skripsi bab 3thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00464-mnsi-bab 3.pdf · ... kemudian berdiri smp...
TRANSCRIPT
BAB 3
ANALISIS SISTEM PEMBELAJARAN YANG SEDANG BERJALAN
3.1 ANALISIS SISTEM PEMBELAJARAN YANG SEDANG BERJALAN
3.1.1 Sejarah singkat SMAK KALAM KUDUS II
Sekolah Kristen Kalam Kudus (SKKK) didirikan oleh Pdt. Dr. Andrew Gih,
seorang misionari dari Tiongkok. Beliau mempunyai beban pelayanan pekabaran
Injil dengan membuka Sekolah Teologia yaitu Seminari Alkitab Asia Tenggara
(SAAT) tahun 1952 dan sekolah kristen umum (Sheng Dao) tahun 1953. Misi dan
visinya adalah pelayanan untuk Tuhan. Harapan beliau saat itu, ingin mencetak
banyak tenaga-tenaga pekabar Injil, selain di bidang pendidikan umum. Yang
menjadi prioritas utamanya ialah pelayanan Injil.
SKKK (Sheng Dao) ini sebenarnya menggunakan gedung Sekolah Menengah
Tionghoa (Machung) yang telah dibeli oleh Yayasan Kalam Kudus dan telah
mengalami renovasi gedung. Pada bulan Juli 1954, SMA baru mulai dibuka.
Tahun 1958, Pemerintah Indonesia meminta Sheng Dao diubah namanya. Hal
ini dijalankan karena akan dijadikan sekolah nasional. Sebelum tahun itu, Sheng Dao
masih menggunakan bahasa Tionghoa, tapi juga ada yang menggunakan bahasa
Indonesia. Tahun 1959, resmi menggunakan nama Sekolah Kristen Kalam Kudus
(SKKK) untuk menggantikan nama Sheng Dao. SKKK terus berkembang, hingga
pada 24 Januari 1990, SD Kristen Kalam Kudus Jakarta menerima piagam hasil
akreditasi dengan predikat/status “DISAMAKAN”. Lalu TK dan SD Kalam Kudus
III didirikan di Kosambi Baru dan pada Juni 1991, ujian angkatan pertama SD
Kristen Kalam Kudus III dilaksanakan dengan peserta 16orang dan lulus 100%.
Setelah itu, kemudian berdiri SMP Kristen Kalam Kudus III di Kosambi Baru dan
54
akhirnya pada tahun 1993, berdasarkan surat keputusan Kep.901A/I01.A1/I/93,
SMAK Kalam Kudus II berdiri di Kosambi Baru. SKKK hingga saat ini masih terus
berkembang dan terus membuka cabangnya berbagai tempat di Jakarta dan juga di
kota lain di Indonesia. Untuk SMAK Kalam Kudus II sendiri, sudah meraih beberapa
prestasi di bidang akademik maupun non-akademik, seperti menjuarai berbagai
kejuaraan bola basket yang diselenggarakan di Jakarta.
3.1.2 Visi, misi, dan motto SMAK KALAM KUDUS II
3.1.2.1 Visi SMAK Kalam Kudus II
Visi SMAK Kalam Kudus II adalah: Terbangunnya manusia utuh yang takut
akan Tuhan, mandiri dan berguna bagi dunia
3.1.2.2 Misi SMAK Kalam Kudus II
Misi SMAK Kalam Kudus II:
1. Mengajak peserta didik untuk memiliki hati yang takut akan Tuhan.
2. Membimbing peserta didik supaya mengasihi sesama manusia dan
menghargai lingkungan alam ciptaan Tuhan.
3. Membina peserta didik bertumbuh menjadi manusia yang sehat mental,
berbudi pekerti luhur, dan bertanggung jawab sesuai nilai kebenaran.
4. Memberikan pengetahuan yang berkualitas kepada peserta didik sesuai
tuntutan perkembangan jaman.
5. Melengkapi peserta didik dengan keterampilan yang berkualitas sesuai
kebutuhan dan potensi untuk mengembangkan dirinya.
6. Memberdayakan semua yang berkepentingan (stakeholder) untuk menjadi
insan pendidikan.
55
3.1.2.3 Motto SMAK Kalam Kudus II
Motto SMAK Kalam Kudus II adalah: Dengan kasih dan disiplin meningkatkan
prestasi
3.1.3 Proses pendidikan atau pembelajaran yang sedang berjalan
Proses pembelajaran yang berjalan saat ini di SMAK Kalam Kudus II dimulai
oleh Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum yang memberikan rancangan jadwal
pelajaran kepada Kepala Sekolah berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan oleh
Kepala Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Naional). Setelah disetujui oleh Kepala Sekolah, jadwal
pelajaran dan kurikulum akan didistribusikan kepada guru-guru. Setelah itu guru
akan melakukan kegiatan belajar mengajar, yaitu masuk ke kelas, melakukan absen
yang kemudian akan diserahkan kepada bagian Tata Usaha. Setelah itu guru akan
menerangkan materi dan memberikan catatan mengenai materi tersebut,lalu guru
akan memberikan waktu untuk sswa bertanyamengenai materi bila ada yang belum
jelas. Setelah itu siswa akan bertanya pada guru tentang materi yang masih belum
jelas. Kemudian guru akan memberikan tugas/latihan yang akan dikerjakan dan akan
dikumpulkan oleh siswa lalu akan dinilaioleh guru. Setelah materi tersebut selesai
1bab, guru akan memberikan ulangan harian pada siswa, lalu kurang lebih setiap 3
bulan sekali akan diadakan UTS (Ujian Tengah Semester) dan kurang lebih tiap 6
bulan sekali dilakukan UAS (Ujian Akhir Semester). Setelah itu nilai yang diberikan
oleh guru akan diserahkan pada Wakil Kepala Sekolah Urusan SAS (Sistem
Administrasi Sekolah) yang kemudian akan dikirim ke rayon melalui sistem. Setelah
itu nilai yang telah diolah tersebut akan diserahkan ke Kepala Sekolah dalam bentuk
56
file rapor. File rapor tersebut akan dicetak dan akan dibagikan ke tiap wali kelas
untuk kemudian diserahkan ke orangtua siswa tiap 3 bulan sekali.
3.1.4 Sistem Penilaian di SMAK Kalam Kudus II
Dalam kurikulum di SMAK Kalam Kudus II, kompetensi yang akan dicapai
mencakupi 3 aspek, yakni : pemahaman konsep (kognitif), praktik (psikomotor), dan
sikap (afektif). Maka untuk hal ini, penilaian terhadap siswa meliputi ketiga aspek
tersebut.
1. Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM)
Seluruh siswa di SMAK Kalam Kudus II dikatakan tuntas dalam belajar bila nilai
mata pelajaran yang diperoleh minimal 60. Tetapi untuk tipa pelajaran, masing-
masing guru mempunyai SKBM masing-masing berdasrkan keadaan siswa di
kelas yang ditanganinya. Bagi para siswa dengan nilai mata pelajaran kurang dari
60,maka siswa tersebut dapat dikatakan tidak tuntas dalam belajar dan harus
mengulang.
2. Syarat kenaikan kelas
Syarat kenaikan kelas yang berlaku di SMAK Kalam Kudus yaitu:
‐ Nilai kognitif tidak tuntas (kurang dari 60) maksimal 3 mata pelajaran dengan
nilai minimal 40.
‐ Nilai psikomotor tidak tuntas (kurang dari 60) maksimal 2 mata pelajaran dengan
nilai minimal 50.
‐ Nilai afektif minimal C
‐ Niali mata pelajaran agama dengan nilai minimal 60.
57
3. Syarat khusus
Syarat khusus ini berlaku untuk siswa kelas XI yang akan naik ke kelas XII.
Syarat tersebut yaitu:
Nilai kognitif tidak tuntas ( minimal 55), hanya boleh 1 mata pelajaran pada
masing-masing jurusan. Dengan ketentuan mata pelajaran sebagai berikut:
‐ Jurusan IPA : Matematika, Fisika, Kimia, Biologi
‐ Jurusan IPS : Sejarah, Sosiologi, Ekonomi, Geografi
Ketidakhadiran maksimal 10% untuk setiap jam belajar efektif untuk semua mata
pelajaran.
4. Syarat penjurusan
Bagi para siswa yang akan naik ke kelas XI, maka syarat penjurusannya adalah
sebagai berikut:
1) Jurusan IPA
‐ Rata-rata nilai kognitif untuk pelajaran matematika, fisika, kimia, dan biologi
semester I + semester II = 70.
‐ Rata-rata tiap mata pelajaran matematika, fisika, kimia, dan biologi semester I +
semester II minimal 60.
2) Jurusan IPS
‐ Siswa yang tidak memenuhi syarat untuk masuk jurusan IPA , akan dimasukkan
ke jurusan IPS.
‐ Rata-rata nilai kognitif untuk pelajaran sejarah, sosiologi, ekonomi, dan geografi
pada rapot semester genap minimal 60.
58
3.1.5 Sistem Administrasi Sekolah (SAS)
Sistem Administrasi Sekolah (SAS) merupakan sebuah aplikasi yang disediakan
oleh pemerintah untuk mengolah nilai dari tiap sekolah. Dalam SAS, semua data
disimpan dalam sUatu database yang terpusat. SAS ini juga digunakan oleh sekolah-
sekolah lainnya dan setiap sekolah diberikan suatu username dan password. Hal ini
menyebabkan kuota bandwidth yang cukup besar sehingga pemerintah mencoba
menanggulangi hal tersebut dengan memberikan jadwal penggunaan SAS ini untuk
masing-masing sekolah. Akan tetapi hal tersebut masih belum dapat mengatasi
kesulitan dalam mengakses SAS tersebut.
59
Gambar 3.1 Rich Picture sistem pembelajaran yang sedang berjalan
60
3.1.6 Struktur organisasi sekolah
Gambar 3.2 Struktur Organisasi SMAK Kalam Kudus II
3.1.7 Tugas dan tanggung jawab
3.1.7.1 KEPALA SEKOLAH:
1.Membantu terwujudnya visi dan misi Sekolah.
2. Merencanakan Program Kerja Sekolah dan RAPBS (Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah)
3. Mengangkat dan menetapkan personal struktur organisasi
4. Melegalisasi dokumen organisasi
5. Memutuskan mutasi siswa
6. Mengusulkan promosi dan mutasi, memberi penilaian kerja pendidik dan tenaga
Kependidikan
7. Menerbitkan dokumen keluaran sekolah
8. Membina dan mengawasi pengelolaan penyesuaian dan pelaksanaan kurikulum
61
3.1.7.2 WAKASEK (WAKIL KEPALA SEKOLAH) :
1. Mewakili atau membantu Kepala Sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan
belajar – mengajar di sekolah.
2. Menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh Kepala Sekolah tepat waktu.
3. Mengkoordinasi staf dan petugas lainnya untuk dapat melaksanakan tugasnya
masing-masing secara efektif.
4. Wakil Kepala Sekolah dibantu oleh guru piket/guru sie 7K, untuk mengawasi
siswa pada waktu jam masuk kelas, waktu istirahat dan waktu pulang.
5. Wakil kepala sekolah mengontrol guru hadir / tidak / terlambat dan memberikan
tugas kepada guru piket untuk mengatasinya.
6. Mewakili Kepala Sekolah untuk tugas-tugas luar jika Kepala Sekolah
berhalangan.
7. Hal-hal lain yang belum diatur ( termasuk ) di dalamnya, dapat disesuaikan dan
dilaksanakan sesuai kondisi yang ada pada waktu itu.
3.1.7.3 BAGIAN KESISWAAN DAN 7K :
1. Pembinaan dan pelaksanaan koordinasi keamanan, kebersihan, ketertiban,
keindahan, kekeluargaan dan kerindangan.
2. Pengarahan dan pengendalian siswa dalam rangka menegakkan disiplin dan tata
tertib sekolah.
3. Merekap absensi siswa dan bekerja sama dengan guru BP.
4. Menyiapkan dengan rapi setiap kelas yang akan dipakai pada saat ulangan
umum.
5. Menjadwallkan kebersihan kelas setiap hari Sabtu
6. Pengabdian masyarakat.
62
7. Bekerjasama dengan Pembina OSIS dan wali-wali kelas.
8. Memeriksa buku piket
9. Hal-hal lain yang belum diatur (termasuk) di dalamnya, dapat disesuaikan dan
dilaksanakan sesuai kondisi yang ada pada waktu itu.
3.1.7.4 PEMBINA OSIS :
1. Membuat rencana kerja OSIS
2. Bekerjasama dengan guru-guru sebagai Dewan Pembina OSIS
3. Menetapkan Struktur OSIS
4. Menampung aspirasi siswa yang positif dan menindak lanjuti
5. Mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang ada didalam dan diluar sekolah.
6. Membuat jadwal petugas upacara tiap tanggal 17 dalam tiap bulannya maupun
hari-hari besar lainnya.
7. Melapaorkan ke Kepala Sekolah atau Wakasek hal-hal yang bersifat urgen
(penting ).
8. Hal-hal lain yang belum diatur ( termasuk ) di dalamnya, dapat disesuaikan dan
dilaksanakan sesuai kondisi yang ada pada waktu itu.
3.1.7.5 GURU PIKET :
1. Bertanggungjawab terhadap semua kegiatan belajar mengajar disekolah.
2. Menjaga ketertiban dan keamanan
3. Mengambil tindakan yang diperlukan untuk ketertiban dan keamanan sekolah.
4. Mengisi pelajaran atau menunjuk guru yang mempunyai jam bantu hari itu,
untuk mengisi kelas yang tidak ada gurunya karena berhalangan hadir.
63
1. Bertanggungjawab atas pelaksanaan Upacara Bendera tiap tanggal 17 pada tiap
bulannya maupun hari-hari besar lainnya.
2. Mencatat dalam buku piket semua peristiwa yang terjadi di sekolah selama
bertugas.
7. Memperhatikan bunyi bel untuk pergantian jam pelajaran.
8. Hal-hal lain yang belum diatur ( termasuk ) di dalamnya, dapat disesuaikan dan
dilaksanakan sesuai kondisi yang ada pada waktu itu.
3.1.7.6 WALI KELAS :
1. Mengenal semua siswa yang ada di kelasnya.
2. Memberikan motivasi untuk meningkatkan prestasi kelas.
3. Menetapkan petugas-petugas kelas untuk membantu tugas-tugas harian wali
kelas.
4. Mengatur tempat duduk siswa dengan membuat denah.
5. Membentuk kelompok belajar.
6. Mengantisipasi timbulnya masalah-masalah dalam kelas.
7. Membuat identitas pribadi siswa.
8. Mencatat hasil belajar siswa dan bekerjasama dengan guru BP.
9. Memonitor hasil-hasil ulangan, tugas-tugas guru melalui hasil cetak SAS.
10. Memeriksa absensi siswa dan Jurnal kelas.
11. Mengadakan kunjungan rumah ( home visit )
12. Mengingatkan siswa yang terlambat membayar SPP/uang sekolah dan
OSIS.
13. Bertindak sebagai orang tua terhadap siswa.
14. Bekerjasama dengan Sie 7K dalam ketertiban dan keindahan kelas.
64
15 Melaporkan ke Kepala Sekolah atau Wakasek hal-hal yang bersifat
urgen (penting ).
16. Hal-hal lain yang belum diatur ( termasuk ) di dalamnya, dapat
disesuaikan dan dilaksanakan sesuai kondisi yang ada pada waktu itu.
3.1.7.7 SIE KURIKULUM :
1. Membantu Kepala Sekolah mengkoordinasi segala kegiatan administrasi guru.
2. Memahami dan mengerti kurikulum.
3. Mengingatkan guru-guru untuk memasukkan nilai ulangan, tugas danke dalam
sistem SAS.
4. Bekerjasama dengan koordinator / Tim SAS .
5. Dalam persiapan MID atau Ulangan Umum, agar mengumpulkan soal-soal dan
perangkat lainnya dari guru-guru.
6. Menyusun jadwal pelajaran.
7. Mengontrol jalannya ekstrakurikuler.
8. Merencanakan kegiatan pengembangan kemampuan guru.
9. Mengontrol lancarnya proses SAS.
10. Hal-hal lain yang belum diatur ( termasuk ) di dalamnya, dapat disesuaikan dan
dilaksanakan sesuai kondisi yang ada pada waktu itu.
3.1.7.8 BIMBINGAN KONSELING :
1. Membuat rencana kerja BP.
2. Membuat penilaian prestasi siswa.
3. Mengadakan pertemuan dengan siswa dalam membantu memecahkan
masalahnya.
65
4. Mencatat setiap kasus dan cara penyelesaiannya dalam kartu identitas siswa.
5. Bekerjasama dengan lembaga-lembaga sosial.
6. Bekerjasama dengan orang tua siswa untuk membantu menyelesaikan masalah
pada siswa.
7. Mencatat kemajuan dan hambatan-hambatan yang dimiliki siswa.
8. Bekerjasama dengan guru-guru dan wali kelas.
9. Memasukkan rekap absensi siswa ke SAS dan bekerjasama dengan Sie 7K.
10 . Melapaorkan ke Kepala Sekolah atau Wakasek hal-hal yang bersifat urgen
(penting).
11. Hal-hal lain yang belum diatur ( termasuk ) di dalamnya, dapat
disesuaikan dan dilaksanakan sesuai kondisi yang ada pada waktu itu.
3.1.7.9 TATA USAHA :
A. Membantu ka mengkoordinasi segala kegiatan administrasi sekolah :
1. Buku Induk
* Intern ( daftar nama kelas )
* Besar ( Identitas siswa awal tahun dan nilai rapor dalam tiap
semester )
2. Buku ekspedisi
* Pengiriman surat / barang
3. Buku Klaper
* Memasukkan nama siswa tiap tahun ajaran baru sesuai dengan
alfabet
4. Daftar hadir Guru
* Tetap
66
* Honor
* Eskul
* Karyawan
* Rekap absen guru / karyawan / % tase
5. Buku Tamu
* Buku tamu ( khusus / Dinas Pendidikan )
* Umum
6. Kumpulan arsip
* Soal (Ulangan Umum Semester 1, 2/ Ujian Praktik / UAS / UN )
* Rapot MID ( tiap Mid Semester )
* Surat Masuk
* Surat Keluar
* Arsip akte kelahiran, STTB, SKHUN bagi siswa baru ( SMP )
* Arsip niali ( khusus kelas XII ) nilai UAS / praktik / UN / STTB /
SKHUN
* Arsip 8355 tiap tahun ajaran baru
7. Buku Statistik : ( kolom tersedia diisi tiap awal dan akhir bulan )
8. Buku notulen rapat : ( Tiap kali rapat baik rutin atau khusus )
9. Buku Pengumuman : (segala bentuk pengumuman baik intern atau
Yayasan )
10. Buku Inventaris : ( semua inventaris di bagian-bagian dijadikan satu
sebagai inventaris SMAK II )
11. Laporan bulanan
12. Buku mutasi : ( mutasi masuk / keluar di awal / akhir bulan )
13. Daftar kelas : ( Daftar tiap rombongan kelas ( perangkat SAS ) )
67
* Afektif, kognitif , psikomotor, scoring dan set up data .
14. Buku Absen : ( membuat rekap absen guru atau % kehadiran )
15. Laporan absen ke Pusat ( berkenaan dengan honor )
16. Buku Jurnal kelas : ( menyiapkan dalam satu tahun perlu 2 buku )
17. File Nilai Guru ( SAS )
18. File pegawai lengkap
19. Administrasi surat menyurat
20. Menyiapkan buku piket
B. Membantu Kepala Sekolah mengkoordinasi segala kegiatan administrasi
keuangan, inventaris sekolah dan arsip sekolah
C. Bertanggungjawab demi tertibnya administrasi umum
D. Hal-hal lain yang belum diatur ( termasuk ) di dalamnya, dapat disesuaikan
dan dilaksanakan sesuai kondisi yang ada pada waktu itu.
3.1.8 Kuesioner dan wawancara
Populasi dari penelitian ini adalah siswa / siswi yang masih aktif di SMAK
Kalam Kudus II dengan jumlah total siswa adalah 225orang. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
68
Tabel 3.1 Jumlah siswa SMAK Kalam Kudus II TAHUN 2009/2010
Kelas Jumlah Siswa X 1 30 orang X 2 30 orang
XI IPA 26 orang XI IPS 1 26 orang XI IPS 2 26 orang XII IPA 29 orang
XII IPS 1 29 orang XII IPS 2 29 orang
Total 225 orang
Penentuan jumlah sampel minimal pada penelitian ini, didasarkan pada rumus
Slovin dengan derajat tolereansi sebesar 5% (0,05) dan dengan jumlah populasi
sebanyak 225 orang, maka ukuran sampel, dapat diperoleh sebagai berikut:
n = N
N(d)2+1
n = 225
225(0,05)2+ 1
n = 144
Untuk mendukung analisa terhadap permasalahan yang terjadi di SMAK
Kalam Kudus II, dilakukan wawancara dengan kepala sekolah dan juga menyebarkan
kuesioner sebanyak 144 siswa / siswi yang masih aktif di SMAK Kalam Kudus II.
3.1.8.1 Hasil kuesioner dengan siswa (dibimbing pada saat pengisian)
1. Apakah yang membuat Anda sulit untuk mempelajari atau menyerap tiap materi
pelajaran yang disampaikan guru di kelas? (boleh pilih lebih dari satu jawaban)
69
a. Penjelasan guru yang terlalu cepat.
b. Waktu yang ada untuk belajar di kelas terbatas.
c. Suasana kelas yang kurang mendukung.
80 84 76
0102030405060708090
Pilihan A Pilihan B Pilihan C
2. Dalam belajar, metode belajar seperti apa yang paling Anda sukai?
a. Membaca buku / teks
b. Praktikum / percobaan
c. Memakai media elektronik
pilhan A19%
pilihan B26%
pilihan C55%
pilhan A
pilihan B
pilihan C
3. Seberapa sering Anda menggunakan komputer dalam sehari?
a. Kurang dari 1 jam
b. Antara 1-2 jam
c. Lebih dari 2 jam
70
pilhan A13%
pilihan B34%
pilihan C53%
pilhan A
pilihan B
pilihan C
4. Seberapa sering Anda mengakses internet dalam sehari?
a. Kurang dari 1 jam
b. Antara 1-2 jam
c. Lebih dari 2 jam
pilhan A19%
pilihan B36%
pilihan C45%
pilhan A
pilihan B
pilihan C
5. Dimana tempat Anda biasa mengakses internet?
a. Rumah sendiri
b. Warnet
c. Rumah teman/saudara
pilhan A64%
pilihan B26%
pilihan C10%
pilhan A
pilihan B
pilihan C
71
6. Apakah Anda tahu tentang system pembelajaran secara Online (E-
Learning)?
a. Sangat tahu
b. Tahu
c. Kurang tahu
pilhan A12%
pilihan B47%
pilihan C41%
pilhan A
pilihan B
pilihan C
7. Apakah Anda setuju jika di sekolah Anda diterapkan pembelajaran
menggunakan E-Learning?
a. Setuju
b. Tidak setuju
pilhan A76%
pilihan B24%
pilhan A
pilihan B
8.Jika di SMA Anda akan menggunakan pembelajaran E-Learning, kemudahan apa
yang Anda inginkan atau harapkan? (boleh pilih lebih dari satu jawaban)
a. Kemudahan dalam belajar di mana saja dan kapan saja
b. Bisa ada interaksi dengan guru ketika Anda belajar dari tempat lain
c. Ada contoh langsung, referensi, ataupun soal latihan
72
d. Akses nilai, pengumuman, jadwal pelajaran, jadwal ujian, pengumpulan tugas
tanpa harus datang ke sekolah
77
32
58
82
0102030405060708090
Pilihan A Pilihan B Pilihan C Pilihan D
3.1.8.2 Hasil kuesioner dengan guru (dibimbing pada saat pengisian)
1. Bagaimana situasi belajar mengajar terhadap perkembangan murid di kelas
selama ini?
a. Sangat mendukung
b. Cukup mendukung
c. Kurang mendukung
pilhan A8%
pilihan B44%
pilihan C48%
pilhan A
pilihan B
pilihan C
2. Apakah Anda memerlukan waktu tambahan dalam menyampaikan materi
untuk memberikan hasil yang maksimal bagi perkembangan murid?
a. Sangat perlu
b. Perlu
c. Tidak perlu
73
pilhan A42%
pilihan B47%
pilihan C11%
pilhan A
pilihan B
pilihan C
3. Menurut Anda, apakah selama ini proses pembelajaran di ruang kelas
sudah berjalan efektif (siswa mudah untuk mengerti)?
a. Sangat efektif
b. Cukup efektif
c. Tidak efektif
pilhan A6%
pilihan B52%
pilihan C42%
pilhan A
pilihan B
pilihan C
4. Apakah sering dilakukan tanya jawab dengan murid di kelas?
a. Sangat sering
b. Cukup sering
c. Tidak pernah
74
pilhan A22%
pilihan B61%
pilihan C17%
pilhan A
pilihan B
pilihan C
5. Apakah Anda sering menggunakan komputer?
a. Sangat sering
b. Cukup sering
c. Tidak pernah
pilhan A25%
pilihan B64%
pilihan C11%
pilhan A
pilihan B
pilihan C
6. Seberapa sering Anda menggunakan internet dalam menunjang tugas Anda
sebagai guru dalam 1 hari?
a. Kurang dari 1 jam
b. Antara 1-2 jam
c. Lebih dari 2 jam
75
pilhan A12%
pilihan B41%
pilihan C47%
pilhan A
pilihan B
pilihan C
7. Apakah Anda tahu tentang sistem pembelajaran secara Online (E-
Learning)?
a. Sangat tahu
b. Tahu
c. Kurang tahu
pilhan A14%
pilihan B58%
pilihan C28% pilhan A
pilihan B
pilihan C
8. Apakah Anda setuju jika di sekolah Anda diterapkan pembelajaran
menggunakan E-Learning?
a. Setuju
b. Tidak setuju
76
pilhan A69%
pilihan B31% pilhan A
pilihan B
3.1.8.3 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMAK Kalam Kudus II:
Bagaimana sistem pembelajaran di SMAK Kalam Kudus saat ini dan masalah
apa saja yang dihadapi oleh SMAK Kalam Kudus dengan sistem pembelajaran saat
ini?
Saat ini sistem pembelajaran di SMAK Kalam Kudus mengikuti Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), di mana pusat pembelajarannya yaitu para siswa
untuk lebih aktif sedangkan guru hanya sebagai fasilitatornya.
Secara umum masalah yang dihadapi yaitu pandangan siswa yang beranggapan
bahwa guru adalah satu-satunya sumber pengetahuan di sekolah, dan hal itu harus
dihilangkan. Siswa ditantang untuk lebih bersemangat dalam mencari materi
tambahan, selain itu guru juga ditantang untuk lebih aktif mencari metode
pembelajaran. Selain itu, masalah yang ada, biasa berupa kurangnya perhatian orang
tua terhadap anaknya, sehingga prestasi belajar anaknya tidak maksimal dan juga
menurunnya minat belajar siswa.
Apa mata pelajaran unggulan atau ekstrakurikuler yang merupakan
keunggulan di sekolah ini?
Mandarin dan Inggris conversation, karena kita memiliki native atau pengajar
yang berasal langsung dari luar negeri.
77
Menurut Bapak, cukupkah waktu yang tersedia jika dibandingkan dengan
materi yang akan disampaikan?
Menurut saya waktu yang tersedia kurang jika dibandingkan materi yang
akan disampaikan karena waktu belajar di sekolah kurang lebih hanya 7 jam,
sedangkan materinya sangat banyak dan daya serap para murid juga terbatas.
Berapa kali dalam seminggu siswa mendapat pelajaran computer dan
pelajaran apa saja yang diajarkan dalam komputer?
Kelas X-XII mendapat pelajaran komputer seminggu sekali 2 shift mata
pelajaran (90menit). Pelajaran yang diajarkan berupa word, powepoint, excel,,
microsoft access, visual basic dan flash.
Apakah Bapak pernah mendengar mengenai teknologi mengajar E-Learning?
Bagaimana pendapat Bapak mengenai teknologi tersebut?
Ya, saya pernah mendengar dan menurut saya teknologi mengajar tersebut
merupakan suatu keunggulan atau inovasi bagi sekolah yang menerapkannya.
Menurut Bapak, perlukah siswa di sekolah ini menggunakan teknologi E-
Learning?
Menurut saya perlu. Karena adanya perkembangan teknologi dan penting bagi
siswa mempelajari teknologi dan melalui e-Learning, pembelajaran diharapkan akan
lebih baik lagi.
78
3.2 Analisis SWOT
3.2.1 Evaluasi Faktor Internal( IFE)
Evaluasi faktor internal digunakan untuk menganalisa kemampuan
organisasi dalam menerapkan strategi berdasarkan kekuaran dan kelemahan. Berikut
ini merupakan kekuaran dan kelemahan SMAK Kalam Kudus yang diperoleh dari
analisis dan wawancara dengan Kepala Sekolah:
Strengths S1 Memiliki guru yang berkualitas dan mampu menguasai IT S2 Memiliki kegiatan ekstrakurikuler seperti school camp, taekwondo, voli,
basket, band dan komputer (Ms Office, flash, vb, dan lain-lain) S3 Citra sekolah yang baik (akreditas A dan selalu lulus Ujian Nasional 100%) S4 Memiliki fasilitas wi-fi di lingkungan sekolah S5 Memiliki native Mandarin dan Inggris yang menguasai IT
Weaknesses W1 Kurangnya anggaran untuk pengembangan IT W2 Lokasi sekolah yang kurang strategis W3 Sarana dan prasarana yang mendukung IT terbatas W4 Jumlah SDM nya (pengajar) terbatas W5 Tidak memiliki website
Berikut adalah perhitungan IFE yang didasarkan pada faktor-faktor internal
SMAK Kalam Kudus II. Penggunaan Matriks IFE untuk penilaian bobot dan rating
adalah nilai 4 untuk faktor kekuatan (strength) yang memiliki lebih kuat dan nilai 3
untuk yang kurang kuat. Untuk kelemahan (weakness), nilai 2 untuk faktor yang lebih
lemah dan nilai 1 untuk yang tidak begitu lemah. Jumlah bobot kekuatan (strength)
dan kelemahan (weakness) adalah 1.
79
IFE MATRIX
Key Internal Factors Bobot Rating Bobot x Rating Strengths
1 Memiliki guru yang berkualitas dan mampu menguasai IT
0,106
4 0,424
2 Memiliki kegiatan ekstrakurikuler seperti school camp, taekwondo, voli, basket, band dan komputer (flash, vb, dan lain-lain)
0,022
3 0,066
3 Citra sekolah yang baik (akreditas A dan selalu lulus Ujian Nasional 100%)
0,184
4 0,736
4 Memiliki fasilitas wi-fi di lingkungan sekolah
0,031
4 0,124
5 Memiliki native Mandarin dan Inggris yang menguasai IT
0,212
4 0,848
SubTotal 2,198 Weaknesses 1 Kurangnya anggaran untuk
pengembangan IT 0,077
2 0,154
2 Lokasi sekolah yang kurang strategis
0,017
2 0,034
3 Sarana dan prasarana yang mendukung IT terbatas
0,249
2 0,498
4 Jumlah SDM nya (pengajar) terbatas
0,070
2 0,140
5 Tidak memiliki website 0,032 1 0,032
SubTotal 0,858 TOTAL 1 3,056
Berdasarkan teori David (2009, p229-232), Hasil perhitungan IFE, yang
menghasilkan total nilai 3,056,menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan kuat,
karena lebih dari nilai IFE secara rata-rata, yakni 2,5. Dan juga berdasarkan teori
David (2009, p344) tentang matriks IE, nilai total IFE antara 3,0-4,0 adalah kuat.
80
3.2.2 Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
Evaluasi faktor eksternal digunakan untuk menganalisa kemampuan
organisasi dalam menanggapi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh organisasi
saat ini. Berikut ini merupakan peluang dan ancaman SMAK Kalam Kudus II yang
diperoleh dari analisis dan wawancara dengan Kepala Sekolah:
Opportunities O1 Dukungan pemerintah terhadap pembelajaran student centered O2 Kemajuan IPTEK O3 Perkembangan dunia pendidikan sehingga membutuhkan SMA berkualitas O4 Tidak ada SMA baru yang muncul di sekitar SMAK Kalam Kudus II O5 Keinginan guru dan siswa untuk menggunakan metode belajar yang baru
Threats T1 Sekolah yang sudah memiliki website T2 Tanggapan masyarakat sekitar yang negatif (harga uang sekolah yang cukup
mahal) T3 Sekolah yang sudah memiliki pembelajaran e-learning T4 Peraturan pemerintah tentang jam belajar maksimum dalam 1minggu T5 Diversifikasi sekolah, seperti homeschooling
Berikut adalah perhitungan EFE yang didasarkan pada faktor-faktor eksternal SMAK
Kalam Kudus II. Penggunaan nilai/rating pada matriks EFE untuk penilaian bobot
dan rating adalah 4 untuk faktor peluang (opportunity) untuk faktor yang memiliki
pengaruh besar dan 1 untuk yang kecil. Untuk ancaman (threat), nilai/rating 1
diberikan untuk faktor yang berpengaruh dan nilai/rating 4 untuk yang tidak begitu
berpengaruh. Jumlah total bobot peluang (opportunity) dan ancaman (threat) adalah 1.
EFE MATRIX
Key External Factors Bobot Rating Bobot x Rating Opportunities 1 Dukungan pemerintah
terhadap pembelajaran student centered
0,110
2 0,220
2 Kemajuan IPTEK 0,086 3 0,258
81
3 Perkembangan dunia pendidikan sehingga membutuhkan SMA berkualitas
0,165
3 0,495
4 Tidak ada SMA baru yang muncul di sekitar SMAK Kalam Kudus II
0,026
2 0,052
5 Keinginan guru dan siswa untuk menggunakan metode belajar yang baru
0,037
2 0,074
Sub Total 1,099 Threats 1 Sekolah yang sudah
memiliki website 0,182
1 0,182
2 Tanggapan masyarakat sekitar yang negatif (harga uang sekolah yang cukup mahal)
0,032
3 0,096
3 Sekolah yang sudah memiliki pembelajaran E-Learning
0,296
1 0,296
4 Peraturan pemerintah tentang jam belajar maksimum dalam 1minggu
0,044
3 0,132
5 Diversifikasi sekolah, seperti homeschooling
0,022
2 0,044
Sub Total 0,750 TOTAL 1 1,849
Berdasarkan teori David (2009, p158), Hasil perhitungan EFE, yang menghasilkan
total nilai 1,849,menunjukkan bahwa respon perusahaan di bawah rata-rata atau
lambat, karena kurang dari nilai EFE secara rata-rata, yakni 2,5. Dan juga berdasarkan
teori David (2009, p344) tentang matriks IE, nilai total EFE antara 1,0-1,99 adalah
rendah.
82
3.2.3 Matriks Internal Eksternal (IE)
Dari evaluasi faktor internal-eksternal di atas dan dari matrix IFE dan EFE,
untuk nilai subtotal strength adalah 2,198 dan nilai subtotal weakness adalah 0,858.
Sedangkan untuk subtotal opportunity adalah 1,099 dan subtotal threat adalah 0,750
Setelah kita mengetahui masing-masing total IFE dan EFE yaitu 3,056 dan 1,849,
maka kita dapat menemukan, bahwa pada matriks IE, SMAK Kalam Kudus II berada
pada kuadran VII dengan strategi untuk “Jaga dan Pertahankan” yakni dengan
strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
83
3.2.4 Analisis SWOT
Faktor-faktor yang menjadi kekuatan (strength) bagi SMAK Kalam Kudus II
adalah sebagai berikut :
1. Memiliki guru yang berkualitas dan mampu menguasai IT:
SMAK Kalam Kudus II memiliki guru yang berkualitas. Hal ini ditunjukkan
dengan latar belakang pendidikan guru yang merupakan lulusan sekolah tinggi
pendidikan atau universitas swasta maupun negeri, dan ada beberapa guru yang
merupakan lulusan S2. Pada saat merekrut guru, dipilih guru-guru yang
berkualitas, melalui sistem penyaringan yang ketat. Masing-masing guru yang
sudah direkrut tersebut, akan ditempatkan untuk mengajar sesuai dengan bidang
pendidikan yang dikuasainya.
2. Memiliki kegiatan ekstrakurikuler seperti school camp, taekwondo, voli, basket,
band dan komputer (Microsoft Office, Flash, VB):
SMAK Kalam Kudus II memiliki salah satu kegiatan luar jam sekolah
(ekstrakurikuler) yang berbeda dari ekstrakurikuler sekolah lain, yaitu school
camp, yaitu sebuah acara camp di sekolah, yang membahas tentang bagaimana
untuk memiliki karakter yang baik yang akan disenangi dan berguna bagi
lingkungan saat ini maupun yang akan datang. SMAK Kalam Kudus II juga
memiliki ekstrakurikuler lain, seperti band, yang mempunyai sebuah ruangan
band, ekstrakurikuler basket yang sudah mengikuti berbagai kejuaraan basket
tingkat SMA dan sudah menjuarai berbagai kejuaraan atau turnamen,
ekstrakurikuler komputer, yang mengajarkan Microsoft Office, Flash, Visual
Basic atau VB. Ekstrakurikuler komputer ini diharapkan dapat menjadikan siswa
SMAK Kalam Kudus II menguasai teknologi sebagai nilai lebih siswa untuk
masa depannya.
84
3. Citra sekolah yang baik (akreditas A dan selalu lulus Ujian Nasional 100%):
SMAK Kalam Kudus II tiap tahun berusaha menjaga imagenya, sebagai salah
satu SMA dengan akreditasi A, salah satunya adalah siswa kelas XII IPA maupun
IPS selalu lulus Ujian Nasional 100%. Di samping itu, SMAK Kalam Kudus II,
sebagai sekolah Kristen, menerapkan prinsip kekristenan, yaitu kasih, sehingga
menjadi bekal bagi siswa dalam kehidupan sosialnya dengan masyarakat nantinya.
Hal ini merupakan salah satu nilai lebih bagi sekolah, sehingga orangtua murid
bisa memilih SMAK Kalam Kudus II sebagai SMA untuk putra putrinya.
4. Memiliki fasilitas wi-fi di lingkungan sekolah:
Teknologi internet yang semakin berkembang pesat, membuat sekolah
menyediakan wi-fi di lingkungan sekolahnya, untuk menunjang guru dan siswa
dalam mencari materi tambahan maupun informasi-informasi terbaru mengenai
dunia pendidikan.
5. Memiliki native Mandarin dan Inggris yang menguasai IT:
Ini merupakan salah satu keunggulan SMAK Kalam Kudus II dibanding SMA
lain, yakni memiliki native Mandarin dan Inggris atau pengajar yang berasal dai
luar negeri dan juga mereka yang menguasai IT. Native tersebut mengajarkan
conversation atau percakapan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan
bahasa asing siswa sehingga mampu berkomunikasi dengan baik, terutama bahasa
Inggris dan Mandarin, yang telah digunakan oleh sebagian besar penduduk di
dunia dan sudah menjadi bahasa internasional.
Faktor-faktor yang menjadi kelemahan (weakness) bagi SMAK Kalam
Kudus II adalah sebagai berikut:
85
1. Kurangnya anggaran untuk pengembangan IT:
Salah satu kelemahan SMAK Kalam Kudus II adalah kurangnya anggaran untuk
pengembangan IT. Anggaran yang ada, sebagian besar digunakan untuk membuka
dan membangun sekolah Kalam Kudus di cabang lain, sehingga kepala sekolah
harus membuat proposal dan mengajukannya ke yayasan untuk meminta anggaran
untuk pengembangan IT, tetapi sering kali, dana yang turun dari yayasan, tidak
sesuai dengan yang diminta oleh tiap seolah untuk pengembangan IT.
2. Lokasi sekolah yang kurang strategis:
Banyak SMA yang merupakan saingan SMAK Kalam Kudus II yang berlokasi di
tempat strategis, seperti di jalan-jalan besar. Sebut saja SMAN 33 dan SMA Ipeka
Puri yang berada di jalan yang mudah dijangkau atau berada di jalan besar.
Sedangkan SMAK Kalam Kudus II berada di dalam kompleks perumahan, dan
juga ada 2sekolah lain yang berlokasi di dalam kompleks tersebut.
3. Sarana dan prasarana yang mendukung IT terbatas:
Kurangnya dana untuk pengembangan IT di SMAK Kalam Kudus II,
menyebabkan sarana dan prasarana yang mendukung IT pun terbatas. Hal ini
merupakan salah satu celah yang dapat dimanfaatkan pesaing yang sudah
memiliki sarana dan prasarana IT yang sudah baik untuk merebut pasar di dunia
pendidikan.
4. Jumlah SDM nya (pengajar) terbatas:
Meski SMAK Kalam Kudus II memiliki tenaga pengajar yang berkualitas, tapi
jumlah guru yang ada, terbatas. Sehingga bila ada guru yang berhalangan datang
untuk mengajar, karena sakit atau ijin, maka harus dicari guru pengganti, yang
memerlukan waktu, sehinga menyebabkan materi pelajaran terbengkalai dan
ketika guru itu kembali mengajar, materinya akan dikebut, sehingga siswa akan
86
agak mengalami kesulitan dalam menyerap pelajaran, dan mungkin akan
mengakibatkan nilai ujian dan prestasi siswa menurun sehingga akan ikut
mempengaruhi prestasi dan citra sekolah.
5. Tidak memiliki website:
SMAK Kalam Kudus II tidak memiliki website pribadi untuk digunakan sebagai
sarana promosi. Website dapat digunakan sebagai media promosi yang dilakukan
SMA lain. Selama ini SMAK Kalam Kudus II hanya melakukan promosi hanya
melalui spanduk- spanduk yang dipasang dipintu masuk dan pintu keluar
kompleks saja, sehingga jika kelemahan ini tidak segera diatasi, bisa direbut SMA
yang lain.
Faktor-faktor yang menjadi peluang (opportunities) bagi SMAK Kalam
Kudus II adalah sebagai berikut :
1. Dukungan pemerintah terhadap pembelajaran student centered:
Dukungan pemerintah terhadap pembelajaran student centered dan juga terhadap
sekolah dapat dilihat ddengan adanya jejaring pendidikan nasional yang
mngembangakan program pengembangan infrastruktur jaringan online berskala
nasional, untuk menghubungkan antar institusi pendidikan se-Indonesia. Selain
itu, pemerintah meyediakan SAS membantu sekolah dalam hal pengolahan nilai.
2. Kemajuan IPTEK:
Kemajuan dan perkembangan IPTEK hari-hari ini digunakan oleh tiap perusahaan
dan juga sekolah untuk meningkatkan daya saing sekolah dibanding sekolah
lainnya. Pengguna internet di Indonesia pun semakin bertambah dari tahun ke
tahun. Contoh penggunaan IPTEK misalkan, website pribadi sekolah, yang juga
digunakan untuk melakukan promosi sekolah tersebut sehingga orang lain, bisa
87
mengetahui tentang informasi sekolah tersebut, tanpa harus jauh-jauh datang
untuk survei ke sekolah tersebut. Selain itu, Kemajuan IPTEK juga bisa
digunakan oleh sekolah-sekolah untuk menciptakan cara pembelajaran baru
seperti E-Learning.
3. Perkembangan dunia pendidikan sehingga membutuhkan SMA berkualitas:
Dunia pendidikan yang terus berkembang, membuat sekolah-sekolah berlomba-
lomba untuk meningkatkan kualitsnya. Tapi tidak semua sekolah atau SMA
mampu menjadi SMA yang berkualitas. Hal ini yang dilihat SMAK Kalam Kudus
II, sebagai sebuah peluang untuk memberikan tawaran SMA yang berkualitas
kepada para siswa dan calon siswa . Upaya peningkatan kualitas SMAK Kalam
Kudus II , dapat dilihat dengan diadakanya pelatihan untuk guru-guru di SMAK
Kalam Kudus II setiap tahun tujuannya dan juga untukt memberi nilai tambah
bagi SMAK Kalam Kudus II.
4. Tidak ada SMA baru yang muncul di sekitar SMAK Kalam Kudus II:
Tidak adanya pesaing baru di sekitar SMAK Kalam Kudus II menjadi peluang
bagi sekolah untuk menjangau pasar yang lebih luas. Tidak adanya pesaing baru
khususnya tingkat SMA disebabkan oleh lahan yang sudah tidak ada dan juga
mengenai peraturan pemerintah dalam “UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL” dalam BAB XVII tentang PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN
dan juga peraturan pemerintah saat ini untuk mulai memperbanyak mendirikan
SMK.dengan tidak adanya pesaing baru di sekitar SMAK Kalam Kudus II,
diharapkan SMAK Kalam Kudus II dapat terus meningkatkan kualitas sekolah
untuk menjaga citra sekolah..
5. Keinginan guru dan siswa untuk menggunakan metode belajar yang baru:
88
Munculnya keinginan guru dan siswa (berdasarkan kuesioner dan wawancara
dengan untuk menggunakan metode belajar yang baru, mendorong sekolah
untuk berinovasi untuk menciptakan metode belajar yang baru, misalkan dengan
memperbanyak kegiatan yang melakukan penelitian atau ekperimen,
menggunakan video atau cara belajar yang lain, seperti E-Learning untuk
menghindari guru dan siswa dalam kejenuhan belajar dan juga sebagai peluang
untuk menarik pasar yang lebih luas.
Sedangkan faktor-faktor yang menjadi ancaman (threats) bagi SMAK Kalam
Kudus II adalah sebagai berikut :
1. Sekolah yang sudah memiliki website:
Beberapa sekolah yang sudah memiliki website, merupakan salah satu ancaman
bagi SMAK Kalam Kudus II , karena website dapat digunakan sebagai media
promosi yang dilakukan SMA lain. Saat ini SMAK Kalam Kudus II hanya
melakukan promosi hanya melalui spanduk- spanduk di sekitar perumahan
SMAK Kalam Kudus II saja, sehingga bisa menjadi peluang SMA lain untuk
merebut pasar siswa SMAK Kalam Kudus II.
2. Tanggapan masyarakat sekitar yang negatif (harga uang sekolah yang cukup
mahal):
Banyak tanggapan masyarakat sekitar yang berada di perumahan Kosambi baru
yang mengatakan bahwa uang sekolah di SMAK Kalam Kudus II tergolong cukup
mahal. Hal ini yang menyebabkan penurunan kuantitas siswa di SMAK Kalam
Kudus II, sehingga banyak orangtua yang menyekolahkan anaknya di SMA lain,
tapi yang masih berada di perumahan Kosambi Baru. Untuk saat ini, uang sekolah
di SMAK Kalam Kudus II sekitar Rp. 850.000,00 / bulan belum termasuk uang
89
OSIS 1tahun. Untuk uang pangkal saat penerimaan siswa baru tahun mendatang,
sekitar Rp 8.000.000,-. Untuk lulusan SMP Kalam Kudus yang ingin melanjutkan
di SMAK Kalam Kudus II, diberikan harga khusus. Biaya yang cukup mahal ini
disebabkan karena SMAK Kalam Kudus II adalah sekolah swasta yang tidak
mendapatkan subsidi biaya pemerintah. Selain itu SMAK Kalam Kudus II
menjamin mutu dan kualitas yang diberikan, sesuai dengan biaya yang dikeluarkan
orangtua untuk menyekolahkan siswanya di SMAK Kalam Kudus II.
3. Sekolah yang sudah memiliki pembelajaran e-learning:
Untuk sekolah terutama yang sudah memiliki pembelajaran e-learning,
merupakan salah satu ancaman bagi SMAK Kalam Kudus II , karena dapat
digunakan sebagai keunggulan atau inovasi dalam cara belajar yang dilakukan
SMA lain. Karena , sehingga bisa menjadi peluang SMA lain untuk merebut pasar
siswa SMAK Kalam Kudus II.
4. Peraturan pemerintah tentang jam belajar maksimum dalam 1minggu:
Pemerinta memberi peraturan tentang jumlah jam belajar maksimum dalam 1
minggu bagi SMA, yaitu maksimal 42 jam dalam 1minggu atau rata-rata hanya 7-
8jam per hari. Hal ini menjadi ancaman bagi sekolah yang ingin menambah jam
belajarnya,karena akan mendapat sanksi dari pemerintah. Adanya penambahan
jam pelajaran ini, mungkin disebabkan karena guru ingin mengadakan pelajaran
tambahan, terutama untuk siswa kelas XII untuk mengejar materi dan memberi
latihan-latihan soal menjelang Ujian Nasional.
5. Diversifikasi sekolah, seperti homeschooling:
Diversifikasi sekolah yang muncul saat ini, misalkan adanya sekolah-sekolah
yang memakai bahasa asing, sebagai bahasa pengantar di sekolahnya. Selain itu,
saat ini, sedang populer sebuah metode belajar yang merupakan produk substitusi
90
dari sekolah formal yang disebut homeschooling atau istilah yang lebih mudahnya
adalah rumah yang digunakan seperti sekolah, untuk kegiatan belajar mengajar. .
Homeschooling hampir mirip dengan kursus atau les privat, dimana pengajanya
datang ke rumah siswa. Tetapi di homeschooling, jadwal belajarnya dapat
disesuaikan dengan jadwal siswa, pengajarnya bisa mengadakan ujian dan pada
akhirnya akan mendapat sertifikat sebagai bukti telah lulus belajar. Metode ini
digunakan oleh orang-orang yang cukup sibuk, atau sebagian orang yang enggan
untuk keluar rumah atau yang ingin anaknya dibimbing secara langsung dan
mendapat perhatian penuh dari pengajarnya
Dari hasil analisis faktor internal dan eksternal, maka dapat dibuat empat set
kemungkinan alternatif strategi dalam matriks SWOT. Penjabaran matriks SWOT
dapat dilihat pada tabel berikut :
91
Berdasarkan hasil dari matriks IFE, EFE, posisi matriks IE dan matriks SWOT
diatas, strategi yang harus dilakukan oleh SMAK Kalam Kudus II adalah strategi SO
(karena subtotal nilai S lebih besar dari W dan subtotal nilai O lebih besar dari T),
yaitu inovasi dengan menerapkan metode pembelajaran yang baru, seperti E-
Learning untuk menghadapi ancaman dari luar dengan memanfaatkan kelebihan
pada SMAK Kalam Kudus II dan peluang yang ada. Hal ini dilakukan agar SMAK
Kalam Kudus II bisa bersaing, menjaga dan mempertahankan yang sudah ada.
92
3.2.5 Analisis 5 Kekuatan Porter
5 Kekuatan Porter, yang tercantum disini, merupakan faktor-faktor yang muncul
pada pada ancaman dari pendatang baru, kekuatan daya tawar konsumen ,ancaman
produk pengganti, kekuatan daya tawar menawar pemasok, serta persaingan dalam
industri. Kelima faktor tersebut adalah sebagai berikut :
Persaingan dalam industri
-) SMAN 33 -) SMAN 95 -) SMA Santo Leo II -) SMA Kristoforus -) SMA Ipeka Puri -) Bina Bangsa School -) SMA Dian Harapan
Daya Tawar Pemasok
-) Penerbit Buku Cetak untuk SMA -) Kurikulum Pemerintah -) Guru dan karyawan -) Supplier Komputer, alat tulis, meja, kursi kertas, dan lain-lain)
Daya Tawar Konsumen
-) Calon siswa dari SMA lain -) Siswa kelas 3 yang lulus dari SMP lain -) Siswa kelas 3 yang lulus dari SMP Kalam Kudus III
Ancaman Produk Pengganti -) Homeschooling -) SMK -) STM -) Sekolah Tinggi Pariwisata
Ancaman Pendatang Baru
93
Penjelasan mengenai 5 kekuatan porter di atas adalah sebagai berikut:
1. Ancaman Pendatang Baru
Yang dimaksud adalah SMA negeri maupun swasta atau institusi pendidikan
yang baru berdiri atau yang akan muncul di sekitar daerah Cengkareng. Syarat
untuk pendirian sekolah atau lembaga pendidikan pun termuat dalam UNDANG-
UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL” dalam BAB XVII tentang PENDIRIAN
SATUAN PENDIDIKAN Dalam hal ini, tidak ada ancaman pendatang baru bagi
SMAK Kalam Kudus II, sehingga menguntungkan posisi SMAK Kalam Kudus II.
2. Daya Tawar Konsumen
Konsumen di sini adalah calon siswa dari SMA lain, Siswa kelas 3 yang
lulus dari SMP lain maupun siswa kelas 3 yang lulus dari SMP Kalam Kudus
III, yang akan masuk ke SMAK Kalam Kudus II. Pihak sekolah yang sudah
menetapkan biaya uang pangkal, uang sekolah, uang OSIS, dan lain-lain, bagi
calon siswa, merupakan suatu kondisi yang menguntungkan bagi pihak SMAK
Kalam Kudus II.
3. Ancaman Produk Pengganti
Produk pengganti yang berupa sekolah-sekolah lain di sekitar Cengkareng dan
sekitarnya,tetapi masih setingkat SMA, merupakan sebuah ancaman bagi
SMAK Kalam Kudus II. Ancaman produk pengganti yang dimaksud adalah
homeschooling, SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), STM (Sekolah Teknik
Mesin), STP (Sekolah Tinggi Pariwisata). Keempat hal tersebut menjadi
ancaman pengganti karena dirasa dapat memberikan pelayanan pendidikan
94
yang tidak dapat diberikan oleh SMA pada umumnya dan juga anggapan
bahwa lulusan STM, SMK, atau STP lebih banyak dicari ketika terjun dalam
dunia kerja. Tapi pada kenyataannya, banyak lulusan dari SMA yang juga
dicari dalam dunia kerja. Sehingga hal ini tidak menjadi suatu ancaman yang
berarti.
4. Daya Tawar Pemasok
Pemasok dalam hal ini adalah pihak atau orang ketiga yang melakukan kerja
sama dengan pihak SMAK Kalam Kudus II untuk menjalankan kegiatan
operasionalnya, yaitu penerbit buku cetak untuk SMA, kurikulum pemerintah,
guru dan karyawan, supplier komputer, alat tulis, meja, kursi, kertas, dan lain
lain. Untuk beberapa poin di atas, SMAK Kalam Kudus II memiliki kekuatan
daya tawar yang lebih baik, namun untuk penerbit buku cetak SMA dan juga
kurikulum pemerintah, daya tawar SMAK Kalam Kudus II lebih lemah.
SMAK Kalam Kudus II hanya bisa mengikuti harga yang sudah ditetapkan
oleh pihak penerbit. Sedangkan untuk kurikulum pemerintah, SMAK Kalam
Kudus II wajib mengikuti standar kurikulum yang sudah ditetapkan
pemerintah.
5. Persaingan dalam industri
Persaingan dalam industri pendidikan, boleh dibilang cukup ketat. Yang
menjadi pesaing disini adalah SMA negeri maupun swasta yang berada dalam
target dan segmen pasar yang sama dan terutama berada di kawasan
Cengkareng dan sekitarnya, seperti SMAN 33, SMAN 95, SMA Santo Leo II,
SMA Kristoforus, SMA Ipeka Puri, Bina Bangsa School, dan SMA Dian
95
Harapan. Persaingan dalam indutri pendidikan ini cukup sehat dan tidak ada
indikasi untuk saling menjatuhkan antar SMA.
Kesimpulan yang dapat diambil menurut analisis 5 kekuatan Porter
diatas, posisi SMAK Kalam Kudus II boleh dibilang cukup menguntungkan
dari sisi ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti, daya tawar
kosumen, dan daya tawar pemasok, namun dalam persaingan antar industri,
terdapat beberapa SMA yang menjadi ancaman. Hal inilah yang harus menjadi
pendorong bagi SMAK Kalam Kudus II untuk terus meningkatkan citra diri
dan kualitasnya dibanding SMA lain, sehingga bisa merebut pasar pendidikan
yang ada.
3.2.6 Permasalahan dan Alternatif Solusi
3.2.6.1 Permasalahan yang dihadapi :
Berdasarkan pengamatan, kuesioner, wawancara yang telah dilakukan pada
SMAK Kalam Kudus II, maka ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh
sekolah tersebut dalam sistem yang sedang berjalan yaitu:
1. Kurangnya waktu belajar di kelas
2. Kurangnya interaksi antara siswa untuk bertanya dengan guru di luar jam
pelajaran sekolah
3. Siswa yang tergantung guru sebagai sumber pembelajaran
4. Daya tangkap dan miat siswa yang berbeda dalam menyerap pelajaran di
kelas ketika guru menerangkan
5. Kurangnya contoh yang bervariasi dan metode pembelajaran yang kurang
bervariasi.
96
3.2.6.2 Altenatif solusi masalah
Melihat permasalahan yang pada sistem yang sedang berjalan di SMAK
Kalam Kudus II, ada cara untuk mengatasinya. Pertama dengan penambahan jam
belajar di kelas untuk siswa diharapkan akan lebih mengerti materi yang diberikan
dan memberikan waktu yang lebih untuk terjadinya interaksi antara guru dan siswa
tentang materi yang diajarkan. Tapi ini akan membuat fisik guru dan siswa lelah,
sehingga kegiatan belajar tidak mencapai hasil yang maksimal. Pilihan kedua untuk
mempermudah sistem pada SMAK Kalam Kudus yaitu dengan merancang sistem
E-Learning. Sistem E-Learning ini dapat mengatasi berbagai masalah yang timbul
antara lain:
1. Memiliki flesibilitas tempat dan waktu yang digunakan untuk belajar
2. Untuk membantu siswa untuk memahami mata pelajaran selain pemahaman materi
dari buku pelajaran, disediakan referensi lain, misalkan dari internet.
3. Adanya media penghubung antara siswa dengan guru.