spektek a pdf 2014

Upload: danang-dwi-susanto

Post on 12-Oct-2015

106 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • SPESIFIKASI UMUM

    ANALISA EI TAHUN 2014

    DIVISI I

    UMUM

    1.2 MOBILISASI

    a. Lingkup kegiatan mobilisasi pada kontrak ini tergantung pada jenis dan volume

    pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain

    dari dokumen kontrak;

    b. Menyediakan mobilisasi peralatan, personil, perlengkapan yang diperlukan dalam

    pelaksanaan pekerjaan;

    c. Menyediakan kantor lapangan, base camp, gudang dan sebagainya;

    d. Perkuatan jembatan lama baik untuk jembatan darurat ataupun untuk

    pengangkutan alat-alat berat;

    e. Mobilisasi dilaksanakan maksimal 30 hari dari SPK;

    f. Pembayaran dilakukan atas dasar lump sum yang merupakan kompensasi penuh

    atas penyediaan yang diperlukan dalam pelaksanakan pekerjaan.

    T.01 PENGUKURAN / PASANG BOWPLANK

    a. Pekerjaan ini meliputi pengukuran panjang jalan, ruang milik jalan, pasang

    bouwplank pada pasangan batu kali dan pekerjaan penunjang lainnya;

    b. Semua bahan dan alat disediakan oleh rekanan;

    c. Kayu untuk bowplank ditanam setelah dilakukan pengukuran secara manual;

    d. Kayu yang dipakai 4/6 cm dan papan ukuran 2/20 cm dengan tinggi 1m, ditanam

    ditandai dengan cat menandakan nomor patok;

    e. Patok ditanam per 50 m1 secara umum, namun bila mana ada pekerjaan yang

    memerlukan perhatian (detail) dilakukan kurang dari 50 m1;

    f. Patok yang sudah ditandai, harus dijaga sampai selesai pelaksanaan dan menjadi

    tanggung jawab rekanan;

    g. Alat ukur yang digunakan adalah teodolith, waterpas dan bak ukur serta rol meter.

    sedangkan dalam skala kecil dapat menggunakan selang;

    h. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh kontraktor, diawasi serta disetujui oleh

    direksi;

    i. Pelaksanaan pengukuran dengan tidak seijin direksi dianggap tidak sah dan harus

    di ulang kembali.

    T.02 RAMBU PENGAMAN LALU LINTAS

    a. Pekerjaan ini meliputi semua rambu-rambu sementara yang diperlukan untuk arah

    lalu lintas umum yang melalui dan sekitar pekerjaan selama pelaksanaan

    pekerjaan;

    b. Rambu pengaman lalu lintas ini dipasang pada lokasi yang ditunjukkan dalam

    denah sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan;

    c. Semua bahan dan alat disediakan oleh rekanan;

    d. Bahan yang digunakan yaitu kayu usuk 5/7 dihaluskan dan dipotong sesuai ukuran,

    dan triplek dipotong sesuai ukuran dan dicat diberi tulisan dan gambar. Diletakkan

    pada patok awal dan akhir kegiatan.

    T.03 ERECTION JEMBATAN BAJA

    a. Penyetelan dilakukan sesuai urutan pekerjaan;

    b. Pekerjaan ini termasuk pemasangan dan pengencangan baut.

    T.08 PEMBUATAN JEMBATAN DARURAT

    a. Menggunakan tenaga manusia;

    b. Jalan darurat hanya untuk roda dua;

    c. Selama jembatan permanen belum bisa dilewati, jembatan darurat harus tetap ada;

  • d. Perancah dipasang di lapangan;

    e. Bambu baik yang melintang dan memanjang dipasang;

    f. Sesek ditempatkan diatas potongan bamboo arah melintang;

    g. Ikatan bambu menggunakan ijuk.

    SNI I.3 PEMBERSIHAN DAN PERATAAN (MATERIAL SISA PEKERJAAN)

    a. Selesai mengerjakan pembersihan dan perataan, lokasi pekerjaan harus benar-

    benar bersih dan tidak menggangu pengguna jalan;

    b. Sisa material dibersihkan sehingga lokasi jalan bebas dari material yang

    menggangu;

    c. Sisa material dibuang ke lokasi yang aman yang tidak menggangu pemakai jalan;

    d. Sisa material meliputi bekas pembakaran aspal dan kelebihan material yang tidak

    terpasang.

    DIVISI II

    PEKERJAAN DRAINASE

    K.424 MEMBERSIHKAN PARIT

    a. Menggunakan tenaga manusia;

    b. Membersihkan sampah, kotoran yang menyumbat, tumbuh-tumbuhan dari parit

    dan gorong-gorong;

    c. Pembuangan puing sejauh 1 km;

    d. Pembersihan dan membentuk ulang parit & timbunan, tumpukan disepanjang

    jalan dengan tenaga orang.

    SNI X.20 MEMASANG 1 M1 GOT U 20 CM a. Digunakan got buis beton U 20 cm; b. Digunakan pasangan bata merah 1 pc : 4 psr.

    SNI X.21 MEMASANG 1 M1 GOT U 30 CM a. Digunakan got buis beton U 30 cm; b. Digunakan pasangan bata merah 1 pc : 4 psr.

    SNI X.22 MEMASANG 1 M1 GOT U 40 CM a. Digunakan got buis beton U 40 cm; b. Digunakan pasangan bata merah 1 pc : 4 psr.

    SNI X.21 MEMASANG 1 M1 GOT U 50 CM a. Digunakan got buis beton U 50 cm; b. Digunakan pasangan bata merah 1 pc : 4 psr.

    DIVISI III

    PEKERJAAN TANAH

    3.1 (1) GALIAN BIASA (+BUANGAN)

    a. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau

    penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang

    diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam kontrak ini;

    b. Gali dengan tenaga manusia;

    c. Membuang tanah galian sejauh minimal 100 m dari lubang galian;

    d. Kedalaman rata-rata galian s/d 3 m;

    e. Bilamana terdapat batu, lapisan keras untuk selokan yang diperkeras untuk dasar

    perkerasan maupun bahu jalan, maka bahan tersebut harus dikepras / dibongkar

    sampai permukaan yang rata;

    f. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang

    diperlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai;

  • g. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas

    bawah tanah yang masih berfungsi seperti pipa, kabel atau struktur yang mungkin

    dijumpai dan memperbaiki setiap kerusakan yang timbul akibat operasi

    kegiatannya.

    3.1 (1)A GALIAN BIASA (DIBUANG DI SEKITAR)

    a. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau

    penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang

    diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam kontrak ini;

    b. Gali dengan tenaga manusia;

    c. Membuang tanah galian sejauh kurang dari 100 m dari lubang galian;

    d. Kedalaman rata-rata galian s/d 3 m;

    e. Bilamana terdapat batu, lapisan keras untuk selokan yang diperkeras untuk dasar

    perkerasan maupun bahu jalan, maka bahan tersebut harus dikepras / dibongkar

    sampai permukaan yang rata;

    f. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang

    diperlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai;

    g. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas

    bawah tanah yang masih berfungsi seperti pipa, kabel atau struktur yang mungkin

    dijumpai dan memperbaiki setiap kerusakan yang timbul akibat operasi

    kegiatannya.

    3.2 (1) TIMBUNAN BIASA DARI SELAIN GALIAN SUMBER BAHAN

    a. Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan

    pemadatan;

    b. Untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi

    penumpang melintang yang disyaratkan atau disetujui oleh direksi pekerjaan;

    c. Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus

    memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang

    bebas;

    d. Bahan untuk timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang mempunyai

    sifat - sifat sebagai berikut :

    Tanah yang mengandung organic seperti jenis tanah yang mengandung daun daunan, rumput rumputan, akar dan sampah;

    Tanah dengan kadar air alamiah sangat tinggi yang tidak praktis dikeringkan untuk memenuhi toleransi kadar air pada pemadatan;

    Tanah yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat tinggi; e. Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan

    berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar

    air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada

    kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai

    dengan SNI 03-1742-1989;

    f. Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang

    diperlukan, deselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus

    berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau

    profil galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan gambar dengan garis,

    kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima.

    3.2 (2) TIMBUNAN PILIHAN

    a. Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan

    pemadatan;

    b. Untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi

    penumpang melintang yang disyaratkan atau disetujui oleh direksi pekerjaan;

    c. Timbunan pilihan harus digunakan untuk meningkatkan kapasitas daya dukung

    tanah dasar pada lapisan penopang (capping layer);

    d. Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus

  • memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang

    bebas;

    e. Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, diuji dengan SNI 03-1744-

    1989 memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila

    dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03-

    1742-1989;

    f. Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan

    berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar

    air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada

    kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai

    dengan SNI 03-1742-1989;

    g. Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang

    diperlukan, deselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus

    berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau

    profil galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan gambar dengan garis,

    kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima.

    3.3 PENYIAPAN BADAN JALAN

    a. Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah

    dasar atau permukaan jalan kerikil lama untuk penghamparan lapis pondasi

    agregat, Lapis Pondasi Jalan tanpa penutup aspal, lapis pondasi semen tanah atau

    lapis pondasi beraspal di daerah jalu lalu lintas;

    b. Pekerjaan ini meliputi galian minor atau penggaruan serta pekerjaan timbunan

    minor yang diikuti dengan pembentukan, pemadatan, pengujian tanah atau bahan

    berbutir, dan pemeliharaan permukaan yang disiapkan sampai bahan perkerasan

    ditempatkan diatasnya, yang semunya sesuai dengan gambar dan spesidikasi atau

    sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan;

    c. Ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi 2 cm atau lebih

    rendah 3 cm dari yang disyaratkan atau disetujui;

    d. Seluruh permukaan akhir harus cukup halus dan rata serta memiliki kelandaian

    yang cukup, untuk menjamin berlakunya aliran bebas dari air permukaan;

    e. Tanah dasar dapat dibentuk dari timbunan biasa, timbinan pilihan, lapis pondasi

    agregat atau drainase porous, atau tanah asli di daerah galian. Bahan yang

    digunakan dalam setiap hal haruslah sesuai dengan yang diperintahkan direksi

    pekerjaan;

    f. Tanah dasar dari setiap tempat haruslah mempunyai daya dukung minimum

    sebagaimana yang diberikan dalam gambar atau sekurang-kurangnya mempunyai

    CBR minimum 6 % jika tidak disebutkan;

    g. Tanah dasar dapat dibentuk dari timbunan biasa, timbunan pilihan, lapis pondasi

    agregat atau drainase porous, atau tanah asli di daerah galian. Bahan yang

    digunakan dalam setiap hal haruslah sesuai dengan yang diperintahkan direksi

    pekerjaan, dan sifat-sifat bahan yang disyaratkan.

    A.028 URUGAN PASIR

    a. Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan,

    penghamparan, pembasahan dan pemadatan di atas permukaan yang telah

    disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam gambar

    atau sesuai dengan perintah direksi pekerjaan, dan memelihara urugan tanah biasa

    yang telah selesai sesuai yang disyaratkan;

    b. Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan harus

    dipadatkan;

    c. Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20

    cm atau kurang dari 10 cm.

    K.225 PENGURUGAN DAN DIPADATKAN

    a. Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan,

  • penghamparan, pembasahan dan pemadatan di atas permukaan yang telah

    disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam gambar

    atau sesuai dengan perintah direksi pekerjaan, dan memelihara urugan tanah biasa

    yang telah selesai sesuai yang disyaratkan;

    b. Pekerjaan urugan tanah biasa menggunakan bahan timbunan dari galian tanah

    atau galian batu dengan persyaratan timbunan bila diuji sesuai dengan SNI 03-

    1744-1989 memiliki CBR minimal 10% setelah 4 hari penghamparan bila

    dipadatkan sampai 100%;

    c. Bilamana pemadatan dalam keadaan banjir yang tidak dapat dihindari, maka bisa

    memakai pasir atau bahan berbutir bersih lainnya dengan indeks plastisitas

    maksimum 6 %;

    d. Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan harus

    dipadatkan;

    e. Timbunan dihampar dalam lapisan dengan tebal padat 10 cm;

    f. Setiap layer harus dipadatkan menyeluruh dengan menggunakan mesin gilas dan

    sesuai dengan ketentuan pemadatan yang berlaku dan apabila ada tempat-tempat

    yang tidak terjangkau mesin gilas, harus dipadatkan dengan menggunakan alat

    pemadat lain yangdisetujui oleh direksi.

    K.410 MEMBENTUK BAHU JALAN DENGAN BAHAN TIMBUNAN

    a. Material timbunan pilihan dipadatkan setebal 10 cm per hari untuk bahu jalan

    setebal 15 cm;

    b. Supplier material menimbun material urugan pada sepanjang bahu jalan;

    c. Material disebar dengan menggunakan tenaga manusia;

    d. Pemadatan dengan mesin gilas roda baja.

    K.410A MEMBENTUK BAHU JALAN TANPA BAHAN TIMBUNAN

    a. Pekerjaan ini meliputi pengeprasan dan pemadatan dari tanah asli yang telah ada;

    b. Material timbunan berasal dari lokasi dengan jalan di kepras secara manual

    tenaga manusia;

    c. Disebar, diratakan dan dipadatkan dengan mesin gilas;

    d. Permukaan akhir dari yang telah dikepras dan pemadatan tidak boleh berbeda

    lebih dari 1,5 cm di bawah atau di atas elevasi rancangan pada setiap titik/dibuat

    kemiringan 2% agar air mengali ke saluran.

    K.411 PEMBENTUKAN BAHU JALAN KERAS

    a. Material LPB yang baik dan sesuai ditimbun sepanjang bahu jalan oleh pemasok;

    b. Tenaga terampil mengatur penimbunan;

    c. Material disebar dengan grader;

    d. Pemadatan dengan mesin gilas bergetar yang kecil;

    e. 10 cm timbunan padat dibutuhkan untuk 1 m lebar bahu jalan.

    K.422 PEMBERSIHAN SEMAK DLL PADA BAHU JALAN

    a. Potong semak belukar yang tumbuh pada bahu jalan;

    b. Bersihkan rumput/semak dari bahu jalan dan aspalan;

    c. Sampah / reruntuhan dibuang sejauh 1 km.

    DIVISI V

    PEKERJAAN BERBUTIR

    5.1(1) LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A

    a. Pekerjaan ini harus memiliki pemasokan, pemrosesan, pengangkutan,

    penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat di atas permukaan yang telah

    disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam gambar

    atau sesuai dengan perintah direksi pekerjaan, dan memelihara lapis pondasi

    agregat yang telah selesai sesuai dengan yang disyaratkan. Pemrosesan harus

  • meliputi, bila perlu, pemecahan, pengayakan, pemisahan, pencampuran dan

    operasi lainnya yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi

    ketentuan dari spesifikasi ini;

    b. Permukaan lapis pondasi agregat kelas A untuk lapis resap pengikat atau

    pelaburan (perkerasan atau bahu jalan) + 0 cm atau 1 cm; c. Pada permukaan semua lapis pondasi agregat tidak boleh terdapat ketidakrataan

    yang dapat menampung air dan semua punggung (camber) permukaan itu harus

    sesuai dengan yang ditunjukkkan dalam gambar;

    d. Pada permukaan lapis pondasi agregat kelas A yang disiapkan untuk lapisan resap

    pengikat atau pelaburan permukaan, bilamana semua bahan yang terlepas harus

    dibuang dengan sikat yang keras, maka penyimpangan maksimum pada kerataan

    permukaan yang diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m, diletakkan sejajar

    atau melintang sumbu jalan, maksimum satu cm;

    e. Lapis pondasi agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan

    sewaktu turun hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan segera setelah hujan;

    f. Lapis pondasi agregat harus bebas dari bahan organic dan gumpalan lempung

    atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki;

    g. CBR minimal 90 %, pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang

    disyaratkan harus dikerjakan di lokasi instalasi pemecah batu atau pencampur

    yang disetujui, dengan menggunakan pemasok mekanis (mechanical feeder);

    h. Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan

    lama, semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan lama harus

    diperbaiki terlebih dahulu;

    i. Lapis pondasi agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode

    yang disetujui yang tidak menyebabkan segresi pada partikel agregat kasar dan

    halus. Bahan yang bersegresi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan

    bahan yang bergradasi baik;

    j. Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran

    terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20

    cm, kecuali diperintahkan lain oleh direksi pekerjaan;

    k. Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus

    dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan

    disetujui oleh direksi pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100 % dari

    kepadatan kering maksimum modifikasi (modified);

    l. Direksi pekerjaan dapar memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet

    digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja dianggap

    mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari lapis pondasi agregat;

    m. Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang

    3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana

    kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering

    maksimum modifikasi (modified);

    n. Operasi penggilasan harus dimulai sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi

    sedikit kea rah sumbu jalan, dalam arha sumbu jalan, dalam arah memanjang;

    o. Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin

    gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat-alat pemadat lainnya

    yang disetujui;

    p. Lapis pondasi agregat harus diukur sebagai jumlah meter kubik dari bahan yang

    sudah dipatkan, lengkap di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus

    didasarkan atas penampang melintang yang ditunjukkan pada gambar bila tebal

    yang diperlukan merata, dan pada penampang melintang yang disetujui direksi

    pekerjaan bila tebal yang diperlukan tidak merata, dan panjangnya diukur secara

    mendatar sepanjang sumbu jalan.

    5.1(2) LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS B

    a. Pekerjaan ini harus memiliki pemasokan, pemrosesan, pengangkutan,

    penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat di atas permukaan yang telah

  • disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam gambar

    atau sesuai dengan perintah direksi pekerjaan, dan memelihara lapis pondasi

    agregat yang telah selesai sesuai dengan yang disyaratkan. Pemrosesan harus

    meliputi, bila perlu, pemecahan, pengayakan, pemisahan, pencampuran dan

    operasi lainnya yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi

    ketentuan dari spseifikasi ini;

    b. Permukaan lapis pondasi agregat kelas B untuk lapis resap pengikat atau

    pelaburan (perkerasan atau bahu jalan) + 0 cm atau 2 cm; c. Pada permukaan semua lapis pondasi agregat tidak boleh terdapat ketidakrataan

    yang dapat menampung air dan semua punggung (camber) permukaan itu harus

    sesuai dengan yang ditunjukkkan dalam gambar;

    d. Lapis pondasi agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan

    sewaktu turun hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan segera setelah hujan;

    e. Lapis pondasi agregat harus bebas dari bahan organic dan gumpalan lempung

    atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki;

    f. CBR minimal 60 %, pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang

    disyaratkan harus dikerjakan di lokasi instalasi pemecah batu atau pencampur

    yang disetujui, dengan menggunakan pemasok mekanis (mechanical feeder);

    g. Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan

    lama, semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan lama harus

    diperbaiki terlebih dahulu;

    h. Lapis pondasi agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode

    yang disetujui yang tidak menyebabkan segresi pada partikel agregat kasar dan

    halus. Bahan yang bersegresi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan

    bahan yang bergradasi baik;

    i. Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran

    terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20

    cm, kecuali diperintahkan lain oleh direksi pekerjaan;

    j. Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus

    dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan

    disetujui oleh direksi pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100 % dari

    kepadatan kering maksimum modifikasi (modified);

    k. Direksi pekerjaan dapar memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet

    digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja dianggap

    mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari lapis pondasi agregat;

    l. Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang

    3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana

    kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering

    maksimum modifikasi (modified);

    m. Operasi penggilasan harus dimulai sepanjang tepid an bergerak sedikit demi

    sedikit kea rah sumbu jalan, dalam arha sumbu jalan, dalam arah memanjang;

    n. Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin

    gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat-alat pemadat lainnya

    yang disetujui;

    o. Lapis pondasi agregat harus diukur sebagai jumlah meter kubik dari bahan yang

    sudah dipatkan, lengkap di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus

    didasarkan atas penampang melintang yang ditunjukkan pada gambar bila tebal

    yang diperlukan merata, dan pada penampang melintang yang disetujui direksi

    pekerjaan bila tebal yang diperlukan tidak merata, dan panjangnya diukur secara

    mendatar sepanjang sumbu jalan.

    5.2(1) LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS C

    a. Pekerjaan ini harus memiliki pemasokan, pemrosesan, pengangkutan,

    penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat di atas permukaan yang telah

    disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam gambar

    atau sesuai dengan perintah direksi pekerjaan, dan memelihara lapis pondasi

    agregat yang telah selesai sesuai dengan yang disyaratkan. Pemrosesan harus

  • meliputi, bila perlu, pemecahan, pengayakan, pemisahan, pencampuran dan

    operasi lainnya yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi

    ketentuan dari spseifikasi ini;

    b. Permukaan lapis pondasi agregat kelas C untuk lapis resap pengikat atau

    pelaburan (perkerasan atau bahu jalan) + 0 cm atau 2 cm; c. Pada permukaan semua lapis pondasi agregat tidak boleh terdapat ketidakrataan

    yang dapat menampung air dan semua punggung (camber) permukaan itu harus

    sesuai dengan yang ditunjukkkan dalam gambar;

    d. Lapis pondasi agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan

    sewaktu turun hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan segera setelah hujan;

    e. Lapis pondasi agregat harus bebas dari bahan organic dan gumpalan lempung

    atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki;

    f. CBR minimal 50 %, pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang

    disyaratkan harus dikerjakan di lokasi instalasi pemecah batu atau pencampur

    yang disetujui, dengan menggunakan pemasok mekanis (mechanical feeder);

    g. Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan

    lama, semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan lama harus

    diperbaiki terlebih dahulu;

    h. Lapis pondasi agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode

    yang disetujui yang tidak menyebabkan segresi pada partikel agregat kasar dan

    halus. Bahan yang bersegresi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan

    bahan yang bergradasi baik;

    i. Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran

    terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20

    cm, kecuali diperintahkan lain oleh direksi pekerjaan;

    j. Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus

    dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan

    disetujui oleh direksi pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100 % dari

    kepadatan kering maksimum modifikasi (modified);

    k. Direksi pekerjaan dapar memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet

    digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja dianggap

    mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari lapis pondasi agregat;

    l. Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang

    3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana

    kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering

    maksimum modifikasi (modified);

    m. Operasi penggilasan harus dimulai sepanjang tepid an bergerak sedikit demi

    sedikit kea rah sumbu jalan, dalam arha sumbu jalan, dalam arah memanjang;

    n. Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin

    gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat-alat pemadat lainnya

    yang disetujui;

    o. Lapis pondasi agregat harus diukur sebagai jumlah meter kubik dari bahan yang

    sudah dipatkan, lengkap di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus

    didasarkan atas penampang melintang yang ditunjukkan pada gambar bila tebal

    yang diperlukan merata, dan pada penampang melintang yang disetujui direksi

    pekerjaan bila tebal yang diperlukan tidak merata, dan panjangnya diukur secara

    mendatar sepanjang sumbu jalan.

    5.3.1 PERKERASAN BETON SEMEN

    a. Pekerjaan ini meliputi pembuatan perkerasan beton semen (perkerasan kaku)

    yang dilaksanakan sesuai dengan ketebalan 30 cm dan bentuk penampang

    melintang yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh

    direksi pekerjaan;

    b. Bahan pokok untuk mutu perkerasan beton semen harus sesuai dengan mutu yang

    disyaratkan;

  • c. Agregat halus harus terdiri dari bahan yang bersih, keras, butiran yang tak dilapisi

    apapun dengan mutu yang seragam dan harus mempunyai ukutan yang lebih kecil

    dari ayakan ASTM No. 4 (4,75mm), sekurang kurangnya terdiri dari 50% (terhadap berat) pasir alam, berat isi lepas minimum 1.200 kg/m3 dan penyerapan

    oleh air maksimum 5%;

    d. Agregat kasar dapat terdiri dari ampas besi dari tungku sembur yang didinginkan

    dengan udara dapat digunakan tetapi ampas dari pabrik baja tidak dapat

    digunakan dan harus memenuhi ketentuan :

    SIFAT KETENTUAN

    Kehilangan akibat abarasi

    Los Angeles

    Tidak melampaui 25% untuk 500 putaran

    Berat isi lepas Minimum 1.200 kg/m3

    Berat jenis Minimum 2.100 kg/m3

    Penyerapan oleh air Ampas besi : maks 6% lainnya : maks 2,5%

    Bentuk partikel dengan rasio

    3:1 dan 5:1

    Masing-masing maks 25% dan 10%

    Bidang pecah (2 atau lebih) Minimum 80%

    e. Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen portland tipe I,

    II, III, IV dan V. Di dalam satu proyek hanya dapat digunakan satu merk semen,

    kecuali jika diizinkan oleh direksi pekerjaan. Apabila diizinkan, maka penyedia

    jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan merek

    semen yang digunakan;

    f. Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus

    bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa,

    gula atau organik. Apabila timbul keragua-raguan atas mutu air yang diusulkan

    maka diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir

    standar dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai iar murni hasil

    sulingan. Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan mortar dengan

    air pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari mempunyai kuat

    tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling untuk periode umur

    yang sama. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan;

    g. Baja tulangan harus sesuai dengan tegangan leleh karakteristik baja tulangan

    berikut ini :

    MUTU SEBUTAN TEGANGAN LELEH KARAKTERISTIK

    ATAU TEGANGAN KARAKTERISTIK

    YANG MEMBERIKAN REGANGAN

    TETAP 0,2 (KG/CM2)

    U24 Baja Lunak 2.400

    U32 Baja Sedang 3.200

    U39 Baja Keras 3.900

    U48 Baja Keras 4.800

    h. Membran yang kedap air di bawah perkerasan harus berupa polyethene dengan

    tebal 125 mikron. Bila diperlukan sambungan, maka harus dibuat tumpang tindih

    sekurang-kurangnya 300 mm;

    i. Bahan tambahan kimiawi yang digunakan tidak boleh mengandung calcium

    chloride, calcium formate, dan trethanolamine. Untuk kombinasi 2 (dua) atau

    lebih bahan tambahan tersebut harus dinyatakan dengan sertifikat tertulis dari

    produser. Untuk campuran dengan fly ash kurang dari 50 kg/m3, kontribusi alkali

    total (dinyatakan dengan Na2O ekivalen) dari semua bahan tambahan yang

    digunakan pada campuran tidak boleh melebihi 0,20 kg/m3;

    j. Bahan membran untuk perawatan haruslah cairan berpigmen putih atau bahan lain

    yang disetujui oleh direksi pekerjaan. Bahan membran tanpa warna atau bening

    tidak akan disetujui;

    k. Bahan penutup yang dituang untuk sambungan harus memenuhi ketentuan SNI

    03-4814-1998;

  • l. Bahan pengisi yang dibentuk sebelumnya untuk sambungan harus memenuhi

    ketentuan-ketentuan AASHTO M33, SNI 03-4432-1997, SNI 03-4815-1998, atau

    AASHTO M220, sebgaimana yang disebutkan dalam gambar atau oleh direksi

    pekerjaan dan harus dilubangi untuk memberikan tempat untuk ruji jika

    disyaratkan dalam gambar. Bahan pengisi untuk setiap sambungan harus

    dikerjakan dalam selembar tunggal untuk lebar dan kedalaman yang diperlukan

    untuk sambungan kecuali jika disetujui lain oleh direksi pekerjaan. Bilamana

    penggunaan lebih dari selembar disetujui untuk suatu sambungan, tepi-tepi

    lembaran harus diikat dengan rapat, dan dipasang dengan akurat terhadap bentuk,

    dengan cara distapler atau cara pengikat handal lainnya yang dapat diterima

    direksi pekerjaan.

    m. Persetujuan untuk proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan pada hasil

    percobaan campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa. Untuk

    menentukan rasio agregat kasar dan agregat halus, prporsi agregat halus harus

    dipertahankan seminimum mungkin. Kan tetapi sekurang-kurangnya 40% agregat

    dalam campuran beton terhadap berat haruslah agregat halus yang didefinisikan

    sebagai agregat yang lolos ayakan 4,75 mm. Agregat gabungan tidak boleh

    mengandung bahan yang lebih halus dari 0,075 mm sebesar 2% kecuali bahan

    pozolan. Penyedia jasa boleh memilih agregat kasar sampai ukuran maksimum 38

    mm, asalkan : campuran tersebut tidak mengalami segresi ; kelecakan yang

    memadai untuk instalasi yang digunakan dapat dicapai dan kerataan permukaan

    yang disyaratkan tetap dapat dipertahankan. Menurut pendapatnya, direksi

    pekerjaan dapat meminta penyedia jasa untuk mengubah ukuran agregat kasar

    yang telah dipilih oleh penyedia jasa. Tindakan-tindakan tambahan, termasuk

    penurunan ukuran maksimum agregat, dapat dilakukan untuk mengendalikan

    segresi dari beton dalam acuan gelincir (slip form) yang bersala dari truk terakhir.

    Ketika proporsi takaran yang sesuai telah diputuskan dan disetujui, proporsi-

    proporsi tersebut hanya dapat diubah dengan persetujuan direksi pekerjaan.

    n. Berat semen yang disertakan dalam setiap meter kubik beton yang terpadatkan

    untuk perkerasan beton semen tidak boleh kurang dari 320 kg jika tanpa abu

    terbang dan 310 kg jika dengan abu terbang sebanyak dari 30 sampai 49 kg/m3

    dan 300 kg jika dengan abu terbang sebanyak 50 sampai 70 kg/m3 tetapi dalam

    segala apapun tidak lebih dari 420 kg. Penyedia jasa akan menggunakan

    rancangan campuran dengan campuran terkurus yang memenuhi semua ketentuan

    yang disyaratkan.

    o. Ketentuan minimum untuk kuat tekan dan kuat lentur pada umur 28 hari untuk

    perkerasan beton semen diberikan sebagai berikut :

    URAIAN SYARAT KUAT

    TEKAN

    SYARAT KUAT LENTUR

    Beton percobaan

    campuran

    K400(1)(fc35)28 hari

    K47(fc4)@28 hari

    Perkerasan beton

    semen (pengendalian

    produksi)

    K250(1)(fc30)28 hari

    K45(fc4)@28 hari

    Metoda pengujian SNI 03-1974-1990 SNI 03-4431-1997

    Ukuran benda uji Silinder dia. 150 mm Balok 500x150x150 mm

    Untuk kekuatan yang terjadi pada 7 hari, sementara disyaratkan 80% dari kuat

    lentur lapangan yang terjadi. Direksi pekerjaan dapat, menurut pendapatnya pada

    setiap saat sebelum atau selama operasi beton perkerasan, menaikkan atau

    menurunkan kekuatan minimum yang terjadi pada umur 7 hari. Kuat tekan rata-

    rata lapis pondasi bawah beton kurus pada umur 28 hari dari produksi harian tidak

    boleh kurang dari K50 (fc5 Mpa). p. Penyedia jasa harus mengusulkan slump untuk setiap campuran beton dengan

    rentang :

    - 20 50 mm untuk beton yang akan dibentuk dengan acuan berjalan (slip form)

  • - 50 75 mm untuk beton yang akan dihampar secara manual (acuan tetap) Rasio air bebas semen untuk agregat permukaan kering akan ditentukan dengan berdasarkan ketentuan kekuatan tetapi dalam segala hal tidak boleh melampaui

    0,48 terhadap berat. Sampai 50 m3 untuk yang dibentuk dengan acuan bergerak

    dan sampai 30 m3 untuk yang dibentuk dengan acuan tetap untuk setiap lot dua

    pasang benda uji silinder harus dicetak untuk pengujian kuat tekan, sapasang yang

    pertama untuk 7 hari dan sepasang lainnya pada umur 28 hari.

    q. Vibrator, untuk menggetarkan seluruh lebar perkerasan beton, dapat berupa jenis

    surface pan atau jenis internal dengan tabung celup (immersed tube) atau multiple

    spuds vibrator dapat diapasang pada mesin penghampar atau mesin pembentuk,

    atau dapat juga diapasang pada kendaraan (peralatan) khusus. Vibrator tidak

    boleh menyentuh sambungan, perlengkapan untuk memindahkan beban (load

    transfer devices), tanah dasar dan acuan (form) samping. Frekuensi vibrator

    surface pan tidak boleh kurang dari 3500 impuls per menit (58 Hz), dan frekuensi

    vibrator internal tidak boleh kurang dari 5000 impuls per menit (83 Hz) untuk

    vibrator tabung fan tidak kurang dari 7000 impuls per menit (117 Hz) untuk

    vibrator spud. Bila vibarator spud, baik dioperasikan dengan tangan maupun

    dipasang pada mesin penghampar (spreader) atau pembentuk (finishing), yang

    digunakan di dekat acuan, frekuensinya tidak boleh kurang dari 3500 impuls per

    menit (58 Hz).

    r. Acuan samping yang lurus harus terbuat dari logam dengan ketebalan tidak

    kurang dari 5 mm dan harus disediakan dalam ruas-ruas dengan panjang tidak

    kurang dari 3 m. Acuan ini sekurang-kurangnya mempunyai kedalaman sama

    dengan ketebalan perkerasan jalan tanpa adanya sambungan horisontal, dan lebar

    dasar acuan tidak kurang dari kedalamnnya. Acuan yang dapat disesuaikan

    (fleksibel) atau lengkung dengan radius yang sesuai harus digunakan untuk

    tikungan dengan 30,0 m atau kurang. Acuan yang dapat disesuaikan (fleksibel)

    atau lengkung harus dirancang sedemikian hingga dapat diterima oleh direksi

    pekerjaan. Acuan harus dilengkapai dengan sarana yang memadai untuk

    keperluan pemasangan, sehingga bila telah terpasang acuan tersebut dapa

    menahan, tanpa adanya lentingan atau penurunan, segala benturan dan getaran

    dari alat pemadat dan pembentuk. Batang flens (range braces) harus dilebihkan

    keluar dari dasar tidak kurang dari 2/3 tinggi acuan. Acuan yang permukaan

    atasnya miring, bengkok, terpuntir, atau patah harus disingkirkan dari tempat

    pekerjaan. Acuan bekas yang diperbaiki tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm

    dalam 3 meter dan pada kaki tegaknya tidak boleh lebih dari 6 mm. Acuan ini

    harus dilengkapi juga dengan pengunci ujung-ujung bagian yang bersambungan.

    s. Sambungan harus dibuat dengan tipe, ukuran dan pada lokasi seperti yang

    ditentukan dalam gambar. Semua sambungan harus dilindungi agar tidak

    kemasukan bahan yang tidak dikehendaki sebelum ditutup dengan bahan pengisi.

    Sambungan memanjang dari lapis pondasi bawah beton kurus harus digeser

    sekurang-kurangnya 20 cm dari sambungan memanjang dari perkerasan beton

    yang dikerjakan. Sambungan konstruksi melintang dari lapis pondasi bawah beton

    kurus harus dibentuk pada akhir kegiatan harian dan harus membentuk

    permukaan melintang yang benar-benar tegak.

    t. Sebelum mulai pekerjaan beton semua pekerjaan lapis pondasi bawah, selongsong

    (ducting) dan kerb yang berdekatan harus sudah selesai dan disetujui direksi

    pekerjaan. Survey elevasi harus dilakukan pada lapis pondasi bawah dan setiap

    lokasi yang lebih tinggi 5 mm dari elevasi rencangan harus diperbaiki sebelum

    dilakukannya setiap pekerjaan berikutnya.

    u. Acuan dan alat pengendali elevasi (jenis kawat atau lainnya) harus diapasang

    secukupnya di muka bagian perkerasan yang sedang dilaksanakan agar diperoleh

    kinerja dan persetujuan atas semua operasi yang diperlukan pada atau berdekatan

    dengan garis-garis acuan. Acuan harus diapasang pada tempatnya dengan

    menggunakan sekurang-kurangnya 3 paku untuk setiap ruas sepanjang 3 m.

    Sebuah paku harus diletakkan pada setiap ujung sambungan. Bagian-bagian acuan

  • harus kokoh dan tidak goyah. Perbedaan permukaan acuan dari garis yang

    sebenarnya tidak boleh lebih dari 5 mm. Acuan harus dibuat sedemikian rupa

    sehingga tahan, tanpa terlihat adanya lentingan atau penurunan, terhadap benturan

    dan getaran dari perlatan pemadat dan penyelesaian. Acuan harus bersih dan

    dilapisi pelumas sebelum beton dihamparkan. Ceceran beton yang tertumpah pada

    permukaan beton yang telah selesai dihampar harus disingkirkan dengan cara

    yang disetujui. Alinyemen dan elevasi kelandaian acuan harus diperiksa dan bila

    perlu diperbaiki oleh penyedia jasa segera sebelum beton dicor. Bilamana acuan

    berubah posisinya atau kelandaiannya tidak stabil, maka harus diperbaiki dan

    diperiksa ulang. Bagian atas acuan dan alat pengendali elevasi harus dipasang

    dengan toleransi elevasi tidak melampaui -10 mm sampai +10 mm relatif

    terhadap rancangan elevasi permukaan yang telah selesai. Lagipula, acuan dan

    alat pengendali elevasi harus diapasang sedemikian hingga tidak ada satu titikpun

    pada ketebalan pelat beton yang setelah pengecoran dan pemadatan akan kurang

    dari tebal rancangan.

    v. Beton harus dicor dengan ketebalan sedemikian rupa sehingga pekerjaan

    pemindahan sedapat mungkin dihindari. Kecuali truk pencampur, truk pengaduk,

    atau alat angkutan lainnya yang dilengkapi dengan alat penumpah beton tanpa

    menimbulkan segresi bahan, beton harus dituangkan ke dalam alat penghampar

    dan dihamparkan secara mekanis sedemikian rupa untuk mencegah segresi.

    Penghamparan harus dilakukan secara menerus di antara sambungan melintang

    tanpa sekatan sementara. Penghamparan secara mabual diperlukan harus

    dilakukan dengan memakai sekop bukan perlengkapan perata (rakes). Pekerja

    tidak boleh menginjak hamparan beton yang masih baru dengan memakai sepatu

    yang dilekati oleh tanah atau kotoran lainnya. Bilamana beton yang dicor

    bersambungan dengan lajur perkerasan yang telah selesai terlebih dahulu, dan

    peralatan mekanik harus dioperasikan di atas lajur tersebut, kekuatan beton lajur

    itu harus sudah mencapai sekurang-kurangnya 90% dari kekuatan yang

    ditentukan untuk beton 28 hari. Bilamana hanya peralatan penyelesaian yang akan

    melewati lajur yang ada, penghamparan pada lajur yang bersebelahan dapat

    dilakukan setelah umur beton tersebut mencapai 3 hari. Beton harus dipadatkan

    secara merata pada tepi dan sepanjang acuan, sepanjang dan pada kedua sisi

    setiap sambungan, dengan menggunakan vibrator yang dimasukkan ke dalam

    beton. Vibrator tidak boleh menyentuh langsung perlengkapan sambungan atau

    sisi acuan. Vibrator tidak boleh digunakan lebih dari 5 detik pada setiap tempat.

    Beton harus dituangkan sedekat mungkin dengan sambungan ekspansi dan

    sambungan konstrkasi tanpa merusaknya, tetapi tidak dituangkan dari corong

    curah atau penampung (hopper) ke arah perlengkapan sambungan kecuali jika

    penampung (hopper) tersebut telah ditempatkan sedemikian rupa sehingga

    penumpahan betin tidak menggeser posisi sambungan.ceceran beton yang

    tertumpah pada permukaan beton yang telah selesai dihampar harus disingkirkan

    dengan cara yang disetujui.

    x. Setelah beton dituangkan, beton harus dibentuk agar memenuhi penampang

    melintang yang ditunjukkan dalam gambar. Bilamana perkerasan beton bertulang

    dihampar dalam dua lapis, lapis bawah harus digetar dan dipadatkan sampai

    panjang dan kedalaman tertentu sehingga anyaman keawat baja atau hamparan

    baja tulangan dapat diletakkan di atas beton dengan tepat. Baja tulangan harus

    langsung diletakkan di atas hamparan beton tersebut, sebelkum lapisan atasnya

    dituangkan, digetar dan dihampar. Lapis bawah beton yang sudah dituang lebih

    dari 30 menit tanpa diikuti penghamparan lapis atas harus dibingkar dan diganti

    dengan beton yang baru atas biaya penyedia jasa. Bilamana perkerasan beton

    dibuat langsung dalam satu lapisan, baja tulangan harus diletakkan dengan kaku

    sebelum pengecoran beton, atau dapat dihampar pada kedalaman sesuai dengan

    yang ditunjukkan dalam gambar pada beton yang masih dalam tahap plastis,

    setelah terhampar, dengan memakai peralatan mekanik atau vibrator. Sambungan

    antara anyaman kawat baja, kawat baja pertama dari anyaman kawat baja harus

  • berada pada anyaman kawat baja yang lengkap sebelumnya, dan bagian yang

    tumpang tindih (overlap) tidak kurang dari 450 mm. Baja tulangan harus bebas

    dari kotoran, minyak, cat, gemuk, dan karat yang akan mengganggu kelekatan

    baja dengan beton.

    y. Bila perkerasan beton relatif kecil atau bentuknya tidak beraturan, atau dengan

    persetujuan direksi pekerjaan jika tempat kerja sangat terbatas untuk dilaksanakan

    beton harus didistribusi dan dihampar dengan tangan tanpa segresi atau pra

    pemadatan.beton yang dipadatkan dengan balok vibrator harus digetar sampai

    level tertentu sehingga setelah kandungan udara dibuang melalui pemadatan,

    permukaan beton lebih tinggi dari pada acuan samping. Beton harus dipadatkan

    dengan balok pemadat dari baja atau dari kayu keras beralas baja dengan lebar

    tidak kurang dari 75 mm. Tinggi tidak kurang dari 225 mm, dan daya

    penggerakannya tidak kurang dari 250 watt per meter lebar perkerasan dari lebar

    balok. Sebagai alternatif, pemadat vibarsi berbalok ganda dengan daya yang sama

    dapat juga digunakan. Bilamana ketebalan beton melebihi 200 mm, atau bila

    diperintahkan oleh direksi pekerjaan, untuk menyempurnakan pemadatan dapat

    dilakukan vibrasi internal tambahan pada seluruh lebar perkerasan. Setelah setiap

    1,5 m panjang perkerasan beton dipadatkan, balok vibrasi harus dikembalikan

    sejarak 1,5 m untuk mengulang lagi dengan pelan-pelan pada permukaan yang

    sudah dipadatkan itu untuk memperhalus permukaan. Permukaan beton kemudian

    harus diratakan dengan paling sedikit 2 kali lintasan mistarlurus pengupas dengan

    panjang pisau tidak kurang dari 1,8 m. Bilamana permukaan beton koyak karena

    mistar lurus (straight-edge), karena permukaan tidak rata, balok vibarsi harus

    digunakan lagi, lalu diikuti lagi dengan mistar lurus pengupas. Penghamparan

    perkerasan beton bertulang harus dilaksanakan dalam dua lapis, lapis pertama

    harus dihamparkan, dibentuk dan dipadatkan sampai level tertentu sehingga baja

    tulangan setelah terpasang mempunyai tebal pelindung yang cukup. Segera

    setelah pemasangan baja tulangan maka lapis atas beton harus dituangkan dan

    diselesaikan.

    z. Setelah penyetrikan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih

    plastis, bagian-bagian yang ambles harus segera diisi dengan beton baru,

    dibentuk, dipadatkan dan deselesaikan (finishing) lagi. Lokasi yang menonjol

    harus dipotong dan diselesaiakan (finishing) lagi. Perhatian khusus harus

    diberikan untuk memastikan bahwa permukaan sambungan memenuhi kerataan

    yang disyaratkan. Perbaikan permukaan harus dilanjutkan sampai seluruh

    permukaan dipadati bebas dari perbedaan tinggi pada permukaan dan perkerasan

    beton memenuhi kelandaian dan penampang melintang yang diperlukan.

    aa. Segera setelah beton dibentuk dan dipadatkan, tepi perkerasan beton di sepanjang

    acuan dan pada sambungan harus diselesaikan dengan perkakas (edging tool)

    untuk membentuk permukaan seperempat lingkaran yang halus dengan radius

    tertentu, bilamana tidak ditentukan lain pada gambar adalah 12 mm.

    ab. Setelah sambungan dan tepian selesai dikerjakan, dan sebelum bahan perawat

    pada permukaan perkerasan beton digunakan, permukaan beton harus dikasarkan

    dengan disikat sejajar dengan garis sumbu (centreline) jalan.

    Pengkasaran ini dilakukan dengan menggunakan sikat kawat dengan lebar tidak

    kurang dari 450 mm. Sikat tersebut harus terdiri dari dua baris kawat dengan

    panjang kawat 100 mm dan ukuran kawat 32 gauge serta jarak kawat as ke as

    adalah 25 mm. Kedua baris kawat harus mempunyai susunan berselang seling sehingga jarak kawat pada baris kedua dengan kawat pada garis pertama adalah

    12, 5 mm. Masing-masing baris harus mempunyai 14 kawat dan harus diganti bila

    panjang kawat terpendek telah mencapai 90 mm. Kedalaman tekstur rata-rata

    tidak boleh kurang dari 0,75 mm.

    ac. Permukaan perkerasan beton semen yang terekspos harus segera dirawat dengan

    penyemprotan bahan perawat yang disetujui.

    ad. Kecuali bila ditentukan lain, acuan tidak boleh dibongkar dari beton yang baru

    dicor sebelum mencapai waktu paling sedikit 12 jam. Acuan harus dibongkar

  • dengan hati-hati agar tidak rusak perkerasana beton. Lokasi keropos yang kecil

    harus dibersihkan, dibasahi dan ditambal dengan adukan semen kental dengan

    perbandingan 1 semen dan 2 agregat halus. Penambalan tidak boleh dilakukan

    sampai lokasi yang keropos diperiksa dan metoda penambalan disetujui direksi

    pekerjaan. Lokasi yang banyak keroposnya dianggap pekerjaan yang cacat mutu

    dan harus dibongkar dan diganti. Setiap lokasi atau ruas yang dibingkar tidak

    boleh kurang dari 3,0 m panjangnya atau kurang dari lebar seluruh lajur yang

    terkena pembongkaran. Bilamana diperlukan dalam membongkar dan menganti

    suatu bagian perkerasan, setiap bagian yang tersisa dari pembongkaran perkerasan

    beton dekat sambungan yang panjangnya kurang dari 3,0 m, harus ikut dibongkar

    dan diganti.

    ae. Kuantitas yang dibayar dengan mata pembayaran tersebut di bawah ini adalah

    jumlah meter kubik perkerasan beton semen, perkerasan beton semen dengan

    anyaman tulangan tunggal dan lapis pondasi bawah beton kurus dan penyesuaian

    harga pada pekerjaan yang telah selesai di tempat untuk pekerjaan permanen dan

    disetujui. Lebar yang diukur adalah lebar perkerasan yang ditunjukkan dalam

    penampang melintang tipikal dalam gambar. Lokasi-lokasi tambahan seperti jalur

    ramp, atau sebagaimana diperintahkan tertulis oleh direksi pekerjaan. Panjang

    haruslah sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana yang diukur

    oleh direksi pekerjaan, yaitu sepanjang garis sumbu setiap badan jalan. Tebal

    haruslah tebal rancangan. Sambungan, ruji (dowel), batang pengikat (tie bar) dan

    baja tulangan yang diperlukan untuk pekerjaan dalam seksi ini tidak boleh diukur

    terpisah untuk pembayaran. Bilamana tebal rata-rata perkerasan beton semen

    untuk setiap seksi/ruas tebalnya kurang sampai lebih dari 5 mm, tetapi tidak lebih

    dari 12,5 mm, suatu pemotongan akan dilakukan, ditentukan sebagai produksi

    dari kuantitas rancangan perkerasan beton semen atau perkerasan beton semen

    dengan anyamana tulangan tunggal pada seksi/ruas ini.

    5.4(1) SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI SEMEN TANAH

    a. Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan lapis pondasi yang terbuat dari tanh yang

    diambil dari daerah sekitarnya yang distabilisasi dengan semen, diatas tanah dasar

    yang telah disiapkan , termasuk penghamparan, pembentukan, pemadatan,

    perawatan dan penyelesaian akhir, semuanya sesuai dengan ketentuan dari

    spesifikasi ini dan sesuai dengan dimensi dan tipikal penampang melintang

    seperti ditunjukkan dalam gambar serta garis dan ketinggiannya seperti yang

    ditentukan oleh direksi pekerjaan;

    b. Pada setiap pengukuran penampang melintang, tebal rata-rata setiap lapisan atau

    sejumlah lapisan dari lapis pondasi semen tanah, yang diukur dengan survey dan

    atau benda uji (core), tidak boleh lebih dari 10% lebih tebal atau lebih tipis dari

    pada tebal yang sudah dirancang atau disetujui oleh direksi pekerjaan;

    c. Pada setiap pengukuran penampang melintang, tebal rata-rata lapis pondasi semen

    tanah yang sudah selesai dengan kekuatan dan kehomogenan yang diterima, yang

    diukur dengan skala penetrometer dan/atau pengujian dari benda uji inti (core),

    harus sama atau lebih tebal dari pada tebal rancangan seperti yang ditunjukkkan

    pada gambar atau yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan;

    d. Permukaan akhir lapis pondasi semen tanah tidak boleh menympang lebih dari 2

    cm dari mistar lurus sepanjang 3 m yang diletakkan di permukaan jalan sejajar

    dengan sumbu jalan atau dari mal bersudut yang diletakkan melintang;

    e. Penyedia jasa harus menyadari bahwa permukaan akhir dari lapisan teratas lapis

    pondasi semen tanah yang tidak rata akan mengakibatkan bertambangnya

    kuantitas campuran aspal yang diperlukan untuk pelapisan agar dapat memenuhi

    toleransi kerataan permukaan campuran aspal seperti yang disyaratkan;

    f. Campuran lapis pondasi semen tanah terdiri dari tanah yang telah disetujui, semen

    dan air. Kadar semen akan ditentukan oleh direksi pekerjaan. Berdasarkan data

    pengujian laboratorium dan percobaan lapangan awal, tetapi harus dalam rentang

    3 % sampai dengan 12 % dari berat tanah aslli (yaitu, sebelum dicampur dengan

  • semen) dalam keadaan kering oven;

    g. Arti tanah dasar adalah permukaan tanah yang sudah disiapkan untuk pelaksanaan

    pekerjaan lanjutan yang akan dilaksanakan. Kecuali bilamana elevasi

    perkerasannya harus dianaikkan seperti yang ditunjukkan pada gambar, maka

    permukaan tanah dasar harus sama tinggi dengan permukaan jalan lama, kecuali

    kalau diperintahkan lain oleh direksi pekerjaan;

    h. Permukaan jalan lama harus dibersihkan dari bahan yang tidak diinginkan dan

    kemudian digilas. Setiap ketidakrataan atau amblas yang terjadi pada permukaan

    tanah dasar selama pemadatan harus diperbaiki dengan menggemburkan lokasi

    tersebut dan menambah, membuang atau mengganti bahan, menyesuaikan kadar

    ari jika diperlukan, dan memadatkannya kembali supaya permukaannya halus dan

    rata;

    i. Selain kalau disetujui oleh direksi pekerjaan, nilai cbr tanah yang disiapkan

    bilamana diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, paling sedikit harus 6 % setelah

    direndam selama empat hari bila dipadatkan sempai 100 % kepadatan kering

    maksimum seperti yang ditentukan sesuai SNI 1742 : 2008. Bilamana kondisi

    kekuatan ini tidak dapat dicapai, direksi pekerjaan dapat memerintahkan

    penyedia jasa untuk melaksankan perbaikan tanah dasar yang mencakup

    pembuangan dan penggantian bahan yang tidak memenuhi ketentuan atau

    melapisinya dengan bahan berbutir dengan proporsi tertentu sebagaimana

    diperlukan sehingga memenuhi spesifikasi ini;

    j. Sebelum penghamparan lapis pondasi semen tanah pada setiap ruas, tanah dasar

    padat yang sudah disiapkan harus dibersihkan dari debu dan bahan lainnya yang

    mengganggu dengan kompresor angina tau cara lain yang disetujui, dan harus

    dilembabkan bilamana diperlukan, seperti yang diperintahkan oleh direksi

    pekerjaan;

    k. Pencampuran tanah, semen dan air harus dilakukan dengan cara pencampuran di

    tempat (mix-in-place) atau instalasi pencampur pusat (central-plant-mix). Operasi

    dengan instalasi pencampur biasanya dibatasi hanya untuk berplastisitas rendah.

    Suatu indicator batas atas dari plastisitas tanah yang masih dapat menggunakan

    instalasi pencampur pusat dapat diperoleh dengan mengalikan indeks plastisitas

    tanah dengan persen lolos ayakan no. 40. Bilamana nilainya kurang dari 500 cara

    pencampuran dengan instalasi dapat digunakan.

    5.4(2) LAPIS PONDASI TANAH SEMEN

    a. Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan lapis pondasi yang terbuat dari tanh yang

    diambil dari daerah sekitarnya yang distabilisasi dengan semen, diatas tanah dasar

    yang telah disiapkan , termasuk penghamparan, pembentukan, pemadatan,

    perawatan dan penyelesaian akhir, semuanya sesuai dengan ketentuan dari

    spesifikasi ini dan sesuai dengan dimensi dan tipikal penampang melintang

    seperti ditunjukkan dalam gambar serta garis dan ketinggiannya seperti yang

    ditentukan oleh direksi pekerjaan;

    b. Pada setiap pengukuran penampang melintang, tebal rata-rata setiap lapisan atau

    sejumlah lapisan dari lapis pondasi semen tanah, yang diukur dengan survey dan

    atau benda uji (core), tidak boleh lebih dari 10% lebih tebal atau lebih tipis dari

    pada tebal yang sudah dirancang atau disetujui oleh direksi pekerjaan;

    c. Pada setiap pengukuran penampang melintang, tebal rata-rata lapis pondasi semen

    tanah yang sudah selesai dengan kekuatan dan kehomogenan yang diterima, yang

    diukur dengan skala penetrometer dan/atau pengujian dari benda uji inti (core),

    harus sama atau lebih tebal dari pada tebal rancangan seperti yang ditunjukkkan

    pada gambar atau yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan;

    d. Permukaan akhir lapis pondasi semen tanah tidak boleh menympang lebih dari 2

    cm dari mistar lurus sepanjang 3 m yang diletakkan di permukaan jalan sejajar

    dengan sumbu jalan atau dari mal bersudut yang diletakkan melintang;

    e. Penyedia jasa harus menyadari bahwa permukaan akhir dari lapisan teratas lapis

    pondasi semen tanah yang tidak rata akan mengakibatkan bertambangnya

  • kuantitas campuran aspal yang diperlukan untuk pelapisan agar dapat memenuhi

    toleransi kerataan permukaan campuran aspal seperti yang disyaratkan;

    f. Campuran lapis pondasi semen tanah terdiri dari tanah yang telah disetujui, semen

    dan air. Kadar semen akan ditentukan oleh direksi pekerjaan. Berdasarkan data

    pengujian laboratorium dan percobaan lapangan awal, tetapi harus dalam rentang

    3 % sampai dengan 12 % dari berat tanah aslli (yaitu, sebelum dicampur dengan

    semen) dalam keadaan kering oven;

    g. Arti tanah dasar adalah permukaan tanah yang sudah disiapkan untuk pelaksanaan

    pekerjaan lanjutan yang akan dilaksanakan. Kecuali bilamana elevasi

    perkerasannya harus dianaikkan seperti yang ditunjukkan pada gambar, maka

    permukaan tanah dasar harus sama tinggi dengan permukaan jalan lama, kecuali

    kalau diperintahkan lain oleh direksi pekerjaan;

    h. Permukaan jalan lama harus dibersihkan dari bahan yang tidak diinginkan dan

    kemudian digilas. Setiap ketidakrataan atau amblas yang terjadi pada permukaan

    tanah dasar selama pemadatan harus diperbaiki dengan menggemburkan lokasi

    tersebut dan menambah, membuang atau mengganti bahan, menyesuaikan kadar

    ari jika diperlukan, dan memadatkannya kembali supaya permukaannya halus dan

    rata;

    i. Selain kalau disetujui oleh direksi pekerjaan, nilai cbr tanah yang disiapkan

    bilamana diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, paling sedikit harus 6 % setelah

    direndam selama empat hari bila dipadatkan sempai 100 % kepadatan kering

    maksimum seperti yang ditentukan sesuai SNI 1742 : 2008. Bilamana kondisi

    kekuatan ini tidak dapat dicapai, direksi pekerjaan dapat memerintahkan

    penyedia jasa untuk melaksankan perbaikan tanah dasar yang mencakup

    pembuangan dan penggantian bahan yang tidak memenuhi ketentuan atau

    melapisinya dengan bahan berbutir dengan proporsi tertentu sebagaimana

    diperlukan sehingga memenuhi spesifikasi ini;

    j. Sebelum penghamparan lapis pondasi semen tanah pada setiap ruas, tanah dasar

    padat yang sudah disiapkan harus dibersihkan dari debu dan bahan lainnya yang

    mengganggu dengan kompresor angina tau cara lain yang disetujui, dan harus

    dilembabkan bilamana diperlukan, seperti yang diperintahkan oleh direksi

    pekerjaan;

    k. Pencampuran tanah, semen dan air harus dilakukan dengan cara pencampuran di

    tempat (mix-in-place) atau instalasi pencampur pusat (central-plant-mix). Operasi

    dengan instalasi pencampur biasanya dibatasi hanya untuk berplastisitas rendah.

    Suatu indicator batas atas dari plastisitas tanah yang masih dapat menggunakan

    instalasi pencampur pusat dapat diperoleh dengan mengalikan indeks plastisitas

    tanah dengan persen lolos ayakan no. 40. Bilamana nilainya kurang dari 500 cara

    pencampuran dengan instalasi dapat digunakan.

    K.516 LPB TELFORD

    a. Material disiapkan di lokasi pekerjaan;

    b. Batu pecah yang digunakan adalah ukuran 10 15 cm dan batu pecah ukuran 5 7 cm;

    c. Sebagai lapisan dasar menggunakan urugan pasir tebal 5 cm;

    d. Pemasangan batu pecah/belah dipasang berdiri tegak dan tersusun rapat, padat

    dan rata;

    e. Batu pecah yang kecil ukuran 5 7 cm untuk mengisi celah celah/rongga berfungsi sebagai pengunci;

    f. Pemadatan dilakukan dengan mesin gilas roda besi minimal 6 (enam) lintasan

    sehingga mencapai kepadatan yang sempurna;

    g. Pelaksanaan di luar ketentuan harus didasarkan atas petunjuk direksi.

    An. Bow.

    G. 3 A

    PASANGAN STYTLAGH TEBAL 6 CM

  • a. Material ditimbun disepanjang jalan oleh pemasok;

    b. Dihampar dengan tenaga manusia dan dipadatkan sampai tebal padat 6 cm;

    c. Jalan disiram air dengan truck air;

    d. Pemadatan dengan mesin gilas roda baja.

    DIVISI VI

    PERKERASAN ASPAL

    6.2(3) BAHAN ASPAL UNTUK PEKERJAAN PELABURAN

    a. Pekerjaan ini mencakup pelaksanaan pekerjaan pelaburan aspal (surface

    dressing);

    b. Pelaburan aspal harus disemprot hanya pada permukaan yang kering dan bersih,

    serta tidak boleh dilaksankan waktu angin kencang, hujan atau akan tutun hujan.

    Pelaburan aspal harus dilaksanakan hanya selama musim kemarau dan bilamana

    cuaca diperkirakan baik paling sedikit 24 jam setelah pengerjaan;

    c. Bahan aspal yang dipakai harus dari jenis aspal semen pen 80/100 memenuhi

    ketentuan AASHTO M@) 70 atau jenis pen 60/70; d. Bilamana pelaksanaan pelaburan terpaksa harus dilaksanakan dalam kondisi yang

    kurang menguntungkan atau dalam kondisi cuaca tanggung, atau kelekatan aspal

    terhadap agregat (SNI 03-2439-1991) dalam kondisi tanggung direksi pekerjaan

    dapat memerintahkan atau menyetujui penggunaan bahan anti pengelupasan (anti

    stripping agent) untuk meningkatkan ikatan antara agregat dan aspal;

    e. Bahan tambah (additive) yang dipakai harus dari jenis yang telah disetujui direksi

    pekerjaan dan proporsi yang diperlukan harus dicampur dalam bahan aspal

    sampai merata sesuai dengan pabrik pembuatnya. Campuran ini harus

    disirkulasikan dalam distributor minimum selama 30 menit pada kecepatan penuh

    pompa untuk memperoleh campuran yang baik;

    f. Penyemprotan bahan aspal harus dilaksanakan merata pada semua titik.

    Penyemprotan bahan aspal yang merata sesuai takaran yang diperintahkan harus

    dilakukan dengan menggunakan peralatan batang semprot dari distributor aspal

    kecuali pada lokasi yang sempit dimana distributor aspal tidak praktis digunakan,

    maka direksi pekerjaan dapat menyetujui pemakaian perlengkapan semprot

    tangan.

    6.3(1)

    6.3(2)

    6.3(3)

    6.3(3a)

    6.3(6a)

    6.3(6c)

    6.3(7a)

    6.3(7c)

    CAMPURAN BERASPAL PANAS

    LATASIR KELAS A (SS-A)

    LATASIR KELAS B (SS-B)

    LATASTON LAPIS AUS (HRS-WC)

    LATASTON LAPIS AUS (HRS-WC) LEVELLING

    LASTON LAPIS ANTARA (AC-BC)

    LASTON LAPIS ANTARA (AC-BC) LEVELLING

    LASTON LAPIS PONDASI (AC-BASE)

    LASTON LAPIS PONDASI (AC-BASE) LEVELLING

    a. Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis perata,

    lapis pondasi atau lapis aus campuran beraspal panas yang terdiri dari agregat dan

    bahan aspal yang dicampur secara panas di pusat instalasi pencampuran, serta

    menghampar dan memadatkan campuran tersebut di atas pondasi atau permukaan

    jalan yang telah disiapkan sesuai dengan spesifikasi ini dan memenuhi garis,

    ketinggian dan potongan memanjang yang ditunjukkan dalam gambar rencana;

    b. Semua campuran dirancang dalam spesifikasi ini untuk menjamin bahwa asumsi

    rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas,

    kelenturan dan keawetan sesuai dengan lalu-lintas rencana;

    c. Lapis tipis aspal pasir (latasir) yang selanjutnya disebut SS, terdiri dari dua jenis

    campuran, SS-A dan SS-B. pemilihan SS-A dan SS-B tergantung pada tebal

    nominal minimum, Sand sheet biasanya memerlukan penambahan filler agar

  • memenuhi kebutuhan sifat-sifat yang disyaratakan;

    d. Lapis tipis aspal (lataston) yang selanjutnya disebut HRS, ukuran maksimum

    agregat campuran adalah 19 mm;

    e. Lapis aspal beton (Laston) yang selanjutnya disebut AC, terdiri dari tiga jenis

    campuran, AC lapis aus (AC-WC), AC lapis antara (AC-Binder Course, AC-BC)

    dan AC lapis pondasi (AC-Base) dan ukuran maksimum agregat masing-masing

    campuran adalah 19 mm, 25,4 mm, 37,5 mm;

    f. Toleransi tebal untuk tiap lapisan campuran beraspal adalah :

    * Latasir tidak kurang dari 2,0 mm;

    * Lataston lapis aus tidak kurang dari 3,0 mm;

    * Laston lapis aus tidak kurang dari 3,0 mm;

    * Laston lapis antara tidak kurang dari 4,0 mm;

    * Laston lapis pondasi tidak kurang dari 5,0 mm;

    g. Tebal nominal minimum campuran beraspal adalah :

    * latasir kelas A (SS-A) minimal 1,5 cm;

    * Latasir kelas B (SS-B) minimal 2,0 cm;

    * Lataston lapis aus (HRS-WC) minimal 3,0 cm;

    * Laston lapis aus (AC-WC) minimal 4,0 cm;

    * Laston lapis antara (AC-BC) minimal 6,0 cm;

    * Lapis pondasi (AC-Base) minimal 7,5 cm;

    h. Campuran hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan keadaan

    kering dan diperkirakan tidak akan turun hujan;

    i. Agregat tidak boleh digunakan sebelum disetujui terlebih dahulu oleh direksi

    pekerjaan;

    j. Fraksi agregat kasar untuk rancangan campuran adalah yang tertahan ayakan no.

    8 (2,36 mm) yang dilakukan secara basah dan harus bersih, keras, awet dan bebas

    dari lempug atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya;

    k. Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau hasil

    pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan no. 8 (2,36 mm);

    l. Bahan pengisi yang ditambahkan terdiri atas debu batu kapur (limestone dust),

    kapur padam (hydrated lime), semen atau abu terbang yang sumbernya disetujui

    oleh direksi pekerjaan;

    m. Gradasi agregat gabungan untuk campuran aspal, ditunjukkan dalam persen

    terhadap berat agregat dan bahan pengisi, harus memenuhi batas-batas yang

    diberikan dalam tabel dibawah. Rancangan dan perbandingan campuran untuk

    gradasi agregat gabuangan harus mempunyai jarak terhadap batas-batas yang

    diberikan dalam tabel dibawah ini :

    Ukuran Ayakan

    (mm)

    % Berat Yang Lolos terhadap Total Agregat dalam Campuran

    Latasir (SS) Lataston (HRS) Laston (AC)

    Kelas A Kelas B WC Base WC Base WC BC Base WC BC Base

    37,5 100 100

    25 100 90-100 100 90-100

    19 100 100 100 100 100 100 100 90-100 73-90 100 90-100 73-90

    12,5 90-100 90-100 87-100 90-100 90-100 74-90 61-79 90-100 71-90 55-76

    9,5 90-100 75-85 65-90 55-88 55-70 72-90 64-82 47-67 72-90 58-80 45-66

    4,75 54-69 47-64 39,5-50 43-63 37-56 28-39,5

    2,36 75-100 50-72 35-55 50-62 32-44 39,1-53 34,6-49 30,8-37 28-39,1 23-34,6 19-26,8

    1,18 31,6-40 28,3-38 24,1-28 19-25,6 15-22,3 12-18,1

    0,6000 35-60 15-35 20-45 15-35 23,1-30 20,7-28 17,6-22 13-19,1 10-16,7 7-13,6

    0,3000 15-35 5-35 15,5-22 13,7-20 11,4-16 9-15,5 7-13,7 5-11,4

    0,150 9-15 4-13 4-10 6-13 5-11 4,5-9

    0,075 10-15 8-13 6-10 2-9 6-10 4-8 4-10 4-8 3-6 4-10 4-8 3-7

  • Ketentuan Sifat Sifat Campuran Latasir

    Sifat Sifat Campuran Latasir

    Kelas A & B

    Kadar aspal efektif (%) Min. 5,9

    Penyerapan aspal (%) Maks. 2,0

    Jumlah tumbukan per bidang 5,0

    Rongga dalam campuran (%) Min. 3,0

    Maks. 6,0

    Rongga dalam agregat (VMA) (%) Min. 20

    Rongga terisi aspal (%) Min. 75

    Stabilisasi Marshall (kg) Min. 200

    Pelelehan (mm) Min. 2

    Maks. 3

    Marshall Quotient (kg/mm) Min. 80

    Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah perendaman selama 24 jam, 60C Min. 90

    Ketentuan Sifat Sifat Campuran Lataston

    Sifat Sifat Campuran

    Lataston

    Lapis Aus Lapis Pondasi

    Senjang Semi Senjang Senjang Semi Senjang

    Kadar aspal efektif (%) Min. 5,9 5,9 5,5 5,5

    Penyerapan aspal (%) Maks. 1,7

    Jumlah tumbukan per bidang 75

    Rongga dalam campuran (%) Min. 4,0

    Maks. 6,0

    Rongga dalam agregat (VMA) (%) Min. 18 17

    Rongga terisi aspal (%) Min. 68

    Stabilisasi Marshall (kg) Min. 800

    Pelelehan (mm) Min. 3

    Marshall Quotient (kg/mm) Min. 250

    Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah perendaman

    selama 24 jam, 60C

    Min. 90

    Rongga dalam campuran (%) pada kepadatan

    membal (refusal)

    3

    Ketentuan Sifat Sifat Campuran Laston (AC)

    Sifat Sifat Campuran

    Laston

    Lapis Aus Lapis Antara Pondasi

    Halus Kasar Halus Kasar Halus Kasar

    Kadar aspal efektif (%) Min. 5,1 4,3 4,3 4,0 4,0 3,5

    Penyerapan aspal (%) Maks. 1,2

    Jumlah tumbukan per bidang 75 112

    Rongga dalam campuran (%) Min. 3,5

    Maks. 5,0

    Rongga dalam agregat (VMA) (%) Min. 15 14 113

    Rongga terisi aspal (%) Min. 65 63 60

    Stabilisasi Marshall (kg) Min. 800 1800

    - -

    Pelelehan (mm) Min. 3 4,5

    Marshall Quotient (kg/mm) Min. 250 300

    Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah perendaman

    selama 24 jam, 60C

    Min. 90

    Rongga dalam campuran (%) pada kepadatan membal (refusal)

    Min. 2,5

    n. Aspal yang digunakan aspal pen 60-70 atau 80-90, Bahan aspal harus diuji sesuai

    dengan SNI 06-6890-2002. Pengujian penetrasi dan titik lembek harus dilakukan

    pada saat kedatangan;

    o. Aditif kelekatan dan anti pengelupasan (anti striping agent) harus ditambahkan

    dalam bentuk cairan kedalam campuran agregat dengan menggunakan pompa

    penakar (dozing pump) pada saat proses pencampuran basah di pugmil. Kuantitas

    pemakaian aditif anti striping dalam rentang 0,2% - 0,3% terhadap berat aspal.

    Anti striping harus digunakan untuk semua jenis aspal. Jenis aditif yang

    digunakan haruslah yang disetujui direksi pekerjaan;

    p. Presentase aspal yang actual ditambahkan ke dalam campuran ditentukan

    berdasarkan percobaan laboratorium dan lapangan sebagaimana tertuang dalam

    rencana campuran kerja (JMF) dengan memperhatikan penyerapan agregat yang

    digunakan;

  • q. Paling sedikit 30 hari sebelum dimulainya pekerjaan aspal, penyedia jasa harus

    menyerahkan secara tertulis kepada direksi pekerjaan, usulan DMF untuk

    campuran yang akan digunakan dalam pekerjaan;

    r. Percobaan campuran di instansi pencampur aspal (asphalt mixing plant, AMP)

    dan penghamparan percobaan yang memenuhi ketentuan akan dijadikan DMF

    dapat disetujui sebagai JMF);

    s. Instalasi pencampur aspal (asphalt mixing plant, AMP) harus disertifikasi oleh

    instansi yang ditunjuk oleh direksi pekerjaan dalam kurun waktu 12 bulan

    terakhir;

    t. Truk untuk mengangkut campuran aspal harus mempunyai bak terbuat dari logam

    yang rapat, bersih dan rata, yang telah disemprot dengan sedikit air sabun, atau

    larutan kapur untuk mencegah melekatnya campuran aspal pada bak. Setiap

    muatan harus ditutup dengan terpal atau bahan lainnya yang cocok dengan ukuran

    yang sedemikian rupa agar dapat melindungi campuran aspal terhadap cuaca;

    u. Peralatan penghampar dan pembentuk harus penghampar mekanis bermesin

    sendiri yang disetujui, yang mampu menghampar dan membentuk campuran aspal

    sesuai dengan garis, kelandaian serta penampang melintang yang diperlukan;

    v. Setiap alat penghampar harus disertai paling sedikit satu alat pemadat roda baja

    (steel wheel roller) dan satu alat pemadat roda karet (tyre roller). Paling sedikit

    harus disediakan satu tambahan alat pemadat roda karet (tire roller) untuk setiap

    kapasitas produksi yang melebihi 40 ton perjam. Semua alat pemadat harus

    mempunyai tenaga penggerak sendiri;

    w. Bilamana permukaan yang akan dilapisi termasuk peralatan setempat dalam

    kondisi rusak, menunjukkan ketidaksatabilan, atau permukaan aspal lama telah

    berubah bentuk secara berlebihan atau tidak melekat dengan baik dengan lapisan

    di bawahnya, harus dibongkar atau dengan cara perataan kembali lainnya, semua

    bahan yang lepas atau lunak harus dibuang, danpermukaannya dibersihkan

    dan/atau diperbaiki dengan campuran beraspal atau bahan lain yang disetujui oleh

    direksi pekerjaan;

    x. Segera setelah campuran beraspal dihampar dan diratakan, permukaan tersebut

    harus diperiksa dan setiap ketidaksempurnaan yang terjadi harus diperbaiki.

    Temperature campuran beraspal yang terhampar dalam keadaan gembur harus

    dipantau;

    y. Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan 10

    km/jam untuk roda karet dan harus selalu dijaga rendah sehingga tidak

    mengakibatkan bergesernya campuran panas tersebut. Garis, kecepatan dan arah

    penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-tiba atau dengan cara yang

    menyebabkan terdorongnya campuran beraspal;

    z. Sambungan memanjang maupun melintang pada lapisan yang berurutan harus

    diatur sedemikian rupa agar sambungan pada lapis satu tidak terletak segaris yang

    lainnya. Sambungan memanjang harus diatur sedemikian rupa agar sambungan

    pada lapisan teratas berapa di pemisah jalur atau pemisah lajur lalu lintas;

    6.6.1 LAPIS PERMUKAAN PENETRASI MACADAM (LAPEN) 5 CM

    a. Permukaan dasar dibersihkan dan diberi aspal cair sebanyak 0,75 kg/m2;

    b. Batu pecah mesin 3-5 cm ditebarkan (manual) dan dipadatkan dengan three wheel

    roller (6-8 ton) 6 lintasan;

    c. Batu pecah mesin 2-3 cm ditebarkan (manual) dan dipadatkan dengan three wheel

    roller (6-8 ton) 6 lintasan;

    d. Diberi aspal sebanyak 2,33 kg/m2;

    e. Batu pecah mesin 1-2; 0,5-1 cm ditebarkan (manual) dan dipadatkan dengan three

    wheel roller (6-8 ton) 6 lintasan;

    f. Diberi aspal sebanyak 1,4 kg/m2 dan jumlah aspal total yaitu 4,48 kg/m2;

    g. Pasir ayak untuk beton ditebarkan (manual) dan dipadatkan dengan three wheel

    roller (6-8 ton) 6 lintasan;

    h. Bahan aspal haruslah aspal semen pen. 80/100 atau pen. 60/70 yang memenuhi

  • AASHTO M20;

    i. Agregat dan aspal harus tersedia dilapangan sebelum pekerjaan dimulai. Kedua

    bahan tersebut harus dijaga dengan hati-hati untuk menjamin bahwa bahan

    tersebut bersih dan siap digunakan;

    j. Temperature penyemprotan aspal pen60/70 yaitu 165 - 175C;

    k. Jumlah agregat yang ditebar di atas permukaan yang telah disiapkan harus

    sebagaimana yang disyaratkan. Kerataan permukaan dapat diperoleh dengan

    ketrampilan penebaran dan menggunakan perkakas tangan seperti penggaru.

    Pemadatan harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan untuk metode mekanis;

    l. Pelaksanaan di lapangan harus sesuai dengan petunjuk direksi;

    6.6.1 A LAPIS PERMUKAAN PENETRASI UNTUK TAMBAL SULAM

    a. Permukaan dasar dibersihkan dan diberi aspal cair sebanyak 0,45 kg/m2;

    b. Batu pecah mesin 3-5 cm ditebarkan (manual) dan dipadatkan dengan three wheel

    roller (6-8 ton) 6 lintasan;

    c. Batu pecah mesin 2-3 cm ditebarkan (manual) dan dipadatkan dengan three wheel

    roller (6-8 ton) 6 lintasan;

    d. Diberi aspal sebanyak 1,5 kg/m2;

    e. Batu pecah mesin 1-2; 0,5-1 cm ditebarkan (manual) dan dipadatkan dengan three

    wheel roller (6-8 ton) 6 lintasan;

    f. Diberi aspal sebanyak 1,25 kg/m2 jumlah aspal total yaitu 3,2 kg/m2 ;

    g. Pasir ayak untuk beton ditebarkan (manual) dan dipadatkan dengan three wheel

    roller (6-8 ton) 6 lintasan;

    h. Bahan aspal haruslah aspal semen pen. 80/100 atau pen. 60/70 yang memenuhi

    AASHTO M20;

    i. Agregat dan aspal harus tersedia dilapangan sebelum pekerjaan dimulai. Kedua

    bahan tersebut harus dijaga dengan hati-hati untuk menjamin bahwa bahan

    tersebut bersih dan siap digunakan;

    j. Temperature penyemprotan aspal pen60/70 yaitu 165 - 175C;

    k. Jumlah agregat yang ditebar di atas permukaan yang telah disiapkan harus

    sebagaimana yang disyaratkan. Kerataan permukaan dapat diperoleh dengan

    ketrampilan penebaran dan menggunakan perkakas tangan seperti penggaru.

    Pemadatan harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan untuk metode mekanis;

    l. Pelaksanaan di lapangan harus sesuai dengan petunjuk direksi;

    K 615 BURTU 2 CM

    a. Permukaan dasar dibersihkan dan diberi aspal cair sebanyak 0,75 kg/m2;

    e. Batu pecah mesin 1-2; 0,5-1 cm ditebarkan (manual) dan dipadatkan dengan three

    wheel roller (6-8 ton) 6 lintasan;

    c. Diberi aspal sebanyak 1,25 kg/m2 jumlah aspal total yaitu 2 kg/m2;

    d. Pasir ayak untuk beton ditebarkan (manual) dan dipadatkan dengan three wheel

    roller (6-8 ton) 6 lintasan;

    e. Bahan aspal haruslah aspal semen pen. 80/100 atau pen. 60/70 yang memenuhi

    AASHTO M20;

    f. Agregat dan aspal harus tersedia dilapangan sebelum pekerjaan dimulai. Kedua

    bahan tersebut harus dijaga dengan hati-hati untuk menjamin bahwa bahan

    tersebut bersih dan siap digunakan;

    g. Temperature penyemprotan aspal pen60/70 yaitu 165 - 175C;

    h. Jumlah agregat yang ditebar di atas permukaan yang telah disiapkan harus

    sebagaimana yang disyaratkan. Kerataan permukaan dapat diperoleh dengan

    ketrampilan penebaran dan menggunakan perkakas tangan seperti penggaru.

    Pemadatan harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan untuk metode mekanis;

    i. Pelaksanaan di lapangan harus sesuai dengan petunjuk direksi;

    K 617 BURDA 3 CM

    a. Permukaan dasar dibersihkan dan diberi aspal cair sebanyak 0,75 kg/m2;

  • b. Batu pecah mesin 2-3 cm ditebarkan (manual) dan dipadatkan dengan three wheel

    roller (6-8 ton) 6 lintasan;

    c. Diberi aspal sebanyak 1,25 kg/m2;

    d. Batu pecah mesin 1-2; 0,5-1 cm ditebarkan (manual) dan dipadatkan dengan three

    wheel roller (6-8 ton) 6 lintasan;

    e. Diberi aspal sebanyak 1,2 kg/m2 jumlah aspal total yaitu 3,2 kg/m2;

    f. Pasir ayak untuk beton ditebarkan (manual) dan dipadatkan dengan three wheel

    roller (6-8 ton) 6 lintasan;

    g. Bahan aspal haruslah aspal semen pen. 80/100 atau pen. 60/70 yang memenuhi

    AASHTO M20;

    h. Agregat dan aspal harus tersedia dilapangan sebelum pekerjaan dimulai. Kedua

    bahan tersebut harus dijaga dengan hati-hati untuk menjamin bahwa bahan

    tersebut bersih dan siap digunakan;

    i. Temperature penyemprotan aspal pen60/70 yaitu 165 - 175C;

    j. Jumlah agregat yang ditebar di atas permukaan yang telah disiapkan harus

    sebagaimana yang disyaratkan. Kerataan permukaan dapat diperoleh dengan

    ketrampilan penebaran dan menggunakan perkakas tangan seperti penggaru.

    Pemadatan harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan untuk metode mekanis;

    k. Pelaksanaan di lapangan harus sesuai dengan petunjuk direksi;

    m. Cara pengujian volume dilakukan dengan metode mengambil sampel acak setiap

    100 m1 yang disetujui oleh direksi.

    DIVISI VII

    STRUKTUR

    7.1(1)

    7.1(2)

    7.1(3)

    7.1(4)

    7.1(5)

    SNI VII.I

    SNI VII.2

    SNI VII.3

    SNI VII.4

    SNI VII.5

    BETON

    BETON K500 (READY MIX)

    BETON K400 (READY MIX)

    BETON K350 (READY MIX)

    BETON K300 (READY MIX)

    BETON K250 (READY MIX)

    BETON K100

    BETON K125

    BETON K175

    BETON K200

    BETON K225

    a. Yang dimaksud dengan beton adalah campuran antara semen Portland atau semen

    hidraulik yang setara, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa

    bahan tambahan membentuk massa padat;

    b. Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam

    kontrak harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimana

    diperintahkan oleh direksi pekerjaan. Mutu beton yang digunakan dalam kontrak

    ini dibagai sebagai berikut : Jenis

    Beton

    fc (Mpa)

    bk (Kg/cm2)

    Uraian

    Mutu

    Tinggi > 45 > K500

    Umumnya digunakan untuk beton prategang

    seperti tiang pancang beton prategang, gelagar

    beton prategang, pelat beton prategang dan

    sejenisnya.

    Mutu

    Sedang

    20< x

  • 10< x
  • 7.10(2)

    7.10(3)

    PASANGAN BATU KOSONG

    BRONJONG

    a. Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan baik batu yang diisikan ke dalam

    bronjong kawat (gabion) maupun pasangan batu kosong pada landasan yang

    disetujui sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam pada gambar;

    b. Pemasangan harus dilakukan pada tebing sungai, lereng timbunan, lereng galian,

    dan permukaan lain yang terdiri dari bahan yang mudah tererosi di mana

    perlindungan terhadap erosi dikehendaki;

    c. Kawat bronjong haruslah baja berlapis seng yang memenuhi SNI 07-6892-2002

    Kelas 1, dan SNI 07-6443-2000. Lapisan galvanisasi minimum haruslah 0,26

    kg/m2;

    d. Karakteristik kawat bronjong adalah :

    Tulangan tepi, diameter : 5,0 mm, 6 SWG

    Jaringan, diameter : 4,0 mm, 8 SWG

    Pengikat, diameter : 2,1 mm, 14 SWG

    Kuat Tarik : 4200 kg/cm2

    Perpanjangan diameter : 10% (minimum)

    e. Batu untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, berat tidak kurang dari

    40 kg dan memiliki dimensi minimum 300 mm. direksi pekerjaan dapat

    memerintahkan batu yang ukurannya lebih besar jika kecepatan aliran sungai

    cukup tinggi;

    f. Adukan pengisi untuk pasangan batu kosong yang diberikan harus beton K175(fc 15 Mpa).

    7.11(1) EXPANSION JOINT TIPE ASPHALTIC PLUG

    a. Pekerjaan ini akan terdiri dari pemasokan dan pemasangan sambungan lantai

    yang terbuat dari logam atau elastomer, dan setiap bahan pengisi (filler) dan

    penutup (sealer), untuk sambungan antar struktur sesuai dengan gambar dan

    sebagaimana diperintahkan oleh direksi pekerjaan;

    b. Jenis struktur sambungan skspansi tergantung pada jumlah pergerakan lantai yang

    diperlukan dan sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar;

    c. Bahan pengisi sambungan harus dari jenis kenyal yang tidak diluarkan pracetak

    (permoulded non-extruding type), sesuai dengan SNI 03-4432-1997 atau SNI 03-

    4815-1998;

    d. Bahan untuk penutup sambungan horizontal harus sesuai dengan SNI 03-4814-

    1998, sebagai alternative, penutup dari bitumen karet yang dicor panas seperti

    expandie plastic grade 99 atau yang sejenis dapat digunakan dengan persetujuan

    direksi pekerjaan;

    e. Jenis dan bahan watersops harus terinci dalam gambar atau sebagaimana yang

    disetujui oleh direksi pekerjaan;

    f. Semua bahan lainnya yang diperlukan untuk sambungan harus sesuai dengan

    gambar dan disetujui oleh direksi pekerjaan.

    7.14 PAPAN NAMA JEMBATAN

    a. Arti dari papan nama jembatan dalam spesifikasi ini adalah papan onument

    yang menerangkan nama, jumlah, lokasi jembatan yang dipasang di parapet

    jembatan. Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan dan pemasangan papan nama

    jembatan dalam bentuk dan dimensi yang ditunjukkan dalam gambar;

    b. Bahan yang digunakan adalah marmer. Marmer ini harus diukir lambing

    Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang, dan nama jembatan yang telah disetujui

    secara tertulis, jumlah dan lokasi jembatan yang telah disetujui oleh direksi

    pekerjaan;

    c. Ukuran papan nama jembatan 60 cm x 40 cm.

  • 7.15(2)

    7.15(5)

    7.15(6)

    SNI I.7

    PEMBONGKARAN BETON

    PEMBONGKARAN RANGKA BAJA

    PEMBONGKARAN BALOK BAJA (STEEL STRINGERS)

    BONGKARAN DINDING TEMBOK BATA MERAH

    a. Pekerjaan ini harus mencakup pembongkaran, baik keseluruhan ataupun sebagian,

    dan pembuangan, jembatan lama, gorong-gorong, tembok kepala dan apron,

    bangunan dan struktur lain yang dibongkar sehingga memungkinkan

    pembangunan atau perluasan atau perbaikan struktur yang mempunyai fungsi

    yang sama seperti struktur yang lama (atau bagian dari struktur) yang akan

    dibongkar;

    b. Pekerjaan harus juga meliputi pembuagan bahan ke tempat yang ditunjuk oleh

    direksi pekerjaan yang meliputi baik pembuangan atau pengamanan, penanganan,

    pengangkutan, penyimpanan dan pengamanan dari kerusakan atas bahan yang

    ditemukan oleh direksi pekerjaan;

    c. Bilamana pelebaran, perpanjangan atau peningkatan lain terhadap jembatan atau

    gorong-gorong memerlukan pembongkaran lantai, gelegar, tembok kepala, atau

    bagian struktur lainnya, pembongkaran semacam ini harus dilaksanakan tanpa

    menimbulkan kerusakan pada bagian struktur yang akan dipertahankan;

    d. Penyedia jasa harus melakukan seluruh pengaturan yang diperlukan dengan

    pemilik tanah dan menanggung semua biaya, untuk memperoleh lokasi yang

    sesuai untuk pembuangan akhir sisa bahan bangunan dan penyimpanan sementara

    untuk bahan yang diamankan.

    7.18 ACUAN BETON

    a. Pengadaan bahan oleh pemasok;

    b. Kelompok tukang kayu memotong dan membuat acuan;

    c. Kelompok tukang kayu membongkar acuan setelah beton cukup kuat;

    d. Kelompok tukang kayu membersihkan acuan untuk dipakai kembali;

    e. 1/3 material dapat dipakai kembali;

    f. Pengadaan bahan oleh pemasok.

    7.19 PERANCAH

    a. Bahan perancah yang digunakan berupa kayu ( meranti ) yang telah disetujui oleh

    Direksi;

    b. Kontraktor harus mengirim gambar detail untuk seluruh perancah yang akan

    digunakan dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi sebelum pekerjaan

    perancah dimulai;

    c. Perancah dipasang sesuai cara yang lazim dilaksanakan dengan ketentuan yang

    dipersyaratkan dan sesuai kebutuhan yang diperlukan serta dipastikan perancah

    dapat menahan beban beton yang akan dicor;

    d. Pembongkaran perancah dapat dilakukan setelah umur beton memenuhi

    persyaratan. ( Minimal 21 Hari ).

    K715 MEMOTONG, MEMBENGKOK DAN MEMASANG BESI BETON

    a. Batang besi beton dipotong sesuai ukuran panjang diperlukan;

    b. Batang dan beugel besi beton dibengkok sesuai yang diperlukan;

    c. Perakitan tulangan besi beton dan diikat dengan kawat baja;

    d. Besi tulangan dikirim ke tempat pekerjaan oleh pemasok;

    e. Penyusutan akibat pemotongan 10% dan pakai kawat baja dll dianggap 1%;

    f. Panjang dan diameter besi tulangan yang biasa dipakai gorong-gorong, dll;

    g. Membengkok dan memasang batang besi beton dilaksanakan dengan tangan.

    An.Bow.

    A.1+G2 PAS. BATU TEPI UKURAN 20/25 CM

    a. Galian tanah dengan tenaga manusia;

    b. Batu belah ukuran 20/25 cm disiapkan di lapangan;

  • c. Pemasangan batu berdiri tegak, tertanam dan kokoh.

    An.Bow.

    F.9 MEMASANG LANTAI DEKPLANK

    a. Pemasangan dikerjakan secara teknis;

    b. Diperkuat dengan baut dekplank hingga kokoh tidak bergerak;

    c. Permukaan atas harus rata dan celah sambungan ditutup seng plat 5 cm;

    d. Menggunakan tenaga manusia;

    e. Kayu jati kualitas baik tebal 8 cm;

    f. Menggunakan alat bantu sederhana. SNI III.2 1 M3 PASANG BATU KALI 1 PC : 4 PS

    a. Pekerjaan ini harus mencakuppembuatan struktur yang ditunjukkan dalam gambar

    atau seperti yang diperintahkan direksi pekerjaan, yang dibuat dari pasangan baru.

    Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, galian, penyiapan pondasi dan

    seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan

    spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang

    ditunjukkan dalam gambar atau sebagimana yang diperintahkan secara tertulis oleh

    direksi pekerjaan;

    b. Pasangan batu kali ini digunakan untuk struktur dinding penahan, untuk menahan

    beban luar yaitu agregat pada bahu dan badan jalan terutama pada junction, dipasang

    juga pada tempat yang terdapat timbunan yang tingginya lebih dari 2 m, atau seperti

    dalam dokumen kontrak;

    c. Bilamana fungsi utama suatu oekerjaan sebagai penahan gerusan, bukan sebagai

    penahan beban, seperti lapisan selokan, lubang penangkap, lantai gorong-gorong

    (spillway apron) atau pekerjaan pelindung lainnya pada lereng atau di sekitar ujung