sistem surveilans dan situasi penyakit...
TRANSCRIPT
SISTEM SURVEILANS DAN
SITUASI PENYAKIT ZOONOSA
Drh.Wilfried Purba,MKesKaSubdit Zoonosis, Dit.PP.BB., Ditjen PP & PL
Departemen Kesehatan,RI
• Flu Burung (Avian Influenza)
• Rabies
• Antraks
• Pes
• Leptospirosis
• Taeniasis/Cysticercosis
• Zoonosa lain (JE, Toxoplasmosis, Hantaan dll)
Prioritas Kegiatan
Surveilans Epidemiologi
Adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus
menerus terhadap penyakit atau masalah kesehatan
dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan
dan penularan penyakit atau masalah kesehatan
tersebut agar dapat dilakukan tindakan penanggulangan
secara efisien melalui proses pengumpulan/pengolahan
data, dan diseminasi informasi kepada penyelenggara
program
(Kepmenkes No.1116/Menkes/SK/VIII/2003)
• Pengumpulan data � penyakit dan faktor
risiko
• Pengolahan data
• Analisis data
• Disseminasi Informasi
Tahapan Kegiatan Surveilans
• Pengumpulan data � penyakit dan faktor
risiko
• Pengolahan data
• Analisis data
• Disseminasi Informasi
Tahapan Kegiatan Surveilans
• Surveilans Vektor
• Surveilans Reservoir
• Surveilans penyakit pada manusia
Komponen Surveilans untuk
Zoonosis
• Sulitnya koordinasi, karena mutlak harus
koordinasi antara human & animal sector
• Sekaligus didapatkan data kasus (penyakit) &
faktor risikonya
• Jejaring Lintas Sektor sudah terbangun , seperti
Rabies, Antraks, AI.
Peluang & Tantangan Pelaksanaan
SE Zoonosis
Surveilans Avian Influenza
Terintegrasi
Penyakit AI
HewanHewan�Manusia
SurveilansPenyelidikan
Penelitian
INTEGRASI
Pencegahan & Penanggulangan
di Hewan
Pencegahan & Penanggulangan
di Manusia
Transmisi
Lingkungan dan Perilaku
Deptan & jajarannyaDepkes dan
jajarannya
10
Tim SE AI terintegrasi
Tingkat Nasional, Propinsi, Kabupaten/Kota
Pengorganisasian & Mekanisme kerja
(berlaku untuk masing-masing tingkatan)
Hasil SE ManusiaHasil SE Hewan
Respon Cepat Terintegrasi dgn Leading
- Unggas & F.Risiko ���� Deptan
- Manusia ���� Depkes
Berbagi Data
Secara formal
&
Kajian Bersama
Rekomendasi
Organogram Pelaksana SI – FB
MOBILISASI
MASYARAKATDESA SIAGA
DEPKES DEPTAN / NDCC
PROP/LDCC
PDS & PDR
PETERNAKAN
DINKES PROPINSI
DINKES KAB/KOTA
Surveillance
&
AI ControlDSO
LABORATORIUM
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS
MASYARAKAT KEPALA DESA
Mekanisme kerja DSO dalam deteksi dini kasus secara aktif
Informasi kejadian unggas dr masyarakat, puskes, petugas disnak
DSO turun ke lokasi untuk mencari
kasus suspek
Tidak ada suspek Ada kasus suspek
-Pantau kontak sampai 10 hari sejak kontak terakhir (oleh puskesmas & kader/masyarakat)-- kewaspadaan di daerah tersebut 1 bulan ( fasilitas yankes)
Info ke Puskesmas untuk beri tamiflu, rujuk
Penyelidikan epid
Pelacakan kontak
Pemantauan kontak, utk deteksi awal kasus baru , penularan antar manusia ?
Alur Pelaporan
S T P , W 1,PW S K L B S T P,K D R S , PW S K L B K o n tak K asu s A I ru m ah K on tak K asus R S
S T P,W 1
S T P
W 1, K a sus m a nu s ia ka sus un gg as K o o rd ina s i
M asyarakat
K C D /P o skesw an P u skesm as R u m ah S akit
R S R u ju kan F B
D isn ak K ab /K o ta D in kes K ab /ko ta
D in kes P ro v D isn ak P ro v
D itjen P etern akan D itjen P P & P L
L ap o ran p erkem b an g an kasu s
• Bukan hanya untuk AI, akan dikembangkan untuk
penyakit potensial wabah lainnya termasuk
zoonosis, sesuai kondisi lokal.
• Forum integrasi yang dibentuk dapat
dimanfaatkan untuk zoonosis lainnya (beberapa
kab/kota sudah mengembangkannya)
Pengembangan DSO
•Kasus AI pada manusia sampai November 2008 sebanyak 139 kasus konfirmasi dengan 113 kematian (CFR 81,3 %)
•Terdapat 11 klaster,
•Terdapat 12 Provinsi dan 49 Kabupaten/ Kota tertular. (Saat ini 6 prop > 1 tahun tidak ada kasus tambahan, sisanya 6 prop masih ada kasus : Banten, DKI, Jabar, Jateng, Sumbar, Riau),
•Sudah 3 bulan tidak ada kasus, tetapi mulai november kasus suspek & konfirmasi muncul lagi (musim hujan?)
Situasi FB
Kasus FB Tahun 2005 - 2008
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
kasus 20 55 42 22
meninggal 13 45 37 18
CFR (%) 65 81.82 88.10 81.82
2005 2006 2007 2008
Kasus FB Menurut Lokasi Th.2005 - 2008
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
kasus 34 28 33 3 11 8 7 4 1 1 7 2
meninggal 30 25 27 0 10 7 4 1 1 1 5 2
CFR (%) 88.24 89.29 81.82 0.00 90.91 87.50 57.14 25.00 100.00 100.00 71.43 100.00
DKI Jakarta
Banten Jabar Lampung Jateng Sumut Jatim Sumbar Sulsel Sumsel Riau Bali
Kasus FB Menurut Gol.Umur Th.2005 - 2008
13
9
19
1314
13
23
17
19
16
19
17
13 13 1210
32
4 3
0
5
10
15
20
25
< 5 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 ≥ 45
Kasus
Meninggal
Jenis Penularan/Kontak
Handled sick/dead poultry, 18%
Poultry deaths in environment, 24%
Healthy poultry in environment, 6%
Inconclusive, 19%
H5N1-positive poultry in
environment, 2%
Handled poultry products, 4%
Handled poultry faeces, 1%
Poultry deaths in home, 12%
H5N1-positive poultry at home, 2%
Slaughtered sick birds, 10%
Visited wet market, 2%
Unggas di rumahyg positif H5N1
2%
Unggas sakit ygdisembelih
10%Tidak jelas19%
Di Pasar unggasYg dikunjungi
2%
Unggas sehatDi lingkungan
6%
Unggas sakit/matiYg ditangani
18%
Kematian unggasDi rumah
12%
Kotoran unggasYg ditangani
1%Produk unggas
Yg ditangani4%
Unggas positif H5N1Di lingkungan
2%
Kematian unggasDi lingkungan
24%
Kasus Klaster di Indonesia
N0 WAKTU JML KLASTER
P M CFR %
1 JUNI-DES 05 4 9 4 44,4
2 JAN-DES 06 5 15 11 73,3
3 JAN–DES 07 1 2 1 50,0
4 JAN-FEB 08 1 2 0 0
JUMLAH 11 28 16 57,1
Keterangan : P = Penderita, M=Meninggal, CFR % =Case Fatality Rate dlm %
CFR klaster ( 57,1 % ) lebih rendah dibanding dengan CFR yang bukan klaster
(81,62 % ).
RABIES
1. Pengumpulan data :
- Pasif
- Aktif2. Pengolahan data
3. Analisis4. Disseminasi Informasi� surat edaran,
buletin, website
Surveilans Rabies
- Kajian Epid
� informasi gigitan HPR, kematian rabies manusia &
hewan, kondisi rentan (populasi HPR, cakupan
vaksinasiHPR, ketersediaan logistik penanggulangan)
– Peringatan kewaspadaan dini KLB
� kecenderungan ancaman KLB (cakupan vaksinasi
rendah, peningkatan gigitan, adanya kasus positif
rabies) � peringatan kepada stake holder
Surveilans Rabies (1)
- Peningkatan kewaspadaan &
kesiapsiagaan KLB
� PWS kondisi rentan KLB
� penyelidikan awal dugaan KLB
� KIE
� Koordinasi LP dan LS
Surveilans Rabies (2)
Situasi Rabies
• Rabies tersebar di 24 dari 33 propinsi di Indonesia;
9 provinsi bebas adalah Babel, Kepri, DKI Jakarta,
Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, NTB, Irjabar &
Papua.
• Pada tahun 2005 terjadi KLB Rabies di provinsi
Maluku, Maluku Utara & Kalimantan Barat.
Situasi RABIES
• Akhir tahun 2007 Banten ditemukan spesimen pos
pd hewan & man.
• Pada akhir November 08 telah terjadi KLB Rabies di
Kab.Badung, Bali.
• Kesepakatan dari Regional Zoonotic Meeting yang
dilaksanakan oleh WHO di Jakarta (6-8 Nov
2007), Rabies adalah peny. prioritas ke 2 setelah AI.
•Anjing 98 %•Kucing dan kera 2 %
Sumber Penular
Cat
DISTRIBUSI RABIES DI INDONESIA
Situasi Rabies di Indonesia Th. 2003 - 2007
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
20000
0
20
40
60
80
100
120
140
160
GHPR 14875 14996 17651 15965 17198
VAR 8839 7895 11514 10868 11956
Lyssa 84 109 147 142 97
2003 2004 2005 2006 2007
KASUS RABIES PD MANUSIA DI INDONESIA
PER BULAN TH. 2005 - 2007
0
5
10
15
20
25
30
2005 12 6 13 11 27 25 9 14 4 10 10 6
2006 10 6 18 14 18 16 12 17 16 7 4 0
2007 6 2 7 8 7 10 3 2 3 2 4 3
Jan Febr Mar Apr Mei Juni Juli Agts Sept Okt Nov Des
KASUS RABIES PD MANUSIA MENURUT
LOKASI
0
5
10
15
20
25
30
35
NADSum
utSum
bar
Riau
Jam
biSum
sel
Bengk
uluLa
mpung
Jaba
rBan
ten
Kalbar
Kalten
gKals
elKalt
im
Sulut
Goron
talo
Sulteng
Sulsel
Sultra
Sulbar
NTTM
aluku
Malu
t
2004
2005
2006
2007
KASUS RABIES PD MANUSIA MENURUT LOKASI
GIGITAN (N=74)
24
25
9
9
2
1
1
2
1
0 5 10 15 20 25 30
kaki
tangan
jari
muka
leher
mata
punggung
telinga
bahu
KASUS RABIES PD MANUSIA MENURUT
JENIS KELAMIN
62%
38%
Laki-laki
Perempuan
P E S
Daerah Fokus Pes
1. Jawa Tengah :
Kec.Selo & Cepogo, Kab.Boyolali.
2. DI Yogyakarta :
Kec.Cangkringan, Kab.Sleman.
3. Jawa Timur :
Kec.Nongkojajar, Tosari, Puspo, Pasrepan,
Kab.Pasuruan.
1. Surveilans pada rodent & pinjalnya
Aktif :
• Trapping rutin rodent di daerah fokus
• Efektifitas dari upaya pengendalian vektor �
dusting
Pasif : Penemuan rat fall
Surveilans Pes (1)
1. Surveilans pada manusia
Aktif :
• Pencarian kasus dengan gejala FUO, batuk
darah akut & bubo.
Pasif :
• Kasus dengan gejala diatas yang datang ke
Puskesmas atau RS.
Surveilans Pes (2)
1. Variabel Umum
• Musim paceklik, panen raya
• Terganggunya habitat tikus (banjir, kebakaran,
gunung meletus, tanah longsor, gempa dll)
• Hasil penangkapan tikus rumah lebih besar dari
tikus ladang
SKD (1)
2. Variabel Teknis :
- FI Umum > 2
- FI Khusus > 1
SKD (2)
Grafik Kasus Pes Pada Manusia, tahun 2002 - 2007
0
100
200
300
400
500
600
700
800
Positif 1 1 0 11 4 71
Diperiksa 142 154 200 166 207 665
2002 2003 2004 2005 2006 2007
Hasil Surveilans Rodent Pes,
tahun 2002 - 2007
2690
1
1907
13183
4
6921
4762
3
2998
4
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
2002 2003 2004 2005 2006 2007
Positif
Diperiksa
ANTRAKS
Kasus Antraks Pada Manusia selama 5 tahun
terakhir dilaporkan dari :
•DKI Jakarta : Jakarta Selatan
•Jawa Barat : Bogor & Depok
•Sulawesi Selatan : Makassar & Wajo
•NTT : Sikka,Manggarai, Ngada & Ende
•NTB : Sumbawa, Bima & Sumba Barat
Grafik Kasus Antraks tahun 2004 - 2007
0
20
40
60
80
100
120
012345678
Kasus 109 76 15 74
Meninggal 8 1 1 5
CFR 7.3 1.3 6.7 6.8
2004 2005 2006 2007
LEPTOSPIROSIS
Kasus Leptospirosis dilaporkan dari:
•DKI Jakarta : Jaktim, Jaksel, Jakbar, Jakpus
•Jawa Barat : Bekasi
•Banten : Tangerang
•Jawa Tengah : Demak, Purworejo, Klaten, Semarang, Pati
•DIY : Sleman, Bantul
•Jawa Timur : Gresik , Surabaya, Malang (kota & kabupaten)
•Sulawesi Selatan : Makassar
0
100
200
300
400
500
600
700
800
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Kasus 87 166 114 138 667 197
Meninggal 10 25 16 11 57 11
CFR 11.5 15.1 14 8 8.5 4.1
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Situasi Leptospirosis di Indonesia,
Th 2003 - 2008
Situasi Leptospirosis Menurut Lokasi
050
100150200250300350400450500
DKI 138 65 78 62 51 470 37
Jabar 12 0 7 0 0 9 0
Jateng 0 12 40 34 35 70 7
Sulsel 0 0 18 9 2 16 0
DIY 0 0 20 8 0 3 125
Jatim 0 8 3 0 0 65 28
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Good teamGood team--work or otherwisework or otherwise
KITA HARUS MULAI SEKARANG, ATAU TERLAMBATKITA HARUS MULAI SEKARANG, ATAU TERLAMBAT……....