sinusitis lengkap
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Sinusitis Lengkap
1/20
1
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. I Umur : 32 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Bringin, Salatiga Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga No. RM : 08-10-19
B. ANAMNESIS Keluhan utama :Hidung tersumbat Riwayat Penyakit Sekarang :
Penderita datang mengeluh hidung kanan tersumbat, pusing dan sakit kepala
dari daerah sekitar mata kanan sampai belakang kepala. Keluhan sudah 1
tahun yang lalu dan memberat sejak 1 bulan terakhir. Pasien juga mengeluh
bau busuk tercium dari hidung kanan sejak 5 hari yang lalu. Selain itu pasien
juga mengeluh nyeri pada pipi kanan, demam 2 hari yang lalu, lendir keluar
dari tenggorokan (+) , sekret keluar dari hidung berwarna jernih, penciuman
berkurang (+), sulit tidur dan jika keluhan sakit kepala timbul maka pasien
hanya bisa tiduran tidak mampu beraktivitas. Pasien tidak mengeluh batuk,
nyeri telinga/ terasa penuh, tidak ada gangguan pendengaran dan tidak ada
gangguan dalam menelan makanan.
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat sakit seperti ini sebelumnya (-) Riwayat infeksi gigi geraham kanan atas sehingga sering sakit,
sekarang hanya tersisa akarnya saja
Riwayat sakit yang berkaitan dengan telinga (-), tenggorok (-)
-
7/29/2019 Sinusitis Lengkap
2/20
2
Riwayat polip hidung (-) Riwayat penyakit paru (-) Riwayat trauma jatuh dari motor 1 tahun yang lalu, kepala terbentur
pelipis dahi luka, hidung tidak terluka
Riwayat Hipertensi, DM, alergi dan penyakit jantung dari kecildisangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :Anggota keluarga tidak pernah mengalami keluhan seperti penderita.
Riwayat Pengobatan :Sudah berobat ke RST dr. Adzmir DKT Salatiga, diberi obat hanya lega
sebentar kemudian tidak berapa lama tersumbat kembali, sehingga pasiendirujuk ke RST dr. Soedjono Magelang.
Riwayat Sosial Ekonomi :Pasien adalah seorang istri Tentara dengan pangkat Sersan Dua. Kesan
ekonomi cukup.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status GeneralisKeadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Status gizi : Baik
Kepala dan leher : Mesocephale, pembesaran kelenjar limfe (-)
Status Lokalis (THT)Telinga
Dextra Sinistra
Auricula Bentuk normal,nyeri tarik (-),
nyeri tragus (-)
Bentuk normal,
nyeri tarik (-),
nyeri tragus (-)
-
7/29/2019 Sinusitis Lengkap
3/20
3
Pre auricular Bengkak (-), nyeritekan (-), fistula (-)
Bengkak (-), nyeri
tekan (-), fistula (-)
Retroauricular
Bengkak (-), nyeri
tekan (-)
Bengkak (-), nyeri
tekan (-)
Mastoid Bengkak (-), nyeritekan (-)
Bengkak (-), nyeri
tekan (-)
CAE Serumen (-),hiperemis (-),
secret (-)
Serumen (-),
hiperemis (-),
secret (-)
Membrantimpani :
Intak, putih mengkilat,
refleks cahaya (-)
Intak, putih mengkilat,
refleks cahaya (-)
Hidung dan sinus paranasal :
Dextra Sinistra
Bentuk N N Inflamasi/tumor - - Nyeri tekan sinus + - Deformitas/septum
deviasi- -
Rhinoskopi anterior:
Vestibulum nasi N N Dasar cavum nasi N Septum deviasi Ke arah kanan Benda asing - -
Perdarahan - -
Mukosa Hiperemis(+)
Hiperemis (-)
Konka Hipertrofi Hipertrofi Sekret Mukoid (-)
-
7/29/2019 Sinusitis Lengkap
4/20
4
Transluminasi Tampak kesuraman pada sinus maxillarisdextra
Tenggorokan
Lidah Ulcus (-), stomatitis (-) Uvula Bentuk normal, di tengah, hiperemis (-) Tonsil Dextra Sinistra
Ukuran T1 T1Permukaan Rata RataWarna Hiperemis (-) Hiperemis (-)Kripte Melebar (-) Melebar (-)Detritus (-) (-)
Faring Mukosa hiperemis (-), dinding rata, granular (-)
Gigi Geligi
Tampak ada caries gigi Molar 1 kanan atas yang tinggal menyisakan akar gigi saja
D. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologi (Foto Polos SPN) AP/Lateral- Struktur tulang DBN- Tak tampak deviasi septum- Kesuraman homogen sinus maxillaris dextrer- Tak tampak diskontinuitas Os Cranium- Kesan : Sinus Maxillaris Dexter
Pemeriksaan RO Thorax PA :- Kesan : Bronchitis- Besar COR normal- Sistema tulang baik
-
7/29/2019 Sinusitis Lengkap
5/20
5
CT Scan Pemeriksaan Darah :
- WBC : 7.7 103/mm3- HGB : 12.4 g/dl- PLT : 316 103/mm3- LED : 25- CT /BT : 5/230
Pemeriksaan Mikrobiologik Sinuskopi
E. RESUME Hidung kanan tersumbat/ obstruksi nasal (+) Tampak ada caries gigi Molar 1 kanan atas yang tinggal menyisakan akar gigi
saja
Nyeri tekan pada daerah wajah sebelah kanan (+) Cefalgia (+) Febris (+) Mukosa hidung hiperemis pada baian kanan dan terdapat sekret berupa
mukoid +/-
Septum deviasi ke kanan Diafanaskopi : kesuraman pada sinus maxilla dexter
F. DIAGNOSIS BANDING
Sinusitis Maxillaris Dexter et causa Septum Deviasi dan Caries Gigi Sinusitis maksilaris kronis Keganasan Benda asing Rhinitis kronis infeksi
-
7/29/2019 Sinusitis Lengkap
6/20
6
G. DIAGNOSIS KERJA
` Sinusitis Maksilaris Dexter et causa Septum Deviasi dan Caries Gigi
H. TERAPI
1. Pencabutan gigi molar 1 kanan atas oleh dokter gigi
2. Konservatif dilakukan diberikan obat-obatan berupa :
antibiotika dekongestan antihistamin kortikosteroid
3. Tindakan Operatif
CaldwellLuc ProcedurePerbaikan Septum Deviasi (Septoplasti)
I. EDUKASI
1. Meminum obat secara teratur2. Memeriksakan dan mencabut gigi molar kanan atas ke dokter gigi3. Hindari aktivitas yang berdampak benturan pada daerah hidung dan wajah4. Jika gejala timbul segera beristirahat, jangan beraktivitas terlalu berat5. Mempersiapkan diri karena akan segera operasi
J. PROGNOSIS
o Qou ad vitam : dubia ad bonamo Qou ad sanam : dubia ad bonamo Quo ad functionam : dubia ad bonam
-
7/29/2019 Sinusitis Lengkap
7/20
7
BAB II
LANDASAN TEORI
SINUSITIS
A. DefinisiSinusitis adalah radang atau infeksi dari satu atau lebih mukosa sinus
paranasal.Sesuai anatomi sinus yang terkena, dapat dibagi menjadi sinusitis maksila, sinusitis
etmoid, sinusitis frontal dan sinusitis sfenoid.Bila peradangan ini mengenai beberapa sinus
disebut multisinus, sedang bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis.
Di antara keempat sinusitis paranasal itu, sinus maksila merupakan sinus
yang paling sering terinfeksi. Hal ini terjadi karena (1) sinus maksila merupakan
sinus paranasal yang terbesar, (2) letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar, sehingga
aliran sekret (drainase) dari sinus maksila hanya tergantung dari gerakan silia, (3)
dasar sinus maksila adalah dasar akar gigi (prosesus alveolaris), sehingga infeksi gigi
dapat menyebabkan sinusitis maksila, (4) ostium sinus maksila terletak di meatus
medius, di sekitar hiatus semilunaris yang sempit sehingga mudah tersumbat.
Sinus maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar. Saat lahir sinus maksila
bervolume 6-8 ml, sinus kemudian berkembag dengan cepat an akhirnya mencapai
ukuran maksimal, yaitu 15 ml saat dewasa. Sinus maksila berbentuk piramid.Dinding
anterior sinus ialah permukaan fasial os maksila yang degan fosa kanina, dinding
posteriornya adalah permukaan infra temporal maksila, dinding hidung, dinding
http://sinuvil.com/images/sinusitis.jpg -
7/29/2019 Sinusitis Lengkap
8/20
8
superiornya ialah dasar orbita dan dinding inferiornya ialah prosesus alveolaris dan
palatum.Ostium sinus maksila berada disebelah superior dinding medial sinus dan
bermuara ke hiatus semilunaris melalui infundibulum etmoid.
Dari segi klinik yang perlu diperhatikan dari anatomi sinus maksila adalah :
1. Dasar sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas, yaituremolar (P1 dan P2), molar (M1 dan M2), kadang-kadang juga gigi geligi
mudah naik keatas yang menyebabkan sinusitis.
2. Sinusistis maksila dapat menimbulkan komplikasi orbita3. Ostium sinus maksila terletak lebih tinggi dari dasar sinus, sehingga drainase
hanya tergantung dari grak silia, lagipula drainase juga harus melalui
infundibulum yang sempit. Infundibulum aalah bagian sinus etmoid anterior
dan pembengkakan akibat radang atau alergi pada daerah ini dapat
menghalangi drenase sinus maksiladan selanjutnya menyebabkan sinusitis.
B. Patofisiologi Sinusitis
Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostiumostium sinus dan lancarnya
klirens mukosiliar (mucociliarry clearance) di dalam KOM (kompleks
osteomeatal).Mukus juga mengandung substansi antimikrobial dan zat-zat yang
berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap kuman yang masuk bersama
udara pernapasan.
Organ-organ yang membentuk KOM letaknya berdekatan dan bila terjadi
edema mukosa yang berhadapan akan saling bertemu sehingga silia tidak dapat
bergerak dan ostium tersumbat. Akibatnya terjadi tekanan negatif didalam rongga
sinus yang menyebabkan terjadinya transudasi, mula-mula serous.Kondisi ini bisa
dianggap sebagai rinosinusitis non-nacterial dan biasanya sembuh dalam beberapa
hari tanpa pengobatan.Bila kondisi ini menetap, sekret yang berkumpul didalam sinus
merupakan media baik untuk tumbuhnya dan multiplikasi bakteri.Sekret menjadi
purulen.Keadaan ini disebut sebagai rinosinusitis akut bakterial dan memerlukan
terapi antibiotik.Jika terapi tidak berhasil (misalnya karena ada faktor presdiposisi,
inflamasi berlanjut, terjadi hipoksia dan bakteri anaerob berkembang.Mukosa makin
-
7/29/2019 Sinusitis Lengkap
9/20
9
membengkan dan ini merupakan rantai siklus yang terus berputar sampai akhirnya
perubahan mukosa menjadi kronik yaitu hipertrofi, polipoid atau pembentukan polip
dan kista.Pada keadaan ini mungkin diperlukan tindakan operasi.
C. Etiologi dan Faktor Presdiposisi
Beberapa fakor etiologi dan presdiposisi sinusitis antara lain ISPA akibat
virus, bermacam rinitis terutama rinitis alergi, rinitis hurmonal pada wanita hamil,
polip hidung, kelaina anatomi seperti deviasi septum atau hipertropi konka, tonsil,
infeksi gigi, kelainan imunologik, diskinesia silia seperti pada sindrom Kartagener
dan di luar negeri adalah penyakit fibrosis kistik.
Pada anak, hipertrofi adenoidmerupaka faktor penting penyebab sinusitis
sehingga perlu dilakukan adenoidektomi untuk menghilangkan sumbatan dan
menyembuhkan rinosinusitisnya.Hipertrofi adenoid dapat didiagnosis dengan foto
polos leher posisi lateral.
Faktor lain yang juga berpengaruh adalah lingkungan berpolusi, udara dingin dan
kering serta kebiasaan merokok. Keadaan ini lama-lama menyebabkan perubahan
mukosa dan merusak silia.
http://mabanget.files.wordpress.com/2011/05/sinusitis_big.jpg?w=300 -
7/29/2019 Sinusitis Lengkap
10/20
10
D. Gejala Klinis Sinusitis
Secara klinis, sinusitis dapat dikategorikan sebagai sinusitis akut (bila
gejalanya berlangsung beberapa hari sampai 4 minggu), sinusitis subakut (bila
berlangsung dari 4 minggu sampai 3 bulan) dan sinusitis kronis (bila berlangsung
lebih dari 3 bulan).
Tidak ada gejala dan tanda klinis yang spesifik untuk sinusitis akut.Pasien
kadang tidak menunjukan demam atau rasa lesu.Pasien mungkin hanya mengeluh
terdapat ingus yang kental yang kadang berbau dan dirasakan mengalir ke
nasofaring.Hidung dirasakan tersumbat dan rasa nyeri di daerah sinus yang terkena.
Pada sinusitis maksila, nyeri dirasakan di bawah kelopak mata .Nyeri alih dapat
dirasakan di dahi dan telinga kanan..Pada sinusitis etmoid, nyeri dirasakan di pangkal
hidung dan kantus medius. Kadang dirasakan nyeri di bola mata atau belakangnya,
dan nyeri akan bertambah bila mata digerakkan.
Pada pemeriksaan fisik sinusitis akut, akan tampak pembengkakan di daerah
muka. Pembengkakan pada sinusitis maksila terlihat di pipi dan kelopak mata bawah,
pada sinusitis frontal di dahi dan kelopak mata atas, sedang pada sinusitis etmoid
jarang timbul pembengkakan, kecuali bila ada komplikasi.
Pada rinoskopi anterior tampak mukosa konka hiperemis dan edema.Pada
sinusitis maksila, sinusitis frontal dan sinusitis etmoid anterior tampak mukopus atau
nanah di meatus medius, sedangkan sinusitis etmoid posterior dan sinusitis sfenoid
nanah tampak keluar dari meatus superior.Pada rinoskopi posterior tampak mukopus
di nasofaring (post nasal drip).
Manfestasi Klinis Subjektif
1. Sinusitis Akut
Demam, malaise, nyeri kepala, wajah bengkak, terasa penuh, nyeri pipi
tumpul dan menusuk, gigi terasa nyeri
2. Sinusitis Subakut
Gejala = akut, tanda radang (-)
3. Sinusitis Kronis
-
7/29/2019 Sinusitis Lengkap
11/20
11
Gejala Mayor
Wajah terasa nyeri/ tertekan Wajah terasa penuh Obstruksi nasal Ingus bernanah / post nasal drip Hiposmia / anosmia
Gejala Minor
Sakit kepala Demam Halitosis Keletihan Nyeri gigi Batuk Nyeri telinga/ terasa penuh, tertekan
Pemeriksaan /objektif
1.Sinusitis Akut
- Rinosk. Ant Pus dalam hidung
- Rinosk. Post Sekret mukopurulen dalam nasofaring
- Sinus maksilaris terasa nyeri pada palpasi dan perkusi
2. Sinusitis Subakut
- Sama dengan sinusitis akut
3. Sinusitis Kronik
- Pada pemeriksaan klinis tidak seberat sinusitis akut
- Tidak terdapat pembengkakan wajah
- Rinoskopi ante-posterior = sinusitis akut
E. Diagnosis Sinusitis
-
7/29/2019 Sinusitis Lengkap
12/20
12
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.Pemeriksaan fisik dengan rinoskopi anterior dan posterior,
pemeriksaan naso-endoskpi sangat dianjurkan untuk diagnosis yang lebih tepat dan
dini. Tanda khasnya adalah adanya pus di meatus medius (pada sinusitis maksila dan
etmoid anterior dan frontal) atau di meatus superior ( pada sinusitis etmoid posterior
dan sphenoid). Pada rinosinusitis akut, mukosa edema dan hiperemis.Pada anak
sering ada pembengkakan dan kemerahan di daerah kantus medius.Berdasarkan
kriteriaInternational on Sinus Disease tahun 1993
Diagnosa Sinusitis :
2 gejala mayor, atau 1 gejala mayor + 2 gejala minor
F. Pemeriksaan penunjang Sinusitis
Pada pemeriksan transiluminasi, sinus yang sakit akan menjadi suram atau
gelap. Pemeriksaan transiluminasi bermakna bila salah satu sisi sinus yang sakit,
sehingga tampak lebih suram dibandingkan dengan sisi yang normal.
Pemeriksaan radiologik yang dibuat ialah posisi Waters, PA dan
laretal.Akan tampak perselubungan atau penebalan mukosa atau batas cairan-udara
(air fluid level) pada sinus yang sakit.CT scan sinus merupakan gold standar diagonis
sinuistis karena mampu menilai anatomi hidung dan sinus, adanya penyakit dala
hidung dan sinus secara keseluruhan dan perluasannya.
Pemeriksaan mikrobiologik dan tes resistensi dilakukan dengan mengambil sekret
dari meatus medius atau superior dengan tujuan untuk mendapat antibiotik yang tepat
guna.
G. Terapi Sinusitis
Terapi sinusitis seringkali berupa pengobatan terhadap infeksi traktus
respiratorius bagian atas, dengan sinusitis sebagai bagian yang penting.Seringkali
infeksinya hanya merupakan penyakit terbatas yang sembuh sendiri dalam waktu
singkat, jika tidak disertai komplikasi supurasi.
-
7/29/2019 Sinusitis Lengkap
13/20
13
Pengobatan sinusitis secara lokal intranasal dengan antibiotik tidak berguna,
karena obat-obat tersebut tidak cukup luas berkontak dengan permukaan mukosa
yang terinfeksi terinfeksi agar dapat berfungsi.Selain itu, dapat terjadi iritasi atau
gangguan aktivitas silia, sehingga fungsinya sebagai pembersih mukosa hidung justru
semakin terganggu.
Karena itu antibiotika dapat diberikan secara sistemik per oral.Pada sinusitis
akut diberikan antibiotika selama 10-14 hari, meskipun gejala klinis telah hilang.
Secara empiris, antibiotika yang dapat diberikan misalnya Amoksisilin (3 x 500mg),
Trimetoprim dan Sulfametoksazol (2 x 960 mg), Amoksisilin dan Asam Klavulanat
(2 x 500 mg), Klaritromisin (2 x 250 mg), dan Levofloksasin (4 x 500 mg).
Gejala nyeri akibat sinusitis diobati dengan analgetik.Diberikan juga
dekongestan lokal berupa tetes hidung, untuk memperlancar drainase
sinus.Dekongestan ini hanya boleh diberikan untuk waktu yang terbatas (5 sampai 10
hari), karena kalau terlalu lama dapat menyebabkan rinitis medikamentosa.
Terapi bedah pada sinusitis akut jarang diperlukan, kecuali bila telah terjadi
komplikasi ke orbita atau intrakranial, atau bila ada nyeri yang hebat karena ada
sekret yang tertahan oleh sumbatan. Pada sinusitis maksila dapat dilakukan tindakan
pungsi dan irigasi. Pada sinusitis etmoid, frontal atau sfenoid yang letak muaranya di
bawah, dapat dilakukan tindakan pencucian sinus cara Proetz (Proetz displacement
therapy).
H. Komplikasi Sinusitis
Komplikasi sinusitis telah menurun sejak ditemukannya
antibiotika.Komplikasi biasanya terjadi pada sinusitis akut atau pada sinusitis kronis
dengan eksaserbasi akut. Komplikasi yang dapat terjadi adalah:
1. Osteomileitis atau abses subperiosteal. Paling sering timbul akibatsinusitis frontal dan biasanya pada anak-anak
2. Kelainan orbita, disebabkan oleh sinus paranasal yang berdekatandengan mata (orbita). Kelainan dapat berupa edema palpebra, selulitis
-
7/29/2019 Sinusitis Lengkap
14/20
14
orbita, abses subperiosteal, abses orbita dan selanjutnya dapat terjadi
trombosis sinus kavernosus.
3. Kelainan intrakranial. Dapat berupa meningitis, abses ektradural atausubdural, abses otak dan trombosis sinus kavernosus
4. Kelainan paru, seperti bronkhitis dan bronkhiektasis
I. Penatalaksanaan
Sinusitis Akut
Antibiotik spektrum luas Dekongestan Analgetik & kompres hangat pada wajah
Bila antibiotik gagal irigasi antrum segera ( dapat dilakukan dengan 2 cara)
Sinusitis Subakut
Medikamentosa = akut Tindakan : - Diatermi
- Pungsi dan irigasi
- Antrostomi
Sinusitis Kronis
Cari faktor predisposisi dan penyebab terapi disesuaikan Medikamentosa antibiotik dan dekongestan Pembedahan Caldwell-Luc procedu, FESS
SINUSITIS ODONTOGEN
A. Definisi
Adalah peradangan satu atau lebih mukosa sinus paranasalis yang
disebabkan oleh penyeabaran infeksi gigi.Merupakan salah satu penyebab penting
sinutis kronis.Dasar Sinus maksila adalah prosesus alveolaris tempat akar gigi rahang
atas, sehingga rongga sinus maksila hanya terpisahkan oleh tulang tipis dengan akar
gigi bahkan kadang-kadang tanpa tulang pembatas.
-
7/29/2019 Sinusitis Lengkap
15/20
15
B. Gejala Klinis
1. Gejala klinis mayor : -Rasa nyeri/ tekanan penuh pada wajah-Obstruksi hidung
-Sekret hidung/postnasal (kadang purulen)
-Hiposmia/ anosmia
-Demam
2. Gejala klinis minor : -Sakit kepala-Demam
-Hidung berbau
-Fatigue
-Sakit gigi
-Batuk
C. Etiologi
1. Penjalaran infeksi gigi, infeksi periapikal gigi maksila dari kaninus sampaigigi molar tiga atas niasanya infeksi lebih sering terjadi pada kasus-kasus akar
gigi hanya terpisah dari sinus oleh tulang yang tipis
2. Prosedur ekstraksi gigi, misalnya terdorongnya gigi/akar gigi sewaktu akandiusahakan mencabutnya,terbukanya dasar sinus sewaktu dilakukan
pencabutan gigi
3. Penjalaran penyakit periodontal yaitu dijumpai adanya penjalaran infeksi darimembran periodontal melalui tulang spongiosa ke mukosa sinus
4. Trauma terutama fraktur maksila yang mengenai prosessus alveolaris dansinus maksila
5. Hubungan langsung gigi maksila dengan sinus maksila terutama gigi molartiga terpendam
6. Adanya benda asing dalam sinus berupa fragmen akar gigi dan bahantambalan akibat pengisian saluran akar yang berlebihan
-
7/29/2019 Sinusitis Lengkap
16/20
16
7. Kista Dentogen yang seringkali meluas ke sinus maksila seperti kistaRadikuler dan Folikuler
D. Patofisiologi
Sinusitis dentogen dapat terjadi melalui 2 cara yaitu :
1. Infeksi gigi yang kronis dapat menimbulkan jaringan granulasi didalammukosa sinus maksilaris hal ini dapat menghambat gerakan silia ke arah
ostium dan menghalangi drainase sinus terjadi gangguan drainase sinus
mengakibatkan sinus mudah mengalami infeksi
2. Adanya infeksi kuman dapat meyebar secara hematogen atau limfogen darigranuloma apical atau kantong periodontal gigi ke sinus maksila
E. Penatalaksanaan
1. Atasi masalah gigi2. Konservatif, diberikan obat-obatan : antibiotika, dekongestan, antihistamin,
kortikosteroid dan irigasi sinus
Operatif , beberapa macam tindakan bedah sinus yaitu antrostomi meatus
inferior, Caldwell-Luc Procedure , Bedah sinus Endoskopik Fungsional.
SEPTUM DEVIASI
A. Definisi
Deviasi septum adalah suatu deformitas dari septum nasi baik dibagian
tulang maupun tulang rawan, hal ini dapat disebabkan oleh trauma maupun kelainan
pertumbuhan tulang sehingga septum nasi tidak lurus. Bentuk septum normal ialahlurus di tengah rongga hidung tetapi pada orang dewasa biasanya septum nasi tidak
sempurna di garis tengah. Deviasi septum yang ringan tidak akan menganggu, akan
tetapi bila deviasi itu cukup berat, menyebabkan penyempitan pada satu sisi hidung.
Dengan demikian dapat menganggu fungsi hidung dan menyebabkan komplikasi.
-
7/29/2019 Sinusitis Lengkap
17/20
17
B. Etiologi
Penyebab paling sering adalah trauma. Trauma dapat terjadi sesudah lahir,
pada waktu partus atau bahkan pada masa janin intrauterin. Penyebab lainnya ialah
ketidak-seimbangan pertumbuhan. Tulang rawan septum nasi terus tumbuh,
meskipun batas superior dan inferior telah menetap. Dengan demikian terjadilah
deviasi pada septum nasi.
C. Bentuk Deformitas
Bentuk deformitas septum adalah :
Deviasi bisanya berbentuk C atau S
Dislokasi, yaitu bagian bawah kartilago septum ke luar dari kristamaksilla dan masuk ke dalam rongga hisung
Penonjolan tulang atau tulang rawan septum, bila memanjang daridepan ke belakang disebut krista dan bila sangat runcing dan pipih
disebut spina
Bila deviasi atau krista septum bertemu dan melekat dengan konkadihadapannya disebut sinekia. Bentuk ini akan menambah beratnya
obstruksi.
D. Gejala Klinik
Keluhan yang paling sering pada deviasi septum adalah sumbatan hidung.
Sumbatan bisa unilateral, dapat pula bilateral, sebab pada sisi deviasi terdapat konka
hipotrofi, sedangkan pada sisi sebelahnya terjadi konka yang hiupertrofi, sebagai
akibat mekanisme kompensasi.
Keluhan lainnya ialah rasa nyeri di kepala dan sekitar mata. Selain itu
penciuman bisa terganggu, apabila terdapat deviasi pada bagian atas septum. Deviasi
septum dapat menyebabkan sumbatan pada ostium sinus, sehingga merupakan faktor
presdiposisi terjadinya sinusitis.
-
7/29/2019 Sinusitis Lengkap
18/20
18
E. Terapi
Bila gejala tidak ada atau keluhan sangat ringan, tidak perlu dilakukan
tindakan koreksi septum. Ada 2 jenis tindakan operatif yang dapat dilakukan pada
pasien dengan keluhan yang nyata yaitu reseksi submukosa dan septoplasti.
Reseksi submukosa (submuccous septum resection / SMR). Pada operasi ini
mukoperikondriom dan mukoperiostium kedua sisi dilepaskan dari tulang rawan dan
tulang septum. Bagian tulang atau tulang rawan dari septum kemudian diangkat,
sehingga muko-perikondrium dan mukoperiostium sisi kiri dan kanan akan langsung
bertemu di garis tengah. Reseksi submukosa dapat menyebabkan komplikasi seperti
terjadinya hidung pelana (saddle nose) akibat turunnya puncak hidung, oleh karena
bagian atas tulang rawan septum terlalu banyak diangkat.
Septoplasti atau reposisi septum. Pada operasi ini tulang rawan yang
bengkok direposisi. Hanya bagian yang berlebihan saja yang dikeluarkan. Dengan
cara operasi ini dapat dicegah komplikasi yang mungkin timbul pada operasi reseksi
submukosa, seperti terjadinya perforasi septum dan hidung pelana.
MEKANISME KASUS
Infeksi gigi + Septum deviasi ke kanan
Rongga sinus maksila hanya terpisahkan oleh tulang tipis dengan akar gigi
Kuman menyebar secara langsung ke dalam rongga sinus (perkontinuitatum)
Infeksi dan inflamasi pada sinus edema + Obstruksi ostium sinus
Silia tidak dapat bergerak + Ostium tersumbat
Tekanan negatif didalam sinus
-
7/29/2019 Sinusitis Lengkap
19/20
19
Perbedaan tekanan hidrostatik kapiler
Perpindahan cairan plasma
Transudasi
Kondisi menetap, sekret terkumpul dalam sinus
Media yg baik untuk tumbuh bakteri
-
7/29/2019 Sinusitis Lengkap
20/20
20
DAFTAR PUSTAKA
Arif, M., Kuspuji, T., Rakhmi, S., Wahyu, I.W., & Wiwiek, S. 2009. Kapita
Selekta Kedokteran Ilmu Penyakit Hidung Dan Tenggorok. Edisi 3. Media
Aesculapius. Jakarta.
Efiaty, A. S., & Nurbaiti, I. 2001. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala Leher. Edisi 5. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta.
Hilger PA. Penyakit Sinus Paranasalis .Dalam Boeis. Buku Ajar Penyakit THT .
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1994 : 240
Soepardi, EA. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
dan Leher, ed:6. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.