sistematika penjelasan jemaat ahmadiyah indonesia

Upload: kabar-suka

Post on 08-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

    1/17

    1

    Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

    1. Pengantar Amir Jemaat Ahmadiyah Indonesia Ucapan terima kasih kepada Ketua Komisi VIII DPR RI atas undangan kepada Jemaat

    Ahmadiyah Indonesia untuk menghadiri dengar pendapat umum.

    Memperkenalkan delegasi Jemaat Ahmadiyah Indonesia:1. H. Abdul Basith, Shd : Ketua Umum2. H. Sayuti Aziz Ahmad, Shd : Ketua Mubalighiin3. Zafrullah A. Pontoh : Pers Secretary4. Yang lainnya adalah mubalighin dan jajaraan Pengurus Besar Jemaat

    Ahmadiyah Indonesia

    Ucapan terimakasih sebagai penutup di akhir pertemuan.2. Penjelasan Dasar Hukum Keberadaan Jemaat Ahmadiyah di Indonesia

    Kedatangan Jemaat Ahmadiyah di Indonesia sejak tahun 1923. Telah berbentuk badan hukum sejak tahun 1953, sesuai dengan Surat Keputusan

    Menteri Kehakiman RI No. JA.5/23/13 tanggal 13 Maret 1953

    Prinsip organisasi Jemaat Ahmadiyah Indonesia berkenaan dengan keberadaannyadalam Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar1945 meliputi antara lain:

    a. Jemaat Ahmadiyah murni sebagai organisasi keagamaan dan tidak berpolitikb. Senantiasa patuh dan taat kepada Pemerintah yang sah.c. Senantiasa menjunjung tinggi institusi negara serta seluruh lembaga yang

    mendukung institusi negara.

    3. Penjelasan tentang andil Jemaat Ahmadiyah dalam bidang sosial kemasyarakatan:a. Contoh-contoh konkrit turut andil dalam memperjuangkan Kemerdekaan dan

    Pembangunan NKRI:

    Tuan Sayid Syah Muhammad Mubaligh Ahmadiyah yang selalumendampingi Ir. Soekarno dalam menyusun kemerdekaan

    R Moh Muhiddin menjadi Sekretaris Panitia Perayaan Kemerdekaan RIPertama di Jakarta

    WR Supratman; pencipta lagu Indonesia Raya Mubaligh Ahmadiyah aktif di RRI dalam menyiarkan pengakuan

    kemerdekaan RI dalam bahasa Hindi dan Inggris.

    Seruan dan anjuran dari Imam Ahmadiyah kepada para pemimpinnegara Islam supaya mereka serentak menyatakan sikapnya untuk

    mengakui Kemerdekaan Indonesia. Menganjurkan seluruh anggota

  • 8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

    2/17

    2

    Jemaat sedunia supaya berpuasa sunah Senin-Kamis dan berdoa kepada

    Allah swt.

    Perintah Imam Jemaat Ahmadiyah kepada mubaligh sedunia agarmenulis diberbagai media tentang perjuangan Bangsa Indonesiauntuk

    mendapatkan kemerdekaannya.

    b. Contoh-contoh konkrit peran individu warga Ahmadiyah di Indonesia dalamtatanan pemerintah sebagai:

    Anggota DPR-MPR, Jaksa Agung Muda, Jaksa Tinggi, Sekjen DEPAG RI,Kepala DEPAG RI, Walikota, Sekda, Camat, Kepala Desa/Lurah

    Perwira tinggi TNI dan POLRI Ilmuwan, Dosen dan Guru Besar

    c. Contoh kongkrit dalam pengabdian masyarakat : Peran dalam penanggulangan korban bencana alam di NAD Pelayanan pengobatan alternatif Homeopthy secara gratis Anggota calon donor mata terbesar di Indonesia Anggota donor darah ke-2 terbesar di Indonesia Secara aktif turut mensukseskan program pemerintah dalam

    penanaman sejuta pohon

    Dan lain-lain4. Penjelasan singkat tentang theologi Ahmadiyah

    - Rukun Iman & Rukun Islam- Definisi Muslim- Pemahaman dan Pengamalan warga Jemaat Ahmadiyah berdasrkan Al-

    Quran, Sunnah serta Hadits.

    - Dasar keyakinan tentang Nabi Isa as dan Imam Mahdi sesudah NabiMuhammad saw. sebagai pelaksana Syariat Islam

    - Penjelasan kenabian menurut Pendiri Jemaat Ahmadiyah- Pendakwaan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi tanpa syariat

    5. Sikap Jemaat Ahmadiyah Indonesia:Jemaat Ahmadiyah Indonesia berada di dalam Islam sesuai sabda Pendiri Jemaat

    Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad alaihissalaam antara lain :a. Ringkasan dan intisari pendirian kami adalah Laa ilaha illallahu Muhammadur

    Rasulullah.

    b. Kami beriman bahwa jika sekiranya ada seseorang yang mengurangi sedikit sajadari syariat Islam ini atau sedikit saja merubahnya atau meninggalkan perkara-

    perkara yang telah diwajibkannya dan mengerjakan perkara yang dilarangnya,

    mereka itu adalah termasuk ke dalam golongan yang tidak beriman dan sesat dari

    agama Islam.

  • 8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

    3/17

    3

    c. Kami menasehati Jamaah kami supaya beriman dengan sepenuh hati terhadap duakalimah Laa ilaha illallahu Muhammadur Rasulullahdan mati di dalam keimanan

    tersebut.

    d. Walhasil semua akidah atau amalan yang dilaksanakan secara ijma oleh ahlisunnah adalah kewajiban bagi Jamaah kami untuk menerimanya. Bumi dan langit

    akan menjadi saksi bahwa inilah pendirian kami. (Ruhani Khazain, Jld 14,

    Ayyamul Suluh, h. 323)

    e. Tidak masuk kedalam Jamaah kami kecuali yang telah masuk ke dalam agamaIslam dan mengikuti Kitab Allah dan sunnah-sunnah pemimpin kita sebaik-baik

    manusia--Nabi Muhammad saw. dan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Yang

    Mulia dan Pengasih, dan beriman kepada Hari Kebangkitan, surga dan neraka serta

    berjanji dan berikrar bahwa tidak akan memilih satu agama selain agama Islam. Dan

    akan mati di atas agama ini yaitu agama fitrah dengan berpegang teguh kepada

    Kitab Allah Yang Maha Tahu dan mengamalkan setiap yang ditetapkan dari Al-

    Quran, Sunnah dan Ijma sahabat yang mulia. Dan siapa saja yang mengabaikan tiga

    hal ini berarti ia membiarkan jiwanya dalam api neraka. (Mawahiburrahman, h.

    315)

    f. Tidak ada agama bagi kami kecuali agama Islam dan tidak ada Kitab bagi kamikecuali Al-Quran Kitab Allah Yang Maha Tahu. Tidak ada Nabi panutan bagi kami

    kecuali Nabi Muhammad, Khatamunnabiyyin saw. (Anjami Atham, h. 143)

    6. Fakta di sebagian lapisan masyarakat masih menganggap Jemaat Ahmadiyah adalahsebagai organisasi yang menyimpang.

    Menyambut baik prakarsa Ketua Komisi VIII DPR RI atas usul dan sarannyauntuk membudayakan dialog yang santun. Dialog yang semacam inilah yang

    akan banyak membantu menyelesaikan masalah-masalah perbedaan di dalam

    masyarakat yang majemuk dan menciptakan kerukunan.

    Jemaat Ahmadiyah senantiasa membuka pintu dialog yang santun sesuaikepribadian bangsa Indonesia yang difasilitasi oleh Dewan dan atau

    Pemerintah.

    7. Penutup

  • 8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

    4/17

    4

    LAMPIRAN :I. Rukun Iman1. Beriman kepada Allah2. Beriman kepada para Malaikat

    Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Dia Yang memiliki seluruh sifat mulia dan bersih

    dari segala macam kelemahan/kekurangan. Dia adalah Pencipta dan Penguasa seluruh benda. Dia

    Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Islam tidak menjadikan suatu makhluk pun sebagai Tuhan

    atau sekutu bagi Tuhan. Islam mengajarkan perbedaan antara Khaliq dan Makhluq. (Malfuzhat, Jld.

    IV, hal. 145 , Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984) Untuk itu adalah penting agar kalian mewakafkan hidup

    kalian di jalan Allah. Dan, inilah Islam. Inilah tujuan yang untuknya saya diutus. (Malfuzhat, Jld. III,

    hal. 188-189, Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984)

    Beliau Alaihis-salaam bersabda:

    Aku datang untuk menegakkan manusia di atas tauhid. (Al-Istiftaa', hal. 45)

    3. Beriman kepada Kitab-kitab Allah, Diriku yang lemah telah diutus ke dunia untuk menyampaikan pesan Tuhan untuk menyatakan

    bahwa di antara semua agama yang ada saat ini satu-satunya yang benar dan sesuai dengankehendak Tuhan adalah yang dikemukakan oleh Alquran; dan Laa ilaaha illallaahu Muhammadur-

    Rasuulullaah adalah pintu memasuki Rumah Keselamatan. (Malfuzhat, Vol. II, hal. 132, Cet. Add.

    Nazhir Isyaat 1984)

    Sama sekali tidak mungkin mendapat keberhasilan tanpa mengikuti ajaran Alquran, jika seseorang

    berfikir sebaliknya, itu hanyalah semata-mata khayalan; orang-orang duniawi mengejar

    keberhasilan macam ini. (Malfuzhat, Vol, II, hal. 157, Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984)

    4. Beriman Kepada para Rasul AllahTuhan telah berkehendak bahwa semua kesempurnaan yang dimiliki oleh para Nabi,

    semuanya terkumpul dalam wujud Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam.(Malfuzhat, Vol. I, hal.

    326, Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984)

    Seandainya Yang Mulia Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam tidak datang, maka bukan

    lagi kenabian, bukti akan adanya Tuhan pun tidak akan dapat dijumpai dalam keadaan demikian.

    Melalui ajaran beliaulah baru Tuhan itu dapat diketahui: Qul huwallaahu achad, Allaahush-shomad,

    Lamyalid walam yuulad, walam yakullahu kufuwan ahad. (Al-Ikhlas, 112 : 2-5)

    Selanjutnya beliau Alaihis-salaam bersabda:

  • 8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

    5/17

    5

    Tidak ada Tuhan kecuali Allah, Muhammad adalah Utusan Allah--Kami beriman kepada Allah,

    malaikat-Nya, para Rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, Surga, Neraka dan Kebangkitan sesudah mati.

    (Anwarul-Islam, hal. 34)

    Dan Allah mengetahui sesungguhnya aku adalah pecinta Islam, berkorban untuk HadhratKhairil-

    anaam Muhammad Shallallaahu alaihi wa sallam dan aku sebagai pelayan Ahmad Mushthafa

    Shallallaahu alaihi wa sallam. (Ainah Kamalati Islam, hal. 388)

    5. Beriman kepada Hari KiamatAkhirnya, suatu hari dunia ini akan habis dan semuanya akan punah... Itu betul. Dan, Allah

    SubchaanaHu wa Taaalaa dari sejak awal sudah merupakan Khaaliq (Pencipta) terus-menerus.

    Namun, Keesaan-Nya pun menuntut supaya Dia di suatu saat menghabiskan semuanya ini. Kullu

    man alaiha faan. (Ar-Rahman, 55 : 27). Segala sesuatu yang ada di atasnya, akan menjadi punah.

    Kita tidak dapat mengatakan kapan waktu itu akan tiba. Namun, waktu yang demikian pasti akan

    datang. (Malfuzhat, Jld. IX, hal. 193, Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984)

    6. Beriman kepada TaqdirOrang-orang melontarkan kritikan mengenai ini, yakni mengapa taqdiritu terdiri dari dua

    bagian? Maka jawabnya adalah, pengalaman memberi kesaksian akan hal itu, yakni kadang-kadang

    tampil dalam bentuk-bentuk yang sangat berbahaya dan manusia benar-benar jadi putus asa.

    Namun, melalui doa dan sedekah serta pengorbanan, akhirnya bentuk-bentuk bahaya tersebut jadihilang. Jadi, akhirnya terpaksa diakui bahwa jika taqdir muallaq (taqdir yang masih dapat berubah)

    itu tidak ada, dan segala sesuatu yang berlaku hanyalah taqdir mubram (taqdir yang tidak dapat

    berubah), maka mengapa bisa terjadi penolakan bala? Dan berarti, doa serta sedekah dan

    sebagainya itu tidak ada artinya sedikitpun?

    Beberapa iradah Ilahi hanya dengan maksud agar tumbuh rasa khawatir pada manusia

    sampai batas tertentu. Lalu jika ia memberikan sedekah dan pengorbanan, maka rasa khawatirnya

    itu dihilangkan. Permisalan pengaruh doa adalah seperti unsur laki-laki dan perempuan. Jika syarat

    terpenuhi dan diperoleh waktu yang tepat serta tidak ada kekurangan apapun, maka sesuatu

  • 8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

    6/17

    6

    masalah akan terhindarkan. Dan apabila yang berlaku taqdir mubram, maka tidak timbul sarana-

    sarana pengabulan doa. Hati memang menginginkan doa, akan tetapi perhatian tidak dapat

    terpusat sepenuhnya dan dalam hati tidak muncul rasa perih dan sedih. Shalat, sujud dan lain-lain

    yang dilakukannya tidak terasa nikmat; yang darinya dapat diketahui bahwa itu bukan akhir yang

    baik dan merupakan taqdir mubram. (Malfuzhat, Jld. VII, hal. 87-88, Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984)

    II. RUKUN ISLAMLima Rukun Islam kami adalah :

    1. Dua Kalimah SyahadatSehubungan dengan Rukun Islam pertama, pendiri Jemaat Ahmadiyah Hadhrat Mirza Ghulam

    Ahmad Alaihis-salaam bersabda, Aku ingin memperkenalkan diriku kepada mereka sebagai saksi

    keberadaan Tuhan. (Malfuzhat, Vol. I, hal. 307, Cet.Add. Nazhir Isyaat 1984)

    Diriku yang lemah telah diutus ke dunia menyampaikan pesan Tuhan untuk menyatakan

    bahwa di antara semua agama yang ada saat ini satu-satunya yang benar dan sesuai dengan

    kehendak Tuhan adalah yang dikemukakan oleh Alquran dan Laa ilaaha illallaahu Muchammadur

    Rasuulullaah Tidak ada tuhan, kecuali Allah adalah pintu untuk memasuki Rumah Keselamatan.

    (Malfuzhat, Vol. II, hal. 132, Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984)

    2. Menegakkan ShalatSehubungan dengan Rukun Islam kedua, pendiri Jemaat Ahmadiyah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad

    Alaihis-salaam bersabda, Salah satu arti dari surat Al-Fatihah ialah yang menaklukkan. Dia itu

    membuktikan seseorang menjadi beriman atau ingkar. Dengan kata lain, dia membedakan antara

    dua hal tersebut. Dia membukakan hati dan memberikan pengertian. Itulah sebabnya surat Al-

    Fatihah harus dibaca begitu sering dan seseorang harus menghayati doa ini dengan khusuk. Dia

    menjadikan seseorang betul-betul seperti seorang pengemis dan sangat membutuhkan.Sebagaimana seorang pengemis merendahkan dirinya dan meminta kemurahan dengan

    menunjukkan dia sangat membutuhkan atau dengan mengubah nada suaranya, seseorang

    hendaknya merendah dan kemudian memohon kepada Tuhan agar mencukupi kebutuhannya.

    Shalat tidak dapat dinikmati sepenuhnya, kecuali oleh orang yang merendahkan dirinya saat shalat

    dan menjadikannya sebagai sarana permohonannya. (Malfuzhat, Vol. II, hal. 145, Cet. Add. Nazhir

    Isyaat 1984)

  • 8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

    7/17

    7

    3. Puasa Bulan RamadhanSehubungan dengan Rukun Islam ketiga, pendiri Jemaat Ahmadiyah Hadhrat Mirza Ghulam

    Ahmad Alaihis-salaam bersabda, Masalah ketiga, yang merupakan Rukun Islam adalah Puasa.

    Kebanyakan orang tidak mengetahui akan hakikat puasa sedikitpun. Pada dasarnya orang yang

    tidak pernah pergi ke suatu negeri dan tidak kenal akan alam negeri itu, bagaimana mungkin dia

    dapat menjelaskan keadaan negeri tersebut? Puasa bukanlah sekedar suatu ibadah di mana

    manusia menahan lapar dan dahaga saja. Melainkan, dia memiliki suatu hakikat serta pengaruh

    yang dapat diketahui melalui pengalaman. Di dalam fitrah manusia terdapat ketentuan bahwa

    semakin sedikit dia makan maka sedemikian itu pula akan terjadi tazkiyatun-nafs (penyucian jiwa).

    Dan potensi/kekuatan kasyfiyah pun bertambah. Maksud Allah SubchaanaHu wa Taaalaa dalam hal

    itu adalah: kurangilah satu makanan jasmaniah dan tingkatkanlah makanan rohaniah. Orang yang

    berpuasa hendaknya senantiasa memperhatikan bahwa hal itu bukanlah berarti supaya menahan

    lapar saja, melainkan mereka itu hendaknya sibuk dalam berdzikir kepada Allah SubchaanaHu waTaaalaa, sehingga ia memperoleh tabattul(SuratAl-Muzammil, 73:9) dan inqithaa'1).

    Jadi, yang dimaksud dengan puasa adalah supaya manusia meninggalkan satu makanan

    yang hanya memberikan kelangsungan hidup bagi tubuh dan meraih makanan kedua yang dapat

    memberikan ketentraman dan kekenyangan bagi ruh. Dan, orang yang berpuasa semata-mata demi

    Allah SubchaanaHu wa Taaalaa, bukan sebagai suatu adat kebiasaan, mereka itu hendaknya terus

    sibuk dalam sanjungan, tasbih dan tahlil kepada Allah SubchaanaHu wa Taaalaa yang mana dari itu

    mereka akan memperoleh makanan kedua. (Malfuzhat, Jld. IX, hal. 123, Cet. Add. Nazhir Isyaat

    1984)

    4. Membayar ZakatPerintah Zakat berulang-ulang disebutkan dalam kitab suci Alquran, sedang penjelasannya

    secara rinci terdapat dalam Hadits-Hadits Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam.

    Allah Taala berfirman:

    Ambillah dari orang-orang beriman [yang bernaung di bawah pemerintah Islam] sedekah/zakat,agar engkau (Muhammad Shallallaahu alaihi wa sallam) akan dapat membersihkan [hati mereka]

    dan juga engkau akan dapat membersihkan [harta benda (zakat)] mereka dari campuran harta

    orang lain dan doakanlah mereka. (At-Taubah, 9 : 104)

    Sehubungan dengan rukun Islam keempat ini, beliau Alaihis-salaam pernah menetapkan

    tentang masalah zakat perhiasan. Sabda beliau, Perhiasan pakaian tidak wajib zakatnya. Perhiasan

    yang disimpan tapi kadang-kadang dipakai, zakatnya dibayarkan juga hendaknya. Pakaian

    perhiasan yang dipakai dan kadang-kadang dipinjamkan kepada orang-orang miskin, maka

    1)Tabattul atau inqithaa'artinya: Meninggalkan urusan duniawi untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SubchaanaHu wa Taaalaa.

  • 8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

    8/17

    8

    menurut fatwa setengah ulama, tidak wajib zakatnya. Pakaian yang dipakai sendiri dan tidak

    dipinjamkan kepada orang lain, lebih baik dizakatkan karena dia dipakai untuk sendiri. Di rumah

    kami, inilah yang dilakukan dan tiap-tiap tahun kami mengeluarkan zakat perhiasan di rumah kami.

    Tapi, perhiasan yang disimpan, seperti uang, wajib zakatnya. Tidak ada ikhtilaf (pertikaian

    pendapat). (Majmuah Fatawa-e-Achmadiyyah, Jil. I, hal.163; terjemahan Alm. Mln. Ahmad

    Nuruddin rachimahullaahu)

    5. Menunaikan Ibadah HajiSehubungan dengan rukun Islam kelima, beliau Alaihis-salaam bersabda: Lihat, pergi

    menunaikan ibadah Haji dengan ikhlas dan kecintaan adalah perkara mudah. Namun, kembali

    dalam kondisi yang seperti itu adalah sulit. Banyak sekali orang yang pulang dalam keadaan gagal

    dan kalbunya menjadi keras. Penyebabnya adalah mereka tidak menemukan hakikat yang ada di

    sana. Melihat kekurangan-kekurangan, mereka langsung protes sehingga mereka luput dari

    karunia-karunia di sana akibat dari perbuatan buruk mereka sendiri, dan karena melontarkan

    tuduhan pada pihak-pihak lain. Oleh karena itu, adalah penting tinggal menetap bersama Utusan

    [Ilahi] untuk beberapa lama dengan hati tulus dan teguh supaya manusia menjadi sadar akan

    kondisi-kondisi batinnya dan supaya kebenaran itu sepenuhnya menyinari. (Malfuzhat, Jld. V. hal.

    177, Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984)

    Kami tidak pernah membuat kalimah syahadat atau shalat atau ibadah Haji atau masjid

    sekecil apapun yang terpisah dari mengikuti Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam; tugas kami

    ialah untuk mengkhidmati agama Islam ini; dan memenangkan agama ini di atas semua agama lainserta mengikuti hukum-hukum Alquran yang mulia dan Hadits-hadits yang terbukti berasal dari

    Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam. Hadits paling lemah pun kami anggap wajib diamalkan

    dengan syarat tidak bertentangan dengan Alquran yang mulia; dan kami mengakui bahwa Bukhari

    dan Muslim ialah ashachchul-kutub sesudah Kitab Allah. (Malfuzhat, Jld. VII, hal. 138-139, Cet. Add.

    Nazhir Isyaat 1984)

    III. Definisi Muslim

    a.Menurut Al-Quran

    Bahkan, barangsiapa saja berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan berbuat baikkepada orang

  • 8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

    9/17

    9

    lain, ia akan memperoleh ganjaran dari Tuhannya, tidak ada ketakutan akan menimpa mereka dan

    mereka tak akan susah (Al-Baqarah :112)

    Dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang telah mengucapkan salam kepada kamu,

    kamu bukan seorang Mukmin. (An-Nisa:94).

    b. Menurut Nabi Muhammad Rasulullah sawJibril a.s. dalam bentuk manusia datang kepada Rasulullah s.a.w. dan bertanya kepada

    beliau saw:

    Hai Muhammad! Beritahukanlah kepadaku tentang Islam. Rasulullah s.a.w. bersabda:

    Islam, ialah hendaknya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad

    adalah Utusan Allah, mendirikan shalat, memberikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan,

    dan beribadah haji di Baitullah jika engkau mampu menempuh di jalannya. Orang itu

    berkata: Engkau benar! Perawi mengatakan: Kami merasa heran kepada orang itu. Dia

    bertanya dan sekaligus membenarkannya. Kembali orang itu berkata: Beritahukanlah

    kepadaku tentang Iman. Rasulullah s.a.w. bersabda: Hendaknya engkau beriman kepada

    Allah, kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan Hari Akhir, serta

    beriman kepada takdir, baik dan buruknya takdir. Orang itu berkata: Engkau benar.

    (Shahih Muslim, Kitabul Iman)

    Artinya: Barangsiapa yang shalat seperti shalat kita, berkiblat pada kiblat kita, dan memakansembelihan kita, maka ia adalah orang Muslim yang mempunyai jaminan dari Allah dan

    Rasul-Nya, dan janganlah kamu mengecoh Allah dalam hal jaminan-Nya. (Shahih Bukhari,

    Kitabul Shalat, Bab Fadhlistiqbaalil Qiblah).

    Merupakan suatu ihsan agung Junjungan Suci kita Nabi Muhammad Rasulullah saw. bahwamelalui definisi tersebut Rasulullah saw. dalam kata-kata yang sangat lengkap telah meletakkan

    fondasi antara bangsa-bangsa di dalam kesatuan dunia Islam. Dan merupakan kewajiban setiap

    pemerintahan Islam untuk mengakui fondasi/prinsip ini dalam pandangan mereka dengan sangat

    jelas. Jika tidak, maka tatanan umat Islam senantiasa akan hancur, dan pintu-pintu kekacauan tidak

    akan pernah dapat ditutup.

  • 8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

    10/17

    10

    c. Defenisi Muslim sejati dalam kata-kata Pendiri Jemaat Ahmadiyah:Pendiri Jemaat Ahmadiyah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad bersabda:

    Apakah Islam itu? Islam adalah api menyala yang membakar kehidupan rendah kita dan

    menghanguskan berhala-berhala palsu kita, lalu mempersembahkan pengorbanan jiwa kita, harta

    kita, dan kehormatan kita dihadapan Sang Sesembahan Yang Mahabenar dan Mahasuci. Setelah

    masuk kedalam mata air yang demikian, kita meminum kehidupan baru. Dan segenap kehidupan

    ruhani kita lekat menyatu dengan Allah sedemikian rupa bagaikan seutas tali yang diikatkan

    dengan tali lainnya. Bagai api halilintar dari dalam diri kita muncul sebuah api dan sebuah api lagi

    turun kepada kita dari atas. Dengan bertemunya kedua kobaran api ini, segenap hawa nafsu dan

    kecintaan kita terhadap wujud-wujud selain Allah menjadi hangus terbakar. Dan kita menjadi mati

    dari kehidupan pertama kita. Berdsarkan Al-Quran Suci, keadaan ini dinamakan Islam. (Filsafat

    Ajaran Islam, hal. 102)

    IV. Pemahaman dan Pengamalan warga Jemaat Ahmadiyah berdasrkan Al-Quran,Sunnah serta Hadits.

    a. Kedudukan Al-Quranul KarimPendiri Jemaat Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad tentang 3 sumber hukum bersabda:

    Aku mendengar bahwa beberapa orang di antara kamu ada yang sama sekali menolak hadits. Jikahal itu benar mereka itu sangat keliru. Aku tidak mengajarkan demikian, malah aku mengajarkan

    bahwa untuk petunjuk jalan bagi kamu, Tuhan telah memberikan kepada kamu 3 hal. Yang

    pertama, ialah Quran Syarif, yang mengutarakan Keesaan Tuhan di dalamnya, Kegagahan-Nya dan

    Kebesaran-Nya, serta olehnya diputuskan pertentangan dan kekeliruan paham mengenai

    terbunuhnya Nabi Isa Ibnu Maryam di atas salib dan bahwa beliau seorang terkutuk.

    Demikian pula Quran Syarif melarang kamu agar jangan memuja apa pun selain Allah, baik

    berupa benda, manusia, hewan, matahari, bulan, sesuatu benda langit lainnya, atau pun diri kamu

    sendiri. Karena itu berhati-hatilah jangan melangkah selangkah pun yang bertentangan dengan

    ajaran Tuhan dan petunjuk Quran Syarif. Aku berkata dengan sungguh-sungguh bahwa barangsiapa

    yang mengabaikan sebuah saja dari ke-700 hukum Ilahi berarti menutup pintu keselamatanbaginya dengan tangannya sendiri.

    Jalan keselamatan yang hakiki dibuka hanya oleh Quran Syarif saja, sedangkan yang lainnya

    semuanya itu hanya bayangan semata. Karena itu hendaknya mempelajari Quran Syarif dengan

    pemikiran yang dalam, dan hendaknya kamu mencintainya begitu rupa mendalam seperti kamu

    tidak pernah mencintai apa pun sebesar itu. Sebab sebagaimana Tuhan berfirman kepadaku:

  • 8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

    11/17

    11

    Yakni, Segala macam kebaikan terletak di dalam Al-Quran.

    Sayang sungguh orang-orang itu, yang lebih mengutamakan barang lain selain Quran Syarif.

    Segala falah (sukses) penghidupan kamu serta najat (keselamatan) kamu sumbernya terletak di

    dalam Quran Syarif. Tidak satu pun dari kebutuhan-kebutuhan ruhani bagi kamu yang tidak

    terdapat di dalam Quran Syarif.

    b. Kedudukan SunnahPetunjuk yang kedua bagi kaum Muslim ialah Sunnah, yaitu amal (perbuatan) Nabi Muhammad

    Rasulullah saw. sebagai penjelasan dari hukum (peraturan) Quran Syarif, yang dituangkan dalam

    bentuk amalan. Secara pandangan lahir di dalam Quran Syarif tidak ada penjelasan terinci

    mengenai jumlah rakaat dalam tiap-tiap shalat wajib yang 5 waktu: berapa rakaat shalat Subuh dan

    shalat-shalat pada waktu lainnya, akan tetapi Sunnah Rasulullah saw. membuat semuanya itu

    menjadi jelas.

    Janganlah kita keliru bahwa seolah-olah Sunnah dan hadits itu sama, sebab hadits dikumpulkan

    orang sesudah 150 tahun kemudian, sedangkan Sunnah itu terwujud bersamaan dengan lahiran

    Quran Syarif. Tuhan dan Rasul-Nya mempunyai dua macam kewajiban, yaitu Dia menyampaikan

    kehendak-kehendak-Nya dengan mengirimkan Quran Syarif sebagai firman-Nya untuk memulai

    pelaksanaan hukum-Nya, sedangkan Rasulullah saw. berkewajiban memperagakan firman-firman

    Ilahi kepada umat manusia dengan amal (perbuatan). Karena itu beliau menterjemahkan dalam

    bentukamalan apa-apa yang difirman Allah Taala kepada beliau, dan dengan jalan Sunnah yakni

    amal (perbuatan) beliau memecahkan segala macam persoalan yang dihadapkan kepada umat

    manusia.

    Tidaklah tepat untuk mengatakan bahwa tugas ini telah diserahkan kepada Hadits, sebab Islam

    telah berdiri lama sebelum Hadits terwujud. Tidakkah orang-orang sebelum hadits-hadits dihimpun

    senantiasa mendirikan shalat, membayar zakat, melaksanakan ibadah haji dan mengetahui batas-

    batas halal dan haram?

    c. Kedudukan HaditsPetunjuk jalan yang ketiga tentu saja Hadits, sebab banyak sekali soal-soal yang berhubungan

    dengan tarikh (sejarah) Islam, akhlak, jurisprudensi (fiqqah) dibentangkan di dalam Hadits, dan

    faedahnya yang sangat besar dari hadits itu terletak pada kenyataan bahwa Hadits merupakan

    khadim (pengkhidmat/pelayan) dari Quran Syarif dan Sunnah. Ada sementara orang yang tidak

    mengerti akan kedudukan yang hakiki dari Quran Syarif, ia mengatakan bahwa kedudukan Hadits

    itu merupakan hakim bagi Quran Syarif, sebagaimana orang Yahudi punya anggapan terhadap

    hadits-hadits mereka.

    Akan tetapi kita memandang Hadits itu sebagai khadim dari Quran Syarif dan Sunnah, dengan

    adanya khadim-khadim kebesaran seorang majikan semakin bertambah. Quran Syarif adalah

    firman Allah Taala dan Sunnah adalah amal(perbuatan) Rasulullah saw., sedangkan Hadits itu bagi

    Sunnah merupakan saksi penguat. Salah sekali jika dikatakan nauudzubillaah bahwa Hadits itu

  • 8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

    12/17

    12

    menjadi hakim bagi Quran Syarif. Apabila harus ada hakim bagi Quran Syarif maka hakim itu adalah

    Quran Syarif sendiri.

    V. Dasar keyakinan tentang Nabi Isa as dan Imam Mahdi sesudah Nabi Muhammadsaw. sebagai pelaksana Syariat Islam

    1. Shahih Al-Bukhari antara lain: kitab ahaaditsil anbiyaa bab nuzuulu iisa bnu maryamhadits nomor 3448

    Bagaimana dengan kalian apabila Ibnu Maryam di kalangan kalian turun dan sebagai

    Imam di antara kalian (Al-Bukhari, Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dan

    Kanzul-Umal, Juz XIV/38845).

    2. Shahih Muslim dalam kitabul fitan bab dzikrud dajjaalhadits nomor2937

    ... . . .

    . .

    ...

    Dari Nawas bin Siman, ia berkata: Rasulullah saw. bercerita tentang dajallalu Nabi

    Isa beserta sahabatnya terkepunglalu Nabi Isa memanjatkan doa kepda Allah swt

    kemudian turunlah Nabi Isa beserta sahabat-sahabatnya lalu Nabi Isa dan sahabatnya

    memanjatkan doa kepada Allah

    3. Sunan Ibnu Majah

    Dan tiada Mahdi kecuali Isa ibnu Maryam. (Ibnu Majah, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak

    dari Anas ra Kanzul-Ummal, Juz XIV/38656)

    4. Ath-Thabrani dalam kitab al-kabiirdari Anillah bin Mughaffal radhiyallahu anhu

  • 8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

    13/17

    13

    Kemudian Isa ibnu Maryam turun dengan membenarkan Muhammad shallallahu alaihi

    wa sallam di atas agamanya sebagai Imam Mahdi dan Hakim yang adil, lalu ia membunuh

    Dajjal. (Ath-Thabrani dalam Al-Kabir dari Anillah bin Mughaffal radhiyallahu anh dan

    Kanzul-Umal, Juz XIV/38808)

    5. Buku berjudul Turunnya Isa ibnu Maryam pada akhir Zaman karya Imam JalaluddinAbdur Rahman As Suyuthi yang memuat 60 Hadits.

    6. Mufti Mesir Tahun 1882, dalam kitab Lawaamiul Anwaaril Bahiyyah, Juz II, hal. 84

    Beriman kepada datangnya Imam Mahdi itu wajib, sebagaimana telah dibenarkan oleh

    para Ulama dan telah dijelaskan dalam aqidah-aqidah Ahlus-Sunnah Wal-Jamaah dan

    juga diakui oleh Ahlusy-Syiah. (Lawamiul-Anwaril-Bahiyah, Juz II, hal. 84).

    7. Muktamar Nahdlatul Ulama III di Surabaya (12 Rabiuts Tsani 1347/28 September1928) dalam buku Ahkamul Fuqaha Kumpulan Masalah-Masalah Diniyah dalam

    Mutamar ke 1 s/d 15 PBNU halaman 34-36 penerbit CV. Toha Putra Semarang.

    No.46 Judul:Nabi Isa akan Turun kembali ke Dunia sebagai Nabi dan Rasul

    S :Bagaimana pendapat Mutamar tentang Nabi Isa a.s. setelah turun kembali ke

    dunia. Apakah tetap sebagai nabi dan rasul?Padahal Nabi Muhammad Saw.adalah

    Nabi terakhir. Dan apakah mazhab empat itu akan tetap ada pada waktu itu?

    J :Kita wajib berkeyakinan bahwa Nabi Isa a.s itu akan diturunkan kembali pada akhir

    zaman nanti sebagai Nabi dan Rasul yang melaksanakan syariat Nabi Muhammad

    Saw. dan hal itu, tidak berarti menghalangi Nabi Muhammad sebagai Nabi yangterakhir, sebab Nabi Isa a.s. hanya akan melaksanakan syariat Nabi Muhammad.

    Sedang mazhab 4 pada waktu itu hapus (tidak berlaku).

    8. Fatwa Syekh Abdul Aziz bin Baaz, ulama terkemuka Rabitah Alam Islamidalam berkalaAkhbaarul Alamil Islaami 21 Muharram tahun 1400 Hijriyah halaman 7 bahwa Hadits-

    hadits tentang Mahdi itu derajat Haditsnya mutawatir:

    Adapun mengingkari sama sekali kedatangan Mahdi yang dijanjikan, sebagaimana

    anggapan sementara golongan mutaakhirin adalah pendapat yang salah. Karena Hadits-

  • 8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

    14/17

    14

    hadits tentang kedatangannya di akhir zaman dan tentang ia akan mengisi bumi ini

    dengan keadilan dan kejujuran, karena telah penuh kezaliman, adalah mutawatirdari

    segi isi dan artinya dan terdapat dalam jumlah banyak.

    VI. Penjelasan kenabian menurut Pendiri Jemaat AhmadiyahPendiri Jemaat Ahmadiyah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. menyatakan, Dan aku

    bersumpah atas nama Dia bahwa seperti Dia telah bermukaalamah-mukhaathabah dengan

    Ibrahim as, kemudian dengan Ishak as, dan dengan Yusuf as, dan dengan Musa as, dan dengan

    Masih Ibnu Maryam as, dan sesudah beliau-beliau itu dengan Nabi kita Muhammad saw, yang

    demikian rupa keadaannya hingga kepada beliau telah turun wahyu yang paling cemerlang dari

    semuanya dan paling suci pula. Begitu pula Dia telah menganugerahkan kehormatan mukaalamah-

    mukhaathabah kepada diriku. Akan tetapi kehormatan ini kuperoleh hanya semata-mata karena

    mengikuti Rasulullah saw. Seandainya aku bukan umat Rasulullah saw. dan tidak mengikuti beliau,maka sekiranya ada amal-amalku besarnya seperti sejumlah gunung-gunung, namun demikian

    sekali-kali aku tidak akan mendapat kehormatan mukallamah mukhatabah itu; sebab pada waktu

    sekarang kecuali kenabian Muhammad, semua kenabian sudah tutup. Nabi yang membawa

    syariat tidak dapat datang lagi, akan tetapi nabi yang tidak membawa syariat adalah mungkin,

    namun syaratnya ialah ia ummati (bukan dari umat lain). Ringkasnya, atas dasar itu, aku adalah

    umamti juga lagi pula nabi. Dan kenabianku, yakni mukaalamah-mukhaathabah Ilahiyah adalah

    bayangan dari kenabian Rasulullah saw dan tanpa itu kenabianku tiada artinya. (Tajalliyati

    Ilahiyyah/Penampakan Kebesaran Tuhan, hal. 38-39)

    VII. Pendakwaan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad tentang kenabian tanpa syariat

    Tuduhan yang dikenakan kepada saya bahwa saya mendakwakan kenabian yang dengan

    pendakwaan itu saya tidak memiliki lagi hubungan sedikitpun dengan Islam dan dengan demikian berarti

    saya sebagai nabi yang mustaqill (tidak memerlukan kepatuhan dan keberkatan nabi sebelumnya)

    sehingga tidak memerlukan untuk mengikuti Al-Quran suci dan telah membuat kalimah sendiri dan

    kiblat sendiri yang terpisah serta menyatakan syariat Islam seolah-olah telah mansukh (batal) dan

    seolah-olah saya tidak mengikuti serta tidak menuruti yang mulia nabi suci Muhammad saw. Semua

    tuduhan-tuduhan ini tidak benar, bahkan pendakwaan kenabian yang seperti itu menurut saya adalah

    kekafiran: Dan bukan saja sekarang bahkan dalam setiap buku, saya selalu menuliskan demikian, bahwa

    kenabian sejenis itu tidak pernah saya dakwakan, dan ini semata-mata hanya tuduhan kepada saya.

    Dasar yang atasnya saya mengatakan diri saya sebagai nabi hanya sekedar demikian ini, bahwa saya

    mendapatkan kehormatan bercakap-cakap dengan Tuhan dan Dia banyak berkata-kata dan berfirman

    kepadaku dan menjawab perkataanku dan Dia banyak sekali menzhahirkan hal-hal yang gaib kepadaku

    serta membukakan rahasia kepadaku tentang hal-hal yang akan datang, bahwa selama manusia tidak

    memiliki qurub (kedekatan yang khusus kepada-Nya), Dia tidak akan membukakan tirai rahasia

    kepadanya; dan dikarenakan banyaknya hal tersebut di atas, Dia menamakanku nabi. Jadi, sesuai

    dengan perintah Tuhan, aku adalah nabi dan jika saya mengingkarinya tentu saya akan berdosa; dan

  • 8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

    15/17

    15

    keadaan dimana Tuhan memberikan nama nabi kepadaku, maka bagaimana mungkin saya dapat

    mengingkarinya, saya teguh di atasnya sampai saya meninggalkan dunia ini. Namun saya nabi bukan

    dalam pengertian bahwa saya memisahkan diri saya dari Islam atau saya memasukkan suatu hukum

    Islam; tengkuk ketaatanku telah saya letakkan pada ikatan peraturan dan ketentuan yang ditetapkan

    oleh Al-Quran suci; dan tak ada seorang pun yang memiliki keberanian dan kemampuan untuk

    memansukhkan Al-Quran walaupun hanya satu harakat atau satu titik (Dikutip dari surat kabar Aam

    Lahore, tanggal 26 Mei 1908/ Haqaniyyat Ahmadiyah, hal 214, Nazarat Isyaat Pakistan).

    Adapun tentang pendakwaan sebagai Al-Masih dan Al-Mahdi yang dijanjikan kedatangannya di akhir

    zaman antara lain adalah:

    Dan sungguh telah aku terangkan berulang-ulang dan aku jelaskan dengan sejelas-jelasnya kepada umat

    manusia bahwa sesungguhnya aku adalah Al-Masih Al-Mauud dan Al-Mahdi yang dijanjikan (Ijazul-

    Masih, hal. 6)

    Wassalam

  • 8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

    16/17

    16

    SYARAT-SYARAT BAIAT

    DALAM JEMAAT AHMADIYAH

    Oleh: HAZRAT IMAM MAHDI, MASIH MAUUD A.S.

    Orang yang baiat berjanji dengan hati yang jujur bahwa:

    1. Di masa yang akan datang hingga masuk ke dalam kubur senantiasa akan menjauhi syirik.2. Akan senantiasa menghindarkan diri dari segala corak bohong, zina, pandangan birahi terhadap

    bukan muhrim, perbuatan fasiq, kejahatan, aniaya, khianat, mengadakan huru-hara, dan

    memberontak serta tidak akan dikalahkan oleh hawa nafsunya meskipun bagaimana juga

    dorongan terhadapnya.

    3. Akan senantiasa mendirikan shalat lima waktu semata-mata karena mengikuti perintah AllahTaala dan Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. dan dengan sekuat tenaga akan senantiasa

    mendirikan shalat Tahajud, dan mengirim salawat kepada Junjungannya Yang Mulia Nabi

    Muhammad Rasulullah s.a.w. dan memohon ampun dari kesalahan dan mohon perlindungan dari

    dosa; akan ingat setiap saat kepada nikmat-nikmat Allah, lalu mensyukurinya dengan hati tulus,

    serta memuji dan menjunjung-Nya dengan hati yang penuh kecintaan.

    4. Tidak akan mendatangkan kesusahan apa pun yang tidak pada tempatnya terhadap makhluk Allahumumnya dan kaum Muslimin khususnya karena dorongan hawa nafsunya, biar dengan lisan atau

    dengan tangan atau dengan cara apa pun juga.

    5. Akan tetap setia terhadap Allah Taala baik dalam segala keadaan susah atau pun senang, dalamduka atau suka, nikmat atau musibah; pendeknya, akan rela atas keputusan Allah Taala. Dan

    senantiasa akan bersedia menerima segala kehinaan dan kesusahan di jalan Allah. Tidak akan

    memalingkan mukanya dari Allah Taala ketika ditimpa suatu musibah, bahkan akan terus

    melangkah ke muka.

    6.

    Akan berhenti dari adat yang buruk dan dari menuruti hawa nafsu, dan benar-benar akan

    menjunjung tinggi perintah Alquran Suci di atas dirinya. Firman Allah dan sabda Rasul-Nya itu akanmenjadi pedoman baginya dalam tiap langkahnya.

    7. Meninggalkan takabur dan sombong; akan hidup dengan merendahkan diri, beradat lemah-lembut, berbudi pekerti yang halus, dan sopan santun.

    8. Akan menghargai agama, kehormatan agama dan mencintai Islam lebih daripada jiwanya,hartanya, anak-anaknya, dan dari segala yang dicintainya.

    9. Akan selamanya menaruh belas kasih terhadap makhluk Allah umumnya, dan akan sejauhmungkin mendatangkan faedah kepada umat manusia dengan kekuatan dan nikmat yang

    dianugerahkan Allah Taala kepadanya.

  • 8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

    17/17

    17

    10. Akan mengikat tali persaudaraan dengan hamba ini Imam Mahdi dan Al-Masih Al-Mauudsemata-mata karena Allah dengan pengakuan taat dalam hal makruf (segala hal yang baik) dan

    akan berdiri di atas perjanjian ini hingga mautnya, dan menjunjung tinggi ikatan perjanjian ini

    melebihi ikatan duniawi, baik ikatan keluarga, ikatan persahabatan ataupun ikatan kerja.

    Diterjemahkan dari ISYTIHAR TAKMIL TABLIGH