skenario a blok 23

8
Penyebab dan mekanisme Nyeri kepala? Cephalgia Hipoksia Vasodilatasi serebral (untuk mempertahankan perfusi jaringan) Peningkatan tekanan darah dalam pemompaan jantung Peningkatan tekanan dirasakan oleh stretch recapter di pembuluh darah Sinyal nyeri di interpretasi oleh otak. Bagaimana dampak pemakaian NSID selama 4 tahun? Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan obat NSAID terutama adalah pada sistem pencernaan, yaitu nyeri ulu hati. Penggunaan obat NSAID dalam jangka waktu bertahun-tahun dapat melukai organ lambung bahkan dapat mengkibatkan kebocoran lambung (perforasi). Efek samping lain penggunaan obat NSAID adalah meningkatkan risiko terjadinya gangguan ginjal, gangguan jantung maupun pembuluh darah. Apa faktor resiko pada kasus ini? Umur: Anak-anak berisiko lebih tinggi. Gender: Wanita lebih berisiko karena konsumsi besi yang lebih rendah daripada pria sedangkan kebutuhan besinya lebih banyak. Wanita menstruasi butuh 30 – 45 mg besi/bulan, kehamilan, persalinan, dan menyusui butuh 1 gr besi. Penyakit ulkus peptikum dan gastritis Karsinoma: esophageal, gastric, dan karsinoma GI lainnya.

Upload: dky-hartono

Post on 14-Feb-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hbf

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario a Blok 23

Penyebab dan mekanisme Nyeri kepala?

Cephalgia

Hipoksia Vasodilatasi serebral (untuk mempertahankan perfusi jaringan) Peningkatan

tekanan darah dalam pemompaan jantung Peningkatan tekanan dirasakan oleh stretch

recapter di pembuluh darah Sinyal nyeri di interpretasi oleh otak.

Bagaimana dampak pemakaian NSID selama 4 tahun?

Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan obat NSAID terutama adalah pada

sistem pencernaan, yaitu nyeri ulu hati. Penggunaan obat NSAID dalam jangka waktu

bertahun-tahun dapat melukai organ lambung bahkan dapat mengkibatkan kebocoran

lambung (perforasi). Efek samping lain penggunaan obat NSAID adalah meningkatkan risiko

terjadinya gangguan ginjal, gangguan jantung maupun pembuluh darah.

Apa faktor resiko pada kasus ini?

Umur: Anak-anak berisiko lebih tinggi.

Gender: Wanita lebih berisiko karena konsumsi besi yang lebih rendah daripada pria

sedangkan kebutuhan besinya lebih banyak. Wanita menstruasi butuh 30 – 45 mg

besi/bulan, kehamilan, persalinan, dan menyusui butuh 1 gr besi.

Penyakit ulkus peptikum dan gastritis

Karsinoma: esophageal, gastric, dan karsinoma GI lainnya.

Latihan fisik berlebihan: kehilangan besi melalui keringat berlebihan.

Intak/absorpsi/cadangan besi inadekuat

o Konsumsi rendah daging dan ikan

o Konsumsi rendah makanan yang mengandung vitamin C

o Hilangnya BB

o Riwayat anemia defisiensi besi

Kebutuhan besi meningkat/hilangnya besi

o Periode menstruasi yang berkepanjangan dan berat

o Kehamilan

o Penggunaan aspirin atau NSAID jangka panjang

o Infeksi parasit

Page 2: Skenario a Blok 23

Apa Diagnosis kerja pada kasus dan apa definisinya?

Ny.A, 60 tahun mengeluh kelemahan, palpitasi, cepalgia, nyeri epigastik akibat anemia

defisiensi besi.

Definisi

Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit dan/atau massa hemoglobin

sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah cukup ke

jaringan perifer (penurunan oxygen carrying capacity).

Bagaimana prognosis anemia defisiensi besi?

Jawab:

Quo ad vitam: Bonam

Quo ad fungsionam: Bonam

LEARNING ISSUE

Anemia Defisiesi Besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya

persediaan besi untk eritropoiesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store)

sehngga pembentukan hemoglobin berkurang.

1. Epidemiologi

Anemia ini merupakan anemia yang paling sering dijumpai di negara

berkembang. Martoatmojo et al memperkirakan prevalensi ADB di Indonesia

adalah 16-50% pada laki-laki, 25-84%pada perempuan tidak hamil, dan 46-92% pada

perempuan hamil. Anemia ini merupakan bentuk anemia yang paling prevalens,

termasuk anemia defisiensi nutrisi. Pada anak-anak usia 1-2 tahun terjadi anemia

bentuk ini hingga 47%.

Page 3: Skenario a Blok 23

Kriteria Anemia menurut WHO:

Kelompok Kriteria Anemia (Hb)

Laki-laki dewasa < 14 g/dl

Wanita dewasa tidak hamil < 12 g/dl

Wanita hamil < 11 g/dl

Di Indonesia memakai kriteria Hb < 10 g/dl sebagai awal dari anemia.

Lebih sering laki-laki karena intensitas terpapar lingkungan lebih sering. Untuk usia,

produktif

2. Klasifikasi Derajat Defisiensi Besi

Deplesi besi : cadangan besi menurun tetapi penyediaan besi untuk eritropoiesis

belum terganggu.

Eritropoiesis defisiensi besi: cadangan besi kosong, penyediaan besi untuk

eritopoiesis terganggu, tetapi belum timbul anemia secara laboratorik.

Anemia defisiensi besi: cadangan besi kosong disertai anemia defisiensi besi.

3. Etiologi

Keseimbangan besi negative dapat disebabkan karena:

Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun dapat berasal dari:

- Saluran cerna: akibat dari tukak peptik, pemakaian salisilat atau NSAID,

kanker lambung, kanker kolon, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing

tambang

- Saluran genitalia perempuan: menorrhagia atau metrorhagia

- Saluran kemih: hematuria

- Saluran napas: hemoptoe

Gangguan absorpsi besi: gastrektomi, tropical sprue atau kolitis kronik.

Faktor nutrisi: kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi yang

tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C, dan rendah daging)

Peningkatan kebutuhan

Kebutuhan besi meningkat: seperti pada prematuritas, anak dalam masa

pertumbuhan, masa menyusui, dan kehamilan

Page 4: Skenario a Blok 23

Besi yang dibutuhkan laki-laki dewasa sekitar 5-10 mg/hari, sedangkan pada

wanita mencapai7-20 mg/hari. Pada wanita hamil, kebutuhan dapat meningkat

hingga 30 mg/hari.

4. Patogenesis

Anemia defisiensi besi melalui beberapa fase patologis yaitu:

Deplesi Besi

Deplesi besi merupakan tahapan awal dari ADB. Berbagai proses patologis yang

menyebabkan kurangnya besi memacu tubuh untuk menyesuaikan diri yaitu

dengan meningkatkan absorbsi besi dari usus. Pada tahapan ini tanda yang ditemui

adalah penurunan ferritin serum dan besi dalam sumsum tulang berkurang.

Eritropoesis defisiensi besi

Kekurangan besi yang terus berlangsung menyebabkan besi untuk eritropoiesis

berkurang namun namun secara klinis anemia belum terjadi, kondisi ini

dinamakan eritropoiesis defisiensi besi. Tanda-tanda yang ditemui pada fase ini

adalah peningkatan kadar protoporhyrin dalam eritrosit, penurununan saturasi

transferin, dan peningkatan Total iron binding capacity (TIBC).

Anemia defisiensi besi

Jika jumlah besi terus menurun maka eritropoiesis akan terus terganggu dan kadar

hemoglobin mulai menurun sehingga terjadi anemia hipokromik mikrositik.

Kondisi ini sudah bisa dikategorikan sebagai anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi memberikan dampak kesehatan yang cukup banyak kepada

seseorang misalnya gangguan sistem neuromuscular, gangguan kognitif,

gangguan imunitas, dan gangguan terhadap janin.

5. Pengaruh Defisiensi Besi Selain Anemia

Sistem nuromuskular yang menimbulkan gangguan kapasitas kerja: defisiensi besi

menimbulkan penurunan fungsi mioglobin, enzim sitokrom dan gliserofosfat

oksidase, menyebabkan gangguan glikolisis asam laktat

menumpuk kelelahan otot

Gangguan terhadap fungsi mental dan kecerdasan: gangguan pada enzim aldehid

oksidase serotonin menumpuk, enzim monoaminooksidase  penumpukan

katekolamin dalam otak.

Gangguan imunitas dan ketahanan infeksi

Page 5: Skenario a Blok 23

Gangguan terhadap ibu hamil dan janin yang dikandungnya

6. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis anemia defisiensi besi dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu

gejala langsung anemia (anemic syndrome) dan gejala khas defisiensi besi. Gejala

yang termasuk dalam anemic syndrome terjadi ketika kadar hemoglobin turun

dibawah 7-8 mg/dL berupa lemah, cepat lelah, mata berkunang-kunang, dan telinga

berdenging. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan konjungtiva pasien pucat. Gejala

khas yang muncul akibat defisiensi besi antara lain koilonychia (kuku sendok), atrofi

papil lidah, cheilosis (Stomatitis angularis), disfagia, atrofi mukosa gaster, dan Pica

(Keinginan untuk memakan tanah).

Selain gejala-gejala tersebut jika anemia disebabkan oleh penyakit tertentu

maka gejala penyakit yang mendasarinya juga akan muncul misalnya infeksi cacing

tambang menyebabkan gejala dyspepsia atau kanker kolon menyebabkan

hematoskezia

7. Gejala Umum

Gejala berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, serta

telinga mendenging. Pada anemia ini, penurunan kadar Hb terjadi secara perlahan-

lahan. Anemia bersifat simtomatik jika kadar Hb turun di bawah 7 g/dL. Pada

pemeriksaan fisik, pasien dijumpai pucat, terutama pada konjungtiva dan daerah

bawah kuku

8. Gejala Khas

Koilonychia: kuku sendok (spoon nail), kuku menjadi rapuh, bergaris-

garis vertikal dan menjadi cekung sehingga mirip sendok

Atrofi papil lidah: permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil

lidah menghilang

Stomatitis angularis: radang pada sudut mulut sehingga tampak sebagai bercak

berwarna pucat keputihan

Disfagia: nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring

Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan akhloridia

Pica: keinginan memakan makanan yang tidak lazim, ex: tanah liat, es, lem, dll

Page 6: Skenario a Blok 23

Sumber Pustaka:

Guyton, Arthur C., &Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11th ed). Jakarta: EGC.

Mitchell, Richard N, dkk. 2006. Patologis Penyakit Robbins dan Cotran Edisi 7. Jakarta:

EGC.

Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta :

Internal Publishing.

Swartz, Mark H. 1995. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta: EGC.