sistem pengendalian persediaan bahan …ppta.stikom.edu/upload/upload/file/06410100172makalah...
TRANSCRIPT
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG
PADA CV. JAYA TAMA
Muhammad Royyan Asrillah1) S1/Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika& Teknik Komputer Surabaya
email: setanborneo@ yahoo.com
Abstract:Every company, whether the company is a trading company or service company always hold inventories. Without the inventory, the entrepreneurs will be faced with the risk that the company at a time can’t satisfy customers who require or request goods services. Likewise with CV. Jaya Tama, which is located at Manukan Indah 19J/17Surabaya. CV. Jaya Tama is a company engaged in mechanical and electrical suppliers. Inventories of goods on this CV. Jaya Tama is essential so that the inventory must be managed properly.
Double moving average method and the economic order quantity is one method that can solve the problem of supplies. Forecast sales data using a Double moving average and the results incorporated into the method of forecasting economic order quantity. Results of the economic order quantity can help the company in determining the inventory policy for the next period.
Keywords:Inventory, the double moving average and the economic order quantity.
Analisis persediaan adalah salah satu
topik paling populer dalam ilmu manajemen.
Salah satu alasannya adalah bahwa hampir
semua jenis organisasi bisnis memiliki
persediaan. Suatu perusahaan atau organisasi
menyimpan persediaan untuk berbagai alasan
penting. Alasan utama adalah menyimpan
barang jadi untuk memenuhi permintaan
pelanggan atas suatu produk terutama pada
usaha ritel. Biasanya sejumlah persediaan
disimpan untuk mengantisipasi permintaan
pelanggan. Namun, karena permintaan sulit
diketahui dengan pasti, sejumlah persediaan
yang disebut stok cadangan disimpan untuk
memenuhi perubahan yang tidak diharapkan
dalam bentuk permintaan yang lebih
banyak.Menurut Supranto (1988), situasi
bisnis di mana inventori dari suatu jenis
barang harus dimasukkan ke dalam stok pada
permulaan waktu tertentu. Jumlah
permintaan tidak diketahui, tetapi distribusi
probabilitasnya diketahui. Untuk
penyederhanaan kita menganggap bahwa
tidak mungkin dilakukan pemesanan kembali
dalam periode tertentu walaupun jumlah
yang diminta jauh melebihi yang ada dalam
stok.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, bagian pembelian barang pada
CV. Jaya Tama sering merasa kesulitan
dalam menentukan stok minimum suatu
barang yang harus dipenuhi, bagian
pembelian juga memiliki masalah dalam
menentukan berapa jumlah pesanan barang
yang optimal untuk penjualan periode
berikutnya, bagian pembelian kesulitan
1
kapan harus menentukan waktu pemesanan
barang kembali. Berdasarkan
permasalahan diatas, untuk mewujudkan
pelayanan yang lebih baik untuk setiap
pelanggan, maka perlu dibangun suatu sistem
pembelian dan perencanaan persediaan
barang yang berbasis desktop yang akan
memberikan informasi tentang jumlah stok
barang, informasi detil tentang pembelian
barang, informasi tentang penjualan
barang,sistem yang akan memberikan
informasi yang dapat menentukan stok
minimum pemesanan barang kembali dan
menentukan waktu pemesanan barang
kembali, sistem yang dapat meramalkan
barang yang akan laku di periode berikutnya
dengan menggunakan metode double moving
average, sistem yang dapat mengetahui
jumlah pesanan yang optimal dengan
menggunakan metode EOQ. Dalam
penelitian ini metode yang digunakan dalam
proses perhitungan peramalan adalah metode
double moving average dan penggunaan
metode economic order quantity untuk
menghitung jumlah pemesanan
optimal.Menurut Spyros (2001:4),
digunakannya metode double moving
average karena metode ini dapat mengatasi
adanya suatu trend dengan menghitung rata-
rata bergerak yang kedua sebagai dasar dari
metode ini sehingga dapat
menghitungramalan pada periode mendatang
dengan lebih baik. Menurut Jay Haizer
(2005:18) Untuk menghitung besarnya
jumlah pesanan yang optimum, maka
perusahaan dapat menggunakan metode
Economic Order Quantity (EOQ). Dalam
metode EOQ tersebut tingkat persediaan
yang optimum dapat tercapai pada saat biaya
pemesanan persediaan sama dengan biaya
penyimpanan persediaan. Dengan EOQ dapat
diketahui jumlah pembelian paling ekonomis
yang harus dilakukan pada saat setiap kali
pembelian.
Dari sistem baru ini diharapkan dapat
memberikan informasi secara mudah, cepat
dan dapat dipercaya kebenarannya sehingga
kegiatan CV. Jaya Tama dapat berjalan
lancar serta dapat membantu pimpinan dalam
menentukan kebijaksanaan yang akan
dilakukan.
Konsep Dasar Sistem Informasi
Menurut Kristanto (2003:2), sistem
adalah kumpulan elemen – elemen dan
bekerja sama untuk memproses masukan atau
input yang ditunjukkan kepada sistem
tersebut dan mengolah input tersebut sampai
menghasilkan keluaran atau output yang
diinginkan. Adapun penjelasan tentang
elemen – elemen dari sistem adalah :
a. Tujuan, sistem dapat berupa tujuan
usaha, kebutuhan pemecahan masalah,
dan lain sebagainya.
b. Batasan, merupakan batasan – batasan
yang ada dalam mencapai tujuan dari
sistem, yang dapat berupa peraturan –
peraturan, permasalahan yang dibahas
peralatan, persinil dan lain sebagainya.
2
c. Penghubung, penghubung merupakan
media antara satu subsistem dengan
subsistem lain sehingga output
(keluaran) dari subsistem akan dapat
menjadi input (masukan) bagi subsistem
lain.
d. Input (masukan), merupakan bagian
yang bertugas untuk menerima data
masukan, dimana data dapat berupa asal
masukan, frekuensi pemasukan data dan
jenis pemasukan data.
e. Proses, merupakan bagian yang
memproses masukan data menjadi
informasi yang sesuai dengan keinginan
penerima.
f. Output (keluaran) merupakan keluaran
atau tujuan akhir dari sistem yang dapat
berupa laporan, tabel atau grafik.
Sedangkan informasi adalah kumpulan
data yang diolah menjadi bentuk yang lebih
berguna bagi pengguna informasi tersebut.
Peranan Persediaan
Pada dasarnya persediaan mempermudah
jalannya operasi perusahaan yang dilakukan
secara berturut-turut untuk memproduksi
barang. Menurut Sujadi Prawirosentono
(2000:69), persediaan diadakan mulai dari
bahan baku sampai barang jadi, antara lain
berguna untuk:
1. Mengurangi resiko keterlambatan
datangnya bahan-bahan yang dibutuhkan
untuk menunjang proses produksi
perusahaan.
2. Mengurangi resiko penerimaan bahan
baku yang dipesan tetapi tidak sesuai
dengan pesanan sehingga harus
dikembalikan.
3. Menyimpan bahan/barang yang dihasilkan
secara musiman sehingga dapat digunakan
seandainya bahan/barang itu tidak tersedia
dipasaran.
4. Mempertahankan stabilitas operasi
produksi perusahaan, yang berarti
menjamin kelancaran proses produksi.
5. Upaya penggunaan mesin yang optimal,
karena terhindar dari terhentinya operasi
produksi karena ketidakadaan persediaan
(Stock Out).
6. Memberikan pelayanana kepada
konsumen dengan baik, dimana keinginan
konsumen pada suatu waktu dapat
dipenuhi dengan memberikan jaminan
tetap tersediaanya barang jadi tersebut.
Metode Economic Order Quantity
EOQ adalah jumlah unit (kuantitas)
barang yang dapat dibeli dengan biaya
minimal. Tujuan model persediaan ini adalah
menentukan jumlah pesanan yang dapat
meminimumkan biaya penyimpanan dan
biaya pemesanan persediaan.Dengan
menggunakan perhitungan EOQ, maka
persediaan yang ada di dalam gudang tidak
terlalu banyak, tapi juga tidak akan terlalu
sedikit. Sehingga aktivitas perusahaan tidak
terganggu karenanya.Salah satu masalah
dalam menentukan analisis EOQ adalah
3
bahwa sulit bagi kita untuk dapat
menentukan titik pemesanan kembali. Bahwa
titik pemesanan kembali diperlukan untuk
mencegah terjadinya kehabisan stok
(kekurangan) selama waktu antara
melakukan pemesanan dan penerimaan
pesanan tersebut.
Jumlah pesanan pada setiap
pembelian (Q) yang optimal akan
memperoleh total biaya persediaan (TC)
yang minimal. Secara matematis jumlah
pesanan yang optimal (Q*) dapat dihitung
sebagai berikut :
dTCdQ
=−CRQ2
+ H2
=0
atau
CRQ2
=H2
Q2=2CRH
Q¿=√2CRH
Persamaan untuk kuantitas pembelian
optimal :
EOQ = Q* = √2 CR / H
H = P f
B = RL / N
Di mana:
R : Permintaan perbulan (unit).
C : Biaya pemesanan setiap pesanan (Rp).
Q : Jumlah setiap pesanan pada setiap
pembelian (unit).
H : biaya penyimpanan perunit (Rp).
P : harga pembelian (Rp) perunit.
f :biaya penyimpanan perunit yang
dinyatakan dalam persentase.
B : titik pemesanan kembali (unit).
L : waktu tunggu (Lead time).
N :banyaknya periode lead time dalam
periode permintaan
Titik Pemesanan Kembali
Reorder point adalah saat titik di mana
harus diadakan pesanan lagi sedemikian rupa
sehingga kedatangan atau penerimaan barang
yang dipesan itu adalah tepat pada saat
dibutuhkan.Pemesanan kembali ini perlu
dilakukan oleh perusahaan pada setiap
periode untuk mencegah terjadinya
kekurangan barang. Sehingga aktivitas
perusahaan tidak terganggu.
Metode Double Moving Averages
Menurut Salah satu cara untuk
mengubah pengaruh data masa lalu terhadap
nilai tengah sebagai ramalan adalah dengan
menentukan sejak awal berapa jumlah nilai
observasi masa lalu yang akan dimasukkan
untuk menghitung nilai tengah. Untuk
menggambarkan prosedur ini digunakan
istilah rata-rata bergerak (moving average)
karena setiap muncul nilai observasi baru,
nilai rata-rata baru dapat dihitung. Rata-rata
bergerak ini kemudian menjadi ramalan
untuk periode mendatang. Untuk menentukan
ramalan pada periode yang akan datang
memerlukan data historis selama jangka
waktu tertentu. Misalnya dengan metode
4
4bulanan moving average ramalan bulan ke-
5 baru dapat dihitung setelah bulan keempat
berakhir demikian seterusnya.
Ft-1 =
X t+X t−1+ X t−2+.. ..+ X t−N +1
N
keterangan:
Ft-1 = Ramalan untuk periode ke t + 1
Xt = Data untuk periode ke t
N = Jangka waktu rata – rata bergerak
Perhitungan kesalahan meramal diuraikan
dibawah ini:
1. Error = Data rill – Ramalan
ei = Xi – Fi, dimana Xi adalah data periode
ke i sedangakan Fi adalah ramalan periodeke
t.
2. Mean Absolute Error
Adalah rata – rata absolute dari kesalahan
meramal, tanpa mengiraukan tanda positif
atau negative. Mean Absolute Error = ∑i=1
n |ei|n
(Spyros, 2002).
3. Mean Squared Error
Adalah rata – rata kesalahan meramal
dikuadratkan. Mean Squared Error∑i=1
n |ei|n
2
( Spyros, 2002).
Model Pengembangan
Berdasarkan proses persediaan barang
berikut disajikan Block Diagram untuk
menjelaskan alur proses yang terjadi dalam
sistem secara umum.
Gambar 1. Block Diagram Sistem
Persediaan Barang
Tahap peramalan meliputi aktivitas
peramalan penjualan barang yang dilakukan
pada bulanyang telah ditentukan. Peramalan
barang periode ke-n ditentukan
menggunakan double moving averages
sedangkan untuk tahap analisa persediaan
yaitu memasukkan hasil rata-rata dari
peramalan kedalam metode EOQ (Economic
Order Quantity).
Context Diagram
Diagram ini menggambarkan
rancangan global/ keseluruhan dari proses
yang ada pada DFD. Berikut ini merupakan
tampilan dari context diagram sistem yang
dirancang.
5
Gambar 2. Data Flow Diagram Sistem
Persediaan Barang
Pada Context Diagram diatas terdapat 4
external entity yaitu supplier, konsumen,
bagian pembelian dan admin. Masing –
masing dari entity memberikan input dan
oleh sistem diberikan output yang berupa
laporan atau data yang diperlukan. Pada
proses persediaan barang dimulai dari
penentuan peramalan dan stock barang
sehingga didapatkan stock minimum bagi
perusahaan.
DFD Level 0
Pada DFD level 0 terdapat 4 proses
utama yaitu : proses penjualan, proses analisa
persediaan barang, proses pembelian dan
proses pembuatan laporan.
Gambar 3. Level 0 Sistem Persediaan Barang
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
Peramalan
Gambar 4. Form Perhitungan Peramalaan
Form perhitungan peramalan ini
digunakan untuk menghitung rata-rata
jumlah barang yang dibeli pada bulan
beikutnya. Dalam Perhitungan ini digunakan
metode double moving average.
Kondisi Persediaan
Gambar 5. Form Kondisi Persediaan
Form kondisi persediaan digunakan
untuk melihat stock persediaan apakah dalam
kondisi aman atau dalam kondisi kurang.
Perhitungan EOQ
Gambar 6.Form Perhitungan EOQ
Form perhitungan ini digunakan untuk
menghitung jumlah stock barang pada bulan
berikutnya. Dalam Perhitungan ini digunakan
metode economic order quantity yang mana
inputnya diambil dari hasil peramalan.
7
Pembelian
Form pembelian digunakan untuk
menyimpan data pembelian dari supplier..
Gambar 7.Form Pembelian
Penjualan
Gambar 8.Form Penjualan
Form penjualan digunakan untuk
mengetahui penjualan barang dan jumlah
barang yang telah dijual.
Grafik Penjualan
Form grafik penjualan merupakan form
untuk melihat perbandingan penjualan
sehingga dapat mengetahui tingkat penjualan
suatu barang. Apabila bentuk grafik diklik
maka menampilkan detil dari penjualan.
Gambar 9.Grafik Penjualan
Grafik Pembelian
Form grafik pembelian merupakan form
untuk melihat data pembelian kepada
supplier sehingga dapat mengetahui tingkat
pembelian suatu barang.
Gambar 11.Grafik Pembelian
Apabila bentuk grafik dalam form diklik
maka menampilkan detil dari pembelian
barang tersebut.
8
Gambar 12.Grafik Detil Pembelian
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari
rancang bangun sistem persediaan barang
adalah sebagai berikut:
1. Rancang bangun sistem informasin
pembelian dan perencanaan persediaan
barang dapat memberikan solusi kepada
manager untuk meramalkan jumlah item
yang terjual pada periode tertentu
kedepan dengan menggunakan metode
double moving average.
2. Economic order quantity (EOQ) adalah
pemodelan kedua setelah mendapatkan
nilai peramalan. Pemodelan ini dapat
mengoptimalisasi pengadaan persediaan
dan mampu meminimalkan biaya
persediaan. Nilai EOQ dapat
diaplikasikan lagi dengan adanya reorder
point. Reorder point ini mampu
memonitor persediaan, dimana saat
pemesanan kembali dilakukan agar
barang yang dipesan datang tepat pada
waktunya.
Saran
Adapun saran yang dapat digunakan
untuk mengembangkan aplikasi yang telah
dibuat adalah sebagai berikut:
1. Sistem yang sudah dibuat perlu
diintegrasikan dengan sistem yang lain
misalnya dengan sistem administrasi dan
gudang.
2. Sebagai pembanding dapat dicoba
dengan metode yang lain seperti metode
winter, metode holt dan metode permalan
yang lainnya. Sebagai pembanding
persediaan dapat digunakan metode lain,
selain metode EOQ misalnya economic
production quantity (EPQ), material
requirement planning (MRP) ataupun
just in time (JIT).
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Softjan., 2004, Manajemen Produksi dan Operasi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakulitas Ekonomi Universitas Indonesia
Elwood, Buffa, 1996, Manajemn Operasi/Produksi Modern, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.
Gaspersz, Vincent., 2004, Production Planning And Inventory Control, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kristatnto, Adri., 2003, Peracangan Sistem dan Aplikasinya, Gava Media Yogyakarta.
Prawirosentono, Sujadi., 2000, Manajemen Produksi dan Operasi, Bumi Aksara, Jakarta.
9
Spyros,Makridaris, Steven C. Wheelwright& Viktor E. Mcgee, 2002, Metode dan Aplikasi Peramalan, Erlangga, Jakarta
Taylor, Bernard W., 2001, SAINS MANAJEMEN Pendekatan Matematika untuk Bisnis, Buku 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
10