skenario 2 blok 3_2
DESCRIPTION
hiljiTRANSCRIPT
Kelompok tutorial 6
Tutor : dr.Hasna Dewi
Sekretaris 1 : Ayuanni citra
Sekretaris 2 : muhammad Subli
SKENARIO
Pria dan nona sepasan kekasih datang ke pribadi dr.B Sp.OG. pria mengaku nona adalah istrinya dan meminta dr.B Sp.OG untuk melakukan pengguguran kandungan nona,yang baru berusi 18 tahun dan masih duduk dibangku sekolah SMU. Nona juga bersedia melakukan pengguran kandungan. Hasil pemeriksaan menunjukkan kehamilan baru berusia sekitar 8 minggu. Dengan beralasan kondisi psikologis pria dan nona yang masih muda dan belum siap untuk merawat anak, dr.B Sp.OG bersedia melakukan pengguguran kandungan dengan sebelumnya meminta persetujuan dan tanda tangan pria dan nona pada lembar informed consent.
a. KLARIFIKASI ISTILAH 1. SPOG
: gelar yang didapat untuk seseorang dokter dalam bidang obstretric
(kebidanan) dan gmekologi (kandungan)
2. Praktek Pribadi
: tempat seorang dokter memberikan pelayanan pengobatan 3. Kondisi Psikologis
: Keadaan yang menyangkut kejiwaan seseorang4. Pengguguran Kandungan: pengeluaran embrio (fetus) secara premature (sebelum 22 minggu) atau sebelum beratnya 500 g5. Informed Consent
: persetujuan tindakan medic yang diberikan pasien kepada dokter
berupa lisan atau tulisan setelah mendapat penjelasan dari dokterb. IDENTIFIKASI MASALAH 1. Pria dan Nona datang ke Praktek dr.B, SPOG dan Pria mengaku Nona adalah istrinya, kemudaian meminta dr.B, SPOG melakukan pengguguran kandungan Nona, yang baru berusia 18 tahun dan masih duduk di bangku smu
2. Naona juga bersedia melakukan pengguguran kandungan dengan hasil pemeriksaan menunjukkan kehamilan baru berusia sekitar 8 minggu3. Dengan beralasan kondisi psikologis Pria dan Nona yang masih muda dan belum siap untuk merawat anak, dr. B, Sp.OG bersedia melakukan pengguguran kandungan dengan sebelumnya meminta persetujuan dan tanda tangan Pria dan Nona pada lembar informed consent
c. ANALISIS MASALAH 1. Masalah pertama
a. Apa saja jenis-jenis abortus? Dalam scenario ini termasuk?b. Apa saja faktor-faktor pendorong dilakukannya abortus?
c. Apa saja landasan hukum tentang aborsi?d. Apa saja syarat diperbolehkannya aborsi?
2. Masalah kedua
a. Apa saja resiko aborsi?
b. Benarkah menurut etik agama, hukum dan tdinakan pria nona dan dokter? Jika tidak apa sanksinya?
c. Siapa yang berweanang melakukan abortus?d. Bagaimana kekuata hukum IC dalam kasus tersebut?
e. Apakah alasan kondisi psikologis dan IC bisa dijadikan dasar tindakan aborsi?f. Apa saja hak dan kewajiban pasien dan dokter?
g. Siapa yang berhak memberikan persetujuan IC?d. KERANGKA KONSEPKERANGKA KONSEP
e. HIPOTESIS
Dokter, Pria dan Nona melanggar Hukum, etika dan Norma karena melakukan tindakan Abortus Provokatus Criminalis.f. LEARNING ISSUESPOKOK BAHASAN
WHAT I KNOWWHAT I DONT KNOWWHAT I HAVE TO PROVE HOW WILL I LEARN
AborsiJenis-jenis, landasan hukum, dll.Ruang lingkup aborsiDefinisi abortus, syarat-syarat , dan resiko. Textbook
Internet
Pakar
Hak dan kewajiban dokter-pasienHak dan kewajibanHak dan kewajiban dokter-pasien Textbook
Internet
Pakar
g. SINTESIS1. Masalah pertamaJenis-jenis aborsi :
a. Spontaneous abortion ialah aborsi yang berlangsung tanpa tindakan apapun atau terjadi secara alamiah. Kebanyakan disebabkan oleh kurang baiknya kaulitas sel telur dan sel sperma. Macam-macam aborsi spontan:
a. Abortus imminem : Dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan threaten Abortion, terancam keguguran (bukan keguguran). Di sini keguguran belum terjadi, tetapi ada tanda-tanda yang menunjukkan ancaman bakal terjadi keguguranb. Abortus insipien : buah kehamilan mati di dalam kandungan-lepas dari tempatnya- tetapi belum dikeluarkan. Hampir serupa dengan itu, ada yang dikenal missed Abortion, yakni buah kehamilan mati di dalam kandungan tetapi belum ada tanda-tanda dikeluarkan.c. Abortus inkonmplit :Adalah perdarahan disertai keluarnya sebagian jaringan kehamilan, namun di dalam rahim masih tersisa jaringan. Tindakan kuretase diperlukan untuk membersihkan sisa jaringan.d. Abortus komplit : Yang satu ini Abosi lengkap, yakni pengeluaran buah kehamilan sudah lengkap, sudah seluruhnya keluae. Abortus habitualis : Adalah abortus spontan yang pada 3 atau lebih kehamilan secara berturut-turutf. Missed abortion Adalah Janin yang telah mati dalam kandungan selama 6-8 minggu tapi belum dikeluarkan. Diperlukan usaha untuk mengeluarkan jaringan dengan membuka mulut rahim dan melakukan kuret. Abortus yang tertahan dapat menimbulkan risiko perdarahan karena terganggunya faktor pembekuan darah.g. Blighted ovum Adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak ada bayi di dalam kandungan.h. Abortus infeksiosa Adalah abortus yang disertai infeksi genital.b. Induced abortion ialah pengakhiran kehamilan sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu mauun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan, maupun dukun beranak). Macam-macam aborsi buatan:
a. Abortus terapeticus Adalah abortus buatan yang dilakukan indikasi medis untuk kepentingan ibu, misalnya: penyakit jantung, hipertensi esensial, dan karsinoma serviksb. Abortus criminalis Adalah abortus yang dilakukan berdasarkan indikasi non-medik. Abortus ini dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten atau yang tidak kompeten. Aborsi yang dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten biasanya dengan cara-cara seperti memijit-mijit perut bagian bawah, memasukkan benda asing kedalam leher rahim dan pemakaian bahan-bahan kimia ke dalam jalan lahir sehingga sering terjadi perdarahan dan infeksi yang berat, bahkan dapat berakibat fatal.Dalam skenario ini termasuk abortus provolatus kriminalis karena alasan nona menggugurkan kandungan adalah belum siap mempunyai anak.
Faktor- faktor dilakukannya aborsi :
Faktor internal : - infeksi rubella,cyromegalovirus,mycoplasma ureaplasma Penyakit kronis
Gangguan endokrin
Kelainan alat reproduksi
Kelainan darah
Pengaruh obat
Faktor eksternal : - kehamilan sebagai akibat hubungan diluar perkawinan Alasan-alasan sosio ekonomis
Alasan anak sudah cukup banyak
Alasan belum mampu punya anak
Kehamilan akibat perkosaan
Landasan hukum aborsi :
UU Kesehatan No. 36 tahun 2009
Pasal 75
1. Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
2. Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan :
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan ; atau b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan.
3. Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehat pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan :
sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis, oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri; dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan; dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
penyediaan layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 77
Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sanksi
KUHP Pasal 299, 346, 347, 348, 349
Pasal 299Barang siapa menganjurkan/ merawat/ memberi obat kepada seorang wanita dengan memberi harapan gugur kandungannya, hukuman maksimum 4 tahun Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun. Pasal 347
Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Pasal 348
Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan. Jika perbuatan itu mengakibatkan metinya wanita tersebu, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun. Pasal 349
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu malakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
Syarat diperbolehkannya aborsi :
Mengancam jiwa ibu dan janin
Janin menderita cacat genetik/bawaan Kehamilan karena korban perkosaan dan menimbulkan trauma psikis
2. Masalah kedua
Resiko aborsi :
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1. Resiko Kesehatan dan Keselamatan Fisik
Kematian mendadak karena pendarahan hebat
Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
Kematian secara lambat akibat infeksi serius di sekitar kandungan
Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya
2. Resiko Kesehatan Mental
Kehilangan harga diri
Stress yang berkepanjangan
Tidak bisa menikmati hubungan seksual
Pandangan menurut etik,hukum,agama dan sanksinya :
Etika pada dokter -> dokter melakukan hal yang salah karena melanggar prinsip bioetika yaitu hak untuk hidupEtika pada nona dan pria -> dikucilkan Etika Kedokteran
Lafal sumpah dokter
saya akan menghormati setiap hidup insani dari saat pembuahan .
Ketua majelis kehormatan etik kedokteran (MKEK) ikatan dokter Indonesia (IDI) SUMUT
Prof.dr.Amri Amir,Spf(K),SH bahwa tindakan aborsi dilakukan jika terdapat indikasi medis seperti menyelamatkan nyawa ibu.
Kode etik kedokteran indonesia bab II butir 7d berbunyi Seorang dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi makhluk insani.
Jika abortus provocatus sebagai pengobatan (satu-satunya jalan menolong nyawa ibu) maka keputusan abortus provocatus therapeuticus boleh. Keputusannya disetujui secara tertulis dua orang dokter yang dipilih berkat kompetensi professional mereka dan prosedur operasionalnya dilakukan oleh seorang dokter yang kompeten di instalasi yang diakui suatu otoritas yang sah dengan cara tindakan tersebut disetujui oleh ibu hamil yang bersangkutan,suami atau keluarga.
Pandangan agama islam terhadap aborsi Islam
Aborsi yang dilakukan setelah penyawaan diharamkan
Aborsi yang dilakukan sebelum penyawaan masih bersifat controversial
Menurut Fatwa MUI mei 2005, kehamilan yang disebabkan perkosaan dan incest yang kurang dari 40 hari diperbolehkan
QS.AL-ISRA (17 ; 33) Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan alasan yang benar.
(ABDUL HAMID HAKIM,1927,MABADIAWALIYAH FI USHUL AL FIQH WA AL QAWAID AL FIQHIYAH) Jika berkumpul dua mudharat (bahaya) dalam satu hukum, maka dipilih yang lebih ringan mudharatnya.
Jadi menurut agama islam abortus tidak dibenarkanHukum -> dokter yang melakukan aborsi bisa dikenakan pasal KUHP pasal ,348,349
Pria dapat dikenakan KUHP pasal 299
Dan nona dikenakan KUHP pasal 382Kekuatan Hukum -> tidak sah
Pria tidak sah karena bukan suami nona
Nona kurang dari 18 tahun harus seizin orang tua Sebagai pasien harusnya memberikan penjelasan yang jujur kepada dokter sesuai dengan hak dan kewajiban dokter pasien sebagai berikut :Hak dan kewajiban dokter :
Hak dokter : melakukan praktek setelah mendapat surat izin dokter dan surat izin praktek
Memperoleh informasi yang benar
Bekerja sesuai standar profesi
Menolak melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan etika,hukum,agama dan hati nuraninya .
Mengakhiri hubungan dengan seorang pasien jika menurut penilaiannya kerja sama pasien dengannya tidak berguna lagi,kecuali dalam keadaan gawat darurat
Menolak pasien yang bukan bidang spesialisnya ,kecuali dalam keadaan gawat darurat atau tidak ada dokter lain yang mampu menanganinya
Hak atas kebebasan pribadi dokter
Ketentraman bekerja
Mengeluarkan surat keterangan dokter
Menerima imbalan jasa
Menjadi anggota perhimpunan profesi
Hak membela diri
Kewajiban dokter : memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur opersional serta kebutuhan medis pasien Merujuk pasien kedokter yang mempunyai keahlian yang lebih baik,apabilia tidak mampu melakukan suatu pengobatan.
Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentan pasien
Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan
Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran
Hak dan kewajiban pasien Hak pasien : hak untuk hidup
memperoleh pelayanan kedokteran yang manusiawi
memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi sesuai dengan standar profesi kedokteran memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi dari dokter yang mengobatinya menolak prosedur diagnosis dan terapi yang direncanakan bahkan dapat menarik diri dari kontrak terapetik
Memperoleh penjelasan tentang riset kedokteran yang akna diikutinya
menolak atau menerima keikutsertaannya dalam riset kedokteran
dirujuk kepada spesialis kalau diperlukan
kerahasiaan dan rekam mediknya atas hal pribadi
memperoleh penjelasan tentang peraturan rumah sakit
memperoleh penjelasan tentang perincian biaya rawat inap,obat,pemeriksaan laboratorium dan sebagainya
Kewajiban pasien : memeriksakan diri sedini mungkin pada dokter
memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang penyakitnya
mematuhi nasihat dan petunjuk dokter
menandatangani surat-surat PTM ,surat jaminan dirawat dirumah sakit dan lainnya
yakin pada dokternya,dan yakin akan sembuh melunasi biaya perawatn dirumah sakit,biaya pemeriksaan dan pengobatan serta honorarium dokter
Contoh Format Persetujuan Tindakan Medik
RUMAH SAKIT ISLAM INDONESIA
Jalan Kaliurang Km. 14,5 Yogyakarta 55584
Telp. (0274) 896448
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: .
.
Umur/Jenis kelamin : .
.
Alamat
: .
.
Bukti diri/ KTP
: .
.Menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan
PERSETUJUAN
Untuk dilakukan tindakan medik berupa: .
.
Terhadap diri saya sendiri*/Anak*/Suami*/Ayah*/Ibu* saya dengan
Nama
: .
.
Umur/ Jenis Kelamin : .
.
Alamat
: .
.
Dirawat di
: .
.
Nomor Rekam Medik : .
.
Yang tujuan, sifat dan perlunya tindakan medik tersebut di atas, serta risiko yang dapat ditimbulkannya dan upaya mengatasinya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya mengerti sepenuhnya.
Demikian persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan
Dokter
Tanda Tangan
.
.
Nama Lengkap
Saksi dari Rumah Sakit
Tanda Tangan
.
.
Nama Lengkap
* Lingkari Jawabannya dan coret yang tidak perlu Yogyakarta, Tgl___Bulan________Tahun____
Yang Membuat Pernyataan
Tanda Tangan
.
.
Nama Lengkap
Saksi dari Keluarga Pasien
Tanda Tangan
.
.
Nama Lengkaph. KESIMPULAN
Abortus yang dilakukan oleh dokter adalah termasuk dalam golongan abortus provokatus kriminalis. Bagi yang melakukan,menyarankan dan ,menganjurkan dapat dikenakan sanksi pidana .DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, MJ. 2008. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan. Medan: EGC.Ulfah Anshor,maria.2006.fikih aborsi.Jakarta:Kompas.
Kerbala,Husein.1993.segi-segi etis dan yuridis informed consent.Jakarta:Pustaka sinar harapan.
Ekotama,Suryono.dkk.2000.Abortus provocatus bagi korban perkosaan.Yogyakarta:Andi offset Yogyakarta.Persetujuan (IC)
Aborsi
Landasan
Hukum
Etik
Agama
Sanksi
Hukum
Etik
Agama
Jenis Aborsi