sistem usahatani konservasi “kebekolontt.litbang.pertanian.go.id/deskripsi/deskripsi teknologi...
TRANSCRIPT
DESKRIPSI TEKNOLOGI UNGGULAN
SISTEM USAHATANI KONSERVASI
Kebekolo Vegetatif
Padi Varietas Situbagendit yang
tumbuh subur di lahan ladang
yang miring
Ubi Kayu lokal yang menjadi
“besar” setelah lahannya dikelola
dgn kebekolo vegetatif
DESKRIPSI TEKNOLOGI UNGGULAN BPTP NTT (B. de Rosari
SISTEM USAHATANI KONSERVASI “KEBEKOLO
Padi Varietas Situbagendit yang
“besar” setelah lahannya dikelola
ebih dari 70% lahan pertanian di wilayah Provinsi NTT adalah lahan
miring. Dengan demikian u
didominasi oleh usahatani yang berada pada lahan miring. Upaya
konservasi lahan masih minim sehingga degradasi lahan terus
berlanjut karena adanya run off yang cukup tinggi. Akibatnya adalah tingkat
kesuburan tanah selalu menurun dan berakibat pada produktivitas usahatani juga
rendah.
BPTP NTT melalui Program P4MI (2003
mendeksripsikan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk usahatani pada lahan
miring. Pola eksisiting yang dilakukan oleh petani
seadanya yaitu membuat teras tetapi tanpa berdasarkan kedudukan kountur
kemudian pada teras tersebut diletakan batu
konservasi ini disebut KEBEKOLO oleh masyarakat Kabupaten Ende. Model
konservasi ini juga sama dengan model konservasi pada masyarakat kabupaten
lainnya dengan sebutan yang berbeda misalnya di Sikka disebut BLEPENG dan di
Flores Timur disebut BREPE. Melalui Program P4MI diintroduksikan teknologi
konservasi yakni perbaikan model konser
penguat teras dari batu dan kayu kering dengan tanaman/vegetasi yakni tanaman
penguat teras dan juga berfungsi sebagai pakan. Tanaman penguat teras tersebut
adalah vetiver (akar wangi), gamal, lamtoro merah, kelor (maru
lainnya adalah membuat larikan teras sesuai kountur (bingkai A) dan
memanfaatkan lahan diantara teras tersebut dengan tanaman pangan dan
hortikultura. Jenis tanaman pangan yang diintrodusir adalah jagung, padi gogo
untuk perbaikan varietas, ubi kayu dan sayur
Desa Nualise sebagai desa
konservasi “Kebekolo yang
diperbaiki” telah menunjukkan
hasil yang menggembirakan.
Petani memperoleh hasil dari
pangan (jagung, padi gogo dan
ubi kayu) dan petani telah
memelihara ternak khususnya
kambing dengan sumber
pakan dari tanaman penguat
teras. Disamping itu petani
juga telah mencukupi kebutuhan sayur
untuk gizi keluarga dari sayur yang dihasilkan dari kebun lahan miring tsb juga
dapat dijual untuk memperoleh uang tunai.
Adanya desa contoh ini, maka
lahan yang mirip dengan desa Nualise yakni lahan miring berkunjung dan belajar
bagaimana membuat teras vegetatif. Pemda Kabupaten Ende respon dengan
menjadikan Desa Nualise sebagai pusat pertemuan para kepala desa,
terkait, kelompok tani, pihak gereja, universitas Flores (Fakultas Pertanian) dan
LSM untuk program mencapai ketahanan pangan
Beberapa kelompok tani secara mandiri melakukan kunjungan dan berdiskusi
dengan kelompok tani di Desa Nualise.
Model usahatani konservasi telah berkembang kebeberapa desa di
wilayah Kabupaten Ende. Petani di Desa Nualise sebagai narasumber atau pelatih
untuk petani lainnya. Pola pemberdayaan petani melalui metode penyuluhan
swakarsa membantu upaya ini. Kegiatan lainnya adalah kunjungan 120 petani dari
4 desa lain dalam kegiatan mobile training BPTP NTT. Hal lain yang dilakukan
adalah membuat dan menyebarkan leaflet tentang teknologi kebekolo vegetatif.
de Rosari & Medo Kote)
KEBEKOLO”
ebih dari 70% lahan pertanian di wilayah Provinsi NTT adalah lahan
miring. Dengan demikian usahatani yang dilakukan petani adalah
didominasi oleh usahatani yang berada pada lahan miring. Upaya
konservasi lahan masih minim sehingga degradasi lahan terus
berlanjut karena adanya run off yang cukup tinggi. Akibatnya adalah tingkat
alu menurun dan berakibat pada produktivitas usahatani juga
BPTP NTT melalui Program P4MI (2003-2009) di Kabupaten Ende
mendeksripsikan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk usahatani pada lahan
miring. Pola eksisiting yang dilakukan oleh petani adalah membuat konservasi
seadanya yaitu membuat teras tetapi tanpa berdasarkan kedudukan kountur
pada teras tersebut diletakan batu-batu atau kayu kering. Teknologi
konservasi ini disebut KEBEKOLO oleh masyarakat Kabupaten Ende. Model
ini juga sama dengan model konservasi pada masyarakat kabupaten
lainnya dengan sebutan yang berbeda misalnya di Sikka disebut BLEPENG dan di
Flores Timur disebut BREPE. Melalui Program P4MI diintroduksikan teknologi
perbaikan model konservasi tradisional melalui penggantian
penguat teras dari batu dan kayu kering dengan tanaman/vegetasi yakni tanaman
penguat teras dan juga berfungsi sebagai pakan. Tanaman penguat teras tersebut
vetiver (akar wangi), gamal, lamtoro merah, kelor (marungga). Teknologi
lainnya adalah membuat larikan teras sesuai kountur (bingkai A) dan
memanfaatkan lahan diantara teras tersebut dengan tanaman pangan dan
hortikultura. Jenis tanaman pangan yang diintrodusir adalah jagung, padi gogo
, ubi kayu dan sayur-sayuran di musim kemarau.
Desa Nualise sebagai desa contoh untuk
juga telah mencukupi kebutuhan sayur-sayuran
untuk gizi keluarga dari sayur yang dihasilkan dari kebun lahan miring tsb juga
dapat dijual untuk memperoleh uang tunai.
Adanya desa contoh ini, maka sudah banyak kelompok tani yang memiliki
lahan yang mirip dengan desa Nualise yakni lahan miring berkunjung dan belajar
bagaimana membuat teras vegetatif. Pemda Kabupaten Ende respon dengan
menjadikan Desa Nualise sebagai pusat pertemuan para kepala desa, dinas
terkait, kelompok tani, pihak gereja, universitas Flores (Fakultas Pertanian) dan
mencapai ketahanan pangan desa Kabupaten Ende
Beberapa kelompok tani secara mandiri melakukan kunjungan dan berdiskusi
ualise.
Model usahatani konservasi telah berkembang kebeberapa desa di
wilayah Kabupaten Ende. Petani di Desa Nualise sebagai narasumber atau pelatih
untuk petani lainnya. Pola pemberdayaan petani melalui metode penyuluhan
iatan lainnya adalah kunjungan 120 petani dari
4 desa lain dalam kegiatan mobile training BPTP NTT. Hal lain yang dilakukan
adalah membuat dan menyebarkan leaflet tentang teknologi kebekolo vegetatif.
ebih dari 70% lahan pertanian di wilayah Provinsi NTT adalah lahan
sahatani yang dilakukan petani adalah
didominasi oleh usahatani yang berada pada lahan miring. Upaya
konservasi lahan masih minim sehingga degradasi lahan terus
berlanjut karena adanya run off yang cukup tinggi. Akibatnya adalah tingkat
alu menurun dan berakibat pada produktivitas usahatani juga
2009) di Kabupaten Ende
mendeksripsikan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk usahatani pada lahan
adalah membuat konservasi
seadanya yaitu membuat teras tetapi tanpa berdasarkan kedudukan kountur
batu atau kayu kering. Teknologi
konservasi ini disebut KEBEKOLO oleh masyarakat Kabupaten Ende. Model
ini juga sama dengan model konservasi pada masyarakat kabupaten
lainnya dengan sebutan yang berbeda misalnya di Sikka disebut BLEPENG dan di
Flores Timur disebut BREPE. Melalui Program P4MI diintroduksikan teknologi
vasi tradisional melalui penggantian
penguat teras dari batu dan kayu kering dengan tanaman/vegetasi yakni tanaman
penguat teras dan juga berfungsi sebagai pakan. Tanaman penguat teras tersebut
ngga). Teknologi
lainnya adalah membuat larikan teras sesuai kountur (bingkai A) dan
memanfaatkan lahan diantara teras tersebut dengan tanaman pangan dan
hortikultura. Jenis tanaman pangan yang diintrodusir adalah jagung, padi gogo
contoh untuk
untuk gizi keluarga dari sayur yang dihasilkan dari kebun lahan miring tsb juga
sudah banyak kelompok tani yang memiliki
lahan yang mirip dengan desa Nualise yakni lahan miring berkunjung dan belajar
bagaimana membuat teras vegetatif. Pemda Kabupaten Ende respon dengan
dinas
terkait, kelompok tani, pihak gereja, universitas Flores (Fakultas Pertanian) dan
desa Kabupaten Ende.
Beberapa kelompok tani secara mandiri melakukan kunjungan dan berdiskusi
Model usahatani konservasi telah berkembang kebeberapa desa di
wilayah Kabupaten Ende. Petani di Desa Nualise sebagai narasumber atau pelatih
untuk petani lainnya. Pola pemberdayaan petani melalui metode penyuluhan
iatan lainnya adalah kunjungan 120 petani dari
4 desa lain dalam kegiatan mobile training BPTP NTT. Hal lain yang dilakukan
adalah membuat dan menyebarkan leaflet tentang teknologi kebekolo vegetatif.