sistematika penjelasan jemaat ahmadiyah indonesia
TRANSCRIPT
-
8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia
1/17
1
Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia
1. Pengantar Amir Jemaat Ahmadiyah Indonesia Ucapan terima kasih kepada Ketua Komisi VIII DPR RI atas undangan kepada Jemaat
Ahmadiyah Indonesia untuk menghadiri dengar pendapat umum.
Memperkenalkan delegasi Jemaat Ahmadiyah Indonesia:1. H. Abdul Basith, Shd : Ketua Umum2. H. Sayuti Aziz Ahmad, Shd : Ketua Mubalighiin3. Zafrullah A. Pontoh : Pers Secretary4. Yang lainnya adalah mubalighin dan jajaraan Pengurus Besar Jemaat
Ahmadiyah Indonesia
Ucapan terimakasih sebagai penutup di akhir pertemuan.2. Penjelasan Dasar Hukum Keberadaan Jemaat Ahmadiyah di Indonesia
Kedatangan Jemaat Ahmadiyah di Indonesia sejak tahun 1923. Telah berbentuk badan hukum sejak tahun 1953, sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Kehakiman RI No. JA.5/23/13 tanggal 13 Maret 1953
Prinsip organisasi Jemaat Ahmadiyah Indonesia berkenaan dengan keberadaannyadalam Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar1945 meliputi antara lain:
a. Jemaat Ahmadiyah murni sebagai organisasi keagamaan dan tidak berpolitikb. Senantiasa patuh dan taat kepada Pemerintah yang sah.c. Senantiasa menjunjung tinggi institusi negara serta seluruh lembaga yang
mendukung institusi negara.
3. Penjelasan tentang andil Jemaat Ahmadiyah dalam bidang sosial kemasyarakatan:a. Contoh-contoh konkrit turut andil dalam memperjuangkan Kemerdekaan dan
Pembangunan NKRI:
Tuan Sayid Syah Muhammad Mubaligh Ahmadiyah yang selalumendampingi Ir. Soekarno dalam menyusun kemerdekaan
R Moh Muhiddin menjadi Sekretaris Panitia Perayaan Kemerdekaan RIPertama di Jakarta
WR Supratman; pencipta lagu Indonesia Raya Mubaligh Ahmadiyah aktif di RRI dalam menyiarkan pengakuan
kemerdekaan RI dalam bahasa Hindi dan Inggris.
Seruan dan anjuran dari Imam Ahmadiyah kepada para pemimpinnegara Islam supaya mereka serentak menyatakan sikapnya untuk
mengakui Kemerdekaan Indonesia. Menganjurkan seluruh anggota
-
8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia
2/17
2
Jemaat sedunia supaya berpuasa sunah Senin-Kamis dan berdoa kepada
Allah swt.
Perintah Imam Jemaat Ahmadiyah kepada mubaligh sedunia agarmenulis diberbagai media tentang perjuangan Bangsa Indonesiauntuk
mendapatkan kemerdekaannya.
b. Contoh-contoh konkrit peran individu warga Ahmadiyah di Indonesia dalamtatanan pemerintah sebagai:
Anggota DPR-MPR, Jaksa Agung Muda, Jaksa Tinggi, Sekjen DEPAG RI,Kepala DEPAG RI, Walikota, Sekda, Camat, Kepala Desa/Lurah
Perwira tinggi TNI dan POLRI Ilmuwan, Dosen dan Guru Besar
c. Contoh kongkrit dalam pengabdian masyarakat : Peran dalam penanggulangan korban bencana alam di NAD Pelayanan pengobatan alternatif Homeopthy secara gratis Anggota calon donor mata terbesar di Indonesia Anggota donor darah ke-2 terbesar di Indonesia Secara aktif turut mensukseskan program pemerintah dalam
penanaman sejuta pohon
Dan lain-lain4. Penjelasan singkat tentang theologi Ahmadiyah
- Rukun Iman & Rukun Islam- Definisi Muslim- Pemahaman dan Pengamalan warga Jemaat Ahmadiyah berdasrkan Al-
Quran, Sunnah serta Hadits.
- Dasar keyakinan tentang Nabi Isa as dan Imam Mahdi sesudah NabiMuhammad saw. sebagai pelaksana Syariat Islam
- Penjelasan kenabian menurut Pendiri Jemaat Ahmadiyah- Pendakwaan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi tanpa syariat
5. Sikap Jemaat Ahmadiyah Indonesia:Jemaat Ahmadiyah Indonesia berada di dalam Islam sesuai sabda Pendiri Jemaat
Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad alaihissalaam antara lain :a. Ringkasan dan intisari pendirian kami adalah Laa ilaha illallahu Muhammadur
Rasulullah.
b. Kami beriman bahwa jika sekiranya ada seseorang yang mengurangi sedikit sajadari syariat Islam ini atau sedikit saja merubahnya atau meninggalkan perkara-
perkara yang telah diwajibkannya dan mengerjakan perkara yang dilarangnya,
mereka itu adalah termasuk ke dalam golongan yang tidak beriman dan sesat dari
agama Islam.
-
8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia
3/17
3
c. Kami menasehati Jamaah kami supaya beriman dengan sepenuh hati terhadap duakalimah Laa ilaha illallahu Muhammadur Rasulullahdan mati di dalam keimanan
tersebut.
d. Walhasil semua akidah atau amalan yang dilaksanakan secara ijma oleh ahlisunnah adalah kewajiban bagi Jamaah kami untuk menerimanya. Bumi dan langit
akan menjadi saksi bahwa inilah pendirian kami. (Ruhani Khazain, Jld 14,
Ayyamul Suluh, h. 323)
e. Tidak masuk kedalam Jamaah kami kecuali yang telah masuk ke dalam agamaIslam dan mengikuti Kitab Allah dan sunnah-sunnah pemimpin kita sebaik-baik
manusia--Nabi Muhammad saw. dan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Yang
Mulia dan Pengasih, dan beriman kepada Hari Kebangkitan, surga dan neraka serta
berjanji dan berikrar bahwa tidak akan memilih satu agama selain agama Islam. Dan
akan mati di atas agama ini yaitu agama fitrah dengan berpegang teguh kepada
Kitab Allah Yang Maha Tahu dan mengamalkan setiap yang ditetapkan dari Al-
Quran, Sunnah dan Ijma sahabat yang mulia. Dan siapa saja yang mengabaikan tiga
hal ini berarti ia membiarkan jiwanya dalam api neraka. (Mawahiburrahman, h.
315)
f. Tidak ada agama bagi kami kecuali agama Islam dan tidak ada Kitab bagi kamikecuali Al-Quran Kitab Allah Yang Maha Tahu. Tidak ada Nabi panutan bagi kami
kecuali Nabi Muhammad, Khatamunnabiyyin saw. (Anjami Atham, h. 143)
6. Fakta di sebagian lapisan masyarakat masih menganggap Jemaat Ahmadiyah adalahsebagai organisasi yang menyimpang.
Menyambut baik prakarsa Ketua Komisi VIII DPR RI atas usul dan sarannyauntuk membudayakan dialog yang santun. Dialog yang semacam inilah yang
akan banyak membantu menyelesaikan masalah-masalah perbedaan di dalam
masyarakat yang majemuk dan menciptakan kerukunan.
Jemaat Ahmadiyah senantiasa membuka pintu dialog yang santun sesuaikepribadian bangsa Indonesia yang difasilitasi oleh Dewan dan atau
Pemerintah.
7. Penutup
-
8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia
4/17
4
LAMPIRAN :I. Rukun Iman1. Beriman kepada Allah2. Beriman kepada para Malaikat
Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Dia Yang memiliki seluruh sifat mulia dan bersih
dari segala macam kelemahan/kekurangan. Dia adalah Pencipta dan Penguasa seluruh benda. Dia
Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Islam tidak menjadikan suatu makhluk pun sebagai Tuhan
atau sekutu bagi Tuhan. Islam mengajarkan perbedaan antara Khaliq dan Makhluq. (Malfuzhat, Jld.
IV, hal. 145 , Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984) Untuk itu adalah penting agar kalian mewakafkan hidup
kalian di jalan Allah. Dan, inilah Islam. Inilah tujuan yang untuknya saya diutus. (Malfuzhat, Jld. III,
hal. 188-189, Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984)
Beliau Alaihis-salaam bersabda:
Aku datang untuk menegakkan manusia di atas tauhid. (Al-Istiftaa', hal. 45)
3. Beriman kepada Kitab-kitab Allah, Diriku yang lemah telah diutus ke dunia untuk menyampaikan pesan Tuhan untuk menyatakan
bahwa di antara semua agama yang ada saat ini satu-satunya yang benar dan sesuai dengankehendak Tuhan adalah yang dikemukakan oleh Alquran; dan Laa ilaaha illallaahu Muhammadur-
Rasuulullaah adalah pintu memasuki Rumah Keselamatan. (Malfuzhat, Vol. II, hal. 132, Cet. Add.
Nazhir Isyaat 1984)
Sama sekali tidak mungkin mendapat keberhasilan tanpa mengikuti ajaran Alquran, jika seseorang
berfikir sebaliknya, itu hanyalah semata-mata khayalan; orang-orang duniawi mengejar
keberhasilan macam ini. (Malfuzhat, Vol, II, hal. 157, Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984)
4. Beriman Kepada para Rasul AllahTuhan telah berkehendak bahwa semua kesempurnaan yang dimiliki oleh para Nabi,
semuanya terkumpul dalam wujud Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam.(Malfuzhat, Vol. I, hal.
326, Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984)
Seandainya Yang Mulia Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam tidak datang, maka bukan
lagi kenabian, bukti akan adanya Tuhan pun tidak akan dapat dijumpai dalam keadaan demikian.
Melalui ajaran beliaulah baru Tuhan itu dapat diketahui: Qul huwallaahu achad, Allaahush-shomad,
Lamyalid walam yuulad, walam yakullahu kufuwan ahad. (Al-Ikhlas, 112 : 2-5)
Selanjutnya beliau Alaihis-salaam bersabda:
-
8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia
5/17
5
Tidak ada Tuhan kecuali Allah, Muhammad adalah Utusan Allah--Kami beriman kepada Allah,
malaikat-Nya, para Rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, Surga, Neraka dan Kebangkitan sesudah mati.
(Anwarul-Islam, hal. 34)
Dan Allah mengetahui sesungguhnya aku adalah pecinta Islam, berkorban untuk HadhratKhairil-
anaam Muhammad Shallallaahu alaihi wa sallam dan aku sebagai pelayan Ahmad Mushthafa
Shallallaahu alaihi wa sallam. (Ainah Kamalati Islam, hal. 388)
5. Beriman kepada Hari KiamatAkhirnya, suatu hari dunia ini akan habis dan semuanya akan punah... Itu betul. Dan, Allah
SubchaanaHu wa Taaalaa dari sejak awal sudah merupakan Khaaliq (Pencipta) terus-menerus.
Namun, Keesaan-Nya pun menuntut supaya Dia di suatu saat menghabiskan semuanya ini. Kullu
man alaiha faan. (Ar-Rahman, 55 : 27). Segala sesuatu yang ada di atasnya, akan menjadi punah.
Kita tidak dapat mengatakan kapan waktu itu akan tiba. Namun, waktu yang demikian pasti akan
datang. (Malfuzhat, Jld. IX, hal. 193, Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984)
6. Beriman kepada TaqdirOrang-orang melontarkan kritikan mengenai ini, yakni mengapa taqdiritu terdiri dari dua
bagian? Maka jawabnya adalah, pengalaman memberi kesaksian akan hal itu, yakni kadang-kadang
tampil dalam bentuk-bentuk yang sangat berbahaya dan manusia benar-benar jadi putus asa.
Namun, melalui doa dan sedekah serta pengorbanan, akhirnya bentuk-bentuk bahaya tersebut jadihilang. Jadi, akhirnya terpaksa diakui bahwa jika taqdir muallaq (taqdir yang masih dapat berubah)
itu tidak ada, dan segala sesuatu yang berlaku hanyalah taqdir mubram (taqdir yang tidak dapat
berubah), maka mengapa bisa terjadi penolakan bala? Dan berarti, doa serta sedekah dan
sebagainya itu tidak ada artinya sedikitpun?
Beberapa iradah Ilahi hanya dengan maksud agar tumbuh rasa khawatir pada manusia
sampai batas tertentu. Lalu jika ia memberikan sedekah dan pengorbanan, maka rasa khawatirnya
itu dihilangkan. Permisalan pengaruh doa adalah seperti unsur laki-laki dan perempuan. Jika syarat
terpenuhi dan diperoleh waktu yang tepat serta tidak ada kekurangan apapun, maka sesuatu
-
8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia
6/17
6
masalah akan terhindarkan. Dan apabila yang berlaku taqdir mubram, maka tidak timbul sarana-
sarana pengabulan doa. Hati memang menginginkan doa, akan tetapi perhatian tidak dapat
terpusat sepenuhnya dan dalam hati tidak muncul rasa perih dan sedih. Shalat, sujud dan lain-lain
yang dilakukannya tidak terasa nikmat; yang darinya dapat diketahui bahwa itu bukan akhir yang
baik dan merupakan taqdir mubram. (Malfuzhat, Jld. VII, hal. 87-88, Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984)
II. RUKUN ISLAMLima Rukun Islam kami adalah :
1. Dua Kalimah SyahadatSehubungan dengan Rukun Islam pertama, pendiri Jemaat Ahmadiyah Hadhrat Mirza Ghulam
Ahmad Alaihis-salaam bersabda, Aku ingin memperkenalkan diriku kepada mereka sebagai saksi
keberadaan Tuhan. (Malfuzhat, Vol. I, hal. 307, Cet.Add. Nazhir Isyaat 1984)
Diriku yang lemah telah diutus ke dunia menyampaikan pesan Tuhan untuk menyatakan
bahwa di antara semua agama yang ada saat ini satu-satunya yang benar dan sesuai dengan
kehendak Tuhan adalah yang dikemukakan oleh Alquran dan Laa ilaaha illallaahu Muchammadur
Rasuulullaah Tidak ada tuhan, kecuali Allah adalah pintu untuk memasuki Rumah Keselamatan.
(Malfuzhat, Vol. II, hal. 132, Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984)
2. Menegakkan ShalatSehubungan dengan Rukun Islam kedua, pendiri Jemaat Ahmadiyah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad
Alaihis-salaam bersabda, Salah satu arti dari surat Al-Fatihah ialah yang menaklukkan. Dia itu
membuktikan seseorang menjadi beriman atau ingkar. Dengan kata lain, dia membedakan antara
dua hal tersebut. Dia membukakan hati dan memberikan pengertian. Itulah sebabnya surat Al-
Fatihah harus dibaca begitu sering dan seseorang harus menghayati doa ini dengan khusuk. Dia
menjadikan seseorang betul-betul seperti seorang pengemis dan sangat membutuhkan.Sebagaimana seorang pengemis merendahkan dirinya dan meminta kemurahan dengan
menunjukkan dia sangat membutuhkan atau dengan mengubah nada suaranya, seseorang
hendaknya merendah dan kemudian memohon kepada Tuhan agar mencukupi kebutuhannya.
Shalat tidak dapat dinikmati sepenuhnya, kecuali oleh orang yang merendahkan dirinya saat shalat
dan menjadikannya sebagai sarana permohonannya. (Malfuzhat, Vol. II, hal. 145, Cet. Add. Nazhir
Isyaat 1984)
-
8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia
7/17
7
3. Puasa Bulan RamadhanSehubungan dengan Rukun Islam ketiga, pendiri Jemaat Ahmadiyah Hadhrat Mirza Ghulam
Ahmad Alaihis-salaam bersabda, Masalah ketiga, yang merupakan Rukun Islam adalah Puasa.
Kebanyakan orang tidak mengetahui akan hakikat puasa sedikitpun. Pada dasarnya orang yang
tidak pernah pergi ke suatu negeri dan tidak kenal akan alam negeri itu, bagaimana mungkin dia
dapat menjelaskan keadaan negeri tersebut? Puasa bukanlah sekedar suatu ibadah di mana
manusia menahan lapar dan dahaga saja. Melainkan, dia memiliki suatu hakikat serta pengaruh
yang dapat diketahui melalui pengalaman. Di dalam fitrah manusia terdapat ketentuan bahwa
semakin sedikit dia makan maka sedemikian itu pula akan terjadi tazkiyatun-nafs (penyucian jiwa).
Dan potensi/kekuatan kasyfiyah pun bertambah. Maksud Allah SubchaanaHu wa Taaalaa dalam hal
itu adalah: kurangilah satu makanan jasmaniah dan tingkatkanlah makanan rohaniah. Orang yang
berpuasa hendaknya senantiasa memperhatikan bahwa hal itu bukanlah berarti supaya menahan
lapar saja, melainkan mereka itu hendaknya sibuk dalam berdzikir kepada Allah SubchaanaHu waTaaalaa, sehingga ia memperoleh tabattul(SuratAl-Muzammil, 73:9) dan inqithaa'1).
Jadi, yang dimaksud dengan puasa adalah supaya manusia meninggalkan satu makanan
yang hanya memberikan kelangsungan hidup bagi tubuh dan meraih makanan kedua yang dapat
memberikan ketentraman dan kekenyangan bagi ruh. Dan, orang yang berpuasa semata-mata demi
Allah SubchaanaHu wa Taaalaa, bukan sebagai suatu adat kebiasaan, mereka itu hendaknya terus
sibuk dalam sanjungan, tasbih dan tahlil kepada Allah SubchaanaHu wa Taaalaa yang mana dari itu
mereka akan memperoleh makanan kedua. (Malfuzhat, Jld. IX, hal. 123, Cet. Add. Nazhir Isyaat
1984)
4. Membayar ZakatPerintah Zakat berulang-ulang disebutkan dalam kitab suci Alquran, sedang penjelasannya
secara rinci terdapat dalam Hadits-Hadits Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam.
Allah Taala berfirman:
Ambillah dari orang-orang beriman [yang bernaung di bawah pemerintah Islam] sedekah/zakat,agar engkau (Muhammad Shallallaahu alaihi wa sallam) akan dapat membersihkan [hati mereka]
dan juga engkau akan dapat membersihkan [harta benda (zakat)] mereka dari campuran harta
orang lain dan doakanlah mereka. (At-Taubah, 9 : 104)
Sehubungan dengan rukun Islam keempat ini, beliau Alaihis-salaam pernah menetapkan
tentang masalah zakat perhiasan. Sabda beliau, Perhiasan pakaian tidak wajib zakatnya. Perhiasan
yang disimpan tapi kadang-kadang dipakai, zakatnya dibayarkan juga hendaknya. Pakaian
perhiasan yang dipakai dan kadang-kadang dipinjamkan kepada orang-orang miskin, maka
1)Tabattul atau inqithaa'artinya: Meninggalkan urusan duniawi untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SubchaanaHu wa Taaalaa.
-
8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia
8/17
8
menurut fatwa setengah ulama, tidak wajib zakatnya. Pakaian yang dipakai sendiri dan tidak
dipinjamkan kepada orang lain, lebih baik dizakatkan karena dia dipakai untuk sendiri. Di rumah
kami, inilah yang dilakukan dan tiap-tiap tahun kami mengeluarkan zakat perhiasan di rumah kami.
Tapi, perhiasan yang disimpan, seperti uang, wajib zakatnya. Tidak ada ikhtilaf (pertikaian
pendapat). (Majmuah Fatawa-e-Achmadiyyah, Jil. I, hal.163; terjemahan Alm. Mln. Ahmad
Nuruddin rachimahullaahu)
5. Menunaikan Ibadah HajiSehubungan dengan rukun Islam kelima, beliau Alaihis-salaam bersabda: Lihat, pergi
menunaikan ibadah Haji dengan ikhlas dan kecintaan adalah perkara mudah. Namun, kembali
dalam kondisi yang seperti itu adalah sulit. Banyak sekali orang yang pulang dalam keadaan gagal
dan kalbunya menjadi keras. Penyebabnya adalah mereka tidak menemukan hakikat yang ada di
sana. Melihat kekurangan-kekurangan, mereka langsung protes sehingga mereka luput dari
karunia-karunia di sana akibat dari perbuatan buruk mereka sendiri, dan karena melontarkan
tuduhan pada pihak-pihak lain. Oleh karena itu, adalah penting tinggal menetap bersama Utusan
[Ilahi] untuk beberapa lama dengan hati tulus dan teguh supaya manusia menjadi sadar akan
kondisi-kondisi batinnya dan supaya kebenaran itu sepenuhnya menyinari. (Malfuzhat, Jld. V. hal.
177, Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984)
Kami tidak pernah membuat kalimah syahadat atau shalat atau ibadah Haji atau masjid
sekecil apapun yang terpisah dari mengikuti Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam; tugas kami
ialah untuk mengkhidmati agama Islam ini; dan memenangkan agama ini di atas semua agama lainserta mengikuti hukum-hukum Alquran yang mulia dan Hadits-hadits yang terbukti berasal dari
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam. Hadits paling lemah pun kami anggap wajib diamalkan
dengan syarat tidak bertentangan dengan Alquran yang mulia; dan kami mengakui bahwa Bukhari
dan Muslim ialah ashachchul-kutub sesudah Kitab Allah. (Malfuzhat, Jld. VII, hal. 138-139, Cet. Add.
Nazhir Isyaat 1984)
III. Definisi Muslim
a.Menurut Al-Quran
Bahkan, barangsiapa saja berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan berbuat baikkepada orang
-
8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia
9/17
9
lain, ia akan memperoleh ganjaran dari Tuhannya, tidak ada ketakutan akan menimpa mereka dan
mereka tak akan susah (Al-Baqarah :112)
Dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang telah mengucapkan salam kepada kamu,
kamu bukan seorang Mukmin. (An-Nisa:94).
b. Menurut Nabi Muhammad Rasulullah sawJibril a.s. dalam bentuk manusia datang kepada Rasulullah s.a.w. dan bertanya kepada
beliau saw:
Hai Muhammad! Beritahukanlah kepadaku tentang Islam. Rasulullah s.a.w. bersabda:
Islam, ialah hendaknya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad
adalah Utusan Allah, mendirikan shalat, memberikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan,
dan beribadah haji di Baitullah jika engkau mampu menempuh di jalannya. Orang itu
berkata: Engkau benar! Perawi mengatakan: Kami merasa heran kepada orang itu. Dia
bertanya dan sekaligus membenarkannya. Kembali orang itu berkata: Beritahukanlah
kepadaku tentang Iman. Rasulullah s.a.w. bersabda: Hendaknya engkau beriman kepada
Allah, kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan Hari Akhir, serta
beriman kepada takdir, baik dan buruknya takdir. Orang itu berkata: Engkau benar.
(Shahih Muslim, Kitabul Iman)
Artinya: Barangsiapa yang shalat seperti shalat kita, berkiblat pada kiblat kita, dan memakansembelihan kita, maka ia adalah orang Muslim yang mempunyai jaminan dari Allah dan
Rasul-Nya, dan janganlah kamu mengecoh Allah dalam hal jaminan-Nya. (Shahih Bukhari,
Kitabul Shalat, Bab Fadhlistiqbaalil Qiblah).
Merupakan suatu ihsan agung Junjungan Suci kita Nabi Muhammad Rasulullah saw. bahwamelalui definisi tersebut Rasulullah saw. dalam kata-kata yang sangat lengkap telah meletakkan
fondasi antara bangsa-bangsa di dalam kesatuan dunia Islam. Dan merupakan kewajiban setiap
pemerintahan Islam untuk mengakui fondasi/prinsip ini dalam pandangan mereka dengan sangat
jelas. Jika tidak, maka tatanan umat Islam senantiasa akan hancur, dan pintu-pintu kekacauan tidak
akan pernah dapat ditutup.
-
8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia
10/17
10
c. Defenisi Muslim sejati dalam kata-kata Pendiri Jemaat Ahmadiyah:Pendiri Jemaat Ahmadiyah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad bersabda:
Apakah Islam itu? Islam adalah api menyala yang membakar kehidupan rendah kita dan
menghanguskan berhala-berhala palsu kita, lalu mempersembahkan pengorbanan jiwa kita, harta
kita, dan kehormatan kita dihadapan Sang Sesembahan Yang Mahabenar dan Mahasuci. Setelah
masuk kedalam mata air yang demikian, kita meminum kehidupan baru. Dan segenap kehidupan
ruhani kita lekat menyatu dengan Allah sedemikian rupa bagaikan seutas tali yang diikatkan
dengan tali lainnya. Bagai api halilintar dari dalam diri kita muncul sebuah api dan sebuah api lagi
turun kepada kita dari atas. Dengan bertemunya kedua kobaran api ini, segenap hawa nafsu dan
kecintaan kita terhadap wujud-wujud selain Allah menjadi hangus terbakar. Dan kita menjadi mati
dari kehidupan pertama kita. Berdsarkan Al-Quran Suci, keadaan ini dinamakan Islam. (Filsafat
Ajaran Islam, hal. 102)
IV. Pemahaman dan Pengamalan warga Jemaat Ahmadiyah berdasrkan Al-Quran,Sunnah serta Hadits.
a. Kedudukan Al-Quranul KarimPendiri Jemaat Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad tentang 3 sumber hukum bersabda:
Aku mendengar bahwa beberapa orang di antara kamu ada yang sama sekali menolak hadits. Jikahal itu benar mereka itu sangat keliru. Aku tidak mengajarkan demikian, malah aku mengajarkan
bahwa untuk petunjuk jalan bagi kamu, Tuhan telah memberikan kepada kamu 3 hal. Yang
pertama, ialah Quran Syarif, yang mengutarakan Keesaan Tuhan di dalamnya, Kegagahan-Nya dan
Kebesaran-Nya, serta olehnya diputuskan pertentangan dan kekeliruan paham mengenai
terbunuhnya Nabi Isa Ibnu Maryam di atas salib dan bahwa beliau seorang terkutuk.
Demikian pula Quran Syarif melarang kamu agar jangan memuja apa pun selain Allah, baik
berupa benda, manusia, hewan, matahari, bulan, sesuatu benda langit lainnya, atau pun diri kamu
sendiri. Karena itu berhati-hatilah jangan melangkah selangkah pun yang bertentangan dengan
ajaran Tuhan dan petunjuk Quran Syarif. Aku berkata dengan sungguh-sungguh bahwa barangsiapa
yang mengabaikan sebuah saja dari ke-700 hukum Ilahi berarti menutup pintu keselamatanbaginya dengan tangannya sendiri.
Jalan keselamatan yang hakiki dibuka hanya oleh Quran Syarif saja, sedangkan yang lainnya
semuanya itu hanya bayangan semata. Karena itu hendaknya mempelajari Quran Syarif dengan
pemikiran yang dalam, dan hendaknya kamu mencintainya begitu rupa mendalam seperti kamu
tidak pernah mencintai apa pun sebesar itu. Sebab sebagaimana Tuhan berfirman kepadaku:
-
8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia
11/17
11
Yakni, Segala macam kebaikan terletak di dalam Al-Quran.
Sayang sungguh orang-orang itu, yang lebih mengutamakan barang lain selain Quran Syarif.
Segala falah (sukses) penghidupan kamu serta najat (keselamatan) kamu sumbernya terletak di
dalam Quran Syarif. Tidak satu pun dari kebutuhan-kebutuhan ruhani bagi kamu yang tidak
terdapat di dalam Quran Syarif.
b. Kedudukan SunnahPetunjuk yang kedua bagi kaum Muslim ialah Sunnah, yaitu amal (perbuatan) Nabi Muhammad
Rasulullah saw. sebagai penjelasan dari hukum (peraturan) Quran Syarif, yang dituangkan dalam
bentuk amalan. Secara pandangan lahir di dalam Quran Syarif tidak ada penjelasan terinci
mengenai jumlah rakaat dalam tiap-tiap shalat wajib yang 5 waktu: berapa rakaat shalat Subuh dan
shalat-shalat pada waktu lainnya, akan tetapi Sunnah Rasulullah saw. membuat semuanya itu
menjadi jelas.
Janganlah kita keliru bahwa seolah-olah Sunnah dan hadits itu sama, sebab hadits dikumpulkan
orang sesudah 150 tahun kemudian, sedangkan Sunnah itu terwujud bersamaan dengan lahiran
Quran Syarif. Tuhan dan Rasul-Nya mempunyai dua macam kewajiban, yaitu Dia menyampaikan
kehendak-kehendak-Nya dengan mengirimkan Quran Syarif sebagai firman-Nya untuk memulai
pelaksanaan hukum-Nya, sedangkan Rasulullah saw. berkewajiban memperagakan firman-firman
Ilahi kepada umat manusia dengan amal (perbuatan). Karena itu beliau menterjemahkan dalam
bentukamalan apa-apa yang difirman Allah Taala kepada beliau, dan dengan jalan Sunnah yakni
amal (perbuatan) beliau memecahkan segala macam persoalan yang dihadapkan kepada umat
manusia.
Tidaklah tepat untuk mengatakan bahwa tugas ini telah diserahkan kepada Hadits, sebab Islam
telah berdiri lama sebelum Hadits terwujud. Tidakkah orang-orang sebelum hadits-hadits dihimpun
senantiasa mendirikan shalat, membayar zakat, melaksanakan ibadah haji dan mengetahui batas-
batas halal dan haram?
c. Kedudukan HaditsPetunjuk jalan yang ketiga tentu saja Hadits, sebab banyak sekali soal-soal yang berhubungan
dengan tarikh (sejarah) Islam, akhlak, jurisprudensi (fiqqah) dibentangkan di dalam Hadits, dan
faedahnya yang sangat besar dari hadits itu terletak pada kenyataan bahwa Hadits merupakan
khadim (pengkhidmat/pelayan) dari Quran Syarif dan Sunnah. Ada sementara orang yang tidak
mengerti akan kedudukan yang hakiki dari Quran Syarif, ia mengatakan bahwa kedudukan Hadits
itu merupakan hakim bagi Quran Syarif, sebagaimana orang Yahudi punya anggapan terhadap
hadits-hadits mereka.
Akan tetapi kita memandang Hadits itu sebagai khadim dari Quran Syarif dan Sunnah, dengan
adanya khadim-khadim kebesaran seorang majikan semakin bertambah. Quran Syarif adalah
firman Allah Taala dan Sunnah adalah amal(perbuatan) Rasulullah saw., sedangkan Hadits itu bagi
Sunnah merupakan saksi penguat. Salah sekali jika dikatakan nauudzubillaah bahwa Hadits itu
-
8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia
12/17
12
menjadi hakim bagi Quran Syarif. Apabila harus ada hakim bagi Quran Syarif maka hakim itu adalah
Quran Syarif sendiri.
V. Dasar keyakinan tentang Nabi Isa as dan Imam Mahdi sesudah Nabi Muhammadsaw. sebagai pelaksana Syariat Islam
1. Shahih Al-Bukhari antara lain: kitab ahaaditsil anbiyaa bab nuzuulu iisa bnu maryamhadits nomor 3448
Bagaimana dengan kalian apabila Ibnu Maryam di kalangan kalian turun dan sebagai
Imam di antara kalian (Al-Bukhari, Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dan
Kanzul-Umal, Juz XIV/38845).
2. Shahih Muslim dalam kitabul fitan bab dzikrud dajjaalhadits nomor2937
... . . .
. .
...
Dari Nawas bin Siman, ia berkata: Rasulullah saw. bercerita tentang dajallalu Nabi
Isa beserta sahabatnya terkepunglalu Nabi Isa memanjatkan doa kepda Allah swt
kemudian turunlah Nabi Isa beserta sahabat-sahabatnya lalu Nabi Isa dan sahabatnya
memanjatkan doa kepada Allah
3. Sunan Ibnu Majah
Dan tiada Mahdi kecuali Isa ibnu Maryam. (Ibnu Majah, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak
dari Anas ra Kanzul-Ummal, Juz XIV/38656)
4. Ath-Thabrani dalam kitab al-kabiirdari Anillah bin Mughaffal radhiyallahu anhu
-
8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia
13/17
13
Kemudian Isa ibnu Maryam turun dengan membenarkan Muhammad shallallahu alaihi
wa sallam di atas agamanya sebagai Imam Mahdi dan Hakim yang adil, lalu ia membunuh
Dajjal. (Ath-Thabrani dalam Al-Kabir dari Anillah bin Mughaffal radhiyallahu anh dan
Kanzul-Umal, Juz XIV/38808)
5. Buku berjudul Turunnya Isa ibnu Maryam pada akhir Zaman karya Imam JalaluddinAbdur Rahman As Suyuthi yang memuat 60 Hadits.
6. Mufti Mesir Tahun 1882, dalam kitab Lawaamiul Anwaaril Bahiyyah, Juz II, hal. 84
Beriman kepada datangnya Imam Mahdi itu wajib, sebagaimana telah dibenarkan oleh
para Ulama dan telah dijelaskan dalam aqidah-aqidah Ahlus-Sunnah Wal-Jamaah dan
juga diakui oleh Ahlusy-Syiah. (Lawamiul-Anwaril-Bahiyah, Juz II, hal. 84).
7. Muktamar Nahdlatul Ulama III di Surabaya (12 Rabiuts Tsani 1347/28 September1928) dalam buku Ahkamul Fuqaha Kumpulan Masalah-Masalah Diniyah dalam
Mutamar ke 1 s/d 15 PBNU halaman 34-36 penerbit CV. Toha Putra Semarang.
No.46 Judul:Nabi Isa akan Turun kembali ke Dunia sebagai Nabi dan Rasul
S :Bagaimana pendapat Mutamar tentang Nabi Isa a.s. setelah turun kembali ke
dunia. Apakah tetap sebagai nabi dan rasul?Padahal Nabi Muhammad Saw.adalah
Nabi terakhir. Dan apakah mazhab empat itu akan tetap ada pada waktu itu?
J :Kita wajib berkeyakinan bahwa Nabi Isa a.s itu akan diturunkan kembali pada akhir
zaman nanti sebagai Nabi dan Rasul yang melaksanakan syariat Nabi Muhammad
Saw. dan hal itu, tidak berarti menghalangi Nabi Muhammad sebagai Nabi yangterakhir, sebab Nabi Isa a.s. hanya akan melaksanakan syariat Nabi Muhammad.
Sedang mazhab 4 pada waktu itu hapus (tidak berlaku).
8. Fatwa Syekh Abdul Aziz bin Baaz, ulama terkemuka Rabitah Alam Islamidalam berkalaAkhbaarul Alamil Islaami 21 Muharram tahun 1400 Hijriyah halaman 7 bahwa Hadits-
hadits tentang Mahdi itu derajat Haditsnya mutawatir:
Adapun mengingkari sama sekali kedatangan Mahdi yang dijanjikan, sebagaimana
anggapan sementara golongan mutaakhirin adalah pendapat yang salah. Karena Hadits-
-
8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia
14/17
14
hadits tentang kedatangannya di akhir zaman dan tentang ia akan mengisi bumi ini
dengan keadilan dan kejujuran, karena telah penuh kezaliman, adalah mutawatirdari
segi isi dan artinya dan terdapat dalam jumlah banyak.
VI. Penjelasan kenabian menurut Pendiri Jemaat AhmadiyahPendiri Jemaat Ahmadiyah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. menyatakan, Dan aku
bersumpah atas nama Dia bahwa seperti Dia telah bermukaalamah-mukhaathabah dengan
Ibrahim as, kemudian dengan Ishak as, dan dengan Yusuf as, dan dengan Musa as, dan dengan
Masih Ibnu Maryam as, dan sesudah beliau-beliau itu dengan Nabi kita Muhammad saw, yang
demikian rupa keadaannya hingga kepada beliau telah turun wahyu yang paling cemerlang dari
semuanya dan paling suci pula. Begitu pula Dia telah menganugerahkan kehormatan mukaalamah-
mukhaathabah kepada diriku. Akan tetapi kehormatan ini kuperoleh hanya semata-mata karena
mengikuti Rasulullah saw. Seandainya aku bukan umat Rasulullah saw. dan tidak mengikuti beliau,maka sekiranya ada amal-amalku besarnya seperti sejumlah gunung-gunung, namun demikian
sekali-kali aku tidak akan mendapat kehormatan mukallamah mukhatabah itu; sebab pada waktu
sekarang kecuali kenabian Muhammad, semua kenabian sudah tutup. Nabi yang membawa
syariat tidak dapat datang lagi, akan tetapi nabi yang tidak membawa syariat adalah mungkin,
namun syaratnya ialah ia ummati (bukan dari umat lain). Ringkasnya, atas dasar itu, aku adalah
umamti juga lagi pula nabi. Dan kenabianku, yakni mukaalamah-mukhaathabah Ilahiyah adalah
bayangan dari kenabian Rasulullah saw dan tanpa itu kenabianku tiada artinya. (Tajalliyati
Ilahiyyah/Penampakan Kebesaran Tuhan, hal. 38-39)
VII. Pendakwaan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad tentang kenabian tanpa syariat
Tuduhan yang dikenakan kepada saya bahwa saya mendakwakan kenabian yang dengan
pendakwaan itu saya tidak memiliki lagi hubungan sedikitpun dengan Islam dan dengan demikian berarti
saya sebagai nabi yang mustaqill (tidak memerlukan kepatuhan dan keberkatan nabi sebelumnya)
sehingga tidak memerlukan untuk mengikuti Al-Quran suci dan telah membuat kalimah sendiri dan
kiblat sendiri yang terpisah serta menyatakan syariat Islam seolah-olah telah mansukh (batal) dan
seolah-olah saya tidak mengikuti serta tidak menuruti yang mulia nabi suci Muhammad saw. Semua
tuduhan-tuduhan ini tidak benar, bahkan pendakwaan kenabian yang seperti itu menurut saya adalah
kekafiran: Dan bukan saja sekarang bahkan dalam setiap buku, saya selalu menuliskan demikian, bahwa
kenabian sejenis itu tidak pernah saya dakwakan, dan ini semata-mata hanya tuduhan kepada saya.
Dasar yang atasnya saya mengatakan diri saya sebagai nabi hanya sekedar demikian ini, bahwa saya
mendapatkan kehormatan bercakap-cakap dengan Tuhan dan Dia banyak berkata-kata dan berfirman
kepadaku dan menjawab perkataanku dan Dia banyak sekali menzhahirkan hal-hal yang gaib kepadaku
serta membukakan rahasia kepadaku tentang hal-hal yang akan datang, bahwa selama manusia tidak
memiliki qurub (kedekatan yang khusus kepada-Nya), Dia tidak akan membukakan tirai rahasia
kepadanya; dan dikarenakan banyaknya hal tersebut di atas, Dia menamakanku nabi. Jadi, sesuai
dengan perintah Tuhan, aku adalah nabi dan jika saya mengingkarinya tentu saya akan berdosa; dan
-
8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia
15/17
15
keadaan dimana Tuhan memberikan nama nabi kepadaku, maka bagaimana mungkin saya dapat
mengingkarinya, saya teguh di atasnya sampai saya meninggalkan dunia ini. Namun saya nabi bukan
dalam pengertian bahwa saya memisahkan diri saya dari Islam atau saya memasukkan suatu hukum
Islam; tengkuk ketaatanku telah saya letakkan pada ikatan peraturan dan ketentuan yang ditetapkan
oleh Al-Quran suci; dan tak ada seorang pun yang memiliki keberanian dan kemampuan untuk
memansukhkan Al-Quran walaupun hanya satu harakat atau satu titik (Dikutip dari surat kabar Aam
Lahore, tanggal 26 Mei 1908/ Haqaniyyat Ahmadiyah, hal 214, Nazarat Isyaat Pakistan).
Adapun tentang pendakwaan sebagai Al-Masih dan Al-Mahdi yang dijanjikan kedatangannya di akhir
zaman antara lain adalah:
Dan sungguh telah aku terangkan berulang-ulang dan aku jelaskan dengan sejelas-jelasnya kepada umat
manusia bahwa sesungguhnya aku adalah Al-Masih Al-Mauud dan Al-Mahdi yang dijanjikan (Ijazul-
Masih, hal. 6)
Wassalam
-
8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia
16/17
16
SYARAT-SYARAT BAIAT
DALAM JEMAAT AHMADIYAH
Oleh: HAZRAT IMAM MAHDI, MASIH MAUUD A.S.
Orang yang baiat berjanji dengan hati yang jujur bahwa:
1. Di masa yang akan datang hingga masuk ke dalam kubur senantiasa akan menjauhi syirik.2. Akan senantiasa menghindarkan diri dari segala corak bohong, zina, pandangan birahi terhadap
bukan muhrim, perbuatan fasiq, kejahatan, aniaya, khianat, mengadakan huru-hara, dan
memberontak serta tidak akan dikalahkan oleh hawa nafsunya meskipun bagaimana juga
dorongan terhadapnya.
3. Akan senantiasa mendirikan shalat lima waktu semata-mata karena mengikuti perintah AllahTaala dan Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. dan dengan sekuat tenaga akan senantiasa
mendirikan shalat Tahajud, dan mengirim salawat kepada Junjungannya Yang Mulia Nabi
Muhammad Rasulullah s.a.w. dan memohon ampun dari kesalahan dan mohon perlindungan dari
dosa; akan ingat setiap saat kepada nikmat-nikmat Allah, lalu mensyukurinya dengan hati tulus,
serta memuji dan menjunjung-Nya dengan hati yang penuh kecintaan.
4. Tidak akan mendatangkan kesusahan apa pun yang tidak pada tempatnya terhadap makhluk Allahumumnya dan kaum Muslimin khususnya karena dorongan hawa nafsunya, biar dengan lisan atau
dengan tangan atau dengan cara apa pun juga.
5. Akan tetap setia terhadap Allah Taala baik dalam segala keadaan susah atau pun senang, dalamduka atau suka, nikmat atau musibah; pendeknya, akan rela atas keputusan Allah Taala. Dan
senantiasa akan bersedia menerima segala kehinaan dan kesusahan di jalan Allah. Tidak akan
memalingkan mukanya dari Allah Taala ketika ditimpa suatu musibah, bahkan akan terus
melangkah ke muka.
6.
Akan berhenti dari adat yang buruk dan dari menuruti hawa nafsu, dan benar-benar akan
menjunjung tinggi perintah Alquran Suci di atas dirinya. Firman Allah dan sabda Rasul-Nya itu akanmenjadi pedoman baginya dalam tiap langkahnya.
7. Meninggalkan takabur dan sombong; akan hidup dengan merendahkan diri, beradat lemah-lembut, berbudi pekerti yang halus, dan sopan santun.
8. Akan menghargai agama, kehormatan agama dan mencintai Islam lebih daripada jiwanya,hartanya, anak-anaknya, dan dari segala yang dicintainya.
9. Akan selamanya menaruh belas kasih terhadap makhluk Allah umumnya, dan akan sejauhmungkin mendatangkan faedah kepada umat manusia dengan kekuatan dan nikmat yang
dianugerahkan Allah Taala kepadanya.
-
8/7/2019 Sistematika Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia
17/17
17
10. Akan mengikat tali persaudaraan dengan hamba ini Imam Mahdi dan Al-Masih Al-Mauudsemata-mata karena Allah dengan pengakuan taat dalam hal makruf (segala hal yang baik) dan
akan berdiri di atas perjanjian ini hingga mautnya, dan menjunjung tinggi ikatan perjanjian ini
melebihi ikatan duniawi, baik ikatan keluarga, ikatan persahabatan ataupun ikatan kerja.
Diterjemahkan dari ISYTIHAR TAKMIL TABLIGH