sit 28 nov kelompok 3(1)

Upload: parikesit-bus-pariwisata-yogyakarta

Post on 06-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    1/53

    Konsep Dasar Sistem InformasiKeperilakuan

    Antonius Hernanda375998Ari Haryadi376764

    Bagus Mayang Seto376007

    Systems of Information Technology  Jogiyanto Hartono, M.B.A., .M.A., !h.D., !rof.

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    2/53

    em Informasi Keperia!uan• Penyebab kegagalan implementasi sistem informasi saat ini adalah

    lebih pada aspek keperilakuan (behavioral) penggunanya.

    • Agar sistem teknologi informasi dapat diterima baik olehpenggunanya, maka perilaku menolak perlu diubah, yang dilakukandengan mengubah anteseden-anteseden atau penentu-penentu

    atau penyebab-penyebab perilaku tersebut, salah satunya adalahkepercayaan (beliefs) terhadap sistem teknologi informasi.

    • Sistem informasi keperilakuan (behavioral information system) mempelajari bagaimana organisasi harus mengembangkan suatu

    sistem teknologi informasi untuk mengarahkan perilaku-perilaku(behaviors) individual-individual dalam berinteraksi dengan sistemteknologi informasi untuk mencapai tujuan organisasi.

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    3/53

    eria!u• Perilaku (behavior) adalah tindakan-tindakan (actions) atau reaksi-

    reaksi (reactions) dari suatu objek. Perilaku dapat berupa sadar(conscious) atau tidak sadar (unconscious), terus terang (overt)atau diam-diam (covert), sukarela (voluntary) atau tidak sukarela(involuntary).

    • Manusia mengevaluasi penerimaan dari perilaku denganmenggunakan suatu standard pembandingan yang disebut dengannorma-norma sosial (social norms) dan meregulasi perilaku denganmenggunakan kontrol sosial (social control).

    • Perilaku organisasi (organizational behavior) adalah pemahamandari proses-proses yang dilakukan oleh manager-manager.

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    4/53

    Sistem Informasi Keperia!uan• Penelitian mengenai perilaku bagaimana dan mengapa individual

    menggunakan sistem informasi dapat dikelompokkan ke dalam 2aliran penelitian sebagai berikut

    !. Penelitian yang memfokuskan pada penerimaan, adopsi, danpenggunaan dari sistem teknologi informasi, lebih berfokus padaanteseden-anteseden. Aliran ini dibagi menjadi 2 kelompok

    a. Anteseden lebih berupa suatu perasaan (aect) dan kognitif(cognitive)

    b. Anteseden perilaku lebih ke suatu proses

    2. Penelitian yang memfokuskan pada kesuksesan implementasi ditingkat organisasi, lebih berfokus pada pengaruh perilaku

    menggunakan sistem teknologi informasi ke dampak individualdan organisasi.

    Sikap (attitude)individualterhadapteknologiinformasi

    "iatmenggunakan

    teknologiinformasi

    Perilaku#penggunaan

    nyata teknologiinformasi$

    %ampakorganisasi

    Airan pertama #

    anteseden$anteseden dari peria!u

    Airan !edua#

    "engaru% dari peria!u !e organisasi

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    5/53

    Theory of "easone# Action $T"A%

    Antonius Hernanda375998Ari Haryadi376764

    Bagus Mayang Seto376007

    Systems of Information Technology  Jogiyanto Hartono, M.B.A., .M.A., !h.D., !rof.

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    6/53

    e'nisi• "iat atau intensi (intention) adalah keinginan untuk melakukan perilaku

    #niat belum berupa perilakunya$, sedangkan perilaku (behavior)merupakan tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan.

    • Theory of Reasoned Action (TRA) menjelaskan bah&a perilaku (behavior)dilakukan karena individu mempunyai niat atau keinginan untukmelakukannya (behavioral intention). Asumsinya adalah bah&a manusia

    berperilaku dengan cara yang sadar, mempertimbangkan informasi yangtersedia, dan mempertimbangkan implikasi dari tindakan yang dilakukan.

    • Perilaku volitional (volitional behavior) adalah perilaku yang diinginkanoleh individual yang bersangkutan, atau menolak untuk tidak

    melakukannya jika mereka memutuskan untuk mela&annya. %isebut jugaperilaku yang diinginka (willful behavior).

    • Perilaku di&ajibkan (mandatory behavior) adalah perilaku yang bukan

    atas kemauannya sendiri tetapi karena tuntutan atau ke&ajiban kerja.

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    7/53

    at $intention%• "iat tidak selalu statis, dapat berubah seiring dengan berjalannya &aktu.

    Semakin lebar interval &aktu, semakin mungkin terjadi perubahan pada niat.

    • "iat merupakan suatu fungsi dari dua penentu dasar, yaitu

    !. Sikap terhadap perilaku (attitude toward the behavior) individual. Sikap iniadalah evaluasi kepercayaan (belief) atau perasaan (aect) positif ataunegatif dari individual jika harus melakukan perilaku tertentu yang

    dikehendaki.2. "orma subyektif (subjective norms), berhubungan dengan preskripsi

    normatif persepsian, yaitu persepsi atau pandangan seseorang terhadaptekanan sosial #kepercayaan orang lain$ yang akan mempengaruhi niatuntuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedangdipertimbangkan.

    •. 'edua penentu tersebut memiliki bobot yang berbeda

    MP ( #&! ) S$ * #&2 ) "S$

    MP ( niat perilaku (behavioral intention)S ( sikap (attitude)"S ( norma subyektif (subjective norms)

    w1 bobot untu! si!a"w# bobot untu! norma subye!tif 

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    8/53

    de )*A yang eng!ap

    •  +A memiliki keterbatasan utama, yaitu hanya dimaksudkan untukmenjelaskan perilaku-perilaku yang akan dikerjakan secara sukarelabukan perilaku-perilaku yang di&ajibkan, tidak cocok untukmemprediksi perilaku yang spontan, kebiasaan, yang diinginkan,sudah diatur atau kurang bersemangat

    Sikap

    terhadapperilaku(attitudetowards

    behavior)

    'epercayaan-kepercayaan

    perilaku(behaviorbeliefs)

    'epercayaan-

    kepercayaannormatif

    (normativebeliefs)

    "ormasubyektif

    (subjectivenorms)

    "iatPerilaku

    ($ehavioral%ntention)

    Perilaku($ehavior)

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    9/53

    Theory of !lanne# Beha&ior $T!B%

    Antonius Hernanda375998Ari Haryadi376764

    Bagus Mayang Seto376007

    Systems of Information Technology  Jogiyanto Hartono, M.B.A., .M.A., !h.D., !rof.

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    10/53

    ory of !lanne# Beha&ior •  +P merupakan pengembangan lebih lanjut dari +A dengan menambahkan

    sebuah konstruk yaitu kontrol perilaku persepsian ("erceived behavioral

    control) untuk mengontrol perilaku individual yang dibatasi olehkekurangannya dan keterbatasan sumber daya yang digunakan untukmelakukan perilakunya.

    • Asumsi dasar +P adalah bah&a banyak perilaku tidak di ba&ah kontrol

    penuh individual sehingga perlu ditambahkan konsep kontrol perilakupersepsian.

    • 'ontrol perilaku persepsian adalah kemudahan atau kesulitan persepsianuntuk melakukan perilaku.

    •  +P dapat memiliki dua tur sebagai berikut

    !. +eori ini mengasumsikan bah&a kontrol perilaku persepsian ("erceivedbehavioral control) mempunyai implikasi motivasional terhadap niat-niat.

    2. Adanya kemungkinan hubungan langsung antara kontrol perilakupersepsian ("erceived behavioral control) dengan perilaku.

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    11/53

    er+ayaan$!eper+ayaan Kontro•  +eori +P menunjukkan bah&a tindakan manusia diarahkan oleh /

    macam kepercayaan, yaitu !. 'epercayaan perilaku (behavioral beliefs), yaitu kepercayaan

    tentang kemungkinan terjadinya perilaku #di +A disebut sebagaisikap$

    2. 'epercayaan normatif #normative beliefs ), yaitu kepercayaan

    tentang ekspektasi normatif dari orang lain dan motivasi untukmenyetujui ekspektasi tersebut #di +A disebut sebagai normasubyektif$

    /. 'epercayaan kontrol (control beliefs), yaitu kepercayaan tentangkeberadaan faktor yang memfasilitasi atau merintangi kinerja

    dari perilaku dan kekuatan persepsian dari faktor tersebut.

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    12/53

    de )"B yang eng!ap

    Sikap

    terhadapperilaku(attitudetowards

    behavior)

    'epercayaan-kepercayaan

    perilaku(behaviorbeliefs)

    'epercayaan-

    kepercayaannormatif

    (normativebeliefs)

    "ormasubyektif

    (subjectivenorms)

    "iatPerilaku

    ($ehavioral%ntention)

    Perilaku($ehavior)

    'epercayaan-

    kepercayaankontrol(controlbeliefs)

    'ontrolperilaku

    persepsian("erceivedbehaviorcontrol)

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    13/53

    Technology Acceptance Mo#el $TAM%

    Antonius Hernanda375998Ari Haryadi376764

    Bagus Mayang Seto376007

    Systems of Information Technology  Jogiyanto Hartono, M.B.A., .M.A., !h.D., !rof.

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    14/53

    nology Acceptance Mo#el •  +AM juga merupakan pengembangan dari +A. +AM digunakan

    untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap penggunaansistem teknologi informasi.

    •  +AM menambahkan dua konstruk utama ke dalam model +A, yaitu

    !. 'egunaan persepsian ("erceived usefulness), yaitu sejauh manaseseorang percaya bah&a menggunakan suatu teknologi akanmeningkatkan kinerja pekerjaannya.

    2. 'emudahan penggunaan persepsian ("erceived ease of use),yaitu sejauh mana seseorang percaya bah&a menggunakan

    suatu teknologi akan bebas dari usaha. 'emudahan penggunaanpersepsian ini mempengaruhi kegunaan persepsian.Sikapterhadap

    menggunakanteknologi(Attitude

    towards usingtechnology)

    "iat Perilakumenggunakan

    teknologi($ehavioral

    intention to usetechnology)

    Penggunaanteknologi(actual

    technologyuse)'emudahan

    penggunaanpersepsian

    ("erceivedease of use)

    'egunaan

    persepsian("erceivedusefulness)

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    15/53

    ,edaan )AM dan )"B

    !. +ingkat generalisasinya berbeda

    'epercayaan terhadap kegunaan persepsian ("erceivedusefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian ("erceivedease of use) di +AM lebih spesik sebagai penentu utamakeputusan menggunakan teknologi. 'epercayaan di +P lebih luasdan berbeda untuk situasi tertentu.

    2. 0ariabel-variabel sosial

     +P memasukkan norma-norma sosial , yaitu subjective norms kedalam modelnya. 0ariabel sosial itu tidak terdapat di +AM

    /. Perlakuan berbeda terhadap kontrol perilaku +P memasukkan variabel-variabel yang mengontrol perilakuyang disebut kontrol perilaku persepsian ("erceived behaviorcontrol) sedangkan di +AM tidak ada variabel pengontrol perilaku.

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    16/53

    ee,i%an )AM

    !. +AM merupakan model perilaku yang bermanfaat untuk menja&ab

    pertanyaan mengapa banyak sistem teknologi informasi gagalditerapkan karena pemakainya tidak mempunyai niat (intention)untuk menggunakannya.

    2. +AM dibangun dengan dasar teori yang kuat.

    /. +AM telah diuji dengan banyak penelitian dan sebagian besarmendukung dan menyimpulkan bah&a +AM merupakan modelyang baik.

    1. +AM merupakan model yang parsimoni ("arsimonious), yaitumodel yang sederhana tetapi valid

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    17/53

    ema%an )AM!. +AM hanya memberikan hasil yang sangat umum saja tentang niat dan

    perilaku pemakai sistem dalam menerima sistem teknologi informasi

    2. Perilaku pemakai sistem di +AM tidak dikontrol dengan kontrol perilaku.

    /. Perilaku yang diukur seharusnya adalah pemakaian yang sesungguhnya.'enyataannya banyak penelitian menggunakan self re"orted usage.

    1. Penelitian +AM hanya menggunakan sebuah sistem informasi saja.

    . eberapa penelitian +AM menggunakan subjek mahasis&a #bukan

    profesional$.

    3. Penelitian +AM hanya menggunakan subjek tunggal sejenis saja.

    4. Penelitian bersifat cross sectional yang hanya melibatkan &aktu satuperiode tapi dengan banyak sampel individu.

    5. Penelitian +AM umumnya hanya menggunakan sebuah tugas semacam

    saja.6. Model penelitian +AM kurang dapat menjelaskan sepenuhnya antar

    hubungan variabel di dalam model.

    !7. +idak memperhitungkan perbedaan kultur.

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    18/53

    Mo#el 'a(ungan TAM #an T!B

    Antonius Hernanda375998Ari Haryadi376764

    Bagus Mayang Seto376007

    Systems of Information Technology  Jogiyanto Hartono, M.B.A., .M.A., !h.D., !rof.

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    19/53

    e -a,ungan )AM &A( )"B

    • Pada penelitian-penelitian terdahulu mengenai sistem teknologi informasi, +AM sering digunakan sebagai teori yang mendasari penelitian-penelitiansebelumnya.

    • Pada +AM variabel niat #intention$ dipengaruhi oleh dua variabel utamalainnya yaitu kegunaan persepsian #perceived usefulness$ dankemudahan penggunaan persepsian #perceived ease of use$. "amun, +AM

    tidak memasukkan pengaruh dari faktor sosial dan faktor kontrol padaperilaku. Padahal pada penelitian-penelitian selanjutnya diketahui bah&akedua faktor tersebut telah terbukti memiliki pengaruh yang signikanterhadap perilaku penggunaan teknologi informasi. 8aktor-faktor tersebut juga merupakan penentu dari perilaku di teori perilaku rencanaan #theoryof planned behavior atau +P$.

    • %i +P, faktor sosial atau pengaruh sosial disebut dengan norma subyektif#subjective norm$ yang telah terbukti mempengaruhi niat. 8aktor kontroldi +P adalah kontrol perilaku persepsian #perceived behavior control$yang dimodelkan mempengaruhi baik ke niat #intention$ atau langsung keperilaku #behavior$.

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    20/53

    e -a,ungan )AM &A( )"B

    9ntegrasi +AM dan +P merupakan sebuah teori yang memasukkankedua faktor +P ke dalam model +AM sehingga kelemahan padamodel +AM yang tidak dapat mengontrol perilaku pengguna sisteminformasi dapat diatasi.

    • :al tersebut berarti model +AM dan +P dapat digunakan secara

    bersama-sama untuk menganalisis faktor-faktor yangmempengaruhi sikap dan perilaku penerimaan penggunaan suatusistem informasi dalam hal ini kaitannya dengan e-learning.

    • 2 Penelitian empiris yang menggabungkan +AM dan +P

    !. Penelitian +aylor dan +odd #!66$ menguji perbedaan penggunaansistem teknologi informasi untuk pemakai-pemakai berpengalamandengan pemakai-pemakail yang tidak berpengalaman dalam halmenggunakan teknologinya

    2. Penelitian ;han dan :u #2772$ menguji penerimaan teknologikedokteran oleh profesional dokter

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    21/53

    • :asil

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    22/53

    'egunaanPersepsian

    'emudahan

    Penggunaan

    Persepsian'ompatibilitas

    Pengaruh'olega

    Sikap

    'ontrol +eknologiPersepsian

    MinatPerilaku

    itian 1%ang dan Hu .2002

    :asil =alur signikan'ompabilitas ke penggunaan

    persepsian'emudahan penggunaan persepsianke kontrol teknologi persepsian'egunaan persepsian ke sikap'egunaan persepsian ke intensiperilakuSikap ke intensi perilaku'ontrol teknologi persepsian ke intensi

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    23/53

    !articipation ) In&ol&ement 

    Antonius Hernanda375998Ari Haryadi376764Bagus Mayang Seto376007

    Systems of Information Technology  Jogiyanto Hartono, M.B.A., .M.A., !h.D., !rof.

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    24/53

    "A*)ISI"ASI &A(K)*IBA)A( "MAKAI• Partisipasi pemakai adalah perilaku-perilaku penugasan-penugasan, dan

    aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh pemakai atau &akil-&akilnya selamaproses pengembangan sistem

    • 'eterlibatan adalah suatu keadaan psikologikal.

    • Pertisipasi berhubungan dengan perilaku-perilaku dan aktivitas-aktivitas yangdilakukan

    • 1 rekomendasi yang berhubungan dengan partisipasi dan keterlibatanpemakai – Partisipasi pemakai bukan keterlibatan pemakai digunakan jika berhubungan dengan perilaku

    dan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh pemakai dalam proses pengembangan sistem – 'eterlibatan pemakai digunakan untuk menunjukan keadaan psikologis individual

     – Partisipasi pemakai dan keterlibatan pemakai diuji secara empiris dan mengusulkan partisipasipamakai sebagai pendahulu keterlibatan pemakai

     – Menghubungkan konstruk-konstruk partisipasi pemakai dan keterlibatan pemakai denganpemakaian sistem dan kepuasan pemakai

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    25/53

    Perusahaan besar memiliki tingkat kompleksibilitas yang tinggi. Perusahaan

    dituntut untuk mengembangkan sistem informasi yang tepat sesuai kebutuhanpemakai. Aksesbilitas dan kapabilitas dalam pengintegrasian informasi menjadifaktor penting dalam pengambilan keputusan strategis. Perusahaan hasrusmampu mendesign dan mengembangkan sistem informasi yang berkualitasuntuk menunjang kinerja karena bisnes mempunyai ketergantungan yang besarterhadap sistem informasi organisasi tersebut, maka dibutuhkan partisipasi dan

    keterlibatan langsung oleh pemakai guna menghasilkan data informasi yangtepat dan berkualitas sesuai kebutuhan.

    Sebagai keputusan strtegis, adopsi dan implementasi sistem informasi biasanyaditentukan oleh manajemen puncak. "amun demikian, dalam prosesnyadiperlukan berbagai pertimbangan mengingat sistem diharapkan dapat berjalan

    secara efektif dan mempunyai masa manfaat ekonomis yang lama, mengingatbesarnya investasi untuk pengembangan sistem ini. :al ini berarti bah&a dalamoperasionalnya sistem akan berjalan secara rutin #dan mungkin juga kompleks$dan pengguna-lah yang nantinya akan bergelut secara intens dengan mekanismedan segala permasalahan rutin yang ada

    "A*)ISI"ASI &A(K)*IBA)A( "MAKAI

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    26/53

    • Partisipasi eksekutif digunakan untuk menunjukan aktivitas-aktivitas;>? atau intervensi-intervensi personal yang substantif yang dilakukandi pengolahan teknologi informasi

    • 'eterlibatan eksekutif adalah keadaan psikologikal dari ;>? yangmere@eksikan tingkat kepentingan yang diletakkan di teknologi

    informasi oleh eksekutif puncak

    • %ukungan partisipasi dan keterlibatan pemakai merupakan faktorpenting yang berpengaruh terrhadap suksesnya sebuah sistem 9+.Partisipasi dan keterlibatan pemakai akan menyebabkan semakin

    tingginya tingkat kepuasan pemakai maupun akan meningkatkankualitas sistem  dan pada akhirnya akan dapat meyebabkankeberhasilan dalam penerapan sistem informasi. 'eberhasilanpengembangan sistem ini akan mendorong pencapaian tujuan ataupunsasaran yang ada dalam organisasi

    "A*)ISI"ASI &A(K)*IBA)A( "MAKAI

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    27/53

    Partisipasi dan keterlibatan pemakai memiliki manfaat motivasional,selin itu juga bermanfaat bagi pengendalian organisasi.Pengendalian organisasi ditujukan untuk memastikan apakahkinerja sesuai dengan target. 'eterlibatan pengguna dalampengembangan sistem akan memberikan gambaran target ataupuntujuan pengembangan dan caramekanisme untuk me&ujudkannya.Partisipasi akan mendorong pencapaian efekitas individu,selanjutnya akan mendorong efektitas kelompok dan padagilirannya akan menyebabkan efektitas organisasi

    "A*)ISI"ASI &A(K)*IBA)A( "MAKAI

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    28/53

    Task Technology *it 

    Antonius Hernanda375998Ari Haryadi376764Bagus Mayang Seto376007

    Systems of Information Technology  Jogiyanto Hartono, M.B.A., .M.A., !h.D., !rof.

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    29/53

    • 'esesuaian tugas Bteknologi merupakan suatu prol ideal yangdibentuk dari kumpulan ketergantungan-ketergantungan tugasyang konsisten secara internal dengan elemen-elemen teknologidigunakan yang akan berakibat pada kinerja pelaksana tugas

    • / 'lasikasi tugas –  +ugas sebagai penjelas perilaku

     –  +ugas sebagai tuntutan-tuntutan kemampuan

     –  +ugas sebagai tugas

     –  +ugas sebagai kebutuhan-kebutuhan perilaku

    Kesesuaian )ugas dan)e!noogi

     +ugasProl

    kesesuaia

    n

    'inerja

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    30/53

    • / 'omponan kerumitan tugas

     – 'erumitan koordinatif 

     =umlah dari urutan-urutan tidak linier antara komponen-komponen dan produk-produk

    tugas

     – 'erumitan komponen

     =umlah dari kegiatan-kegiatan berbeda dan jumlah dari isyarat-isyarat informasi berbeda

    yang terlibat di suatu tugas

     – 'erumitan dinamik

    'estabilan hubungan-hubungan antara masukan-masukan dan produk

    • 1 dimensi tingkat kerumitan tugas – %imensi kejamakan hasil

     +erdapat lebih dari satu hasil yang diberikan oleh suatu tugas

     – %imensi kejamakan skema solusi

     +erdapat lebih dari satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai suatu tujuan

     – %imensi ketergantungan pertentangan

    'on@ik yang terjadi diantara skema-skema solusi ketika sudah mengadopsi skema solusi yang lain

     – %imensi skema solusiketidakpastian hasil

    Sejauh mana terdapat ketidak pastian entang apakah skema solusi tertentu akanmemba&a ke hasil yang diinginkan

    Kesesuaian )ugas dan)e!noogi

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    31/53

    • 'ategori tugas

     –  +ugas-tugas sederhana mempunyai hasil yang diinginkan, sebuahskema solusi dan tidak mempunya interdependensi kon@ik atau tidakmempunyai ketidak pastian solusi skemahasil

     –  +ugas tugas permasalahan fokus utamanya adalah untuk menemukanskema solusi terbaik dari skema-skema

     –  +ugas-tugas keputusan memfokuskan pada pembentukan suatu solusi

    yang memenuhi beberapa hasil –  +ugas-tugas pertimbangan menekankan pada mengatasi kon@ik dan

    ketidakpastian informasi dalam menyelesaikan tugas tersebut

     –  +ugas-tugas fusi berisi muatan informasi, divesiti informasi, kon@ikdan ketidakpastian

    •  +eknologi

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    32/53

    • / struktur sosial

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    33/53

    Arti+e 5 #

    nderstanding and "redi+ting e+troni+ 1ommer+eAdoption # An tension of t%e )%eory of "anned

    Be%aiorSystems of Information Technology 

     Jogiyanto Hartono, M.B.A., .M.A., !h.D., !rof.

    Antonius Hernanda375998Ari Haryadi376764Bagus Mayang Seto376007

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    34/53

    ,e+tie

    • epresent a systematic approach tounderstanding and predicting onlineconsumer behavior using an

    e)tended version of +P # +heory ofPlanned ehavior $

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    35/53

    )%eory of "annedBe%aior

    •  +o e)plain and predict the process of e-commerceadoption by consumers. +he process is captured through2 online behavior

    !.

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    36/53

     +he +heory of Planned ehavior #+P$

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    37/53

    )%eory "anned Be%aior• /: Attitu#e .Si!ap

     – Sikap merupakan suatu faktor dalam diri seseorang yang dipelajari untukmemberikan respon positif atau negatif pada penilaian terhadap sesuatu yangdiberikan.

    Menurut Assael dalam Manda dan 9skandarsyah #27!2$ sikap merupakankecenderungan yang dipelajari untuk memberikan respon kepada obyek ataukelas obyek secara konsisten baik dalam rasa suka maupun tidak suka. Sebagaicontoh apabila seseorang menganggap sesuatu bermanfaat bagi dirinya maka

    dia akan memberikan respon positif terhadapnya, sebaliknya jika sesuatutersebut tidak bermanfaat maka dia akan memberikan respon negatif.

    • 2: Su(+ecti&e orm .(orma Su,e!tif – Subjective norm #norma subjektif$ merupakan persepsi seseorang tentang

    pemikiran orang lain yang akan mendukung atau tidak mendukungnya dalam

    melakukan sesuatu. – :al ini terkait dengan keyakinan bah&a orang lain mendorong atau menghambat

    untuk melaksanakan perilaku$. Seorang individu akan cenderung melakukanperilaku jika termotivasi oleh orang lain yang menyetujuinya untuk melakukanperilaku tersebut.

    • 3: !ercei&e# Beha&ioral ontrol  .Kontro "eria!u – 'ontrol perilaku adalah persepsi kemudahan atau kesulitan dalam melakukan

    suatu perilaku. Do ;hoi +ung #27!!$ mengemukakan bah&a kontrol perilaku

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    38/53

    Proposed >)tension of +P

    d f i f

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    39/53

    "roposed of tension of)"B

    • Suggesting instead that P; has t&o distinct dimensionsself-eEcacy #S>$ and controllability. Fhile theconceptualiCation of S> and controllability is stillcontroversial, there is an emerging consensus that the t&oare the underlying dimensions of P;. +hey oGer the

    follo&ing denitions – Sef$;+a+y as individual judgments of a personHs

    capabilities to perform a behavior. Applied to e-commerce, S> describes consumersH udgments oft%eir o

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    40/53

    ;omparison

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    41/53

    Arti+e 6 #

    &on=t >ust ead? -oern # Ho< )op$"erforming@irms -oern I)

    Antonius Hernanda375998Ari Haryadi376764Bagus Mayang Seto376007

    Systems of Information Technology  Jogiyanto Hartono, M.B.A., .M.A., !h.D., !rof.

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    42/53

    I) -oernan+e

    • Fe dene 9+ governance as specifying theframe&ork for decision rights andaccountabilities to encourage desirable

    behavior in the use of 9+.• A desirable behavior is one that is

    consistent &ith the organiCationHs mission,strategy, values, norms, and culture, such

    as behavior promoting entrepreneurship,sharing and reuse, or relentless costreduction.

    H IS I) -C*(A(1

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    43/53

    H IS I) -C*(A(1IM"*)A()D

    !. 9t in@uences the benets received from 9+ investments. +hrough a combination of practices and appropriatelymatched 9+ investments, top-performing enterprises generatesuperior returns on their 9+ investments # ?ne estimate is upto 17I greater return than their competitors for the same 9+investment $.

    2. 8irms in the study &ith above-average 9+ governanceperformance that follo&ed a specic strategy #such ascustomer intimacy$ had more than 27I higher protabilitythan rms &ith poor governance follo&ing the same strategy.

    /. >Gective 9+ governance encourages and leverages the

    ingenuity of all enterprise personnel in using 9+, &hileensuring compliance &ith the enterpriseHs overall vision andprinciples.

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    44/53

    )H K I) &1ISI(S A(& A*1H)"S @*I) -C*(A(1

    )H K I) &1ISI(S A(& A*1H)"S @*

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    45/53

    )H K I) &1ISI(S A(& A*1H)"S @*I) -C*(A(1

    Ho do nterprises go ern D

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    46/53

    Ho< do nterprises goern D256 enterprises in 23 +ountries

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    47/53

    "A))*(S @ I) -C*(A(1

    !. Strategic and performance goals

    2. ?rganiCational structure

    /.

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    48/53

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    49/53

    )op )%ree era -oernan+e"erformers

    8igure 3 illustrates ho&, in the three top-performing patterns, the ve decision-making approaches

    t to- gether to create a total governance design that is rein- forcing and balances the tensions

    Ho< )op @inan+ia "erformers

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    50/53

    Deaders on AssetJtiliCation

    • Setting 9+ principles &ith a strong @avor of asset utiliCation and using an 9+ duopolyconsisting of ;)?s and the 9+ group.

    • >mpo&ering business9+ relationship managers &ho focus on achieving business valuefrom 9+ in their business unit and leveraging the enterprise-&ide infrastructure

    • >stablishing a technical core of infrastructure and architecture providers &ho plan andimplement the enterpriseHs technology platform and interact &ith the business9+relationship managers.

    • 9nvolving 9+ architects on business unit projects to facilitate 9+ education of the

    business leaders and eGective use of the shared infra- structure and architecturestandards

    • %eveloping a simple chargeback system and a regular revie& process to help businessunit leaders see the value of shared services

    Deaders on Prot • StaEng an enterprise-&ide 9+ steering committee &ith capable business e)ecutivesand the ;9?, to set 9+ principles &ith a strong @avor of cost control.• ;arefully managing the rmHs 9+ and business architectures to drive out business

    costs.• %esigning a clear architecture e)ception process to minimiCe costly e)ceptions and

    enable learning.• ;reating a centraliCed 9+ organiCation de- signed to manage infrastructure,

    architecture, and shared services.• Jsing linked 9+ investment and business needs processes that both make transparent

    and that balance the needs of the center and the operational units• 9mplementing simple chargeback and service level agreement mechanisms to clearly

    allocate 9+ e)penses.

    Deaders onmpo&ering the business units to drive 9+ investment• Placing 9+ professionals into operational units to focus on meeting the unitHs internal

    and e)ternal customersH needs.• ;reating substantial operational-unit-based 9+ infrastructure capabilities tailored to

    local needs and linked into an often less-substantial enterprise-&ide infrastructure• >nabling a technical core of infrastructure providers to identify critical integration

    re uirements

    Ho< )op @inan+ia "erformers-oern I)

    &SI-(I(- A(& ASSSSI(- I)

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    51/53

    &SI-(I(- A(& ASSSSI(- I)-C*(A(1

    !. Managers map their enterpriseHs current 9+governance onto a matri) similar to 8igure .

    2. Managers subjectively assess &hether or not 9+governance is encouraging desirable behaviors for

    the enterpriseHs performance goals/. 9f not, Managers use the appropriate top

    performersH governance #top governanceperformer or top nancial performer$ as starting-

    point templates to create a ne& governancemodel that is then tailored to the enterpriseHsculture, structure, strategy, and goals.

    g oernan+e r +a

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    52/53

    gSu++ess @a+tors

    !. +ransparency

    2. Actively designed

    /. 9nfreKuently redesigned

    1. >ducation about 9+ governance

    . Simplicity

    3. An e)ception-handling process

    4.

  • 8/17/2019 SIT 28 Nov Kelompok 3(1)

    53/53

    1on+usions

    •  +op e)ecutives, including ;9?s, need to govern as &ell.