sejarah sel
TRANSCRIPT
BIOLOGI SEL
SEJARAH PENEMUAN SEL
1. Aristoteles (384 SM-322 SM)
Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani pada tahun 384
SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun,
Aristoteles menjadi murid Plato. Belakangan ia meningkat menjadi guru di Akademi Plato di
Athena selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal,
dan menjadi guru bagi Alexander Agung dari Makedonia. Saat Alexander berkuasa di tahun 336
SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian
mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum, yang dipimpinnya sampai tahun 323
SM. Perubahan politik seiring jatuhnya Alexander Agung menjadikan dirinya harus kembali
kabur dari Athena guna menghindari nasib naas sebagaimana dulu dialami Socrates. Aristoteles
meninggal tak lama setelah pengungsian tersebut. Aristoteles sangat menekankan empirisme
untuk menekankan pengetahuan.
Dalam terminologi Aristoteles, "filosofi alam" adalah cabang filosofi yang meneliti
fenomena alam, dan mencakupi bidang yang kini disebut sebagai fisika, biologi, dan ilmu
pengetahuan alam lainnya. Aristoteles melakukan penelitian sejarah alam di pulau Lesbos. Hasil
penelitiannya, termasuk Sejarah Hewan, Generasi Hewan, dan Bagian Hewan, berisi beberapa
observasi dan interpretasi, dan juga terdapat mitos dan kesalahan. Bagian yang penting adalah
Gambar 1: Aristoteles
mengenai kehidupan laut. Ia memisahkan mamalia laut dari ikan, dan mengetahui bahwa hiu
dan pari adalah bagian dari grup yang ia sebut Selachē (selachians). Di bidang ilmu alam, ia
merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi
secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan analisis kritis, dan
pencarian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam
2. Marsello Malpighi (1628-1694)
Marsello Malpighi merupakan filsuf Italia yang lahir di Crevalcore, 10 Maret 1628. Pada
umur 17 tahun dia mulai belajar filosofi karena dia terbiasa menghibur dirinya dengan
mikroskop. Pada tahun 1649 dia mulai belajar tentang pengobatan, setelah 4 tahun di Bologna
dia mendapatkan gelar doktor.
Malpighi merupakan orang pertama yang menggunakan mikroskop untuk mempelajari
struktur hewan dan tumbuhan. Penemuannya sangat penting karena berhasil menemukan
struktur mikroskop sehingga dia dianggap sebagai “Bapak Anatomi Mikroskopi”. Pada tahun
1661 Malpighi berhasil menemukan adanya kapiler-kapiler darah yang sebelumnya pernah
diperkirakan adanya oleh William Harvey. Nama malphigi selalu dihubungkan dengan
penemuannya tentang karakter lembut atau lender lapisan bawah epidermis, kumparan
pembuluh darah di korteks ginjal dan badan folikel di limpa. Dia adalah orang pertama yang
mencoba mengamati anatomi otak, dan deskripsinya tentang distribusi materi abu-abu dan dari
saluran serat dalam sumsum tulang belakang dengan ekstensi mereka ke otak besar dan otak
Gambar 2: Marsello Malphigi
kecil, dibedakan dengan akurasi, tetapi studi mikroskopisnya tentang materi abu-abu
membawanya untuk berpendapat bahwa itu adalah struktur kelenjar dan mensekresikan “vital
spirit”.
3. Galileo Galilei (1564-1642)
Galileo Galilei lahir di Pisa pada tahun 1564. Tahun 1589 dia mendapat posisi pengajar
di universitas tersebut. Beberapa tahun kemudian dia bergabung dengan Universitas Padua dan
menetap di sana hingga tahun 1610. Dalam masa inilah dia menciptakan tumpukan penemuan-
penemuan ilmiah. Penemuan Galileo yang paling masyhur adalah di bidang biologi dan
astronomi. Teori perbintangan di awal tahun 1600-an berada dalam situasi yang tak menentu.
Terjadi selisih pendapat antara penganut teori Copernicus yang matahari-sentris dan penganut
teori yang lebih lama, yang bumi-sentris.
Sumbangan besar Galileo terhadap kemajuan ilmu pengetahuan sudah lama dikenal. Arti
penting peranannya terletak pada penemuan-penemuan ilmiah seperti hukum kelembaman,
penemuan teleskopnya, pengamatan bidang astronominya dan kegeniusannya membuktikan
hipotesa Copernicus. Dan yang lebih penting adalah peranannya dalam hal pengembangan
metodologi ilmu pengetahuan. Di bidang biologi, Galileo dengan alat dua lensa yang berupa
mikroskop sederhana berhasil menggambarkan struktur tipis dari mata serangga yang berupa
bola geometri. Galileo meninggal pada usia 78 tahun di kota Arcetri pada tanggal 8 Januari
1642, karena penyakit demam.
Gambar 3: Galileo Galilei
4. Hans Jansen dan Zacharias Jansen (1580–1638)
Zacharias Jansen (tahun 1580–tahun 1638) umumnya diyakini sebagai pencipta pertama
mikroskop majemuk, prestasi ini tanggal sekitar 1590, sehingga banyak sarjana percaya bahwa
ayahnya, Hans, harus telah memainkan penting peran dalam penciptaan instrumen. Pasangan ini
bekerja sama sebagai pembuat tontonan di Middleburg, Belanda, tidak jauh dari Hans
Lippershey, ilmuwan lain optik yang juga kadang-kadang dikreditkan dengan penemuan
mikroskop, tetapi lebih sering dengan penciptaan teleskop pertama. Meskipun kehidupan
Zacharias Jansen sebelumnya telah didokumentasikan, banyak arsip yang hilang dalam
kebakaran setelah pemboman Jerman atas Middelburg selama Perang Dunia II pada 17 Mei
1940. Demikian pula, Zacharias Jansen juga kadang-kadang dihubungkan dengan penemuan
teleskop pertama, namun melihat asal-usulnya, seperti asal mikroskop senyawa pertama adalah
menjadi bahan perdebatan. Zacharias Jansen menulis kepada William Boreel, seorang diplomat
Belanda yang merupakang kenalan lama dari Jansen, untuk bercerita tentang perangkat
pembesar, meskipun Boreel tidak melihat mikroskop untuk dirinya sendiri sampai tahun
kemudian. Selama 1650-an ketika dokter Raja Perancis publik mencari informasi tentang asal
usul mikroskop, Boreel menceritakan desain instrumen dan pengalamannya seputar
penggunaannya.
Mikroskop Jansen terdiri dari tiga tabung dengan lensa yang dimasukkan ke dalam ujung
tabung mengapit. Lensa lensa mata adalah bikonvek dan lensa objektif adalah Plano-konvek,
desain gabungan yang sangat canggih untuk periode ini. Fokus dari mikroskop genggam dicapai
dengan menggeser tabung di dalam atau keluar sementara mengamati sampel. Mikroskop Jansen
mampu pembesar gambar sekitar tiga kali ketika penuh tertutup dan hingga sepuluh kali ketika
diperluas secara maksimal. Meskipun belum sempurna bila dibandingkan dengan mikroskop
modern, mikroskop Jansen adalah kemajuan penting dari perbesaran lensa tunggal. Pada akhir
abad ketujuh belas, perkembangan lebih lanjut, terutama oleh Anton van Leeuwenhoek dan
Robert Hooke memungkinkan pengamatan organisme seperti fosil, diatom, serta sel-sel pertama.
Sejak itu, mikroskop modern telah berada di garis depan pengembangan ilmu pengetahuan,
mampu perbesaran lebih besar dari 1000x.
5. Robert Hooke (1635-1703)
Robert Hooke lahir pada tahun 1635, diangkat menjadi pengawas eksperimen di Royal
Society of London (lembaga yang didirikan untuk memajukan diskusi ilmiah) pada tahun 1662
dan dijadikan sekretaris pada tahun 1677. Ia meninggal pada tahun 1703. Tetapi, meskipun
memiliki prestise ilmiah, jasadnya terbaring di sebuah pemakaman yang belum diketahui
tempatnya di daerah utara London. Salah satu prestasi terbesar Hooke ialah desain mikroskop
majemuk, yang belakangan dibuat oleh Christopher Cock, seorang pembuat instrumen yang
terkenal di London. Hooke selanjutnya menciptakan kata ”sel” untuk menggambarkan rongga-
rongga berbentuk sarang lebah pada gabus, yang terlihat melalui instrumennya. Kata ”sel”
kemudian digunakan untuk unit dasar pembentuk makhluk hidup.
Yang mula-mula membuatnya terkenal ialah bukunya Micrographia (gambar-gambar
kecil), yang diterbitkan pada tahun 1665. Buku itu antara lain berisi gambar-gambar kehidupan
Gambar 5: Robert Hooke
serangga yang dibuat dengan indah dan akurat oleh Hooke sendiri berdasarkan apa yang ia lihat
di bawah mikroskopnya. Gambarnya yang paling terkenal ialah gambar seekor kutu. Sketsa
berukuran kira-kira 30 kali 45 cm itu memperlihatkan cakar, tulang belakang, dan kulit keras
kutu itu. Fakta bahwa makhluk-makhluk mini ini sering hidup sebagai parasit pada tubuh
manusia mengejutkan para pembaca kaya pada zaman itu.
Setelah ujung jarum buatan manusia yang diperbesar dibandingkan dengan benda-benda
di alam, Hooke menulis, ”Mikroskop memungkinkan kita melihat ratusan Contoh dari Ujung
Lancip yang ribuan kali lebih tajam” daripada ujung sebuah jarum. Antara lain, ia menyebutkan
rambut, bulu, serta cakar serangga, dan juga duri, kait, serta bulu pada dedaunan. ”Karya Alam”
ini, ungkapnya, menyatakan kemahakuasaan Pembuatnya. ”Untuk pertama kali,” kata
Encyclopædia Britannica, mikroskop menyingkapkan ”dunia organisme hidup yang luar biasa
kompleks”.
Hooke adalah orang pertama yang memeriksa fosil di bawah mikroskop, yang
membuatnya menyimpulkan bahwa itu adalah jasad atau sisa organisme yang sudah lama mati.
Buku Micrographia memuat lebih banyak lagi kesimpulan ilmiah yang mengagumkan. Samuel
Pepys, pembuat catatan harian yang terkenal dan hidup sezaman dengan Hooke, malah
menyebut Micrographia sebagai ”karya paling kreatif yang pernah saya baca”. Allan Chapman,
seorang sejarawan sains di Universitas Oxford, menggambarkan karya itu sebagai ”salah satu
buku yang pengaruhnya sangat besar dan abadi atas dunia modern”.
Setelah Kebakaran Besar kota London pada tahun 1666, Hooke diangkat menjadi juru
survei. Dalam pembangunan kembali kota itu, ia bekerja erat dengan sahabatnya, Christopher
Wren, sesama ilmuwan dan juru survei yang bekerja untuk raja. Di antara banyak desain karya
Hooke terdapat Monumen setinggi 62 meter di London, yang didirikan untuk memperingati
kebakaran itu. Hooke berniat menggunakan Monumen itu, yaitu pilar batu tertinggi di dunia
tanpa penopang, untuk menguji teori gravitasinya.
Walaupun Royal Observatory Greenwich dianggap sebagai karya Wren, Hooke sangat
berperan dalam desainnya. Montague House, gedung pertama British Museum, juga termasuk
salah satu dari banyak proyek Hooke. Hooke adalah astronom yang hebat dan termasuk orang
pertama yang membuat teleskop pemantul, yang ia namai menurut nama ahli matematika dan
astronom Skotlandia, James Gregory. Berdasarkan pengamatan Hooke, planet Yupiter berputar
pada porosnya, dan sketsanya tentang Mars digunakan dua abad kemudian untuk menentukan
kecepatan rotasi planet itu.
Pada tahun 1687, Isaac Newton menerbitkan Mathematical Principles of Natural
Philosophy. Karya Newton itu, yang dirilis 22 tahun setelah terbitnya Micrographia karya
Hooke, menguraikan hukum gerakan, termasuk hukum gravitasi. Tetapi, sebagaimana
dinyatakan Allan Chapman, Hooke ”telah mengembangkan banyak unsur teori gravitasi
sebelum Newton”. Karya Hooke-lah yang juga mendorong Newton untuk meneliti sifat cahaya.
Sayang sekali, perdebatan tentang optika dan gravitasi merusak hubungan kedua pria ini.
Newton bahkan menyingkirkan nama Hooke dari Mathematical Principles. Menurut sebuah
narasumber, Newton juga mencoba menghapus sumbangsih Hooke untuk sains dari catatan
sejarah. Selain itu, instrumen-instrumen Hooke—banyak di antaranya dibuat dengan tangan—
sejumlah makalahnya, dan satu-satunya potret asli Hooke lenyap segera setelah Newton menjadi
ketua Royal Society. Akibatnya, ketenaran Hooke benar-benar tenggelam selama lebih dari dua
abad. Ironisnya, dalam sepucuk surat kepada Hooke tertanggal 5 Februari 1675, Newton
menulis kata-katanya yang terkenal, ”Jika saya memang dapat melihat lebih jauh, itu karena
saya berdiri pada bahu orang-orang besar.” Sebagai seorang arsitek, astronom, ilmuwan yang
senang bereksperimen, penemu, dan juru survei, Robert Hooke adalah ’orang besar’ pada
zamannya.
6. Antonie Van Leeuwenhoek (24 Oktober 1632 – 30 Agustus 1723)
Antonie Van Leeuwenhoek lahir di Delft pada tanggal 24 Oktober 1632. Ayahnya adalah
seorang pembuat keranjang, sementara keluarga ibunya adalah pembuat bir. Antony belajar di
sebuah sekolah di kota Warmond, kemudian tinggal dengan pamannya di Benthuizen. Pada
tahun 1648 ia bekerja di toko kain linen. Sekitar tahun 1654 ia kembali lagi ke kota kelahirannya
Delft, di mana dia menghabiskan sisa hidupnya. Dia menempatkan dirinya dalam bisnis sebagai
pedagang kain, beliau juga pernah bekerja sebagai surveyor dan pegawai kota. Pada tahun 1676
ia menjadi ahli waris dari almarhum Jan Vermeer, seorang teman Antony dan pelukis terkenal
yang bangkrut. Sekitar tahun 1668, Antony van Leeuwenhoek belajar untuk membuat lensa,
membuat mikroskop sederhana, dan mulai mengamati objek-objek kecil dengan mikroskop. Dia
tampaknya telah terinspirasi untuk mengambil mikroskop oleh setelah melihat salinan ilustrasi
buku dari Robert Hooke yang sangat populer berjudul Micrographia, buku itu digambar sendiri
oleh Hooke melalui pengamatan dengan mikroskop.
Leeuwenhoek telah membuat lebih dari 500 gambar mikroskop. Dalam desain dasar
mikroskop Leeuwenhoek, sebagian orang menganggap itu hanyalah kaca pembesar (karena
hanya terbuat dari 1 lensa saja), bukan mikroskop seperti yang digunakan sekarang (yang terdiri
dari 2 lensa). Dibandingkan dengan mikroskop modern, mikroskop buatannya adalah perangkat
yang sangat sederhana, hanya menggunakan satu lensa, terpasang dalam lubang kecil di piring
kuningan yang membentuk tubuh instrumen. Spesimen dipasang pada titik fokus yang
menempel di depan lensa, dan posisi dan fokus bisa disesuaikan dengan memutar dua sekrup.
Seluruh instrumen panjangnya hanya 3-4 inci dan harus diangkat mendekat dengan mata dan
memerlukan pencahayaan yang baik serta kesabaran yang besar dalam penggunaanya. Meskipun
pada jamannya telah ditemukan mikroskop 2 lensa yang hampir mirip dengan mikropskop saat
ini, namun pada saat itu pembuatannya masih rumit dibandingkan mikroskop ala Leewenhoek.
Dan dengan ketrampilan Leewenhoek dalam membuat lensa, dia berhasil membuat mikroskop
yang mampu memperbesar objek sampai lebih dari 200 kali sehingga gambar yang dihasilkan
lebih jelas dan lebih terang. Meskipun ia sendiri tidak bisa menggambar dengan baik, ia
mempekerjakan ilustrator untuk menggambar objek yang ia amati dan gambar itu digunakan
untuk melengkapi uraian tertulis dari objek yang ia amati.
Pada tahun 1673, Leeuwenhoek mulai menulis surat kepada lembaga sains yang baru
terbentuk yaitu Royal Society of London, beliau menjelaskan apa yang telah dilihatnya dengan
mikroskopnya. Surat pertamanya berisi beberapa pengamatan pada sengat lebah. Dalam surat
Gambar 6: Antonie Van Leeuwenhoek
berikutnya tertanggal 7 September 1674, Leeuwenhoek mengamati air danau, dan memberikan
deskripsi mengenai alga hijau Spirogyra. Sebuah surat tertanggal 25 Desember 1702,
memberikan deskripsi mengenai organisme filum Protista, hewan pada kelas Ciliata yaitu
Vorticella. Pada tanggal 17 September 1683, Leeuwenhoek menulis kepada Royal Society
tentang pengamatannya pada plak di antara giginya sendiri. Ia mengulangi observasi pada istri
dan putrinya serta dua orang tua yang tidak pernah membersihkan gigi mereka dalam hidupnya.
Dengan melihat sampel plak gigi dengan mikroskop-nya, Leeuwenhoek melaporkan bagaimana
keadaan sebenarnya di dalam mulut dan inilah observasi langsung pada bakteri hidup yang
pernah tercatat.
Leeuwenhoek juga mengamati jaringan tumbuhan dan hewan, kristal mineral dan fosil.
Dia adalah orang pertama yang melihat Foraminifera yang digambarkan sebagai “kerang kecil…
Tidak lebih besar dari sebutir-pasir kasar.” Ia juga melihat sel-sel darah, dan pertama kalinya
melihat sel-sel sperma hidup hewan. Ia juga menemukan hewan mikroskopis seperti Nematoda
dan Rotifera. Daftar penemuannya terus berlanjut. Leeuwenhoek segera menjadi ilmuwan
terkenal karena surat-suratnya yang diterbitkan dan diterjemahkan. Pada tahun 1680, ia terpilih
sebagai anggota tetap dari Royal Society dan bergabung dengan ilmuwan besar seperti Robert
Hooke, Henry Oldenburg, Robert Boyle, Christopher Wren, dan tokoh-tokoh ilmiah lainnya
pada zamannya. Pada 1698 ia memperlihatkan sistem peredaran darah kapiler ikan belut pada
Tsar Peter Agung dari Rusia, dan dia memberi kesempatan pada masyarakat yang penasaran
ingin melihat hal-hal aneh yang dia temukan. Dia terus melanjutkan pengamatan sampai di hari
terakhir dalam hidupnya.
7. Felix Dujardin (5 April 1802 – 8 April 1860)
Felix Dujardin adalah seorang ahli Biologi Prancis yang lahir di Tours, 5 April 1802.
Penemuannya yang sangat penting yaitu tentang protozoa dan beberapa invertebrata lainnya.
Pada tahun 1840 ia ditunjuk sebagai profesor dari geologi dan mineralogi di Universitas
Toulouse, dan pada tahun berikutnya dia menjadi seorang profesor dari zoologi dan botani di
Rennes. Dalam karirnya ia menjadi anggota dari Perancis Académie des sciences. Mengenai
latar belakang pendidikannya, Dujardin lebih banyak belajar secara otodidak daripada belajar di
sekolah formal. Dujardin terutama dikenal untuk penemuannya tentang hewan-hewan
mikroskopis. Pada tahun 1834 ia mengusulkan kelompok baru organisme bersel satu yang
dipanggil Rhizopoda; artinya “kaki akar” yang kemudian diubah menjadi Protozoa. Dia menolak
konsep Naturalis Kristen Gottfried Ehrenberg's (1795-1876) yang menyatakan organisme
mikroskopis adalah "organisme lengkap" yang mirip dengan hewan yang lebih tinggi.
Dalam Foraminifera, ternyata dia menemukan sebuah kehidupan formless substansi yang
dinamakannya sarcode yang kemudian diganti oleh protoplasma oleh Hugo von Mohl (1805-
1872). Selain itu, dia melakukan penelitian yang luas, termasuk di dalamnya kelompok hewan
tidak bertulang belakang (invertebrata) seperti echinodermata, helminthes dan cnidarians. Pada
1850, ia adalah orang pertama yang menggambarkan jamur badan, kunci dalam sistem saraf
struktur serangga.
8. Johannes Purkinje (17 Desember 1787 - 28 Juli 1869)
Jan Evangelista Purkyně (atau Johannes Evangelists Purkinje) yang lahir pada tanggal 17
Desember 1787 adalah seorang ahli anatomi dan ahli faal (fisiologi) berkebangsaan Ceko.
Purkyně dilahirkan di Libochovice, Bohemia. Pada 1819 ia selesai mengenyam pendidikan
kedokteran di Universitas Praha. Di universitas ini kelak ia ditunjuk menjadi profesor ilmu faal
setelah menyelesaikan disertasi doktoralnya. Saat ia bekerja di universitas, ia menemukan efek
Purkinje. Ia menerbitkan dua judul Observasi dan Percobaan Investigasi Fisiologi Indera dan
Laporan Subjektif Baru mengenai Penglihatan. Karyanya merupakan sumbangan besar untuk
ilmu psikologi eksperimental. Ia mendirikan Bagian Fisiologi pertama di Universitas Breslau di
Prussia pada 1839 dan laboratorium fisiologi pertama di dunia pada 1842.
Gambar 7: Felix Dujardin
Penemuannya yang sangat terkenal adalah sel Purkinje, sebuah sel saraf besar yang
memiliki banyak cabang dendrit. Sel ini dapat ditemukan di otak kecil. Ia juga dikenal atas
penemuan serat Purkinje pada 1839. Serat Purkinje merupakan jaringan fibrosa yang dapat
menginduksi impuls listrik dari nodus atrioventrikular menuju semua bagian ventrikel jantung.
Penemuan lainnya adalah citra Purkinje, pencerminan objek dari struktur mata.
Purkinje merupakan tokoh yang pertama kali menggunakan mikrotom untuk membuat
lapisan jaringan yang tipis yang dapat dipergunakan dalam pemeriksaan mikroskopis. Ia
mendeskripsikan efek dari kampor, belladonna, opium, dan turpentin pada manusia saat 1829,
menemukan kelenjar keringat pada 1833, dan menggunakan sidik jari sebagai salah satu metode
identifikasi pada 1823. Dia juga mengubah istilah “sarcode” menjadi protoplasma yang terdapat
pada sel. Johannes Purkinje meninggal pada tanggal 28 Juli 1869 pada umur 81 tahun.
Gambar 8: Johannes Purkinje