skema qiyadah fikriyah fil islam

3

Click here to load reader

Upload: evi-widianti

Post on 14-Jun-2015

2.941 views

Category:

Spiritual


89 download

DESCRIPTION

Ringkasan Kitab Nidzhom al-Islam Bab Kepemimpinan Berfikir dalam Islam

TRANSCRIPT

Page 1: Skema qiyadah fikriyah fil islam

Ringkasan Materi KEPEMIMPINAN BERFIKIR DALAM ISLAM

I. Fakta ikatan-ikatan yang ada di masyarakat saat ini II. Mengenal MabdaManusia adalah mahluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan

membutuhkan manusia lain untuk mencapai tujuan tertentu. Saat ini, ada beberapa hal yang dijadikan pengikat antar individu di masyarakat:

JENIS IKATAN KELEMAHAN Nasionalisme

(kebangsaan)Mutu ikatan rendah, emosional, temporal

Sukuisme (kesukuan) Berlandaskan keturunan, emosional, tidak manusiawi (menimbulkan perselisihan)

Kemaslahatan Temporal, ada tawar menawar untuk mewujudkan kemaslahatan yang lebih besar

Kerohanian tanpa aturan Parsial, tidak nampak dalam kehidupan

Ikatan yang lemah dan rusak, tidak layak dijadikan pengikat sesama manusia untuk meraih kebangkitan.

Ikatan yang shahih: IKATAN IDEOLOGIS, yaitu ikatan yang berlandaskan pada suatu ideologi (mabda) tertentu.

Mabda adalah aqidah aqliyah yang melahirkan sistem peraturan.

Thariqah harus ada supaya mabda terwujud dalam kehidupan Mabda shahih jika aqidahnya shahih. Kriteria aqidah yang shahih: sesuai fitrah

manusia, dibangun berdasarkan akal, dan menentramkan hati.III. Perbandingan Mabda IV. PenutupBerdasarkan definisinya, maka di dunia ini hanya ada 3 yang memenuhi kriteria sebagai mabda:

1. Islam2. Kapitalisme3. Sosialisme

Ketiga mabda tersebut harus dibandingkan dalam hal: Sumber Aqidah (dasar qiyadah fikriyah) Tolak ukur kebahagiaan Pandangan terhadap masyarakat & individu Kemunculan sistem aturan Penerapan aturan Pemenuhan kebutuhan jasmani & naluri Ikatan perbuatan Tolak ukur perbuatan Kesesuaian dengan fitrah manusia Kesesuaian dengan akal (tabel perbandingan mabda terlampir)

Kesimpulan:Islam adalah mabda yang shahih & layak bagi manusia karena sesuai fitrah dan memuaskan akal.

1. Sejak Rasulullah hijrah ke Madinah sampai runtuhnya Khilafah Utsmaniyah tahun 1918 M, kaum muslimin hanya menerapkan sistem Islam, dalam bidang: sosial, ekonomi, pendidikan, politik luar negeri, dan pemerintahan.(struktur Daulah Khilafah terlampir)

2. Bukti keberhasilan qiyadah fikriyah Islam: Bangkitnya taraf pemikiran bangsa Arab. Masuknya berbagai bangsa, suku, & ras manusia ke dalam Islam (melalui futuhat). Keteguhan kaum muslimin dalam mempertahankan aqidah mereka. Umat Islam terkemuka dalam hadlarah, madaniyah, tsaqafah, dan ilmu pengetahuan.

3. Islam memandang manusia sebagai mahluk sosial yang memiliki karakter berbeda-beda, sehingga meskipun sistem Islam diterapkan, akan ada saja individu-individu yang menyimpang & melanggar aturan.

4. Buruknya (kelalaian) penerapan Islam dalam sejarah bukan berarti sistem Islam tidak diterapkan.

5. Sejarah bukanlah sumber rujukan bagi peraturan dan fikih Islam.6. Jalan kebangkitan manusia:

Mengambil Islam secara sempurna, yaitu aqidah dan aturan-aturannya. Mengemban & mendakwahkan qiyadah fikriyah Islam. Melanjutkan kembali kehidupan Islam dengan tegaknya Daulah Khilafah.

Mabda (Ideologi)

Ide (Fikrah)Aqidah aqliyah

Pemecahan masalah (problem solving)

Metode (Thariqah)

Cara menerapkan problem solving

Cara memelihara Aqidah

Cara mengemban mabda

diemban negara

Page 2: Skema qiyadah fikriyah fil islam

LAMPIRAN 1: PERBANDINGAN MABDA ISLAM, KAPITALISME, DAN SOSIALISME

NO. ASPEK ISLAM KAPITALISME SOSIALISME- KOMUNISME1. Sumber Wahyu Allah SWT kepada Rasulullah SAW Produk akal manusia yang lemah & terbatas Produk akal manusia yang lemah & terbatas

2. Aqidah (dasar qiyadah fikriyah)

Rukun iman, menyatukan aturan dan hukum Allah SWT dengan kehidupan.

Sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan) Materialisme (menolak keberadaan agama)

3. Tolak ukur kebahagiaan

Tercapainya ridha Allah SWT Meraih materi (pangkat, kekayaan, dll) sebanyak-banyaknya.

Meraih materi (pangkat, kekayaan, dll) sebanyak-banyaknya.

4. Pandangan terhadap masyarakat & individu

Masyarakat adalah kumpulan individu yang memiliki pemikiran dan perasaan yang satu serta diatur oleh satu hukum yang sama.

Fokus: individu adalah anggota tubuh masyarakat. Individu diperhatikan demi kebaikan masyarakat, dan sebaliknya

Masyarakat adalah kumpulan (terbentuk dari) individu-individu.

Fokus: individu adalah segalanya, masyarakat tidak menjadi prioritas.

Masyarakat adalah kumpulan & kesatuan antara manusia, alam, dan interaksi manusia dengan alam.

Fokus: negara adalah segalanya, individu hanyalah salah satu gigi dalam roda masyarakat.

5. Kemunculan sistem aturan

Aturan kehidupan dibuat Allah SWT, manusia hanya memahami fakta & permasalahan.

Hukum dan aturan dibuat manusia berdasarkan fakta yang berkembang.

Sistem aturan diambil dari alat-alat produksi

Penerapan aturan

Atas dasar ketakwaan individu, kontrol dari masyarakat, dan penerapan aturan oleh Negara

Kekuasaan milik individu. Negara adalah penjamin kebebasan individu.

Aturan diterapkan oleh negara melalui kekuatan militer & undang-undang.

6. Pemenuhan kebutuhan jasmani & naluri

Mengatur dengan rinci & selaras, mencegah manusia jatuh pada martabat hewan

Mengekang atau mengumbar kebutuhan naluri dan jasmani

Mengekang atau mengumbar kebutuhan naluri dan jasmani

7. Ikatan perbuatan Seluruh perbuatan terikat hukum syara. Liberal (serba bebas) dalam hal aqidah, pendapat, pemilikan (ekonomi), dan individu.

Tidak ada kebebasan dalam aqidah dan kepemilikan.

8. Tolak ukur perbuatan

Halal-haram Kemanfaaatan menurut pandangan manusia Aturan materialisme. Tolak ukur berubah sesuai perkembangan materi.

9. Kesesuaian dengan fitrah manusia

Sesuai. Manusia adalah mahluk lemah & terbatas. Beriman kepada Allah yang memahami hakikat manusia serta terikat dengan seluruh aturan-Nya adalah sesuatu yang naluriah.

Tidak sesuai, karena di satu sisi mengakui keberadaan ‘Tuhan’, namun pada saat yang sama manusia dianggap layak dan tidak punya kekurangan untuk membuat aturan.

Tidak sesuai, karena berusaha menghilangkan naluri beragama pada manusia.

10. Kesesuaian dengan akal

Sesuai, karena aqidahnya dibangun berdasarkan proses berfikir.

Tidak sesuai, karena dibangun berdasarkan kompromi (jalan tengah).

Tidak sesuai, karena bersandar pada materialisme (menganggap materi ada sebelum pemikiran)