sejarah penanggalan hijriah -...

13
SEJARAH PENANGGALAN HIJRIAH Revisi Makalah Disusun guna memenuhi tugas “Sejarah Perkembangan Ilmu Falak” Dosen Pengampu : 1. Dr. Mahsun, M.Ag 2. Dr. H. Akhmad Arif Junaidi, M.Ag Oleh: Li’izza Diana Manzil NIM. 1600028006 MAGISTER ILMU FALAK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2016

Upload: trannhan

Post on 08-Aug-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEJARAH PENANGGALAN HIJRIAH - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/PENANGGALAN...atau calendae yang artinya hari permulaan suatu bulan.3 Dalam

SEJARAH PENANGGALAN HIJRIAH

Revisi Makalah

Disusun guna memenuhi tugas

“Sejarah Perkembangan Ilmu Falak”

Dosen Pengampu :

1. Dr. Mahsun, M.Ag

2. Dr. H. Akhmad Arif Junaidi, M.Ag

Oleh:

Li’izza Diana Manzil

NIM. 1600028006

MAGISTER ILMU FALAK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2016

Page 2: SEJARAH PENANGGALAN HIJRIAH - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/PENANGGALAN...atau calendae yang artinya hari permulaan suatu bulan.3 Dalam

1

A. Pendahuluan

Bagi umat Islam sistem pengorganisasian waktu merupakan sebah

kebutuhan yang sangat mendasar, salah satu alasannya karena ibadah dalam

Islam sangat terkait erat dengan waktu, sehingga dalam Islam ada yang disebut

ibadah muwaqqat.1 Sistem penggorganisasian waktu yang dipakai oleh umat

Islam adalah penanggalan Hijriah.

Penanggalan atau Kalender Hijriah yang dipakai umat Islam hingga

saat ini ditetapkan pada masa kekhalifaan Umar bin Khattab, 17 tahun setelah

hijrahnya Rasulullah SAW. Keputusan ini muncul setelah dijumpai kesulitan

mengidentifikasi dokumen yang tak bertahun. Hijrah Rasulullah akhirnya

sepakat dipilih dari sekian usulan alternatif acuan tahun Islam, karena saat

itulah titik awal membangun masyarakat Islami.2

Proses perkembangan sistem penanggalan Hijriah ini sudah pernah

diterapkan di zaman Rasulullah namun dengan sistem yang berbeda, oleh

karena itu, makalah ini selanjutnya akan memaparkan mengenai sejarah

penanggalan Hijriah mulai pra Islam hingga berkembang sampai di Indonesia.

B. Pengertian Kalender Hijriah

Kalender Hijriah berasal dari dua kata yaitu kalender dan hijriah.

istilah kalender berasal dari bahasa Inggris modern calendar, dari bahasa

Inggris pertengahan berasal dari bahasa Perancis lama calendier yang asal

mulanya dari bahasa Latin kalendarium yang artinya buku catatan pemberi

pinjaman uang. Dalam bahasa latinnya kalendarium berasal dari kata kalendae

atau calendae yang artinya hari permulaan suatu bulan.3

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalender memiliki makna

yang sama dengan penanggalan, almanak, takwin dan tarikh.4 Menurut Ruswa

Darsono dalam bukunya Penanggalan Islam menjelaskan bahwa kalender

merupakan sistem pengorganisasian satuan-satuan waktu yang dengannya

1 Muh. Hadi Bashori, Penanggalan Islam, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2013, h.123.

2 T. Djamaluddin, Menggagas Fiqih Astronomi, Bnadung: Kaki Langit, 2005, h.121.

3 Ruswa Darsono, Penanggalan Islam: Tinjauan Sistem, Fiqih dan Hisab Penanggalan,

Yogyakarta: LABDA Press, 2010, h.27. 4 Muh. Nashirudin, Kalender Hijriah Universal, Semarang: el-Wafa, 2013, h.23.

Page 3: SEJARAH PENANGGALAN HIJRIAH - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/PENANGGALAN...atau calendae yang artinya hari permulaan suatu bulan.3 Dalam

2

permulaan, panjang dan pemecahan bagian tahun ditetapkan yang bertujuan

menghitung waktu melewati jangka yang panjang.5

Istilah Hijriah berasal dari bahasa arab 6

هجرا-يجهر -هجر yang artinya

pindah ke negeri lain atau hijrah, karena penamaan hijriah mengacu pada

perhitungan tahun pertama yang dimulai sejak peristiwa hijrahnya Nabi dari

Makkah ke Madinah.7 Sebagaimana yang dikutip oleh Susiknan Azhari dalam

Leksikon Islam bahwa kalender Hijriah adalah penanggalan Islam yang

dimulai dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw.8 Dalam bahasa Inggris

hijrah ditulis Hegira atau Hejira dengan kata sifatnya Hejric, sehingga dalam

bahasa Inggris kalender Hijriah disebut Hejric Calender.9

Kalender Hijriah disebut juga kalender Islam atau kalender Kamariah

atau lunar calendar yang berdasarkan pada perjalanan Bulan selama

mengorbit (berevolusi terhadap Bumi). Kalender Islam adalah kalender murni

lunar calendar yang mengikuti siklus fase Bulan tanpa ada keterikatan dengan

tahun tropis. Itulah sebabnya, jumlah hari dalam kalender Islam secara

sistematis bergeser (lebih pedek sekitar 11,53 hari per tahun) dari pada

kalender Gregorian.10

Dari sini dapat disimpulkan bahwa kalender Hijriah adalah kalender

Islam yang di mulai dari peristiwa hijrah Nabi dan berdasarkan pada sistem

peredaran Bulan sebagai penentuan awal bulan.

C. Sejarah Kalender Hijriah

1. Sejarah Kalender Hijriah Pra Islam

Kalender hijriah atau kalender Islam ditentukan berdasarkan peredaran

Bulan, oleh karena itu kalender ini disebut juga sebagai kalender Kamariah

(bulan).

Kalender bulan merupakan kalender yang pertama kali dikenal dalam

peradaban manusia sebelum masuknya Islam. Sebagaimana ungkapan

5 Ruswa Darsono, Penanggalan Islam..... h.28.

6 Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Penerbit

Pusataka Progressif, cet-14, 1997, h.1489. 7 T. Djamaluddin, Menggagas Fiqih...... h.74.

8 Susiknan Azhari, Kalender Islam ke Arah Integrasi Muhammadiyah-NU, Yogyakarta:

Museum Astronomi Islam, 2012, h.27. 9 Ruswa Darsono, Penanggalan Islam..... h.70.

10 Tono Saksono, Mengkompromikan Rukyat dan Hisab, Jakarta: Amythas Publicita, 2007,

h.48.

Page 4: SEJARAH PENANGGALAN HIJRIAH - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/PENANGGALAN...atau calendae yang artinya hari permulaan suatu bulan.3 Dalam

3

Moh. Ilyas yang dikutip oleh Moh. Nashirudin dalam Kalender Hijriah

Universal menyatakan bahwa:

“proses mengawasi perjalanan masa dan waktu boleh dikatakan hampir

sama bayanya dengan tamadun manusia. Sungguhpun pada hari ini kita

menggunakan Matahari untuk menentukan waktu, telah dilakukan

terlebih dahulu. Sebab asas yang mempengaruhi pemilihan utnuk

menggunakan Bulan sebagai penentuan dalam kalender adalah karena

kekuatan dan keunggulan Bulan dari kacamata astronomi berbanding

dengan Matahari. Di samping itu, penggunaan Bulan dalam penentuan

masa dan waktu lebih mudah. Dan tidak memerlukan sembarang

bantuan untuk mendapatkan ketepatan sistem pusingnya.

Oleh karena itu, tidak heranlah mengapa tamadun awal manusia

bermula dengan kalender qamari. Orang Babylon, Yunani Yahudi dan

Mesir dalam zon Timur Tengah; Aztec dan Inca dalam zon Barat;

China dan Hindu dalam zon Timur menggunakan sistem ini. Haampir

semua tamadun awal bermula dengan sistem qamari tetapi akhirnya

memerlukannya kepada sistem qamari-suria...”.11

Dahulu sebelum masuknya agama Islam, masyarakat Arab belum

mengenal kalender Hijriah atau kalender bulan, pada saat itu kalender

yang digunakan masyarakat Arab adalah kalender lunisolar. Dalam The

Shorter Encyclopedia of Islam disebutkan bahwa kalender Arab pra Islam,

sebagaimana kalender Yahudi, dimulai pada musim gugur.12

Kalender lunisolar pra Islam memiliki 12 bulan yang tiap bulannya

berjumlah 29 atau 30 hari, sehingga jumlah hari dalam satu tahun kalender

adalah 354 hari. Untuk menyesuaikan jumlah hari yang didasarkan pada

perputaran Bulan mengelilingi Bumi (lunar month) dengan jumlah hari

dalam tahun Matahari mencapai sekitar 11,53 hari setiap tahunnya,

dibuatlah bulan sisipan (intercalary month) sebagai bulan ke-13 yang

dalan al-Quran disebut dengan an-nasi’. Kurang begitu jelas apakah Nasi

ini disisipkan pada musim semi (spring) seperti kalender yahudi atau pada

musim gugur (autumn), namun diduga kuat sisipan ini dilakukan antara

bulan ke-12 (bulan haji bagi masyarakat pagan Arab sebelum Islam) dan

bulan pertama (Muharam). Dua bulan ini dikenal sebagai musim hujan di

Makkah yang sebetulnya sedang musim gugur. Ini menimbulkan dugaan

11

Moh. Nashirudin, Kalender Hijriah..... h.33. 12

Moh. Nashirudin, Ibid, h.60.

Page 5: SEJARAH PENANGGALAN HIJRIAH - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/PENANGGALAN...atau calendae yang artinya hari permulaan suatu bulan.3 Dalam

4

bahwa tahun lunisolar pada masa pra-Islam diawali pada sekitar autum

equinox. Namun pada menjelang meninggalnya, atas perintah Allah, Nabi

Muhammad kemudian melarang bulan sisipan ini yang menimbulkan

dugaan bahwa tahun lunisolar pra-Islam itu dimulai berdekatan dengan

vernal equinox karena ini merupakan dimulainya tahun Kamariah modern

(era Islam) yaitu pada tahun terakhir sebelum beliau meninggal.13

Bulan sisipan inilah yang kemudian dijadikan oleh Arab pra Islam

sebagai alat untuk mempermainkan bulan Muharam yang dilarang untuk

melakukan peperangan. Jika mereka menginginkan peperangan, maka

bulan Muharam akan dirubah menjadi Safar sehingga tidak lagi

menjadikan bulan tersebut sebagai bulan yang dilarang untuk berperang.14

Selain itu biasanya bulan ke-13 ini digunakan sebagai upacara pesta yang

dibarengi dengan upacara penyembahan berhala dan pesta mabuk-

mabukan. Maka atas perintah Allah, Nabi Muhammad kemudian

menghilangkan bulan ke-13 ini.15

Sekilas nama-nama bulan pada kalender pra Islam dengan kalender

Islam saat ini sama, bahkan nama-namanya mirip dengan pembagian bulan

dalam zaman kuno yang dihitung berdasarkan pada tahun Matahari,16

diantaranya adalah:

a. Muharam (bulan yang disucikan)

b. Safar (bulan yang dikosongkan)

c. Rabiul Awal (musim semi pertama)

d. Rabiul Akhir (musim semi kedua)

e. Jumadil Ula (musim kering pertama)

f. Jumadil Akhir (musim kerimg kedua)

g. Rajab (bulan pujian)

h. Syakban (bulan pembagian)

i. Ramadhan (bulan yang sangat panas)

j. Syawal (bulan berburu)

k. Zulkaidah (bulan istirahat)17

13

Tono Saksono, Mengkompromikan Rukyat dan Hisab..... h.61. 14

Moh. Nashirudin, Kalender Hijriah..... h.61. 15

Tono Saksono, Mengkompromikan Rukyat..... h.61. 16

Maskufa, Ilmu Falaq, Jakarta: Gaung Persada, 2009, h.190. 17

A. Kadir, Formula Baru Ilmu Falak, Jakarta: Amzah, 2012, h.133.

Page 6: SEJARAH PENANGGALAN HIJRIAH - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/PENANGGALAN...atau calendae yang artinya hari permulaan suatu bulan.3 Dalam

5

2. Sejarah Penanggalan Hijriah setelah masuknya Islam

Sebagaimana telah dijelaskan diatas, dahulu masa pra-Islam jumlah

bulan dalam satu tahun ada 13 bulan, dan di bulan ke-13 ini terjadi banyak

penyimpangan, Islam kemudian datang melalui Rasulullah saw dan

berupaya untuk meluruskan tradisi menyimpang melalui firman Allah

dalam Surat at-Taubah ayat 36, yatiu:

ة ٱلشهور عند ٱلله ٱث ت خلق م ٱلله يو كتب ف راعشر شه ناإن عد و ٱلسم

لك حرم أرب عة ها من ر وٱل ين ٱل ذ فيهن لموا فل تظ ق يم ٱلد

وقتلوا أنفسكم ٱل تلونكم فة كا شرك أن ٱلله ا لمو ٱعو فة كاكما ي ق

مع ٱل تق

Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas

bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit

dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan)

agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu

dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu

semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya,

dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang

bertakwa.18

Tokoh penggagas kalender Hijriah adalah khalifah Umar Ibn al-

Khattab.19

Sebenarnya perhitungan tahun Hijriah pernah digunakan oleh

Rasulullah SAW ketika beliau menulis surat kepada kaum Nasrani Bani

Najran, di sana tertulis tahun ke-5 Hijriah. Namun penamaan tahun bagi

bangsa Arab sering berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi

ketika itu, seperti tahun Gajah karena pada tahun kelahiran Nabi terjadi

penyerangan pasukan yang menaiki gajah ke Kakbah. Tahun Izin karena

18

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Bandung: PT. Sigma Iksamedia,

2009, h.192. 19

Susiknan Azhari, Kalender Islam..... 2012, h.47.

Page 7: SEJARAH PENANGGALAN HIJRIAH - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/PENANGGALAN...atau calendae yang artinya hari permulaan suatu bulan.3 Dalam

6

diizinkannya hijrah ke Madinah, tahun Amar yang berkenaan dengan

diperintahkannya membela diri dengan menggunakan senjata dan tahun

Zilzal adalah tahun terjadinya gonjnag-ganjing pada tahun ke-4 Hijriah.20

Penanggalan hijriah ini dimulai sejak tanggungjawab kepemimpinan

umat Islam berada di tangan Umar bin Khattab yakni 2,5 tahun diangkat

sebagai khalifah kepemimpinan khalifah Abu Bakar as-Shiddiq.21

Pada suatu saat terdapat persoalan yang menyangkut sebuah dokumen

pengangkatan Abu Musa al-Asy’ari sebagai gubernur di Basrah yang

terjadi pada bulan Syakban. Muncul pertanyaan bulan Syakban yang

mana?.22

Selain itu, ketika Abu Musa al-Asy’ari menjadi gubernur, ia

menerima surat dari khalifah Umar bin Khattab yang tanpa ada nomor

bilangan tahunnya. Dan itu sering terjadi setiap khalifah Umar mengirim

surat hanya ada tanggal dan bulan saja tanpa ada bilangan tahun.

Sementara itu sebuah surat yang tanpa ada catatan tahunnya akan

bermasalah dan menjadi persoalan serius jika diarsipkan ke dalam

administrasi kenegaraan.23

Oleh sebab itu, Umar bin Khattab memanggil

beberapa orang sahabat terkemuka guna membahas persoalan tersebut.

Agar persoalan semacam itu tidak terulang lagi maka khalifah Umar bin

Khattab bermusyawarah dengan para stafnya untuk menyusun sebuah

penanggalan Islam. Semua sahabat sepakat bahwa sistem kalender yang

dipakai adalah sistem lunar sesuai dengan petunjuk Rasulullah.24

maka

diciptakanlah penanggalan Hijriah yang dihitung mulai tahun yang

didalamnya terjadi hijrah Nabi Muhammad saw dari Makkah ke Madinah.

Dengan demikian penanggalan hijriah itu diberlakukan mundur sebanyak

17 tahun.25

Sebenarnya pada saat musyawarah berkembang beragam pendapat

tentang permulaan kalender Islam ini, yaitu:

1. Ada yang berpendapat sebaiknya permulaan kalender Islam adalah

tahun kelahiran Rasulullah saw

20

Sofyan Jannah, Kalender Hijriah dan Masehi 150 Tahun, Yogyakarta: UII Press, 1994, h.2. 21

Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Buana Pustaka, 2008,

h.110. 22

Muhyiddin Khazin, Ibid. 23

E. Dermawan Abdullah, Jam Hijriah, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2011, h.70-71. 24

Sofia Hardani, Dasar-dasar Ilmu Falak, Pekanbaru: Suska Prress, 2010, h.136. 25

Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak..... h.110.

Page 8: SEJARAH PENANGGALAN HIJRIAH - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/PENANGGALAN...atau calendae yang artinya hari permulaan suatu bulan.3 Dalam

7

2. Ada yang berpendapat sebaiknya permulaannya dimulai sejak Nabi

Muhammad diangkat menjadi Rasul

3. Ada yang berpendapat lain sebaiknya dimulai dari peristiwa isra’

mi’raj

4. Ada yang berpendapat sebaiknya dimulai dari wafat Rasulullah saw

5. Ali bin Abi Thalib berpendapat bahwa sebaiknya permulaan kalender

Islam dimulai dari hijrah Nabi dari Makkah ke Madinah.26

Peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad beserta para pengikutnya dari

Makkah ke Madinah yang dipilih sebagai titik awal perhitungan tahun,

karena peristiwa tersebut merupakan peristiwa besar dalam sejarah awal

perkembangan Islam. Peristiwa hijrah adalah pengorbanan besar pertama

yang dilakukan Nabi dan umatnya untuk keyakinan Islam, terutama dalam

masa awal perkembangan.27

Kemudian perbedaan pendapat terjadi lagi dalam menentukan bulan

pertama pada penanggalan Hijriah beserta urutannya dalam siklus satu

tahun, pendapat-pendapat tersebut antara lain:

1. Bulan pertama adalah bulan Ramadan, karena bulan ini adalah bulan

yang dimuliakan oleh segenap umat Islam di seluruh dunia, selain itu

Ramadan juga merupakan bulan diturunkannya al-Quran.

2. Awal bulan Islam hendaknya dimulai dari Rabiul Awal sesuai dengan

waktu pertama Rasulullah Saw hijrah dari Makkah ke Madinah yang

mana bertepatan juga dengan bulan kelahiran Rasulullah Saw.

3. Pendapat lain menyatakan bahwa sebaiknya bulan Muharam yang

dijadikan sebagai awal bulan Islam, karena setelah Ramadan adalah

Syawal, Zulkaidah dan Zulhijjah, sedangkan sejak Syawal sudah

termasuk Asharul Haji. Musim haji adalah puncak kesibukan di tanah

haram (Makkah) untuk menerima dan menghormati tamu-tamu Allah

dari seluruh penjuru dunia yang melaksanakan ibadah haji sejak

Syawal hingga pertengahan Zulhijjah. Sejak pertengahan Zulhijjah

tamu-tamu Allah meninggalkan tanah haram. Dengan demikian dapat

diselesaikan pembukuan dan administrasi negara sampai akhir bulan

Zulhijjah, setelah itu memasuki lembaran baru pada bulan berikutnya

26 Susiknan Azhari, Kalender Islam..... h.48.

27 Slamet Hambali, Almanak Sepanjang..... h.59.

Page 9: SEJARAH PENANGGALAN HIJRIAH - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/PENANGGALAN...atau calendae yang artinya hari permulaan suatu bulan.3 Dalam

8

yaitu bulan Muharam. Sedangkan bulan Rabiul Awal dan bulan

sebelumnya (Safar) adaah bulan sepi, tidak ada kegiatan rutin.28

Sementara itu para penulis Eropa menyebut kalender Hijriah sebagai

kalender Aritmatik atau kalender tabular. Sistem kalender Hijriah ini

masih sederhana karena untuk keperluan administrasi semata, belum

mempertimbangkan posisi hilal kaitannya dengan ritual keagamaan.29

Tanggal 1 Muharam tahun 1 Hijriah ada yang berpendapat jatuh pada

hari Kamis tanggal 15 Juli 622 M. Penetapan ini kalau berdasarkan pada

hisab, sebab irtifa’ hilal pada hari Rabu 14 Juli 622 M sewaktu Matahari

terbenam sudah mencapai 5 derajat 57 menit. Pendapat lain mengatakan 1

Muharam 1 Hijriah jatuh pada tanggal 16 Juli 622 M. Ini apabila

permulaan bulan didasarkan pada rukyat, karena sekalipun posisi hilal

pada menjelang 1 Muharam 1 Hijriah sudah cukup tinggi, namun waktu itu

tidak satu pun didapati laporan hasil rukyat.30

Dalam perjalanan kalender Hijriah berkembang sesuai dengan

peradaban Islam. Cyril Glasse melaporkan bahwa kalender Islam pada

masa dinasti Fatimiah mengalami penyempurnaan dengan

mempertimbangkan aspek astronomis. Hal ini dilakukan oleh Jenderal

Jauhar setelah selesai mendirikan kota Kairo pada tahun 359 H/969 M.31

3. Sejarah Penanggalan Hijriah di Indonesia

Pada dasarnya kalender yang resmi dipakai di Indonesia adalah

kalender Masehi, yakni sistem kalender Gregorian. Sebelum kedatangan

Kolonial Belanda, sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan

kalender Hijriah dalam kehidupan sehari-harinya. Termasuk di sini

penggunaan kalender Jawa yang merupakan kalender Hijriah dengan

modifikasi angka tahun melanjutkan bilangan tahun Saka. Setelah

Indonesia merdeka secara implisit diakui bahwa kalender Hijriah

merupakan kalender Nasional, terbukti dengan pencantuman perayaan hari

besar Islam sebagai hari libur Nasional dan acara kenegaraan pada event

28

Sofyan Jannah, Kalender Hijriah..... h.2-6. 29

Susiknan Azhari, Kalender Islam..... h.48. 30

Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak..... h.110-111. 31

Susiknan Azhari, Kalender Islam.... h.48-49.

Page 10: SEJARAH PENANGGALAN HIJRIAH - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/PENANGGALAN...atau calendae yang artinya hari permulaan suatu bulan.3 Dalam

9

perayaan Hari Besar Islam. Namun karena mayoritas penduduk Indonesia

adalah muslim maka kalender Hiriah menjaadi bagian yang tidak

terpisahkan dari kalender Nasional.32

Sejarah kalender Hijriah di Indonesia berawal dari kedatangan agama

Islam di tanah Jawa yang membawa bermacam-macam produk budaya

dari pusat penyebaran Islam. Di antara produk budaya yang dibawa Islam

ketika itu adalah sistem penanggalan berdasarkan revolusi Bulan terhadap

Bumi (Kamariah), yang dikenal dengan penanggalan Hijriah. masyarakat

Jawa sendiri juga sudah memiliki sistem penanggalan yang mapan, yaitu

penanggalan Saka.33

Pada awalnya penanggalan Saka atau Soko ini merupakan sistem

penanggalan Hindu, yakni sistem penanggalan yang didasarkan pada

peredaran Matahari mengelilingi Bumi. Permulaan tahun Soko ini ialah

hari Sabtu (14 Maret 78M), yaitu satu tahun setelah penobatan Prabu

Syaliwahono (Aji Soko) sebagai raja di India. Oleh sebab itulah

penanggalan ini dikenal dengan penanggalan Saka atau Soko.34

Menurut sejarah munculnya kalender Jawa-Islam tidak lepas dari peran

Sultan Agung (1613-1645 M). Sultan Mataram Islam ketiga yang bergelar

Senapati Ing Alaga Sayiddin Pranatagma Khalifatullah. Sultan Agung

mengakulturasikan penanggalan saka35

yang berdasarkan sistem kalendder

matahari dan bulan (kalender lunisolar) dengan penanggalan Hijriah.36

Kemudian pada tahun 1633 M yang bertepatan tahun 1043 H atau

1555 Saka, oleh Sri Sultan Muhammad yang terkenal dengan nama Sultan

Agung Anyokrokusumo yang bertahta di kerajaan Mataram, kedua sistem

penanggalan tersebut dipertemukan, yaitu tahunnya mengambil tahun

32

Ruswa Darsono, Penanggalan Islam..... h.90. 33

Slamet Hambali, Almanak Sepanjang..... h.55 34

Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam..... h.116. 35

Almanak Saka dipakai di Jawa sampai awal abad ke-17. Kesulatanan Demak, Banten dan

Mataram menggunakan almanak Saka dan almanak Hijriah secara bersama-sama. Sultan Agung (1613-

1645) dari Mataram menghapuskan almanak Saka, lalu menciptakan almanak Jawa yang identik

dengan almanak Hijriah. namun bilngan 1555 tetap dilanjutkan. Jadi 1 Muharam 1043H adalah 1

Muharam 1555 Jawa, yang jatuh pada tanggal 8 Juli 1633. Muharam dijuluki bulan Suro sebab

mengandung hari Asyura 10 Muharam. Angka tahun jawa selalu berselisih 512 dari angka tahun

Hijriah. keputusan sultan Agung ini diikuti oleh Sultan Abul-Mafakhir Mahmud Abdulkadir (596-

1651) dari Bnaten. Sehingga almanak Saka tidak dipakai lagi di Jawa dan digantikan oleh almanak

Hijriah-Jawa yang bercorak Islam. Lihat juga Slamet Hambali, Almanak..... h.17-18. 36

Slamet Hambali, Ibid, h.55.

Page 11: SEJARAH PENANGGALAN HIJRIAH - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/PENANGGALAN...atau calendae yang artinya hari permulaan suatu bulan.3 Dalam

10

Saka, yakni meneruskan tahun Saka (tahun 1555), tetapi sistemnya

mengambil tahun Hijriah yakni berdasarkan peredaran Bulan mengelilingi

Bumi. Oleh karena itu, sistem ini dikenal dengan sistem penanggalan Jawa

Islam.37

Dalam satu tahun terdapat 12 bulan, yaitu Suro, Sapar, Mulud,

Bakdomulud, Jumadilawal, Jumadilakhir, Rejeb, Ruwah, Poso, Sawal,

Dulkangidah (Selo), dan Besar. Bulan-bulan ganjil berumur 30 hari,

sedangkan bulan-bulan genap berumur 29 hari, kecuali bulan ke-12

(Besar) berumur 30 tahun pada tahun panjang. Satu tahun berumur

354,375 hari (354 3/8 hari), dengan daur (siklus) 8 tahun (1 windu) yang

ditetapkan bahwa pada urutan tahun ke-2, 5, dan 8 merupakan tahun

panjang (Wuntu: 355 hari), sedangkan lainnya merupakan tahun pendek

(Wastu: 354 hari).38

Tahun-tahun dalam satu windu (8 tahun) diberi nama dengan angka

huruf jumali berdasarkan nama hari pada tanggal satu suro tahun yang

bersangkutan dihitung dari nama hari tangal 1 suro tahun alipnya.39

Nama-

nama tahun yang dimaksud adalah

Tahun pertama = Alip

Tahun kedua = Ehe

Tahun ketiga = Jim Awal

Tahun keempat = Ze

Tahun kelima = Dal

Tahun keenam = Be

Tahun ketujuh = Wawu

Tahun terakhir = Jim Akhir40

Pada saat bangsa Belanda menjajah Indonesia, terjadi pergeseran

penggunaan kalender resmi pemerintahan, yang semula kalender Hijriah

diubah menjadi kalender Masehi (kalender Matahari). Meskipun demikian

umat Islam tetap menggunakan kalender Hijriah terutama daerah-daerah

kerajaan Islam. Tindakan demikian tidak dilarang oleh pemerintah

37

Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam..... h.116. 38

Ibid, h.117 39

Ibid. Lihat juga Ruswa Darsono, Penanggalan Islam..... h.99. 40

Ibid.

Page 12: SEJARAH PENANGGALAN HIJRIAH - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/PENANGGALAN...atau calendae yang artinya hari permulaan suatu bulan.3 Dalam

11

kolonial bahkan penetapannya diserahkan pada penguasa kerajaan-

kerajaan Islam yang masih ada, terutama penetapan terhadap hari-hari

yang berkaitan dengan persoalan ibadah.41

D. Kesimpulan

Dengan demikian dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. kalender Hijriah pada pra Islam sebelum menggunakan kalender Hijriah,

bangsa Arab mengguanakan kalender lunisolar yang terdiri dari 13 bulan.

Setelah datangnya Rasulullah 1 bulan sisipan tersebut dihapus, dan mulai

menggunakan kalender Hijriah tanpa nomer tahun. Pada masa khalifah

Umar bin Khattab Kalender Hijrah mulai diterapkan dengan tahun.

2. kalender Hijriah masuk ke Indonesia beriringan dengan masuknya Islam

ke Nusantara melalui kerajaan-kerajaan Islam, bahkan terjadi asimilasi

antara dua kebudayaan yakni Hindu dan Islam, yang mana semula

menganut sistem kalender Saka yang bercorak Hindu hingga diubah

menjadi kalender yang bercorak Islam, bahkan pada masa kolonial pun

kalender Hijriah masih tetap digubakan hingga sampai saat ini.

E. Penutup

Demikian makalah ini dibuat. Penulis menyadari masih banyak adanya

kekurangan baik dari segi penulisan maupun materi. Untk itu kritik dan saran

yang konstruktif sangat penulis butuhkan untuk pembuatan makalah

kedepannya. Kiranya hanya itu yang dapat penulis sampaikan, semoga

makalah ini apat memberikan manfaat umumnya bagi masyarakat khususnya

bagi pembaca. Sekian terimakasih.

41

Ahmad Izzuddin, Fiqih Hisab..... h.56.

Page 13: SEJARAH PENANGGALAN HIJRIAH - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/PENANGGALAN...atau calendae yang artinya hari permulaan suatu bulan.3 Dalam

12

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, E. Dermawan, Jam Hijriah, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2011.

Azhari, Susiknan, Kalender Islam ke Arah Integrasi Muhammadiyah-NU,

Yogyakarta: Museum Astronomi Islam, 2012.

Bashori, Muh. Hadi, Penanggalan Islam, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2013.

Djamaluddin, T., Menggagas Fiqih Astronomi, Bnadung: Kaki Langit, 2005.

Darsono, Ruswa, Penanggalan Islam: Tinjauan Sistem, Fiqih dan Hisab

Penanggalan, Yogyakarta: LABDA Press, 2010.

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Bandung: PT. Sigma

Iksamedia, 2009.

Jannah, Sofyan, Kalender Hijriah dan Masehi 150 Tahun, Yogyakarta: UII Press,

1994.

Kadir, A., Formula Baru Ilmu Falak, Jakarta: Amzah, 2012.

Khazin, Muhyiddin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Buana

Pustaka, 2008.

Nashirudin, Muh., Kalender Hijriah Universal, Semarang: el-Wafa, 2013.

Maskufa, Ilmu Falaq, Jakarta: Gaung Persada, 2009.

Munawwir, Ahmad Warson, Al Munawwir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya:

Penerbit Pusataka Progressif, cet-14, 1997.

Saksono, Tono, Mengkompromikan Rukyat dan Hisab, Jakarta: Amythas Publicita,

2007.