spinal shock
DESCRIPTION
ASKEPTRANSCRIPT
SPINAL SHOCK
1. Pengertian
Syok spinal merupakan kehilangan aktifitas otonom, refleksi, motorik, dan sensori pada
daerah di bawah tingkat terjadinya cedera medulla spinalis. Derajat kerusakan spinalis tidak
dapat dikaji hingga syok spinal teratasi (biasanya 1-6 minggu setelah cedera). Indikator paling
cepat penanganan syok spinal yang berhasil adalah kembalinya aktifitas refleks
(Kowalak,2011).
Syok spinal adalah kondisi yang terjadi segera atau dalam beberapa jam setelah cedera
medulla spinalis dan disebabkan oleh penghentian mendadak impuls dari pusat otak yang
lebih tinggi (Morton, 2012). Syok spinal dapat didefinisikan sebagai kehilangan sementara
semua aktivitas refleks di bawah tingkat cedera. (Kneale,2011).
2. Etiologi
Syok spinal terjadi sekunder akibat kerusakan pada medulla spinalis (Kowalak, 2011).
Syok spinal terjadi segera atau beberapa menit setelah medula spinalis mengalami kerusakan
dan berlangsung selama 6 hari sampai 6 minggu (Kneale,2011)
3. Patofisiologi
Terjadinya syok spinal biasanya diawali dengan adanya trauma pada spinal. Syok spinal
merupakan hilangnya reflek pada segmen atas dan bawah lokasi terjadinya cedera pada
medulla spinalis. Reflek yang hilang antara lain reflek yang mengontrol postur, fungsi
kandung kemih dan usus, tekanan darah, dan suhu tubuh. Hal ini terjadi akibat hilangnya
muatan tonik secara akut yang seharusnya disalurkan melalui neuron dari otak untuk
mempertahankan fungsi reflek. Ketika syok spinal terjadi akan mengalami regresi dan
hiperrefleksia ditandai dengan spastisitas otot serta reflex pengosongan kandung kemih dan
usus (Corwin, 2009).
Syok spinal akan menimbulkan hipotensi, akibat penumpukan darah pada pembuluh
darah dan kapiler organ splanknik.tonus vasomotor di medulla dan saraf simpatis yang
meluas ke medulla spinalis sampai pembuluh darah perifer secara berurutan. Kerena itu
kondisi yang menekan fungsi medulla atau integritas medulla spinalis serta persarafan akan
mengakibatkan syok neurogenik (Tambayong, 2000).
4. Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi klinis pada syok spinal adalah sebagai berikut:
1. Paralisis flaksid di bawah tingkat cedera
2. Tak adanya sensasi kutan dan proprioseptif
3. Hipotensi dan bradikardi
4. Tak adanya aktivitas refleks di bawah tingkat cedera; ini dapat menyebabkan retensi urin,
paralisis usus dan ileus
5. Kehilangan kontrol suhu; vasodilatasi dan ketidakmampuan untuk menggigil membuat ini
sulit bagi pasien untuk mengubah panas dalam lingkungan dingin, dan ketidakmampuan
untuk berkeringat mencegah pendinginan normal pada lingkungan panas
6. Penampakan ulang refleks yang telah ditekan setelah cedera adalah tanda bahwa syok
spinal membaik.
(Hudak, 2010)
Menurut Kneale (2011), Syok spinal akan memengaruhi refleks somatik dan otonom;
semua pasien yang mengalami cedera komplet akan kehilangan:
1. Refleks somatik di bawah tingkat cedera
2. Refleks kandung kemih dan alvi
3. Tonus vasomotor di bawah tingkat cedera
Pasien yang mengalami cedera di atas tingkat T6 akan mengalami gangguan mayor refleks
otonom yang menyebabkan: bradikardia, hipotensi dan hipotermia.
Kowalak (2011), menyatakan bahwa gejala terjadinya syok spinal meliputi:
1. Paralisis plasia
2. Kehilangan refleks tendon dalam dan perianal
3. Kehilangan fungsi motorik dan sensoris.
5. WOC
Gbr. 1 Mekanisme yang terlibat dalam syok spinal. Sistem saraf simpatik (sympathetic nervous
system, SNS) Sistem saraf parasimpatik (parasypathetic nervous system, PNS). (Dari: Morton,
P.G. 2012. Critical Care Nursing: A Holistic Approach, Vol 2, 8th Ed. Jakarta:
EGC
SCI di atas T6
Syok spinal
Aliran keluar SNS menurun ke sistem vaskular sistemik
SNS menurun disertai stimulasi PNS yang tidak berlawanan
dengan jantung
Dilatasi pasif sistem vaskular sistemik
preload
Isi sekuncup
After load
Frekuensi jantung
Curah jantung menurun
Tekanan darah-hipotensi
nadi- bradikardia
suhu tubuh-hipotermia
Daftar Pustaka
Kneale, J. 2011. Orthopaedic and Trauma Nursing, 2nd Ed. Jakarta: EGC
Kowalak, J.P., dkk. 2011. Professional Guide to Pathophysiology. Jakarta: EGC
Morton, P.G. 2012. Critical Care Nursing: A Holistic Approach, Vol 2, 8th Ed. Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif.2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
Tambayong,J. 2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC