semen portland

71
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Semen Portland adalah salah satu hasil pembuatan yang didapat karena bersatunya suatu campuran dari kapur (CaCO3) dan tanah liat dalam perbandingan 4 : 1, yang dipijarkan hingga lebur dan berubah menjadi suatu massa seperti batu. Setelah dingin batu- batu ini kemudian pecah dengan mesin menjadi potongan – potongan kecil, seterusnya digiling hingga menjadi tepung yang sangat halus dan selanjutnya diayak. Semen dinamakan juga semen hidrolik, dan pengikatan serta pengerasan dari semen hanya terjadi karena adanya air. Air disini diperlukan untuk melangsungkan reaksi – reaksi kimia sehingga menghasilkan senyawa – senyawa hidrat yang dapat mengeras. Semen Portland yang selanjutnya disebut dengan nama semen adalah serbuk yang sangat halus .berwarna abu-abu atau coklat mauun abu-abu kehijauan, terutama terdiri dari kristal silikat, kalsium dan aluminium. batu kapur (CaO), silica (SiO2 ),aluminium (Al2 O3),oxidbesi (Fe2 O3 ),karbonat magnesium (MgCO3), juga terdapat dalam jumlah yang kecil sebagai pengotoran. Semen Portland yang baik mengandung rata-rata : Kapur (Cao)……………………. 58 – 65%

Upload: sptyan-sammz

Post on 02-Oct-2015

62 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

deskripsi semen

TRANSCRIPT

BAB I

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Semen Portland adalah salah satu hasil pembuatan yang didapat karena bersatunya suatu campuran dari kapur (CaCO3) dan tanah liat dalam perbandingan 4 : 1, yang dipijarkan hingga lebur dan berubah menjadi suatu massa seperti batu. Setelah dingin batu- batu ini kemudian pecah dengan mesin menjadi potongan potongan kecil, seterusnya digiling hingga menjadi tepung yang sangat halus dan selanjutnya diayak.Semen dinamakan juga semen hidrolik, dan pengikatan serta pengerasan dari semen hanya terjadi karena adanya air. Air disini diperlukan untuk melangsungkan reaksi reaksi kimia sehingga menghasilkan senyawa senyawa hidrat yang dapat mengeras.

Semen Portland yang selanjutnya disebut dengan nama semen adalah serbuk yang sangat halus .berwarna abu-abu atau coklat mauun abu-abu kehijauan, terutama terdiri dari kristal silikat, kalsium dan aluminium.batu kapur (CaO), silica (SiO2 ),aluminium (Al2 O3),oxidbesi (Fe2 O3 ),karbonat magnesium (MgCO3), juga terdapat dalam jumlah yang kecil sebagai pengotoran.Semen Portland yang baik mengandung rata-rata :

Kapur (Cao). 58 65%Asam silikat . 20 26%Aluminium ... 5 9%Oxid besi .. 1 5%Magnesia (MgO) . 1 4% Dan bahan-bahan lain atau unsur lain yang boleh

Asam belerang (Al2SO4) .. 0 2%Terkandung :K2O .. 0,4 0,9%Na2O 0,2 0,5%Mn2 O3 ......................................... 0 3%TiO2 . 0,1 3%SO3 0,5 2%S (belerang) 0 - 25P2O5 ............................................... 0 1%Bagian yang tak larut 0,2 3%Hilang pijar 0,5 3%Proses persenyawaan semen

Oxid-oxid yang merupakan dari semen tidaklah merupakan senyawa tunggal dalam keadaan bebas dan tidak berkaitan, tetapi oxid-oxid tersebut berikatan menjadi beberapa bentuk senyawa yang lebih diketahui.

Adapun iktisal proses pembentukan senyawa-senyawa oxid menurut Lea dan Desh sebagai berikut :

a. Di bawah 800C pembentukan CaO.Al2O3 dan mungkin CaO.Fe2O3b. 800 950C pembentukan 2 CaO.SiO2 dan CaO.SiO2c. 950 1200C pembentukan 5CaO.SiO2d. 1200 1260C pembentukan 5CaO.Al2O3 dan mungkin 4CaO.Al2O3.Fe2O3e. 1260 C campuran mulai mencair

f. 1260 1450 C pembentukan 5CaO.SiO2 dengan hilangnya SiO2 yang mungkin bebas.sifat-sifat semen :

a Warna

Semen Portland dalam keadaan tanpa tercampur bahan-bahan lain, berwarna abu-abu kehijauan dan setelah membatu menjadi abu-abu kebiruan.

b. Berat jenisnya

Semen Portland dalam keadaan membatu mempunyai berat jenis yang berlainan,tergantung kadar dapurnya dalam ketelitian waktu pembuatannya.

Umumnya antara 3,12 3,25.

c Pengikatan

Tepung semen Portland yang dengan air hingga yang menjadi seperti bubur, akan menjadi keras dalam waktu yang tertentu. Pembatasan ini merupakan reaksi antara senyawa-senyawa semen dengan air yang menyebabkan adanya daya pengikat dan adanya proses pengerasan semen. Reaksi hidrasi merupakan reaksi pengikatan air secara kimia dengan suatu senyawa, hingga terbentuk senyawa hidrat berupa kristal misalnya alumina trikalsium bereaksi cepat sekali dengan air membentuk hidrat dari senyawa tersebut,

3CaO.Al2O3 = 6H2O --- 3CaO.Al2O3.6H2OReaksi hidrolika ialah suatu reaksi pemecahan garam dengan air menjadi asam dan basa.

Waktu Ikat Semen

Suatu perubahan semen dari keadaan lunak (karena dicampur dengan air) hingga menjadi keras disebut pengikatan, dan waktu yang diperlukan untuk itu adalah waktu ikat. Pada proses pengikatan semen Portland akan terjadi suatu proses kenaikan yang ringan dari ( panasnya dan ( dari udara dan air adalah penting atas mengerasnya semen. Pada udara panas yang kering ini akan terjadi lebih keras lagi daripada didalam udara dingin dan basah. Suatu adonan semen yang seperti bubur kental / pasta, mula-mula akan menjadi berat dari aluminiat trikalsium dan akan menjadi lebih keras daripada suatu adonan yang memakai banyak air. Kekuatan awal (dalam waktu 24 jam) mungkin disebabkan oleh kapur yang bebas dari aluminiat-aluminiat. Antara 1 7 hari kekuatan disebabkan aluminiat. Antara 7 28 hari pengerasannya disebabkan oleh hidrasi dari batu ortokilakas.

Waktu pengikatan dari semen bisa dibagi menjadi 2 yaitu masa ikatan awal dan masa ikatan akhir, setelah ikatan ini selesai semen ini mulai mengeras.

Semen Portland terdapat dalam dua jenis yaitu yang lambat pengikatannya dan yang cepat pengikatannya. Tergantung dari bahan-bahan dasarnya dan bahan pembakarannya. Semen Portland disebut lambat pengikatannya memerlukan waktu dua jam atau lebih, ikatan awal untuk semen jenis mutu tidak boleh kurang dari enam puluh menit, Syarat ini perlu untuk memberikan cukup waktu guna pengolahan sebelum semua siap dipakai dalam pembangunan.

Kehalusan butiran semenSemen butir-butir harus lewat ayakan dengan lubang 1,2 mm. Sedang sisa di atas ayakan dengan lubang bujur sangkar berisi 0,09 mm. Untuk berbagai mutu terdapat pada daftar berikut ini :KEHALUSANMUTU

S-325S-400S-475S-550S-5

1.Sisa diatas ayakan 0,09 mm (%), maks20251075

2. Luas muka (cm2/gr), min20002400260028003000

Butiran yang lebih halus mungkin reaksi-reaksi berlangsung lebih cepat dan lebih pada ikatan dan pengerasan, karena luas muka setiap satuan isi lebih besar.

Penyimpanan semen

Supaya semen selalu dalam siap untuk digunakan, maka penyimpanaannya harus sebaik-baiknya. Semen itu harus di dalam ruangan yang beratap dan tidak bocor.

Semen bersifat cepat menarik air (hidroskopik), dan bila semen telah menjadi basah kemudian mengeras, maka semen itu tidak dapat dipergunakan lagi. Bila penyimpanan semen disusun secara bertumpuk, harus dijaga sampai tumpukannya tinggi, sebab bisa menyebabkan pembebanan semen di bagian bawah yang menjadi menggumpal.

Jenis-jenis semenBerdasarkan pemakaiannya, semen Portland dibagi menjadi 5 jenis :a. Jenis I

Semen Portland yang digunakan pada kontruksi biasa atau pada umumnya yang tidak diminta persyaratan-persyaratan pada semen lainnya.

b. Jenis II

Semen Portland yang digunakan pada kontruksi yang menghendaki adanya ketahanan terhadap sulfat.

c. Jenis III

Semen Portland yang digunakan pada kontruksi yang menghendakai pengikatan awal yang kekuatannya tinggi.

d. Jenis IV

Semen Portland yang digunakan pada kontruksi yang menahan terhadap panas hidrosi yang rendah.

e. Jenis V

Semen Portland yang digunakan pada kontrussi yang menurut persyaratan sangat tahan terhadap sulfat.

1.1 PERUMUSAN MASALAHDari latar belakang tersebut maka timbul suatu permasalahan untuk mengetahui kualitas suatu semen Portland yang dapat dirumuskan sebagai berikut 1. Berapa berat isi semen Portland ?

2. Berapa berat jenis semen Portland ?

3. Berapa kehalusan semen Portland ?

4. Berapa konsistensi normal semen Portland ?

5. Berapa waktu ikat awal dan akhir semen Portland ?

6. Berapa kuat desak mortar ?

1.2 PEMBATASAN MASALAH

Masalah yang timbul dari pengujian semen Portland ini dibatasi pada beberapa hal yang ada sebagai berikut :

1. Penelitian yang dilakukan untuk semen Portland didapat dari satu sample yang ada di pasaran.

2. Air yang digunakan adalah air setempat yang memiliki sifat fisik.

1.3 TUJUAN PRAKTIKUM

Ada beberapa tujuan dalam penelitian semen porland ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menentukan berat isi semen Portland.2. Untuk menentukan berat jenis semen Portland.3. Untuk menentukan kehalusan semen Portland.4. Untuk menentukan konsistensi normal semen Portland.5. Untuk menentukan pengikatan awal dan pengikatan akhir semen Portland.6. Untuk menentukan kuat desak mortar.1.4 INTRODUKSI TEORI

Rumus rumus yang digunakan dalam pengujian semen portland yaitu sebagai berikut :

1. Berat isi

Syarat : 1,25 1,5 ton/mBI= gr / cm

Dimana :

G2= Berat gelas ukur kosong ( gr )

G1= Berat gelas ukur + semen (gr )

V= Volume semen ( ml )

2. Berat jenis

Syarat : 3,12 3,25 ton / m

Bj= x d

Dimana :

64 = Berat sampel semen ( gr )V1= Skala akhir volume botol ( ml )

V2= Skala volume botol ( ml )

3. Kehalusan semen

Syarat :

Sieve no. 100 = 0 %

Sieve no. 200 < 22 %

F1 = x 100 % F1 = x 100 %

Dimana :

W1 = Berat saringan no. 100 ( gr )

W2 = Berat saringan no. 200 ( ml )

W3 = Berat sampel semen ( ml )

W4 = Berat saringan no. 100 + isi ( gr )

W5 = Berat saringan no. 200 + isi ( gr )

4. Didapat dari grafik hubungan % kadar air dengan penurunan jarum vicat pada penetrasi 10 ml.

5. Vicat test

a. Didapatkan dari grafik hubungan dari penurunan jarum vicat dengan

waktu pada penetrasi 25 mm.

b. initral setting ( waktu ikat awal ) didapatkan pada penetrasi 25 mm.

IS < 60

waktu ikat cepat 60 < IS < 120 waktu ikat sedang

IS > 120

waktu ikat lambat

6. Kuat desak kubus mortar

b>126,54 kg / cm

Rumus : b =

Dimana :

T : Kuat desak mortar semen ( kg / cm )F : (force) kekuatan desak yang ditujukan pada jarum penekan

A : (area) luas permukaan bidang tekan ( cm )

1.5 METODOLOGI PENGUJIAN1. Berat isi

a. Alat dan bahan

Gelas ukur 25 ml

Neraca analitik

Semen

b. Cara kerja berat isi lepas

1) Ambil gelas ukur 25 ml kosong, kemudian timbang ( W1gram)

2) Masukkan sample semen kedalam gelas ukur samapai skala 25 ml.3) Timbang gelas ukur yang berisi semen tersebut ( W2 gram)

4) Lakukan percobaan yang sama dua kali, selanjutnya dihitung berat isi lepas rata-ratanya.c. Cara kerja berat isi padat :

1) Ambil gelas ukur 25 ml kosong, kemudian timbang ( W1 gram)

2) Masukkan sample semen kedalam gelas ukur samapai skala 25 ml, selanjutnya digoncangkan sampai permukaannya rata.

3) Bila masih terjadi penurunan tambahkan lagi sempel sampai skala 25 ml, selanjutnya digoncang- goncangkan sampai tidak terjadi penurunan.

4) Timbang gelas ukur yang berisi semen tersebut ( W2 gram)

5) Lakukan percobaan yang saa dua kali, selanjtnya dihitung berat isi lepas rata-ratanya.

2. Berat jenis semen

a. Alat dan bahan

Botol le chatelier

Kerosine ( minyak tanah)

Termometer

Corong

b. Cara kerja

1) Botol le chatelier dengan kerosene bebas air antara skala 0 dan 1, lalu bagian botol dalam diatas permukaan cairan dikeringkan.

2) Botol tersebut direndam dalam air supaya suhunya 25 C

3) Skala pada botol dibaca (V1 ) setelah suhu cairan dalam botol sama dengan suhu air perendammya.

4) Semen sebanyak 64 gr ditimbang lalu dimasukkan sedikit demi sedikit, jangan sampai ada yang menempel pada dinding dalam botol.

5) Setelah semen dimasukkan semua, botol digoyangkan kekiri kekanan sampai gelembung udaranya habis semua.6) Semen direndam kembali dalam air laul skala pada botol dibaca ( V2 )

7) Berat jenis semen dihitung.

3. Kehalusan semen

a. Alat dan bahan

Saringan no. 100

Saringan no. 200

Timbangan

Kuas

b. Cara kerja

1) Saringan no. 100 ditimbang ( W1 ) gr.

2) Saringan no. 200 ditimbang ( W2 ) gr.

3) Benda uji diambil ( W3 ) gr.

4) Saringan disusun dengan urutan, paling bawah pan, saringan no. 200 diatas pan dan saringan no. 100 diatas.

5) Benda uji dimasukkan pada saringan no. 100 lalu ditutup.

6) Saringan digoyangkan selama 9 10 menit secara manual atau menggunakan sieve shaker.

7) Saringan no. 100 + isi ditimbang ( W4 )

8) Saringan no. 200 + isi ditimbang ( W5 )

9) Kehalusan semen dihitung.

4. Konsistensi normal

a. Alat dan bahan

Neraca

Gelas ukur 200 ml

Alat vicat jarum 10 mm cincin konik

Stopwatch

Sendok perata

Alat pengaduk

Air suling 300 ml

Plat kaca

Kaos tangan karet

b. Cara kerja

1) Ambil contoh semen 300 gram2) Masukkan contoh semen dalam mangkok pengaduk

3) Masukkan air suling sebanyak 28% dari berat benda uji ke dalam pengaduk.

4) Diamkan selama tiga puluh detik

5) Aduk selama tiga menit, hingga menjadi adonan pasta semen yang homogen, bersihkan pasta yang menempel pada pinggir mangkok.

6) Buatlah pasta berbentuk seperti bola dengan tanah, kemudian lempar enam kali dari tangan ke tangan yang lain kira-kira lima belas cm.7) Kelebihan pasta pada lubang konik diratakan dengan sendok perata yang digerakkan dalam posisi miring terhadap permukaan cincin.8) Pegang bola pasta dengan tangan, masukkan pada lubang besar cincin,dan jatuhkan bola pasta pada cincin konik hingga penuh dengan pasta.9) Letakkan plat kaca pada lubang besar, balikkan, ratakan dan licinkan kelebihannya pasta pada lubang kecil dengan sendok perata.

10) Letakkan cincin dibawah jarum vicat 10 mm, dan tempelkan jarum dengan bagian tengah permukaan pasta.

11) Jatuhkan jarum vicat di atas empat kali lagi dengan kadar air berbeda-beda (29%,30%, 31%, 32% dan seterusnya sampai penurunan melewati sepuluh ml).

12) Buat grafik kadar air vs penurunan.

13) Konsistensi normal didapat pada penurunan 10 mm.

5. Time setting

a. Alat dan bahan

Alat vicat jarum 1 mm dan cincin konik

Timbangan

Gelas ukur 250 ml

Alat pengaduk

Air suling 300 ml

Plat kaca

Sendok perata

Stopwatch

b. Cara kerja

1) Masukan 300 gr contoh semen kedalam mangkok mixer.2) Masukkan air suling yang banyaknya sesuai dengan jumlah air untuk mencapai konsistensi normal (X%) ke dalam mangkok.

3) Diamkan selama tiga puluh detik agar tidak meresap kedalam semen.

4) Aduk campuran tadi selama tiga menit sampai menjadi adonan pasta yang homogen dan bersihkan bagian samping mangkok dari pasta semen yang menempel.

5) Bentuk pasta semen menjadi bola, lalu lembarkan dan tangan satu ke tangan yang lain secara horizontal engan jarak sekitar 15 cm sebanyak enam kali.

6) Letakkan bola pasta semen dalam sisi yang besar sampai keluar dari sisi yang kecil.

7) Ratakan permukaaan bawah dengan sendok perata lalu letakkan sisi bawah tersebut pada plat kaca.

8) Ratakan permukaan atas dengan sendok perata lalu haluskan, jangan sampai terjadi pemadatan pada saat pemotongan.

9) Diamkan selama tiga puluh detik.

10) Letakkan di bawah jarum vicat satu mm, lalu atur posisi jarum, vicat tersebut sehingga tepat menyentuh permukaan pasta semen tadi dengan cara mengendurkan dan mengencangkan baut penjepit.

11) Catat awal penunjukan jarum kemudian kendurkan baut penjepit tersebut.

12) Penetrasi dilakukan setiap lima belas menit sampai mencapai penurunan yang lebih kecil dari 25 mm.

13) Setiap menyatukan jarum catat penurunan yang berlangsung selama tiga puluh detik.14) Buat grafik penurunan vs waktu.

15) Dengan melakukan interpolasi, dapat ditentukan waktu yang diperlukan untuk mencapai penetrasi 25 ml. Nilai tersebut menunjukkan waktu pengikatan awal.

Waktu pengikatan akhir adalah pada saat jarum vicat tidak dapat menembus pada semen dalam mold.

6. Kuat tekan mortar semen

a. Alat dan bahan

Kubus 2 atau 50 mm

Sendok semen

Gelas ukur

Flow table + mold + stamper

Masker penekan

Timbangan

Alat pengaduk

b. Cara kerja

1) Letakkan kubus, bersihkan dari kotoran lalu oleskan pada ruas setipis mungkin.

2) Semen, pasir standart dan air suling disiapkan sebagai berikut :

Campurkan bahan-bahan tersebut lalu aduk dalam mangkok pengaduk selama tiga menit.

Jumlah kubus uji

369

Semen260 gr500 gr740 gr

Pasir650 gr1375 gr2035 gr

f.a.s126 gr242 gr359 gr

Campurkan bahan bahan tersebut lalu aduk dalam mangkok pengaduk selama 3 menit3) flow table dibersihkan dan dikeringkan, letakkan mold ditengahnya lalu dituangkan kedalammya sampai ketebalan 25 mm, lalu digunakan stamper untuk memadatakan sebanyak dua puluh pukulan. Hal yang sama diulangi untuk lapisan kesembilan, tambahkan mortar bila kurang.

4) Ratakan permukaan mortar dengan alat perata.5) Meja flow table sekeliling mold dibersihkan lalu dikeringkan.Setelah satu menit angkat mold dengan hati-hati lalu dingkan., putar handle flow table dengan kecepatan 25 putaran / 15 detik, pemutaran ini dilakukan selama 15 detik sehingga flow table menjalani hentakan 25 kali.

6) Diameter mortar pada empat posisi diukur lalu diambil harga rata-ratanya prosentase pembesaran diameter dihitung terhadap diameter semula

7) Buat campuran percobaan yang lain dengan jumlah air yang berbeda didapatkan 0 110 mm. Setiap percobaan baru menggunakan mortar yang baru pula.

8) Mortar yang berad diatas meja flow table dimasukkan dalam mangkok pengaduk, biarkan mortar dalam mangkok pengaduk selama 90 detik tanpa ditutup, pada detik terakhir diaduk selama satu menit.

9) Cetakan disini lebih dari 25 menit sejak pencampuran selesai dalam dua lapis masing-masing dengan ketebalan 25 mm, lalu setiap lapisan dipadatkan 32 kali dengan pola sebagai berikut :

18

27

36

45

9101112

16151413

1724

1823

1922

2021

25262728

32313029

10) Permukaan mortar diratakan dalam cetakan dengan arah gerakan seperti menggergaji kemudian dihaluskan.

11) Simpan dalam ruangan lembab selama 24 jam kemudian dibuka dengan toleransi 0,5 jam.

12) Sebelum dites bersihkan permukaan kubus dari butiran-butiran yang lepas. Ratakan dengan gerinda, bila ada bagian-bagian yang cekung, cembung, ukur permukaan pada sisi kubus yang ditekan.13) Tekan kubus dengan permukaan sisi yang lain, catat beban maksimum yang bisa ditahannya. Ulangi hal tsb, bila perbedaan lebih dari 10% hasil tersebut dianggap salah sehinga tidak bisa dipakai lagi.

BAB IBAB I

PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG

Sifat paling utama dari agregat (batu-batu kerikil, pasir dan lain-lain) ialah kekuatan hancur dan ketahanan terhadap benturan, yang dapat mempengaruhi ikatannya dengan pasta semen. Porositas dan karakteristik penyerapan air.

Deposit sungai masih merupakan yang paling utama, umum dan memenuhi syarat, karena ini mempunyai gradasi yang konsisten, bentuknya biasanya bulat tak teratur dan gaya kikis selama transportasi oleh aliran sungai.

Guna untuk memperoleh hasil yang terbaik untuk campuran beton, maka agregat harus memenuhi beberapa persyaratan yang telah diatur dalam PBI71, B5 882, ASTM, sebagai berikut :

Agregat harus terdiri dari butiran yang tajam dan keras serta bersifat kekal tidak pecah, hancur oleh pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan. Analisa saringan

Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan harus memenuhi syarat-syarat :

Tertahan ayakan 4,8 mm, min 2% berat

Tertahan ayakan 1,2 mm, min 10% berat

Tertahan ayakan 0,3 mm, berkisar 80% - 95% berat

Kadar Lumpur

Tanah liat dan Lumpur biasanya juga tercampur pada kerikil dan deposit pasir. Dalam hal ini jumlah yang cukup banyak dapat diulangi kekuatan beton karena tendensinya menghambat hidrasi semen. ASTM C33 membatasi bahan-bahan yang lolos pada sieve 0,075 mm (no. 200) tidak lebih dari 5% yang dapat dari berat kering. Sehingga apabila kadar Lumpur melampaui 5% maka agregat halus harus dicuci. Kadar organic

Bahan organik yang berasal dari tanaman humus mengandung asam organic sehingga menghambat hidrasi semen. Oleh karena itu memeperlama pengerasan dan mengurangi kekuatan. Dalam hal ini berat jenis relative dibagi menjadi tiga yaitu :

Berat jenis relative kering, hasil dari mesin pengering dapat didefinisikan sebagai perbandingan berat diudara dari air pada volume yang sama.

Berat jenis relative jenuh dan permukaan kering dapat didefinisikan sebagai perbandingan dari bahan yang tidak kedap air diudara dalam keadaan jenuh air dan permukaan kering kepada berat air dengan volume yang sama. Berat jenis relative yang sebenarnya didefinisikan sebagai perbandingan berat suatu bahan dengan berat air volume yang sama di udara. Pemakaian agregat dilapangan campuran beton, untuk agregat halus dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : Pasir urug, yaitu pasir yang digunakan untuk urusan pondasi.

Pasir pasang, yaitu pasir yang dipakai untuk bahan campuran dan harus berkualitas baik serta tidak mengandung Lumpur dan bahan organik.

Satu hal lagi yang perlu kita perhatikan adalah mengenai istilah yang sering kita temui, adapun diantaranya :

Kering oven : kering sepenuhnya untuk tujuan praktis.

Kering udara : kering pada permukaan meskipun sebelah dalam basah.

Jenuh air dan permukaan kering : suatu keadaan yang ideal, dimana agregat tidak dapat menyerap air lagi tanpa suatu lapis air terbentuk pada permukaan. Basah, agregat dalam jenuh air dan membawa air yang kelebihan sehingga terbentuk suatu lapisan pada permukaan partikel. Ukuran diameter dari saringan dan ukuran dari lubang saringan yang umum dipakai untuk analisa saringan dari agregat dapat dilihat pada table sebagai berikut :

Tabel batas-batas gradasi untuk agregat halus (B5 882 bagian 2 : 1973)

Ukuran Sieve ASTM 11 - 70Prosentase berat lolos pada tiap ukuran sieve

9,5 mm (3/8 inch)100

4,75 mm (no.4)95 - 100

2,36 mm (no.8)80 - 100

1,18 mm (no.16)30 - 85

500 pm (no.30)25 - 60

300 pm (no.5010 30

150 pm (no.100)2 - 10

Tabel batas-batas gradasi halus (ASTM 33 740 : 1975)

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Dalam melaksanakan pengujian bahan, kita harus mengetahui apa yang harus diuji terlebih dahulu.

Masalah yang ada antara lain :

1. Berapa berat isi agregat halus ?

2. Berapa berat jenis dan prosentasi absorbsi agregat halus ?

3. Berapa prosentase kadar airnya ?

4. Berapa prosentase silt dan clay agregat halus?

5. Berapa kadar organic agregat halus?

6. Bagaiman soundness test agregat halus?

7. Berapa sand equivalent ?

8. Berapa prosentase gradasi agregat halus?

9. Bagaimana prosentase bulking faktor tes agregat halus?

1.3 PEMBATASAN MASALAH

Mengingat jumlah macam pengujian di laboratorium, juga dibatasinya contoh agregat yang akan diuji maka diberikan batasan-batasan terhadap permasalahan yang timbul sebagai berikut : Pengujian agregat halus dilaksanakan bagi satu macam sampel yang didatangkan dari daerah tertentu.

1.4 TUJUAN PENULISAN

Tujuan penelitian agregat halus antara lain : 1. Mengetahui berat isinya dalam agregat halus.2. Mengetahui berat jenis dalam agregat halus.3. Mengetahui kadar air agregat halus.4. Mengetahui kadar Lumpur dalam agregat halus.5. Mengetahu kadar organik agregat halus.6. Mengetahui soundness kelapukan dalam agregat halus.7. Mengetahui sand equivalent dalam agregat halus.8. Mengetahui gradasi dalam agregat halus.9. Mengetahui bulking faktor dalam agregat halus.1.5 INTRODUKSI TEORI

Guna mengetahui hasil yang akan didapat maka perlu dilakukan langkah perhitungan guna menemukan hasilnya dan membandingkan dengan persyaratan yang telah ditentukan.

Berikut ini penjabaran rumus-rumus perhitungan yang digunakan :

1. Berai isi

a. Berat isi lepas

BI = = gr / cm

Dimana :

G1

= Berat container kosong (gr)

G2

= Berat container isi (gr)

V

= Volume container (cm)

b. Berat isi padat

sama berat isi lepas dengan perbedaan q2, dimana pasir dipadatkan untuk tiap llapisan.

2. Berat jenis dan penyerapan (Specific vity and Absorbion)

Syarat = Berat jenis lebih besar 2,3%, absorbsi lebih kecil 5%

a. Berat Jenis Bulk

=

b. Berat Jenis SSD

=

c. Berat Jenis Semu=

d. Penyerapan

3. Kadar air

Syarat = < 2%

Kadar air =x 100 %

Dimana :

A

= Skala Lumpur dalam gelas ukur (ml)

B

= Skala pasir dalam gelas ukur (ml)

4. Kadar Lumpur

Syarat : < 5%

a) Metode Goncangan

Kadar lumpur = x 100 %

Dimana :

300 = Berat awal pasir 300 gr

B

= Berat kering oven pasir setelah dicuci

5. Kadar bahan organik

Syarat : warna lebih jernih air teh

Standart warna : metode Abram Harder. Bila warna larutan lebih muda dari standart no. 1 dan no. 2 berarti pasir perlu dicuci sebelum digunakan.

Bila warna no. 3, 4, 5 berarti kandungan organic terlalu tinggi. Pasir perlu dicuci sebelum digunakan.

6. Soundness Test (Kelapukan)

Syarat : < 10%

Zat pelapukan NaSO4 B= 1.151 1.174a) Membuat larutan Mg2SO4 B= 1.259 1.308 B = X 100 %Dimana :

G1= Berat gelas ukur kosong (gr)

G2= Berat gelas ukur + isi (gr)

b) Soundness test

S = x 100 %Dimana :

300 = Berat awal pasir 300 gr

G

= Berat pasir setelah direndam, larutan disaring dan dioven

7 Sand Equivalent Test

Syarat : 25%

SE = x 100 %

Dimana :

V0

= Penunjukan skala awal (ml)

V1

= Skla pasir (ml)]

V2

= Skala bebas akhir (ml)

8 Analisa Gradasi

Kehilangan berat = x 100 % Finesess Modulus (FM) = Modulus Kehalusan

FM =

Sieve (mm)Berat AH Tertahan (gr)Prosentase AH Tertahan (%)% Kumulatif

TertahanLolos

19,0AA/X * 100% = KK100 - K

9,5BB/X * 100% = LK + L = U100 - U

4,8CC/X * 100% = MU + M = V100 - V

2,4DD/X * 100% = NV + N = W100 - W

1,2EE/X * 100% = OW + O = X100 - X

0,6FF/X * 100% = PX + P = Y100 - Y

0,3GG/X * 100% = QY - Q = Z100 - Z

0,15HH/X * 100% = RZ + R = AA100 - AA

0,075II/X * 100% = SAA + S = AB100 - AB

PanJJ/X * 100% = TAB + T = AC100 - AC

JumlahKJZ

9 Bulking faktor

Syarat ; Bulking factor 2,3%, absorbsi