skenario 4 blok neuro

41
Anatomi dan Faal Sistem Limbik Anatomi Sistem limbik itu melibatkan telenchepalon dan dienchepalon. Sistem limbik disusun oleh : A. Lobus limbik (broca) Merupakan bangunan berbentuk huruf C yang melingkari corpus callosum. Terdiri dari : Gyrus subcallosum s.subiculum Gyrus cingulli Gyrus parahippocampi B. Formatio hippocampi Meliputi : Hippocampus Merupakan substansia grissea yang melengkung ke atas sepanjang dasar cornu inferior ventriculus lateralis. Ujung depannya membentuk pes hippocampi. Dilapisi ependim, dibawahnya ada alveus (berupa substansia alba) yang kemudian akan membentuk fimbria. Fimbria kemudian berlanjut menjadi crus fornix yang mengelilingi thalamus dan menyetu lagi membentik corpus fornix. Berfungsi dalam proses belajar dan ingatan sekarang. Gyrus dentatus Merupakan berkas substansia grissea yang terletak diantara fimbria hippocampi dengan gyrus gippocampi. Saling mengunci satu sama lain dengan hippocampus. Subiculum s.gyrus subcallosum Terlatak antara hippocampus dengan gyrus para hippocampus C. Nucleus amygdaloideus Berbentuk seperti buah almond. Letaknya sebagian di depan dan sebagian di atas cornu inferior ventriculus lateralis. Berfungsi dalam : Jika dipacu, terjadi perubahan suasana hati

Upload: azelia-safira

Post on 23-Dec-2015

49 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pbl

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario 4 blok neuro

Anatomi dan Faal Sistem Limbik

Anatomi

Sistem limbik itu melibatkan telenchepalon dan dienchepalon.

Sistem limbik disusun oleh :A. Lobus limbik (broca)

Merupakan bangunan berbentuk huruf C yang melingkari corpus callosum. Terdiri dari :

Gyrus subcallosum s.subiculum Gyrus cingulli Gyrus parahippocampi

B. Formatio hippocampiMeliputi :

HippocampusMerupakan substansia grissea yang melengkung ke atas sepanjang dasar cornu inferior ventriculus lateralis.Ujung depannya membentuk pes hippocampi. Dilapisi ependim, dibawahnya ada alveus (berupa substansia alba) yang kemudian akan membentuk fimbria.Fimbria kemudian berlanjut menjadi crus fornix yang mengelilingi thalamus dan menyetu lagi membentik corpus fornix. Berfungsi dalam proses belajar dan ingatan sekarang.

Gyrus dentatusMerupakan berkas substansia grissea yang terletak diantara fimbria hippocampi dengan gyrus gippocampi.Saling mengunci satu sama lain dengan hippocampus.

Subiculum s.gyrus subcallosumTerlatak antara hippocampus dengan gyrus para hippocampus

C. Nucleus amygdaloideusBerbentuk seperti buah almond. Letaknya sebagian di depan dan sebagian di atas cornu inferior ventriculus lateralis.Berfungsi dalam :

Jika dipacu, terjadi perubahan suasana hati Kalau dirusak, terjadi sikap agresif Melalui hipothalamus, mempercepat kerja endokrin, sex dan reproduksi.

D. HypothalamusTerletak paling depan di dienchepalon. Terbagi dalam dua kelompok nuclei, yaitu yang medial dan lateral yang dipisahkan oleh collumna fornix dan tractus mammillothalamicus.

Fungsi dari hipothalamus antara lain : Mengontrol sistem saraf otonom Mengontrol kerja endokrin Mengontrol suhu tubuh Mengontrol intake air dan makanan Mengontrol emosi dan perilaku

Page 2: Skenario 4 blok neuro

Mengontrol irama sikardian Mengontrol tidur

E. Nucleus anterior thalamiTerletak disekelinling foramen interventriculare. Menerima input dari hippocampus via fornix lalu melanjutkannya ke gyrus cingulli.

F. Nucleus medio dorsalis thalamiMenerima input dari nuclei thalami, cortex prefrontalis, area subcallosum dan ganglia basalis lalu mengirimkan output ke cortex prefrontalis.terletak di sekeliling ventriculus tertius.

G. Area septiMerupakan bagian dari nuclei tel-enchepalon yang dibentuk oleh : cortex area septi, gyrus para terminalis dan gyrus subcallosum. Terletak diantara septum pellucidum dengan communissura anterior.

Penghubung dari sistem limbik adalah :- alveus - fimbria- fornix - tractus mammillatothalamicus- stria terminalis - stria medullaris

Fisiologi

Peran sistem limbik

menguasai aksi yang memuaskan kebutuhan dasar dan emosi, sistem limbik berhubungan dengan hipotalamus yang berperan penting dalam emosi dan respon terhadap stres atau pusat stres (flight or fight)

mampu memobilisasi tubuh untuk bereaksi pengendalian tambahan terhadap beberapa perilaku instinctif Sistem Limbik atau otak tengah, yang posisinya sedikit lebih ke depan dan terdiri atas Talamus dan Ganglia Basal atau otak tengah. Sistem Limbik penting bagi pembelajaran dan ingatan jangka pendek tetapi juga menjaga homeostatis di dalam tubuh (tekanan darah, suhu tubuh dan kadar gula darah). Terlibat dalam emosi ketahanan hidup dari hasrat seksual atau perlindungan diri.

Sistem Limbik mengandung Hipotalamus, yang sering dianggap sebagian bagian terpenting dari 'otak mamalia'. Hipotalamus meskipun kecil (besarnya hanya sepatuh gula kotak) dan beratnya hanya empat gram, hipotalamus mengatur hormon, hasrat seksual, emosi, makan, minum, suhu tubuh, keseimbangan kimiawi, tidur dan bangun, sekaligus mengatur kelenjar utama dari otak (kelenjar pituitari). Hipotalamus adalah bagian otak yang memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana yang tidak, misalnya kapan kita lapar.

Bagian limbik yang menjadi pusat emosi yang berada di amygdala dan hippocampus berfungsi mengatur emosi manusia dan memori emosi, menunjukan seorang penderita epilepsi yang mendapat terapi operasi otak dengan diangkatnya amigdala dan hypocampus memperlihatkan gejala hiperseks dan rakus setelah operasi.

Istilah Limbik berarti perbatasan aslinya limbik digunakan untuk menjelaskan struktur tepi sekeliling regio basal serebrum, dan pada perkembangan selanjutnya diperluas artinya keseluruh lintasan neuronal yang mengatur tingkah laku emosional dan dorongan motivasional.

Page 3: Skenario 4 blok neuro

Bagian utama sistem limbik adalah hipotalamus dengan struktur berkaitan, selain mengatur prilaku emosional juga mengatur kondisi internal tubuh seperti suhu tubuh, osmolalitas cairan tubuh, dan dorongan untuk makan dan minum serta mengatur berat badan Fungsi internal ini secara bersama-sama disebut fungsi vegetatif otak yang berkaitan erat pengaturannya dengan perilaku.

Bagaimana kerja Hipotalamus dan sistem limbik, dalam Guyton diterangkan Fungsi Perilaku dari Hipotalamus dan Sistem Limbik (Guyton, 1997:937)

1. Perangsangan pada hipotalamus lateral tidak hanya mengakibatkan timbulnya rasa haus dan nafsu makan tapi juga besarnya aktivitas emosi binatang seperti timbulnya rasa marah yang hebat dan keinginan berkelahi.

2. Perasangan nukleus ventromedial dan area sekelilingnya bila dirangsang menimbulkan rasa kenyang dan menurunkan nafsu makan dan binatang menjadi tenang.

3. Perangsangan pada zone tipis dari nuklei paraventrikuler yang terletak sangat berdekatan dengan ventrikel ketiga (atau bila disertai dengan perangsangan pada area kelabu dibagian tengah mesensefalon yang merupakan kelanjutan dari bagian hipotalamus biasanya berhubungan dengan rasa takut dan reaksi terhukum.

4. Dorongan seksual dapat timbul bila ada rangsangan pada beberapa area hipotalamus. Khususnya pada sebagian besar bagian anterior dan posterion hipotalamus.Hipotalamus, daerah pengatur utama untuk sistem limbik, berhubungan dengan semua tingkat

limbik. Hipotalamus mewakili kurang dari 1 persen masa otak, namun merupakan bagian penting dari jaras pengatur keluaran sistem limbik. Sebagai contoh perangsangan Kardiovaskular hipotalamus. Perangsangan efek neurogenik pada sistem kardiovaskular meliputi kenaikan tekanan arteri, penurunan tekanan arteri, peningkatan atau penurunan frekuensi denyut jantung. Pada umumnya, perangsangan bagian posterior dan lateral hipotalamus meningkatkan tekanan arteri dan frekuensi denyut jantung, sedangkan perangsangan area preoptik sering menimbulkan efek yang berlawanan. Pengaturan gastrointestinal, dimana perangsangan pada hipotalamik lateral berhubungan dengan pusat lapar, bila daerah ini rusak maka pada percobaan binatang, akan terjadi kehilangan nafsu makan menyebabkan kematian karena kelaparan (lethal starvation). Pusat kenyang terdapat di nukneus ventromedial, bila daerah ini dirangsang dengan listrik pada binatang percobaan akan menghentikan makannya dan benar-benar mengabaikan makanannya. Bila area ventromedial ini rusak secara bilateral maka, maka binatang tersebut jadi rakus, dan terjadi kegemukan yang hebat.(Guyton, 1997:933)

Page 4: Skenario 4 blok neuro

MM Dopamin

Fisiologi

Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh neuron-neuron yang berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada regio striata ganglia basalis.Pengaruh dopamin biasanya sebagai inhibisi.Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi pada beberapa area.Sistem norepinefrin yang bersifat eksitasi menyebar ke setiap area otak, sementara serotonin dan dopamin terutama ke regio ganglia basalis dan sistem serotonin ke struktur garis tengah (midline).Dopamin telah diduga kemungkinan penyebab skizofrenia secara tidak langsung karena banyak pasien parkison yang mengalami gejala skizofrenia ketika diobati dengan obat yang disebut L-DOPA. Obat ini melepaskan dopamin dalam otak, yang sangat bermanfaat dalam mengobati parkinson, tetapi dalam waktu bersaman obat ini menekan berbagai bagian lobus prefrontalis dan area yang berkaitan dengan lainnya. Telah diduga bahwa pada skizofrenia terjadi kelebihan dopamin yang disekresikan oleh sekelompok neuron yang mensekresikan dopamin yang badan selnya terletak tegmentum ventral dari mesensefalon, disebelah medial dan anterior dari sistem limbik, khususnya hipokampus, amigdala, nukleus kaudatus anterior dan sebagian lobus frefrontalis ini semua pusat-pusat pengatur tingkah laku yang sangat kuat. Suatu alasan yang sangat kuat. Suatu alasan yang lebih meyakinkan untuk mempercayai skizofrenia mungkin disebabkan produksi dopamin yang berlebihan ialah bahwa obat-obat yang bersifat efektif mengobati skizofrenia seperti klorpromazin, haloperidol, dan tiotiksen semuanya menurunkan sekresi dopamin pada ujung-ujung syaraf dopaminergik atau menurunkan efek dopamin pada neuron yang selanjutnya.

Fisiologi neurotransmiter dopamin

Dopamin merupakan kelompok neurotransmiter katekholamin. Jumlah total neuron dopaminergik di otak manusia, tidak termasuk di retina dan bulbus olfaktorius diperkirakan berjumlah antara 300.000 sampai dengan 400.000. Nukleus dopaminergik yang utama dijumpai pada substansia nigra pars compacta, daerah tegmental sentral, dan nukleus arcuatus.

Dari substansia nigra dan daerah tegmental sentral neuron tersebut akan berproyeksi ke daerah mesolimbik, mesokortikal, dan daerah striatum. Dopamin disintesis dari tyrosine dibagian terminal presinaps untuk kemudian dilepaskan ke celah sinaps.

Langkah pertama sintesis dopamin adalah proses uptake asam amino L-tyrosine dari aliran darah. Tyrosine akan dikonversi menjadi 3-4-dihidroxyphenylalanine (L-DOPA) oleh enzim tyrosine hydroxylase, dan kemudian L-DOPA dikonversi menjadi dopamin oleh enzim dopa decarboxylase. Dopamin disimpan dalam granula-granula di ujung presinaptik saraf, dan akan dilepaskan apabila ada rangsangan. Dopamin yang dilepaskan ke celah sinaps dapat mengalami satu atau lebih keadaan berikut:

mengalami pemecahan oleh enzim COMT/ Catechol-O-Methyl-Transferase atau enzim MAO/ Monoamine Oxidase,

mengalami difusi dari celah sinaps, mengaktivasi reseptor pre sinaptik mengaktivasi reseptor post sinaptik, dan mengalami ambilan kembali (reuptake) ke terminal pre sinaptik. Reseptor dopamin memiliki 2 sub tipe utama yaitu reseptor seperti D1 (D1dan D5) dan reseptor

seperti D2 (D2, D3, dan D4) . Variasi tipe reseptor ditentukan oleh urutan asam amino DNA. Reseptor D2 memiliki 2 bentuk isoform yaitu D2 short dan D2long.

Page 5: Skenario 4 blok neuro

Tabel 1 menunjukkan reseptor dopamin, lokasi, agonis, dan antagonisnya. Perangsangan reseptor D2 post sinaps akan merangsang proses interseluler. Secara fungsional tidak ada perbedaan antara kedua bentuk reseptor D2yang isoform tersebut. Pemahaman akan fungsi masing-masing reseptor akan berguna dalam aplikasi klinik terapi. Reseptor dopaminergik D2 dapat berperan sebagai autoreseptor. Reseptor dopaminergik D2 terletak di pre sinaps maupun post sinaps. Dopamin yang dilepaskan dari terminal saraf dapat mengaktivasi reseptor D2 pada terminal presinaptik yang sama, dan akan mengurangi sintesis atau pelepasan dopamin yang terlalu berlebihan, sehingga reseptor D2 akan berperan sebagai mekanisme umpan balik (feedback) negatif yang dapat memodulasi atau menghentikan pelepasan dopamin pada sinaps tertentu.

Pada otak manusia terdapat 3 nukleus dopaminergik yang utama yaitu: (1) substansia nigra pars compacta yang berproyeksi ke striatum, (2) area tegmental ventral yang berproyeksi ke nukleus accumbens dan korteks serebri, dan (3) nukleus arcuatus hipotalamus yang berproyeksi ke area tuberoinfundibular dan hipofisis.

Tabel 1. Reseptor Dopamin dan obat-obat yang berperan

Reseptor Agonis Antagonis Lokasi

D1 - Haloperidol Neostriatum, korteks serebri, tuberkel olfaktorius, n. accumbens

D2 Bromocriptine Haloperidol, Raclopride, Sulpride

Neostriatum, tuberkel olfaktorius, n. accumbens

D3 - Quinpirole Raclopride Nucleus

accumbens

D4 Clozapine Amygdala

D5 - - Hipokampus dan Hipotalamus

Hubungan antara dopamin dan perilaku

Dopamin bekerja menghambat pelepasan prolaktin dari lobus interior pituitary. Sebagai pusat reward reinforcement dan motivasi perilaku. Para neurophysiologist, computer scientist, psychologist dan economist yang berkolaborasi dalam studi interdisiplin di jurnal Nature vol. 9, Agustus 2006, mengemukakan hipotesa mengenai sel saraf dopamin otak tengah sebagai pengkode dalam menentukan pengambilan keputusan.

Tingginya kadar dopamin diasosiasikan dengan meningkatnya perhatian, hiperaktivitas, keresahan dan perilaku goal-oriented. Ketidakseimbangan kadar dopamin dalam otak juga diduga mempunyai korelasi dengan penyakit skizofrenia, Parkinson, Attention-Deficit/Hyperactivity Disorders (ADHD) dan autisme, dimana keduanya memberikan gejala abnormalitas pada perilaku pasien.

MM Gangguan Psikotik

Definisi

Page 6: Skenario 4 blok neuro

Gangguan psikotik adalah gangguan mental yang ditandai dengan kerusakan menyeluruh dalam uji realitas seperti yang ditandai dengan delusi, halusinasi, bicara inkohern yang jelas, atau perilaku yang tidak teratur atau mengacau, biasanya tanpa ada kewaspadaan pasien terhadap inkomprehensibilitas dalam tingkah lakunya.

Etiologi

Gejala utama atau gejala yang menonjol pada gangguan jiwa terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di badan (somatogenik), di lingkungan sosial (sosiogenik) ataupun psikis (psikogenik), (Maramis, 1994). Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu yang saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbulah gangguan badan ataupun jiwa.

1.Faktor - Faktor Somatik

a. Neuroanatomi.

b. Neurofisologi.

c. Neurokimia.

d. Tingkat kematangan & perkembangan organik.

e.Faktor-faktor pre dan perinatal.

2.Faktor – Faktor Psikogenik

a.Interaksi ibu dan anak

b.Peranan ayah.

c.Persaiangan antar saudara kandung.

d.Intelegensi.

e.Persaiangan dalam keluarga, pekerjaan, permainan & masyarakat.

f.Kehilangan → kecemasan, depresi, rasa salah/ maluu.

g.Konsep dini : identitas diri.

h.Keterampilan, bakat, & kreativitas.

i.Pola adaptasi & pembelaan.

j.Tingkat perkembangan emosi.

3.Faktor- Faktor Sosio – Budaya (Sosiogenik).

a.Kestabilan keluarga.

b.Pola mengasuh anak.

c.Tingkat ekonomi.

d.Perumahan : kota >< desa.

Page 7: Skenario 4 blok neuro

e.Masalah kelompok minoritas.

f.Pengaruh rasial dan keagamaan.

g.Nilai-nilai.

Secara umum penyebab gangguan jiwa dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. faktor predisposisi ( dari dalam )

a. genetik

{ Xsom ( kromosom ) x erat hubungannya dg gangguan afektif, sehingga gangguan afektif lebih sering pada wanita { Kromosom Y erat kaitannya dg kenakalan { Kepribadian : domestik pada perempuan ;liar pada laki2

b. vulnerabilitas otak / stress diathesis (mudah terluka )

stress yg menyerang otak merupakan stimuli dari luar yg dapat berupa reaksi fisik, psikis atau sosial

c. faktor perkembangan ( psikodinamik )

{ perkembangan badaniah yg salah maksudnya adalah setiap faktor yg mengganggu perkembangan fisik dapat menyebabkan gangguan mental. Bisa berasal dari keturunan atau lingkungan ( kelainan Xsom, konstitusi, cacat kongenital, gangguan otak)

{ perkembangan psikologik yg salah mungkin disebabkan oleh berbagai jenis deprivasi dini, pola keluarga yg patogenik dan masa remaja yg dilalui secara tdk baik.

{ factor sosilogik dalam perkembangan yg salah contohnya adat istiadatdan kebudayaan yg kaku ataupun perubahan2 yg ceat dalam unia modern, sehingga menimbulkan stres pd individu. 

2. faktor pencetus ( peristiwa yg langsung baik fisik / psikososial yg menyebabkan timbulnya gejala2 sakit jiwa )

{ Stres fisik. Hal ini menyebabkan penyakit jiwa lewat fungsi otak dan berupa sindrom otak organik.c/ : ensefaliti, infeksi virus sistemik,perubahan2 hormon, kimia, zat racun dan obat2an.

{ Stres psikososial. Terutama berakibat sebagai depresi .c/ : putus hubungan dengan saudara, renggangnya persahabatan.

Simptomatik

Psikopatologik

Page 8: Skenario 4 blok neuro

Tatalaksana

Skizofrenia

Definisi

Skizofrenia adalah suatu sindrom klinis dengan variasi psikopatologi, biasanya berat, berlangsung lama dan ditandai oleh penyimpangan dari pikiran, persepsi serta emosi

Etiologi

Model diatesis -stress Menurut teori ini skizofrenia timbul akibat faktor psikososial dan lingkungan. Model ini berpendapat bahwa seseorang yang memiliki kerentanan (diatesis) jika dikenai stresor akan lebih mudah menjadi skizofrenia.

a. Keturunan Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka kesakitan bagi saudara tiri 0,9-1,8 %, bagi saudara kandung 7-15 %, bagi anak dengan salah satu orang tua yang menderita Skizofrenia 40-68 %, kembar 2 telur 2-15 % dan kembar satu telur 61-86 % (Maramis, 1998; 215 ).

b. Endokrin Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia pada waktu pubertas, waktu kehamilan atau puerperium dan waktu klimakterium., tetapi teori ini tidak dapat dibuktikan.

c. Metabolisme Teori ini didasarkan karena penderita Skizofrenia tampak pucat, tidak sehat, ujung extremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun serta pada penderita dengan stupor katatonik konsumsi zat asam menurun. Hipotesa ini masih dalam pembuktian dengan pemberian obat halusinogenik.

d. Susunan saraf pusat Penyebab Skizofrenia diarahkan pada kelainan SSP yaitu pada diensefalon atau kortek otak, tetapi kelainan patologis yang ditemukan mungkin disebabkan oleh perubahan postmortem atau merupakan artefakt pada waktu membuat sediaan.

e. Teori Adolf Meyer : Skizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hingga sekarang tidak dapat ditemukan kelainan patologis anatomis atau fisiologis yang khas pada SSP tetapi Meyer mengakui bahwa suatu suatu konstitusi yang inferior atau penyakit badaniah dapat mempengaruhi timbulnya Skizofrenia. Menurut Meyer Skizofrenia merupakan suatu reaksi yang salah, suatu maladaptasi, sehingga timbul disorganisasi kepribadian dan lama kelamaan orang tersebut menjauhkan diri dari kenyataan (otisme).

f. Teori Sigmund Freud Skizofrenia terdapat (1) kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik ataupun somatik (2) superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yamg berkuasa serta terjadi suatu regresi ke fase narsisisme dan (3) kehilangaan kapasitas untuk pemindahan (transference) sehingga terapi psikoanalitik tidak mungkin.

Page 9: Skenario 4 blok neuro

g. Eugen Bleuler Penggunaan istilah Skizofrenia menonjolkan gejala utama penyakit ini yaitu jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan. Bleuler membagi gejala Skizofrenia menjadi 2 kelompok yaitu gejala primer (gaangguan proses pikiran, gangguan emosi, gangguan kemauan dan otisme) gejala sekunder (waham, halusinasi dan gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain).

h. Teori lain Skizofrenia sebagai suatu sindroma yang dapat disebabkan oleh bermacam-macaam sebab antara lain keturunan, pendidikan yang salah, maladaptasi, tekanan jiwa, penyakit badaniah seperti lues otak, arterosklerosis otak dan penyakit lain yang belum diketahui.

i. Ringkasan Sampai sekarang belum diketahui dasar penyebab Skizofrenia. Dapat dikatakan bahwa faktor keturunan mempunyai pengaruh. Faktor yang mempercepat, yang menjadikan manifest atau faktor pencetus (presipitating factors) seperti penyakit badaniah atau stress psikologis, biasanya tidak menyebabkan Skizofrenia, walaupun pengaruhnyaa terhadap suatu penyakit Skizofrenia yang sudah ada tidak dapat disangkal.( Maramis, 1998;218 ).

  Faktor Biologi

Komplikasi kelahiran

Bayi laki laki yang mengalami komplikasi saat dilahirkan sering mengalami skizofrenia, hipoksia perinatal akan meningkatkan kerentanan seseorang terhadap skizofrenia. Infeksi

Perubahan anatomi pada susunan syaraf pusat akibat infeksi virus pernah dilaporkan pada orang orang dengan skizofrenia. Penelitian mengatakan bahwa terpapar infeksi virus pada trimester kedua kehamilan akan meningkatkan seseorang menjadi skizofrenia.

Hipotesis Dopamin

Dopamin merupakan neurotransmiter pertama yang berkontribusi terhadap gejala skizofrenia. Hampir semua obat antipsikotik baik tipikal maupun antipikal menyekat reseptor dopamin D2, dengan terhalangnya transmisi sinyal di sistem dopaminergik maka gejala psikotik diredakan.Berdasarkan pengamatan diatas dikemukakan bahwa gejala gejala skizofrenia disebabkan oleh hiperaktivitas sistem dopaminergik.  

Hipotesis Serotonin

Gaddum, wooley dan show tahun 1954 mengobservasi efek lysergic acid diethylamide (LSD) yaitu suatu zat yang bersifat campuran agonis/antagonis reseptor 5-HT. Ternyata zat ini menyebabkan keadaan psikosis berat pada orang normal.Kemungkinan serotonin berperan pada skizofrenia kembali mengemuka karena penetitian obat antipsikotik atipikal clozapine yang

Page 10: Skenario 4 blok neuro

ternyata mempunyai afinitas terhadap reseptor serotonin 5-HT~ lebih tinggi dibandingkan reseptordopamin D2. 

Struktur Otak

Daerah otak yang mendapatkan banyak perhatian adalah sistem limbik dan ganglia basalis. Otak pada pendenta skizofrenia terlihat sedikit berbeda dengan orang normal, ventrikel teilihat melebar, penurunan massa abu abu dan beberapa area terjadi peningkatan maupun penurunan aktifitas metabolik. Pemeriksaan mikroskopis dan jaringan otak ditemukan sedikit perubahan dalam distribusi sel otak yang timbul pada masa prenatal karena tidak ditemukannya sel glia, biasa timbul pada trauma otak setelah lahir.

  Genetika

Para ilmuwan sudah lama mengetahui bahwa skizofrenia diturunkan, 1% dari populasi umum tetapi 10% pada masyarakat yang mempunyai hubungan derajat pertama seperti orang tua, kakak laki laki ataupun perempuan dengan skizofrenia. Masyarakat yang mempunyai hubungan derajat ke dua seperti paman, bibi, kakek / nenek dan sepupu dikatakan lebih sering dibandingkan populasi umum.Kembar identik 40% sampai 65% berpeluang menderita skizofrenia sedangkan kembar dizigotik 12%.Anak dan kedua orang tua yang skizofrenia berpeluang 40%, satu orang tua 12%.

Klasifikasi

1. Skizofrenia ParanoidMemenuhi kriteria diagnostik skizofrenia

Sebagai tambahan :

Halusinasi dan atau waham harus menonjol :

Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit, mendengung, atau bunyi tawa.

Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.

Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau “Passivity” (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas.

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata / menonjol.

Pasien skizofrenik paranoid biasanya berumur lebih tua daripada pasien skizofrenik terdisorganisasi atau katatonik jika mereka mengalami episode pertama penyakitnya. Pasien yang sehat sampai akhir usia 20 atau 30 tahunan biasanya mencapai kehidupan social yang dapat membantu mereka melewati penyakitnya. Juga, kekuatan ego paranoid cenderung lebih besar dari pasien katatonik dan terdisorganisasi. Pasien skizofrenik paranoid menunjukkan regresi yang lambat dari kemampuanmentalnya, respon emosional, dan perilakunya dibandingkan tipe lain pasien skizofrenik.

Page 11: Skenario 4 blok neuro

Pasien skizofrenik paranoid tipikal adalah tegang, pencuriga, berhati-hati, dan tak ramah. Mereka juga dapat bersifat bermusuhan atau agresif. Pasien skizofrenik paranoid kadang-kadang dapat menempatkan diri mereka secara adekuat didalam situasi social. Kecerdasan mereka tidak terpengaruhi oleh kecenderungan psikosis mereka dan tetap intak.

2. Skizofrenia Hebefrenik

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun).

Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis.

Untuk diagnosis hebefrenia yang menyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar bertahan :

Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu menyendiri (solitary), dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan;

Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), sering disertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendirir (self-absorbed smiling), atau oleh sikap, tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondrial, dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated phrases);

Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu (rambling) serta inkoheren.

Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting and fragmentary delusions and hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan (determination) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose). Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien.

Menurut DSM-IV skizofrenia disebut sebagai skizofrenia tipe terdisorganisasi.

3. Skizofrenia Katatonik

Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia

Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya :

stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara):

Gaduh gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal)

Page 12: Skenario 4 blok neuro

Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh);

Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah atau upaya untuk menggerakkan, atau pergerakkan kearah yang berlawanan);

Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya menggerakkan dirinya);

Fleksibilitas cerea / ”waxy flexibility” (mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar); dan

Gejala-gejala lain seperti “command automatism” (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah), dan pengulangan kata-kata serta kalimat-kalimat.

Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang adanya gejala-gejala lain.

Penting untuk diperhatikan bahwa gejala-gejala katatonik bukan petunjuk diagnostik untuk skizofrenia. Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolik, atau alkohol dan obat-obatan, serta dapat juga terjadi pada gangguan afektif.

Selama stupor atau kegembiraan katatonik, pasien skizofrenik memerlukan pengawasan yang ketat untuk menghindari pasien melukai dirinya sendiri atau orang lain. Perawatan medis mungkin ddiperlukan karena adanya malnutrisi, kelelahan, hiperpireksia, atau cedera yang disebabkan oleh dirinya sendiri.

4. Skizofrenia tak terinci (Undifferentiated).

Seringkali. Pasien yang jelas skizofrenik tidak dapat dengan mudah dimasukkan kedalam salah satu tipe. PPDGJ mengklasifikasikan pasien tersebut sebagai tipe tidak terinci. Kriteria diagnostic menurut PPDGJ III yaitu:

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau katatonik.

Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca skizofrenia.

5. Depresi Pasca-Skizofrenia

Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau :

Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria diagnosis umum skizzofrenia) selama 12 bulan terakhir ini;

Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi gambaran klinisnya); dan

Gejala-gejala depresif menonjol dan menganggu, memenuhi paling sedikit kriteria untuk episode depresif, dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu.

Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia diagnosis menjadi episode depresif. Bila gejala skizofrenia diagnosis masih jelas dan menonjol, diagnosis harus tetap salah satu dari subtipe skizofrenia yang sesuai.

Page 13: Skenario 4 blok neuro

6. Skizofrenia Residual

Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi semua :

Gejala “negative” dari skizofrenia yang menonjol misalnya perlambatan psikomotorik, aktivitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non-verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk;

Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofenia;

Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom “negative” dari skizofrenia;

Tidak terdapat dementia atau penyakit / gangguan otak organik lain, depresi kronis atau institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negative tersebut.

Menurut DSM IV, tipe residual ditandai oleh bukti-bukti yang terus menerus adanya gangguan skizofrenik, tanpa adanya kumpulan lengkap gejala aktif atau gejala yang cukup untuk memenuhi tipe lain skizofrenia. Penumpulan emosional, penarikan social, perilaku eksentrik, pikiran yang tidak logis, dan pengenduran asosiasi ringan adalah sering ditemukan pada tipe residual. Jika waham atau halusinasi ditemukan maka hal tersebut tidak menonjol dan tidak disertai afek yang kuat.

7. Skizofrenia Simpleks

Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dan progresif dari :

gejala “negative” yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului riwayat halusinasi, waham, atau manifestasi lain dari episode psikotik, dan

disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna, bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial.

Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan subtipe skizofrenia lainnya.

Skizofrenia simpleks sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala utama pada jenis simpleks adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berpikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali terdapat. Jenis ini timbulnya perlahan-lahan sekali. Pada permulaan mungkin penderita mulai kurang memperhatikan keluarganya atau mulai menarik diri dari pergaulan. Makin lama ia makin mundur dalam pekerjaan atau pelajaran dan akhirnya menjadi pengangguran, dan bila tidak ada orang yang menolongnya ia mungkin akan menjadi pengemis, pelacur, atau penjahat.

8. Skizofrenia lainnya

Selain beberapa subtipe di atas, terdapat penggolongan skizofrenia lainnya (yang tidak berdasarkan DSM IV TR), antara lain :

Page 14: Skenario 4 blok neuro

Bouffe delirante (psikosis delusional akut).

Konsep diagnostik Perancis dibedakan dari skizofrenia terutama atas dasar lama gejala yang kurang dari tiga bulan. Diagnosis adalah mirip dengan diagnosis gangguan skizofreniform didalam DSM-IV. Klinisi Perancis melaporkan bahwa kira-kira empat puluh persen diagnosis delirante berkembang dalam penyakitnya dan akhirnya diklasifikasikan sebagai media skizofrenia.

Skizofrenia laten.

Konsep skizofrenia laten dikembangkan selama suatu waktu saat terdapat konseptualisasi diagnostic skizofrenia yang luas. Sekarang, pasien harus sangat sakit mental untuk mendapatkan diagnosis skizofrenia; tetapi pada konseptualisasi diagnostik skizofrenia yang luas, pasien yang sekarang ini tidak terlihat sakit berat dapat mendapatkan diagnosis skizofrenia. Sebagai contohnya, skizofrenia laten sering merupakan diagnosis yang digunakan gangguan kepribadian schizoid dan skizotipal. Pasien tersebut mungkin kadang-kadang menunjukkan perilaku aneh atau gangguan pikiran tetapi tidak terus menerus memanifestasikan gejala psikotik. Sindroma juga dinamakan skizofrenia ambang (borderline schizophrenia) di masa lalu.

Oneiroid.

Keadaan oneiroid adalah suatu keadaan mirip mimpi dimana pasien mungkin pasien sangat kebingungan dan tidak sepenuhnya terorientasi terhadap waktu dan tempat. Istilah “skizofrenik oneiroid” telah digunakan bagipasien skizofrenik yang khususnya terlibat didalam pengalaman halusinasinya untuk mengeluarkan keterlibatan didalam dunia nyata. Jika terdapat keadaan oneiroid, klinisi harus berhati-hati dalam memeriksa pasien untuk adanya suatu penyebab medis atau neurologist dari gejala tersebut.

Parafrenia.

Istilah ini seringkali digunakan sebagai sinonim untuk “skizofrenia paranoid”. Dalam pemakaian lain istilah digunakan untuk perjalanan penyakit yang memburuk secara progresif atau adanya system waham yang tersusun baik. Arti ganda dari istilah ini menyebabkannya tidak sangat berguna dalam mengkomunikasikan informasi.

Pseudoneurotik.

Kadang-kadang, pasien yang awalnya menunjukkan gejala tertentu seperti kecemasan, fobia, obsesi, dan kompulsi selanjutnya menunjukkan gejala gangguan pikiran dan psikosis. Pasien tersebut ditandai oleh gejala panansietas, panfobia, panambivalensi dan kadang-kadang seksualitas yang kacau. Tidak seperti pasien yang menderita gangguan kecemasan, mereka mengalami kecemasan yang mengalir bebas (free-floating) dan yang sering sulit menghilang. Didalam penjelasan klinis pasien, mereka jarang menjadi psikotik secara jelas dan parah.

Skizofrenia Tipe I.

Skizofrenia dengan sebagian besar simptom yang muncul adalah simptom positif yaitu asosiasi longgar, halusinasi, perilaku aneh, dan bertambah banyaknya pembicaraan. Disertai dengan struktur otak yang normal pada CT dan respon yang relatif baik terhadap pengobatan.

Skizofrenia tipe II.

Skizofrenia dengan sebagian besar simptom yang muncul adalah simptom negative yaitu pendataran atau penumpulan afek, kemiskinan pembicaraan atau isi pembicaraan, penghambatan (blocking), dandanan yang buruk, tidak adanya motivasi, anhedonia, penarikan sosial, defek kognitif, dan defisit perhatian. Disertai dengan kelainan otak struktural pada pemeriksaan CT dan respon buruk terhadap pengobatan.

Page 15: Skenario 4 blok neuro

Epidemiologi

Sekitar satu persen penduduk dunia akan mengidap skizofrenia pada suatu waktu dalam hidupnya. Di Indonesia diperkirakan satu sampai dua persen penduduk atau sekitar dua sampai empat juta jiwa akan terkena penyakit ini. Bahkan sekitar sepertiga dari sekitar satu sampai dua juta yang terjangkit penyakit skizofrenia ini atau sekitar 700 ribu hingga 1,4 juta jiwa kini sedang mengidap skizofrenia. Perkiraan angka ini disampaikan Dr LS Chandra, SpKJ dari Sanatorium Dharmawangsa Jakarta Selatan.

Tiga per empat dari jumlah pasien skizofrenia umumnya dimulai pada usia 16 sampai 25 tahun pada laki-laki. Pada kaum perempuan, skizofrenia biasanya mulai diidap pada usia 25 hingga 30 tahun. Penyakit yang satu ini cenderung menyebar di antara anggota keluarga sedarah.

Patofisiologi

Adapun Patofisiologi dari skizofrenia antara lain :

1. Hipotesa dopaminergik ; Merupakan hipotesa yang paling dianggap benar. Psikosis dapat berasal dari hiper- atau hipoaktivitas dari proses dopaminergik pada daerah otak tertentu.

2. Peningkatan ukuran ventrikular, penurunan ukuran otak, dan asimetri otak telah dilaporkan. Penurunan ukuran hipokampus mungkin berhubungan dengan penurunan uji neuropsikologi dan respon yang lebih buruk terhadap antipsikotik generasi pertama (FGAs).

3. Disfungsi glutamatergik ; Saluran glutamatergic berinteraksi dengan saluran dopaminergik. Kekurangan aktivitas glutamatergic menghasilkan gejala-gejala mirip dengan hiperaktif dopaminergik dan mungkin yang terlihat pada skizofrenia.

Abnormalitas Serotonin (5-HT) ; pasien skizofrenia dengan scan otak yang abnormal memiliki konsentrasi 5-HT darah yang lebih tinggi.

Kelainan primer dapat terjadi dalam satu neurotransmitter dengan perubahan sekunder dalam neurotransmitter lainnya.

Page 16: Skenario 4 blok neuro

Penelitian molekuler yang melibatkan perubahan halus dalam protein-G, metabolism protein, dan proses subselular lainnya mungkin mengidentifikasi gangguan biologis dalam skizofrenia.

Anatomi, neurotransmitter, dan kelainan sistem kekebalan tubuh telah terlibat dalam patofisiologi skizofrenia.

A. kelainan anatomiStudi neuroimaging menunjukkan perbedaan antara otak orang dengan skizofrenia dan mereka yang tidak gangguan ini. Sebagai contoh, ventrikel yang agak lebih besar, ada penurunan volume otak di daerah medial temporal, dan perubahan yang terlihat pada hippocampus. Magnetic resonance imaging (MRI) studi menunjukkan kelainan anatomi dalam jaringan daerah neokorteks dan limbik dan interkoneksi saluran putih-materi. Sebuah meta-analisis studi menggunakan difusi tensor imaging (DTI) untuk memeriksa materi putih menemukan bahwa 2 jaringan traktat putih-materi berkurang dalam skizofrenia. Dan pencitraan otak menunjukkan penurunan volume seluruh otak dan prefrontal kiri dan kanan dan volume lobus temporal di 17 dari 146 orang yang berada di risiko genetik tinggi untuk skizofrenia. Perubahan lobus prefrontal dikaitkan dengan meningkatnya keparahan gejala

Page 17: Skenario 4 blok neuro

psikotik. Dalam meta-analisis dari 27 studi MRI memanjang membandingkan pasien skizofrenia dengan subjek kontrol, skizofrenia dikaitkan dengan kelainan otak struktural yang berkembang dari waktu ke waktu. Kelainan diidentifikasi termasuk hilangnya volume otak secara keseluruhan baik materi abu-abu dan putih dan peningkatan volume ventrikel lateral.

B. Kelainan sistem neurotransmitterKelainan sistem dopaminergik diperkirakan ada pada skizofrenia. Obat antipsikotik klorpromazin dan reserpin, yang secara struktural berbeda satu sama lain, tetapi mereka berbagi sifat antidopaminergic. Obat-obatan yang mengurangi tingkat penembakan dopamin mesolimbic D2 neuron yang antipsikotik, dan obat-obatan yang merangsang neuron ini (misalnya, amfetamin) memperburuk gejala psikotik. Kegiatan Hypodopaminergic dalam sistem mesocortical, menyebabkan gejala negatif, dan aktivitas hyperdopaminergic dalam sistem mesolimbic, menyebabkan gejala positif, dapat hidup berdampingan.

Clozapine, mungkin agen antipsikotik yang paling efektif, dan merupakan antagonis dopamin D2 yang lemah. Dengan demikian, sistem neurotransmitter lain, seperti norepinefrin, serotonin, dan gamma-aminobutyric acid (GABA), tidak diragukan lagi terlibat. Banyak penelitian berfokus pada N-metil-D aspartat (NMDA) subclass dari reseptor glutamat karena NMDA antagonis, seperti phencyclidine dan ketamin, dapat menyebabkan gejala psikotik pada subyek sehat. Beberapa peneliti menganggap skizofrenia, dalam jumlah besar bagian, gangguan hypoglutamatergic.

C. Peradangan dan fungsi kekebalan tubuhFungsi kekebalan tubuh terganggu dalam skizofrenia. Aktivasi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh (misalnya, dari infeksi prenatal atau stres setelah melahirkan) dapat menyebabkan berlebihnya sitokin inflamasi dan perubahan selanjutnya struktur dan fungsi otak. Sebagai contoh, pasien skizofrenia mengalami peningkatan kadar sitokin proinflamasi yang mengaktifkan jalur kynurenine, dimana triptofan dimetabolisme menjadi asam kynurenic dan quinolinic; asam ini mengatur aktivitas reseptor NMDA dan juga terlibat dalam regulasi dopamin. Resistensi insulin dan metabolisme gangguan, yang umum pada populasi skizofrenia, juga telah dikaitkan dengan peradangan. Dengan demikian, peradangan mungkin berhubungan baik dengan psikopatologi skizofrenia dan gangguan metabolik terlihat pada pasien dengan skizofrenia.

Manifestasi Klinis

a. Gejala positifDelusi/waham, yaitu keyakinan yang tidak masuk akal. Contohnya berpikir bahwa dia selalu diawasi lewat televisi, berkeyakinan bahwa dia orang terkenal, berkeyakinan bahwa radio atau televisi memberi pesan-pesan tertentu, memiliki keyakinan agama yang berlebihan. Halusinasi, yaitu mendengar, melihat, merasakan, mencium sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Sebagian penderita, mendengar suara/ bisikan bersifat menghibur atau tidak menakutkan. Sedangkan yanng lainnya mungkin menganggap suara/bisikan tersebut bersifat negatif/ buruk atau memberikan perintah tertentu. Pikiran paranoid, yaitu kecurigaan yang

Page 18: Skenario 4 blok neuro

berlebihan. Contohnya merasa ada seseorang yang berkomplot melawan, mencoba mencelakai atau mengikuti, percaya ada makhluk asing yang mengikuti dan yakin dirinya diculik/ dibawa ke planet lain.

b. Gejala negativeMotivasi rendah (low motivation). Penderita akan kehilangan ketertarikan pada semua aspek kehidupan. Energinya terkuras sehingga mengalami kesulitan melakukan hal-hal biasa dilakukan, misalnya bangun tidur dan membersihkan rumah. Menarik diri dari masyarakat (social withdrawal). Penderita akan kehilangan ketertarikan untuk berteman, lebih suka menghabiskan waktu sendirian dan merasa terisolasi.

c. Gejala kognitifMengalami problema dengan perhatian dan ingatan. Pikiran mudah kacau sehingga tidak bisa mendengarka n musik/ menonton televisi lebih dari beberapa menit. sulit mengingat sesuatu, seperti daftar belanjaan. Tidak dapat berkosentrasi, sehingga sulit membaca, menonton televisi dari awal hingga selesai, sulit mengingat/ mempelajari sesuatu yang baru. Miskin perbendaharaan kata dan proses berpikir yang lambat. Misalnya saat mengatakan sesuatu dan lupa apa yang telah diucapkan, perlu usaha keras untuk melakukannya.

Diagnosis dan Diagnosis banding

PEDOMAN DIAGNOSTIK BERDASARKAN PPDGJ III

A. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau

lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

1. Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya

(tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya

berbeda.

2. Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam

pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya

(Withdrawal)

3. Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umumnya

mengetahuinya.

B. Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari

luar atau Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu

kekuatantertentu dari luar atau Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya

dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas ,merujuk ke

pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan atau penginderaan khusus).

Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas

bagi dirinya, biasanya bersifat mistik dan mukjizat.

C. Halusional Auditorik : Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap

prilaku pasien .Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai

Page 19: Skenario 4 blok neuro

suara yang berbicara atau Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian

tubuh.

D. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar

dan sesuatu yang mustahi,misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu atau

kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau

berkomunikasi dengan mahluk asing atau dunia lain)

Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

1. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik oleh waham yang

mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun

disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap

hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.

2. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation) yang

berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.

3. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu

(posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.

4. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons emosional yang menumpul

tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan

menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh

depresi atau medikasi neureptika.

Adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau

lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal). Harus ada suatu perubahan yang

konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku

pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak

berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitute), dan penarikan diri secara

sosial.

KRITERIA DIAGNOSIS MENURUT DSM IV

1. Karakteristik symptom Terdapat dua atau lebih dari simptom-simptom berikut ini dengan porsi waktu yang signifikan sekurang-kurangnya selama satu bulan. Simptom-simptom tersebut antara lain:a. Waham atau delusi.b. Halusinasi.c. Disorganized speech (ketidakmampuan untuk mengorganisasi ide dalam berbicara).

Page 20: Skenario 4 blok neuro

d. Disorganized behavior (ketidakmampuan untuk mengorganisasi perilaku) atau perilaku katatonik.

e. Simptom-simptom negatif, seperti afek datar, alogia, atau avolition.

2. Socialoccupational dysfunctionFungsi pada bidang sosial seperti hubungan interpersonal, pekerjaan, dan merawat diri menurun sejak timbulnya gangguan.

3. Durasi atau jangka waktuGejala-gejala gangguan terjadi secara terus menerus sekurang-kurangnya selama enam bulan; dan sekurang-kurangnya satu bulan untuk simptom-simptom pada poin pertama; dan mungkin juga termasuk simptom residual, di mana pada periode residual ditandai dengan adanya simptom-simptom negatif, serta dua atau lebih simptom positif dan simptom disorganized dalam bentuk ringan.

4. Schizoaffective and mood disorder exclusionTidak termasuk gejala yang ada pada penderita skizoafektif dan gangguan mood, karena tidak ada periode depresi major dan manic, atau gabungan keduanya yang terjadi bersamaan dengan periode simptom muncul; atau jika periode mood terjadi pada saat periode simptom muncul, jangka waktunya relatif singkat dibandingkan dengan jangka waktu periode simptom yang muncul pada perioderesidual.

5. Substance/general medical condition exclusionGangguan tidak dapat diatribusikan sebagai dampak psikologis dari zat-zat tertentu (misalnya, penyalahgunaan zat, dan pengobatan medis) atau pada kondisi medis umum.

6. Relationship to a pervasive developmental disorderJika ada riwayat gangguan autisme atau gangguan perkembangan lain yang dapat berhubungan, dignosis tambahan untuk skizofrenia dibuat hanya jika simptom delusi atau halusinasi juga muncul sekurang-kurangnya selama satu bulan.

Perjalanan Gangguan Skizofrenik dapat diklasifikasi dengan menggunakan kode lima karakter

berikut: F20.X0 Berkelanjutan, F20.X1 Episodik dengan kemunduran progresif, F20 X2 episodik

dengan kemunduran stabil, F20.X3 Episode berulang , F20. X4 remisi tak sempurna, F20.X5

remisi sempurna, F20.X8. lainnya, F20.X9. Periode pengamatan kurang dari satu tahun.

A. F.20 Skizofrenia Paranoid

Pedoman diagnostic

1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

2. Sebagai tambahan:

Halusinasi dan/ waham arus menonjol

Page 21: Skenario 4 blok neuro

(a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi

auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming),

atau bunyi tawa (laughing).

(b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual , atau lain-lain perasaan

tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.

(c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of

control), dipengaruhi (delusion of influence) atau passivity (delussion of passivity), dan

keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas;

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif

tidak nyata / tidak menonjol.

B. F20.1 Skizofrenia Hebefrenik

Pedoman Diagnostik

1. Memenuhi Kriteria umum diagnosis skizofrenia

2. Diagnosis hebefrenik untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa

muda (onset biasanya 15-25 tahun).

3. Kepribadian premorbid menunjukan pemalu dan senang menyendiri (solitary), namun tidak

harus demikian untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini

4. Untuk meyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan

lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar

bertahan :perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan, serta

manerisme, ada kecenderungan untuk menyendiri (solitaris) dan perilaku menunjukan hampa

tujuan dan hampa perasaan. Afek pasien yang dangkal (shallow) tidak wajar (inaproriate),

sering disertai oleh cekikikan (gigling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum-

senyum sendiri (self absorbed smiling) atau sikap tinggi hati (lofty manner), tertawa

menyerigai, (grimaces), manneriwme, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan

hipokondriakalI dan ungkapan dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated phrases),

dan proses pikir yang mengalamu disorganisasi dan pembicaraan yang tak menentu

(rambling) dan inkoherens

5. Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir biasanya menonjol,

halusinasi dan waham biasanya ada tapi tidak menonjol ) fleeting and fragmentaty delusion

and hallucinations, dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan (determnation) hilang

serta sasaran ditinggalkan, sehingga prilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty

of purpose) Tujuan aimless tdan tampa maksud (empty of puspose). Adanya suatu

Page 22: Skenario 4 blok neuro

preokupasi yang dangkal, dan bersifat dibuat-buar terhadap agama, filsafat, dan tema abstrak

lainnya, makin mempersukar orang memahami jalan pikirannya.

C. F20.3 Skizofrenia Tak terinci (undifferentiated )

Pedoman diagnostik :

1. Memenuhi kriteria umu untuk diagnosa skizofrenia

2. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia paranoid, hebefrenik, katatonik.

3. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca skiszofrenia

D. F20.5 Skizofrenia Residual

Pedoman diagnostik:

Untuk suatu diagnostik yang menyakinkan , persyaratan berikut harus di penuhi semua:

1. Gejala “Negatif” dari skizofrenia yang menonjol misalnya perlambatan psikomotorik,

aktifitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketidak adaan inisiatif, kemiskinan

dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non verbal yang buruk, seperti ekspresi

muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri, dan kinerja sosial yang

buruk.

2. Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lampau yang memenuhi

kriteria untuk diagnosa skizofrenia

3.  Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala

yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul

sindrom negatif dari skizofrenia

4. Tidak terdapat dementia, atau penyakit/gangguan otak organik lainnya, depresi kronis atau

institusionla yang dapat menjelaskan disabilitas negatif tersebut.

E. F20.6 Skizofrenia Simpleks

Pedoman diagnostik

1. Skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada pemantapan

perkembangan yang berjalan berlahan dan progresif dari: (1) gejala negatif yang khas dari

skizofrenia residual tanpa didahului riwayat halusinasi waham, atau manifestasi lain dari

episode psikotik. Dan (2) disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang

bermakna, bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu

tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial. Gangguan ini kurang jelas gejala

psokotiknya dibanding dengan sub type skisofrenia lainnya.

Page 23: Skenario 4 blok neuro

Skizofrenia terdiri dari 3 fase :

1. Premorbid : semua fungsi masih normal2. Prodomal : simptom psikotik mulai nyata (isolasi sosial, ansietas, gangguan tidur, curiga).

Pada fase ini, individu mengalami kemunduran dalam fungsi- fungsi mendasar ( pekerjaan dan rekreasi) dan muncul symptom nonspesifik seperti gangguan tidur, ansietas, konsentrasi berkurang, dan deficit perilaku. Simptom positif seperti curiga mulai berkembang di akhir fase prodromal dan berarti sudah mendekati menjadi fase psikosis.

3. Psikosis :a. Fase Akut : dijumapi gambaran psikotik yang jelas, misalnya waham,

halusinasi, gangguan proses piker, pikiran kacau. Simptom negative menjadi lebih parah sampai tak bisa mengurus diri. Berlangsung 4 – 8 minggu

b. Stabilisasi : 6 – 18 bulanc. Stabil : terlihat residual, berlangsung 2- 6 bulan

Pemeriksaan Fisik :

1. Pemeriksaan psikometri.2. Multiaksial :

Aksis I  : Gangguan klinisAksis II : Gangguan keperibadian khas dan Retardasi mentalAksis III : Kondisi medic umumAksis IV : Masalah Psikososial dan lingkunganAksis V : Penilaian fungsi secara global

Pemeriksaan penunjang :1. Darah rutin2. Fungsi hepar3. Faal ginjal4. Enzim hepar5. EKG

Page 24: Skenario 4 blok neuro

6. CT scan7. EEG

Diagnosa Banding :

1. Epilepsi dan psikosis yang diinduksi oleh obat-obatan

2. Keadaan paranoid involusional (F22.8)

3. Paranoid (F22.0)

Tatalaksana

Penatalaksanaan skizofrenia dan halusinasi

a) Terapi Somatik (Medikamentosa)Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan pola fikir yang terjadi pada Skizofrenia. Terdapat 3 kategori obat antipsikotik yang dikenal saat ini, yaitu :a. Antipsikotik Konvensional merupakan obat antipsikotik yang paling lama penggunannya.

Walaupun sangat efektif, antipsikotik konvensional sering menimbulkan efek samping yang serius. Contoh obat antipsikotik konvensional antara lain : Haldol (haloperidol), Stelazine ( trifluoperazine), Mellaril (thioridazine), Thorazine ( chlorpromazine), Navane (thiothixene), Trilafon (perphenazine), Prolixin (fluphenazine)

b. Newer Atypcal AntipsycoticObat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena prinsip kerjanya berbeda, serta sedikit menimbulkan efek samping bila dibandingkan dengan antipsikotik konvensional. Beberapa contoh newer atypical antipsycotic yang tersedia, antara lain : Risperdal (risperidone), Seroquel (quetiapine), Zyprexa (olanzopine)

c. ClozarilClozaril dapat membantu ± 25-50% pasien yang tidak merespon (berhasil) dengan antipsikotik konvensional. Namun, Clozaril memiliki efek samping yang jarang tapi sangat serius dimana pada kasus-kasus yang jarang (1%), Clozaril dapat menurunkan jumlah sel darah putih yang berguna untuk melawan infeksi. Oleh karena itu, pasien yang mendapat Clozaril harus memeriksakan kadar sel darah putihnya secara reguler. Para ahli merekomendaskan penggunaan Clozaril bila paling sedikit 2 dari obat antipsikotik yang lebih aman tidak berhasil.

Cara penggunaan

1. Pemilihan jenis obat anti psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang dominan dan efek samping obat. Pergantian obat disesuaikan dengan dosis ekivalen.

2. Apabila obat anti psikosis tertentu tidak memberikan respon klinis dalam dosis yang sudah optimal setelah jangka waktu yang memadai, dapat diganti dengan obat psikosis lain (sebaiknya dari golongan yang tidak sama), dengan dosis ekivalennya dimana profil efek samping belum tentu sama.

Page 25: Skenario 4 blok neuro

3. Apabila dalam riwayat penggunaan obat anti psikosis sebelumnya jenis obat antipsikosis tertentu yang sudah terbukti efektif dan ditolerir dengan baik efek sampingnya, dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang.

4. Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan:a. Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggub. Onset efek sekunder (efek samping) : sekitar 2-6 jamc. Waktu paruh 12-24 jam (pemberian 1-2 kali perhari)d. Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak efek samping (dosis pagi

kecil, dosis malam lebih besar) sehingga tidak begitu mengganggu kualitas hidup pasien5. Mulai dosis awal dengan dosis anjuran, dinaikkan setiap 2-3 hari, sampai mencapai dosis

efektif (mulai peredaan sindroma psikosis), dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu dinaikkan, dosis optimal, dipertahankan sekitar 8-12 minggu (stabilisasi), diturunkan setiap 2 minggu, dosis maintanance, dipertahankan 6 bulan sampai 2 tahun (diselingi drug holiday 1-2 hari/mingu), tapering off (dosis diturunkan tiap 2-4 minggu), stop.

6. Pada penghentian yang mendadak dapat timbul gejala Cholinergic rebound yaitu: gangguan lambung, mual muntah, diare, pusing, gemetar dan lain-lain. Keadaan ini akan mereda dengan pemberian anticholinergic agent (injeksi sulfas atrofin 0,25 mg IM dan tablet trihexypenidil)

b) Terapi Psikososial1. Terapi perilaku dengan menggunakan hadiah dan latihan ketrampilan sosial untuk

meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dan komunikasi interpersonal. Perilaku adaptif didorong dengan pujian. Dengan demikian, frekuensi perilaku maladaptif atau menyimpang seperti berbicara lantang, berbicara sendirian di masyarakat, dan postur tubuh aneh dapat diturunkan.

2. Terapi berorintasi-keluargaTerapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali dipulangkan dalam keadaan remisi parsial, keluraga dimana pasien skizofrenia kembali seringkali mendapatkan manfaat dari terapi keluarga yang singkat namun intensif (setiap hari). Setelah periode pemulangan segera, topik penting yang dibahas didalam terapi keluarga adalah proses pemulihan, khususnya lama dan kecepatannya. Seringkali, anggota keluarga, didalam cara yang jelas mendorong sanak saudaranya yang terkena skizofrenia untuk melakukan aktivitas teratur terlalu cepat. Rencana yang terlalu optimistik tersebut berasal dari ketidaktahuan tentang sifat skizofrenia dan dari penyangkalan tentang keparahan penyakitnya. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa terapi keluarga adalah efektif dalam menurunkan relaps. Angka relaps tahunan tanpa terapi keluarga sebesar 25-50 % dan 5 - 10 % dengan terapi keluarga.

3. Terapi kelompokTerapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana, masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata. Terapi kelompok efektif dalam menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi pasien skizofrenia.

Page 26: Skenario 4 blok neuro

4. Psikoterapi individualPenelitian tentang efek psikoterapi individual dalam pengobatan skizofrenia telah memberikan data bahwa terapi individual  membantu dan menambah efek terapi farmakologis. Peran tenaga medis antara lain dengan perintah sederhana, kesabaran, ketulusan hati, dan kepekaan. Namun kehangatan yang berlebihan tidak tepat dan kemungkinan dirasakan sebagai usaha untuk suapan, manipulasi, atau eksploitasi.

5. Psikoterapi Re-edukatifJenis psikoterapi ini dimaksudkan untk memberikan pendidikan ulang yang maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu dan juga dengan pendidikan ini dimaksudkan mengubah pola pendidikan lama dengan yang baru sehingga penderita lebih adaptif terhadap dunia luar.

6. Psikoterapi Re-konstruktifJenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami keretakan yang menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit.

7. Psikoterapi KognitifJenis psikoterapi ini maksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai – nili moral etika, mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, mana yang halal dan haram dan lain sebagianya.

8. Psikoterapi PsikodinamikJenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan seseorang jatuh sakit dan upaya untuk mencari jalan keluarnya. Dengan psikoterapi ini diharapkan penderita dapat memahami kelebihan dan kelemahan dirinya dan mampu menggunakan mekanisme pertahana diri yang baik.

9. program rehabilitasi : living skills, social skills, basic education, work program,supported housing. Sasaran terapi: bervariasi, berdasarkan fase dan keparahan penyakit. Pada fase akut : mengurangi atau menghilangkan gejala psikotik dan meningkatkan fungsi. Pada fase stabilisasi: mengurangi resiko kekambuhan dan meningkatkan adaptasi pasien terhadap kehidupan dalam masyarakat.

c) Perawatan di Rumah Sakit (Hospitalization)Indikasi utama perawatan rumah sakit adalah untuk tujuan diagnostik, menstabilkan medikasi, keamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau membunuh, prilaku yang sangat kacau termasuk ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar.

Komplikasi

Pencegahan

Prognosis

Walaupun remisi penuh atau sembuh pada skizofrenia itu ada, kebanyakan orang mempunyai gejala sisa dengan keparahan yang bervariasi. Secara umum 25% individu sembuh sempurna, 40% mengalami kekambuhan dan 35% mengalami perburukan. Sampai saat ini belum ada metode yang dapat memprediksi siapa yang akan menjadi sembuh siapa yang tidak, tetapi ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya seperti : usia tua, faktor pencetus jelas, onset akut,

Page 27: Skenario 4 blok neuro

riwayat sosial / pekerjaan pramorbid baik, gejala depresi, menikah, riwayat keluarga gangguan mood, sistem pendukung baik dan gejala positif ini akan memberikan prognosis yang baik sedangkan onset muda, tidak ada faktor pencetus, onset tidak jelas, riwayat sosial buruk, autistik, tidak menikah/janda/duda, riwayat keluarga skizofrenia, sistem pendukung buruk, gejala negatif, riwayat trauma prenatal, tidak remisi dalam 3 tahun, sering relaps dan riwayat agresif akan memberikan prognosis yang buruk.

MM Syarat Sah Ibadah Maghdah

A.Pengertian Ibadah Secara etomologis diambil dari kata ‘ abada, ya’budu, ‘abdan, fahuwa ‘aabidun. ‘Abid, berarti hamba atau budak, yakni seseorang yang tidak memiliki apa-apa, hatta dirinya sendiri milik tuannya, sehingga karenanya seluruh aktifitas hidup hamba hanya untuk memperoleh keridhaan tuannya dan menghindarkan murkanya. Manusia adalah hamba Allah “‘Ibaadullaah” jiwa raga haya milik Allah, hidup matinya di tangan Allah, rizki miskin kayanya ketentuan Allah, dan diciptakan hanya untuk  ibadah atau menghamba kepada-Nya:

ليعبدوِن� 56الذريات اال واالنس الجن خلقت وما        Tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu (QS.51(al-Dzariyat ): 56).

B.Jenis ‘Ibadah Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan bentuk dan sifat yang berbeda antara satu dengan lainnya;1. ‘Ibadah Mahdhah,  artinya  penghambaan yang murni hanya merupakan hubung an antara hamba dengan Allah secara langsung. ‘Ibadah bentuk ini  memiliki 4 prinsip:a. Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran maupun al- Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya.b. Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Salah satu tujuan diutus rasul oleh Allah adalah untuk memberi contoh:

النسآء … الله باذِن ليطاع اال رسول من 64وماارسلناDan Kami tidak mengutus seorang Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin Allah…(QS. 4: 64).

… الحشر فانتهوا عنه نهاكم وما فخذوه الرسول آتاكم 7وماDan apa saja yang dibawakan Rasul kepada kamu maka ambillah, dan apa yang dilarang, maka tinggalkanlah…( QS. 59: 7).

Shalat dan haji adalah ibadah mahdhah, maka tatacaranya, Nabi bersabda:

البخاري . رواه اصلى رايتمونى كما مناسككم .   صلوا عنى خذوا   .Shalatlah kamu seperti kamu melihat aku shalat. Ambillah dari padaku tatacara haji kamu

Jika melakukan ibadah bentuk ini tanpa dalil perintah atau tidak sesuai dengan praktek Rasul saw., maka dikategorikan “Muhdatsatul umur” perkara meng-ada-ada, yang populer

Page 28: Skenario 4 blok neuro

disebut bid’ah:  Sabda Nabi saw.: الراشدين الخلفآء وسنة بسنتى عليكم   .عليه متفق . رد فهو منه ليس ما هذا امرنا فى احدث من

بدعة، محدثة كل فاِن االمور، ومحدثات واياكم ، بالنواجذ بها وعضوا بها تمسكوا ، بعدى من المهديين ، الله كتاب الحديث خير فاِن بعد، اما  ، ماجه وابن والترمذي وابوداود احمد رواه .  ضاللة بدعة وكل

مسلم رواه . ضاللة بدعة وكل بدعة محدثة وكل محدثاتها االمور وشر. ص  محمد هدي الهدي وخيرSalah satu penyebab hancurnya agama-agama yang dibawa sebelum Muhammad saw. adalah karena kebanyakan kaumnya bertanya dan menyalahi perintah Rasul-rasul mereka:

امرتكم فاذا انبيآئهم، على واختالفهم سؤالهم بكثرة قبلكم كاِن من هلك فانما تركتكم، ما ذرونىمسلم اخرجه . فدعوه شيئ عن نهيتكم واذا ماستطعتم منه فأتوا بشيئ

c. Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebut hikmah tasyri’. Shalat, adzan, tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syari’at, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat.d. Azasnya “taat”, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah, dan salah satu misi utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi:Jenis ibadah yang termasuk mahdhah, adalah :1.Wudhu,2.Tayammum3.Mandi_hadats4.Adzan5.Iqamat6.Shalat7.Membaca_al-Quran8.I’tikaf9.Shiyam(Puasa)10.Haji11.Umrah12. Tajhiz al- Janazah

Hikmah IbadahMahdhahPokok dari semua ajaran Islam adalah “Tawhiedul ilaah” (KeEsaan Allah) , dan ibadah mahdhah itu salah satu sasarannya adalah untuk mengekpresikan ke Esaan Allah itu, sehingga dalam pelaksanaannya diwujudkan dengan:a. Tawhiedul wijhah (menyatukan arah pandang). Shalat semuanya harus menghadap ke arah ka’bah, itu bukan menyembah Ka’bah, dia adalah batu tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi madharat, tetapi syarat sah shalat menghadap ke sana  untuk menyatukan arah pandang, sebagai perwujudan Allah yang diibadati itu Esa. Di mana pun orang shalat ke arah sanalah kiblatnya  (QS. 2: 144).b. Tawhiedul harakah (Kesatuan gerak). Semua orang yang shalat gerakan pokoknya sama, terdiri dari berdiri, membungkuk (ruku’), sujud dan duduk. Demikian halnya ketika thawaf dan

Page 29: Skenario 4 blok neuro

sa’i, arah putaran dan gerakannya sama, sebagai perwujudan Allah yang diibadati hanya satu.

c. Tawhiedul lughah (Kesatuan ungkapan atau bahasa). Karena Allah yang disembah (diibadati) itu satu maka bahasa yang dipakai mengungkapkan ibadah kepadanya hanya satu yakni bacaan shalat, tak peduli bahasa ibunya apa, apakah dia mengerti atau tidak, harus satu bahasa, demikian juga membaca al-Quran, dari sejak turunnya hingga kini al-Quran adalah bahasa al-Quran yang membaca terjemahannya bukan membaca al-Quran

Daftar Pustaka

Ganong, William F.2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,edisi 20, Jakarta,EGC

Hawari, Dadang.2006.Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa.Jakarta:FKUI

Kumala, Poppy dan Nuswantari.1998.Kamus Saku Kedokteran Dorland,edisi 25, Jakarta,

EGC

Maslim, Rusdi.2003.Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas PPDGJ III.Jakarta:Bagian

Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya.