sikap dalam menghadapi premenstrual...

57
i SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA PUTRI KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : Miftahul Khoyriyah NIM B12140 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Upload: vukiet

Post on 04-Mar-2018

222 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

i

SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME

(PMS) PADA REMAJA PUTRI KELAS VII DI SMP

MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

Miftahul Khoyriyah

NIM B12140

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

i

Page 3: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

ii

Page 4: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “Sikap Dalam Menghadapi Premenstrual Syndrome (PMS)

Pada Remaja Putri Kelas VII Di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta”. Karya Tulis

Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu

syarat kelulusan Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahn dari berbagai pihak,

Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Retno Wulandari, S.ST, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

3. Yunia Renny A, S.ST, selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

4. Drs. H. Sugiyono, selaku Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Surakarta

yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data dan

penelitian.

5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas

segala bantuan yang telah diberikan.

6. Seluruh Staff dan Guru SMP Muhammadiyah 2 Surakarta yang telah

membantu dalam pengambilan data untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Page 5: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

iii

7. Seluruh Siswa SMP Muhammadiyah 2 Surakarta dalam pengambilan data

dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.

8. Semua teman-teman angkatan 2012 yang telah membantu dalam penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi

kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini baermanfaat bagi

semua pihak.

Surakarta, Juni 2015

Penulis

Page 6: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

ii

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015

Miftahul Khoyriyah

B12 140

SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME

PADA REMAJA PUTRI KELAS VII

DI SMP MUHAMMADIYAH 2

SURAKARTA

XII + 42 halaman+ 17 lampiran+ 5 tabel+ 0 gambar

ABSTRAK

LATAR BELAKANG : penelitian di Indonesia menunjukkan premenstrual

syndrome dialami 23% wanita Indonesia. Di indonesia prevalensi premenstrual

syndrome pada siswa SMA di Surabaya sebanyak 39,2% mengalami gejala berat

dan 60,8% mengalami gejala ringan. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti

tentang bagaimana sikap dalam menghadapi premenstrual syndrome agar angka

permasalahan mengenai premenstrual syndrome dapat berkurang. Berdasarkan

studi pendahuluan pada 10 siswi di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta didapatkan

6 siswi (60%) pada kategori positif dan 4 siswi (40%) pada kategori negatif.

TUJUAN : Menggambarkan sikap dalam menghadapi premenstrual syndrome

pada remaja putri kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta pada kategori

positif dan negatif.

METODE : Jenis penelitian adalah Deskriptif Kuantitatif. Lokasi penelitian

diambil di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta pada tanggal 13-20 April 2015 pada

kelas VII dengan jumlah populasi sebanyak 72 siswi, dan sampel sebanyak 34

remaja putri kelas VII, dengan menggunakan teknik pengambilan purposive

sampling. Instrument yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisis

data dilakukan dengan analisis univariat yang menghasilkan distribusi frekuensi.

HASIL : Sikap dalam menghadapi premenstrual syndrome pada remaja putri

kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta, pada kategori positif sebanyak 11

responden (32,4%), dan kategori negatif sebanyak 23 responden (67,6%).

KESIMPULAN : Sikap dalam menghadapi premenstrual syndrome pada remaja

putri kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta sebagian besar dalam

kategori negatif yaitu sebanyak 23 responden (67,6%).

Kata Kunci : Sikap, Remaja Putri, Premenstrual Syndrome.

Kepustakaan : 21 literatur (tahun 2006-2014)

Page 7: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

ii

MOTTO

1. Jangan dulu mengatakan tidak mungkin, padahal kita hanya belum

mengetahui caranya

2. Untuk melihat kupu-kupu, maka harus tahan terhadap ulat

3. Setiap pria dan wanita yang sukses adalah pemimpi-pemimpi besar. Mereka

berimajinasi tentang masa depan mereka, berbuat baik dalam setiap hal, dan

bekerja setiap hari menuju visi jauh ke depan yang menjadi tujuan mereka

(Brian Tracy)

4. Bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai dari

suatu urusan tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain (QS. Al-Insyirah)

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan kepada:

1. Allah SWT yang senantiasa melimpahkan cinta kasih serta hidayah-Nya

yang begitu murni dan agung.

2. Kedua malaikat yang menjelma menjadi Bapak Mamak sayang, terima

kasih atas segala doa dan dukungannya.

3. Adik-adik saya Muu serta Umi yang cantik dan baik, yang selalu menghibur

dan menemaniku.

4. Keluarga besar Green Kost senasib seperjuangan yang selalu memberikan

dukungan dan semangatnya. Terutama Ima Dan Kaka, terima kasih.

5. Warna pelangi STIKes Kusuma Husada Surakarta yang diwakili oleh para

mahasiswa Yayi, Kris, Nana, Mbak Ren, Bu Aji, Mbak Cint, Beb Dwi.

Terima kasih.

6. Good person Leg Nopa, Emak Ayub, Pitug, Cikenk. Kalian luar biasa.

7. Almamater tercinta

Page 8: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

ii

Page 9: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. viii

CURICULUM VITAE ................................................................................ ix

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4

1.Tujuan Umum ...................................................................... 4

2.Tujuan Khusus ..................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4

E. Keaslian Penelitian ................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ........................................................................ 7

1. Sikap ............................................................................... 7

2. Remaja ............................................................................ 12

3. Premenstrual Syndrome ................................................. 14

B. Kerangka Teori ...................................................................... 21

C. Kerangka Konsep Penelitian ................................................. 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 23

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 23

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............. 24

Page 10: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

iii

D. Variabel Penelitian ................................................................ 25

E. Definisi Operasional .............................................................. 25

F. Instrument Penelitian ............................................................. 26

G. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 30

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................. 31

I. Etika Penelitian ...................................................................... 34

J. Jadwal Penelitian ................................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................................ 36

B. Hasil Penelitian ................................................................................. 36

C. Pembahasan ....................................................................................... 38

D. Keterbatasan ...................................................................................... 40

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 41

B. Saran ................................................................................................ 41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

ii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Kuesioner

Tabel 3. 3 Pemberian Skor Kuesioner

Tabel 4. 1 Mean dan Standar Deviasi

Tabel 4. 2 Sikap Dalam Menghadapi PMS

Page 12: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

ii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan reliabilitas

Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 7. Surat Balasan Penggunaan Lahan

Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9. Informed Concent

Lampiran 10. Kuesioner Penelitian

Lampiran 11. Pedoman Penskoran Kuesioner

Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas

Lampiran 14 Data Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 15 Data Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 17 Lembar Konsultasi

Page 13: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Widyastuti (2009), masa remaja adalah masa transisi yang

ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja terjadi

antara usia 10-19 tahun, dimana suatu periode masa pematangan organ

reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja

merupakan periode peralihan masa anak ke masa dewasa.

Pada masa remaja, seorang perempuan akan mengalami pematangan

organ seksual seperti terjadinya menstruasi. Pada saat inilah terkadang akan

ditemui beberapa gangguan yang menyertai menstruasi, seperti premenstrual

syndrome (PMS). Menurut Proverawati (2009), gejala prementrual syndrome

(PMS) menjelang menstruasi ternyata bukan hal yang normal PMS adalah

berbagai gejala fisik, psikologis, dan emosional, yang terkait dengan

perubahan hormonal karena siklus menstruasi. Gejala PMS ini bisa lebih

parah, dan disebut disforia pra-menstruasi (PMDD), jika sudah menggangu

hubungan sosial dengan lingkungan pekerjaan maupun keluarga. Berbagai

gejala ini biasanya muncul tujuh atau sepuluh hari setelah perdarahan

menstruasi dimulai.

Berdasarkan penelitian di Indonesia bersama WHO pada tahun 1981

menunjukkan bahwa premenstrual syndrome dialami oleh 23% wanita

Indonesia. Menurut Essel (2007), dalam suatu penelitian terhadap 384 wanita

1

Page 14: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

2

yang berusia 15 tahun melaporkan bahwa 14% dari wanita tersebut

mengalami PMS. Sedangkan menurut penelitian Cristianty dalam Monica

(2010), di Indonesia prevalensi premenstrual syndrome pada siswa SMA di

Surabaya sebanyak 39,2% mengalami gejala berat dan 60,8% mengalami

gejala ringan. Berdasarkan Wikipedia (2013), sekitar 80-95% perempuan

melahirkan mengalami gejala-gejala sindrom premenstruasi yang dapat

mengganggu beberapa aspek dalam kehidupannya. Gejala tersebut

diperkirakan dan biasa terjadi secara regular pada dua minggu periode

sebelum menstruasi. Hal ini dapat hilang begitu dimulainya menstruasi

namun dapat juga berlanjut setelahnya.

Sedangkan menurut Saryono dan Sejati (2009), sindrom premenstruasi

terjadi pada sekitar 70-90% wanita pada usia 20-40 tahun. Meskipun

kebanyakan para wanita mengalami gejala-gejala sebelum haid, banyak yang

tidak menyadari bahwa dia mengalami premenstrual syndrome. Sering para

wanita menangani pengaruh-pengaruh dari gejala ini, namun sebagian dari

wanita tersebut menerima gejala premenstrual syndrome ini sebagai hal yang

wajar dan biasa saja sehingga menganggap bahwa gangguan dari pengaruh

premenstrual syndrome tidak perlu penanganan khusus untuk

menghadapinya.

Pada wanita yang mengalami premenstrual syndrome (PMS), akan

muncul gejala-gejala yang mungkin akan menngganggu aktifitas

kesehariannya, bahkan menganggu aspek psikologisnya. Maka dari itu perlu

Page 15: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

3

diketahui sikap-sikap para wanita dalam menghadapi premenstrual syndrome

(PMS), karena semua wanita berpeluang untuk mengalami PMS.

Studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta

pada bulan November 2014 diperoleh data jumlah siswa kelas VII sebanyak

189 siswa, dengan perbandingan remaja laki-laki sebanyak 117 orang, jumlah

remaja perempuan sebanyak 72 orang. Dari 72 siswi didapatkan 34 remaja

putri yang telah menstruasi dan pernah mengalami premenstrual syndrome

(PMS). Hasil dari wawancara pada 10 remaja perempuan yang ada di SMP

Muhammadiyah 2 Surakarta yang sudah mengalami menstruasi, didapatkan 6

remaja perempuan (60%) pada kategori yang bersikap positif, pada 4 orang

remaja putri (40%) pada kategori yang bersikap negatif.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Sikap Dalam Menghadapi Premenstrual Syndrome

(PMS) Pada Remaja Putri Usia 11-12 Tahun Di Kelurahan Kadipiro

Kecamatan Banjarsari Surakarta”.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut “Bagaimana

Sikap Dalam Menghadapi Premenstual Syndrome (PMS) Pada Remaja Putri

kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta?”

Page 16: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui sikap dalam menghadapi premenstrual syndrome pada

remaja putri kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui sikap dalam menghadapi premenstrual syndrome pada

remaja putri kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta pada

kategori sikap positif

b. Mengetahui sikap dalam menghadapi premenstrual syndrome pada

remaja putri kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta pada

kategori sikap negatif

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi atau acuan

pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya khususnya

tentang premenstrual syndrome.

2. Bagi Peneliti

Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan

pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.

3. Bagi Institusi pendidikan di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta.

Sebagai dokumen dan bahan bacaan serta menambah pengetahuan tentang

premenstrual syndrome.

Page 17: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

5

4. Bagi Remaja

Diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan

tentang premenstrual syndrome.

5. Bagi Institusi Pendidikan di STIKes Kusuma Husada Surakarta

Dapat dijadikan bahan bacaan dan wawasan bagi mahasiswa serata

sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian yang akan datang,

khususnya tentang premenstrual syndrome.

E. Keaslian Penelitian

1. Siti Hajar Binti Ramli (2010), dari Universitas Sumatera Utara dengan

judul “Tingkat Pengetahuan siswi SMA Negeri 6 Medan Tentang

Sindroma Premenstruasi (PMS). Desain penelitian ini adalah deskriptif,

sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah bivariat, dengan

hasil penelitian menunjukkan sebagian siswi berpengetahuan tinggi yaitu

sebanyak 19 orang (18.1%), sebagian besar berpengetahuan sedang yaitu

sebanyak 68 orang (64.8%) dan sebagian lagi berpengetahun kurang yaitu

sebanyak 18 orang (17.1%).

2. Devi Ferryani Yuliana (2014), dari STIKes Kusuma Husada Surakarta

dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII Tentang

Premenstual Syndrome (PMS) Di MTs Negeri 1 Sumberlawang Sragen.

Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk

mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang premenstual syndrome di

MTs Negeri I Sumberlawang Sragen. Jenis penelitian yang di gunakan

Page 18: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

6

adalah penelitian observasional. Sedangkan untuk teknik analisis data

menggunakan univariat, dengan hasil penelitian didapatkan tingkat

pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,1%), tingkat pengetahuan

cukup sebanyak 26 responden (72,2%) dan tingkat pengetahuan kurang

sebanyak 6 responden (16,7%).

Page 19: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Sikap

a. Pengertian

Menurut Purwanto dalam Wawan dan Dewi (2010), sikap adalah

pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan

untuk bertindak sesuai objek tadi. Sedangkan Menurut Wawan dan

Dewi (2010), menyatakan bahwa sikap adalah sikap pandangan atau

sikap perasaan, tetapi sikap mana disertai oleh kecenderungan

bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek. Jadi lebih tepat

diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan terhadap sesuatu hal.

b. Komponen Sikap

Berdasarkan Azwar S. dalam Wawan dan Dewi (2011), sikap

mempunyai 3 komponen yaitu :

1) Komponen kognitif yang merupakan apa yang dipercayai oleh

individu pemilik sikap.

2) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek

emosional.

3) Komponen konatif adalah aspek kecenderungan berperilaku

tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang.

7

Page 20: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

8

c. Tingkatan Sikap

Menurut Wawan dan Dewi (2011), sikap terdiri dari berbagai

tingkatan :

1) Menerima (receiving)

Menerima dapat diartikan bahwa orang yang mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan.

2) Merespons (responding)

Memberikan jawaban apabila diberi pertanyaan, mengerjakan

dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi

sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang telah diberikan.

3) Komponen konatif merupakan komponen yang berhubungan

dengan kecenderungan bertindak terhadap obyek sikap.

d. Ciri-Ciri Sikap

Menurut Purwanto dalam Wawan dan Dewi (2011), ciri-ciri sikap

dibagi menjadi 5 yaitu :

a) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya.

b) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan

sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-

keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada

orang itu.

Page 21: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

9

c) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan

tertentu terhadap suatu objek tertentu dengan kata lain, sikap itu

terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan

suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

d) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

e) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat

alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau

pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Wawan dan Dewi (2011), faktor-faktor yang

mempengaruhi sikap antara lain :

a) Pengalaman Pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman

pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu,

sikapakan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi

tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

b) Pengaruh Orang Lain

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap

konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk

berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan yang

dianggap penting tersebut.

Page 22: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

10

c) Pengaruh Kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah

sikap individu terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah

mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena

kebudayaanlahyang memberi corak pengalaman individu-individu

masyarakat asuhannya.

d) Media Massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio ataupun media

komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan

secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya,

akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

e) Lembaga Pendidikan Dan Lembaga Agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga

agama sangat menentukan sistem kepercayaan maka tidaklah

mengherankan jika pada gilirannya konsep tersebut

mempengaruhi sikap.

f) Faktor Emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang

didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran

frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

Page 23: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

11

f. Sifat sikap

Menurut Purwanto dalam Wawan dan Dewi (2011), sifat dibagi

menjadi 2 yaitu :

1) Sikap positif merupakan kecenderungan tindakan menyenangi,

mendekati dan mengharapkan obyek tertentu.

2) Sikap negatif didalamnya terdapat kecenderungan untuk ,

menjauhi, membenci, menghindari, bahkan tidak menyukai obyek

tertentu.

g. Cara Pengukuran Sikap

Menurut Wawan dan Dewi (2011), pengukuran sikap dapat dapat

dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat

ditanyakan bagaimana pendapat/pernyataan responden pada suatu

obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-

pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden

melalui kuesioner.

Berdasarkan Hadi dalam Wawan dan Dewi (2011), ada beberapa

faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran sikap, antara lain :

1) Keadaan obyek yang di ukur

2) Situasi pengukuran

3) Alat ukur yang digunakan

4) Penyelenggarakan pengukuran

5) Pembacaan dan penilaian pengukuran

Page 24: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

12

2. Remaja

a. Pengertian

Menurut Widyastuti dkk (2009), remaja atau dalam bahasa Inggris

disebut adolescence berasal dari bahasa Latin disebut dengan

adolescere yang berarti tumbuh ke arah kematangan. Kematangan

yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga

kematangan sosial dan psikologis. Berdasarkan Sarwono (2006),

menyebutkan bahwa remaja sebagai periode transisi antara masa

anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau

seseorang yang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah

diatur, mudah terangsang perasaannya, dan sebagainya.

Menurut Surjadi dalam Kumalasari dan Andyantoro (2012),

batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya

setempat. Ditinjau dari bidang kesehatan WHO menetapkan batas usia

10-20 tahun sebagai batasan usia remaja. Berdasarkan BKKBN dalam

Kumalasari dan Andhyantoro (2012), definisi remaja yang digunakan

oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun

dan belum kawin. Berdasarkan Undang-undang Kesejahteraan Anak

No.4/1979 dalam Sarwono (2006), menganggap bahwa semua orang

yang berusia di bawah 21 tahun dan belum menikah adalah remaja.

Dan menurut Diknas dalam Mansur dan Budiarti (2014), anak

dianggap remaja bila sudah berusia 18 tahun yang sesuai dengan saat

lulus sekolah menengah.

Page 25: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

13

b. Perubahan Fisik pada Remaja Putri

Menurut Widyastuti dkk (2009), rangakaian perubahan fisik yang

dialami remaja perempuan adalah sebagai berikut :

1) Berkembangnya pinggul dan payudara, kemudian diikuti dengan

tumbuhnya rambut pada kemaluan serta ketiak yang mulai tampak

setelah haid.

2) Pinggul membesar, berkembang dan membulat. Hal ini sebagai

akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak

dibawah kulit.

3) Payudara membesar dan puting susu menonjol. Hal ini terjadi

secara harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin

besarnya kelenjar susu sehingga payudara payudara menjadi lebih

besar dan bulat.

4) Kulit berubah menjadi lebih kasar, lebih tebal dan pori-pori

membesar. Namun kulit perempuan lebih lembut daripada kulit

laki-laki.

5) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.

Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar

keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama haid.

6) Menjelang akhir masa puber otot semakin membesar dan kuat.

Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.

7) Suara berubah semakin merdu.

Page 26: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

14

c. Perubahan Psikologis pada Remaja

Menurut Proverawati (2009), masa remaja sangat rawan denagn

stres emosional yang timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas

yang terjadi sewaktu pubertas. Berdasarkan Marmi (2014), remaja

lebih peka atau sensitif sehingga mudah menangis, camas, frustasi,

bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Selain itu, bisa bereaksi bahkan

agresif terhadap gangguan atau rangsangan luar yang

mempengaruhinya. Pada masa ini ada kecenderungan tidak patuh pada

orang tua, lebih suka pergi bersama teman dan tidak betah tinggal

dirumah.

3. Premenstrual Syndrome (Sindrom Premenstruasi)

a. Pengertian

Menurut Saryono dan Sejati (2009), sindrom premenstruasi

merupakan suatu gangguan siklus yang umum terjadi pada wanita

muda dan pertengahan, ditandai dengan gejala fisik dan emosional

yang konsisten, terjadi selama siklus menstruasi.

b. Etiologi

Menurut Saryono dan Sejati (2009), ada banyak faktor yang

diduga sebagai penyebab munculnya PMS diantaranya kadar hormon

estrogen sangat berlebihan dan kadar progesteron menurun. Faktor

kimiawi juga sangat mempengaruhi timbulnya PMS. Bahan-bahan

kimia tertentu didalam otak sperti serotonin, berubah uubah selama

menstruasi. Serotonin adalah suatu neotransmiter yang merupakan

Page 27: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

15

suatu bahan kimia yang terlihat dalam pengiriman pesan sepanjang

syaraf didalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh. Serotonin

juga sangan mempengaruhi suasana hati. Aktivitas serotonin

berhubungan dengan gejala depresi, kecemasan, ketertarikan,

kelelahan, perubahan pola makan, kesulitan untuk tidur, impulsif,

agresif dan peningkatan selera.

c. Gejala

Menurut Proverawati (2009), gejala psikologis yang sering

dialami adalah mudah tersinggung, mudah marah, nafsu makan

meningkat, mood tidak stabil, cemas, merasa sedih dan depresi,

merasa tertekan, merasa tidak beguna atau bersalah, sensitif, putus

asa, merasa memiliki konflik, keinginan untuk beraktifitas menurun,

sulit berkosentrasi, hingga muncul perasaan berlebihan atau tidak

terkendali.

d. Jenis-Jenis Premenstrual Syndrome

Menurut Saryono dan Sejati (2009), jenis- jenis premenstrual

syndrome (PMS) yaitu :

1) PMS tipe A (anxiety)

Ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, rasa tegang

perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan

sampai sedangsaat sebelum mendapat menstruasi. Gejala ini

timbul akibat hormon estrogen yang terlalu tinggi dibandingkan

dengan hormon progesteron. Pada penderita PMS bisa jadi

Page 28: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

16

kekurangan vitamin B6 dan magnesium, dan sebaiknya banyak

mengkonsumsi makanan berserat dan mengurangi konsumsi

terhadap kopi.

2) PMS tipe H (hyperhydration)

Gejala yang muncul pada PMS ini adalah edema, perut

kembung, nyeri pada payudara, peningkatan berat badan sebelum

menstruasi. Pembengkakan terjadi akibat berkumpulnya air pada

jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau

gula. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan

mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta

membatasi minum sehari-hari.

3) PMS tipe C (craving)

Ditandai dengan rasa lapar dan ingin mengkonsumsi makanan

yang manis-manis misalnya coklat dan karbohidrat sederhana

misalnya gula. Pada umumnya sekitar 20 menit setelah

mengkonsumsi gula dalam jumlah banyak, timbul gejala

hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala

yang terkadang sampai pingsan.

4) PMS tipe D (depression)

Gejala yang sering muncul rasa depresi, ingin menangis,

lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan

kata-kata, bahkan kadang disertai rasa ingin bunuh diri atau

mencoba bunuh diri. PMS tipe ini murni disebabkan karena

Page 29: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

17

ketidak seimbangan hormon progesteron dan estrogen, faktor lain

yang dapat mendominasi PMS jenis ini yaitu stres, kekurangan

asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di

tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi resiko terjadinya premenstrual

syndrome

Menurut Andriyani (2013), wanita-wanita yang berisiko tinggi

terkena atau mengalami sindrom premenstruasi antara lain :

1) Wanita yang pernah melahirkan

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama

bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti

toksemia

2) Status perkawinan

Wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS

dibandingkan yang belum.

3) Usia

PMS semakin sering dan mengganggu seiring dengan

bertambahnya usia, terutama antara usia 35-45 tahun.

4) Stres

Hal ini sangat mempengaruhi kejiwaan dan koping seseorang

dalam menyelesaikan masalah.

Page 30: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

18

5) Diet

Faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh,

coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan,

memperberat gejala PMS. Kekurangan zat gizi seperti vitamin B,

vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, serta

asam lemak linoleat.

6) Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat

gejala PMS.

7) Kegiatan fisik

Kurang berolahraga dan aktifitas fisik menyebabkan semakin

beratnya PMS.

f. Diagnosis PMS

Menurut Saryono dan Sejati (2009), tidak ada pemeriksaan

laboratorium atau penemuan fisik yang khas untuk memastikan

diagnosis PMS. Perhatian khusus harus diberikan tentang riwayat

pengobatan yang dilakukan oleh pasien. PMS hanya dapat didiagnosis

setelah berbagai gangguan fisik dan psikiatri dikesampingkan. PMS

juga harus dibedakan dengan gejala premenstruasi sederhana seperti

pembegkakan, ketegangan pada payudara, yang tidak mempengaruhi

fungsi harian dan merupakan karakteristik siklus ovulasi normal. Tiga

kunci utama untuk mendiagnosis PMS adalah gejala sesuai/konsisten

dengan PMS, waktu kejadian konsisten hanya selama fase luteal dari

siklus menstruasi dan efek negatif gejala pada fungsi dan gaya hidup.

Page 31: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

19

g. Penanganan

Menurut Proverawati (2009), jenis perawatan yang dapat dijalani

untuk mengatasi sindrom premenstruasi :

1. Mengkonsumsi pil kontrasepsi oral yang mengandung progestin

dan di konsumsi sekali dalam sehari sebelum menstruasi.

2. Obat anticemas, seperti Selective Serotonin Reuptake Inhibitors

(SSRIs), yang daapat digunakan setiap hari atau selama 14 hari

sebelum menstruasi.

3. Obat penghilang nyeri seperti asam asetilsalisilat, asetaminofen,

dan obat antiinflamasi nonsteroid. Obat-obatan ini dapat

membantu menyembuhkan gejala fisik yang sifatnya sedang,

seperti nyeri otot atau sakit kepala.

4. Melakukan diet dengan cara mengkonsumsi kafein,dan dianjurkan

untuk mengkonsumsi lebih banyak karbohidrat kompleks dan

serat, menambah asupan protein dan lemak, konsumsi suplemen

vitamin dan mineral, serta mengurangi gula dan lemak.

5. Melakukan olahraga seperti aerobik selama 30 menit selama 4

hingga 6 kali seminggu.

6. Makan teratur dan lakukan relaksasi seperti pijat atau hal-hal yang

membuat nyaman.

h. Pencegahan

Menurut Saryono dan Sejati (2009), pencegahan PMS dapat

dilakukan dengan cara :

Page 32: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

20

1) Modifikasi gaya hidup

Pola hidup sehat seperti mengurangi konsumsi terhadap

kafein, memperbanyak waktu istirahat untuk menghindari

kelelahan dan mengurangi stres berperan juga dalam juga dalam

terapi PMS.

2) Pola diet

Kurangi asupan gula, garam, karbohidrat seperti nasi, kentang

dan roti pada tubuh untuk mencegah terjadinya pembengkakan,

penurunan asupan kafein, teh, alkohol, dan soda juga dapat

menurunkan ketegangan, kecemasan dan insomnia (sulit tidur).

3) Olahraga

Olahraga seperti berenang, berjalan kaki, tarikan nafas dalam

dan relaksasi juga bisa meringankan rasa tidak nyaman.

Page 33: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

21

B. Kerangka Teori

Sumber : Wawan dan Dewi (2011), Widyastuti (2009),

Kumalasari dan Andhyantoro (2012), Andriyani (2013),

Proverawati (2009), (Modifikasi)

Gambar 2.1 Kerangka Teori Sikap Remaja Putri Menghadapi

Premenstrual Syndrome

Sikap Remaja

Putri

Sikap terdiri dari :

1. Pengertian

2. Komponen Sikap

3. Tingkatan Sikap

4. Ciri-ciri Sikap

5. Faktor-faktor

ynag

Mempengaruhi

Sikap

6. Sifat Sikap

7. Cara Pengukuran

Sikap

Premenstrual

syndrome

(PMS)

meliputi :

1. Pengertian

2. Etiologi

3. Gejala

4. Jenis

5. Faktor

6. Diagnosa

7. Penanganan

8. Pencegahan

Remaja meliputi :

1. Pengertian

2. Perubahan Fisik

Pada Remaja Putri

3. Perubahan

Psikologis Pada

Remaja

Page 34: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

22

C. Kerangka Konsep

Gambaran 2.2 Kerangka Konsep Sikap Remaja Putri Menghadapi

Premenstruasi Syndrome

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

Sikap remaja putri dalam

menghadapi premenstrual

syndrome

Positif

Negatif

Faktor yang mempengaruhi

sikap

1. Pengalaman pribadi

2. Pengaruh orang lain

3. Pengaruh kebudayaan

4. Media Massa

5. Lembaga pendidikan dan

lembaga agama

6. Emosional

Page 35: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kuantitatif. Menurut Emzir (2009), metode penelitian deskriptif

yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan

menggambarkan/melukiskan keaaan objek penelitian pada saat sekarang,

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Menurut

Trianto (2010), kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau

bilangan. Deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan

dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau dekripsi suatu

keadaan yang terjadi didalam masyarakat. Metode ini digunakan untuk

memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada

situasi sekarang. Penelitian ini menggambarkan tentang sikap remaja putri

dalam menghadapi premenstruasi syndrome.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Berdasarkan Hidayat (2010), lokasi penelitian merupakan rencana

tentang tempat yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan

kegiatan penelitian. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah SMP

Muhammadiyah 2 Surakarta.

23

Page 36: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

24

2. Waktu

Menurut Trianto (2011), waktu pelaksanaan mencakup waktu dari

setiap tahapan proses yang akan dilakukan dan kapan serta berapa lama

penelitian tersebut dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

April 2015.

C. Populasi, sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Menurut Trianto (2011), populasi adalah semua individu atau unit

atau peristiwa yang ditetapkan sebagai objektif penelitian. Populasi yang

diteliti dari penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas VII di SMP

Muhammadiyah 2 Surakarta dengan jumlah 72 siswi.

2. Sampel

Menurut Hidayat (2014), sampel merupakan bagian populasi yang

akan diteliti atau sebagian jumlah dari yang karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja

putri kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta dengan jumlah

sebanyak 34 orang siswi.

3. Teknik pengambilan sampel

Menurut Riyanto (2013), teknik pengambilan sampel merupakan

sampel dari populasi dalam penelitian. Yang digunakan pada penelitian

ini adalah purposive sampling. Berdasarkan Hidayat (2007), purposive

sampling merupakan cara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu.

Page 37: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

25

Dengan menggunakan kriteria inklusi. Berdasarkan Nursalam dalam

Hidayat (2014), kriteria inklusi adalah subjek penelitian yang dapat

mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel yaitu

remaja putri yang sudah menstruasi dan pernah mengalami premenstrual

syndrome (PMS)

D. Variabel Penelitian

Menurut Riwidikdo (2013), Variabel penelitian adalah atribut dari

subjek atau objek yang akan diteliti yang bervariasi antara satu

objek/subjek yang satu dengan yang lain. Variabel penelitian ini berupa

variabel tunggal yaitu sikap remaja putri dalam menghadapi premenstrual

syndrome pada remaja putri kelas VII di SMP Muhammadiyah 2

Surakarta.

E. Definisi Oprasional

Menurut Hidayat (2007), Definisi operasional adalah mendefinisikan

variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati,

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara

cermat terhadap suatu objek atau fenomena.

Page 38: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

26

Tabel 3.1 Definisi Oprasional Sikap Remaja Putri Dalam Menghadapi

Premenstrual Syndrome (PMS).

Variabel Definisi

Oprasional

Kategori Alat ukur Skala

Sikap

menghadapi

premenstrual

syndrome

(PMS).

Respons yang

masih tertutup

terhadap stimulus

PMS meliputi :

a. Komponen

Kognitif

b. Komponen

Afektif

c. Komponan

Konatif

1. Positif : bila

skor T

responden >

nilai rata-rata

2. Negatif : bila

skor T < nilai

rata-rata.

(Azwar, 2013)

Kuesioner Ordinal

F. Instrumen Penelitian

Menurut Trianto (2011), alat yang mampu mengukur apa yang diinginkan

oleh peneliti dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara

tepat. Instrumen yang peneliti gunakan adalah kuesioner. Berdasarkan

Hidayat (2007), kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner

dengan beberapa pertanyaan.

Kuesioner yang peneliti gunakan adalah kuesioner tertutup, menurut

Trianto (2011), yang disebut dengan kuesioner tertutup adalah dimana pilihan

jawaban sudah disediakan dan responden tinggal memilih jawaban yang telah

disediakan, bentuknya sama dengan kuesioner pilihan ganda. Untuk

mempermudah dalam menyusun instrument, maka diperlukan kisi-kisi.

Berikut kisi-kisi dari instrument dalam penelitian ini tersaji dalam tabel 3.2

Page 39: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

27

Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner Sikap Remaja Putri dalam menghadapi

Premenstrual syndrome.

Variabel Indikator No. Soal

Jumlah Favourable Unfavourable

Sikap remaja

putri dalam

menghadapi

premenstrual

syndrome.

1. Komponen

Kognitif

(Kepercayaan)

1,5,15,19 17,20 6

2. Komponen

Afektif

(Emosional)

10,11,18,21,23,26,30,

33,35,37,40

31,34,38 14

3. Komponen

Konatif

(Perilaku)

4,8,13,22,24,28,29,36,

39

25,27,32 12

Total soal 32

Sumber : Data Primer

Menurut Wawan dan Dewi (2011), pernyataan berupa favourable dan

unfavourable. adapun pemberian skor untuk pernyataan favourable dan

unfavourable berdasar pada skala linkert tersaji dalam tabel 3.3

Tabel 3.3 Pemberian Skor Kuesioner Sikap Remaja Putri Dalam

Menghadapi Premenstrual Syndrome.

Pernyataan Favourable Unfavourable

Sangat setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak setuju (TS) 2 3

Sangat tidak setuju (STS) 1 4

Sumber : Wawan dan Dewi (2011)

Sebelum kuesioner dipakai untuk penelitian, sebelumnya akan dilakukan

uji validitas dan reliabilitas pada 30 siswi kelas VII di SMP Negeri 1

Kradenan Grobogan.

Page 40: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

28

1. Uji Validitas

Menurut Riwidikdo (2013), validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukan instrument pengukur mampu mengukur apa yang ingin

diukur. Uji validitas ini untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut

valid, valid artinya ketepatan mengukur, atau alat ukur tersebut tepat

untuk mengukur sebuah variabel yang akan diukur. Uji validitas dapat

menggunakan rumus pearson product moment yaitu :

Keterangan :

n : Banyaknya responden keseluruhan

rix : Koefisien korelasi product moment

X : Skor responden pada skala sikap

i : Skor responden pada pertanyaan tertentu

Pada penelitian ini menggunakan penghitungan komputer dengan

bantuan SPSS. Menurut Riwidikdo (2013), instrumen dikatakan valid

jika nilai r hitung > r tabel dengan taraf signifikan 5% (0,05). Uji

validitas telah dilakukan di SMP Negeri 1 Keradenan Grobogan pada 30

siswi. Dari 40 pertanyaan didapatkan hasil 8 soal tidak valid yaitu soal

nomor 2,3,6,7,9,12,14,16, karena rhitung < rtabel (0,361) dengan taraf

signifikan 5% (0,05). Dengan adanya soal yang tidak valid tersebut

Page 41: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

29

peneliti menghilangkan 8 soal, karena sudah terdapat pernyataan yang

mewakili setiap indikator, sehingga soal yang digunakan peneliti

sejumlah 32 butir soal.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Riwidikdo (2013), uji reliabilitas adalah alat ukur yang

mempunyai prinsip keajegan, dimana dipakai pada waktu dan tempat

yang berbeda mempunyai kemampuan mengukur yang sama. Untuk

menguji reliabilitas menggunakan formula Alpha dengan rumus sebagai

berikut :

Keterangan :

: koefisien reliabilitas Alpha

K : Banyaknya pertanyaan

: Varian skor belahan

: Varians skor total

Menurut Riwidikdo (2013), dengan bantuan komputer SPSS for windows

16. Kuesioner atau angket dikatakan reliable jika memiliki nilai alpha

minimal 0,7.

Page 42: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

30

Dari hasil uji reliabilitas yang telah peneliti lakukan didapatkan nilai

alpha 0,858 yang berarti 0,858 > 0,7. Jadi kuesioner ini dapat dikatakan

reliabel untuk dijadikan sebagai instrument penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Hidayat (2007), teknik pengumpulan data merupakan cara

peneliti untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian.

Menurut Arikunto (2010), data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang

berupa fakta maupun angka. Cara pengumpulan data dilakukan pada

penelitian ini yaitu dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan

dan membagikan kuesioner kepada siswi kelas VII di SMP Muhammadiyah 2

Surakarta kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden

disuruh mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu

juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dariBerikut ini adalah metode

untuk memperoleh data berdasarkan Riwidikdo (2013) yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah secara langsung diambil dari objek penelitian oleh

peneliti perorangan maupun organisasi. Data primer dalam penelitian ini

diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh jawaban dari

pernyataan yang disediakan melalui kuesioner. Data primer pada

penelitian ini di dapatkan dari kuesioner yang langsung diisi oleh

responden.

Page 43: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

31

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek peneliti. Peneliti mendapat data yang sudah jadi yang dapat

dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara

komersial maupun non komersial. Data sekunder dalam penelitian ini

diperoleh dari bantuan para guru BK SMP Muhammadiyah 2 Surakarta

yang berupa jumlah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta,

dan dan data kepustakaan tentang sikap, remaja dan premenstrual

syndrome tahun 2003-2013.

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2007), dalam proses pengolahan data terdapat

langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya :

a. Editing (penyuntingan data)

Hasil angket atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan

penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah

kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau

kuesioner tersebut. Pada penelitian ini peneliti melakukan editing

dilapangan, semua data kuesioner dari responden terisi dengan

lengkap.

Page 44: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

32

b. Coding (membuat lembaran kode)

Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi

data angka atau bilangan. Kode yang dipakai adalah angka yaitu 1, 2,

3, 4 untuk pernyataan positif (favorable) bila jawaban sangat tidak

setuju (STS) nilai 1, tidak setuju (TS) nilai 2, setuju (S) nilai 3 dan

sangat setuju (SS) nilai 4, sedangkan untuk pertanyaan negatif

(unfavorable) bila jawaban sangat setuju (SS) nilai 1, setuju (S) nilai

2, tidak setuju (TS) nilai 3 dan sangat tidak setuju (STS) nilai 4. Pada

penelitian ini peneliti melakukan coding dilapangan, semua data

kuesioner dari responden terisi dengan lengkap.

c. Data entry (memasukkan data)

Data entry yaitu mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode

atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pernyataan.

Setelah dilakukan penelitian, peneliti memasukkan jawaban dari

semua kuesioner yang telah diisi dengan lengkap oleh responden,

kemudian dihitung peneliti dengan bantuan computer SPSS.

d. Cleaning (pembersihan data)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, kemudian dilakukan

pembetulan. Pada penelitian ini, peneliti langsung mengecek atau

meneliti kuesioner ditempat tersebut jika ada kesalahan kode atau

ketidak lengkapan dalam mengisi

Page 45: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

33

2. Analisis data

Menurut Notoatmodjo (2012), ada 3 jenis analisis data yaitu

univariate, bevariate dan multivariate. Analisis data dalam penelitian ini

menggunakan analisis univariate, yaitu pengolahan hasil data yang

bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap

variabel penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan analisis

univariate, yaitu distribusi sikap remaja putri kelas VII di SMP

Muhammadiyah 2 Surakarta dalam menghadapi premenstrual syndrome

dengan menggunakan bantuan SPSS for windows.

Menurut Azwar (2013), untuk membuat 2 kategori sikap positif dan

negatif maka menggunakan parameter :

1. Positif, bila skor T responden > nilai rata-rata

2. Negatif, bila skor T responden < nilai rata-rata

Menurut Azwar (2013), untuk mengetahui skor T dengan rumus

sebagai berikut :

X = skor responden pada skala sikap yang hendak diubah

menjadi skor T

= mean skor kelompok

S = deviasi standar skor kelompok

Page 46: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

34

Menurut Azwar (2013), untuk mengetahui nilai mean dengan

rumus sebagai berikut :

Keterangan :

X = nilai rata-rata

= jumlah nilai

f = banyaknya nilai

I. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007), masalah etika penelitian merupakan hal yang

sangat penting dalam penelitian dalam penelitian, mengingat penelitian

berhubungan langsung dengan masalah manusia, maka segi etika penelitian

harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhtikan antara lain :

1. Inform consent

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent

tersebut diberikan sebelum penelitian tersebut dilakukan. Tujuan informed

consent adalah subjek mengerti maksud, tujuan penelitian dan mengetahui

dampakya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Merupakan pemberian jaminan dalam penggunaan subjek penelitian

dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada

Page 47: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

35

lembar alat ukur dan hanya menulis kode pada lembar pengumpulan data

atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan

hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

J. Jadwal Penelitian

Menurut Hidayat (2007), jadwal penelitian merupakan jadwal yang

akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya.

Jadwal penelitian terlampir.

Page 48: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta yang

terletak di Jl. Kerinci Kadipiro Surakarta. SMP Muhammadiyah 2 Surakarta

ini terbagi menjadi 3 tingkat yaitu kelas VII, VIII, IX. Jumlah siswa kelas VII

sebanyak 189 siswa yang terdiri dari 117 siswa dan 72 siswi, kelas VIII

sebanyak 176 siswa yang terdiri dari 111 siswa dan 65 siswi, kelas IX

sebanyak 192 siswa yang terdiri dari 121 siswa dan 71 siswi. Jadi jumlah

seluruh siswa SMP Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2014/2015

sebanyak 498 siswa.

B. Hasil Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah siswi kelas VII SMP

Muhammadiyah 2 Surakarta sebanyak 72 siswi. Berdasarkan hasil penelitian

diperoleh nilai mean dan standar deviasi sperti tabel di bawah ini :

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Satandar Deviasi

Sikap remaja putri kelas VII

dalam menghadapi

premenstrual syndrome di

SMP Muhammadiyah 2

Surakarta

76,1 1,2

36

Page 49: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

37

Dari nilai mean dan standar deviasi tersebut kemudian dihitung kategori sikap

responden, yaitu :

1. Positif : bila skor T > 76,1

2. Negatif : bila skor T < 76,1

Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta

pada tanggal 20 April 2015 diperoleh distribusi frekuensi pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Sikap Dalam Menghadapi Premenstrual Syndrome Pada Remaja

Putri Kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta

No Sikap Jumlah Prosentase

1 Positif 11 32,4%

2 Negatif 23 67,6%

Jumlah 34 100%

Sumber : Data Primer

Tabel di atas menunjukkan sikap dalam menghadapi premenstrual syndrome

pada remaja putri kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta yaitu pada

kategori positif sebanyak 11 siswi (32,4%), dan negatif sebanyak 23 siswi

(67,6%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sikap dalam menghadapi

premenstrual syndrome pada remaja putri kelas VII di SMP Muhammadiyah

2 Surakarta mayoritas pada kategori negatif yaitu 23 siswi (67,6%).

C. PEMBAHASAN

Hasil penelitian sikap dalam menghadapi premenstrual syndrome pada

remaja putri kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta dapat

Page 50: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

38

dikategorikan dalam kategori positif sebanyak 11 siswi (32,4%) dan negatif

sebanyak 23 siswi (67,6%)

Menurut Wawan dan Dewi (2011), sikap adalah merupakan reaksi atau

respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.

Pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecendrungan untuk

bertindak sesuai objek yang dihadapi. Sikap positif kecendrungan tindakan

adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu. Sikap negatif

terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, serta tidak

menyukai objek tertentu.

Berdasarkan Suparman (2011), sekitar 80-90% wanita pada usia

reproduksi mengalami gejala-gejala premenstrual syndrome dapat

mengganggu beberapa aspek dalam kehidupannya. Gejala tersebut dapat

diperkirakan dan biasa terjadi secara regular pada dua minggu sebelum

menstruasi . gejala ini dapat hilang begitu dimulainya menstruasi namun

dapat pula berlanjut setelahnya.

Menurut Agustina (2010), keluhan-keluhan premenstrual syndrome

terdiri dari gangguan perilaku seperti mudah lelah, insomnia (susah tidur),

makan yang berlebihan, dan perubahan gairah seksual. Gangguan psikologi

meliputi, mudah tersinggung, mudah marah, depresi, mudah sedih, cengeng,

cemas, susah konsentrasi dan merasa kesepian. Gangguan fisik berupa sakit

kepala, payudara bengkak, nyeri punggung, nyeri perut dan terasa penuh,

nyeri otot dan persendian. Berdasarkan Suparman (2011), ada banyak faktor

yang diduga menjadi penyebab timbulnya premenstrual syndrome antara lain

Page 51: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

39

dikarenakan kadar hormon progesteron yang rendah dan kadar hormon

estrogen yang berlebihan sebelum menstruasi. Sedangkan menurut Saryono

dkk (2009), premenstrual syndrome semakin berat setelah melahirkan anak,

terutama hamil dengan komplikasi, wanita yang sudah menikah,

bertambahnya usia, faktor stress, faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula

dan makanan olahan, kekurangan zat-zat gizi, kurang berolahraga dan

aktifitas fisik.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap dalam

menghadapi premenstrual syndrome pada remaja putri kelas VII di SMP

Muhammadiyah 2 Surakarta terbanyak pada kategori negatif yaitu 23 siswi

(67,6%). Menurut Wawan dkk (2011), sikap dipengaruhi oleh kurangnya

pengalaman pribadi,pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh

kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan, faktor emosional.

Dari faktor-faktor yang berperan mempengaruhi sikap seperti,

pengalaman pribadi dapat membentuk sikap seseorang bisa menjadi positif

atau negatif, dimana semakin banyak pengalaman pribadi mengenai

premenstrual syndrome cenderung akan membentuk sikap yang baik. Orang

yang dianggap penting juga sangat mempengaruhi pembentukan sikap seperti

keberadaan orang tua, kakak perempuan dan guru yang dapat memberikan

pengarahan, akan cenderung membentuk sikap yang baik. Kebudayaan yang

kurang baik di suatu daerah akan cenderung membentuk sikap yang kurang

baik juga. Media massa pun dapat mempengaruhi terbentuknya sikap,

semakin banyak seseorang memperoleh informasi dari internet, koran,

Page 52: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

40

televisi, radio dan lain-lain akan cenderung membentuk sikap yang baik.

Lembaga pendidikan yang banyak memberikan pendidikan tentang

premenstrual syndrome akan mempengaruhi sikap yang baik. Serta faktor

emosi dapat mempengaruhi terbentuknya sikap, apabila seseorang dapat

mengendalikan emosinya mereka cenderung membentuk sikap yang baik.

Ada beberapa perbedaan pada hasil penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya dimana Devi Ferryani Yuliana (2014), menyebutkan dalam

penalitiannya yang berjudu “ Tingkat pengetahuan siswi kelas VII tentang

premenstrual syndrome (PMS) Di MTs Negeri 1 Sumberlawang Sragen”,

bahwa 11,1% pada kategori baik, 72,2% pada kategori cukup, dan 16,7%

pada kategori kurang.

Dari penelitian Siti Hajar Binti Ramli (2010), dengan judul ”Tingkat

pengetahuan siswi SMA Negeri 6 Medan Tentang sindroma premenstruasi

(PMS)”, dengan hasil kategori baik (18,1%), kategori cukup (64,8%), dan

kategori kurang (17,1%).

Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian

dengan mayoritas berpengetahuan cukup ataupun negatif disebabkan oleh

beberapa faktor yaitu pengalaman, pengaruh orang lain, kebudayaan, media

massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta emosional. Sehingga

sangat diperlukan tenaga kesehatan untuk memberi pemahaman dan

informasi lebih baik tentang premenstrual syndrome

Page 53: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

41

D. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu :

1. Kendala

Penelitian ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan belajar mengajar

sehingga harus mencari waktu di luar kegiatan pembelajaran.

2. Kelemahan

a. Penelitian ini menggunakan satu variabel saja yaitu sikap, sehingga

hasil penelitian ini terbatas pada sikap saja.

b. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga

responden tidak dapat menjabarkan alasan dari jawabannya dan hanya

terpaku pada jawaban yang ada.

Page 54: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

42

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian yang telah dilakukan, oleh peneliti di SMP Muhammadiyah 2

Surakarta didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Sikap dalam menghadapi premenstrual syndrome pada remaja putri kelas

VII di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta dalam kategori positif sebanyak

11 siswi (32,4%).

2. Sikap dalam menghadapi premenstrual syndrome pada remaja putri kelas

VII di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta dalam kategori negatif sebanyak

23 siswi (67,6%).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

sikap dalam menghadapi premenstrual syndrome pada remaja putri kelas VII

di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta tertinggi adalah kategori negatif 23 siswi

(67,6%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai sikap dalam menghadapi

premenstrual syndrome pada remaja putri kelas VII di SMP Muhammadiyah

2 Surakarta maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah :

1. Bagi responden

Diharapkan siswi lebih memperluas pengetahuan tentang premenstrual

syndrome dengan cara mencari informasi yang lebih banyak melalui

media elektronik, media cetak maupun internet.

42

Page 55: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

43

1. Bagi ininstitusi

a. Bagi smp muhammadiyah 2 surakarta

Diharapkan membentuk program pendidikan kesehatan tentang

premenstrual syndrome atau dapat bekerja sama dengan tenaga

kesehatan untuk melakukan penyuluhan khususnya tentang

bagaimana menghadapi premenstrual syndrome.

b. Bagi STIKes Kusuma Husada Surakarta

Diharapkan menambah sumber bacaan dan referensi terbaru

terutama tentang premenstrual syndrome yang dapat dijadikan

referensi untuk penelitian selanjutnya sehingga dapat meningkatkan

kualitas pendidikan.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya melakukan penelitian lebih

mendalam dengan menamah variabel lain yang

mmempengaruhinya.

Page 56: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

44

DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, A. 2013. Panduan Kesehatan Wanita, Solo : Ass-Salam Group.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, S. 2013. Sikap Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan : Kuratif Dan Kuantitatif. Jakarta

: Rajagrafindo Persada.

Essel, E. 2007. Premenstrual Syndrome Is Real?. http://www.gsu.edu/. Diakses

Pada 9 November 2014.

Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data.

Jakarta : Salemba Medika.

_________. 2014. Metode Penelitian Kebidana Dan Teknik Analisis Data. Jakarta

: Salemba Medika.

Kumalasari, I Dan Iwan, A. 2012. Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Salemba

Medika.

Mansur, H Dan Temu, B. 2014. Psikologi Ibu Dan Anak. Jakarta : Salemba

Medika.

Marni. 2014. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Monica. 2010. Perbedaan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Siswi Kelas X

SMA I Bae Kudus Tentang PMS Sebelum Penyuluhan. Semarang.

Universitas Muhammadiyah Semarang. Karya Tulis Ilmiah.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Proverawati, A Dan Misaroh, S. 2009. Menarche. Yogyakarta : Nuha Medika.

Page 57: SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROMEdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-miftahulkh... · SIKAP DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA

45

Ramli, S. 2010. Tingkat Pengetahuan Siswi SMA Negeri 6 Medan Tentang

Sindroma Premenstruasi (PMS). Medan. Universitas Sumatera Utara.

Karya Tulis Ilmiah.

Riyanto, A. 2013. Statistik Deskriptif Untuk Kesehatan. Yogyakarta : Nuha

Medika.

Riwidikdo, H. 2013. Statitik Kesehatan Dengan Aplikasi Program SPSS Dalam

Prosedur Penelitian. Yogyakarta : Rohima Press.

Saryono Dan Waluyo, S. 2009. Sindrom Premenstruasi. Yogyakarta : Nuha

Medika.

Sarwono, S. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Trianto. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi

Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media

Group.

Wawan, A Dan Dewi, M. 2011. Teori Pengukuran Dan Pengetahuan, Sikap, Dan

Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.

Widyastuti, Yani Dkk. 2009. Kesehatan Treproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.

Wikipedia. 2013. http//id.wikipedia.org/wiki/sindrom_prahaid/. Diakses 11

November 2013.

Yuliana, D. 2014. Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII Tentang Premenstrual

Syndrome (PMS) Di MTs Negeri 1 Sumberlawang Sragen. Surakarta.

Stikes Kusuma Husada Surakarta. Karya Tulis Ilmiah.