integrasi antara kelompok-kelompok sosial
DESCRIPTION
INTEGRASI ANTARA KELOMPOK-KELOMPOK SOSIALTRANSCRIPT
MAKALAH METODOLOGI STUDI ISLAM
“INTEGRASI ANTARA KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Dosen Pengampu : Dra. Siti Nurjanah, M.Ag.
Disusun oleh :
DESI RUSMAWATI
JURUSAN SYARIAH ( PBS )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)JURAI SIWO METRO
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis hantarkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Islam pada masa kini” tepat pada waktunya.
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada rekan-rekan, sahabat, orang tua serta
dosen pengampu yakni Dra. Siti Nurjanah, M.Ag, atas segala bantuan berupa
bimbingan maupun berupa dukungan dalam menyelesaikan makalah ini dalam rangka
memenuhi tugas mandiri yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya dalam penyempurnaan
makalah mandiri ini. Semoga dengan adanya kritik dan saran yang diberikan,
makalah ini dapat lebih baik dari sebelunnya. Atas saran dan kritiknya penulis
ucapkan terima kasih.
Metro, November 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1. Latar belakang masalah .................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2
1. Pengertian integrasi ........................................................................................
2. Faktor-Faktor Pendorong ...............................................................................
3. Syarat Hasilnya Integrasi Social ....................................................................
4. Bentuk-Bentuk Integrasi Social .....................................................................
5. Factor-Faktor Pembantu Integrasi Social Dalam Masyarakat .......................
6. Pertentangan Integrasi Sosial .........................................................................
BAB III PENUTUP ..................................................................................................
1. Kesimpulan ...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Hidup bermasyarakat yaitu sebuah hubungan antar individu-individu maupun antar
kelompok dan golongan yang terjadi dalam proses kehidupan. Hidup bermasyarakat
juga berarti kehidupan dinamis, dimana setiap anggota masyarakat saling
berinteraksi. Hubungan antar individu ini pun diikat oleh ikatan yang berupa norma
serta nilai-nilai yang telah dibuat bersama para anggota. Norma dan nilai-nilai inilah
yang menjadi alat pengendali agar para anggota masyarakat tidak terlepas dari rel
ketentuan yang telah disepakati itu. Solidaritas, toleransi dan tenggang rasa adalah
bukti kuatnya ikatan itu. Sakit salah satu anggota masyarakat akan dirasakan oleh
anggota masyarakat lainnya. Dari hubungan seperti itulah lahir keharmonisan dalam
hidup bermasyarakat.
Pada kenyataannya tidak semua masyarakat membentuk sebuah harmonisasi. Pada
kondisi-kondisi tertentu hubungan antara masyarakat diwarnai berbagai persamaan.
Namun sering juga didapati perbedaan-perbedaan, bahkan pertentangan dalam
masyarakat. Hal-hal seperti itulah yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.
Salah satu contohnya adalah Pertentangan sosial dan integritas masyarakat.
Pertentangan sosial menurut sebagian pihak adalah suatu konflik yang terjadi didalam
suatu lingkungan masyarakat. Dimana ada suatu kelompok yang tidak menyukai
kelompok lain, sehingga menimbulkan suatu perselisihan diantara mereka. Banyak
sekali pertentangan sosial yang terjadi di Dunia ini. Seperti contohnya perang Irak
yang kunjung selesai, dan kalau menusuri indonesia contohnya GAM (Gerakan Aceh
Merdeka), PT.freepot yang terjadi di Papua.
Pertentangan sosial sering kita temui di dalam kehidupan bermasyarakat. Semua itu
bisa terjadi dikarenakan perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok yang
satu dengan individu atau kelompok yang lainnya. Misalnya saja tawuran, perilaku
tersebut sangat sering terjadi dikalangin pelajar maupun warga masyarakat. Biasanya
didasari oleh perbedaan kepentingan dan keinginan individu atau kelompok untuk
menguasai hal-hal tertentu. Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih
luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai
pertentangan yang kasar. Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan
dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengan kebencian atau
permusuhan, konflik dapat terjadi pada lingkungan diri sendiri, kelompok, dan
masyarakat.
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-
unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola
kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok
etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas
masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-
masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem
sosial tertentu
Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Dalam pengertian sempit integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan,
atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi
berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara
sosial budaya.
Integrasi masyarakat dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota
masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga-lembaga dan masyarakat secara
keseluruhan. Sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan, berupa adanya
konsensus nilai-nilai yang sama dijunjung tinggi atau dikaitkan satu sama lain itu
adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi
berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara
sosial budaya. Dalam hal ini terjadi kerja sama, akomodasi, asimilasi dan
berkuranmgnya sikap-sikap prasangka di antara anggota msyarakat secara
keseluruhan. Integrasi masyarakat akan terwujud apabila mampu mengendalikan
prasangka yang ada di dalam masyarakat, sehingga tidak terjadi konflik, dominasi,
mengdeskriditkan pihak-pihak lainnya dan tidak banyak sistem yang tidak saling
melengkapi dan tumbuh integrasi tanpa paksaan. Oleh karena itu untuk mewujudkan
integrasi bangsa pada bangsa yang majemuk dilakukan dengan mengatasi atau
mengurangi prasangka.
Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial senantiasa
terintegrasi di atas dua landasan berikut :
Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan)
di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang
bersifat fundamental (mendasar) Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota
masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting
affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan
sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting
loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan
karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok. Integrasi sosial
akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang
batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata social.
Sehingga definisi dari integrasi sosial dalam masyarakat dapat diartikan sebagai
kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga-
lembaga dan masyarakat secara keseluruhan. Sehingga menghasilkan persenyawaan-
persenyawaan, berupa adanya konsensus nilai-nilai yang sama dijunjung tinggi.
Dalam hal ini terjadi kerja sama, akomodasi, asimilasi dan berkurangnya sikap-sikap
prasangka di antara anggota msyarakat secara keseluruhan. Integrasi masyarakat akan
terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada di dalam masyarakat,
sehingga tidak terjadi konflik, dominasi, mengdeskriditkan pihak-pihak lainnya dan
tidak banyak sistem yang tidak saling melengkapi dan tumbuh integrasi tanpa
paksaan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Integrasi
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan
atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara
unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga
menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-
kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan
mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka
masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu
sistem sosial tertentu
Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan,
atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun
menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang
terjadi secara sosial budaya.
Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial
senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :
Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus
(kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang
nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)
Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus
1menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting
affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan
kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas
ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap
berbagai kesatuan sosial.
Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan
karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok.
2. Faktor-Faktor Pendorong
a. Faktor Internal :
1 http://zarapintar.wordpress.com/2012/01/16/pertentangan-sosial-dan-integrasi-masyarakat/
kesadaran diri sebagai makhluk social
tuntutan kebutuhan
jiwa dan semangat gotong royong
b. Faktor External :
tuntutan perkembangan zaman
persamaan kebudayaan
terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
persaman visi, misi, dan tujuan
sikap toleransi
adanya kosensus nilai
adanya tantangan dari luar
3. Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial
Untuk mencapai integrasi sosial dalam masyarakat diperlukan setidaknya dua
hal berikut untuk menjadi solusi atas perbedaan yang terdapat dalam
masyarakat :
1. Untuk meningkatkan integrasi sosial, maka pada diri masing-masing harus
mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa
dan bukan sebaliknya.
2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu
dengan yang lainnya. Sehingga dalam masyarakat tercipta keharmonisan
dan saling memahami antara satu sama lain, maka konflik pun dapat
dihindarkan.
Untuk mencapai integrasi sosial seringkali konflik-pun tak terhindarkan , maka
perlu dicari beberapa bentuk yang mengakomodasi perbedaan tersebut. Maka dari
itu ditawarkanlah empat sistem berikut untuk mengurangi konflik yang terjadi,
antara lain:
1. Mengedepankan identitas bersama seperti sistem budaya yang berasaskan
nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
2. Menerapkan sistem sosial yang bersifat kolektiva sosial dalam masyarakat
dalam segala bidang.
3. Membiasakan sistem kepribadian yang terintegrasi dengan nilai-nilai sosial
kemasyarakatan yang terwujud sdalam pola-pola penglihatan (persepsi),
perasaan (cathexis), sehingga pola-pola penilaian yang berbeda dapat
disamakan sebagai pola-pola keindonesiaan.2
4. Mendasarkan pada nasionalime yang tidak diklasifikasikan atas persamaan ras,
melainkan identitas kenegaraan.
Setelah pembahasan diatas kita dapat memahami secara jelas makna dan fungsi
penting sebuah integrasi sosial dalam masyarakat. Seperti kita ketahui Indonesia
sebagai negara yang multi-etnis tentunya sangat rawan dengan konflik SARA.
Maka dari itu integrasi sosial hadir untuk mengharmonisasi masyarakat, sehingga
2 http://www.gudangmateri.com/2012/04/integrasi-sosial-dalam-masyarakat.html
konflik tersebut dapat dicegah. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca
sekalian.
4. Bentuk - Bentuk Integrasi Sosial
Bentuk integrasi sosial dalam masyarakat dapat dibagi menjadi dua bentuk yakni:
a. Asimilasi,
yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan
asli. Dalam masyarakat bentuk integrasi sosial ini terlihat dari pembentukan
tatanan sosial yang baru yang menggantikan budaya Asli. Biasanya bentuk
integrasi ini diterapkan pada kehidupan sosial yang primitif dan rasis. Maka dari
itu budaya Asli yang bertentangan dengan norma dan mengancam disintegrasi
masyarakat akan digantikan dengan tatanan sosial baru yang dapat menyatukan
beragam latar belakang social.
b. Akulturasi,
yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan
asli. Akulturasi menjadi alternatif tersendiri dalam menyikapi interaksi sosial, hal
ini didasarkan pada nilai-nilai sosial masyarakat yang beberapa dapat
dipertahankan. Sehingga nilai-nilai baru yang ditanamkan pada masyarakat
tersebut akan menciptakan keharmonisan untuk mencapai integrasi sosial.
5. Faktor - Faktor untuk mencapai Integrasi Sosial dalam Masyarakat
Integrasi sosial dalam masyarakat dapat dicapai apabila unsur-unsur sosial saling
berinteraksi.Selain itu norma-norma sosial dan adat istiadat yang baik turut
menjadi penunjang untuk mencapai integrasi sosial tersebut. Hal ini dikarenakan
norma-norma sosial dan adat istiadat merupakan unsur yang mengatur perilaku
dengan mengadakan tuntutan mengenai bagaimana orang harus bertingkah laku.
Namun demikian tercapainya integrasi sosial dalam masyarakat memerlukan
pengorbananm, baik pengorbanan perasaan, maupun pengrobanan materil. Dasar
dari pengorbanan adalah langkah penyesuaian antara perbedaan perasaan,
keinginan, ukuran dan penilaian di dalam masyarakat tersebut. Maka dari itu
norma sosial sebagai acuan bertindak dan berprilaku dalam masyarakat akan
memberikan pedoman untuk seorang bagaimana bersosialisasi dalam
masyarakat.
Adapun faktor - faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi integrasi
sosial dalam masyarakat, antara lain sebagai berikut:
a. Faktor internal : kesadaran diri sebagai makhluk sosial, tuntutan kebutuhan,
dan semangat gotong royong.
b. Faktor eksternal : tuntutan perkembangan zaman, persamaan kebudayaan,
terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama, persaman
visi, misi, dan tujuan, sikap toleransi, adanya kosensus nilai, dan adanya
tantangan dari luar.
7. Faktor Pengaruh Integrasi
Ada beberapa kekuatan yang relevan dan fungsional dalam integrasi sosial,
yaitu homogenitas kelompok, besar kecilnya kelompok, perpindahan fisik, serta
efektivitas dan efisiensi komunikasi.
1) Dilihat dari homogenitas kelompok, semakin kecil tingkat kemajemukan suatu
masyarakat, maka semakin mudah tercapai integrasi sosial.
2) Menurut besar kecilnya kelompok, semakin kecil kelompok dapat berarti
semakin kecil tingkat kemajemukannya, dan biasanya dalam kelompok kecil itu
akan diwarnai hubungan-hubungan yang bersifat primer, sehingga dicapai
komunikasi yang sangat efektif yang akan berpengaruh pada terciptanya
integrasi sosial.
3) Perpindahan fisik, baik datang ke atau keluar dari suatukelompok akan
memengaruhi tingkat kemajemukan masyarakat atau kelompok.
4) Efektivitas dan efisiensi komunikasi, yaitu Pengertian bersama yang merupakan
dasar terbentuknya integrasi masyarakat, di mana hanya akan dapat tercapai
apabila komunikasi dalam masyarakat itu berlangsung secara efektif.
Apabila kekuatan-kekuatan yang relevan dan fungsional tersebut di atas
melemah, yang terjadi adalah disorganisasi sosial atau ketidakteraturan dalam
berbagai segi kehidupan bermasyarakat. Apabila dibiarkan, yang terjadi kemudian
adalah berbagai macam konflik. Apabila konflik yang terjadi tidak terkendali akan
mengakibatkan gerakan sentrifugal yang mengancam integrasi. Puncak dari
sebuah konflik adalah disintegrasi dalam kelompok masyarakat.
Selain dikatakan adanya faktor yang dapat mendukung terjadinya integrasi sosial,
terdapat pula hal-hal yang dapat menghambat proses integrasi sosial. Tentu saja,
bentukbentuk perilakunya bersifat negatif dan disosiatif bukan? Untuk itu mari
kita simak bersama pemaparan beberapa faktor berikut ini.
1) Primordialisme
Primordialisme diartikan sebagai suatu pandangan atau paham yang
menunjukkan sikap berpegang teguh kepada hal-hal yang sejak semula melekat
pada diri individu (dibawa sejak lahir), seperti suku bangsa, ras, agama, ataupun
asal usul kedaerahan, oleh seseorang dalam kelompoknya yang kemudian meluas
dan berkembang. Dalam masyarakat primordialisme selalu ada dan terjadi,
misalnya pada suku bangsa, golongan agama, dan partai. Terjadinya
primordialisme ini antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
a) Adanya sesuatu yang dianggap istimewa oleh individu dalam suatu kelompok
atau perkumpulan sosial.
b) Adanya suatu sikap untuk mempertahankan keutuhan suatu kelompok atau
kesatuan sosial terhadap ancaman dari luar.
c) Adanya nilai-nilai yang berkaitan dengan system keyakinan, misalnya nilai-nilai
keagamaan, pandangan hidup, dan sebagainya.
Primordialisme yang melekat sebagai identitas suatu golongan atau
pengelompokan sosial memang merupakan faktor penting yang dapat memperkuat
ikatan golongan atau kelompok yang bersangkutan ketika ada ancaman dari luar
kelompok, tetapi sekaligus ia akan membangkitkan prasangka (prejudice) dan
permusuhan terhadap kelompok atau golongan yang berada di luar kelompok atau
golongannya. Hal ini jelas akan memperbesar jurang saling pengertian dan kerja
sama antarkelompok atau antargolongan di dalam masyarakat yang lebih luas. Jika
keadaannya demikian, pada giliran berikutnya yang terjadi adalah terganggunya
integrasi dan menguatnya potensi konflik antargolongan. Misalnya disebagian
masyarakat Amerika Serikat memiliki pandangan miring terhadap warga kulit
putih. Pandangan ini diperkuat karena mayoritas warga Amerika Serikat berkulit
putih. Efeknya aktivitas warga kulit hitam dibatasi, termasuk kesempatan untuk
terjun ke bidang politik, ekonomi, dan sebagainya.
2) Etnosentrisme (Fanatisme Suku Bangsa)
Etnosentrisme merupakan suatu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain
dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berlaku di masyarakatnya. Karena yang
dipakai adalah ukuran-ukuran yang berlaku di dalam masyarakatnya, maka orang
akan selalu menganggap kebudayaannya mempunyai nilai yang lebih tinggi
daripada kebudayaan masyarakat lain. Misalnya Ali sebagai orang Jawa yang
selalu menganggap suku bangsanya sendiri yang paling baik. Ketika ia harus
memimpin sebuah organisasi yang anggotanya tidak semua orang yang berasal
dari suku Jawa, Ali mulai menunjukkan sikap etnosentrismenya. Ali menunjuk
semua pengurus intinya orang-orang yang berasal dari suku Jawa dan suku lain
hanyalah sebagai anggota. Etnosentrisme tidak rasional, tetapi emosional dan
sentimental. Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan adalah perasaan, bukan3
pemikiran yang jernih yang menggunakan akal sehat. Sebagai contohnya adalah
amukan massa suporter tim sepak bola yang kalah bertanding. Massa suporter itu
tidak mau tahu apa yang menyebabkan tim yang didukungnya kalah oleh tim
lawannya. Bisa jadi tim itu kalah karena memang kualitas permainannya di bawah
tim lawan. Namun adanya fanatisme kedaerahan telah menghilangkan
pertimbangan- pertimbangan rasional, sehingga yang terjadi justru tindakan-
tindakan emosional yang mengarah kepada kerusuhan dan pengrusakan.
Namun demikian, etnosentrisme juga memiliki segi-segi positif antara lain sebagai
berikut.
a) Menjaga keutuhan dan kestabilan budaya.
b) Mempertinggi semangat patriotisme dan kesetiaan kepada bangsa.
c) Memperteguh rasa cinta terhadap kebudayaan suatu bangsa.
3) Diskriminasi
Diskriminasi merupakan pembedaan secara sengaja terutama dalam lapangan
politik terhadap golongangolongan yang berkaitan dengan kepentingan-
kepentingan suatu golongan tertentu. Dalam diskri-minasi, golongan tertentu
3 Zuidberg, Lida, C. L. (General Editor). 1978. Family Planning in Rural Java: The Serpong Project.
Jakarta: Institute of Cultural and Social Studies-Djambatan.
diperlakukan berbeda dengan golongan-golongan lain. Pembedaan itu dapat
didasarkan pada ras, suku bangsa, agama, serta mayoritas dan minoritas dalam
masyarakat. Termasuk juga perlakuan terhadap gender (jenis kelamin), kondisi
fisik (kecacatan) yang berbeda, dan tindakan yang cenderung tidak memerhatikan
nilai-nilai kemanusiaan merupakan bentuk diskriminasi yang sering tidak disadari
oleh masyarakat sendiri. Namun, pada dasarnya hal itu juga merupakan bentuk
diskriminasi. Perlakuan yang diskriminatif terhadap suatu golongan tertentu akan
sangat mengganggu dan menghambat jalannya integrasi sosial
4) Politik Aliran
Politik aliran menurut Clifford Geertz merupakan keadaan perpolitikan, di
mana partai-partai politik yang ada dikelilingi oleh sejumlah organisasi massa,
baik formal maupun informal yang mengikutinya. Partai tersebut mewakili sebuah
ideologi yang diperjuangkan. Dalam memperjuangkan ideologi tersebut, sebuah
partai politik di samping memiliki organisasi massa yang bernaung di bawahnya,
juga memiliki surat kabar ataumajalah sebagai semacam corong perjuangannya.
Sebagai contohnya Partai Nasional Indonesia (PNI) yang mempunyai ormas-
ormas, seperti Pemuda Marhaens, GMNI, ormas petani, di samping memiliki surat
kabar yang bernama Suluh Marhaens. Berkembangnya politik aliran dalam suatu
masyarakat majemuk dapat mengakibatkan jurang perbedaan antara kelompok-
kelompok aliran yang berbeda itu. Kenyataan ini menjadi potensi terjadinya
konflik antara kelompokkelompok tersebut jika tidak diolah dengan baik. Apabila
di dalam masyarakat telah timbul gejala-gejala sosial seperti di atas, maka di
dalamnya tidak akan terwujud pola kehidupan yang serasi. Sebab pola kehidupan
masyarakat yang serasi dalam arti terwujudnya ketertiban, keamanan, dan
sebagainya, hanya dapat dicapai apabila segenap unsur-unsur yang ada di dalam
masyarakat yang meskipun berbeda-beda dapat saling menyesuaikan satu dengan
yang lain sehingg terintegrasikan dengan kukuh.
6. Pertentangan Integrasi Sosial
Pertentangan sosial sering kita temui di dalam kehidupan bermasyarakat. Semua
itu bisa terjadi dikarenakan perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok
yang satu dengan individu atau kelompok yang lainnya. Misalnya saja tawuran,
perilaku tersebut sangat sering terjadi dikalangin pelajar maupun warga
masyarakat. Biasanya didasari oleh perbedaan kepentingan dan keinginan individu
atau kelompok untuk menguasai hal-hal tertentu.
Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa
dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar.
Terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dasar dari suatu konflik, yaitu :
1. Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat didalam
konflik
2. Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam
kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-
sikap, maupun gagasan-gagasan
3. Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-
perbedaan tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi
tertentu yang sering dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan, konflik
dapat terjadi pada lingkungan diri sendiri, kelompok, dan masyarakat.
Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya
pertentangan, ketidakpastian, atau emosi emosi dan dorongan yang
antagonistic didalam diri seseorang
Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri
individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam
tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk
menjadi ang4gota kelompok, serta minat mereka.
pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-
nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma
kelompok yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan
dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup
4 under SOSIOLOGI, SOSIOLOGI KELAS XI
dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu
dengan yang aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Adapun cara pemecahan konflik tersebut :
1. Elimination; yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam
konflik yagn diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol,
kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri
2. Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai
kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk
mentaatinya
3. Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan
menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan,
namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima
keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama
5. Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam
konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
6. Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan,
dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu
keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.
Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah integrasi
diantara masy5arakat yang majemuk. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian
persatuan. Masyarakat majemuk tetap berada pada kemajemukkannya, mereka
dapat hidup serasi berdampingan (Bhineka Tunggal Ika), berbeda-beda tetapi
merupakan kesatuan. Adapun hal-hal yang dapat menjadi penghambat dalam
integrasi:
1. Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya.
2. Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar
warga negara Indonesia asli dengan keturunan (Tionghoa,arab).
3. Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan
kesukuan.
4. Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota
golongan tertentu.
Integrasi Sosial adalah merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang
berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut
meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras, etnik, agama, bahasa, nilai, dan norma.
Syarat terjadinya integrasi sosial antara lain:
Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi
kebutuhan mereka.
5 http://octianaeni.blogspot.com/2011/01/pengaruh-pertentangan-sosial-dan.html
Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai
norma dan nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.
Nilai dan norma berlaku lama dan tidak berubah serta dijalankan
secara konsisten.
Integrasi Internasional merupakan masalah yang dialami semua negara di
dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Menghadapi
masalah integritas sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena latar
belakang masalah yang dihadapi berbeda, sehingga integrasi diselesaikan sesuai
dengan kondisi negara yang bersangkutan, dapat dengan jalan kekerasan atau
strategi politik yang lebih lunak. Beberapa masalah integrasi internasional, antara
lain:
1. Perbedaan ideology
2. kondisi masyarakat yang majemuk
3. masalah teritorial daerah yang berjarak cukup jauh
4. pertumbuhan partai politik
Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk memperkecil atau
menghilangkan kesenjangan-kesenjangan itu, antara lain:
mempertebal keyakinan seluruh warga Negara Indonesia terhadap
Ideologi Nasional
membuka isolasi antar berbagai kelompok etnis dan antar daerah/pulau
dengan membangun saran komunikasi, informasi, dan transformasi
menggali kebudayaan daerah untuk menjadi kebudayaan nasional
membentuk jaringan asimilasi bagi kelompok etnis baik pribumi atau
keturunan asing
Menurut bebrapa pendapat pertentangan sosial dan integrasi masyarakat yang
terjadi di Indonesia merupakan hal yang tidak asing lagi. Hal tersebut terjadi
karena beberapa faktor diantaranya perbedaan kepentingan dan ideologi,
pertumbuhan politik yang majemuk serta masalah-masalah territorial daerah yang
cukup jauh. Pertentangan sosial akan mempengaruhi dan menyebabkan
perselisihan di sebuah Negara karena akan berdampak kepada pembangunan
ekonomi, dan sosial kemasyarakatan. Perlu mendapatkan perhatian dengan
seksama, mengingat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa atau
masyarakat multi etnik. Agar tidak ada lagi sifat yg menimbulkan pro dan kontra
antar sesama bangsa. Karena itu dapat mempengaruhi budaya dan moral bangsa
serta masyarakat di negara kita ini.
Selain itu akan menimbulkan konflik, prasangka dan diskriminasi terhadap
masyarakat. Prasangka bersumber dari suatu sikap. Jangan mudah mengambil
keputusan tentang perilaku atau tindakan orang lain secara individual, karena
setiap orang bisa kita diketahui setelah orang itu bertindak dan berprilaku. Agar
tidak ada pikiran yang cenderung kepada diskriminastif atau mengurangi
prasangka terhadap orang lain.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi prasangka dan diskriminasi
antara lain:
1. Perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat
2. Perluasan kesempatan untuk memperoleh pendidikan
3. Sikap terbuka, selektif dan lapang dada terhadap perkembangan zaman
KESIMPULAN
Menurut saya pertentangan sosial dan integrasi masyarakat yang terjadi di
Indonesia merupakan hal yang tidak asing lagi. Hal tersebut terjadi karena beberapa
faktor diantaranya perbedaan kepentingan dan ideologi, pertumbuhan politik yang
majemuk serta masalah-masalah territorial daerah yang cukup jauh. Pertentangan
sosial akan mempengaruhi dan menyebabkan perselisihan di sebuah Negara karena
akan berdampak kepada pembangunan ekonomi, dan sosial kemasyarakatan.
Perlu mendapatkan perhatian dengan seksama, mengingat bangsa Indonesia
terdiri dari berbagai suku bangsa atau masyarakat multi etnik. Agar tidak ada lagi
sifat yg menimbulkan pro dan kontra antar sesama bangsa. Karena itu dapat
mempengaruhi budaya dan moral bangsa serta masyarakat di negara kita ini.
Selain itu akan menimbulkan konflik, prasangka dan diskriminasi terhadap
masyarakat. Prasangka bersumber dari suatu sikap. Jangan mudah mengambil
keputusan tentang perilaku atau tindakan orang lain secara individual, karena setiap
orang bisa kita diketahui setelah orang itu bertindak dan berprilaku. Agar tidak ada
pikiran yang cenderung kepada diskriminastif atau mengurangi prasangka terhadap
orang lain.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi prasangka dan diskriminasi
antara lain:
1. Perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
2. Perluasan kesempatan untuk memperoleh pendidikan.
3. Sikap terbuka, selektif dan lapang dada terhadap perkembangan zaman
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gudangmateri.com/2011/04/integrasi-sosial-dalam-masyarakat.html
http://marifwitjaksono.blogspot.com/2010/11/pertentangan-pertentangan-sosial-
dan.html
http://wasnudin.blogdetik.com/2010/11/26/pertentangan-sosial-dan-integrasi-
masyarakat/
http://octianaeni.blogspot.com/2011/01/pengaruh-pertentangan-sosial-dan.html
Zuidberg, Lida, C. L. (General Editor). 1978. Family Planning in Rural Java: The
Serpong Project. Jakarta: Institute of Cultural and Social Studies-Djambatan.