steroid - · pdf fileklasifikasi steroid hormon seks ch 3 oh ch 3 ch 3 c-o ch ch 3 o...

9
[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 1 STEROID Steroid adalah senyawa organic bahan alam yang dihasilkan oleh organisme melalui metabolit sekunder, senyawa ini banyak ditemukan pada jaringan hewan dan tumbuhan. Asal usul biogenetic dari steroid mengikuti reaksi-reaksi pokok yang sama, dengan demikian maka golongan senyawa ini memiliki kerangka dasar yang sama. Senyawa-senyawa turunan steroid memiliki fungsi yang sangat penting dalam kelangsungan hidup organisme. Berbagai jenis hormone, asam empedu dan berbagai macam senyawa anabolic adalah turunan steroid. Keragaman turunan steroid dihasilkan melalui transformasi struktur dan gugus fungsi steroid berdasarkan reaksi-reaksi sekunder mengikuti keteraturan biogenetic. Kerangka Dasar Steroid Senyawa steroid memiliki kerangka dasar yang spesifik yaitu kerangka 1,2-siklopentanoperhidrofenantren, kerangka ini sekaligus merupakan cirri-ciri khusus yang membedakan steroid dengan senyawa organic bahan alam lainnya. R3 12 R2 11 17 1 16 R1 2 14 8 15 3 5 7 4 6 Sikloprntano perhidrofenantren 10 13

Upload: dinhminh

Post on 06-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: STEROID -   · PDF fileKlasifikasi Steroid Hormon Seks CH 3 OH CH 3 CH 3 C-O CH CH 3 O Testoteron Progesteron Hormon Adrenokortikoid CH 3

[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 1

STEROID

Steroid adalah senyawa organic bahan alam yang dihasilkan oleh

organisme melalui metabolit sekunder, senyawa ini banyak ditemukan pada

jaringan hewan dan tumbuhan. Asal usul biogenetic dari steroid mengikuti

reaksi-reaksi pokok yang sama, dengan demikian maka golongan senyawa ini

memiliki kerangka dasar yang sama.

Senyawa-senyawa turunan steroid memiliki fungsi yang sangat penting

dalam kelangsungan hidup organisme. Berbagai jenis hormone, asam empedu

dan berbagai macam senyawa anabolic adalah turunan steroid. Keragaman

turunan steroid dihasilkan melalui transformasi struktur dan gugus fungsi steroid

berdasarkan reaksi-reaksi sekunder mengikuti keteraturan biogenetic.

Kerangka Dasar Steroid

Senyawa steroid memiliki kerangka dasar yang spesifik yaitu kerangka

1,2-siklopentanoperhidrofenantren, kerangka ini sekaligus merupakan cirri-ciri

khusus yang membedakan steroid dengan senyawa organic bahan alam lainnya.

R3 12 R2

11 17 1 16

R1 2 14

8 15

3 5 7

4 6

Sikloprntano perhidrofenantren

10

13

Page 2: STEROID -   · PDF fileKlasifikasi Steroid Hormon Seks CH 3 OH CH 3 CH 3 C-O CH CH 3 O Testoteron Progesteron Hormon Adrenokortikoid CH 3

[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 2

Konfigurasi Senyawa Steroid

R3

CH3

CH3 CH3

CH3

atau R3

H H

(a) (b)

A/B trans (deret 5-α)

R3

CH3

CH3 CH3

CH3 R3

H

atau

H

(a) (b)

A/B cis (deret 5-ß)

Struktur konfigurasi kerangka steroid, seri α (trans) dan seri ß (cis)

Perbedaan antara beberapa jenis steroid ditunjukkan oleh jenis subtituen

R1, R2 dan R3 yang terikat pada kerangka dasar steroid. Sedangkan perbedaan

antara senyawa satu dengan yang lainnya dari suatu kelompok, ditentukan oleh

panjang rantai karbon R1, R2 dan R3, jumlah dan posisi ikatan rangkap, jumlah

dan posisi oksigen serta konfigurasi dari pusat-pusat asimetri pada kerangka

dasar karbon steroid. Jika senyawa steroid digambarkan sebagai suatu molekul

yang palanar, maka ada dua kedudukan yang dapat dimiliki oleh setiap gugus

yang terikat pada kerangka dasar steroid. Jika gugus tersebut berada di atas

C

B A

D

A B

C D

Page 3: STEROID -   · PDF fileKlasifikasi Steroid Hormon Seks CH 3 OH CH 3 CH 3 C-O CH CH 3 O Testoteron Progesteron Hormon Adrenokortikoid CH 3

[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 3

bidang molekul, berarti terletak sebidang dengan gugus metal pada C-10 dan C-

13 maka gugus tersebut diistilahkan sebagai konfigurasi ß, digambarkan garis

tebal. Sebaliknya bila gugus tertentu terikat disebelah bawah bidang molekul

maka disebut konfigurasi α dan ikatannya digambrkan dengan garis putus-putus.

Sedangkan gugus yang konfigurasinya belum jelas dinyatakan sebagai ξ (xi) dan

ikatannya digambarkan sebagai gelombang.

Hubungan cincin A dengan B ada dua kemungkinan yakni trans dan cis.

Konfigurasi trans cincin A terhadap B terjadi jika posisi atom hydrogen yang

terikat pada C-5 terletak trans terhadap gugus metil pada C-10. keadaan ini

menunjukkan pula bahwa atom hydrogen pada C-5 adalah berkedudukan α,

sehingga steroid jenis ini disebut deret α. Berlawanan dengan itu disebut steroid

deret ß, jika hydrogen pada C-5 berkedudukan ß, yang berarti posisinya cis

terhadap gugus metil pada C-10. Keadaan tersebut menggambar konfigurasi

cincin A terhadap cincin B adalah cis.

Pada steroid alam hubungan antara cincin B dan cincin C selalu trans.

Konformasi cincin B dan cincin C sulit berubah karena diapit oleh cincin A dan D.

Cincin A dapat berubah sehingga dapat memungkinkan steroid berada dalam

dua macam konformasi yakni trans atau cis. Demikian pula halnya dengan cincin

D dapat berubah sehingga hubungan cincin C dan D dapat trans atau cis.

Namun pada kenyataannya hubungan cincin C dan D pada hamper semua jenis

steroid adalah trans kecuali kelompok aglikon kardiak dimana cincin C dan D

adalah cis. Dalam semua steroid alam, subtituen pada C-10 dan C-9 berada

pada pihak yang berlawanan terhadap bidang molekul, yaitu trans. Demikian

Page 4: STEROID -   · PDF fileKlasifikasi Steroid Hormon Seks CH 3 OH CH 3 CH 3 C-O CH CH 3 O Testoteron Progesteron Hormon Adrenokortikoid CH 3

[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 4

pula hubungan antara subtituen pada posisi C-9 dan C-8, C-8 dan C-14, C-14

dan C-13 adalah trans. Dengan demikian, stereokimia dari steroid alam

mempunyai suatu pola umum, yakni subtituen pada titik-titik temu dari cincin

disepanjang molekul C-3-10-9-8-14-13 merupakan hubungan trans.

Biosintesis Steroid

Senyawa steroid yang terdapat di alam adalah berasal dari triterpen.

Biosintesis steroid sama halnya dengan biosintesis terpen melalui jalur asam

mevalonat. Pembentukan kerangka steroid dimulai dari kondensasi dan famesil

pitofosfat (seskuiterpen melalui interaksi ekor-ekor menghasilkan skualen, dan

kemudian berubah menjadi 2,3-epeksiskualen). Selanjutnya tetrjadi siklisasi

berganda dan disusul oleh penataan atom-atom hydrogen dan gugus metil, yang

kemudian menghasilkan lanosterol (pada hewan) atau sikloartenol (pada

tumbuhan). Siklisasi skualen ini bermula pada protonasi gugus epoksi yang

mengakibatkan pembukaan lingkar epoksida. Selanjutnya terjadi pelepasan tiga

gugus metil yang terikat pada atom karbon C-4 dan satu gugus metil dan C-14.

penyingkiran ketiga gugus metil tersebut berlangsung secara bertahap, dimulai

dengan gugus metil pada C-14 yang mengalami oksidasi menjadi aldehid

kemudian disingkirkan sebagai asam formiat, kemudian pelepasan kedua gugus

metil pada C-1 yang dioksidasi menjadi karboksil dan selanjutnya dikeluarkan

sebagai karbon dioksida.

Mekanisme biosintesis steroid yang melalui penggabungan dua molekul

skualen dapat dilihat pada gambar dibawah. Mekanisme biosintesis tersebut

telah dibuktikan kebenarannya melalui percobaan dengan hewan yang

Page 5: STEROID -   · PDF fileKlasifikasi Steroid Hormon Seks CH 3 OH CH 3 CH 3 C-O CH CH 3 O Testoteron Progesteron Hormon Adrenokortikoid CH 3

[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 5

diinkubasi dengan asam asetat yang diberi tanda dengan isotop karbon C-14

pada gugus karboksilat, CH314-COOH, ternyata atom karbon radioaktif dari

kolesterol yang dihasilkan dapat diidentifikasi dan sesuai dengan pola isoprene

penyusunnya. Selanjutnya percobaan dilakukan dengan menggunakan asam

asetat yang telah diberi tanda pada gugus metil 14CH3-COOH, ternyta

bahwaatom karbon dalam molekul kolesterol yang tidak bersifat radioaktif pada

percobaan pertama, ternyata pada percobaan kedua menjadi ardioaktif. ]

PPO

PPO

2,4-metil pirofosfat

2[H]-

1[O]

HO 2,3- epoksiskualen (C30) Skualen (C30)

Page 6: STEROID -   · PDF fileKlasifikasi Steroid Hormon Seks CH 3 OH CH 3 CH 3 C-O CH CH 3 O Testoteron Progesteron Hormon Adrenokortikoid CH 3

[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 6

HO

-H+ -H

+

30

HO

Lanosterol sikloatenol (C30)

-3C

Fitosterol

HO

Kolesterol

Mekanisme biosintesis steroid dimulai dari FPP

Page 7: STEROID -   · PDF fileKlasifikasi Steroid Hormon Seks CH 3 OH CH 3 CH 3 C-O CH CH 3 O Testoteron Progesteron Hormon Adrenokortikoid CH 3

[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 7

Dari hasil percobaan tersebut maka dapat dikatakan bahwa setiap atom

karbon dalam kolesterol berasal dari asam asetat dan atom akrbon itu berasal

dari atom karbon gugus karboksilat, dan 15 atom karbon berasal dari atom

karbon metil pada asam asetat.

Klasifikasi Steroid

Hormon Seks

CH3

OH

CH3 CH3 C-O CH CH3

O

Testoteron Progesteron

Hormon Adrenokortikoid

CH3 CH3

CH3 C-O CH C-O O OH CH C CH3 CH

O O

Kortison Aldosteron

Page 8: STEROID -   · PDF fileKlasifikasi Steroid Hormon Seks CH 3 OH CH 3 CH 3 C-O CH CH 3 O Testoteron Progesteron Hormon Adrenokortikoid CH 3

[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 8

Asam Empedu OH CH3 COOH CH3

O HO OH OH

Asam kolat C-O Aglikon Kardiak CH3 CH3

HO H Strofantidin

Sterol

CH3 CH HO HO Fukosterol

Page 9: STEROID -   · PDF fileKlasifikasi Steroid Hormon Seks CH 3 OH CH 3 CH 3 C-O CH CH 3 O Testoteron Progesteron Hormon Adrenokortikoid CH 3

[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 9

Sapogenin O CH3 O CH HO Diosgenia