skripsi analisis pengaruh biaya produksi terhadap …
TRANSCRIPT
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA PABRIK
KELAPA SAWIT SEI SILAU PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III
KABUPATEN ASAHAN
OLEH
LAILA KALSUM HASIBUAN
140521044
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA PABRIK
KELAPA SAWIT SEI SILAU PT PERKEBUNAN NUSANTARA III
KABUPATEN ASAHAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
terhadap laba Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PT Perkebunan Nusantara III tahun
2012-2015. Objek penelitian pada penelitian ini adalah Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau
Kabupaten Asahan PTPN III dengan menggunakan data perbulannya selama periode
2012-2015 dengan jumlah observasi data sebanyak 48 observasi. Teknik analisi data
yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak antara biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead berpengaruh positif signifikan
terhadap laba Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau Kabupaten Asahan periode 2012-2015.
Secara parsial menunjukkan bahwa biaya bahan baku berpengaruh positif signifikan
terhadap laba, biaya tenaga kerja langsung berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap laba, dan biaya overhead pabrik berpengaruh positif signifikan terhadap laba
Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau Kabupaten Asahan periode 2012-2015. Hasil Uji
Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan bahwa 19,2% laba Pabrik Kelapa Sawit Sei
Silau Kabupaten Asahan periode 2012-2015 dapat dijelaskan oleh Biaya Bahan Baku,
Biaya Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya Overhead Pabrik sedangkan sisanya
sebesar 80,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Kata kunci : Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik,
laba.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
ABSTRACT
AN ANALYZE THE INFLUENCE OF PRODUCTION COST TO PROFITS
PALM OIL MILL PT PERKEBUNAN NUSANTARA III SEI SILAU
KABUPATEN ASAHAN
The purpose of this research is to analyze the influence of direct material cost,
direct labor costs and overhead costs to profit palm oil mill Sei Silau PT Perkebunan
Nusantara III in 2012-2015. The object of research in this study is a palm oil mill Sei
Silau Asahan PTPN III using monthly data during the period 2012-2015 the number
of data observations 48 observations. Technical analysis of the data used is
descriptive statistical analysis and multiple linear regression analysis.
The result show that simultaneouslly between direct material cost, direct labor
costs and overhead costs is positive significant to profit palm oil mill Sei Silau PT
Perkebunan Nusantara III in 2012-2015. The partially show that direct material cost
related positive significant, direct labor costs related positive not significant and
overhead costs related positive significant to profit palm oil mill Sei Silau PT
Perkebunan Nusantara III in 2012-2015 . The result of the coefficient of
determination (R2) show that 19.2% profit palm oil mill Sei Silau PT Perkebunan
Nusantara III in 2012-2015 can be explained by the direct material cost, direct labor
costs, overhead costs while the rest of 80.8% is explained by other factors not
examined in this study.
Keywords: direct material cost, direct labor costs, overhead costs, profit
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr wb.
Alhamdulillah segala puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara. Adapun skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Biaya Produksi
terhadap Laba Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PT Perkebunan Nusantara III
Kabupaten Asahan Tahun 2012-2015 ”.
Dengan segenap kerendahan hati peneliti ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada orang yang paling istimewa yaitu ayahanda Abdul Rivai Hasibuan
dan ibunda Metty Khairani Nasution yang senantiasa mencurahkan kasih
sayangnya serta sabar dalam membesarkan dan mendidik peneliti selama ini.
Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti menyadari banyak mendapat
bantuan, bimbingan, doa, motivasi serta kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk
itu izinkanlah peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E., M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iv
2. Bapak Dr. Muslich Lufti, S.E., M.B.A., dan Bapak Drs. Amlys Syahputra
Silalahi, M.Si., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Daniel Surbakti, S.T., selaku Manager dan seluruh jajaran pimpinan
beserta karyawan Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau yang telah membantu peneliti
dalam mengumpulkan data.
4. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktunya dalam membimbing peneliti selama ini.
5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan
masukan dan saran bagi kesempurnaan skripsi ini.
6. Kedua saudara yang peneliti sayangi Adik Rijal Hamid Hasibuan, S.ST., dan
Nurjannah Hasibuan dan sepupu peneliti Ermida, Husnil, Fitri, Indah dan Umi
terima kasih untuk semangat dan doanya selama ini.
7. Untuk abangda Abdul Aziz Harahap, S.Hi., M.H., terima kasih untuk semangat,
doa dan motivasinya selama ini.
8. Untuk sahabat yang peneliti sayangi Kak Fitri, Kak Farah, Kak Noe, Kak Resny,
Dina, Agung serta seluruh teman-teman Manajemen Ekstensi USU 2014 yang
maaf tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih untuk motivasi dan
bantuannya selama ini. Semoga kelak kita bisa meraih sukses bersama amin ya
rabbal’alamin.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
v
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
untuk perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum wr wb.
Medan, April 2017
Peneliti
Laila Kalsum Hasibuan
NIM. 140521044
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 8
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 10
2.1 Biaya .................................................................................... 10
2.1.1 Pengertian Biaya ...................................................... 10
2.1.2 Klasifikasi Biaya ........................................................ 10
2.2 Biaya Produksi ..................................................................... 13
2.2.1 Pengertian Biaya Produksi ........................................ 14
2.2.2 Biaya Bahan Baku ..................................................... 13
2.2.2.1 Faktor-faktor yang Perlu Dipehatikan
Terkait Dengan Bahan Baku......................... 15
2.2.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung ............................................ 16
2.2.4 Biaya Overhead Pabrik .............................................. 18
2.2.4.1 Penggolongan Biaya Overhead Pabrik ......... 19
2.3 Laba ..................................................................................... 21
2.3.1 Pengertian Laba ........................................................ 21
2.3.2 Jenis-jenis Laba ........................................................ 21
2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba ................. 22
2.4 Penelitian Terdahulu .......................................................... 25
2.5 Kerangka Konseptual ......................................................... 27
2.6 Hipotesis ............................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 30
3.1 Jenis Penelitian .................................................................... 30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vii
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 30
3.3 Batasan Operasional ............................................................ 30
3.4 Defenisi Operasionalisasi Variabel .................................... 31
3.5 Objek Penelitian .................................................................. 33
3.6 Jenis dan Sumber Data ....................................................... 33
3.7 Metode Pengumpulan Data ................................................. 33
3.8 Teknik Analisis Data .......................................................... 34
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif .................................... 34
3.8.2 Analisis Regresi Linier Berganda ............................ 34
3.9 Uji Asumsi Klasik ............................................................... 35
3.10 Uji Hipotesis ....................................................................... 37
3.10.1 Uji Serempak (Uji F) .............................................. 37
3.10.2 Uji Parsial (Uji t) ..................................................... 39
3.10.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................... 40
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 41
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .................................... 41
4.1.1 Profil Singkat PKS Sei Silau Kabupaten Asahan ..... 41
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ................................ 41
4.1.3 Jumlah Tenaga Kerja................................................. 43
4.2 Hasil Penelitian ................................................................... 43
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ..................................... 43
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ...................................................... 45
4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda .............................. 51
4.2.4 Pengujian Hipotesis .................................................... 53
4.2.4.1 Uji Serempak (Uji F) ..................................... 53
4.2.4.2 Uji Parsial (Uji t) ........................................... 54
4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ..................... 55
4.3 Pembahasan ........................................................................ 56
4.3.1 Pengaruh Biaya Bahan Baku Terhadap Laba ............ 56
4.3.2 Pengaruh Biaya Tenaga Kerja Langsung
Laba .......................................................................... 57
4.3.3 Pengaruh Biaya Overhead Pabrik Terhadap Laba .... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 61
5.1 Kesimpulan ......................................................................... 61
5.2 Saran .................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 63
LAMPIRAN .................................................................................................... 66
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
viii
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 25
3.1 Operasionalisasi Variabel............................................................... 32
4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian .......................................... 44
4.2 Uji Kolmogorov-Smirnov .............................................................. 47
4.3 Uji Glejser ...................................................................................... 49
4.4 Uji Multikolinearitas ...................................................................... 50
4.5 Uji Autokorelasi ............................................................................. 51
4.6 Koefisien Regresi Linier Berganda ................................................ 52
4.7 Uji Serempak (Uji F) ...................................................................... 53
4.8 Uji Parsial (Uji t) ............................................................................ 54
4.9 Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................................ 55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
1.1 Laba PKS Sei Silau Januari-Juni 2015 .................................. 4
1.2 Biaya Produksi PKS Sei Silau Januari-Juni 2015 .................. 6
2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ............................................ 29
4.1 Struktur Organisasi................................................................. 42
4.2 Histogram ............................................................................... 45
4.3 Normal Probability Plot ......................................................... 46
4.4 Scatter Plot ............................................................................. 48
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
x
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Lampiran Halaman
Lampiran 1
Daftar biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
biaya overhead pabrik dan laba Pabrik Kelapa Sawit
Sei Silau PTPN III tahun 2012-2015………………….
66
Lampiran 2 Hasil Olah SPSS……………………………………… 67
Lampiran 3 Surat Izin melakukan Penelitian……………………… 71
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat ini akan
membawa dampak persaingan usaha yang semakin kompetitif, terutama pada
perusahaan sejenis. Dengan persaingan yang semakin kompetitif, perusahaan-
perusahaan dituntut agar lebih efisien dalam menjalankan usahanya karena tingkat
efisiensi khususnya efisiensi biaya akan terkait dengan laba yang akan diperoleh
perusahaan seperti dikemukakan oleh Mulyadi (2007:63) mengemukakan bahwa
efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu dengan
tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya. Efisiensi juga berarti rasio antara
input dan output atau biaya dan keuntungan.
Peningkatan efisiensi tersebut, tidak lepas dari bagaimana manajemen
perusahaan dalam merencanakan, mengorganisasikan dan mengawasi jalannya
perusahaan. Jadi, untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan memerlukan suatu
manajemen dalam mengelola faktor produksi. Sehingga sumber-sumber yang ada di
dalam maupun di luar perusahaan dapat dikelola sedemikian rupa untuk memperoleh
hasil dan dayaguna yang maksimal.
Pada umumnya perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mendapat laba
yang maksimal. Jika perusahaan memperoleh laba yang maksimal maka pertumbuhan
positif akan terjadi. Jika pertumbuhan positif terjadi maka perusahaan akan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
mengalami perkembangan. Adanya laba yang maksimal maka perusahaan memiliki
dana untuk pengembangan aktivitas perusahaan dan pada akhirnya akan menjaga
kelangsungan hidup perusahaan. Namun pada kenyataannya seringkali perusahaan
mengalami penurunan laba bahkan mengalami kerugian.
Perusahaan merupakan salah satu sarana yang dapat menunjang program
pemerintah di berbagai sektor perekonomian. Bagi perusahaan yang berorientasi laba,
pasti akan selalu berusaha untuk meningkatkan laba yang diperolehnya. Berbagai
upaya dilakukan untuk mendapatkan laba yang lebih besar. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan perencanaan dan pengendalian biaya produksi
seefisien mungkin sehingga dalam perencanaan dan pengendalian biaya manajamen
perusahaan harus berhati-hati agar upaya tersebut sesuai dengan harapan. Carter
(2009:68) menyatakan bahwa keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan
biaya tergantung pada pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya
dengan aktivitas bisnis.
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan untuk
mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Pada perusahaan industri secara umum
biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik sebagaimana dikemukakan oleh Mulyadi (2007:14), yang
menyatakan bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi barang jadi yang siap dijual.
Dengan demikian terlihat bahwa biaya produksi memiliki kaitan yang erat
dengan laba sebagaimana dikemukakan oleh Jumingan (2006:165) yang menyatakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3
bahwa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi laba diantaranya adalah naik
turunnya biaya usaha yang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dijual, variabel jumlah
unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga dan operasi perusahaan. Carter
(2009:129) menyatakan bahwa tingkat laba yang diperoleh perusahaan dapat
ditentukan oleh volume produksi yang dihasilkan, semakin banyak volume produksi
yang dicapai maka semakin tinggi pula biaya produksi. Semakin banyak volume
produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula laba yang diperoleh.
Halim dan Supomo, (2009:49) menyatakan bahwa beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi laba diantaranya adalah biaya, harga jual dan volume produksi. Biaya
yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa akan mempengaruhi
harga jual produk yang bersangkutan. Dengan kata lain semakin besar biaya produksi
yang dikeluarkan maka jumlah produksi yang dihasilkan juga akan semakin besar
yang pada nantinya meningkatkan potensi pendapatan perusahaan.
Kegiatan usaha Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Sei Silau (PSSIL) yaitu mengolah
bahan baku TBS (Tandan Buah Segar) menjadi minyak sawit dan inti sawit. Minyak
sawit yang dihasilkan dijual untuk lokal/dalam negeri (±60%) dan untuk diekspor
(±40%), Pengangkutan minyak sawit yang telah diolah dilakukan melalui Pelabuhan
Belawan, Sedangkan Produksi inti sawit diolahkan di PTPN3 yaitu di PKSMK Sei
Mangke. Kualitas minyak sawit yang baik merupakan tujuan pokok di Pabrik Kelapa
Sawit Sei Silau, kualitas minyak yang diproduksi pada pabrik juga ditentukan oleh
baik buruknya TBS yang dihasilkan dari kebun. Sumber bahan baku dari pengolahan
kelapa sawit ini terdiri dari :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4
1. Kebun sendiri wilayah distrik Asahan yaitu: Kebun Sei Silau, Kebun Pulau
Mandi, Kebun Ambalutu, Kebun Huta Padang, Kebun Sei Dadap, Kebun Bandar
Selamat.
2. Kebun plasma inti rakyat dan pembelian TBS dari rakyat sekitar.
Pada pra penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa laba Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) Sei Silau PTPN III cenderung berfluktuasi bahkan mengalami kerugian
pada beberapa bulan di tahun 2015 seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1 berikut:
Sumber: PKS Sei Silau PT. Perkebunan Nusantara III (Data Diolah)
Gambar 1.1
Laba PKS Sei Silau Januari –Juni 2015
Pada Gambar 1.1 terlihat bahwa laba PKS Sei Silau pada bulan Januari 2015
mengalami kerugian sebesar -Rp. 214.215.840, di bulan Februari 2015, kembali
mengalami kerugian sebesar -Rp. 125.276.824, pada bulan Maret 2015 juga masih
mengalami kerugian meskipun lebih rendah dari bulan sebelumnya menjadi -Rp.
118.727.416. Pada bulan April 2015 laba perusahaan bernilai positif sebesar Rp.
(214,215,840)
(125,276,824)(118,727,416)
376,839,492
657,587,116
386,731,886
(300,000,000)
(200,000,000)
(100,000,000)
0
100,000,000
200,000,000
300,000,000
400,000,000
500,000,000
600,000,000
700,000,000
800,000,000
Januari Februari Maret April Mei Juni
Laba:Jan-Jun2015
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5
376.839.492, pada bulan Mei 2015 mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp.
657.587.116 dan laba pabrik pada bulan lebih rendah dibanding bulan sebelumnya
menjadi sebesar Rp. 386.731.886.
Hal ini menunjukkan bahwa pada tiga bulan pertama periode Januari-Maret
2015 Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau mengalami kerugian berturut-turut, kemudian
dari bulan April hingga Juni 2015 laba bernilai positif namun berfluktuasi setiap
bulannya. Kondisi ini tentunya dipengaruhi oleh barbagai faktor diantaranya biaya
produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga keja langsung dan biaya
overhead pabrik.
Biaya produksi pada PKS Sei Silau PTPN III juga mengalami fluktuasi,
namun fluktuasi yang terjadi pada biaya produksi tidak selalu searah dengan fluktuasi
yang terjadi pada laba seperti terlihat pada Gambar 1.2 berikut yang menunjukkan
pergerakan biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung (BTKL), dan biaya overhead pabrik (BOP).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6
Sumber: PKS Sei Silau PT. Perkebunan Nusantara III (Data Diolah)
Gambar 1.2
Biaya Produksi dan Laba PKS Sei Silau Januari -Juni 2015
Berdasarkan Gambar 1.2 terlihat bahwa biaya produksi yang terdiri dari Biaya
Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya Overhead Pabrik cenderung
berfluktuasi demikian halnya dengan laba pabrik juga mengalami fluktuasi dari
Januari sampai dengan Juni namun terlihat bahwa fluktuasi yang terjadi pada biaya
produksi baik biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, maupun biaya overhead
pabrik tidak selalu searah dengan fluktuasi yang terjadi pada laba pabrik.
Biaya bahan baku (BBB) berfluktuasi mengalami peningkatan dari Januari
sampai dengan Maret, selanjutnya pada bulan April sampai dengan Juni meskipun
masih berfluktuasi namun relatif lebih stabil dibanding periode Januari-Maret. Biaya
Januari Februari Maret April Mei Juni
BBB 14,546,770,7 13,637,652,4 17,855,980,8 20,210,972,9 19,869,204,0 20,087,656,3
BKTL 684,406,873 749,645,691 918,829,248 733,274,461 808,421,619 877,313,729
BOP 180,761,097 190,505,082 200,712,995 187,611,955 210,498,514 259,072,657
LABA (214,215,840) (125,276,824) (118,727,416) 376,839,492 657,587,116 386,731,886
(5,000,000,000)
-
5,000,000,000
10,000,000,000
15,000,000,000
20,000,000,000
25,000,000,000
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
Tenaga Kerja Langsung (BTKL) dan Biaya Overhead Pabrik (BOP) dari bulan
Januari sampai dengan Juni juga mengalami fluktuasi namun terlihat fluktuasi yang
terjadi menunjukkan pola tertentu dimana setiap tiga bulan mengalami peningkatan
dari Januari hingga Maret, dan mengalami penurunan pada bulan April selanjutnya
kembali meningkat pada Mei dan Juni. Sama halnya dengan fluktuasi yang terjadi
pada biaya produksi, laba juga mengalami fluktuasi selama dari Januari sampai
dengan Juni 2015. Laba pabrik bernilai negatif atau mengalami kerugian dari Januari
sampai dengan Maret 2015, selanjutnya pada April 2015 sampai dengan Juni laba
bernilai positif meskipun masih tetap berfluktuasi.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat laba yang diperoleh pabrik tidak selalu
seiring dengan meningkatnya biaya produksi. Saat biaya produksi meningkat
diharapkan dapat meningkatkan volume produksi selanjutnya peningkatan volume
produksi dapat meningkatkan laba ternyata tidak selalu demikian terlebih jika
peningkatan biaya produksi tidak diiringi dengan meningkatnya volume produksi
sehingga biaya produksi yang meningkat tidak menyebabkan laba meningkat.
Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa pergerakan pada komponen biaya
produksi baik biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung maupun biaya overhead
pabrik tidak selalu sesuai dengan pergerakan yang terjadi pada laba pabrik. Hal ini
menunjukkan bahwa besarnya biaya produksi (Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga
Kerja Langsung, dan Biaya Overhead Pabrik) yang dikeluarkan tidak selalu mampu
meningkatkan laba.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
Dengan demikian, pengelolaan biaya produksi yang efisien menjadi hal yang
sangat penting untuk menghindari perusahaan dari kerugian dan meningkatkan laba.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka Peneliti tertarik utuk menganalisis
lebih jauh dengan memilih judul ”Analisis Pengaruh Biaya Produksi Terhadap
Laba Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PT. Perkebunan Nusantara III”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah: Apakah Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja
Langsung, dan Biaya Overhead Pabrik berpengaruh signifikan terhadap Laba Pabrik
Kelapa Sawit Sei Silau PT. Perkebungan Nusantara III?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh biaya bahan baku, biaya tenaga kerja lansung, dan biaya overhead terhadap
laba Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PT. Perkebunan Nusantara III.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain
adalah:
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan terkait dengan pengaruh
biaya produksi terhadap laba pabrik kelapa sawit Sei Silau PT. Perkebunan
Nusantara III.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti
khususnya terkait dengan pengaruh biaya produksi terhadap laba.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian sejenis
terkait dengan biaya produksi dan laba.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biaya
2.1.1 Pengertian Biaya
Bustami dan Nurlela (2010:7), menyatakan bahwa biaya adalah pengorbanan
sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan
terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Supriyono (2011:16) biaya adalah
harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh
penghasilan (revenues) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
Selanjutnya Halim (2010:4), menyatakan bahwa biaya merupakan pengeluaran yang
sudah terjadi (expired) yang digunakan dalam memproses produk yang dihasilkan.
2.1.2 Klasifikasi Biaya
Menurut Mulyadi (2005:14), biaya dapat digolongkan menurut berikut :
1. Penggolongan Biaya Menurut Obyek Pengeluaran
Dalam cara ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan
biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua
pengeluaran yg berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar.
2. Penggolonan Biaya Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi,
fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam
perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
a. Biaya Produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untk dijual. Menurut obyek
pengeluarannya, biaya produksi dapat dibagi menjadi: biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
b. Biaya Pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk.
c. Biaya Administrasi dan Umum merupakan biaya-biaya yang terjadi
untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.
3. Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan yang Dibiayai.
Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu:
a. Biaya Langsung (direct cost), yaitu biaya yang terjadi, yang penyebab
satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.
b. Biaya Tidak Langsung (indirect cost), yaitu biaya yang terjadinya
tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak
langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah
biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik.
4. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya Dalam Hubungannya dengan Perubahan
Volume Kegiatan Menurut cara penggolongan ini, biaya dapat digolongkan menjadi
empat, diantaranya:
a. Biaya variabel, adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
b. Biaya semi variabel, adalah biaya yang berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Dalam biaya semi variabel
mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.
c. Biaya semifixed, adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume
kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada
volume produksi tertentu.
d. Biaya tetap, adalah biaya yang tetap jumlah totalnya dalam kisar
volume kegiatan tertentu. Contohnya: biaya gaji direktur produksi.
5. Penggolongan Biaya Menurut Jangka Waktu Manfaatnya Menurut jangka waktu
manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Pengeluaran modal (capital expenditure), adalah biaya yang
mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Contohnya:
pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar
terhadap aktiva, biaya depresiasi, biaya amortisasi.
b. Pengeluaran pendapatan, adalah biaya yang hanya mempunyai
manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.
Contohnya: biaya iklan, biaya tenaga kerja.
Menurut Bustami dan Nurlela (2010:11), mengatakan pengklasifikasian biaya
yang umum digunakan adalah biaya dalam hubungan dengan sebagai berikut:
1. Biaya dalam hubungan dengan produk. Adalah biaya yang digunakan dalam
proses produksi yang terdiri :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
a. Biaya bahan baku langsung, adalah bahan baku yang merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri
langsung kepada produk selesai.
b. Biaya tenaga kerja langsung, adalah tenaga kerja yang digunakan dalam
merubah atau mengonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat
ditelusuri secara langsung kepada produk selesai.
c. Biaya overhead pabrik, adalah biaya selain bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam mengubah bahan menjadi
produk jadi. Biaya dalam hubungan dengan volume produksi.
2. Biaya dalam hubungan dengan volume atau perilaku biaya dapat Biaya dalam
hubungan dengan departemen produksi. Adapun pengelompokkan biaya dalam
hubungannya dengan departemen produksi yaitu:
3. Biaya dalam hubungan dengan periode waktu.
4. Biaya dalam hubungannya dengan pengambilan keputusan
Berdasarkan klasifikasi biaya menurut para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa dalam pengklasifikasian yaitu terdapat biaya bahan baku langsung, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
2.2 Biaya Produksi
2.2.1 Pengertian Biaya Produksi
Pengertian biaya produksi menurut Mulyadi (2007:14), menyatakan bahwa
biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
barang jadi yang siap dijual. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Selanjutnya menurut Bastian dan Nurlela (2006:10), biaya produksi adalah
biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi suatu produk meliputi biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku,
dan biaya overhead pabrik.
2.2.2 Biaya Bahan Baku
Menurut Nafarin (2007:202), bahan baku adalah bahan utama atau bahan
pokok dan merupakan komponen utama dari suatu produk. Sedangkan menurut
Mulyadi (2010:275) Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian
menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur
dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau dari pengolahan sendiri. Menurut
Jayaatmaja (2010:9) bahan baku adalah bahan yang dipergunakan dalam proses
produksi pada periode yang bersangkutan. Sedangkan pengertian bahan baku
menurut Kholmi dan Yuningsih (2009:26) bahan baku adalah bahan yang sebagian
besar membentuk produk setengah jadi (barang jadi) atau menjadi wujud dari suatu
produk yang dapat di telusuri ke produk tersebut.
Biaya bahan baku dapat mempengaruhi tingkat laba perusahaan seperti
dikemukakan oleh Rudianto (2006:17) menyatakan bahwa biaya bahan baku
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang telah digunakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
untuk menghasilkan suatu produk jadi tertentu dalam volume tertentu. Dengan
demikian, besar kecilnya biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku sehingga
menjadi barang jadi akan berdampak pada besar kecilnya laba perusahaan. Semakin
murah biaya pembelian bahan baku, maka perusahaan akan lebih efisien dalam
produksi karena biaya bahan baku dapat ditekan.
2.2.2.1 Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan Terkait Dengan Bahan Baku
Menurut (Kholmi 2003:172) bahan baku memiliki beberapa faktor yang perlu
diperhatikan, yaitu :
1. Perkiraan pemakaian
Merupakan perkiraan tentang jumlah bahan baku yang akan digunakan oleh
perusahaan untuk proses produksi pada periode yang akan datang.
2. Harga bahan baku
Merupakan dasar penyusunan perhitungan dari perusahaan yang harus disediakan
untuk investasi dalam bahan baku tersebut.
3. Biaya-biaya persediaan
Merupakan biaya-biaya yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk pengadaan
bahan baku.
4. Kebijaksanaan pembelanjaan
Merupakan faktor penentu dalam menentukan berapa besar persediaan bahan
baku yang akan mendapatkan dana dari perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
5. Pemakaian sesungguhnya
Merupakan pemakaian bahan baku yang sesungguhnya dari periode lalu dan
merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan.
6. Waktu tunggu
Merupakan tenggang waktu yang tepat maka perusahaan dapat membeli bahan
baku pada saat yang tepat pula, sehingga resiko penumpukan ataupun
kekurangan persediaan dapat ditekan seminimal mungkin.
2.2.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan aryawan
untuk mengelola produk. Sedangkan menurut Samuelson (1996:23), tenaga kerja
merupakan waktu yang digunakan manusia untuk produksi.
Menurut Sukirno (2005:6), tenaga kerja dibedakan menjadi tiga golongan
yaitu tenaga kerja kasar, tenaga kerja terampil dan tenaga kerja terdidik. Tenaga kerja
kasara adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau rendah pendidikannya dan
tidak memiliki keahlian dalam bidang pekerjaan. Tenaga kerja terampil adalah tenaga
kerja yang memiliki keahlian dari pelatihan atau pengalaman kerja. Sedangkan tenaga
kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam bidang tertentu.
Menurut Halim (2010:73), biaya tenaga kerja langsung didefinisikan sebagai
pembayaran-pembayaran kepada para pekerja yang didasarkan pada jam kerja atau
atas dasar unit yang diproduksi. Menurut Carter (2009:40) biaya tenaga kerja
langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi
produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
Sedangkan menurut Bastian dan Nurlela (2010:12) menyatakan bahwa biaya
tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang digunakan dalam merubah atau
mengkonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara
langsung kepada produk selesai. Selanjutnya menurut Mulyadi (2012:343)
menyatakan bahwa biaya tenaga kerja langsung merupakan harga yang dibebankan
untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut.
Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
tenaga kerja langsung merupakan faktor penting berupa sumber daya manusia yang
mempengaruhi proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi pada suatu proses
produksi dan biaya tenaga kerja langsung merupakan upah atau biaya yang diberikan
kepada tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi suatu produk yang
dapat ditelusuri langsung pada setiap unit produksi berdasarkan jam kerja maupun
berdasarkan unit produksi yang dihasilkan.
Selanjutnya Mulyadi (2012:343) menyatakan bahwa pada umumnya biaya
tenaga kerja langsung terdiri dari beberapa jenis pembayaran yaitu:
a. Gaji pokok, yaitu upah yang harus dibayarkan kepada setiap buruh sesuai
dengan kontrak kerja, yang dapat dibayar secara harian, mingguan atau bulanan.
b. Upah lembur, yaitu upah tambahan yang diberikan kepada pekerja yang
melaksanakan pekerjaan melebihi jam kerja yang ditentukan.
c. Bonus, yaitu upah tambahan diberikan kepada pekerja yang menunjukkan
prestasi melebihi batas yang ditentukan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
2.2.4 Biaya Overhead Pabrik
Menurut Hansen dan Mowen (2004:51) biaya overhead pabrik adalah
elemen biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung, yang terdiri dari biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja
tidak langsung, dan biaya pabrik lainnya. Biaya overhead pabrik (BOP) adalah
seluruh biaya produksi yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya bahan baku
langsung atau biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead dapat pula didefinisikan
sebagai seluruh biaya produksi yang tidak dilacak atau tidak perlu dilacak ke unit
produksi secara individual (Halim, 2010:90).
Menurut Carter (2009:40) biaya overhead pabrik terdiri atas semua biaya
manufaktur yang tidak secara langsung ditelusuri ke output tertentu. Misalnya biaya
energi bagi pabrik seperti gas, listrik, minyak dan sebagainya. Dengan demikian,
biaya overhead pabrik merupakan seluruh biaya produksi yang dikeluarkan oleh
perusahaan yang tidak diklasifikasikan kedalam biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung.
Biaya overhead pabrik dapat mempengaruhi tinggi rendahnya laba
perusahaan. Hal ini karena biaya overhead pabrik merupakan biaya yang akan
disertakan pada harga pokok produksi suatu produk sehingga tinggi rendahnya biaya
overhead akan berdampak pada laba perusahaan seperti dikemukakan oleh (Halim
dan Supomo, 2009:49) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi laba diantaranya adalah biaya. Dengan demikian, setiap biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan akan berdampak pada tinggi rendahnya laba perusahaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
terlebih biaya overhead merupakan biaya yang tidak dapat ditentukan jumlahnya
secara pasti karena penggunaanya tidak dapat ditelusuri pada setiap unit produk yang
diproduksi.
2.2.4.1 Penggolongan Biaya Overhead Pabrik
Menurut Mulyadi (2005:193) biaya overhead pabrik dapat digolongkan
menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya, seperti: biaya
bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya reparasi dan
pemeliharaan, biaya penyusutan aktiva tetap.
b. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, diantaranya : biaya overhead
pabrik tetap, biaya overhead pabrik variabel, biaya overhead pabrik semi
variabel.
c. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan
departemen, yaitu : biaya overhead pabrik langsung departemen, biaya overhead
pabrik tidak langsung departemen.
Selanjutnya penentuan tarif biaya overhead pabrik menurut Mulyadi
(2005:197) dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :
1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik
2. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk
3. Menghitung tarif biaya overhead pabrik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
Sedangkan menurut Bustami dan Nurlela (2010:13) Biaya Overhead dapat
dikelompokkan menjadi elemen:
a. Bahan Tidak Langsung (Bahan Pembantu atau Penolong)
Yaitu bahan yang digunakan dalam penyelesaian produk tetapi pemakaiannya
relatif lebih kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada
produk selesai. Contoh: ampas, pola kertas, oli dan minyak pelumas, paku,
sekrup dan mur,staples, asesoris pakaian, vanili, garam, pelembut, pewarna.
b. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
yaitu biaya tenaga kerja yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi
dapat ditelusuri kepada produk selesai. Contoh: Gaji satpam pabrik, gaji
pengawas pabrik, pekerja bagian pemeliharaan, penyimpanan dokumen pabrik,
gaji operator telepon pabrik, pegawai pabrik, pegawai bagian gudang pabrik, gaji
resepsionis pabrik, pegawai yang menangani barang.
c. Biaya Tidak Langsung Lainnya
Yaitu biaya selain bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang
membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada
produk selesai. Contoh : Pajak bumi dan bangunan pabrik, listrik pabrik, air, dan
telepon pabrik, sewa pabrik, asuransi pabrik penyusutan pabrik, peralatan pabrik,
pemeliharaan mesin dan pabrik, gaji akuntan pabrik, reparasi mesin dan peralatan
pabrik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
2.3 Laba
2.3.1 Pengertian Laba
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba
menurut Harahap (2008:113) adalah kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu
periode akuntansi. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi
sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba
sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan
dan biaya.
Menurut Suwardjono (2008:464) laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya
perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Menurut Hanafi (2010:32), menyatakan
bahwa laba merupakan ukuran keseluruhan prestasi perusahaan, yang didefinisikan
sebagai berikut : Laba = Penjualan-Biaya.
2.3.2 Jenis-jenis Laba
Penyajian laba terdapat dalam laporan laba rugi atau Income statement.
Menurut Kieso, et.al (2008:148) bahwa terdapat beberapa laba, yaitu:
1. Laba kotor (gross profit)
Laba kotor merupakan hasil pengurangan dari penjualan perusahaan pada
periode tertentu dikurangi dengan harga pokok dari produk yang dijual.
2. Laba operasi (income from operations)
Laba operasi diperoleh melalui hasil pengurangan laba kotor dengan biaya
operasi perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
3. Laba bersih sebelum pajak (income before income tax)
Laba bersih sebelum pajak merupakan perhitungan dari laba operasi, dikurangi
beban keuangan yaitu beban bunga.
4. Laba dari operasi yang berkelanjutan (income from continuing operations)
Laba dari operasi yang berkelanjutan merupakan laba akhir yang diperoleh dari
laba sebelum pajak dikurangi dengan pajak penghasilan.
5. Laba bersih (net income)
Laba bersih merupakan laba bersih dari operasi yang berkelanjutan dikurangi
dengan operasi yang tidak berkelanjutan.
2.3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laba
Besarnya laba yang diperoleh perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu sebagai berikut (Halim dan Supomo, 2009:49):
1. Biaya.
Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa akan
mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan. Selanjutnya harga jual
produk akan berpengaruh terhadap laba. Jika biaya produksi meningkat, namun
tidak diiringi dengan meningkatnya volume produksi maka perusahaan akan
membebankan sejumlah biaya tersebut pada harga jual untuk menutupi sejumlah
biaya yang dikeluarkan sebaliknya jika biaya produksi meningkat dan diiringi
dengan meningkatnya volume produksi maka harga jual produk bisa ditekan
sehingga perusahaan akan memperoleh keuntungan dari harga jual yang
kompetitif. Carter (2009:129) menyatakan bahwa tingkat laba yang diperoleh
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
perusahaan dapat ditentukan oleh volume produksi yang dihasilkan, semakin
banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula biaya produksi.
Semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula laba
yang diperoleh.
2. Harga Jual
Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan
produk atau jasa yang bersangkutan.
3. Volume Penjualan dan Produksi
Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi produk atau
jasa tersebut, selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya
biaya produksi.
Menurut Jumingan (2006:167) faktor-faktor yang mempengaruhi laba kotor
adalah :
1. Perubahan harga jual (sales price variance), yaitu adanya perubahan antara harga
jual yang sesungguhnya degan harga jual yang dibujetkan atau harga jual tahun
sebelumnya.
2. Perubahan kuantitas produk yang dijual (sales volume variance), yaitu adanya
perbedaan antara kuantitas produk yang direncanakan pada tahun sebelumnya
dengan kuantitas produk yang sesungguhnya dijual (direalisasikan).
3. Perubahan harga pokok penjualan per satuan produk (cost price variance), yaitu
adanya perbedaan antara harga pokok penjualan per satuan produk (unit cost)
menurut bujet/tahun sebelumnya dengan harga pokok yang sesungguhnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
4. Perubahan kuantitas harga pokok penjualan (cost volume variance),yaitu adanya
perubahan harga pokok penjualan karena adanya perubahan kuantitas atau
volume yang dijual atau yang diproduksi.
Selanjutnya menurut Jumingan (2006:165) beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi laba bersih adalah :
1. Naik turunnya jumlah unit barang yang di jual dan harga jual per unit.
2. Naik turunnya harga pokok penjualan, perubahan harga pokok penjualan ini
dipengaruhi oleh jumlah unit yang dibeli atau diproduksi atau dijual dari harga
per unit atau harga pokok per unit.
3. Naik turunnya biaya usaha yang di pengaruhi oleh jumlah unit yang dijual,
variabel jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga dan operasi
perusahaan.
4. Naik turunnya pos penghasilan atau biaya non operasional yang di pengaruhi
oleh variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga dan
kebijaksanaan dalam pemberian atau peneriamaan
5. Naik turun pajak perseroan yang di pengaruhi oleh besar kecilnya laba yang
diperoleh atau tinggi rendahnya tarif pajak.
6. Adanya perubahan dalam metode akuntansi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
2.4 Penelitian Terdahulu
Adapun beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini
diantaranya dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti/Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik
Analisis Hasil Penelitian
1 Shah, and
Pradhan (2016)
Cost Management
Practices And Firms
Performance of
Nepal Oil
Corporation
Dependen:
Return on Assets
Independen:
1. Direct Material
Cost
2. Direct Labour Cost
3. Selling Overhead
4. Administrative
Overhead Cost
Multiple
Regression
Analysis
1. Bahan baku
langsung
berpengaruh positif
tidak signifikan
terhadap Return on
Assets
2. Biaya Tenaga Kerja
Langsung
berpengaruh positif
signifikan Return on
Assets
3. Biaya Overhead
berpengaruh negatif
tidak signifikan
terhadap Return on
Assets
4. Biaya Overhead
Administrasi
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
Return on Assets.
2 Oluwagbemiga,
et.al (2014)
Cost Management
Practices And Firms
Performance of
Manufacturing
Organization s
Dependen:
Profitability
Independen:
1. Direct Material
Cost
2. Direct Labour Cost
3. Factory Overhead
Cost
4. Administrative
Overhead Cost
Multiple
Regression
Analysis
1. Biaya bahan baku
berpengaruh positif
tidak signifikan
terhadap profitabilitas
2. Biaya tenaga kerja
langsung berpengaruh
positif signifikan
terhadap profitabilitas.
3. Biaya Overhead
Pabrik berpengaruh
negatif signifikan
terhadap profitabilitas
4. Biaya Overhead
Administrasi
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
profitabilitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
Lanjutan Tabel 2.1
No. Peneliti/Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik
Analisis Hasil Penelitian
3 Rustami, et.al
(2014)
Pengaruh Biaya
Produksi, Biaya
Promosi, dan
Volume Penjualan
Terhadap Laba
Pada Perusahaan
Kopi Bubuk
Banyuantis
Dependen:
Laba
Independen:
1. Biaya Produksi
2. Biaya Promosi
3. Volume Penjualan
Analisis
Regresi
Linear
Berganda
1. Biaya produksi
berpengaruh
signifikan terhadap
laba perusahaan
2. Biaya promosi
berpengaruh
signifikan terhadap
laba perusahaan
3. Volume penjualan
berpengaruh
signifikan terhadap
laba perusahaan
4 Sayyida (2014) Pengaruh Biaya
Produksi Terhadap
Laba Perusahaan
Dependen:
Laba
Independen:
1. Biaya bahan baku
2. Upah tenaga kerja
langsung
3. Overhead pabrik
Analisis
Regresi
Linear
Berganda
1. Biaya bahan baku
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap laba
2. Upah tenaga kerja
berpengaruh negatif
tidak signifikan
terhadap laba
3. Overhead pabrik
berpengaruh negatif
tidak signifikan
terhadap laba
5 Komara, et.al
(2012)
Pengaruh Biaya
Kualitas Terhadap
Laba Bersih
Perusahaan (Studi
Kasus Pada PT.
Pindad (Persero)
Dependen:
Laba Bersih
Independen:
Biaya Kualitas
Analisis
Regresi
Linier
Sederhana
Biaya Kualitas
berpengaruh signifikan
terhadap laba bersih
perusahaan
6 Muktiadji dan
Somantri (2009)
Analisis Pengaruh
Biaya Produksi
Dalam
Meningkatkan
Kemampulabaan
Perusahaan Studi
Kasus di PT. HM
Sampoerna, Tbk
Dependen:
Laba (GPM)
Independen:
1. Biaya Produksi
2. HPP
Analisis
Tren
Biaya Produksi melalui
Harga Pokok Produksi
berpengaruh signifikan
terhadap kemampulabaan
peusahaan (GPM)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
2.5 Kerangka Konseptual
Mulyadi (2005:11) mengemukakan bahwa biaya produksi merupakan suatu
sumber ekonomi yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran, nilai keluaran
diharapkan lebih besar dari pada masukan yang dikorbankan untuk menghasilkan
keluaran tersebut sehingga kegiatan organisasi dapat menghasilkan laba atau sisa
hasil usaha. Berdasarkan teori tersebut, menunjukkan bahwa biaya produksi
mempunyai pengaruh terhadap laba. Hal ini karena semakin besar biaya produksi
yang dikeluarkan, maka semakin besar volume produksi yang dihasilkan sehingga
volume produksi yang tinggi dapat meningkatkan laba.
Dalam penelitian ini, biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Sebagaimana dikemukakan oleh Mulyadi
(2007:14), yang menyatakan bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi
untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi yang siap dijual. Biaya produksi
terdiri dari biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik.
Halim dan Supomo, (2009:49) menyatakan bahwa beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi laba diantaranya adalah biaya. Biaya yang timbul dari perolehan atau
mengolah suatu produk atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang
bersangkutan. Selanjutnya menurut Carter (2009:129) menyatakan bahwa tingkat
laba yang diperoleh perusahaan dapat ditentukan oleh volume produksi yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
dihasilkan, semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula
biaya produksi. Semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi
pula laba yang diperoleh. Artinya jika biaya produksi tinggi dan diiringi dengan
meningkatnya volume produksi maka akan berdampak pada meningkatnya laba
sebaliknya jika biaya produksi tinggi namun tidak diiringi dengan peningkatan
volume produksi maka akan merugikan perusahaan.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, menjelaskan bahwa biaya
produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead dapat mempengaruhi laba, dimana ketika biaya produksi ditingkatkan maka
akan menambah volume produksi yang nantinya akan mempengaruhi tingkat laba
yang diperoleh perusahaan. Dengan kata lain semakin besar biaya produksi yang
dikeluarkan maka jumlah produksi yang dihasilkan juga akan semakin besar yang
pada nantinya meningkatkan potensi pendapatan perusahaan. Sebaliknya, biaya
produksi yang meningkat namun tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan
justru akan menekan laba yang bisa diperoleh perusahaan atau bahkan akan
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka konseptual penelitian ini
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.6 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2013:93) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian
biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan kerangka
konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga
Kerja Langsung, dan Biaya Overhead Pabrik berpengaruh terhadap Laba Pabrik
Kelapa Sawit Sei Silau PT. Perkebunan Nusantara III.
Biaya Bahan Baku
(X1)
Biaya Tenaga
Kerja Lansung
(X2)
Biaya Overhead
(X3)
Laba Perusahaan
(Y)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh dua variabel atau lebih
(Ginting, dan Situmorang, 2008:57). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas, yaitu, Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung,
dan Biaya Overhead Pabrik terhadap variabel dependen yaitu laba Pabrik Kepala
Sawit Sei Silau PTPN III .
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PTPN III Desa
Perkebunan PKS Sei Silau Kec. Buntu Pane Kab. Asahan Sumatera Utara melalui
laporan manajemen dan laporan laba rugi setiap bulannya selama periode 2012-2015.
Penelitian ini akan dilakukan dari bulan Desember 2016 sampai dengan Januari 2017.
3.3 Batasan Operasional
Batasan Operasional pada penelitian ini dibatasi pada Biaya Produksi yang
terdiri dari Biaya Bahan Baku (BBB), Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL), Biaya
Overhead Pabrik (BOP) dan Laba Kotor PKS Sei Silau PTPN III dari tahun 2012
sampai dengan tahun 2015.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
3.4 Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Biaya bahan baku, Biaya
Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya Overhead.
a. Biaya Bahan Baku merupakan biaya bahan baku perbulan untuk memproduksi
bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak sawit dan inti sawit
dalam volume tertentu yang dihitung secara bulanan pada Pabrik Kelapa Sawit
Sei Silau.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung merupakan biaya tenaga kerja langsung perbulan
yang dipakai untuk membiayai tenaga kerja yang bertugas mengolah bahan baku
menjadi minyak sawit dan inti sawit berupa upah karyawan bagian bengkel,
bagian instalasi air, tukang kayu, boiler, turbin, genset, mesin rumput, dan upah
karyawan bagian laboratorium yang dihitung secara bulanan pada Pabrik Kelapa
Sawit Sei Silau.
c. Biaya Overhead Pabrik merupakan biaya overhead pabrik bulanan yang dipakai
yang tidak termasuk sebagai biaya bahan baku langsung maupun sebagai biaya
tenaga kerja langsung namun terkait dengan pengolahan bahan baku menjadi
minyak sawit dan inti sawit berupa gaji dan tunjangan karyawan pimpinan,
karyawan pelaksana, pengangkutan dan penginapan dalam kebun, pemeliharaan
bangunan, mesin, jalan, perlengkapan, pajak, asuransi, keamanan, dan
penerangan yang dihitung secara bulanan pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah laba kotor pabrik. Laba
merupakan keuntungan yang diperoleh setiap bulannya pada Pabrik Kelapa Sawit
Sei Silau.
Lebih jelas definisi operasionalisasi variabel dapat dilihat pada Tabel 3.1
berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Varibel
Variabel Definisi Operasional Parameter
Skala
Ukur
Biaya Bahan
Baku
(X1)
Biaya Bahan Baku merupakan biaya
bahan baku perbulan untuk
memproduksi Tandan Buah Segar
(TBS) menjadi minyak sawit dan inti
sawit.
Biaya bahan baku
yang setiap bulan
untuk memproduksi
minyak sawit dan
inti sawit
Rasio
Biaya Tenaga
Kerja Langsung
(X2)
Biaya Tenaga Kerja Langsung
merupakan biaya yang membiayai
tenaga kerja yang bertugas secara
langsung dalam mengolah bahan baku
menjadi minyak sawit dan inti sawit.
Gaji dan Upah
perbulan
Rasio
Biaya Overhead
(X3)
Biaya Overhead Pabrik merupakan
biaya overhead pabrik bulanan yang
tidak termasuk sebagai biaya bahan
baku langsung maupun sebagai biaya
tenaga kerja langsung namun terkait
dengan pengolahan bahan baku
menjadi minyak sawit dan inti sawit.
Biaya-biaya yang
timbul setiap
bulannya dalam
proses produksi
diluar biaya tenaga
kerja langsung dan
biaya bahan baku
langsung.
Rasio
Laba PKS
(Y)
Laba merupakan keuntungan yang
diperoleh setiap bulannya pada Pabrik
Kelapa Sawit Sei Silau.
Laba Kotor PKS
Sei Silau per bulan
Rasio
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
33
3.5 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan
jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Menurut Sugiyono (2012:13),
menyatakan bahwa objek penelitian adalah adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan
reliable tentang suatu hal (variabel tertentu).
Objek penelitian pada penelitian ini adalah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Sei
Silau PTPN III dengan menggunakan data perbulannya selama periode 2012-2015
dengan jumlah observasi data adalah sebanyak 48 observasi (12 bulan x 4 tahun).
3.6 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data yang berasal
dari data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan
dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai
instansi lain. Data ini bisa diperoleh dari laporan keuangan perusahaan, jurnal dan
buku-buku referensi.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan studi dokumentasi
yaitu pengumpulan data melalui informasi dari tulisan ilmiah, jurnal, artikel ataupun
internet yang memiliki relevansi dengan objek penelitian yang nantinya data tersebut
digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan terhadap apa yang ada di lapangan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
statistik deskriptif dan analisis regresi linear berganda.
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mengumpulkan, mengklasifikasikan dan menginterpretasikan data yang telah
terkumpul meliputi nilai maksimum, nilai minumum, nilai rata-rata, dan standar
deviasi.
3.8.2 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
beberapa variabel bebas (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik) terhadap variabel terikat (laba). Analisis regresi linier berganda
pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3 X3 + e
Keterangan:
Y = Laba
α = Konstanta
b1,b2,b3, = Koefisien regresi variabel bebas
X1 = Biaya Bahan Baku (BBB)
X2 = Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL)
X3 = Biaya Overhead Pabrik (BOP)
e = error of term
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35
3.9 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari model
analisis data yang digunakan. Uji asumsi klasik adalah pernyataan statistik yang
harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda. Uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Data yang baik adalah data
yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak
menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji ini dilakukan melalui analisis grafik dan
analisis statistik (Kolmogorv-Smirnov). Dasar pengambilan keputusan dengan
analisis grafik:
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
garisdiagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi
normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Kriteria pengujian menggunakan uji non-parametrik Kolmogorv-Smirnov:
a. Jika angka signifikan uji Kolmogorv-Smirnov> 0,05 maka data dinyatakan
normal
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
b. Jika angka signifikansi Kolmogorv-Smirnov< 0,05 maka data tidak
mempunyai distribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi berganda
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel-variabel saling berkorelasi
maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel
bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel adalah nol. Untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran Variance
Inflation Factor (VIF) dengan pedoman sebagai berikut:
a. Jika Variance Inflation Factor (VIF) > 10 maka artinya terdapat persoalan
multikolinearitas diantara variabel bebas.
b. Jika Variance Inflation Factor (VIF) < 10 maka artinya tidak terdapat
persoalan multikolinearitas diantara variabel bebas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya.
Jika varians sama dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada
homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi
heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah
dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
ZPRED dengan residualnya SRESID. Pengambilan keputusan ada tidaknya
heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi terjadi apabila terdapat penyimpangan terhadap suatu
observasi oleh penyimpangan yang lain atau terjadi korelasi diantara observasi
menurut waktu dan tempat. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam satu
model regresi digunakan model D-W (Durbin-Watson) dengan kriteria jika nilai D-W
> 1 dan < 3 maka tidak ada autokorelasi.
3.10 Pengujian Hipotesis
Setelah mendapatkan paramater estimasi yang dianggap sesuai maka langkah
selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap parameter estimasi tersebut.
Pengujian dilakukan untuk menentukan baik tidaknya sebuah model yang telah
dipilih.
3.10.1 Uji Serempak (Uji F)
Pengujian secara serempak (Uji F) dilakukan untuk mengetahui pengaruh
suatu variabel independen (biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku, dan biaya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38
overhead pabrik) secara serempak terhadap variabel dependen (laba)
Bentuk pengujian secara serempak adalah sebagai berikut:
a. H0:b1= b2= b3= 0, artinya secara serempak Biaya Bahan Baku, Biaya
Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya Overhead Pabrik berpengaruh tidak
signifikan terhadap laba Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PTPN III
b. H0:b1≠ b2≠ b3≠ 0, artinya secara serempak Biaya Bahan Baku, Biaya
Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya Overhead Pabrik berpengaruh
signifikan terhadap laba Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PTPN III
Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig.F > 0,05 maka
H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama sama dari
variabel bebas (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik) terhadap variabel terikat (laba). Sebaliknya, jika nilai sig. F < 0,05 maka Ha
diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas
(biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik) terhadap
variabel terikat (laba). Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan
membandingkan nilai Fhitung dan nilai Ftabel. Dimana kriteria sebagai berikut:
a. H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%
b. Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
3.10.2 Uji Parsial ( Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara
parsial terhadap variabel terikat. Bentuk pengujian secara parsial (Uji t) adalah
sebagai berikut:
a. Biaya Bahan Baku (X1)
H0 :b1 = 0, artinya Biaya Bahan Baku berpengaruh tidak signifikan terhadap
Laba pada Pakbrik Kelapa Sawit Sei Silau PTPN III Tahun 2012-
2015.
Ha :b1 ≠ 0, artinya Biaya Bahan Baku berpengaruh signifikan terhadap Laba
pada Pakbrik Kelapa Sawit Sei Silau PTPN III Tahun 2012-2015.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (X2)
H0 :b2 = 0, artinya Biaya Tenaga Kerja Langsung berpengaruh tidak signifikan
terhadap Laba pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PTPN III Tahun
2012-2015.
Ha :b2 ≠ 0, artinya Biaya Tenaga Kerja Langsung berpengaruh signifikan
terhadap Laba pada Pakbrik Kelapa Sawit Sei Silau PTPN III
Tahun 2012-2015.
c. Biaya Overhead Pabrik (X3)
H0 :b3 = 0, artinya Biaya Overhead Pabrik berpengaruh tidak signifikan
terhadap Laba pada Pakbrik Kelapa Sawit Sei Silau PTPN III
Tahun 2012-2015.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40
Ha :b3 ≠ 0, artinya Biaya Overhead Pabrik berpengaruh signifikan terhadap
Laba pada Pakbrik Kelapa Sawit Sei Silau PTPN III Tahun 2012-
2015.
Kriteria pengambilan keputusan yaitu:
1. H0 diterima jika -thitung > -ttabel atau thitung < ttabel pada α = 5%.
2. Ha diterima jika -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel pada α = 5%.
3.10.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara 0 dan satu. Nilai koefisien determinasi kecil, berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
terbatas. Nilai koefisien determinasi mendekati satu, berarti kemampuan variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Profil Singkat Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau Kabupaten Asahan
Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau (PKS Sei Silau) terletak di Desa Perkebunan
Sei Silau Kecamatan Buntu Pane, Kabupaten Asahan Sumatera Utara. Jarak tempuh
PKS Sei Silau ke Medan ± 160 km dan dari PKS Sei Silau ke Kisaran ± 18 Km.
Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau dibangun dalam 3 (tiga) tahap. Pada tahap pertama,
dibangun tahun 1976 sampai dengan tahun 1978 dengan kapasitas Pabrik 30 ton
TBS/jam. Tahap kedua, pada tahun 1981 dilakukan peningkatan kapasitas dari 30 ton
TBS/jam menjadi 45 ton TBS/jam. Selanjutnya pada tahap ketiga di tahun 1986
dilakukan peningkatan kapasitas dari 45 ton TBS/jam menjadi 60 ton TBS/jam.
Kegiatan usaha PKS Sei Silau (PSSIL) yaitu mengolah bahan
baku TBS (Tandan Buah segar) menjadi menjadi Minyak Sawit dan Inti sawit.
Minyak Sawit yang dihasilkan dijual untuk lokal/dalam negeri (± 60 % ) dan untukdi
eksport (± 40 % ), melalui Pelabuhan Belawan, Sedangkan Produksi Inti Sawit
diolahkan sendiri oleh PTPN 3 PKSMK Sei Mangke.
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola-pola tata hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
42
atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang berada dalam suatu organisasi.
Bentuk struktur organisasi yang digunakan pada PT. Perkebunan Nusantara
III Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau adalah hubungan organisasi Lini yang merupakan
struktur organisasi dimana atasan mempunyai karyawan yang dapat membantu
menjalankan tugas sesuai dengan wewenangnya masing-masing. seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.1. Dalam hal ini pimpinan puncak dipegang oleh seorang
manajer dan dalam pelaksanaan tugas-tugasnya dibantu oleh beberapa asisten kepala
bidang yang didalamnya terdapat batasan-batasan pertanggungjawaban dari setiap
bidang pekerjaan.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Sumber: PKS Sei Silau PT. Perkebunan Nusantara III
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
43
4.1.3 Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja pabrik kelapa sawit Sei SilauTahun 2017 adalah 185 orang
yang terdiri dari 8 orang tenaga kerja karyawan pimpinan dan 177 orang tenaga kerja
untuk karyawan pelaksana yang dapat di uraikan sebagai berikut :
1. Tenaga kerja karyawan pimpinan PKS Sei Silau 2017 berjumlah 8 orang yang
terdiri dari :
1. Manajer : 1 Orang
2. Maskep : 1 Orang
3. Asisten Tata Usaha : 1 Orang
4. Asisten laboratorium : 1 Orang
5. Asisten Teknik : 1 Orang
6. AsistenPengolahan : 3 Orang
2. Tenaga kerja karyawan pelaksana PKS Sei Silau 2017 berjumlah 177 orang yang
terdiri dari :
1. Bhg.ATU/APK : 19 Orang
2. Bhg.Produksi : 7 Orang
3. Bhg.Pengolahan : 78 Orang
4. Bhg.Tehnik/Dinas sipil : 38 Orang
5. Bhg.Laboratorium/Sortasi : 25 Orang
6. Bhg.Hansip : 14 Orang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
44
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Hasil analisis statistik deskriptif variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel
4.1 berikut:
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
BBB 48 13637652436 35553604596 24762116149,54 5383429685,010
BTKL 48 647794863 1156271686 784105178,35 101034434,596
BOP 48 157436896 853117973 252734604,40 106319575,520
LABA 48 -918566254 4136294941 1282008914,77 1267349848,495
Valid N (listwise) 48
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah Gambar)
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa jumlah observasi data setiap variabel
penelitian sebanyak 48 observasi. Biaya Bahan Baku (BBB) minimum sebesar Rp.
13.637.652.436 terjadi pada bulan Februari tahun 2015 dan nilai maksimum sebesar
Rp. 35.553.604.596 pada bulan Maret tahun 2014 dengan nilai rata-rata (mean)
sebesar Rp. 24.762.116.149,54 serta nilai standar deviasi sebesar Rp.
5.383.429.685,010.
Biaya Tenaga Kerja Langsung (BKTL) minimum sebesar Rp. 647.794.863
pada bulan September tahun 2013 dan biaya maksimum sebesar Rp. 1.156.271.686
pada bulan Oktober tahun 2013 dengan nilai rata-rata sebesar Rp. 784.105.178,35
serta nilai standar deviasi sebesar Rp. 101.034.434,596.
Biaya Overhead Pabrik minimum sebesar Rp. 157.436.896 pada bulan
November tahun 2014 dan biaya overhead pabrik tertinggi sebesar Rp. 853.117.973
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
45
pada bulan Juli tahun 2012 dengan nilai rata-rata sebesar Rp. 252.734.604,40 serta
nilai standar deviasi sebesar Rp. 106.319.575,520.
Selanjutnya, laba terendah sebesar –Rp. 918.566.254 pada bulan Januari tahun
2013 dan laba tertinggi sebesar Rp. 4.136.294.941 pada bulan Desember tahun 2012.
Nilai rata-rata (mean) sebesar Rp. 1.282.008.914,77 dengan nilai standar deviasi
sebesar Rp. 1.267.349.848,49.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
4.2.2.1 Uji Normalitas
a. Histogram
Hasil Uji Normalitas dengan pendekatan Histogram dapat dilihat pada
Gambar 4.2 berikut:
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Gambar 4.2
Histogram
Uji Normalitas Data dengan pendekatan histogram pada Gambar 4.2
menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan telah berdistribusi normal, hal ini
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
46
dapat dilihat dari garis histogram tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sehingga
penyebaran datanya telah berdistribusi secara normal.
b. Normal Probability Plot
Hasil Uji Normalitas dengan pendekatan Normal Probability Plot dapat dilihat
pada Gambar 4.3 berikut:
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Gambar 4.3
Normal Probality Plot
Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan pendekatan grafik Normal
Probability Plot, dapat diketahui bahwa data memiliki distribusi atau penyebaran
yang normal, hal ini dapat dilihat dari penyebaran titik berada disekitar sumbu
diagonal dari grafik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
47
c. Uji Kolmogorov Smirnov
Hasil Uji Normalitas dengan pendekatan statistik Kolmogorov-Smirnov dapat
dilihat pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.2
Uji Kolmogorov-Smirnov
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah sebesar
0,417 > 0,05. Dengan demikian berdasarkan kriteria pengujian data telah berdistribusi
secara normal.
4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heterokedastisitas digunakan untuk melihat variasi sebaran data apakah
homoskedastisitas atau hereroskedastisitas. Varian sebaran data yang baik adalah
terbebas dari heteroskedastisitas. Pendekatan dilakukan melalui pendekatan grafik
dan pendekatan statistik Glejser.
a. Scatter Plot
Untuk melihat ada tidaknya Heterokedastisitas pada model yang digunakan,
dilakukan dengan Uji Heterokedastisitas (Scatter Plot). Berikut hasil Uji
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
48
Heterokedastisitas dengan Scatter Plot. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan
pendekatan Scatterl Plot dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut:
Gambar 4.4
Scatter Plot
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Berdasarkan Hasil Uji Heteroskedastisitas pada Gambar 4.4 diketahui bahwa
titik-titik penyebaran pada Scatter Plot tidak menunjukkan pola tertentu dan
penyebarannya acak berada di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, sehingga
model regresi yang digunakan tidak mengalami Heterokedastisitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
49
b. Uji Glejser
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan pendekatan statistik Glejser dapat dilihat
pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.3
Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -634384221,379 940210663,444 -,675 ,503
BBB ,036 ,020 ,260 1,787 ,081
BTKL ,597 1,065 ,082 ,560 ,578
BOP ,363 1,008 ,052 ,360 ,721
a. Dependent Variable: Abs_Res
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel Biaya Bahan
Baku (X1) sebesar 0,081 > 0,05, tingkat signifikansi variabel Biaya Tenaga Kerja
Langsung (X2) sebesar 0,578 > 0,05, dan tingkat signifikansi Biaya Overhead Pabrik
(X3) sebesar 0,721 > 0,05. Dengan demikian terlihat bahwa tidak satupun variabel
independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen
Absolut_Residual (Abs_Res). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas
tingkat kepercayaan 5%. Dengan demikian disimpulkan bahwa model regresi tidak
mengarah adanya heteroskedastisitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
50
4.2.2.3 Uji Multikoliniearitas
Uji Multikolonearitas pada penelitian ini digunakan untuk melihat ada
tidaknya gejala multikolonearitas antar variabel independen. Pada Tabel 4.4 berikut
dapat dilihat hasil Uji Multikolonearitas dengan melihat nilai Tolerance dan nilai
VIF. Hasil Uji Multikoliniearitas dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Uji Multikoliniearitas Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -3028390170,454 1464683080,890
-2,068 ,045
BBB ,074 ,031 ,316 2,388 ,021 ,984 1,017
BTKL 2,021 1,659 ,161 1,218 ,230 ,983 1,018
BOP 3,506 1,570 ,294 2,233 ,031 ,990 1,010
a. Dependent Variable: LABA
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Pada Tabel 4.4 disimpulkan bahwa pada model regresi yang digunakan tidak
terlihat adalanya gejala multikolonearitas antar variabel indevenden. Hal ini dapat
diketahui dari nilai tolerance dan nilai VIF, hasil perhitungan menunjukkan bahwa
variabel Biaya Bahan Baku (X1) memiliki nilai tolerance sebesar 0,984 > 0,1 dan
nilai VIF sebesar 1,017 < 10, variabel Biaya Tenaga Kerja Langsung (X2) memiliki
nilai tolerance sebesar 0,983 dengan nilai VIF sebesar 1,018, dan variabel Biaya
Overhead Pabrik (X3) memiliki nilai tolerance sebesar 0,900 dengan nilai VIF
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
51
sebesar 1,010. Dengan demikian, sesuai denan kriteria pengujian, jika nilai tolerance
> 0,1 dan nilai VIF < 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antar
variabel independen.
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, dapat digunakan uji nilai
statistik Durbin Watson (DW). Hasil Uji Autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.6
berikut:
Tabel 4.5
Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,494a ,244 ,192 1139092129,221 1,412
a. Predictors: (Constant), BOP, BBB, BTKL
b. Dependent Variable: LABA
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa nilai Durbin-Watson Statistik sebesar
1,412 > 1 dan < 3. Dengan demikian berdasarkan kriteria pengujian maka dapat
disimpulkan tidak terjadi autokorelasi sehingga asumsi non-autokorelasi telah
terpenuhi.
4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linear Berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini Analisis
Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel Biaya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
52
Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya Overhead Pabrik secara
simultan maupun parsial terhadap Laba Pabrik. Pada Tabel 4.6 berikut dapat dilihat
hasil perhitungan koefisen regresi linear berganda masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen.
Tabel 4.6
Koefisien Regresi Linier Berganda Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -3028390170,454 1464683080,890
-2,068 ,045
BBB ,074 ,031 ,316 2,388 ,021 ,984 1,017
BTKL 2,021 1,659 ,161 1,218 ,230 ,983 1,018
BOP 3,506 1,570 ,294 2,233 ,031 ,990 1,010
a. Dependent Variable: LABA
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.6 Koefisien Regresi Linier Berganda, diperoleh
persamaan sebagai berikut:
Laba= -3.028.390.170,454 + 0,074 BBB + 2,021BTKL + 3,506 BOP
Berdasarkan persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar -3.028.390.170,454. Artinya, jika variabel biaya
produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga keja langsung, dan biaya overhead
pabrik)=0 maka laba Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau periode 2012-2015 akan
menurun sebesar Rp. -3.028.390.170,454.
2. Nilai koefisien regresi variabel Biaya Bahan Baku (BBB) bernilai positif sebesar
0,074. Artinya, jika Biaya Bahan Baku meningkat sebesar Rp. 1, maka laba
pabrik kelapa sawit akan meningkat sebesar Rp. 0,074.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
53
3. Nilai koefisien regresi variabel Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) bernilai
positif sebesar 2,021. Artinya jika biaya overhead pabrik meningkat sebesar Rp.
1 maka laba akan meningkat sebesar Rp. 2.021.
4. Nilai koefisien regresi variabel Biaya Overhead Pabrik (BOP) bernilai positif
sebesar 3,506. Artinya jika biaya overhead pabrik meningkat sebesar Rp. 1
maka laba akan meningkat sebesar Rp. 3,506.
4.2.4 Pengujian Hipotesis
4.2.4.1 Uji Serempak (Uji F)
Uji signifikansi Serempak (Uji F) bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen (Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya
Overhead Pabrik) secara bersama-sama terhadap variabel laba. Hasil Uji serempak
(Uji F) dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Uji Serempak (Uji F) ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 18398896338968248000,000 3 6132965446322749400,000 4,727 ,006b
Residual 57091358669558430000,000 44 1297530878853600770,000
Total 75490255008526680000,000 47
a. Dependent Variable: LABA
b. Predictors: (Constant), BOP, BBB, BTKL
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Fhitung adalah sebesar 4,727 >
Ftabel (2,821) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,006 < 0,05. Dengan demikian,
maka Ha diterima atau H0 ditolak. Artinya, Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja
Langsung, dan Biaya Overhead Pabrik secara bersama-sama berpengaruh positif
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
54
signifikan terhadap Laba Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau Kabupaten Asahan periode
2012-2015.
4.2.4.2 Uji Parsial (Uji t)
Uji Signifikansi Parsial (Uji t) bertujuan untuk mengetahui pengaruh masing-
masing variabel independen secara parsial atau individual terhadap variabel
dependen. Hasil Uji Parsial (Uji t) dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8
Uji Parsial Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -3028390170,454 1464683080,890 -2,068 ,045
BBB ,074 ,031 ,316 2,388 ,021
BTKL 2,021 1,659 ,161 1,218 ,230
BOP 3,506 1,570 ,294 2,233 ,031
a. Dependent Variable: LABA
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.8 hasil Uji Parsial (Uji t) dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Biaya Bahan Baku (X1) memiliki nilai thitung sebesar 2,388 > ttabel (2,016) dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,021 < 0,05. Dengan demikian, maka Ha diterima
atau H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Biaya Bahan Baku berpengaruh
positif signifikan terhadap Laba Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau Kabupaten
Asahan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
55
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (X2) memiliki nilai thitung sebesar 1,218 < ttabel
(2,016) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,230 > 0,05. Dengan demikian,
maka H0 diterima atau Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Biaya Tenaga
Kerja Langsung berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Laba Pabrik
Kelapa Sawit Sei Silau Kabupaten Asahan periode 2012-2015.
3. Biaya Overhead Pabrik (X3) memiliki nilai thitung sebesar 2,233 > ttabel (2,016)
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,031 < 0,05. Dengan demikian, maka Ha
diterima atau H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Biaya Overhead Pabrik
berpengaruh positif signifikan terhadap Laba Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau
Kabupaten Asahan periode 2012-2015.
4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui kemampuan
variabel Brand Image dan Price dalam menjelaskan variabel Kepuasan Pengguna.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9
Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,494a ,244 ,192 1139092129,221 1,412
a. Predictors: (Constant), BOP, BBB, BTKL
b. Dependent Variable: LABA
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,192.
Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 19,2% laba Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56
Kabupaten Asahan periode 2012-2015 dapat dijelaskan oleh variabel biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik sedangkan sisanya
sebesar 80,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan pada penelitian
ini lain seperti harga jual, volume produksi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Biaya Bahan Baku Terhadap Laba
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa biaya bahan baku
berpengaruh positif signifikan terhadap laba. Hasil ini dibuktikan dengan nilai
Koefisien regresi sebesar 0,074 dan tingkat signifikan sebesar 0,021 < 0,05 yang
berarti menunjukkan pengaruh positif signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan yang terjadi pada biaya bahan baku menyebabkan meningkatnya laba
Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau Kabupaten Asahan periode 2012-2015.
Nilai positif menunjukkan bahwa semakin tinggi Biaya Bahan Baku (BBB)
pabrik maka semakin tinggi pula laba yang dimiliki perusahaan. Pengaruh yang
signifikan berarti bahwa variabel Biaya Bahan Baku (BBB) berpengaruh nyata
terhadap laba Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa tingkat laba
yang diperoleh perusahaan dapat ditentukan oleh volume produksi yang dihasilkan,
semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula biaya
produksi. Semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula
laba yang diperoleh (Carter,2009:129). Artinya jika biaya produksi tinggi dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
57
diiringi dengan meningkatnya volume produksi maka akan berdampak pada
meningkatnya laba.
Biaya Bahan Baku (BBB) berpengaruh positif signifikan terhadap laba Pabrik
Kelapa Sawit Sei Silau Kabupaten Asahan periode 2012-2015. Hal ini karena setiap
peningkatan yang terjadi pada biaya bahan baku seiring dengan meningkatnya
volume produksi sehingga semakin tinggi volume produksi semakin banyak
penjualan yang dicapai yang akhirnya akan menghasilkan laba.
Secara umum, pergerakan biaya bahan baku searah dengan pergerakan yang
terjadi pada laba pabrik. Kondisi ini mencerminkan kegiatan produksi yang optimal
sehingga volume produksi meningkat. Semakin besar volume produksi yang dicapai
semakin besar potensi laba yang akan diperoleh Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rustami,
et.al (2014) yang menyatakan bahwa biaya produksi berpengaruh signifikan terhadap
laba perusahaan. Namun penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sayyida (2014) yang menyatakan bahwa biaya bahan baku
berpengaruh negatif signifikan terhadap laba.
4.3.2 Pengaruh Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Laba
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa biaya tenaga kerja
langsung berpengaruh positif tidak signifikan terhadap laba. Hasil ini dibuktikan
dengan nilai Koefisien regresi sebesar 2,021 dan tingkat signifikan sebesar 0,230 <
0,05 yang berarti menunjukkan pengaruh positif tidak signifikan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
58
Nilai positif tidak signifikan ini berarti bahwa biaya tenaga kerja langung
(BTKL) tidak berpengaruh nyata terhadap laba Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau. Tidak
signifikannya pengaruh dari variabel biaya tenaga kerja langsung (BTKL) terhadap
laba Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau disebabkan oleh terjadinya peningkatan pada
biaya tenaga kerja langsung yang tidak selalu diiringi dengan meningkatnya volume
produksi namun biaya pengerjaannya dan waktu pengerjaan yang mengalami
peningkatan sehingga peningkatan yang terjadi pada biaya tenaga kerja langsung
secara umum tidak menyebabkan laba Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau meningkat
secara signifikan.
Hasil penelitian sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa tingkat laba
yang diperoleh perusahaan dapat ditentukan oleh volume produksi yang dihasilkan,
semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula biaya
produksi. Semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula
laba yang diperoleh (Carter,2009:129). Artinya jika biaya produksi tinggi dan
diiringi dengan meningkatnya volume produksi maka akan berdampak pada
meningkatnya laba.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Shah,
and Pradhan (2016) dan Oluwagbemiga, et.al (2014) yang menyatakan bahwa biaya
tenaga kerja langsung berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.
4.3.3 Pengaruh Biaya Overhead Pabrik Terhadap Laba
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa biaya Overhead pabrik
berpengaruh positif signifikan terhadap laba. Hasil ini dibuktikan dengan nilai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
59
Koefisien regresi sebesar 3,506 dan tingkat signifikan sebesar 0,31 < 0,05 yang
berarti menunjukkan pengaruh positif signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan yang terjadi pada biaya overhead pabrik menyebabkan meningkatnya
laba Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau Kabupaten Asahan periode 2012-2015.
Nilai positif menunjukkan bahwa semakin tinggi biaya overhead pabrik maka
semakin tinggi pula laba yang dimiliki perusahaan. Pengaruh yang signifikan berarti
bahwa variabel biaya overhead pabrik berpengaruh nyata terhadap laba Pabrik
Kelapa Sawit Sei Silau Kabupaten Asahan periode 2012-2015.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa tingkat laba
yang diperoleh perusahaan dapat ditentukan oleh volume produksi yang dihasilkan,
semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula biaya
produksi. Semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula
laba yang diperoleh (Carter,2009:129). Artinya jika biaya produksi tinggi dan
diiringi dengan meningkatnya volume produksi maka akan berdampak pada
meningkatnya laba.
Biaya Overhead Pabrik (BOP) berpengaruh positif signifikan terhadap laba
Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau periode 2012-2015 karena pergerakan yang terjadi
pada biaya overhead pabrik cenderung searah dengan pergerakan laba. Artinya setiap
peningkatan yang terjadi pada biaya overhead pabrik mencerminkan adanya
peningkatan volume produksi. Selanjutnya, meningkatnya volume produksi
menyebabkan Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau mampu menjual lebih banyak minyak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
60
sawit dan inti sawit sehingga dari penjualan tersebut akan diperoleh laba yang lebih
besar.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Halim
dan Supomo, (2009:49) yang menyatakan bahwa jika biaya produksi meningkat dan
diiringi dengan meningkatnya volume produksi maka harga jual produk bisa ditekan
sehingga perusahaan akan memperoleh keuntungan dari harga jual yang kompetitif.
Selanjutnya hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Muktiadji dan Somantri (2009). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa biaya
produksi termasuk didalamnya biaya overhead pabrik melalui harga pokok produksi
berpengaruh positif signifikan terhadap kemampulabaan (Gross Profit Margin).
Namun penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Oluwagbemiga, et.al (2014) yang menyatakan bahwa biaya overhead pabrik
berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara serempak Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya
Overhead Pabrik berpengaruh positif signifikan terhadap Laba Pabrik Kelapa
Sawit Sei Silau Kabupaten Asahan periode 2012-2015.
2. Secara parsial Biaya Bahan Baku berpengaruh positif signifikan terhadap laba,
Biaya Tenaga Kerja Langsung berpengaruh positif tidak signifikan terhadap laba,
dan Biaya Overhead Pabrik berpengaruh positif signifikan terhadap laba Pabrik
Kelapa Sawit Sei Silau Kabupaten Asahan Periode 2012-2015.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan bahwa 19,2% laba Pabrik Kelapa
Sawit Sei Silau Kabupaten Asahan periode 2012-2015 dapat dijelaskan oleh
Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya Overhead Pabrik
sedangkan sisanya sebesar 80,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
diteliti pada penelitian ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
62
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan, diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau
Diharapkan agar lebih efisien dalam kegiatan produksi sehingga setiap
peningkatan yang terjadi pada biaya produksi dapat mendorong meningkatnya
laba pabrik khususnya dalam pengalokasian biaya tenaga kerja langsung, karena
peningkatan yang terjadi pada biaya tenaga kerja langsung ternyata tidak
menyebabkan meningkatnya laba secara signifikan sehingga hal ini
mencerminkan masih kurang efisiennya pengalokasian biaya tenaga kerja
langsung dalam meningkatkan laba.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian sejenis dimasa mendatang
serta diharapkan menambah variabel lain yang tidak disertakan pada penelitian
ini seperti harga jual, volume produksi, dan biaya pemasaran dan administrasi
sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih akurat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
63
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Bustami, Bastian dan Nurlela, 2010. Akuntansi Biaya, Graha Ilmu, Yogyakarta.
______, 2006. Akuntansi Biaya Tingkat Lanjut: Kajian Teori dan Aplikasi. Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya, Edisi Keempat belas, Salemba Empat,
Jakarta.
Ginting, Paham, dan Syafrizal Helmi Situmorang, 2008. Filsafat Ilmu dan Metode
Riset. Cetakan Pertama, USU Press, Medan.
Halim, Abdul, 2010. Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi Keempat, BPFE,
Yogyakarta.
Halim, Abdul dan Bambang Supomo, 2009. Akuntansi Manajemen, Edisi Pertama,
BPFE, Yogyakarta.
Hanafi, Mamduh M., 2010. Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, BPFE,
Yogyakarta.
Hansen dan Mowen, 2004. Manajemen Biaya, Edisi Bahasa Indonesia, Buku Kedua,
Salemba Empat, Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri, 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Jumingan, 2006. Analisa Laporan Keuangan, Bumi Aksara, Jakarta.
Kholmi, Masiyal, 2003. Akuntasi Biaya, Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta.
Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2008. Akuntansi Intermediate, Edisi Kedua Belas,
Erlangga, Jakarta.
Mulyadi, 2012. Akuntansi Biaya, UPP STIM, YKPN, Yogyakarta.
______, 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Menejemen, Salemba Empat,
Jakarta.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
64
______, 2005, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Cetakan Ketujuh, Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta.
Nafarin, 2007. Penganggaran Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta.
Rudianto, 2006. Akuntansi Manajemen, Informasi untuk Pengambilan Keputusan
Manajemen. Gramedia, Jakarta.
Situmorang, Syafrizal Helmi, dan Muslich Lufti, 2014. Analisis Data Untuk Riset
Manajemen dan Bisnis, USU Press, Medan.
Sugiyono, 2013. Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
______, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B, Alfabeta, Bandung.
Supriyono, 2011. Akuntansi Biaya, Perencanaan, dan Pengendalian Biaya Serta
Pengambilan Keputusan, BPFE, Yogyakarta.
Suwardjono, 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, BPFE,
Yogyakarta.
Sukirno, Sadono, 2005. Mikroekonomi Teori Pengantar, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Samuelson, Paul A dan Nordbaus, William D, 1996. Mikroekonomi, Erlangga,
Jakarta.
Jurnal:
Komara, Anton Tirta, Djajun Djuhara, dan Lina Sonia, 2012. “Pengaruh Biaya
Kualitas Terhadap Laba Bersih Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Pindad
(Persero)”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Entrepreneurship, Vol. 6, No. 2,
pp.106-117.
Muktiadji, Nusa dan Samuel Soemantri, 2009. “Analisis Pengaruh Biaya Produksi
Dalam Meningkatkan Kemampulabaan Perusahaan Studi Kasus di PT. HM.
Sampoerna, Tbk.”, Jurnal Ilmiah Kesatuan, Vol. 11, No. 1, pp. 1-8.
Oluwagbemiga, Oyerogba Ezekiel, Olaleye Michael Olugbenga, and Solomon
Adeoluwa Zaccheaus, 2014. “Cost Management Practices And Firms
Performance of Manufacturing Organizations”, Jurnal International Journal
of Economics and Finance, Vol. 6, No. 2, pp. 234-239.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
65
Rustami, Putu, I Ketut Kirya, dan Wayan Cipta, 2014. “Pengaruh Biaya Produksi,
Biaya Promosi, dan Volume Penjualan Terhadap Laba Pada Perusahaan Kopi
Bubuk Banyuantis”, Jurnal e-Journal Bisma Unipersitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen, Vol. 2, No. 1.
Sayyida, 2014. “Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Perusahaan”, Jurnal
FERFORMANCE, Vol. IV, No. 1, pp. 1-13.
Shah, Ghanshyam Prasad, and Radhes Shyam Pradham, 2016. “Cost Management
Practices And Firms Performance of Nepal Oil Corporation”, International
Academic Journal of Business Management, Vol. 3, No. 3, pp. 1-8.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
66
LAMPIRAN 1
Daftar biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik
dan laba Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PTPN III tahun 2012-2015.
Tahun Bulan BBB BTKL BOP LABA
2012
Januari 30,455,046,088 700,966,751 220,927,568 1,135,956,682
Februari 31,383,289,782 666,690,888 298,946,011 1,154,142,972
Maret 34,884,948,592 703,525,410 272,047,000 3,185,412,335
April 28,422,195,130 811,525,049 283,047,681 643,024,715
Mei 30,262,067,028 743,609,374 250,320,965 -92,243,900
Juni 24,564,289,346 805,720,178 336,195,918 231,039,222
Juli 20,893,436,589 772,182,180 853,117,973 2,440,070,850
Agustus 22,086,866,629 729,675,676 429,162,080 1,242,561,957
September 23,906,524,080 855,553,913 409,809,534 2,296,089,049
Oktober 23,584,794,317 787,478,623 273,595,501 3,841,206,265
Nopember 24,561,562,631 698,159,008 268,756,599 4,134,281,819
Desember 23,552,589,653 762,926,732 331,870,984 4,136,294,941
2013
Januari 29,974,769,498 791,696,462 198,792,745 -918,566,254
Februari 27,456,134,748 773,812,748 215,522,834 1,266,571,826
Maret 29,078,681,245 815,615,574 244,446,094 1,904,699,419
April 28,777,672,338 810,299,363 221,311,521 2,370,251,380
Mei 31,315,023,615 983,889,336 376,309,243 3,371,661,812
Juni 27,093,026,461 878,577,351 203,279,715 -101,237,396
Juli 29,465,701,697 897,122,153 276,279,513 1,301,027,148
Agustus 23,064,879,262 713,847,030 232,354,077 615,162,107
September 27,144,732,462 647,794,863 255,755,844 946,882,082
Oktober 27,453,433,800 1,156,271,686 246,382,361 2,953,150,768
Nopember 25,078,905,632 699,086,271 240,412,552 685,476,729
Desember 24,935,857,698 744,498,229 237,695,535 651,087,962
2014
Januari 30,120,266,708 733,790,020 201,763,261 3,138,325,837
Februari 29,229,973,563 687,298,278 205,597,923 1,176,121,735
Maret 35,553,604,596 844,846,754 253,728,117 4,116,121,735
April 29,647,374,058 862,327,917 247,257,160 1,552,824,235
Mei 28,508,075,977 787,108,632 188,787,642 -229,530,743
Juni 28,804,656,380 779,727,493 248,068,540 917,732,320
Juli 21,500,749,906 835,438,771 272,586,536 518,542,044
Agustus 25,604,919,852 752,863,726 230,512,990 566,650,526
September 24,209,214,955 841,083,198 208,338,712 1,127,789,588
Oktober 26,221,665,297 759,523,235 175,882,346 1,259,083,216
Nopember 25,385,980,702 766,934,629 157,436,896 1,358,439,360
Desember 26,520,661,849 799,065,811 208,833,748 651,087,962
2015
Januari 14,546,770,708 684,406,873 180,761,097 -214,215,840
Februari 13,637,652,436 749,645,691 190,505,082 -125,276,824
Maret 17,855,980,853 918,829,248 200,712,995 -118,727,416
April 20,210,972,907 733,274,461 187,611,955 376,839,492
Mei 19,869,204,080 808,421,619 210,498,514 657,587,116
Juni 20,087,656,302 877,313,729 259,072,657 386,731,886
Juli 18,874,557,144 661,935,801 189,192,077 577,523,594
Agustus 17,785,065,650 666,125,795 195,228,021 577,687,099
September 14,150,123,903 708,847,304 193,842,023 577,826,282
Oktober 17,494,031,101 695,183,995 192,797,038 581,352,604
Nopember 16,469,868,947 1,056,810,692 182,548,453 1,964,851,403
Desember 16,896,118,983 675,720,041 173,357,380 747,056,208
1,188,581,575,178 37,637,048,561 12,131,261,011 61,536,427,909
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
67
LAMPIRAN 2
HASIL OLAH DATA SPSS
1. Uji normalitas
Uji Kolmogorov-Smirnov
Uji histogram
Uji grafik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
68
2. Uji Heterokedastisitas
Scaterplot
Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -634384221,379 940210663,444 -,675 ,503
BBB ,036 ,020 ,260 1,787 ,081
BTKL ,597 1,065 ,082 ,560 ,578
BOP ,363 1,008 ,052 ,360 ,721
a. Dependent Variable: Abs_Res
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
69
3. Uji Auto korelasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,494a ,244 ,192 1139092129,221 1,412
a. Predictors: (Constant), BOP, BBB, BTKL
b. Dependent Variable: LABA
4. Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -3028390170,454 1464683080,890
-2,068 ,045
BBB ,074 ,031 ,316 2,388 ,021 ,984 1,017
BTKL 2,021 1,659 ,161 1,218 ,230 ,983 1,018
BOP 3,506 1,570 ,294 2,233 ,031 ,990 1,010
a. Dependent Variable: LABA
5. Uji F ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 18398896338968248000,000 3 6132965446322749400,000 4,727 ,006b
Residual 57091358669558430000,000 44 1297530878853600770,000
Total 75490255008526680000,000 47
a. Dependent Variable: LABA
b. Predictors: (Constant), BOP, BBB, BTKL
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
70
6. Uji t Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -3028390170,454 1464683080,890 -2,068 ,045
BBB ,074 ,031 ,316 2,388 ,021
BTKL 2,021 1,659 ,161 1,218 ,230
BOP 3,506 1,570 ,294 2,233 ,031
a. Dependent Variable: LABA
7. Koefisien determinasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,494a ,244 ,192 1139092129,221 1,412
a. Predictors: (Constant), BOP, BBB, BTKL
b. Dependent Variable: LABA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
71
LAMPIRAN 3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA