2/3 ØB kekuatan meningkat 88,62%% dibanding tanah lunak dan dengan dua lapis geotekstil kekuatan meningkat 120,35% dibanding tanah lunak. Kata kunci (keyword) : Geotekstil, Pondasi dangkal , Tanah Lempung, Pasir PENDAHULUAN Kerusakan bangunan teknik sipil tidak hanya disebabkan oleh struktur bangunan, tapi juga kondisi tanah dimana struktur bangunan diletakkan. Penyebab kerusakan tersebut adalah besarnya penurunan yang terjadi dan rendahnya daya dukung tanah, seperti pada tanah kohesif khususnya yang mengandung kadar air cukup tinggi. Oleh karena itu harus diperhatikan dengan seksama mengenai daya dukung dari tanah kohesif tersebut, apakah perlu adanya usaha perbaikan atau stabilisasi tanah untuk mendapatkan sifat-sifat tanah yang diinginkan sehingga kerusakan konstruksi dapat dicegah (Das,1988). Sebagai akibat perkembangan pembangunan khususnya bangunan infrastruktur fisik kita diperhadapkan pada berbagai tantangan. Salah satunya adalah sering kali dijumpai kondisi tanah yang jelek dan tidak memenuhi 1 dosen, Universitas Hasanuddin,Jl.Perintis Kemerdekaan KM 10 Makassar, INDONESIA ² mahasiswi S1, Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan KM 10 Makassar, INDONESIA

Upload: fadly-bron-ibrahim

Post on 08-Apr-2016

60 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Penurunan Tanah Kelempungan Yang Diperkuat Dengan Lapisan Geotekstil

“STUDI PENURUNAN TANAH KELEMPUNGAN YANG DIPERKUAT DENGAN LAPISAN GEOTEKSTIL”

I. Maricar1, A. Suprapti1, N. Rustika2

ABSTRAK

Bangunan di atas tanah yang lunak sering menggunakan lapisan pasir di bawah pondasi dangkalnya. Cara ini dapat meningkatkan daya dukung pondasi namun daya dukung ini masih harus dibatasi untuk menghindari kemungkinan penurunan jangka panjang yang merugikan. Penurunan lapisan pasir sendiri dapat ditanggulangi dengan memasang perkuatan berupa lapisan-lapisan geotekstil di dalamnya. Sebuah model dibuat di laboratorium untuk mempelajari efektifitas lapisan-lapisan geotekstil ini terhadap peningkatan daya dukung. Model pondasi lingkaran dengan lebar 13 cm model pondasi yang terletak pada lapisan pasir dan lapisan pasir yang diperkuat geotekstil. Lapisan pasir diperkuat dengan geotekstil dengan kedalaman letak 1/3 ØB, perkuatan satu lapis geotekstil dengan kedalaman letak 2/3 ØB serta perkuatan dengan dua lapis geotekstil. Hasil percobaan menunjukkan dengan satu lapis geotekstil pada jarak kedalaman 1/3 ØB kekuatan meningkat sebesar 107,70% dibanding tanah lunak, dengan satu lapis geotekstil pada jarak kedalaman 2/3 ØB kekuatan meningkat 88,62%% dibanding tanah lunak dan dengan dua lapis geotekstil kekuatan meningkat 120,35% dibanding tanah lunak.

Kata kunci (keyword) : Geotekstil, Pondasi dangkal , Tanah Lempung, Pasir

PENDAHULUAN

Kerusakan bangunan teknik sipil tidak hanya disebabkan oleh struktur bangunan, tapi juga kondisi tanah dimana struktur bangunan diletakkan. Penyebab kerusakan tersebut adalah besarnya penurunan yang terjadi dan rendahnya daya dukung tanah, seperti pada tanah kohesif khususnya yang mengandung kadar air cukup tinggi. Oleh karena itu harus diperhatikan dengan seksama mengenai daya dukung dari tanah kohesif tersebut, apakah perlu adanya usaha perbaikan atau stabilisasi tanah untuk  mendapatkan sifat-sifat tanah yang diinginkan sehingga kerusakan konstruksi dapat dicegah (Das,1988).

Sebagai akibat perkembangan pembangunan khususnya bangunan infrastruktur fisik kita diperhadapkan pada berbagai tantangan. Salah satunya adalah sering kali dijumpai kondisi tanah yang jelek dan tidak memenuhi persyaratan untuk bangunan ,misalnya tanah kelempungan.

Ditinjau dari segi mineral (bukan ukurannya), yang disebut tanah lempung dan mineral lempung adalah tanah yang mempunyai pertikel-pertikel dan mineral tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis (Braja M Das, 1988). Sifat yang khas dari tanah lempung adalah dalam keadaan kering dia akan bersifat keras, dan jika basah akan bersifat lunak plastis dan kohesif, mengembang dan menyusut dengan cepat, sehingga mempunyai perubahan volume yang besar karena pengaruh air. Partikel lempung dapat berbentuk seperti lembaran yang mempunyai permukaan Karena itu, tanah lempung mempunyai sifat sangat dipengaruhi oleh gaya-gaya permukaan. Sifat yang khas dari tanah lempung tersebut merupakan hal yang dapat membahayakan suatu konstruksi.

Berbagai macam metode yang di gunakan dalam upaya perbaikan tanah tersebut. Dengan berkembangnya teknologi maka perbaikan tanah dapat dilakukan dengan menggunakan bahan geosintetik seperti geotekstil.

1 dosen, Universitas Hasanuddin,Jl.Perintis Kemerdekaan KM 10 Makassar, INDONESIA² mahasiswi S1, Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan KM 10 Makassar, INDONESIA

Page 2: Studi Penurunan Tanah Kelempungan Yang Diperkuat Dengan Lapisan Geotekstil

Geotekstil adalah salah satu bahan geosintetik yang merupakan lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable

yang digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan pekerjaan teknik sipil, Pemanfaatan geotekstil merupakan cara modern dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak yang telah diakui secara intenasional melalui ASTM, ISO dan GSI. Bila dibandingkan dengan bahan perkuatan lain kelebihan dari geotekstil ini adalah terbuat dari bahan polimer sehinga tidak terdegradasi/rusak oleh mikroba, pemasangan lapisan geotekstil mudah dan dapat mengurangi biaya yang cukup signifikan di bandingkan metode konvensional.

Pemilihan geotekstil untuk perkuatan dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor intenal dan eksternal, Faktor internal geotekstil terdiri dari kuat tarik geotekstil , Sifat perpanjangan (creep), Struktur geotekstil dan daya tanah terhadap faktor lingkungan, Sedangkan faktor eksternal adalah jenis bahan timbunan yang berintraksi langsung dengan geotekstil.

METODE PENELITIAN

Tanah kelempungan yang akan diuji dimasukkan kedalam drum besi yang berdiameter 56 cm dan tinggi 40 cm. Sebelum dimasukkan kedalam drum besi, tanah diberi air hingga kadar air rata-rata mendekati batas cair kemudian tanah diaduk merata dan untuk homogenitas tanah kelempungan dilakukan prapembebanan ( preloading) selama 1x24 jam dengan beban merata sekitar 0.083 kg/cm².

Setelah prapembebanan selesai, beban diangkat dan permukaan tanah kelempungan diratakan dan di mulai dengan pengujian (a) model pondasi di letakkan tepat di tengah-tengah tong. (b) permukaan tanah kelempungan di

lubangi berbentuk Lingkaran dengan ukuran 530,7 cm² dan tebal (H) = 13 cm lalu lubang di isi pasir sampai 13 cm.

Untuk (c) & (d) prosedur sama dengan (b) namun untuk sampel (c) lapisan pasir diberi satu lapis geotekstile pada kedalaman (d) = 1/3Ø bearing dan sampel (d) diberi satu lapis geotekstile pada kedalaman (d) = 2/3Ø bearing (e) prosedur sama dengan (b) namun diberi dua lapis geotekstile pada kedalaman (d) = 1/3 dan 2/3Ø bearing.

Dial gauge penurunan dipasang untuk mengukur penurunan pondasi setelah di bebani. Tebal pelat bearing 2,5 cm dengan Diamter 13 cm. Kenaikan beban selanjutnya adalah 1 Kg. Penambahan selanjutnya sesuai standar (ASTM : D1143-81), yaitu setiap 60 menit apabila penurunan kurang dari 0,25 mm/jam atau setiap 120 menit bila lebih.

Pemberian beban dan pembacaan dial gauge diteruskan sampai terjadi keruntuhan dan sebagai beban keruntuhan di pilih beban yang mengakibatkan penurunan 10% lebar pondasi, atau dalam hal ini 13 mm. Hal ini sesuai yang diusulkan oleh Trzaqi dan Peck.

TANAH LUNAK

LOADING PLATE Ø13 t:2.5 cm

LOADING TEST

DIAL GAUGE

Gambar 1.Sketsa pengujian sampel 1

Page 3: Studi Penurunan Tanah Kelempungan Yang Diperkuat Dengan Lapisan Geotekstil

TANAH LUNAK

PASIR

LOADING PLATE Ø13 t:2.5 cm

LOADING TESTPASIR TANPA GEOTEKSTIL

DIAL GAUGE

Gambar 2.Sketsa pengujian sampel 2

TANAH LUNAK

PASIR

LOADING PLATE Ø13 t:2.5 cm

DIAL GAUGE

LOADING TESTPASIR DENGAN GEOTEKSTIL

23 H PASIR

Gambar 3.Sketsa pengujian sampel 3

TANAH LUNAK

PASIR

LOADING PLATE Ø13 t:2.5 cm

DIAL GAUGE

LOADING TESTPASIR DENGAN GEOTEKSTIL

23 H PASIR

Gambar 4.Sketsa pengujian sampel 4

TANAH LUNAK

PASIR

LOADING PLATE Ø13 t:2.5 cm

DIAL GAUGE

LOADING TESTPASIR DENGAN

GEOTEXTILE 13 & 23 H PASIR

Gambar 5.Sketsa pengujian sampel 5

PASIR

TANAH LUNAK

Gambar 6.Sketsa visualisasi loading test

Wadah uji model perkuatan tanah dengan material geotekstil dalam penelitian ini dibuat dengan menggunakan bekas drum oli, yang berbentuk silinder berukuran diameter 56 cm dan tinggi 40 cm. di dalam wadah tersebut kemudian akan diisi dengan material tanah kelempungan lunak setinggi 30 cm yang di campurkan dengan kadar air (w) = LL.

Geotekstil yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan geotekstil non woven dengan kuat tarik 21,5 kN/m. Tahapan ini meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Memasukkan sampel tanah dengan kadar (w) = LL kedalam drum kemudian diberi tegangan awal sekitar 0,08 kg/cm².

b. Untuk sampel 2 setelah Preloading tanah kelempungan di Lubangi berbentuk lingkaran dengan ukuran 530,7cm² dan tinggi 13cm.

c. Untuk sampel 3, sampel 4, dan sampel 5 yang menggunakan geotekstil sebagai perkuatan, ketika pasir dipadatkan pada ketinggian tertentu, geotekstil kemudian diletakkan diatas pasir yang telah dipadatkan, dan melanjutkan pemadatan sampai selesai.

d. Menguji sampel satu persatu dengan metode plate bearing test dimana sebuah plate berdiameter 13 cm dan tebal 2.5 cm diletakkan tepat di tengah sampel, kemudian meletakkan dial gauge diatas plate

Page 4: Studi Penurunan Tanah Kelempungan Yang Diperkuat Dengan Lapisan Geotekstil

untuk mengukur deformasi yang terjadi.

e. Selanjutnya, Plat bearing dibebani dengan kenaikan 1 Kg setiap 60 menit atau 120 menit bila penurunan kurang dari 0,25mm/jam

f. Mecatat hasil pembacaan dial.g. Menghitung perbandingan antara

beban yang diberikan dengan penurunan/deformasi yang terjadi.

STANDARD PENELITIAN

Pelaksanaan pengujian dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin dengan mengacu pada standar-standar pengujian AASHTO, ASTM dan SNI.1. Uji karakteristik indeks, untuk

pengklasfikasian tanah.2. Uji karakteristik Mekanis.3. Uji pemodelan tanah.

Tabel 1. Standar yang Digunakan dalam Pengujian tanah

No Jenis Metode No. Standar

Pengujian AASTHO ASTM SNI

1 Analisa T-88 D-24 SNI 03-

Saringan1968-1990

2 Batas- batas

Atterberg

Batas Plastis( PL) T-90-74 D-424 SNI 03-

-741966-1990

Batas Cair (LL) T-89-74 D-423 SNI 03-

-66 1990

3Berat jenis

Tanah T-265 D-162 SNI 03-1964-1990

4 Kadar air dan SNI-03-

Berat isi1743-1989

5 Geser langsung SNI 03-

3420-

1994

6 Kompaksi SNI 03-6886-2002

HASIL DAN PEMBAHASANKlasifikasi Tanah

.Berdasarkan analisa persentase tanah

yanglolos saringan no.200 diperoleh hasil tanah tersebut lebih dari 50 % (>35 %) sehingga tanah diklasifikasikan dalam kelompok (A-4, A-5, A-6, A-7). Berdasarkan batas cair (LL) = 69,92 % dan Indeks plastisnya = 33,48 %, maka tanah tersebut masuk dalam kelompok A-7-5. Yang merupakan Tanah yang termasuk dalam klasifikasi tanah berlempung.

Hal ini menunjukkan persentase butiran halusnya sangat dominan. Menurut Unified soil classification system, tanah ini termasuk dalam kelas MH. MH yaitu MH yaitu lanau anorganik atau pasir halus diatomae,lanau yang elastis

Tabel 2. Rekapitulasi hasil pemeriksaan karakteristik tanah asli

No Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan  

1 kadar air awal 18,90%  

2 Berat jenis Tanah 2,73  

3 Berat Isi Tanah Ɣ = 1,35 gr/cm³

4 kadar air akhir w = 68,85%

5 Batas-batas Attreberg  

  Batas Cair (LL) 69,92%

  Batas Plastis (PL) 36,44%

 Indeks Plastisitas (PI) 33,48%

  Batas susut (SL) 28,37%

6 Klasifikasi Tanah USCS = MH

    AASTHO = A-7-5

7 Gradasi ButiranBerbutir kasar = 41,14%

   Berbutir halus = 58,86%

8 Kompaksi   W opt = 18,11%

    Ɣ dry = 1,61 gr/cm³

9 Geser Langsung C = 0,02

      Ø = 12,07

Karakteristik Geotekstil non Woven

Page 5: Studi Penurunan Tanah Kelempungan Yang Diperkuat Dengan Lapisan Geotekstil

Pada penelitian ini menggunakan geotekstil non woven sebagai perkuatan pada tanah kelempungan. Geotekstil Non Woven merupakan Geotekstil niranyam berbentuk seperti karpet kain.

.Tabel 3. Karakteristik geotekstil

Propertis Satuan HasilTebal mm 2,9Massa gr/cm³ 325

Kuat tarik kN/m 21,5Perpanjangan % 40

Sumber : tetrasa geosinindoPenurunan tanah yang terjadi akibat

beban, menyebabkan material Geotekstil akan mengalami perlengkungan ,sehingga terjadi regangan pada geotekstil. Tanah yang umumnya memiliki kekuatan tekan yang baik namun sangat lemah terhadap tarik dapat diperbaiki prilakunya dengan menambahkan perkuatan yang memiliki kekuatan tarik. Kerjasama kedua material ini dapat menghasilkan material yang koheren dan memperbaiki perilaku teknis tanah asli.

Penurunan Tanah Dengan Variasi Perkuatan dan Tanpa Perkuatan.

Hasil pengujian pembebanan tanah kelempungan dilaboratorium diwujudkan dalam grafik hubungan antara Beban dan penurunan. Masing-masing pengujian dapat dilihat pada gambar Grafik seperti yang terlihat Pada Gambar 4.2 s/d 4.6 berikut ini :

`

Gambar 7 Grafik Hubungan Beban (Kg) dan Penurunan (mm) Tanah Kelempungan tanpa Perkuatan

Pada Gambar 7 Grafik Hubungan Beban (Kg) dan Penurunan (mm) Tanah Kelempungan tanpa Perkuatan, Diatas terlihat bahwa beban maksimum yang dapat diterima oleh benda uji pada beban keruntuhan 13 mm adalah 12,48 kg dan tegangan (σ) = maksimum sebesar 0,094 Kg/cm² hal tersebut menunjukan bahwa sampel tanah kelempungan dalam penelitian berada dalam konsistensi sangat lunak.Pada Gambar 8 Grafik Hubungan Beban

(Kg) dan Penurunan (mm) Tanah Kelempungan dan Lapisan Pasir di bawah , terlihat bahwa penambahan lapisan pasir pada tanah kelempungan lunak mengalami beban keruntuhan pada tegangan (σ) = 0,16 Kg/cm² atau beban maksimum 21,32 Kg. Hal tersebut menunjukkan bahwa panambahan lapisan pasir urug dapat meningkatkan nilai daya dukung tanah kelempungan sebesar 70,8%.

Akibat penambahan lapisan pasir beban-beban yang disalurkan kepondasi tidak langsung diterima oleh tanah kelempungan lunak tetapi diterima terlebih dahulu oleh tanah urug pasir kemudian didistribusikan sehingga tegangan akibat pondasi yang bekerja lebih kecil.

Gambar 8 Grafik Hubungan Beban (Kg) dan Penurunan (mm) Tanah Kelempungan dan Lapisan Pasir.

Page 6: Studi Penurunan Tanah Kelempungan Yang Diperkuat Dengan Lapisan Geotekstil

Gambar 9 Grafik Hubungan Beban (Kg) dan Penurunan (mm) Tanah Kelempungan, Lapisan Pasir dan Lapisan Geotekstile (d)= 1/3Ø Bearing.

Pada Gambar 9 Grafik Hubungan Beban (Kg) dan Penurunan (mm) Tanah Kelempungan, Lapisan Pasir dan Lapisan Geotekstil yang diletakkan pada kedalaman (d) = 1/3Ø bearing dibawah, terlihat bahwa penambahan lapisan pasir dan lapisan geotekstil pada jarak kedalaman (d) = 1/3Ø bearing mengalami beban keruntuhan pada tegangan (σ) = 0,2 kg/cm² atau beban maksimal sebesar 25,9 Kg dan meningkatkan nilai daya dukung tanah sebesar 107,7%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan kuat tarik geotekstil memikul beban tarik yang terjadi pada lapisan material yang mempunyai ketahan baik terhadaptekan dan lemah terhadap tarik.

Gambar 10 Grafik Hubungan Beban (Kg) dan Penurunan (mm) Tanah Kelempungan, Lapisan Pasir dan Lapisan Geotekstile (d) = 2/3Ø Bearing

Pada Gambar 10 Grafik Hubungan Beban (Kg) dan Penurunan (mm) Tanah Kelempungan, Lapisan Pasir dan Lapisan Geotekstil yang diletakkan pada kedalaman (d) = 2/3Ø Bearing, diatas terlihat bahwa penambahan jarak letak geotekstil pada kedalaman (d) = 2/3Ø bearing, Mengalami beban keruntuhan pada tegangan (σ) = 0,18 kg/cm² dan beban maksimum 23,54 Kg. penambahan lapisan geotekstil pada kedalaman (d) = 2/3Ø Bearing dapat meningkatkan nilai daya dukung tanah sebesar 88,62%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penambahan kedalaman letak lapisan geotekstil dapat mengurangi nilai daya

dukung tanah akibat semakin dalam letak lapisan perkuatan maka tegangan yang diterima akibat beban semakin kecil, sehingga lapisan geotekstil tidak bekerja secara optimal.

Gambar 11 Grafik Hubungan Beban (Kg) dan penurunan (mm) Tanah Kelempungan, Lapisan Pasir dan Lapisan Geotekstile (d) = 1/3 & 2/3Ø Bearing

Page 7: Studi Penurunan Tanah Kelempungan Yang Diperkuat Dengan Lapisan Geotekstil

Pada Gambar 11 Grafik Hubungan Beban (Kg) dan Penurunan (mm) Tanah kelempungan, Lapisan Pasir dan Lapisan Geotekstil yang diletakkan pada kedalaman (d) =1/3 & 2/3Ø Bearing diatas,terlihat bahwa penambahan jumlah lapis geotekstil, mengalami beban keruntuhan pada tegangan (σ) = 0,21 Kg/cm² dan menerima beban sebesar 27,5 Kg . Hal tersebut menunjukkan bahwapenggunaan 2 lapis geotekstil dapat meningkatkan nilai daya dukung tanah sebesar 120,35%.

Setelah Membandingkan hasil dari Grafik masing-masing persentase peningkatan daya dukung tanah kelempungan, Beban yang dibandingkan adalah beban keruntuhan atau beban yang Menghasilkan penurunan 13mm (10% lebar pondasi).

Perbedaan gambar grafik diatas membuktikan kemampuan kuat tarik lapisan geotekstil dapat meningkatkan nilai daya dukung tanah. Dimana peningkatan nilai daya dukung tanah terbesar adalah pada saat mengunakan 2 lapisan geotekstil yang mengalami keruntuhan pada tegangan maksimum (σ) = 0,21 Kg/cm² dan di Rangkum dalam Tabel 3 di bawah :

Tabel 4. Hasil pembacaan beban

No sampel

Beban pada Peningkatan

keruntuhan nilai daya 

13 mm (Kg)dukung tanah (%)

1 clay 12,48 -

2 clay + pasir 21,32 70,80%

3 clay + pasir + 25,93 107,70%

 geotekstil d = 1/3 ØB  

4 clay + pasir + 23.54 88,62%

 geotekstil d = 2/3 ØB  

5 clay + pasir + 27,5 120,35%

 geotkstil 2 a1pis    

Dari uji pembebanan dengan

variasi penambahan lapisan pasir, jumlah

lapis (N) dan penambahan kedalaman letak perkuatan (d) dapat dilihat pengaruhnya pada tabel diatas. dimana dalam tabel tersebut terlihat bahwa sampel uji dengan variasi jumlah lapis (N) memberikan pengaruh terbesar terhadap peningkatan daya dukung tanah sebesar 120,35%. Namun Penambahan jarak letak lapisan geotekstile dapat mengurangi daya dukung tanah.

KesimpulanBerdasarkan pengujian laboratorium dan

kajian data maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Dari hasil klasifikasi tanah AASHTO, tanah dasar yang digunakan berada dalam konsistensi A 7-5 yang merupakan klasifikasi tanah berlempung.

2. Penurunan 13 mm tercapai pada tegangan maksimum (σ) = 0,094 Kg/cm2 yang termasuk dalam konsistensi tanah kelempungan sangat lunak.

3. Penambahan lapisan pasir dengan lebar (B) = 2 x lebar bearing dan tinggi (H) = lebar bearing pada tanah kelempungan lunak meningkatkan nilai daya dukung tanah dasar sebesar 70,8%.

4. Dengan memasang satu lapis geotekstil yang diletakkan pada kedalaman (d) = 1/3Ø bearing dapat meningkatkan daya dukung tanah sebesar 107,7%.

5. Dengan memasang satu lapis geotekstil yang diletakkan pada kedalaman (d) = 2/3Ø bearing dapat meningkatkan nilai daya dukung tanah sebesar 88,62%

6. Dengan memasang dua lapis geotekstil dapat meningkatkan daya dukung tanah sebesar 120,35%.

7. Peningkatan daya dukung tanah sebanding dengan penambahan jumlah lapisan (N) geotekstil dan penambahan kedalaman (d) letak geotekstil dapat mengurangi nilai daya dukung tanah.

Page 8: Studi Penurunan Tanah Kelempungan Yang Diperkuat Dengan Lapisan Geotekstil

SaranStudi pada penurunan tanah

kelempungan dengan menggunakan geotekstil masih dapat dikembangkan dengan menggunakan metode penelitian yang lebih disempurnakan. Beberapa saran yang dapat dilakukan untuk penyempurnaan tersebut antara lain :

1. Mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh sudut penyebaran beban pasir diatas tanah lempung lunak .

2. Penelitian lebih lanjut dengan variasi jenis geotekstil dan bahan lainnya pada tanah lempung.

3. Mengadakan penelitian lebih lanjut dengan variasi lebar geotekstil dan lebar model pondasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. ASTM . Designation D1143-81 : Standart Test Method for piles Under Static Axial Compressive Load.

2. Das, Braja M,.Endah, Noor. Dan Mochtar, Indrasurya B. 1988. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Goeteknik)-Jilid I,. Erlangga, Jakarta.

3. Das, Braja M,.Endah, Noor. Dan Mochtar, Indrasurya B. 1988. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Goeteknik)-Jilid II. Erlangga, Jakarta.

4. Geotekstil Center, 2010. “ Geotekstil Non Woven “ Internet sosiety. < geotekstil.web.id/geotekstil non-woven-defenisi-dan-fungsi.html>

5. Hardyatmo, Hary Crhistiady. 2000. Mekanika Tanah 1 Edisi Kelima. UGM Press, Yogyakarta.

6. Prawono, Sugie , (1999). Dimensi Teknik Sipil : “ Sudut Penyebaran pondasi dangkal Diatas Tanah Urug,” Volume 1 no.2: 65-72

7. Tjandrawiba, Subianto. (2002) . Dimensi Teknik Sipil :“Pemodelan Pondasi Dangkal dengan Menggunakan Tiga Lapis Geotekstil Di Atas Tanah Liat Lunak,” Volume 4,no.1:15-18.

8. Tetrasa Geosinindo,PT. Geosintetik. Jakarta 10150, indonesia

9. Zaika, Yulvi. (2010) .Jurnal rekayasa Sipil : “penggunaan Geotekstil Sebagai Alternatif Perbaikan Tanah Terhadap Penurunan Pondasi dangkal” Volume 4 no.2 : ISSN 1978-5658.