seminar nasional: ‘electronic lending: konsep baru layanan...
TRANSCRIPT
Seminar Nasional:‘Electronic Lending: Konsep Baru Layanan
Perpustakaan di Era Digital Native’PD IPI DIY – BPAD DIY – KUBUKU
Yogyakarta, 17 Mei 2017
Apabila 1 dosen menulis 1 buku dalam 1 tahun, maka ada karya tulis ilmiah siap terbit: sekitar 270.000-an judul buku baru.
Apabila 1 Prodi menghasilkan 2 jurnal dalam 1 tahun, maka akan ada 50.000-an publikasi jurnal pertahun.
Apabila 1 Lembaga Penelitian Perguruan Tinggi melakukan 10 penelitian dalam 1 tahun, maka akan ada 9.000-an publikasi hasil penelitian.
Penerbit adalah intitusi yang memiliki aktivitas utama menerbitkan (publish) semua karya tulis ilmiah sesuai prosedur formal yang berlaku dan menyebarkannya (transferring) kepada masyarakat.
Siapa saja yang bisa menjadi penerbit?
Lembaga Penelitian
Pengelola Jurnal/Prosiding
Penerbit Kampus
Penerbit Swasta
Penerbit = 1.317 (anggota IKAPI 2015)
Judul buku cetak yang terbit sekitar 30.000-an judul pertahun (perkiraan IKAPI Tahun 2015)
Sedikit dan tidak merata jumlah penerbit di Indonesia. Sekitar 90% berada di Jawa.
Terbatasnya daya jangkau (coverage) distribusi buku di Indonesia.
Sejak Tahun 2015, banyak penerbit mengurangi produksi: baik jumlah judul buku baru maupun jumlah cetak perjudul buku.
Belum profesional penanganan Penerbit Kampus
‘Mubazirnya’ karya tulis ilmiah dan hasil penelitian di kampus karena tidak terpublikasi kepada masyarakat. Hanya menjadi tumpukan kertas berdebu di kampus-kampus.
Semakin menurunnya ketersediaan koleksi literatur bagi dunia pendidikan/perpustakaan
Matinya seluruh stakeholder dunia literasi:
Produsen: penulis/peneliti, penerbit, toko buku
Konsumen: pembaca, perpustakaan
Buku Cetak POD (Print on Demand)
Sebatas keperluan spesifik: Akreditasi
Arsip
Buku Digital & Perpustakaan Digital Tanpa Ruang (bisa dibaca di mana saja, kapan saja)
Tanpa Orang (tidak perlu petugas pelayanan)
Tanpa Barang (tidak perlu pengadaan rak dan tempat)
Distribusi Online
Mampu terakses secara nasional sampai ke pelosok negeri
Dalam konteks Koleksi/Konten:
Lebih mampu menjadi Pusat Informasi Literasi
Update Koleksi Literatur tak terbatas
Koleksi Literatur relatif lengkap
Tanpa investasi besar untuk insfrastruktur (rak buku, ruang penyimpanan, ruang baca, perlengkapan, SDM, dsb)
Koleksi bisa diakses pembaca lebih mudah (dimanapun kapanpun)