slide ruang terbuka hijau kab. garut

31
ANALISIS HUTAN KOTA SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN GARUT Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Tata Ruang di STH Garut Dosen Mata Kuliah: Mulia Kartiwi, SH.,MH./Billy M.K,SH Cory Fuji Ayu Lestari 201129005 Mila Amelia 201129030 Rizky Gumilar 201129002 Ega Gunawan 201129013 Miftahul Farit 201129057 Ali Fauzi 201129036

Upload: rizki-gumilar

Post on 14-Jun-2015

1.549 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

ANALISIS HUTAN KOTA SEBAGAI RUANG TERBUKA

HIJAU DI KABUPATEN GARUT

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Tata Ruang di STH Garut

 Dosen Mata Kuliah:

Mulia Kartiwi, SH.,MH./Billy M.K,SH Cory Fuji

Ayu Lestari

201129005

Mila Amelia 201129030

Rizky

Gumilar

201129002

Ega

Gunawan

201129013

Miftahul

Farit

201129057

Ali Fauzi 201129036

Page 2: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

Ruang terbuka hijau merupakan salah satu komponen penting lingkungan. Ruang terbuka hijau sebagai unsur utama tata ruang kota mempunyai fungsi yang sangat berpengaruh besar yang berguna bagi kemaslahatan hidup warga, khususnya bagi warga Kabupaten Garut.

Dalam hal ini ruang terbuka hijau mempunyai fungsi yaitu sebagai pendukung utama keberlanjutan perikehidupan warga kota selain itu juga hutan kota dapat dijadikan sebagai pelunak dan penyejuk lingkungan

Menurut UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bahwa pada hakikatnya ruang terbagi kedalam kawasan lindung (alami,konservasi) dan kawasan budi daya atau terbangun. Walau telah ada peraturannya, pada kenyataanya telah terjadi degradasi kualitas lingkungan air, udara, dan tanah di hamper seluruh wilayah kota karena lemahnya penegakan hukum.

Oleh karena itu dalam hal ini dengan cara mengambil salah satu sample RTH di Kab. Garut yakni Hutan Kerkof, kami akan mencoba menganalisis dan mengidentifikasi apakah sample yang kami pilih tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku menurut UU No. 26 Tahun 2007.

LATAR BELAKANG MASALAH

Page 3: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

 Dalam hal ini kami akan mengambil 2 pokok permasalahan yakni :

• Apakah Ruang Terbuka Hijau di Kab. Garut telah sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007?

• Bagaimana dampak Ruang Terbuka Hiijau terhadap lingkungan di Kab. Garut?

RUMUSAN MASALAH

Page 4: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

Menurut Pasal 1 butir 31 UUPR, ruang terbuka hijau adalah area memanjang/ jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

Menurut Peraturan Daerah Kab. Garut No. 29 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wiilayah Kab. Garut Tahun 2011-2031 Pasal 1 poin 40 menyatakan bahwa Ruang terbuka hijau yang selanjutnnya disebut RTH adalah area memanjang/ jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan bahwa dalam Pasal 1 dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang

penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

2. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

DEFINISI RUANG TERBUKA HIJAU

Page 5: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 Pasal 1 bahwa dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri ini yang dimaksud dengan :

1. Ruang terbuka adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas balk

dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjangljalur di mana

dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan.

2. Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan yang selanjutnya disingkat RTHKP adalah

bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan

tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika.

Page 6: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

Pengertian RTH menurut Purnomo Hadi (1995), adalah:

1. Suatu lapang yang ditumbuhi berbagai tetumbuhan, pada berbagai strata, mulai dari penutup tanah, semak, perdu dan pohon (tanaman tinggi berkayu);

2. “Sebentang lahan terbuka tanpa bangunan yang mempunyai ukuran, bentuk dan batas geografis tertentu dengan status penguasaan apapun, yang didalamnya terdapat tetumbuhan hijau berkayu dan tahunan (perennial woody plants), dengan pepohonan sebagai tumbuhan penciri utama dan tumbuhan lainnya (perdu, semak, rerumputan, dan tumbuhan penutup tanah lainnya), sebagai tumbuhan pelengkap, serta benda-benda lain yang juga sebagai pelengkap dan penunjang fungsi RTH yang bersangkutan”.

Page 7: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

Dinas Pertamanan mengkalasifikasikan ruang terbuka hijau berdasarkan pada kepentingan pengelolaannya adalah sebagai berikut :

• Kawasan Hijau Pertamanan Kota, berupa sebidang tanah yang sekelilingnya ditata secara teratur dan artistik, ditanami pohon pelindung, semak/perdu, tanaman penutup tanah serta memiliki fungsi relaksasi.

• Kawassan Hijau Hutan Kota, yaitu ruang terbuka hijau dengan fungsi utama sebagai hutan raya.

• Kawasan Hijau Rekreasi Kota, sebagai sarana rekreasi dalam kota yang memanfaatkan ruang terbuka hijau.

• Kawasan Hijau kegiatan Olahraga, tergolong ruang terbuka hijau area lapangan, yaitu lapangan, lahan datar atau pelataran yang cukup luas. Bentuk dari ruang terbuka ini yaitu lapangan olahraga, stadion, lintasan lari atau lapangan golf.

• Kawasan Hijau Pemakaman.

KLASIFIKASI RUANG TEBUKA HIJAU KOTA

Page 8: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

• Kawasan Hijau Pertanian, tergolong ruang terbuka hijau areal produktif, yaitu lahan sawah dan tegalan yang masih ada di kota yang menghasilkan padi, sayuran, palawija, tanaman hias dan buah-buahan.

• Kawasan Jalur Hijau, yang terdiri dari jalur hijau sepanjang jalan, taman di persimpangan jalan, taman pulau jalan dan sejenisnya.

• Kawasan Hijau Pekarangan, yaitu halaman rumah di kawasan perumahan, perkantoran, perdagangan dan kawasan industri.

• Kawasan taman wisata alam.• Kawasan taman rekreasi.• Kawasan taman lingkungan perumahan dan permukiman.• Kawasan taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial.• Kawasan taman hutan raya.

Page 9: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

• Kawasan hutan lindung.• Kawasan bentang alam seperti gunung, bukit, lereng dan lembah.• Kawasan cagar alam.• Kawasan kebun raya.• Kawasan kebun binatang.• Kawasan lapangan olah raga.• Kawasan lapangan upacara.• Kawasan parkir terbuka.• Kawasan lahan pertanian perkotaan.• Kawasan jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET).• Kawasan sempa dan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa.• Kawasan jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan

pedestrian.• Kawasan daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara; dan• Kawasan taman atap (roof garden).

Page 10: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

Tujuan penyelenggaraan RTH adalah:

• Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air;

• Menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat;

• Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.

TUJUAN PENYELENGGARAAN RTH

Page 11: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

RTH memiliki fungsi sebagai berikut:

Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis:• memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi

udara (paru-paru kota);• pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami

dapat berlangsung lancar;• sebagai peneduh;• produsen oksigen;• penyerap air hujan;• penyedia habitat satwa;• penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta;• penahan angin.

 

FUNGSI RTH

Page 12: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu:

• Fungsi sosial dan budaya• Fungsi ekonomi• Fungsi estetika

• Dalam suatu wilayah perkotaan, empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan kota seperti perlindungan tata air,keseimbangan ekologi dan konservasi hayati.

Page 13: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

• Identitas Kota • Upaya Pelestarian Plasma Nutfah• Penahan dan Penyaring Partikel Padat dari Udara• Mengatasi Genangan Air• Produksi Terbatas • Ameliorasi Iklim • Pengelolaan Sampah• Pelestarian Air Tanah • Penapis Cahaya Silau• Meningkatkan Keindahan • Sebagai Habitat Burung • Mengurangi Stress ( Tekanan Mental )• Mengamankan Pantai Terhadap Abrasi

DISAMPING FUNGSI-FUNGSI UMUM TERSEBUT, RTH, KHUSUS NYA DARI

BERBAGAI JENIS TANAMAN PENGISI, SECARA RINCI MEMPUNYAI MULTI FUNGSI

ANTARA LAIN

Page 14: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

RTH yang memiliki berbagai Fungsi seperti :• edaphis, • orologis, • hidrologis, • klimatologis, • potektif, • higienis, • edukatif, • estetis, dan • social ekonomis.

FUNGSI LAIN YANG DIMILIKI OLEH RTH

Page 15: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas:

• Manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible), yaitu membentuk keindahan dan kenyamanan (teduh, segar, sejuk) dan mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga, buah);

• Manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible), yaitu pembersih udara yang sangat efektif, pemeliharaan akan kelangsungan persediaan air tanah, pelestarian fungsi lingkungan beserta segala isi flora dan fauna yang ada (konservasi hayati atau keanekaragaman hayati).

MANFAAT RTH

Page 16: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

• UU No 26 Tahun 2007 ( Pasal 1 Butir 31, Pasal 28, 29, 30 dan 31)

• Peraturan Mentri dalam Negeri No 1 Tahun 2007

KETENTUAN HUKUM RTH

Page 17: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

Penghijauan kota seharusnya merupakan bagian dari kegiatan pembangunan, sehingga pemerintah daerah mesti memiliki program tersendiri. Pelaksanaan program tersebbut dilakukan oleh suatu badan pemerintah yang ditunjuk khusus, dan bertanggung jawab sepenuhnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan perawatan baik berupa pembuatan tanaman pot ditengah kota, serta aneka kegiatan lainnya.

Dalam hal ini pemerintah daerah sebagaimana yang disebutkan dalam perencanaan tata ruang kota yang ditegaskan dalam Pasal 28 berikut ini.

Ketentuan perencanaan tata ruang wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Pasal 26, dan Pasal 27 berlaku mutatis mutadis untuk perencanaan tata ruang wilayah kota, dengan ketentuan selain rincian pada Pasal 26 ayat (1) mengenai rencana tata ruang kabupaten ditambahkan

Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau

Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka non hijau, dan

Rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan sector informal, dan ruang evakuasi bencana yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi wilayah kota sebagai pusat pelayanan social ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah.

IMPLEMENTASI UU NO. 26 TAHUN 2007 TERHADAP RUANG TERBUKA

HIJAU DI KAB. GARUT

Page 18: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

Penjelasan Pasal 28 menyatakan bahwa: Pemberlakuan secara mutatis-mutadis dimaksudkan bahwa ketentuan mengenai perencanaan tata ruang wilayah kabupaten berlaku pula dalam perencanaan tata ruang wilayah kota.

 

Pengaturan Ruang Terbuka Hijau ditegaskan dalam pasal 29 berikut ini.

RTH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf a terdiri dari ruang terbuka hijau public dan ruang terbuka hijau privat

Proporsi RTH pada wilayah kota paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota

Proporsi RTH public pada wilayah kota paling sedikit 20 (dua puluh) persen dari luas wilayah kota.

Page 19: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

Penjelasan terhadap Pasal 29 :

Ayat (1)

Ruang terbuka hijau publik merupakan ruang terbuka hijau yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah kota yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. Yang termasuk ruang terbuka hijau publik, antara lain, adalah taman kota, taman pemakaman umum, dan jalur hijau sepanjang jalan, sungai, dan pantai. Yang termasuk ruang terbuka hijau privat, antara lain, adalah kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan.

 

Ayat (2)

Proporsi 30 (tiga puluh) persen merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan sistem mikroklimat, maupun sistem ekologis lain, yang selanjutnya akan meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota. Untuk lebih meningkatkan fungsi dan proporsi ruang terbuka hijau di kota, pemerintah, masyarakat, dan swasta didorong untuk menanam tumbuhan di atas bangunan gedung miliknya.

 

Ayat (3)

Proporsi ruang terbuka hijau publik seluas minimal 20 (dua puluh) persen yang disediakan oleh pemerintah daerah kota dimaksudkan agar proporsi ruang terbuka hijau minimal dapat lebih dijamin pencapaiannya sehingga memungkinkan pemanfaatannya secara luas oleh masyarakat.

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyediaan dan pemanfaatan RTH dan ruang terbuka non hijau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf a dan huruf b diatur dalam peraturan menteri.

Page 20: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 Pasal 11 dinyatakan bahwa :

(1) Perencanaan pembangunan RTHKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk rencana pembangunan RTHKP dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota, kecuali Provinsi DKI Jakarta ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi, dan untuk Pemerintah Aceh ditetapkan dengan Qanun Aceh, serta untuk Pemerintah Kabupaten/Kota di Aceh ditetapkan dengan Qanun Kabupaten/Kota.

(2) Perencanaan pembangunan RTHKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Page 21: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

Ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Kabupaten Garut No. 29 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Garut Tahun 2011-2031 masuk dalam rencana kawasan lindung sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 20 ayat 1, yang kemudian dijelaskan lebih lanjut dalam Pasal 26 (1) poin e ,bahwa ruang terbuka hijau termasuk dalam kawasan perlindungan setempat.

 

Pasal 26 (6) menyatakan bahwa ruang terbuka hijau (RTH) kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e berupa RTH sebesar 30 (tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan.

 

Dalam Pasal 45 ayat 6 dinyatakan bahwa perwujudan kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e meliputi:

a. penegakan aturan garis sempadan pantai dan sempadan sungai;

b. penataan kawasan sempadan pantai dan sempadan sungai; dan

c. pengelolaan, pemeliharaaan, pelestarian dan rehabilitasi kawasan sempadan.

Page 22: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

Seperti yang kita lihat bahwa pengaturan mengenai RTH diruang lingkup perda saja terlihat kurang mendukung seperti pada pasal 45 ayat 6 tersebut bahwa hanya kawasan perlindungan setempat dengan jenis sempadan saja yang mendapat pengelolaan, pengelolaan, pemeliharaaan, pelestarian dan rehabilitasi, ini artinya bahwa tidak ada kepastian hokum yang mengatur lebih lanjut mengenai ruang terbuka hijau.

Dalam hal ini juga didalam Peraturan Daerah tidak disebutkan bagian-bagian wilayah mana saja yang menjadi kawasan ruang terbuka hijau. dari hal-hal ini seolah-olah pemerintah daerah kurang memperhatikan pentingnya kawasan ruang terbuka hijau. Dari data yang kami dapat dari dinas lingkungan hidup juga terlihat data-data yang kurang memadai mengenai RTH

Page 23: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

No Nama Taman

Luas m² lokasi

1Taman Tugu Batas Kota 115

Tarogong Kaler

2Tugu Alun-alun Tarogong 600

Alun-Alun Tarogong

3 Taman Ciateul367,5 STM Negeri

4Taman Simpang Lima 178

Jalan Cimanuk

5 Taman Suci86,3 Jln Sudirman

6 Taman Bratayuda863,4 Jln Bratayuda

7 Taman Copong 151 Jln Sudirman

8Taman Alun-alun Garut 600

Alun-alun Garut

9Bunderan tugu Adipura  

Tarogong Kaler

10 Segitiga Patriot    

11 Segitiga Hampor    

DATA MENGENAI KAWASAN RTH DI KAB. GARUT

No Nama taman Luas m² Lokasi

12 Segitiga Depan Dewan    

13Jalur Tengah Pembangunan    

14 Segitiga Rumah Sakit    

15 Kiansantang    

16Alun-alun Jalur Tengah    

17 Bunderan Kerkop    

18 Segitiga SMA 6 Garut    

19 Cempaka Jalur Tengah    

20Batas Kabupaten Garut-Tasik    

21 Segitiga Tegal Kurdi    

22Segitiga Lapang Jayaraga    

23 Bunderan Guntur    

Page 24: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

No NamaLuas (Ha) Lokasi

1 Hutan Kota Copong 0,6 Jln Sudirman

2 Hutan Kota Kerkop 0,4 Jln Merdeka

3 Hutan Kota Nusa Indah 0,5Jln Subyadinata

4Hutan Kota Situ Bagendit 5,1

Jln Banyuresmi

5Hutan Kota Situ Cangkuang 6,5 Jln Cangkuang

6 Hutan Kota Ngamplang 5,5Jln Tasikmalaya

LOKASI HUTAN KOTA

Page 25: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

Dari data di atas kami ambil satu sample mengenai salah satu ruang terbuka hijau di Kab. Garut, yakni Hutan Kota Kerkof memiliki luas sebesar 0,4 Ha dan terletak di Jalan Merdeka. Hutan kota kerkof memiliki bentuk yang bulat melingkar yang juga

berfungsi sebagai persimpangan jalan.

Hutan Kota Kerkof memiliki beberapa tanaman yakni :• Angsa

• Akasia

• Bungur

• Beringin

• Bunga sepatu

• Bunga kertas

• Batrawali

• Cinderela

• Flamboyant

• Gedang

• Hampelas

• Jeruk bali

• Jawer kotok

• Jarak

• Johor

• Jambu batu

• Jati

• Kiara payung

• Kisireum

• Katapang

• Kiara

• Kayu manis

• Ki acret

• Lamtoro gung

• Lampeni

• Mahkota dewa

• Manglid

• Manga

• Nyamplung

• Nangka

• Pulai

• Sungkai

• Sengon

• Saga

• Sukun

• Tanjung

• Tisuk

• Trembesi

• Wareng

 

Page 26: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

Namun dari daftar beberapa tanaman yang kami dari hutan kota kerkof ini. Tetapi dalam hal ini ada hal yangperlu diperhatikan yaitu kondisi hutan kota kerkof yang sangat tidak kondusif apalagi untuk dikunjungi oleh masyarakat setempat. Terlihat dari pagar yang di gembok oleh petugas, sampah yang berceceran dimana-mana, kondisi cat yang sudah kotor, pagar yang rusak, tembok yang kotor dengan coretan dan pamphlet, banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan disana sehingga mengotori area hutan kota kekof, tembok yang retak-retak, pohon yang di corat-coret, daun yang bertebaran dimana-mana. Hal yang sangat memprihatinkan adalah kondisi hutan kerkof yang seperti tempat pembuangan sampah, terlihat dari kondisi disana yang banyak sekali sampah plastic yang berasal dari pedagang-pedagang makanan dan masyarakat yang hanya sekedar duduk untuk menikmati makanan yang berasal dari penjual yang berlokasi dihutan kerkof tersebut. Jika dilihat dari luas hutan kota kerkof yang hanya memiliki luas sebesar 0,4 Ha maka untuk kawasan setingkat Garut di mana tingkat polusinya cukup tinggi diperlukan hutan kota sedikitnya 40 hektare.Dari kondisi ini hutan kota kerkof masih jauh dari kata ideal.

Page 27: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

Saat ini Kab. Garut memiliki hutan kota dengan total sekitar 18,6 Ha. Padahal untuk kawasan setingkat Garut dimana tingkat polusinya cukup tinggi diperlukan hutan kota sedikitnya 40 Ha. Keberadaan kawasan hutan kota sendiri memberikan dampak yang positif terutama untuk mendukung upaya meminimalisir polusi udara akibat gas buang kendaraan bermotor dan lainnya, sekaligus meningkatkan ketersediaan dan kualitas oksigen di kawasan perkotaan.

Meskipun dengan jumlah yang minim hutan kota di Kab. Garut tentu sangat memberikan kontribusi yang besar terhadap upaya untuk memaksimalkan keberadaan ruang terbuka hijau untuk membangun kota sehat dengan berbagai manfaatnya demi keberlangsungan hidup masyarakat sekitar.

DAMPAK RUANG TERBUKA HIJAU TERHADAP KAB. GARUT

Page 28: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

• Manfaat Penyehatan Lingkungan• Manfaat Ekonomi • Manfaat bagi ilmu pengetahuan• Manfaat Produksi

DAMPAK POSITIF RTH

Page 29: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

Sebaliknya jika ruang terbuka hijau tidak dimanfaatkan secara baik maka akan menimbulkan dampak yang buruk

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup (2001), kurangnya ruang terbuka hijau mengakibatkan :

a.  Menjadi daerah kumuh

b.  Merusak estetika kota

c. Kehilangan keanekaragaman hayati

d.  Berkurangnya tempat rekreasi

e.   Berkurangnya tempat resapan air

f.   Terjadinya pencemaran udara

DAMPAK BURUK

Page 30: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

Masalah lingkungan bukan hanya menjadi masalah pribadi ataupun golongan, tapi juga merupakan masalah global, sehingga peran masyarakat dan pemerintah harus saling mendukung untuk menciptakan suatu kondisi lingkungan yang baik. Pembangunan yang dilakukan saat ini belum mengikuti perencanaan dan strategi daerah sehingga ketersediaan ruang terbuka hijau belum memadai.

Ruang terbuka hijau memiliki manfaat baik secara ekologi, ekonomi, estetika, dan sosial. Kurangnya ketersediaan ruang terbuka hijau dapat mengganggu lingkungan, merusak estetika, mengganggu kesehatan dan berkurangnya daerah resapan air. Perlu adanya peningkatan jumlah luasan ruang terbuka hijau baik berupa hutan kota, taman kota, maupun jalur hijau. Pengelolaan ruang terbuka hijau pada kawasan perkotaan harus dilakukan secara baik dan berkelanjutan. Selain itu perlu adanya peranan aktif dari masyarakat yang berkolaborasi dengan pemerintah sehingga mendapatkan kondisi lingkungan yang berkualitas.

 

KESIMPULAN

Page 31: Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut

Saat ini setiap daerah telah memiliki otonomi daerah, dengan demikian Pemerintah Daerah seharusnya lebih memperhatikan kualitas lingkungan kotanya masing-masing agar menjadi tempat yang sehat dan produktif. Sehingga kota tidak hanya maju secara ekonomi, tapi juga maju secara ekologi. Pemerintah Daerah melalui dinas terkait yang dalam hal ini adalah dinas kehutanan harus melakukan pengelolaan ruang terbuka hijau khususnya hutan kota kerkof yang merupakan salah satu paru-paru di Kab. Garut dengan memperhatikan etika dan estetika lingkungan sehingga ruang terbuka hijau ini dapat berfungsi secara maksimal.

Dengan melakukan pengelolaan ruang terbuka hijau secara baik dan benar diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi kita, diantaranya dapat memperindah kota, menyejukkan udara kota, mengurangi kebisingan, menyerap polutan, sebagai sarana rekreasi, penelitian dan habitat bagi aneka ragam mahluk hidup, dan masih banyak lagi manfaat lainnya. Dengan manfaat yang kita rasakan tersebut, maka pembangunan, penataan dan pengembangan ruang terbuka hijau harus dapat dilaksanakan secara baik dan terpadu.

 

 

SARAN