sistem pengamanan rumah berbasis iteaduino …repository.amikom.ac.id/files/publikasi_09.02.7540,...

17
1 SISTEM PENGAMANAN RUMAH BERBASIS ITEADUINO DENGAN SENSOR PIR (PASIVE INFRA RED) Naskah Publikasi Diajukan oleh Afan Azwar Anas 09.02.7540 Hanung Tyas Risprabowo 09.02.7558 Wahyudi Septiadi 09.02.7566 JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014

Upload: doanduong

Post on 11-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

SISTEM PENGAMANAN RUMAH BERBASIS ITEADUINO DENGAN SENSOR PIR

(PASIVE INFRA RED)

Naskah Publikasi

Diajukan oleh

Afan Azwar Anas 09.02.7540

Hanung Tyas Risprabowo 09.02.7558

Wahyudi Septiadi 09.02.7566

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2014

2

3

ITEADUINO BASED HOME SECURITY SYTEM WITH

(PASSIVE INFRA RED) SENSOR

SISTEM PENGAMANAN RUMAH BERBASIS ITEADUINO DENGAN SENSOR PIR

(PASIVE INFRA RED)

Afan Azwar Anas

Hanung Tyas Risprabowo

Wahyudi Septiadi

Jurusan Menejemen Informatika

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

With frequent crimes of theft and robbery that needed a home security system that can be applied or used by a company as a safety buildings, one of which is the security system by using sensor PIR (Passive InfraRed) and ATmega328 microcontroller on board iteaduino which is one of the innovations of the development of microcontroller control current.

In the operation of this circuit, use a controller in the form of the ATmega328 microcontroller hardware packages Iteaduino be pre-programmed and process data input from sensor readings that work in the form of a logic 1 or 0.reaksi will activate a warning alarm load.

Sensor PIR (Passive Infa Red) work based on the intensity of radiation at room temperature, in the event of changes in radiation levels, the PIR sensor will transmit the input data on the system Iteaduino minimum, the data is then processed by a microcontroller integrated on Iteaduino a command to activate a warning alarm. the development of security systems need to be developed to promote home security system as a solution especially among crimes that often occur at this time.

Keywords:Information,Security Standardization,Risk Assessment,Policy

4

1. Pendahuluan

Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi yang semakin

pesat, tingkat kejahatan semakin meningkat pula. Era globalisasi telah menuntut manusia

untuk menciptakan keamanan dalam bekerja. Demikian halnya dengan sistem keamanan

gedung untuk perkantoran maupun rumah mewah lainnya juga ikut berkembang. Sistem

keamanan yang ada antara lain menggunakan kamera CCTV melalui operator yang meminta.

Ada juga dengan menggunakan sensor IR (Infra Red) dan ultrasonik, tetapi dalam

penggunaannya harus ada sumber dan sensor. Selain itu, terdapat sensor otomatis yaitu PIR

(Passive Infra Red) sensor dengan jangkauan yang cukup panjang.

Dengan seringnya tindak kejahatan pencurian dan perampokan rumah maka diperlukan

sebuah sistem pengaman yang dapat diaplikasikan atau digunakan oleh suatu perusahaan

sebagai pengaman gedung. Salah satunya adalah sistem keamanan dengan menggunakan

sensor PIR (Passive Infra Red) dan mikrokontroler Atmega328 pada Iteaduino board yang

merupakan salah satu inovasi dari perkembangan perangkat kendali mikrokontroler saat ini.

Untuk membangun sebuah sistem keamanan diperlukan berbagai hardware yang

harganya tidak murah. Hanya perusahaan-perusahaan menengah ke atas saja yang

menyediakan dana khusus untuk keperluan pembangunan sistem keamanan. Sedangkan

untuk kalangan rumah tangga penggunaan sistem keamanan di rumah cukup menyentuh

tingkat penggunaan kunci manual dan mungkin ada beberapa rumah tangga yang

menggunakan sensor elektronik. Hal ini disebabkan karena harga yang cukup mahal untuk

membangun sistem keamanan tersebut. Dengan latar belakang dan pertimbangan tersebut

maka penulis mencoba membuat “Sistem Pengamanan Rumah Berbasis Iteaduino Dengan

Sensor PIR (Pasive Infra Red)” dimana pada sistem pengamanan tersebut digunakan sensor

infra merah sebagai pengindera. Adanya rangsangan yang dihasilkan oleh suatu unsur

eksternal pada sebuah sensor akan menyebabkan rangkaian bekerja secara otomatis sesuai

dengan program yang telah dibuat untuk menjalankan suatu perangkat berupa alarm

peringatan.

Dalam pengoperasian rangkaian ini, digunakan sebuah pengontrol berupa

mikrokontroler Atmega328 dalam paket perangkat keras berupa Iteaduino yang telah

diprogram dan mengolah data input dari pembacaan sensor yang bekerja berupa logika 1

atau 0. Reaksi tersebut akan mengaktifkan beban berupa alarm peringatan.

Sensor PIR (Pasive Infra Red) bekerja berdasarkan intensitas radiasi suhu pada ruang.

Jika terjadi perubahan tingkat radiasi, maka sensor PIR akan mengirimkan data masukan

pada sistem minimum Iteaduino. Data tersebut kemudian diolah oleh mikrokontroler yang

terintegrasi pada Iteaduino menjadi perintah untuk mengaktifkan alarm peringatan.

Pengembangan sistem keamanan tersebut perlu dikembangkan untuk memasyarakatkan

sistem keamanan khususnya dikalangan rumah sebagai solusi dari tindakan kriminal yang

sering terjadi pada saat ini. Sedangkan bagi para pemilik rumah mewah yang sehari-hari

5

bekerja di suatu perusahaan yang jauh dari rumahnya dapat memanfaatkan sistem ini untuk

mengamankan rumahnya sehingga akan menambah rasa nyaman dalam bekerja.

2. Landasan Teori

2.1 Sensor PIR (Pasive Infra Red)

PIR (Passive Infrared) adalah merupakan sebuah sensor yang biasa digunakan untuk

mendeteksi keberadaan manusia. Aplikasi ini biasa digunakan untuk system alarm pada

rumah-rumah atau perkantoran.

PIR (Passive Infrared) adalah sebuah sensor yang menangkap pancaran sinyal infra

merah yang dikeluarkan oleh tubuh manusia maupun hewan. Sensor PIR (Passive Infrared)

dapat merespon perubahan perubahan pancaran sinyal infra merah yang dipancarkan oleh

tubuh manusia. Sensor PIR (Passive Infrared) terbuat dari bahan kristal yang akan

menimbulkan beban listrik ketika terkena panas dan pancaran sinyal infra merah. Perubahan

intensitas pancaran dari sinyal infra merah juga menyebabkan perubahan beban listrik pada

sensor. Elemen-elemen pada sensor juga sensitif terhadap penyinaran yang melebihi lebar

jangkauan, sehingga ditambahkan filter pada kemasan TO5 untuk membatasi pancaran tubuh

manusia. Sensor PIR (Passive Infrared) merupakan komponen produksi COMedia Ltd.,

Sensor tersebut sudah dipabrikasi dan dikemas dengan baik, sehingga dapat mengurangi

inteferensi sinyal yang diterima. Pada perancangan ini dibatasi area atau daerah yang dapat

dideteksi oleh sensor PIR (Passive Infrared) dengan cara memberikan pelindung pada

masing-masing sisi kiri dan kanan sensor PIR (Passive Infrared). Hal dilakukan agar tidak

terjadi gangguan terhadap sensor untuk keran yang lain karena arah jangkauan sensor PIR

(Passive Infrared) dapat mencapai sudut 600 seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

Gambar : Ilustrasi Pembatasan Sensor

6

Selain itu sensor tersebut juga sangat mudah digunakan, karena hanya

menggunakan 1 pin I/O sebagai penerima informasi sinyal gelombang inframerah yang

dapat dihubungkan ke Iteaduino.

Gambar : Rangkaian penerima Inframerah

Gambar di atas menunjukkan blok rangkaian penerima cahaya infra merah. Pada

PIR (Passive Infrared) sensor ditambahkan fresnel lens yang berfungsi untuk

mengumpulkan radiasi infra red tepat ke sensor PIR (Passive Infrared).

2.2 Arduino

Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang

didalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR

dari perusahaan Atmel. Arduino dapat digunakan untuk mengembangkan objek interaktif,

mengambil masukan dari berbagai switch atau sensor, dan mengendalikan berbagai lampu,

motor, dan output fisik lainnya. Arduino dapat berdiri sendiri, atau dapat berkomunikasi

dengan perangkat lunak yang berjalan pada komputer (misalnya Flash, Pengolahan,

MaxMSP). Board arduino dapat dirakit dengan tangan atau dibeli perbagian. Bahasa

pemrograman Arduino merupakan implementasi dari Wiring, sebuah platform komputasi yang

didasarkan pada pemrograman pengolahan multimedia.

(http://www.arduino.cc/en/Guide/Introduction).

Arduino dikatakan open source karena sebuah platform dari physical computing.

Platform di sini adalah sebuah alat kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman dan

Integrated Development Environment (IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah software yang

sangat berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload

ke dalam memory microcontroller. Arduino, selain itu juga ada banyak modul-modul

pendukung (sensor, tampilan, penggerak dan sebagainya) untuk bisa disambungkan dengan

Arduino.

7

2.3 Iteaduino

Iteaduino merupakan sebuah board Arduino kompatibel. Ini dirancang berdasarkan pada

skematik rangkaian arduino duemilanove (salah satu tipe arduino yang menggunakan chip

Atmega328). Mikrokontroler itu sendiri adalah chip atau IC (Integrated Circuit) yang bisa

diprogram menggunakan komputer. Pada Iteaduino board, chip mikrokontroler yang

digunakan adalah mikrokontroler seri AVR yaitu Atmega328.

Berbagai papan Arduino menggunakan tipe Atmega yang berbeda-beda tergantung dari

spesifikasinya. Untuk microcontroller yang digunakan pada arduino jenis Iteaduino sendiri

jenis Atmega328, sebagai otak dari pengendalian sistem alat. Iteaduino sendiri merupakan

kesatuan perangkat yang terdiri dari berbagai komponen elektronika dimana penggunaan alat

sudah dikemas dalam kesatuan perangkat yang dibuat oleh pemroduksi untuk di

perdagangkan.

Iteaduino dapat dibuat sebuah sistem atau perangkat fisik menggunakan software dan

hardware yang sifatnya interaktif, yaitu dapat menerima rangsangan dari lingkungan dan

merespon balik. Konsep untuk memahami hubungan yang manusiawi antara lingkungan yang

sifat alaminya adalah analog dengan dunia digital, disebut dengan physical computing. Pada

praktiknya konsep ini diaplikasikan dalam desain alat atau projek-projek yang menggunakan

sensor dan microcontroller untuk menerjemahkan input analog ke dalam sistem software

untuk mengontrol gerakan alat-alat elektro-mekanik.

Gambar : Arduino Jenis Iteaduino

Beberapa fasilitas yang diberikan oleh Iteaduino adalah sebagai berikut :

1. Pin input/output digital (0-13)

Terdapat 14 pin yang berfungsi sebagai input atau output, dapat diatur oleh program.

Untuk 6 buah pin 3, 5, 6, 9, 10 dan 11, dapat juga berfungsi sebagai pin analog

output dimana tegangan output-nya dapat diatur. Nilai sebuah pin output analog

dapat diprogram antara 0 – 255, dimana hal itu mewakili nilai tegangan 0 – 5V.

2. USB (Universal Serial Bus)

Fasilitas USB yang diberikan oleh Iteaduino ini memiliki fungsi diantaranya :

1) Memuat progam dari komputer kedalam papan

2) Komunikasi serial antara papan dan komputer

3) Memberikan daya listrik kedalam papan

8

3. Sambungan SV1

Merupakan sambungan atau jumper untuk memilih sumber daya papan, apakah dari

sumber eksternal atau menggunakan USB. Sambungan ini tidak diperlukan lagi pada

papan Iteaduino versi terakhir karena pemilihan sumber daya eksternal atau USB

dilakukan secara otomatis.

4. Q1 – Kristal (quartz crystal oscillator)

Jika microcontroller dianggap sebagai sebuah otak, maka kristal adalah jantungnya

karena komponen ini menghasilkan detak-detak yang dikirim kepada microcontroller

agar melakukan sebuah operasi untuk setiap detaknya. Kristal ini dipilih yang

berdetak 16 juta kali per detik (16MHz).

5. Tombol reset S1

Tombol ini berfungsi untuk me-reset papan sehingga program akan mulai lagi dari

awal, tombol reset ini bukan untuk menghapus program atau mengosongkan

microcontroller.

6. In-Circuit Serial Programming (ICSP)

Port ICSP memungkinkan pengguna untuk memprogram microcontroller secara

langsung, tanpa melalui bootloader. Umumnya pengguna Iteaduino tidak melakukan

ini sehingga ICSP tidak terlalu dipakai walaupun disediakan.

7. IC 1 – Microcontroller Atmega

Komponen utama dari papan Iteaduino, di dalamnya terdapat CPU, ROM dan RAM.

8. X1 – sumber daya eksternal

Jika hendak disuplai dengan sumber daya eksternal, papan Iteaduino dapat diberikan

tegangan DC antara 9-12V.

9. 6 pin input analog (0-5)

Pin ini sangat berguna untuk membaca tegangan yang dihasilkan oleh sensor analog,

seperti sensor suhu. Program dapat membaca nilai sebuah pin input antara 0 – 1023,

dimana hal itu mewakili nilai tegangan 0 – 5V.

2.4 Mikrokontroler Atmega328

Perkembangan teknologi telah maju dengan pesat dalam perkembangan dunia

elektronika dan komunikasi. Penemuan silikon menyebabkan bidang ini mampu memberikan

sumbangan yang amat berharga bagi perkembangan teknologi modern. Atmel sebagai salah

satu vendor yang mengembangkan dan memasarkan produk mikroelektronika telah menjadi

suatu teknologi standar bagi para desainer sistem elektronika masa kini.

Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program

aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya

bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan lainnya terletak pada

perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM-nya

besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar dan

rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan

9

pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program kontrol

disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih

besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara, termasuk

register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan

Gambar : Diagram Fungsional Mikrokontroler Atmega328

Atmega328 mempunyai arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang

dimana setiap proses eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed

Instruction Set Computer).

Gambar 2.11. Bentuk Fisik Mikrokontroller Atmega328

10

Beberapa fitur yang diberikan oleh mikrokontroller jenis ini yaitu:

1. Terdapat 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus

clock.

2. Memiliki 32 x 8-bit register serba guna.

3. Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.

4. Memiliki 32 KB Flash memory dan pada arduino dan bootloader yang menggunakan 2

KB dari flash memori sebagai bootloader.

5. Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar

1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent karena EEPROM tetap dapat

menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.

6. Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.

7. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width Modulation)

output.

8. Master / Slave SPI Serial interface.

Berikut merupakan tampilan arsitektur dari mikrokontroller Atmega328 :

Gambar : Arsitektur Mikrokontroler Atmega328

11

2.5 Driver Buzzer

Pada dasarnya driver buzzer merupakan rangkaian yang tersusun oleh sebuat

transistor NPN dan sebuah dioda. Transistor tersebut kemudian akan difungsikan sebgai

switching tegangan 9 volt DC sebagai pencatu buzzer. Dengan cara memberikan sinyal

masukan dengan logika ‘high’ pada kaki basis transistor, maka akan terjadi aliran arus melalui

kaki kolektor transistor menuju kaki emitor yang terhubung dengan ground. Rangkaian

skematik untuk driver buzzer dapat dilihat seperti pada gambar berikut:

Gambar : Skematik Driver Buzzer

2.6 Buzzer Alarm

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran

listrik menjadi getaran suara. Prinsip kerja buzzer yakni terdiri dari kumparan yang terpasang

pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi

elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus

dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan

kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara

bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa

proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).

Gambar : Buzzer Alarm

Q1TIP31

R1

220R

D11N4002

GND

9Volt DC

INPUT SINYAL

BUZZER

SPEAKER

12

3. Gambaran Umum

3.1 Perancangan Sistem

Dalam merancang SISTEM PENGAMANAN RUMAH BERBASIS ITEADUINO DENGAN

SENSOR PIR (PASIVE INFRA RED), harus digambarkan terlebih dahulu menggunakan blok

diagram tentang konfigurasi dan pengkawatan yang akan diterapkan. Hal ini akan sangat

membantu dalam mengetahui kesalahan serta kelemahan jka terjadi kegagalan dalam

perancangan sistem tersebut. Selain itu blok diagram juga akan membantu untuk memahami

perancangan sistem yang akan dilakukan. Terdapat berbagai metode antarmuka untuk beberapa

perangkat, baik receiver sensor maupun actuator menuju ke pengendali utama berupa

mikrokontroler iteaduino. Pengendali utama berfungsi sebagai inisiator antarmuka, sehingga

untuk pembacaan sensor dilibatkan hanya di awal dari proses kerja sensor. Sedangkan untuk

actuator berupa alarm buzzer hanya bekerja jika kondisi hasil inisialisasi sensor tidak sesuai

dengan kondisi sebelumnya. Sistem Pengamanan Rumah Berbasis Iteaduino dengan Sensor

PIR (Pasive Infra Red) dapat dilihat seperti pada gambar blok diagram di bawah ini.

Gambar : Blog Diagram Sistem Pengamanan Rumah Berbasis Iteaduino Dengan Sensor PIR

(pasive Infra Red)

IteaduinoMikrokontroler

Atmega328

Push Button Indikator LED

Sensor PIR(Pasive Infrared)

Buzzer Alarm

Reset

Catudaya12VOLT DC

PIN D3

PIN D2

PIN RESET

PIN D4

PIN D5VCC

GND

13

A) Prinsip Kerja

Pada bagian ini akan diuraikan secara keseluruhan maupun sub sistem penyusun

seperti yang terlihat pada Gambar diatas Terdapat beberapa pembagian prinsip kerja yang

akan dijelaskan, yaitu

a) Catudaya

Prinsip kerja pada bagian catudaya atau yang umum disebut power supply ini adalah

menurunkan tegangan dari 12 volt menjadi 5 volt, untuk mencatu tegangan ke iteaduino

board, receiver PIR dan alarm. Dari penurunan tegangan 12 volt menjadi 5 volt kinerja

sistem menjadi normal dan tidak kelebihan tegangan yang mengakibatkan terbakarnya

rangkaian pada board maupun pada sensor.

b) PIR sensor

PIR sensor merupakan sensor yang berfungsi sebagai penerima gelombang infra

merah pasif. Bila PIR sensor menerima sinyal berupa gelombang infra merah pasif sesuai

dengan kemampuan sensor yang di pancarkan oleh obyek yang ada di area jangkauan

sensor maka data dari sinyal tersebut akan dikirim ke mikrokontroller Atmega328 yang

terdapat pada board iteaduino kemudian akan diterjemahkan oleh mikrokontroller

Atmega328 ke dalam bilangan decimal. Sensor PIR memiliki tiga pin saluran yaitu pin VCC,

pin GND dan pin Data. Untuk pin VCC dan GND dihubungkan pada VCC-GND pada

Iteaduino dan pin Data dihubungkan dengan pin digital 2 (PD2) pada Iteaduino.

c) Push Button

Push button merupaka sbuat tombol yang akan difungsikan sebagai kendali atat,

apakah dalam kondisi beroperasi atau dalam keadaan tidak beroperasi. Hal ini diperlukan

agar saat ruangan dimasuki oleh orang yang memiliki akses tidak menyalakan alarm

pengaman. Maka dari itu, penempatan push button di asumsikan ada di tempat yang

tersembunyi. Sebagai kendali untuk mengaktifkan pengaman rumah digunakan sebuah

tombol push button yang terhubung pada Iteaduino pin digital 3 (PD3).

d) Alarm (Buzzer) dan Indikator LED

Alarm (Buzzer) adalah serangkaian perangkat elektronika yang menghasilkan suara

sebagai isyarat. Pada sistem ini alarm berfungsi sebagai suatu isyarat / penanda bahwa

terjadi tindak kriminalitas yang terjadi pada rumah yang telah terpasang sistem ini. Pada

bagian output yang akan dikendalikan adalah indikator LED dan buzzer sebagai alarm yang

akan menandakan adanya gerakan/radiasi obyek yang ditangkap oleh sensor PIR. Indikator

LED terhubung pada pin digital 4 (PD4) dan buzzer terhubung pada pin digital 5 (PD5).

e) Reset

Pada board Iteaduino dilengkapi dengan sebuah tombol reset. Jika tombol ditekan,

maka sistem kerja pada board Iteaduino akan dimulai dari awal, sehingga program yang

tertanama pada mikrokontroler akan dibaca atau diproses ulang dari awal.

f) Iteaduino Board

14

Iteaduino board di dalam sistem ini sangat berperan penting dalam menjalankan

semua aktifitas PIR sensor dan buzzer. Prinsip kerja dari iteaduino board di dalam sistem

ini adalah iteaduino board akan mengendalikan semua alat yang terhubung pada pin-pin

iteaduino tersebut, yang telah di masukkan program yang telah dibuat. Hal ini bertujuan

sebagai komunikasi dengan alat yang terhubung dengan pin-pin iteaduino board.

4. Pengujian

Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perancangan dari sistem yang

dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan dari sistem dan untuk

mengetahui apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan perencanaan. Pengujian yang

akan dilakukan terdiri dari pengujian perangkat keras, pengukuran dan program sistem

pengaman ruang yang digunakan.

Tujuan pengambilan data adalah untuk mengetahui kebenaran rangkaian dan

mengetahui kondisi komponen, alat, serta hasil dari pengujian dari alat itu sendiri.

4.1 Langkah-Langkah Pengambilan Data

a. Menghubungkan stop kontak ke sumber tegangan yang ada.

b. Menghidupkan saklar.

c. Melakukan uji coba kerja sensor PIR dan buzzer sebelum di aplikasikan dalam

ruangan.

d. Melakukan pengujian diruangan yang telah disiapkan dengan ukuran 3x3m.

4.2 Perencanaan Tabel Pengujian

Pengujian yang akan dilakukan terdiri dari beberapa bagian antara lain, dilakukan

pengamatan terhadap tegangan pada blok terminal kontak 220Volt AC, power regulator,

tegangan pada driver buzzer, dan pengujian motion detection sesuai dengan program yang

di masukkan dalam chip.

4.3 Program Sistem Ruangan

//=================================

// PIR sensor tester

//=================================

int ind_status = 4;

int tombol_mute = 3;

int inputPir = 2;

int buzz = 5;

int pirState = LOW;

int val = 0;

int kondisi_button_mute = 0;

void setup()

{

15

pinMode(ind_status, OUTPUT);

pinMode(inputPir, INPUT);

pinMode(tombol_mute, INPUT);

pinMode(buzz, OUTPUT);

Serial.begin(9600);

}

void loop()

{

val = digitalRead(inputPir);

kondisi_button_mute = digitalRead(tombol_mute);

if (kondisi_button_mute==HIGH)

{

digitalWrite(buzz, LOW);

digitalWrite(ind_status, LOW);

Serial.println("Motion detection status not work");

}

if (val == HIGH && kondisi_button_mute == LOW)

{

digitalWrite(ind_status, HIGH);

digitalWrite(buzz, HIGH);

delay(150);

if (pirState == LOW)

{

Serial.println("Motion detected!");

pirState = HIGH;

}

} else {

digitalWrite(ind_status, LOW);

digitalWrite(buzz, LOW);

delay(300);

if (pirState == HIGH)

{

Serial.println("Motion ended!");

pirState = LOW;

}

}

}

16

5. Kesimpulan

Catu daya yang digunakan pada sistem pengaman ruang menggunakan sensor PIR

(Pasive Infra red) berbasis iteaduino adalah 5 Volt DC dan 12 Volt DC. Pada rangkaian catu

daya menggunakan regulator yang dirancang dengan menggunakan filter kapasitor. Hal ini

dilakukan karena diode penyearah yang digunakan hanya dua buah dan untuk memperbaiki

ripple yang terjadi. Tegangan kerja IC regulator 7805 ialah sebesar 7 Volt DC hingga 20 Volt

DC.

Hasil pengukuran rata-rata pada masing-masing bagian input IC regulator ialah sebesar

11,89Volt DC. Hasil pengukuran tegangan keluaran IC 7805 menggunakan multimeter adalah

4,93Volt DC. Idealnya regulator akan mengeluarkan tegangan 5Volt DC. Penyimpangan-

penyimpangan yang terjadi cukup kecil yaitu sebesar 0,014% dan 0,009%. Penyimpangan itu

masih dapat diabaikan mengingat masih dalam daerah operasi komponen yang dicatu.

Tegangan keluaran sudah mampu mengaktifkan alat yang di catu oleh sumber catu daya dan

menyediakan tegangan yang dibutuhkan oleh rangkaian sistem pengaman ruang

menggunakan sensor PIR (Pasive Infra red) berbasis iteaduino.

Pengujian program yang digunakan untuk sistem pengaman ruang menggunakan sensor

PIR (Pasive Infra red) berbasis iteaduino telah bekerja dengan baik. Pendeteksian sensor

pun bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Pada bagian buzzer alarm juga bekerja sesuai

dengan perintah program yang ada pada basis mikrokontroler pada iteaduino board. Untuk

tombol pengaman pun bekerja dengan baik, mampu menghentikan pendeteksian sensor saat

logika yang diberikan oleh tombol berlogika high. Secara keseluruhan prototype sistem

pengaman ruang menggunakan sensor PIR (Pasive Infra red) berbasis iteaduino telah

bekerja sesuai dengan yang diharapkan.

17

Daftar Pustaka

Alldatasheet. (2011). Data sheet BD139. www.alldatasheet.com

Alldatasheet. (2011). Data sheet 78XX. www.alldatasheet.com

Budiharto, W. 2005. Perancangan Sistem dan Aplikasi Mikrokontroler. Jakarta.

Penerbit : PT.Elex Media Komputindo.

Evans, Br ian W . (2008) . Arduino Programming Notebook .

h t tp / /creat i vecommons.org.

Iteadstudio. (2011). Iteadiono 2.0. www.iteadstudio.com

Iteadstudio. (2011). Stackable Bluetooth Shield (Master/Slave). www.iteadstudio.com

M. McRoberts. (2009). Arduino Starter Kit Manual A Complete Beginners To The

Arduino. www.EartshineElectronics.com.

Michael McRoberts. 2010. Beginning Arduino. United States of America: Apress

Tom Igoe. 2007. Making Things Talk. United States of America: O'Reilly Media,inc

Scott Edwards Electronics, Inc. (1939). Data sheet 2-line Serial LCDs with Terminal

Features, Big Character Mode. www.seetron.com

Simon Monk. (2010). 30 Arduino Project For Evil Genius. United State: The McGraw-

Hill Company.

W ik ipedia . (2009) . Relay . www.wik ipedia.com