seminar pembelajaran bhs indonesia kelas i sd
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa Indonesia
dapat saling berhubungan (berkomunikasi), saling belajar dari yang lain, dan
meningkatkan kemampuan intelektual. Mata pelajaran Bahasa dan sastra
Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan
berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia.
Sekolah Dasar (6 tahun), sebagai bagian dari Pendidikan Dasar (9
tahun), merupakan lembaga pendidikan pertama bagi peserta didik untuk
belajar membaca, menulis, dan berhitung. Kecakapan ini merupakan landasan
dan wahana pokok yang menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai siswa
untuk menimba pengetahuan lebih lanjut. Oleh karena itu salah satu bidang
garapan pengajaran bahasa di Sekolah Dasar yang memegang peranan penting
ialah pengajaran membaca dan menulis permulaan. Tanpa memiliki
kemampuan yang memadai sejak dini, siswa akan mengalami kesulitan belajar
dikemudikan hari. Kemampuan membaca dan menulis menjadi dasar utama
tidak saja bagi siswa, tetapi juga guru pengajar mata pelajaran lain.
Dalam melaksanakan pengajaran membaca dan menulis permulaan
hendaknya guru memperhatikan perkembangan antara anak yang satu dengan
yang lain berbeda-beda, baik secara fisik maupun psikis. Ada yang
perkembangannya cepat, sedang dan ada yang lambat. Anak usia Sekolah
Dasar pada umumnya mempunyai kecenderungan untuk meniru serta besar
sekali perasaan ingin tahu terhadap sesuatu. Tingkat kesiapan anak dalam
menerima pelajaran berbeda-beda. Anak kelas I yang berasal dari TK tentu
lebih siap menerima pelajaran daripada yang sama sekali belum bersekolah.
Untuk itulah guru hendaknya memberikan perhatian khusus kepada anak yang
belum siap agar segera dapat menyesuaikan diri. Sedangkan anak yang sudah
siap hendaknya diberi kegiatan tambahan.
Dalam pembelajaran membaca menulis permulaan kita mengenal
bermacam-macam metode, antara lain: metode abjad, metode bunyi, metode
suku kata, metode SAS, metode global, dsb.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam
makalah ini adalah:
1. Apa hakekat membaca dan menulis?
2. Apa tujuan pembelajaran membaca dan menulis permulaan?
3. Bagaimana cara pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan?
4. Bagaimana cara pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan?
5. Metode apa saja yang dapat digunakan dalam pembelajaran
membaca dan menulis permulaan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hakekat membaca dan menulis
2. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran membaca dan menulis
permulaan
3. Untuk mengetahui cara pelaksanaan pembelajaran membaca
permulaan
4. Untuk mengetahui cara pelaksanaan pembelajaran menulis
permulaan
5. Untuk mengetahui metode yang dapat digunakan dalam
pembelajaran membaca dan menulis permulaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Membaca dan Menulis Permulaan
Tarigan (1983:2) mengungkapkan: “membaca yaitu proses pemerolehan
pesan yang disampaikan oleh seorang penulis melalui tulisan. Sedangkan AS
Broto mengatakan: “membaca yaitu mengucapkan lambang bunyi. Dari
pendapat ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa membaca yaitu proses
pengucapan tulisan untuk dapat mengetahui isi yang terkandung di dalamnya.
Hakekat menulis menurut para ahli diantaranya mengungkapkan:
“Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga orang lain
dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami
bahasa dan gambaran grafik tersebut”. (HG Tarigan: 1986:21).
Dalam kehidupan sehari-hari untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan, kemampuan membaca dan menulis merupakan syarat mutlak.
Demikian juga di Sekolah Dasar kemampuan membaca dan menulis
merupakan landasan utama untuk dapat menyerap mata pelajaran lain.
Seandainya dasar tersebut kurang kuat, maka pengaruhnya cukup besar dan
sangat terasa baik bagi siswa maupun bagi guru.oleh karena itu pembelajaran
membaca menulis permulaan di kelas rendah I-II) menenpati alokasi waktu
terbanyak dalam kurikulum dan intensitas KBM yang lebih tinggi dari mata
pelajaran lain.
Di Sekolah dasar pembelajaran membaca dan menulis permulaan
merupakan kegiatan utama dan sangat penting dalam kegiatan berbahasa.
Kegiatan berbahasa tercermin dalam empat aspek yaitu keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis (Kurikulum 1994: depdikbud).
Dua keterampilan yaitu keterampilan menyimak dan keterampilan
berbicara diperoleh siswa dalam lingkungan keluarga, sedangkan keterampilan
membaca dan menulis diperoleh siswa setelah menduduki bangku sekolah.
B. Tujuan Pembelajaran Membaca dan menulis
Tugas guru kelas I dalam pembelajaran membaca menulis permulaan
adalah memberi bekal kemampuan kepada siswa untuk menguasai teknik-
teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Menurut Departemen
Pendidikan Dasar dan kebudayaan, tujuan pembelajaran membaca menulis
permulaan dirumuskan sebagai berikut:
1. Memupuk dan mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami dan
melaksanakan cara membaca dan menulis dengan baik dan benar.
2. Melatih dan mengembangkan kemampuan siswa untuk mengenal dan
menuliskan huruf-huruf (abjad).
3. Melatih dan mengembangkan kemampuan siswa agar terampil mengubah
tulisan menjadi suara dan terampil menuliskan bunyi/ suara yang
didengarnya.
4. Mengenalkan dan melatih siswa mampu membaca dan menulis sesuai
dengan teknik-teknik tertentu.
5. Melatih keterampilan siswa untuk memahami kata-kata yang dibaca atau
ditulis, mengingat artinya dengan baik.
6. Melatih keterampilan siswa untuk menetapkan arti tertentu dari sebuah
kata dalam konteks kalimat.
7. Memupuk dan mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami,
menulis, menggunakan dan menikmati keindahan cerita bahasa Indonesia
yang sederhana.
8. Mengungkapkan ide/ pesan sederhana secara lisan atau tertulis.
C. Cara Melaksanakan Pengajaran membaca Permulaan
Dalam melaksanakan pengajaran membaca permulaan hendaknya guru
memperhatikan:
1. Tingkat perkembangan anak
Perkembangan antara anak yang satu dengan yang lain berbeda-beda, baik
secara fisik maupun psikis. Ada yang perkembangannya cepat, sedang dan
ada yang lambat. Selain itu pada anak tersebut terdapat potensi yang besar
untuk mengembangkan minat, bakat, dan kemampuan. Oleh karena itu
guru hendaknya dapat memanfaatkan kesempatan itu untuk
membangkitkan minat, bakat dan kemampuan anak dengan memberikan
dorongan serta bimbingan yang tepat sesuai dengan tingkat
perkembangan.
2. Tingkat kesiapan anak
Tingkat kesiapan anak kelas I Sekolah Dasar berbeda-beda. Anak kelas I
yang berasal dari TK tentu lebih siap menerima pelajaran daripada yang
sama sekali belum bersekolah. Untuk itulah guru hendaknya memberikan
perhatian khusus kepada anak yang belum siap agar segera dapat
menyesuaikan diri.
3. Sikap membaca dan menulis
Dalam membaca dan menulis perlu diperhatikan faktor kesehatan anak di
antaranya:
Sikap duduk
Sikap duduk yang baik dalam membaca dan menulis adalah dada tidak
menempel pada meja, badan tegak, jarak mata dengan buku 25-30 cm.
Penerangan
Penerangan/ cahaya cukup, tidak menyilaukan, simak lebih kuat dari
arah kiri.
Letak buku
Letak buku hendaknya sejajar dengan pinggir meja tulis.
Cara memegang pensil
Tangan kanan berfungsi untuk menulis (jika tidak kidal), tangan kiri
digunakan untuk menekan buku tulis agar tidak bergeser. Cara
memegang pensil yaitu pensil diletakkan di antara ibu jari dan
telunjuk. Ujung ibu jari dan telunjuk jari tengah menekan pensil
dengan luwes. (Depdikbud, 1992)
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan proses belajar mengajar membaca permulaan tidak
terpancang pada satu metode. Guru diberi kebebasan memilih metode
yang paling dikuasai dan yang penting sesuai dengan situasi dan kondisi.
Dalam pelaksanaannya membaca permulaan ada dua tahap yaitu tahap
membaca tanpa buku dan membaca menggunakan buku.
Membaca tanpa buku
Langkah-langkah:
- Guru menunjukkan gambar keluarga yang terdiri seorang ibu,
seorang anak perempuan, dan anak laki-laki
- Setelah menceritakan gambar tersebut, siswa disuruh menceritakan
kembalai dengan bahasa sendiri
- Setelah siswa mengenal nama-nama pada gambar, maka kegiatan
berikutnya menampilkan gambar yang sudah dipisah-pisah yaitu
gambar ibu, gambar anak perempuan, dan gambar anal laki-laki. Di
bawah gambar-gambar itu ditempelkan kartu kalimat. Kemudian
siswa membaca kalimat dengan gambar
- Setelah siswa mampu membaca gambar dan hafal nama gambar,
maka gambar dilepas
- Siswa membaca kalimat tanpa gambar dengan susunan kalimat
- Siswa deberi satu set kartu kalimat
- Mengenalkan unsur kalimat (mengenalkan kata) dengan cara kartu
kalimat tersebut dipotong dan siswa membaca dan menghafal
potongan kartu kata
- Mengenalkan unsur kata (mengenal suku kata) dengan cara
memotong kartu kata atas suku kata
- Mengenalkan unsur kata (mengenal abjad), caranya memotong
suku kata sehiingga menjadi kartu huruf
Membaca dengan buku
Belajar membaca permulaan dengan buku hendaknya dapat
menimbulkan kegembiraan siswa untuk membaca. Membaca dengan
buku dapat dilakukan dengan cara membaca buku pelajaran sekolah,
membaca bacaan sederhana yang disusun guru dan siswa, membaca
bacaan yang disusun siswa secara kelompok, membaca bacaan susunan
siswa secara individul, perbaikan (remedial).
D. Cara melaksanakan Pengajaran Menulis Permulaan
Agar pelaksanaan pengajaran menulis dapat berjalan dan mencapai
tujuan yang diharapkan maka diperlukan beberapa latihan. Menurut
Depdikbud latihan tersebut meliputi:
1. Latihan memegang pensil dan sikap duduk
Sebelum memasuki belajar menulis sebenarnya, siswa dibimbing dan
dilatih memegang pensil yang baik dan benar. Cara meletakkan buku dan
sikap duduk waktu menulis juga harus benar.
2. Latihan gerakan tangan
Sebagai persiapan dasar menulis siswa dilatih membuat garis lurus,
garis lengkung dan lingkaran
Guru memerintahkan siswa untuk mengikuti menggerakkan tangan
di udara atau di atas meja, kemudian siswa menyalin.
3. Mengeblat
Pembelajaran mengiblat adalah menirukan atau menebalkan tulisan
dengan menindas tulisan yang sudah ada. Pengiblatan tulisan dapat
dilakukan dengan karbon, kertas tipis, menebalkan tulisan dan
menghubungkan titik-titik.
4. Menatap
Menatap berarti mengadakan koordinasi antara mata, ingatan, dan ujung
jari (ketika menulis), sehingga ingatan akan bentuk kata, huruf
dipindahkan dari otak ke ujung jari. Langkah-langkah kegiatan:
Guru menerangkan siswa jangan sampai berisik
Guru menulis di papan tulis sambil dibacakan, siswa disuruh
memperhatikan
Siswa disuruh menutup mata dan membayangkan tulisan yang ada di
papan tulis
Guru menyuruh siswa menuliskan kata-kata tersebut dengan jari di
udara
Sementara siswa menutup mata dan menulis di udara, guru menghapus
tulisan di papan tulis atau menutupi dengan kertas
Siswa disuruh membuka mata kemudian disuruh menulis kata-kata tadi
Setelah siswa selesai menulis guru memperlihatkan tulisan, siswa
disuruh membandingkan tulisannya dengan tulisan yang ada di papan
tulis.
Apabila masih ada yang salah siswa disuruh memperbaiki kembali.
5. Menyalin
Tulisan yang dapat disalin oleh siswa kelas I berupa hasil tulisan yang
terdapat dalam buku pelajaran atau tulisan guru di papan tulis. Pelajaran
menulis permulaan di kelas I dititikberatkan pada menyalin apa adanya
atau menyalin sesuai yang ada.
6. Menulis halus/ indah
Menyalin suatu kalimat perlu memperhatikan bentuk, ukuran, dan tebal
tipisnya tulisan secara baik, benar dan rapi. Langkah-langkah menulis
halus:
Guru memberi contoh menulis di papan dengan menggunakan garis
pertolongan
Siswa disuruh menulis berdasarkan garis pertolongan (buku khusus)
Sementara siswa menulis, guru berkeliling sambil melihat cara kerja
siswa
Hasil tulisan siswa dikumpulkan dan diperiksa, bila masih ada tulisan
yang kurang betul guru memberi contoh siswa menulis kembali
sebagai PR
7. Dikte
Siswa kelas I perlu diberikan pelajaran dikte sebab dalam pengajaran dikte
siswa dilatih mengoordinasikan antara ucapan, pendengaran, ingatan, dan
ujung jari (ketika menulis), sehingga ucapan tersebut didengar, diingat,
dan dipindahkan dalam bentuk tulisan. Langkah-langkah kegiatan:
Siswa disuruh mengeluarkan buku
Siswa diberi tugas yang akan dikerjakan yaitu mendengarkan dan
menuliskan kalimat yang diucapkan guru
Setelah mengucapkan suatu kalimat. Guru mengetuk meja tanda siswa
boleh mengerjakan tugasnya
Setelah pelajaran dikte selesai siswa disuruh menukarkan pekerjaan
dengan teman untuk dicocokkan
8. Melengkapi
Pelajaran melengkapi bertujuan melatih siswa menuliskan huruf-huruf
yang baru dikenalkan dalam rangkaiannya dengan kata atau kalimat.
Kegiatan melengkapi dapat berupa:
Melengkapi dengan huruf
Melengkapi dengan suku kata
Melengkapi dengan suku kata
9. Menulis nama
Sebagai latihan siswa untuk melatih siswa menuliskan nama-nama benda,
hewan-hewan yang terdapat di lingkungan sekitar atau yang ada dalam
gambar.
10. Mengarang sederhana
Untuk melatih daya pikir dan daya nalar maka pelajaran mengarang perlu
diberikan secara sederhana dan cukup 3 sampai 5 baris saja. Yang
terpenting anak dapat menuliskan buah pikirannya, mampu
mengorganisasikan antar ingatan, pengalaman, dan tulisan. Langkah-
langkah kegiatan:
Guru menunjukkan gambar seri
Guru bercerita sambil bertanya tentang isi gambar seri
Siswa diberi tugas untuk menulis karangan sederhana sesuai gambar
seri
E. Metode Pengajaran membaca dan menulis Permulaan
Ada beberapa metode dalam pengajaran membaca dan menulis
permulaan. Berikut ini adalah metode membaca dan menulis permulaan dan
langkag pelaksanaannya.
1. Metode abjad
Langkah-langkah membaca:
Mengenalkan/ membaca beberapa huruf
Merangkai huruf menjadi suku kata
Menggabungkan huruf menjadi suku kata yang sudah dihafal
Merangkaikan kata menjadi kalimat
Langkah-langkah menulis:
Menulis huruf lepas
Merangkai huruf lepas menjadi suku kata
Merangkai suku kata menjadi kata
Menyusun kata menjadi kalimat
2. Metode bunyi
Metode bunyi sebenarnya sama dengan metode abjad. Bedanya terletak
pada cara pelafalan atau mengeja huruf. Metode abjad melafalkan huruf
sebagaimana kita menyebut abjad. Misalnya:
b dilafalkan dengan be
d dilafalkan dengan de
Metode bunyi melafalkan huruf sebagaimana bunyinya, misalnya:
b dilafalkan eb atau beh
d dilafalkan ed atau deh
3. Metode suku kata
Metode suku kata memulai pengajaran membaca dan menulis permulaan
dengan menyajikan kata-kata yang suku kata itu dirangkaikan menjadi
kata. Kemudian suku-suku kata itu dirangkaikan menjadi kata, dan
langkah terakhir merangkai kata menjadi kalimat.
4. Metode kata lembaga
Metode kata lembaga mulai mengajar membaca dan menulis permulaan
dengan langkah-langkah:
Mengenal kata
Menguraikan kata menjadi suku kata
Menguraikan suku kata atas huruf-huruf
Menggabungkan huruf menjadi suku kata
Menggabungkan suku kata menjadi kata
5. Metode global
Metode global memulai pengajaran membaca dan menulis permulaan
dengan:
Membaca kalimat secara utuh yang ada di bawah gambar
Kalau anak sudah hafal dilanjutkan dengan membaca kalimat tanpa
bantuan gambar
Menguraikan kalimat menjadi kata-kata
Menguraikan kata-kata menjadi suku kata
Menguraikan suku kata menjadi huruf-huruf
6. Metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS)
Metode SAS memulai pengajaran membaca dan menulis permulaan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Guru bercerita atau bertanya jawab dengan murid disertai dengan
gambar
Membaca beberapa gambar
Membaca beberapa kalimat dengan gambar
Setelah anak hafal membaca kalimat dengan bantuan gambar,
dilanjutkan membaca tanpa bantuan gambar
Menganalisis sebuah kalimat menjadi kata, suku kata, dan huruf serta
mengintesiskan kembali menjadi kalimat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Membaca yaitu proses pengucapan tulisan untuk dapat mengetahui isi
yang terkandung di dalamnya.
“Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut”. (HG Tarigan: 1986:21).
Dalam melaksanakan pengajaran membaca permulaan hendaknya guru
memperhatikan tingkat perkembangan anak, tingkat kesiapan anak, sikap
membaca dan menulis. Membaca permulaan ada dua tahap, yaitu
membaca tanpa buku dan membaca menggunakan buku.
Latihan dalam pelaksanaan pengajaran menulis permulaan yaitu latihan
memegang pensil dan sikap duduk, latihan gerakan tangan, mengeblat,
menatap, menyalin, menulis halus/ indah, dikte, melengkapi, menulis
nama, mengarang sederhana.
Beberapa metode dalam pegajaran membaca dan menulis sederhana yaitu
metode abjad, metode bunyi, metode suku kata, metode kata lembaga,
metode global, dan metode struktural analitik dan sintetik (SAS).
B. Saran
Pelaksanaan proses belajar mengejar membaca menulis permulaan tidak
terpancang pada satu metode. Guru diberi kebebasan memilih metode yang
paling dikuasai dan yang penting sesuai dengan situasi dan kondisi. Oleh
karena itu guru harus menguasai metode-metode pambelajaran membaca dan
menulis permulaan agar siswa mudah memahami apa yang disampaikan oleh
guru.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud, 1992. Petunjuk Pengajaran Membaca dan Menulis Kelas I, II di
Sekolah Dasar. Jakarta: P2MSDK.
Tarigan, dkk, 1997. Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra di Kelas Rendah.
Jakarta: Universitas Terbuka.
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
KELAS I
Untuk memenuhi tugas matakuliah Pengembangan Bahasa Indonesia SD
Disusun oleh:
Mertha Tyananda P. 207151453628Dedi Wahyu I. 207151453684Dian Meirafita 207151453720Eva Agustine Y.S 207151453757
KELAS L
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAHPROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Maret 2010