strategi pengembangan bisnis perusahaan mie … · strategi yang dihasilkan dari matriks swot yaitu...
TRANSCRIPT
1
STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PERUSAHAAN MIE PADA PT KUALA PANGAN DI CITEUREUP
KABUPATEN BOGOR
SKRIPSI
RINALDI ZULHAM H34066109
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2011
2
RINGKASAN
RINALDI ZULHAM. Strategi Pengembangan Bisnis Perusahaan Mie pada PT Kuala Pangan di Citeureup Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor ( Di bawah bimbingan ANNA FARIYANTI ).
Sektor industri merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia. Sektor ini sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia selam 10 tahun terakhir. Tahun 2009 lebih dari 26,79 persen pembentukan PDB adalah dari sektor industri. Perkembangan sektor industri didorong oleh jumlah penduduk di Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, sehingga menjadi modal yang potensial bagi perkembangan industri makanan. Hal ini yang memacu para investor untuk menanamkan modalnya di sektor industri makanan. Perkembangan sektor industri makanan memberikan tantangan bagi para produsen untuk mencari alternatif pengganti makanan pokok bangsa kita yaitu nasi. Salah satu alternatif pengganti nasi yang memiliki rasa yang enak dan mengenyangkan adalah mie. Mie merupakan salah satu industri makanan yang berpotensi terus berkembang, hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa makanan ini sebagai makanan pokok pengganti nasi. Faktor lain yang menyebabkan masyarakat senang mengkonsumsi mie sebagai pengganti nasi adalah karena mie memiliki rasa gurih dan tekstur yang halus, sehingga mudah dalam mengkosumsinya. Mie juga merupakan makanan yang mudah dalam pembuatannya dan cepat dalam penyajiannya. PT Kuala Pangan merupakan salah satu produsen yang memproduksi mie dan bihun yang telah berdiri sejak tahum 1974. PT Kuala Pangan memiiki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan usahanya. Dalam mengembangkan usahanya ini terdapat beberapa kendala, mulai dari persaingan yang semakin meningkat, keterbatasan modal, permasalahan dalam tenaga kerja, serta target penjualan yang tidak tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang dimiliki PT Kuala Pangan, kemudian merumuskan alternatif strategi pengembangan bisnis yang dapat diaplikasikan pada PT Kuala Pangan. Untuk menjawab tujuan dari penelitian ini, tahapannya yaitu mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal melalui wawancara langsung kepada responden baik yang berasal dari dalam perusahaan dan luar perusahaan. Setelah itu faktor-faktor tersebut di formulasikan dengan menggunakan matriks SWOT untuk menghasilkan strategi-strategi yang tepat bagi PT Kuala Pangan. Berdasarkan identifikasi faktor-faktor internal PT Kuala Pangan, perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan yang dimiliki perusahaan antara lain, memiliki perencanaan dan manajemen yang baik, produk yang dihasilkan memiliki kualitas baik dan sertifikat halal, hubungan yang terjalin baik dengan konsumen, letak strategis untuk pendistribusian produk, sistem pencatatan keuangan yang baik, memiliki hubungan kemitraan yang terjalin baik dengan pemasok, dan keuntungan yang terus meningkat. Sedangkan kelemahan perusahaan antar lain, pengembangan perusahaan tergantung pada pemilik,
3
kegiatan promosi belum optimal, peralatan produksi sudah tua, Produksi masih berdasarkan pesanan, dan terlalu banyak pegawai tidak tetap /harian. Berdasarkan identifikasi faktor-faktor eksternal PT Kuala Pangan, perusahaan menghadapi berbagai peluang serta ancaman. Adapun peluang yang dimanfaatkan antara lain, banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah dan tingginya mobilitas masyarakat diluar rumah, peningkatan jumlah penduduk, dukungan pemerintah dalam pembebasan bea masuk mesin industri, dan perkembangan sistem informasi dan teknologi. Sedangkan ancaman yang dihadapi perusahaan antara lain, peningkatan harga bahan baku dan biaya produksi, kecilnya hambatan untuk memasuki industri mie, Pembeli memiliki kekuatan daya tawar yang besar karena semakin banyak perusahaan sejenis, adanya produk subtitusi, dan perusahaan pesaing melakukan promosi dan distribusi yang lebih luas. Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan maka dapat diformulasikan alternatif strategi yang dapat dilaksanakan. Formulasi strategi ini dilakukan dengan alat analisis SWOT Terdapat sembilan alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT yaitu mengoptimalkan promosi, memperluas pasar dan distribusi produk, menjaga dan meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kemitraan dan hubungan baik dengan pemasok, meningkatkan pelayanan kepada konsumen, meningkatkan kualitas SDM, meningkatkan hubungan baik antara direktur, jajaran manajer, dan karyawan dengan pemilik perusahaan, pemanfaatan teknologi informasi guna peningkatan modal, dan pembaharuan mesin-mesin produksi. Pemilihan strategi merupakan tahap pengambilan keputusan yang dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan Direktur PT Kuala Pangan. Pemilihan strategi ini bertujuan untuk menentukan strategi yang bisa dijalankan oleh perusahaan dan menentukan strategi mana yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan dalam dengan tujuan pengembangan usaha. Berikut ini adalah urutan prioritas strategi yang bisa dijalankan PT Kuala Pangan secara berurutan (1) menjaga dan meningkatkan kualitas produk, (2) meningkatkan kemitraan dan hubungan baik dengan pemasok, (3) meningkatkan pelayanan kepada konsumen, (4) mengoptimalkan promosi, (5) memperluas pasar dan distribusi produk, (6) meningkatkan kualitas SDM, (7) meningkatkan hubungan baik antara direktur, jajaran manajer, dan karyawan dengan pemilik perusahaan, (8) pemanfaatan teknologi informasi guna peningkatan modal, dan (9) pembaharuan mesin-mesin produksi.
4
STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PERUSAHAAN MIE PADA PT KUALA PANGAN DI CITEUREUP
KABUPATEN BOGOR
RINALDI ZULHAM H34066109
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2011
5
Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Bisnis Perusahaan Mie pada PT Kuala Pangan di Citeureup Kabupaten Bogor
Nama : Rinaldi Zulham
NIM : H34066109
Menyetujui, Pembimbing
Dr. Ir. Anna Fariyanti, MSi NIP. 19640921 199003 2 001
Mengetahui Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
6
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Strategi
Pengembangan Bisnis pada PT Kuala Pangan di Citeureup Kabupaten Bogor”
adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, November 2011
Rinaldi Zulham H34066109
7
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 03 Februari 1984. Penulis adalah
putra ketiga dari Empat bersaudara dari pasangan (Alm) Bapak Syamsudin dan
Ibunda Zahara.
Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah Taman Kanak-Kanak
Sarisekar Citeureup tahun 1989-1990. Pada tahun 1996 penulis lulus dari SD
Negeri Puspa Negara 3 Citeureup, kemudian pada tahun 1999 penulis
menyelesaikan studinya di SMP Negeri 2 Bogor. Selanjutnya penulis lulus dari
SMU Negeri 3 Bogor pada tahun 2002. Pada tahun 2003 penulis diterima sebagai
mahasiswa Diploma Program Studi Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur seleksi tertulis. Pada tahun 2006 penulis
melanjutkan studi di Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus pada Departemen
Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Strategi
Pengembangan Bisnis Perusahaan Mie pada PT Kuala Pangan di Citeureup
Kabupaten Bogor”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan bisnis
PT Kuala Pangan dari segi internal dan eksternal, serta menetapkan prioritas
strategi pengembangan usaha yang tepat untuk diterapkan PT Kuala Pangan di
masa yang akan datang.
Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya atas kekurangan yang mungkin terdapat dalam skripsi ini.
Bogor, November 2011 Rinaldi Zulham H34066109
9
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai
bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih
dan penghargaan kepada :
1. Dr. Ir. Anna Fariyanti, MSi selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan,
waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan
skripsi ini.
2. Ir. Harmini, MSi selaku dosen pembimbing awal, atas bimbingan, arahan
waktu, dan kesabaran yang telah diberikan selama penyusunan skripsi.
3. Ir. Narni Farmayanti, MS selaku dosen penguji atas pertanyaan, saran, dan
kritik dalam perbaikan penulisan skripsi ini.
4. Dra. Yusalina, MSi selaku dosen penguji Komisi Pendidikan atas pertanyaan,
saran, dan kritik dalam perbaikan penulisan skripsi ini.
5. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator pada kolokium proposal
penelitian, terima kasih atas masukannya.
6. Orang tua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa
yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.
7. Pihak PT Kuala Pangan atas kesempatan, informasi, dan dukungan yang
diberikan.
8. Niken Ayu Permata STP. MSi yang telah membimbing selama di PT Kuala
Pangan.
9. Sahabat-sahabat terbaik Yuli,, Tias, Pujit, Hary, Ari Wibowo, yang selalu
mendoakan dan memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
10. Teman-teman ekstensi Agribisnis angkatan MAMI I atas semangat dan
sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang
tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuanya.
Bogor, November 2011 Rinaldi Zulham H34066109
10
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... v
I PENDAHULUAN ............................................................... 1
1.1. Latar Belakang .............................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah ...................................................... 5 1.3 . Tujuan Penelitian .......................................................... 8 1.4. Manfaat Penelitian ........................................................ 8 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ............................................. 9
II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 10
2.1. Perkembangan Bisnis Mie .......................................... 10 2.2. Jenis dan Proses Pembuatan Mie ……………….….... 12 2.3. Penelitian Terdahulu .................................................... 13
III KERANGKA PEMIKIRAN .............................................. 18
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................ 18 3.1.1. Konsep Manajemen Strategi ............................. 18 3.1.2. Formulasi Strategi ............................................. 22
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional .................................. 31
IV METODE PENELITIAN ................................................... 34
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................ 34 4.2. Metode Penentuan Responden ...................................... 34 4.3. Data dan Instrumentasi ................................................. 34 4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data………………... 35
4.4.1. Analisis SWOT ............................................... 35 4.4.2. Prioritas Strategi ............................................. 37
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ………………… 38
5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ………………. 38 5.2. Lokasi Perusahaan ……………………………………... 39 5.3. Visi dan Misi PT Kuala Pangan ……………………….. 40 5.4. Struktur Organisasi Perusahaan ……………………….. 41 5.5. Proses Produksi Mie …………………………………… 45
VI ANALISIS LINGKUNGAN USAHA .............................. 49
6.1. Analisis Lingkungan Internal …………………………. 49 6.1.1. Manajemen …………………………………….. 49 6.1.2. Pemasaran ……………………………………… 50 6.1.3. Keuangan ………………………………………. 52
11
6.1.4. Produksi ……………………………………… 53 6.1.5. Sumber Daya Manusia ……………………….. 54 6.2. Analisis Lingkungan Eksternal ……………………... 55 6.2.1. Ekonomi ……………………………………... 55 6.2.2. Sosial, Budaya, dan Demografi ……………… 57 6.2.3. Politik, Pemerintahan, dan Hukum …………. 57 6.2.4. Teknologi ……………………………………. 58 6.2.5. Kekuatan Pesaing ……………………………. 58
VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI …….. 62
7.1. Identifikasi Faktor Internal …………………………. 62 7.1.1. Kekuatan Perusahaan ……………………….. 62 7.1.2. Kelemahan Perusahaan ……………………... 64 7.2. Identifikasi Faktor Eksternal ……………………….. 66 7.2.1. Peluang Perusahaan …………………………. 66 7.2.2. Ancaman Perusahaan ……………………….. 67 7.3. Analisis SWOT …………………………………….. 69 7.4. Pemilihan Strategi ………………………………….. 73
VIII KESIMPULAN DAN SARAN ………………………… 76
8.1 Kesimpulan ………………………………………… 76 8.2. Saran ……………………………………………….. 77
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………. 78
LAMPIRAN …………………………………………………… 80
12
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2006-2010 ...................... 1
2. Persentase Rata-Rata Konsumsi Penduduk Indonesia Per Kapita Per Bulan tahun 2005-2009 ................................. 2
3. Persentase Struktur Industri Indonesia Tahun 2007-2009 ..................................................................... 2
4. Konsumsi Penduduk Indonesia dan Selisih Aktual Terhadap Kelompok Padi-Padian Tahun 2006-2007 .............. 4
5. Komposisi Gizi per 100 gram Mie berdasarkan Bahan Baku Utama Pembuat Mie ........................................... 4
6. Volume Penjualan Mie Kering PT. Kulala Pangan Tahun 2005 – 2009 ................................................................. 7
7. Format Matriks SWOT ............................................................... 37
8. Jenis Peralatan Produksi ……………………………………... 47
9. Perkembangan Harga Rata-Rata Terigu Januari 2008-Februari 2009 ………………………………………….. 56
10. Identifikasi Faktor-faktor Kekuatan dan Kelemahan ……….. 65
11. Identifikasi Faktor-faktor peluang dan Ancaman …………… 69
13
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Model Komperhensif Manajemen Strategis ........................... 20
2. Model Lima Kekuatan Porter ................................................. 28
3. Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Bisnis Perusahaan Mie pada PT Kuala Pangan di Citeureup Kabupaten Bogor .................................................................... 33
4. Struktur Organisasi PT Kuala pangan Tahun 2011 …………. 41
5. Matriks SWOT PT Kuala Pangan Tahun 2011 ……………… 70
14
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Kuesioner Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal .......... 81
2. Gambar Produk PT Kuala Pangan …………………………… 84
15
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor industri merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia.
Sektor ini sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik
Bruto (PDB) Indonesia selam 10 tahun terakhir. Data Badan Pusat Statistik (2010)
menunjukan pada tahun 2009 lebih dari 26,79 persen pembentukan PDB adalah
dari sektor industri. Perkembangan sektor industri didorong oleh jumlah penduduk
di Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, berdasarkan sensus
penduduk BPS (2011), pertambahan jumlah penduduk Indonesia dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2006-2010
Tahun Jumlah Penduduk
(jiwa)
Peningkatan
(%)
2006 224.179.086 -
2007 227.521.205 1,47
2008 230.913.149 1,49
2009 234.355.661 1,46
2010 237.556.263 1,35
Sumber : BPS, 2011 (diolah)
Seiring dengan bertambahnya penduduk Indonesia setiap tahunnya, maka
tingkat konsumsi terutama produk pangan juga akan bertambah. Produk pangan
atau makanan dan minuman merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi karena
merupakan kebutuhan pokok. Pengeluaran berupa konsumsi penduduk Indonesia
sebagian besar dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan makanan. Rata-rata
tahun 2005-2009 Konsumsi makanan secara keseluruhan mencapai 50,88 persen
dari total kebutuhan penduduk di Indonesia. Persentase konsumsi kebutuhan
makanan terhadap total kebutuhan dapat dilihat pada Tabel 2.
16
Tabel 2. Persentase Rata-Rata Konsumsi Penduduk Indonesia Per Kapita Per Tahun tahun 2005-2009
Kelompok
Barang
Tahun(%) Rata-Rata
2005-2009
(%) 2005 2006 2007 2008 2009
Makanan 51,37 53,01 49,24 50,17 50,62 50,88
Bukan
Makanan 48,63 46,99 50,76 49,83 49,38 49,12
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS 2011 (diolah)
Berdasarkan tingkat konsumsi makanan yang cukup tinggi, salah satu sub
sektor industri yang akan berkembang dengan pesat adalah industri makanan dan
minuman. Perkembangan sektor ini terbukti dengan banyaknya investor yang
menanamkan modalnya pada sektor industri makanan dan minuman. Ketertarikan
investor pada industri makanan dan minuman dapat dilihat dari besarnya
persentase sektor industri makanan dan minuman dalam struktur industri di
Indonesia. Persentase sektor industri tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Persentase Struktur Industri Indonesia Tahun 2007 – 2009 Sektor Industri Persentase (%)
2007 2008 2009 Rata-Rata
Makanan dan
Minuman 22,65 23,60 23,20 23,15
Pakaian Jadi 10,42 10,33 8,15 9,63
Tekstil 10,07 9,17 7,77 9,00
Barang Galian
Bukan Logam 6,84 7,05 5,48 6,46
Karet dan Plastik 6,34 6,67 8,77 7,26
Furniture 5,89 5,58 6,24 5,90
Industri Lainnya 37,79 37,60 40,39 38,36
Total 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS 2011 (diolah)
17
Berdasarkan Tabel 3, sektor industri makanan dan minuman menempati
urutan pertama dalam struktur industri Indonesia. Rata-rata dari tahun 2007
sampai 2009 sekitar 23,15 persen sektor industri bergerak di bidang makanan
jauh diatas sektor lainnya sepeti pakaian jadi dan tekstil. Sehingga dapat
disimpulkan sektor ini merupakan sektor yang menjanjikan bagi para investor.
Berkembangnya industri makanan di Indonesia para produsen akan
tertantang mencari alternatif pengganti makanan pokok masyarakat Indonesia
yaitu nasi. Nasi merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia.
Nasi menjadi sumber karbohidrat karena mempunyai sumber pati yang tinggi
(Winarno 1993). Menu nasi memang menjadi menu wajib dalam pola makan
sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun seiring dengan berkembangnya
permintaan masyarakat akan produk pengganti sumber karbohidrat selain nasi
maka salah satu alternatif penggantinya adalah mie.
Mie merupakan produk turunan tepung terigu yang sangat populer dalam
masyarakat Indonesia. Diantara berbagai jenis pangan sumber karbohidrat
barangkali hanya terigu yang mampu menjadi pesaing beras. Diantara produk
turunan terigu peranan mie dalam pola konsumsi masyarakat Indonesia nampak
cukup menonjol (Khomsan, dkk, 2003). Gandum atau terigu dan produk
olahannya seperti mie mempunyai tingkat partisipasi konsumsi yang terus
meningkat sebagai pengganti beras, bahkan lebih besar dari partisipasi konsumsi
jagung dan ubi kayu (Khomsan, dkk, 2003).
Konsumsi karbohidrat terbesar pada tahun 2006-2007 tetap pada konsumsi
beras, namun konsumsi terigu masih lebih besar dibandingkan dengan konsumsi
jagung. Pada tahun 2007 konsumsi jagung mengalami penurunan sebesar 9,9
persen sedangkan terigu hanya 2,38 persen. Dengan demikian, terigu merupakan
sumber alternatif karbohidrat setelah beras. Konsumsi penduduk Indonesia
terhadap kelompok padi-padian dapat dilihat pada Tabel 4.
18
Tabel 4. Konsumsi Penduduk Indonesia Terhadap Kelompok Padi-padian Tahun 2006-2007 (kg/kapita/tahun)
Sumber : BPS 2008 (diolah)
Mie merupakan salah satu industri makanan yang berpotensi terus
berkembang, hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa makanan ini sebagai
makanan pokok pengganti nasi. Faktor lain yang menyebabkan masyarakat
senang mengkonsumsi mie sebagai pengganti nasi adalah karena mie memiliki
rasa gurih dan tekstur yang halus sehingga mudah dalam mengkosumsinya. Mie
juga merupakan makanan yang mudah dalam pembuatannya dan cepat dalam
penyajiannya.
Selain memiliki keunggulan kemudahan dan kecepatan penyajian, mie
juga merupakan bahan makanan yang mempunyai kandungan gizi yang cukup
baik. Komposisi gizi yang terkandung dalam bahan baku pembuatan mie dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Komposisi Gizi per 100 gram Mie berdasarkan Bahan Baku Utama Pembuat Mie
Zat Gizi Terigu Tapioka Tepung
Singkong
Tepung
Beras
Telur
Ayam
Energi (kal) 365,00 362,00 363,00 364,00 162,00
Protein (g) 8,900 0,50 1,10 7,00 12,80
Lemak (g) 1,300 0,30 0,50 0,50 11,50
Karbohidrat (g) 77,300 86,90 88,20 80,00 0,70
Kalsium (mg) 16,00 0,00 84,00 5,00 54,00
Fosfor (mg) 106,00 0,00 125,00 140,00 180,00
Besi (mg) 1,20 0,00 1,00 0,80 2,70
Vitamin B1 (mg) 0,12 0,12 0,04 0,12 0,10
Air (g) 12,00 12,00 9,10 12,00 74,00
Sumber : Direktorat Gizi, Depkes dalam Astawan (2002)
Jenis Padi-padian 2006 2007 perkembangan (%)
Beras 105,20 104,00 -1,14
Jagung 3,30 3,00 -9,09
Terigu 8,40 8,20 -2,38
19
Berdasarkan Tabel 5. dapat dilihat bahwa bahan-bahan pembuat mie
memiliki kandungan gizi yang cukup baik. Dengan kandungan gizi tersebut, mie
dapat dikonsumsi oleh anak-anak sampai orang dewasa, sehingga makan ini cocok
dijadikan makanan alternatif pengganti nasi.
Konsumsi mie tidak hanya pada golongan menengah ke atas namun juga
pada golongan bawah, hal ini disebabkan karena harga mie yang terjangkau dan
bersaing di tingkat pengecer. Segmentasi pasar produk mie sangat luas mulai dari
kalangan anak-anak sampai orang dewasa. Sehingga memungkinkan akan terus
terjadi peningkatan konsumsi mie dari tahun ke tahun.
Kemungkinan meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap mie,
memberikan peluang bertambahnya jumlah pesaing dalam industri mie di Indonesia
dan akan menimbulkan persaingan semakin ketat. Oleh karena itu penting bagi para
produsen mie untuk membuat strategi agar dapat bersaing dalam industri makanan
mie ini.
PT Kuala Pangan merupakan salah satu produsen mie yang memproduksi
mie kering dan bihun. Dalam persaingan bisnisnya penting bagi PT Kuala Pangan
untuk menerapkan strategi yang tepat dalam menghadapi persaingan dan
mengembangkan usahanya.
1.2 Perumusan Masalah
PT Kuala Pangan merupakan salah satu produsen mie kering. Perusahaan
ini memiliki peluang yang cukup besar untuk dapat mengembangkan usahanya.
Sumber daya manusia yang terdapat di PT Kuala Pangan sekitar 309 orang dengan
tingkat pendidikan mulai dari yang terendah yaitu lulusan SMP dan yang tertinggi
yaitu S2. Pegawai tetap yang terdapat di PT Kuala Pangan hanya 23 orang dan
sisanya 286 orang merupakan pegawai harian. Banyaknya pegawai harian yang
dipekerjakan oleh PT Kuala Pangan dikarenakan keterbatasan modal PT Kuala
Pangan untuk membayar gaji para pegawai harian tersebut jika dijadikan pegawai
tetap. Pekerja yang berstatus harian tersebut hanya dipanggil ketika dibutuhkan saja,
sehingga dapat menghemat biaya produksi. Namun dengan banyaknya pegawai
harian yang dipekerjakan kadang-kadang dapat menghambat proses produksi, hal
ini dikarenakan banyaknya pegawai harian yang tidak masuk kerja sehingga dapat
mengganggu kelancaran produksi.
20
PT Kuala Pangan memiliki harapan untuk memproduksi dan menjual lebih
banyak produk mie kering. Peningkatan konsumsi makanan di Indonesia merupakan
peluang bagi PT Kuala Pangan untuk memenuhi harapan tersebut. Peningkatan
konsumsi makanan di Indonesia menyebabkan meningkatnya perkembangan
industri mie. Departemen Perindustrian Republik Indonesia menyebutkan bahwa
hingga tahun 2008, tercatat ada 312 perusahaan yang bergerak di sektor industri
sejenis mie.1 Banyaknya perusahaan pembuat mie menyebabkan membanjirnya
produk-produk mie mulai dari mie instan, bihun, dan mie kering. Perputaran bisnis
mie pada tahun 2009 diperkirakan mencapai Rp 11 triliun.2 Perkembangan industri
mie yang semakin meningkat, menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis mie
semakin ketat.
Tingkat persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat menyebabkan
kepemimpinan suatu perusahaan, produk, atau merek tertentu tidak akan selamanya
stabil. Adanya produk-produk lain yang sejenis seperti mie basah dan
mie instan juga cukup mempengaruhi persaingan bisnis mie kering dan bihun.
Semakin berkembangnya industri mie instan di Indonesia yang ditandai dengan
munculnya berbagai merek mie seperti Mie Sedaap, Mie Kare, Salam Mie, dan
lain-lain menyebabkan menurunnya konsumsi terhadap mie kering. Masyarakat
banyak yang lebih memilih mie instan dibandingkan mie kering karena di dalam
produk mie instan disediakan bumbu penyedap sehingga dapat dengan mudah
dibuat di rumah, masyarakat tidak perlu pergi ke restoran mie yang biasanya
menggunakan bahan mie kering sebagai bahan dasar produknya.
Maraknya penggunaaan formalin dan boraks pada bahan pangan seperti
mie basah /mie mentah, baso, tahu, ikan asin, ikan segar , dan ayam potong pada
tahun 2007 yang dilaporkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
berdampak negatif pada industri mie dalam negeri termasuk PT Kuala Pangan.
Dampak hal tersebut terhadap PT Kuala Pangan memang tidak terlihat dengan
jelas karena penjualan produknya tetap mengalami peningkatan, namun menurut
perusahaan peningkatan volume penjualan produk tersebut tidak mencapai target
1 Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. Industri Makaroni, Mie, Spageti, Soun. http://kemenperin.go.id 3 januari 2011 2 Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. Industri Makaroni, Mie, Spag
2 Dyah Hp. Kare Ditengah Jojoran Mi Instan.http://www.swa.co.id/swamajalah/praktik/details.Hal 1. 3 Januari 2011
21
peningkatan volume penjualan yang direncanakan yaitu sebesar 16-20 persen setiap
tahunnya. Volume penjualan mie kering PT Kuala Pangan tahun 2005 – 2009 dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Volume Penjualan Mie Kering PT Kuala Pangan Tahun 2005 – 2009 Tahun Volume penjualan (dus) Peningkatan (%)
2005 552.480 -
2006 668.845 17,40
2007 783.101 14,59
2008 928.781 15,68
2009 1.023.284 10,17
Sunber : PT Kuala Pangan (2011)
Volume penjualan pada tahun 2007-2009 ketika adanya isu penggunaan
formalin dan boraks hanya mengalami peningkatan 14,59 persen pada tahun 2007,
15,68 persen pada tahun 2008, dan 10,17 persen pada tahun 2009. Berbeda dengan
tahun 2006 yang telah memenuhi target peningkatan penjualan yaitu peningkatan
volume penjualan sebesar 17,40 persen dari tahun sebelumnya. Oleh karena itu
perlu dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan pangsa pasar produk-produk PT
Kuala Pangan agar dapat memenuhi target yang diharapkan.
Pangsa pasar PT Kuala Pangan untuk produk-produknya saat ini memang
masih rendah yaitu masih berkisar 10-15 persen. Segmen pasar utama yang dipilih
oleh PT Kuala Pangan yaitu para pengusaha makanan yang menyajikan mie
sebagai menunya. Promosi yang dilakukan PT Kuala Pangan masih dengan
menawarkan produknya ke distributor dan penjual grosir.
Target yang ingin dicapai PT Kuala Pangan yaitu meningkatkan
pendapatan perusahaan dengan mengembangkan usaha mie yang telah ada. Strategi
yang tepat diperlukan untuk mengatasi kelemahan dan ancaman agar PT Kuala
Pangan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi. Karena itu, diperlukan
analisis internal dan eksternal untuk melakukan perencanaan jangka panjang dalam
melakukan pengembangan usaha mie kering di PT Kuala Pangan
22
Untuk melakukan pengembangan usaha dalam mencapai target perusahaan
dan menghadapi persaingan, maka pelaksanaan penilitian akan diperinci dengan
beberapa pertanyaan berikut :
1. Apa saja faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan PT Kuala
Pangan ?
2. Apa saja faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman PT Kuala
Pangan ?
3. Bagaimana alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk mencapai target yang
ditetapkan untuk menghadapi persaingan untuk mengembangkan usaha mie
kering di PT Kuala Pangan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan tujuan
dari penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan
PT Kuala Pangan.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman
yang dihadapi PT Kuala Pangan .
3. Merumuskan alternatif strategi bagi PT Kuala Pangan untuk mencapai target
yang ditetapkan dan menghadapi persaingan dalam pengembangan usaha.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk :
1. Bagi penulis, sebagai sarana untuk menambah wawasan pengetahuan
mengenai manajemen strategis serta menerapkan ilmu teori yang telah
didapat.
2. Bagi perusahaan, memberikan informasi ilmiah sebagai bahan pertimbangan
dalam melakukan pengembangan usaha.
3. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menjadi masukan dan informasi mengenai
PT Kuala Pangan, serta sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.
23
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup analisis dan pembahasan dalam penelitian ini
meliputi studi lingkungan usaha dan penyusunan strategi pengembangan melalui
analisis faktor-faktoir internal dan eksternal yang dihadapi oleh PT Kuala Pangan.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan SWOT dan
dalam penentuan prioritas strateginya dilakukan dengan wawancara dengan
direktur perusaaan. Penelitian ini hanya sampai pada formulasi dari manajemen
strategis. Sedangkan untuk tahap implementasi strategi merupakan wewenang
manajemen perusahaan.
24
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkembangan Bisnis Mie
Mie merupakan makanan populer di kalangan penduduk Asia khususnya
Asia Timur dan Asia Tenggara. Penemuan bersejarah oleh Dr. Houyuan Lu dari
lembaga geologi dan geofisika Chinesse Academy of Science, membuktikan
bahwa mie berasal dari daratan cina.
Mie pertama kali dibuat pada Masa Dinasti Han pada1900 tahun yang lalu.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat mie pada masa itu terdiri dari dua
jenis padi-padian asli Cina yang sudah dibudidayakan sekitar 7000 tahun yang
lalu.3 Bahan pembuat mie pada masa Diasti Han tersebut yang membedakan
dengan mie yang dibuat pada masa sekarang. Mie yang dibuat pada masa
sekarang menggunakan bahan baku utama gandum.
Pembuatan mie pada 1900 tahun yang lalu tersebut menunjukan
kecanggihan kuliner dan teknologi pengolahan makanan dari masyarakat yang
membuatnya, karena pembuatan mie pada saat itu dilakukan secara manual.
Sejak tahun 700-an dibuat mesin pembuat mie berukuran kecil dengan
menggunakan alat mekanik. Tahun 1854 ditemukan mesin pembuat mie secara
masal oleh T. Misaki.4 Sejak saat itu pembuatan mie mengalami perkembangan
yang sangat pesat.
Selain di daratan Cina mie juga meluas sampai ke Jepang, Korea, Taiwan,
Negara-negara asia dan juga Eropa. Bahkan pada tahun 1958 di Jepang ditemukan
produk mie Instan oleh seorang imigran dari Taipei bernama Mamofuku Ando.
Mamofuku Ando memberi nama produk tersebut Chikin Ramen yang berarti Mie
Rasa Ayam.5 Sedangkan di Eropa berbeda dengan di Cina, dalam
perkembangannya mie yag dibuat berbeda bentuknya. Mie yang dibuat di Eropa
berubah menjadi pasta atau Spaghetti yang lebih dikenal sekarang.
Di indonesia mie merupakan makanan yang dibawa pedagang Tionghoa
ke Indonesia. Dalam perkembangannya, mie yang ada di Indonesia sudah
mengalami penyesuaian bumbu sesuai bahan-bahan yang ada di Indonesia.
3 http://www.ulax.wordpress.com/sejarah-mie-instan/ 24 april 2011 4 Loc.cit 5 Loc.cit
25
Perkembangan bisnis mie di Indonesia seperti mie kering dan mie instan
dimulai sejak tahun 1969 yang di pelopori oleh PT Lima Satu Sakyu, yaitu
produsen pangan yang memproduksi mie. Bisnis mie tersebut terus bekembang di
Indonesia sampai sekarang yang ditandai dengan banyaknya perusahaan-
perusahaan yang bergerak di bidang ini seperti PT Indofood, PT Wingsfood, PT
Nissin, PT ABC, PT Barokah Inkopontren, PT Jakarna Tama, PT Olagafood, PT
Tiga Pilar Sejahtera, dan lain-lain.
Perkembangan industri mie terutama untuk mie kering dan mie instan pada
periode lima tahun terakhir mengalami peningkatan produksi yang cukup pesat.
Hal ini didorong oleh permintaan yang terus meningkat. Bagi sebagian besar
konsumen, produk mie sering menjadi andalan pengganti makanan pokok yang
sangat praktis. Sehingga pada saat harga-harga makanan lainnya melonjak, maka
konsumen beralih ke produk mie yang relatif lebih murah.
Produksi mie kering dan mie instan terus mengalami peningkatan yang
cukup pesat dari tahun ke tahun. Menurut Kementrian Perindstrian Republik
Indonesia pada tahun 2004 produksi mie kering dan mi instan tercatat 974 ribu ton
atau sekitar 12,9 milyar bungkus. Kemudian terus meningkat masing-masing
menjadi 1,0 juta ton (13,5 miliar bungkus) pada 2005 dan 1,3 juta ton (18 miliar
bungkus) pada 2006. Produksi mie secara nasional pada 2007 tumbuh sekitar
6,7% dibanding tahun sebelumnya, yaitu mencapai 1,4 juta ton atau dengan
jumlah penjualan mencapai 19,2 miliar bungkus. Penurunan pembelian terjadi
pada tahun 2008 terutama pada segmen bawah karena peningkatan harga jual mie
seiring dengan kenaikan harga bahan baku utama yaitu tepung terigu. Kenaikan
harga menyebabkan permintaan pada segmen bawah merosot, hal ini
mengakibatkan sebagian produsen mie segmen bawah menghentikan produksi.
Namun penurunan tersebut tidak mempengaruhi produksi yang terus meningkat.
Tahun 2008 industri mie kering dan mie instan terus meningkat sebesar 7,7% atau
menjadi 1,5 juta ton.
Pada tahun 2009 seiring dengan mulai membaiknya daya beli masyarakat,
Produksi mengalami pertumbuhan sekitar 20% menjadi 1,8 juta ton. Pada tahun
2010 dan 2011 produksi diperkirakan akan meningkat hingga mencapai atau
bahkan melibihi angka 2 juta ton.
26
2.2 Jenis dan Proses Pembuatan Mie
Berdasarkan kandungan airnya, mie dapat dikelompokan menjadi dua
jenis mie yaitu mie basah dan mie kering. Mie basah memiliki kadungan air yang
cukup tinggi sehingga mie jenis ini cepat rusak dan biasaya hanya bertahan
sampai satu hari. Mie kering memiliki kandungan air rendah sehingga daya
simpannya relatif panjang dan mudah dalam penanganannya. Beberapa contoh
mie kering diantaranya adalah mie ramen, soba dan mie instan.
Berikut ini adalah beberapa jenis mie yang dapat dijumpai di pasaran
(Astawan, 2002) :
1) Mie Segar (Raw Chinesee Noodle)
Mie jenis ini tidak mengalami proses tambahan setelah pemotongan dan
mengandung air sekitar 35 persen. Kandungan air yang cukup tinggi
menyebabkan mie jenis ini cepat rusak. Penyimpanan dalam lemari es dapat
mempertahankan kesegaran mie sampai 50-60 jam. Mie segar umumya dibuat
dari terigu yang keras agar mudah penanganannya. Mie segar umumnya
digunakan sebagai bahan baku mie ayam.
2) Mie Basah
Mie basah mengalami proses perebusan setelah tahap pemotongan dan
sebelum dipasarkan. Kadar air dalam mie basah mencapai 52 persen. Kadar
air yang sangat tinggi mengakibatkan daya simpannya relatif singkat (40 jam
pada suhu kamar). Di indonesia mie basah dikenal sebagai mie kuning atau
mie baso.
3 Mie Kering
Mie kering adalah mie yang telah mengalami proses pengeringan sehingga
kadar airnya mencapai 8-10 persen. Pengeringan dilakukan dengan
penjemuran di bawah sinar matahari atau dengan oven. Kandungan kadar air
yang rendah membuat mie jenis ini mempunyai daya simpan yang relatif
panjang dan mudah dalam penanganannya.
4) Mie Instan
Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 3551-1994 mendefinisikan mie
instan sebagai produk makanan kering yang dibuat dari tepung terigu dengan
tambahan bahan makanan lain dan tambahan makanan yang diizinkan,
27
berbentuk khas mie dan siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh
dengan air mendidih paling lama 4 menit. Kadar air mie instan umumnya
mencapai 5 – 8 persen.
Pembuatan mie dapat menggunakan berbagai macam tepung yaitu tepung
terigu, tepung beras, tepung kanji atau tepung kacang hijau. Namun mie yang
banyak dijumpai di Indonesia menggunakan bahan baku tepung terigu yang
berasal dari gandum. Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan mie
adalah tepung terigu, air, telur, garam dapur, air abu untuk pengenyal.
Mutu produk mie dapat ditentukan berdasarkan warna dan kualitas
masaknya. Mie yang disukai masyarakat Indonesia adalah mie dengan warna
kuning, bentuk khas mie yaitu berupa untaian panjang yang dapat mengembang
sampai batas tertentu dan lenting serta kalau direbus tidak banyak terdapat
padatan yang hilang (Setyaningrum dan Marsono, 2003). Semua ini termasuk
dalam sifat fisik mie yang sangat menentukan terhadap preferensi konsumen.
Proses pembuatan mie terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
1) Tahap Pencampuran
Pada tahap ini semua bahan baku pembuat mie dicampur menjadi satu
sampai membentuk adonan
2) Tahap Pengulenan
Pada tahap ini adonan diuleni sampai terbentuk adonan yang kalis, licin dan
transparan.
3) Tahap pembentukan Adonan
Pada tahap ini adonan yang telah diuleni dibentuk dan dipotong sesuai
dengan jenis mie yang akan dibuat.
2.3 Penelitian Terdahulu
Nugraha (2004) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kegemaran
masyarakat Indonesia mengkonsumsi mie dikarenakan beberapa faktor yaitu
tekstur mie yang halus dan mudah dimakan, rasanya yang bersahabat dengan lidah
orang melayu, rasanya yang gurih, penampakan yang menarik, kepraktisan dalam
penyajiannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan alternatif strategi
pemasaran yang tepat untuk Bakmi Japos Cabang Bogor.
28
Berdasarkan hasil analisis SWOT yang dilakukan, didapat bahwa alternatif
strategi yang dapat diambil terbagi menjadi strategi jangka pendek dan strategi
jangka panjang. Strategi jangka pendek diantaranya pembuatan iklan mini pada
surat kabar lokal dan membuat iklan pendek pada radio lokal Bogor.Alternatif
strategi jangka panjang yang dapat dilakukan adalah mencari alternatif pemasok
bahan baku yang relatif murah, membuat devisi penelitian dan pengembangan,
membuat situs internet, dan mendaftarkan diri dalam PHRI (Perhimpunan Hotel
dan Restoran Indonesia) dan AFI (Asosiasi Franchise Indonesia).
Fahrani (2004) mengkaji tentang srategi pemasaran mie instan dan metode
pengolahan dan analisis yang digunakan adalah analisis lingkungan internal dan
eksternal (IFE dan EFE), matrix internal-eksternal (IE),dan matriks SWOT.
Hasil penelitian berdasarkan matriks IFE yaitu perusahaan telah memiliki
strategi yang baik untuk mengurangi kelemahan internal yang ada. kualitas
produk yang baik merupakan kekuatan utama perusahaan, serta pembagian
segmentasi, target dan posisi pasar yang belum fokus menjadi kelemahan utama
perusahaan.
Berdasarkan analisis matriks EFE diketahui bahwa kemampuan
perusahaan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan mengatasi
ancaman-ancaman yang dihadapi oleh perusahaan berada pada posisi rata-rata.
Ancaman utama perusahaan adalah strategi pesaing intensif dan proaktif. Hasil
matriks IE didapatkan posisi perusahaan berada pada sel V, yaitu
mempertahankan dan memelihara (Hold and Maintain), sehingga strategi yang
paling tepat untuk digunakan adalah penetrasi pasar dan perkembangan produk.
Matriks SWOT yang merupakan perpaduan dari IFE dan EFE, diperoleh
alternatif strategi yaitu melakukan perkembangan Produk Salam Mie dengan
mengadopsi teknologi yang sedang berkembang , meningkatkan penjualan ekspor,
meningkatkan kembali promosi secara intensif dan berkesinambungan,
memfokuskan segmentasi, target dan posisi produk di pasar, mengoptimalkan
jaringan distribusi, meningkatkan kualitas produk, mempertahankan pelanggan,
melakukan niche marketing dan promosi below the line, serta melakukan integrasi
ke depan dengan distributor yang juga sister company PT Sentrafood Indonesia.
29
Fitria (2007), mengkaji tentang strategi pengembangan bisnis kecap. Pada
penelitiannya dinyatakan bahwa bertambahnya permintaan terhadap kecap maka
meningkat pula jumlah perusahaan yang bergerak di bidang produsen kecap.
Usaha kecap PT Korma Jaya Utama masih dalam tahap perkembangan sehingga
ancaman dari pesaing yang kuat dan berpengalaman juga mengakibatkan
penurunan penjualan perusahaan. Maka untuk menghadapi persaingan tersebut
perlu dilakukan langkah strategis untuk dapat memanfaatkan peluang dan
mengatasi ancaman.
Fransiska (2008) mengkaji tentang strategi pengembangan usaha restoran
mie. Metode pengolahan dan analisis yang digunakan adalah analisis lingkungan
internal dan eksternal (IFE dan EFE), matrix internal-eksternal (IE),dan matriks
SWOT. Hasil penelitian yang didapatkan dari analisis faktor internal dan eksternal
memposisikan restoran saat ini pada kuadran V dalam Matriks IE. Posisi pada
kuadran V yaitu “jaga dan pertahankan” (hold and maintain). Strategi yang paling
tepat pada perusahaan pada posisi kuadran V yaitu strategi penetrasi pasar dan
pengembangan produk.
Hasil dari matriks SWOT pada penelitian ini adalah melakukan promosi
pada media cetak dan elektronik, mempertahankan kualitas produk serta
membangun hubungan dengan pelanggan untuk menpertahankan loyalitas,
melakukan ekspansi dengan memperluas jangkauan fasilitas pesan antar untuk
menghadapi tingkat persaingan yang cukup tinggi, melakukan deversivikasi dan
pengembangan produk, menggunakan kembali label kemasan produk,
meningkatkan kualitas kemampuan SDM, mempertahankan hubungan baik
dengan karyawan, mencari alternatif pemasok sayuran dan seafood, melakukan
efisiensi dan efektifitas produksi.
Musfita (2010), mengkaji pengembangan usaha manisan pala dan metode
pengolahan dan analisis yang digunakan adalah analisis lingkungan internal dan
eksternal (IFE dan EFE), matrix internal-eksternal (IE),dan matriks SWOT. Hasil
yang diperoleh dari matriks IE yaitu perusahaan berada pada kuadran V. berarti
strategi yang dapat diambil adalah strategi hold and maintain berupa strategi
pengembangan produk dan penetrasi pasar. Hasil matriks SWOT diperoleh
strategi yang harus dilakukan perusahaan yaitu, mempertahankan kualitas produk
30
dan mempertahankan mutu pelayanan, membina dan mempertahankan hubungan
baik dengan pemasok, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, penerapan
teknologi untuk menunjang produksi, melakukan penetrasi pasar, melakukan
pengembangan atau divesifikasi produk, melakukan efisiensi biaya, mengubah
kemasan dan melengkapi labelisasi produk.
Penelitian yang dilakukan Vivandri (2010) mengenai pengembangan
bisinis jamur dan Metode pengolahan dan analisis yang digunakan adalah analisis
lingkungan internal dan eksternal (IFE dan EFE), matriks internal-eksternal (IE),
matriks SWOT, dan QSPM.
Berdasarkan hasil analisis internal dan matriks IFE kekuatan utama bagi
TIMMUSH adalah jamur tiram putih yang di hasilkan memiliki kualitas yang
baik. Kelemahan utama yang dimiliki TIMMUSH adalah kesulitan dalam
menemukan cara penanganan penyakit jamur titam putih. Total skor IFE
menunjukan bahwa TIMMUSH berada pada rata-rata kekuatan internal,
menggambarkan bahwa TIMMUSH mampu memanfaatkan kekuataan yang
dimiliki dan mampu mengatasi kelemahan yang ada.Berdasarkan hasil analisis
internal dan matriks EFE, peluang utama bagi TIMMUSH adalah permintaan
terhadap jamur tiram piutih semakin meningkat. Ancaman utama yang dimiliki
TIMMUSH yaitu tingkat pertumbuhan dan perkembangan jenis penyakit jamur
tiram putih semakin meningkat. Total skor EFE menunjukan TIMMUSH berada
pada posisi diatas rata-rata. Menyatakan bahwa TIMMUSH mampu
memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman dengan baik. Analisis matriks IE
menunjukan TIMMUSH berada pada posisi kuadran II, kondisi ini menunjukan
bahwa TIMMUSH berada pada kondisi Grow and Build (tumbuh dan
berkembang).
Berdasarkan analisis SWOT diperoleh strategi yang dibutuhkan yaitu
menjaga dan meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kemitraan dan
hubungan baik dengan pemasok dan seluruh karywan serta merekrut tenaga kerja
profesional guna memperkuat dan meningkatkan kinerja perusahaan,
memperbaiki manajemen perusahaan serta SDM untuk meningkatkan pangsa
pasar, memanfaatkan program pemerintah untuk meningkatkan modal dan kinerja
perusahaan, memaksimalkan kapsitas produksi guna meningkatkan pangsa pasar,
31
dan menjalin kerjasama dengan pemerintah dan lembaga pendidikan seperti IPB.
Dari hasil QSPM strategi memanfaatkan program pemerintah untuk modal dan
kinerja perusahaan menjadi yang diutamakan karena memiliki nilai STAS
tertinggi.
Berdasarkan pemaparan sebelumnya, penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti memiliki sejumlah perbedaan dan kesamaan, kesamaan yang
dimaksudkan yaitu sama – sama menggunakan objek penelitian mie dan
penggunaan metode analisis SWOT untuk mencari alternatif strateginya. Namun
yang membedakaan dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti dalam
menentukan prioritas strateginya dilakukan dengan mewawancarai secara
langsung pihak perusahaan yang memiliki pengaruh dalam pengambilan
keputusan perusahaan. Untuk penelitian yang dilakukan Fitria (2007), Musfita
(2010), dan Vivandri (2010) dijadikan acuan karena penelitian tersebut dilakukan
di perusahaan yang dianggap memiliki skala perusahaan yang sama dan
menggunakan analisis SWOT untuk perumusan strateginya, sehingga dapat
membantu dalam perumusan strategi penelitian ini.
32
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Konsep Manajemen Strategi
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan,
dan pengendalian upaya anggota organisasi dalam proses penggunaan semua lain-
lain sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah
ditetapkan (Stoner dan Freeman, 1992). Manajemen merupakan seni dalam
mengelola sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen
mengacu pada lima fungsi dasar yaitu perencanaan (palaning), pengorganisasian
(organizing), penyusunan staf (staffing), kepemimpinan (leading), dan
pengendalian (controling).
Strategi berasal dari bahasa Yunani strategos dan strategia, berarti
pengetahuan dan seni mengenai sumber-sumber yang tersedia dari suatu
perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang diinginkan
(Chandradhy,1978). Berdasarkan definisi tersebut, maka strategi bertujuan untuk
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki agar bisa digunakan secara efektif
dalam mencapai suatu tujuan perusahaan.
Menurut Jauch dan Glueck strategi adalah rencana yang disatukan, luas,
dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dan
tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari
perusaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
Strategi merupakan rencana yang menyatukan, luas, dan terpadu. Rencana yang
menyatukan artinya strategi menjadi alat yang menyatukan dan mengikat
keseluruhan organisasi menjadi satu. Strategi bersifat luas artinya strategi meliputi
seluruh aspek penting dalam organisasi. Strategi merupakan rencana yang saling
berkaitan satu dengan yang lain artinya strategi bersifat terpadu.
Strategi adalah rencana para manajer yang berskala besar dan berorientasi
pada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan pesaing guna mencapai
sasaran perusahaan ( Pearce dan Robinson, 1997). Definisi lain mengatakan
bahwa strategi merupakan cara untuk mencapai sasaran jangka panjang( David
2006). Dengan demikian strategi yang ditetapkan suatu perusahaan bersifat
33
keperluan jangka pendek, terlebih lagi untuk keperluan jangka panjang masa
depan perusahaan.
Porter (1997) menyebutkan strategi adalah penciptaan posisi unik dan
bernilai mencakup perangkat kegiatan yang berbeda. Perusahaan yang di
posisikan secara strategis melakukan kegiatan yang berbeda dengan pesaing atau
melakukan kegiatan yang sama dengan cara yang berbeda. Strategi bisnis dapat
termasuk perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk,
penetrasi pasar, likuidasi, divestasi, dan join venture.
Strategi sangat menentukan bagaimana perkembangan dan kemajuan
organisasi dalam jangka panjang. Karena itu, para penyusun strategi merupakan
individu yang paling menentukan kemajuan dan masa depan suatu organisasi.
Manajemen strategis merupakan suatu tindakan yang direncanakan dan
dilakukan untuk menghasilkan strategi yang efektif agar tujuan perusahaan dapat
tercapai. Manajemen strategis (strategic Management) dapat didefinisikan sebagai
seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsi dan memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya
(David, 2006). Menurut Dirgantoro (2004), manajemen strategis adalah suatu
proses berkesinambungan yang membuat organisasi secara keseluruhan dapat
match dengan lingkungannya atau dengan kata lain organisasi secara keseluruhan
dapat selalu responsif terhadap perubahan-perubahan di dalam lingkungan baik
yang bersifat internal maupun eksternal.
Proses manajemen strategis adalah jalan yang dilalui oleh para pengambil
keputusan strategi untuk menentukan sasaran organisasi dan membuat kesimpulan
strategis yang berkesinambungan. Manajemen strategi merupakan serangkaian
keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam
jangka panjang (Hunger dan Wheeleen, 2003).
Fokus dalam manajemen strategi mengintergrasikan manajemen,
pemasaran, keuangan/akutansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan,
dan sistem informasi untuk mencapai keberhasilan dalam organisasi. Manajemen
strategi dibutuhkan oleh organisasi agar dapat menang dalam kompetisi.
Manajemen strategi menghasilkan rencana dari pilihan berbagai alternatif yang
baik. Tujuan dari manajemen strategi adalah untuk mengeksploitasi dan
34
menghasilkan peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang (perencanaan
jangka panjang) dan mencoba mengoptimalkan tren sekarang untuk masa
mendatang (David, 2006).
Manajemen merupakan hal yang dinamis dan berkelanjutan. Perubahan
komponen utama dalam model manajemen strategi dapat mengakibatkan
perubahan dalam semua komponen lain dan model manajemen strategi. Aplikasi
manajemen strategis berbeda untuk setiap organisasi. Langkah formal dalam
manajemen strategis biasanya ditetapkan dalam organisasi yang besar, memiliki
banyak divisi, pasar maupun produk. Berikut ini model komperhensif manajemen
strategi menurut David (2004).
Gambar 1. Model Komperhensif Manajemen Strategis Sumber : David (2004)
Model komperhensif tersebut merupakan model manajemen strategis yang
telah diterima secara luas. Namun dalam penerapannya model tersebut tidak
menjamin keberhasilan dalam menerapkan manajemen strategis. Model tersebut
membantu dalam menjelaskan proses manajemen strategis untuk memformulasi,
mengimplementasi, dan mengevaluasi strategi.
Bisnis yang menerapkan manajemen strategis akan mendapatkan manfaat
bagi organisasinya baik secara finansial maupun non finansial. Bisnis merupakan
manajemen strategis akan berdampak positif dalam peningkatan profitabilitas,
penjualan, dan produktivitas. Manfaat non finansial yang bisa didapat adalah
meningkatnya kesadaran atas ancaman eksternal, pemahaman yang lebih baik atas
Mengembangkanpernyataan Visi dan Misi
Mengukur dan mengevaluasi kinerja
Menjalankan Audit Eksternal
Menjalankan Audit Internal
Menetapkan tujuaan jangka panjang
Merumuskan Mengevaluasi Dan Memilih Strategi
Implementasi Strategi- Isu manajemen
Implementasi Strategi isu-isu pemasaran. Keuangan akutansi penelitian dan pengembangan Sistem informasi manajemen
35
strategi pesaing, meningkatnya produktivitas karyawan, mengurangi keengganan
untuk berubah, pengertian yang lebih baik atas hubungan antara kinerja dan
penghargaan (David, 2006).
Proses dalam manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan (David, 2006)
yaitu perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi.
1) Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi dilakukan pengembangan visi dan misi,
mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan
alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dijalankan.
Perumusan strategi didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap
pengaruh faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan (Rangkuti,
2001). Tahap formulasi strategi pengambil keputusan akan menentukan bisnis
apa yang akan dimasuki, bisnis yang harus ditinggalkan, cara mengalokasikan
sumber daya organisasi, melakukan ekspansi atau diversifikasi bisnis, dan
bagaimana mencegah pengambil alihan secara paksa.
Pengambil keputusan harus menentukan alternatif strategi yang akan
menguntungkan organisasi dengan mempertimbangkan keterbatasan sumber
daya yang dimiliki oleh organisasi.
2) Implementasi Strategi
Implementasi strategi yaitu tahapan dimana alternatif pilihan strategi
dijalankan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai
tujuan organisasi, disebut juga sebagai tahap pelaksanaan alternatif strategi
pilihan. Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan
obyektif tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawaan dan
mengalokasikan sumber daya, sehingga strategi yang dirumuskan dapat
dijalankan. Implementasi strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer
untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Implementasi
strategi sering dianggap sebagai tahap paling sulit dalam manajemen strategi,
karena itu membutuhkan disiplin pribadi, komitmen dan pengorbanan.
36
3) Evaluasi Strategi
Tahapan evaluasi strategi merupakan tahap terakhir dalam manajemen
strategi. Evaluasi strategi dilakukan untuk mengetahui apakah strategi berjalan
dengan baik sesuai dengan harapan atau tidak. Tahap evaluasi strategi berarti
mengevaluasi hasil implementasi dan memastikan bahwa strategi telah
disesuaikan agar dapat mencapai tujuan perusahaan (Jauch dan Glueck, 1998).
Terdapat tiga aktifitas dasar dalam evaluasi strategi yaitu meninjau ulang
faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur
kinerja, dan mengambil tindakan kolektif. Evaluasi dibutuhkan karena faktor
eksternal dan internal dalam organisasi selalu berubah sehingga selalu
membutuhkan penyesuaian dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut.
3.1.2. Formulasi Strategi
Tahap formulasi strategi terdiri dari beberapa tahapan yaitu (1)
menentukam visi dan misi, (2) analisis lingkungan internal, (3) analisis
lingkungan eksternal, dam (4) menetapkan alternatif strategi (David, 2004).
1) Menentukan Visi, Misi, dan Tujuan
Pernyataan visi dan misi memegang peranan yang penting dalam
memformulasi, implementasi, dan evaluasi strategi. Pernyataan visi dan misi
yang jelas akan menghindarkan perusahaan dari tindakan jangka pendek yang
akan membahayakan tindakan jangka panjang.
Pernyataan visi menggambarkan apa yang ingin dicapai oleh suatu
organisasi. Pernyataan visi sebaiknya dibuat lebih dahulu karena pernyataan
visi yang jelas berdampak dalam perumusan visi yang komperhensif.
Pernyataan visi seharusnya dibuat dalam kalimat singkat. Masukan dari semua
manajer sangat diperlukan dalam mengembangkan pernyataan visi.
Pernyataan misi merupakan hasil dari pernyataan visi yang telah dibuat.
Pernyataan misi merupakan pernyataan tujuan jangka panjang yang akan
membedakan organisasi dengan organisasi yang serupa. pernyataan misi
menjelaskan tujuan, filosofi, kepercayaan, dan prinsip-prinsip dalam
organisasi. Misi mengungkapkan apa yang ingin dicapai perusahaan.
Pernyataan misi dirancang untuk memberikan tuntunan yang teguh dalam
37
pengambilan keputusan manajemen yang penting. Pernyataan visi yang baik
harus menjelaskan tujuan dasar dari organisasi, pelanggan, produk dan jasa,
pasar, filosofi, dan dasar teknologi.
Pernyataan visi dan misi memberikan dampak yang positif bagi kinerja
dalam organisasi. Pernyataan visi dan misi secara tidak langsung berdampak
positif terhadap pada kinerja keuangan organisasi. Tingkat keterlibatan
manajer dan karyawan dalam mengembangkan pernyataan visi dan misi
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi.
Tujuan merupakan hasil yang diinginkan oleh organisasi dalam
menjalankan misinya. Tujuan akan membantu organisasi dalam melakukan
evaluasi, menunjukan prioritas, menekankan koordinasi, dan memberi dasar
untuk aktivitas perencanaan yang efektif, pengorganisasian, alat motivasi, dan
pengendalian. Tujuan yang ditetapkan dalam organisasi harus disusun secara
hierarkis mulai yang paling penting sampai yang kurang penting, dapat diukur,
dapat dicapai, konsisten, dan menantang untuk dicapai.
2) Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal merupakan suatu proses yang mengkaji faktor
keunggulan strategis yang didiagnosa dan dianalisis dalam menentukan
kekuatan dan kelemahan internal dengan mana mereka harus menghadapi
peluang didalam ancaman dari lingkungan (Jauch dan Glueck, 1998).
Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan)
yang ada didalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka
pendek dari manajemen puncak. Kekuatan merupakan faktor-faktor yang
merupakan keunggulan bersaing yang dimiliki oleh organisasi di pasar
sasaran. Kelemahan merupakan faktor-faktor yang menjadi kelemahan
organisasi dibandingkan dengan pesaingnya dalam pasar.
Setiap organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda-beda
karena itu penting bagi sebuah organisasi untuk mengetahui dengan jelas apa
kekuatan dan kelemahan yang ada dalam organisasi agar dapat memanfaatkan
peluang dan menghindari ancaman yang ada di luar organisasi. Selain
mengetahui peluang yang menarik di lingkungannya, organisasi perlu juga
38
memiliki keahlian tertentu supaya berhasil memanfaatkan peluang tersebut
(Kotler, 2005).
Menjalankan analisis lingkungan internal membutuhkan pengumpulan,
asimilasi, evaluasi mengenai operasi dalam organisasi. Analisis lingkungan
internal sangat bermanfaat bagi seluruh individu dalam organisasi karena
meraka akan bekerja lebih baik saat mengetahui bahwa pekerjaan mereka
mempengaruhi seluruh aspek dalam organisasi. Hasil dari analisis lingkungan
internal ini sering disebut sebagai profil perusahaan.
Aspek-aspek lingkungan internal dapat dilihat melaui pendekatan secara
fungsional. Pendekatan fungsional dalam mengkaji aspek lingkungan internal
membutuhkan pengumpulan dan pengasimilasian informasi tentang operasi,
manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, dan sumber daya
manusia.
(a) Manajemen
Terdapat lima aktivitas dasar dalam menjalankan fungsi
manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi,
pengelolaan staf, dan pengendalian. Perencanaan merupakan aktivitas
yang merupakan persiapan masa depan. Pengorganisasian adalah seluruh
aktivitas yang menghasilkan struktur pekerjaan dan hubungan otoritas.
Pemberian motivasi terkait dengan perilaku sumber daya manusia dalam
organisasi. Pengelolaan staf di pusatkan pada manajemen staf dan
sumber daya manusia. Aktivitas pengendalian diarahkan agar seluruh
aktivitas berjalan sesuai dengan rencana dan mendapatkan hasil yang
diharapkan.
(b) Pemasaran
Pemasaran adalah proses sosial dimana individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk
dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2005). Menurut definisi
ini, pemasaran bertujuan untuk memenuhi kebutuhan melalui suatu
proses pertukaran, dimana pertukaran tersebut bisa dalam bentuk uang
dengan barang, barang dengan barang, dan jasa dengan uang. Menurut
39
Kotler (2005), ada lima konsep yang bersaing yang dijadikan sebagai
pedoman oleh organisasi untuk melakukan kegiatan pemasaran, yaitu
konsep produsi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran,
dan konsep pemasaran sosial.
(c) Keuangan
Analisis keuangan bermanfaat dalam menunjukan dengan tepat
kekuatan atau kelemahan perspektif operasi dan strategi dalam lapangan
fungsionalnya. Terdapat tiga keputusan dalam fungsi keuangan yaitu
keputusan investasi, keputusan pendanaan (pembiayaan), dan keputusan
deviden (Horne dalam David, 2006). Faktor-faktor keunggulan strategis
keuangan dlam organisasi yaitu (1) total sumber dana keuangan dan
kekuatannya, (2) biaya modal yang rendah, (3) struktur modal yang
efektif, (4) hubungan baik dengan pemilik dan pemegang saham, (5)
kondisi pajak yang menguntungkan, (6) perencanaan keuangan dan
modal kerja yang efektif, (7) sistem akutansi yang efisien dan efektif,
dan (8) kebijakan penilaian persediaan.
(d) Produksi dan Operasi
Kegiatan produksi dapat dilihat dari prinsip efisiensi, efektivitas,
dan produktivitas. Manajemen produksi terkait dengan aktivitas yang
bervariasi antara industri dan pasar dalam mentransformasi input
menjadi output. Fungsi manajemen produksi atau operasi terdiri dari
proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan kualitas. Seringkali biaya
produksi merupakan biaya terbesar dalam operasi, sehingga dapat
menjadi nilai besar sebagai alat keunggulan kompetitif.
(e) Manajemen Sumber daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang penting dalam
perusahaan. Kualitas sumber daya manusia dalam organisasi akan
menentukan keberhasilan dalam organisasi terdebut. Terdapat beberapa
faktor keunggulan strategis sumber daya manusia yang dapat menjadi
keunggulan kompetitif bagi perusahaan yaitu (1) citra dan prestise
perusahaan, (2) struktur organisasi dan suasana yang efektif,
(3) besarnya perusahaan dalam industri, (4) sistem manajemen strategis,
40
(5) sejarah perusahaan, (6) pengaruh terhadap badan pemerintah, (7)
sistem dukungan staf yang efektif, (8) informasi manajemen dan sistem
komputer yang efektif, (9) karyawan yang berkualitas, (10) pengalaman
kerja dan prestasi manajemen puncak, (11) hubungan kerja yang efektif
dengan serikat pekerja, (12) kebijaksanaan hubungan keja yang efisien
dan efektif dengan serikat pekerja, (13) biaya buruh yang rendah.
3) Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal dibutuhkan agar organisasi dapat
mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi dan dapat
memformulasikan strategi yang dapat memanfaatkan peluang secara
maksimal dan menghindari ancaman. Lingkungan eksternal terdiri dari
variabel-variabel (kesempatan dan ancaman) yang berada di luar organisasi
dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari
manajemen puncak (Hunger dan Wheelen, 2003). Tujuan yang ingin dicapai
dari analisis lingkungan eksternal adalah agar organisasi dapat mengetahui
peluang yang dapat memberikan manfaat ancaman yang harus dihindari.
Kekuatan eksternal kunci dapat dibagi menjadi lima kategori besar (David,
2006) yaitu (1) kekuatan ekonomi; (2) kekuatan sosial, budaya, demografi,
dan lingkungan; (3) kekuatan politik, pemerintah, dan hukum; (4) kekuatan
teknologi; dan (5) kekuatan pesaing.
(1) Kekuatan Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi
iklim bisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin
buruk pula iklim berbisnis. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh
lapisan masyarakat hendaknya bersama-sama mempertahankan bahkan
meningkatkan kondisi ekonomi daerahnya menjadi lebih baik lagi, agar
perusahaan dapat bergerak maju dalam usahanya. Beberapa faktor kunci
yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah atau
negara adalah : siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga,
investasi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas dan tenaga kerja
(Umar, 2003).
41
(2) Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan
Analisis terhadap kekuatan sosial, budaya, demogrfi dan
lingkungan menjadi penting karena perubahan dalam hal-hal tersebut
akan memberikan dampak yang besar terhadap hampir semua produk,
jasa, pasar, dan pelanggan serta mempengaruhi permintaan terhadap
produk dan jasa ataupun cara perusahaan berhubungan dengan
karyawannya. Strategi yang berbeda dibutuhkan saat organisasi
menghadapi tren baru dalam masyarakat. Tren baru dalam
masyarakatakan menciptakan tipe konsumen yang berbeda sehingga
kebutuhan akan barang dan jasa pun berbeda.
(3) Kekuatan Politik, Pemerintah, Hukum
Lingkungan politik, hukum, dan pemerintahan di bentuk oleh
hukum, badan pemerintah, dan kelompok penekan yang mempengaruhi
dan membatasi beragam organisasi dan individu. Faktor politik,
pemerintah, dan hukum dapat memperbesar atau memperkecil peluang
dan ancaman utama bagi organisasi. Keterkaitan antara ekonomi, pasar,
pemerintah, dan organisasi mengharuskan untuk menaruh perhatian
terhadap pengaruh variabel politik terhadap formulasi dan implementasi
strategi yang kompetitif.
(4) Kekuatan Teknologi
Organisasi harus terus mengikuti perubahan teknologi yang
mempengaruhi industrinya agar dapat terus mendorong inovasi sehingga
memberikan keunggulan kompetitif bagi organisasi. Teknologi dapat
menciptakan peluang bagi organisasi agar dapat berproduksi dengan
lebih efisien dan efektif. Kemajuan dalam teknologi berdampak pada
produk, jasa, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses produksi,
praktik pemasaran, dan posisi kompetitif perusahaan. Kemajuan
teknologi mampu menciptakan pasar baru dengan penciptaan produk
baru yang disempurnakan serta merubah posisi biaya kompetitif dalam
suatu industri.
42
(5) Kekuatan Pesaing
Keberhasilan dalam formulasi strategi dipengaruhi oleh
keberhasilan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang
pesaing. Porter (1997) menyatakan bahwa hakikat dalam industri dapat
dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan (Gambar 2 ).
Gambar 2. Model Lima Kekuatan Porter. Sumber : Porter (1997)
(a) Pesaing Antar Perusahaan Sejenis
Industri dan pesaing membentuk rivalitas yaitu berupa perlombaan
didalam mendapatkan posisi bersaing. Hal ini dilakukan dengan cara
persaingan harga, perang iklan, pengenalan produk, peningkatan
pelayanan, jaminan purna jual kepada pelanggan dan sebagainya. Pada
kebanyakan industri gerakan persaingan oleh satu perusahaan akan
mempunyai pengaruh besar terhadap pesaingnya, dengan demikian dapat
Pesaing Industri
Persaingan di antara perusahan yang telah ada
Ancaman Produk pengganti (subtitusi)
Kekuatan Tawar-menawar Pembeli
Kekuatan Tawar-menawar Pemasok
Ancaman Pendatang baru yang potensial
43
mendorong perlawanan untuk menandingi gerakan tersebut, artinya pola
aksi dan reaksi ini akan membentuk pola ketergantungan satu sama lain.
(b) Ancaman Pendatang Baru
Pendatang pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan
untuk merebut bagian pasar, serta seringkali juga sumber daya yang
besar. Akibat adanya pendatang baru maka harga suatu barang/jasa
menjadi turun atau biaya membengkak, sehingga dapat mengurangi
kemampulabaan suatu industri. Masuknya pesaing baru kedalam industri
tergantung pada rintangan masuk.Semakin tinggi rintangan masuk, maka
industri semakin sulit dimasuki pesaing baru. Sebaliknya semakin
rendah tingkat rintangan masuk maka pesaing baru akan semakin mudah
memasuki industri.
(c) Ancaman Produk Subtitusi
Produk subtitusi merupakan produk yang memiliki tujuan dan
fungsi yang sama dalam segmen pasar tertentu. Keberadaan produk
subtitusi dapat menurunkan volume permintaan akan produk. Cara
untuk mengukur kekuatan kompetitif produk subtitusi adalah dengan
memantau pangsa pasar produk tersebut juga memantau rencana
perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar.
(d) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Kekuatan tawar menawar pemasok ditentukan oleh banyaknya
pemasok, banyak barang subtitusi, dan biaya untuk mengganti bahan
baku. Jika pemasok memiliki kekuatan yang besar maka akan
mempengaruhi biaya dan investasi yang akhirnya berdampak pada
berkurangnya potensi laba dalam industri tersebut.
(e) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Kekuatan tawar menawar berada pada konsumen berada pada
konsumen jika terkonsentrasi atau membeli dalam jumlah besar. Posisi
tawar menawar yang kuat pada pembeli akan menekan harga jual, cara
pembayaran, cara pengiriman dan lainnya yang akan mengurangi
kemampuan dalam menghasilkan laba.
44
4) Menentukan Alternatif Strategi
Strategi alternatif yang dapat diambil oleh perusahaan dapat
dikelompokkan menjadi empat bagian dan 13 tindakan (David, 2004) :
(a) Strategi Integrasi
Strategi ini melibatkan akuisisi kepemilikan atau meningkatkan kontrol
terhadap distributor, pemasok atau pesaing. Tipe strategi intergrasi terdiri
dari :
i) Integrasi kedepan, yaitu peningkatan kontrol terhadap distributor
dan pengecer.
ii) Integrasi ke belakang, yaitu strategi mencari kepemilikan atau
meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan.
iii) Integrasi horizontal, yaitu mencari kepemilikan atau meningkatkan
kontrol atas pesaing perusahaan.
(b) Strategi Intensif
Strategi intensif membutuhkan usaha yang intensif agar posisi kompetitif
perusahaan dengan produk yang ada saat ini membaik. Tipe strategi
intensif terdiri dari :
i) Penetrasi pasar, yaitu meningkatkan pangsa pasar untuk produk
dengan upaya pemasaran yang lebih besar.
i) Pengembangan pasar, yaitu mengembangkan pasar dengan cara
memperkenalkan produk yang sudah ada pada wilayah geografi
yang baru.
ii) Pengembangan produk, yaitu strategi peningkatan penjualan
dengan memperbaiki produk yang ada atau melakukan modifikasi
produk.
(c) Strategi Diversifikasi
Strategi ini dilakukan dengan cara mendiversifikasi aktifitas bisnis. Tipe
strategi diversifikasi terdiri dari :
i) Diversifikasi Konsentrik, yaitu menambah produk yang
berhubungan secara umum.
ii) Diversifikasi Horizontal, yaitu menambah produk baru yang tidak
berkaitan untuk pelanggan yang ada saat ini.
45
iii) Diversifikasi Konglomerat, yaitu menambah produk baru yang
tidak berkaitan.
(d) Strategi Difensif
a) Usaha patungan, yaitu dua perusahaan sponsor atau lebih
membentuk organisasi terpisah dengan tujuan kerja sama.
b) Rasionalisasi biaya, yaitu menstrukturisasi dengan cara mengurangi
biaya dan aset agar bisa meningkatkan penjualan dan keuntungan.
c) Divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi.
d) Likuidasi, yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan bertahap
sesuai dengan nilainya yang terlihat.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
PT Kuala Pangan memiliki bisnis mie yang berpotensi untuk terus
dikembangkan. Namun di sisi lain perusahaan ini harus menghadapi persaingan
usaha dan berbagai kondisi permasalahan yang ada dalam lingkungan internal
maupun eksternal. Potensi PT Kuala Pangan belum dimaksimalkan seiring dengan
permasalahan internal yang muncul seperti keterbatasan modal dan permasalahan
dalam tenaga kerja menjadi salah satu alasan mengapa strategi pengembangan
bisnis perlu dilakukan.
Langkah awal untuk memformulasikan strategi adalah mengidentifikasi
visi, misi, maupun tujuan yang ingin dicapai. Selanjutnya dilakukan adalah
wawancara dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi
akibat perubahan lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi. Hal tersebut
dilakukan guna mengetaui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang
dihadapi. Kemudian memilih alat analisis yang sesuai untuk formulasikan strategi
yang paling tepat dalam menyelesaikan permasalahan. Perumusan strategi
dilakukan dengan menggunakan tiga tahap yang teridiri atas tahap pertama yang
merupakan tahap input (input stage), tahap dua merupakan tahap pencocokkan
(matching stage), dan tahap terakhir adalah tahap keputusan (decision stage).
Tahap pertama kerangka kerja perumusan strategi adalah mengidentifikasi
analisis lingkungan yang meliputi analisis lingkungan internal dan eksternal.
Analisis lingkungan internal mencakup bidang-bidang fungsional seperti (1)
manajemen, (2) produksi dan operasi, (3) keuangan, (4) pemasaran, dan (5)
46
sumber daya manusia. Analisis lingkungan eksternal mencakup (1) ekonomi; (2)
politik, hukum, pemerintah; (3) sosial, demografi, lingkungan; (4) Teknologi; dan
(5) Kekuatan Pesaing (David, 2006).
Analisis lingkungan internal yang dihadapi perusahaan bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan (streghts) dan kelemahan
(weakness) perusahaan. Analisis lingkungan eksternal perusahaan bertujuan
mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi peluang (oportunities) dan ancaman
(threats).
Pada tahap kedua digunakan matriks SWOT (Streghts, Weaknesses,
Oportunities, and Threats). Matriks SWOT akan menghasilkan alternatif strategi
yang layak dengan mencocokan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan
kelemahan dengan faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman.
Tahap terakhir yaitu tahap keputusan (decision stage). Setelah dihasilkan
strategi melalui matriks SWOT, maka dilakukan tahap berikutnya yaitu penentuan
prioritas strategi. Penentuan prioritas alternatif strategi dilakukan oleh pihak PT
Kuala Pangan yaitu oleh direktur atau orang yang mempunyai pengaruh besar
dalam pengambilan keputusan di PT Kuala Pangan. Secara lengkap kerangka
pemikirian operasional penelitian dijelaskan pada Gambar 3.
47
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Bisnis
Perusahaan Mie pada PT Kuala Pangan di Citeureup Kabupaten Bogor
Permasalahan yang dihadapi PT Kuala Pangan 1. Permasalahan dalam tenaga kerja 2. Tingkat pesaingan yang tinggi 3. Volume penjualan yang tidak mencapai target 16-20 % 4. Keterbatasan modal
Dibutuhkan analisis strategi pengembangan usaha
Analisis Lingkungan Internal - Manajemen - Produksi dan Operasi - Keuangan - Pemasaran - Sumber daya manusia
Analisis Lingkungan Eksternal - Ekonomi - Politik, hukum, pemerintahan - Sosial, demografi, lingkungan - Teknologi - Kekuatan Pesaing • Kekuatan Tawar menawar Pembeli • Ancaman Produk Pengganti • Ancaman Pendatang Baru • Persaingan dalam Industri • Kekuatan tawar-menawar pemasok
Matriks SWOT
Alternatif Strategi
Identifikasi Visi, Misi dan Tujuan PT Kuala Pangan
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal PT Kuala Pangan
Kekuatan dan Kelemahan Peluang dan Ancaman
Prioritas Strategi Pengembangan
48
IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT. Kuala Pangan yang berlokasi di depan
Terminal Citeureup – Kabupaten Bogor, tepatnya di jalan Depan Terminal No.
23-25 Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
bahawa PT. Kuala Pangan merupakan perusahaan agribisnis yang memiliki
prospek yang menjanjikan, namun memiliki kendala dalam pengembangan bisnis
nya dan dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif. Selain itu
pertimbangan lain berupa adanya ketersediaan data yang dibutuhkan dan
kesediaan manajemen perusahaan menjadikan perusahaan tersebut sebagai lokasi
penelitian. Pengumpulan data dilaksanakan pada akhir bulan Juni sampai dengan
bulan Agustus 2011.
4.2. Metode Penentuan Responden
Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive). Menurut
David (2006), dalam analisis ini untuk menentukan responden, tidak ada jumlah
minimal yang diperlukan, sepanjang responden yang dipilih merupakan ahli di
bidangnya. Responden adalah orang-orang yang mengenal betul dinamika bisnis
yang dijalani. Responden dalam penelitian ini terdiri dari dua orang responden
yang berasal dari internal yaitu ibu Niken selaku manajer operasional dan bapak
Abi selaku general manajer dan manajer pemasaran dan satu eksternal yaitu bapak
Susno selaku distributor produk-produk mie dari PT Bangau Abadi. Adanya
keterlibatan pihak eksternal dalam penelitian ini diharapkan menghasilkan
alternatif strategi yang lebih objektif.
4.3. Data dan Instrumentasi
Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari perusahaan (PT Kuala
Pangan) baik dari hasil wawancara dan dari dokumen-dokumen yang diberikan
oleh manajer dan karyawan perusahaan maupun dari hasil observasi langsung
yaitu dengan melihat dan mengamati situasi perusahaan, mengumpulkan dan
49
mencatat data penjualan produksi mie kering. Data primer berupa faktor-faktor
strategis internal dan eksternal diperoleh dengan cara wawancara menggunakan
responden sebagai informan. Informan dalam pengambilan informasi tentang
faktor-faktor internal dipilih dari pihak perusahaan. Tujuan dari pemilihan
responden tersebut adalah dengan anggapan bahwa pihak perusahaan akan lebih
mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang dapat
mempengaruhi perusahaan. Wawancara juga dilakukan dengan distributor
produk-produk mie untuk mengetahui faktor-faktor eksternal dengan harapan
informasi yang didapatkan lebih bersifat objektif.
Data sekunder dapat diperoleh dari beberapa buku yang terkait dengan
penelitian, studi pustaka, literatur dari instansi yang terkait seperti Badan Pusat
Statistik (BPS), Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, jurnal dan
artikel. Data sekunder berupa pendukung penelitian melalui penelitian-penelitian
sebelumnya dapat diperoleh dari skripsi sebelumnya dan browsing internet guna
mencari data yang mendukung penelitian.
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif.
Tujuan metode deskriptif adalah untuk memberikan gambaran secara sistematis,
aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara
fenomena yang diteliti. Analisis dan pengolahan data dilakukan secara kualitatif
melalui pendekatan konsep manajemen strategis. Analisis kualitatif yang
dilakukan di penelitian ini yaitu dengan merumuskan faktor internal yang menjadi
kekuatan dan kelemahan perusahaan dan faktor eksternal yag menjadi peluang
dan ancaman perusahaan dan kemudian dirumuskan stategi yang memungkinkan
dengan menggunakan analisis SWOT. Penelitian ini hanya sampai pada
formulasi dari manajemen strategis. Sedangkan untuk tahap implementasi strategi
merupakan wewenang manajemen perusahaan
4.4.1. Analisis SWOT
Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan maka
dapat diformulasikan alternatif strategi yang dapat dilaksanakan. Formulasi
alternatif strategi dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT yaitu
50
menganalisis peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan. Untuk menentukan
faktor-faktor yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dilakukan
wawancara dengan pihak perusahaan. Wawancara dilakukan peneliti untuk
mengetahui informasi keadaan internal perusahaan diantaranya mengenai
manajemen, pemasaran, produksi, keuangan, dan sumberdaya manusia. Setelah
informasi tersebut terkumpul kemudian peneliti membuat daftar faktor kekuatan
dan kelemahan perusahaan yang kemudian dikonfirmasikan kembali dengan pihak
perusahaan dengan tujuan memastikan bahwa daftar kekuatan dan kelemahan
yang dibuat tersebut sudah menggambarkan kondisi internal perusahaan.
Kemudian peneliti juga melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi
tentang faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perusahaan. Pada tahapan ini
peneliti memberikan panduan secara umum tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kondisi eksternal perusahaan. Kemudian pihak perusahaan
memberikan penjelasan tentang pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap
perusahaan. Dari hasil penjelasan yang didapat peneliti membuat daftar peluang
dan ancaman yang kemudian dikonfirmasikan kembali denngan pihak perusahaan.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan pihak distributor produk-produk mie
untuk mendapatkan informasi apakah faktor yang menjadi peluang dan ancaman
pada PT Kuala pangan juga berpengaruh terhadap usaha yang oleh perusahaan
sejenis. Setelah mendapatkan data peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan,
tahap yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan analisis SWOT.
Matriks SWOT didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif akan
memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan
ancaman. Kombinasi faktor-faktor eksternal dan intenal dalam matriks SWOT,
yaitu strategi kekuatan-peluang (S-O), strategi kelemahan-peluang (W-O), strategi
kelemahan-ancaman (W-T) dan strategi kekuatan-ancaman (S-T). Analisis
matriks SWOT akan menghasilkan beberapa alternatif strategi yang dapat dipilih
perusahan dalam mengembangkan usahanya. Terdapat delapan langkah dalam
membuat matriks SWOT yaitu:
1) Menuliskan peluang eksternal kunci perusahaan.
2) Menuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan.
3) Menuliskan kekuatan internal kunci perusahaan.
51
4) Menuliskan kelemahan internal kunci perusahaan.
5) Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat hasil
strategi SO dalam sel yang ditentukan.
6) Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat hasil
strategi WO dalam sel yang ditentukan.
7) Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasil
strategi ST dalam sel yang ditentukan.
8) Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasil
strategi WT dalam sel yang ditentukan.
Tabel 7. Format Matriks SWOT
Kekuatan (Strengths – S)
Kekuatan-kekuatan internal perusahaan
Kelemahan (Weakness – W)
Kelemahan-kelemahan internal perusahaan.
Peluang (Opportunities – O) Peluang-peluang
eksternal perusahaan
Strategi SO Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
Ancaman (Threats – T)
Ancaman-ancaman eksternal perusahaan
Strategi ST Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Strategi WT Minimalkan kelemahan dan hindari ancaman.
Sumber : David (2004)
4.4.2. Prioritas Strategi
Prioritas strategi yaitu pengurutan strategi yang terpenting atau yang paling
berpengaruh sampai yang kurang penting atau kurang berpengaruh bagi
perusahaan. Penentuan prioritas strategi yang akan dilakukan yaitu dengan cara
wawancara langsung dengan pihak yang memiliki pengaruh besar dalam
pengambilan keputusan perusahaan dalam hal ini adalah direktur PT Kuala
Pangan.
52
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT Kuala Pangan adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri
pengolahan pangan dengan produk utama mie kering, bihun, dan bumbu masak.
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 1 Juni 1974, yang berawal dari perusahaan
perorangan berbentuk firma yang didirikan pada tahun 1954.
Pada tahun 1954, proses yang dilakukan perusahaan masih menggunakan
panas sinar matahari untuk proses pengeringannya. Hal ini menyebabkan
perusahaan tidak berproduksi secara optimal karena mengingat lokasi perusahaan
berada dalam daerah yang bercurah hujan tinggi, yaitu daerah bogor.
Pada tahun 1965, firma melakukan perluasan dengan mendirikan pabrik
bihun dilokasi yang berbeda. Masalah yang di hadapi di pabrik baru ini sama
dengan pabrik terdahulu yaitu tidak dapat berproduksi ketika musim hujan karena
masih menggunakan sinar matahari untuk pengeringan. Mesin-mesin yang
digunakan masih dengan teknologi sederhana dan buatan dalam negeri kecuali
mesin pembangkit listrik.
Semakin meningkatnya permintaan dan meluasnya pemasaran
mendorong perusahaan untuk memperluas usahanya dengan meningkatkan
kualitas dan kapasitas produksinya. Usaha tersebut akan dilaksanakan dengan
menggunakan sistem mekanisasi yang lebih moderen sehingga tidak tergantung
pada alam. Oleh karena itu pada tahun 1974 didirikanlah perusahaan yang
memproduksi mie dan bihun PT. Kuala Pangan. Seiring dengan pesatnya
perkembangan perusahaan, statusnya pun berubah dari firma menjadi Perseroan
Terbatas (PT) yang telah mendapat pengesahan dari menteri kehakiman RI.
Setelah menghabiskan waktu kurang lebih satu tahun untuk persiapan,
pada tanggal 11 januari 1975 perusahaan ini diresmikan secara kolektif oleh
Menteri Perindustrian dengan piagam pendirian No. 51/M/SK/1975. adapun
bidang usaha yang akan dijalankan adalah :
1) Memproduksi mie kering dan bihun kering serta mengembangkan produksi
dengan cara memproduksi jenis instan (yang sudah memakai bumbu) untuk
mie maupun bihun.
53
2) Mengimpor bahan baku penolong yang diperlukan untuk kegiatan usaha
tersebut dan menjual hasil produksinya dengan sasaran pasar dalam negeri.
Namun pada awalnya perusahaan yang telah diresmikan ini tidak langsung
bergerak di dalam industri mie kering, pada awalnya perusahaan ini bergerak di
bidang perdagangan/trading untuk produk-produk hasil pertanian. pada tanggal 7
november 1988 perusahaan ini secara resmi mendirikan pabrik Mie kering dengan
dikukuhkan dengan Surat Keputusan Mentri Perindustrian No. 064/DJAI/IUT-
1/NON-PMA-PMDN/II/1988 tanggal 11 Februari 1988 dan Surat Izin Perluasan
(Tanpa melalui Tahap Persetujuan Prinsip) oleh Direktorat Jendral
Industri Hasil Pertaniaan dan Kehutanan, Departemen perindustrian No.
236/DJIHPK/D.2/Perluasan/VIII/1998, tanggal 28 agustus 1998.
Mengacu pada keputusan Mentri Perindustrian No. 286/M/SK/1989, maka
perusahaan PT. Kuala Pangan dikategorikan atau termasuk sebagai industri
pangan bersekala Menengah karena mempunyai nilai aset lebih dari 5 milyar
rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan) dengan jumlah tenaga kerja sekitar
200 orang karyawan.
5.2 Lokasi Perusahaan
PT. Kuala Pangan berlokasi di depan Terminal Citeureup – kabupaten
Bogor, tepatnya di jalan Depan Terminal No. 23-25 Citeureup, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan berdasarkan pertimbangan kedekatan
dengan pasar faktor produksi dan pasar produksi. Dimana sebagian besar
pembelian bahan baku berasal dari jakarta. Demikian juga dengan hasil produksi
dikirim ke atau melaui jakarta. Pengiriman untuk daerah luar pulau Jawa
dilakukan melalui pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, sehingga biaya angkut
menjadi lebih rendah.
Pemilihan lokasi juga didasarkan atas keputusan pemerintah yang
menyatakan bahwa daerah Kabupaten Bogor memang diperuntukan menjadi
daerah industri, sehingga fasilitas-fasilitas untuk kebutuhan prasarana suatu
industri sudah tersedia dengan memadai, seperti :
54
1) Jalan yang sudah diaspal dengan baik, yang mana jalan tersebut digunakan
juga oleh industri-industri besar seperti PT Indocement, PT Semen Cibinong
dan lainnya.
2) Sudah tersedianya jaringan telepon
3) Untuk menyalurkan air sisa pabrik, dapat dialirkan ke sungai yang berlokasi
tidak jauh dari pabrik.
4) Untuk pembangkit atau penggerak mesin, sudah tersedia jaringan listrik
bertegangan menengah dari PLN.
5) Untuk bahan bakar sudah dipersiapkan jaringan pipa untuk menyalurkan gas
alam dari Pertamina.
5.3 Visi dan Misi PT Kuala Pangan
Visi dan misi dalam organisasi sangat penting untuk mengarahkan tujuan
organisasi serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai suatu
tujuan. Visi, misi dan tujuan harus dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh
pihak yang terlibat dalam menjalankan visi dan misi tersebut. Jika dirumuskan
dan dijalankan dengan baik, pernyataan visi, misi dan tujuan akan memiliki
dampak yang positif dalam pencapaian target dan tujuan organisasi
Visi dan misi yang terdapat pada PT Kuala Pangan belum tertulis dengan
jelas, namun berdasarkan wawancara diperoleh visi yaitu :
1) Menghasilkan produk yang aman dan bermutu tinggi.
2) Menghasilkan makanan pengganti nasi yang bergizi dan mutu yang baik.
Misi dari PT Kuala Pangan yaitu :
1) Menjual produk ke seluruh Indonesia dan dunia.
2) Menerapkan keamanan pangan secara konsisten dan perbaikan sistem
manajemen secara terus menerus.
3) Menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar perusahaan.
Beberapa Tujuan yang dimiliki oleh PT Kuala pangan yaitu :
1) Menghasilkan keuntungan untuk perusahaan.
2) menyediakan produk yang dapat dikonsumsi oleh semua golongan ekonomi
masyarakat.
55
5.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi dapat diartikan sebagai wadah, sistem atau kegiatan kelompok
orang yang saling bekerjasama untuk mencapai satu tujuan tertentu yang
memerlukan suatu struktur dalam pengaturan dan tanggung jawab. PT Kuala
Pangan merupakan perusahaan keluarga yang dipimpin oleh dewan komisaris
yang terdiri dari anggota keluarga. Struktur organisasi PT Kuala Pangan terdiri
dari dewan komisaris, direktur utama, direktur keuangan, direktur pelaksana,
general manajer,manajer penelitian dan pengembangan, manajer personalia,
manajer akunting dan administrasi, manajer produksi, dan manajer pemasaran.
Struktur organisasi PT Kuala Pangan dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Struktur Organisasi PT Kuala Pangan Tahun 2011 Sumber : PT Kuala Pangan, 2011
a) Dewan Komisaris
Dewan komisaris atau pemilik perusahaan merupakan pimpinan tertinggi
dari perusahaan. Dewan komisaris memiliki wewenang dalam merencanakan,
mengambil keputusan, menetapkan target, dan program pengembangan
perusahaan.
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Direktur Keuangan Direktur Pelaksana
General Manajer
Manajer penelitian dan Pengembangan
Manajer Akunting dan Administrasi
Kepala Gudang
Manajer Produksi
Manajer Pemasaran
56
b) Direktur Utama
Direktur utama merupakan perpanjangan tangan dari dewan komisaris.
Direktur utama bertanggung jawab kepada dewan komisaris atas segala yang
terjadi di perusahaaan. Tugas, tanggung jawab, serta wewenang yang dimiliki
oleh direktur utama antara lain :
1) Memimpin, mengarahkan, menugaskan, mengawasi seluruh jajaran yang
berada dibawah tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan perusahaan.
2) Memastikan seluruh karyawan yang berada dibawah tanggung jawabnya
menjalankan tugas dengan baik, efektif, dan efisien.
3) Berhak mempromosikan, merotasi, memberhentikan karyawan
berdasarkan hasil evaluasi dan pengamatan yang dilakukan.
4) Memberikan laporan atau masukan kepada dewan komisaris atas
perkembangan, hasil serta rencana perusahaan agar dewan komisaris dan
pemilik perusahaan dapat menetapkan target serta program pengembangan
perusahaan.
5) Memberikan usulan kepada dewan komisaris atau pemilik perusahaan
demi kemajuan perusahaan
6) Menjalin dan menjaga hubungan baik perusahaan dengan instansi
pemerintah serta masyarakat sekitar perusahaan.
c) Direktur Keuangan dan Direktur Pelaksana
Direktur keuangan dan direktur pelaksana bertugas membantu direktur
utama dalam menjalankan tugas dan bertanggung jawab kepada direktur utama
atas segala yang terjadi bibawah tanggung jawabnya. Tugas, tanggung jawab,
serta wewenang direktur keuangan dan direktur pelaksana antara lain :
1) Membantu direktur utama dalam mengarahkan, menugaskan, mengawasi
seluruh jajaran yang berada dibawah tanggung jawab direktur utama untuk
mencapai tujuan perusahaan.
2) Membantu direktur utama dalam memastikan bahwa seluruh karyawan
yang berada dibawah tanggung jawab direktur utama menjalankan
tugasnya dengan baik, efektif, dan efisien.
57
3) Membantu direktur utama dalam melaksanakan kordinasi dengan tugas-
tugas yang diberikan direktur utama kepada para manajer dan
bawahannya.
4) Bersama-sama dengan para manager memberikan laporan atau masukan
kepada direktur utama atas perkembangan, hasil serta rencana perusahaan
agar direktur utama dapat menetapkan target serta program pengembangan
perusahaan.
5) Memberikan usulan kepada direktur utama dan para manager demi
kemajuan perusahaan.
d) General Manajer
General Manajer bertanggung jawab kepada direktur keuangan dan
direktur pelaksana. General manajer mengepalai manajer-manajer yang berada
dibawahnya. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang general manajer meliputi :
1) Mengkoordinasikan, mengarahkan, menugaskan, mengawasi seluruh
karyawan yang berada dibawah tanggung jawabnya.
2) Membuat perencanaan produksi, pembelian/ pengadaan bahan baku dan
perencanaan kedatangan bahan baku sesuai permintaan dan memastikan
seluruh bagian produksi yang berada dibawah tanggung jawabnya
beroperasi dengan lancar.
3) Bertanggung jawab terhadap kualitas/ mutu bahan baku yang diterima.
4) Bersama dengan bagian gudang melakukan pengecekan data gudang dan
pengadaan bahan pendukung sesuai dengan kondisi persediaan barang
pada gudang.
5) Bersama dengan atasan berhak untuk mempromosikan, merotasi,
memberhentikan karyawan yang berada dibawahnya berdasarkan masukan
serta pengamatan yang dilakukannya.
6) Memastikan seluruh mesin dan peralatan yang digunakan dalam produksi
selalu dalam keadaan baik dan terintalasi dengan benar.
7) Membuat laporan terhadap produksi berkenaan dengan penggunaan bahan
baku dan bahan pendukung serta hasil kerja yang menjadi tanggung
jawabnya kepada direktur keuangan dan direktur pelaksana.
58
e) Manajer Produksi
Manajer produksi bertanggung jawab kepada general manajer terhadap
kelancaran kegiatan produksi perusahaan. Manajer produksi mengepalai karyawan
yang bekerja dibagian produksi. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang manajer
produksi meliputi :
1) Mengkoordinasikan, mengarahkan, menugaskan, mengawasi seluruh
karyawan yang berada dibawah tanggung jawabnya.
2) Melakukan koordinasi dengan departemen lain
3) Membuat perencanaan produksi sesuai dengan permintaan pemasaran dan
memastikan seluruh bagian produksi yang berada dibawah tanggung
jawabnya beroperasi dengan lancar.
4) Memastikan seluruh produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi
produk yang telah di terapkan.
5) Berhak memberhentikan jalannya produksi dan mengkonsultasikan
langkah perbaikan guna menekan produk reject serendah-rendahnya.
6) Membuat laporan hasil kerja yang menjadi tanggung jawabnya.
f) Manajer Pemasaran
Manajer pemasaran bertanggung jawab kepada general manajer terhadap
kelancaran kegiatan pemasaran dan distribusi produk perusahaan. Manajer
pemasaran mengepalai karyawan yang bekerja dibagian pemasaran. Tugas,
tanggung jawab, dan wewenang manajer pemasaran meliputi :
1) Melakukan usaha-usaha untuk mencari konsumen baru baik dalam
maupun luar negeri serta memelihara dan meningkatkan hubungan kerja
dengan para konsumen yang sudah ada.
2) Membuat surat penawaran dan mengirimkan contoh produk kepada calon
konsumen atau konsumen yang sudah ada.
3) Menerima pesanan dan melaksanakan penjualan sesuai dengan harga
yang ditetapkan, mutu dan jumlah yang ditentukan oleh konsumen pada
waktu yang telah disepakati.
4) Membuat surat penagihan kepada konsumen sesuai kelengkapan dokumen
yang diperlukan dalam penagihan.
59
5) Melakukan koordinasi dengan bagian gudang agar pesanan yang diterima
dapat dikirim tepat waktu.
6) Melakukan koordinasi dengan bagian keuangan atas piutang-piutang yang
belum terbayar dan melakukan penagihan dengan sebaik-baiknya.
7) Membuat laporan hasil kerja yang menjadi tanggung jawabnya.
g) Manajer Akunting dan Administrasi
Manajer akunting dan administrasi bertanggung jawab kepada general
manajer terhadap kelancaran kegiatan akunting dan administrasi didalam
perusahaan. Manajer akunting dan administrasi mengepalai staff akunting dan
staff administrasi perusahaan. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang manajer
akunting dan administrasi meliputi :
1) Membuat rencana pengeluaran biaya operasional yang akan dikeluarkan
oleh perusahaan dengan berkoordinasi dengan bagian produksi,
pembelian, gudang, pemasaran, administrasi, dan lain-lain.
2) Melakukan analisis biaya dan melakukan pengendalian terhadap biaya-
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan berkoordinasi dengan
bagian produksi, pembelian, gudang, pemasaran, administrasi dan lain-
lain.
3) Melakukan pencatatan segala transaksi yang dilakukan oleh perusahaan
untuk mengetahui efisiensi dan efektifitas sumber daya keuangan yang ada
di perusahaan.
4) Melakukan penagihan aas piutang-piutang yang belum terbayar dan
melakukan penagihan dengan sebaik-baiknya.
5) Melakukan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan jabatannya atau
yang diberikan oleh atasannya.
6) Membuat laporan keuangan terhadap hasil kerja yang menjadi tanggung
jawabnya.
5.5 Proses Produksi Mie
Proses produksi mie di PT Kuala Pangan tediri dari beberapa tahapan yaitu
penyediaan bahan baku, pencampuran (Mixing), pembentukan mie (Roll Press),
pematangan mie (Steaming), pengeringan (drying), pedinginan mie (cooling), dan
pengemasan (sealing).
60
a) Penyediaan Bahan Baku
penyediaan bahan baku dilakukan oleh PT Kuala Pangan agar bahan baku
untuk produksi mie selalu terpenuhi, dalam penyediaan bahan baku ini dilakukan
pemeriksaan dan sortasi terhadap bahan baku yang masuk ke perusahaan. Seluruh
bahan baku yang lolos sortasi kemudian disimpan di dalam gudang. Penimbangan
bahan baku dilakukan ketika bahanbaku masuk dan ketika keluar dari gudang agar
keserdiaannya daa terus terpantau.
b) Pencampuran (Mixing)
dalam proses mixing dilakukan pencampuran semua bahan baku yang
digunakan. Tahap pencampuran ini bertujuan agar perpaduan antara tepung dan
air berlangsung secara merata. Untuk mendapatkan adonan yang baik kadar airnya
harus diperhatikan, yaitu berkisar 32-34%.
c) Pembentukan Mie (Roll Press)
Roll Press adalah mesin produksi yang terdiri dari tiga buah unit, yaitu
unit pressing (penggilingan), slitter dan unit conveyor steaning. Unit pressing
berfungsi membentuk lembaran adonan mie sampai ketebalan tertentu. Unit slitter
berfungsi seperti pisau yang akan memotong lembaran mie secara membujur
menjadi untaian mie. Terakhir adalah unit conveyor yang akan membentuk
untaian mie menjadi bergelombang/keriting. Untaian mie tersebut kemudian
masuk ke dalam steam boiler untuk proses lebih lanjut.
d) Pematangan Mie (Steaming)
Steaming adalah proses pematangan mie dengan menggunakan steam
boiler atau biasa disebut proses pengukusan. Pada proses ini mie mengalami
perubahan fisik di mana adonan mie berubah menjadi keras dan kuat.
e) Pengeringan (Drying)
Pengeringan dilakukan dengan oven (kotak pengering) dengan suhu 90-
130°C selama 20-30 menit. Pengeringan ini dilakukan sebagai proses pematangan
mie dan untuk menurunkan kadar air di dalam mie mejadi 5-10 persen.
61
f) Pendinginan (Cooling)
Pendinginan dilakukan dua kali yaitu setelah pematangan mie dan setelah
pengeringan mie. Pendinginan dilakukan dengan kipas pendingin pada conveyor
yang berjalan. Pendinginan berfungsi untuk pemadatan mie setelah pematangan
mie dan mendinginkan mie yang sudah matang.
g) Pengemasan (Sealing)
Pengemasan dilakukan dua kali yaitu pengemasan primer (Plastik PP) dan
pengemasan sekunder (Karton). Pengemasan dilakukan degan mesin pengemas
dan setelah pengemasan primer diberikan tanggal kadaluarsa dan kode produksi.
Pengandalian mutu juga dilakukan di dalam proses pengemasan ini, yaitu dengan
memasukan kedalam metal detector sebelum dilakukan pengemasan sekunder.
Proses produksi yang telah dijelaskan dilakukan dengan peralatan yang
bertenaga listrik. Mesin-mesin yang digunakan di PT Kuala Pangan rata-rata
buatan tahun 1970 dan dengan berbagai kondisi. Beberapa dari mesin tersebut
adalah mesin Mixer, Baki Pengaduk, Mesin Roll, Conveyor Steaning, Mesin
Potong/Slitter, Kotak Pengering, Mesin Pembungkus, Steam Boiler, dan lain-lain.
Untuk lebih lengkapnya jenis peralalatan produksi yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 7.
Tabel 8. Jenis Peralatan Produksi No Jenis Alat Jumlah Negara Asal/
Tahun Pembuatan
Kondisi
(%)
Energi
Penggerak
1 Mixer 1 Jepang/1972 80 Listrik
2 Baki Pengaduk 3 Jepang/1972 75 Listrik
3 Roll/Press Tepung 2 Jepang/1972 70 Listrik
4 Conveyor Steaning 2 Jepang/1972 70 Listrik
5 Mesin Potong/Slitter 2 Jepang/1972 75 Listrik
6 Kotak Pengering 2 Jepang/1972 70 Listrik
7 Kipas Pendingin 2 Jepang/1972 80 Listrik
8 Steam Boiler 1 Jerman/1998 90 Listrik
9 Mesin Bungkus Bumbu 1 Jepang/1972 65 Listrik
62
10 Mesin Pembungkus Mie 1 Jepang/ 1972 80 Listrik
11 Mixing Water Equipmen 1 Jepang/ 1972 70 Listrik
12 Star Delta Magnet Push 1 Jepang/ 1972 75 Listrik
13 Mesin Pengaduk 1 Indonesia/ 1975 65 Listrik
14 Mesin Penghalus 1 Indonesia/ 1975 65 Listrik
15 Mesin Pembungkus Band Sealer
2 Jepang/ 1980 80 Listrik
16 Mesin Penggiling Tepung
1 Taiwan/ 1973 70 Listrik
17 Mesin Pemadat Tepung 1 Taiwan/ 1973 65 Listrik
18 Mesin Spiral Tepung 1 Taiwan/ 1973 65 Listrik
19 Mesin Pembungkus Super Bihun
1 Taiwan / 1985 85 Listrik
20 Mesin Pembuat Benang Tepung
2 Taiwan/ 1973 70 Listrik
21 Mesin Diesel Generator 2 Inggris/1994 90 Solar
63
VI ANALISIS LINGKUNGAN USAHA
Analisis lingkungan usaha adalah proses awal dalam manajemen strategi
yang bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan
mencakup semua faktor, baik yang berada didalam maupun diluar perusahaan
yang dapat memenuhi kelangsungan pencapaian tujuan yang diinginkan. Secara
garis besar analisis lingkungan dapat dikategorikan ke dalam dua bagian besar
yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan.
6.1 Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada dalam organisasi
tersebut dan secara normal memiliki implikasi langsung pada perusahaan. Analisis
faktor internal merupakan proses identifikasi terhadap faktor kelemahan dan
kekuatan dari dalam perusahaan. Lingkungan internal dapat dianalisis dengan
menggunakan analisis pendekatan fungsional, yaitu analisis yang dilakukan pada
masing-masing fungsi dalam perusahaan dengan mengkaji manajemen,
pemasaran, keuangan, kegiatan produksi dan operasi serta sumber daya manusia.
6.1.1. Manajemen
Manajemen perusahaan merupakan pihak yang menerapkan fungsi-fungsi
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, pengelolaan staf dan
pengendalian. PT Kuala Pangan memiliki visi dan misi usaha. Hal ini
menunjukkan bahwa PT Kuala Pangan memiliki perencanaan jangka panjang
sebagai bagian dari cita-cita dan tujuan usaha di masa yang akan datang. Secara
umum PT Kuala Pangan telah melakukan fungsi perencanaan dengan cukup baik.
Hal ini terlihat dari adanya perencanaan usaha yang tersusun jelas dan tertulis,
baik untuk perencanaan jangka pendek maupun jangka menengah. Seluruh
kegiatan perencanaan dilakukan direktur dan jajaran manajer dibawahnya, namun
disetujui atau tidak perencanaan tersebut masih menjadi wewenang dewan
komisaris atau pemilik perusahaan sehingga perencanaan masih tergantung
kepada keputusan pemilik perusahaan.
64
Pengorganisasian di PT Kuala Pangan telah berjalan dengan cukup baik.
Hal ini dapat dilihat dari pembagian kerja untuk setiap manajer yang telah tertulis
dengan jelas. Setiap manajer harus bertanggung jawab terhadap apapun yang telah
menjadi tugasnya dan harus memberikan laporan tertulis terhadap hasil kerjanya
kepada atasannya. Pengelolaan staf di PT Kuala Pangan berjalan lancar setiap
karyawan bekerja pada bidang pekerjaannya masing-masing, namun kadang-
kadang ketika banyaknya pekerja harian yang tidak masuk membuat manajer
menugaskan karyawannya bekerja bukan dibidang pekerjaannya. Untuk
memotivasi karyawannya perusahaan memberikan kenaikan gaji hampir setiap
tahun walaupun kenaikan gaji tersebut tidak besar. Selain kenaikan gaji tersebut
perusahaan tidak memberikan insentif lainnya.
Pengendalian hanya terbatas pada bidang produksi saja, khususnya dalam
hal pengadaan bahan baku dan pengolahan. Pengendalian dalam hal pengadaan
bahan baku penting dilakukan karena terkait langsung dengan proses pengolahan,
sehingga kontinuitas pembuatan produk tetap terjaga. Sama halnya dengan
pengadaan bahan baku, pengendalian dalam pengolahan juga penting dilakukan
karena terkait dengan kualitas atau mutu mie yang dihasilkan.
6.1.2. Pemasaran
Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses menetapkan, mengantisipasi,
menciptakan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk dan
jasa. Aspek pemasaran dikaji melalui pendekatan bauran pemasaran yang meliputi
analisis terhadap produk, harga, distribusi dan promosi. Bauran pemasaran yang
dijalankan oleh PT Kuala Pangan :
a) Produk
PT Kuala Pangan sebagai perusahaan mie yang sedang berkembang, selalu
memperhatikan mutu produk yang dihasilkannya. Pengendalian mutu selalu
dilakukan oleh perusahaan mulai dari bahan baku sampai pengemasan produknya.
Hal ini untuk memperoleh kepercayaan konsumen terhadap produk yang
dihasilkan oleh perusahaan sehingga dapat meningkatkan penjualan produk.
Produk yang dihasilkan PT Kuala Pangan yaitu berupa mie kering dan mie bihun
dengan merek dagang Mie Atoom Bulan untuk mie kering dan Super Bihun untuk
65
mie bihun, produk tersebut dikemas dalam plastik dan dikemas kembali dalam
bentuk dus, gambar produk dapat dilihat pada Lampiran 2.
Kemasan produk dincantumkan merek produk, tanggal kadaluarsa,
sertifikasi halal dari MUI, alamat perusahaan, dan berat bersih produk. Hal ini
hampir memenuhi semua kententuan yang harus dicantumkan dalam kemasan.
Berdasarkan undang-undang No. 7 tahun 1998 tentang pangan, label suatu produk
harus memuat sekurang-kurangnya keterangan mengenai:
a. Nama produk
b. Daftar bahan yang digunakan
c. Berat bersih atau isi bersih
d. Nama dan alamat pihak yang memproduksi
e. Keterangan tentang halal
f. Tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa
b) Harga
Penetapan harga produk yang dihasilkan oleh perusahaan dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain rata-rata harga produk sejenis di pasaran biaya yang
dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut. Pemantauan harga produk
sejenis di pasar dimaksudkan agar perusahaan dapat mempertahankan harga
produk yang bersaing. Harga produk juga ditentukan dari biaya produksi yang
dikeluarkan ditambah persentase keuntungan yang ditetapkan oleh perusahaan.
Harga produk untuk mie kering yaitu Rp 62.000 per dus dengan isi 20 kemasan
plastik 200 gram. Harga untuk bihun Rp 50.500 per dus dengan isi 30 kemasan
plastik 70 gram. Selain harga yang ditetapkan, perusahaan juga memberikan harga
khusus bagi para distributor dan juga memberikan potongan harga bagi para
konsumen yang membeli dalam jumlah besar dan untuk para konsumen setianya.
Besarnya potongan harga tersebut biasanya ditentukan oleh volume pembelian
produk oleh konsumen dan lamanya konsumen tersebut berkerjasma dengan
perusahaan. Dengan demikian hubungan dengan konsumen akan menjadi lebih
baik.
c) Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menyalurkan, mengirimkan serta menyampaikan barang yang dipasarkannya
66
kepada konsumen. Secara umum, pihak perusahaan dalam mendistribusikan
produknya melalui distributor yang teletak disetiap kota seperti Jakarta, Bogor,
Pontianak, Bandung, Yogyakarta, Surabaya. Pendistribusian produk tergantung
dari permintaan distributor tersebut. Distributor yang berkerjasama dengan
perusahaan merupakan distributor tetap sehingga proses distribusi produk kepada
konsumen berjalan lancar. Letak perusahaan yang strategis yaitu dekat dengan
jalan tol Jagorawi juga mempengaruhi proses pendistribusian berjalan dengan
lancar.
d) Promosi
Kegiatan promosi belum banyak dilakukan oleh PT Kuala Pangan untuk
memperkenalkan dan menyampaikan produk yang dipasarkannya kepada
konsumen. Kegiatan promosi melalui media cetak pernah dilakukan oleh PT
Kuala pangan namun itu sudah lama sekali dan sekarang sudah tidak dilakukan
lagi. Promosi yang dilakukan sekarang hanya melaui distributor yang
menawarkan produk kepada konsumen. Kegiatan promosi yang sederhana ini
dilakukan karena target konsumen perusahaan hanya hotel, restoran, catering, dan
pedagang pengecer dan perusahaan beranggapan bahwa produknya sudah dikenal
di kalangan konsumen tersebut sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya
tambahan untuk promosi. Perusahaan seharusnya dapat memanfaatkan teknologi
internet untuk mempromosikan produknya dengan membuat website. Dengan
demikian produknya akan dikenal lebih luas lagi.
6.1.3. Keuangan
Modal merupakan bagian penting dalam suatu usaha. Modal awal
perusahaan berasal dari modal keluarga yang kemudian setelah berkembang
mengelola pendapatannya sebagai modal untuk menjalankan perusahaan. Dalam
mengembangkan usahanya perusahaan menggunakan modal dari pemilik dan
pinjaman dari bank dengan syarat jaminan. Karena perusahaan merupakan
perusahaan keluarga yang berkembang menjadi besar, perusahaan tidak mencari
investor lain sehingga dalam mengembangkan usahanya perusahaan masih
mengandalkan modal pemilik dan pinjaman dari bank. Sumber modal lainnya
berasal dari pendapatan perusahaan. PT Kuala Pangan selalu mengalami
keuntungan yang meningkat setiap tahunnya sehingga keuntungan yang
67
diperolehnya dapat dijadikan tambahan modal bagi perusahaan. Persentase
keuntungaan Persahaan terhadap pendapatannya berkisar 20-30 persen per tahun.
Sistem pencatatan keuangan PT Kuala pangan sudah dilakukan dengan
baik. Perusahaan memiliki pembukuan keuangan yang selalu diperbaharui sesuai
aliran uang yang masuk dan keluar. Hal ini dilakukan oleh manajer keuangan
yang bertanggung jawab atas segala laporan keuangan perusahaan. Pembukuan
keuangan yang baik dapat mempermudah mendapat pinjaman modal dari bank
dan dapat mempermudah pengambilan keputusan dalam pengembangan usaha dan
penetapan harga produk.
6.1.4. Produksi dan Operasi
Proses produksi dan operasi di dalam suatu perusahaan merupakan seluruh
aktivitas yang merubah masukan (input) menjadi output yang berupa barang dan
jasa. Bahan baku utama produksi yang dalam memproduksi mie PT Kuala Pangan
yaitu tepung terigu, air, garam, tepung telur, soda, dan pewarna. Bahan baku
tersebut dipenuhi berasal dari pemasok yang berbeda-beda. Hal tersebut didukung
dengan adanya hubungan baik dengan pemasok, sehingga pengiriman bahan baku
senantiasa tepat waktu.
Kegiatan produksi memerlukan alat-alat yang memadai agar berjalan
dengan baik. Perlatan yang digunakan oleh PT Kuala Pangan yaitu mesin mixer,
baki pengaduk, mesin rol, mesin potong, kotak pengering, kipas pendingin, mesin
pengaduk, mesin pembungkus, mesin pemadat, san mesin pembuat benang
tepung. Berdasarkan hasil pengamatan mesin merupakan mesin yang sudah tua
rata-rata pembuatan tahun 1970. Hal ini dapat menjadikan kelemahan perusahaan
karena mesin-mesin tersebut rentan kerusakan dan memiliki kapasitas produksi
yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan mesin yang lebih modern.
Walaupun memproduksi dengan mesin-mesin pembuatan tahun 1970, PT Kuala
Pangan tetap meperhatikan mutu dari hasil produksinya. Hal ini dibuktikan
dengan adanya pengujian mutu produkyasebelum dikemas. Pegujian mutu
tersebut antara lain pengujian kadar air, metal detector, dan bentuk fisik mie.
68
Strategi yang diterapkan PT. Kuala Pangan dalam memproduksi masih
berdasarkan pesanan, namun PT Kuala Pangan juga memproduksi untuk
persediaan produk untuk bejaga-jaga jika ada pesanan yang mendadak. Dengan
demikian produksi PT Kuala Pangan masih berdasarkan pesanan.
6.1.5. Sumber Daya Manusia
Salah satu kunci keberhasilan sebuah perusahaan dalam menjalankan
bisnisnya, umumnya ditunjang oleh kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki.
Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan untuk menjaga loyalitas tenaga
kerja sebab secara tidak langsung tenaga kerja juga berperan serta dalam
menentukan kemajuan suatu usaha. Sumber daya manusia merupakan salah satu
faktor internal perusahaan yang sangat menentukan pertumbuhan perusahaan.
Identifikasi faktor sumber daya manusia meliputi proses perekrutan dan
penempatan tenaga kerja, pelatihan dan pengembangan, serta kompensasi untuk
tenaga kerja.
Proses perekrutan tenaga PT Kuala Pangan dilakukan oleh manajer
pelaksana sesuai dengan kebutuhan karyawan yang dibutuhkan perusahaan,
perusahaan memiliki 309 orang karyawan yang terdiri dari 286 orang pekerja
harian dan 23 orang pegawai tetap. Perekrutan untuk karyawan harian biasanya
diambil dari masyarakat yang bertempat tinggal dekat dengan perusahaan dan
tidak mengutamakan tingkat pendidikan dan untuk pegawai tetap perekrutan
dilakukan berdasarkan keahlian dan tingkat pendidikan yang sesuai dengan yang
di butuhkan perusahaan. Tingkat pendidikan dari tenaga kerja yang dimiliki oleh
perusahaan sangat beragam yaitu lulusan SMP, SMA, S1, dan S2. Banyaknya
karyawan tidak tetap (harian) dapat menjadikan hambatan bagi perusahaan,
karena kurang loyalnya pekerja terhadap perusahaan. Hal ini dapat menjadi
kelemahan yang dimiliki PT Kuala Pangan.
Proses penempatan karyawan sesuai dengan pengalaman dan pendidikan
yang dimiliki oleh karyawan. Untuk pekerja harian biasanya ditempatkan di
bagian produksi, gudang, dan pengemasan sesuai keahliannya. Namun ketika
pegawai harian yang bekerja dibidang produksi banyak yang tidak masuk maka
pegawai dari bidang lain dipindahkan ke bagian produksi, sehingga dapat
menggangu kegiatan perusahaan. hal ini dapat menjadi kelemahan perusahaan.
69
PT Kuala Pangan kadang-kadang melakukan pelatihan bagi para pekerja
hariannya, pelatihan yang dilakukan biasanya pelatihan dibidang produksi agar
para pekerja harian tersebut dapat melakukan proses produksi dan dapat
menggantikan pekerja dibidang produksi ketika tidak masuk.
PT Kuala Pangan memberikan kompensasi kepada para pekerjanya berupa
kenaikan gaji hampir disetiap tahunnnya. Hal ini bertujuan agar para pekerja
harian maupun tetap dapat loyal terhadap perusahaan dan dapat ikut membantu
mengembangkan perusahaan.
6.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi kecenderungan-kecenderungan dan kejadian-kejadian yang berada
di luar kontrol suatu perusahaan. Analisis lingkungan eksternal berfokus pada
penentuan faktor-faktor kunci yang menjadi ancaman dan peluang bagi
perusahaan sehingga memudahkan manajemen perusahaan untuk menentukan
strategi-strategi dalam meraih peluang dan menghindarkan ancaman.
6.2.1. Ekonomi
Kondisi ekonomi merupakan faktor yang penting dalam menjalankan
suatu usaha. Faktor ekonomi juga dapat mempengaruhi daya beli dan pola
konsumsi masyarakat. Kondisi ekonomi yang semakin membaik, yang diiringi
dengan peningkatan daya beli masyarakat memungkinkan adanya peningkatan
permintaan pasar terhadap suatu produk. Hal tersebut merupakan peluang baik
bagi prospek pengembangan usaha saat ini dan dimasa akan datang.
Tidak stabilnya kondisi perekonomian Indonesia saat ini memberikan
pengaruh terhadap kecenderungan iklim usaha yang tidak menentu. Salah satu
pendorong ketidakstabilan perekonomian Indonesia yaitu adanya kebijakan
pemerintah yang menaikkan harga bahan baku minyak (BBM). Meskipun sejak
bulan Desember 2008 pemerintah sudah menurunkan harga BBM sebesar Rp
1.500/liter dan solar Rp 1.200/liter. Namun penurunan harga BBM tidak
berpengaruh nyata terhadap harga bahan-bahan pokok, sehingga berdampak pada
kenaikan bahan baku pembuatan mie seperti terigu, harga terigu di indonesia
70
selalu mengalami perubahan, hal ini dapat mengganggu biaya produksi
perusahaan. Perkembangan harga terigu dapat dilihat pada Tabel 8.
Selain kenaikan BBM kenaikan tarif dasar listrik (TDL) pada tahun 2010
juga sangat mepengaruhi perusahaan, kenaikan TDL sekitar 6-15 persen bagi
pengguna industri ini dapat meningkatkan ongkos produksi perusahaan karena
mesin-mesin yang digunakan rata-rata menggunakan listrik untuk beroperasi.
Oleh karena itu, pemerintah harus selalu waspada terhadap fluktuasi harga yang
terjadi sehingga kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dapat menjamin
kelangsungan hidup para pelaku usaha.
Tabel 9. Perkembangan Harga Rata-Rata Terigu Januari 2008-Februari 2009 Bulan Tahun Harga Rata-Rata Terigu (Rp/Kg)
Januari 2008 6.759
Februari 2008 7.291
Maret 2008 7.518
April 2008 7.627
Mei 2008 7.841
Juni 2008 7.704
Juli 2008 7.744
Agustus 2008 7.767
September 2008 7.729
Oktober 2008 7.699
November 2008 7.630
Desember 2008 7.573
Januari 2009 7.629
Februari 2009 7.600
Berdasarkan Tabel 8, terlihat bahwa terjadi kenaikan harga terigu pada
tahun 2009. Kondisi ini dapat mengancam keberadaan industri mie yang
menggunakan terigu sebagai salah satu bahan baku dalam pembuatan produknya.
Adanya kenaikan harga terigu maka akan meningkatkan biaya produksi.
71
6.2.2. Sosial, Budaya, dan Demografi
Perubahan sosial, budaya dan demografi memberikan pengaruh terhadap
kemampuan suatu usaha di dalam memainkan perannya. Setiap perubahan yang
terjadi dapat menjadi sebuah peluang maupun penghalang bagi pengembangan
suatu usaha di masa yang akan datang. Hal ini tergantung dari pola interaksi yang
terbentuk antara usaha tersebut dengan kondisi lingkungan disekitarnya.
Perubahan atau gejolak sosial yang terjadi dapat menciptakan ikatan yang lebih
kuat maupun sebaliknya.
Seiring dengan perkebangan zaman terjadi pula perubahan sosial, seperti
banyaknya wanita yang bekerja dan perubahan gaya hidup. Meningkatnya jumlah
wanita yang bekerja diluar rumah dan semakin tinggi mobilitas masyarakat diluar
rumah menyebabkan masyarakat membutuhkan akan makanan yang cepat saji dan
mudah dalam pembuatannya. Hal ini menjadi peluang bagi usaha makanan mie
yang merupakan makanan yang mudah dibuat dan mengenyangkan.
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya juga
menjadikan peluang bagi para pengusaha yang bergerak dibidang makanan
terutama perusahaan mie karena mie merupakan makanan yang mengenyangkan
dan dianggap sebagai pengganti makanan pokok nasi.
6.2.3. Politik, Pemerintahan, dan Hukum
Kondisi politik dapat memberikan pengaruh kepada suatu usaha. Bentuk
hukum, perundang-undangan hingga badan/ instansi pemerintah lainnya yang
mempengaruhi kelancaran organisasi merupakan aspek-aspek yang harus
diperhatikan oleh para pelaku usaha. Kondisi politik Indonesia yang mulai
membaik sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat
dilihat dari menguatnya nilai rupiah terhada US dollar dan berkembangnya
investasi di berbagai bidang. Membaiknya kondisi politik berpengaruh terhadap
perusahaan, dengan kondisi politik baik maka harga bahan baku cendrung stabil.
Undang-undang No.12 tahun 1980 tentang pembebasan bea masuk dan
PPn impor mesin-mesin industri memberikan dukungan kepada perusahaan untuk
memperbaharui mesinnya, namun karena terbatasnya modal perusahaan belum
memanfaatkan undang-undang ini.
72
6.2.4. Teknologi
Teknologi merupakan salah satu sumber utama perubahan dengan adanya
inovasi baru. Variabel ini mempengaruhi bahan baku, operasi, serta produk suatu
usaha karena pada dasarnya perubahan teknologi dapat memberikan peluang besar
untuk peningkatan hasil, tujuan, atau bahkan mengancam kedudukan usaha
tersebut.
Teknologi yang terus berkembang memberikan kontribusi bagi keberadaan
PT Kuala Pangan. Faktor teknologi turut membantu PT Kuala Pangan dalam
menjalankan kegiatan operasional sehari-hari, seperti telepon dan mesin faksimil
yang dapat memperlancar kegiatan Perusahaan dalam mempermudah transaksi
jual beli dengan pelanggannya. Selanjutnya kemajuan di bidang transportasi juga
memperlancar kegiatan Perusahaan dalam memasarkan produknya, serta
mempermudah dalam memperoleh bahan baku yang diperlukan.
Perkembangan teknologi dan informasi yang terus berkembang merupakan
peluang bagi usaha PT Kuala Pangan untuk pengembangan usaha di waktu yang
akan datang. Peralatan yang digunakan perusahaan untuk kegiatan produksi belum
menggunakan teknologi yang lebih modern masih semi otomatis. Sedangkan dari
sisi teknologi informasi, saat ini perusahaan belum memanfaatkan fasilitas
internet. Hal ini merupakan tantangan bagi perusahaan kedepan agar dapat
memanfaatkan teknologi dan informasi tepat guna. Dengan begitu perusahaan
dapat memberi kemudahan kepada para pelanggannya dalam mengakses produk
yang dihasilkan, selain itu perusahaan dapat meningkatkan volume penjualannya.
6.2.5. Kekuatan Pesaing
a) Ancaman Masuknya pendatang Baru
Masuknya pendatang baru dalam suatu industri akan menimbulkan
sejumlah implikasi bagi perusahaan yang ada, antara lain : perebutan pasar,
perebutan sumber daya produksi dan peningkatan kapasitas. Ancaman pendatang
baru sangat bergantung pada hambatan dalam memasuki suatu industri yaitu skala
ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, keunggulan biaya, akses saluran
distribusi dan peraturan pemerintah.
73
Mie Kering dan bihun merupakan produk yang sudah lama dikenal
masyarakat. Proses pembuatannya relatif mudah karena tidak membutuhkan
teknologi yang terlalu canggih. Produk tersebut dapat dibuat dengan
menggunakan peralatan sederhana. Bahan baku pembuatan Mie mudah didapat.
Selain itu modal yang dibutuhkan untuk melakukan usaha pengolahan ini relatif
rendah tergantung besar usahanya dan tidak adanya peraturan pemerintah untuk
memasuki industri ini menyebabkan rendahnya hambatan masuk ke industri mie
ini. Rendahnya hambatan masuk kedalam usaha ini akan menjadi ancaman karena
masuknya pendatang baru potensial yang mampu bersaing pada usaha ini tergolong
cukup tinggi.
b) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok memiliki peran yang sangat signifikan bagi tiap perusahaan
sebagai mitra usahanya. Seperti diketahui bahwa tidak banyak perusahaan yang
menguasai sendiri sumber-sumber suplai bahan mentah dan bahan baku untuk
diolah lebih lanjut dalam proses produksi. Oleh karenanya terdapat
ketergantungan antara satu perusahaan yang menghasilkan satu produk tertentu
dengan pemasoknya.
Perusahaan telah memiliki pemasok tetap untuk bahan baku utama terigu.
Bahan baku terigu diperoleh dari PT Bogasari dan PT Indofood Sukses makmur
Tbk. Pemasok ini memiliki kekuatan tawar yang kuat karena PT Kuala Pangan
bergantung pada perusahaan tersebut dalam pemenuhan bahan baku terigunya.
Untuk bahan baku tepung telur diperoleh dari PT Armindo Mandiri Pratama
pemasok ini juga memiliki kekuatan tawar yang kuat pula karena ketergantungan
perusahaan terhadap produk mereka. Sementara untuk bahan baku lainnya di
peroleh dari perusahaan berbeda pula seperti garam dari PT Saltindo Perkasa,
pewarna makanan dari PT Roha Larutan Pewarna, Potasium Karbonat dari PT
Belia Jaya Sinar Gemilang tidak memiliki kekutan tawar yang kuat, karena
perusahaan dapat membelinya di perusahaan lain. Kekuatan tawar yang kuat atau
lemah dari perusahaan-perusahaan pemasok bahan baku tidak berpengaruh besar
bagi PT Kuala Pangan, hal ini dikarenakan PT Kuala Pangan selalu menjaga
hubungan baik dan memiliki perjanjian yang jelas dengan semua pemasok bahan
bakunya sehingga para pemasok loyal terhadap perusahaan.
74
c) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Pembeli mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka untuk
menekan turunnya harga, permintaan terhadap kualitas atau jasa yang lebih baik
dan memainkan peran untuk melawan satu pesaing dan lainnya. Kualitas produk
dan pelayanan, informasi produk, jumlah pembeli, serta kemudahan konsumen
beralih ke produk pesaing yang sejenis maupun substitusinya adalah faktor-faktor
yang berpengaruh kuat terhadap kekuatan tawar-menawar pembeli.
Pembeli terhadap produk PT Kuala Pangan kebanyakan merupakan
pedagang penyalur, pengusaha restoran, katering, dan pengusah hotel namun tidak
tertutup kemungkinan sampai pada para pedagang pengecer. Banyakna produk
mie kering dan bihun yang beredar di masyarakat membuat daya tawar konsumen
terhadap produk semakin kuat terhadap produk PT Kuala pangan. Untuk
meningkatkan daya tawar produk terhadap konsumen PT Kuala Pangan selalu
memperhatikan mutu dari produknya sehingga konsumen menjadi puas sehingga
loyal terhadap produk perusahaan. Selain itu PT Kuala Pangan selalu menjaga
hubungan baik dengan para kosumennya dengan memberikan pelayanan yang
baik mulai dari pemesanan sampai barang diantarkan sehingga dapat
meningkatkan posisi tawar produk.
d) Ancaman Produk Subtitusi
Keberadaan produk substitusi ini akan membatasi potensi suatu usaha. Jika
suatu usaha tidak mampu meningkatkan kualitas produk, maka laba dan
pertumbuhan usaha tersebut dapat terancam. Produk substitusi ditentukan oleh
banyaknya jumlah produk yang memiliki fungsi yang sama dengan produk usaha
yang dapat mempengaruhi eksistensinya di pasar.
Produk subtitusi yang dapat mengancam produk dari PT Kuala Pangan
yaitu produk yang mudah dibuat dan mengenyangkan seperti mie instan (Indomie,
Mie Sedap, Sarimi), Super Bubur, Spageti instan, soun instan, dan lain-lain.
Tingginya produk substitusi dari mie kering dan bihun memberikan ancaman bagi
perusahaan untuk menguasai pasar dengan inovasi produk, sehingga konsumen
bebas memilih produk yang sesuai dengan selera masing-masing.
75
e) Persaingan Antara Perusahaan Sejenis
Persaingan dalam industri makanan khususnya industri mie sangat
kompetitif. Departemen Perindustrian Republik Indonesia menyebutkan bahwa
hingga tahun 2008, tercatat ada 312 perusahaan yang bergerak di sektor industri
sejenis mie. Beberapa perusahaaan tersebut adalah PT Indofood, PT Wingsfood,
PT Nissin, PT ABC, PT Barokah Inkopontren, PT Jakarna Tama, PT Olagafood,
PT Tiga Pilar Sejahtera, dan lain-lain.
Secara umum, persaingan yang terjadi pada industri mie adalah persaingan
pasar, mutu dan harga jual produk. Persaingan pasar terjadi jika jumlah pelaku
usaha yang beroperasi semakin banyak sehingga para pelaku usaha harus jeli dan
hati-hati dalam menentukan wilayah pemasaran produk yang dihasilkan. Selain
itu, terdapat persaingan mutu produk karena setiap pelaku usaha berlomba-lomba
dalam mempromosikan produk yang dijualnya agar dapat dapat diterima oleh
konsumen baik kualitas rasa, variasi bentuk kemasan maupun ukuran.Oleh karena
itu, agar produknya dapat diterima dengan baik oleh konsumen maka para pelaku
usaha harus mampu melihat selera konsumen terhadap produk yang dihasilkan.
Persaingan harga jual produk juga salah satu faktor persaingan diantara
pesaing yang ada. Biasanya persaingan dalam penentuan harga sering terjadi
sebagai dampak persaingan pasar maupun mutu produk. Persaingan yang terjadi
dalam suatu industri merupakan hal yang wajar, dengan demikian para pelaku
usaha diajak untuk berpikir kreatif dalam memposisikan produknya dengan
sebaik-baiknya.
Dengan persaingan yang kompetitif ini PT Kuala Pangan semakin
terancam oleh kegiatan promosi dan distribusi yang luas yang dilakukan
perusahaan yang telah dikenal seperti PT Wingsfood ataupun PT Indofood.
Walaupun demikian PT Kuala Pangan selalu memperhatikan kualitas dan mutu
produknya, memberikan pelayanan secara maksimal kepada konsumennya serta
memberikan harga khusus bagi konsumen yang setia membeli produknya agar
loyalitas konsumen tetap terjaga.
76
VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI
7.1. Identifikasi Faktor Internal
Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor
kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor manajemen,
pemasaran, produksi, sumberdaya manusia dan keuangan dan keuangan. Berikut
ini adalah penjabaran dari masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan PT
Kuala Pangan yang diperoleh dengan pengisian kuesioner yang diperkuat melalui
wawancara dan observasi langsung ke PT Kuala Pangan.
7.1.1. Kekuatan Perusahaan
Kekuatan merupakan potensi yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat
digunakan untuk memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman sehingga
dapat mencapai suatu tujuan usaha. Kekuatan yang dimiliki oleh PT Kuala Pangan
adalah sebagai berikut:
1) Memiliki perencanaan dan manajemen yang baik.
PT Kuala Pangan merupakan salah satu perusahaan mie yang sedang
berkembang. Hal ini dapat didukung dengan manajemen yang baik dari
perusahaan. PT Kuala Pangan telah melakukan fungsi-fungsi manajemen dengan
baik. Perencanaan dilakukan oleh perusahaan dengan jelas dan tertulis sehingga
perusahaan dapat fokus pada target yang direncanakan perusahaan setiap
tahunnya. Pengorganisasian dilakukan perusahaan dengan baik, hal ini dapat
dilihat dari pembagian kerja dari setiap manajer yang telah jelas dan tertulis.
Perusahaan juga memberikan insentif berupa kenaikan gaji hampir disetiap
tahunnya. Kenaikan gaji ini bukan saja pada pegawai tetap tapi kepada pegawai
hariannya.
2) Produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik serta memiliki
sertifikat halal.
PT Kuala Pangan merupakan perusahaan yang sangat memperhatikan
kualitas dari produk-produk yang dihasilkannya. Pengendalian mutu selalu
dilakukan oleh perusahaan mulai dari bahan baku sampai pengemasan produknya
Didalam kemasannya tercantum merek produk, tanggal kadaluarsa, sertifikasi
halal dari MUI, alamat perusahaan, dan berat bersih produk. Dengan keterangan-
77
keterangan tersebut memiliki fungsi untuk meyakinkan konsumen akan kualitas
dan kehalalan produk yang kita hasilkan sehingga dapat memperoleh kepercayaan
dari konsumen akan produk yang kita jual.
3) Hubungan yang terjalin baik dengan konsumen
PT Kuala pangan memiliki hubungan baik dengan konsumennya, terbukti
dengan terus meningkatnya volume penjualan setiap tahunnya. Hal ini
dikarenakan pelayanan yang baik dari perusahan terhdap para konsumen seperti
pengiriman barang yang tepat waktu, adanya potongan harga bagi para
pelanggannya, kualitas produk yang selalu terjaga, serta menerima dan
mempertimbangkan semua masukan yang diberikan para konsumennya.
4) Letak yang strategis untuk pendistribusian produk.
PT Kuala Pangan terletak di kabupaten bogor yang memang diperuntukan
untuk daerah industri, sehingga fasilitas-fasilitas untuk kebutuhan prasarana suatu
industri sudah tersedia seperti jalan, listrik, telepon, pipa gas, dan lainnya. Saluran
untuk distribusi juga lancar karena letaknya yang dekat dengan jalan tol Jagorawi
sehingga penyaluran bahan baku ke perusahaan maupun produk yang dihasilkan
kepada konsumen dapat berjalan lancar dan tepat waktu.
5) Sistem pencatatan keuangan yang baik.
Perusahaan memiliki pembukuan keuangan yang selalu diperbaharui
sesuai aliran uang yang masuk dan keluar. Hal ini dilakukan oleh manajer
keuangan yang bertanggung jawab atas segala laporan keuangan perusahaan.
Pembukuan keuangan yang baik dapat mempermudah mendapat pinjaman modal
dari bank dan dapat mempermudah pengambilan keputusan dalam pengembangan
usaha dan penetapan harga produk.
6) Memiliki hubungan kemitraan yang terjalin baik dengan pemasok
Kegiatan produksi yang dilakukan oleh PT Kuala Pangan tidak pernah
terganggu akibat kurangnya bahan baku, hal ini dikarenakan bahan baku dari
pemasok selalu datang tepat waktu sesuai dengan pemesanan. Hubungan baik
dengan para pemasok bahan baku selalu dijaga oleh perusahaan salah satunya
dengan membayar sesuai perjanjian dan tepat waktu atas bahan baku yang di
belinya.
78
7) Keuntungan yang terus meningkat
PT Kuala Pangan selalu mengalami keuntungan setiap tahunnya.
Keuntungan yang diterima oleh perusahaan terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Keuntungan yang diterima perusahaan berkisar 20-30 persen dari
pendapatannya. Peningkatan keuntungan ini dapat menambah modal perusahaan
sehingga dapat membantu pengembangan perusahaan.
7.1.2. Kelemahan Perusahaan
1) Pengembangan tergantung pada keputusan pemilik.
PT Kuala Pangan merupakan perusahaan keluarga yang telah berkembang
dengan baik dari segi manajemen dan pembagian kerja yang jelas dari para
manajernya, namun wewenang-wewenang yang dimiliki oleh para manajer
maupun direkturnya masih dapat diintervensi oleh pemilik perusahaan termasuk
dalam hal perencanaan pengembangan perusahaan. Seluruh kegiatan perencanaan
dilakukan direktur dan jajaran manajer dibawahnya, namun disetujui atau
tidaknya perncanaan tersebut masih menjadi wewenang dewan komisaris atau
pemilik perusahaan sehingga perencanaan masih tergantung kepada keputusan
pemilik perusahaan. Hal ini dapat menghambat perkembangan perusahaan karena
perencanaan pengembangan yang sudah diteliti dengan baik oleh oleh para
manajer dan direktur dapat langsung digagalkan oleh dewan komisaris atau
pemilik perusahaan sehingga otomatis dapat menghambat perkembangan
perusahaan tersebut.
2) Kegiatan promosi belum optimal
Promosi merupakan hal yang sangat penting untuk memperkenalkan
produk kepada masyarakat, namun PT Kuala Pangan belum melakukan promosi
sacara optimal. Promosi yang dilakukan persahaan sekarang hanya melaui
distributor yang menawarkan produk kepada konsumen. Dengan promosi yang
sederhana ini mengakibatkan produk-produk perusahaan kurang dukenal
dikalangan masyarakat luas.
3) Peralatan produksi yang sudah tua
Peralatan produksi yang dimilki oleh perusahaan merupakan peralatan
yang sudah tua, rata-rata tahun pembuatannya sekitan tahun 1970-an. Mesin-
mesin tersebut rentan akan kerusakan dan memiliki kapasitas produksi yang
79
masih rendah yaitu 25 ton per hari. Penggunaan mesin-mesin tersebut dapat
mengganggu apabila terjadi pemesanan dari konsumen yang meningkat tajam.
4) Produksi masih bedasarkan pemesanan
Produksi dilakukan perusahaan ketika ada pesanan dari konsumen. Hal ini
merupakan kelemahan yang dimiliki perusahaan karena ketersediaan bahan baku
untuk produksi tidak dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan. Hal ini menjadi
kelemahan perusahaan.
5) Terlalu banyak pegawai tidak tetap/harian
Penggunaan pegawai harian dilakukan karena prduksi masih dilakukan
berdasarkan pesanan, kedua hal ini memang menjadi kelemahan perusahaan.
Diperparah lagi ketika adanya jadwal produksi namun banyak pegawai harian
yang tidak masuk kerja sehingga menghambat prses produksi.
Tabel 10. Identifikasi Faktor-faktor Kekuatan dan Kelemahan Faktor Internal Kekuatan Kelemahan
Manajemen - Memiliki perencanaan dan manajemen yang baik
-pengembangan perusahaan tergantung pada pemilik
Pemasaran -Produk yang dihasilkam memiliki kualitas baik dan sertifikat halal -Hubungan baik dengan konsumen -Letak strategis untuk pendistribusian produk
- kegiatan promosi belum optimal
Keuangan -Sistem pencatatan keuangan yang baik -Keuntungan yang terus meningkat
Produksi -Memiliki hubungan kemitraan yang baik dengan pemasok
-peralatan produksi sudah tua -Produksi masih berdasarkan pesanan
Sumber Daya Manusia -terlalu banyak pegawai tidak tetap /harian
80
7.2. Identifikasi Faktor Eksternal
Analisis faktor eksternal dilakukan untuk mengetahui peluang dan
ancaman yang dihadapi PT Kuala Pangan. Berdasarkan analisis lingkungan
eksternal diperoleh beberapa faktor yang menjadi peluang dan ancaman bagi PT
Kuala Pangan. Berikut akan dijelaskan peluang dan ancaman PT Kuala Pangan.
7.2.1. Peluang Perusahaan
1) Banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah dan tingginya mobilitas
masyarakat diluar rumah.
Perubahan sosial ekonomi seperti tingginya mobilitas masyarakat diluar
rumah termasuk banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah menyebabkan
perubahan dalam pola makan, masyarakat membutuhkan makanan yang mudah
dan cepat dalam penyajiannya dan mengenyangkan. Selain itu tingginya mobilitas
masyarakat diluar rumah juga menyebabkan banyaknya masyarakat yang makan
di rumah makan atau restoran yang salah satunya menyediakan mie seperti mie
baso, mie ayam, dan lain-lain. Hal ini secara tidak langsung dapat menjadi
peluang perusahaan.
2) Peningkatan jumlah penduduk
Peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun akan memberikan
dampak yang signifikan terhadap perkembangan produk mie karena adanya
peluang konsumen baru. Selain itu, peningkatan jumlah penduduk juga menjadi
peluang bagi setiap usaha karena akan memberikan implikasi pada peningkatan
pangsa pasar suatu produk.
Berdasarkan data BPS (2011), Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010
mencapai 237.556.263 jiwa. Besarnya jumlah penduduk Indonesia secara umum
memperlihatkan peluang pasar yang terbuka luas dan menunjukkan pasar tenaga
kerja yang cukup.
3) Dukungan pemerintah dalam pembebasan bea masuk mesin industri.
Pembebasan bea masuk untuk mesin industri dapat menjadi peluang bagi
PT Kuala pangan untuk mengembangkan usahanya dengan mengganti mesin-
mesin yang sudah tua dengan mesin yang lebih moderen. Dengan demikian
81
perusahaan dapat meningkatkan kapsitas produksi dan lebih meningkatkan
kualitas produknya.
4) Perkembangan sistem informasi dan teknologi
Perkembangan sistem informasi saat ini merupakan peluang bagi PT
Kuala Pangan sebagai sarana promosi produk, misalnya melaui telepon, faximili,
internet, televisi, dan lain-lain. Selain itu perkembangan teknologi dibidang
produksi dan transportasi juga membantu perusahaan dalam meningkatkan
kualitas dan kuantitas produk dan mendistribusikan produknya.
7.2.2. Ancaman Perusahaan
1) Peningkatan harga bahan baku dan biaya produksi.
kenaikan biaya bahan baku disebabkan karena adanya kenaikan bahan
bakar minyak (BBM) pada bulan Oktober 2008 lalu. Kemudian terjadi penurunan
harga BBM pada bulan Desember yang tidak berpengaruh terhadap penurunan
harga bahan baku PT Kuala Pangan baik bahan baku utama maupun bahan baku
tambahan. Ketidaksabilan harga menyebabkan suatu ancaman bagi usaha PT
Kuala Pangan, karena akan mempengaruhi biaya produksi sehingga akan
meningkatkan harga jual produk. Selain kenaikan bahan baku ancaman lainnya
yaitu kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL). Peningkatan TDL menyebabkan biaya
produksi PT Kuala Pangan meningkat, karena sebagian besar mesin-mesin
produksi digerakan dengan tenaga lisrik.
2) Kecilnya hambatan untuk memasuki industri mie
Mie Kering dan bihun merupakan produk yang sudah lama dikenal
masyarakat. Proses pembuatannya relatif mudah karena tidak membutuhkan
teknologi yang terlalu canggih. Produk tersebut dapat dibuat dengan
menggunakan peralatan sederhana. Bahan baku pembuatan Mie mudah didapat.
Selain itu modal yang dibutuhkan untuk melakukan usaha pengolahan ini relatif
rendah tergantung besar usahanya dan tidak adanya peraturan pemerintah untuk
memasuki industri ini menyebabkan rendahnya hambatan masuk ke industri mie
ini sehingga menjadi ancaman bagi industri mie.
82
3) Konsumen memiliki kekuatan daya tawar yang besar karena semakin
banyak perusahaan sejenis.
Berkembangnya industri mie di indonesia menyebabkan meningkatnya
perusahaan yang bergerak dibidang ini. Dengan banyaknya produsen mie
menyebabkan membanjirnya produk-produk sejenis, sehingga para pembeli pun
memiliki pilihan yang banyak dan meningkatkan daya tawar mereka terhadap
produk. Hal ini dapat menjadi ancaman karena pembeli dapat dengan mudah
berpindah produk jika tidak cocok dengan produk yang ditawarkan oleh
perusahaan.
4) Adanya produk subtitusi
Keberdaan produk subtitusi ini akan mengancam potensi suatu usaha. Jika
PT Kuala Pangan tidak dapat meningkatkan kualitas produknya maka
pertumbuhan dan laba usahanya akan terancam. Produk subtitusi yang dapat
mengancam produk dari PT Kuala Pangan yaitu produk yang mudah dibuat dan
mengenyangkan seperti mie instan (Indomie, Mie Sedap, Sarimi), Super Bubur,
Spageti instan, soun instan, dan lain-lain.
5) Perusahaan pesaing melakukan promosi dan distribusi yang lebih luas.
Berkembangnya industri mie menyebabkan banyaknya perusahaan yang
begerak di industri ini. Untuk memenangkan persaingan perusahaan-perusahaan
tersebut melakukan berbagai upaya seperti kegiatan promosi dan pendistribusian
yang luas dari produk yang dihasilkan. Jaringan promosi yang luas
memungkinkan produknya lebih dikenal orang sehingga dapat memaksimalkan
market share. Jaringan distribusi yang luas memungkinkan perusahaan untuk
menjual produknya keseluruh wilayah dan menjaga kontinuitas ketersediaan
produk yang dijual. Dengan promosi dan distribusi yang luas memungkinkan
perusahaan menguasai pasar suatu wilayah.
83
Tabel 11. Identifikasi Faktor-faktor Peluang dan Ancaman Faktor Eksternal Peluang Ancaman
Ekonomi -Peningkatan harga bahan baku dan biaya produksi
Sosial, Budaya, Demografi
- Banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah dan tingginya mobilitas masyarakat diluar rumah -Peningkatan jumlah penduduk
Politik, Pemerintahan, dan Hukum
- Dukungan pemerintah dalam pembebasan bea masuk mesin industri.
Teknologi -Perkembangan sistem informasi dan teknologi
Kekuatan Pesaing - Kecilnya hambatan untuk memasuki industri mie
- Konsumen memiliki kekuatan daya tawar yang besar karena semakin banyak perusahaan sejenis.
- Adanya produk subtitusi - Perusahaan pesaing melakukan promosi dan distribusi yang lebih luas.
7.3. Analisis SWOT
Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan maka
dapat diformulasikan alternatif strategi yang dapat dilaksanakan. Formulasi
strategi ini dilakukan dengan alat analisis SWOT. Matriks SWOT
menggambarkan bagaimana manajemen dapat mencocokan peluang-peluang dan
ancaman ancaman eksternal yang dihadapi suatu perusahaan dengan kekuatan dan
kelemahan internalnya. Tujuan dari matriks SWOT ini yaitu untuk menghasilkan
alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi yang terbaik.
Sehingga tidak semua strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT akan
dipilih untuk implementasi. Empat strategi utama yang disarankan yaitu strategi
SO (Strengths-Opportunities), WO (Weakness-Opportunities), ST (Strengths-
Threats) dan WT (Weakness- Threats). Hasil matrks SWOT pada PT Kuala
Pangan dapat dilihat pada Gambar 5.
84
INTERNAL
EKSTERNAL
Kekuatan (Strengths-S)
1. Memiliki perncanaan dan
manajemen yang baik
2. Produk yang dihasilkan
memiliki kualitas yang baik dan
memiliki sertifikat halal
3. Hubungan yang terjalin baik
dengan konsumen
4. Letak strategis untuk
pendistribusian produk
5. Sistem pencatatan keuangan
yang baik
6. Memiliki hubungan kemitraan
yang terjalin baik dengan
pemasok
7. Keuntungan yang terus
meningkat
Kelemahan (Weaknesses-W)
1. Pengembangan perusahaan
masih tergantung pemilik
2. Kegiatan promosi belum
optimal
3. Peralatan produksi sudah
tua
4. Produksi masih berdasarkan
pesanan
5. Terlalu banyak pegawai
tidak tetap/ harian
Peluang (Oportunities-O)
1. Banyaknya wanita yang bekerja
diluar rumah dan tingginya mobilitas
masyarakat di luar rumah
2.Peningkatan jumlah penduduk
3. Dukungan pemerintah dalam
pembebasan bea masuk mesin industri
4. Perkembangan sistem informasi
dan teknologi
Strategi S-O
1. Memperluas pasar dan
distribusi produk
(S1, S2, S4, S5, dan O1,O2, O4)
2. Pembaharuan mesin-mesin
produksi
( S7,dan O3, O4)
Strategi W-O
1. Mengoptimalkan Promosi
(W2, W4, dan O4)
2. Pemanfaatan teknologi
informasi guna peningktan
modal dan pencarian investor
(W3 dan O4)
Ancaman (Threats-T)
1. Peningkatan harga bahan baku dan
biaya produksi
2. Kecilnya hambatan untuk masuk
industri mie
3. Konsumen memiliki kekuatan daya
tawar yang besar karena semakin
banyak perusahaan sejenis
4. Adanya produk subtitusi
5. perusahaan pesaing melakukan
promosi dan distribusi yang lebih luas
Strategi S-T
1. Meningkatkan kemitraan dan
hubungan baik dengan pemasok
(S1, S6, dan T1)
2. Meningkatkan Pelayanan
kepada konsumen
(S2, S3, S4, dan T2, T3, T4, T5)
3. Menjaga dan meningkatkan
kualitas produk
(S1, S2, S3, S6, danT3,T4,T5)
Strategi W-T
1.Meningkatkan Hubungan
baik antara Direktur, jajaran
manajer, karyawan dengan
pemilik perusahaan.
(W1, dan T4,T5)
2. Meningkatkan kualitas
SDM
(W2, W3,W5 dan T2, T4, T5)
Gambar 5. Matriks SWOT PT Kuala Pangan Tahun 2011
85
Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT yang dilakukan diperoleh hasil
sebagai berikut :
1. Strategi S-O
a) Memperluas pasar dan distribusi produk
Adanya peluang seperti peningkatan mobilitas manusia di luar rumah,
peningkatan populasi penduduk, serta perkembangan sistem informasi
dan teknologi memberikan kesempatan pada PT Kuala Pangan untuk
memperluas pasar dan distribusi produknya dengan cara memanfaatkan
kekuatan yang dimiliki perusahaan. Kualitas produk dan sertifikasi halal
dari produk serta ditunjang dengan perencanaan perluasaan dan
distribusi dari manajemen yang baik dapat mendukung strategi ini.
Pembukuan keuangan yang baik dapat memperkirakan biaya yang harus
dikeluarkan untuk menerapkan strategi ini sehingga pengeluaran dapat
terkontrol dan strategi dapat dijalankan dengan baik. Strategi in juga
didukung dengan letak perusahaan yang strategis untuk jalur distribusi
produk.
b) Pembaharuan mesin-mesin produksi
Penggunaan mesin-mesin yang sudah tua dari perusahaan sangat rentan
akan kerusakan dan memiliki kapasitas produksi yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan mesin yang lebih moderen. Adanya dukungan dari
pemerintah tentang pembebasan bea masuk mesin industri dapat
mendukung perusahaan dalam strategi ini. Penggunaan internet juga
perusahaan dalam mencari mesin-mesin produksi yang cocok bagi
perusahaan.
2. Strategi W-O
a) Mengoptimalkan promosi
PT Kuala Pangan dapat lebih mengoptimalkan promosi melalui iklan di
koran, papan iklan yang berada di sisi jalan, atau dapat juga melalui
televisi. Promosi dapat juga dilakukan melalui internet dengan cara
pembuatan website khusus PT Kuala Pangan dan dengan iklan yang
berada di website–website penjualan barang. dengan promosi yang
dilakukan ini dapat membuat produk-produk kuala pangan dikenal di
86
masyarakat sehingga permintaan akan produk dapat meningkat dan
produksi tidak berdasarkan pesanan saja.
b) Pemanfaatan teknologi informasi guna peningkatan modal dan pencarian
investor
Penggunaan teknologi informasi seperti internet sangatlah membantu
dalam pencarian informasi. Penggunaan internet oleh perusahaan dapat
membantu mencari informasi tentang pinjaman-pinjaman dari bank guna
menambah modal perusahaan dan juga dapat mencari investor-investor
guna diajak bekerjasama dengan perusahaan dengan menampilkan
peluang kerjasama di website PT Kuala Pangan.
3. Strategi S-T
a) Meningkatkan kemitraan dan hubungan baik dengan pemasok
Adanya perencanaan tentang kerjasama dengan pemasok dan hubungan
baik dengan pemasok dapat meminimalisir ancaman dari peningkatan
harga bahan baku utama produk. Dengan adanya kerjasama yang baik
perusahaan dapat membuat perjanjian dengan dengan pemasok apabila
ada kenaikan bahan baku, sehingga kenaikan bahan baku walaupun tidak
dapat dihindari tetapi dapat di minimalisir kenaikan harganya.
b) Meningkatkan pelayanan kepada konsumen
Ancaman-ancaman seperti kecilnya hambatan masuk industri, kekuatan
daya tawar konsumen karena banyaknya produk sejenis yang beredar,
adanya produk subtitusi, dan persaingan promosi dan distribusi dari
perusahaan lain dapat diminimalkan dengan meningkatkan pelayanan
perushaan kepada konsumen sehingga konsumen menjadi loyal akan
produk perusahaan. Peningkatan pelayanan tersebut dapat dilakukan
dengan kekuatan perusahaan yaitu dengan kualitas produk yang baik dan
pendistribusian yang lancar dan tepat waktu.
c) Menjaga dan meningkatkan kualitas produk
Menjaga dan meningkatkan kualitas produk PT Kuala Pangan dapat
dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki perusahaan
sebagai contoh memiliki hubungan kemitraan yang baik dengan
pemasok dapat membantu peningkatan kualitas produk yaitu dengan
87
bahan baku yang berualitas baik dapat menghasilkan produk yang baik
pula, namun hal ini tidak lepas pula dari peran manajemen dan
perencanaan yang baik dari perusahaan. Kualitas produk yang baik dapat
meningkatkan hubungan dengan konsumen sehingga loyalitas konsumen
dapat terjaga.
4. Strategi W-T
a) Meningkatkan hubungan baik antara direktur, jajaran manajer, dan
karyawan dengan pemilik perusahaan
Peningkatan hubungan antar pekerja dan pemilik dapat tercipta suasana
kerja yang saling mendukung sehingga perencanaan pengembangan
dapat dilakukan dengan baik. Dengan perencanaan pengembangan yang
baik perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lainnya dalam hal
penjualan, promosi, maupun distribusi sehingga dapat mengembangakan
perusahaan menjadi lebih baik.
b) Meningkatkan kualitas SDM
Peningkatan kualitas SDM dapat dilakukan dengan memberikan
pelatihan-pelatihan kepada pegawai tidak tetap/ harian ataupun pegawai
tetap perusahaan. Dengan peningkatan kualitas sdm tersebut perusahaan
dapat menghasilkan produk yang berkualitas pula sehingga dapat
meningkatkan kepuasan konsumen dan hal ini dapat mengurangi
ancaman dari perusahaan lain maupun produk subtitusi.
7.4. Pemilihan Strategi
Pemilihan strategi merupakan tahap pengambilan keputusan yang
dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan Direktur PT Kuala Pangan.
Pemilihan strategi ini bertujuan untuk menentukan strategi yang bisa dijalankan
oleh perusahaan dan menentukan strategi mana yang menjadi prioritas untuk
dilaksanakan dalam dengan tujuan pengembangan usaha. Berikut ini adalah
urutan prioritas strategi yang bisa dijalankan PT Kuala Pangan secara berurutan:
88
1) Menjaga dan meningkatkan kualitas produk
Menjaga dan meningkatkan kualitas produk menurut perusahaan adalah
prioritas utama dalam strategi yang dilakukan perusahaan. Strategi ini dipilih
karena menurut perusahaan dengan menjaga dan meningkatkan kualitas produk
akan menjaga loyalitas konsumen terhadap produk-produk perusahaan.
Peningkatan kualitas produk juga dapat memberikan daya saing terhadap produk
sejenis seperti Mie Dua Telur, Mie Cap Kapal Terbang, dan Mie Kuda
Menjangan.
2) Meningkatkan kemitraan dan hubungan baik dengan pemasok
Meningkatkan kemitraan dan hubungan baik dengan pemasok menurut
perusahaan dapat menjamin keserdiaan bahan baku utama yaitu terigu. Hubungan
yang terjalin baik dengan pemasok dapat membantu ketika perusahaan
membutuhkan bahan baku secara mendadak karena meningkatnya pemesanan
secara signifikan, sehingga perusahaan membutuhkan bahan baku yang banyak.
Menurut perusahaan hubungan ini sangat membantu karena pemesanan langsung
ditanggapi dengan cepat dan permbayarannya dapat ditangguhkan sampai waktu
yang telah ditetapkan dengan pemasok tersebut.
3) Meningkatkan pelayanan kepada konsumen
Peingkatan pelayanan terhadap konsumen di tempatkan pada prioritas
nomor tiga karena memberikan keuntungan loyalitas konsumen terhadap produk-
produk perusahaan. Peningkatan pelayanan juga dapat dijadikan ajang promosi
bagi perusahaan. Pelayanan yang baik kepada konsumen perusahaan menurut PT
Kuala Pangan dapat membuat konsumen lain tertarik untuk bekerjasama dengan
PT Kuala Pangan.
4) Mengoptimalkan promosi
Promosi yang optimal dapat membantu perluasan segmen pasar
perusahaan, yang sebelumnya hanya terpusat pada hotel, catering, restoran, dan
distributor dengan adanya promosi PT kuala Pangan menargetkan ke pembeli
eceran / rumahan sehingga dapat meninggkatkan pendapatan.
5) Memperluas pasar dan distribusi produk
Perluasan pasar dan distribusi produk diharapkan dapat memberikan
perusahaan pasar yang lebih luas sehingga dapat meningkatkan konsumen dari
89
produk-produknya. Perluasan ini juga dapat memberikan daya saing terhadap
perusahaan lain di daerah selain daerah distribusi perusahaan yang sekarang.
6) Meningkatkan kualitas SDM
Peningkatan Kualitas SDM ditempatkan pada prioritas ke enam dalam
pemilihan strategi. Menurut perusahaan kualitas dari karyawan tetap sudah baik
dan pegawai hariannya sudah cukup baik. Pegawai harian dinyatakan cukup baik
karena rata-rata karyawan sudah dapat bekerja di bidang produksi. Hal ini tidak
terlepas dari usaha perusahaan melakukan pelatihan-pelatihan produksi walaupun
tidak secara rutin hanya sesekali saja.
7) Meningkatkan hubungan baik antara direktur, jajaran manajer, dan
karyawan dengan pemilik perusahaan
Peningkatan hubungan pekerja dan pemilik menurut perusahaan sudah
berjalan cukup baik. Adanya perbedaan visi tentang perencanaan pengembangan
dengan pemilik memang diakui perusahaan, namun itu tidak mengganggu
kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
8) Pemanfaatan teknologi informasi guna pencarian investor
Pemanfaatan teknologi informasi guna peningkatan modal dengan
pencarian investor utuk pengembangan perusahaan tidak teralu menjadi prioritas
perusahaan. Perusahaan beranggapan tidak memerlukannya, dengan modal yang
telah ada yang berasal dari pemilik, pinjaman dari bank, dan keuntungan
perusahaan telah mencukupi untuk menjalankan perusahaan dan bahkan untuk
pengembangannya.
9) Pembaharuan mesin-mesin produksi
Mesin produksi yang digunakan menurut PT Kuala Pangan masih layak
untuk digunakan sehingga strategi ini ditempatkan di prioritas terakhir. Mesin-
mesin yang digunakan perusahaan masih dapat bekerja dengan baik sehingga
tidak perlu penggantian mesin untuk saat ini. Namun untuk perencanaan jangka
panjang strategi ini memang perlu dilakukan.
90
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan identifikasi faktor-faktor internal PT Kuala Pangan,
perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan yang dimiliki
perusahaan antara lain, memiliki perencanaan dan manajemen yang baik,
produk yang dihasilkan memiliki kualitas baik dan sertifikat halal,
hubungan baik dengan konsumen, letak strategis untuk pendistribusian
produk, sistem pencatatan keuangan yang baik, dan memiliki hubungan
kemitraan yang baik dengan pemasok. Sedangkan kelemahan perusahaan
antar lain, pengembangan perusahaan tergantung pada pemilik, kegiatan
promosi belum optimal, modal terbatas, peralatan produksi sudah tua,
Produksi masih berdasarkan pesanan, dan terlalu banyak pegawai tidak
tetap /harian.
2. Berdasarkan identifikasi faktor-faktor eksternal PT Kuala Pangan,
perusahaan menghadapi berbagai peluang serta ancaman. Adapun peluang
yang dimanfaatkan antara lain, banyaknya wanita yang bekerja diluar
rumah dan tingginya mobilitas masyarakat diluar rumah, peningkatan
jumlah penduduk, dukungan pemerintah dalam pembebasan bea masuk
mesin industri, dan perkembangan sistem informasi dan teknologi.
Sedangkan ancaman yang dihadapi perusahaan antara lain, peningkatan
harga bahan baku dan biaya produksi, kecilnya hambatan untuk memasuki
industri mie, Pembeli memiliki kekuatan daya tawar yang besar karena
semakin banyak perusahaan sejenis, adanya produk subtitusi, dan
perusahaan pesaing melakukan promosi dan distribusi yang lebih luas.
3. Penentuan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT
dihasilkan sembilan strategi yang diurutkan prioritas pelaksanaannya
dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan direktur PT
Kuala Pangan. Urutan strategi yang dilaksanakan adalah menjaga dan
meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kemitraan dan hubungan
baik dengan pemasok, meningkatkan pelayanan kepada konsumen,
mengoptimalkan promosi, memperluas pasar dan distribusi produk,
meningkatkan kualitas SDM, meningkatkan hubungan baik antara
91
direktur, jajaran manajer, dan karyawan dengan pemilik perusahaan,
pemanfaatan teknologi informasi guna peningkatan modal, dan
pembaharuan mesin-mesin produksi.
8.2 Saran
Berdasarkan kondisi PT Kuala Pangan saat ini, maka sebaiknya
perusahaan harus menjaga dan meningkatkan kualitas produk serta menjaga
hubungan baik dengan pemasok dan konsumen. Dengan demikian, sebaiknya
perusahaan memberi peluang masuknya investor untuk menambah modal usaha.
Peluang masuknya investor dapat ditingkatkan dengan meningkatkan hubungan
baik antara jajaran manajer dan direktur dengan pemilik perusahaan, sehingga
bisa meyakinkan pemilik akan pentingnya penambahan modal dari investor, selain
itu pencarian investor dapat memanfaatkan teknologi informasi seperti internet
dengan cara membuat website khusus PT Kuala Pangan.
Penambahan modal usaha tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan
promosi serta memperluas pasar dan distribusi produknya. Kemudian, secara
bertahap melakukan pembinaan terhadap pegawainya guna peningkatan sumber
daya manusia di perusahaan dan melakukan pembaharuan mesin-mesin produksi.
92
DAFTAR PUSTAKA
Astawan M. 2002. Membuat Mie dan Bihun. Edisi Keempat. Penebar Swadaya. Jakarta.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Data Statistik Jumlah penduduk Indonesia Tahun 2006 – 2010.Badan Pusat Statistik. Jakarta.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Rata-Rata Konsumsi Penduduk Indonesia Per Kapita Per Tahun tahun 2005-2005. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Struktur Industri Indonesia Tahun 2007 – 2009. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Konsumsi Penduduk Indonesia Terhadap Kelompok Padi-padian Tahun 2006-2007 (kg/kapita/tahun). Badan Pusat Statistik. Jakarta.
Chandradhy D. 1978. Strategi Strategi Pemasaran di Indonesia. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
David F.R. 2004. Manajemen Stategi, Terjemahan : PT Indeks Kelompok Gramedia . PT Gramedia. Jakarta.
David F.R. 2006. Manajemen Stategi Konsep, Kasus, dan Implementasi, Terjemahan : PT Grasindo. Jakarta.
Dirgantoro C. 2004. Manajemen Strategik. Cetakan Kedua Gramedia. Jakarta
Fahrani D. 2004. Analisis Strategi Pemasaran Salam Mie. Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Fitria L. 2007. Analisis Strategi Bisnis Kecap pada PT Korma Jaya Utama. Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Fransiska L.2008. Strategi pengembangan Usaha Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang. Fakutas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hunger JD, Wheelen TL. 2003. Manajemen Strategis, Terjemahan. Edisi kedua. Andi. Yogyakarta.
Jauch LR, Glueck WF. 1996. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan,Terjemahan, Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.
Khomsan. Dkk. 2003. Rekayasa Sosisal dan Pengembangan Teknik Edukasi Peningkatan Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok. Laporan Akhir. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kotler P. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas. Prenhalindo. Jakarta.
93
Musfita S. 2007. Strategi Pengembangan Usaha Manisan Pala (Studi Kasus : Home Industry ”Usaha Rama, Kabupaten Aceh Selatan). Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nugraha A. 2004. Analisis Strategi Pemasaran Pada Restoran Waralaba Bakmi Japos (Kasus di Bakmi Japos Cabang Bogor). Skripsi. Fakultas Peranian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Porter ME. 1997. Strategi Bersaing : Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Terjemahan. Erlangga. Jakarta.
Pearce dan Robinson. 1997. Manajemen Strategik. Terjemahan. Binarupa Aksara. Jakarta.
Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Gramedia Pusaka Utama. Jakarta.
Setyanigrum, Aryani, Marsono. 2003. Pengkayaan Vitamin A dan Vitamin E Dalam Pembuatan Mie Instan Menggunakan MInyak Sawit Merah. Kumpulan Hasil Penelitian Terbaik Bogasari Nugraha (1998-2001). Jakarta
Stoner JAF, Freeman RE. 1992. Management. Prentice Hall.
Vivandri O. 2010. Strategi Pengembangan Usaha jmur Tiam Putih Pada Trisno Insan Mandiri Mushroom (TIMMUSH) Desa Cibuntu Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Winarno FG. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
94
LAMPIRAN
95
Lampiran 1. Kuesioner Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal
KUISIONER PENELITIAN
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL
Judul Penelitian :
STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PERUSAHAAN MIE PADA
PT KUALA PANGAN DI CITEUREUP KABUPATEN BOGOR
Identitas Responden
Nama :
Jabatan :
Dengan hormat mohon Bapak/Ibu dapat mengisinya secara obyektif dan benar, karena kuisioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmah sehingga diperlukan data yang valid dan akurat. Sebelumnya kami ucapkan terima kasih
Peneliti : RINALDI ZULHAM (H34066109)
PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS, FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN,
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
96
PENENTUAN FAKTOR INTERNAL
Tujuan :
Menentukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan kedalam
kelompok kekuatan dan kelemahan dalam strategi pengembangan bisnis pada PT
Kuala Pangan.
Petunjuk Pengisian :
1. Berikan tanda (V) pada kolom Kekuatan, apabila faktor-faktor tersebut
menjadi Kekuatan dalam strategi pengembangan bisnis pada PT Kuala
Pangan.
2. Berikan (V) pada kolom Kelemahan, apabila faktor-faktor tersebut menjadi
kelemahan dalam strategi pengembangan bisnis pada PT Kuala Pangan.
No Faktor-Faktor Strategi Internal Kekuatan Kelemahan 1 Perencanaan dan Manajemen 2 Pengembangan tergantung pemilik 3 Produk yang dihasilkan dan sertifikasi halal 4 Hubungan dengan konsumen 5 Umur peralatan produksi 6 Letak perusahaan terhadap distribusi produk 7 Modal usaha 8 Pencatatan keuangan 9 Promosi 10 Jumlah pegawai tidak tetap/ harian 11 Hubungan kemitraan dengan pemasok 12 Produksi produk berdasarkan pesanan
97
PENENTUAN FAKTOR EKSTERNAL
Tujuan :
Menentukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan kedalam
kelompok peluang dan ancaman dalam strategi pengembangan usaha yoghurt di
E-coFarm yang dilakukan oleh para responden.
Petunjuk Pengisian :
3. Berikan tanda (V) pada kolom peluang, apabila faktor-faktor tersebut menjadi
peluang dalam strategi pengembangan bisnis pada PT Kuala Pangan.
4. Berikan (V) pada kolom ancaman, apabila faktor-faktor tersebut menjadi
ancaman dalam strategi pengembangan bisnis pada PT Kuala Pangan.
No Faktor-Faktor Strategi Eksternal Peluang Ancaman 1 Banyaknya wanita yang bekerja dan tingginya mobilitas
masyarakat di luar rumah
2 Peningkatan jumlah penduduk Indonesia 3 Pembebasan bea masuk mesin industri 4 Perkembangan sistem informasi dan teknologi 5 Penigkatan harga bahan baku 6 Hambatan untuk masuk ke industri mie masih kecil 7 Daya tawar pembeli yang semakin kuat 8 Adanya produk subtitusi 9 Jaringan promosi dan distribusi pesaing lebih luas
98
Lampiran 2. Gambar Produk PT Kuala Pangan