skripsi strategi pemerintah dalam mengendalikan …
TRANSCRIPT
SKRIPSI
STRATEGI PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN HARGA KEBUTUHAN POKOK
DI KOTA MAKASSAR
Oleh :
MUH. EDI HAMKA Nomor Induk Mahasiswa : 105610554215
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
i
SKRIPSI
STRATEGI PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN HARGA KEBUTUHAN POKOK DI KOTA MAKASSAR
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara (S.Sos)
Disusun dan Diajukan Oleh
MUH. EDI HAMKA
Nomor Stambuk: 105610554215
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Muh. Edi Hamka
Nomor Stambuk : 105610554215
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Dengan ini menyartakan bahwa Skripsi ini dengan judul Strategi
Pemerintah Dalam Mengendalikan Harga Kebutuhan Pokok di Kota Makassar
adalah sepenuhnya merupakan karya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang
merupakan plagiat dari karya orang lain, tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
ini.
Makassar, 10 Februari 2020
Yang menyatakan
Muh. Edi Hamka
v
ABSTRAK
Muh. Edi Hamka. Strategi Pemerintah Dalam Mengendalikan Harga Kebutuhan Pokok di Kota Makassar. (dibimbing oleh abdul mahsyar dan samsir rahim)
Strategi pemerintah dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok yang setiap tahunnya mengalami peningkatan berbanding lurus dengan jumlah penduduk sehingga dibutuhkan langkah pengendalian yang tepat. Hal ini berarti semakin tinggi jumlah penduduk maka semakin tinggi pula kebutuhan akan Sembako. Berdasarkan hal tersebut peneliti terdorong untuk mencoba menjabarkan lebih lannjut tentang strategi pemerintah dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok di Kota Makassar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemerintah dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok di Kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif yakni suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran umum sebagai macam data yang dikumpul dari lapangan secara objektif dengan tipe fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara terhadap sejumlah informan. Analisis data menggunakan model analisa interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemerintah dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok di Kota Makassar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok sudah terlaksana dengan baik, karena Dinas Perdagangan melakukan pengecekan harga sembako secara rutin 2 kali seminggu. Dinas perdagangan selalu memastikan ketersedian bahan pokok selama 30 hari kedepan. Hal ini bertujuan agar inflasi di Kota Makassar bisa dikendalikan dengan mengetahui penyebab terjadinya inflasi seperti adanya penyalagunaan barang penting seperti tabung gas elpiji dan tingginya permintaan konsumen terhadap kebutuhan bahan pokok atau sembako
Kata Kunci : Strategi, Pemerintah, Kebutuhan Pokok
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Strategi Pemerintah dalam Mengendalikan Harga
Kebutuhan Pokok di Kota Makassar”. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang
diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu
Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak
akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Abdul Mahsyar, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. H.
Samsir Rahim, S.Sos., M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan
waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
1. Ibu Dr. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar
2. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., MPA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan semangat
dan bantuan, baik moril maupun materil.
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat
vii
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Penulis
menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Demi kesempurnaan skripsi ini,
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya
skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak
yang membutuhkan.
Makassar, 10 Februari 2020
Muh. Edi Hamka
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI ........................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................... ii HALAMAN PENERIMAAN TIM ........................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................... iv ABSTRAK ................................................................................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ....................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xi
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 7 C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 7 D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 9
A. Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 9 B. Konsep Strategi ............................................................................................... 10 C. Strategi Pemerintah Daerah............................................................................. 18 D. Konsep Kebutuhan Pokok ............................................................................... 21 E. Kerangka Pikir ................................................................................................ 22 F. Deskripsi Fokus ............................................................................................... 23 G. Deskripsi Fokus Penilitian .............................................................................. 23
BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 25
A. Waktu dan Lokasi Penelitian .......................................................................... 25 B. Jenis dan Tipe Penelitian ................................................................................. 25 C. Informan .......................................................................................................... 26 D. Teknik Pengumpulan data ............................................................................... 26 E. Teknik Pengabsahan data ................................................................................ 27 F. Teknik Analisis data ........................................................................................ 29
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 30 A. Deskripsi Lokasi Penelitian............................................................................. 30
1. Profil Kota Makassar................................................................................. 30 2. Tujuan, Visi Misi, Struktur Organisasi ..................................................... 32
B. Hasil Penelitian ............................................................................................... 36 1. Kebijakan Moneter .................................................................................... 39 2. Kebijakan Fiskal........................................................................................ 40 3. Kebijakan lainya........................................................................................ 40 4. Bidang Usaha Perdagangan....................................................................... 49 5. Bidang Perlindungan Konsumen dan Kemetrologian ............................... 54
ix
6. Bidang Perindustrian ................................................................................ 60
BAB V. PENUTUP .................................................................................................... 65
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 65 B. Saran ................................................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 67 LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
A. Tabel 3.1 Data Informan Penelitian ...................................................................... 26 B. Tabel.4.1 Data Kelurahan dan Kecamatan ............................................................ 32 C. Tabel.4.2 Data Kebutuhan Pokok ......................................................................... 47
xi
DAFTAR GAMBAR
A. Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ....................................................................... 23 B. Gambar 4.1 Struktur Organisasi Disperindag kota Makassar ............................... 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sembako merupakan singkatan dari sembilan bahan pokok yang terdiri
atas berbagai bahan-bahan makanan dan minuman yang secara umum sangat
dibutuhkan masyarakat indonesia secara umum. Tanpa sembako kehidupan rakyat
indonesia bisa terganggu karena sembako merupakan kebutuhan pokok utama
sehari-hari yang wajib ada dijual bebas di pasar.Dari sisi ekonomi permintaan
barang-barang sembako bersifat inelastis, yaitu perubahan harga sembako tidak
akan banyak mempengaruhi tingkat permintaan produk oleh konsumen selama
tidak terlalu signifikan. Jika harga sembilan bahan pokok tersebut naik secara
signifikan, maka sebagian konsumen akan beralih ke produk serupa pengganti
(substitusi).
Sudah menjadi tugas dan tanggungjawab dari pemerintah untuk menjaga
kestabilan dan kesinambungan sembako, karena berhubungan erat dengan hajat
hidup orang banyak. Pemerintah bisa melakukan operasi pasar, impor, pematokan
harga tertinggi atau terendah, serta penindakan hukum kepada pelaku kriminal
yang terkait dengan kejahatan sembako. Hal ini bisa mempengaruhi terjadinya
inflasi di Indonesia. Dikutip dari Bank Indonesia (BI), inflasi adalah naiknya
seluruh harga dan berlangsung terus-menerus. Inflasi menjadi cerminan mahal
atau murahnya harga-harga di suatu negara. Namun perlu diketahui bahwa, inflasi
yang tinggi tidak baik untuk ekonomi suatu negara. Karena kemampuan belanja
jadi terbatas yang otomatis membuat parah pedagang mengeluh. Sebaliknya
2
apabila inflasi yang terlalu rendah juga tidak baik untuk perekonomian suatu
negara. meman harga barang cenderung turun. Tapi kalua harga banrang terlalu
rendah, yang artinya inflasi terlalu rendah, ini bisa membuat pengusaha
kehilangan banyak untung. Dan pada akhirnya bisa terjadi Putusan Hubungan
Kerja (PHK) sebagai langkah efisiensi. Berikut ini, penjelasan mengenai
terjadinya inflasi. Ada dua penyebab terjadinya inflasi, yaitu :
1. Permintaan Tinggi, Suplai Rendah (demand pull inflation)
Harga barang terus stabil seandainya permintaan dan suplainya juga
seimbang. Permintaan dan suplai ini jadi penentu apakah inflasi naik atau turun.
Sebagai contoh waktu menjelang hari Lebaran. Hampir semua harga bahan pokok
mengalami kenaikan. Dan pada akhirnya harga jadi naik. Karena inflasi yang
disebut demand full inflation ini yang memicu kenaikan harga di pasar jelang hari
raya ataupun tahun baru.
2. Ongkos Produksi Naik (cost push inflation)
Penyebab inflasi yang kedua adalah ongkos produksi yang naik. Kadang-
kadang harga barang mesti naik, Bukan karena ingin mendapatkan untung yang
banyak, tapi melainkan ongkos produksinya naik. Oleh karna itu, Dalam jalankan
usaha, profit harus tetap terjaga. Karena naiknya ongkos produksi bisa
menyebabkan profit turun kalau harga jualnya tetap sama seperti sebelumnya.
Maka dari itu profit terpotong, dan pengusaha memilih untuk menaikkan harga
saat ongkos produksi naik. Misalnya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
yang dipengaruhi harga minyak dunia. Biasanya industri yang bakal terkena
dampak langsung dari pergerakan dolar adalah ekspor- impor dan industri
3
manufaktur. Dibawa ini ada empat (4) komponen yang jadi bagian dari
penyebab terjadinya inflasi, yaitu :
1. Naik Kebutuhan Pokok
Berdasarkan data yang dihimpun tim riset CNBC Indonesia dari situs
pusat informasi harga pangan strategis (PIHPS) sejumlah bahann pokok
mengalami kenaikan harga. Diantaranya adalah bawang merah ukuran sedang,
cabai merah besar dan gula pasir local. Komponen yang menjadi penentu
terjadinya inflasi adalah naiknya kebutuhan pokok atau volatile foods. Kenaikan
volatile foods dapat memberikan dampak terhadap inflasi. Pertumbuhan harga
sembako ini yang kadang-kadang menentukan tingkat inflasi.
2. Pengaturan Harga Oleh Pemerintah (administered price)
Salah satu contoh kenapa komponen ini berpengaruh terhadap penyebab
inflasi adalah kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL). Selain rumah tangga, pelaku
usaha merasa paling diberatkan dengan naiknya TDL. Sebab, kenaikan TDL
menyebabkan ongkos produksi naik. Dan pada akhirnya, harga barang dinaikkan.
Karena kalau bertahan di harga yang sama, parah pengusaha bisa mengalami
kerugian. Pemerintah sangat mempertimbangkan keputusan ini, karena melihat
dampak tersebut. Dan alasan pemerintah menaikkan TDL, yaitu demi sehatnya
keuangan negara.
3. Campur Tangan Bank Indonesia (BI)
Bank Indonesia dalam menyikapi terjadinya inflasi yang naik terus-
menerus. Maka langkah yang diambil BI agar inflasi turun dan menjadi stabil
adalah menaikkan suku bunga acuan. Dengan dinaikkannya suku bunga acuan,
4
peredaran rupiah di masyarakat berkurang. Sebab masyarakat lebih memilih
menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan di bank daripada
membelanjakannya.
4. Naiknya Harga Barang Impor (imported inflation)
Kenaikan harga barang impor karena dampak nilai tukar rupiah yang
lemah terhadap dollar. Inilah yang menyebabkan barang impor jadi mahal. Maka
inflasi pun jadi naik. untuk mengatasi hal ini, pemerintah harus campur tangan
dalam menstabilkan nilai tukar rupiah. Salah satu yang dilakukan BI adalah
menaikkan suku bunga acuan, sebagaimana yang dijelaskan dipoin sebelumnya.
Harapanya, dana investor yang ada di Indonesia tidak berpindah ke negara lain,
misalnya Amerika Serikat.
Hal inilah yang mempengaruhi arga pangan cenderung melonjak naik
karena permintaan masyerakat yang meman terlalu tinggi. Untuk menurunkan
harga harus mangikuti hukum permintah dan penawaran, pilihan logis yang
diambil pemerintah adalah menbajiri Pasar dengan produk pangan dengan
berbagai sumber. Idealnya, jika sumber atau produksi dari dalam Negeri
mencukupi maka itu akan menjadi prioritas untuk memenuhi kebutuhan di Pasar
yang meningkat. Namun, jika tidak memungkinkan pilihanya adalah
menggunakan produk impor untuk mencegah kenaikan harga agar tidak menjadi
terlalu memberatkan masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun
2015 tentang penetapan dan penyimpanan barang kebutuhan Pokok dan barang
penting. “Bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 25 ayat (3) dan Pasal 29
5
ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang perdagangan perlu
menetapkan peraturan Presiden tentang penetapan barang kebutuhan Pokok dan
Barang Penting. Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan barang kebutuhan
Pokok adalah, yang pertama, barang yang menyangkut hajat hidup orang banyak
dan skala pemenuhan kebutuhan yang tinggi serta menjadi fakor pendukung
kesejahteraan Masyarakat. Yang kedua adalah ketersediaan barang tingkat
kecukupan barang kebutuhan Pokok barang penting sesuai dengan tingkat
komsumsi yang dibutuhkan masyerakat dalam waktu tertentu, dengan mutu yang
baik dan harga yang terjangkau diseluruh wilayah Negara Republik Indonesia.
Berdasarkan pemaparan diatas, Kota Makassar yang merupakan salah satu kota
terbesar di Indonesia dari lima Kota besar yang ada di Indonesia. Melihat
keseharian kebutuhan Pokok masyarakat Makassar, maka perlu adanya
penanganan yang serius dari Pemerintah setempat, agar harga kebutuhan Pokok,
seperti yang dikemukakan diatas tetap stabil.
Sembako (sembilan bahan pokok) yang dimaksud adalah sembilan jenis
kebutuhan Pokok masyarakat yang terdiri atas berbagai jenis bahan-bahan
makanan dan minuman. Berdasarkan keputusan Menteri Industri dan Perdagangan
No. 115/ Mega Menunggal Properti (MMP)/KEP/2/1998 Tanggal 27 Februari
1998, kesembilan bahan pokok itu adalah beras, sagu dan jagung, gula pasir,
sayur-sayuran dan buah-buahan, daging sapi dan ayam, minyak goreng dan
margarin, susu, telur, minyak tanah atau gas elpiji, garam beryodium dan
bernatrium. Semua masyarakat dari yang tingkat ekonominya rendah sampai
tinggi pasti membutuhkan Sembako untuk memenuhi kebutuhannya setiap hari.
6
Peningkatan kebutuhan akan sembako berbanding lurus dengan jumlah penduduk.
Hal ini berarti semakin tinggi jumlah penduduk maka semakin tinggi pula
kebutuhan akan Sembako. Beberapa faktor yang mempengaruhi harga Sembako
diantaranya adalah kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah, kualitas sembako,
bencana alam. Hal ini memungkinkan terjadinya perbedaan harga Sembako antara
satu daerah dengan daerah lain. Dalam konteks yang lebih spesifik yaitu ada
kemungkinan perbedaan harga Sembako antara satu pasar dengan pasar yang lain.
Salah satu contoh dari hasil wawancara yang dilakukan di lapangan mengenai
harga pangan sembako terhadap Pedagang Jual Beli di Pasar. Sebagaimana yang
dikatakan “Ibu Endang Daeng Puji” salah seorang pedagang di Pasar Daya. Ia
menyebut beberapa item kebutuhan pokok yang harganya naik yang cukup
siknifikan. Seperti, telur dagan ukuran besar yang dulunya dijual dengan harga Rp
45.000 Per Rak, kini sudah mencapai Rp 50.000 Per Rak. Sementara yang
berukuran sedang, dari Rp 40.000 menjadi Rp 48.000 per rak. Sedangkan untuk
harga Beras untuk jenis premium cendrung stabil. “dari beras bulog masih ada
harganya di bawa HET (Harga Eceran Tertinggi)”.
Sementara parah pedagang ikan, mengeluhakn kenaikan harga Ikan.
Kenaikan harga tersebut dikarenakan musim hujan dan tinggi gelombang disertai
angin kencang. Maka hasil penjualanya pun mengalami penurunan dalam sebulan
terakhir. Harga Ikan Per Kilogram naik 20-30 % (persen) untuk semua jenis ikan,
seperti Ikan Layang. Dulu Rp 20.000 dapat Tujuh ekor, sekan Cuma dapat lima
(5) ekor saja. “susahki dapat Ikan sekaran”, kata Pak Hasan. Sedangkan harga
kebutuhan pokok di Pasar Terong juga mengalami perubahan. Tapi yang menjadi
7
patokanya adalah HET (Harga Eceran Tertinggi), seperti Gula Pasir, Beras, Telur,
Minyak Gireng, dan Cabai Merah besar/kecil, serta Bawang Merah. Sementara
Daging Ayam, kini harganya Rp 30-38 ribu Per Kilogram. Naik Rp 3.000 dari
harga sebelumnya yang berkisar Rp 35.000 Per Kilogram, Cabai Merah Besar Rp
15.000 hingga Rp 20.000 Per Kilogram, Cabai Merah Kecil Rp 25-30 ribu Per
Kilogram, (Hasan, Hasil Wawancara). Sedangkan pedagang di Pasar lain (Pasar
Terong) mengakui adanya kenaikan harga, tapi tidak terlalu siknifikan. Kalau ada
yang naik paling kisaranya Rp 2000 hingga Rp 5000. Itu karena biaya
Transpotasi. Makassar Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Rabu 16 Januari
2019.
Berdasarkan kedua informasi diatas, yaitu dari “Ibu Endang” dan “Pak
Hasan” telah membuktikan bahwa harga kebutuhan Pokok di Pasar Daya kota
Makassar terjadi ketidak konsistenan dan relatif tidak stabil. Sedangkan harga
kebutuhan Pokok di Pasar Terong berdasarkan informasi yang didapat dari salah
satu Pedagang “Ibu Tayu” mengatakan bahwa kenaikan harga dikarenakan biaya
transportasi yang berkisar Rp 2000-3000. Melalui pemaparan latar belakang
masalah di atas yang telah peneliti kemukakan, maka judul penelitian ini adalah
“Strategi Pemerintah dalam Menetralisasi Harga Kebutuhan Pokok di Kota
Makassar”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dijadikan
sebagai rumusan masalah dalam penelitian ini ialah Bagaimana strategi
8
pemerintah dalam mengatasi terjadinya Inflasi mengenai harga kebutuhan pokok
di Kota Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan masalah yang ada sebelumnya, maka yang menjadi
tujuan dalam penelitian ini ialah : Untuk mengetahui terjadinya Inflasi mengenai
harga kebutuhan pokok di Kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bentuk kontribusi akademik guna menambah khazanah keilmuan
pengembangan Ilmu Administrasi Negara khususnya menyangkut persoalan
strategi pemerintah dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok serta sebagai
bahan informasi atau referensi bagi peneliti selanjutnya yang mempunyai
kesamaan minat terhadap kajian ini.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar agar konsisten memberikan atensi
serta pengawasan di dalam mengenalikan harga kebutuhan pokok di pasaran dan
sekaligus tetap menjunjung loyalitas tugas dan tanggung jawabnya.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang digunakan penulis adalah sebagai dasar
dalam penyusunan penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui hasil yang
telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, sekaligus sebagai perbandingan dan
gambaran yang dapat mendukung kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis.
Kajian yang digunakan yaitu mengenai mutasi/pemindahan tugas, yang
diharapkan dapat menjadi solusi dalam evaluasi kinerja suatu organisasi. Berikut
ini adalah rincian terkait dengan penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan
dengan penelitian penulis saat ini :
1) Penelitian dilakukan oleh Fitra Ridwan Riyadi (2015) dengan judul
“Strategi dalam Melakukan Pengendalian Harga di Pasar Tradisional Kota
Mobagu.” Adapun instrument penelitian adalah Observasi mendalam dan
wawancara. Dalam penelitiannya peneliti menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Pemerintah
melakukan langkah-langkah sesuai dengan peraturan dan kondisi
perekonomian untuk menjaga agar harga sembako tetap terjangkau.
2) Penelitian dilakukan oleh Nugroho Setyowati, (2013) dengan judul “
Penetapan harga Kebutuhan Pokok di Pasar Tradisional Kota Semarang”
Adapun instrumen penelitian adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.
Dalam penelitiannya peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif dengan menggunakan analisis data interactive modelof analysis.
10
Pengendalian harga yang dilakukan untuk meningkatkan harga jual dan daya
beli masyarakat sehingga tentunya dengan dikendalikannya harga-harga
sembako di pasar tradisional maka akan membantu perputaran
perekonomian di Kota Semarang.
3) Penelitian yang dilakukan oleh Aurel Laksmita Johari dengan judul
Hubungan Kenaikan Harga Sembako Terhadap Daya beli MAsyarakat
(Studi Kasus Pasar Tradisional Palembang) dengan menggunakan penelitian
variable bebas Kenaikan Harga dan Daya beli masyarakat sebagai variable
terikat menyatakan penelitian secara seluruh variabel Kenaikan Harga
terhadap Daya beli masyarakat berpengaruh siginifikan.
B. Konsep Strategi
Kata strategi berasal dari kata “Strategos” dalam bahasa Yunani
merupakan gabungan dari “Stratos” atau tentara dan “Ego” atau pemimpin. Suatu
strategi mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi
pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Menurut Marrus
(2002:31) mendefinisikan Strategi sebagai suatu proses penentuan rencana para
pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Selanjutnya Quinn (1999:10) mengartikan strategi merupakan suatu bentuk atau
rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan dan
rangkaian tindakan dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh.
Strategi diformulasikan dengan baik akan membantu penyusunan dan
pengalokasian sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi suatu bentuk yang
11
unik dan dapat bertahan. Strategi yang baik disusun berdasarkan kemampuan
internal dan kelemahan perusahaan, antisipasi perubahan dalam lingkungan, serta
kesatuan pergerakan yang dilakukan oleh mata-mata musuh. Dari kedua pendapat
di atas, maka strategi dapat diartikan sebagai suatu rencana yang disusun oleh
manajemen puncak untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Rencana ini meliputi,
tujuan, kebijakan, dan tindakan yang harus dilakukan oleh suatu organisasi dalam
mempertahankan eksistensi dan menenangkan daya saing pedagan dengan harga
yang kensisten dan relatif stabil. Menurut David (2011:18-19) mengatakan bahwa
Strategi ialah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai.
Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan
produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau
joint venture.
Menurut Tjiptono (2006:3) istilah Strategi berasal dari bahasaYunani yaitu
“Strategia” yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral. Strategi
juga bisa diartikan suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan
militer pada daerah – daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
Menurut Menurut Pearce II dan Robinson (2008:2), strategi adalah rencana
berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi
persaingan untuk mencapai tujuan Perusahaan. Dari definisi tersebut, dapat di
simpulkan bahwa pengertian dari Strategi adalah sebuah tindakan proses
perencanaan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan, dengan melalukan hal-
hal yang bersifat terus menerus sesuai keputusan bersama dan berdasarkan sudut
pandang kebutuhan pelanggan. Rangkuti (2013:183) berpendapat bahwa strategi
12
adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana
perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah di tetapkan berdasarkan misi
yang telah di tetapkan sebelumnya. Sedangkan menurut Stoner, Freeman, dan
Gilbert. Jr (2005), konsep strategi dapat di definisikan berdasarkan dua perspektif
yang berbeda yaitu : (1) dari perspektif apa suatu organisasi ingin dilakukan
(intens to do), dan (2) dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan
(eventually does).
Dari definisi tersebut penulis menyimpulkan bahwa pengertian strategi
adalah hal-hal yang perusahaan ingin lakukan untuk mencapai suatu tujuan yang
telah di tetapkan sebelumnya. Merujuk pada pandangan Higgins (Salusu,
2006:101) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut
Master Strategy, yaitu: Enterprise Strategy, Corporate Strategy, Business
Strategy dan Functional Strategy.
1) Enterprise Strategy
Strategi ini berkaitan dengan respon masyarakat. Setiap organisasi
mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang
berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang
tidak terkendali, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok
penekan, kelompok politik dan kelompok Sosial lainnya. Jadi dalam strategi
enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu
akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga
menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk
memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
13
2) Corporate Strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut
Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.
Pertanyaan apa yang menjadi bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita
mengendalikan bisnis itu, tidak semata-mata untuk dijawab oleh organisasi bisnis,
tetapi juga oleh setiap organisasi pemerintahan dan organisasi nonprofit. Apakah
misi yayasan ini, yayasan itu, apakah misi lembaga ini, Lembaga itu? Apakah misi
badan ini, badan itu? Begitu seterusnya. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan
itu sangat penting dan kalau keliru dijawab bisa fatal. Misalnya, kalau jawaban
terhadap misi universitas ialah terjun kedalam dunia bisnis agar menjadi kaya
maka akibatnya bisa menjadi buruk, baik terhadap anak didiknya, terhadap
pemerintah, maupun terhadap bangsa dan negaranya.
3) Business Strategy
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di
tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa,
para pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat
memperoleh keuntungan-keuntungan stratejik yang sekaligus mampu menunjang
berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.
4) Functional Strategy
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang
suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi fungsional yaitu:
14
1. Strategi fungsional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang
memungkinkan organisasi hidup yang sehat,antara lain yang berkaitan
dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.
2. Strategi fungsional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu
planning, organizing, implementating, controlling, staffing, leading,
motivating, communicating, decision making, representing, dan integrating.
3. Strategi isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik
situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum
diketahui atau yang selalu berubah. Tingkat-tingkat strategi itu merupakan
kesatuan yang bulat dan menjadi isyarat bagi setiap pengambil keputusan
tertinggi bahwa mengelola organisasi tidak boleh dilihat dari sudut kerapian
administratif semata, tetapi juga hendaknya memperhitungkan soal
kesehatan organisasi dari sudut ekonomi.
Setiap organisasi pasti memiliki strategi untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Tipe strategi yang digunakan dalam suatu organisasi
tidaklah sama. Ada beberapa strategi yang digunakan dalam suatu organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Kooten dalam
Salusu (2006:104-105), tipe-tipe strategi meliputi :
1) Corporate Strategy (Strategi Organisasi)
Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan
inisiatif inisatif strategi yang baru. Pembatasan-pembatasan diperlukan, yaitu
mengenai apa yang dilakukan dan untuk siapa.
2) Program strategy (Strategi Program)
15
Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi strategi dari
suatu program tertentu. Kira-kira apa dampaknya apabila suatu program tertentu
dilancarkan atau diperkenalkan (apa dampaknya bagi sasaran (organisasi).
3) Resource Support Strategy (Strategi Pendukung Sumber Daya)
Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan
sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja
organisasi. Sumber daya itu dapat berupa tenaga, keuangan, teknologi, dan
sebagainya.
4) Institusional Strategy (Strategi Kelembagaan)
Fokus dari strategi institusional ialah mengembangkan kemampuan
organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisatif strategi. Berkaitan dengan
penelitian ini, tipe strateginya adalah strategi program. Hal demikian dikarenakan
strategi program lebih mengutamakan dampak dari suatu kegiatan itu
diperkenalkan dan dilakukan. Strategi program lebih mengedepankan manfaat dari
suatu kegiatan yang akan dilakukan. Oleh sebab itu strategi mencakup bagaimana
organisasi memulai tahapan pengenalan program programnya kepada masyarakat
dengan bentuk sosialisasi. Sehingga dengan begitu dampak dari terkenalnya
organisasi ini yaitu masyarakat mengetahui dan mengenal lebih jauh untuk lebih
memahami dan ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang dilakukan
organisasi tersebut.
Segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar menjadi beberapa kelompok
pembeli berbeda yang mungkin memerlukan produk atau jasa yang berbeda pula.
Segmentasi pasar perlu dilakukan mengingat di dalam suatu pasar terdapat banyak
16
pembeli yang berbeda keinginan dan kebutuhannya. Pada dasarnya segmentasi
pasar merupakan strategi yang didasarkan pada falsafah manajemen pemasaran
yang berorientasi pada konsumen. Dengan melaksanakan segmentasi pasar
kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya perusahaan di
bidang pemasaran dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien. Kebutuhan
dan keinginan pembeli yang bervariasi menjadi pedoman bagi rancangan strategi
pemasaran. Pembeli biasanyan memperlihatkan preferensi dan prioritas produk
yang berbeda-beda. Mereka pada umumnya menginginkan produk dan jasa yang
bisa memuaskan kebutuhan konsumen dengan harga yang mampu bersaing.
Perbedaan-perbedaan inilah yang menciptakan segmen pasar. Para ahli
mendefinisikan pengertian segmentasi dengan bermacam-macam definisi yang
serupa.
Weinstein, Malcolm & Ian Dumber, mendefinisikan segmentasi adalah
proses pembagian pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kesamaan
kebutuhan atau karakteristik yang serupa dalam perilaku pembelian konsumen.
Sebaliknya Schiffman mendefinisikan agak berbeda, yaitu bahwa segmentasi
adalah proses pembagian pasar ke dalam kelompok yang mempunyai kebutuhan
atau karakteristik yang umum dan menyeleksi satu segmen atau lebih untuk
menetapkan target market yang disesuaikan dengan Marketing Mix. Bagi setiap
segmen yang ingin dimasuki perusahaan, perlu dikembangkan strategi
penempatan produk. Setiap produk yang beredar dipasarkan menduduki tempat
tertentu dalam segmen pasarnya. Pada dasarnya segmentasi pasar menunjukkan
peluang-peluang dalam segmen pasar yang dihadapi oleh perusahaan. Segmentasi
17
pasar berguna bagi perusahaan untuk memiliki suatu produk istimewa yang dapat
memenuhi kebutuhan pasar yang menjadi targetnya. Sehingga kegunaan
segmentasi pasar untuk rancangan strategi pemasaran adalah sebagai berikut :
a) Mendapat posisi bersaing yang lebih baik diperuntukkan untuk produk yang
ada pada saat ini.
b) Mendapat posisi yang lebih efektif pada pasar yang terbatas.
c) Mengidentifikasikan peluang dalam pasar yang menunjukkan kesempatan
bagi.
d) pengembangan produk baru.
e) Mengidentifikasi konsumen baru yang potensial.
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi segmen pasar agar proses
segmentasi pasar dapat dijalankan dengan efektif dan bermanfaat bagi perusahaan
yaitu:
a) Berbeda (distinctive) menunjukkan segmen tersebut memiliki karakteristik
dan perilaku pembelian yang berbeda dari segmen lain.
b) Dapat diukur (measureability) menunjukkan bahwa besar daya beli setiap
segmen harus dapat diukur dengan tingkat tertentu meskipun pada
kenyataannya beberapa variabel tertentu tidak mudah diukur.
c) Dapat dicapai (accessibility) menunjukkan seberapa jauh segmen dapat
dijangkau dan dilayani dengan efektif.
d) Berarti (substantiality) suatu kelompok akan pantas disebut segmen apabila
cukup besar dan atau cukup menguntungkan.
18
e) Layak (feasibility) menunjukkan seberapa jauh program-program efektif
dapat disusun untuk menarik minat segmen.
f) Dapat memberi keuntungan (Profitable) yaitu bahwa segmen pasar yang
dituju dapat memberikan keuntungan secara finansial buat perusahaan, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
C. Konsep Strategi Pemerintah
Dalam hal ini, pemerintah melakukan beberapa langkah untuk menjaga
kenetralisasian harga kebutuhan pangan pokok yang diputuskan Dalam Raker
dengan komisi VI DPR. Menteri perdagangan Gita Wiryawan mengemukakan
beberapa langkah tersebut :
1. Pertama, berkoordinasi dengan instansi terkait untuk kelancaran bahan
pangan pokok pada Lebaran 2013. Oleh sebab itulah, ia mengatakan
Kemendag (kementrian perdagangan) telah mengusulkan kepada
Kementerian Perhubungan (Kemenhub), untuk memberikan prioritas
angkutan bahan pangan pokok dan barang strategis periode H-4 s/d H+1
Lebaran. "Adapun komoditi yang jadi prioritas angkutan adalah Beras, Gula
Pasir, Tepung Terigu, Minyak Goreng, Daging Sapi, Daging Ayam, Telur
Ayam, Cabe, Bawang, BBM, BBG, Susu, Air Minum Dalam Kemasan,
Pupuk, Dan Ternak.
2. Kedua, meminta pelaku usaha agar melakukan penyesuaian harga bahan
pangan pokok pasca kenaikan harga BBM secara bertahap dan wajar.
19
"Kenaikan itu harus berdasarkan fakta supply dan demand untuk masing-
masing komoditi sehingga harga tidak melonjak.
3. Ketiga, melakukan pemantauan harga harian dan ketersediaan bahan pangan
pokok secara berkesinambungan di tingkat eceran/pasar tradisional. Upaya
ini, menurutnya, dilakukan dengan melibatkan Dinas Perdagangan Di 33
Provinsi. Tak lupa, pengawasan terhadap potensi penimbunan juga terus
dilakukan.
4. Keempat, peninjauan langsung ke beberapa pasar tradisional di Jakarta dan
daerah untuk memantau ketersediaan stok, kelancaran distribusi, dan
perkembangan harga bahan pangan pokok masyarakat.
5. Kelima, memfasilitasi penyelenggaraan pasar murah Di 33 Provinsi,
terutama di lokasi masyarakat berpenghasilan rendah/pra sejahtera. Upaya
ini, menurut Gita, akan dimulai pada awal Ramadhan sampai menjelang
lebaran. Penyelenggaraan dengan melibatkan pemerintah daerah,
subdistributor dan pengecer bahan pokok setempat.
6. Keenam, khusus untuk beras, meski kenaikan harga tidak naik signifikan,
namun pemerintah tetap akan berupaya menjaga stabilitas harga dan
ketersediaan pasokan. Hal ini sesuai amanat Peraturan Menteri Perdagangan
No 04/M-DAG (Menteri Perdagangan)/PER /1/2012 yang mengatur
penggunaan cadangan beras pemerintah untuk stabilisasi harga. Selain itu,
upaya ini juga sejalan dengan Surat Menteri Perdagangan No. 2130/M-
DAG/SD/12/2012 mengenai Perihal Operasi Pasar Cadangan Beras
Pemerintah.
20
7. Ketujuh, membentuk Forum Informasi dan Solusi Bisnis. Forum ini,
menurut Gita, dibentuk untuk mengatasi permasalahan yang mungkin timbul
pasca kenaikan BBM dan kenaikan harga menjelang puasa dan lebaran.
"Forum ini akan melibatkan Kementerian Perhubungan, Kementerian
Pertanian, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Bea Cukai, dan
Kepolisian.
Sekretaris Jendral Kementerian Perdagangan, Karyanto Suprih
mengatakan, telah melakukan Empat langkah untuk menjaga standarisasi harga
dan ketersediaan pasokan bahan Pokok. Keempat strategi itu adalah Penguatan
Regulasi, Penatalaksanaan, Memantauan atau Pengawasan dan Upaya Khusus.
Karyanto memaparkannya sebagai berikut ;
1) Penguatan Regulasi–Menertibkan Peraturan Menteri Perdagangan
(PERMENDAG) Nomor 20 Tahun 2017 tentan pendaftaran pelaku
distribusi barang kebutuhan Pokok-Permendag Nomor 27 Tahun 2017
tentang penetapan harga acuan pembelian ditingkat petani dan harga acuan
penjualan di Konsumen - Permendag Nomor 30 Tahun 2017 tentang
ketentuan Impor Produk Budidaya Tanaman Kebun (holtikultura).
2) Penatalaksanaan-Menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk Tiga
komoditas, yakni Daging Baku Rp 80 ribu Per Kilogram, Gula Pasir Rp 12
ribu Per Kilogram, dan Minyak Goreng Rp 11 ribu Per Kilogram-menjaga
ketersediaan stok bahan Pokok dengan menegaskan bulog memperluas
wilayah pemasaran Daging Impor di luar Jabodetabek, kecuali Daerah
melarang peredaran Daging Impor-memotong rantai distribusi, yakni bulog
21
bisa membuka lapak eceran sebagai pasar penyeimbang dengan harga Gula
Rp 12,5 ribu Per Kilogram dan menjual Gula langsung ke Pedagang Eceran
Pasar Rakyat– cadangan bahan Pokok dalam Penguasaan Pemerintah.
3) Pengawasan–Memantau Harga dan Pasokan Bahan Pokok, membangun
sistem informasi harga dan Pasokan Terintegrasi–Koordinasi dan Bersama
Kementrian melakukan pombongkaran penimbunan Bahan Pangan.
D. Konsep Kebutuhan Pokok
Dewasa ini, kenyataan menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia
dihadapkan pada permasalahan kemiskinan yang cukup besar jumlahnya, dengan
demikian maka upaya-upaya pemerataan pendapatan masyarakat perlu dilakukan
secara terus menerus melalui berbagai bidang kehidupan masyarakat, agar mereka
yang tergolong "miskin" ini setidaknya memiliki kemampuan guna memenuhi
kebutuhan pokok mereka. Kebutuhan pokok yang dimaksud sebagai kebutuhan
dasar (basic human needs), yakni kebutuhan yang sangat penting guna
kelangsungan hidup manusia, baik yang menyangkut kebutuhan konsumsi
individu (makan, perumahan, pakaian), maupun keperluan pelayanan sosial
tertentu (air minum, sanitasi, transportasi, kesehatan dan pendidikan). Dalam
kaitan ini, Radwan dan Alfthan (1978) mengemukakan bahwa tanpa mengurangi
konsep basic needs, keperluan minimum dari seorang individu atau rumah tangga
berupa: makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan, air dan sanitasi,
transportasi dan partisipasi.
22
Sehubungan dengan hal itu, Green dan Evers (dalam Sumardi & Evers
1985), mengemukakan model kebutuhan dasar sebagai suatu strategi memenuhi
lima sasaran pokok, yaitu : 1). Dipenuhinya kebutuhan pangan, sandang, papan
atau perumahan, peralatan sederhana dan berbagai kebutuhan yang dipandang
perlu. 2). Dibukanya kesempatan luas untuk memperoleh berbagai jasa,
pendidikan untuk anak dan orang tua, program preventiv dan kuratif kesehatan air
minum, pemukiman dan lingkungan yang mempunyai infrastruktur dan
komunikasi baik rural maupun urban. 3). Dijaminnya hak untuk memperoleh
kesempatan kerja yang produktif (termasuk menciptakan sendiri) yang
memungkinkan adanya balas jasa setimpal untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga. 4) Terbinanya prasarana yang memungkinkan produksi barang dan jasa,
ataupun dari perdagangan international untuk memperolehnya dengan
kemampuan untuk menyisihkan tabungan bagi pembiayaan usaha selanjutnya. 5).
Menjamin adanya partisipasi masa dalam pengambilan keputusan dan
pelaksanaan proyek-proyek.
E. Kerangka Pikir
Pasar merupakan sekumpulan pembeli dan penjual dari sebuah barang atau
jasa tertentu. Para pembeli sebagai sebuah kelompok menentukan permintaan
terhadap produk, dan para penjual sebagai kelompok menentukan penawaran
terhadap produk. Menurut kelas atau mutu dari pelayanan yang diberikan suatu
pasar dapat digolongkan menjadi pasar tradisional dan pasar modern. Menurut
Perpres No. 112 Tahun2007 Pasal 1 pengertian pasar tradisional adalah pasar
23
yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, Badan
Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan
tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh
pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala
kecil, modal kecil, dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar-
menawar.
Gambar 2.1 : Kerangka Pikir
F. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini dengan fokus tentang strategi pemerintah dalam
mengendalikan harga kebutuhan pokok di Kota Makasar maka yang akan menjadi
indikator untuk meninjau lebih lanjut terkait dengan hal tersebut yaitu :
1. Penguatan Regulasi
2. Pengawasan
3. Penata laksanaan
Strategi pemerintah dalam menetralisasi harga kebotuhan pokok
di Kota Makassar
pengawasan
penatalaksanaan Penguatan regulasi
Tercapainya kenetralisasian harga kebutuhan pokok Di Kota Makassar
24
G. Definisi Fokus Penelitian 1. Penguatan Regulasi merupakan suatu peraturan yang dibuat untuk menmbantu
mengendalikan suatu kelompok, Lembaga/organisasi dan masyarakat demi
mencapai tujuan tertentu dalam kehidupan Bersama, bermayarakat dan
bersosialisasi. Maka dari itu, Pemerintah perlu melakukan penguatan regulasi
dengan cara menerbitkan peraturan Menteri Perdagangan (PERMENDAG)
Nomor 20 Tahun 2017 tentang pendaftaran pelaku distribusi barang pokok.
2. Penatalaksanaan merupakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda
dan segala yang dibendakan. Menjaga ketersediaan stok bahan pokok dengan
menegaskan bulog memperluas wilayah pemasaran daging impor di luar
jabodetabek, maka pemerintah harus melakukan Penatalaksanaan dengan
Menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk Tiga komoditas, yakni
Daging Baku Rp 80 ribu Per Kilogram, Gula Pasir Rp 12 ribu Per Kilogram,
dan Minyak Goreng Rp 11 ribu Per Kilogram, kecuali daerah melarang
peredaran dagin impor memotong rantai distribusi, yakni, bulog bisa
membuka lapak eceran sebagai pasar penyeimbang dengan harga yang relatif
standar.
3. Pengawasan merupakan proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaina hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Mengenai hal
ini, Pemerintah harus melakukan Pengawasan, memantau harga dan pasokan
bahan pokok, membangun sistem informasi harga dan pasokan terintegrasi,
terkoordinasi secara merata kesetiap Kota di Indonesia
25
4. Maka dengan ini pemerintah dapat mewujudkan harga kebutuhan pokok Di
Kota Makassar yang konsisten berdasarkan harga yang telah ditentukan yang
sesuai dengan standar.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Berdasarkan judul penelitin di atas, waktu penelitian dilakukan kurang
lebih 2 bulan mulai bulan Novenber-Desember. Penelitian ini dilaksakan di Dinas
Perdagangan Jl. Rappocini Raya Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Yang
dimulai pada tanggal 30 Oktober 2019 sampi dengan 30 Desember 2019 Dengan
pertimbangan, karena Makassar merupakan salah satu kota yang memiliki
perkembangan penduduk yang terbilan cukup siknifikan setiap tahunnya.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
1. Jenis Penelitian
Berkaitan dengan judul penelitian adalah untuk memberikan gambaran
terkait dengan strategi pemerintah dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok
di Kota Makassar secara objektif, maka pada penelitian ini menggunakan metode
Kualitatif yang menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara
mendalam, rinci dan tuntas dengan penjelasan detail objek dan masalah penelitian
berdasarkan fakta. Metode kualitatif juga disebut metode artistik, karena proses
penelitian lebih bersifat seni. (Sugiyono, 2014).
2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan fenomenologi
dengan didukung data kualitatif sebagaimana peneliti berusaha untuk
mengungkapakan suatu fakta atau realita terkait dengan permasalahan yang terjadi
pada fokus dan lokus penelitian yang tentunya berada pada wilayah penelitian.
27
C. Informan
Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan
informan penelitian ini.Purposive sampling merupakan penentuan informan tidak
berdasarkan atas strata, kedudukan pedoman atau wilayah tetapi didasarkan pada
adanya tujuan dan pertimbangan tertentu yang tetap berhubungan degan
permasalahan penelitian ini. Informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
No Nama Inisial Jabatan Ket
1 Drs. H. Andi Muh.
Yasir, M.Si AMY Kepala dinas 1 Orang
2 Drs. A. Momang Tisi AMT Sekretaris 1 Orang
3 Hj. Sri Rejeki, SH SR Bidang Perlindungan
Konsumen dan Kemeterologian
1 Orang
4 Ikhsan, S.Sos., MM I Bidang Usaha Perdagangan 1 Orang
5 Syahruddin, S.Sos.,
M.Adm Pem S
Bidang Pengawasan dan Penindakan Pelanggaran
1 Orang
6 Abdul Hamid, S.Sos., MM
AH Seksi Pengembangan dan
Pembinaan Usaha dan Sarana 1 Orang
7 Dg. Tina DT Konsumen 1 Orang
8 Dartianus, SE D Sub Bagian Keuangan 1 Orang
Jumlah 8 Orang
Sumber : Data Disperindag Kota Makassar 2020
Tabel 3.1 : Data Informan Penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
Menyusun instrumen adalah pekerjaan yang paling penting dalam langkah
penelitian, akan tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi untuk
28
memperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya. Metode atau cara
pengumpulan data yang penyusun gunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah
dengan cara dokumentasi, observasi, dan wawancara.
1. Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan
pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang di selidiki.
Fungsi observasi ini untuk menyaring dan melengkapi data yang mungkin
tidak diperoleh melalui interview atau wawancara.
2. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara peneliti dengan
informan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara).
3. Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang
tertulis. Jadi dokumentasi adalah suatu teknik dimana data diperoleh dari
dokumen yang ada pada benda-benda tertulis, buku-buku, yang berkaitan
dengan objek penelitian. Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh
data secara jelas dan konkret tentang strategi pengendalian harga
kebutuhan pokok oleh pemerintah baik berupa foto maupun peraturan
tertulis lainnya yang terkait.
E. Teknik Pengabsahan Data
Pengabsahan data ialah bentuk batasan berkaitan suatu kepastian, bahwa
yang berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur. Salah satu
caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
29
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.Triangulasi pada
hakikatnya merupakan pendekatan multimetode yang dilakukan peneliti pada saat
mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena yang
diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi
jika didekati dari berbagai sudut pandang, adapun bentuk triangulasi yaitu :
1. Triangulasi Sumber
Membandingkan cara mengecek ulang derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya
membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, membanding apa yang
dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi, membandingkan hasil
wawancara dengan dokumen yang ada.
2. Triangulasi Teknik
Untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
maka untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini,
lebih lanjut peneliti menggunakan teknik yang berbeda didalam memperoleh dan
menggali informasi terkait fokus untuk memastikan keakuratannya.
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan
pengecekan berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
Perubahan suatu proses dan perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu
kewaktu sehingga untuk mendapatkan data yang sah melalui observasi penelitian
30
perlu diadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja. Peneliti
menggali informasi yang dibutuhkan.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka
memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan, data akan
menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila di analisis.Analisis data ialah langkah
selanjutnya untuk mengolah data dari hasil penelitian menjadi data, dimana data
di peroleh, di kerjakan dan di manfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan
persoalan yang di ajukan dalam menyusun hasil penelitian. Teknik analisis data
yang di gunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (interactive
model of analysis). Dalam model ini terdapat 3 komponen pokok. Menurut Miles
dan Huberman dalam Sugiono (2013) ketiga komponen tersebut yaitu :
1. Reduksi Data merupakan komponen pertama analisis data yang
mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak
penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan peneliti
dapat dilakukan.
2. Sajian Data merupakan suatu rakitan informasi yang memungkinkan
kesimpulan. Secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logis supaya
makna peristiwanya menjadi lebih mudah dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan dalam awal pengumpulan data peneliti sudah harus
mulai mengerti apa arti dari hal-hal yang ia temui dengan mencatat
peraturan-peraturan sebab akibat, dan berbagai proporsi sehingga penarikan
kesimpulan dapat di pertanggung jawabkan.
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
G. Deskripsi Objek Penelitian
1. Profil Kota Makassar
Kota Makassar dari tahun 1971 sampai 1999 dengan resmi diketahui sebagai
sebuah kota madya dan juga ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kota Makasar
merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia, kota terbesar urutan
keempat di Indonesia serta terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Sebagai ibu
Kota Provinsi Sulawesi Selatan, Kota Makassar terletak di ujung selatan Pulau
Sulawesi dengan cakupan wilayah pesisir dan bahkan mempunyai 5 pulau dimana
terdapat dua Kelurahan yang berada di pulau. Posisi kota Makassar berbatasan
dengan dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Gowa kearah Selatan dan Kabupaten
Maros kearah Timur.
Secara geografis zona kota Makassar terletak pada koordinat
119°24’17’38’’ Bujur Timur dan 5°8’6’19” Lintang Selatan, dan juga ketinggian
yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut. Dengan batas wilayah
administrasi sebagai berikut : Arah Timur : Kabupaten Maros, Arah Barat :
Selat Makassar, Arah Utara : Kabupaten Maros, Arah Selatan : Kabupaten
Gowa. Kota Makassar merupakan kota yang tepat dekat dengan pantai yang
menghampar sepanjang koridor barat dan utara serta dikenal sebagai “Waterfront
City” yang didalamnya menjulur beberapa sungai (Sungai Jenneberang, Sungai
Tallo, dan Sungai Pampang) yang keseluruhan bermuara ke dalam kota. Kota
Makassar merupakan paparan daratan rendah yang terletak pada ketinggian kira-
32
kira 0-25 meter dari permukaan laut. Visi Kota Makassar adalah “Makassar kota
dunia yang nyaman untuk semua” Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Makassar sebagai Unit Pelaksana Teknis dengan kewenangan di Bidang
Perindustrian dan Perdagangan telah menetapkan Visi sebagai pedoman atau
acuan dalam rangka menselaraskan dengan Visi Pemerintah Kota Makassar yaitu :
“terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan industri dan
perdagangan yang berwawasan lingkungan“, “Terwujudnya Kesejahteraan
Masyarakat Melalui Pengembangan Industri”.
Misi Kota Makassar adalah untuk mewujudkan Visi sebagaimana tersebut
di atas, maka misi yang ditetapkan adalah sebagai berikut :
a) Menguatkan tata niaga yang sehat bagi kelompok masyarakat perindustrian
dan perdagangan dalam bentuk pemberian pengetahuan dan kemampuan
manajemen melalui pendidikan dan pelatihan yang berkualitas;
b) Menguatkan Pasar dalam negeri dan luar negeri serta meningkatkan promosi
dalam negeri dan luar negeri dalam era globalisasi/perdagangan bebas;
c) Menguatkan struktur industri, peningkatan nilai tambah industri, serta
penguasaan teknologi industri yang berwawasan lingkungan;
d) Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam kaitannya dengan hak-hak
konsumen sebagai upaya perlindungan konsumen.
33
Jumlah Kecamatan dan Kelurahan di Kota Makassar
No Kecamatan Jumlah Kelurahan 1 Biringkanaya 11 2 Bontoala 12 3 Kepulauan Sangkarrang 3 4 Makassar 14 5 Mamajang 13 6 Manggala 8 7 Mariso 9 8 Panakukang 11 9 Rappoccini 11 10 Tallo 15 11 Tamalanrea 8 12 Tamalate 11 13 Ujung Pandang 10 14 Ujung Tanah 9 15 Wajo 8
Jumlah Kelurahan 153
Tabel 4.1 : Data Kecamatan Dan Kelurahan di Kota Makassar Sumber : Data Pemkot Makassar 2020
2. Tujuan, Visi Misi dan Kebijakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Makassar
a) Tujuan
1. Menciptakan pangsa pasar yang luas dengan memanfaatkan pola tata kelola
Perindustrian dan Perdagangan yang terintegrasi ke dalam sistem distribusi
yang akurat.
2. Menciptakan iklim usaha perdagangan, akses pasar, fasilitas perdagangan,
daya saing produk dan penciptaan jaringan distribusi yang efisien, baik di
dalam maupun di luar negeri.
34
3. Menciptakan struktur industri yang kuat dan dapat menunjang pembangunan
industri, meningkatkan nilai tambah industri dan meningkatkan penguasaan
teknologi industri yang berwawasan lingkungan.
4. Menciptakan konsumen / masyarakat yang cerdas yang memahami dan
mengetahui tentang hak–hak konsumen sebagai upaya melindungi
konsumen dari hal–hal yang sifatnya dapat merugikan konsumen.
b) Visi
Terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan
Perindustrian dan Perdagangan yang berwawasan lingkungan guna Mewujudkan
Kota Dunia.
c) Misi
1. Menguatkan tata niaga yang sehat bagi kelompok masyarakat perindustrian
dan perdagangan dalam bentuk pemberian pengetahuan dan kemampuan
manajemen melalui pendidikan dan pelatihan yang berkualitas.
2. Menguatkan Pasar dalam negeri dan luar negeri serta meningkatkan promosi
dalam negeri dan luar negeri dalam era globalisasi/ perdagangan bebas.
3. Menguatkan struktur industri, peningkatan nilai tambah industri, serta
penguasaan teknologi industri yang berwawasan lingkungan.
4. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam kaitannya dengan hak–hak
konsumen sebagai upaya perlindungan konsumen.
d) Sasaran
35
1. 1. Menjadikan pelaku usaha dan Stakeholder lainnya sebagai pengusaha
yang profesional di bidangnya.
2. Menjadikan pasar, baik dalam maupun luar negeri sebagai satu–satunya
sarana yang mampu meningkatkan ekonomi pelaku usaha.
3. Menjadikan industri sebagai salah satu basis utama dalam menunjang
pembangunan regional yang berwawasan lingkungan.
4. Menjadikan konsumen yang tahu dan mengerti tentang hak-hak konsumen
dan kewajiban pelaku usaha.
e) Kebijakan
1. Pembinaan dan Penataan pedagang kaki lima yang berbarengan dengan
peningkatan sentra- sentra produk lokal dalam mengembangkan industri
kreatif tradisonal.
2. Memberikan kepastian dan payung hukum yang jelas dan transparan
terhadap pelaku usaha khususnya pada sektor perdagangan sebagai pedoman
dalam mengembangkan dan meningkatkan taraf kehidupan yang lebih
sejahtera.
3. Membuat zona-zona industri berdasarkan strukturkehidupan ekonomi
kerakyatan yang ramah dan berwawasan lingkungan.
4. Senantiasa melakukan kajian-kajian dan sosialisasi terhadap penguatan
struktur ekonomi yang mengerti dan memahami tentang hak-hak dan
kewajiban pelaku usaha dan konsumen.
3. Tugas dan Struktur organiasi Disperindag Kota Makassar
36
Berdasarkan Peraturan Daerah kota Makassar Nomor 7 tahun 2013 tentang
perubahan kedua atas peraturan daerah nomor 3 tahun 2009 tentang Pembentukan dan
Susunan Organisasi perangkat daerah Kota Makassar dan Peraturan Walikota Makassar
Nomor 9 Tahun 2014 tentang uraian tugas dan fungsi jabatan struktural pada Dinas
Perindustrian dan perdagangan kota Makassar.
a. Tugas Pokok
Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas pokok yaitu
merumuskan, membina dan mengendalikan kebijakan di bidang perindustrian dan
perdagangan.
b. Fungsi
Sementara fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar yaitu :
a) Penyusunan rumusan kebijaksanaan teknis pembinaan, pengembangan dan
pemberdayaan di bidang perindustrian dan perdagangan.
b) Penyusunan rencana dan program pembinaan, pengendalian serta
pengawasan pemberian izin dibidang perindustrian dan perdagangan
c) Penyusunan rencana dan program di bidang pengembangan usaha sarana
perdagangan, pendaftaran perusahaan, pengawasan dan penyuluhan.
d) Pelaksanaan pengendalian teknis operasional di bidang perlindungan
konsumen serta kemetrologian
e) Pelaksanaan pengembangan, pengendalian, pengawasan dan pembinaan
usaha serta promosi produk hasil perindustrian dan perdagangan.
f) Pelaksanaan pembinaan, pengendalian, pengawasan dan pengkajian
perizinan dan pelayanan umum di bidang perindustrian dan perdagangan.
37
g) Pelaksanaan perencanaan dan pengendalian teknis operasional pengelolaan
keuangan, kepegawaian dan pengurusan barang milik daerah yang berada
dalam penguasaannya.
h) Pelaksanaan kesekretariatan dinas.
i) Pembinaan Unit Pelaksana Teknis.
c. Struktur Organisasi
Sumber : Data Disperindag Kota Makassar 2020 Gambar 4.1 : Struktur Disperindag Kota Makassar 2019
H. Hasil Penelitian Strategi Pemerintah dalam Mengendalikan Harga Kebutuhan Pokok di Kota Makassar
38
Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh selama
penelitian yang sudah dilaksanakan pada Kantor Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Makassar. Peneliti akan memaparkan apa usaha yang
dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk mengendalikan Inflasi di
Kota Makassar yang didapatkan melalui wawancara langsung di Dinas
Perindusrtian dan Perdagansan Kota Makassar. Maka dengan ini peneliti dapat
menguraikan hasil obserfasi dan wawancara langsung terhadap informan di
lapangan. Berikut peneliti melakukan wawancara kepada informan AMT
Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan juga sekaligus sebagai
Pembina Tk.I. Peneliti bertanya tentang bagaimana usaha yang dilakukan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan untuk mengendalikan Inflasi di Kota Makassar.
Kutipan jawaban dari informan:
“Kalau masalah inflasi itu, kita disini punya Tim TPID namanya yang dibentuk secara khusus untuk mengontrol inflasi di Kota Makassar. Jadi kita memperadakan Mobil Pengontrol Inflasi mulai pada Tahun 2018 sebamnyak sepuluh (10) unit, kenapa banyak begitu karena di Kota Makassar ini ada 15 Kecamatan, satu (1) kecematan yang di pulau 14 yang di darat, jadi kita ini setiap satu minggu itu ada Tim yang kirim turun di pasar-pasar yang besar di Kota Makassar seperti yang sudah dijelaskan pada Informan sebelumnya, pada saat di lapangan ada sekitar 20 bahan pokok yang kita kontrol termasuk barang penting, karena kapan kita tidak kontrol pasti masyarakat berteriak kenapa harga sembako naik” (hasil
wawancara AMT;. 11 November 2019).
Kemudian peneliti bertanya dengan informan yang sama AMT mengenai:
ada berapa instansi yang terkait dalam menangani inflasi di Kota Makassar?
Kutipan jawaban informan:
39
“Seperti yang saya katakana tadi bahwa kita punya yang namanya tim
TPID, nah dalam Tim TPID ini ada beberapa instansi yang terkait termasuk Bank Indonesia, Dinas Perdagangan, Dinas Peternakan, dan termasuk penanggungjawab Pasar juga terlibat, semua itu dilibatkan dalam Tim untuk menekan Inflasi, karena kapan naik inflasi daya beli itu pasti merosok, itu merupakan salah satu kunci dimanapun saja kalau inflasi terjadi. Karena kita ini (Dinas Perdagangan dan Perdagangan) merupakan legisektor, dia yang mengumpulkan data semua, jadi ketika tiba-tiba ada kenaikan harga sembako naik maka disitulah berfungsi mobil inflasi kontrol dengan melakukan operasi Pasar supaya bisa menstabilkan harga barang yang begitu tinggi” (hasil wawancara AMT;. 11 November 2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwa untuk
mengontrol terjadinya inflasi maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan
membentuk tim dan menyediakan mobil pengontrol inflasi yang akan beroprasi di
sepuluh pasar tradisianal di Kota Makassar untuk memantau harga Kebutuhan
pokok. Adapun penjelasan tentan kebijakan yang bisa diambil Pemerintah untuk
menekan Inflasi yaitu Kebijakan Moneter, Kebijakan Fiskal dan Kebijakan lainya.
Secara umum, pengertian Inflasi adalah sebua keadaan perekonomian
dimana harga-harga secara umum mengalami kenaikan dalam waktu yang
panjang. Kenaikan harga yang bersifat sementara seperti kenaikan harga pada saat
lebaran tidak dianggap sebagai Inflasi, karena harga-harga dapat turun kembali.
Inflasi dapat terjadi karena jumlah uang beredar lebih bnyak daripada yang
dibutuhkan. Indflasi merupakan gejala ekonomi yang tidak pernah dapat
dihilangkan dengan tuntas. Usaha-usaha yang dilakukan hanya sampai sebatas
mengurangi dan mengendalikan.
40
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan inflasi ringan, sedang,
berat dan Hipirinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawa
angka 10 % dalam setahun, sedangkan Inflasi Sedang tejadi apabila kenaikan
harga berada 10%-30% dalam setahun, sedangkan Inflasi Berat adalah apabilah
kenaikan harga berada 30%-100% dalam setahun, sedangkan Hiperinflasi atau
Inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% dalam
setahun. Mengingat pentingnya mengatasi masalah inflasi maka perlu penanganan
yang serius dalam pengerjaanya. Hal pertama yang harus dilakukan adalah
mengetahuai penyebap terjadinya Inflasi agar jalan untuk mengatasinya dapat
diketahui. Beberapa ahli ekonomi sepakat bahwa Inflasi tidak hanya berhubungan
dengan jumlah Uang yang beredar, tetapi berhubungan juga dengan jumlah barang
dan jasa yang tersedia di masyarakat. Oleh sebab itu, untuk mengatasi masalah
Inflasi diperlukan penanganan yang tepat.
Berikut adalah kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Indonesia untuk
mengatasi masalah Inflasi ada tiga yaitu Kebijakan Moneter, Kebijakan Fiskal dan
Kebijakan Lainya.
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah segalah bentuk kebijakan yang diambil
pemerintah dibidang Moneter (keuangan) yang tujuanya untuk menjaga
kestabilan Moneter agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan Moneter meliputi:
a. Kebijakan Penetapan Persediaan Kas
41
Bank Sentral dapat mengambil kebijakan untuk mengurangi uang yang
beredar dengan jalan menetapkan persediaan uang beredar dan menetapkan
persediaan uang pada Bank-bank. Karena dengan mengurangi jumlah uang
beredar, Inflasi dapat ditekan.
b. Kebijakan Diskonto
Untuk mengatasi inflasi, Bank Sentral dapat menerapkan kebijakan
Diskonto dengan cara meningkatkan nilai sukuh bunga. Tujuanya adalah
masyarakat terdorong untuk menabung. Dengan demikian diharapkan
jumlah uang yang beredar dapat berkurang sehingga tingkat Inflasi dapat
ditekan.
c. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka
Melalui kebijakan ini, bank sentral dapat dapat mengurangi jumlah uang
beredar dengan cara menjual surat-surat berharga, misalnya Surat Utang
Negara (SUN). Semakin banyak jumlah surat-surat berharga yang terjual,
jumlah uang beredar berkurang, sehingga dapat mengurangi tingkat inflasi.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiscal adalah langkah untuk mempengaruhi penerimaan dan
pengeluaran Pemerintah. Kebijakan itu dapat mempengaruhi tingkat Inflasi.
Kebijakan Fiskal antara lain sebagai berikut.
a. Menghemat Pengeluaran Pemerintah
Pemerintah dapat menekan inflasi dengan cara menguragi pengeluaran,
sehingga permintaan akan barang dan jasa berkurang yang pada akhirnya
dapat menurunkan harga.
42
b. Menaikkan Tarif Pajak
Untuk menekan Inflasi, Pemerintah dapat menaikkan tarif pajak, naiknya
tarif pajak untuk rumah tangga dan Perusahaan akan mengurangi tingkat
konsumsi. Pengurangan tingkat komsumsi dapat mengurangi permintaan
barang dan jasa, sehingga harga dapat turun.
3. Kebijakan Lainya
Untuk memperbaiki dampak yang diakibatkan Inflasi, Pemerintah
menerapkan kebijakan Moneter dan kebijakan Fiskal, tapi selain kebijakan itu
Pemerintah masih mempunyai cara lain untuk mengendalikan Inflasi,
diantaranya adalah:
a. Meningkatkan Produksi Dan Menambah Jumlah Barang di Pasar
Untuk menambah jumlah barang, Pemerintah dapat mengeluarkan perintah
untuk meningkatkan produksi. Hal itu dapat ditempuh dengan memberi
Premi atau Subsidi pada perusahaan yang dapat mencapai target yang sudah
ditentukan. Selain itu, untuk menambah jumlah barang yang beredar,
Pemerintah juga dapat melonggarkan kesempatan impor. Misalnya, dengan
menurunkan biaya masuk banran impor.
b. Menetapkan Harga Maksimum
Penetapan harga tersebut akan mengendalikan harga yang ada sehingga
Inflasi dapat dikendalikan. Tetapi penetapan itu harus realistis, karena
penetapan harga yang tidak realistic dapat menyebabkan Pasar Glap.
Lanjut daripada itu, peneliti kembali bertanya kepada informan yang sama
AMT dengan menanyakan: bagaimana langkah-langkah yang dilakukan Dinas
43
Perindustrian dan Perdagangan untuk menekan Inflasi di Kota Makassar?.
Kutipan jawaban informan.
“Kalau langka yang kita lakukan untuk menekan Inflasi itu tergantung intruksi dari Pemerintah, jadi kita disini hanya melaksakan tugas yang sudah ditentukan. Kalau dari Pemerintah sendiri sudah ditentukan upahnya, kenapa Pemerintah harus menentukan Upah, supaya kita sebagai Dinas Perindustrian dan Perdagangan punya acuan untuk menjaga Upah bahan-bahan pokok, jadi ketika kita turun di Pasar mensurvei harga-harga barang kita tidak kebingungan lagi karena kita sudah punya acuan yang ditentukan oleh Pemerintah” (hasil wawancara AMT:.11 November 2019). Selanjutnya peneliti bertanya lagi kepada informan AMT mengenai
subsidi, peneliti ingin mengetahui apakah semua kebutuhan pokok dan barang
penting kena subsidi atau tidak? Kutipan jawaban informan.
“Tidak semua kebutuhan pokok disubsidi oleh pemerintah, tapi sifatnya masih dinamis, kenapa saya katakan masih dinamis, karena barang yang sudah disubsidi dari awal dan ada juga disubsidi oleh Pemerintah apabila terjadi kenaikan harga secara tiba-tiba” (hasil wawancara AMT:. 11 November 2019). Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa langka-langka yang diambil
Dinas Perdagangan untuk menekan inflasi yaitu tergantung pada intruksi
Pemerintah. Dinas Perdagangan melakukan pengecekan harga sesuai yang sudah
ditentukan oleh Pemerintah, Karena tidak semua harga sembako disubsidi oleh
Pemerintah.
Kemudian peneliti bertanya kembali dengan informan yang sama dengan
pertanyaan barang apa saja yang disubsudi oleh Pemerintah pak? Jawaban
informan.
“Salah satu contoh barang yamg disubsidi oleh Pemerintah itu Tabung Gas Elpiji, karena sekarang hampir semua orang menggunakan Tabung Gas Elpiji. Nah kenapa baru-baru ini Tabung Gas Elpiji langkah, karena teryata
44
ada penyalagunaan barang, ini juga bisa mempengaruhi kenaikan harganya. Nah setelah kita mencari apa yang menyababkan Tabung Melon ini langkah, ternyata Restoran besar dengan laundry menggunakan Tabung Gas Elpiji yang tiga (3) Kilo, itukan seharusnya tidak boleh karena itu sudah Disubsidi oleh Pemerintah supaya semua masyarakat bisa beli. Kalau mau dipakai hal seperti itu pakai Tabung Gas yang warna pink yang ukuranya lebih besar (tengah-tengahnya)” (hasil wawancara AMT;, 11
November 2019). Pada hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa adanya
penyalahgunaan barang dapat menyebabkan kenaikan harga barang tersebut.
Karena hal ini bisa mengurangi persediaan stok barang berkurang dan menjadi
langkah di Pasaran.
Selanjutnya peneliti kembali melanjutkan wawancara kepeda informan
AMT dengan menanyakan bagaimana regulasi yang dikeluarkan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan untuk mengendalikan Inflasi. Petikan jawaban
informan.
“Persoalan Regulasi yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan tentunya berbeda dengan Kota-kota lainya, karena masing-masing daerah mempunyai peraturan sendiri untuk memantau harga kebutuhan pokok di Pasar pada daera tersenut. Nah pada hari Rabu 15/8/2018 kemarin kita di Dinas perdagangan melakukan Sosialisasi Regulasi Pelanggaran Perindustrian di Hotel D’ Maleo Pelita Makassar”
(hasil wawancara AMT:. 11 November 2019). Kemudian peneliti malanjutkan pertanyaanya pada informan yang sama
dengan menanyakan siapa-siapa saja yang terlibat dalam kegiatan sosialisasi
tersebut pak? Kutipan jawaban informan.
“Iya, dalam kegiatan sosialisasi ini dihadiri ratusan pelaku usaha yang terbesar di 14 kecamatan di Kota Makassar. Hadir pula sejumlah pejabat struktural Dinas Perdagangan Kota Makassar diantaranya Kepala Bidang Pengawasan dan Penindakan, Syahruddin, Kepala Seksi Pengkajian
45
Pelanggaran Perdagangan dan Perindustrian, Erwin Aziz, Kepala Seksi Penindakan Perdagangan, Jamaluddin dan Kepala Seksi Penindakan Pelanggaran Perindustrian. Nah kegiatan ini fokusnya pada pemberian pemahaman kepada para pelaku usaha terkait regulasi pelanggaran perindustrian, seperti itulah yang dikatakan pak Syahruddin di tempat pelaksanaan sosialisasi” (hasil wawancara AMT:. 11 November 2019). Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti dapat mangambil kesimpulan
bahwa sesudahnya digelar sosialisasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan
dan dihadiri para pelaku usaha dan sejumlah toko-toko yang berwenang dalam
pengeluaran regulasi pelanggaran perindustrian, setelah pengeluaran regulasi
maka diharapkan para pedagangan dapat memahami dan mengimplementasikan di
lapangan.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan informan SR, Bidang
Perlindungan dan Kemetrologian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Makassar dan juga selaku Pembina, untuk menanyakan bagaimana proses
kenaikan harga kebutuhan pokok di Kota Makassar. Jawaban informan sebagai
berikut:
“Mengenai persoalan kenaikan harga Sembako kita selalu cek kenaikan
harga dan menanyakan ketersediaan stoknya, apa penyebab kenaikanya, bagaimana tingginya permintaan dan pembelinya memang agak tinggi. Kalau sudah melampaui harga sampai di atas harga normal seperti biasanya naik 10 % dari harga normal, tapi tidak semuanya harga kebutuhan pokok naik, tergantung dari tingginya permintaan dan juga dipengaruhi oleh cuaca atau musim, karena ini bisa mempengaruhi ketersediaan barang sehingga stok tidak mencukupi, hal inilah yang biasa mempengaruhi kenaikan harga kebutuhan pokok di Kota Makassar” (hasil
wawancara SR;. 5 November 2019).
46
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa untuk mengetahui penyebab terjadinya kenaikan harga sembako, maka
Dinas Perindustrian dan Perdagangan melakukan pengecekan harga dan
melakukan pemeriksaan ketersediaan stok barang dalam kurung waktu 30 hari
kedepan.
Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan informan SR dengan
pertanyaan apa langkah-langkah yang dilakukan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan untuk mengetahui kenaikan harga. Petikan wawancara dengan
informan:
“untuk mengetahui adanya kenaikan harga Sembako, kita disini selalu
rutin melakukan pemantauan harga di Pasar-pasar. Kami melakukan pemantauan sebanyak 2 (dua) kali seminggu, hari senin dan kamis. Kami melakukan pemantauan ke sepuluh (10) Pasar Tradisional di Makassar. Pasar-pasar yang kami pantau diantaranya adalah Pasar Sentral, Pasar Pa`baeng-baeng, Pasar Terong, Pasar Baru, Pasar Maricayya, Pasar Paranttambung, Pasar Sawah, Pasar Panakkukang, Pasar Panampu, dll. Kami melakukan pengecekan harga bahan pokok dan barang penting kesemua pasar yang kami pantau, apakah ada kenaikan secara signifikan atau tetap pada harga yang relatif normal. Pemantauan harga kami lakukan secara rutin dari sepuluh (10) tahun yang lalu sampai sekarang kalau saya tidak salah” (hasil wawancara SR:. 5 November 2019).
Demikian pula dengan pertanyaan mengenai apakah ada pengaruh
kenaikan harga sembako dengan adanya subsidi BBM?, Jawaban informan dari
hasil wawancara:
“Iya, pasti berpengaruh terhadap harga sembako, apalagi ada barang dari
luar Kota Makassar pasti ada ongkos transportasinya, itu yang biasanya mempengaruhi harga sembako, tapi kenaikanya biasanya sekitaran 3% saja
47
karena itu untuk ongkos transportasi, bukan karena permintaan masyarakat dan kenaikan harga juga bias dipengaruhi oleh hari-hari tertentu, misalkan menjelang Natal, hari-hari besar keagamaan seperti Bulan Suci Ramadan, Idul fitri dan tahun baru, hal ini suda lazim terjadi kenaikan harga” (hasil
wawancara SR:, 5 November 2019).
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa proses terjadinya kenaikan harga sembako di Kota Makassar
disebabkan kerena tingginya permintaan masyerakat, kurangnya ketersediaan
stok, adanya pengaruh musim dan hari-hari besar seperti menjelang Bulan Suci
Ramadhan. Sedangkan Pemerintah menjelaskan terdapat empat factor yang
mempengaruhi kenaikan harga kebutuhan pokok atau sembako yang sering
terjadi, terutama menjelang bulan bulan suci Ramadan, penjelasan dari Inspektur
Jenderal Kementerian perdagangan RI, Srie Agustina, mengatakan keempat faktor
tersebut meliputi situasi harga di luar Negeri dan Kurs Dolar, kondisi Iklim,
distribusi dan faktor spekulasi.
Biasanya kenaikan harga jelang Bulan Suci Ramadan itu adalah faktor
psikologis, namun secra umum ada empat faktor yang mempengaruhi kenikan
harga kebutuhan pokok, dijelaskan untuk faktor situasi harga di luar negeri,
biasanya berkenaan dengan komoditas yang pasokannya bergantung pada impor.
Salah satu contonya, komoditas bawang putih yang mana 90% pasokan masih
impor karena Indonesia belum bias memproduksi komoditas itu. Selain itu
adapula komoditas daging atau sapi yang masih impor sehingga bergantung pada
pergerakan kurs Dolar Amerika bahkan negosiasi dengan negara produsen, seperti
Australia.
48
Kedua beliau menjelaskan persoalan Iklim, menyangkut factor Iklim yang
mana bisa mempengaruhi harga suatu komoditas, misalnya kenaikan harga pada
cabai merah yang sering disebabkan faktor cuaca hujan berkepanjangan ataupun
musim kemarau. Karena Iklim ini berkaitan yang dihadapi oleh Petani, jika
kondisinya tidak tepat maka Petani bisa mengalami gagal panen.
Ketiga, menyangkut masalah distribusi, Srie Agustina memberikan
penjelasan mengenai pasokan komoditas bahan pangan di Pasar Induk Jakabaring
Palembang berasal dari Kota Pagaralam dengan jarak tempuh 7 jam sampai 8 jam.
Jika kondisi jalan rusak maka akan mempengaruhi distribusi barang yang pastinya
berdampak pada kenaikan harga barang.
Keempat, penjelasan mengenai faktor spekulasi, namun penjelasan ini
Inspektur Jenderal Kementerian perdagangan RI tidak menjelaskan secara rinci,
beliau hanya menyarankan kepada setiap Pemerintah daerah agar mengamankan
harga pasokan agar tetap stabil dan tidak terjadi kenaikan harga yang berlebihan
di atas harga yang sudah ditetapkan.
Table 4.2 Daftar Harga Kebutuhan Pokok Tahun 2019 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Sulsel, 2020
No Daftar Bahan Pokok Komoditas (Rp) 1. Beras
- Premium 1 (Kg) - Medium 1 (Kg)
- Termurah 1 (Kg)
Rp 11.000 Rp 10.000 Rp 8.000
2. Gla pasir 1 (Kg) Rp 12.000 3. Minyak Goreng/liter
- Kemasan - Curah (tanpa Merk)
Rp 12.000 Rp 10.000
4. Daging Sapi/ Kilo - Daging Paha
- Sapi Has Luar (Sirloin) - Sapi Has Dalam (Tenderloin)
- Sandung Lamur (Brisked)
Rp 100.000 Rp 110.000 Rp 110.000 Rp 50.000
49
Berdasarkan tabel 4.2 yang menyajikan harga kebutuhan pokok pada
Tahun 2019 diatas masih bisa mengalami perubahan setiap Tahun, setiap bulan
dan setiap pekan. Maka dari itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan rutin
melakukan pemantauan di sepuluh (10) Pasar tradisional di Kota Makassar.
Dengan cara seperti ini harga kebutuhan pokok di Kota Makassar dapat
dikendalikan.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara terhadap informan IN Kepala
Bidang Usaha Perdagangan sekaligus sebagai Pembina dengan menanyakan:
Bagaimana fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagngan melakukan pengawasan
harga kebutuhan pokok di Kota Makassar?. Kutipan jawaban informan.
“Jadi masalah harga hampir setiap hari dipantau, saya fungsinya sebagai
pengawasan perdagangan, disitu kita cuma melihat kencenderungan harga pokok itu ada kenaikan atau ada penurunan, karena ketika bahan pokok naik meka itu akan berdampak pada daya beli masyarakat, ketika harga barang turun maka memiliki pengaruh pada pelaku usaha. Jadi fungsinya kita ata adalah menjaga kestabilan harga, kita usahakan target sasaran
- Sapi Tetelan Rp 50.000 5. Daging Ayam /Kilogram
- Ayam Ras - Ayam Kampung
Rp 23.000 Rp 33.500
6. Tepung Terigu 1 (Kg) Rp 9.000 7. Kacang Kedelai/Kilogram
- Impor - Lokal
Rp 8.000 Rp 9.000
8. Cabau/Kilogram - Merah Kiriting - Merah Besar - Rawit Hijau - Rawit Merah
Rp 30.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 35.000
9. Bawang Putih/Liter - Honan - Kating
Rp 25.000 Rp 27.000
10. Garam 1 (Kg) Rp 6.000
50
sesuai daya beli masyerakat sampai terjadi pertimbangan antara harga di kota-kota tetangga” (hasil wawancara IN:. 18 November 2019).
Kemudian peneliti bertanya kembali pada informan yang sama dangan
menanyakan: selain itu, apa tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam
menetralisasi harga kebutuhan pokok di Kota Makassar pak?. kutipan jawaban
informan.
“Peran kita juga menjaga ketersediaan barang jangan sampai kita
kekurangan ketersediaan barang, bagaimana keputusan dari pihak perdagangan untuk memenuhi kebutuhan barang selama 30 hari kedepan. Jadi bukan cuman harga yang rutin kita pantau, tapi ketersediaan barang pun kita rutin pantau, karena jangan sampai ketersediaan barang selama 30 hari kedepan tidak bisa terpenuhi” (hasil wawancara IN:. 18 November
2019).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
untuk mengetahui perubahan harga setiap saat maka Dinas Perindustrian dan
perdagangan melakukan pengecekan harga hampir setiap hari, kemudian daripada
itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan melakukan pengontrolan ketersediaan
barang selama 30 hari kedepan. Agar persediaan barang dapat mencukupi
kebutuhan masyarakat dan tidak terjadi perubahan harga secara signifikan. Karena
minimnya ketersediaan stok barang dapat mengakibatkan kenaikan harga barang
tersebut.
Dinas Perindustrian dan perdagangan mengambil tindakan ini agar supaya
harga kebutuhan pokok dapat dinetralisasikan oleh pemerintah. Selain daripada
itu, dengan adanya Regulasi dan pengawasan secara rutin oleh Pemerintah maka
51
diharapkan kebutuhan pokok dalam negeri mampu dikendalikan agar Inflasi tidak
terjadi dan “terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan
industri dan perdagangan yang berwawasan lingkungan”.
4. Bidang Usaha Perdagangan
Bidang Usaha Perdagangan mempunyai tugas menyusun, melaksanakan
dan mengoordinasikan kebijakan pembinaan dan pengembangan sarana dan usaha
perdagangan. Menyusun bahan perumusan kebijakan teknis pendaftaran
perusahaan, pembinaan dan pengembangan usaha perdagangan, sarana dan
prasarana perdagangan. Menyusun bahan perumusan kebijakan dalam rangka
pelaksanaan pengawasan di bidang perdagangan. Melakukan pembinaan,
pengendalian dan pengawasan terhadap izin-izin usaha perdagangan. menyiapkan
bahan rencana dan program pembinaan terhadap pendaftaran perusahaan.
Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan informan AMY
selaku Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan mengenai langkah-langkah
Dinas Perdagangan untuk menekan inflasi dari aspek bidang usaha perdagangan.
Kutipan jawaban informan.
“Mengenai langka-langka yang kami lakukan dari segi bidang usaha perdagngan yaitu, melakukan perencanaan kegiatan dan operasional di bidang usaha perdagangan, Dinas Perdagangan juga melakukan pelaksanaan kegiatan di bidang usaha perdagangan, pengoordinasian pelaksanaan kegiatan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang usaha perdagangan” (hasil wawancara AMY:. 20
Desember 2019).
52
Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan informan I sebagai
Kepala Bidang Usaha Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dengan
pertanyaan yang sama. Kutipan jawaban informan.
“Kalau bidang usaha perdagangan itu sendiri tugasnya yaitu menyusun
rencana dan pelaporan kegiatan baik yang baru mau diselenggarakan maupun yang sudah terselenggarakan, selain daripada itu kami juga melakukan pengkoordinasian terhadap distributor yang di Makassar, jadi kami memang melakukan pembagian tugas dan pengaturan pelaksanaan tugas untuk menyelenggarakan urusan bina pasar dan distribusi dan penyelenggaraan urusan kelembagaan usaha dan promosi” (hasil
wawancara I :. 20 Desember 2019)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwa Bidang Usaha
Perdagangan langka-langka yamg diambil yaitu melakukan bina pasar dan
distribusi, pengembangan kelembagaan usaha dan promosi dan melakukan
pengawasan kegiatan, perlindungan konsumen dan tertib niaga.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan informan DT sebagai
konsumen dengan menanyakan bagaimana langka-langka Dinas Perdagangan
untuk mengendalikan inflasi dari aspek Bidang Usaha Perdagangan. Kutipan
jawaban informan.
“Sebenarnya saya tidak terlalu paham mengenai hal itu, tapi setau saya
kalau bidang usaha perdagangan itu melakukan perencanaan dan menkoordasikan keseluruh penyelenggara kegiatan, seperti misalkan pembinaan pasar dan perizinan distributor. (hasil wawancara DT:. 20 Desember 2019).
53
Ini memberi makna bahwa langka-langka yang dilakukan Dinas
Perdagangan dari aspek Bidang Usaha Perdagangan yaitu untuk mengembangkan
usaha perindustrian dalam negeri dan melakukan pengendalian inflasi. Hal ini
perlu dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan guna untuk
meningkatkan perekonomian di Indonesia. Selain itu dalam beberapa tahun
terakhir ada dukungan kuat dari pemerintah pusat untuk menekan ketergantungan
Indonesia pada ekspor komoditas (menthe), sekaligus meningkatkan peran
industri manufaktur dalam perekonomian.
Adapun tugas lain bidang usaha perdagangan adalah:
a. mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di
lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya;
b. mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang undangan
yang berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam
melaksanakan tugas;
c. memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan;
d. membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja
bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
e. menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan kepada atasan;
f. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
a. Seksi Pengembangan dan Pembinaan Usaha dan Sarana Perdagangan
54
Seksi Pengembangan dan Pembinaan Usaha dan Sarana Perdagangan
mempunyai tugas menyiapkan bahan bimbingan teknis pembinaan dan
pengembangan usaha serta sarana usaha perdagangan. Pengembangan usaha
merupakan tugas dan proses persiapan analitis tentang peluang pertumbuhan
potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha.
Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan informan AMY
sebagai Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan dengan pertanyaan apa
tindakan yang diambil Dinas Perdagangan untuk menekan inflasi dari aspek Seksi
Pengembangan dan Pembinaan Usaha dan Sarana Perdagangan. Kutipan jawaban
informan.
“Kita sebagai fasilitator untuk mengontrol inflasi tentunya kami
melakukan perencanaan kegiatan di bidang pengembangan dan pembinaan usaha dan sarana perdagangan, kami juga rutin melakukan pelaksanaan kegiatan di bidang pengembangan dan pembinaan usaha, kemudian dengan adanya pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaan kegiatan di bidang pengembangan dan pembinaan usaha, maka diharapkan para pedangang atau pengusaha menengah keatas dapat terkontrol dengan baik”. (hasil wawancara AMY:. 20 Desember 2019).
Selanjutnya peneliti melanjutkan wawanca dengan informan AH sebagai
Seksi Pengembangan dan Pembinaan Usaha dan Sarana Perdagangan dengan
pertanyaan yang sama. Kutipan jawaban informan.
“Terkait persoalan itu, kita disini melaksanakan yang namanya bimbingan
teknis, bimbingan teknis ini dilakukan dalam rangka pengembangan potensi komoditi ekspor daerah. Selain itu kami juga melaksanakan bimbingan dan sosialisasi tata niaga dan prosedur ekspor-impor sistem perdagangan internasional”. (hasil wawancara AH:. 20 Desember 2019).
55
Dari hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa untuk mengendalikan
inflasi dari segi Seksi Pengembangan dan Pembinaan Usaha dan Sarana
Perdagangan maka perlu diperlukan pembimbingan secara teknis dan
melaksanakan sosialisasi untuk mengetahui potensi dan sistem ekspor-impor baik
skala lokal maupun internasional.
b. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Usaha Sarana Perdagangan
Seksi Pengawasan dan Pengendalian Usaha Sarana Perdagangan
mempunyai tugas menyiapkan bahan bimbingan teknis pengawasan dan
pengendalian usaha sarana perdagangan, menyiapkan bahan bimbingan teknis
pembinaan dan pengawasan tanda daftar perusahaan dan penyusunan buku daftar
perusahaan, melakukan pengkajian dan pengawasan terhadap pelaku usaha dan
sarana perdagangan. Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan
informan AMY sebagai Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan dengan
menanyakan bagaimana langkah-langkah yang dilakukan Dinas Perdagangan
untuk mangendalikan inflasi dari aspel Seksi Pengawasan dan Pengendalian
Usaha Sarana Perdagangan. Kutipan jawaban informan.
“Kalau dari segi pengawasan dan pengendalian usaha kita tetep melakukan
perencanaan kegiatan di bidang pengawasan dan pengendalian usaha, kemudian kita juga pelaksanaan kegiatan pembimbingan di bidang pengawasan, kenapa ada pembimbingan dan pengawasan, agar supaya kita muda mengetahui ketika ada distributor yang ingin mendapatka izin untuk mendaftarkan perusahaanya di bidang perindustrian, selain itu kita juga pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaaan kegiatan di bidang pengawasan dan pengendalian usaha sarana perdagangan”. (hasil
wawancara AMY:. 23 Desember 2019).
56
Selanjutnya peneliti melanjurkan wawancara dengan informan D sebagai
Sub Bagian Keuangan Dinas Perdagangan dengan pertanyaan yang sama. Kutipa
jawawan informan.
“Kita disini melakukan menyusunan bahan rencana kerja dan anggaran
(RKA)/RKPA, perencanaan kegiatan di bidang administrasi. Semua jenis kegiatan harus terpantau dengan baik dan dimasukkan kedalam buku besar atau database Dinas Perdagangan, kemudian kita juga turut membantu seksi pengawasan dalam melakukan penyidikan terhadap wajib daftar perusahaan”. (hasil wawancara D:. 23 Desember 2019).
Dari hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa langkah-langkah yang
dilakukan Dinas Perdagangan untuk mengendalikan inflasi dari aspek Seksi
Pengawasan dan Pengendalian Usaha Sarana Perdagangan yaitu melakukan
pembimbingan dan pengontrolan untuk seluruh kegiatan yang dilakukan oleh
Dinas Perdagangan dan mendata perusahaan distributor agar mudah dipantau
pengoprasianya dalam ekspor-impor barang. Dinas Perindustrian dan
Perdagangan melakukan dengan rutin setiap satu pekan, hal ini dilakukan oleh
Dinas Perdagangan untuk mengendalikan inflasi.
5. Bidang Perlindungan Konsumen dan Kemetrologian
Adapun tugas dari bidang perlindungan konsumen dan kemetrologian
adalah sebagai berikut :
1. Bidang Perlindungan Konsumen dan Kemetrologian yang mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan, perlindungan konsumen dan kemetrologian serta
peredaran barang/jasa.
57
2. Bidang Perlindungan Konsumen dan Kemetrologian dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. perencanaan kegiatan operasional di bidang perlindungan konsumen dan
kemetrologian.
b. pelaksanaan kegiatan di bidang perlindungan konsumen dan kemetrologian.
c. pengoordinasian kegiatan di bidang perlindungan konsumen dan
kemetrologian.
d. pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang perlindungan
konsumen dan kemetrologian.
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan
fungsinya.
a. Seksi Perlindungan Konsumen
Seksi Perlindungan Konsumen mempunyai tugas menyiapkan bahan
bimbingan teknis pembinaan dan perlindungan konsumen.
Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan informan AMY
sebagai Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan dengan menanyakan
bagaimana langkah-langkah yang dilakukan Dinas Perdagangan untuk
mengendalikan inflasi dari aspek Seksi Perlindungan Konsumen. Kutipan
jawaban informan.
58
“Kalau dari perlindungan konsumen sendiri melakukan perencanaan
kegiatan di bidang perlindungan konsumen, kemudian perlindungan konsumen melakukan pelaksanaan kegiatan dan pembagian tugas untuk mengontrol kegiatan di bidang perlindungan konsumen. Perlu kita ketahui bahwa perlindunga konsumen adalah perangkat hokum yang diciptakan untuk melindungi dan terpenuhinya hak konsumen. Sebagai contoh, para penjual diwajibkan menunjukkan tanda harga sebagai tanda pemberitahuan kepada konsumen”. (hasil wawancara AMY:. 23
Desember 2019)
Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan informan SR sebagai
Kepala Didang Perlindungan Konsumen dan Kemetrologian dengan pertanyaan
yang sama. Kutipan wawancara informan.
“Sebenarnya itu konsumen memiliki sejumlah hak, diantaranya iyalah hak
untuk didengar pendapatnya dan keluhanya atas produk barang dan jasa yang digunakan atau dimanfaatkan. Bias juga dikatakan bahwa pelaku usaha berkawajiban mendengarkan pendapat dan keluhan konsumen lebih daripada wujud konkrik tanggunjawab pelaku usaha untuk menyelesaikan keluhan dan tuntutan konsumen mengenai adanaya kenaikan harga sembako dan barang penting”. (hasil wawancara SR:. 23 Desember 2019).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa perlindungan
kunsumen sangat peduli terhadap konsumen. Kensumen merasakan adanya
kesetaraan hubungan antara konsumen dengan pelaku usaha. Ini sama yang ada
dalam konsep keadilan hokum, perinsip kesetaraan ini sangat diperhatikan oleh
perlindungan konsumen agar dalam perktik tidak terjadi diskriminasi antara
konsumen dan pelaku usaha. Hal ini bias menciptakan hubungan yang harmonis
yang akan menumbuhkan loyalitas dan kesetiaan konsumen terhadap produk
barang dan jasa yang disediakan oleh pelaku usaha dalam negeri.
59
Selanjutnya peneliti ingin mengetahui pendapat sala satu konsumen DT
dengan menanyakan begaimana langkah-langkah yang dilakukan Dinas
Perdagangan untuk mengendalikan inflasi dari aspek Seksi Perlindungan
Konsumen. Kutipan jawaban informan.
“Saya sebagai konsumen merasa sangat diperhatikan, kerena dengan
adanya perlindungan konsumen kami merasa bahwa ada timbal balik antara pedagnag dan konsumen. Meskipun pada kenyataanya tidak mudah untuk memperjuankan dan memberikan perlindungan kepada konsumen. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa konsumen tidak berdaya ketika menghadapan dengan pelaku usaha”. (hasil wawancara DT:. 20 Desember
2019).
Hal ini memberikan makna bahwa ketidakberdayaan konsumen sebagai
sisi kelemahan konsumen yang selalu dimanfaatkan oleh pelaku usaha untuk
mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Bahkan peningkatan kualitas
produk dalam layanan dianggapnya sebagai upaya pemborosan dan hanya
menghabiskan ongkos produksi saja. Hal ini pemperkuat bahwa pelaku usaha
semata-mata hanya untuk mendapatkan keuntungan dari konsumen.
Adapun tugas lain dari seksi perlindungan konsumen Dinas Perindustrian
dan Perdagangan adalah sebagai berikut:
a. melakukan penyuluhan tentang perlindungan konsumen.
b. mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan
dilingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya.
60
c. mempelajari memahami dan melaksanakan peraturan perundang undangan
yang berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam
melaksanakan tugas.
d. memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan.
e. membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja.
b. Seksi Pengawasan Kemetrologian
Seksi Pengawasan Kemetrologian mempunyai tugas menyiapkan bahan
bimbingan teknis pembinaan dan pengawasan kemetrologian.
Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan informan AMY
sebagai Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk menyakan bagaimana
langkah-langkah Dinas Perdagangan untuk mengendalikan inflasi dari aspek Seksi
Pengawasan Kemetrologian. Kutipan jawaban informan.
“Berdasarkan tugas yang suda ditentukan, seksi pengawasan
kemetrologian itu melakukan perencanaan kegiatan dan pelaksanaan kegiatan di bidang pengawasan kemetrologian. Karena sekaran perkembangan perdagangan telah membentuk sikap konsumen yang lebih keritis terhadap barang-barang yang dibeli baik secara kualitas maupun kuantitas. Disisi lain dalam persaingan usaha masih sering ditemukan praktek-praktek curang dari pelaku usaha untuk memperoleh keuntungan dari timbangan, takaran, timbangan atau jumlah barang yang dijualnya”.
(hasil wawancara AMY:. 23 Desember 2019).
Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan informan SR selaku
Kepala Bidang Perlindungan Konsumen dan Kemetrologian dengan menanyakan
hal yang sama. Kutipan jawaban informan.
61
“Terkait pengawasan kemetrologian memang sangat penting, karena bias
terjadi kecurangan pada pelaku usaha terhadap konsumen, biasanya kecurangan yang sering terjadi di lapangan itu, seperti misalkan adanya ketidak jujuran dalam timbangan dan jumlah takaran yang akan diberikan kepada konsumen. Hal itu terjadi karena para pelaku uasaha ingin mendapatkan keuntungan dari hasil jualanya”. (hasil wawancara SR:. 23
Desember 2019).
Berdasarkan Hasil dari kedua wawancara di atas dapat dikatakan bahwa
langkah-langka yang dilakukan Dinas Perdagangan untuk mengendalikan inflasi
dari aspek pengawasan kemetrologian sangatlah penting, mengingat adanya
kecurangan dalam berdagang ini tidak sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1981 tentang Metrologi Legal bertujuan untuk melindungi kepentingan umum
dalam hal pengukuran serta memberikan kepastian hukumdalam hal pengukuran.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka Pemerintah melaksanakan kegiatan
metrologi legal yang meliputi penyuluhan, pengamatan, dan (UTTP) Ukuran,
Takaran, Timbangan dan Perlengkapanya disertai dengan penyidikan tindak
pidana dibidang metrologi legal.
Selanjurnya peneliti melanjutkan wawanranya dengan informan H yang
merupakan sala satu pedagang beras di pasar dengan menanyakan hal yang sama.
Kutipan jawaban informan.
“kalau saya disini menggunakan literan dalam menjual untuk semua jenis
beras yang saya jual, baik itu beras premium, medium dan yang termurah saya menggunakan literan, liter yang saya gunakan ada yang satu kilo dan setengah kilo. literan yang saya gunakan sesuai dengan timbanganya ataupun dengan takaranya”. (hasil wawancara H:. 23 Desember 2019).
62
Sesuai hasil wawancara di atas memberikan informasi bahwa tidak semua
pedangang melakukan kecurangan dalam berdangang. Ada sebagian yang
melakukan kecurangan dikarenakan ingin mendapatkan keuntungan dari
konsumen tanpa memikirkan resiko yang ditanggunya di hari kemudian nanti.
6. Bidang Perindustrian
Adapun beberapa tugar mengenai bidang perindustrian adalah sebagai
berikut:
1. Bidang Perindustrian mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan
pengembangan usaha industri.
2. Bidang Perindustrian dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. perencanaan kegiatan operasional di bidang perindustrian.
b. pelaksanaan kegiatan di bidang perindustrian.
c. pengoordinasian kegiatan di bidang perindustrian.
d. pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang perindustrian.
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan
fungsinya.
a. Pengembangan dan Pembinaan Usaha, Sarana Industri Menengah dan
Besar
63
Seksi Pengembangan dan Pembinaan Usaha, Sarana Industri Menengah
dan Besar mempunyai tugas menyiapkan bahan bimbingan teknis pengembangan
dan pembinaan usaha sarana industri menengah dan besar.
Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan informan AMY
selaku Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan dengan pertanyaan
bagaimana langkah-langkah Dinas Perdagngan untuk mengendalikan inflasi dari
aspek Pengembangan dan Pembinaan Usaha. Kutipan jawaban informan.
“Sekarang yang perlu kita ketahui Bersama bahwa usaha kecil itu suda
merupakan kegiatan ekonomi oleh masyerakat baik itu dalam skala kecil maupun nasional, karena ini memiliki peran sentral dalam perekonomian Indonesia. Walaupun usaha menenga dan usaha besar mengalami krisis ekonomi, hal ini tidak berpengaruh besar terhadap pelaku usaha kecil. Pengusaha kecil tetap berjalan di tengah-tengah pergulatan ekonomi tingkat bawah. Peran pokok usaha kecil ini yaitu menyerap tenaga kerja, penghasil barang dan jasa yang terjangkau oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah dan sebagai hasil devisa negara yang potensial karena keberhasilanya memperoduksi ekspor non migas”. (hasil
wawancara AMY:. 23 Desember 2019).
Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancar dengan informan HJ selaku
Kepala Bidang Perindustrian untuk menanyakan bagaimana langkah-langkah
Dinas perdagangan untuk menekan inflasi dari aspek Sarana Industri Menengah
dan Besar. Kutipan jawaban informan.
“Persoalan sarana industi itu, seharusnya setiap orang melakukan kegiatan
di bidang usaha industri, baik itu usaha kecil, menengah maupun yang besar yang berkedudukan di Indonesia. Kawasan industri menenga dan besar adalah Kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan presarana yang menunjang dan dikelolah oleh perusahaan Kawasan industri”. (hasil wawancara HJ:. 23 Desember 2019).
64
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa
Pengembangan dan Pembinaan Usaha dan Sarana Industri Menengah dan Besar
memiliki keterkaitan satu sama lain. Hal ini dibuktikan bahwa pengusaha kecil,
menengah dan besar berpusar pada sector perindustrian dan masing-masing
memerlukan sarana-prasarana penunjang untuk mengembangkan usaha masing-
masing.
b. Seksi Pembinaan dan Peningkatan Industri Lorong
Seksi Pembinaan dan Peningkatan Industri Lorong mempunyai
tugasmenyiapkan bahan pembinaan dan peningkatan industri lorong. perencanaan
kegiatan di bidang pembinaan dan peningkatan industri Lorong, pelaksanaan
kegiatan di bidang pembinaan dan peningkatan industri Lorong, pembagian tugas
dan mengontrol pelaksanaaan kegiatan di bidang pembinaan dan peningkatan
industri Lorong.
Selamjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan informan AMY
sebagai Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk menanyakan
bagaimana langkah-langkah yang dilakukan Dinas Perdagangan untuk
mengendalikan inflasi dari aspek Peningkatan Industri Lorong. Kutipan Jawaban
Informan.
“kalau peningkatan Industri Lorong pemerintah Kota Makassar sudah melakukan berbagai upaya guna meningkatkan perekonomian masyarakat. Salah satunya menyelenggarakan pelatihan dan pembinaan keterampilan. Hal tersebut dibuktikan dengan digelarnya pembinaan pengkajian
65
pengembangan Industri Lorong oleh Dinas Perdagangan Kota Makassar di Hotel Ramedo. (2/5/2018)”. (hasil wawancara AMY:. 23 Desember 2019).
Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan informan HJ selaku
kepala bidang Perindustrian dengan menanyakan hal yang sama. Kutipan jawaban
informan.
“Sebenarnya tujuanya kita melaksanakan pengembangan Industri Lorong
adalah untuk memperdayakan masyerakat dari segi Perindustrian dan bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Kenapa kami melakukan pembinaan kepada mesyerakat kecil dan menengah karena ini sangat membantu mereka mengelolah keuangan mereka sendiri”. (hasil
wawancara HJ:. 23 Desember 2019).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa dengan
adanya Pembinaan dan Pengembangan Industri Lorong ini dapat membantu atau
mempermudah masyarakat menengah dan bawah untuk meningkatkan
perekonomian mereka. Dinas Perdagngan menggelar pembinaan ini agar supaya
masyarakat kecil dapat diperdayakan.
Adapun tugas lain Bidang Perindustrian adalah sebagai berikut:
a) Merencanakan, menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan Bidang
Perindustrian.
b) Menghimpun dan menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran
(RKA)/RKPA,
c) Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA Bidang Perindustrian.
66
d) Mengoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA Bidang Perindustrian.
e) Melaksanakan pembinaan, pengembangan, pemberdayaan dan pengawasan
usaha di bidang industry.
f) Melakukan pembinaan, pengendalian dan pengawasan terhadap Izin Usaha
Industri dan Tanda Daftar Perusahaan.
g) Melakukan pembinaan dan pengembangan sarana dan usaha industri serta
bimbingan produksi.
h) Melaksanakan bimbingan teknis peningkatan dan pengawasan mutu hasil
produksi, penerapan standar industri, diversifikasi dan inovasi produk.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan hasil penelitian yang berjudul Strategi pemerintah
dalam menetralisasi harga kebutuhan pokok di kota makassar maka telah
terlaksana cukup baik maka sebagai pertimbangan kesimpulan tersebut ada tiga
hal yang harus dilakukan Pemerintah yaitu Penguatan Regulasi, Pengawasan dan
Penatalaksanaan.
a. Penguatan Regulasi merupakan suatu peraturan yang dibuat untuk
membantu mengendalikan suatu Kelompok, Lembaga atau Organisasi dan
Masyerakat demi mencapai tujuan tertentu dalam kehidupan bersama,
bermasyerakat dan bersosialisasi. Berdasarkan UU Nomor 3 Tahun 2014
tentang perindustrian memiliki dasar pertimbangan bahwa pembangunan
nasional di bidang ekonomi yang kukuh, kemudian dengan
mendayagunakan sumber daya secara optimal dan efisien, serta mendorong
perkembangan industry dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional yang berkerakyatan dan keadilan.
b. Pengawasan adalah proses dalam menetepkan ukuran kinerja dan
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan. Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kota Makassar telah melakukan pengawasan harga
sembako ke sepuluh pasar tradisional dan menyediakan sepuluh unit mobil
68
pengontrol inflasi yang dioprasikan secara langsung untuk mengendalikan
inflasi.
c. Penatalaksanaan memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga
penatalaksanaan dapat dikatakan nama dari seseorang, tempat atau semua
benda dan segala yang dibendakan. Dalam hal ini pengurusan atau
pengaturan dalam menetepkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk semua
komoditas barang impor, kecuali daerah tersebut melarang peredaran adanya
peredaran barang atau dagin impor.
B. Saran
Berdasasrkan kesimpulan di atas, maka penulis sarankan dan semoga dapat
bermanfaat dan bisa menjadi bahan evaluasi untuk kita semua tanpa terkecuali:
1. Pemerintah harus tegas dalam pengawasan dan penjagaan moneter agar terjadi
kestabilan moneter yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyerakat dan
keseimbangan perekonomian secara merata. Pemerintah harus mampu
mengurangi pengeluaran, sehingga permintaan akan barang dan jasa berkurang
yang pada akhirnya dapat menurunkan harga sembako.
2. Pemerintah harus mensosialisasikan Regulasi yang sudah diputuskan, hal ini
penting dilakukan, karena untuk mengetahui ketentuan yang berlaku mengenai
harga kebutuhan pokok.
3. Pemerintah harus menetapkan harga sebelum terjadi kenaikan harga, sepaya
para pelaku usaha punya acuan untuk penjualan barang-barang dan tidak terjadi
kenaikan harga secara berlebihan
69
DAFTAR PUSTAKA
Agustinus Sri Wahyudi, SE, MBA. 1996. Manajemen Strategik (Pengantar Proses Berpikir Strategik). Binarupa Aksara, P.O. BOX 69 Grogrl: Jakarta Barat.
Crown Dirgantoro. 2001. Manajemen Stratejik.(konsep, Kasus, dan Imlementasi). PT Grasindo, Jl. Palmerah selatan 22-28, Jakarta 10270.
David, 2011, Strategic Management Manajemen Strategi Konsep. Salemba Empat: Jakarta.
David Faulkner dan Cliff Bowman. 1995, The Essence of Competitive Strategy. ANDI dan Simon dan Schuster: (Asia) Pte. Ltd.
Dr. Iksan, MM. juni 2009. Manajemen Strategis. (dalam kompetisi pasar global). Gaung Persada (JP Press) Jakarta, Kompleks Kejaksaan Agung Blok E1 No. 3 Cipayung Ciputat – Jakarta 15411.
Elitan, Lena & Lina Anatan. 2008. Manajemen Strategi Operasi. Alfabeta: Bandung.
Fandy, Tjiptono, 2006, Manajemen Jasa. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Freddy, Rangkuti. 2006. Riset Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Grant, Robert M. 2005. Analisis Strategi Kontemporer. Erlangga: Jakarta.
Husein Umar. 2005. Strategic management in Action. PT Gramwdia Pustaka Utama Jl. Palmerah Selatan 24-26, Lt. 6: Jakarta.
Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck. 1988. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. PT. Gelora Aksara Pratama.
Marrus. 2002. desain penelitian manajemen strategic. Rajawali Press: Jakarta.
Michael A. Hitt, R Duane Ireland, dan Robert E. Hoskisson. 2002. Manajemen Strategis (Daya saing dan globalisasi). Grand Wijaya Center Blok D-7, Jl. Wijaya2: Jakarta.
Michael Leboeuf, Ph. D. 10 Strategi Manajemen Terdahsyat di Dunia. Tangga Pustaka, Jl. H. Montong No. 57, Ciganjur Jagakarsa: Jakarta Selatan.
70
Pearce, Robinson. 2009. Strategic Management (Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian). Salemba Empat, Jl. Raya lenteng Agung No. 101. Jagakarsa, Jakarta 12610.
Peraturan Mentri Industri dan Perdagangan No. 115/ Mega menunggal property (MMP)/KEP/2/1998 Tanggal 27 Februari 1998.
Peraturan Mentri Perdagangan No. 04/M-DAG/PER/1/2012 yang mengatur penggunaan cadangan Beras Pemerintah untuk stabilisasi harga.
Peraturan Mentri Perdagangan No. 20 Tahun 2017 tenteng pendaftaran pelaku distribusi bahan pokok.
Peraturan Mentri Perdagangan No. 27 Tahun 2017 tentang penetapan harga acuan pembelian ditingkat petani dan acuan harga penjualan di konsumen.
Peraturan Mentri Perdagangan No. 30 Tahun 2017 tantang ketentuan inpor produk budidaya tanaman kebun (holtikultura).
Quinn. 1999. Diagnosing And Changing Organizational Culture Based On Thecompeting Values Framework. Addison Wesley Mass: Reading.
Robert M. Grant. 1999. Analisis Strategi kontenporer (Konsep, Teknik, aplikasi). Penerbit Erlangga, Jl. H. Baping Raya No. 100, Ciracas: Jakarta.
Siagian, Sondang P. 1995. Manajemen stratejik. Bumi aksara: Jakarta.
Surat Mentri Perdagangan No. 2130/M-DAG/SD/12/2012 mengenai perihal pasar
cadangan Pemerintah.
Winardi. 2003. Entrepreneur Dan Enterpreneurship. Kencana. Jakarta.
71
Lampiran-lampiran
72
73
Bidang Perlindungan Konsumen dan Kemetrologian
Sekretaris Umum Dinas Perindustrian dan Perdagangan
74
Seksi Pengembangan Dan Pembinaan Usaha Dan Sarana Perdagangan
75
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar
76
Klompok Jabatan Fungsional
77
BIODATA PENELITI
Muh. Edi Hamka, dilahirkan di Sinjai pada hari senin
tanggal 11 bulan Juli tahun 1996. Anak ke 2 dari 3
bersaudara dari pasangan Ayahanda Hammade dan
Ibunda Kartini memiliki kakak bernama Jamaluddin dan
adik bernama Rijal. Peneliti menyelesaikan pendidikan
Sekolah Dasar di SDN 193 jenna dan lulus pada tahun
2009 kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 5
Senjai Selatan lulus pada tahun 2015 dan melanjutkan
pendidikan ditahap selanjutnya pada SMAN 1 tellulimpoe Sinjai Selatan dan lulus
Pada tahun 2015 peneliti melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi, tepatnya di
Universitas Muhammadiyah Makassar pada program studi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Peneliti aktif dalam berorganiasi di lembaga internal kampus (Unit
Kegiatan Mahasiswa Bahasa Universitas Muhammadiyah Makassar dari tahun
2016 - 2019). Peneliti juga memiliki kegemaran dibidang olahraga sepak takraw
dan berenang dan pernah berpartisipasi di Kejuaraan Sepak Takraw Mallengkeri
Cup Tahun 2019.
Dengan ketekunan hingga motivasi tinggi untuk terus belajar dan
berusaha, peneliti telah berhasil menyelesaikan pengerjaan tugas akhir skripsi ini.
Semoga dengan penelitian tugas akhir skripsi ini mampu memberikan kontribusi
positif bagi dunia pendidikan khususnya dalam pengembangan disiplin Ilmu
Administrasi Negara. Akhir kata peneliti mengucapkan rasa syukur yang sebesar-
besarnya atas terselesaikannya skripsi yang berjudul “Strategi Pemerintah Dalam
Mengendalikan Harga Kebutuhan Pokok di Kota Makassar ”