studi kasus pakeliran wayang kulit purwa sukron … · sukron suwondo tampil sebagai sosok dalang...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
STUDI KASUS PAKELIRAN WAYANG KULIT PURWA
SUKRON SUWONDO BESERTA TINDAK TUTURNYA
( KAJIAN SOSIOPRAGMATIK)
DISERTASI
Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Doktor Linguistik dan Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji
Pada Ujian Terbuka Promosi Doktor Program Studi Linguistik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Kamis, 11 Desember 2014
oleh :
HARBONO
NIM : T.131008002
PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM LINGUISTIK (S3)
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
STUDI KASUS PAKELIRAN WAYANG KULIT PURWA
SUKRON SUWONDO BESERTA TINDAK TUTURNYA
( KAJIAN SOSIOPRAGMATIK)
DISERTASI
Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Doktor Linguistik dan Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji
Pada Ujian Terbuka Promosi Doktor Progam Studi Linguistik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Kamis, 11 Desember 2014
oleh :
HARBONO
NIM : T.131008002
PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM LINGUISTIK (S3)
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas Kuasa-Nya, sehingga penulisan disertasi yang berjudul Studi Kasus
Pakeliran Wayang Kulit Purwa Sukron Suwondo Beserta Tindak Tuturnya dapat
terselesaikan. Hal ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan, dukungan moral, dan
material, serta doa dari berbagai pihak. Sebagai perwujudan rasa syukur atas semua
ini perkenankan saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas yang mulia ini.
Rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, saya tujukan
kepada pihak-pihak sebagai berikut :
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan studi S3 di Program Pascasarjana UNS.
2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. (mantan Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta), yang telah menerima penulis
sebagai mahasiswa S3 di Program Pascasarjana UNS.
3. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk menyelesaikan penulisan disertasi.
4. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed.,Ph.D., selaku Ketua Dewan Penguji ujian
tertutup naskah disertasi.
5. Prof. Dr. Djatmika, M.A., selaku Ketua Program Studi S3 Linguistik
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, sekaligus sebagai
sekretaris Dewan Penguji ujian tertutup naskah disertasi.
6. Prof. Dr. H.D. Edi Subroto, selaku Promotor Utama/ Ketua Dewan Pakar
yang penuh dengan kesabaran, dan ketekunan dalam mencermati dan
mengkritisi, serta memberikan arahan-arahan yang jelas. Hal ini telah
memotivasi penulis untuk menyelesaikan penyusunan disertasi ini.
7. Prof. Dr. Soetarno, DEA., selaku Promotor Pendamping/ Anggota Dewan
Pakar, terima kasih yang tak terhingga atas arahan, masukan,
kecermatannya dalam mengkritisi, dan memotivasinya demi terwujudnya
disertasi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
8. Prof. Dr. H. Sumarlam, M.S., selaku Sekretaris Program Studi S3
Lunguistik/Anggota Dewan Pakar, Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
9. Dr. Dwi Purnanto, M.Hum., selaku Anggota Dewan Penguji.
10. Prof. Dr. Suminto A. Sayuti, selaku Anggota Dewan Penguji
11. Prof. Dr. Sri Samiyati Tarjana, Prof. Dr. H. Joko Nurkamto, M.Pd., Prof.
Dr. Paino Partana, M.Hum., (almarhum), Dr. Jumanto, M.Pd., Dr. Slamet
Supriyadi, M.Hum., Dr. Dwi Purnanto, M.Hum., Dr. Usman Arif, yang
telah membekali pengetahuan tentang disiplin ilmu pragmatik sehingga
penulis bisa mendapatkan pemahaman tentang khazanah ilmu pragmatik.
12. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Surakarta, yang telah
memberikan izin kepada saya untuk melanjutkan studi S3 di Program
Lainguistik Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
13. Para karyawan dan pustakawan Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan
pada khususnya karyawan dan pustakawan Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta, atas segala layanan dan pinjaman
buku-bukunya.
14. Ki H. Sukron Suwondo, atas kelapangan hati dan kearifannya, sehingga
penulis bisa melakukan pendokumentasian, pengamatan, wawancara,
sebagai bahan penyediaan data berkaitan dengan penyusunan disertasi ini.
15. Dalang-dalang senior/yunior sebagai nara sumber/ informan yang telah
disebutkan di bagian lampiran disertasi ini.
16. Teman-teman Mahasiswa S3 linguistik se-angkatan, yang telah berjuang
bersama-sama untuk meraih cita-cita, menggapai asa untuk mewujudkan
impian bersama.
17. Sri Saddemsi Rahayu, S.Pd., isteriku tercinta, yang sekarang mengajar di
SMA Negeri 7 Surakarta, dan kedua anak belahan hati penulis, Haryo
Kusumo Aji, S.I.Kom., dan Suryo Waskito Aji, S.Sos., yang selalu
memberikan semangat untuk terus maju dan membawa nama penulis
dalam setiap doa mereka.
18. Kepada pihak-pihak yang telah membantu peneliti, baik secara langsung
maupun tidak langsung, yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu
persatu, terima kasih atas bantuannya, semoga Tuhan memberkati Anda
semua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
Berkat bimbingan, bantuan dan dorongan semangat serta pengorbanan dari
semua pihak yang disebutkan di atas, penulis dapat menyelesaikan disertasi ini,
sekaligus menyelesaikan studi pada Program Pascasarjana Program Studi Linguistik
Minat Utama Pragmatik (S3) Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semoga Allah
yang Mahakasih senantiasa memberkati dan membalas kebaikan mereka.
Perjuangan untuk meraih gelar doktor bukan sesuatu yang mudah untuk
dicapai, perlu ketekunan, keuletan dan kesabaran dari penulis. Oleh karena itu,
mudah-mudahan hasil perjuangan ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan,
khususnya Program Studi Linguistik Minat Utama Pragmatik.
Sumbang saran dari semua pihak sangat penulis dambakan demi
penyempurnaan disertasi ini.
Surakarta, Desember 2014
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Harbono: NIM. T 131008002. 2014. "Studi Kasus Pakeliran Wayang Kulit
Purwa Sukron Suwondo Beserta Tindak Tuturnya (Kajian Sosiopragmatik)” .
Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tim
Pembimbing: Prof. Dr. H.D. Edi Subroto (Promotor) dan Prof. Dr. Soetarno, DEA.
(Ko-Promotor).
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) keunikan/ ciri kekhasan
bentuk garap/unsur-unsur pertunjukan wayang kulit Sukron Suwondo; (2)
kepatuhan Sukron Suwondo terhadap garap pakem pakeliran tradisi gaya Surakarta
pada umumnya; (3) jenis-jenis tindak tutur yang terdapat dalam lakon Kyai Udan
Mas, Dåsåmukå Lahir, Semar Ngruwat (TTKUMDSLSMG),dan menentukan tindak
tutur yang dominan, serta mengungkap Implikatur, daya pragmatik pada tuturan
tersebut; (4) Strategi bertutur yang diungkapkan dalam wujud tindak tutur
langsung/ tidak langsung, kaitannya dengan pelanggaran maksim prinsip kerjasama/
prinsip kesantunan dalam pakeliran Sukron Suwondo; (5) tanggapan/ pandangan
para pakar/ahli pewayangan, budayawan, dan para seniman dalang pertunjukan
wayang kulit purwa, terhadap bentuk dan wujud pakeliran Sukron Suwondo.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan pendekatan kritik holistik,
dengan mengkaji tiga faktor yaitu: (1) faktor objektif adalah tiga cerita yang
berfokus pada jenis tindak tutur yang ditemukan, tindak tutur yang dominan, strategi
bertutur langsung/ tidak langsung, Implikatur dan daya pragmatik serta ciri-ciri
keunikan pakeliran yang meliputi unsur garap catur, garap karawitan pakeliran,
garap sabet, dan unsur garap sanggit lakon; (2) faktor genetik adalah melakukan
wawancara mendalam alasan Sukron Suwondo dalam memainkan tiga cerita tentang
temuan faktor objektif; (3) faktor afektif persepsi masyarakat yaitu para pakar/ ahli
pewayangan, budayawan, dan para dalang pertunjukan wayang kulit purwa, tentang
temuan terhadap faktor objektif garap pakeliran Sukron Suwondo, untuk
mengetahui dampak positif dan dampak negatif terhadap pakeliran.
Temuan hasil penelitian tersebut seperti berikut ini. Pertama pertunjukan
wayang kulit Sukron Suwondo mengalami perubahan bentuk, perubahan unsur
garap, dan makna. Perubahan ini terjadi adanya faktor internal dan faktor eksternal,
faktor internal karena Sukron Suwondo ingin selalu eksis di tengah-tengah
masyarakat pendukungnya, dan faktor eksternal adanya perubahan teknologi
komunikasi, perubahan sosial dan perubahan sistem nilai. Kedua Pada saat ini
Sukron Suwondo tampil sebagai sosok dalang yang berbeda dengan dalang-dalang
lain, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, bahkan oleh sementara orang ia
dianggap sebagai dalang yang kontroversial dan inkonvensional. Ketiga dari tiga
cerita tindak tutur yang dominan lakon (TTKUMDSLSMG) adalah sebagai berikut:
terdapat 5.085 tindak tutur, yang terdiri dari Tindak tutur Asertif sebanyak 1.849 ttr.
(36,36%), mencakup subtindak tutur ‘memberitahu’ 849 ttr. (16,70%), subtindak
tutur ‘menjelaskan’ 483 ttr. (9,50%), subtindak tutur ‘meyakinkan’ 254 ttr. (4,99%),
subtindak tutur ‘mengingatkan’ 195 ttr. (3,83%), subtindak tutur ‘menceritakan’ 38
ttr. (0,75%), subtindak tutur ‘menunjukkan’ 6 ttr. (0,12%), subtindak tutur
‘melaporkan’ 4 ttr. (0,08%). Tindak tutur direktif sebanyak 1.298 ttr. (25,53%),
mencakup subtindak tutur ‘bertanya/menanyakan’ 415 kali ttr. (8,16%), subtindak
tutur ‘menyarankan’ 193 kali ttr. (3,80%), subtindak tutur ‘memerintah/menyuruh’
188 kali ttr. (3,70%), subtindak tutur ‘memohon’ 153 kali ttr. (3,01%), subtindak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
tutur ‘mengharapkan’ 144 kali ttr. (2,83%), subtindak tutur ‘menasihati’ 98 kali ttr.
(1,92%), subtindak tutur ‘memaksa’ 52 kali ttr. (1,02%), subtindak tutur
‘memanggil’ 27 kali ttr. (0,53%), subtindak tutur ‘melarang’ 15 kali ttr. (0,29%),
subtindak tutur ‘meminta’ 13 kali ttr. (0,26%).Tindak tutur ekspresif sebanyak 998
ttr. (19,63%), mencakup subtindak tutur ‘mengakui’ 569 kali ttr. (11,19%), subtindak
tutur ‘menyadari’ 217 kali ttr. (4,27%), subtindak tutur ‘menyesal’ 126 kali ttr.
(2,48%), subtindak tutur ‘menyangkal’ 51 kali ttr. (1,00%), subtindak tutur ‘meminta
maaf’ 25 kali ttr. (0,49%), subtindak tutur ‘mengeluh’ 10 kali ttr. (0,20%). Tindak
tutur verdiktif sebanyak 509 ttr. (10,01%), yang terdiri subtindak tutur
‘menyalahkan’ 225 kali ttr. (4,42%), subtindak tutur ‘menuduh’ 154 kali ttr.
(3,03%), subtindak tutur ‘menegur’ 43 kali ttr. (0,85%), subtindak tutur ‘memuji’ 41
kali ttr. (0,81%), subtindak tutur ‘berterima kasih’ 23 kali ttr. (0,45%), subtindak
tutur ‘memarahi’ 20 kali ttr. (0,39%), subtindak tutur ‘menghubungkan’ 3 kali ttr.
(0,06%). Tindak tutur komisif sebanyak 396 kali ttr. (7,79%), subtindak tutur
‘menolak’ 132 kali ttr. (2,60%), subtindak tutur ‘menawarkan’ 109 kali ttr. (2,14%),
subtindak tutur ‘mengancam’ 78 kali ttr (1,5.3%), subtindak tutur ‘berjanji’ 17 kali
ttr. (0,33%). Tindak tutur fatis sebanyak 42 kali ttr. (0,83%), mencakup subtindak
tutur ‘berkelakar’ 24 kali ttr. (0,47%), subtindak tutur ‘mengucapkan salam’ 12 kali
ttr. (0,24%), subtindak tutur ‘basa-basi’ 6 kali ttr. (0,12%). Tindak tutur performatif
sebanyak 13 kali ttr. (0,26%), terdiri dari subtindak tutur ‘mengumumkan’ 8 kali ttr.
(0,16%), subtindak tutur ‘hukuman’ sebanyak 5 kali ttr. (0,10%). Keempat strategi
bertutur yang memilih menggunakan jenis tindak tutur tidak langsung (TTDL) lebih
sering digunakan daripada dengan tindak tutur langsung (TTL), perbandingannya
adalah TTDL 1137 kali Ttr (70,36%), sedangkan TTL 476 kali Ttr. Implikasi dari
kepatuhan terhadap maksim-maksim prinsip kerjasama itu diperlukan ketika penutur
dan mitra tutur menekankan unsur kerjasama dalam tindak pertuturan, oleh karena
itu diperlukan prinsip berkomunikasi yang lain, yaitu prinsip sopan-santun (PSS),
prinsip relevansi (PR), prinsip humor (PH), dan prinsip kerukunan (PK).
Kata kunci: Tindak tutur, Implikatur, Daya Pragmatik, dan Prinsip.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
ABSTRACT
Harbono. T.131008002. A Case Study on the Performance of Shadow Puppet
Stories by Sukron Suwondo along with the Speech Acts ( A Socio-pragmatic
Study). Promotor: Prof. Dr. H.D. Edi Subroto. Co-promotor: Prof. Dr. Soetarno,
DEA. Dissertation: The Postgraduate Program, Sebelas Maret University. Surakarta.
2014.
The objective of this research is to describe: (1) the unique characteristics of
the performance style or elements of the shadow puppet stories performed by Sukron
Suwondo; (2) the compliance of Sukron Suwondo’s stories with the standard
performance style of Surakarta style in general; (3) the types of speech act contained
in the stories of Kyai Udan Mas, Dasamuka Lahir, and Semar Ngruwat
(TTKUMDSLSMG) which determine the dominant speech acts as well as express
implicature and pragmatic power in such speech acts; (4) the speech strategy
expressed in the forms of direct/indirect spech act and its own relation to the
violation against the maxims of cooperation principle or politeness principle in the
performance of Sukron Suwondo’s stories; and (5) the view of the puppetry experts,
cultural experts, and puppeteers of this earliest form of shadow puppet on the form
and manifestation of performance of Sukron Suwondo’s stories.
This research used the descriptive qualitative research method with the
holistic approach to criticism by studying three factors which consisted of: (1) the
objective factor. It consisted of three stories with the focuses on the speech acts
found, the dominant speech acts, direct or indirect speech strategy, implicature and
pragmatic power as well as the unique characteristics of performance which
consisted of the performance style of the puppeter’s discourse (catur), use of musical
element accompanying the performance (karawitan pakeliran), swaying style
(sabet), and personal unique characteristics in delivering the story (sanggit); (2) the
genetic factor. It is studied by conducting in-depth interview to investigate the
Sukron Suwondo’s reasons for playing the three stories in relation to the finding of
the objective factors; and (3) the affective factor. It is the perception of the people
which consisted of puppetry experts, cultural experts, and puppeteers of the earliest
form of shadow puppet on the findings on the objective factors of the performance
performed by Sukron Suwondo to investigate both positive and negative impacts of
the factors on the performance.
The results of this research are as follows: (1) the performance of shadow
puppet by Sukron Suwondo goes through the changes in form, performance element,
and significance. Such changes occur due to the internal and external factors. The
internal factor is that Sukron Suwondo wants to always exist in the midst of the
people supporting him whereas the external factors consist of the changes in
communication technology, social aspect, and value system; (2) at present Sukron
Suwondo appears as a figure of puppeteer different from the other puppeteers along
with all of his strengths and weaknesses. He is even regarded as a controversial and
inconventional puppeteer; (3) there are totally 5,085 speech acts. The dominant
speech acts in the stories of TTKUMDSLSMG are as follows: (i) 1,849 assertive
speech acts (36.36%) consisting of 849 informative sub-speech acts (16.70%), 483
explanatory sub-speech acts (9.50%), 254 persuasive sub-speech acts (4.99%), 195
reminder sub-speech acts (3.83%), 38 narrative sub-speech acts (0.75%), 6 indicative
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
sub-speech acts (0.12%), and 4 reporting sub-speech acts (0.08%); (ii) 1,298
directive speech acts (25.53%) consisting of 415 inquiry sub-speech acts (8.16%),
193 suggestive sub-speech acts (3.80%), 188 directive sub-speech acts (3.70%), 153
pleading sub-speech acts (3.01%), 144 expecting sub-speech acts (2.83%), 98
advising sub-speech acts (1.92%), 52 coercive sub-speech acts (1.02%), 27
summoning sub-speech acts (0.53%), 15 prohibiting sub-speech acts (0.29%), and 13
invoking sub-speech acts (0.26%); (iii) 998 expressive speech acts (19.63%)
consisting of 569 admitting sub-speech acts (11.19%), 217 realizing sub-speech acts
(4.27%), 126 regretting sub-speech acts (2.48%), 51 denial sub-speech acts (1.00%),
25 apologizing sub-speech acts (0.49%), and 10 complaining sub-speech acts
(0.20%); (iv) 509 verdictive speech acts (10.01%) consisting of 225 blaming sub-
speech acts (4.42%), 154 accusing sub-speech acts (3.03%), 43 reprimanding sub-
speech acts (0.85%), 41 complimentary sub-speech acts (0.81%), 23 thanking sub-
speech acts (0.45%), 20 rebuking sub-speech acts (0.39%), and 3 connecting sub-
speech acts (0.06%); (v) 396 commissive speech acts (7.79%) consisting of 132
refusal sub-speech acts (2.60%), 109 offering sub-speech acts (2.14%), 78
threatening sub-speech acts (1.53%), and 17 promising sub-speech acts (0.33%); (vi)
42 phatic speech acts (0.83%) consisting of 24 joking sub-speech acts (0.47%), 12
greeting sub-speech acts (0.24%), and 6 politeness sub-speech acts (0.12%); and (vii)
13 performative speech acts (0.26%) consisting of 8 announcing sub-speech acts
(0.16%) and 5 penalty sub-speech acts (0.10%); and (4) the strategy of direct speech
type is found in greater number than that of the indirect speech type as signified by
comparison of 1137 : 476 or 70.36%: 29.64%. The implication of compliance with
the maxims of cooperation principles is needed when the speaker and addressee
emphasize the cooperation element in conducting speech act. Therefore, the other
communication principles, namely: politeness principle, relevance principle, humor
principle, and harmony principle, are necessary.
Keywords: speech act, implicature, pragmatic power, and principle
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
PENGESAHAN PEMBIMBING ii
PEMERTAHANAN DISERTASI iii
PERNYATAAN iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK viii
ABSTRACK x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR TABEL xix
DAFTAR SINGKATAN xx
DAFTAR LAMPIRAN xxii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 7
C. Tujuan Penelitian 8
D. Manfaat Penelitian 9
1. Manfaat Teoretis 9
2. Manfaat Praktis 9
BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KAJIAN TEORI, DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Pustaka 11
B. Kajian Teori 19
1. Definisi Pragmatik dan Jenis-jenis Pragmatik 19
1.1.Konteks dalam Pragmatik 23
1.2.Implikatur dan Daya Pragmatik 25
2. Teori Sosiopragmatik 27
3. Teori Tindak Tutur 29
3.1 Bentuk Tindak Tutur 31
3.2 Jenis Tindak Tutur 34
3.2.1 Tindak Tutur Asertif 34
3.2.2 Tindak Tutur Performatif 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
3.2.3 Tindak Tutur Verdiktif 36
3.2.4 Tindak Tutur Ekspresif 36
3.2.5 Tindak Tutur Direktif 37
3.2.6 Tindak Tutur Komisif 37
3.2.7 Tindak Tutur Fatis/ Patik 38
4. Strategi Bertutur 40
5. Teori Prinsip-prinsip Berkomunikasi 43
5.1 Prinsip Kerja Sama (PKS) 44
5.2 Prinsip Sopan Santun (PSS) 46
5.3 Prinsip Relevansi (PR) 51
5.4 Prinsip Humor (PH) 51
5.5 Prinsip Kerukunan (PK) 51
6. Teori Budaya Jawa 52
6.1. Hubungan Bahasa dan Budaya 52
6.2. Prinsip-prinsip Budaya Jawa 54
7. Teori Seni Pertunjukan 56
C. Kerangka Berpikir 60
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 63
B. Lokasi penelitian.. 64
C. Data dan Sumber Data 64
D. Teknik-teknik Pengumpulan Data 65
1. Observasi Lapangan 66
2. Teknik Simak dan Catat 67
3. Teknik Rekam 67
4. Wawancara Mendalam 67
E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data /Validitas Data 68
F. Teknis Analisis Data 70
G. Penyusunan Laporan Penelitian 72
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4. Keunikan Unsur Garap Pakeliran Sukron Suwondo 73
4.1 Keunikan “Garap Adegan” Pakeliran Sukron Suwondo 77
4.2 Keunikan “Garap Catur” Pakeliran Sukron Suwondo 88
4.2.1 Garap “Janturan”Pakeliran Sukron Suwondo 89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
4.2.2 Garap “Pocapan” Pakeliran Sukron Suwondo 91
4.2.3 Garap “Ginem” Pakeliran Sukron Suwondo 92
4.3 Keunikan “Garap Sabet” Pakeliran Sukron Suwondo 103
4.4 Keunikan “Garap Karawitan Pakeliran” Pakeliran Sukron
Suwondo 106
4.5 Keunikan “Garap Lakon” Pakeliran Sukron Suwondo 109
5. Kepatuhan Gaya Pakeliran Sukron Suwondo dan Pakeliran Tradisi
Gaya Surakarta 112
5.1 Kepatuhan garap Catur dalam Pakeliran 115
5.2 Kepatuhan garap Karawitan Pakeliran 127
5.2.1 Garap Gendhing Pakeliran 127
5.2.2 Garap Sulukan Pakeliran 135
5.2.3 Garap Dhodhogan-keprakan Pakeliran 139
5.2.4 Garap ricikan Gamelan untuk Karawitan Pakeliran 139
5.3 Kepatuhan garap Sabet Pakeliran Sukron Suwondo 142
5.3.1 Kepatuhan Sabet pada Jejer 150
5.3.2 Kepatuhan Sabet adegan kedhatonan 153
5.3.3 Kepatuhan Sabet adegan Paséban Jawi 155
5.3.4 Kepatuhan Sabet Perang Gagal 157
5.3.5 Kepatuhan Sabet Perang Kembang 158
5.4 Kepatuhan Penyajian Alur dan Garap Lakon 161
5.4.1 Struktur garap dan alur lakon “Kyai Udan Mas” 166
5.4.2 Struktur garap dan alur lakon “Dasamuka Lahir” 167
5.4.3 Struktur garap dan alur lakon “Semar Ngruwat” 169
6. Jenis Tindak Tutur, Implikatur dan Daya Pragmatik, Pakeliran
Sukron Suwondo 180
6.1. Tindak tutur Asertif (Assertive Utterances) 181
6.2 Tindak tutur Performatif (Performative Utterances) 185
6.3 Tindak tutur Verdiktif (Verdictive Utterances) 187
6.4 Tindak tutur Ekspresif (Expressive Utterances) 196
6.5 Tindak tutur Direktif (Directive Utterances) 205
6.6 Tindak tutur Komistif (Commissive Utterance) 219
6.7 Tindak tutur Fatis (Phatic Utterances) 222
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
7. Tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung Pakeliran Sukron Suwondo
Kaitannya Dengan Pelanggaran Maksim Prinsip Kerja Sama, Maksim
Prinsip Kesantunan, Prinsip Humor, dan Prinsip Kerukunan Dalam
TTKUMDSLSMG 235
7.1 Tindak Tutur Langsung dan Tindak Tutur Tidak Langsung 236
7.2 Tindak Tutur Tidak langsung Literal (Indirect Literal Speech act) 243
7.3 Tindak Tutur langsung Tidak Literal (Direct Nonliteral Speech act) 245
7.4 Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal (Indirect
Nonliteral Speech Act) 245
7.5 Penyimpangan Maksim dalam Prinsip Kerjasama dalam bertindak
tutur untuk menciptakan humor dan nonhumor 246
7.5.1 Penyimpangan Maksim Kuantitas dalam Prinsip Kerjasama 247
7.5.2 Penyimpangan Maksim Kualitas dalam Prinsip Kerjasama 248
7.5.3 Penyimpangan Maksim Relevansi dalam Prinsip Kerjasama 251
7.5.4 Penyimpangan Maksim Pelaksanaan dalam Prinsip Kerjasama 252
7.6 Pelanggaran Maksim dalam Prinsip Kesantunan dalam bertindak
tutur untuk menciptakan humor dan nonhumor 253
7.6.1 Pelanggaran Maksim Kebijaksanaan dalam Prinsip
Kesantunan 255
7.6.2 Pelanggaran Maksim Kemurahan dalam Prinsip
Kesantunan 256
7.6.3 Pelanggaran Maksim Penerimaan dalam Prinsip
Kesantunan 257
7.6.4 Pelanggaran Maksim Kerendahan Hati dalam Prinsip
Kesantunan 259
7.6.5 Pelanggaran maksim kesimpatian dalam Prinsip
Kesantunan 261
7.6.6 Pelanggaran maksim Kecocokan dalam Prinsip
Kesantunan 263
8. Temuan –Temuan dan Pembahasan 266
8.1 Jenis-Jenis Tindak Tutur Implikatur dan daya pragmatik 270
8.2 Strategi Bertutur 274
8.3 Implikatur-implikatur Sub-subtindak Tutur cerita “Kyai Udan
Mas”, “Semar Ngruwat” dan “Dåsåmukå Lahir” 276
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
8.4 Faktor Genetik Latar Belakang Sosiobudaya Sukron Suwondo 277
8.4.1 Lingkungan Keluarga dan Tempat Tinggal 277
8.4.2 Sukron Suwondo dalam Kehidupan Beragama dan Liku-liku
Karier 278
8.4.3 Pandangan Terhadap Fungsi Pertunjukan Pedalangan 281
8.5 Faktor Afektif Tanggapan Pakar Pewayangan, budayawan, dan
para Dalang Wayang Kulit Purwa 284
8.5.1 Tanggapan Pakar Pewayangan 284
8.5.2 Tanggapan Budayawan 287
8.5.3 Tanggapan Para Seniman Dalang Wayang Kulit Purwa 290
8.6 Temuan aspek keunikan-keunikan Pakeliran Sukron Suwondo 293
8.6.1 Aspek estetik 297
8.6.2 Aspek Sosial 302
8.6.3 Aspek Religius 306
8.6.4 Aspek Pendidikan 312
8.6.5 Aspek Hiburan 315
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan 331
B. Catatan Peneliti 333
DAFTAR PUSTAKA 335
GLOSARIUM 343
DAFTAR NARA SUMBER 351
LAMPIRAN-LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian 61
Gambar 2. Bagan Penarikan Simpulan 71
Gambar 3.`Adegan Bathårå Kresnå dengan emban bernama Minthil pada bagian
pathet nem (Foto Repro VCD.KUM.) 80
Gambar 4. Adegan Sadéwå dan Antåsénå pada peralihan Gårå-gårå pada bagian
pathet nem (Foto Repro VCD. KUM. ) 81
Gambar 5. Adegan Jåyådråtå berperang melawan Gatutkåcå pada bagian
pathet nem (Foto Repro VCD. KUM.) 82
Gambar 6. Adegan Dwåråwati Prabu Bålådéwå, Durnå, Sengkuni pada bagian
pathet nem (Foto Repro VCD. SMG. ) 83
Gambar 7. Adegan paséban njåbå Prabu Kresnå, setyaki dan Burisråwå pada bagian
pathet nem (Foto Repro VCD. KUM. ) 84
Gambar 8. Adegan Bismå mengeluarkan Aji pada bagian pathet nem
(Foto Repro.VCD.KUM.) 104
Gambar 9. Adegan Harjuna memukul Sadéwå pada bagian pathet nem
(Foto Repro VCD. KUM.) 104
Gambar 10. Waranggånå bernyanyi diiringi musik pada adegan Limbukan bagian
pathet nem (Foto Repro VCD SMG.) 140
Gambar 11. Musik diatonis sebagai garap iringan pakeliran pada adegan
Limbukan bagian pathet nem (Foto Repro VCD SMG.) 141
Gambar 12. Adegan Bismå dengan Suryå Paksi pada bagian pathet nem
(Foto Repro VCD KUM.) 149
Gambar 13. Adegan Bismå dan Suryå Paksi pada bagian pathet nem
(Foto Repro VCD KUM. ) 150
Gambar 14. Adegan bedholan jejer Dwåråwati pada bagian pathet nem
(Foto repro VCD. SMG.) 153
Gambar 15. Adegan Limbuk dengan suaminya Lie Ceng Swie pada bagian
pathet nem (Foto Repro VCD. KUM. ) 154
Gambar 16. Adegan Pragotå kiprahan dengan gerak réogan pada bagian
pathet nem (Foto Repro VCD. SMG.) 156
Gambar 17. Adegan Pånåkawan dengan Tokoh Polisi pada bagian pathet sångå
adegan gårå-gårå (Foto Repro VCD. KUM. ) 174
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 17.1 : Jumlah Sub-sub Tindak Tutur dan Prosentase Pakeliran
Sukron Suwondo dalam cerita Kyai Udan Mas, Dåsåmukå
Lahir, Semar Ngruwat 231
Tabel 17.2 : Prosentase Rata-rata Sub-sub Tindak Tutur Pakeliran Sukron
Suwondo dalam cerita Kyai Udan Mas, Dåsåmukå Lahir, Semar
Ngruwat 233
Tabel 17.3 Analisis Tindak-tutur, Strategi bertutur, Penyimpangan (ginem,
janturan, pocapan) TTKUMDSLSMG 320
Tabel 17.4 Analisis Sub-sub Tindak-tutur cerita Kyai Udan Mas, Dasamuka
Lahir, Semar Ngruwat. 321
Tabel 17.5 Analisis Tindak-tutur, Struktur antar pathet, Strategi Keunikan
dan Kepatuhan Cerita “Kyai Udan Mas” 323
Tabel 17.6 Analisis Tindak-tutur, Struktur antar pathet, Strategi Keunikan
dan Kepatuhan Cerita “Dasamuka Lahir” 326
Tabel 17.7 Analisis Tindak-tutur, Struktur antar pathet, Strategi Keunikan
dan Kepatuhan Cerita “Semar ngruwat” 328
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR SINGKATAN
Alm : Almarhum
ASKI : Akademi Seni Karawitan Indonesia
DEPDIKBUD : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Dkk : dan kawan-kawan
dll : dan lain-lain
dsb : dan sebagainya
FTA : face threatening acts
GDSL : Ginem Dasamuka Lahir
GKUM : Ginem Kyai Udan Mas
GSMG : Ginem Semar Ngruwat
ISI : Institut Seni Indonesia
Jtr. : Janturan
M.Sn : Magister Seni
PADHASUKA : Pasinaon Dhalang Karaton Surakarta
Pcp. : Pocapan
PDMN : Pasinaon Dhalang Mangkunegaran
PH : Prinsip Humor
PK : Prinsip Kerukunan
PKJT : Pusat Kebudayaan Jawa Tengah
PKS : Prinsip Kerjasama
PR : Prinsip Relevansi
PSS : Prinsip Sopan –santun
SD : Sekolah Dasar
S.Ikom. : Sarjana Ilmu Komunikasi
Sked. : Sarjana Kedokteran
STSI : Sekolah Tinggi Seni Indonesia
SMKI : Sekolah Menengah Karawitan Indonesia
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SPG : Sekolah Pendidikan Guru
S.Sn : Sarjana Seni
S.Sos. : Sarjana Ilmu Sosial
TT : Tindak Tutur
Ttr. : Tuturan
TTKUMDSLSMG : Tindak Tutur Kyai Udan Mas, Dåsåmukå Lahir, Semar
Ngruwat
UNS : Universitas Sebelas Maret
UNAIR : Universitas Airlangga
WTS : Wanita Tuna Susila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Jenis-jenis Tindak-tutur Ginem “Kyai Udan Mas” 352
Lampiran 2. Jenis-jenis Tindak-tutur Ginem“Dasamuka Lahir” 427
Lampiran 3. Jenis-jenis Tindak-tutur Ginem“Semar Ngruwat” 483
Lampiran 4. Analisis Tindak-tutur Janturan/Pocapan “Kyai Udan Mas” 551
Lampiran 5. Analisis Tindak-tutur Janturan/Pocapan “Dasamuka Lahir” 554
Lampiran 6. Analisis Tindak-tutur Janturan/Pocapan “Semar Ngruwat” 567
Lampiran 7. Analisis TT Langsung/Tidak Langsung “Kyai Udan Mas” 574
Lampiran 8. Analisis TT Langsung/Tidak Langsung “Dasamuka Lahir” 632
Lampiran 9. Analisis TT Langsung/Tidak Langsung “Semar Ngruwat” 687
Lampiran 10. Deskripsi Cerita “Kyai Udan Mas” 723
Lampiran 11. Deskripsi Cerita “Dasamuka Lahir” 811
Lampiran 12. Deskripsi Cerita “Semar Ngruwat” 866