skenario07 jeje blok5 doc
DESCRIPTION
Dislokasi Extremitas bawahTRANSCRIPT
Kelelahan Otot Menyebabkan Tungkai
Lemas dan Lelah
Jelita Septiwati Sitanggang
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
NIM : 102011385. E-mail : [email protected]. Kelompok : B7
Pendahuluan
Otot merupakan alat gerak aktif karena mampu berkontraksi. Otot akan memendek jika
sedang berkontraksi dan akan memanjang jika sedang relaksasi. Pada saat relaksasi, otot sedang
beristirahat.
Di dalam tubuh, otot dapat mengalami kelelahan. Kelelahan otot ini biasanya terjadi
akibat otot terus menerus melakukan aktivitas dan kurangnya istirahat. Kelelahan otot sering
dijumpai pada anak, orangtua dan dewasa. Biasanya kelelahan otot ini baru bisa dirasakan
ketika kita bangun tidur. Jika kelelahan otot masih berlanjut bisa terjadi kram.
Skenario
Seorang perempuan berusia 34 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan kedua
tungkai lemas dan lelah sejak 1 minggu yang lalu. Perempuan tersebut adalah seorang
pedagang kue keliling. Dari anamnesa diketahui bahwa ia sudah beberapa kali mengalami
keadaan seperti ini.
Ekstremitas Inferior1
Mm. Tungkai atas, dibagi atas :
a. Mm. Extensor sendi lutut
M. sartorius otot berbentuk pita sempit yang menutupi a.femoralis pada sepertiga
tengah tungkai atas. Otot ini berfungsi fleksi dan adduksi tungkai atas pada
articulatio coxae.
M. quadriceps femoris berfungsi untuk ekstensi tungkai bawah pada articulatio
genus.
Page | 1
M. articularis genus berfungsi menarik membran sinovial ke arah superior selama
ekstensi articulatio genus.
b. Mm. Adductor femoris
M. pectineusflexi dan aduksi tungkai atas pada articulatio coxae.
M. Gracillis otot panjang seperti sabuk dan terletak pada sis medial tungkai atas
dan lutut.
M. Adductor magnusotot bentuk segitiga besar dan terdiri atas bagian adductor
dan hamstring.
M. Adductor longus otot bentuk segitiga dan terletak paling anterior dari ketiga
muskuli adductores.
M. Adductor brevis adduksi tungkai atas pada articulatio coxae dan membantu
rotasi lateral.
M. obturatorius externus bentuk segitiga dan terletak di bagian dalam.
c. Mm. Flexor sendi lutut
M. biceps femoris flexi dan rotasi lateral tungkai bawah pada articulatio genus.
M. semitendinosus flexi dan rotasi medial tungkai bawah pada sendi lutut.
M. semimembranosus flexi dan rotasi medial tungkai bawah pada articulatio
genus.
Mm. Tungkai bawah, dibagi atas :
a. Mm. Flexor Lapisan dangkal
M. Gastrocnemius : otot betis yang paling superficial.
M. Soleus : otot gepeng dan lebar yg terletak di antara m.gastrocnemius.
M. Plantaris : otot ini lemah dan punya venter bentuk fusi formis.
Mm. Flexor Lapisan dalam
M. Popliteus : otot gepeng bentuk segitiga.
M. Flexor digitorum longus : mempertahankan arcus longitudinalis medialis dan
lateralis kaki.
M. Tibialis posterior mempertahankan arcus longitudinalis medialis kaki.
M. Flexor hallucis longus : mempertahankan arcus longitudinalis medialis kaki.
b. Mm. Extensor
Page | 2
M. Tibialis anterior : membantu mempertahankan arcus longitudinalis medialis
pedis.
M. Extensor digitorum longus : ekstensor jari jari kaki dan ekstensi kaki pada sendi
pergelangan kaki.
M. Peroneus tertius : bagian dari otot ekstensor digitorum longus.
M. Extensor hallucis longus : otot tipis antara dan sebagian mendalam untuk tibialis
anterior dan otot extensor digitorum longus.
c. Mm. Peroneus :
M. Peroneus brevis : peran penting dalam mempertahankan arcus longitudinalis
lateralis kaki dan berfungsi sebagai pengikat arcus transversalis pedis.
M. Peroneus longus : peran penting dalam mempertahankan arcus longitudinalis
lateralis kaki.
Jaringan Otot2
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ organ
tubuh. Setiap jenis jaringan otot memiliki struktur yabg disesuaikan dengan peran fisiologisnya.
Ada tiga jenis jaringan otot yang dapat dibedakan berdasarkan ciri morfologi dan fungsional,
yaitu :
1. Otot Polos
Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila
diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis. Otot polos
berkontraksi secara refleks dan di bawah pengaruh saraf otonom. Bila otot polos
dirangsang, reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding
pembuluh darah, saluran pernafasan.
Page | 3
Gambar 1.a3
2. Otot Lurik
Nama lainnya adalah jaringan otot rangka karena sebagian besar jenis otot ini
melekat pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah
pengaruh saraf sadar.
Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis
gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab
itu nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang.
Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi sesuai
dengan kehendak dan di bawah pengaruh saraf sadar. Fungsi otot lurik untuk
menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.
Page | 4
Gambar 1.b3
3. Otot Jantung
Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya
menyerupai otot lurik, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi
terhadap rangsang lambat. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar
jantung.
Gambar 1.c3
Mekanisme Kerja Otot Rangka
1. Anatomi fisiologi Otot rangka4
Page | 5
Kira – kira 40% tubuh adalah otot rangka dan 5 sampai 10 persen adalah otot polos dan
otot jantung. Semua otot rangka dalam tubuh dibentuk dari sejumlah serabut-serabut otot yang
garis tengahnya berkisar antara 10 sampai 80 mikron. Pada sebagian besar otot, serabut tersebar
di seluruh panjang otot dan kecuali sekitar 2 persen serabut, masing-masing dipersarafi hanya
oleh satu ujung saraf yang terletak di tengah serabut.
Sarkolemma adalah membran sel serabut otot. Akan tetapi, sarkolemma terdiri atas
membran sel yang asli, dinamakan membran plasma, dan satu lapisan tipis polisakarida yang
sama dengan lapisan membran basalis di sekitar kapiler-kapiler darah; fibril kolagen juga
terdapat pada lapisan luar sarkolemma. Pada ujung-ujung serabut otot, lapisan luar sarkolemma
ini bersatu dengan serabut-serabut tendo, yang selanjutnya terkumpul dalam berkas yang
membentuk tendo otot, dan kemudian melekat pada tulang.
Tiap-tiap serabut otot mengandung beratus-ratus miofibril. Tiap-tiap miofibril terletak
berdampingan, sekitar 1500 filamen miosin dan filamen aktin yang jumlahnya dua kali, yang
merupakan molekul protein polimer besar yang bertanggung jawab untuk kontraksi otot.
Lalu miofibril dalam serabut otot terpendam dalam matriks yang dinamakan
sarkoplasma, yang terdiri atas unsur-unsur umum intrasel. Cairan sarkoplasma mengandung
kalium, magnesium, fospat, protein, enzim dalam jumlah besar. Juga terdapat mitokondria
dalam jumlah banyak yang terletak antara dan sejajar dengan miofibril, suatu keadaan yang
menunjukkan kebutuhan besar miofibril yang kontraktil akan ATP yang banyak sekali dibentuk
oleh mitokondria.
Dalam sarkoplasma juga terdapat banyak retikulum endoplasma, yang dalam serabut
otot dinamakan retikulum sarkoplasma. Retikulum ini mempunyai susunan khusus yang sangat
penting sekali dalam pengawasan kontraksi otot.
2. Mekanisme kerja otot
Pada keadaan relaksasi, ujun-ujung filamen aktin yang berasal dari dua membran
Z yang berurutan satu sama lain hampir tidak mengalami overlap sedangkan pada saat
Page | 6
yang sama filamen miosin mengalami overlap sempurna. Sebaliknya, pada keadaan
kontraksi, filamen-filamen aktin ini tertarik ke dalam di antara filamen miosin sehingga
sekarang satu sama lain mengalami overlap dengan luas. Membran Z juga retarik oleh
filamen aktin sampai ke ujung-ujung filamen miosin. Filamen aktin dapat ditarik
bersama-sama demikian kuatnya sehingga ujung-ujung filamen miosin sebenarnya
waktu kontraksi yang sangat kuat melengkung. Jadi kontraksi otot tejadi karena
mekanisme “sliding filamen”.4
Bergesernya filamen aktin ke dalam filamen miosin disebabkan karena
gaya tarik yang terdapat di antara filamen aktin dan miosin. Hampir pasti bahwa gaya
tarik ini akibat dari gaya mekanik, atau elektrostatik yang ditimbulkan oleh interaksi
jembatan penyebrang filamen miosin dengan filamen aktin.4
Dalam keadaan istirahat, daya tarik antara filamen aktin dan filamen
miosin dihambat, tetapi bila potensial aksi berjalan pada membran serabut otot,
potensial aksi ini akan menyebabkan dikeluarkannya ion kalsium dalam jumlah besar ke
dalam sarkoplasma sekitar miofibril. Ion-ion kalsium ini megaktifkan daya tarik antara
filamen-filamen dan mulai terjadi kontraksi.4 Lihat Gambar di bawah ini.6
Page | 7
Otot rangka dapat bergerak jika dirangsang. Rangsangannya dapat berupa panas,
dingin, arus listrik, dsb. Otot rangka bekerja dengan dua cara, yaitu kontraksi
(memendek dan menebal) dan relaksasi (kembali keadaan semula). Otot dapat
memendek (kontraksi) maksimal, keadaan ini disebut tonus, kemudian relaksasi.
Namun, seringkali rangsangan tertentu menyebabkan keadaan tonus tidak diikuti oleh
relaksasi, keadaan otot seperti ini disebut tetanus (kejang).5
Di dalam serabut otot terdapat tiga macam protein, yaitu :
a. Miogen amat mudah larut
b. Miosin tidak mudah larut
c. Aktin tidak mudah larut
Campuran aktin dan miosin disebut aktomiosin. Aktomiosin inilah yang
merupakan protein utama dalam otot. Bila aktomiosin dipekatkan maka akan
membentuk benang.5
Asetilkolin yang diproduksi oleh bagian ujung serabut saraf akan membebaskan
ion kalsium (Ca2+) yang berada di antara sel otot. Ion kalsium ini masuk ke dalam
otot mengangkut troponin dan tropomiosin ke aktin, sehingga posisi aktin berubah
mempengaruhi filamen penghubung. Aktin tertarik mendekati miosin sehingga aktin
dan miosin bertempelan membentuk aktomiosin. Akibatnya benang (sel) menjadi
pendek. Pada keadaan inilah, otot sedang berkontraksi.5
Setelah selesai kontraksi, ion kalsium, masuk kembali ke plasma sel, sehingga
ikatan troponin dan ion kalsium lepas, menyebabkan lepasnya perlekatan aktin dan
miosin, keadaan inilah yang disebut otot relaksasi.5
3. Energi untuk kontraksi otot5
Selama proses kontraksi, diperlukan energi untuk disuplai oleh ATP. Sebagian
besar energi ini diperlukan untuk mekanisme roda pasak yang tepat di mana jembatan
penyeberang tertarik filamen aktin, tetapi dalam jumlah sedikit diperlukan untuk
memompa sarkoplasma ke dalam retikulum sarkoplasma, dan memompa ion natrium
dan kalsium melalui membran serabut otot untuk mempertahankan lingkungan ionik
yang cocok untuk pembentukan potensial aksi.
Akan tetapi, jumlah ATP yang terdapat di dalam serabut otot cukup untuk
mempertahankan kontraksi penuh selama kurang dari 1 detik. Untungnya, setelah ATP
Page | 8
dipecahkan menjadi ADP, ATP mengalami refosforilasi membentuk ATP baru kurang
dalam 1 detik. Terdapat beberapa sumber energi yang diperlukan untuk refosforilasi ini :
a. Zat kreatin posfat, yang membawa ikatan fosfat berenergi tinggi yang sama
seperti ATP. Ikatan berenergi tinggi dari kreatin fosfat dipecahkan dan
dilepaskan energi yang mengakibatkan pengikatan ion fosfat baru pada ADP
untuk membentuk kembali ATP. Akan tetapi, jumlah total kreatin fosfat juga
sangat sedikit, hanya sekitar lima kali jumlah ATP. Oleh karena itu, energi
disimpan dari ATP cadangan dan kreatin posfat dalam otot masih mampu
menyebabkan kontraksi maksimal otot selama tidak lebih dari beberapa
detik.
b. Energi yang dikeluarkan dari bahan makanan, seperti karbohidrat, lemak,
dan protein. Sebagian besar energi ini dilepaskan dalam perjalanan oksidasi
bahan makanan tersebut. Oksidasi ini mengeluarkan energi yang hampir
seluruhnya berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakan energi yang
dikeluarkan untuk membentuk ATP baru. Jadi, sumber akhir energi untuk
kontraksi otot adalah makanan dasar dan oksigen.
c. Reaksi anaerob (glikolisis)
otot dapat berkontraksi secara singkat tanpa memakai oksigen dengan
menggunakan ATP yang dihasilkan melalui glikolisis anaerob. Langkah
pertama dengan respirasi seluler, Glikolisis berlangsung dalam sarkoplasma,
tidak memerlukan oksigen dan melibatkan pengubahan satu molekul glukosa
menjadi dua molekul asam piruvat. Glikolisis anaerob berlangsung cepat
tetapi tidak efisien karena hanya menghasilkan dua molekul ATP per
molekul glukosa. Glikolisis dapat memenuhi kebutuhan ATP untuk kontraksi
otot dalam waktu singkat jika persendian oksigen tidak mencukupi.
d. Pembentukan asam laktat dalam glikolisis anaerob
Tanpa oksigen, asam piruvat diubah menjadi asam laktat. Jika aktivitas yang
dilakukan sedang dan singkat, persendian oksigen yang adekuat akan
menghalangi akumulasi asam laktat. Asam laktat berdifusi ke luar dari otot
dan dibawa ke hati untuk disintesis ulang jadi glukosa.
e. Reaksi aerob (memakai oksigen)
Page | 9
Saat aktivitas berlangsung, asam piruvat yang terbentuk melalui glikolisis
anaerob mengalir ke mitokondria untuk masuk ke siklus asam sitrat
(trikarboksilat) untuk oksidasi. Jika ada oksigen glukosa terurai dengan
sempurna menjadi karbondioksida, air dan energi (ATP). Reaksi aerob
berlangsung lambat tetapi efesien, menghasilkan energi sampai 36 mol ATP
per mol glukosa.
f. Oksigen Debt
saat terjadi aktivitas berat yang singkat, penguraian ATP berlangsung dengan
singkat sehingga penyimpanan energi anaerob menjadi cepat habis. Sistem
respiratorik dan pembuluh darah tidak dapat menghantarkan cukup oksigen
ke otot untuk membentuk ATP melalui reaksi aerob. Asam laktat
berakumulasi mengubah pH dan menyebabkan keletihan serta nyeri otot.
Oksigen ekstra yang harus dihirup setelah aktivitas berat disebut oksigen
debt. Volume oksigen yang dihirup tetap berada diatas volume normal
sampai semua asam laktat dikeluarkan, baik dioksidasi menjadi asam piruvat
dalam otot atau disintesis ulang menjadi glukosa dalam hati.
Kelelahan Otot
Kontraksi kuat otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan yang dikenal
sebagai kelelahan otot. Kelelahan ini diakibatkan dari ketidakmampuan proses kontraksi dan
metabolisme serabut-serabut otot untuk melanjutkan suplai output kerja yang sama. Saraf terus
bekerja dengan baik, impuls saraf berjalan secara normal melalui hubungan otot-saraf masuk ke
dalam serabut-serabut otot, dan malahan potensial aksi normal menyebar ke serabut-serabut
otot sendiri kekurangan ATP.4
Hambatan aliran darah yang menuju ke otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan
kelelahan otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan kelelahan otot hampir sempurna dalam
satu menit atau lebih karena kehilangan suplai nutrient dengan nyata.4
Selain itu, kelelahan otot bisa saja terjadi akibat kegagalan otot untuk berkontraksi
secara sadar, dapat terjadi karena4 :
Page | 10
a. Syaraf motor yang mensyarafi serabut-serabut otot di dalam kesatuan motor untuk
mengirimkan rangsangan-rangsangan persyarafan (nervous impulses).
b. Persimpangan neuromuskuler junction memancarkan rangsangan-rangsangan per-
syarafan dari syaraf motor ke serabut-serabut otot.
c. Mekanisme kontraktil itu sendiri untuk menghasilkan tenaga
d. Sistem syaraf pusat, seperti otak dan spinal cord memulai dan memancarkan
rangsangan-rangsangan persyarafan ke otot.
Akan tetapi, penimbunan asam laktat juga dapat mempengaruhi terjadinya kelelahan
otot. Penimbunan asam laktat menyertai didalam proses kelelahan selanjutnya diperkuat
oleh fakta dimana dua mekanisme secara fisiologis yang karenanya asam laktat
menghalangi fungsi otot. Kedua mekanisme tersebut tergantung kepada efek asam laktat
pada pH intraseluler atau konsentrasi ion hidrogen (H+).7
Dengan meningkatnya asam laktat, konsentrasi H+ meningkat, dan pH menurun. Di lain
pihak, peningkatan konsentrasi ion H+ menghalangi proses rangkaian eksitasi oleh
menurunnya sejumlah Ca²+ yang dikeluarkan dari retikulum sarkoplasma dan gangguan
kapasitas mengikat Ca²+ — troponin. Di lain pihak peningkatan konsentrasi ion H+ juga
menghambat kegiatan fosfofruktokinase, enzim kunci yang terlibat di dalam anaerobik
glikolisis. Demikian lambatnya hambatan glikolisis, mengurangi penyediaan ATP untuk
energi.
Beberapa Faktor lain sebagai tambahan, tetapi kurang diperhatikan, yang mungkin
mempunyai andil terhadap kelelahan otot adalah kurangnya oksigen dan tidak
memadainya aliran darah di serabut-serabut otot.
Dari pembahasan di atas, jika dikaitkan dengan kasus, perempuan umur 34 tahun tersebut hanya
mengalami kelelahan otot pada kedua tungkainya. Hal itu dapat terjadi dikarenakan adanya
kontraksi terus menerus karena pekerjaan perempuan itu sebagai pedagang kue keliling
mengakibatkan otot tungkai kakinya selalu berkontraksi dan kurangnya istirahat. Dan juga
mungkin kurangnya oksigen pada perempuan tersebut sehingga peredaran darah di serabut otot
tidak berjalan dengan lancar.
Page | 11
Selain itu, sebab sebab kelelahan otot yang bisa dialami oleh perempuan itu ialah terjadinya
penimbunan asam laktat sehingga menghalangi serabut otot untuk berkontraksi sehingga
perempuan itu harus lebih banyak beristirahat supaya tidak berlanjut yang lebih fatal.
Daftar Pustaka
1. Snell RS, Sugiharto L, Hartanto H, editor. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran.
Edisi 6. Jakarta: EGC; 2006.
2. Junquiera LC, Tambayong J, Dany F, editor. Histologi dasar : teks dan atlas. Edisi 10.
Jakarta: EGC: 2007. Hal 181-200.
3. Otot myologi. 2009. Diunduh dari http://4.bp.blogspot.com/2009/12/otot-lurik-otot-
rangka.html (diunduh 29 desember 2009)
4. Guyton. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 10. 2002. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Hal.174-206.
5. Biokimia
6. Gambar kontraksi. 2009. Diunduh dari
http://4.bp.blogspot.com/_4IwHTsRufBg/S6y6TSdEXqI/AAAAAAAACfs/zAchlyd-
djk/s1600/zona+kontraksi+otot.bmp (29 desember 2009)
7. Marks BD, Smith CM, Suyono J, editor. Biokimia kedokteran dasar : sebuah
pendekatan klinis. Jakarta:
Page | 12