ski zoid

24
1. Pendahuluan Kaplan dan Saddock mendefinisikan kepribadian sebagai totalitas sifat emosional dan perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam kondisi yang biasanya, kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan. Sedangkan menurut Koswara (1991) dalam pengertian sehari-hari kepribadian adalah bagaimana individu menampilkan dan menimbulkan kesan bagi individu lain. Menurut Maramis (1999) kepribadian adalah keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus terhadap hidupnya. Gangguan kepribadian menurut Rusdi Malim (1998) yang merujuk pada PPGDJ-III (Pedoman Penggolongan diagnose Gangguan Jiwa III) adalah paranoid, schizoid, emosional tak stabil tipe implusif dan

Upload: vivhy-mufida-al-haddar

Post on 05-Sep-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

refarat skizoid

TRANSCRIPT

1. PendahuluanKaplan dan Saddock mendefinisikan kepribadian sebagai totalitas sifat emosional dan perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam kondisi yang biasanya, kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan. Sedangkan menurut Koswara (1991) dalam pengertian sehari-hari kepribadian adalah bagaimana individu menampilkan dan menimbulkan kesan bagi individu lain.Menurut Maramis (1999) kepribadian adalah keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus terhadap hidupnya.Gangguan kepribadian menurut Rusdi Malim (1998) yang merujuk pada PPGDJ-III (Pedoman Penggolongan diagnose Gangguan Jiwa III) adalah paranoid, schizoid, emosional tak stabil tipe implusif dan ambang, historic, anankastik, cemas (menghindar), dependen, khas lainnya yang tidak tergolongkan.Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit mental di mana cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi. Sedangkan gangguan kepribadian menurut Kaplan dan Saddock adalah suatu varian dari sifat karakter tersebut yang diluar rentang yang ditemukan pada sebagian besar orang. Hanya jika sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan subyektif maka dimasukkan sebagai kelas gangguan kepribadian.Orang yang mengalami kepribadian biasanya memiliki tingkah laku yang kompleks dan berbeda-beda berupa : Ketergantungan yang berlebihan Ketakutan yang berlebihan dan intimitas Kesedihan yang mendalam Tingkah laku yang eksploitatif Kemarahan yang tidak dapat dikontrol Kalau masalah mereka tidak ditangani, kehidupan mereka akan dipenuhi ketidakpuasan.Gangguan kepribadian merupakan suatu gangguan berat pada karakter dan kecenderungan perilaku pada individu. Gangguan tersebut melibatkan beberapa bidang kepribadian dan berhubungan dengan kekacauan pribadi dan sosial. Gangguan itu dapat disebabkan oleh faktor hereditas dan pengalaman hidup pada awal masa kanak-kanak.Diagnosa terjadinya gangguan kepribadian pada seseorang yang di dasarkan pada bentuk perilaku, mood, sosial interaksi, impulsif, dapat menjadi suatu hal yang kontroversial dan merugikan individu bersangkutan, kebanyakan orang awam memberikan sebutan label atau pelbagai stigma tertentu pada mereka. Akibatnya, individu tersebut semakin enggan untuk berobat dan melakukan isolasi diri.Kemunculan gangguan kepribadian berawal kemunculan distres, yang dilanjutkan pada penekanan perasaan-perasaan tersebut dan berperilaku tertentu seperti orang mengalami distres pada umumnya. Rendahnya fungsi interaksi sosial di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kerja ikut memperburuk kondisi dan suasana emosi dengan cara mendramatisir, menyimpan erat, mengulang atau mengingat kembali suasana hati (obsesif), dan antisosial.Beberapa perilaku tersebut menganggu individu dan aktivitas sehari-harinya, secara umum individu yang mengalami gangguan kepribadian kesulitan untuk mempertahankan atau menlanjuti hubungan dengan orang lain. Hal ini disebabkan oleh permasalahan interpersonal yang kronis, atau kesulitan dalam mengenal perasaan-perasaan (emosi) sendiri yang muncul dalam dirinya. Penderita gangguan kepribadian mempunyai karakteristik perilaku yang kaku sulit menyesuaikan diri sehingga orang lain seperti bersikap impulsif, lekas marah, banyak permintaan, ketakutan, permusuhan, manipulatif, atau bahkan bertindak kasar.problem ketergantungan pada alkohol, gangguan mood, kecemasan dan gangguan makan, melakukan hal-hal yang berbahaya terhadap diri sendiri, keinginan bunuh diri, gangguan seksual sering menjadi bagian dari permasalahan gangguan kepribadian.

2. DefinisiGangguan kepribadian skizoid merupakan kondisi dimana terdapat pola perilaku yang bersifat pervasive berupa pelepasan diri dari hubungan social disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam hubungan interpersonal, berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks. Mereka seringkali tertarik pada pemikiran dan perasaan mereka sendiri dan takut berhubungan secara intim dan dekat dengan orang lain. Mereka bicara sedikit, sering melamun, dan lebih suka membicarakan teori ketimbang melakukan aksi.Penderita dengan kelainan skizoid secara emosional dingin serta acuh tak acuh. Tidak menghiraukan dan tidak mengacuhkan pujian, kritikan atau perasaan orang lain. Sukar melampiaskan kemarahannya dan sering kelihatan melamun. Mereka kurang dapat menikmati kesenangan dalam melakukan aktivitas, emosinya dingin. Ada kesulitan dalam berpacaran oleh karenanya jarang menuju jenjang perkawinan.Malu-malu, hypersensitif, menyendiri, menghindarkan hubungan rapat dan kompetitif dan sering sekali eksentrik. Sering melamun dan tidak dapat menyatakan perasaan marah. Terhadap pengalaman-pengalaman yang menggangu dirinya biasanya dia beraksi tidak perduli

3. EpidemiologiSejauh ini diketahui bahwa gangguan kepribadian schizoid terjadi pada 7,5 persen populasi pada umumnya. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan juga tidak diketahui secara pasti namun diperkirakan sekitar 2 : 1 (laki-laki : perempuan).Awal munculnya gangguan ini biasanya pada masa kanak-kanak awal. Biasanya berlangsung dalam jangka waktu yang lama walaupun belum tentu seumur hidup mereka. Jumlah individu dengan gangguan ini yang kemudian menjadi penderita skizofrenia, belum diketahui secara pasti.

4. EtiologiFaktor Penyebab Munculnya Gangguan Kepribadiana. Faktor GenetikaSatu buktinya berasal dari penelitian gangguan psikiatrik pada 15.000 pasangan kembar di Amerika Serikat. Diantara kembar monozigotik, angka kesesuaian untuk gangguan kepribadian adalah beberapa kali lebih tinggi dibandingkan kembar dizigotik. Selain itu menurut suatu penelitian, tentang penilaian multiple kepribadian dan temperamen, minat okupasional dan waktu luang, dan sikap social, kembar monozigotikyang dibesarkan terpisah adalah kira-kira sama dengan kembar monozigotik yang dibesarkan bersama-sama.

b. Faktor TemperamentalFaktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak mungkin berhubungan dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa. Contohnya, anak-anak yang secara temperamental ketakutan mungkin mengalami kepribadian menghindar.c. Faktor Biologis1) HormonOrang yang menunjukkan sifat impulsive seringkali juga menunukkan peningkatan kadar testosterone, 17-estradiol dan estrone.2) Neurotransmitter Penilaian sifat kepribadian dan system dopaminergik dan serotonergik, menyatakaan suatu fungsi mengaktivasi kesadaran dari neurotransmitter tersebut. Meningkatkan kadaar serotonin dengan obat seretonergik tertentu seperti fluoxetine dapat menghasilkan perubahan dramatik pada beberapa karakteristik kepribadian. Serotonin menurunkan depresi, impulsivitas.3) ElektrofisiologiPerubahan konduktansi elektrik pada elektroensefalogram telah ditemukaan pada beberaapa pasien dengan gangguan kepribadian, paling sering pada tipe antisocial dan ambang, dimana ditemukan aktivitas gelombang lambat.

d. Faktor PsikoanalitikSigmund Freud menyatakan bahwa sifat kepribadian berhubungan dengan fiksasi pada salah satu stadium perkembangan psikoseksual. Fiksasi pada stadium analyaitu anakyang berlebihan atau kurang pada pemuasan anal dapat menimbulkan sifat keras kepala, kikir dan sangat teliti.

5. Gejala klinikGangguan kepribadian dengan sifat pemalu, suka menyendiri, perasa, pendiam, dan menghindari hubungan jangka panjang dengan orang lain. Orang dengan gangguan kepribadian schizoid ditandai dengan :a. Kurang berminat atau kurang menyukai hubungan dekat.b. Hampir secara eksklusif lebih menyukai kesendirian.c. Kurangnya minat untuk berhubungan seksual.d. Kurang memiliki teman.e. Bersikap masa bodoh terhadap pujian atau kritik dari orang lain.f. Afek datar atau acuh/ tak peduli, emosi dingin.g. Sangat tidak sensitive terhadap norma dan kebiasaan social yang berlaku.h. Tidak terampil bergaul dan suka menyendiri.i. Preokupasi dengan fantasi dan intropeksi yang berlebihan.Gangguan kepribadian mulai muncul selambat-lambatnya pada awal masa dewasa. Tendensi ini kadang sudah bisa terlihat saat masa kanak-kanak. Gangguan kepribadian schizoid menyebabkan penderita kesulitan dalam bekerja, bersosialisasi atau melakukan aktivitas lain dalam hidup. Penderita lebih dapat bekerja dengan baik jika dilakukan seorang diri.Seseorang dengan gangguan kepribadian schizoid biasanya tidak mengetahui bagaimana cara berteman atau merasa terlalu cemas saat berada bersama orang lain, sehingga penderita menyerah. Banyak penderita yang tidak pernah menikah atau melanjutkan hidup bersama orang tuanya sebagai orang dewasa.

6. DiagnosisDiagnosis terhadap penyakit ini dilakukan untuk melihat jenis penyakit hingga dapat diketahui penyebabnya berdasarkan gejala yang terdapat dalam kriteria, dan beberapa pertanyaan yang dapat diajukan pada anamnesis yang dapat mendukung diagnosa terhadap para penderita diantara lain adalah penderita memiliki keperdulian yang rendah, lebih suka menyendiri dan berhalusinasi, kemampuan seksual penderita menurun, tidak terpengaruh pada pujian atau usul dan kritik dari orang lain. Pemeriksaan fisik bisa dilakukan untuk menyingkirkan keadaan-keadaan yang menyebabkan atau berkontribusi untuk timbulnya gejala.

7. Penatalaksanaan Penderita gangguan kepribadian skizoid lebih suka berada seorang diri dan menghindari interaksi dengan orang lain, termasuk dokter. Penderita mungkin baru setuju untuk memulai pengobatan hanya setelah mendapat desakan dari anggora keluarga yang peduli padanya. Pilihan terapi yang dapat diberikan antara lain:a. Psikoterapi. Dalam lingkungan terapi kelompok, pasien gangguan kepribadiaan schizoid mungkin diam untuk jangka waktu yang lama, namun suatu waktu, mereka akan ikut terlibat. Pasien harus dilindungi dari serangan agresif anggota kelompok lain mengingat kecenderungan mereka akan ketenangan. Dengan berjalaannya waktu, anggota kelompok menjadi penting bagi pasien schizoid dan dapaat memberikan kontak sosial.b. Farmakoterapi. Dengan antipsikotik dosis kecil, anti depresan dan psikostimulan dapat digunakan dan efektif pada beberapa pasien. Obat biasanya tidak menjadi masalah bagi seseorang yang menderita gangguan ini, kecuali mereka juga memiliki tambahan diagnosis pada Axis I, seperti depresi berat. Kebanyakan pasien tidak menunjukkan perbaikan tambahan dengan penambahan obat antidepresan,. Pengobatan jangka panjang gangguan schizoid dengan obat-obatan harus dihindari, obat harus diresepkan hanya untuk menghilangkan gejala akut. Selain itu, obat dapat mengganggu efektivitas pendekatan psikoterapi tertentu. Pertimbangan efek ini harus diperhitungkan ketika tiba di rekomendasi pengobatan.c. Terapi Kelompok. Terapi ini bisa memberikan dukungan dan meningkatkan motivasi untuk melakukan hubungan sosial.

8. Resiko Gangguan KepribadianIndividu yang tidak segera melakukan pengobatan, gangguan kepribadian dapat berdampak pada. a. Isolasi sosial, kehilangan sahabat-sahabat terdekat yang disebabkan ketidakmampuan untuk menjalani hubungan yang sehat, rasa malu yang disebabkan putusnya hubungan dengan masyarakat.b. Bunuh diri, melukai diri sendiri sering terjadi pada individu yang mengalami gangguan kepribadian ambang dan cluster B.c. Ketergantungan pada alkohol dan obat-obatan.d. Depresi, kecemasan dan gangguan makan. Untuk semua cluster mempunyai resiko berkembangnya problema psikologis lainnya.e. Perilaku berbahaya yang dapat merusak diri sendiri. Penderita gangguan kepribadian ambang berpotensi melakukan tindakan berbahaya, tanpa perhitungan seperti terlibat pada seks bebas beresiko. Pada gangguan kepribadian dependen beresiko mengalami pelecehan seksual, emosional, atau kekerasan fisik karena individu ini hanya mengutamakan pada bertahan hubungan semata (bergantung pada orang tersebut).f. Kekerasan atau bahkan pembunuhan. Perilaku agresif pada gangguan kepribadian paranoid dan antisosial.g. Tindakan kriminal. Gangguan kepribadian antisosial mempunyai resiko lebih besar melakukan tindakan kriminal. Hal ini dapat mengakibatkan diri bersangkutan dipenjara.h. Gangguan simtom yang ada dapat menjadi lebih buruk dikemudian hari bila tidak mendapatkan perawatan secara baik.9. Diagnosis Banding1. SkizofreniaSkizofrenia adalah diagnosis psikiatri yang menggambarkan gangguan mental yang ditandai oleh kelainan dalam persepsi atau ungkapan realitas. Distorsi persepsi dapat mempengaruhi semua lima indera, termasuk penglihatan, pendengaran, rasa, bau dan sentuhan, tapi paling sering bermanifestasi sebagai halusinasi pendengaran, delusi paranoid atau aneh, atau pidato teratur dan berpikir dengan disfungsi sosial atau pekerjaan yang signifikan. Timbulnya gejala biasanya terjadi pada dewasa muda, dengan sekitar 0,4-0,6% dari populasi yang terkena. Diagnosa didasarkan pada yang dilaporkan sendiri pasien pengalaman dan perilaku yang diamati. Tidak ada tes laboratorium untuk skizofrenia saat ini ada. Studi menunjukkan bahwa genetika, lingkungan awal, neurobiologi, proses psikologis dan sosial merupakan faktor penyumbang penting; beberapa obat rekreasi dan resep tampak menyebabkan atau memperburuk gejala. Penelitian psikiatri saat ini difokuskan pada peran neurobiologi, tapi tidak ada penyebab organik tunggal telah ditemukan. Sebagai hasil dari kombinasi banyak kemungkinan gejala, ada perdebatan tentang apakah diagnosis merupakan suatu kelainan tunggal atau sejumlah sindrom diskrit. Untuk alasan ini, Eugen Bleuler disebut penyakit schizophrenias (jamak) ketika ia menciptakan nama itu. Meskipun etimologinya, skizofrenia adalah tidak sama dengan gangguan identitas disosiatif, sebelumnya dikenal sebagai gangguan kepribadian ganda atau kepribadian ganda, yang telah keliru bingung. Peningkatan dopamin aktivitas di jalur mesolimbic otak secara konsisten ditemukan pada individu skizofrenia. Andalan pengobatan obat antipsikotik, obat jenis ini terutama bekerja dengan menekan aktivitas dopamin. Dosis antipsikotik yang umumnya lebih rendah daripada di dekade awal penggunaan mereka. Psikoterapi, dan rehabilitasi kejuruan dan sosial juga penting. Dalam kasus yang lebih serius - di mana ada resiko untuk diri dan orang lain - rawat inap paksa mungkin diperlukan, walaupun tetap rumah sakit kurang sering dan untuk waktu yang lebih pendek daripada mereka di masa sebelumnya. Kelainan ini diduga terutama mempengaruhi kognisi, tetapi juga biasanya memberikan kontribusi untuk masalah kronis dengan perilaku dan emosi. Orang dengan skizofrenia cenderung memiliki tambahan (komorbiditas) kondisi, termasuk depresi mayor dan gangguan kecemasan; terjadinya penyalahgunaan zat seumur hidup adalah sekitar 40%. Masalah sosial, seperti jangka panjang, kemiskinan pengangguran dan tunawisma, yang umum. Selanjutnya, rata-rata harapan hidup orang dengan gangguan tersebut adalah 10 sampai 12 tahun kurang daripada mereka yang tidak, karena meningkatnya masalah kesehatan fisik dan tingkat bunuh diri lebih tinggi. 2. Gangguan kepribadian paranoidLebih menunjukkan keterlibatan social, riwayat perilaku verbal yang agersif dan kecenderungan yang lebih besar untuk memproyeksikan perasaan mereka kepada orang lain. Individu yang didiagnosis dalam gangguan kepribadian ini akan dipenuhikeraguan yang tidak beralasan terhadap kesetiaan orang lain dan akan selalumencurigainya. Gangguan kepribadian ini paling banyak terjadi pada laki-laki dansebagian besar dialami bersamaan dengan gangguan kepribadian skizotipal,ambang dan menghindar. Prevalensinya berkisar 2persen.

3. SkizotipalPada pasien skizotipal menunjukkan kemiripan yang lebih banyak dengan pasien skizofrenik dalam hal keanehan persepsi, pikiran, perilaku dan komunikasi.4. Gangguan kepribadian menghindarPenderita dengan gangguan ini biasanya terisolasi tetapi memiliki keinginan kuat untuk berperan serta dalam aktivitas, suatu karakteristik yang tidak ditemukan pada pasien dengan gangguan kepribadian schizoid.Perjalanan Penyakit dan PrognosisBerawal dari masa anak-anak. Gangguan ini berlangsung lama, tetapi tidak seumur hidup. Proporsi untuk pasien ini untuk menjadi skizofrenia tidak diketahui.

Daftar Pustaka

1. Davidson, Gerald C., John M. Neale, & Ann M. Kring. (2004). Abnormal Psychology (9th edition). US: John Wiley & Sons, Inc.2. Maslim rudi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III: Jakarta.3. Videbeck, Sheila L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiw. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC4. Wiramihardja, Prof. Dr. Sutardjo A., psi. (2007). Pengantar PsikologiAbnormal. Bandung: PT. Refika Aditama5.