sistem pengendalian otomatis

Upload: karina-anggraeni

Post on 12-Mar-2016

162 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Laporan praktikum Sistem Pengendalian Otomatis

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIKP3 PEMROGRAMAN DISTRIBUTED CONTROL

    SYSTEM CENTUM CS 3000 R3 YOKOGAWA PRAKTIKAN: Karina Anggraeni (2414105021) ASISTEN: Henokh Yernias F. (2411100054) Program Studi S-1 Teknik Fisika Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2015

  • LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIKP3 PEMROGRAMAN DISTRIBUTED CONTROL

    SYSTEM CENTUM CS 3000 R3 YOKOGAWA PRAKTIKAN: Karina Anggraeni (2414105021) ASISTEN: Henokh Yernias F. (2411100054) Program Studi S-1 Teknik Fisika Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2015

  • i

    ABSTRAK

    Perkembangan peradaban umat manusia dipengaruhi

    oleh kemajuan teknologi yang ditandai dengan sistem

    pembelajaran dan perkembangan metode yang diterapkan dalam

    kehidupan untuk mengolah sumber daya alam demi kesejahteraan umat manusia. Saat ini banyak industri-industri yang beralih pada

    mesin-mesin otomatis daripada menggunakan cara-cara

    konvensional. Dengan adanya alat-alat otomatis tersebut

    pekerjaan industri akan semakin mudah presisi, efektif, efisien,

    dan produksi akan semakin berlipat-lipat. Salah satu sistem

    kendali yang luas pemakaiannya ialah Distributed Control

    System (DCS). DCS digunakan sebagai pengendali, monitoring,

    dan optimasi. Pemrograman DCS menggunakan function block

    yang sudah didefinisikan input atau outputnya. Konfigurasi DCS

    Centum CS 3000 R3 Yokogawa terdiri dari FCS, HIS & EWS

    dan Network. FCS (Field Control Station) merupakan bagian terhubung dengan transmitter, control valve serta alat

    instrumentasi yang lain yang berfungsi sebagai kontrol proses

    yang digunakan untuk mengendalikan variabel proses yang akan

    dikendalikan. HIS (Human Interface System) merupakan

    tampilan visual dari parameter-parameter dari pabrik yang ingin

    dikendalikan dalam sebuah layar monitor. EWS (Engineering

    Work Station) sebuah personal komputer yang digunakan untuk

    memperbaiki atau menambahkan program pada DCS Yokogawa.

    Network merupakan jaringan yang digunakan untuk komunikasi

    data pada DCS.

  • ii

    ABSTRACT

    The development of human civilization is influenced by

    technological progress which is characterized by a system of

    learning and development methods applied in the life to process

    natural resources for the welfare of mankind. Today, many industries are turning on automatic machines rather than using

    conventional methods. With the automated tools that work will be

    more easily precision industries, effective, efficient, and

    production will be multiplied. One of the control system is widely

    used is a Distributed Control System (DCS). DCS is used as a

    control, monitoring, and optimization. DCS programming using

    function block that have been defined input or output.

    Configuration DCS Yokogawa Centum CS 3000 R3 consists of

    FCS, HIS & EWS and Network. FCS (Field Control Station) is

    part connected to a transmitter, control valve and

    instrumentation another tool that serves as a control proces that is used to control the process variable to be controlled. HIS

    (Human Interface System) is a visual display of the parameters of

    mills who want to be controlled in a monitor screen. EWS

    (Engineering Work Station) is a personal computer used to

    improve or add programs to the Yokogawa DCS. Network is a

    network that used for data communication in DCS.

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

    rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan praktikum

    Teknik Optik yang berjudul Pemrograman Distributed Control System Centum CS 3000 R3 Yokogawa dapat diselesaikan. Penyusunan laporan praktikum ini tidak

    terlepas dari bimbingan berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Dr. Bambang L. Widjiantoro, S.T , M.T selaku dosen mata kuliah Sistem Pengendalian Otomatik.

    2. Henokh Yernias F., selaku asisten praktikum. 3. Seluruh civitas akademik Teknik Fisika ITS

    Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih

    terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik sebagai perbaikan.

    Surabaya, April 2015

    Penulis

  • iv

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK i

    ABSTRACT ii

    KATA PENGANTAR iii

    DAFTAR ISI iv

    DAFTAR GAMBAR v

    DAFTAR TABEL vi

    BAB I PENDAHULUAN 1

    1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 1 1.3 Tujuan 2 1.4 Sistematika Laporan 2

    BAB II DASAR TEORI 4 2.1 Distributed Control System (DCS) 4

    BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 11

    3.1 Alat-alat Percobaan 11 3.2 Prosedur Percobaan 11

    BAB IVANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 13

    4.1 Analisis Data 13 4.2 Pembahasan 16

    BAB V PENUTUP 19

    5.1 Kesimpulan 19

    5.2 Saran 19

    DAFTAR PUSTAKA 21

  • v

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Arsitektur DCS Yokogawa 4 Gambar 2.2 FCS tipe FFCS-L 6

    Gambar 2.3 Contoh Function Block pada DCS 8

    Gambar 4.1 Pembuatan Fungsi Blok 14

    Gambar 4.2 Tampilan Saat Tes Fungsi Berjalan 15

    Gambar 4.3 Sistem Kontrol Single Loop

    16

    Gambar 4.4 Skematik Pengendalian Level

    Kontrol Single Loop

    16

  • vi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Konfigurasi PID Yokogawa 10

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Perkembangan peradaban umat manusia dipengaruhi

    oleh kemajuan teknologi yang ditandai dengan sistem

    pembelajaran dan perkembangan metode yang diterapkan

    dalam kehidupan untuk mengolah sumber daya alam demi

    kesejahteraan umat manusia. Kontrol merupakan metode untuk menempatkan parameter-parameter lingkungan sesuai

    dengan keadaan yang diinginkan (actual value).

    Saat ini banyak industri-industri yang beralih pada mesin-mesin otomatis daripada menggunakan cara-cara

    konvensional. Dengan adanya alat-alat otomatis tersebut

    pekerjaan industri akan semakin mudah presisi, efektif,

    efisien, dan produksi akan semakin berlipat-lipat. Selain itu perangkat lunak dalam industri juga

    semakin banyak dan berkembang seperti RCM yang

    digunakan untuk menganalisa maintenance management system, Ansys, LabVIEW yang digunakan untuk permodelan

    otomasisasi virtual, PLC yang digunakan untuk pengendalian

    dengan logika relay (ladder diagram) dan DCS digunakan sebagai pengendali, monitoring, dan optimasi.

    Salah satu sistem kendali yang luas pemakaiannya

    ialah Distributed Control System (DCS). DCS sangat penting

    dalam dunia industri, oleh karena itu dalam praktikum DCS ini diharapkan mahasiswa dapat memahami apa itu DCS,

    bagaimana dasar pemrograman DCS, bagaimana cara

    membuat pemrograman dalam PLC.

    1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang muncul pada percobaan modul 3

    pemrograman distributed control system Centum CS 3000

    R3 Yokogawa, yaitu:

  • 2

    1. Bagaimana sistem konfigurasi DCS Centum CS 3000 Yokogawa?

    2. Bagaimana dasar pemrograman Centum CS 3000 Yokogawa?

    3. Bagaimana cara memrogram DCS pada Centum CS 3000 Yokogawa?

    1.3 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam percobaan modul 3

    pemrograman distributed control system Centum CS 3000

    R3 Yokogawa, yaitu :

    1. Praktikan dapat mengerti sistem konfigurasi DCS Centum CS 3000 R3 Yokogawa.

    2. Praktikan dapat mengerti dasar pemrograman Centum CS 3000 R3 Yokogawa.

    3. Praktikan dapat mengerti cara memrogram Centum CS 3000 R3 Yokogawa.

    1.4 Sistematika Laporan Dalam laporan ini terdiri dari beberapa bab, sebagai

    berikut :

    BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang,

    rumusan masalah, tujuan dan sistematika laporan.

    BAB II DASAR TEORI

    Bab ini menjelaskan tentang teori penunjang yang digunakan dalam percobaan ini.

    BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

    Bab ini menjelaskan secara detail mengenai langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai

    tujuan dan untuk mendapatkan data keluaran

    yang dibutuhkan.

  • 3

    BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini merupakan tindak lanjut dari bab III,

    setelah melakukan percobaan dan mendapatkan

    data maka dilakukan analisis dan pembahasan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran dalam

    percobaan ini.

  • 4

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1 Distributed Control System (DCS)

    Distributed Control System (DCS) merupakan suatu

    sistem yang berfungsi untuk mendistribusikan berbagai parameter yang digunakan untuk mengendalikan berbagai

    variabel proses dan unit operasi proses menjadi suatu

    pengendalian yang terpusat pada suatu control room yang berfungsi sebagai pengendalian, monitoring dan optimasi.

    Pada umumnya DCS terdiri dari beberapa bagian yang

    terintegrasi menjadi satu. Secara garis besar DCS terbagi mencadi 3 bagian yaitu FCS, HIS & EWS dan Network.

    Secara umum arsitektur DCS yokogawa centum cs 3000

    sebagai berikut:

    Gambar 2.1 Arsitektur DCS Yokogawa

  • 5

    Pada gambar diatas FCS (Field Control Station)

    terhubung dengan transmitter,control valve serta alat instrumentasi yang lain yang berfungsi sebagai kontrol

    proces yang digunakan untuk mengendalikan variable proces

    yang akan dikendalikan, GSGW/SIOS digunakan sebagai

    penghubung antara DCS Yokogawa dengan DCS lain diluar dari sistem DCS yokogawa untuk dapat saling

    berkonumikasi baik dalam kontrol data dan komunikasi data

    , OPC server juga digunakan untuk menghubungkan DCS dengan sistem lain diluar di DCS Yokogawa tetapi hanya

    dalam level software untuk dapat berkomunikasi satu sama

    laian misalnya: PLC Siemens ingin dihubungkan dengan DCS Yokogawa dan Software SCADA (supervisory control

    and data acquisition) .HIS (Human Interface System)

    merupakan tampilan visual dari parameter-parameter dari

    pabrik yang ingin dikendalikan dalam sebuah layar monitor sedangkan EWS (Engineering Work Station) sebuah

    personal komputer yang digunakan untuk memperbaiki atau

    menambahkan program pada DCS Yokogawa. Jenis network atau jaringan yang digunakan dalam DCS Centum 3000 ini

    menggunakan teknologi Vnet/IP dengan topologi star. Garis

    kuning pada gambar diatas merupakan representasi jalur data komunikasi dan coklat merepresentasikan jalur data kendali.

    FCS digunakan sebagai kendali proces dari suatu

    pabrik dan komunikasi antara FCS dengan instrument yang

    lain. FCS generasi baru adalah FFCS-L yang mana komunikasi data dan kendali data menggunakan teknologi

    TCP/IP, serta ukuran yang kecil dibandingkan dengan FCS

    generaasi sebelumnya, dengan keunggulan ini FCS yokogawa tipe FFCS-L sudah banyak menggantikan

    teknologi sebelumnya. Dibawah ini merupakan penjelasan

    bagian dari FCS tipe FFCS-L :

  • 6

    Gambar 2.2 FCS tipe FFCS-L

    Gambar 2.2 menjelaskan spesifikasi dari FCS tipe FFCS_L

    yang terdiri: ESB Bus ini digunaka untuk menghubungkan

    field control unit dengan module FIO dalam mode local node (FIO dekat dari FCS). ESB Bus ini juga digunakan untuk

    mengekspan masukan keluaran , dalam satu FCS max

    menghubungkan 14 FIO.untuk menghubungkan antar FCU atau FIO maka digunakan ESB Bus Conector sedang untuk

    mengakhir note baik local atau remote maka digunakan ESB

    Bus conector dengan terminator. Kedua ER Bus ini

    digunakan untuk menghubungkan FFCS dengan FIO(Field input output) dalam mode remote note (FIO jauh dari FCS).

    ER Bus juga memiliki ER Bus conector dan ER Bus

    Conector dengan terminal, untuk mengghubungkan antar ER Bus yang terpasang di FCU atau FIO digunakan konektor 10

    base 2 tipe T.

    Bagian Ketiga adalah power supply pada FCS tipe ini menggunakan dua buah power supply, power supply

    sebelah kiri dapat digunakan untuk memberikan tegangan ke

    processor sebelah kiri CN1 atau ke unit interface luar, begitu

  • 7

    pula sebaliknya. Kemudian bagian yang keempat adalah

    processor module DCS yokogawa tipe FFCS-L ini

    menggunakan dua buah processor tipe CP 401 yang bekerja secara redudant. processor utama merupakan tempat

    program DCS berada sedangkan processor ke dua digunakan

    untuk mengkopi program dari procesor satu sebagai

    cadangan. Yang terakhir adalah module untuk masukan dan

    keluaran dari field instrument . Pada FCS tipe FFCS-L

    banyak sekali module masukan keluaran dan module antar komunikasi yang digunakan sesuai dengan kebutuhannya.

    Module masukan keluaran terbagi menjadi 3 bagian: Digital

    masukan keluaran ,Analog masukan keluaran dan

    Komunikasi masukan keluaran. Sedangkan komponen lain yang wajib digunakan diluar komponen dari FCS(Field

    Control Statiom) Vnet/IP Interface Card mode VI701

    dipasang pada sebuah(PC) Personal Computer digunakan untuk menghubungkan antara PC yang didalam terdapat

    program centum dengan perangkat FCS sebagi HIS (Human

    Interface Station) centum VP, kemudian komponen lain yang sering digunakan Vnet Router digunakan untuk

    menghubungkan FFCS-L ini dengan FCS yokogawa lain

    yang masih menggunakan teknologi 10 base 2 dan 10 base 5

    atau masih berdomain pada teknologi Vnet (komunikasi dengan menggunakan kabel koaxsial), Pemasanngan Vnet

    router ini juga dapat digunakan untuk menghubungkan FCS

    yang berbeda domain dan berbeda tipe teknologi komunikasi (Vnet/Ip dan Vnet).

    Pada DCS Yokogawa CS 3000 ini pemrograman

    algoritma kontrol menggunakan function blok, dimana setiap blok memiliki fungsi nya masing-masing, seperti :

  • 8

    Gambar 2.3 Contoh Function Block pada DCS

    1. Link blok PIO Digunakan sebagai masukan dan keluaran module dari

    centum CS 3000

    2. PID Digunakan sebagai blok untuk algoritma kontrol PID

    3. ST16 Digunakan untuk pemrograman sequential 4. CALCU dan CALCU-L 5. LC64 Digunakan untuk pemrograman logika.

    Dan masih banyak lagi yang function blok-blok lain yang terdapat dalam program centum 3000 yang digunakan untuk

    membuat algoritma kontrol serta monitoring suatu plant.

    Pada DCS Yokogawa memiliki beberapa algoritma pengendalian PID , yaitu:

    1. Tipe kontrol dasar PID (PID)

    Melakukan aksi kontrol proporsional, integral dan derivatif mengikuti perubahan nilai setpoint.

    Bertujuan untuk menghasilkan respon yang cepat terhadap perubahan nilai setpoint.

  • 9

    2. Tipe kontrol PID proporsional PV dan derivatif (I-PD)

    Hanya melakukan aksi integral saat nilai setpoint berubah.

    Menjamin kestabilan sistem meskipun nilai setpoint berubah secara mendadak.

    3. Tipe kontrol PID derivatif PV (PI-D)

    Hanya melakukan aksi proporsional dan integral saat nilai setpoint berubah.

    Digunakan jika memerlukan respon yang lebih baik terhadap perubahan nilai, seperti blok kontrol hilir

    (downstream) pada loop kontrol kaskade

    4. Tipe penentuan otomatis

    Pada mode kascade (CAS) atau remote kaskade (RCAS), menggunakan tipe kontrol PID derivatif PV (PI-D) agar dapat lebih baik dalam mengikuti perubahan nilai

    setpoint.

    Pada mode automatis (AUT), menggunakan tipe kontrol PID proporsional PV dan derivatif (I-PD) untuk menjaga kestabilan sistem.

    5. Tipe penentuan otomatis 2

    Pada mode kascade (CAS) menggunakan tipe kontrol PID derivatif PV (PI-D).

    Pada mode automatis (AUT) atau remote kaskae (RCAS), menggunakan tipe kontrol PID proporsional

    PV dan derivatif (I-PD) untuk menjaga kestabilan sistem

  • 10

    Tabel 2.1 konfigurasi PID Yokogawa

  • 11

    BAB III

    METODOLOGI PERCOBAAN

    3.1 Alat-alat Percobaan Adapun alat alat yang digunakan dalam melakukan

    percobaan antara lain:

    1. Personal Komputer

    2. Software Centum CS 3000

    3.2 Prosedur Percobaan Langkah-langkah percobaan modul 3 mengenai

    pemrograman distributed control system Centum CS 3000

    R3 Yokogawa, yaitu : 1. Mengaktifkan system view software Centum CS 3000. 2. Membuat project baru pada program Centum CS 3000

    tersebut.

    3. Mendefinisikan digital dan analog input output pada FCS.

    4. Menentukan sistem kontrol yang digunakan, yaitu sistem kontrol single loop.

    5. Membuat fungsi blok dari sistem blok single loop. 6. Memberi nama pada setiap blok input, kontrol, dan

    output. Serta memberi skala nilai pada input dan output.

    7. Membuat wiring pada setiap blok untuk dihubungkan dengan dengan blok lain sehingga membentuk sistem

    kontrol single loop.

    8. Membuat window creation untuk tampilan HISnya dengan memberi nama instrument sesuai pendefinisan

    awal.

    9. Membuat trend window dengan menentukan MV, PV, dan SP.

    Input Level

    Transmitter

    Kontrol

    PID

    Output

    Pengendalian

    Level

  • 12

    10. Melakukan tes function dari fungsi blok yang dibuat. Pada tes ini variabel proses akan menuju ke set point.

    11. Mengambil data saat sudah pada keadaan steady dengan screenshoot pada layar.

  • 13

    BAB IV

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    4.1 Analisis Data Pada P3 Distributed Control System ini dilakukan

    percobaan mengenai pengendalian level dengan kontrol

    single loop. Untuk membuat pengendaliannya digunakan

    software Centum CS 3000 RS Yokogawa. Langkah awal

    yaitu mengaktifkan software Centum CS 3000 RS Yokogawa. Setelah itu membuat project baru pada Centum

    CS ini. Saat itu juga, membuat FCS (Field Control Station)

    baru dan HIS ( Human Interface System). Tipe station yang dipilih pada FCS adalah AFS40D Duplexed Field Control

    Unit. Tipe duplexed yang dipilih agar dapat berfungsi

    sebagai input atau output. Domain number dan station

    number yang digunakan pada HIS yaitu 1 dan 64. Angka ini hanya untuk pengalamatannya saja (address). Pada FCS

    dilakukan pendefinisian input/output. Pada pendefinisian ini

    dipilih kategori analog input/output dan AAB841-S (8-Channel Voltage Input 8-Channel Current Output). 8

    Channel berarti terdapat 8 kanal input dan 8 kanal output.

    Pendefinisian yang kedua tentang digital input/output. Pada digital input/output ini dipilih tipe ADV151-P (32 Channel

    Status Input). Tujuannya untuk menentukan status input 32-

    point pada slot 2 dan menentukan status Output 32-point

    pada slot 3. Menggunakan slot 2 dan 3 karena slot 1 sudah digunakan oleh analog input/output.

    Pembuatan blok diagram single loop kontrol untuk

    sistem pengendalian level pada tangki dengan menggunakan kontrol PID. Skematik pengendalian level seperti pada

    Gambar 4.4. Untuk dapat menggambar function block maka

    terlebih dahulu membuat simbol blok yang dibutuhkan. Karena pengendalian level single loop yang dipilih maka

    dibutuhkan simbol blok berupa LIC (Level Indicator

    Controler) dengan kontrol PID. Untuk dapat membuatnya

  • 14

    maka dipilih function block lalu controllers kemudian klik

    PID dan letakkan pada drawing panel dengan memberikan name tag sesuai pendefinisian awal input/output misal (LIC

    100). Setelah itu, membuat input/output block, pilih function

    block lalu pilih Link Block kemudian PIO. Buat 2 kali karena yang 1 sebagai input dan 1 sebagai output. Untuk

    penamaannya misalnya %Z011102 untuk input dan

    %Z011103 untuk output. Dilakukan wiring/pengkabelan dari

    input ke controller PID kemudian ke output. Hasil function blocknya seperti pada Gambar 4.1.

    Gambar 4.1 Pembuatan Fungsi Blok

    Untuk tampilan HISnya dapat dibuat dengan control

    window creation kemudian lihat di panel graphic builder.

    Graphic yang digunakan disesuaikan dengan jumlah

    instrument yang digunakan. Dalam percobaan ini hanya menggunakan 1 instrument saja yaitu LIC maka graphic

    yang digunakan hanya 1 dan pengaturan instrumentnya

    menggunakan properties. Pengaturan ini dilakukan agar instrument tidak sama dengan defaultnya, dan diberikan

    nama instrument sesuai tag name (LIC 100).

  • 15

    Pembuatan trend window dilakukan agar dalam

    tampilan dapat terlihat tracking process variable terhadap set point dalam bentuk grafik. Selain itu, pembuatan trend

    window ini untuk menentukan yang berfungsi sebagai

    process variable (PV), manipulated variable (MV) dan set point (SP).

    Tes function dilakukan untuk mengetahui bagaimana

    pengendalian level yang dibuat ini berjalan. Dalam tes

    function ini tampilan seperti pada Gambar 4.2. Terlihat tracking dari process variable menuju ke set point. Dalam

    pembuatan setiap langkahnya dilakukan save/penyimpanan,

    hal ini bertujuan agar ketika computer/PC sedang error maka program yang dibuat pada Centum sudah tersimpan. Selain

    itu, untuk mengetahui error, karena ketika disave akan

    muncul kolom command/komentar bahwa sudah disave dan

    ada keterangan jumlah error.

    Gambar 4.2 Tampilan Saat Tes Fungsi Berjalan

  • 16

    4.2 Pembahasan Pengontrolan yang dapat dilakukan oleh DCS bisa

    melakukan pengaturan untuk alat dalam satu rangkaian loop

    satu atau lebih. Single Loop adalah sistem kontrol yang

    melakukan pengaturan dimana dari hasil pengukuran langsung dikontrol dan hasil perhitungan dari koreksi error

    akan ditransfer ke aktuator sebagai umpan balik. Single loop

    ini bisa juga disebut juga sistem pengendalian feedback.

    Contoh kontrol single loop kurang lebih seperti gambar di bawah ini.

    [2]

    Gambar 4.3 Sistem Kontrol Single Loop

    [2]

    Loop ini hanya terdiri dari instrument berupa

    transmitter/sensor, kontroler dan actuator. Tujuannya adalah untuk mendapatkan stabilitas dari output proses yang

    dikontrol. Pada praktikum ini dilakukan percobaan dengan

    membuat rangkaian single loop pengendalian level. Untuk

    pengendalian level single loop gambarnya P&ID nya seperti di bawah ini.

    Gambar 4.4 Skematik Pengendalian Level Kontrol Single

    Loop[3]

  • 17

    Pengukuran level menggunakan level transmitter

    (LT), selanjutnya output LT dikirim ke level indicator control (LIC) sebagai measured variabel. Harga level yang

    dikehendaki dinyatakan sebagai set point pada kontroler

    LIC. Dari perbandingan kedua harga tersebut, LIC mengeluarkan sinyal output untuk mengatur bukaan control

    valve sehingga didapatkan level yang diinginkan.

    Untuk dapat membuat rangkaian loop pada Centum

    perlu adanya inisialisasi output dan input. Instrument yang ada dalam loop ini didefinisikan sebagai input/output. Pada

    DCS bagian yang terdiri dari instrument seperti transmitter,

    control dan actuator ini disebut FCS (Field Control Station). Karena menggunakan pengendalian level maka input yang

    digunakan berupa level transmitter. LT100 dan LIC 100

    sebagai input. Output pengendalian level sebagai output.

    Misalkan control valve sebagai aktuator/output untuk menjaga level sesuai set point. Namun pada percobaan ini

    input output hanya menggunakan Link Block. Pendefinisian

    input/output ini pada AFS40D Duplexed Field Control Unit. Menggunakan tipe duplexed karena dapat menjadi input

    maupun output. Setelah pendefinisian input output maka dapat dibuat function block pada Centum seperti pada Gambar 4.1.

    Untuk mengetahui benar atau tidaknya program

    yang dibuat maka save projek/program yang dibuat, maka

    akan muncul kolom command (komentar) bahwa program sudah disave dan ada error atau tidak. Sebelum melakukan

    tes function terlebih dahulu membuat trend window. Perlu

    adanya trend window untuk menampilkan berjalannnya process variable terhadap set point yang pada akhirnya

    process variable ini menuju ke set point dan hasilnya akan

    sama dengan set point. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.2. Selain itu, fungsi dari trend window sendiri untuk

    menentukan manipulated variable, process variable dan set

  • 18

    point. Apabila tidak membuat trend window maka tidak akan

    muncul tampilan seperti pada Gambar 4.2 dimana sudah dijelaskan sebelumnya bahwa process variable akan menuju

    ke set point yang diinginkan.

    Setelah blok diagram dibuat dan tidak ada error, maka dapat dilakukan tes function. Pada saat tes function

    akan muncul tampilan seperti pada Gambar 4.2. Tampilan

    visual dari parameter-parameter dari pabrik yang ingin

    dikendalikan dalam sebuah layar monitor ini disebut HIS (Human Interface System). HIS ini berfungsi untuk

    monitoring variabel yang digunakan pada proses di pabrik.

    Pada tes function ini digunakan set point berupa level sebesar 50. Process variable akan menuju set point secara

    perlahan. Apabila process variable ini belum sesuai dengan

    set point atau prosesnya terlalu lambat maka dapat dilakukan

    tuning PID. Tuning PID ini berfungsi untuk mendapatkan sistem sesuai yang diinginkan dan sistem bekerja dengan

    baik. Tuning PID dapat dilakukan dengan metode Ziegler

    Nichols dan Coheen Coon. Karena pengaturannya dengan tuning PID otomatis, maka process variable ini sudah sesuai

    dengan set point.

  • 19

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat

    disimpulkan bahwa:

    1. Konfigurasi DCS Centum CS 3000 R3 Yokogawa terdiri dari FCS, HIS & EWS dan Network. FCS (Field Control

    Station) merupakan bagian terhubung dengan transmitter,control valve serta alat instrumentasi yang

    lain yang berfungsi sebagai kontrol proces yang

    digunakan untuk mengendalikan variable proces yang akan dikendalikan. HIS (Human Interface System)

    merupakan tampilan visual dari parameter-parameter

    dari pabrik yang ingin dikendalikan dalam sebuah layar

    monitor. EWS (Engineering Work Station) sebuah personal komputer yang digunakan untuk memperbaiki

    atau menambahkan program pada DCS Yokogawa.

    Network merupakan jaringan yang digunakan untuk komunikasi data pada DCS.

    2. Pemrograman dasar DCS Centum CS 3000 R3 Yokogawa contohnya adalah single loop dimana function block hanya terdiri dari input, kontroler dan

    output.

    3. Pemrograman DCS Centum CS 3000 R3 Yokogawa disesuaikan dengan plant dan kontrol yang diinginkan. Pemrograman ini dibuat dengan menggunakan function

    block yang didefinisikan input/outputnya.

    5.2 Saran

    Saran yang dapat diberikan untuk praktikum ini

    adalah: 1. Praktikan tidak hanya diberi penjelasan mengenai

    software saja tetapi diberi penjelasan juga mengenai

    konfigurasi hardware DCS CS Centum RS Yokogawa.

  • 20

    2. Setiap praktikan membuat program pada PC/komputer agar praktikan lebih jelas dan mengerti langkah-langkah pembuatan program pada DCS Centum 3000 R3

    Yokogawa. Hal ini sangat penting agar ketika di dunia

    kerja maka sudah hafal di luar kepala cara/langkah pemrograman DCS.

    3. Penggantian mouse agar saat praktikum berjalan lancar dan lebih nyaman serta tidak error mousenya.

  • 21

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Modul Praktikum SPO 2015

    [2] Ogata, Katsuhiko. Modern Control Engineering. 4th.

    New Jersy: Prentice Hall, 2002.

    [3]http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Muham

    mad%20Ali,%20ST.,M.T./Materi%205%20DCS.pdf

    diakses 28 April 2015.

    [4] http://lahanriza.blogspot.com/2011/08/konfigurasi-kontrol.html diakses 28 April 2015.