studi deskriptif strategi coping mahasiswa … · liquor in facing problem generating stress...
TRANSCRIPT
i
STUDI DESKRIPTIFSTRATEGI COPING MAHASISWA MANTAN PECANDU
MINUMAN BERALKOHOL DALAM MENGHADAPI MASALAH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Psikologi
Disusun Oleh:
Nama : VINCENTIUS AWAN HANANTO
NIM : 019114005
FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
STUDI DESKRIPTIFSTRATEGI COPING MAHASISWA MANTAN PECANDU
MINUMAN BERALKOHOL DALAM MENGHADAPI MASALAH
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh
Nama : Vincentius Awan Hananto
NIM : 019114005
Telah dipertahankan didepan dosen penguji pada tanggal 12 Februari 2009
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Nama Lengkap Tanda Tangan
Penguji I A.Tanti Arini, S.Psi., M.Si.
Penguji II Dr. Ch. Siwi Handayani, S.Psi., M.Si.
Penguji III MM. Nimas Eki Suprawati, S.Psi., M.Si.
Yogyakarta, 22 April 2009
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Tetapkanlah satu pilihan terbaikdari sekian banyak alternatif pilihan
danbertanggung jawablah atas pilihan mu itu.
When money is lost,nothing is lost
When health is lost,something is lost
When character is lost,everything is lost
….…..
KUPERSEMBAHKAN KARYA SEDERHANAKU INI UNTUK :
Kemuliaan-Nya, Semua yang kucinta dan mencintaiku, Bapak, Ibu, yang
kusayangi, semua sahabat-sahabat terkasihku, dan kau yang begitu sempurna
di hatiku. Terima kasih untuk semua yang indah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa, skripsi yang telah saya susun ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan
dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Februari 2009
Penulis
Vincentius Awan Hananto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Vincentius Awan Hananto
Nomor Mahasiswa : 019114005
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
STUDI DESKRIPTIFSTRATEGI COPING MAHASISWA MANTAN PECANDU MINUMAN
BERALKOHOL DALAM MENGHADAPI MASALAH
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 22 April 2009
Yang menyatakan,
( Vincentius Awan Hananto )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
A DESCRIPTIVE STUDY OF COPING STRATEGY STUDENT FORMER LIQUOR IN FACING PROBLEM GENERATING STRESS
Vincentius Awan HanantoUniversity Sanata Dharma Yogyakarta
2008
This research done based on phenomenon that student former liquor has strong desire to take to alcohol when facing problem generating stress, and the situation will make former the liquor does various business to master, assuages, or eliminates various pressures experienced by its the which in this research conceived of coping strategy. Basically coping strategy is behaviour or effort for individual to face problem and is specific response to situation that full of pressure.
This research applies qualitative research with study diskriptif. Purpose of this research is to know strategy coping applied by student former liquor, and how coping strategy process. Responder in this research is 4 ( four) student former liquor which has experienced minimum dependency during 3 year and having age between 24-27 years. To explain behavior and identifies subject problem, this research applies interview method. Data analysis done with (1) Does interview transcript, (2) Does coding data, that is by using tables to facilitate comprehends data. (3) Makes conclusion from data which has collected.
From data analysed obtained result that, strategy coping experienced by by student former liquor can emerge in the form of strategy coping without consuming alcohol, that is PFC (Problem Focused Coping) : actif coping, planning, seeking social support instrumental for of reasons, suppresion of competing, restraint coping and EFC (Emotion Focused Coping): positive reinterpretation and growth, acceptance, bounces disengagement, alcohol drug disengagement, seeking social support for emotional reasons and turning to religionThat student former liquor is not annoyed with problem generating stres especially faces desire to return to beverage alcohol, hence student former liquor need support from area, good of family and public
Keywords : alcoholic addict, strategy coping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
STUDI DESKRIPTIF STRATEGI COPING MAHASISWA MANTAN PECANDU MINUMAN BERALKOHOL DALAM MENGHADAPI
MASALAH
Vincentius Awan HanantoUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
Penelitian ini dilakukan berdasarkan fenomena bahwa mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol mempunyai keinginan yang kuat untuk lari ke alkohol ketika menghadapi masalah, dan keadaan tersebut akan membuat mantan pecandu minuman beralkohol tersebut melakukan berbagai usaha untuk menghadapi masalah yang dialaminya yang dalam penelitian ini disebut sebagai strategi coping. Pada dasarnya strategi coping adalah tingkah laku atau usaha individu untuk menghadapi masalah merupakan respon yang spesifik terhadap situasi yang penuh tekanan.
Skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif dengan studi diskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi coping yang digunakan oleh mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol. Subjek dalam studi diskriptif ini adalah 4 (empat) mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol yang telah mengalami ketergantungan minimal selama 3 tahun dan berusia antara 24-27 tahun. Untuk menjelaskan perilaku dan mengidentifikasikan masalah subjek, penelitian ini menggunakan metode wawancara. Analisis data dilakukan dengan (1) Melakukan transkrip wawancara, (2) Melakukan coding data, yaitu dengan menggunakan tabel untuk memudahkan memahami data. (3) Membuat kesimpulan dari data yang sudah terkumpul.
Dari data yang dianalisis diperoleh hasil bahwa, strategi coping mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol bisa muncul dalam bentuk PFC(Problem Focused Coping) actif coping, planning, seeking social support for instrumental reasons, suppresion of competing, restraint coping dan EFC (Emotion Focused Coping) positive reinterpretation and growth, acceptance, mental disengagement, alcohol drug disengagement, seeking social support for emotional reasons dan turning to religion. Agar mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol tidak terganggu dengan masalah yang menimbulkan stres terutama menghadapi keinginan untuk kembali ke minuman beralkohol, maka mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol membutuhkan dukungan dari lingkungan, baik keluarga dan masyarakat.
Kata kunci : alkoholik, strategi coping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kuucapkan pada Jesus Kristus, atas berkat, perlindungan, dan
bimbinganNya yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Banyak halangan dan hambatan untuk menyelesaikan skripsi ini, sehingga
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua yang sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini.
Ucap syukur dan terima kasih kepada :
1. Ibu Tanti Arini, S.Psi., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberi bimbingan, petunjuk, dan saran-saran hingga penulisan skripsi ini
selesai. Terima kasih juga karena waktunya yang begitu sibuk.
2. Ibu dan Bapakku tercinta yang telah dengan tulus dan sabar mendoakan, menjadi
sarana dan memberi kesempatan untukku ada di dunia ini.
3. Mas Rendra, mba Lusy, mas Yo dan keluarga besar yang telah banyak memberikan
dukungan serta doa.
4. myEve yang telah banyak memberikan dukungan berupa waktu, tenaga, dan pikiran
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas kepercayaan serta kesabaran
yang telah diberikan kepadaku.
5. Management, staff, dan crew serta para mitra usaha Chicken and Shake. Let’s Shake
Totally.
6. Poncowati Group yang selalu member motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
Finnaly I’m done brother.
7. Prof. Sugeng yang telah banyak member input materi dalam skripsi ini
8. Mas Gandung, Mbak Nanik, Pak Gik, Mas Muji dan semua Sadhar crews, Thanks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
for the support!!
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis,
Vincentius Awan Hananto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………..………………………………………….................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………................... ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………...…….……………….................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………................... iv
HALAMAN MOTTO…………………………...…………………………................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………...………………………................ vi
ABSTRAK...........………………………………………………………….................. viii
ABSTRACT…………………………..…………………………………...................... ix
KATA PENGANTAR……………………................................................................... ix
DAFTAR ISI………………………………………………………….......................... x
DAFTAR TABEL…………...……………………………………………................... xv
DAFTAR GAMBAR………..……...………………………………............................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN……………...……………………………............................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………................. 1
B. Rumusan Masalah……….........……………………………………................. 9
C. Tujuan Penelitian…...........…………………………………………................ 9
D. Manfaat Penelitian.........……………………………………………................ 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Minuman Beralkohol..........…………………………………………............. 10
1. Pengertian Minuman Beralkohol.............................................................. 10
2. Jenis-Jenis Minuman Beralkohol.............................................................. 11
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
3. Efek Minuman Beralkohol........................................................................ 12
4. Pecandu Alkohol....................................................................................... 12
5. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Seseorang Menjadi Pecandu Minuman
Beralkohol.................................................................................................. 14
6. Mantan Pecandu Alkohol........................................................................... 16
7. Organisasi-Organisasi yang Peduli Terhadap Alkohol.............................. 16
B. Stress dan Coping……….........……………………………………................ 18
1. Stress.......................................................................................................... 18
a. Pengertian Stress.................................................................................. 18
b. Sumber Stress....................................................................................... 18
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stress........................................... 20
d. Pendekatan-Pendekatan Stress............................................................. 21
e. Gejala Stress......................................................................................... 22
2. Coping.…………………………………………………………………. . 24
a. Pengertian Coping................................................................................ 24
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Coping........................................ 32
C. Mahasiswa........................................................................................................ 33
D. Masalah-Masalah yang Dihadapi Mahasiswa Mantan Pecandu
Alkohol............................................................................................................. 35
E. Strategi Coping Mantan Pecandu Alkohol Dalam Menghadapi Masaslah….. 35
F. Pertanyaan Penelitian.................................................................................. 37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian........................................................................................... 38
B. Subjek Penelitian…................................................................................... 39
C. Metode Pengumpulan Data........................................................................ 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
D. Keabsahan Data Penelitian......................................................................... 42
1. Kredibilitas.......................................................................................... 42
2. Konfirmabilitas................................................................................... 44
E. Metode Analisis Data................................................................................ 45
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian.............................................................................. 47
1. Persiapan Penelitian............................................................................ 47
2. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 47
3. Proses Penelitian.................................................................................. 48
B. Hasil Penelitian........................................................................................... 51
1. Data Demografi Subjek…................................................................... 51
2. Hasil Analisis Per Subjek…..………………...................................... 52
a. Subjek 1…………………………………………………………. 52
1. Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi……………….. . 52
2. Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 1
dan Strategi Copingnya…………………………….………… 56
b. Subjek 2…………………………………………………………. 59
1. Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi……………….. . 59
2. Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 2 dan
Strategi Copingnya…………………………………………… 62
c. Subjek 3…………………………………………………………. 67
1. Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi……………….. . 67
2. Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 3
dan Strategi Copingnya……………………………………… 69
d. Subjek 4…………………………………………………………. 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi……………….. . 72
2. Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 4
dan Strategi Copingnya…………………….………………… 74
3. Hasil Analisis 4 Subjek…………………………………………………. 78
C. Pembahasan………………………………………………………………… 83
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................. 96
B. Saran............................................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 100
LAMPIRAN.............................................................................................................. 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Demografi Responden............................................................... 51
Tabel 2. Penyebab Subjek 1 Mengkonsumsi Alcohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti
Mengkonsumsi Alkohol …….......................................................... 55
Tabel 3. Masalah yang Dihadapi Subjek 1 dan Strategi Copingnya………... 58
Tabel 4. Penyebab Subjek 2 Mengkonsumsi Alcohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti
Mengkonsumsi Alkohol …….......................................................... 62
Tabel 5. Masalah yang Dihadapi Subjek 2 dan Strategi Copingnya………... 64
Tabel 6. Penyebab Subjek 3 Mengkonsumsi Alcohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti
Mengkonsumsi Alkohol …….......................................................... 69
Tabel 7. Masalah yang Dihadapi Subjek 2 dan Strategi Copingnya………... 70
Tabel 8. Penyebab Subjek 4 Mengkonsumsi Alcohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti
Mengkonsumsi Alkohol …….......................................................... 74
Tabel 9. Masalah yang Dihadapi Subjek 4 dan Strategi Copingnya………... 76
Tabel 10. Kategorisasi Penyebab Subjek Mengkonsumsi Alkohol, Menjadi Pecandu, dan
Berhenti Mengkonsumsi Alkohol………………………………….. 78
Tabel 11. Kategorisasi Bentuk EFC Pada Subjek Awal Memutuskan Berhenti- Setelah
Menjadi Mantan Pecandu……… ………………………………….. 80
Tabel 12. Kategorisasi Bentuk PFC Pada Subjek Awal Memutuskan Berhenti- Setelah
Menjadi Mantan Pecandu……… ………………………………….. 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Skema I. Kerangka Konseptual Penelitian Strategi Coping Pecandu Alkohol Sampai Menjadi
Mantan Pecandu Alkohol................................................................................ 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lembar Persetujuan Subjek………………………………………………………. 103
Verbatim dan Koding.............................................................................................. 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Minuman keras telah menjadi masalah dunia. Negara Afrika, Amerika
Latin, Amerika Utara, Eropa, Asia, Australia maupun di mana saja manusia
hidup, bahkan di antara suku-suku bangsa primitif di pulau-pulau terpencil di
Indonesia kecanduan alkohol telah menjadi salah satu persoalan hidup manusia
yang utama. Kecanduan alkohol menghancurkan kehidupan keluarga, pekerjaan,
merusak tubuh, dan menjadi sebab utama dari segala macam perbuatan kriminal.
Sedikit sekali tempat di bumi ini yang terbebas dari pengaruh yang merusak ini
(Garry, 2000).
Terjadinya perubahan hidup di Indonesia, globalisasi, industrialisasi
disertai cepatnya arus informasi berpengaruh terhadap perubahan drastis
meningkatnya pemakaian minuman beralkohol tinggi atau sering disebut
minuman keras (miras) di kalangan anak muda. Peningkatan penyalahgunaan
NAPZA dapat dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1. Data Penyalahgunaan NAPZA Indonesia
2001 2002 2003 2004 2005 2006 Total
Narkotika 1.907 2.040 9.929 3 .874 8 .171 9 .422 29.343
Psikotropika 1.648 1.632 2 .590 3 .887 6 .733 5 .658 22.148
Bahan Adiktif 62 79 6 21 6 48 1 .348 2 .275 5.033
Jumlah Total 3.617 3.751 7.140 8.409 16.252 17.355 56.524
Kenaikan (%) - 3,7 90,3 17,8 93,3 6,8 205
Sumber: Dit IV/Narkoba, Desember 2006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Masalah kenakalan remaja seputar pecandu alkohol yang terjadi di kota-kota
besar dinilai banyak pihak sudah sampai pada tataran yang memprihatinkan,
karena gaya hidup seperti itu cenderung diimitasi kalangan generasi muda di
segala lapisan masyarakat bahkan sampai di pelosok-pelosok desa. Jumlah
pengkonsumsi alkohol belakangan ini menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikan, di tempat-tempat tontonan dan tempat-tempat kongkow di pinggir
jalan pasti dijumpai orang-orang berbau ”naga”, istilah bagi orang yang
menengak miras. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan, perbuatan menenggak
miras belakangan ini sudah dianggap hal biasa yang dapat dilakukan secara bebas
oleh para peminum alkohol.
Peminum alkohol adalah orang yang mengkonsumsi minuman keras, yaitu
minuman beralkohol yang mengandung zat ethanol. Warna dan rasanya
bermacam-macam tergantung bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya.
Hampir setiap orang dapat menjadi orang yang hidupnya bergantung (dependent)
kepada obat-obatan, khususnya alkohol. Kecanduan biasanya terjadi jikalau orang
yang bersangkutan terus-menerus membiasakan minum minuman keras dalam
takaran yang makin tinggi. Mulai dari pemakaian coba-coba, penyalahgunaan
berkala, kebiasaan, pergaulan, sampai pemakaian rutin dan kecanduan.
Joewana (1989) menjelaskan bahwa perilaku minum minuman keras atau
alkohol memiliki beberapa tahap yaitu : tahap coba-coba, merupakan tahap awal
pengenalan terhadap obat-obatan dan alkohol, tahap ini dapat menyebabkan
seseorang menjadi pemakai secara kadang-kadang atau justru berhenti sama
sekali setelah merasakan bahan bahan tersebut. Tahap ketergantungan, seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
telah menjadi pemakai tetap obat-obatan dan alkohol, pada tahap ini telah ada
gangguan fisik, sosial pada pemakai.
Subandi (1995) menyebutkan bahwa tahapan/tingkatan penyalahgunaan
NAPZA sebagai berikut : (1) Tahap coba-coba atau perkenalan, di mana orang
sekedar ingin tahu dan merasakan barang tersebut tetapi juga ada yang terpaksa
menggunakan karena mendapat tekanan teman-temannya. (2) Tahap rekreasional
atau setelah seseorang mencoba sekali atau dua kali, mungkin dia akan berhenti
atau semakin sering memakai karena merasakan adanya kenikmatan. (3) Tahap
reguler, seseorang menggunakan secara tetap, meskipun tidak ada acara yang
khusus. Tahap ini sudah ada perubahan fisik dan perilaku, gejala ketagihan mulai
muncul, sehingga tindak kriminalpun sering terjadi. (4) Tahap kompulsif,
seseorang sudah sangat tergantung, perubahan fisik dan perilaku semakin
menonjol, biasanya darahnyapun sudah mengandung narkotik, kalau dalam waktu
tertentu tidak mendapat narkoba akan timbul gejala ketagihan dan yang paling
parah bisa mengalami psikosa bahkan ada yang meninggal dunia.
Seorang peminum alkohol yang telah sampai pada tahap kompulsif akan
sulit sekali menghentikan kebiasaan minum alkohol. Masyarakat awam menyebut
seseorang yang telah sampai pada tahap kompulsif ini dengan sebutan pecandu
alkohol.
Menurut Hawari (2003) ada tiga kelompok penyalahgunaan NAPZA yaitu
kelompok ketergantungan pertama yang dapat ditandai dengan kepribadian yang
tidak stabil, cemas, depresi. Kelompok ketergantungan kedua yang ditandai
dengan kepribadian anti sosial. Kelompok ketergantungan ketiga terutama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kelompok ini terdapat pada remaja karena dorongan ingin tahu, pengaruh
lingkungan dan tekanan kelompok sebaya.
Menurut DepKes RI (2000) bahwa penyalahgunaan NAPZA mempunyai
dimensi yang luas dan kompleks, baik dari sudut medis, psikiatrik, kesehatan
jiwa, maupun psikososial. Penyalahgunaan NAPZA adalah penyakit kronik yang
berulangkali kambuh, yang hingga sekarang belum ditemukan upaya
penanggulangan secara universal baik dari sudut prevensi, terapi, maupun
rehabilitasi.
Efek penggunaan NAPZA berbeda pada setiap orang tergantung berapa
banyak digunakan, cara pemakaian, seberapa sering digunakan, dan bagaimana
kondisi badan yang bersangkutan. Pengaruh yang bisa ditimbulkan menurut
panduan NAPZA DinKes DIY (2002) sebagai berikut:
1. Jangka pendek :
Kenikmatan sesaat: menghilangkan stress, perasaan gembira dan bebas yang
terus menerus, menghilangkan rasa sakit-lapar serta menimbulkan gairah
bercinta. Penurunan fungsi tubuh: sulit bernafas, tekanan darah dan jantung
melemah, pupil mata mengecil, mengantuk, pemakai merasa hangat, berat.
Dosis yang tinggi menyebabkan mabuk dan muntah. Dosis yang berlebihan
menyebabkan pernafasan menjadi lemah, suhu tubuh menurun dan denyut
jantung menjadi tidak teratur. Ketika napas menjadi lemah akan
menghentikan fungsi alat tubuh sehingga kematianpun terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Jangka panjang
Dapat menyebabkan impotensi, kekebalan tubuh menurun, masa bodoh,
lamban, gangguan haid, dan mengganggu janin jika hamil. Alkohol
menyebabkan gangguan lambung, kanker, saluran pencernaan, gangguan
syaraf tepi.
Efek lain dari pecandu alkohol adalah pecandu akan tergantung secara
fisik dan psikologis (kejiwaan) karena alkohol merupakan anti depresan yang
memperlambat kegiatan-kegiatan bagian otak dan sistem syaraf. Hal ini tidak
saja mengganggu pecandu sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitarnya,
khususnya keluarga dekat ( Joyce, 1999).
Pestonjee (1992) menyatakan bahwa para pecandu alkohol sering tidak
kuasa menghadapi efek ketergantungan dari alkohol dan mereka merasa
kesulitan untuk berhenti mengkonsumsi alkohol. Hal ini menjadi masalah bagi
mereka, karena efek ketergantungan terhadap alkohol tersebut sangat
menganggu aktivitas sehari-hari. Tidak jarang pecandu alkohol merasa
tertekan, mengalami konflik internal maupun eksternal, bahkan menjadi
frustasi akibat dari ketergantungan terhadap alkohol. Para pecandu
mempunyai harapan untuk dapat mengendalikan emosi yang bergejolak dalam
dirinya ketika menghadapi ketergantungannya terhadap alkohol. Keadaan
tersebut akan membuat seseorang melakukan berbagai usaha untuk
menguasai, meredakan, atau menghilangkan berbagai tekanan yang
dialaminya. Individu yang menghadapi masalah akan berusaha untuk
merespon agar dampak yang ditimbulkan berkurang atau hilang. Tingkah laku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
atau usaha individu untuk menghadapi masalah merupakan respon yang
spesifik terhadap situasi yang penuh tekanan. Menurut Parry (1992) berbagai
usaha yang dilakukan tersebut dikenal dengan strategi mengatasi masalah.
Mengenai proses kesembuhan dari ketergantungan alkohol, para ahli
percaya bahwa perkembangan yang dicapai dalam proses penyembuhan
ketergantungan biasanya lambat sampai peminum itu sendiri benar-benar
mengambil keputusan untuk berhenti minum. Terkadang keluarganya
mengambil keputusan untuk tidak lagi melindungi peminum itu sampai orang
itu sendiri melihat akibat-akibat yang parah dari tingkah lakunya. Perubahan
tidak pernah benar-benar terjadi sebelum peminum membentur garis yang
terbawah, mengalami akibat yang begitu menyedihkan dari perbuatannya, dan
mengakui bahwa dirinya tak dapat dikendalikan lagi. Apabila seseorang telah
memutuskan untuk benar-benar tidak mengkonsumsi alkohol maka orang
tersebut disebut mantan pecandu alkohol (Garry, 2000 ).
Mantan pecandu alkohol adalah orang yang merasakan alkohol
sebagai masalah besar dalam hidupnya. Setelah mengakui begitu, mereka
memutuskan untuk bertindak. Mereka, dengan bukti hidup diri mereka
sendiri, membuat keputusan bahwa alkohol adalah racun, dan secara jujur
berusaha membentuk gaya hidup bermutu tanpa alkohol dalam bentuk
apapun. Mereka menjalankan hidup bersih dari alkohol
(Joyce,1999).
Apabila individu menghadapi suatu tekanan atau stres, maka akan
terjadi suatu proses penyesuaian terhadap situasi tersebut yang lazim disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
sebagai coping mechanism atau strategi mengatasi masalah, yang mana
individu dalam menghadapi tekanan-tekanan atau stress akan memberikan
reaksi yang berbeda dalam menghadapinya.
Lazarus (dalam Stone & Neale, 1984) mengemukakan pendapat bahwa
strategi coping adalah tingkah laku yang mengarah pada pemecahan masalah
untuk membebaskan diri dari bahaya yang nyata atau tidak nyata. Tingkah
laku tersebut melibatkan pikiran yang secara sadar digunakan untuk mengatasi
dan mengontrol perasaan dan pengalaman seseorang yang ditimbulkan oleh
situasi yang menekan.
Permasalahan yang sering dihadapi para mantan pecandu alkohol
adalah jika mereka mengalami stres atau tekanan maka ada keinginan untuk
lari ke alkohol. Menurut Heriadyi Willy (2005) salah satu problema terberat
bagi mantan pecandu adalah mendapatkan kepercayaan dari orang lain,
sehingga mereka merasa diasingkan. Sering ketika seorang pecandu yang
telah berhenti, kemudian tidak dipercayai, maka ia merasa tidak kuat dan
akhirnya kembali lagi menggunakan alkohol. Dari latar belakang di atas,
peneliti tertarik untuk melihat lebih jauh lagi bagaimana strategi coping para
mantan pecandu alkohol dalam menghadapi masalah.
Strategi coping yang digunakan berfungsi untuk mengurangi masalah
dengan mempelajari cara-cara keterampilan yang baru. Penggunaan strategi
tersebut lebih memiliki kecenderungan untuk individu yang mengalami stress
dan mengalami keyakinan dapat mengubah situasi. Fungsi strategi coping
yang lain adalah mengatur respon emosional terhadap stress. Pengaturan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dilakukan melalui perilaku individu seperti penggunaan alkohol, bagaimana
meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan melalui strategi kognitif.
Individu bila dihadapkan dengan kondisi ketidakmampuan untuk mengubah
kondisi yang penuh dengan stress maka individu yang bersangkutan akan
cenderung untuk mengakui emosinya.
Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa. Secara sosiologis
mahasiswa merupakan kelas lanjutan dari kelompok masyarakat yang
merupakan generasi penerus bangsa. Disamping sarat dengan prestise dan
kebanggan, mahasiswa juga penuh dengan beban moral dan tanggung jawab
sosial (Bactiar, 2002 : 16). Adanya beban moral dan tanggung jawab sosial
ini menjadikan tekanan psikologis bagi mahasiswa, yang merupakan sumber
stress.
Adanya berbagai permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa
menyebabkan beberapa mahasiswa lari ke alkohol untuk sekedar melupakan
permasalahan yang mereka hadapi. Menurut Heriadi Willy (2005 : 48), yang
merangkum opini yang dimuat di Kedaulatan Rakyat 2 September 2003, di
daerah Sleman banyak terjadi penyalahgunaan narkoba, banyak sekolah dan
kampus, banyak pelajar dan mahasiswa sehingga menjadi “pasar” peredaran
gelap dan penyalahgunaan alkohol. Selama ini yang menjadi sasaran para
pengedar dan bandar adalah pelajar dan mahasiswa. Jika hal ini tidak
mendapatkan perhatian serius maka dimungkinkan beberapa tahun kedepan
akan lahir ratusan bahkan ribuan peminum alkohol baru dari kalangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
mahasiswa, yang tentu saja akan membawa dampak dengan masa depan
bangsa ini (Murdoko, 2005).
Dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melihat lebih jauh
lagi bagaimana strategi coping para mantan pecandu alkohol dalam
menghadapi masalah.
B. Rumusan Masalah
Apa strategi coping yang digunakan mantan pecandu alkohol?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk
mengetahui strategi coping mantan pecandu minuman beralkohol dalam
menghadapi masalah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan wawasan bagi
perkembangan ilmu psikologi klinis, khususnya mengenai strategi coping
pecandu alkohol dalam menghadapi masalah.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai
adanya strategi dalam menyelesaikan masalah bagi pecandu alkohol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Minuman Beralkohol
1. Pengertian Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol mengandung zat ethanol. Warna dan rasanya
bermacam-macam tergantung bahan-bahan yang digunakan untuk
membuatnya. Beragam jenis minuman beralkohol: bir, anggur, brandy, arak,
whisky, berem, tuak, dan lain-lain (Joyce,1999).
Hawari (2003) menyatakan minuman beralkohol adalah jenis
minuman keras yang mengandung alkohol dan termasuk zat adiktif. Minuman
beralkohol (miras) menurut Ferko (1990) adalah obat tertua yang digunakan
oleh manusia dimasa lalu untuk pengobatan dan untuk kepentingan sosial,
namun minuman keras biasanya digunakan sebagai obat-obatan yang
disalahgunakan karena pemberian minuman keras secara berulang-ulang
selama periode tertentu akan berakibat terjadinya toleransi dan
ketergantungan fisik terhadap minuman keras meningkat.
Dollery (1991) menyatakan bahwa minuman keras dalam pengertian
umum adalah etanol, etil alkohol atau hidroksi etana, terdapat didalam
sejumlah minuman dan sediaan obat; alkohol adalah cairan tidak berwarna
dengan bau harum, rasanya pahit dan membakar; alkohol diperoleh melalui
fermentasi pati atau gula pada minuman keras, sedang alkohol untuk industri
dan pengobatan diperoleh melalui sintesis dari etilen dan asam sulfat atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
hidroksi etilen pada temperatur tinggi, membentuk azeotrop dengan air selama
proses destilasi,sehingga konsentrasi maksimal alkohol yang terdestilasi
adalah 94,9%.
2. Jenis-Jenis Minuman Beralkohol :
Menurut Permenkes RI no.86/Men.Kes/IV/97 minuman keras adalah
semua jenis minuman beralkohol, tetapi bukan obat, yang meliputi : minuman
keras golongan A, golongan B dan golongan C.
a. Golongan A adalah minuman keras dengan kadar etanol (C1H5OH) dari
1–5 persen, yang antara lain : Bintang Baru Bir, Champindo Anggur Buas,
San Miquel, Jinro (Korean Gingseng Wine), Tigerlarger Beer, Anker Bir,
Bali Hai Bir, dan Baby Breem.
b. Golongan B adalah minuman keras etanol 5-20 persen, yang antara lain :
Anggur Malaga, Anggur Kolesom cap 39, Whisky, Anggur Beras Kencur,
Mc.Donald (arak kolesom), dan Anggur Orang Tua.
c. Golongan C adalah minuman keras dengan kadar etanol lebih dari 20
persen hingga 55 persen, yang antara lain meliputi : Kuda Mas Brendi,
Mansion House, Mc. Donald Brandy, Orang Tua Arak, dan Kuda Pacu
Ronodikoro dan Prakosa (1992) menyatakan bahwa pemakaian zat-zat
berbahaya ini telah mempunyai sejarah yang panjang; Anggur, bir dan liqua
telah mulai dikonsumsi oleh manusia sejak tahun 8000 sebelum masehi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. Efek Minuman Beralkohol
Menurut Joyce (1999) Efek minuman beralkohol adalah sebagai
berikut :
a. Mengkonsumsi minunam beralkohol secara terus menerus dalam jangka
panjang dapat merusak sistem di tubuh.
b. Alkohol akan merusak fungsi otak dan sistem saraf secara permanen.
Hati merupakan organ yang berfungsi memecahkan dan mengeluarkan
alkohol dari darah. Organ vital ini akan mengalami radang hati (hepatitis),
sirosis dan kanker hati.
c. Konsumsi alkohol secara terus menerus dapat menyebabkan penyakit
jantung, tekanan darah tinggi, gagal jantung dan stroke.
d. Jumlah alkohol yang berlebihan akan mengiritasi lambung sehingga
timbul gastritis.
e. Alkohol mengandung efek diuretik (meningkatkan jumlah urin), sehingga
jika berlebihan akan menimbulkan kerusakan ginjal.
f. Alkohol dapat meningkatkan gairah seksual, namun, bila berlebihan malah
dapat menimbulkan impotensi.
4. Pecandu Alkohol
Bila seseorang mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol,
zat tersebut diserap oleh lambung, masuk ke aliran darah dan tersebar ke
seluruh jaringan tubuh, yang mengakibatkan terganggunya semua sistem yang
ada di dalam tubuh. Akibat alkohol tergantung pada berbagai faktor, antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
lain berat tubuh, usia, gender, dan sudah tentu frekuensi dan jumlah alkohol
yang dikonsumsi. (Joyce,1999)
Sebenarnya, hampir setiap orang dapat menjadi orang yang hidupnya
bergantung kepada obat-obatan, khususnya alkohol. Kecanduan biasanya
terjadi jikalau orang yang bersangkutan terus-menerus membiasakan minum-
minuman keras dalam takaran yang tinggi (Garry, 2000 : 177).
Alkoholisme adalah penyakit menahun yang ditandai dengan
kecenderungan untuk meminum lebih daripada yang direncanakan, kegagalan
usaha untuk menghentikan minum minuman keras dan terus meminum
minuman keras walaupun dengan konsekuensi sosial dan pekerjaan yang
merugikan Semua orang dari semua kelompok umur bisa terkena. Makin
banyak anak-anak dan orang dewasa memiliki masalah alkohol dengan
konsekuensi yang mengerikan. Alkoholisme biasanya mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk bersosialisasi dan untuk bekerja dan
menyebabkan banyak kerusakan perilaku lain ( Garry,2000).
Kalau seseorang membiasakan diri dengan minum-minuman keras,
dengan sendirinya tubuh menjadi terbiasa dengan rangsangan-rangsangan
alkohol tersebut. Untuk mencapai perasaan puas seringkali dosis minuman
keras itu harus ditambah, sampai suatu saat tubuh menjadi begitu bergantung
kepada minuman keras tersebut supaya dapat memberi reaksi yang
menyenangkan perasaan. Kemudian, si peminum itu menjadi kecanduan
secara jasmani ataupun kimiawi, sehingga sulit sekali untuk dapat diubah
kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
5. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Seseorang Menjadi Pecandu
Minuman Beralkohol
Penyebab seseorang menjadi pecandu alkohol belum diketahui secara
pasti, namun penggunaan alkohol bukan satu satunya faktor penyebab. Dari
orang-orang yang meminum alkohol, sekitar 10% menjadi pecandu.
Pengkonsumsi alkohol memiliki angka kejadian yang lebih tinggi
dibandingkan pecandu zat lainnya. Hal ini dikarenakan minuman keras sangat
mudah didapatkan dan mempunyai sifat adiktif (Putu.B,2002).
Alkoholisme lebih sering diderita para anak-anak pecandu dari pada
anak-anak yang diadopsi, yang memperlihatkan bahwa alkoholisme
melibatkan kelainan genetik atau biokimia. Beberapa penelitian
memperlihatkan bahwa orang yang beresiko menjadi alkoholik tidak mudah
mengalami keracunan, karena itu otak mereka kurang sensitif terhadap efek
yang ditimbulkan oleh alkohol. Selain kemungkinan kelainan genetik, latar
belakang dan kepribadian tertentu dapat menjadi faktor pendukung seseorang
menjadi pecandu. Pecandu sering berasal dari keluarga yang pecah dan dari
mereka yang hubungan dengan orang tuanya kurang harmonis. Pecandu
alkohol cenderung merasa terisolasi, sendiri, malu, depresi atau bermusuhan.
Mereka biasa memamerkan perilaku perusakan diri, dan mungkin secara
seksual tidak dewasa. Meskipun demikian, penyalahgunaan dan
ketergantungan alkohol sangat umum sehingga mudah dikenali di antara
orang-orang dengan berbagai kepribadian (Joyce,1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Menurut WHO (1996) faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA pada
remaja ada beberapa, antara lain sebagai berikut :
a. Faktor Individu/Perorangan
1) Adanya kepercayaan bahwa obat dapat mengatasi semua persoalan.
2) Harapan untuk dapat memperoleh kenikmatan dari efek obat yang ada.
3) Untuk dapat menghilangkan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang
didirasakan.
4) Bagi generasi muda adanya tekanan kelompok sebaya untuk dapat
diterima/diakui dalam kelompoknya.
5) Sebagai pernyataan tidak puas terhadap sistem atau nilai sosial yang
berlaku.
6) Sebagai pernyataan sudah dewasa atau ikut zaman (mode).
7) Ingin coba-coba.
8) Kurang pengawasan dari orangtua.
b. Faktor lingkungan
1) Tempat tinggal berada di lingkungan peredaran atau pemakaian
narkotika, psikotropika atau zat Adiktif lainnya.
2) Bersekolah di tempat atau di lingkungan yang rawan terhadap obat
yang sering digunakan.
3) Bergaul dengan para pengedar dan para pemakai.
Siswanto (1993) menambahkan lagi dua faktor yang saling berkaitan
yang menyebabkan seseorang menyalahgunakan NAPZA yaitu : a) faktor
kemudahan mendapatkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b) faktor khasiat narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya, di mana orang
menyalahgunakan NAPZA tentu mengharap suatu khasiat dari zat tersebut.
6. Mantan Pecandu Alkohol
Mantan pecandu alkohol adalah orang yang merasakan alkohol
sebagai masalah besar dalam hidupnya. Setelah mengakui begitu, mereka
memutuskan untuk bertindak. Mereka, dengan bukti hidup diri mereka
sendiri, membuat keputusan bahwa alkohol adalah racun, dan secara jujur
berusaha membentuk gaya hidup bermutu tanpa alkohol dalam bentuk
apapun, mereka menjalankan hidup bersih dari alkohol (Joyce,1999).
Mengacu pada Mediacastore tersebut, mantan pecandu alkohol adalah
seseorang yang pernah mengalami kecanduan alkohol (dalam kehidupannya
sehari-hari tidak bisa melepaskan diri dari alkohol), kemudian karena adanya
suatu sebab sehingga dalam kehidupannya sehari-hari bisa lepas dari alkohol.
Dengan demikian, mantan pecandu alkohol adalah seseorang yang penah
kecanduan, namun sekarang sudah tidak lagi mengkonsumsi alkohol.
7. Organisasi-Organisasi yang Peduli Terhadap Alkohol
Saat ini banyak sekali LSM yang bergerak di bidang narkoba, mulai
dari LSM yang didirikan oleh organisasi-organisasi keagamaan sampai LSM
yang berasal dari masyarakat umum. Bidang kegiatan LSM pun bermacam-
macam, mulai dari yang mengadakan konseling, rehabilitasi pecandu,
pembinaan mantan pecandu, dan sebagainya. Selain LSM yang berasal dari
orang-orang yang belum pernah terlibat dalam penggunaan narkoba namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
peduli terhadap korban narkoba, ada juga organisasi yang berasal dari mantan
pecandu sendiri.
Setelah bisa terlepas dari pengaruh alkohol, ada beberapa orang
mantan pecandu yang mengorganisasikan diri dan peduli terhadap pecandu
alkohol yang lain agar bisa lepas dari alkohol. Organisasi mantan pecandu
alkohol yang telah sadar dan peduli terhadap para mantan pecandu yang lain
adalah Alcoholics Anonymous. Menurut Gordon (1999) Alcoholics
Anonymous (Pecandu Alkohol Anonim) yang dikenal sebagai AA, dibentuk
pada tahun 1937, dengan pesat berkembang. AA dijalankan oleh orang yang
merasakan alkohol sebagai masalah besar dalam hidupnya. Setelah mengakui
begitu, mereka memutuskan untuk bertindak. Mereka, dengan bukti hidup diri
mereka sendiri, membuat keputusan bahwa alkohol adalah racun, dan secara
jujur berusaha membentuk gaya hidup bermutu tanpa alkohol dalam bentuk
apapun. Setelah menjalankan hidup bersih dari alkohol melalui program bantu
diri gratis ini, mereka berusaha membantu orang lain yang masih berjuang
melawan ketergantungannya terhadap alkohol.
AA kini memiliki ribuan anggota (pria dan wanita) di berbagai penjuru
dunia. Dua pertiga dari anggota AA telah membentuk landasan tetap gaya
hidup tanpa alkohol, dan lebih dari separo anggota tidak pernah minum lagi,
meski banyak orang mengatakan pecandu alkohol tidak akan pernah sembuh.
Dari program AA telah meluncur program lain seperti Narcotics Anonymous
(NA--Pecandu Narkotik Anonim), Coke Anonymous (untuk pecandu kokain),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Ala-Teen (untuk pecandu alkohol remaja), program untuk keluarga
pecandu...dan ratusan program lainnya (Gordon,1999)
B. Stress dan Coping
1. Stress
a. Pengertian Stress
Menurut Cranwell-Ward (1990) stress dapat diartikan sebagai
reaksi fisiologis dan psikologis yang terjadi jika seseorang merasakan
tidak seimbang antara tuntutan yang dihadapi dengan kemampuan untuk
mengatasinya. Sarafino (1990) mengemukakan bahwa stress adalah suatu
kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu dengan hubungan
lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan
yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber yang akan mempengaruhi
sistem biologis, psikologis, dan sosial dari seseorang. Atkinson (1990)
mengatakan bahwa stress adalah suatu kondisi yang terjadi apabila
individu dihadapkan dengan kejadian yang mereka rasakan sebagai
ancaman terhadap kesejahteraan fisik maupun ketidakpastian akan
kemampuan untuk menghadapi kejadian tersebut.
b. Sumber Stress
Sarafino (1990) mengungkapkan bahwa sumber stress terdiri atas:
1) Sumber stress dalam keluarga yaitu sumber stress yang berasal dari
keluarga, menyangkut berbagai aktivitas kehidupan yang terjadi dalam
sebuah keluarga, sumber stress yang muncul bisa diakibatkan oleh
adanya interaksi di antara anggota keluarga yang bisa menimbulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
perselisihan, contoh sumber stress yang berasal dari keluarga misalnya
kelahiran anggota keluarga baru, masalah keuangan, adanya perbedaan
tujuan dari masing-masing anggota keluarga, kematian pasangan hidup
dan anggota keluarga yang lain.
2) Sumber stress dari lingkungan yaitu lingkungan sebagai sumber stress
di dalamnya mencakup atas interaksi yang terjadi di antara individu-
individu dalam lingkungan, lingkungan sebagai sumber stress sangat
tergantung dari tingkatan perkembangan individu yang bersangkutan,
bagi anak lingkungan sekolah atau bermain bisa merupakan sumber
stress, lingkungan sekolah sebagai sumber stress dapat berupa hal-hal
berkaitan dengan tugas-tugas sekolah, hubungan dengan guru serta
tentang aktivitas yang secara rutin diterapkan di sekolah.
Menurut Sarafino (1990) sumber stress berasal dari :
1) Lingkungan teman (teman sekolah, teman bermain, teman sekerja,
teman senasib).
2) Lingkungan masyarakat di mana individu dipengaruhi oleh aktivitas
sehari-hari yang berada disekitarnya.
3) Lingkungan keluarga di mana individu sangat dipengaruhi oleh orang
tua dan sanak keluarganya. Stress lingkungan keluarga bersumber dari
interaksi di antara para anggota keluarga seperti perselisihan, perasaan
acuh tak acuh, beda tujuan, beda keinginan, tinggal di lingkungan yang
terlalu sesak, kehadiran anggota keluarga baru, kematian keluarga
yang disayangi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stress
Menurut Hardjana (1994) faktor-faktor yang mempengaruhi stress
ada dua yaitu :
1) Faktor pribadi meliputi unsur intelektual, motivasi dan kepribadian.
Unsur intelektual berkaitan dengan sistem berpikir, sedangkan
motivasi dalam hal cita-cita hidup dan kepribadian menyangkut harga
diri.
2) Faktor situasi yaitu bila peristiwa, keadaan mengandung tuntutan
berat, mendesak dan berhubungan dengan perubahan hidup,
lingkungan atau situasi, orang yang berada di daerah asing (lebih
mudah mengalami stress), dan semua keadaan perubahan (baik pada
fisik, mental maupun sosial individu).
Soewadi (1996) menyatakan bahwa orang dengan kelelahan fisik
yang sangat, mudah mengalami stress dan juga orang yang berkepribadian
tipe A lebih mudah mengalami gangguan akibat adanya stress dari pada
orang yang berkepribadian tipe B, umur yang lebih muda akan lebih
mudah pula menderita stress dari pada orang tua.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor
yang mempengaruhi stress adalah: (1) faktor pribadi yang mencakup
intelektual, motivasi, kepribadian, (2) faktor situasi yaitu keadaan
mengandung tuntutan berat, mendesak dan berhubungan dengan
perubahan hidup; lingkungan atau situasi yaitu berada di daerah asing, dan
semua keadaan perubahan baik pada fisik, mental maupun sosial individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Selain kedua faktor di atas faktor kelelahan fisik yang sangat, kepribadian
tipe A, umur muda akan lebih mudah mengalami stress.
d. Pendekatan-Pendekatan Stress
Ada tiga model pendekatan untuk menganalisis stress sebagai
suatu konsep yaitu (Smet, 1994):
1) Stress sebagai suatu stimulus, pada dasarnya lebih memfokuskan pada
aspek lingkungan, di mana stress itu sendiri dipandang sebagai
stimulus atau variabel bebas. Stress sebagai suatu stimulus disebabkan
oleh kondisi lingkungan yang menekan. seperti lingkungan kerja yang
tidak mengenakan, penempatan yang padat atau kondisi lingkungan
yang bising dan sebagainya. Stress yang muncul sebagai akibat
tekanan dari lingkungan seringkali dialami oleh masyarakat umum.
Sumber-sumber masalah potensial yang terdapat pada lingkungan
walaupun proporsionalnya tidak dominan, kadangkala dapat
mengakibatkan ketidakseimbangan pada individu yang berada dalam
lingkungan tersebut. Ketidakseimbangan ini sering kali sangat sulit
untuk dilihat karena berada pada batas antara coping dengan
keseluruhan perilaku coping yang muncul pada individu yang
mengalami stress.
2) Stress sebagai suatu respon, pendekatan stress sebagai suatu respon
lebih memfokuskan pada reaksi seseorang terhadap stress, di mana
stress dipandang sebagai suatu respon atau variabel terikat. Stress
suatu respon akan muncul dalam dua bentuk yaitu: stress yang berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
respon-respon psikologis dan fisiologis. Secara psikologis respon
stress yang muncul dapat berupa perilaku, pola pikir, emosi, perasaan
stress. Wujud respon fisiologis dapat berupa jantung berdebar-debar,
perut mules, badan berkeringat dan sebagainya, respon psikologis ini
dinamakan dengan ketegangan.
3) Stress sebagai interaksi antara individu dengan lingkungan,
memfokuskan pada masalah dan strain (ketegangan), yang
menitikberatkan pada aspek interaksi yang terjadi antara individu
dengan lingkungannya. Stress tidak hanya dipandang sebagai masalah
atau respon saja, tetapi juga adanya pengaruh yang berupaya untuk
mempengaruhi masalah baik melalui strategi perilaku, kognitif dan
emosional. Stress yang terjadi menurut pandangan pendekatan ini
adalah merupakan suatu proses yang melibatkan individu yang berada
dalam lingkungan tertentu. Reaksi stress dalam pendekatan ini dapat
muncul walaupun masalahnya sejenis, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa tumbuhnya kesadaran terhadap stress merupakan
proses yang kompleks dan dinamis.
e. Gejala Stress
Gejala stress ini dapat terlihat melalui reaksi terhadap stress dan
berdasarkan pengamatan seperti yang diungkapkan para pakar berikut ini :
Menurut Mahfud (1999) bahwa gejala stress ditemukan dalam segala segi
baik fisik, emosi, intelektual maupun interpersonal. Gejala stress berbeda-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
beda pada setiap orang karena stress sifatnya sangat subyektif dan
merupakan pengalaman pribadi, namun setidak-tidaknya dapat ditemukan
gejala-gejala tertentu yang menunjukkan bahwa seseorang mengalami
stress.
1) Gejala fisikal dapat dilihat pada orang yang terkena stress antara lain
adalah sakit kepala, pusing, pening, tidak tidur teratur, susah tidur,
bangun terlalu awal, sakit punggung, susah buang air besar, sembelit,
gatal-gatal pada kulit, tegang, pencernaan terganggu, tekanan darah
naik atau serangan jantung, keringat berlebihan, selera makan berubah,
lelah atau kehilangan daya energi, kesalahan atau kekeliruan dalam
kerja, gugup, mudah luka, gangguan pernafasan, migrain, dan
ketegangan otot.
2) Gejala emosional antara lain sedih, depresi, mudah menangis,hati
merana, mudah marah, dan panas, gelisah, cemas, rasa harga diri
menurun, merasa tidak aman, terlalu peka, mudah tersinggung, marah-
marah, mudah menyerang, bermusuhan dengan orang lain, tegang,
bingung, meredam perasaan, komunikasi tidak efektif, mengur ung
diri, mengasingkan diri, kebosanan, ketidakpuasan kerja, lemah
mental, kehilangan spontanitas dan kreativitas, serta kehilangan
semangat hidup.
3) Gejala intelektual antara lain sulit berkonsentrasi, sulit membuat
keputusan, mudah lupa, pikiran kacau, daya ingat melemah, melamun
secara berlebihan, kehilangan rasa humor yang sehat, produktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
atau prestasi menurun dan dalam bekerja banyak melakukan
kesalahan.
4) Gejala hubungan antar personal yaitu kehilangan kepercayaan kepada
orang lain, mudah mempersalahkan orang lain, mudah membatalkan
janji atau tidak memenuhi janji, suka mencari kesalahan orang lain
atau menyerang orang lain, terlalu membentengi atau mempertahankan
diri, meningkatnya penggunaan psikotropika dan minuman keras,
sabotase, meningkatnya agresitas dan kriminalitas, dan usaha bunuh
diri.
2. Coping
a. Pengertian Coping
Manusia dalam rentang perkembangannya akan dihadapkan
dengan berbagai hambatan yang bisa dikategorikan sebagai suatu tahapan
krisis (Smet, 1994). Kondisi fisik suatu lingkungan mempunyai andil
cukup besar dalam memunculkan masalah pada individu, sehingga reaksi
individu dalam menghadapi kondisi lingkungan yang penuh masalah
berupaya untuk menyeimbangkan dirinya dengan lingkungannya (Smet,
1994). Reaksi ini akan diikuti dengan berbagai tindakan sebagai upaya
untuk mengatasi dan mencari pemecahan masalah sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
individu agar tercipta keseimbangan ini disebut coping yang pada
hakekatnya merupakan hubungan yang terjadi antar individu dengan
lingkungan dan prosesnya bersifat dinamis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Smet juga menggambarkan coping sebagai suatu proses individu
untuk mengatur jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan, baik yang berasal
dari individu maupun daya yang digunakan individu dalam menghadapi
masalah, disamping itu ia mengemukakan bahwa coping dipandang sebagai
suatu proses akan didahului oleh peristiwa yang penuh dengan masalah
yang dihadapi oleh individu. Penafsiran dan penilaian terhadap masalah
selanjutnya akan diikuti oleh respon coping dan strateginya yaitu faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi dalam pembentukan coping dan
strateginya. Proses selanjutnya adalah tahapan mengurangi bahaya,
toleransi dan penyesuaian terhadap peristiwa-peristiwa negatif sebagai
realisasi dari fungsi tugas coping. Tahapan selanjutnya dari proses coping
adalah hasil akhir coping yang diwujudkan dalam bentuk perilaku.
Pengertian Coping menurut Baron & Byrne (1991) adalah respon
individu untuk mengatasi masalah, respon tersebut sesuai dengan apa yang
dirasakan dan dipikirkan untuk mengontrol, mentolerir dan mengurangi
efek negatif dari situasi yang dihadapi, sedangkan Taylor (1991)
mengemukakan bahwa coping terdiri dari usaha-usaha yang berorientasi
kepada tindakan atau perilaku maupun pikiran untuk mengatasi berbagai
permasalahan.
Apabila individu menghadapi suatu tekanan atau stres, maka akan
terjadi suatu proses penyesuaian terhadap situasi tersebut yang lazim
disebut sebagai coping mechanism atau strategi mengatasi masalah, yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
mana individu dalam menghadapi tekanan-tekanan atau stress akan
memberikan reaksi yang berbeda dalam menghadapinya.
Flokman & Lazarus (dalam Smet, 1994) secara umum
membedakan bentuk dan fungsi coping dalam dua klasifikasi yaitu :
1) Problem Focused Coping (PFC) adalah merupakan bentuk coping
yang lebih diarahkan kepada upaya untuk mengurangi masalah, artinya
coping yang muncul terfokus pada masalah individu yang akan
mengatasi stress dengan mempelajari cara-cara keterampilan yang
baru. Penggunaan strategi PFC lebih memiliki kecenderungan untuk
individu yang mengalami stress dan mengalami keyakinan dapat
mengubah situasi.
2) Emotion Focused Coping (EFC) merupakan bentuk coping yang
diarahkan untuk mengatur respon emosional terhadap stress.
Pengaturan ini dilakukan melalui perilaku individu seperti penggunaan
alkohol, bagaimana meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan
melalui strategi kognitif. Individu bila dihadapkan dengan kondisi
ketidakmampuan untuk mengubah kondisi yang penuh dengan stress
maka individu yang bersangkutan akan cenderung untuk mengakui
emosinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Aldwin&Revenson (1987) mengemukakan pengklasifikasian
bentuk coping sebagai berikut :
1) Perilaku coping yang berorientasi pada masalah (PFC):
a) Kehati-hatian (cautiouness). Pengertian dari kehati-hatian adalah
ketika individu mengalami masalah, maka individu memikirkan
dan mempertimbangkan secara matang beberapa alternatif
pemecahan masalah yang mungkin dilakukan, meminta pendapat
dan pandangan dari orang lain tentang masalah yang dihadapi,
bersikap hati-hati sebelum memutuskan sesuatu dan mengevaluasi
strategi yang pernah dilakukan.
b) Tindakan instrumental (instrumental action). Individu mengambil
tindakan yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah secara
langsung serta menyusun rencana serta langkah apapun yang
diperlukan. Meliputi usaha-usaha langsung individu menemukan
solusi masalahnya, misal dengan menyusun suatu rencana dan
kemudian melaksanakan langkah-langkah yang telah direncanakan
itu.
c) Negosiasi (Negotiation). Individu melakukan usaha-usaha yang
ditujukan kepada orang lain yang terlibat atau yang menjadi
penyebab masalah yang sedang dihadapinya untuk ikut serta
memikirkan atau menyelesaikan masalah. Negosiasi merupakan
salah satu taktik yang diarahkan langsung pada orang lain yang
menjadi penyebab masalah. Individu mencoba mengadakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kompromi/mengubah pikiran orang lain demi mendapatkan hal
yang positif dari situasi problematik tersebut.
Carver & Scheier (1989) mengemukakan bentuk-bentuk PFC
sebagai berikut:
a) Menghadapi masalah secara aktif (active coping), merupakan
proses pengambilan langkah langkah aktif untuk mencoba
menghilangkan / menghindari tekanan dengan memulai tindakan
langsung pada pangkal permasalahan, meningkatkan usaha, dan
menghadapi masalah dengan cara-cara yang bijaksana.
b) Perencanaan (planning), adalah memikirkan bagaimana mengatasi
tekanan. Perencanaan melibatkan strategi-strategi tindakan,
memikirkan tindakan yang diambil dan menentukan cara
penanganan terbaik untuk memecahkan masalah.
c) Fokus pada satu bidang, mengurangi aktifitas yang lain
(Suppresion of competing). Individu dapat menahan diri untuk
tidak terlibat dalam aktivitas -aktivitas kompetetif atau menahan
alur informasi yang bersifat kompetetitif agar bisa berkonsentrasi
penuh pada satu tantangan/ancaman yang dihadapi.
d) Pengendalian diri (restraint coping), merupakan suatu respon yang
bersifat menahan diri yang dianggap bermanfaat dan diperlukan
untuk mengatasi tekanan.
e) Mencari dukungan sosial karena alasan instrumental (seeking
social support for instrumental reasons), adalah upaya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
mencari dukungan sosial, berupa bantuan langsung maupun
informatif seperti mencari nasihat, informasi, dan bimbingan.
2) Perilaku coping yang berorientasi pada emosi (EFC)
Aldwin&Revenson (1987) mengemukakan pengklasifikasian
bentuk EFC sebagai berikut :
a) Pelarian diri dari masalah (Escapism). Individu berusaha
menghindari masalah dengan makan, tidur, merokok berlebihan,
atau mengandaikan dirinya berada pada situasi lain yang
menyenangkan.
b) Pengurangan beban masalah (Minimization), meliputi usaha yang
disadari untuk tidak memikirkan masalah/bersikap seolah-olah
tidak ada sesuatu yang terjadi.
c) Menyalahkan diri (self blame), merupakan bentuk coping yang
lebih diarahkan kedalam daripada berusaha untuk keluar dari
masalah. Misal : individu menyesali apa yang pernah terjadi.
d) Pencarian makna (seeking meaning), merupakan usaha pencarian
makna kegagalan yang dialami dan mencoba untuk menemukan
jawaban dari masalah dengan melihat segi-segi penting dalam
kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Carver & Scheier (1989) aspek yang termasuk dalam EFC
adalah sebagai berikut:
a) Reinterpretasi dan perkembangan yang positif (positive
reinterpretation and growth), yaitu mengatur emosi yang
berkaitan dengan distress, bukan menghadapi stressor itu sendiri.
b) Mencari dukungan sosial karena alasan emosional (seeking social
support for emotional reasons), merupakan upaya untuk mencari
dukungan sosial seperti, mendapat dukungan moral,
simpati/pengertian.
c) Penerimaan (acceptance), yaitu individu menerima kenyataan
akan situasi yang penuh stres, menerima bahwa kenyataan tersebut
pasti terjadi. Penerimaan dapat memiliki dua makna, yaitu sebagai
sikap menerima tekanan sebagai suatu kenyataan dan sikap
menerima karena belum adanya strategi menghadapi masalah
secara aktif yang dapat dilakukan.
d) Mengalihkan pada agama (turning to religion), merupakan upaya
yang dilakukan individu untuk kembali pada agama, ketika berada
pada tekanan untuk berbagai macam alasan: agama dapat berperan
sebagai sumber dukungan moral.
e) Pelepasan emosi (focus on and venting emotion), merupakan
upaya yang dilakukan individu dengan cara mengekspresikan
perasaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
f) Penolakan (denial), yaitu menolak untuk percaya bahwa suatu
stressor itu ada, atau mencoba bertindak seolah-olah stressor
tersebut tidak nyata.
g) Tindakan pelarian (behavioral disengagement), adalah
kecenderungan untuk menurunkan upaya dalam mengatasi
tekanan, bahkan menyerah/menghentikan upaya untuk mencapai
tujuan. Penyimpangan perilaku disebut juga ketidakberdayaan
(helplessness). Paling banyak terjadi pada saat individu tidak
mengharapkan hasil yang tidak terlalu baik.
h) Pelarian secara mental (mental disengagement), Merupakan
variasi dari tindakan pelarian, terjadi ketika kondisi pada saat itu
menghambat munculnya tindakan pelarian. Strategi yang
menggambarkan pelarian secara mental ini adalah melakukan
tindakan tindakan alternatif untuk melupakan masalah, melamun,
melarikan diri dengan tidur, membenamkan diri nonton televisi.
i) Penyimpangan dalam penggunaan alkohol (alcohol-drug
disengagement), merupakan upaya yang dilakukan seseorang
untuk menghilangkan tekanan melalui pemakaian obat- obatan/
minum-minuman keras.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Coping
Perilaku coping dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal antara lain jenis kelamin, sedangkan eksternal antara lain dukungan
sosial (dalam Yesamine, 2000). Dilihat dari faktor internal, hasil penelitian
Pearlin dan Scooler (dalam Sadiyati, 1995) menyimpulkan bahwa perbedaan
sifat, minat dan orientasi antara laki-laki dan perempuan dalam membawakan
peran jenisnya mempengarhhuhi strategi coping yang digunakan dalam
menghadapi masalah. Laki-laki cenderung mengarahkan usaha untuk
menghadapi dan mengatasi masalah secara langsung (PFC), sedangkan
perempuan lebih tertuju pada usaha untuk mengurangi atau menghilangkan
tekanan emosi yang dirasakan dan untuk mempertahankan keseimbangan
afeksinya (EFC).
Baron dan Bayrne (1991) menyimpulkan dari beberapa penelitian
sebelumnya bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap coping individu.
Menurut Baron dan Bayrne, perbedaan sifat, minat dan orientasi seperti yang
diungkapkan Pearlin dan Scooler lebih dimungkinkan karena adanya
perbedaan isi problem yang direspon. Maksudnya adalah perbedaan sifat,
minat dan orientasi antara laki-laki dan perempuan disebabkan masalah yang
dihadapi laki-laki dan perempuan berbeda. Dengan demikian, perbedaan
strategi coping yang dilakukan seseorang tidak didasarkan pada jenis
kelaminnya namun didasarkan pada masalah-masalah yang dihadapi
seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tingkat pendidikan yang relatif cukup tinggi (SMA - S1) membuat
pengalaman bertambah sehingga mendukung pemilihan strategi mengatasi
masalah. Semakin baik tingkat pendidikannya, individu semakin cenderung
dapat menemukan strategi dalam menyelesaikan masalahnya. Sementara
individu yang tingkat pendidikannya kurang baik, maka individu tersebut
cenderung mengalami hambatan dalam menyelesaikan masalahnya (Baron &
Bayrne. 1991).
C. Mahasiswa
Mahasiswa dilihat dari aspek jalur pendidikan formal merupakan fase
terakhir bagi individu dalam mengikuti aktivitas dan proses pembelajaran.
Mahasiswa adalah lulusan SMU/sederajad SMU yang kuliah di kampus
perguruan tinggi. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1989) mahasiswa
adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, mahasiswa adalah siswa yang
maha. Menurut Direktorat Kemahasiswaan Ditjen Perguruan Tinggi dan
Departemen P dan K (dalam Sarwono dkk, 1979) mahasiswa didefinisikan
sebagai golongan pemuda (umur 18 – 30 tahun) yang secara resmi terdaftar
dalam salah satu perguruan tinggi dan aktif dalam perguruan tinggi yang
bersangkutan (Puspitasari, 2001 : 16). Oleh menteri P dan K, dalam
Mohammad Ali, Minan Sukarnan dan Cece Rakmat, 1984 (Puspitasari, 2001 :
16-17) mahasiswa adalah kelompok manusia penganalisa yang mempunyai
tanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan penalaran individual.
Secara sosiologis mahasiswa merupakan kelas lanjutan dari kelompok
masyarakat yang tersekolahkan dari alumni SMU, SMK, atau MA. Disamping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
sarat dengan prestise dan kebanggan, mahasiswa juga penuh dengan beban
moral dan tanggung jawab sosial (Bactiar, 2002 : 16). Adanya beban moral
dan tanggung jawab sosial ini menjadikan tekanan psikologis bagi mahasiswa,
yang merupakan sumber stress.
Adanya berbagai permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa
menyebabkan beberapa mahasiswa lari ke narkoba untuk sekedar melupakan
permasalahan yang mereka hadapi. Menurut Heriadi Willy (2005 : 48), yang
merangkum opini yang dimuat di Kedaulatan Rakyat 2 September 2003, di
daerah Sleman banyak terjadi penyalahgunaan narkoba, banyak sekolah dan
kampus, banyak pelajar dan mahasiswa sehingga menjadi “pasar” peredaran
gelap dan penyalahgunaan narkoba. Selama ini yang menjadi sasaran para
pengedar dan bandar adalah pelajar dan mahasiswa.
Winarto (2003) menyatakan perkembangan psikologis remaja sedang
dalam tahap pencarian identitas diri sehingga membuat mereka memiliki rasa
ingin tahu yang sangat besar dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan. Dapat
disimpulkan bahwa remaja adalah individu yang sedang berkembang dalam
fase transisi (peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa) dengan
rentang usia masa remaja untuk masyarakat Indonesia adalah usia 11 tahun
sampai dengan 24 tahun dan pada masa remaja ini terjadi kegoncangan
sehingga dapat menimbulkan munculnya penyesuaian negatif didalam diri
remaja tersebut (Monks dkk, 1988).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
D. Masalah-Masalah yang Dihadapi Mahasiswa Mantan Pecandu Alkohol
Mengacu pada pendapat Sarafino (1990), sumber stress mahasiswa
adalah (1) dari dalam keluarga, misalnya: masalah keuangan, konflik dengan
orang tua atau saudara, kematian anggota keluarga, dan sebagainya; (2) dari
lingkungan, misalnya berkaitan dengan tugas-tugas kampus, hubungan dengan
dosen, interaksi dengan teman mahasiswa, hubungan dengan pacar, dan
aktivitas-aktivitas yang diterapkan di kampus. Selain itu, jika mengacu
Soewadi (1996) yang menyatakan bahwa orang dengan kelelahan fisik yang
sangat dan umur yang lebih muda akan lebih mudah pula menderita stress,
maka mahasiswa termasuk seseorang yang rentan terhadap stress.
Masalah penting yang juga harus dihadapi seorang mantan pecandu
alkohol adalah cara mengatasi kekambuhan. Karakter pribadi penyalahguna
minuman beralkohol yang sangat rentan terhadap stresor dapat menjadi faktor
terjadinya kekambuhan (Purwanto, 2002)
E. Strategi Coping Mantan Pecandu Alkohol Dalam Menghadapi Masalah
Beberapa jenis kejadian oleh seseorang dapat dipersepsi sebagai
tekanan dibandingkan dengan yang lain. Berbagai macam kejadian yang
membuat seseorang diharuskan untuk mengupayakan suatu penyelesaian,
membuat perubahan, atau mempergunakan sumber daya yang ada, dapat
berpotensi menjadi stress (Purwanto, 2002)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Apabila individu menghadapi suatu tekanan atau stres, maka akan
terjadi suatu proses penyesuaian terhadap situasi tersebut yang lazim disebut
sebagai coping strategy atau strategi mengatasi masalah.
Gambar 1: Kerangka Konseptual Penelitian Strategi Coping Pecandu Alkohol Sampai Menjadi Mantan Pecandu Alkohol.
Secara garis besar, terdapat dua strategi coping yang dapat dilakukan
yaitu Problem-focused coping dan Emotion-focused coping. Ketika masih
menjadi pecandu alkohol, subjek didominasi oleh coping EFC. Hal ini
dikarenakan karakteristik dari EFC adalah menghindari sumber masalah dengan
tujuan untuk mengurangi atau menghindari perasaan atau emosi yang tidak
menyenangkan yang diakibatkan oleh sumber masalah yang dihadapi tersebut.
Salah satu bentuk dari EFC tersebut adalah penyimpangan dalam penggunaan
alkohol (Carver & Scheier, 1989) merupakan upaya yang dilakukan seseorang
Stress
Stress
Masalah-masalah
Masalah-masalah
Pecandu Alkohol
Mantan Pecandu Alkohol
Coping
Coping
EFC
EFC
PFC
PFC
Konsumsi Alkohol
Konsumsi Alkohol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
untuk menghilangkan tekanan melalui pemakaian obat- obatan/ minum-
minuman keras. Setelah menjadi mantan pengkonsumsi alkohol coping yang
dilakukan subjek tidak selalu didominasi dengan EFC. Kecenderungan para
subjek menggunakan coping PFC maupun EFC secara seimbang dan
kontekstual. Keefektifan dari kedua strategi ini tergantung pada sumber
masalah yang dihadapi. Strategi coping tersebut di atas tidak bersifat statis,
karena kedua strategi dapat saling bergantian dalam penggunaannya. Suatu
saat individu menggunakan strategi problem focused coping, namun saat yang
lain individu tersebut menggunakan strategi emotional focused coping. Hal ini
tergantung pada kondisi yang dihadapi karena karakteristik dari Problem-
focused coping adalah mencari dan menghadapi hal-hal yang dianggap sebagai
sumber masalah dengan cara mempelajari strategi atau keterampilan-
keterampilan baru dengan tujuan mengurangi tingkat masalah yang dihadapi atau
dirasakan (Lazarus, 1993).
F. Pertanyaan Penelitian
1 Apa penyebab subjek mengkonsumsi alkohol?
2 Faktor apa yang menyebabkan subjek berhenti mengkonsumsi alkohol?
3 Masalah apa yang dihadapi para mantan pecandu alcohol?
4 Bagaimanakah strategi coping yang dilakukan seorang mantan pecandu
alkohol ketika menghadapi masalah?
5 Apa yang dilakukan para mantan pecandu alkohol jika keinginan untuk
mengkonsumsi alkohol muncul?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, karena bersifat
menggambarkan atau melukiskan peristiwa dan mendeskripsikan sesuai keadaan
objek penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Faisal (2000 : 20) yang
menjelaskan bahwa penelitian deskriptif (descriptive research) dimaksudkan
untuk eksplorasi dan klasifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial,
dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah
dan unit yang diteliti.
Menurut Issac & Michael (dalam Rakhmat, 1984: 34), metode deskriptif
bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu
atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Sedangkan menurut Singarimbun
(1982: 4) penelitian deskriptif biasanya mempunyai dua tujuan: Pertama, untuk
mengetahui perkembangan sarana fisik tertentu atau frekuensi terjadinya suatu
aspek fenomena sosial tertentu. Kedua, untuk mendeskripsikan secara terperinci
fenomena sosial tertentu. Penelitian deskriptif biasanya dilakukan tanpa hipotesa
yang telah dirumuskan secara ketat.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Moleong (2007 : 3) menekankan kriteria pendekatan kualitatif pada
temuan data/informasi yang bersifat deskriptif dalam bentuk data-data berupa
keterangan subjek, uraian kata-kata atau kalimat dan bukan pada data-data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
terbatas pada angka-angka. Dengan demikian penelitian kualitatif dapat dipahami
sebagai penelitian yang dilaksanakan secara intensif, terperinci dan mendalam
terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu melalui metode kualitatif.
Melalui penelitian ini penulis berusaha mengamati fenomena, menggambarkan
serta menganalisis strategi coping mantan pengkonsumsi minuman beralkohol
dalam menghadapi situasi yang penuh tekanan.
B. Subjek Penelitian
Penentuan subjek penelitian ini menggunakan teknik purposive. Teknik
purposive yaitu pemilihan subjek penelitian secara sengaja oleh peneliti
berdasarkan tujuan dan kriteria atau pertimbangan tertentu (Faisal, 2000 : 67).
Dalam penelitian ini subjek penelitian/subjek/informan yang digunakan
didasarkan pada keterlibatan subjek penelitian yang terlibat langsung dengan
permasalahan yang diteliti, sehingga dapat memberikan data dan informasi yang
diperlukan. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa mantan pecandu alkohol,
yaitu mahasiswa yang pernah kecanduan alkohol dan setelah mengalami masalah
besar dalam hidupnya kemudian membuat keputusan untuk hidup tanpa alkohol
dalam bentuk apapun.
Adapun ciri-ciri atau kriteria subjek penelitian yang dipilih adalah sebagai
berikut:
1. Subjek statusnya adalah mahasiswa.
2. Mahasiswa tersebut pernah kecanduan alkohol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3. Saat ini mahasiswa tersebut telah terbebas dari kecanduannya terhadap
alkohol dan tidak mengkonsumsi alkohol sama sekali selama satu sampai dua
tahun.
C. Metode Pengumpulan Data
Ada beberapa macam teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
suatu penelitian, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
wawancara. Menurut Bungin (2001 : 208) wawancara digunakan untuk
mewawancarai informan guna memperoleh data dan informasi mengenai masalah
penelitian. Dalam penelitian ini penelitian mewawancarai subjek penelitian yang
telah ditetapkan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yaitu mahasiswa
mantan pecandu alkohol. Dalam penelitian ini pihak yang diwawancarai terdiri
dari empat orang.
Tujuan diadakannya wawancara dalam penelitian ini adalah untuk
memperoleh keterangan informasi atau penjelasan dari subjek penelitian tentang
strategi coping yang digunakan subjek dalam menghadapi situasi yang penuh
tekanan.
Wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan atau petunjuk
wawancara, berisi tentang pokok-pokok yang akan ditanyakan dalam proses
wawancara, dengan maksud agar pokok-pokok yang direncanakan tersebut
tercakup seluruhnya (Moleong, 2007 : 159). Teknik wawancara yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pedoman wawancara, sehingga
dalam wawancara ini peneliti membuat kerangka dan garis besar hal-hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
ditanyakan dalam proses wawancara. Penyusunan pedoman wawancara ini
dilakukan sebelum melakukan wawancara. Pedoman wawancara ini dibutuhkan
untuk membantu penelitian agar tetap fokus tentang persoalan yang akan
ditanyakan.
Tabel 2. Pedoman wawancara dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Hal yang ingin diungkap Model pertanyaan1. Fase mengkonsumsi minuman
beralkohol Kapan mulai mengkonsumsi
alkohol? Apa yang menyebabkan harus
mengkonsumsi alkohol? Apakah ada masalah yang cukup
berat saat itu?
Bagaimana kamu menyikapi masalahmu saat itu?
Adakah tekanan kelompok saat itu?bagaimana?
2. Fase kecanduan minuman beralkohol Kapan mulai kecanduan alkohol?
Masalah apa yang menyebabkan pemakaian alkohol?
Bagaimana cara menyikapi masalah ketika itu?
3. Usaha yang dilakukan untuk melepaskan ketergantungan terhadap minuman beralkohol
Darimanakah keinginan untuk lepas dari alkohol?
Apa yang menyebabkan hal itu? Usaha yang dilakukan apa saja?
Bagaimanakah proses yamg terjadi saat itu?
Adakah tekanan teman-teman untuk tetap mengkonsumsi alkohol?
Adakah gangguan fisik yang terjadi saat itu? Apa saja?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
4. Keinginan untuk kembali mengkonsumsi alkohol
Adakah keinginan untuk kembali mengkonsumsi alkohol?
Usaha apa yang dilakukan supaya tidak relaps?
Apakah yang terjadi ketika keinginan tersebut muncul lagi?
5. Strategi yang digunakan dalam menghadapi tekanan sehari –hari
Bagaimanakah strategi yang digunakan saat ini ketika menghadapi tekanan?
Bagaimana tekanan kelompok saat ini?
Bagaimana anda menyikapi suatu tekanan dalam hidup?
D. Keabsahan Data Penelitian
1. Kredibilitas
Kredibilitas dalam penelitian kualitatif digunakan untuk mengganti
konsep validitas. Kredibilitas dimaksudkan untuk merangkum bahasan
menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kredibilitas dalam penelitian
kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi
masalah atau mendiskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola
interaksi yang komplek. Deskripsi mendalam yang menjelaskan kemajemukan
atau kompleksitas aspek-aspek yang terkait dan interaksi dari berbagai aspek
menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif (Poerwandari,
2001: 102).
Dalam penelitian kualitatif validitas dicapai melalui orientasinya dan
upayanya mendalami dunia empiris dengan menggunakan metode yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
cocok untuk pengambilan dan analisis data. Konsep yang dipakai antara lain
(Poerwandari, 2001):
a. Validitas komunikatif
Validitas komunikatif dilakukan melalui dikonfirmasikannya kembali
data dan analisisnya pada subjek penelitian. Untuk mengkonfirmasikan
data kepada subjek, apakah data yang diperoleh peneliti benar-benar sesuai
dengan keadaan subjek, dan mendapatkan data yang lengkap maka proses
pengambilan data dengan wawancara dilakukan beberapa tahap.
b. Validitas ekologis
Validitas ekologis menunjukkan sejauh mana studi dilakukan pada
kondisi alamiah dari subjek yang diteliti, sehingga justru kondisi 'apa
adanya' dan kehidupan sehari-hari menjadi konteks penting dalam
penelitian. Untuk mencapai validitas ekologi, pengambilan data dengan
wawancara dilakukan sealami mungkin, peneliti tidak menciptakan
kondisi atau mengkondisikan suasana penelitian sesuai dengan yang
diharapkan peneliti, tetapi peneliti membiarkan suasana penelitian itu agar
berjalan apa adanya.
c. Validitas Argumentatif
Untuk mencapai validitas argumentatif, peneliti melakukan konfirmasi
terkait dengan penelitian ini dengan beberapa orang yang peneliti anggap
berkompetensi untuk memberikan penilaian terhadap penelitian ini.
Validitas argumentatif dilakukan dengan cross-check data dengan sumber
lain yakni wawancara dengan keluarga atau teman mahasiswa mantan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
pecandu alkohol, yang pada intinya termasuk orang-orang terdekat
mantan pecandu alkohol tersebut.
Untuk memenuhi unsur kredibilitas, ketiga konsep ini akan digunakan
dalam analisis data. Data-data yang dianalisis akan dikonfirmasikan
kembali kepada subjek apakah data-data tersebut benar-benar telah sesuai
dengan kenyataannya atau dalam kehidupan sehari-hari. Untuk lebih
menguatkan hasil analisis, data-data tersebut akan di cross-chech dengan
sumber lain, misalnya keluarga, teman, pacar, dan sebagainya.
Kode cross-check :
CC 2 : Cross -Check untuk Subjek 1
CC 2 1 : Cross -Check untuk Subjek 2
W : Wawancara
2. Konfirmabilitas
Konfirmabilitas atau conformability menggantikan konsep
objektivitas. Dalam hal ini menekankan bahwa temuan penelitian dapat
dikonfirmasikan. Poerwandari (2001: 105) menjelaskan bahwa dalam
penelitian kualitatif yang lebih penting adalah objektivitas dalam pengertian
transparansi, yaitu kesediaan peneliti mengungkapkan secara terbuka proses
dan elemen-elemen penelitiannya, sehingga memungkinkan pihak lain
melakukan penelitian serupa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
b. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analasis kualitatif, yaitu suatu metode analisis
data yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari beberapa peristiwa yang
sifatnya sulit diukur dengan angka (secara kuantitatif). Oleh karena sifat
penelitian kualitatif maka analisis penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data
untuk memberi gambaran penyajian. Pertanyaan “mengapa, alasan apa, dan
bagaimana”, akan senantiasa dimanfaatkan oleh peneliti untuk mendapatkan data-
data tersebut (Moleong, 1990: 5).
Metode yang digunakan untuk analisis data hasil wawancara dalam
penelitian ini adalah analisis isi atau content analysis, karena penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan data deskriptif (Suryabrata,
2002). Dalam melakukan analisa terhadap data yang diperoleh melalui
wawancara, maka peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut
(Poerwandari, 2001) :
1. Organisasi data, memindahkan hasil wawancara dari tape recorder ke buku
kosong. Saat melakukan proses pemindahan hasil rekaman, peneliti
mendengar dengan seksama dan mencatatnya di buku yang telah disediakan.
Semua hasil wawancara dalam bentuk kata-kata apapun atau kalimat apapun
disalin kembali ke dalam buku.
2. Pengkodean, setelah itu peneliti melakukan koding, artinya, dari transkip yang
telah dilakukan pada tahap pertama dibuat secara lebih terperinci lagi
sehingga jelas akan tampak masalah yang akan diteliti. Koding dilakukan
pada setiap pertanyaan dan ditulis atau diletakkan di belakang pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
yang diajukan. Koding yang dilakukan juga harus benar-benar memberi
makna yang dalam untuk permasalahan yang dicari.
3. Interpretasi, setelah data tersebut siap, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan analisis tematik. Analisis ini digunakan untuk mencari pola dari
data yang ada. Poerwandari (2001) mengatakan bahwa analisis tematik
merupakan proses mengkode informasi atau data yang dapat menghasilkan
daftar tema, model tema atau indikator yang kompleks, kualifikasi yang
biasanya terlihat dengan itu, atau hal-hal di antara atau gabungan dari yang
telah disebutkan. Tema ini diharapkan akan dapat mendeskripsikan fenomena
dari data hasil penelitian ini maupun digunakan untuk menginterpretasikan
data hasil penelitian ini.
4. Pada tahap terakhir, peneliti memperhatikan catatan lapangan selama berada
di lokasi penelitian, kemudian diolah bersama hasil wawancara dalam sebuah
dinamika psikologis pada masing-masing subjek. Setelah itu, peneliti
membuat hasil penelitian dan pembahasan secara menyeluruh dan akhirnya
menarik kesimpulan akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Persiapan Penelitian
Sebelum proses penelitian dimulai, maka tahap awal yang dilakukan
adalah menentukan tema dan sekaligus merumuskan tujuan penelitian. Setelah
itu dicari referensi atau dasar teori yang sesuai dengan aspek-aspek yang akan
diungkap dalam penelitian ini. Setelah dasar teori terbentuk, maka selanjutnya
disiapkan panduan wawancara yang disesuaikan dengan aspek-aspek yang
akan diungkap dalam penelitian ini, dengan tujuan agar apa yang dihasilkan
dari penelitian ini sesuai dengan apa yang ingin diungkapkan atau sesuai
dengan tujuan dari penelitian ini.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yogyakarta dengan mendatangi subjek di
rumahnya (tempat kost). Peneliti memilih Yogyakarta sebagai tempat
penelitian karena Yogyakarta sebagai kota pelajar, banyak berkumpul
mahasiswa dari berbagai daerah yang beberapa di antaranya terdapat subjek
yang memenuhi kriteria dari penelitian ini. Penelitian ini dilakukan pada
tanggal 20 Juni – 8 Juli 2008.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3. Proses Penelitian
Sebelum melakukan pengambilan data, maka peneliti terlebih dahulu
melakukan pendekatan dengan subjek. Pendekatan ini dilakukan agar subjek
merasa lebih nyaman dan aman ketika dilakukan proses wawancara sehingga
akan diperoleh data yang alami yang sesuai dengan kondisi masing-masing
subjek. Proses pendekatan ini dilakukan dengan cara memperkenalkan diri
dan berbincang-bincang terlebih dahulu dengan calon subjek. Setelah peneliti
cukup dekat dengan calon subjek maka barulah peneliti melakukan proses
wawancara dengan disesuaikan jadwal subjek. Adapun proses penelitian
adalah sebagai berikut :
a) Survei Pendahuluan : Peneliti menggunakan survei pendahuluan untuk
memastikan lokasi yang akan digunakan untuk penelitian, dan siapa saja
yang akan diambil sebagai subjek penelitian untuk memastikan subjek
yang akan digunakan untuk penelitian .
Survei pendahuluan dilakukan dalam pada bulan April 2008
b) Wawancara Pendahuluan : untuk melakukan pendekatan kepada subjek
yang akan digunakan untuk penelitian.
c) Proses Rapport : Sebelum melakukan rapport dengan informan, peneliti
terlebih dahulu melakukan wawancara pendahuluan dan pendekatan
dengan orang-orang yang dekat dengan subjek, seperti teman seprofesi
dan keluarga subjek. Hal ini untuk mempermudah peneliti saat melakukan
rapport dengan subjek nantinya. Setelah peneliti cukup mendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
informasi tentang subjek, barulah peneliti melakukan rapport dengan
subjek secara langsung.
d) Proses Wawancara (Pengambilan Data )
Subjek 1
Tanggal Wawancara I : Jumat, 20 Juni 2008
Waktu :19.00 – 21.00 WIB
Wawancara II : Minggu, 22 Juni 2008
Waktu :15.00 – 16.30 WIB
Subjek 2
Tanggal Wawancara I : Selasa, 24 Juni 2008
Waktu :10.00 – 12.30 WIB
Wawancara II : Rabu, 25 Juni 2008
Waktu :19.00 – 21.00 WIB
Subjek 3
Tanggal Wawancara I : Sabtu, 28 Juni 2008
Waktu : 15.00-17.00 WIB
Wawancara II : Senin, 30 Juni 2008
Waktu : 19.30-21.00 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Subjek 4
Tanggal Wawancara I : Kamis, 3 Juli 2008
Waktu : 10.30-12.30 WIB
Wawancara II : Minggu, 6 Juli 2008
Waktu :19.00 – 21.00 WIB
CC 1 : Wawancara dengan ayah responden
Tanggal Wawancara : Minggu, 22 Juni 2008
Waktu : 11.00-12.00 WIB
Tempat : Solo ( rumah responden )
CC 2 : Wawancara dengan teman responden
Tanggal Wawancara : Kamis, 26 Juni 2008
Waktu : 16.00-17.00 WIB
Tempat : Tempat kos
CC 3 : Wawancara dengan tetangga responden
Tanggal Wawancara : Rabu, 2 Juli 2008
Waktu : 16.00-17.00 WIB
Tempat : Tempat kos
CC 4 : Wawancara dengan teman responden
Tanggal Wawancara : Selasa, 8 Juli 2008
Waktu : 13.00-14.00 WIB
Tempat : Tempat kos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
B. Hasil Penelitian
1. Data Demografi Subjek
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil sampel sebanyak empat
subjek mahasiswa mantan pecandu alkohol. Subjek dipilih berdasarkan survei
pendahuluan yang memperlihatkan bahwa para subjek merupakan mahasiswa
mantan pecandu yang telah berhenti mengkonsumsi alkohol lebih dari satu
tahun. Selain mengadakan wawancara dengan subjek, penelitian juga
dilakukan dengan wawancara terhadap keluarga dan atau teman-teman dekat
subjek. Adapun data demografi subjek dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1Data Demografi Subjek
Uraian Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Subjek 4Usia 26 th 25 th 27 th 24 thKota asal Solo Solo Yogyakarta YogyakartaTempat tinggal
Kost Kost Rumah sendiri Rumah sendiri
Awal mengkonsumsi alcohol
Kelas 2 SMP Kelas 3 SMP Kelas 1 SMA Kelas 2 SMA
Berhenti mengkonsumsi alcohol
2005 2006 2006 2005
StatusSemester 14
PTSSemester 12
PTSSemester 16
PTNSemester 12
PTS
Berdasarkan tabel I tampak bahwa rentang usia subjek adalah 24 – 27
tahun dan berhenti mengkonsumsi alkohol pada tahun 2005 – 2006. Rata-rata
subjek dalam penelitian ini telah menempuh kuliah selama lebih dari enam
tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2. Hasil Analisis Per-subjek
Data hasil wawancara dengan subjek telah disusun dalam Verbatim
dan telah dikoding, hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Subjek 1
1) Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi
Subjek 1 mulai mengkonsumsi alkohol sejak kelas 2 SMP.
Penyebab Subjek mengkonsumsi alkohol adalah rasa ingin tahu
tentang alkohol. Rasa ingin tahu ini akhirnya dapat terwujud ketika
subjek sering diajak teman-teman dan kakak kelasnya untuk
menkonsumsi alkohol. Ia minum alkohol selain didasari rasa ingin
tahu, juga ingin mendapat pengakuan dari teman-temannya. Ia merasa
bangga karena berani minum. Subjek 1 bisa mengkonsumsi alkohol
tanpa halangan karena kurangnya pengawasan dari orang tua dan guru.
Mula-mula ia hanya minum sesekali dengan teman-temannya,
namun lama kelamaan, terutama setelah SMA dan mahasiswa semester
awal makin kecanduan. Jika ada masalah ia minum, akhirnya ada atau
tidak ada masalah ia tetap minum. Permasalahan yang dihadapi subjek
pada saat itu adalah masalah belajar, tugas, dan prestasi yang tidak
memuaskan.
Dilihat dari hubungannya dengan orang tua, ia merasa bahwa
orang tuanya terlalu sibuk sehingga kurang memperhatikan dirinya.
Dilihat dari lingkungan tempat tinggalnya, ia merasa tidak nyaman
dengan lingkungan karena tidak banyak mempunyai teman sebaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Ketika ia mengkonsumsi alkohol ia merasa bahwa orang tuanya
terlalu sibuk kurang perhatian, sehingga ia beranggapan bahwa teman-
temannya merupakan pelindungnya. Ia merasa bahwa jika ada masalah
maka teman-teman merupakan tempat mencurahkan isi hati sambil
minum dan teman-teman selalu saling membantu permasalahan
mereka. Ia jarang komunikasi dengan orang tua karena ada jarak,
sehingga ia tidak ambil peduli terhadap orang tuanya. Ia tidak
mempunyai harapan tertentu terhadap orang tuanya, masalah-masalah
dengan orang tuanya tidak “dipikirin”.
Orang tua akhirnya tahu bahwa ia mengkonsumsi alkohol,
kadang-kadang ditegur kadang-kadang tidak. Jika ia ditegur ketika
baru minum, ia tidak mau mengalah, jika orang tua bicara banyak
maka ditinggal pergi. Setelah mengkonsumsi alkohol ada perubahan
emosi, susah konsentrasi, malas berpikir, ia menjalani hidup tanpa
motivasi.
Titik balik ia menghentikan kebiasaan minum adalah ketika
semester IV ada pengumuman DO (Drop out) dari kampus. Ia
diharuskan membuat pernyataan, bahwa jika ia tidak bisa memenuhi
syarat yang ditentukan kampus ia akan kena DO. Dari masalah itu ia
sharing dengan orang tuanya. Ternyata orang tuanya dengan bijak
memberi kebebasan kepada dirinya, karena dirinya dianggap telah
dewasa bisa menentukan jalan hidupnya sendiri. Dia diajak
berargumen dan ia mulai belajar berfikir sendiri. Orang tua jika ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
masalah juga mulai diskusi dengan anak-anaknya, sehingga ia
akhirnya mulai belajar menghadapi masalah. Intensitas berkumpul
dengan keluarga semakin sering dan ada keinginan untuk
meninggalkan minuman keras.
Setelah merasa nyaman dengan keluarganya ia mulai sadar
bahwa sebenarnya selama ini orang tuanya telah memperhatikannya.
Dahulu orang tuanya sibuk karena memang banyak urusan di
kantornya. Setelah ia menyadarinya, ia merasa bersalah bahwa selama
ini justru ia yang kurang memperhatikan keluarganya sehingga ia
mulai jarang keluar menjumpai teman-teman kelompoknya. Setelah
sekitar tiga bulan lepas dari alkohol ia merasa lebih enak, tetapi belum
lepas sama sekali dengan alkohol. Kadang-kadang untuk solidaritas
dengan teman-temannya, ia sesekali minum. Ia tidak mau secara
drastis lepas dari teman-temannya, karena selama ini ia telah dibantu
teman-temannya. Kadang-kadang karena rasa solidaritas terhadap
teman, ada keinginan untuk minum, namun keinginan itu sering ia
redam.
Adanya perhatian orang tua dan pacar menjadikan konflik yang
ada di hatinya berkurang. Ia mulai membatasi diri secara pelan-pelan,
jika ada konflik dengan teman atau pacar sering ada keinginan lari dan
minum bersama teman-teman kelompoknya, namun kesadaran selalu
timbul bahwa ia harus mengatasi masalah tanpa alkohol. Jika ada
keinginan minum, ia berusaha menyibukkan diri kuliah karena ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
peringatan DO. Saat ini ia telah merasa nyaman terhadap dirinya
sendiri sehingga keinginan minum sudah tidak ada sama sekali.
Faktor penyebab subjek 1 mengkonsumsi alkohol, menjadi
pecandu alkohol dan berhenti mengkonsumsi alkohol dapat dilihat
pada tabel 2.
Tabel 2.Penyebab Subjek 1 Mengkonsumsi Alkohol, Menjadi Pecandu
dan Berhenti Mengkonsumsi Alkohol
PenyebabFase mengkonsumsi
alkohol Internal Eksternal
Awal Konsumsi Minuman Beralkohol
Keinginan untuk menge tahui seperti apa rasa minuman beralkohol/coba-coba (W1S1 : 75, 83)
Ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain / ingin diterima dalam kelompok (W1S1 : 89).
Ajakan teman dan kakak kelas (W1S1 : 74)
Kurang pengawasan dari orangtua dan guru (W1S1 : 111).
Teman-teman pergaulan adalah pengguna alkohol(W1S1 : 142; CC1 W : ayahnya)
Pecandu Minuman Beralkohol
Persepsi dari subjek : kurang adanya perhatian dari orangtua (W1S1 : 190, 215,).
Penyebab biologis: merasa kurang setiap kali minum.(W1S1 : 164) dan perasaan enjoy setelah minum (W1S1 : 258)
Jenuh dg tugas sekolah dan prestasi tidak sesuai keinginan (W1S1 : 180)
Konflik dengan teman, pacar (W1S1 : 185)
Lingkungan tidak nyaman (W1S1 : 192)
Kurang adanya pengawasan dari orangtua : orangtua sibuk dan jarang menegur subjek. (W1S1 : 215)
Berhenti Menkonsumsi Alkohol
Subjek menerima peringatan DO dari pihak fakultas (W2S1 : 380, CC1 W : ayahnya)
Perasaan bersalah terhadap keluarga (W2S1 : 360)
Merasa nyaman di rumah (W2S1 : 405)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2) Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 1 dan
Strategi Copingnya
Subjek 1 pada awal mengkonsumsi alkohol, selain disebabkan
oleh rasa ingin tahu dan ajakan teman juga karena ada beberapa
masalah yang menimbulkan stress. Masalah-masalah tersebut antara
lain: kejenuhan dalam belajar, prestasi tidak sesuai keinginan, tugas-
tugas sekolah, konflik dengan teman, hubungan dengan orang tua yang
kurang erat, merasa tidak diperhatikan orang tua, tidak nyaman dengan
lingkungan, dan sebagainya. Strategi coping yang dilakukan untuk
menghindari masalah-masalah tersebut antara lain dengan EFC :
behavioral disengagement yaitu : menarik diri dari lingkungan, mental
disengagement yaitu : mendengarkan musik atau baca-baca, dan
alcohol-drug disengagement yaitu minum alkohol untuk melupakan
masalah. Setelah mengkonsumsi alkohol, masalah tidak hilang tetapi
selalu timbul.
Setelah terjadi titik balik adanya peringatan DO, Subjek
menyadari kesalahannya selama ini sehingga akhirnya memutuskan
untuk berhenti mengkonsumsi alkohol. Setelah berhenti
mengkonsumsi alkohol ternyata masalah masih juga sering muncul,
namun jika ada masalah subjek mulai belajar mengatasinya, ia tidak
lari ke alkohol. Sebenarnya permasalahan-permasalahan yang dihadapi
sekarang lebih kompleks. Subjek I sekarang selain kuliah juga
mempunyai sambilan kerja di perusahaan periklanan. Saat ini tekanan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
tekanan yang ada jauh lebih berat, namun ia masih bisa mengatasinya
tanpa alkohol. Berdasarkan pengalaman hidupnya, ia telah menyadari
bahwa jika lari ke alkohol tidak akan menyelesaikan masalah, namun
malah akan menambah masalah.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi Subjek 1 saat ini
antara lain: penyusunan proposal skripsi : susah membagi waktu kuliah
dan kerja, susah nyari referensi, tidak punya waktu banyak untuk
melakukan revisi. Masalah keuangan: kadang-kadang uang habis untuk
memnuhi berbagai kebutuhan, namun sungkan minta tambahan ke
orang tua. Masalah pekerjaan : beban kerja banyak, capek dan merasa
bersalah jika jadi penyebab target kerja tidak tercapai.
Coping yang dilakukan subjek 1 untuk mengatasi masalah-
masalah adalah, jika ada masalah ia mencari jalan keluar dengan
mengurai akar permasalahan. Pola pikir ia ubah agar masalah segera
selesai. Untuk mengatasi masalah ia terbiasa sharing dengan orang
lain, seperti orang tua, pacar, dan teman-teman yang non peminum.
Subjek 1 juga tidak melupakan Tuhan, untuk mengatasi masalah, ia
juga memohon kepada Tuhan melalui doa dan aktif di kegiatan-
kegiatan keagamaan.
Masalah yang dihadapi oleh subjek 1 dan strategi copingnya
dapat dilihat pada tabel 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 3.Masalah yang Dihadapi Subjek 1 dan Strategi Copingnya
Fase Masalah Internal Masalah Eksternal Coping
Awal berhenti konsumsi
Subjek bingung menghadapi DO
Keinginan dan godaan untuk minum lagi kuat karena mempunyai masalah : konflik dengan pacar dan teman.
Keinginan untuk minum lagi karena dorongan biologis.
EFC alcohol-drug disengagement(W1S1 : 320)
PFC Seeking social support for instrumental reasons: meminta pendapat orangtua (W1S1 :345)
PFC Planning : Merencakan menemui dekan untuk membicarakan masalah DO (W1S1 : 365).
PFC Suppresion of competing : jarang keluar rumah, dan mulai membatasi frekuensi pertemuan dengan teman peminum (W1S1 : 351).
PFC active coping : aktif kuliah (W2S1 : 366).
EFC positive reinterpretation andgrowth : berpikir bahwa alkohol merugikan.
Berhenti Mengkonsumsi Alkoholselama1-2 tahun.
Keinginan untuk minum lagi
Adaya perasaan bersalah jika tidak mengikuti ajakan teman untuk minum
EFC mental disengagement : menyibukkan diri dengan bekerjasehingga mengurangi keinginan untuk minum lagi(W2S1:506).
PFC restraint coping :keinginan minum bisa saya redam pelan-pelan (W1S2 : 449)
EFC seeking social
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Revisi skripsi tidak mendapatkan Acc dari dosen.
Perasaan malu meminta uang ke orang tua untuk mencukupi kebutuhan
Teman seangkatansudah banyak yang lulus
support foremotional reasons: Sharing meminta pengertian dan perhatian dari orang lain (W1S2 :451) .
EFC turning to religion : doa, misa, mengikuti rekoleksi(W2S1:511).
EFC Seeking social support foremotional reasons: Sharing meminta pengertian dari orang lain.(W2S1:738)
EFC Acceptance : masalah harus dihadapi dan diselesaikan (W2S1 :734).
EFC turning to religion : mendekatkan diri pada Tuhan (W2S1 :740)
PFC seeking social support for instrumental reasons: meminjam uang kepada teman (W2S1 :682).
b. Subjek 2
1) Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi
Subjek 2 mulai mengkonsumsi alkohol sejak kelas 3 SMP. Ia
mulai mengkonsumsi alkohol karena ingin coba-coba bersama teman-
temannya. Subjek 2 ketika di Sekolah Dasar prestasinya sangat baik, ia
selalu juara 1 di kelas. Setelah SMP prestasinya mulai menurun,
akhirnya ia merasa kurang percaya diri. Ia kurang “PD” di hadapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
teman-temannya, maka supaya mempunyai banyak teman dan diterima
teman-temannya ia ingin dianggap nakal. Ia mulai merokok dan lama-
lama coba-coba minum alkohol. Ketika kelas 3 SMP ia minum
seminggu sekali, yaitu tiap malam Minggu sewaktu kumpul dengan
teman-temannya. Kebiasaan minum menjadi rutin setelah ia SMA dan
kuliah semester IV.
Sebenarnya ia tidak mempunyai masalah pribadi, ia minum
karena pengaruh lingkungan. Penyebab utamanya minum adalah ia
merasa kurang percaya diri karena prestasinya menurun. Setelah lulus
SMA ia ingin masuk ke Fakultas Kedokteran, namun akhirnya ia
diterima di Fakultas Psikologi. Kuliah yang tidak sesuai dengan
keinginan yang dicita-citakan ini menyebabkan ia merasa kurang
memiliki visi dan misi dalam hidupnya. Selama ini ia bisa menutupi
sehingga orang tua dan keluarganya tidak tahu kalau ia menjadi
pecandu alkohol. Jika ia pulang ke rumah, ia bisa menahan diri tidak
minum alkohol. Ia tidak bergaul erat dengan teman-teman di
lingkungan rumahnya sehingga teman-teman di lingkungan rumahnya
tidak tahu jika ia menjadi pecandu. Ia minum alkohol jika berada di
Yogya di rumah kontrakan maupun di tempat-tempat ia biasa kumpul
dengan teman-teman sesama peminum.
Ia mulai mengurangi konsumsi alkohol sekitar tahun 2005 –
2006. Ia mulai meninggalkan alkohol karena mulai menyadari akan
masa depannya, banyak teman-teman kuliahnya telah lulus dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
wisuda, sementara ia masih mengambil beberapa mata kuliah. Sejak
2006 ia sudah jarang sekali minum alkohol, namun belum berhenti
sama sekali, sesekali masih minum, terutama jika keadaan memaksa
untuk solidaritas dengan teman. Ia minum paling hanya sedikit untuk
menyenangkan teman saja dan karena ia risih dengan ejekan dan
olokan dari teman-temannya.
Selama minum, ia merasa tidak mempunyai gangguan fisik,
paling-paling hanya gangguan psikis, misalnya menjadi sukar
berkonsentrasi dalam belajar. Paling sulit menghindari alkohol adalah
pada fase-fase awal, terutama jika kumpul dengan teman-temannya.
Keinginan minum sampai sekarang sering muncul, yaitu secara tidak
langsung pada situasi-situasi tertentu. Kadang-kadang perasaan ingin
minum itu kuat, namun pelan-pelan ia redam sehingga ia tidak minum
lagi, khususnya jika ia menyadari bahwa ia telah merasa tua dan kuliah
sudah lama, sedangkan teman-teman sebayanya sudah banyak yang
berhasil. Setelah ia berhenti minum ia sadar bahwa lepas 100 % dari
alkohol sulit, namun ia selalu memotivasi diri untuk tidak lagi
mengkonsumsi alkohol.
Faktor penyebab subjek 2 mengkonsumsi alkohol, menjadi
pecandu alkohol dan berhenti mengkonsumsi alkohol dapat dilihat
pada tabel 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 4.Penyebab Subjek 2 Mengkonsumsi Alkohol, Menjadi Pecandu
dan Berhenti Mengkonsumsi AlkoholPenyebabFase
mengkonsumsi alkohol Internal Eksternal
Awal Konsumsi Minuman Ber Alkohol
Ingin coba-coba (W1S2 : 35) Kurang percaya diri akibat
prestasi belajar menurun(W1S2 : 48)
Ingin diterima oleh kelompok (teman): Ingin mendapatkan pengakuan / disegani oleh teman, dianggap “berani” (W1S2 : 57)
Ajakan teman (W1S2 : 35)
Nglegani teman , karena teman pergaulan adalah peminum (W1S2 : 68)
Pecandu Minuman Beralkohol
Ada perasaan kurang puas jika tidak minum (W1S2 : 82)
Perasaan kecewa tidak diterima di fakultas kedokteran (W1S2 : 107)
Kesulitan mengerjakan tugas kuliah (W1S2 : 130)
Merasa jengkel dengan orang tua.
Teman-teman dekat subjek adalah peminum(W1S2 : 110).
Tidak adanya pengakuan dan penghargaan dari teman
Berhenti Mengkonsumsi Alkohol
Minder melihat kesuksesan teman (W1S2 : 180)
Merasa malu kuliah tidak selesai (W1S2 : 245)
Konflik dengan sesama teman peminum(W1S2 : 257)
2) Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 2 dan
Strategi Copingnya
Setelah memutuskan untuk tidak mengkonsumsi alkohol,
subjek 2 mulai menekuni kuliah lagi dan mempunyai beberapa teman
dekat, adik-adik kelas yang mulai ia kenal ketika mendapat tugas
kelompok. Ia mulai akrab dengan teman-teman barunya dan saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
membantu dalam mengerjakan tugas kuliah. Ia juga sering “curhat”
(sharing) dengan teman-teman akrabnya.
Meskipun ia telah memutuskan berhenti minum, kadang-
kadang timbul keinginan untuk minum lagi. Keinginan tersebut dapat
ia tekan dengan memikirkan bahwa alkohol lebih banyak merugikan.
Ia dapat menahan diri untuk tidak minum lagi karena frekuensi bergaul
dengan teman-temannya minum sudah berkurang dan ada motivasi
yang kuat untuk menyelesaikan kuliah. Agar tidak relaps, ia berusaha
terbuka pada diri sendiri dan menerima diri apa adanya.
Namun, setelah ia berhenti mengkonsumsi alkohol, ternyata
masalah juga masih selalu ada. Masalah yang mengganggu pikirannya
adalah mayoritas teman-teman seangkatannya telah lulus, sedangkan
ia masih ambil teori. Ia merasa malu dengan teman-teman dan
tetangganya. Ia merasa sangat tertekan sehingga pernah terlintas untuk
berhenti kuliah. Namun, ia menyadari jika ia berhenti kuliah ia merasa
berdosa terhadap orang tuanya.
Subjek 2 juga tertekan karena pacarnya telah lulus S1,
sehingga ia menjadi minder dan malu ketemu keluarga pacarnya.
Masalah kuliah yang belum selesai ini kadang-kadang juga memicu
konflik dengan pacarnya, yang kalau marahan sering mengungkit-
ungkit hal ini. Dengan demikian, sebenarnya kuliah yang belum
selesai ini secara psikis sangat membebaninya. Jika ada masalah ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
sering ingin minum lagi, namun ia juga sering membayangkan bahwa
jika ia minum lagi akan semakin kacau.
Untuk mengurangi bebannya, ia sering curhat dengan pacar
atau teman-temannya. Jika terlalu sumpek ia menyerahkan dirinya
kepada Tuhan melalui doa. Dulu untuk bisa diterima teman ia menjaga
penampilan fisik dengan ikut dalam kelompoknya, namun sekarang ia
merasa sudah diterima teman-teman dan masyarakat sekitarnya. Dulu
ada perasaan disepelekan, namun sekarang ia lebih percaya diri karena
telah menyadari bahwa setiap orang tentu mempunyai kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Saat ini ia telah menyadari bahwa
dalam menjalani hidup ia harus berani terbuka pada dirinya sendiri,
berani menerima apa adanya. Saat ini ia telah sadar akan tujuan
hidupnya dan merubah diri. Jika sedang sumpek sering timbul
keinginan minum, namun selalu diredamnya. Saat ini ia lebih banyak
berdoa dan sharing dengan orang lain.
Masalah yang dihadapi oleh subjek 2 dan strategi copingnya
dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5.Masalah yang Dihadapi Subjek 2 dan Strategi Copingnya
Internal Eksternal CopingAwal Berhenti konsumsi
Merasa tertekan melihat kesuksesan teman lain (W1S2 : 200).
PFC Planning : Memikirkan bagaimana cara mencapai masa depan yang lebih baik dan membenahi diri, memotivasi diri untuk menyelesaikan perkuliahan (W1S2 : 207).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Keinginan dan godaan untuk minum lagi kuat karena mempunyai masalahkuliah.
(W2S2 : 200)
Subjek merasa tertekan dan malu dengan teman-teman karena perkuliahan yang tidak segera selesai (W2S2 : 245)
Keinginan minum alkohol
Ajakan teman untuk minum lagi
Konflik dengan sesama peminum(W2S2 :257).
Sindiran dari teman sesama peminum (W2S2 :276).
PFC Active Coping :aktif dan rajin kuliah
PFC planning : membenahi diri dengan cara mulai memilih mata kuliah yang akan diambil dan mengulang mata kuliah yang nilainyaburuk.
PFC Suppresion ofCompeting: Pilih teman yang bukan peminum.
EFC alcohol-drugdisengagement: Minum alkohol.
EFC positive reinterpretation andgrowth : Menyadari bahwa kuliah tidak akan selesai jika minum terus(W1S2:255)
EFC Suppresion ofCompeting : menghindar dari teman-teman peminum.
EFC positive reinterpretation andgrowth : terbuka pada diri sendiri bahwa alkohol banyak merugikan(W2S2 :299 ).
EFC acceptance : menerima apa adanya bahwa memang sangat sulit menghadapi keinginan badan untuk minum lagi(W2S2 : 307).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
PFC Active coping : aktif mengikuti perkuliahan.
Mantan Pecandu Alkohol
Merasa tertekan karena teman-teman sudah banyak yang selesai kuliah dan kerja (W2S2 :331).
Merasa malu dengan teman dan tetangga karena belum selesai kuliah (W2S2 :334)
Merasa tidak nyaman saat berada di kampus (W2S2 :337).
Merasa minder dengan orangtua pacar karena pacar sudah lulus kuliah(W2S2 : 357)
Malu dengan orang tua karena belum lulus (W2S2: 371).
Adanya keinginan untuk minum kembali
(W2S2 :412)
PFC Planning: berkomitmen untuk menghindari alkohol dan menyelesaikan kuliah (W2S2 : 351).
PFC Aktif Coping : Aktif mengikuti perkuliahan (W2S2 :
EFC turning to religion : berdoa, ziarah ke Ganjuran.
(W2S2 :475
PFC seeking social support for instrumental reasons: meminta pendapat kepada orang lain dan meminta nasehat dengan teman (W2S2 :422).
EFC seeking social support for emotional reasons: Sharingmeminta pengertian dan perhatian dari pacar. (W2S2: 435).
EFC Positive reinterpretation andgrowth : subjekmenyadari alkohol akan mengacaukan hidupnya, mengingat hal-hal yang negatif tentang alkohol.(W2S2 : 415)
EFC Mental disengagement : membaca buku, menonton televisi(W2S2 :426).
EFC turning to religion : berdoa, ziarah ke Ganjuran.(W2S2 :477)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
c. Subjek 3
1) Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi
Subjek 3 mulai mengkonsumsi aklohol sejak kelas 1 SMA. Ia
mulai mengkonsumsi alkohol ketika ia merasa sumpek di rumah.
Ayahnya telah bercerai dengan ibunya sejak ia masih kecil. Saat ini
ibu kandungnya berada di Palu, Sulawesi. Ia tinggal bersama ayahnya
yang telah beristri dan mempunyai dua orang anak dari istri barunya.
Ia sebenarnya mempunyai dua saudara kandung, namun kakak
pertama telah berumah tangga dan tinggal di Bantul sedangkan kakak
nomor dua ikut ibunya di Palu. Ayahnya seorang PNS, namun di
lingkungan rumahnya ayahnya suka berjudi. Jika ada “jagongan” atau
ronda ayahnya pasti pulang pagi karena berjudi kartu. Bahkan tak
jarang ia berjudi sampai dua hari atau lebih tidak pulang. Ia merasa
malu dengan teman-teman dan tetangganya akan kelakuan ayahnya. Ia
kecewa terhadap ayahnya dan merasa hidupnya tidak seperti anak-
anak yang lain.
Mula-mula ketika kelas satu SMA sepulang sekolah, ia
nongkrong di Terminal Jombor. Di sana ia bertemu dengan tetangga
kampungnya yang preman, ia diajak minum. Lama-lama ia menjadi
terbiasa minum, bahkan ia bersama teman sekolah dan teman-teman di
lingkungan rumah (tetangga) sering minum. Ia ingin membuat marah
ayahnya dengan mengajak teman-temannya minum di rumahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Akhirnya ia menjadi pecandu dan di lingkungan kampungnya,
meskipun ia mahasiswa ia ditakuti karena sering berantem. Ia menjadi
semacam “preman” di kampungnya, dan ia terkenal di kalangan
remaja dan anak-anak muda di kampung-kampung sekitarnya. Ia juga
dikenal di daerah lain karena sering diajak pemuda daerah lain jika ada
perkelahian. Pada setiap acara ia tidak bisa lepas dari minuman. Jika
ada masalah (konflik), ia sering diminta membantu teman-temannya
tapi ia minta upah minum.
Subjek 3 mulai berhenti minum setelah orang tuanya pensiun
dan mulai sakit-sakitan. Ia mulai menyadari bahwa ia harus segera
menyelesaikan kuliah karena ia harus ikut menanggung beban
keluarga. Ia sadar bahwa jika ia tidak berubah, maka keadaan akan
menjadi semakin buruk. Orang tuanya sakit-sakitan mungkin
disebabkan karena kurang menjaga diri dan memikirkan dirinya yang
“nakal”. Ia pernah terkena kasus kriminal, penganiayaan dan diadukan
ke polisi, untuk berdamai ia membayar sejumlah uang. Ia juga pernah
melakukan tindak pidana pencurian, namun tidak dilanjutkan ke
pengadilan karena “ditebus” dengan sejumlah uang.
Faktor yang menjadi penyebab subjek 3 mengkonsumsi
alkohol, menjadi pecandu alkohol dan berhenti mengkonsumsi alkohol
dapat dilihat dalam tabel 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 6.Penyebab Subjek 3 Mengkonsumsi Alkohol, Menjadi Pecandu
dan Berhenti Mengkonsumsi AlkoholPenyebab
Internal Eksternal
Awal Konsumsi Minuman Beralkohol
Kecewa dengan orang tua : ayah subjek hoby berjudidan keluarga berantakan (W1S3 : 43, 50, 59, 110)
Ayah dan ibu subjekbercerai (W1S3 : 37)
Adanya pandangan rendah dari tetangga karena keluarga subjek berantakan (W1S3 : 60)
Pecandu Minuman Beralkohol
Mengingat dan merasa sedih keluarga berantakan danlingkungan yang tidak menerima (W1S3 : 110)
Keluarga berantakan(W1S3 : 110)
Subjek dan keluarga tidak diterima di lingkungan (W1S3 : 112)
Berhenti Menkonsumsi Alkohol
Kesadaran subjek telah banyak merugikan keluarga, tetangga, dan orang lain (W2S3 : 166, 175,)
Bapak pensiun dan sakit-sakitan (W2S3 : 153, CC3 W : tetangga)
Ada urusan polisi (W2S3 : 191, CC3 W : tetangga)
2) Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 3 dan
Strategi Copingnya.
Subjek 3 mengkonsumsi alkohol karena sebagai pernyataan
kecewa terhadap orang tuanya. Perasaan kecewa terhadap orang
tuanya juga diungkapkan dengan sikap yang suka berbuat onar.
Menurut pengakuan tetangganya, subjek 3 suka bikin onar, bahkan
kampungnya pernah didrop dari daerah lain karena subjek 3 menghajar
seorang satpam. Subjek 3 merasa sedih karena orang tua subjek
bercerai dan secara eksternal: subjek kurang diterima di masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Menurut salah seorang tetangganya, resonden 3 sebenarnya tidak ada
masalah dengan teman di kampungnya, hanya beberapa orang tua
merasa was-was jika anaknya bergaul dengan subjek 3. Menurut
tetangganya hubungannya dengan orang tuanya kurang baik, dulu
pernah berantem dengan ayahnya sendiri.
Saat ini ia telah menyadari bahwa selama ini ia telah banyak
merugikan orang lain dan keluarganya. Ia ingin menyelesaikan kuliah
dan bisa membantu keluarganya yang telah banyak berkorban
untuknya. Meskipun sekarang ia telah berubah namun masih ada
beberapa teman yang sering mengajaknya minum atau mengajak
menyerang kelompok lain. Ajakan ini sering ditolak dengan alasan ia
ada keperluan lain, namun sesekali ia masih minum meskipun
frekuensinya sudah jarang sekali, bisa sebulan atau lebih baru minum
sekali, misalnya pas ada acara yang tidak bisa ia hindari. Keinginan
minum memang masih sering muncul, namun penderitaan keluarganya
saat ini telah menyadarkannya bahwa ia harus benar-benar lepas dari
ketergantungan minuman keras.
Masalah yang dihadapi oleh subjek 3 dan strategi copingnya
dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7.Masalah yang Dihadapi Subjek 3 dan Strategi Copingnya
Internal Eksternal CopingAwal berhenti berkonsumsi
Tidak adanya kepedulian dari keluarga terhadap subjek, keluarga subjek berantakan
Lingkungan tidak menerima subjek
EFC alcohol-drugdisengagement:minum alkohol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Adanya permasalahan keluarga : ayah subjek sakit-sakitan menyebabkan subjek tertekan (W1S3 :187)
Godaan memperoleh minuman gratis
EFC positive reinterpretation andgrowth : menyadari telah merugikanorang tua.
PFC Planning : Mengatur langkah-langkah agar hidup lebih baik dengan cara melanjutkan kuliah lebih rajin.
EFC positive reinterpretation andgrowth : memikirkan penderitaan keluarga, dan menyadari telah membuat kerugian bagi orang lain.
Mantan Pecandu
Tidak bisa membagi waktu antara kuliah, pekerjaan dan keluarga.
Kuliah tidak segera selesai (W2S3 : 259).
Merasa merugikan orang lain.
Godaan untuk mengkonsumsi alkohol (W2S3 :285)
Beban menyelesaikan perkuliahan yang tidak selesai-selesai.
EFC positive reinterpretation andgrowth : membuang jauh-jauh keinginan untuk minum alkohol yang dapat merusak hidup.
EFC positive reinterpretation andgrowth: belajar berpikir positif, alkohol telah merusakkan hidup, menyadari tugas-tugas sebagai kepala keluarga serta tanggungjawab kepada orangtua, mengevaluasi diri bahwa sebagai manusia subjek banyak berbuat salah dan dosa.(W2S3 : 295; 322)
PFC Planning : merencanakan untuk menyelesaikan kuliah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Kondisi keuangan keluarga yang buruk (W2S3 : 264).
Pekerjaan mengurus anak yang menyita tenaga (W2S3 : 275).
Pekerjaan rumah dan kantor menumpuk(W2S3: 276).
EFC Turn to religion: memohon kepada Allah, sholat lima waktu, sholat tahajud, dan sholat berjemaah.(W2S3 :310).
PFC Seeking social support for instrumental reasons: meminjam uang ke kakak (W2S3 :269)
PFC Planning : menata hidup dengan cara berusaha segera menyelesaikan kuliah, sehingga setelah selesai kuliah bisa fokus mendidik anak dan fokos di pekerjaan. (W2S3:330).
d. Subjek 4
1) Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi
Subjek 4 mulai mengkonsumsi alkohol sejak kelas 2 SMA. Ia
mulai mengkonsumsi alkohol karena merasa diperlakukan tidak adil di
rumah dan tidak mempunyai banyak teman di lingkungannya. Ia tiga
bersaudara, dua orang kakaknya telah bekerja. Ketika ia SMA kakak
nomor dua kuliah di PTN. Ia merasa kakaknya minta apa-apa selalu
dituruti sedangkan ia tidak dituruti karena ia merasa lebih bodoh. Ia
tidak diterima di PTN, dan saat ini kuliah di PTS kecil yang kurang
ternama. Ia jarang bergaul dengan teman di lingkungannya karena
merasa bahwa mereka kurang suka terhadapnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Ia mulai minum alkohol ketika ia curhat dengan temannya.
Oleh temannya ia dikenalkan dengan beberapa teman yang suka
minum alkohol, akhirnya ia ikut minum. Ia merasa senang karena
mulai banyak teman dan ia ingin membalas ketidakadilan orang tuanya
dengan menghindari mereka dan lebih banyak bergaul dengan teman-
temannya. Ketika kelas 3 SMA ia lebih banyak tidur di rumah teman
dengan alasan belajar bersama dan setelah kuliah pada awal-awal
tahun ia jarang sekali di rumah. Ia berkomunikasi dengan orang tuanya
hanya jika ia merasa memerlukan uang atau kebutuhan lain.
Sebenarnya orang tuanya mulai curiga dan ia sering
diperingatkan untuk tidak banyak keluar rumah, namun ia tidak
menghiraukannya. Prestasi akademiknya rendah sehingga tahun 2005
atau pada semester 6 ia masih sangat jauh ketinggalan dibandingkan
dengan teman-teman seangkatannya. Akhirnya kemarahan orang
tuanya memuncak, ia diberi pilihan mau menyelesaiakan kuliah atau
berhenti. Orang tuanya tidak akan membiayai lagi jika tidak serius
kuliah, hal ini menyebabkan subjek mulai menyadari bahwa alkohol
merugikan. Akhirnya, ia diajak berdiskusi dengan orang tua dan
kakak-kakaknya. Ia diberi pilihan jika ia ingin melanjutkan kuliah, ia
harus serius dan kakak-kakaknya akan membantu, padahal sebenarnya
selama ini biaya kuliahnya telah dibantu kakak-kakaknya melalui
kedua orang tuanya. Akhirnya ia menyadari bahwa selama ini
sebenarnya orang tuanya telah bertindak adil, bahkan kakak-kakaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
telah membantu biaya kuliahnya, namun ia tidak menyadarinya.
Setelah sadar ia dicintai seluruh keluarga ia mulai tahun 2005
mengurangi konsumsi alkohol, dan berhenti sama sekali tidak
mengkonsumsi alkohol sekitar tahun 2006.
Faktor yang menjadi penyebab subjek 4 mengkonsumsi
alkohol, menjadi pecandu alkohol dan berhenti mengkonsumsi alkohol
dapat dilihat dalam tabel 8.
Tabel 8.Penyebab Subjek 4 Mengkonsumsi Alkohol, Menjadi Pecandu
dan Berhenti Mengkonsumsi AlkoholPenyebab
Internal Eksternal
Awal Konsumsi Minuman Beralkohol
Ingin menentang orang tua karena perlakuan tidak adil (W1S4 : 31)
Persepsi orangtua tidak memperhatikan subjek, karena subjek merasa bodoh di dalam keluarga (W1S4 : 41)
Ajakan teman (W1S4 : 80) Tidak punya teman di
kampung (W1S4 : 43)
Pecandu Minuman Beralkohol
Persepsi bahwa orang tua tidak adil dan tidak memperhatikan subjek(W1S4 : 127)
Tidak disukai tetangga (W1S4 : 70)
Berhenti Menkonsumsi Alkohol
Subjek merasa telah menjadi beban bagi orang lain (W2S4 : 182)
Orang tua memarahi subjek dan mengancam akan membiayai kuliahan (W2S4 : 167)
2) Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 4 dan
Strategi Copingnya
Setelah memutuskan berhenti mengkonsumsi alkohol, Subjek 4
masih juga dihadapkan pada berbagai permasalahan. Permasalahan
utama adalah sering timbul keinginan untuk mengkonsumsi alkohol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
lagi. Ia juga merasa minder, merasa bodoh dan malu sama tetangga
karena ia belum menyelesaikan kuliah. Di bidang keuangan, ia merasa
kesulitan karena sekarang orang tuanya membatasi keuangannya
bahkan ia masih selalu dicurigai oleh orang tuanya, ia merasa tidak
dipercaya lagi.
Meskipun banyak masalah yang dihadapi, Subjek 4 mulai bisa
menahan diri untuk tidak mengkonsumsi alkohol lagi. Ia menahan
keinginan untuk minum dengan memikirkan efek-efek dan kerugian
mengkonsumsi alkohol. Jika ada masalah, ia membicarakan dan minta
bantuan kepada orang tua, kakak, atau teman-temannya. Saat ini ia
telah terbebas sama sekali dari alkohol karena waktunya digunakan
untuk hal-hal yang positif, seperti membaca buku, kuliah, dan
sebagainya. Ia juga telah menyadari bahwa setiap orang memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ia telah belajar
menentukan tujuan hidup dan berusaha mencapai tujuan tersebut. Ia
mempunyai target awal untuk menyelesaikan kuliah.
Masalah yang dihadapi oleh subjek 4 dan strategi copingnya
dapat dilihat pada tabel 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 9.Masalah yang Dihadapi Subjek 4 dan Strategi Copingnya
Internal Eksternal CopingAwal Berhenti konsumsi
Keinginan dan godaan untuk minum lagi kuat karena mempunyai masalah(W1S4 : 243).
Ajakan teman untuk minum lagi(W1S4 : 229)
PFC restraint coping: secara perlahan-lahan dan halus menolak ajakan untuk minum.(W1S4 : 232)
PFC Suppresion ofCompeting : mengarahkan kegiatan bagaimana menghindar dari keinginan minum lagi dengan cara berkonsentrasi padakuliah , tidak memikirkan masalah-masalah yang lain(W1S4 : 251)
PFC Seeking social support foremotional reasons: menjalin hubungan baik dengan orang tua, kakak-kakak dan tetangga.(W1S4: 254)
EFC Mental Disengagement : Memendam keinginan untuk minum dan mengalihkannya ke kegiatan tidur dan main game (W1S4 : 261).
Mantan Pecandu
Merasa bodoh dan malu dengan tetangga
Subjek merasa ada ketidakpercayaan dari orangtua bahwa subjek telah benar-benar lepas
Keuangan dibatasi dan dicurigai orang tua (W2S4 : 274)
EFC Acceptance : menerima kondisi dengan tegar.
PFC seeking social support forinstrumentalreasons: pinjam uang ke kakak
EFC seeking social support foremotional reasons:curhat ke teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
dari alkohol.(W2S4 : 284).
Keinginan untuk mengkonsumsi alkohol kembali (W2S4:300)
Kuliah yang tidak segera selesai (W2S4: 334).
(W2S4 :294).
EFC positive reinterpretation andGrowth : mengubah pola pikir bahwa alkohol akan menambah kacau dan banyak membawa efek negatif , membuat semakin tidak dipercayaorang. (W2S4: 303, 309).
PFC Active Coping : mencari informasi seputar efek negatif alcohol (W2S4: 347)
PFC seeking social support forinstrumentalreasons: mencari informasi bagaimana menghadap keinginan untuk minum dengan membicarakannyakepada orangtua, kakak dan teman yang tidak kecanduan (W2S4: 315).
EFC seeking social support foremotional reasons: menjalin hubungan yang baik dengan orangtua dan kakak.(W2S4: 251).
PFC Active Coping : Segera menyelesaikan kuliah dengan cara rajin kuliah (W2S4: 339).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
3. Hasil Analisis Empat Subjek
Kategorisasi penyebab subjek mengkonsumsi alkohol, menjadi
pecandu dan berhenti mengkonsumsi alkohol dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Kategorisasi Penyebab Subjek Mengkonsumsi Alkohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti Mengkonsumsi Alkohol
SubjekFase Kategori Sub Kategori
S1 S2 S3 S4Awal Peyebab Lingkungan Ajakan Teman Konsumsi Eksternal Masyarakat Teman pergaulan
pengguna alkoholPandangan redah dari tetangga.Tidak punya teman di lingkungan.
Lingkungan Keluarga berantakan Keluarga Kurang adanya penga-
wasan dari orangtua.
Penyebab Individu Ingin mendapatkan Internal /Peorangan pengakuan kelompok.
Ingin tahu rasa/coba- CobaKurang percaya diri Kecewa dengan orang- tua.Persepsi kurang adanya perhatian dari orangtua.
Pecandu Penyebab Lingkungan Konflik dengan orang Minuman Eksternal Masyarakat lain.Beralkohol Lingkungan tidak
NyamanTeman pergaulan pengguna alkoholTidak adaya pengakuan dan penghargaandari teman /lingkungan
Lingkungan Keluarga berantakan Keluarga Kurang adanya penga-
wasan dari orangtua.
Penyebab Individu Perasaan Kecewa Internal /Peorangan Persepsi kurang adanya
perhatian dari orangtua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Fase Kategori Sub Kategori
Subjek S1 S2 S3 S4
Penyebab biologis : Merasa kurang tiap kali minum.Prestasi buruk Jengkel dengan Keluarga
Berhenti Penyebab Lingkungan Konflik dengan sesama Megkonsumsi Eksternal Masyarakat teman peminumAlkohol Berurusan dengan
Polisi.Dianggap beban dengan sesama teman.
Lingkugan Bapak pensiun dan Keluarga sakit-sakitan.
Orangtua sering marah.
Penyebab Individu Masalah kuliah Internal /Perorangan Perasaan bersalah
terhadap keluarga.Merasa nyaman di rumah.Minder melihat kesuksesan teman.
Strategi coping yang dilakukan oleh subjek, ketika pertama kali
mengkonsumsi alkohol, kecanduan, awal berhenti, dan ketika sudah menjadi
mantan pecandu dapat dilihat pada tabel 6-9.
Dari tabel di atas terlihat bahwa pada mulanya alkohol digunakan
subjek sebagai coping dari segala masalah yang dihadapinya. Pada saat
pertama mengkonsumsi dan pada fase kecanduan alkohol, kecenderungan
subjek melakukan coping atas segala masalah yang dihadapi diawali dengan
strategi EFC dengan tujuan mengatur respon emosional dengan meniadakan
fakta-fakta yang tidak menyenangkan. Setelah subjek memutuskan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
berhenti mengkonsumsi alkohol, coping yang dilakukan subjek tidak selalu
diawali dengan EFC.
Kategorisasi bentuk EFC pada subjek dari awal memutuskan berhenti
sampai menjadi mantan pecandu alkohol dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Kategorisasi Bentuk EFC Pada Subjek Awal Memutuskan Berhenti-Setelah Menjadi Mantan Pecandu Alkohol
Bentuk EFC SubjekFaseKategori Sub Ktegori S1 S2 S3 S4
Awal berhenti
-EFC alcohol-drug disengagement
-EFC positive reinterpretation andgrowth
-EFC acceptance
-EFC mental disengagement
-EFC Seeking social support for emotional reasons
-Berpikir alkohol merugikan-Menyadari bahwa kuliah tidak akan selesai jika minum terus-Menyadari telah merugikan orangtua / keluarga / orang lain
-Menerima apa adanya bahwa sangat sulit untuk melepaskan dari keinginan untuk minum
-Mengalihkan kegiatan ke tidur dan main game.
Menjalin hubungan baik dengan orangtua, kakak, dan tetangga
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Berhenti 1-2 Tahun
-EFC mental disengagement
-EFC turning to religion
-EFC Seeking social support for emotional reasons
-Menyibukkan diri dengan aktivitas lain.
-Doa, Ziarah, shollat
-Sharing meminta pengertian dan perhatian dari orang lain
√
√
√
√
√
√
√
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
-EFC Acceptance
-EFC positive reinterpretation andgrowth
-Masalah harus dihadapi dan diselesaikan-Menerima dengan tegar
-Menyadari alkohol akan mengacaukan hidupnya, mengingat hal-hal negatif dari alkohol.-Membuang jauh-jauh keinginan alkohol yang dapatmerusak hidup. -Menyadari tugas-tugas sebagai kepala keluarga-Menyadari bahw a sebagai manusia subjek banyak berbuat salah
√
√
√
√
√
√
√
Kategorisasi bentuk PFC pada subjek dari awal memutuskan berhenti
sampai menjadi mantan pecandu alkohol dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 12 Kategorisasi Bentuk PFC Pada Subjek
Awal Memutuskan Berhenti-Setelah Menjadi Mantan Pecandu Alkohol
Bentuk PFC S1 S2 S3 S4FaseKategori Sub Ktegori
Awal berhenti
-PFC Seeking social support for instrumental reasons
-PFC Planning
-PFC Suppresion of competing
-meminta pendapat orang tua
-Merencanaka menemui dekan untuk membicarakan masalah DO.
-Memikirkan bagaimana cara mencapai masa depan yang lebih baik-Membenahi diri dengan cara memilih mata kuliah yang akan diambil, mengulang mata kuliah yang nilainya buruk.-Mengatur langkah-langkah agar hidup lebih baik
-Jarang keluar rumah-Membatasi frekuensi pertemuan dengan teman
√
√
√ √
√
√
√ √
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
-PFC active coping
-PFC restraint coping
peminum-Pilih teman yang bukan peminum-Konsentrasi pada kuliah, tidak memikirkan masalah lain
Aktif kuliah
Menolak secara halus ajakan minum
√
√
√
√
√
Berhenti 1-2 Tahun
-PFC restraint coping :
-PFC seeking social support for instrumentalreasons
-PFC Planning
-PFC active coping
-Keingian minum bisa diredam
-Meminjam uang pada orang Lain
-Bertanya pendapat/ jalan keluar ke orang lain
-Berkomitmen untuk menghidari alkohol-Merencanakan untuk menyelesaikan kuliah
-Aktif mengikuti perkuliahan-Mencari informasi seputar efek negatif dari alkohol
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
C. Pembahasan
I. Penyebab Mengkonsumsi Alkohol dan Masalah yang Muncul Pada Subjek
Dari hasil data wawancara dan koding dalam penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa subjek dapat dipengaruhi untuk mengkonsumsi alkohol
dari tahap coba-coba sampai kecanduan alkohol. Sebagian besar dari subjek
pertama kali mengkonsumsi alkohol karena faktor eksternal yaitu ajakan
teman dan teman pergaulan subjek adalah para pecandu alkohol. Hal ini
dialami pada subjek 1, 2 dan 4. Hawari (1996) menyatakan bahwa sebagian
besar remaja 80 % pemakai obat-obatan dan alkohol pada awalnya
memperoleh zat tersebut dari temannya, hal tersebut menunjukkan bahwa
teman sebaya memberikan konstribusi yang besar dalam merubah remaja dari
seseorang yang bukan pecandu menjadi pecandu alkohol. Hal ini sependapat
dengan Brook, dkk (1983) yang menyatakan bahwa tekanan kelompok sebaya
merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap penggunaan alkohol
dikalangan remaja. Penyebab ekternal yang lain adalah keluarga berantakan,
tidak ada pengawasan dari orangtua dan pandangan yang rendah dari
lingkungan sekitar.
Selain penyebab eksternal tersebut subjek mengkonsumsi alkohol
adalah karena faktor internal yaitu keinginan untuk mencoba, ingin
mendapatkan pengakuan dari kelompok, kurang percaya diri dan persepsi
kurang adanya perhatian dari orangtua. Seperti yang ditegaskan oleh Afiatin
(2003) bahwa faktor yang mempengaruhi penggunaan alkohol pada remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
adalah faktor internal yaitu kondisi psikologis (kepribadian individu, usia,
ketaatan beribadah, harga diri rendah/kurang percaya diri, kecewa,
perkembangan, depresif, kurang dapat menerima kritik, dan mudah
tersinggung) dan faktor eksternal (keluarga yang kurang harmonis, kesulitan
yang dialami sehari-hari, kurang kasih sayang, teman, sosial, masyarakat dan
faktor kemudahan mendapatkan serta faktor khasiat).
Subjek pada awalnya mengkonsumsi alkohol pada usia SMP kelas 2
dan usia SMA kelas 1. Usia subjek tersebut adalah usia para remaja, dimana
subjek memasuki tahap perkembangan mencari identitas baru, memiliki rasa
ingin tahu yang besar, mudah dipengaruhi oleh lingkungan dan anggapan
yang salah mengenai efek dari penggunaan alkohol. Hal ini sependapat
dengan Winarto (2003) yang menyatakan perkembangan psikologis remaja
adalah sedang dalam tahap pencarian identitas diri sehingga membuat mereka
memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dan mudah dipengaruhi oleh
lingkungan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa subjek
adalah individu yang sedang berkembang dalam fase transisi (peralihan antara
masa anak-anak dan masa dewasa) dengan rentang usia masa remaja untuk
masyarakat Indonesia adalah usia 11 tahun sampai dengan 24 tahun dan pada
masa remaja ini terjadi kegoncangan sehingga dapat menimbulkan munculnya
penyesuaian negatif didalam diri subjek tersebut (Monks dkk, 1988). Hal ini
sependapat dengan Monks (1988) yang menyatakan bahwa ada dua macam
gerak perkembangan remaja yaitu memisahkan diri dari orangtua dan yang
lain menuju kearah teman sebaya, remaja saling mencari teman sebaya karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
mereka mengetahui bahwa mereka ada dalam nasib yang sama dan sama-sama
berusaha untuk mencari kebebasan serta kecenderungan yang sama untuk
menghayati kebebasan tersebut.
Pada tahap awal subjek mengkonsumsi alkohol karena ingin
mendapatkan pengakuan dari kelompok. Tahap ini oleh Fuhrmann (1990)
disebut tahap perilaku minum alkohol sebagai penggunaan yang bersifat
eksperimen, dimana seseorang akan menggunakan minuman keras atau
alkohol pada saat tertentu dan bila berada ditengah-tengah kelompok sebaya
agar mendapat penerimaan dan pengakuan dari mereka dan pada tahap ini
toleransi terhadap alkohol sangat rendah.
Mula-mulanya subjek minum sesekali dengan teman-temannya, namun
lama kelamaan menjadi kebiasaan. Tahap ini oleh Fuhrmann (1990) disebut
tahap perilaku minum alkohol sebagai penggunaan yang bersifat kebiasaan,
dimana akan muncul gejala seperti peningkatan toleransi untuk mendapatkan
efek yang lebih besar sehingga subjek pengguna alkohol, mulai berbohong,
memiliki perasaan bersalah, menyembunyikan keterlibatan mereka dengan
alkohol. Ketika subjek mempunyai masalah subjek cenderung untuk
mengkonsumsi alkohol bersama-sama dengan teman pecandu yang lain.
Sampai akhirnya subjek teratur menggunakan dan selalu
menginginkan efek yang lebih dari penggunaan sebelumnya. Pada fase ini
subjek mengkonsumsi alkohol karena faktor biologis yaitu keinginan untuk
mendapatkan efek yang lebih lagi dari minuman tersebut. Subjek Oleh
Fuhrmann (1990) tahap tersebut dinamakan tahap perilaku minum alkohol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
sebagai penggunaan yang bersifat ketergantungan, pada tahap ini subjek mulai
menunjukkan gangguan yang berupa fisik dan psikologis seperti badan terasa
loyo, kehilangan kesadaran, susah tidur, tak mampu berkonsentrasi dengan
baik, di DO dari Universitas, kehilangan teman-teman, selalu membuat alasan
dan memanfaatkan keadaan ketergantungannya.
Subjek yang mengkonsumsi alkohol erat kaitannya dengan stres. Stres
muncul diakibatkan adanya stresor. Menurut Landau (1994) remaja sering
dicirikan dengan konflik dan stres, karena remaja mengalami peralihan dari
masa kanak-kanak menuju masa dewasa muda, dalam masa peralihan ini
remaja perlu banyak belajar berbagai keterampilan intelektual dan
keterampilan sosial. Perjuangan remaja untuk dapat berfungsi dengan tepat
dalam peran-peran baru mereka sering menimbulkan situasi yang penuh stres
dan untuk mengatasi hal tersebut banyak remaja yang “lari” atau
mengkonsumsi alkohol. Menurut Shultz dan Shultz, (1994) stres merupakan
tanggapan yang ada pada seseorang ketika berhadapan dengan lingkungan dan
bila tidak dapat mengatasi berakibat penyimpangan perilaku berupa merokok
berlebihan, dan minum minuman keras berlebihan.
Para mantan pecandu alkohol jika mengalami stress atau tekanan maka
dalam dirinya akan memberikan reaksi yang berbeda-beda untuk menghadapi
stress tersebut. Hal ini mendukung pendapat Rutter (dalam Folkman, 1984)
yang mengatakan bahwa individu memberikan reaksi yang berbeda-beda
untuk mengatasi tekanan/stres (Rutter, dalam Folkman, 1984).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Masalah-masalah yang menimbulkan tekanan/stress pada subjek ketika
awal berhenti mengkonsumsi alkohol adalah permasalahan dalam perkuliahan,
kebingungan menghadapi DO, perasaan tertekan melihat kesuksesan teman-
teman lain yang sudah lulus serta keinginan dan godaan yang kuat untuk
mengkonsumsi alkohol lagi, karena kemudahan mencari minuman beralkohol
di lingkungan subjek tinggal.
Permasalahan lain yang dialami subjek adalah tidak adanya dukungan
dari lingkungan, baik lingkungan masyarakat tempat tinggal subjek, maupun
lingkungan yang terdekat dengan subjek yaitu keluarga. Hal ini dialami oleh
subjek 3, dimana subjek tersebut tidak mendapatkan penerimaan dari
lingkungan dan keluarga yang sama sekali tidak mempunyai kepedulian
dengan subjek.
Pada saat subjek benar-benar lepas dari alkohol selama 1-2 tahun,
subjek menghadapi berbagai permasalahan antara lain subjek yang diliputi
oleh perasaan bersalah jika tidak mengikuti ajakan untuk minum, sementara
teman masih banyak yang mengajak minum, konflik dengan pacar, masalah
kuliah, dimana subjek tidak mendapatkan acc revisi skripsi dari dosen
pembimbing, perasaan malu karena kuliah tidak segera selesai, serta perasaan
telah menyusahkan orangtua, subjek selalu meminta uang untuk mencukupi
kebutuhan. Subjek merasa tertekan dengan lingkungan tempat tinggal subjek
dimana muncul perasaan bodoh dan malu ketika berinteraksi dengan
lingkungan tersebut. Di lingkungan pergaulan, subjek mengalami tekanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
karena teman-teman yang lain sudah selesai kuliah, sehingga merasa minder
jika berangkat ke kampus.
Kondisi subjek yang tidak segera menyelesaikan perkuliahan
menyebabkan subjek mengalami kesulitan dalam membagi waktu antara
kuliah, kerja dan mengurus keluarga, seperti yang dialami oleh subjek 1 dan
subjek 3. Hal ini menambah tekanan dan memperparah kondisi keuangan
subjek tersebut, dimana subjek sudah berkeluarga dan yang sudah tidak
menjadi tanggungjawab orangtua. Orangtua pada subjek 4 cenderung sudah
tidak mempercayai bahwa subjek benar-benar lepas dari pengaruh minuman
beralkohol, sehingga tidak memberikan kepercayaan lagi pada subjek.
Orangtua membatasi keuangan subjek, dan selalu mencurigai gerak langkah
subjek. Hal ini membuat subjek 4 merasa tertekan. Sementara keinginan untuk
mengkonsumsi kembali minuman beralkohol masih ada pada semua subjek.
II. Coping Pada Mantan Pecandu Alkohol
Apabila individu menghadapi suatu tekanan atau stres, maka akan
terjadi suatu proses penyesuaian terhadap situasi tersebut yang lazim disebut
sebagai coping strategy atau strategi mengatasi masalah.
Pada saat pertama mengkonsumsi dan pada fase kecanduan alkohol,
kecenderungan subjek melakukan coping lebih banyak mengunakan strategi
EFC yaitu dengan mengkonsumsi alkohol, lari dari masalah, mengasingkan
diri. Hal itu dengan tujuan mengatur respon emosional dengan meniadakan
fakta-fakta yang tidak menyenangkan. Setelah subjek memutuskan untuk
berhenti mengkonsumsi alkohol, kecenderungan para subjek menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
coping PFC maupun EFC secara seimbang dan kontekstual. Keefektifan dari
kedua strategi ini tergantung pada sumber masalah yang dihadapi. Strategi
coping tersebut di atas tidak bersifat statis, karena kedua strategi dapat saling
bergantian dalam penggunaannya. Suatu saat individu menggunakan strategi
problem focused coping, namun saat yang lain individu tersebut menggunakan
strategi emotional focused coping. Hal ini tergantung pada kondisi yang
dihadapi (Lazarus, 1993)
Berdasarkan Carver & Scheier (1989), strategi yang dilakukan ada dua
cara. Pertama : Strategi Problem Focused Coping atau PFC yang dapat
dilakukan mantan pecandu alkohol adalah : Menghadapi masalah secara aktif
(active coping), perencanaan (planning), Mengurangi aktifitas-aktifitas
persaingan (Suppresion of competing), pengendalian (restraint coping),
mencari dukungan sosial karena alasan instrumental (seeking social support
for instrumental reasons). Kedua : Strategi Emotional Focused Coping atau
EFC yang dapat dilakukan mantan pecandu alkohol meliputi: mencari
dukungan sosial karena alasan emosional ((seeking social support for
emotional reasons), reintepretasi dan perkembangan yang positif (positive
reinterpretation and growth), penerimaan (acceptance), mengalihkan pada
agama (turning to religion), pelepasan emosi (focus on and venting emotion),
penolakan (denial), tindakan pelarian (behavioral disengagement), pelarian
secara mental (mental disengagement), Penyimpangan dalam penggunaan
alkohol (alcohol-drug disengagement),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Pada awal berhenti minum, beberapa dari mantan pecandu masih ada
keinginan untuk lari ke alkohol dalam menghadapi masalah. Hal ini terkait
dengan kebiasaan yang sering dilakukan ketika dulu mengkonsumsi alkohol
sebagai salah satu bentuk coping yang sudah melekat dalam dirinya. Namun
subjek sadar bahwa ternyata alkohol tidak dapat menyelesaikan masalah,
justru menjadi permasalahan baru atau tekanan baru. Subjek sudah merasakan
bahwa alkohol sebenarnya merupakan hal yang negatif. Ini terlihat ketika
subjek merasa bahwa alkohol merugikan bagi dirinya, dan merugikan orang
terdekatnya. Tetapi keinginan untuk minum lagi masih sering muncul dalam
diri subjek.
Pada fase ini kebanyakan dari subjek (Subjek 1, 2 dan 3)
menggunakan EFC alcohol-drug disengagement dan EFC positive
reinterpretation and growth (pada S1, S2, dan S3). Subjek dalam penelitian
ini pada fase awal berhenti mengkonsumsi alcohol subjek masih belum dapat
menghindar dari keinginannya untuk menggunakan alkohol, karena efek zat
dari alkohol yang membuat ketergantungan. PFC yang digunakan pada saat
fase ini adalah PFC Planning (S1, S2, dan S3) dan PFC Suppresion of
Competing (S1, S2, dan S4).
Setelah subjek benar-benar lepas dari alkohol (Mantan Pecandu
Alkohol) subjek menggunakan serta EFC seeking social support for emotional
reason (S1, S2, S3 dan S4), EFC positive reinterpretation and growth (S2,S3,
dan S4), dan EFC turning to religion (S1, S2, dan S3), EFC mental
disengagment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Subjek melakukan EFC reintepretasi and positif growth dengan cara
menyadari bahwa alkohol akan mengacaukan hidup subjek, mengingat hal-hal
negatif dari alkohol, membuang jauh-jauh keinginan untuk mengkonsumsi
alkohol yang dapat merusak hidup. Hal tersebut di atas dilakukan oleh subjek
subjek 2, subjek 3, dan subjek 4. Subjek juga melakukan coping planning,
dimana subjek berkomitmen untuk menghindari alkohol dengan cara
menyelesaikan kuliah, mencari informasi seputar efek negatif dari alkohol,
dan meredam keinginan untuk minum alkohol. Karakter dan pemikiran
subjek menjadi berkembang ke arah yang lebih positif. Muncul adanya
kesadaran pemikiran dalam diri subjek bahwa alkohol memberikan dampak
buruk bagi subjek antara lain perkuliahan yang tidak selesai-selesai. Selain itu
dalam diri subjek juga muncul adanya perasaan bersalah sudah banyak
merugikan orang lain baik keluarga, teman, dan lingkungan.
Coping yang digunakan oleh subjek (pada subjek 1, 2, 3 dan 4) adalah
EFC seeking social support for emotional reason, yang dilakukan dengan cara
meminta pendapat / nasehat serta perhatian dan pengertian dari orang lain dan
keluarga. EFC seeking social support for emosional reason dilakukan dengan
menjalin hubungan yang baik dengan orangtua, kakak dan keluarga. EFC
mental disengagment yang dilakukan subjek adalah dengan mengalihkannya
ke kegiatan tidur dan main game.
Selain itu subjek juga melakukan PFC suppresion of competing,
dimana subjek menghindar dari kegiatan mengonsumsi alkohol dengan cara
membatasi frekuensi dengan teman peminum, kalaupun ada ajakan minum,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
cenderung ditolak secara halus oleh subjek. Subjek juga mulai selektif dengan
cara tidak berinteraksi dengan teman-teman peminum. Hal ini mendukung
pendapat Reinhold Niebuhr (dalam Narcotics Anonymous) yang mengatakan
bahwa seorang alkoholik dapat mempengaruhi alkoholik lainnya jauh lebih
efektif dibandingkan dengan apa yang dilakukan seorang non-alkoholik.
Selain itu subjek berkonsentrasi hanya pada satu kegiatan saja, yaitu kuliah,
dengan mengesampingkan masalah-masalah lain selain kuliah.
PFC Planning ada pada hampir semua subjek. Subjek yang pada
awalnya mempunyai kepercayaan diri yang rendah, dan tidak berani
menerima kenyataan bergeser menjadi seorang yang mempunyai kepercayaan
diri, sudah mulai berpikir realistis dan mempunyai komitmen untuk mengatur
langkah hidup dan mengatasi segala permasalahan yang ada. Hal ini terlihat
dari perencanaan-perencanaan yang dilakukan subjek untuk mengatasi
permasalahan yang ada, dan menghindari alkohol, antara lain subjek
membenahi diri dan merencanakan untuk menyelesaikan kuliah dengan cara
memilih mata kuliah yang akan diambil, dan mengulang mata kuliah yang
nilainya buruk. Hal ini mendukung pendapat Gunarsa & Gunarsa (1991),
Mappiare (2000) dan Soesilowindradini (2000) yang menyatakan bahwa pada
masa remaja akhir, perkembangan seseorang ditandai dengan ciri-ciri: (1)
aspek-aspek psikis dan fisiknya mulai stabil, (2) meningkatnya berpikir
realistis, memiliki sikap pandang yang sudah baik, (3) lebih matang dalam
cara menghadapi masalah, (4) ketenangan emosional bertambah, lebih mampu
menguasai perasaan (5) sudah terbentuk identitas seksual yang tidak akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
berubah lagi, (6) lebih banyak perhatian terhadap lambang-lambang
kematangan.
III. . Kebutuhan Akan Dukungan Sosial Pada Subjek
Berdasarkan hasil analisis situasi-situasi yang menyebabkan subjek
mengkonsumsi alcohol, berhenti mengkonsumsi alcohol, dan coping yang
dilakukan saat subjek sudah menjadi mantan pecandu tampak bahwa ada
kebutuhan akan perhatian dari lingkungan social. Penyebab eksternal subjek
mengkonsumsi alkohol, adalah lingkungan keluarga yang berantakan (S3),
dimana tidak adanya pengawasan dari orangtua terhadap subjek (S1). Hal ini
menyebabkan subjek merasa tidak mendapatkan perhatian dari keluarganya.
Persepsi dari subjek tersebut membuat subjek menjadi kecewa dengan
orangtua (S3,S4). Subjek berusaha mendapatkan perhatian dari tempat lain.
Hal ini merupakan penyebab internal subjek yang pada akhirnya mencari
perhatian ke lingkungan pertemanannya. Faktor eksternal yaitu teman
pergaulan subjek yang adalah para pecandu alkohol menjadi awal subjek
mengkonsumsi alkohol (S1,S2,S4). Hal ini memungkinkan subjek mencari
perhatian di kelompok tersebut sebagai pengganti perhatian dari orangtua,
karena dalam kelompok tersebut subjek merasakan mendapatkan perhatian.
Subjek mengkonsumsi minuman keras atau alkohol pada saat tertentu dan bila
berada ditengah-tengah kelompok sebaya tersebut agar mendapat penerimaan
serta pengakuan dari kelompok tersebut.
Dari faktor ekternal maupun internal tersebut membuat subjek menjadi
pecandu alkohol. Pada saat menjadi pecandu subjek merasa tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
mendapatkan respon yang baik dari teman dan lingkungan. Teman-teman dan
lingkungan subjek tidak mengakui keberadaan subjek. Terlebih perasaan
jengkel dan kecewa dengan keluarga yang selalu tidak memberikan perhatian
kepada subjek. Subjek merasa tidak nyaman, dan mengalihkan perasaan
tersebut dengan mengkonsumsi minuman beralkohol. Perasaan tersebut sering
kali muncul, ditambah perasaan subjek (S1,S2,S3,S4) yang merasa kurang
tiap kali minum menjadi penyebabkan frekuensi subjek minum semakin
meningkat.
Dari banyaknya permasalahan yang dialami akibat dari pemakaian
alcohol, membuat subjek menginginkan untuk berhenti mengkonsumsi
alcohol. Pada fase berhenti mengkonsumsi alcohol, subjek (S1,S4) masih
mengalami masalah dan terbelenggu dari dunia alcohol, namun keluarga
subjek mulai member perhatian ke subjek. Pada subjek 4, orangtua mulai
sering marah-marah ke subjek, yang sebenarnya merupakan satu bentuk
perhatian terhadap perilaku subjek. Di dalam perjalanannya dengan
lingkungan pertemanan, subjek sering kali mengalami konflik dengan
temannya peminum (S2,S4) yang sebenarnya dulu teman-teman peminum
adalah orang yang menerima subjek. Ketika terjadi konflik dalam pertemanan
dengan sesama peminum alcohol, subjek tidak mendapatkan dukungan dari
kelompoknya tersebut. Dalam hal ini subjek mencari dukungan di tempat lain.
Keluarga pada akhirnya dapat memberi perhatian ke subjek.
Indikasi adanya kebutuhan akan dukungan social juga tampak kuat
ketika subjek benar-benar lepas dari alcohol, keempat subjek menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
EFC seeking social support for emotional reason yang dilakukan dengan cara
meminta pendapat / nasehat serta perhatian dan pengertian dari orang lain dan
keluarga. EFC seeking social support for emotional reason dilakukan dengan
menjalin hubungan yang baik dengan orangtua, kakak dan keluarga. Hal ini
merupakan indikasi bahwa adanya kebutuhan yang tinggi akan dukungan dan
perhatian dari orang lain baik keluarga maupun lingkungan. Hasil penelitian
ini mendukung pendapat Prasetyo (2006) yang menyatakan bahwa kekhasan
pemikiran pecandu alcohol yang selalu diliputi oleh rasa kekosongan dan
kesepian yang mendalam bahwa orang lain tidak dapat menerimanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini mengungkap bahwa masalah internal yang dihadapi
oleh mantan pecandu alkohol pada awal berhenti mengkonsumsi antara lain
masalah perkuliahan yang tidak segera selesai, keinginan untuk mengkonsumsi
alkohol lagi, serta masalah keluarga. Sementara masalah eksternal antara lain
ajakan teman untuk mengkonsumsi alkohol kembali, adanya konflik dengan
sesama teman peminum, serta tekanan lingkungan yang memberikan penilaian
negatif terhadap mantan pecandu.
Masalah internal yang dihadapi subjek pada saat benar-benar berhenti dari
alkohol antara lain keinginan untuk kembali mengkonsumsi alkohol. Tetapi pada
fase ini keinginan tersebut benar-benar bisa diredam oleh subjek. Masalah lain
adalah adanya perasaan bersalah jika tidak mengikuti ajakan teman untuk minum,
tidak adanya kepercayaan dari lingkungan dan juga keluarga, masalah
perkuliahan dimana muncul rasa tidak percaya diri karena teman-teman sebaya
subjek sudah banyak yang lulus, kurang percaya diri di lingkungan tempat
tinggal dengan statusnya sebagai mahasiswa, serta masalah keuangan dimana
subjek mulai kesulitan untuk mengatur keuangannya,
Sementara masalah eksternal antara lain permasalahan perkuliahan dimana
teman seangkatan subjek sudah banyak yang lulus, masalah keluarga terkait
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
dengan tekanan orangtua yang menghendaki subjek cepat lulus, serta masalah
pekerjaan rumah dan kantor yang menumpuk.
Pada awal berhenti mengkonsumsi alkohol subjek menggunakan strategi
coping PFC, yaitu dengan PFC actif coping, planning, suppresion of competing,
restraint coping dan seeking social support for instrumental reasons dan EFC
positive reinterpretation and growth, acceptance, alcohol-drug disengagement.
Setelah terbebas dari alkohol, subjek menggunakan strategi coping tanpa
mengkonsumsi alkohol, meskipun keinginan mengkonsumsi masih ada. Coping
yang digunakan yaitu PFC actif coping, planning, seeking social support for
instrumental reason dan EFC positive reinterpretation and growth, acceptance,
mental disengagement, dan turning to religion. Subjek mempunyai penyesuaian
yang baik dengan mengacu pada strategi PFC (Problem Focused Coping) dan
EFC (Emotion Focused Coping).
Peneliti menyadari masih ada keterbatasan dalam penelitian ini. Mengungkap
kecenderungan coping pada mantan pecandu alkohol melalui perspektif orangtua
dan teman subjek sangat sulit dilakukan, hal itu dikarenakan perwujudan coping
sangat kompleks, serta para orangtua dan teman yang tidak selalu mendampingi
subjek secara penuh.
B. Saran
1. Kepada Mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman mengenai adanya strategi-strategi dalam menyelesaikan masalah.
Strategi coping yang berorientasi pada masalah (PFC) bisa berupa:
memecahkan masalah secara terencana, cermat, aktif meminta pendapat atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
pandangan orang lain, mencari informasi dari orang lain dan saling
mempercayai dengan pihak lain. Strategy coping yang berorientasi pada
emosi (EFC) bisa berupa: mengurangi beban yang dihadapi, menciptakan rasa
humor, menerima apa adanya, menghapuskan perasaan yang negatif. Mencari
dukungan keluarga melalui cara: menanamkan kepercayaan pada keluarga dan
saudara, memohon bimbingan, nasehat dari pihak-pihak yang terpercaya.
2. Bagi pihak civitas akademis, diharapkan aktif mengadakan kegiatan seputar
strategi menghadapi masalah melalui penyebaran informasi lewat kegiatan di
universitas dengan menghadirkan para pakar psikologi dan kesehatan,
misalnya dengan mengadakan pelatihan strategi menyelesaikan masalah, serta
pelatihan kemandirian emosional.
3. Mengingat pentingnya dukungan keluarga, kepada orangtua diharapkan
mampu lebih memahami anak-anaknya, maka sebisa mungkin selalu diadakan
pertemuan yang bisa dimanfaatkan sebagai ruang sharing dan diskusi bersama
untuk mencari cara bagaimana menyelesaikan masalah, untuk mendukung
anak agar bisa benar-benar lepas dari minuman beralkohol, termasuk misalnya
tekanan seperti bagaimana menghadapi teman yang masih mengajak minum.
Orangtua bergerak untuk melakukan stimulus-stimulus yang menolong
anaknya untuk mengembangkan strategi menghadapi masalah yang efektif
dalam penyelesaian masalah-masalahnya.
4. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian ulang namun dengan
subjek yang berbeda yaitu subjek berjenis kelamin perempuan dengan tingkat
pendidikan yang berbeda pula. Selain itu karena adanya indikasi tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
social support yang cukup tinggi pada mantan pecandu untuk itu diperlukan
penelitian lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
DAFTAR PUSTAKA
Adger, H. Jr., 1992, “Alcohol and Other Drug Use and Abuse in Adolescents”. Dalam Rogers, D.E dan Ginzberg, E. Adolescents at Risk: Medical and SocialPerspectives. Oxford: Westview Press.
Aldwin,C.M., & Revenson,T. A., 1987, Does Coping Help Are Examination Between Coping and Mental Health. Journal of Personality and Social Psychology, 53
Afiatin, T. 2001. Persepsi terhadap Diri dan Lingkungan pada Remaja Penyalagunaan Napza. Psikologika. No 12 Vol VI, Pg 11-28.
Atkitson, J.M., 1990, Mengatasi Stres. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Bactiar, A.P. 2002. Menjadi Mahasiswa Indonesia. Kedaulatan Rakyat, 14 September 2002. no 340.
Baron, R.A., & Byrne,D., 1991, Social Psychology Understanding Human Interaction. 6 th Ed. Boston: Allyn and Bacon
Bell, C.S., & Battjes, R.J., 2001, Overview of Drug Abuse Prevention Research. dalam Monograph Series 63 National Institute on Drug Abuse. http///www. Nida.nih.gov.
Carver, C.S.; Scheler, F.M.,& Weintraub, K.J., 1989, Assesing Coping Strategies: A Theorytically Based Approach. Journal of Personality dan Social Psychology, 56(2), 267-283.
Cooper, M.L., & Wilson, T., 1992, Stress and Alcohol Use: Moderating Effectsor Gender Coping and Alcohol Expectancies. Journal of Abnormal Psychology,
101(1), 139-152.
DepKes RI Dirjen Pelayanan Medik., 2000, Pedoman Terapi Pasien Ketergantungan Narkotika dan Zat Adiktif lainnya. Jakarta.
Ferko, A.P., 1990, Ethanol and Related Alcohols, Basic Farmakology in Medicine. Thirded, International Edition, Singapore: Mc.Graw-Hill, PP.232-239.
Gerhana Media., 2003, Penyalahgunaan Narkoba. Yogyakarta: No.3, thn 1.
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Garry, D.R., 2000. Konseling Kristen yang efektif. Seminari Alkitab Asia Tenggara, 177-181. Malang.
Goldman, A.M., & Brown, A.S., 1989, Expectation of Reinforcement From Alcohol:
Gunarsa, S.D. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta : BPK Gunung Mulia
Hardjana, A.M., 1994, Stres Tanpa Distres. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Hardjana, A.M., 1997, 35 Cara Mengurangi Stres. Yogyakarta: Kanisius.
Haryanto, S., 2000, Penyalahgunaan NAPZA: Tantangan Psikologi Menghadapi Millenium Baru. Yogyakarta: Yayasan Pembina Fak.Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Hawari, D. (2003). Penyalahgunaan & Ketergantungan NAZA. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Joyce, D.G. 1999. Apa Itu Alcoholics Anonymous?(www.ycab.org/id/druginfo.asp )
Joewana, S., 1989, Gangguan penggunaan Zat Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif lain. Jakarta: PT. Gramedia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia . 1989. Jakarta : Balai Pustaka.
Landau, E. (1994). Teenage Drinking. Hillside : New Jersey Enslow Publisher Inc.
Lazarus, S.R. 1976. Pattern Of Adjustment. Tokyo; McGraw-Hill Kogakusha Ltd
Moleong. J. L., 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mönks, F.J., Knoers, A. M. P., dan Haditono, S. R. (2001). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Murdoko. 2005. Miras Mudah Didapat, Menuai Maksiat. Kedaulatan Rakyat, 15 Agustus 2005. no 456.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Poerwandari, Kristi (2001). Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta : Lembaga Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Facultas Psikologi Universitas Indonesia.
Purwanto, Y. (2002). Bahaya Penyalahgunaan NAPZA dalam Perspektif Psikologi. Laporan Pelaksanaan Program Studi Piloting Crisis Unit di SMU. Proyek pengembangan Kegiatan Kesiswaan dan Pemberian Beasiswa Bakat dan Prestasi Direktorat Pendidikan Menengah Umum Departemen Pendidikan Nasional.
Putu, B. 2002. Minum alkohol tak terkendali, bersiaplah buta.www.balipost.co.id/BALIPOSTCETAK/2002/5/20/f3.htm
Ronodikoro. S., Pudjono. M., dan Rustamto. (1992). Studi Kasus Daerah Rawan Penyalahgunaan Narotika. Laporan Penelitian. Yogyakarta : UGM Yogyakarta dan Kanwil Depsos RI Propinsi DIY.
Sadayanti 1995. Hubungan antara efikasi diri dengan strategi coping dalam menghadapi stres kerja. Skripsi ( tidak diterbitkan ). Yogyakarta Fak. UGM
Sarafino. E. P. (1990). Health Psychology. New York: John Wiley & Sons
Singarimbun, M. & Effendi, S. 1982. Metode Penelitian Survai. LP3ES: Jakarta.
Siswanto. (2002). Pengaruh Pengalaman Menulis Emosional Terhadap Simtom-simtom Depresi pada Mahasiswa. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
Smet, B., 1994, Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo.
Suryabrata, Sumadi (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Their Domain and Relation to Drinking Patterns. Journal of Consulting andClinical Psychology, 4(5), 419-426.
Taylor, S., 1991, Health Psychology. New York: Mc.Graw-Hill, Inc.
Yesamine, 0. 2000. Hubungan menggunakan PFC Dengan Tingkat Depresan Pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Skripsi ( tidak diterbitkan ) Yogyakarta Fak. UGM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama (Inisial) : …………………………………………………………….
Usia : …………………………………………………………….
Alamat : ….…………………………………………………………
Jenis kelamin : ...…………………………………………………………..
Universitas : …………………………………………………………….
Semester : …………………………………………………………….
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian yang bertemakan “Studi Deskriptif Strategi Coping Mahasiswa Mantan
Pecandu Minuman Beralkohol Dalam Menghadapi Masalah” dan berjanji untuk
memberikan informasi secara sesuai dengan keadaan sebenar-benarnya yang saya
alami.
Pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh dan tidak ada paksaan dari
dari pihak manapun.
Mengetahui,
Yogyakarta,……….2008
Yang menyatakan
_______________________
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama (Inisial) : …………………………………………………………….
Usia : …………………………………………………………….
Alamat : ….…………………………………………………………
Jenis kelamin : ...…………………………………………………………..
Universitas : …………………………………………………………….
Semester : …………………………………………………………….
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian yang bertemakan “Studi Deskriptif Strategi Coping Mahasiswa Mantan
Pecandu Minuman Beralkohol Dalam Menghadapi Masalah” dan berjanji untuk
memberikan informasi secara sesuai dengan keadaan sebenar-benarnya yang saya
alami.
Pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh dan tidak ada paksaan dari
dari pihak manapun.
Mengetahui,
Yogyakarta,……….2008
Yang menyatakan
_______________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama (Inisial) : …………………………………………………………….
Usia : …………………………………………………………….
Alamat : ….…………………………………………………………
Jenis kelamin : ...…………………………………………………………..
Universitas : …………………………………………………………….
Semester : …………………………………………………………….
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian yang bertemakan “Studi Deskriptif Strategi Coping Mahasiswa Mantan
Pecandu Minuman Beralkohol Dalam Menghadapi Masalah” dan berjanji untuk
memberikan informasi secara sesuai dengan keadaan sebenar-benarnya yang saya
alami.
Pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh dan tidak ada paksaan dari
dari pihak manapun.
Mengetahui,
Yogyakarta,……….2008
Yang menyatakan
_______________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama (Inisial) : …………………………………………………………….
Usia : …………………………………………………………….
Alamat : ….…………………………………………………………
Jenis kelamin : ...…………………………………………………………..
Universitas : …………………………………………………………….
Semester : …………………………………………………………….
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian yang bertemakan “Studi Deskriptif Strategi Coping Mahasiswa Mantan
Pecandu Minuman Beralkohol Dalam Menghadapi Masalah” dan berjanji untuk
memberikan informasi secara sesuai dengan keadaan sebenar-benarnya yang saya
alami.
Pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh dan tidak ada paksaan dari
dari pihak manapun.
Mengetahui,
Yogyakarta,……….2008
Yang menyatakan
_______________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
VERBATIM DAN KODING
Catatan Lapangan
No brs
Pertanyaan dan Wawancara Coding
Subjek ternyata orang yang tepat waktu dan janji: Peneliti janji mau interview jam 18.00, dia sudah nunggu. Peneliti terlambat, Interview dimulai jam 19.00.
Subjek takut identitasnya diketahui karena Subjek adalah sudah kenal dengan peneliti dan teman-teman peneliti
1
5
10
15
20
25
30
35
41
Subjek 1T : Nggak ada acara kan?!J : Enggak, kan kita sudah janjian ...
dari tadi aku sudah nunggu lo!T : Maaf ... kalau lama nunggunya ...
biasa, ngecek tempat usaha dulu.J : Nggak pa-pa ... masih laris kan,
ayamnya?T : Lumayanlah .... bisa kita mulai
sekarang?!J : Boleh ... tapi identitasku
dirahasiakan kan?!T : Iya dong ... aku cuma pengin datanya
aja, soal identitasmu ... nggak ditulis di skripsi ...
J : Iya deh, kalau gitu ... tapi bener loh, jaga rahasia ...
T : Iya ... ya ... aku mulai nih.... dahulu kamu pernah sampe kecanduan kan? Boleh nggak kalau aku mengetahui lebih jauh?
J : Boleh ... asal aku masih ingat dan bisa menjawabnya.
T : Apakah saat ini kamu juga masih sering minum alkohol?
J : Kalau saat ini, saya sudah sama sekali tidak minum. Saya sudah berhenti .... .
T : Tapi dulu kamu sudah sampai kecanduan ya?
J : Kalau kecanduan sih saya kurang tahu, yang jelas hampir setiap hari saya minum alkohol. Mula-mula memang cuma sedikit dan hanya sesekali saja, namun lama-lama
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Mula-mula Subjek kurang lancar menjawab karena kelihatannya sedikit bimbang, lama-lama interview semakin lancar.
Ketika ditanya tentang awal mula minum Subjek kurang lancar, karena sambil mengingat-ingat … peristiwa tersebut sudah lama terjadi.
45
50
55
60
65
70
75
80
85
menjadi kebiasaan. Tiada hari tanpa minum alkohol.
T : Sejak kapan kamu mulai mengkonsumsi alkohol?
J : Pertama kali saya minum alkohol sejak Kelas 2 SMP, namun masih sesekali saja. Itupun hanya sedikit, paling-paling sekali minum satu gelas, karena satu botol bisa diminum rame-rame sama teman.
T : Jadi kamu minum bersama teman-teman? Biasanya berapa orang?
J : Tidak tentu. Tapi biasanya lebih dari empat orang. Biasanya kalau teman yang ngumpul banyak, beli minumannya juga banyak. Misalnya jika ada lebih sepuluh anak, minumannya bisa lebih dari tiga botol.
T : Uang siapa yang sering dipakai untuk membeli minuman?
J : Tidak tentu. Kadang-kadang ada teman lagi lagi punya uang, atau pas ulang tahun. Tapi kadang-kadang juga patungan.
T : Apa yang menyebabkan kamu mengkonsumsi alkohol?
J : Mula-mula dari ajakan teman dan kakak-kakak kelas. Selain itu secara pribadi juga ingin tahu, seperti apa rasanya?
T : Saat pertama kali minum, apa yang kamu rasakan?
J : Mula-mula takut juga. Takut ketahuan orang tua atau guru. Tapi karena ada beberapa teman yang minum dan saya ingin tahu rasanya, saya juga minum. Pertama kali minum ada rasa pahit dan bau
Awal Mengkonsumsialkohol : kelas 2 SMP
Penyebab eksternal : ajakan temanPenyebab internal :Ingin tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
90
95
100
105
110
115
120
125
130
yang menyengat, namun karena ingin mendapat ”pengakuan” dari teman-teman... tetap saya minum. Sebenarnya ada sedikit rasa pusing, tapi lama-lama enak juga.
T : Apa yang mendorong kamu berani mencoba minum?
J : Selain ajakan teman, saya juga merasa bangga, karena berani minum. Saya menjadi mendapatkan semacam pengakuan dari teman-teman yang sama-sama minum. Saya jadi punya teman ngumpul.
T : Apakah ada masalah yang cukup berat saat itu?
J : Sebenarnya kalau masalah berat saya kira tidak ada. Mungkin karena ingin diakui saja. Ingin pengakuan dari orang-orang sekitar. Saya pertama kali minum sebenarnya tidak ada masalah sama sekali. Hanya mungkin karena kurang pengawasan dari orang tua atau guru saja, saya bisa mempunyai kesempatan berkumpul dengan teman-teman dan minum bersama.
T : Saat itu apakah kamu ingat masalah apa yang pernah kamu rasakan?
J : Kalau masalah sih belum begitu ada, karena saya masih SMP, masih suka hura-hura. Masalah saya paling hanya merasa kurang mendapatkan perhatian saja...
T : Bagaimana kamu menyikapi masalah kamu saat itu?
J : Saya ingin adanya pengakuan saja dari orang-orang sekitar, dari teman-teman, apalagi saat itu saya masih SMP. Saya ingin diterima di
Penyebab internal : ingin mendapat pengakuan teman
Penyebab eksternal: kurang pengawasan orang tua dan guru
Penyebab internal :Persepsi subjek kurang mendapatkan perhatian
Penyebab eksternal :ingin adanya pengakuan saja dari orang-orang sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Subjek cerita masa lalu secara datar, kadang-kadang ada jeda berfikir mengingat-ingat peristiwa yang sudah lama terjadi.
Subjek cerita tentang kecanduan mulai ada ekspresi emosi … seperti menyesali peristiwa tersebut
135
140
145
150
155
160
165
170
175
kelompok.T : Adakah ada tekanan kelompok saat
itu? J : Tekanan dari kelompok tidak begitu
kuat. Kelompok tersebut sebenarnya adalah kelompok bermain dari teman-teman sekolah. Secara langsung tekanan tidak ada. Namun saya merasa jika saya tidak bergabung dengan mereka saya takut dijauhi dan tidak punya teman. Jadi tekanannya hanya pada masalah interaksi saja. Saya bisa interaksi dengan mereka jika saya juga mau bergabung minum bersama mereka.
T : Apakah setelah mulai minum, akhirnya frekuensi minum bertambah?
J : Ya.... Dulu minum hanya sesekali, paling-paling seminggu sekali, pas hari libur, namun lama-lama menjadi lebih sering. Akhirnya hampir setiap hari minum. Minum menjadi kebiasaan. Setelah SMA dan awal-awal kuliah, saya menjadi sering sekali minum. Apalagi saat kuliah, saya kost sehingga lebih bebas untuk minum.
T : Kapan mulai kecanduan alkohol?J : Paling parah SMA dan semester-
semester awal kuliah. Tiap kali minum adanya selalu kurang. Kayaknya nambah-nambah dan akhirnya menjadi ketergantungan. Saat banyak pikiran rasanya ingin minum. Agar rasa pusing hilang. Tiap hari minum, kalau ada masalah nambah. Jika ada masalah rasanya ingin minum, akhirnya biarpun tidak ada masalah tetap minum.
T : Masalah apa yang memicu pemakaian alkohol?
J : Masalah berat tidak ada, tetapi
Masalah internal : takut dijauhi dan tidak punya teman
Frekuensi Mengkonsumsi Alkohol : Dulu seminggu sekali, lama-lama menjadi lebih sering
Fase Kecanduan:SMA dan semester-semester awal kuliah
Penyebab Internal : Kebutuhan biologis:Tiap kali minum adanya selalu kurang
EFC : Alcohol-drug disengagement :Jika ada masalah rasanya ingin minum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
180
185
190
195
200
205
210
215
220
masalah yang dihadapi mungkin masalah belajar saya merasa jenuh, prestasi tidak sesuai yang saya inginkan, juga masalah-masalah yang dihadapi anak sekolah pada umumnya, mungkin masalah tugas yang waktu itu saya anggap terlalu banyak dan susah, masalah konflik dengan teman, pacar. Paling juga masalah-masalah keluarga. Masalah berat ya paling hubungan dengan keluarga, orang tua, saya merasa kurang diperhatikan. Mungkin masalah yang berat adalah menghadapi lingkungan. Saat itu saya tidak nyaman di lingkungan. Saya banyak main di luar, jarang di rumah, karena di kampung tidak ada teman sebaya.Akhirnya menarik diri dari lingkungan. Saya kurang bergaul dengan masyarakat sekitar saya. Tidak pernah ikut kegiatan-kegiatan di lingkungan rumah, karena tidak ada teman sebaya. Teman yang sebaya dengan saya hanya sekitar 4 orang. Saya jadi terganggu, males bergaul dengan orang-orang yang usianya tidak sebaya. Jika pas di rumah, saya jarang keluar rumah, untuk mengurangi rasa tidak nyaman, saya paling dengerin musik, atau baca-baca …. Tapi kalau sudah bosan, paling secara sembunyi-sembunyi minum alkohol. Mengenai masalah keluarga, merasa tidak digagas di rumah. Orang tua sibuk, rumah selalu kosong. Rumah menjadi semacam open house bagi teman-teman yang ingin main. Orang yang paling dekat adalah teman-teman. Saya punya pikiran bahwa pelindung saya
Masalah Internal:masalah belajar prestasi masalah tugas sekolahMasalah Eksternal:- konflik dengan teman, pacar- tidak nyaman di lingkungan
Masalah Eksternal:hubungan dengan keluarga, orang tua kurang baik
EFC Behavioral disengagement :menarik diri dari lingkungan (kurang bergaul dg masyarakat)
EFC Mental disengagement :untuk mengurangi rasa tidak nyaman, saya paling dengerin musik, atau baca-baca ….
EFC : Alcohol-drug disengagement :Tapi kalau sudah bosan, paling secara sembunyi-sembunyi minum alkohol.
Penyebab Internal:- merasa tidak digagas di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Subjek mulai lancar bercerita …Kadang-kadang kalau ia merasa mood dengan pertanyaan … ia menjawab secara panjang lebar
225
230
235
240
245
250
255
260
265
adalah teman-teman. Jika ada masalah atau cekcok dengan orang lain yang membantu adalah teman-teman. Teman-teman juga rapi dan bisa menutupi perbuatan-perbuatan saya. Saya jarang membicarakan masalah dengan orang tua. Jika ada masalah yang selalu ada di dekatku adalah teman teman. Karena merasa ada jarak dengan orang tua maka saya jarang sharing dengan orang tua. Males merayu-rayu orang tua, males mencari perhatian orang tua. Saya waktu itu sibuk dengan dunia masing-masing.
T : Bagaimana cara menyikapi masalah ketika itu?
J: Jika merasa bosan atau pikiran pusing saya minum saja, agar pusing hilang. Saya sebenarnya terganggu dengan hubungan dengan orang tua, namun masalahtersebut tidak saya pikirkan. Saya lari dari masalah tersebut. Tapi jika pikiran tersebut muncul, saya minum agar pikiran jadi enak. Pada saat itu saya ada pikiran orang tua berubah, namun setelah mereka berubah pun aku tetap sudah terbiasa dengan kebiasaanku minum alkohol. Jika ada masalah, saya minum maka masalah tersebut hilang, lupa, namun besoknya muncul lagi. Jika masalah muncul lagi, saya minum lagi. Saya selalu minum biar nggak ada pikiran lagi. Setelah minum saya jadi lebih PD, enjoy. Saat itu masalah itu saya anggap menjengkelkan dan membuat saya stress, sehingga jika ada masalah saya selalu minum. Masalah itu selalu ada, merasa tidak adil. Kalau ada masalah di keluarga tidak ada yang bisa diajak ngomong. Maka
rumah- Orang tua sibuk, - rumah selalu kosong
EFC : Alcohol-drug disengagement :- Jika merasa bosan atau pikiran pusing, minum
Masalah Internal :Terganggunya hubungan
dengan orang tua,
EFC : Alcohol-drug disengagement :- minum agar pikiran jadi enak
EFC : Alcohol-drug disengagement :Jika ada masalah : minum. Jika masalah muncul lagi: minum lagi. Setelah minum jadi lebih PD, enjoy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Subjek terlihat menyesali peristiwa masa lalu.
Cerita tentang DO Subjek terlihat agak tersipu … Subjek kenal peneliti dan teman-teman peneliti, sehingga agak malu.
270
275
280
285
290
295
300
305
310
minum dulu baru curhat pada teman, tapi biasanya dimulai dengan minum dulu. Setelah minum, masalah itu tidak tambah baik, namun masalah timbul terus, maka minum saja.Kadang-kadang saya juga merasa bersalah terhadap orang tua. Beberapa kali kadang ditegor, tetapi kadang-kadang juga didiamkan saja. Jika ditegor dalam keadaan minum saya tidak mau mengalah. Kadang-kadang cek-cok. Jika ortu bicara banyak, saya tinggal pergi.
T : Apakah kamu pernah merasa bahwa mengkonsumsi alkohol merugikan kamu?
J : Ya. Kadang-kadang saya merasa bersalah. Banyak tugas kuliah yang keteteran karena saya lebih asyik minum. Apalagi prestasi akademiksaya sangat menurun. Nilai-nilaikuliah saya tidak memuaskan saya. Namun jika memikirkan hal ini, saya kembali minum.
T : Setelah ada perasaan bersalah apakah ada keinginan untuk berhenti minum?
J : Saat itu perasaan susah dikendalikan. Pengin sih berhenti minum, namun tidak bisa. Jika saya pikir saya telah bersalah dan berdosa terhadap keluarga, saya merasa tertekan .... untuk melupakannya saya minum lagi.
T : Jika demikian ..... kenapa kamu bisa berhenti minum?
J : Saya bisa berhenti minum karena ada peristiwa yang memaksa saya berhenti minum.
T : Bisakah kamu ceritakan peristiwa yang menyebabkan ada keinginan kamu untuk lepas dari alkohol?
J : Titik baliknya adalah setelah saya
EFC : Alcohol-drug disengagement :Setelah minum, masalah tidak tambah baik, maka minum saja
Penyebab eksternal :Beberapa kali ditegor, tetapi kadang-kadang juga didiamkan saja.
Masalah internal :Kadang-kadang merasa bersalah
Penyebab internal mengkonsumsi alkohol :- prestasi menurun- Nilai tidak memuaskan
Penyebab internal subjekmengkonsumsi alkohol :perasaan susah dikendalikanEFC : Alcohol-drug disengagement :merasa tertekan .... untuk melupakannya minum.
Penyebab Internal Awal subjek mengkonsumsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Subjek terlihat membanggakan orang tuanya
Karena sudah jam 21.00 Subjek terlihat capek … siang kerja, interview dihentikan.
Minggu 22
315
320
325
330
335
340
345
350
355
kuliah semester 4. Peristiwa titik balik itu adalah adanya pengumumnan DO. Saya mendapat peringatan dari kampus bahwa saya akan di DO, karena nilai-nilai akademik saya tidak sesuai target yang ditentukan kampus. Menghadapi ini saya bingung ..... mula-mula saya minum, sampai mabuk. Hal ini saya lakukan di rumah. Kemudian saya ditanya oleh ayah saya ... kenapa minum berlebihan? Setelah saling berdebat akhirnya saya mengaku bahwa saya mendapat peringatan DO dari kampus. Orang tua saya tidak marah ..... tetapi malah memberi kebebasan, saya boleh berhenti kuliah atau meneruskan kuliah karena saya dianggap sudah dewasa. Orang tua saya memberikan beberapa gambaran pilihan yang dapat saya pilih. Setelah saya renungkan, saya mulai berfikir positif .... ternyata orang tua saya demikian bijak. Mereka bisa menerima saya apa adanya .... bahkan jika saya memilih akan terus minum, saya dipersilahkan asal saya bertanggungjawab atas pilihan saya .... asal saya mau menerima resiko dan tidak menyesali apa yang telah saya perbuat. Dari hasil sharing dengan norang tua tersebut, saya diberi kebebasan. Saya diajak berargumen, saya mulai belajar berfikir sendiri. Saya mulai merasa nyaman ada perhatian orang tua.
T : Apa hasil dari peristiwa tersebut?J : Setelah saya merasa nyaman di
rumah, mulai ada perubahan. Saya mulai jarang keluar rumah, saya mulai membatasi frekuensi pertemuan dengan teman-teman peminum. Setelah sadar saya baru
Alkohol:pengumumnan DO
EFC : Alcohol-drug disengagement :Menghadapi masalah DO bingung ..... minum, sampai mabuk
Hubungan keluarga:Orang tua tidak marah dan memberi kebebasan karena dianggap sudah dewasa
EFC positive reinterpretation and growth :mulai berfikir positif .... ternyata orang tuanya bijak
PFC Seeking social support for instrumental reasons : meminta pendapat orangtua
PFC Suppresion of competing :
- mulai jarang keluar rumah - membatasi frekuensi pertemuan dengan teman peminum
Berfikir negatif tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Juni 2008 jam 15.00 merupakan wawancara lanjutan
Subjek mantap cerita tentang keadaan keluarga
360
365
370
375
380
385
390
395
400
menyadari bahwa dulu sebenarnya orang tua telah memperhatikan saya, namun karena kesibukannya sering saya anggap mereka kurang perhatian. Saya kemudian merasa bersalah. Ketika minum saya merasa tidak nyaman, karena merasa bersalah terhadap keluarga. Saya mulai merespon peringatan dari kampus. Saya merencanakan untuk menemui dekan dan membicarakan masalah DO. Sejak saat itu saya menyibukkan diri dengan kuliah.
T : Bisa kita lanjutkan wawancara yang kemaren Jum’at?
J : Bisa ...T : Kemarin Jumat kamu cerita
mengenai peristiwa DO ya?J : Ya... bisa dilanjutkan kok ... mau
nanya apa lagi?T : Saya teruskan ya .... setelah peristiwa
pengumuman DO apakah usaha yang kamu lakukan?
J : Saya mencoba berhenti minum. Namun mulanya sangat susah .... keinginan minum selalu menghantui ... terutama jika ada masalah ..... kadang tidak ada masalahpun jika di kamar sendiri pengin minum ..... lalu saya mencoba membatasi diri sendiri pelan-pelan. Kadang-kadang jika ada konflik dengan pacar atau teman bisa timbul keinginan minum lagi, namun saya belajar mengatasi masalah dengan menemukan akar masalah dan mencari solusi agar konflik tidak berkelanjutan.
T : Bagaimanakah proses yang terjadi saat itu?
J : Setelah peristiwa pengumumnan DO, saya jadi sering berkomunikasi dengan orang tua. Saya jadi sering kumpul dengan keluarga. Sewaktu
alkohol :- minum menjadi tidak nyaman, karena merasa bersalah terhadap keluarga
PFC planning : merencanakan untuk menemui dekan dan membicarakan masalah DO.PFC active coping :menyibukkan diri dengan kuliah
Usaha melakukan perubahan :mencoba berhenti minum, mulanya sangat susah
Stressor sosial:jika ada konflik dengan pacar atau teman bisa timbul keinginan minum lagiPFC : Planning :saya belajar mengatasi masalah dengan menemukan akar masalah agar konflik tidak berkelanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Jika bicara tentang keinginan minum … terlihat Subjek seperti menahan rasa haus
Subjek cerita tentang solidaritas teman-temannya seperti ada rasa rindu…
Sampai saat
405
410
415
420
425
430
435
440
445
sharing dengan orang tua, saya diberi kebebasan dan dianggap telah dewasa. Saya diajak berargumen, saya mulai belajar berfikir sendiri. Saya mulai merasa nyaman ada perhatian orang tua. Orang tua saya sendiri jika ada masalah juga mulai dibicarakan dengan anak-anaknya. Saya mulai belajar menghadapi masalah. Setelah saya berhenti minum .... tiga bulan setelah lepas dari alkohol merasa enak .... namum belum sama sekali lepas ..... pelan-pelan. Waktu itu saya masih sesekali minum untuk sekedar mengurangi rasa tidak nyaman ... sebab jika keinginan minum belum dituruti .... perasaan merasa tidak enak, susah tidur ... kalau malam sering cuma ”klisak-klisik” ... untuk mengurangi hal ini saya minum sedikit ... hal itu berulang-ulang namun sedikit-demi sedikit bisa saya batasi ... akhirnya setelah sekitar setahun, saya bisa berhenti sama sekali minum ... namun kalau keinginan minum sampai sekarang masih sering muncul .... hanya saja saya bisa berpikir lebih baik dari pada dulu ... sekarang kalau saya pengin minum ... saya berpikir bahwa minum akan lebih banyak ruginya dari pada manfaat yang saya dapat .... lagi pula saya sekarang sudah kerja ... rasanya sayang jika uang yang saya peroleh dengan susah payah, hanya digunakan untuk beli minuman ... kalau ingat hal ini, keinginan minum saya bisa saya kendalikan ...
T : Adakah tekanan teman-teman untuk tetap mengkonsumsi alkohol?
J : Kadang-kadang mengingat solidaritas teman-teman ketika saya
PFC : seeking social support for emotional reasons :Saya mulai merasa nyaman ada perhatian orang tua. Orang tua saya sendiri jika ada masalah juga mulai dibicarakan dengan anak-anaknya.
PFC active coping :- mulai belajar menghadapi masalah
EFC alcohol-drug disengagement :masih sesekali minum untuk sekedar mengurangi rasa tidak nyaman ... perasaan merasa tidak enak, susah tidur
PFC Aktif Coping :sedikit-demi sedikit bisa membatasi minum ... setelah setahun bisa berhenti minum
EFC positive reinterpretation and growth:berpikir bahwa alkohol merugikan...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
ini masih kelihatan bekas-bekas tanda kurang tidur pada Subjek… matanya cekung dan ada kerut-kerut meskipun usianya belum tua.
450
455
460
465
470
475
480
485
490
menghadapi masalah saya merasa bersalah jika tidak mengikuti ajakan teman untuk minum, tetapi tekanan ini bisa saya redam pelan-pelan, biasanya saya sharingmeminta pengertian dan perhatian dari orang lain. Selain itu karena ada keinginan yang lebih besar, yaitu menyelesaikan kuliah, memenuhi target pekerjaan, dan ingin memberikan rasa bangga kepada orang tua dan keluarga.
T : Adakah gangguan fisik yang terjadi saat itu? Apa saja?
J : Kalau gangguan fisik tidak ada. Paling-paling kalau terlalu banyak minum mabuk, kemudian badan terasa loyo, males mengerjakan apapun ....kalau siang lebih banyak tidur, dan malam susah tidur. Gangguan bersifat psikis adalah adanya ketergantungan terhadap alkohol, karena saat itu jika ada masalah inginnya lari ke minuman keras. Gangguan psikis juga peningkatan emosi dan kadang-kadang juga perasaan bersalah.
T : Adakah keinginan untuk kembali mengkonsumsi alkohol?
J : Keinginan minum itu kadang-kadang muncul, namun setelah merasa nyaman dengan keluarga ... bekerja dan harus menyelesaikan kuliah, keinginan tersebut bisa ditahan. Keinginan minum kalah oleh tujuan hidup saya .... saya harus membenahi hidup saya, saya harus bekerja, saya harus menyelesaikan kuliah, saya harus membuat orang tua bangga. Saya mulai menata hidup dengan fokus pada kuliah dan kerja. Saya mulai melengkapi syarat-syarat yang diperlukan agar tidak DO, saya
PFC restraint coping :keinginan minum bisa saya redam pelan-pelan.
EFC seeking social support foremotional reasons: Sharing meminta pengertian dan perhatian dari orang lain
PFC planning :menyelesaikan kuliah, memenuhi target pekerjaan, dan ingin memberikan rasa bangga kepada orang tua dan keluarga
Penyebab Internal Biologis(Fase Kecanduan) :- Mabuk- badan terasa loyo - males mengerjakan apapun- siang lebih banyak tidur, malam susah tidur.
Penyebab Internal Psikis (Fase Kecanduan) :- peningkatan emosi dan perasaan bersalah
Masalah Internal:Keinginan minum kadang-kadang muncul
PFC restraint coping :keinginan tersebut bisa ditahan.
PFC planning :Saya mulai menata hidup dengan fokus pada kuliah dan kerja. Saya mulai melengkapi syarat-syarat yang diperlukan agar tidak DO, saya mulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Jika membicara-kan tentang kuliah, Subjek terasa kurang semangat
495
500
505
510
515
520
525
530
mulai membenahi kekurangan-kekurangan kuliah saya selama ini. Saya ingin tujuan hidup saya tercapai.
T : Usaha apa yang dilakukan supaya tidak relaps?
J : Menyibukkan diri, sibuk kerja dan kuliah agar tidak DO. Meskipun saat ini masih sering ada keinginan minum .... keinginan tersebut dapat diatasi karena sekarang sudah merasa nyaman dengan diri sendiri.
T : Apakah yang terjadi ketika keinginan tersebut muncul lagi?
J : Saya alihkan dengan kesibukan kerja dan kuliah sehingga keinginan saya untuk minum bisa hilang, atau sharing dengan orang tua. Kadang-kadang juga lari ke kegiatan spiritual, saya lebih banyak berdoa ... ikut misa, atau rekoleksi yang diadakan mudika.
T : Sekarang kamu benar-benar telah berhenti minum?
J : Suerr... kalau minum saya sudah berhenti sama sekali .... sekarang saya kan sibuk sekali, kuliah sambil kerja ... kamu tahu sendiri kan? Kamu aja kuliah sambil buka usaha juga nggak bisa kelar-kelar kok ...
T : Memang iya sih ... berarti sekarang kamu sudah enjoy ... nggak ada lagi masalah ya?!!
J : Kalau masalah dari alkohol sih enggak ada lagi ... paling-paling rasa ingin minum lagi .... tapi masalah lain malah lebih banyak, mana ada sih manusia nggak punya masalah?
T : Lalu masalah yang kamu rasakan sekarang apa?
J : Waah ... banyak sekali, soal kuliah yang belum selesai ... ditambah kerjaan .... sekarang saya baru nyadari ... ternyata kuliah sambil
membenahi kekurangan-kekurangan kuliah saya selama ini. Saya ingin tujuan hidup saya tercapai.
EFC mental disengagement : menyibukkan diri dengan bekerjasehingga mengurangi keinginan untuk minum lagi:PFC active coping :kesibukan kerja dankuliahPFC : seeking social support for emotional reasons :Sharing dengan orang tuaEFC turning to religion:- berdoa, misa, kegiatan mudika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Subjek terlihat mulai lelah.
Subjek terlihat menyesal
535
540
545
550
555
560
565
570
575
kerja susah ...T : Bisa kamu ceritakan masalah-
masalah yang kamu hadapi sekarang ... setelah nggak minum lagi ...
J : Masalah yang mana? Kuliah, kerja atau apa?
T : Apa sajalah ... atau agar kamu bisa cerita enak sekarang cerita tentang kuliah kamu dulu .....
J : Iya deh ... kumulai dari kuliah dulu ya ... sebenarnya saya saat ini sudah merasa ada motivasi kuliah ... tapi kadang-kadang jenuh.
T : Kenapa kok jenuh ... katanya kamu sudah mulai senang menyibukkan diri dengan kegiatan kuliah ...
J : Kalau dikatakan sibuk kuliah sih enggak juga ... aku sudah enggak ambil mata kuliah kok ... aku sibuknya itu ... sibuk bikin proposal skripsi ... udah revisi berkali-kali nggak acc ... padahal kan aku harus kerja juga.
T : Kesulitannya apa sih?J : Nggak tahulah ... aku sudah ngikutin
prosedur ... nyari referensi-referensi yang disarankan dosen pembimbing ... setelah saya revisi ... sering dicoret-coret lagi .... hal-hal seperti inilah yang bisa mematahkan semangatku ....
T : Berarti pembuatan proposal skripsi ini kamu anggap sebagai beban?
J : Mungkin bisa dikatakan demikian ... habis, aku sudah berusaha maksimal namun ternyata susah juga .... mungkin karena aku sambilkerja ya?!
T : Apakah susahnya proposalmu kelar ... karena kamu harus membagi waktu dengan kerja?
J : Iya kali .... dengan susahnya membagi waktu antara kuliah dan kerja, aku sering ”nglokro” ... namun mengingat aku sudah
Masalah Internal (Fase Berhenti Mengonsumsi) :Revisi skripsi tidak mendapatkan Acc dari dosen:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Bicara mengenaiskripsi, Subjek terlihat menyimpan kekecewaan seakan putus asa
580
585
590
600
605
610
615
620
625
menghabiskan waktu lama untuk kuliah ... sayang deh kalau nggak segera diselesaikan.
T : Adanya beban berat antara kerja dan kuliah ini apakah kamu ada keinginan lari dari masalah?... misalnya terus minum alkohol lagi ...
J : Keinginan itu memang selalu ada ... namun selalu saya tahan, aku tidak mau jatuh untuk kedua kalinya ... bagaimanapun aku harus tetap menyelesaikan studi.
T : Katamu tadi kamu kesulitan membagi waktu antara kuliah dan kerja ....
J : Iya sih ... namun dalam hati kecilku masih selalu ada keinginan untuk menjadi sarjana .... apalagi di lingkunganku ... sarjana dianggap sebagai suatu kebanggaan ... selain itu aku juga ingin memberikan kebanggan kepada orang tuaku ... selama ini aku belum bisa menyenangkan orang tuaku.
T : Selain masalah kesulitan menyusun skripsi ... persoalan kuliah apalagi yang kamu anggap sebagai masalah berat? Misalnya hubungan dengan teman kampus ... atau dosen atau yang lain?
J : Apa ya? .... kalau teman kampus sih enggak masalah ... soalnya teman seangkatanku tinggal sedikit ... paling kalau di kampus cuma ketemu adik-adik kelas yang aku banyak yang enggak kenal ... mungkin masalah yang bikin aku males ke kampus, karena aku enggak punya teman lagi ... mayoritas temanku seangkatan sudah lulus.
T : Selain itu apa lagi?J : Apa ya? .... Oh, itu tuh ... aku paling
keki kalau nyari referensi buat proposalku ... ke perpus aku males ... paling lewat internet atau ke toko
PFC restraint coping:namun selalu saya tahan, aku tidak mau jatuh untuk kedua kalinya ...
Masalah Internal (Fase Berhenti Mengonsumsi) :teman seangkatan tinggal sedikit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Subjek kalau bicara kerja lebih bersemangat
630
635
640
645
650
655
660
665
670
buku... tapi kadang-kadang nyari buku juga sulit .... apalagi kalau aku capek habis kerja .... tambah pusing deh ... penginnya ngrevisi proposal, tapi mau nyari referensi udah capek ...
T : Kalau dari segi keuangan gimana?J : Sebenarnya orang tuaku masih sering
memberi berapapun aku minta .... tapi aku enggak enak sendiri .... maka aku nyambi kerja. Soal uang kuliah, ayahku baik loh ... aku sendiri yang sungkan kalau minta lagi ... aku kan kuliah sudah tujuh tahun ... jadi untuk beli buku, bensin, makan atau ke internet .... pake uangku sendiri ....
T : Jadi mengenai keuangan .... kamu nggak pernah punya masalah?
J : Enggak begitu bermasalah ... namun kadang-kadang juga bikin stress sih misalnya banyak kebutuhan ... sedangkan gajiku hampir habis ... mau minta orang tua malu....
T : Kalau boleh tahu, satu bulan kira-kira berapa pengeluaranmu?
J : Sekitar satu sampe satu setengah juta.
T : Cukup besar ya? Memang kebutuhanmu banyak?
J : Saya kira nggak begitu besar ... untuk bahan bakar saja sebulan sudah banyak, kan saya pake mobil.... Kebutuhan lain, seperti beli pulsa, langganan internet, makan, dsb ... kadang-kadang malah bisa lebih satu setengah juta ....
T : Kamu bisa cerita tentang banyaknya kebutuhan yang bikin stress ..... contohnya apa?
J : Pernah uangku habis banyak buat ”ngragati” motor ... ganti ban, variasi dan servis .... kebetulan aku juga baru beli buku referensi yang cukup mahal ... beli kado ultah temen ...
Masalah Internal (Fase Berhenti Mengonsumsi) :Perasaan malu meminta uang ke orang tua untuk mencukupi kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Subjek
675
680
685
690
695
700
705
710
715
wah uangku terkuras deh ... mau minta ortu kalau enggak ada hubungannya dengan SPP dan kuliah aku sungkan ....
T : Terus untuk mengatasi masalah keuangan ini gimana?
J : Jika ada kesulitan aku sering sharing dengan teman dan pinjam teman kantor ... tapi gantian, kalau aku ada uang ... dipinjem teman juga tak kasih.
T : Hubungan dalam keluarga ada yang kamu rasakan berat enggak?
J : Saat ini kondisi keluargaku cukup baik ... aku merasa betah di rumah, apalagi setelah aku sering sharing dengan ortu .... jika ada masalah dengan pekerjaan, aku juga sering minta saran ortu.
T : Kalau situasi tempat kerja dan kondisi pekerjaan gimana? Ada yang bikin kamu tertekan enggak?!
J : Sebenarnya tempat kerja dan hubungan dengan teman-teman cukup enak .... tapi yang sering bikin aku tertekan adalah rasa capek dan target atau pekerjaan yang belum beres ....
T : Memang pekerjaanmu sering ditarget?
J : Iya ... tapi sebenarnya kerjaku adalah kerja team ... jadi target kami penuhi dengan kerjasama dengan teman-teman .... Aku paling nggak enak sama teman-teman ... kalau aku jadi penyebab pekerjaan nggak beres atau di bawah target.
T : Kalau boleh tahu ... kerjamu apa?J : Aku kerja di perusahaan periklanan
... aku ada di team media luar ruang ruang ... aku ikut di lapangan, misalnya pasang spanduk, baliho, neon box, dan lain-lain. Pemasangan ini kami kerjakan bersama teman-teman ....
PFC seeking social support for instrumental reasons:Jika ada kesulitan aku sering sharing dengan teman dan pinjam teman kantor
PFC seeking social support for emotional reasons:jika ada masalah, minta saran orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
sudah terlihat lelah, peneliti pamit pulang
720
725
730
735
740
745
750
755
760
T : Dari kerjamu yang cukup menyita waktu ini ... bagaimana dengan urusan skripsimu?
J : Itulah yang bikin aku sering tertekan ... aku sering enggak enak sama dosen pembimbing .... revisi proposal sering sebulan lebih baru saya kerjakan .... aku ngajukan proposal sudah dari semester kemarin loh, berarti sudah hampir dua semester ... belum acc.
T : Bagaimanakah strategi yang kamu gunakan saat ini jika menghadapi tekanan-tekanan tersebut?
J : Masalah harus dihadapi dan diselesaikan karena kalau lari maka masalah akan bertambah besar. Selain itu saat ini saya lebih banyak sharing dengan orang lain ... dan punya banyak kesibukan .... saya juga jadi lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri dengan Tuhan.
T : Bagaimana godaan dari keinginan minum alkohol untuk mengurangi tekanan tersebut?
J : Jika ada keinginan tersebut ... saya alihkan ke kegiatan lain, misalnya baca-baca referensi untuk proposal atau nyelesaikan pekerjaan yang belum tuntas .... saya juga lebih banyak berdoa.
T : Bagaimana kamu menyikapi suatu tekanan dalam hidup?
J : Saat ini saya telah yakin tidak akan kembali ke minuman keras karena telah mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Saya menyadari bahwa dalam melangkah, dampaknya juga kena orang lain, misalnya keluarga, pacar, dsb. Maka saya harus kuat menghadapi masalah. Saya juga lebih mendekatkan diri dengan Tuhan melalui doa dan kegiatan-kegiatan keagamaan.
EFC Acceptance :masalah harus dihadapi dan diselesaikan
PFC seeking social support for instrumental reasons:- sharing dengan orang lain EFC turning to religion :- banyak berdoa- mendekatkan diri dengan Tuhan
EFC turning to religion :- banyak berdoa.
PFC planning coping :- mempunyai arah dan tujuan yang jelas. - sadar dampak negatif alkohol- kuat menghadapi masalah
EFC turning to religion :- doa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
765
770
T : Terima kasih ya ... kamu telah membantuku mengumpulkan data.
J : Sama-sama .... semoga aku juga cepet kelar ... aku sebenarnya ingin bisnis sendiri seperti kamu loh .... tapi kalau sudah selesai kuliahku saja.
T : Saya doakan saja ... kamu cepet selesai dan sukses ... aku sekalian pamit ya ...
- kegiatan-kegiatan keagamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI