identifikasi ketersediaan ruang terbuka hijau …

11
Jurnal Planologi E-ISSN : 2615-5257 Vol. 16, No. 2,Oktober 2019 P-ISSN : 1829-9172 Available : http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/psa 158 IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU KECAMATAN KRAMAT JATI KODYA JAKARTA TIMUR MENGGUNAKAN CITRA PLEIADES Mukhoriyah 1* Nurwita Mustika Sari 1 Maya Sharika 2 Lidya Nur Hanifati 2 Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh - LAPAN 1 Fakultas Teknik-Universitas Diponegoro 2 *Penulis Korespondensi e-mail : [email protected] ABSTRACT The development of big cities in Indonesia especially Jakarta City which is developing very rapidly is marked by the rapid development of physical development, thus affecting the increasing population and land use resulting in a decrease in the amount of vegetation cover. The main problem of the existence of Open Green Space (RTH) in Jakarta is the increasingly reduced / limited land and inconsistencies in implementing spatial planning. The reduced green space is caused by changes in land use that is relatively significant so that green space in Jakarta has not met the target of 30% of the total area, especially in the District of Kramatjati. The purpose of this study is to calculate the need for green space within a district. The method used is the initial data processing (radiometric correction, pancarrage, mosaic, cropping) and calculation of vegetation density values based on Normalized Defference Vegetation Index (NDVI). Based on the results of NDVI calculations using Pleiades Image Data in 2015, that in Kramat Jati Subdistrict there were 225.17 ha as vegetation areas, while 918.93 ha were non-vegetation areas. The results of the calculation are then divided into density levels, ie, a rare density of 48,595 ha, medium density of 34,446 ha, and high density of 160,609 ha. The conclusion obtained is that green open space in Kramat Jati Sub-district is planned to cover 12.38% of the entire Kramat Jati area. However, based on NDVI results, green open space in Kramatjati has reached 19.68% of the entire district area. And terms of quantity, then the amount of green space has been fulfilled. Key Word : open green space (RTH), Normalized Defference Vegetation Index (NDVI), Pleiades Image ABSTRAK Perkembangan kota-kota besar di Indonesia khususnya Kota Jakarta yang berkembang dengan sangat pesat ditandai perkembangan pembangunan fisik yang cepat, Sehingga mempengaruhi semakin meningkatnya jumlah penduduk dan pemanfaatan lahan yang mengakibatkan berkurangnya jumlah tutupan vegetasi. Permasalahan utama keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Jakarta adalah semakin berkurangnya/keterbatasan lahan dan ketidak konsisten dalam menerapkan tata ruang. Berkurangnya RTH disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan yang relatif signifikan sehingga RTH Jakarta belum memenuhi target 30% dari total luas wilayahnya terutama di Kecamatan Kramatjati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung kebutuhan RTH dalam satu lingkup kecamatan. Metode yang digunakan adalah pengolahan data awal (koreksi radiometrik, pansharpen, mozaik, cropping) dan perhitungan nilai kerapatan vegetasi berdasarkan Normalized Defference Vegetation Indeks (NDVI). Berdasarkan hasil perhitungan NDVI dengan menggunakan data Citra Pleiades Tahun 2015, bahwa di Kecamatan Kramat Jati terdapat 225,17 ha merupakan daerah vegetasi, sedangkan 918,93 ha adalah daerah non vegetasi. Hasil perhitungan tersebut kemudian di bagi dalam tingkat kerapatan yaitu kerapatan jarang sebesar 48.595 ha, kerapatan menengah sebesar 34.446 ha, dan kerapatan tinggi sebesar 160.609 ha. Kesimpulan yang diperoleh adalah RTH di Kecamatan Kramat Jati direncanakan seluas 12,38 % dari seluruh wilayah Kramat Jati. Namun, berdasarkan hasil NDVI, RTH di Kramatjati sudah mencapai 19,68% dari seluruh luas kecamatan dan dari segi kuantitas, maka jumlah RTH telah terpenuhi. Kata Kunci: Ruang Terbuka Hijau (RTH), Normalized Defference Vegetation Indeks (NDVI), Citra Pleiades

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU …

Jurnal Planologi E-ISSN : 2615-5257Vol. 16, No. 2,Oktober 2019 P-ISSN : 1829-9172Available : http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/psa

158

IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAUKECAMATAN KRAMAT JATI KODYA JAKARTA TIMUR

MENGGUNAKAN CITRA PLEIADES

Mukhoriyah1*

Nurwita Mustika Sari1

Maya Sharika2

Lidya Nur Hanifati2

Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh - LAPAN1

Fakultas Teknik-Universitas Diponegoro2

*Penulis Korespondensi e-mail : [email protected]

ABSTRACTThe development of big cities in Indonesia especially Jakarta City which is developing very rapidly

is marked by the rapid development of physical development, thus affecting the increasing population andland use resulting in a decrease in the amount of vegetation cover. The main problem of the existence ofOpen Green Space (RTH) in Jakarta is the increasingly reduced / limited land and inconsistencies inimplementing spatial planning. The reduced green space is caused by changes in land use that is relativelysignificant so that green space in Jakarta has not met the target of 30% of the total area, especially in theDistrict of Kramatjati. The purpose of this study is to calculate the need for green space within a district. Themethod used is the initial data processing (radiometric correction, pancarrage, mosaic, cropping) andcalculation of vegetation density values based on Normalized Defference Vegetation Index (NDVI). Based onthe results of NDVI calculations using Pleiades Image Data in 2015, that in Kramat Jati Subdistrict therewere 225.17 ha as vegetation areas, while 918.93 ha were non-vegetation areas. The results of thecalculation are then divided into density levels, ie, a rare density of 48,595 ha, medium density of 34,446 ha,and high density of 160,609 ha. The conclusion obtained is that green open space in Kramat Jati Sub-districtis planned to cover 12.38% of the entire Kramat Jati area. However, based on NDVI results, green openspace in Kramatjati has reached 19.68% of the entire district area. And terms of quantity, then the amountof green space has been fulfilled.Key Word : open green space (RTH), Normalized Defference Vegetation Index (NDVI), Pleiades Image

ABSTRAKPerkembangan kota-kota besar di Indonesia khususnya Kota Jakarta yang berkembang dengan

sangat pesat ditandai perkembangan pembangunan fisik yang cepat, Sehingga mempengaruhi semakinmeningkatnya jumlah penduduk dan pemanfaatan lahan yang mengakibatkan berkurangnya jumlah tutupanvegetasi. Permasalahan utama keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Jakarta adalah semakinberkurangnya/keterbatasan lahan dan ketidak konsisten dalam menerapkan tata ruang. Berkurangnya RTHdisebabkan oleh perubahan penggunaan lahan yang relatif signifikan sehingga RTH Jakarta belum memenuhitarget 30% dari total luas wilayahnya terutama di Kecamatan Kramatjati. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk menghitung kebutuhan RTH dalam satu lingkup kecamatan. Metode yang digunakan adalahpengolahan data awal (koreksi radiometrik, pansharpen, mozaik, cropping) dan perhitungan nilai kerapatanvegetasi berdasarkan Normalized Defference Vegetation Indeks (NDVI). Berdasarkan hasil perhitunganNDVI dengan menggunakan data Citra Pleiades Tahun 2015, bahwa di Kecamatan Kramat Jati terdapat225,17 ha merupakan daerah vegetasi, sedangkan 918,93 ha adalah daerah non vegetasi. Hasil perhitungantersebut kemudian di bagi dalam tingkat kerapatan yaitu kerapatan jarang sebesar 48.595 ha, kerapatanmenengah sebesar 34.446 ha, dan kerapatan tinggi sebesar 160.609 ha. Kesimpulan yang diperoleh adalahRTH di Kecamatan Kramat Jati direncanakan seluas 12,38 % dari seluruh wilayah Kramat Jati. Namun,berdasarkan hasil NDVI, RTH di Kramatjati sudah mencapai 19,68% dari seluruh luas kecamatan dan darisegi kuantitas, maka jumlah RTH telah terpenuhi.Kata Kunci: Ruang Terbuka Hijau (RTH), Normalized Defference Vegetation Indeks (NDVI), Citra Pleiades

Page 2: IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU …

Jurnal Planologi Vol. 16, No. 2, Oktober 2019Available : http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/psa

Mukhoriyah, Nurwita Mustika Sari, Maya Sharika, Lidya Nur Hanifati I 159Identifikasi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Kramat Jati Kodya Jakarta Timur…

1. PENDAHULUAN

Kota-kota besar di Ibu Kota Negara Indonesia mengalami perkembangan yang

sangat pesat salah satu kota yang mengalami perkembangan yaitu Kota Jakarta, hal ini

ditandai dengan pembangunan fisik yang berkembang sangat cepat. Peningkatan dari

jumlah penduduk di kota besar memberikan masalah bagi kota terhadap pemenuhan

kebutuhan tempat tinggal, aktivitas, dan penurunan kualitas lingkungan. Hal ini

mengakibatkan berkurangnya jumlah tutupan vegetasi. Berdasarkan UU Nomor 26 tahun

2007 berkaitan dengan penataan ruang, menjelaskan bahwa ruang terbuka hijau merupakan

area memanjang atau jalur dan atau mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat

terbuka sebagai tempat tumbuh tanaman baik secara alamiah maupun sengaja ditanam.

Standard minimum dari ketentuan RTH yang berlaku yaitu 30% dengan proporsi 20%

berupa RTH publik dan 10% berupa RTH privat (Kemen PU., 2009).

Kurangnya penyediaan RTH di Provinsi DKI Jakarta tidak sesuai dengan standard

yang berlaku yang telah diatur oleh undang-undang atau peraturan yang terkait. Semakin

terancamnya keberadaan dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) akibat dari ketidakmampuan

Rencana Tata Ruang dalam mencegah alih fungsi lahan yang ada di perkotaan.

Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau selain dimuat dalam

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota,

atau Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Kota, juga dimuat dalam RTR

Kawasan Perkotaan yang merupakan rencana rinci tata ruang wilayah Kabupaten. Suatu

rencana yang tersusun secara terperinci terkait tata ruang wilayah kabupaten/kota yang

dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten/kota disebut dengan Rencana Detail Tata

Ruang Kabupaten/Kota atau RDTR. Peraturan lebih rinci pada RDTR dan Peraturan

Zonasi (Zoning Regulation).

Permasalahan utama di Kota Jakarta yaitu berhubungan dengan semakin

berkurangnya keberadaan RTH di Kota ini akibat dari minimnya lahan dan ketidakjelasaan

dalam penerapan peraturan terkait tata ruang. Masalah ini diakibatkan dengan terjadinya

perubahan yang signifikan dari penggunaan lahan sehingga proporsi dari total RTH di

Jakarta belum memnuhi standard minimal yaitu 30% dari total luas wilayah Kota Jakarta.

Mengingat pentingnya peranan RTH dalam RDTR DKI Jakarta maka untuk evaluasi dan

arahan RDTR diperlukan informasi pendukung yang akurat dalam melihat perubahan RTH

di DKI Jakarta.

Page 3: IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU …

Jurnal Planologi Vol. 16, No. 2, Oktober 2019Available : http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/psa

Mukhoriyah, Nurwita Mustika Sari, Maya Sharika, Lidya Nur Hanifati I 160Identifikasi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Kramat Jati Kodya Jakarta Timur…

Pemanfaatan teknologi satelit penginderaan jauh dengan resolusi sangat tinggi

seperti Citra Pleiades memiliki resolusi spasial 0,5 m sangat bermanfaat dalam

mengidentifikasi kebutuhan RTH yang digunakan untuk mendukung penyusunan RTRW,

dan RDTR kabupaten maupun kota. Banyak penelitian yang memanfaatkan data Pleiades

diantaranya Kajian Ketersediaan dan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan

di Kota Sukabumi (Shani dan Kurniawan, 2015); Klasifikasi Berbasis Objek pada Citra

Pleiades untuk Pemetaan Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di Perkotaan Purwokerto

2013 (Hapsari dan Murti, 2015); Analisis Ruang Terbuka Hijau di DKI Jakarta

Mnggunakan data SPOT 6 (Febrianti dkk., 2015). Dalam Undang-undang No.21 tahun

2013 tentang keantariksaan dijelaskan bahwa peran LAPAN sebagai penyedia data

penginderaan jauh yang melayani seluruh Kementerian/Lembaga, TNI, Polri dan Pemda

dan data tersebut dimanfaatkan dalam mendukung perencanaan dan pembangunan yang

berkelanjutan.

2. METODOLOGI

Lokasi penelitian berada di Kecamatan Kramat Jati Kodya Jakarta Timur dengan

luas wilayah 13,34 km². Data yang digunakan adalah citra Pleiades Tahun 2015, Peta Batas

Administrasi (BIG). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pengolahan data

o Koreksi radiometrik yaitu salah satu metode yang bertujuan dalam memberikan

pertimbangan faktor gangguan atmotsfer yang menjadi sumber kesalahan utama untuk

memperbaiki nilai piksel agar sesuai dengan yang sebenarnya. Suatu efek yang

memberikan nilai pantulan obyek di permukaan bumi, dimana yang terekam oleh

sensor sehingga menjadi nilai yang tidak sebenarnya disebut juga dengan Efek

atmosfer.

o Pansharpen, merupakan proses dengan memadukan antara citra resolusi tinggi

(pankromatik) dengan citra resolusi rendah (multispektral) untuk meningkatkan

kualitas resolusi spasial citra yang menghasilkan citra warna multi saluran untuk

berbagai kepentingan.

o Mozaik dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu mozaik terkontrol dan mozaik tidak

terkontrol (Sutanto, 1986).

o Proses cropping yaitu proses pemotongan citra pada koordinat tertentu pada area citra.

Page 4: IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU …

Jurnal Planologi Vol. 16, No. 2, Oktober 2019Available : http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/psa

Mukhoriyah, Nurwita Mustika Sari, Maya Sharika, Lidya Nur Hanifati I 161Identifikasi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Kramat Jati Kodya Jakarta Timur…

o NDVI merupakan indikator dalam vegetasi yang sangat populer digunakan dan dapat

menggambarkan kodisi tingkat kehijauan, kesehatan dan kerapatan vegetasi (Trisakti

dkk., 2014). NDVI pada dasarnya termasuk dalam indeks vegetasi dalam mengukut

besaran dari tingkat penyerapan radiasi matahari oleh tanaman terutama pada bagian

daun (Rushayati dkk., 2011). Menurut Lillesand dan Kiefer (1997), indeks vegetasi

adalah gabungan secara matematis antara band merah dan band NIR yang telah lama

digunakan sebagai indikator keberadaan dan kondisi vegetasi. Dasar dari perhitungan

NDVI yaitu bermula dari prinsip bahwa dengan sangat efektif dalam penyerapan

radiasi di daerah spektrum cahaya tampak (PAR atau Photosynthetically Aktif

Radiation) maka tanaman hijau dapat tumbuh lebih baik, sementara itu tanaman hijau

memiliki sisi lain yaitu dapat memantulkan radiasi dari daerah yang dekat dengan

inframerah (Ryan, 1997).

NDVI = ( )Menurut pendapat dari Prahasta (2008) dalam Wass (2010) nilai NDVI memiliki

kisaran antara -1 (minus) hingga 1 (positif). Rentang 0.1-0.7 merupaakan nilai

perwakilan dari vegetasi sedangkan jika nilai NDVI di atas nilai tersebut dapat

memperlihatkan bahwa tingkat kesehatan dari tutupan vegetasi yang lebih baik.

Vegetasi yang lebih banyak dapat memantulkan radiasi pada gelombang panjang

inframerah lebih dekat dibandingkan pada cahaya yang tampak yaitu apabila nilai

NDVI bernilai positif (+). Selanjutnya jika nilai NDVI nol (NDVI=0) terjadi apabila

pemantulan energi yang direkam oleh gelombang inframerah dekat sama dengan

panjang gelombang cahaya tampak. Sedangkan nilai NDVI negatif (-) terjadi apabila

permukaan awan, air, lebih banyak memantulkan energi pada panjang gelombang

cahaya tampak dibandingkan pada inframerah dekat (Affan, 2002).

o Menurut Purwadhi dan Tjaturahono (2008) dapat mengklasifikasikan beberapa hasil

dari intrepretasi yaitu dengan menggunakan klasifikasi tak terbimbing (Unsupervised).

Klafifikasi tersebut dapat meganalisis maupun mengkaji besaran dari pixel yang tidak

dikenali serta mengelompokkan nilai digital citra menjadi beberapa kelas. Kelas

spektral merupakan hasil dari pembagian kelas klasifikasi tak terbimbing

2. Analisis

o Ektraksi zona RTH, merupakan penyederhanaan informasi terkait ruang terbuka hijau

di Kecamatan Kramat Jati yang terbagi dalam beberapa zona meliputi zona hijau

Page 5: IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU …

Jurnal Planologi Vol. 16, No. 2, Oktober 2019Available : http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/psa

Mukhoriyah, Nurwita Mustika Sari, Maya Sharika, Lidya Nur Hanifati I 162Identifikasi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Kramat Jati Kodya Jakarta Timur…

rekreasi, zona jalur hijau, zona pemakaman, zona taman kota atau lingkungan, zona

hutan kota, dan zona lindung.

o Identifikasi tingkat kerapatan vegetasi, dengan mengukur tingkatan intensitas

kehijauan. Intensitas kehijauan pada citra berkorelasi dengan tingkat kerapatan

vegetasi. Kerapatan vegetasi umumnya diwujudkan dalam bentuk persentase untuk

mengetahui tingkat suatu kerapatan vegetasi. Dalam menghitung tingkat kerapatan

vegetasi menggunakan perhitungan NDVI (Fadhly, 2010).

o RTH Kecamatan Kramat Jati berdasarkan RDTR dengan mengklasifikasi luas penutup

lahan.

3. HASIL DAN PEMBAHASANA. Ekstraksi RTH Berdasarkan Luas Penutup Lahan

Sebaran vegetasi (Gambar 1) di Kecamatan Kramat Jati yang memiliki wilayah

denganluas 1144,11 Ha terbagi dalam dua kelas yaitu kelas vegetasi dengan luas 225,17 ha

dan daerah non vegetasi seluas 918,93 ha. Selain itu wilayah Kecamatan Kramat Jati

memiliki presentase dan luasan tutupan vegetasi sebesar 13.63% dari keseluruhan luas

yang ada.

Tabel 1. Persebaran Lahan Tutupan Vegetasi di Kecamatan Vegetasi

Kelurahan Luas Vegetasi(Ha)

Luas NonVegetasi (Ha)

Luas Total (Ha)

Cawang 40,97 159,60 200,58Kramat Jati 19,74 125,05 144,80Bale Kembang 43,30 125,11 168,42Batu Ampar 39,69 220,61 260,31Kampung Tengah 31,19 169,24 200,43Dukuh 50,25 119,29 169,54

Total 225,17 918,93 1.144,11Sumber: Hasil Pengolahan dan Analisis

Tabel 1 memperlihatkan hasil perhitungan persebaran vegetasi yang paling besar

berada di Kelurahan Dukuh yaitu sebesar 50.25 ha, hal ini disebabkan masih banyak RTH

yang dilestarikan dan dipertahankan keberadaannya serta jumlah lahan terbangun yang

relatif sedikit dibandingkan dengan kelurahan lainnya. Sedangkan persebaran vegetasi

terkecil yang pada umumnya didominasi oleh kawasan terbangun seperti permukiman dan

jasa berada dikelurahan Kramat Jati seluas 19,74 ha.

Page 6: IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU …

Jurnal Planologi Vol. 16, No. 2, Oktober 2019Available : http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/psa

Mukhoriyah, Nurwita Mustika Sari, Maya Sharika, Lidya Nur Hanifati I 163Identifikasi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Kramat Jati Kodya Jakarta Timur…

Gambar 1. Persebaran Tutupan Vegetasi Berdasarkan Perhitungan NDVISumber: Hasil Pengolahan dan Analisis

B. Identifikasi Tingkat Kerapatan Vegetasi dengan Menggunakan NDVIBerdasarkan hasil identifikasi tingkat kerapatan vegetasi, maka nilai piksel hasil

transformasi NDVI antara -1 hingga 1 yang mengidentifikasi kelas vegetasi berada pada

kisaran 0-1. Sedangkan kelas non vegetasi terdapat pada kisaran -1 hingga -0. Pada

Gambar 2 Tingkat kerapatan vegetasi dikelompokkan menjadi 3 kelas yaitu jarang

(sedang), mengengah dan tinggi. Nilai piksel yang mendekati 1 atau sama dengan 1

menunjukkan bahwa vegetasi tersebut memiliki tingkat kerapatan tinggi. Berdasarkan nilai

NVDI yang dihasilkan pada Kecamatan Kramat Jati mencerminkan kondisi vegetasi

berkisar antara -0,7 hingga 0,65 dengan nilai NDVI yang tinggi mempunyai tingkat

kehijauan yang tinggi (Gambar 3).

Page 7: IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU …

Jurnal Planologi Vol. 16, No. 2, Oktober 2019Available : http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/psa

Mukhoriyah, Nurwita Mustika Sari, Maya Sharika, Lidya Nur Hanifati I 164Identifikasi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Kramat Jati Kodya Jakarta Timur…

Gambar 2. Tingkat Kerapatan Vegetasi di Kecamatan Kramat JatiSumber: Hasil Pengolahan dan Analisis

Gambar 3. Hasil NDVI Kecamatan Kramat Jati Menggunakan Citra Pleiades 2015Sumber: Hasil Pengolahan dan Analisis

Pada Tabel 2 Kecamatan Kramat Jati memiliki tingkat kerapatan vegetasi

tergolong tinggi yaitu seluas 160,60 ha, tingkat kerapatan menengah dengan luas 34,44 ha,

dan tingkat kerapatan jarang (rendah) seluas 48,59 ha. Daerah dengan tingkat kerapatan

vegetasi tinggi di Kecamatan Kramatjati memiliki jenis vegetasi berupa pohon-pohon

dengan ketinggian 20-30 meter, dan daerah dengan tingkat kerapatan menengah memiliki

Page 8: IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU …

Jurnal Planologi Vol. 16, No. 2, Oktober 2019Available : http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/psa

Mukhoriyah, Nurwita Mustika Sari, Maya Sharika, Lidya Nur Hanifati I 165Identifikasi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Kramat Jati Kodya Jakarta Timur…

jenis vegetasi berupa semak, perdu, pohon dengan ketinggian 4-20 meter, sedangkan

daerah dengan tingkat kerapatan vegetasi jarang (rendah) memiliki jenis vegetasi berupa

tumbuhan penutup tanah (ground cover) yang tingginya <1 meter.Tabel 2. Klasifikasi Kerapatan Vegetasi

Kecamatan Tingkat Kerapatan Luas (Ha)

Jarang (rendah) 48.595Kramat Jati Menengah 34.446

Rapat (tinggi) 160.609Sumber: Hasil Pengolahan dan Analisis

Dari hasil identifikasi menggunakan klasifikasi unsupervised (Gambar 4) dengan

analisis indeks vegetasi, diketahui bahwa semakin rendah suhu permukaan sekitar lahan

maka akan semakin tinggi tingkat kerapatan vegetasi pada lahan tersebut baik juga

sebaliknya. Kemudian pada daerah perkotaan sering ditemui suhu permukaan yang

tergolong tinggi, hal ini dikarenakan kerapatan vegetasi rendah yang berada di beberapa

penggunaan lahan akibat banyaknya perubahan lahan yang dimanfaatkan menjadi lahan

terbangun lahan terbangun.

Gambar 4. Klasifikasi Zona Hijau Kecamatan Kramat JatiSumber: Hasil Pengolahan dan Analisis

C. RTH Kecamatan Kramat Jati Berdasarkan Rencana Detai Tata Ruang (RDTR)Berdasarkan hasil identifikasi RTH dengan menggunakan NDVI, diperoleh

proporsi RTH di Kecamatan Kramat Jati pada tahun 2015 dengan keseluruhan luas

kecamatan yaitu mencapai 19,68%. Sedangkan menurut RDTR DKI Jakarta proporsi RTH

yang akan direncanakan di Kramat Jati yakni seluas 12,38% dari seluruh luas kecamatan.

Hal ini menyatakan bahwa kebutuhan RTH jika hanya didasarkan pada jumlahnya, dapat

dikatakan telah terpenuhi. Persentasi RTH yang ada pada RDTR cenderung mengabaikan

Page 9: IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU …

Jurnal Planologi Vol. 16, No. 2, Oktober 2019Available : http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/psa

Mukhoriyah, Nurwita Mustika Sari, Maya Sharika, Lidya Nur Hanifati I 166Identifikasi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Kramat Jati Kodya Jakarta Timur…

keberadaan RTH private tetapi hanya bersifat publik seperti zona hijau rekreasi, jalur hijau,

pemakaman, taman kota/lingkungan, lindung dan hutan kota.

RDTR DKI Jakarta tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibu

Kota Jakarta Nomor 1 Tahun 2014, dimana RTH diklasifikasikan menjadi 6 (enam) zonasi,

diantaranya tempat rekreasi, jalur hijau, pemakaman, taman kota/lingkungan, lindung, dan

hutan kota. Pada Tabel 3 merupakan rencana proporsi RTH yang akan diterapkan di

Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.

Tabel 3. Rencana RTH Kecamatan Kramat Jati Berdasarkan RDTR DKI Jakarta

Zonasi Luas (ha)Tempat Rekreasi 4,637Jalur Hijau 144,41Pemakaman 6,038Taman Kota/Lingkungan 10,027Lindung -Hutan Kota -Luas total Zona RTH Kecamatan 165,112

Sumber: RDTR DKI Jakarta, tahun 2014

Pada Gambar 5 diketahui hasil klasifikasi RTH di Kecamatan Kramat Jati dibagi

dalam 4 kelas yaitu tempat rekreasi seluas 4,637 ha, jalur hijau seluas 144,41 ha,

pemakaman seluas 6,038 ha, dan taman kota/lingkungan seluas 10,027 ha. Berdasarkan

pembagian tersebut, maka RTH yang akan direncanakan hanya sebesar 12,38%. Sementara

itu menurut rencana RTH di Jakarta Timur, luas RTH di Kecamatan Kramat Jati seluas

165,112 ha dimana dalam penyediaannya masih kurang seluas 78,547 Ha, yang mana saat

ini masih berupa lahan terbangun.

Gambar 5. Hasil Klasifikasi di Kecamatan Kramat Jati Menggunakan Citra Pleiades Tahun 2015

Sumber: Hasil Pengolahan dan Analisis

Page 10: IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU …

Jurnal Planologi Vol. 16, No. 2, Oktober 2019Available : http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/psa

Mukhoriyah, Nurwita Mustika Sari, Maya Sharika, Lidya Nur Hanifati I 167Identifikasi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Kramat Jati Kodya Jakarta Timur…

4. KESIMPULAN DAN SARAN4.1. Kesimpulan

Berdasarkan RDTR DKI Jakarta, RTH di Kecamatan Kramat Jati yang berada di

wilayah Jakarta Timur akan direncanakan RTH dengan proporsi seluas 12,38 % dari

seluruh wilayah Kramat Jati. Kemudian berdasarkan hasil dari NDVI bahwa dari seluruh

luasan dri kecamatan RTH yang sudah ada sudah mencapai 19,68%. Apabila dilihat dari

aspek kuantitas dianggap bahwa jumlah dari RTH sudah terpenuhi. Namun, persentase

RTH pada RDTR cenderung mengabaikan keberadaan RTH private dan beberapa rencana

RTH tidak ditempatkan pada lokasi yang benar, sehingga cukup sulit untuk

mengidentifikasi kondisi yang direncanakan. Sehingga, identifikasi RTH dengan

menggunakan NDVI lebih akurat dan mampu mengidentifikasi RTH yang bersifat private

tanpa harus dilakukan survei lapangan. Tingkat kerapatan vegetasi di Kecamatan Kramat

Jati terbagi dalam 3 kelas yaitu kerapatan tinggi yaitu seluas 160,60 ha, kerapatan

menengah dengan luas 34,44 ha, dan kerapatan jarang (rendah) seluas 48,59 ha.

4.2. Saran1. Perlunya penyediaan lahan untuk memenuhi kebutuhan RTH di semua kelurahan

yang ada di Kecamatan Kramat Jati

2. Perlunya sosialisasi dan pembinaan terhadap seluruh masyarakat akan pentingnya

manfaat RTH

3. Partisipasi dan peran dari masyarakat, pemerintah, dan swasta dalam perencanaan

tata ruang untuk RTH dan meminimalisir pemberian ijin mendirikan bangungan

5. UCAPAN TERIMA KASIHUcapan Terima Kasih penulis sampaikan kepada Kepala Pusat Pemanfaatan

Penginderaan Jauh LAPAN.

6. DAFTAR PUSTAKA

Affan, M J., (2002). Penilaian Tingkat Bahaya Kebakaran Hutan Berdasarkan Indeks

Vegetasi dan KBDI. Skripsi. Jurusan Geofisika dan Meteorologi. Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. IPB. Bogor.

Fadly, A. (2005). Pemanfaatan Teknik Penginderaan Jauh Untuk Identifikasi Kerapatan

Vegetasi Daerah Tangkapan Air Rawa Pening. Skripsi: Universitas Negeri

Semarang.

Page 11: IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU …

Jurnal Planologi Vol. 16, No. 2, Oktober 2019Available : http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/psa

Mukhoriyah, Nurwita Mustika Sari, Maya Sharika, Lidya Nur Hanifati I 168Identifikasi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Kramat Jati Kodya Jakarta Timur…

Hapsari, E., & Murti, S. H. (2015). Klasifikasi Berbasis Objek pada Citra Pleiades untuk

Pemetaan Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di Perkotaan Purwokerto. In

Proceeding of PIT MAPIN, Bogor. 244-254

Febrianti, N., Pasaribu, J. M., & Sulma, S. (2015). Analisis Ruang Terbuka Hijau di DKI

Jakarta Menggunakan Data SPOT 6. In Proceeding of PIT MAPIN, Bogor. 644-

649

Kementerian Pekerjaan Umum, (2009), Keputusan Menteri Pekerjaan Umum

631/KPTS/M/2009/ Tentang Penetapan Status Jalan Nasional , Jakarta.

Lillesand dan Kiefer. (1997). Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Dulbahri

(Penerjemah). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Purwadhi, S. H., & Sanjoto, T. B. (2008). Pengantar Interpretasi Citra Penginderaan Jauh.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dan UNNES

Ryan, L. (1997). Creating a normalized difference vegetation index (NDVI) image using

multispec. University of New Hampshire.

Rushayati, S. B., Alikodra, H. S., Dahlan, E. N., & Purnomo, H. (2011). Pengembangan

ruang terbuka hijau berdasarkan distribusi suhu permukaan di Kabupaten

Bandung. Forum Greografi, 25(1). Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Sutanto. (1986). Pengideraan Jauh Jilid I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Shani, F. M., & Kurniawan, A. (2015). Kajian Ketersediaan Dan Kebutuhan Ruang

Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan di Kota Sukabumi. Jurnal Bumi Indonesia,

4(4). 1-8.

Trisakti, B., Suwarnana, N., & Cahyono, J. S. (2014). Pemanfaatan Data Penginderan Jauh

untuk Memantau Parameter Status Ekosistem Perairan Danau (Studi Kasus:

Danau Rawa Pening). In Seminar Nasional Penginderaan Jauh.

Undang-Undang No. 21 Tahun (2013) Tentang Keantariksaan

Undang-undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Waas, H. J., & Nababan, B. (2010). Pemetaan dan analisis index vegetasi mangrove di

pulau Saparua, Maluku Tengah. J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 2(1), 50-

58.