senastek 2015 - erepo.unud.ac.id

11

Upload: others

Post on 15-Jan-2022

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Senastek 2015 - erepo.unud.ac.id
Page 2: Senastek 2015 - erepo.unud.ac.id
Page 3: Senastek 2015 - erepo.unud.ac.id
Page 4: Senastek 2015 - erepo.unud.ac.id
Page 5: Senastek 2015 - erepo.unud.ac.id

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

1644 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

ANALISIS SPEKTRA FTIR BAHAN SUPERKONDUKTORFASE (GD,LA) BA2CU3O7-∆

M. Sumadiyasa1, I G. A. P. Adnyana2, I G. A. Widagda3, W. G. Suharta4

1,2,3,4 Jurusan Fisika FMIPA Universitas UdayanaTelp. : 0361468316, E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Telah dilakukan sintesis superkonduktor GdBa2Cu3O7-δ (Gd-123) dengan substitusi Lanthanum (La) : dengankomposisi kimia Gd1-xLaxBa2Cu3O7-δ. Penelitian ditujukan untuk mempelajari efek substitusi La pada Gd terhadapstruktur fase Gd1-xLaxBa2Cu3O7-δ Sintesis dilakukan dengan menggunakan metode pencampuran basah menggunakanbahan-bahan G2O3 (99.9%), La2O3 (99.9%), BaCO3 (99.9%), CuO (99.9%) dan pelarut HNO3. Campuran dikalsinasipada 6000C kemudian disintering pada suhu dari 700 - 900oC selama 1 jam. Sampel hasil sintesis dikarakterisasi

sintesis bahan superkonduktor. Semua sampel yang diperoleh terindikasi terkontaminasi oleh BaCO3. Dennganmetode FTIR dapat dipelajari bagaimana efek substitusi Ga dengan La pada struktur dari fase Gd1-xLaxBa2Cu3O7-δyang terbentuk, yaitu dengan bertambah besarnya perbandingan Gd:La struktur fase Gd1-xLaxBa2Cu3O7-δ cenderungberubah menjadi lebih tetragonal.

Kata kunci: superkonduktor, sintering, pencampuran basah, Gd1-xLaxBa2Cu3O7-δ , barium karbonat, tetragonal,orthorombik

ABSTRACT

Have done synthesis of the superconducting GdBa2Cu3O7-δ (Gd-123) with substitution Lanthanum (La) : the chemicalcomposition Gd1-xLaxBa2Cu3O7-δ. The research aimed to study the effect of La substitution on Gd of the structure ofthe Gd1-xLaxBa2Cu3O7-δ phase. Synthesis is done by using a wet mixing method using materials G2O3 (99.9%), La2O3(99.9%), BaCO3 (99.9%), CuO (99.9%) and solvent HNO3. The mixture was calcined at 6000C and then sinteringat a temperature of 700 – 9000C for 1 hour. Synthesized samples were characterized by FTIR, obtained that theFTIR method could be used to identify the presence of impurities on the results of the synthesis of superconductingmaterials. All samples were obtained indicated contaminated by BaCO3. With FTIR method can learn how the effectsof Gd substitution with La on the structure of the phase Gd1-xLaxBa2Cu3O7-δ, that is by increasing the amount of ratioGd : La structure Gd1-xLaxBa2Cu3O7-δ tends to become more tetragonal.

Keywords: superconductor, sintering, mixing wet, Gd1-xLaxBa2Cu3O7-δ, barium carbonat, tetragonal, orthorombic

1. PENDAHULUANKeberadaan bahan superkonduktor REBa2Cu3O7-δ (unsur RE merupakan unsur Y, Nd, Eu, Gd,

Dy, Sm dan lain-lain di mana δ antara 0 - 1) (Xu, C., et al, 2007, Nariki, S. et al, 2006) telah lamadiketahui, tetapi sampai sekarang masih secara intensif diteliti kerena Tc-nya masih ~92 K sehinggamasih belum dapat digunakan pada suhu ruang. Demikian juga rapat arusnya masih sangat dipengaruhioleh medan magnet dan suhu lingkungannya. Oleh karenanya masih diperlukan penelitian dalam rangkapeningkatan unjuk kerjanya di dalam suhu dan medan magnet yang tinggi. Telah diketahui juga Tcbahan superkonduktor tersebut sangat tergantung pada kandungan oksigennya. Tc-nya rendah atau tak-superkonduktif dan berstruktur tetragonal bila konsentrasinya rendah dan ber Tc tinggi dan berstrukturorthorombik bila konsentrasi oksigennya tinggi. Perubahan tersebut terjadi dimulai pada δ ~ 0,45. Untukmemperbaiki kinerja superkonduktor tersebut antara lain dilakukan dengan substitusi, doping denganlogam tertentu (Nariki, S. et al, 2006, Goto, T. at al 2005, Sakai, N. At al 2005, Mori, N. Et al 2006, Ban,E. 2007)

Salah satu metode yang sering digunakan dalam pembuatan bahan superkonduktor adalah metodereaksi padatan (solid-state reaction method). Pada metode ini bahan dasarnya (serbuk) dicampur denganmenggerusnya di dalam mortar, dan memerlulan waktu yang lama dan tenaga untuk mendapatkan campuran

Page 6: Senastek 2015 - erepo.unud.ac.id

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 1645

yang homogen. Salah satu bahan dasar yang sering digunakan adalah BaCO3, dimana sering sampel yangdiperoleh terkontaminasi oleh BaCO3.

Dalam usaha meningkatkan kinerja bahan superkonduktor GdBa2Cu3O7-δ dalam penelitian ini dibuatdengan substitusi La pada Gd : Gd1-xLaxBa2Cu3O7-δ. Pada penelitian ini dipelajari bagaimana efek substitusiLa pada Gd terhadap struktur fase Gd1-xLaxBa2Cu3O7-δ Sedangkan dalam usaha mendapatkan campuranawal yang homogen sinesis dilakukan dengan metode basah, yaitu melakukan pencampuran bahan dasardengan HNO3. Oleh karenanya sangat mungkin sampel yang diperoleh terkontaminasi senyawa yangmengadung gugus-gugus fungsi yang berasal dari ikatan unsur-unsur H, N, C. Untuk mengidentifikasibaik pengotor dan perubahan struktur fase Gd1-xLaxBa2Cu3O7-δ hasil sintesis dilakukan pengukuran denganFTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy). FTIR sering digunakan untuk identifikasi senyawamelalui spektra transmisi (transmittance) atau absorbsi (absorbance) yang dihasilakan dari suatu modusvibrasi gugus fungsi dan ikatan logam dengan oksiginnnya (Stuart, B. H. 2004).

Spektrum FTIR pada dasarnya berasal dari interaksi antara molekul dengan gelombangelektromagnetik (inframerah). Pada daerah IR, ligan monoatomik dimana logam berkoordinasi denganatom-atom seperti halogen, H, N, atau O menghasilkan pita karakteristik inframerah. Tipe vibrasi stretchdari gugus fungsional O-H, N-H dapat teramati pada daerah 3200 – 3700 cm-1. Absorbsi dari modusikatan logam dengan oksigen M – O dapat teramati pada rentang 850 – 1010 cm-1 (Mohanta, A. et al,2009). Pita absorbsi untuk ikatan karbonat yang berikatan dengan ion Ba pada spekrum FTIR dapatditandai dengan teramatinya pita melebar pada bilangan gelombang 1429 cm-1 - 1453 cm-1. Keberadaanpita absorbsi pada kisaran 1700 cm-1 adalah menandai adanya modus vibrasi dari ikatan C=O stretching.Sementara itu pita pada 1462 cm-1 menunjukkan modus vibrasi antisymetric stretching C-O. KeberadaanBaCO3 dapat diidentifikasi pada pita absorbsi antara 800 – 400 cm-1 (Stuart, B. H. 2004, Roy, S. C. etal. 2004) dimana pita pada 693,3 cm-1 sebagai vibrasi bending dalam bidang dari CO3

2- (Sharma, P. et al2009) . Modus vibrasi IR fase kaya Ba tipe-calcite terjadi pada 1753, 1390, 1435, 1064, 876 dan 693 cm-1.Sementra spektrum IR BaCO3 tipe-aragonite memiliki pita pada 1752(νs + δoop), 1454/1437(νas), 1059(νs),856(δoop) dan 692(δip) cm-1 (Ischenko, V. et al 2007)

Investigasi terhadap spectra infra merah dari superkonduktor bersuhu tinggi dapat memberikaninformasi penting mengenai kekuatan kopel pembawa muatan pada lapisan CuO2, memberi petunjukuntuk mengklarifikasi karakteristik ikatan Cu-O baik planar maupun apical. Perubahan modus fonon padakisaran 504 cm-1 dan 681 cm-1 dapat diiterpretasikan sebagai perubahan struktur Kristal dan sifat-sifatpembawa muatan pada lapisan CuO2 (Wang, G. et al., 2005). Kroll, D. M. et al (1989) mengungkapkanbahwa pada Y1Ba2Cu3O7 terdapat 5 pita modus intrinsik, yaitu pada kisaran bilangan gelombang 500 cm-1,435 cm-1, 335 cm-1, 140 cm-1, dan 118 cm-1. Kelima modus tersebut berturut-turut berhubungan denganaxial stretch O(1), in-phase O(2, 3) bend, out-of-phase O(2, 3) bend, axial stretch Cu(2), dan axial modeBa. Sementara itu T. S. Shi (1988) mengamati adanya tiga pita penting bagi YBa2Cu3Ox, yaitu pita antara620 – 640 cm-1, 550 – 580 cm-1 dan pada kisaran 590 cm-1. Pita pada 592 cm-1 adalah sebagai pita absorbsiIR karakteristik dari fase tetragonal YBa2Cu3O7-δ (δ=0,5), dan pita pada 609 cm-1 adalah pita dari fasekonduktif Y1Ba2Cu3O7-x (Piro, O. E., et al., 1989).

C. Y. Jiang et al. (2011) menyatakan bahwa pita pada 513 cm-1 dan 593 cm-1 adalah atribut darivibrasi out-of phase Cu-O(1)-Cu. Kedua pita tersebut masing-masing berhubungan dengan modus optiktranversal (TO) dan longitudinal (LO)-nya. Ditunjukkan juga bahawa pada spektra transmitansi Nd1,85-

xGdxCe0,15CuO4+δ bilangan gelombang pada 513 cm-1 adalah bergeser ke arah bilangan gelombang yanglebih tinggi 521 cm-1, sedangkan pita pada 593 cm-1 bergeser pada 605 cm-1 dengan bertambah besarnyakandungan Gd (x = 0 – 0,85).

2. BAHAN DAN Metode PenelitianPada penelitian ini dilakukan proses sintesis superkonduktor Gd1-xLaxBa2Cu3O7-δ dengan metode

reaksi padatan dengan pencampuran basah. Bahan-bahan yang digunakan adalah Gd2O3 (99,9 %), La2O3(99,9 %), BaCO3 (99,9 %), CuO(99,9 %). Bahan awal penyusun superkonduktor Gd1-xLaxBa2Cu3O7-δ

Page 7: Senastek 2015 - erepo.unud.ac.id

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

1646 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

dengan x = 0 – 0,5 ditimbang sesuai dengan komposisi molar atau komposisi berat senyawa. Kemudiandilakukan pencampuran dengan menambahkan HNO3 dan diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer.Pencampusan dilakukan pada suhu 100oC sampai diperoleh senyawa dalam bentuk kerak kering. Hasilpencampuran tersebut kemudian di kalsinasi pada suhu 6500C selama 3 (tiga) jam. Selanjutnya dilakukansintering dengan variasi suhu dari 700 - 900oC. Akhirnya dilakukan karakterisasi dengan Fourier TransformInfrared Spectroscopy (FTIR) dimana sampel dalam bentuk serbuk diberikan KBr sebagai standar.

3. HASIL PENELITIAN3

Gambar 3.1 Pola spectra FTIR Gd0,5La0,5Ba2Cu3O7-δ dari atas ke bawah sampel yang disinteringpada suhu 700, 800 dan 9000C

Gambar 3.1 memperlihatkan hasil pengukuran FTIR pada rentang bilangan gelombang antara400 – 3800 cm-1, dari atas ke bawah berturut-turut untuk sampel yang disinterring pada suhu 7000C,8000C dan 9000C. Pola spectrum IR-nya serupa dengan pola spectrum IR dari superconductor faseTl1.85Re0.12Te0.03Ba2Ca2Cu3Oy di mana terdapat sebuah pita dengan intensitas yang tinggi pada kisaran bilangangelombang 1437 cm-1 (Profulla Ch. Kalita 2013),. Spektra Gambar 3.1 tersebut dapat dikelompokkan kedalam daerah bilangan gelombang, antara 3800 – 1000 cm-1 dan antara 1000 – 400 cm-1. Pada daerah

Page 8: Senastek 2015 - erepo.unud.ac.id

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 1647

terebut dapat teramati adanya pita kuat yang melebar dengan puncak pada 1437 cm-1. Teramati juga pitaabsorsi dari modus vibrasi ikatan C=O stretching pada kisaran 17500 cm-1. Pita absorbsi dari vibrasi in-phase CO3

2- bend dapat teramati pada ~690 cm-1. Juga teramati adanya pita pada 854 cm-1. Sebagaimanadiungkapkan pada bagian 1 di atas, menunjukkan bahwa di dalam semua sampel terindikasi terkontaminasioleh BaCO3 tipe-aragonite (Ischenko, V., 2007)

Pada rentang bilangan gelombang 3800 – 1000 cm-1 dapat diamati adanya sejumlah puncak yangmana kemungkinan adalah berasal dari vibrasi stretch gugus O-H, C-H dan N-H. Ini dapat diduga karenadigunakannya HNO3 pada pencampuran awalnya sebagai pelarut. Dapat diamati bahwa puncak-puncaktersebut intensitasnya berkuang pada sampel yang disintering pada suhu 9000C

Pada rentang bilangan gelombang 1000 – 400 cm-1 spektranya memperlihatkan adanya puncak(peak) absorbsi dari modus out-of-phase O(2, 3) bend pada bilangan gelombang 434 cm-1 untuk sampelyang disinterring pada suhu 7000C. Puncak tersebut bergeser ke arah bilangan gelombang yang lebihkecil yaitu pada 432 cm-1 dan 424 cm-1 nasing-masing untuk sampel yang disinterring pada suhu 8000Cdan 9000C. Puncak absorbsi dari modus vibrasi Cu-O(1)-Cu yang mana berhubungan dengan modus TOtampak pada 498 cm-1 dan 503 cm-1, masing-masing untuk sampel yang disinterring pada suhu 800 dan9000C. Sementara pita tersebut tidak tampak pada sampel yang disinterring pada suhu 7000C. Modus LO-nya teramati pada bilangan gelombang 597 cm-1. Intensitas dari puncak tersebut adalah bertambah denganbertambahnya suhu sintering. Dengan memperhatikan penyataan dari O. E. Piro et al (1989) maka dapatdiperkirakan bahwa bahan superkonduktor fase Gd0,5La0,5Ba2Cu3O7-δ yang diperoleh adalah dalam strukturtetragonal.

3.2. Efek Substitusi La pada Gd terhadap pita karakteristik IR dari Gd1-x LaxBa2 Cu3O7-∂Untuk melihat efek penggantian Gd oleh sebagian atau seluruhnya dengan La telah dilakukan variasi

perbandingan Gd dan La dengan suhu sintering yang sama yaitu pada suhu 8000C. Spektra IR antara400 – 3800 cm-1 adalah serupa dengan spektra pada Gambar 3.1. Pada daerah 2000 – 3800 cm -1 teramatiadanya sejumlah pita-pita yang berasal dari gugus fungsi O-H, C-H, N-H (Motta, F. V. 2008). Pada daerah2000 – 1000 cm-1 teramati adanya pita pada 1762 cm-1 yang mana merupakan modus dari tretch C=O. Pitadengan intensitas yang tinggi pada 1436 cm-1 yang mana melebar dari 1453 - 1387 cm-1 menunjukkkanadanya karbonat yang terikat dengan Ba (Mohanta, A. et al, 2009). Pada spectra IR semua sampel teramatipita pada kisaran 680 cm-1 dan kisaran 850 cm-1. Oleh karenanya dapat diungkapkan bahwa pada seluruhsampel terkontaminasi terutama oleh BaCO3.

Pita absorbsi yang tampak dalam rentang bilangan gelombang 400 – 1000 cm-1 adalah disebabkanoleh berbagai macam ikatan logam dengan oksigin yang ada di dalam sampel. Gambar 3.2 memperlihatkanspektra IR untuk sampel Gd1-xLaxBa2Cu3O7-δ dengan berbagai perbandingan Gd yang disintering pada suhu8000C, dari bawah ke atas Gd:La = 0:3; 1:3; 1:1; 3:1 dan 1: 0. Dari spekktra IR tersebut dapat teramatiadanya pita pada kisaran 850 dan kisaran 680 cm-1 yang mana memberi indikasi adanya karbonat yangberikatan dengan Ba. Pita tersebut adalah merepresentasiakan BaCO3 tipe-aragonite yang mana padasuhu 8000C dapat berubah menjadi BaCO3 tipe-calcite (Ischenko, V., 2007). Oleh karena itu, kecualispektra dari sampel tanpa La (spektra terbawah pada Gambar 4.2) yang disintering pada suhu 7000Cmemperlihatkan adanya pita pada 945 cm-1. Pita tersebut kemungkinan adalah merepresentasikan adanyaBaCO3 tipe-calcite.

Selanjutnya, dari Gambar 3.2, dari atas ke bawah kita dapatkan pita pada 607, 599, 588, 583, 582cm-1 yang mana merupakan modus vibrasi LO dari Cu-O(1)-Cu. Sementara modus vibrasi TO-nya dariatas ke bawah adalah pada 522, 515, 522, 517, 516 cm-1. Dapat teramati juga adanya pita dari atas ke bawah428, 426, 426, 420, 420 cm-1 yang mana merupakan modus vibrasi O (2,3) (Maroni et al. 2007).

Dari data tersebut diperoleh bahwa dibandingkan dengan modus TO-nya frekuensi modus LOlebih menampakkan kecendrungan bergeser dari frekuensi tinggi ke frekuensi yang lebih rendah denganbertambah besarnya perbandingan Gd/La. Frekuensi dari modus vibrasi O(2,3) pada sampel tanpa Gd(LaBa2Cu3Oy) adalah lebih besar dari pada sampel tanpa La (GdBa2Cu3Oy). Hal tersebut konsisten denganteori bahwa frekuensi vibrasi adalah berbanding lurus dengan akar dari kekuatan ikatan, dan berbanding

Page 9: Senastek 2015 - erepo.unud.ac.id

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

1648 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

Gambar 3.2. Pola spectra FTIR sampel Gd1-xLaxBa2Cu3O7-δ untuk berbagai perbandingan La:Gd yangdisintering pada suhu 8000C, dan 7000C pada spektra tanpa La, dari atas ke bawah : La:Gd = 1:0; 3:1; 1:1;1:3 dan 0:3

terbalik denngan akar dari masa efektif atom yang terikat. Sebagaimana diketahui masa atomik Gd adalahlebih besar dari pada La sehingga dapat diperkirakan bahwa frekuensi vibrasi akan berkurang denganbertambahnya Gd. Dengan memperhatikan pergeseran bilangan gelombang dari 582 menjadi 607cm-1, danhasil penelitian peneliti sebelumnya maka dapat diperkirakan bahwa bertambahnya substitusi La terhadapGd bahan superkonduktor fase Gd1-xLaxBa2Cu3O7-δ cenderung membuat strukturnya berubah menjadi lebihorthorombik (Piro, O. E., et al, 1989).

Page 10: Senastek 2015 - erepo.unud.ac.id

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 1649

4. KesimpulanMetode FTIR dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya pengotor hasil sintesis bahan

superkonduktor. Dalam penelitian ini diperoleh bahwa semua sampel terindikasi adanya pengotor yangberasal dari bahan dasar dan pelarutnya. Dari spektra IR dekat, kontaminasi terutama berupa BaCO3. Olehkarennya perlu perbaikan untuk menghilangkan pengotor yeng terbentuk melalui perbaikan terhadap suhu,lama kasinasi dan/atau sintering.

Denngan Metode FTIR dapat dipelajari efek dari substitusi Gd dengan La terhadap strukturfase Gd1-xLaxBa2Cu3O7-δ yang terbentuk. Diperoleh bahwa dengan bertambah besarnnya perbandinganLa:Gd (berkurangnya kandungan Gd) struktur dari fase Gd1-xLaxBa2Cu3O7-δ cenderung berubah menjadiorthorombik. Perlu diinvestigasi lebih lajut terkait dengan apakah perubahan struktur tersebut berdampakterhadap Tc, sifat-sifat Jc dan magnetinya

Ucapan Terima-kasihPenelitian ini didanai Hibah Fundamentl dengan Kontrak No 311 -132/UN14.2/PNL.01.03.00/2015.

Terima-kasih kami ucapkan kepada DIKTI, LPPM Universitas Udayana yang telah mendanai penelitian ini.Demikian juga kepada Laboratorium Fisika Material Jurusan Fisika FMIPA UNUD yang telah membantumenyediakan bahan-bahan penelitian.

DAFTAR PUSTAKABan, E., Matsuoka, Y. I. Y., Nishijima, G., Watanabe K. (2007), Microstructures and critical density of

filamentary Eu-Ba-Cu-O with Zr and Zn additions, Physica C : Superconductivity, 463-465, pp.554-558.

Goto, T., Sato, E., Watanabe, K., Nishijima, G., Matsui,Y., Nagai, T., Tsuruta C., (2005), High critical-current density and ultra high-voltage TEM study of filamentary 0,1 at % Zr-doped (Nd0.33Eu0.38Gd0.28)Ba2Cu3Ox superconductors, Physica C 425, pp. 166-170

Ischenko, V., Jorg Woltersdorf, Eckhard Pippel, Roberto Koferstein, Hans-Peter Abicht, (2007), Formationof metastable calcite-type barium carbonate during low-temperature decomposition of (Ba,Ti)-precursor complexes, Solid State Sciences, 9, pp. 303-309.

Jiang., C. Y., et al, (2011), Infrared spectra study of Nd1.85-xRxCe0.15Cu2O4+x (R=Gd and SM) single crystals,Physica C: Superconductivity, 471, pp. 19 – 22

Krol, M., . Michael Stavola, D, Schneemeyer, Waszczak, L. F., J. V. and Sunshine S. A. (1989) Ramanspectroscopy of single crystals of high-Tc cuprates, Journal of the Optical Society of America B, 6,pp. 448-454,

Motta, F. V., Marques, A. P. A., Escote, M.T., Melo, D. M. A., Ferreira, A. G., Longo, E. Leite, E. R., Varela,J. A. (2008), Preparation and characterizations of Ba0.8Ca0.2TiO3 by complex polymerizationmethod (CPM), Journal of Alloys and Compounds, 465, pp. 452–457.

Mohanta,, A. et al, (2009), Intergranular percolation in granular YBCO/BaTiO3 composites, . Indian J.Phys. 83 (4) pp. 455-463

Mori, N., Dateki, K., Hirao, T., Ogi, K. (2006), Growth of faceted 123 crystals in superconductive YBCO/Ag composites fabricated by infiltration-growth method, Physica C, 445-448, pp. 308-311

Maroni, V. A., Reeves, J. L., Schwab, G. (2007), Characterization of YBCO Coated Conductors UsingRaman Spectroscopy Methods, Applied Spectroscopy, 61, on-line

Nariki, S., Sakai, N., Murakami, M., Hirabayashi, I. (2006), Fabrication and superconducting propertiesof Gd-Ba-Cu-O single-grain bulk with barium cerate addition, Physica C, 445-448, pp. 291-294.

Piro, O. E., et al, (1989), Inrared reflectivity and vabritional structur of superconducting Bi2Sr2Ca1Cu2O8+x,Phys. Rev. , 39, pp. 7255 – 7258.

Profulla Ch. Kalita (2013), Effect of Re and Re-Te Doping on Critical Temperature of Tl-Based Cuprates,J. Chem. Chem. Eng. 7, pp. 220-224

Page 11: Senastek 2015 - erepo.unud.ac.id

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

1650 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

Roy, S. C. et al. (2004), Effect of pre-sintering temperature on the structural and dielectric propertiesof (Ba0.5Sr0.5)TiO3 thin films deposited by sol-gel technique, Ceramics International. http://www.eprint.iitd. ac.in/bitstream/2074/1447/1/royeff2004.pdf [diunduh 24 Juli 2015]

Sakai, N., Inoue, K., Nariki, S., Hu, A., Murakami, M., Hirabayashi, I., (2005), Experiment for growinglarge Gd-Ba-Cu-O-Ag bulk superconductor, Physica C, 426-431, pp. 515-519.

Stuart, B. H. (2004), Infrared Spectroscopy: Fundamentals and Applications, John-Wiey & Sons.Sharma, P. and Virk, H.S. (2009), Fabrication of Nanoparticles of Barium Carbonate/Oxalate Using

Reverse Micelle Technique, The Open Surface Science Journal, 1, pp. 34-39Shi, T. S., Zhao, Y. G., Cai, P. X., Gu, H. F. and Xie L. M. (1988), IR Absorption Peaks and Oxygen

Vacancies in YBa2Cu3Ox, Physica status solidi (b), 148, 715–721.Wang, G., Xu, G., Pu, Q., Zhang, J., and Ding, Z., (2005), IR Spectra of La1.85Sr0.15Cu1-xMxO4-δ (M=Zn, Ni,

Mg), J. Superconduct. : Incorporating Novel Manetism, 18, pp 287 -290Xu, C., Ichihara, A.H. M., Sakai, N., Hirabayashi, I., Izumi, Izumi M., (2007), Enhanced flux pinning of

air-processed Gd-123 by doping ZrO2 nanoparticles, Physica C, 460-462, pp. 1341-1342.