seorang anak laki-laki umur 3 tahun yang
TRANSCRIPT
Seorang Anak Laki-Laki Umur 3 Tahun Yang Tidak Mau Berjalan Dan Demam Selama Satu Bulan
KELOMPOK VII
LAPORAN KASUSSesi I
Seorang anak laki-laki berumur 3 tahun datang dengan keluhan tidak mau berjalan dan demam selama 3 bulan.
Dari hasil anamnesis lanjutan diketahui :
Lemas/ PucatMudah lelahBerat badan menurun
Dari hasil pemeriksaan Fisik Ditemukan :
Keadaan umum : Lemah & pucat
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital Nadi : 104
x/menit Pernafasan : 32
x/menit Suhu : 38, 1 C Tekanan darah : 100/60
mmHg
Antropometri BB : 12 kg TB : 95 cm
Inspeksi Konjungtiva pucat Mukosa mulut pucat Pteckie Palpasi Kelenjar Leher : Teraba
kelenjar servikal Kelenjar Inguinal : Teraba kelenjar
inguinal Limfadenopati Tiroid : Normal Hepar / Lien :
Hepatosplenomegali 4 cm di bawah arcus costae
Sesi IIPemeriksaan Laboratorium
Hb : 6,5 g/dLLeukosit : 76.000 /uL
SADT
Diff. count Basofil : 1%Eosinofil : 2%Netrofil batang : 0%Netrofil segmen : 16%Limfosit : 76%Monosit : 5%
Trombosit : 15.000/uLMCV : 70,9 flMCH: 23,2 flMCHC : 32,8 flRDW : 13,6Retikulosit : 0,3%
Eritrosit : normositik normokrom
Leukosit : 76%, blast, ukuran kecil-kecil, homogeny, kesannya jumlahnya bertambah
Trombosit : morfologi normal, jumlahnya menurun
Aspirasi sumsum tulang : morfologi hitung jenis selularitas meningkat, granulopoesis terdesak, eritropoesis dan megakariosit terdesak, limfopoesis sel ukuran besar dominan, sitoplasma sedikit
Pewarnaan sitokimiaPAS (+)Sudan Black (-)Imunofenotyping = limfosit T
Identitas Pasien
Nama : AJenis Kelamin : laki-lakiUmur : 3 tahunAlamat: -
Keluhan Utama
Mendadak Lemas dan pucat setelah makan obat penurun panas.
Keluhan Tambahan
Lemas/ PucatMudah lelahBerat badan menurun
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Lemah & pucatKesadaran : compos mentis
Tanda Vital
Nadi : 104 x/menitPernafasan : 32 x/menitSuhu : 38, 1 CTekanan darah : 100/60 mmHg
AntropometriBB : 12 kgTB : 95 cm
Inspeksi Konjungtiva pucat Mukosa mulut pucatPteckie
Palpasi
Kelenjar Leher : Teraba kelenjar servikal Kelenjar Inguinal : Teraba kelenjar inguinal LimfadenopatiTiroid : NormalHepar / Lien : Hepatosplenomegali 4 cm di bawah arcus costae
Hasil Lab Nilai Normal Kesimpulam
Hb 6, 5 g/dl 9,6-15,6 g/dl Anemia
Leukosit 76.000 /µl 5500 – 7.500 /µl Leukositosis
Hitung Jenis 1/2/0/16/76/5 0-1/0-3/2-6/50-70/20-40/2-8
Penurunan Jumlah netrofil
batang & segmen
Peningkatan Limfosit
Trombosit 15.000 /µl 150.000 – 200.000 /µl Trombositopenia
RDW 13,6 % 11,5-14,5% Normal
MCV 70,9 fl (N 92 +/- 9 fl) 76-92 fl Normal
MCH 23,3 pg (30 +/- 2,5 pg) 23-31 pg Normal
MCHC 32,8 g/l (330 +/- 15 g/l) 32 – 36 g/l Normal
Seri eritrosit : Normositik Normokrom
Seri leukosit :
Blast 76 %, ukuran kecil-kecil, homogeny, kesan jumlah meningkat
Seri Trombosit :Morfologi Normal, kesan jumlah kurang
Gambar apusan supra vital
(brilliant crecyl blue) :Jumlah retikulosit 0,3 %
Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang
Morfologi dalam hitung jenis :Selullaritas meningkatGranulopoesis : TerdesakEritopoesis : Terdesak
Pemeriksaan sitokimia :PAS :
Biasa digunakan untuk mendiagnosis AML dan ALLPositif ALL
Sudan Black : Negatif ALL Immunofenotyping :Limfosit T menggambarkan
pada penyakit akut limfositik leukemia ini memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan dengan akut myeloblastik leukemia.
Diagnosis Kerja:Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang, maka diagnosis kerjanya yaitu Leukemia Limfoblastik Akut Tipe L1
Diagnosis Banding:Leukemia Mieloblastik Akut
LLA V.S. LMAGambaran Klinis LLA LMA
Golongan umur penderita
- Anak-anak - Semua umur
Hitung Leukosit - Tinggi, normal, rendah
- Tinggi, normal, rendah
Hitung jenis sel - Limfoblast meningkat 30-90 %
- Mieloblast 60-90%
Anemia - Berat- Normositik
normokrom
- Berat- Normositik
normokromTrombosit - Menurun - Menurun
Nyeri sternal - Sering - sering
Pembesaran kelenjar - Tidak selalu - Jarang sekali
Pembesaran lien - 80% - 60%
Peroxidase PAS - Negative - positif
Suddan Black - negative - positif
Faktor Presdiposisi, Faktor Pencetus, Faktor Etiologi
Mutasi Somatik sel induk
Proliferasi neoplastik dan differentitation arrest
Akumulasi sel muda dalam sum-sum tulang
Akumulasi sel muda dalam sum-sum tulang
Kegagalan sumsum tulang
Anemia
Infiltrasi sel leukemia
Infiltrasi ke organ
Extrameduller lain
DarahRESTulang
MeningitisLesi Kulit
Pembesaran testis
Sindroma hiperviskositas
LimfadenopatiHepatosplenome
gali
Nyeri tulang( Bone pain )
PATOFISIOLOGI
TERAPITerapi Spesifik : KemoterapiTahapan kemoterapi:
Fase induksi remisi kemoterapi untuk mencapai remisi (keadaan klinis menghilang, blast berkurang)
Fase postremisi untuk pertahankan remisi menuju kesembuhan
Terapi Suportif: untuk mengatasi akibat yang timbul oleh penyakit leukemia sendiri & mengatasi efek samping obat.
Atasi anemia: transfuse PRCAtasi infeksi: antibiotic adekuat, perawatan khususAtasi perdarahan: transfuse konsentrat trombosit
Prognosis
Ad Vitam : dubia ad bonamAd Sanationam : dubia ad malamAd Fungtionam : dubia
TINJAUAN PUSTAKA
Leukemia merupakan keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang, ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi penambahan sel-sel abnormal dalam darah tepi.
Klasifikasi
Akut
Kronik
Leukemia Mieloid Kronik( LMK )Leukemia Limfoblastik kronik( LLK)
LLA V.S. LMAGambaran Klinis LLA LMA
Golongan umur penderita
- Anak-anak - Semua umur
Hitung Leukosit - Tinggi, normal, rendah
- Tinggi, normal, rendah
Hitung jenis sel - Limfoblast meningkat 30-90 %
- Mieloblast 60-90%
Anemia - Berat- Normositik
normokrom
- Berat- Normositik
normokromTrombosit - Menurun - Menurun
Nyeri sternal - Sering - sering
Pembesaran kelenjar - Tidak selalu - Jarang sekali
Pembesaran lien - 80% - 60%
Peroxidase PAS - Negative - positif
Suddan Black - negative - positif
Leukemia Limfoblastik Akut( LLA)
• Didefinisikan sebagai adanya lebih dari 30% sel blas dalam sumsum tulang pada saat manifestasi klinis
• Leukemia akut pada anak mencapai 97% dari semua leukemia pada anak.
• Puncak kejadian LLA pada usia 2-5 tahun dan meningkat lagi setelah usia 65 tahun
Etiologi
• Belum jelas• Faktor pencetus • - Zat kimia• - Obat• - Genetik• - Infeksi virus• - Imunodefisiensi• - Hormonal• - Radiasi
Gejala Klinis
• Anemi Pucat, letargi, dispnea • Netropenia Demam, malaise • Trombositopeni Pteckie, gusi berdarah, purpura, epiktaksis• Infiltrasi organ-organ Hepatosplenomegali, nyeri tulang, sindrom
meningeal
DiagnosisPemeriksaan Laboratorium
• Anemia Normositik Normokrom• Jumlah leukosit meningkat, Normal atau Menurun• Hemoglobin menurun
Sediaan Apus Darah Tepi ( SADT )
• Adanya lebih dari 30% sel blas dalam jumlah yang bervariasi
Sumsum Tulang
• Hiperseluler dengan blas leukemik > 30%
Pemeriksaan sitokimia
• PAS : Positif• Sudan Black : Negatif
Imunofenotyping
• Menunjukan limfosit T
Klasifikasi LLA•Ukuran sel kecil, homogen, bentuk inti teratur bulat, anak inti tidak ada, sitoplasma sedikit.L1•Ukuran sel besar heterogen, bentuk inti tidak teratur, melekuk, anak inti satu/lebih, sitoplasma banyakL2
•Ukuran sel besar homogen, bentuk inti teratur/bulat lonjong, anak inti satu/lebih menonjol, sitoplasma biru tuaL3
KesimpulanDari hasil pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan fisik dimana didapatkan kelainan pada pasien berupa tidak mau berjalan dan demam yang lama. Pada pemeriksaan sediaan apus darah tepi ditemukan Blast 76 %, ukuran kecil-kecil, homogen, kesan jumlah meningkat, kemungkinan karena adanya proliferasi abnormal sel
Maka kelompok kami menyimpulkan pasien tersebut menderita Leukemia Limfoblastik Akut Tipe L1. Pengobatan mencakup terapi spesifik berupa kemoterapi dan terapi secara suportif untuk untuk mengatasi akibat yang timbul oleh penyakit leukemia
Daftar Pustaka1. Bakta, IM. 2006.Pendekatan Terhadap
Pasien Leukemi. Ilmu Penyakit dalam Jilid II. Jakarta : FKUI.
2. Lisyani,dkk. 2009. Patologi Klinik II. Semarang: Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Undip.
3. Sudoyo W, dkk. 2006. Ilmu Penyakit Dalam jilid II. Jakarta : FKUI
4. Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH. Kapita Selekta Hematologi Edisi 4. Leukemia Limfoblastik Akut. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG