sistem pengatur kecepatan konstan
DESCRIPTION
sistem autopilot pada mobilTRANSCRIPT
BAB III
Sistem Pengatur Kecepatan Konstan
( Cruise Control System )
Sistem pengatur kecepatan konstan banyak diterapkan pada kendaraan modern. Tanpa
pengatur kecepatan ini, perjalanan panjang akan terasa lebih melelahkan bagi pengemudi.
Namun, dengan meningkatnya kemacetan dijalan raya, cruise control dasar jadi kurang
diminati oleh produsen mobil. Untuk memenuhi kebutuhan agar dapat mengurangi kelelahan
pengemudi, maka dikembangkan cruise control yang disesuaikan dengan keadaan saat ini,
disebut Adaptive Cruise Control ( ACC ). ACC ini memungkinkan untuk menyesuaikan
kecepatan dan jarak dengan mengikuti kendaraan didepannya.
3.1. Pengoperasian Sistem Kontrol Cruise Control
Sistem pengatur kecepatan konstan sebenarnya memiliki beberapa fungsi lain selain
mengatur kecepatan dan jarak kendaraan. Sistem ini dapat mempercepat atau memperlambat
kendaraan sebesar 1mph dengan menekan sebuah tombol. Sistem ini juga dilengkapi dengan
kebutuhan pengaman, yaitu jika pedal rem diinjak, maka sistem akan segera off dan tidak
akan bekerja dibawah kecepatan 25mph ( 40km/jam ). Gambar dibawah ini menunjukkan
tombol-tombol yang terdapat pada sistem cruise control.
a. Tombol On dan Off
Kedua tombol ini tidak banyak berpengaruh. Penekanan tombol On tidak berarti tanpa
diikuti oleh penekanan tombol lainnya. Beberapa kendaraan dengan cruise control
system tidak dilengkapi dengan tombol ini, karena sistem akan off apabila pengendara
menginjak pedal rem pada sistem aktif.
b. Tombol Set/Accel
Jika tombol ini ditekan, maka kendaraan akan mempertahankan kecepatannya saat itu.
Jika ingin menambah kecepatan, setiap penekanan tombol set/accel ini kecepatan
akan bertambah 1mph.
c. Tombol Resume
Seperti yang dijelaskan diatas, jika pengemudi menekan pedal rem, maka sistem akan
off. Apabila pengemudi ingin mengaktifkan kembali cruise control, dapat menekan
tombol resume ini.
d. Tombol Coast
Tombol coast merupakan kebalikan dari tombol set/accel. Setiap tombol ini ditekan,
maka akan memperlambat kecepatan sebesar 1mph.
3.2. Aktuator Sistem Cruise Control
Sistem cruise control mengatur kecepatan kendaraan agar konstan sesuai keinginan
pengendara dengan mengatur posisi katup gas. Tetapi, penggerak katup gas menggunakan
kabel yang tersambung pada actuator. Saat sistem aktif dan kendaraan lewat jalanan
menanjak, maka kecepatan kendaraan akan cenderung berkurang. Maka ECU akan
memerintahkan actuator untuk membukan katup gas sehingga kecepatan kendaraan akan
dipertahankan. Hal yang sama juga akan terjadi pada saat jalanan menurun.
Banyak kendaraan dengan sistem cruise control menggunakan actuator yang digerakkan
oleh kevakuman engine untuk membuka dan menutup katup gas. Sistem tersebut
menggunakan sebuah katup yang terkontrol secara elektronik untuk regulasi kevakuman
sebuah diafragma. Kerja komponen seperti ini seperti buster rem yang memberi bantuan
tenaga untk melakukan pengereman.
3.3. Pengaturan Sistem Cruise Control
Otak dari sistem cruise control adalah sebuah komputer kecil yang biasanya terdapat
dibawah hood atau dibelakang dashboard. ECU, otak dari sistem, tersambung ke actuator dan
sensor-sensor yang terdapat pada sistem.
Sistem yang bagus akan bekerja dengan halus ketika terdapat penyesuaian kecepatan
sesuai yang kita inginkan tanpa ada osilasi kecepatan dan kecepatan teratur tetap, tidak
tergantung pada beban yang diangkut kendaraan atau berapa tingkat tanjakan yang sedang
dilalui. Karena yang akan diatur oleh sistem adalah laju kendaraan, maka pada rangkaian
control diperlukan feedback informasi dari kecepatan/laju kendaraan, serta posisi tepat dari
bukaan katup gas, juga sensor-sensor yang diperlukan untuk meng-offkan sistem.
Diagram dibawah ini menunjukkan input dan output dari sebuah sistem cruise control
Metode control yang dapat digunakan untuk aplikas sistem cruise control antara lain
proportional control dan PID.
a. Proportional Control
Pada sistem proportional control, cruise control mengatur proporsi katup gas
terhadap nilai error. Nilai error merupakan perbedaan dari harapan kecepatan dengan
kecepatan yang sedang terjadi. Hasil dari pembukaan katup akan mendekatkan
kecepatan sesuai dengan harapan. Jika kendaraan sedang berada dalam jalan tanjakan,
mobil tidak dapat mencapai harapan kecepatan sepenuhnya.
b. PID Control
Kebanyakan sistem cruise control menggunakan sebuah skema control yang disebut
proportional-integral-derivative control ( PID control ). Sebuah sistem control PID
menggunakan ketiga factor yang perhitungannya secara individual dan hasil ketiganya
ditambahkan untuk mendapatkan posisi katup yang sesuai.
Factor integral berdasarkan integral waktu dari error kecepatan laju kendaraan.
Perubahan perbedaan antara jarak tempuh yang terjadi dan jarak yang telah terjadi
sebagai harapan pada laju kendaraan yang akan dihitung berdasarkan periode waktu.
Factor ini membantu kendaraan melewati jalanan tanjakan dan membantu kendaraan
mencapai kecepatan yang benar dan tetap. Selanjutnya, jika kendaraan menaiki
tanjakan dan putaran turun, control proporsional meningkatkan pembukaan katup
sedikit, tetapi kendaraan tetap turun putarannya. Setelah beberapa kali control,
integral akan mulai meningkatkan bukaan katup secara terus menerus. Karena
jauhnya selisih antara laju kendaraan dengan harapan yang diinginkan.
Factor terakhir, yaitu derivative atau turunan. Factor ini membantu sistem cruise
control merespon secara cepat untuk berubah. Misalnya pada saat kendaraan
menanjak. Jika kendaraan mulai melambat, cruise control dapat membaca keadaan ini
sebelum laju kendaraan berubah secara besar dan merespon dengan membuka katup
gas.
3.4. Pengatur Kecepatan Konstan Adaptif ( Adaptive Cruise Control )
Meningkatnya tingkat kemacetan dijalan raya menyebabkan cruise control
konvensional seperti penjelasan diatas jadi kurang diterapkan. Tetapi, sekarang
dikembangkan lagi untuk memenuhi kebutuhan agar dapat mengurangi kelelahan pengemudi
dengan mempertimbangkan realita yang ada. Sistem yang baru disebut dengan Adaptive
Cruise Control (ACC), atau Autonomous Intelligent Cruise Control (AICC). Dimana
kendaraan dengan sistem baru ini dapat mengatur kecepatan serta dapat mengikuti kendaraan
yang ada didepannya dengan mempertahankan jarak yang aman. Dengan kata lain, sistem
ACC dapat mengatur kendaraan melakukan percepatan, perlambatan, dan pengereman.
Sistem ini menggunakan radar yang dipasangkan dibagian bumper depan kendaraan yang
dilengkapi dengan digital signal processor dan kontroler longitudinal.
Jika kendaraan yang diikuti mengalami perlambatan atau terdeteksi benda lain yang
menghalangi kendaraan, sistem akan mengirim sinyal ke engine atau sistem rem untuk
perlambatan. Selanjutnya, jika sistem jernih (dalam hal ini kendaraan tidak terhalang), maka
sistem akan kembali meningkatkan kecepatan.
Sturktur dasar dari sistem terkait pada ACC antara lain sensor yang dapat mendeteksi
jarak kendaraan, kecepatan roda-roda, sudut kemudi, sensor akselerasi, yaw rate sensor atau
giro sensor. Sistem yang dipengaruhi antara lain ESP atau TCS, transmis serta sistem
pengapian dan injeksi.
Komponen utama pada sistem ACC adalah sebuah sensor yang mengukur jarak,
kecepatan dan posisi relative dari kendaraan. Sensor yang digunakan adalah sistem radar
yang bekerja dengan frekuensi 77-GHz yang dapat mengukur hingga jarak 492 feet atau
sekitar 150 meter. Serta bekerja pada rentang kecepatan kendaraan 18.6 mph sampai 111 mph
atau sekitar 30 km/jam sampai 180 km/jam.
Ketika kendaraan sedang melaju dan sistem ACC diaktifkan, maka sensor-sensor akan
segera mengirim data menuju ECU. Sensor radar akan menunjukkan jarak benda didepannya
dan keadaannya akan menjadi referensi sistem pengaturan. Bila radar mendeteksi adanya
perubahan jarak benda didepannya bertambah, maka ECU akan mengontrol pembukaan
katup gas membesar, sehingga kendaraan dapat melaju mendekati objek didepannya. Saat
sensor mendapatkan jarak referensi maka katup gas akan dipertahankan. Tetapi, bila jarak
berubah semakin dekat, maka ECU akan memerintahkan sistem rem bekerja mengurangi laju
kendaraan. Dengan demikian, akan diperoleh jarak yang relative antara kendaraan dengan
objek didepannya.
Namun, sistem ini tidak boleh digunakan pada jalanan degan banyak rintangan, seperti
jalanan berliku, bertanjak maupun turunan. Jalanan dengan tipikal tersebut membutuhkan
banyak pengereman yang akan menonaktifkan sistem ACC. Di Negara empat musim, sistem
ini tidak boleh diaktifkan saat jalanan bersalju, karena mobil beresiko slip dan kehilangan
traksi.
DAFTAR PUSTAKA
http://aeronusantara.blogspot.com/2012/10/autopilot-pilot-otomatis-pesawat-
terbang.html
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&ved=0CG8QFjAF&url=http%3A%2F
%2Fwww.elektro.undip.ac.id%2Fel_kpta%2Fwp-content%2Fuploads
%2F2012%2F05%2FL2F007053_MTA.pdf&ei=1dtMUv-
zBImJrgeD4YD4Dw&usg=AFQjCNFKb2hG5v_AjRv3i3zFpBJgRZazAQ&sig2=1gp
-mw-9bj0udHGzIAQ9Bw&bvm=bv.53537100,d.bmk&cad=rja
http://sainselektronika.blogspot.com/2012/02/uav-merupakan-pesawat-tercanggih-
masa.html
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&ved=0CG0QFjAG&url=http%3A%2F
%2Faristriwiyatno.blog.undip.ac.id%2Ffiles%2F2011%2F10%2FBab-1-Konsep-
Umum-Sistem-
Kontrol.pdf&ei=JN1MUpfpCc6qrAf77IDYDw&usg=AFQjCNHUzBs9fqr2OzOWG
FTlbMzrjgRT4A&sig2=cKpafDpT-
SNHwRVkhRa89g&bvm=bv.53537100,d.bmk&cad=rja
http://nurfadli-chemeng.blogspot.com/2012/02/cara-kerja-sistem-autopilot.html
http://kmrbpriyoedywibowo.blogspot.com/2012/08/auto-pilot.html
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&ved=0CHQQFjAG&url=http%3A%2F
%2Fdigilib.its.ac.id%2Fpublic%2FITS-paper-20343-2409105019-
Paper.pdf&ei=JOFMUvbROsaprAfR9oDACA&usg=AFQjCNET5XxCGBIoiPtIVkh
bUEou2CwlgA&sig2=EMTDGND-
rfdsUkMXxpEATA&bvm=bv.53537100,d.bmk&cad=rja